title
stringlengths
3
13k
url
stringlengths
26
465
content
stringlengths
61
81.8k
summary_content
stringlengths
49
7.5k
Arti Al Alim dan Contoh Asmaul Husna Ini dalam Kehidupan Sehari-Hari
https://bersamadakwah.net/al-alim/
Salah satu asmaul husna adalah al alim. Apa dalil dan artinya, serta bagaimana contoh asmaul husna ini dalam kehidupan sehari-hari? Berikut ini pembahasannya. Daftar Isi Al Alim Artinya Maha MengetahuiDalil Asmaul Husna Al AlimContoh dan Pengamalan dalam Kehidupan Sehari-hariBerakhlak dengan Asmaul Husna Al Alim Al Alim () artinya Maha Mengetahui. Makna asmaul husna ke-19 ini, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu, baik sebelum atau sesudah sesuatu itu ada. Allah Mengetahui segala yang di langit maupun di bumi. Baik itu di galaksi terjauh maupun bintang yang tak terjangkau manusia. demikian segala yang ada di dunia ini meskipun berada di dalam batu di perut bumi. Bahkan Allah juga mengetahui apa yang manusia pikirkan, apa yang ada dalam hati manusia, yang paling tersembunyi sekalipun. Allah mengetahui motif dan niat manusia, sepandai apa pun manusia itu merahasiakannya. Nama Al Alim tercantum pada banyak ayat dalam Al-Qur’an. Jumlahnya 138 ayat. 32 ayat dalam bentuk makrifat (al alim) dan 106 ayat dalam bentuk nakiran (alim). Di antaranya Surat Al Baqarah ayat 32, Saba’ ayat 26, Al Hijr ayat 86. Mereka (para malaikat) menjawab: “Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”. (QS. Al Baqarah: 32) Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah Yang Maha Pencipta lagi Maha Mengetahui. (QS. Al Hijr: 86) Katakanlah: “Apakah kamu akan memberitahukan kepada Allah tentang agamamu, padahal Allah mengetahui apa yang di langit dan apa yang di bumi dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu?” (QS. Al Hujurat: 16) Baca juga: Kalimat Thayyibah Allah Subhanahu wa Ta’ala Maha Mengetahui. Dialah yang menciptakan alam semesta dan Dia mengetahui segala sesuatu di dalamnya. Hingga apa yang ada dalam lubuk hati terdalam manusia. Allah Yang Maha Mengetahui (Al Alim) sering kali Allah memberitahukan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tentang suatu peristiwa rahasia. Misalnya saat Hafshah radhiyallahu ‘anha membocorkan pembicaraan beliau kepada Aisyah radhiyallahu ‘anha. Hafshah heran bagaimana Rasulullah mengetahui hal itu. Allah mengabadikan peristiwa ini dalam Surat At Tahrim ayat 3. Maka tatkala (Muhammad) memberitahukan pembicaraan (antara Hafsah dan Aisyah) lalu (Hafsah) bertanya: “Siapakah yang telah memberitahukan hal ini kepadamu?” Nabi menjawab: “Telah diberitahukan kepadaku oleh Allah yang Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”. (QS. At Tahrim: 3) Allah juga sering mengungkapkan rencana jahat orang-orang kafir Quraisy kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Misalnya saat parlemen Darun Nadwah memutuskan untuk membunuh beliau dengan mengirim perwakilan tiap kabilah. Allah memberitahukan rencana pembunuhan itu kepada Rasulullah sehingga beliau menyuruh Ali bin Abu Thalib radhiyallahu ‘anhu tidur di ranjang beliau. Rasulullah selamat dari upaya pembunuhan itu dan mereka hanya menemukan Ali di sana. Keimanan kepada Allah yang Maha Mengetahui (Al Alim) membuat kita menyadari bahwa segala yang kita lakukan selalu diketahui Allah. Mulai dari perkataan, perbuatan, bahkan niat kita. Allah mengetahui semuanya. Karenanya kita pun berbuat yang terbaik karena tidak ada yang bisa kita sembunyikan dari-Nya. Dan rahasiakanlah perkataanmu atau lahirkanlah; sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala isi hati. (QS. Al Mulk: 13-14) Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya, (QS. Qaf: 16) Baca juga: Tabel Asmaul Husna Syekh Izzuddin bin Abdussalam dalam Syajaratul Ma’arif menjelaskan, berakhlak dengan sifat Al Alim adalah hendaknya kita mengetahui dzat dan sifat-Nya, mengetahui hukum-hukum dan aturan-Nya, serta apa yang Dia halalkan dan apa yang Dia haramkan. Hendaknya kita mengetahui apa yang bisa mendekatkan kepada-Nya dan kemudian dengan ilmu itu kita melakukan apa yang Dia perintahkan dan menjauhi apa yang Dia larang. Berakhlak dengan Al Alim artinya kita berupaya untuk senantiasa belajar dan menuntut ilmu (thalabul ilmi). Dengan memahami ilmu agama, insya Allah itu pertanda Allah melimpahkan kebaikan kepada kita. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam: Barangsiapa yang Allah kehendaki mendapatkan kebaikan, Allah akan memahamkan dia tentang agama. (HR. Bukhari dan Muslim) Demikian asmaul husna Al Alim, mulai dari artinya hingga contoh pengamalan dalam kehidupan sehari-hari dan bagaimana berakhlak dengannya. Semoga bermanfaat, jazakallah khairan untuk yang bersedia membagikan tautan artikel ini di media sosial. [Muchlisin BK/BersamaDakwah]
Apa dalil dan artinya, serta bagaimana contoh asmaul husna ini dalam kehidupan seharihari Berikut ini pembahasannya. Allah Mengetahui segala yang di langit maupun di bumi. Baik itu di galaksi terjauh maupun bintang yang tak terjangkau manusia. demikian segala yang ada di dunia ini meskipun berada di dalam batu di perut bumi. Bahkan Allah juga mengetahui apa yang manusia pikirkan, apa yang ada dalam hati manusia, yang paling tersembunyi sekalipun. Nama Al Alim tercantum pada banyak ayat dalam AlQuran. Di antaranya Surat Al Baqarah ayat 32, Saba ayat 26, Al Hijr ayat 86. Al Hijr 86 Katakanlah Apakah kamu akan memberitahukan kepada Allah tentang agamamu, padahal Allah mengetahui apa yang di langit dan apa yang di bumi dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu QS. Al Hujurat 16 Baca juga Kalimat Thayyibah Allah Subhanahu wa Taala Maha Mengetahui. Allah Yang Maha Mengetahui Al Alim sering kali Allah memberitahukan kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam tentang suatu peristiwa rahasia. Allah mengabadikan peristiwa ini dalam Surat At Tahrim ayat 3. Maka tatkala Muhammad memberitahukan pembicaraan antara Hafsah dan Aisyah lalu Hafsah bertanya Siapakah yang telah memberitahukan hal ini kepadamu Nabi menjawab Telah diberitahukan kepadaku oleh Allah yang Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. At Tahrim 3 Allah juga sering mengungkapkan rencana jahat orangorang kafir Quraisy kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Misalnya saat parlemen Darun Nadwah memutuskan untuk membunuh beliau dengan mengirim perwakilan tiap kabilah. Allah memberitahukan rencana pembunuhan itu kepada Rasulullah sehingga beliau menyuruh Ali bin Abu Thalib radhiyallahu anhu tidur di ranjang beliau. Keimanan kepada Allah yang Maha Mengetahui Al Alim membuat kita menyadari bahwa segala yang kita lakukan selalu diketahui Allah. Mulai dari perkataan, perbuatan, bahkan niat kita. Karenanya kita pun berbuat yang terbaik karena tidak ada yang bisa kita sembunyikan dariNya. Hendaknya kita mengetahui apa yang bisa mendekatkan kepadaNya dan kemudian dengan ilmu itu kita melakukan apa yang Dia perintahkan dan menjauhi apa yang Dia larang. Berakhlak dengan Al Alim artinya kita berupaya untuk senantiasa belajar dan menuntut ilmu thalabul ilmi. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam Barangsiapa yang Allah kehendaki mendapatkan kebaikan, Allah akan memahamkan dia tentang agama. Bukhari dan Muslim Demikian asmaul husna Al Alim, mulai dari artinya hingga contoh pengamalan dalam kehidupan seharihari dan bagaimana berakhlak dengannya. Semoga bermanfaat, jazakallah khairan untuk yang bersedia membagikan tautan artikel ini di media sosial.
Doa ketika Bercermin
https://bincangsyariah.com/hukum-islam/ubudiyah/doa-ketika-bercermin/
Bermacam-macam perasaan orang setiap kali bercermin, ada yang merasa bangga dianugerahi sosok yang rupawan, ada yang bersyukur memiliki paras yang menawan. Rasulullah Saw. mengajarkan kita sebuah doa agar saat bercermin kita tidak hanya mensyukuri paras, tapi juga seraya memohon agar akhlak dan hati kita juga dijadikan baik dan rupawan sebagaimana paras tampan dan cantik yang telah Allah anugerahkan pada kita. Doa tersebut dituliskan oleh Imam Nawawi dalam kitabnya Al-adzkar berikut ini : . Dari sahabat Ali ra. berkata sesungguhnya Nabi Muhammad Saw. ketika melihat ke cermin bersabda, alhamdulillahi, Allahumma kamaa hassanta khalqii fahassin khuluqii, Artinya, Segala puji bagi Allah, ya Allah sebagaimana Engkau jadikan wajahku rupawan, jadikan pula rupawan pada akhlakku, Hadis ini juga diriwayatkan oleh al-Ashbahani pada bab Akhlaqu al-nabi yang berasal dari riwayat Aisyah dengan sanad dhaif, sedangkan hadis yang sama yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam musnadnya yang berasal dari Ibnu Masud dan Aisyah dengan tanpa menyebut redaksi bil nadzri ila al-mirah adalah hadis shahih. Selain doa di atas, Rasulullah juga pernah melantunkan doa bercermin lainnya, yang Imam Nawawi masukkan ke dalam kitab Al-adzkar sebagai doa-doa pilihan ketika bercermin : : . Dari sahabat Anas berkata seungguhnya Nabi Muhammad Saw. ketika melihat wajahnya di cermin beliau berkata, Alhamdulillahilladzi sawwaa khalqii faaddalahu wa karrama shurata wajhii fahassanaha wajaalanii minal muslimin, Artinya, Segala puji bagi Allah yang telah menyempurnakan danmemperbaiki penciptaanku, memuliakan bentuk wajahku, maka Dia membaguskan dan menjadikanaku termasuk orang-orang Islam. Wallahualam.
Bermacammacam perasaan orang setiap kali bercermin, ada yang merasa bangga dianugerahi sosok yang rupawan, ada yang bersyukur memiliki paras yang menawan. Rasulullah Saw. mengajarkan kita sebuah doa agar saat bercermin kita tidak hanya mensyukuri paras, tapi juga seraya memohon agar akhlak dan hati kita juga dijadikan baik dan rupawan sebagaimana paras tampan dan cantik yang telah Allah anugerahkan pada kita. Doa tersebut dituliskan oleh Imam Nawawi dalam kitabnya Aladzkar berikut ini . Dari sahabat Ali ra. berkata sesungguhnya Nabi Muhammad Saw. ketika melihat ke cermin bersabda, alhamdulillahi, Allahumma kamaa hassanta khalqii fahassin khuluqii, Artinya, Segala puji bagi Allah, ya Allah sebagaimana Engkau jadikan wajahku rupawan, jadikan pula rupawan pada akhlakku, Hadis ini juga diriwayatkan oleh alAshbahani pada bab Akhlaqu alnabi yang berasal dari riwayat Aisyah dengan sanad dhaif, sedangkan hadis yang sama yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam musnadnya yang berasal dari Ibnu Masud dan Aisyah dengan tanpa menyebut redaksi bil nadzri ila almirah adalah hadis shahih. Selain doa di atas, Rasulullah juga pernah melantunkan doa bercermin lainnya, yang Imam Nawawi masukkan ke dalam kitab Aladzkar sebagai doadoa pilihan ketika bercermin . Dari sahabat Anas berkata seungguhnya Nabi Muhammad Saw. ketika melihat wajahnya di cermin beliau berkata, Alhamdulillahilladzi sawwaa khalqii faaddalahu wa karrama shurata wajhii fahassanaha wajaalanii minal muslimin, Artinya, Segala puji bagi Allah yang telah menyempurnakan danmemperbaiki penciptaanku, memuliakan bentuk wajahku, maka Dia membaguskan dan menjadikanaku termasuk orangorang Islam. Wallahualam.
Zikiran yang Baik Dibaca Sore dan Subuh
https://bincangsyariah.com/zikir-dan-doa/zikiran-yang-baik-dibaca-sore-dan-subuh/
Waktu Subuh, terutama setelah shalat Subuh, termasuk waktu terbaik untuk berdoa dan berdzikir. Imam al-Nawawi dalam al-Adzkarmenyebut salah satu dzikir yang perlu dibanyak saat shubuh dan sore adalah: : Siapa yang membaca di waktu pagi dan sore, Subhanallah wa bihamdihi seratus kali, maka tidak ada seorangpun yang datang pada hari kiamat dengan membawa pahala yang lebih baik dari pahala yang dia bawa, kecuali orang yang membaca seperti yang dia baca atau lebih banyak. (HR. Muslim) Berdasarkan hadis itu, dianjurkan membaca, Subhanallah wa bihamdihi minimal seratus kali dibaca pada waktu shubuh dan sore hari. Tulisan ini sudah dipublikasikan di Islami.co
Waktu Subuh, terutama setelah shalat Subuh, termasuk waktu terbaik untuk berdoa dan berdzikir. Imam alNawawi dalam alAdzkarmenyebut salah satu dzikir yang perlu dibanyak saat shubuh dan sore adalah Siapa yang membaca di waktu pagi dan sore, Subhanallah wa bihamdihi seratus kali, maka tidak ada seorangpun yang datang pada hari kiamat dengan membawa pahala yang lebih baik dari pahala yang dia bawa, kecuali orang yang membaca seperti yang dia baca atau lebih banyak. HR. Muslim Berdasarkan hadis itu, dianjurkan membaca, Subhanallah wa bihamdihi minimal seratus kali dibaca pada waktu shubuh dan sore hari. Tulisan ini sudah dipublikasikan di Islami.co
Kewajiban Mengurus Orangtua Bagi Anak Perempuan
https://bimbinganislam.com/kewajiban-mengurus-orangtua-bagi-anak-perempuan/
Permasalahan kewajiban mengurus orangtua bagi anak perempuan atau laki-laki menjadi penting di kala mereka senja. Berikut jawabannya: Kewajiban Mengurus Orangtua Bagi Anak Perempuan Tanya Jawab Grup WA Admin Akhwat Bimbingan Islam Pertanyaan: Pertanyaan dari Sahabat BiAS : Apakah kewajiban anak laki-laki dalam mengurus Ibu (orang tua) sederajat dengan anak perempuan ataukah ada perbedaannya? Jazakumullah khairan, Ustadz. (Disampaikan: admin T07) Jawaban: Alhamdulillh Washshaltu wassalmu al raslillh, wa al lihi wa ash hbihi ajmain. Yang kami fahami anak lelaki jauh lebih besar tanggung jawabnya kepada kedua orangtuanya. Karena anak perempuan ia memiliki tanggung jawab untuk mengabdi pada suaminya. Maka persentasi anak lelaki lebih besar dalam hal ini. Imam Ibnu Utsaimin menyatakan: Nafkah itu diwajibkan bagi orang-orang yang berhak menjadi pemimpin rumah tangga, yaitu para ayah dan suami. Allah Taala berfirman: Para lelaki adalah pemimpin bagi para wanita, sesuai apa yang Allah karuniakan kepada mereka, dan karena mereka (diwajibkan) memberi nafkah dari harta mereka. (QS. An-Nisa: 34) Dan seorang istri pun tidak diwajibkan memberi nafkah pada anak dan suaminya, demikian juga anak perempuan. Yang wajib memberi nafkah adalah suami dan ayah. Suami dan ayah wajib memberi nafkah kepada istri dan anak perempuan mereka, walaupun istri dan anak perempuan mereka kaya raya. Namun, tidak ada larangan bagi seorang anak perempuan memberikan nafkah kepada ayahnya, atau seorang istri memberikan nafkah kepada suaminya sesuai dengan kemauan ia sendiri tanpa paksaan, dalam rangka saling tolong menolong dalam kebaikan. Sumber Fatwa : Disebutkan pula dalam salah satu Fatawal Azhar : Anak yang fakir tidak wajib menafkahi orang tuanya yang fakir jika orang tuanya masih sanggup bekerja. Jika orang tua tak sanggup bekerja dan si anak memiliki keluarga, maka si anak memasukkan orang tua ke dalam keluarganya dan menafkahi mereka semua. (Fatawa Al-Azhar no. 2526). Kesimpulan Anak lelaki jauh lebih besar tanggung jawabnya kepada kedua orangtuanya dibanding anak perempuan. Adapun jika anak perempuan ingin mengurus orangtuanya maka hal itu tidak mengapa. Wallahu Alam Wabillahittaufiq. Dijawab dengan ringkas oleh: Ustadz Abul Aswad Al-Bayati Jumat, 25 Syaban 1439H / 11 Mei 2018M Ustadz Abul Aswad Al-Bayati, BA. Dewan konsultasi Bimbingan Islam (BIAS), alumni MEDIU, dai asal klaten Untuk melihat artikel lengkap dari Ustadz Abul Aswad Al-Bayati klik disini
Permasalahan kewajiban mengurus orangtua bagi anak perempuan atau lakilaki menjadi penting di kala mereka senja. Berikut jawabannya Kewajiban Mengurus Orangtua Bagi Anak Perempuan Tanya Jawab Grup WA Admin Akhwat Bimbingan Islam Pertanyaan Pertanyaan dari Sahabat BiAS Apakah kewajiban anak lakilaki dalam mengurus Ibu orang tua sederajat dengan anak perempuan ataukah ada perbedaannya Jazakumullah khairan, Ustadz. Disampaikan admin T07 Jawaban Alhamdulillh Washshaltu wassalmu al raslillh, wa al lihi wa ash hbihi ajmain. Yang kami fahami anak lelaki jauh lebih besar tanggung jawabnya kepada kedua orangtuanya. Karena anak perempuan ia memiliki tanggung jawab untuk mengabdi pada suaminya. Maka persentasi anak lelaki lebih besar dalam hal ini. Imam Ibnu Utsaimin menyatakan Nafkah itu diwajibkan bagi orangorang yang berhak menjadi pemimpin rumah tangga, yaitu para ayah dan suami. Allah Taala berfirman Para lelaki adalah pemimpin bagi para wanita, sesuai apa yang Allah karuniakan kepada mereka, dan karena mereka diwajibkan memberi nafkah dari harta mereka. QS. AnNisa 34 Dan seorang istri pun tidak diwajibkan memberi nafkah pada anak dan suaminya, demikian juga anak perempuan. Yang wajib memberi nafkah adalah suami dan ayah. Suami dan ayah wajib memberi nafkah kepada istri dan anak perempuan mereka, walaupun istri dan anak perempuan mereka kaya raya. Namun, tidak ada larangan bagi seorang anak perempuan memberikan nafkah kepada ayahnya, atau seorang istri memberikan nafkah kepada suaminya sesuai dengan kemauan ia sendiri tanpa paksaan, dalam rangka saling tolong menolong dalam kebaikan. Sumber Fatwa Disebutkan pula dalam salah satu Fatawal Azhar Anak yang fakir tidak wajib menafkahi orang tuanya yang fakir jika orang tuanya masih sanggup bekerja. Jika orang tua tak sanggup bekerja dan si anak memiliki keluarga, maka si anak memasukkan orang tua ke dalam keluarganya dan menafkahi mereka semua. Fatawa AlAzhar no. 2526. Kesimpulan Anak lelaki jauh lebih besar tanggung jawabnya kepada kedua orangtuanya dibanding anak perempuan. Adapun jika anak perempuan ingin mengurus orangtuanya maka hal itu tidak mengapa. Wallahu Alam Wabillahittaufiq. Dijawab dengan ringkas oleh Ustadz Abul Aswad AlBayati Jumat, 25 Syaban 1439H 11 Mei 2018M Ustadz Abul Aswad AlBayati, BA. Dewan konsultasi Bimbingan Islam BIAS, alumni MEDIU, dai asal klaten Untuk melihat artikel lengkap dari Ustadz Abul Aswad AlBayati klik disini
Muslimah, Bekerja Atau Mengurus Keluarga?
https://bimbinganislam.com/muslimah-bekerja-atau-mengurus-keluarga/
Muslimah, Bekerja Atau Mengurus Keluaraga? Para pembaca Bimbinganislam.com yang memiliki akhlaq mulia berikut kami sajikan tanya jawab, serta pembahasan tentang Muslimah, Bekerja Atau Mengurus Keluarga?, selamat membaca. Pertanyaan: Ijin bertanya, sebelum menikah saya (akhwat) sudah bekerja sebagai PNS Setelah menikah saya masih sebagai PNS tapi dalam masalah jam kerja, saya tidak bisa lagi Full time lagi Saya sering terlambat bahkan terkadang terpaksa harus minta ijin untuk tidak masuk kantor karena kesibukan harus prioritaskan anak anak Suami juga PNS tapi beliau belum mengenal manhaj salaf Suami masih mengijinkan saya bekerja Yang saya tanyakan Bagaimana dengan gaji saya sebagai PNS (apakah halal ? Karena saya sering terlambat) Jawaban: Alhamdulillh Washshaltu wassalmu al raslillh, wa al lihi wa ash hbihi ajmain Secara umum perbaikan masyarakat bisa dilakukan dengan dua cara: Pertama, perbaikan secara lahiriah, yaitu perbaikan yang berlangsung di pasar, masjid, dan berbagai urusan lahiriah lainnya. Hal ini banyak didominasi kaum lelaki, karena merekalah yang sering nampak dan keluar rumah. Kedua, perbaikan masyarakat di balik layar, yaitu perbaikan yang dilakukan di dalam rumah. Sebagian besar peran ini diserahkan pada kaum wanita sebab wanita merupakan pengurus rumah. Hal ini sebagaimana difirmankan Allah Subhanahu wa Taala : Dan hendaklah kalian tetap di rumah kalian dan janganlah kalian berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah sholat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa kalian, hai Ahlul Bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya. (QS. Al-Ahzab: 33) Dalam hadis; Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu anhu, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, . . . Seorang istri adalah pemimpin di dalam rumah tangga suaminya dan terhadap anak-anaknya, dan dia akan dimintai pertanggungjawaban atas mereka. Seorang hamba sahaya adalah pemimpin dalam urusan harta tuannya, dia akan dimintai pertanggungjawaban atasnya. Ketahuilah, bahwa setiap kalian adalah pemimipin dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas siapa yang dipimpinnya. (HR. Bukhari no. 2554 dan Muslim no. 1829). Kesimpulan Secara asal anda tidak dituntut untuk bekerja, kenyataannya suami juga tidak memaksa harus bekerja, apalagi jika kondisi anda setelah menikah kurang bisa maksimal menjalankan kewajiban sebagai PNS sebagaimana sebelumnya, dibuktikan dengan kata sering terlambat, semua ini tentunya akan lebih dekat pada tindakan tidak amanah dan kurang bertanggung jawab, dan hal ini adalah tidak boleh dalam kamus bekerja sesuai akad awal (PNS). Kecuali jika anda bersedia gaji dari PNS akan dipotong sesuai waktu kerja yang ditinggalkan dan masa kerja yang disanggupi, maka hal ini tidak masalah dari satu sudut pandang ini, hanya saja memilih untuk berkhidmat secara maksimal kepada keluarga dengan ketulusan adalah jauh lebih mulia dan merupakan ibadah yang agung di dalam syariat kita. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pernah bersabda, Jika seorang wanita selalu menjaga shalat lima waktu, juga berpuasa sebulan (di bulan Ramadhan), serta betul-betul menjaga kemaluannya (dari perbuatan zina) dan benar-benar taat pada suaminya (bukan dalam dosa, pent.), maka dikatakan pada wanita yang memiliki sifat mulia ini, Masuklah dalam surga melalui pintu mana saja yang engkau suka. (HR. Ahmad, 1/191 dan Ibnu Hibban 9/471. Syaikh Syuaib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih) Wallahu Taala Alam. Dijawab dengan ringkas oleh: Ustadz Fadly Gugul S.Ag.
Muslimah, Bekerja Atau Mengurus Keluaraga Para pembaca Bimbinganislam.com yang memiliki akhlaq mulia berikut kami sajikan tanya jawab, serta pembahasan tentang Muslimah, Bekerja Atau Mengurus Keluarga, selamat membaca. Hal ini banyak didominasi kaum lelaki, karena merekalah yang sering nampak dan keluar rumah. Kedua, perbaikan masyarakat di balik layar, yaitu perbaikan yang dilakukan di dalam rumah. Sebagian besar peran ini diserahkan pada kaum wanita sebab wanita merupakan pengurus rumah. Hal ini sebagaimana difirmankan Allah Subhanahu wa Taala Dan hendaklah kalian tetap di rumah kalian dan janganlah kalian berhias dan bertingkah laku seperti orangorang jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah sholat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan RasulNya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa kalian, hai Ahlul Bait dan membersihkan kamu sebersihbersihnya. AlAhzab 33 Dalam hadis Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu anhu, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, . . . Seorang istri adalah pemimpin di dalam rumah tangga suaminya dan terhadap anakanaknya, dan dia akan dimintai pertanggungjawaban atas mereka. Seorang hamba sahaya adalah pemimpin dalam urusan harta tuannya, dia akan dimintai pertanggungjawaban atasnya. Ketahuilah, bahwa setiap kalian adalah pemimipin dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas siapa yang dipimpinnya. Kesimpulan Secara asal anda tidak dituntut untuk bekerja, kenyataannya suami juga tidak memaksa harus bekerja, apalagi jika kondisi anda setelah menikah kurang bisa maksimal menjalankan kewajiban sebagai PNS sebagaimana sebelumnya, dibuktikan dengan kata sering terlambat, semua ini tentunya akan lebih dekat pada tindakan tidak amanah dan kurang bertanggung jawab, dan hal ini adalah tidak boleh dalam kamus bekerja sesuai akad awal PNS. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pernah bersabda, Jika seorang wanita selalu menjaga shalat lima waktu, juga berpuasa sebulan di bulan Ramadhan, serta betulbetul menjaga kemaluannya dari perbuatan zina dan benarbenar taat pada suaminya bukan dalam dosa, pent., maka dikatakan pada wanita yang memiliki sifat mulia ini, Masuklah dalam surga melalui pintu mana saja yang engkau suka. Syaikh Syuaib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih Wallahu Taala Alam. Dijawab dengan ringkas oleh Ustadz Fadly Gugul S.Ag.
Nasib manusia
https://www.laduni.id/alquran/tema/tema-ayat-quran-Nasib-manusia
QS.Surat Al-Isra`[17]:15 () 15. Barangsiapa yang berbuat sesuai dengan hidayah (Allah), maka sesungguhnya dia berbuat itu untuk (keselamatan) dirinya sendiri; dan barangsiapa yang sesat maka sesungguhnya dia tersesat bagi (kerugian) dirinya sendiri. Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, dan Kami tidak akan mengazab sebelum Kami mengutus seorang rasul. QS.Surat Az-Zumar[39]:41 ࣖ () 41. Sesungguhnya Kami menurunkan kepadamu Al Kitab (Al-Quran) untuk manusia dengan membawa kebenaran; siapa yang mendapat petunjuk maka (petunjuk itu) untuk dirinya sendiri, dan siapa yang sesat maka sesungguhnya dia semata-mata sesat buat (kerugian) dirinya sendiri, dan kamu sekali-kali bukanlah orang yang bertanggung jawab terhadap mereka.
QS.Surat AlIsra1715 15. Barangsiapa yang berbuat sesuai dengan hidayah Allah, maka sesungguhnya dia berbuat itu untuk keselamatan dirinya sendiri dan barangsiapa yang sesat maka sesungguhnya dia tersesat bagi kerugian dirinya sendiri. Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, dan Kami tidak akan mengazab sebelum Kami mengutus seorang rasul. QS.Surat AzZumar3941 41. Sesungguhnya Kami menurunkan kepadamu Al Kitab AlQuran untuk manusia dengan membawa kebenaran siapa yang mendapat petunjuk maka petunjuk itu untuk dirinya sendiri, dan siapa yang sesat maka sesungguhnya dia sematamata sesat buat kerugian dirinya sendiri, dan kamu sekalikali bukanlah orang yang bertanggung jawab terhadap mereka.
2946. KENAPA TIDAK MEMPERINGATI HARI WAFATNYA NABI MUHAMMAD.SAW ?
https://www.piss-ktb.com/2014/02/2946-kenapa-tidak-memperingati-hari.html
PERTANYAAN: Ical Rizaldysantrialit Assalamu'alaikum. Pertanyaan via inbox Kenapa orang orang tidak menghauli (memperingati hari wafatnya nabi muhammad saw) ? Apa karena wafat beliau merupakan kesedihan bagi kita ? JAWABAN: > Kudung Khantil Harsandi Muhammad Wa'alaikum salam. KITAB CHAULUL ICHTIFAL BI DZIKRIL MAULIDIN NABIYYI ASY-SYARIF LI SAYYIDI MUHAMMAD BIN ALAWI AL-MALIKI AL-HASANI ==== : . Saya berkata ; Sesungguhnya al-imam al-'allamah Jalaluddim as-Suyithi sudah mencukupi kita dalam menolak kesalahan besar tersebut. Beliau berkata dalam kitabnya ' Al-hawi : . , Redaksinya : Sesungguhnya kelahiran Nabi saw merupakan agung-agungnya semua nikmat dan meninggalnya Beliau merupakan paling agungnya segala musibah. Syariat islam selalu mendorong untuk menampakkan syukur atas nikmat-nikmat dan sabar serta diam (tidak mengeluh) ketika tertimpa musibah-musibah . ( ) , . Sungguh Syara' telah memerintahlan untuk melaksanakan Aqiqoh saat kelahiran bayi. Dan Syara' tidak pernah pada saat ada kematian untuk menyembelih hewan Aqiqoh dan juga tidak dengan yang lainnya. Akan tetapi Syara' melarang untuk menangis meratapi dan menampakkan rasa duka ( dengan demikian) Maka, Qaidah-Qaidah syariat menunjukkan bahwasanya sangat bagus dalam bulan ini (Robiul Awwal) untuk menampakkan kebahagiaan sebab lahirnya Nabi saw, bukan menampakkan duka sebab meninggalnya Beliau ( ) Sungguh telah berkata Ibnu Rojab dalam kitabnya " Al-Lathoif " dalam mencela Kaum Rofidloh, sekira mereka menjadikan hari Asyuro' sebagai hari bela sungkawa atas kematian sayyidina Husain . Alloh dan Rasulnya saw tidakpernah memerintahkan untuk menjadikan hari-hari tertimpa musibahnya dan kematiannya para Nabi sebagai hari bela sungkawa.Lantas bagaimana untuk orang dibawah mereka ? Wallahu A'lam Sumber :
PERTANYAAN Ical Rizaldysantrialit Assalamualaikum. Pertanyaan via inbox Kenapa orang orang tidak menghauli memperingati hari wafatnya nabi muhammad saw Apa karena wafat beliau merupakan kesedihan bagi kita JAWABAN Kudung Khantil Harsandi Muhammad Waalaikum salam. KITAB CHAULUL ICHTIFAL BI DZIKRIL MAULIDIN NABIYYI ASYSYARIF LI SAYYIDI MUHAMMAD BIN ALAWI ALMALIKI ALHASANI . Saya berkata Sesungguhnya alimam alallamah Jalaluddim asSuyithi sudah mencukupi kita dalam menolak kesalahan besar tersebut. Beliau berkata dalam kitabnya Alhawi . , Redaksinya Sesungguhnya kelahiran Nabi saw merupakan agungagungnya semua nikmat dan meninggalnya Beliau merupakan paling agungnya segala musibah. Syariat islam selalu mendorong untuk menampakkan syukur atas nikmatnikmat dan sabar serta diam tidak mengeluh ketika tertimpa musibahmusibah . , . Sungguh Syara telah memerintahlan untuk melaksanakan Aqiqoh saat kelahiran bayi. Dan Syara tidak pernah pada saat ada kematian untuk menyembelih hewan Aqiqoh dan juga tidak dengan yang lainnya. Akan tetapi Syara melarang untuk menangis meratapi dan menampakkan rasa duka dengan demikian Maka, QaidahQaidah syariat menunjukkan bahwasanya sangat bagus dalam bulan ini Robiul Awwal untuk menampakkan kebahagiaan sebab lahirnya Nabi saw, bukan menampakkan duka sebab meninggalnya Beliau Sungguh telah berkata Ibnu Rojab dalam kitabnya AlLathoif dalam mencela Kaum Rofidloh, sekira mereka menjadikan hari Asyuro sebagai hari bela sungkawa atas kematian sayyidina Husain . Alloh dan Rasulnya saw tidakpernah memerintahkan untuk menjadikan harihari tertimpa musibahnya dan kematiannya para Nabi sebagai hari bela sungkawa.Lantas bagaimana untuk orang dibawah mereka Wallahu Alam Sumber
Kalau ada seorang wanita muslimah pekerja ditinggal wafat suaminya. Sementara dia hidup di negara yang tidak memberikan liburan lebih dari tiga hari meskipun ada yang meninggal dari kerabatnya. Bagaimana caranya dia beriddah dalam kondisi seperti ini? Karena kalau dia putuskan beriddah (menunggu waktu) sesuai dengan yang disyareatkan (4 bulan 10 hari), maka dia akan dipecat dari pekerjaannya. Apakah dia meninggalkan kewajiban agama dalam rangka mengais rezki?
https://islamqa.info/id/answers/127974/wanita-pekerja-karir-bagaimana-dia-beriddah
Alhamdulillah.Dia tetap harus melaksanakan iddah yang telah ditentukan syareat dan diharuskan menunaikan iddah syar’I pada semua waktu iddahnya (4 bulan 10 hari pent). Dan dia diperbolehkan keluar siang hari untuk pekerjaannya. Karena ia termasuk kebutuhan yang penting. Dimana para ulama’ telah menegaskan diperbolehkan keluar wanita yang sedang beriddah dari kematian suaminya di siang hari karena ada kebutuhannya. Dan bekerja termasuk kebutuhan terpenting. Kalau dibutuhkan hal itu waktu malam hari, maka tetap diperbolehkan keluar karena termasuk dhorurat khawatir dipecat. Dan tidak dipungkiri akibat dipecat dari pekerjaan adanya kemudhoratan jikalau dia dipecat dari pekerjaan ini. Dimana para ulama telah menyebutkan banyak sebab diperbolehkannya keluar dari rumah suaminya yang diwajibkan dia beriddah di dalamnya. Sebagaian ada yang lebih mudah keluarnya untuk bekerja kalau hal itu sangat dibutuhkan akan pekerjaan itu. Asalnya hal ini adalah dari firman Allah subhanahu:  /16 “Maka bertakwalah kepada Allah sesuai dengan kemampuan kamu semua.” QS. At-Taghobun: 16.  Dan sabda Nabi sallallahu ‘alaihi wa sallam: “Kalau saya perintahkan suatu urusan, maka lakukan sesuai dengan kemampuan kamu semua. Muttafaq akan keshohehannya. Wallahu subahanhu wata’ala a’lam. Selesai (Majmu’ Fatawa Ibnu Baz, (22/201).
Alhamdulillah.Dia tetap harus melaksanakan iddah yang telah ditentukan syareat dan diharuskan menunaikan iddah syarI pada semua waktu iddahnya 4 bulan 10 hari pent. Dan dia diperbolehkan keluar siang hari untuk pekerjaannya. Karena ia termasuk kebutuhan yang penting. Dimana para ulama telah menegaskan diperbolehkan keluar wanita yang sedang beriddah dari kematian suaminya di siang hari karena ada kebutuhannya. Dan bekerja termasuk kebutuhan terpenting. Kalau dibutuhkan hal itu waktu malam hari, maka tetap diperbolehkan keluar karena termasuk dhorurat khawatir dipecat. Dan tidak dipungkiri akibat dipecat dari pekerjaan adanya kemudhoratan jikalau dia dipecat dari pekerjaan ini. Dimana para ulama telah menyebutkan banyak sebab diperbolehkannya keluar dari rumah suaminya yang diwajibkan dia beriddah di dalamnya. Sebagaian ada yang lebih mudah keluarnya untuk bekerja kalau hal itu sangat dibutuhkan akan pekerjaan itu. Asalnya hal ini adalah dari firman Allah subhanahu 16 Maka bertakwalah kepada Allah sesuai dengan kemampuan kamu semua. QS. AtTaghobun 16. Dan sabda Nabi sallallahu alaihi wa sallam Kalau saya perintahkan suatu urusan, maka lakukan sesuai dengan kemampuan kamu semua. Muttafaq akan keshohehannya. Wallahu subahanhu wataala alam. Selesai Majmu Fatawa Ibnu Baz, 22201.
Kepada Siapa Sedekah Terbaik dan Paling Utama? Ini Penjelasannya
https://www.detik.com/hikmah/ziswaf/d-7176035/kepada-siapa-sedekah-terbaik-dan-paling-utama-ini-penjelasannya
Sedekah merupakan amalan yang dianjurkan dan memliki banyak keutamaan. Sedekah dilakukan agar umat manusia gemar mengorbankan harta, membangkitkan kepedulian, serta menjalin silaturahmi. Sedekah merupakan perbuatan kebaikan. Termaktub dalam surah Ali Imran ayat 92, Allah SWT berfirman, Artinya: "Kamu sekali-kali tidak akan memperoleh kebajikan (yang sempurna) sebelum kamu menginfakkan sebagian harta yang kamu cintai. Apa pun yang kamu infakkan, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui tentangnya." Mungkin sebagian umat Islam memiliki pertanyaan mengenai kepada siapa seharusnya sedekah diberikan? Sedekah terbaik kepada siapa? Berikut penjelasannya. Dirangkum dari buku Fikih Sunnah Jilid 2 oleh Sayyid Sabiq, sedekah terbaik diberikan kepada orang yang membutuhkan dan yang manfaatnya dapat dirasakan terus menerus. Rasulullah SAW bersabda, "Sebaik-baik sedekah adalah mengalirkan (menyediakan) air." (HR Ahmad dan Ibnu Majah) Merujuk pada buku Sedekahlah, Allah Menjaminmu Hidup Berkah oleh Masykur Arif, sedekah terbaik diberikan kepada kerabat yang memusuhi. Rasulullah SAW bersabda, "Sedekah paling afdhal (utama) ialah yang diberikan kepada keluarga dekat yang bersikap memusuhi." (HR Thabrani dan Abu Dawud) Tujuan sedekah kepada kerabat yang memusuhi adalah agar mereka tidak lagi memusuhi, menjadi lembut dan sadar, serta agar persaudaraan tetap terjalin sehingga kebahagiaan hidup berkeluarga tercapai. Merujuk pada buku 36 Solusi Cerdas Sedekah Tanpa Uang oleh Haryadi Abdullah, sedekah terbaik ditujukan suami kepada istri. Rasulullah SAW bersabda, "Sedekah yang terbaik adalah yang dikeluarkan selebih keperluan, dan mulailah dari orang yang kamu tanggung." (HR Bukhari) Dalam riwayat yang lain, Rasulullah SAW bersabda, "Sedekah yang paling utama adalah sedekah maksimal orang yang tidak punya, dan mulailah dari orang yang kamu tanggung." (HR Abu Dawud dan Hakim) Sedekah kepada istri dan anak adalah sedekah yang paling utama bagi laki-laki. Sebab, istri dan anak adalah tanggungan suami yang wajib dipenuhi semua kebutuhannya. Menafkahi istri dan anak merupakan suatu sedekah yang pahalanya jauh lebih besar daripada sedekah kepada orang lain. Sedekah memiliki keutamaan yang mulia. Dirangkum dari buku Dalil-dalil dan Keutamaan Zakat, Infak, Sedekah oleh Arifin, berikut beberapa keutamaan sedekah: Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda, "Harta tidak akan berkurang karena sedekah. Allah pasti akan menambah kemuliaan seseorang yang suka memaafkan. Dan. seseorang yang merendahkan diri karena Allah, niscaya Allah yang Mahamulia lagi Maha Agung akan meninggikan derajatnya." (HR Muslim) Dari Ibnu Umar RA berkata bahwa aku mendengar Rasulullah SAW berkhotbah, "Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah. Tangan di atas adalah tangan orang yang berinfak dan tangan yang di bawah adalah tangan peminta." (HR Bukhari) Dari Anas RA berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Cepat-cepatlah bersedekah, karena bala' itu tidak bisa mendahului sedekah." (HR Al Baihaqi) Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya sedekah itu dapat menghindarkan dari panasnya kubur dan sesungguhnya seorang mukmin di hari kiamat bernaung di bawah naungan sedekahnya." (HR Thabrani dan Baihaqi)
Sedekah merupakan amalan yang dianjurkan dan memliki banyak keutamaan. Sedekah dilakukan agar umat manusia gemar mengorbankan harta, membangkitkan kepedulian, serta menjalin silaturahmi. Termaktub dalam surah Ali Imran ayat 92, Allah SWT berfirman, Artinya Kamu sekalikali tidak akan memperoleh kebajikan yang sempurna sebelum kamu menginfakkan sebagian harta yang kamu cintai. Apa pun yang kamu infakkan, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui tentangnya. Mungkin sebagian umat Islam memiliki pertanyaan mengenai kepada siapa seharusnya sedekah diberikan Sedekah terbaik kepada siapa Berikut penjelasannya. Rasulullah SAW bersabda, Sebaikbaik sedekah adalah mengalirkan menyediakan air. Rasulullah SAW bersabda, Sedekah paling afdhal utama ialah yang diberikan kepada keluarga dekat yang bersikap memusuhi. HR Bukhari Dalam riwayat yang lain, Rasulullah SAW bersabda, Sedekah yang paling utama adalah sedekah maksimal orang yang tidak punya, dan mulailah dari orang yang kamu tanggung. Sebab, istri dan anak adalah tanggungan suami yang wajib dipenuhi semua kebutuhannya. Menafkahi istri dan anak merupakan suatu sedekah yang pahalanya jauh lebih besar daripada sedekah kepada orang lain. Allah pasti akan menambah kemuliaan seseorang yang suka memaafkan. seseorang yang merendahkan diri karena Allah, niscaya Allah yang Mahamulia lagi Maha Agung akan meninggikan derajatnya. HR Muslim Dari Ibnu Umar RA berkata bahwa aku mendengar Rasulullah SAW berkhotbah, Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah. Tangan di atas adalah tangan orang yang berinfak dan tangan yang di bawah adalah tangan peminta. HR Bukhari Dari Anas RA berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, Cepatcepatlah bersedekah, karena bala itu tidak bisa mendahului sedekah. HR Al Baihaqi Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, Sesungguhnya sedekah itu dapat menghindarkan dari panasnya kubur dan sesungguhnya seorang mukmin di hari kiamat bernaung di bawah naungan sedekahnya.
Lupa Bernazar
https://konsultasisyariah.com/4984-lupa-bernazar.html
Pertanyaan: Mohon penjelasannya untuk masalah nazar yang sudah diucapkan tapi, setelah terkabul, (orang yang bernazar, red.) lupa apa yang telah dinazarkan. 1. Saya pernah bernazar, tapi saya lupa. Yang jelas, intinya, jika diterima kerja maka 10% dari penghasilan akan saya sedekahkan. Nah, sedekahkan untuk apa atau ke siapa, saya lupa. Jadi, selama ini hanya sedekah kasih ke orang lain yang membutuhkan, ke , atau ke lembaga sosial. Apakah ini menyimpang dari nazar yang saya ucapkan karena tidak tahu pasti sedekahnya untuk apa dan siapa? 2. Nah, sekarang, penghasilan saya secara matematika tidak cukup untuk menutupi kebutuhan hidup keluarga. Apakah boleh (nazar tersebut, red.) dibatalkan sampai penghasilan saya cukup, karena sekarang pengeluaran sudah ditambah lagi dengan cicilan rumah/tempat tinggal? 3. Apakah nazar itu boleh diundur waktunya atau tidak, karena biasanya setiap setelah mendapatkan gaji, saya sisihkan langsung 10%-nya? Tapi untuk bulan ini, banyak yang harus ditutupi sehingga tidaklah cukup. 4. Jika 10%-nya itu saya sisihkan dengan cara meminjam uang pada orang lain, apakah itu boleh? Mohon penjelasannya. Terima kasih. NN ) Jawaban: Wa’alaikumussalam warahmatullah wabarakatuh. Nazar adalah janji beribadah untuk Allah, dan bila telah diucapkan maka wajib dipenuhi. Namun, perlu diketahui: 1. Membuat nazar adalah amalan yang dibenci karena dengan bernazar, Anda hanya membuktikan bahwa Anda pelit kepada Allah. Betapa tidak, Anda seakan barter dengan Allah; Anda menjadikan sedekah Anda sebagai imbalan atas terkabulnya doa/harapan Anda. Karena itu, dahulu, Nabi melarang umatnya bernazar, dengan alasan, nazar itu tidak mendekatkan yang jauh dan juga tidak menjauhkan yang dekat. Yang terjadi, nazar itu bertepatan dengan takdir Allah. Betapa banyak orang bernazar, dengan harapan agar doanya dikabulkan, namun ternyata tidak dikabulkan oleh Allah. 2. Bila sudah terlanjur bernazar maka nazar itu wajib dipenuhi. Bila nazar tersebut tidak dipenuhi maka orang yang bernazar wajib membayar kafarat berupa memberi makan 10 orang miskin, memberi pakaian kepada mereka, atau memerdekakan budak. Kalau tidak mampu, bisa diganti dengan puasa tiga hari. 3. Saya sarankan, Anda membayar kafarat saja, dan lain kali tidak usah bernazar; cukup berdoa memohon kepada allah. Wallahu a’alam bish-shawab. Dijawab oleh Ustadz Dr. Arifin Baderi, M.A. (Dewan Pembina Senior Konsultasi Syariah). Artikel
Pertanyaan Mohon penjelasannya untuk masalah nazar yang sudah diucapkan tapi, setelah terkabul, orang yang bernazar, red. lupa apa yang telah dinazarkan. 1. Saya pernah bernazar, tapi saya lupa. Yang jelas, intinya, jika diterima kerja maka 10 dari penghasilan akan saya sedekahkan. Nah, sedekahkan untuk apa atau ke siapa, saya lupa. Jadi, selama ini hanya sedekah kasih ke orang lain yang membutuhkan, ke , atau ke lembaga sosial. Apakah ini menyimpang dari nazar yang saya ucapkan karena tidak tahu pasti sedekahnya untuk apa dan siapa 2. Nah, sekarang, penghasilan saya secara matematika tidak cukup untuk menutupi kebutuhan hidup keluarga. Apakah boleh nazar tersebut, red. dibatalkan sampai penghasilan saya cukup, karena sekarang pengeluaran sudah ditambah lagi dengan cicilan rumahtempat tinggal 3. Apakah nazar itu boleh diundur waktunya atau tidak, karena biasanya setiap setelah mendapatkan gaji, saya sisihkan langsung 10nya Tapi untuk bulan ini, banyak yang harus ditutupi sehingga tidaklah cukup. 4. Jika 10nya itu saya sisihkan dengan cara meminjam uang pada orang lain, apakah itu boleh Mohon penjelasannya. Terima kasih. NN Jawaban Waalaikumussalam warahmatullah wabarakatuh. Nazar adalah janji beribadah untuk Allah, dan bila telah diucapkan maka wajib dipenuhi. Namun, perlu diketahui 1. Membuat nazar adalah amalan yang dibenci karena dengan bernazar, Anda hanya membuktikan bahwa Anda pelit kepada Allah. Betapa tidak, Anda seakan barter dengan Allah Anda menjadikan sedekah Anda sebagai imbalan atas terkabulnya doaharapan Anda. Karena itu, dahulu, Nabi melarang umatnya bernazar, dengan alasan, nazar itu tidak mendekatkan yang jauh dan juga tidak menjauhkan yang dekat. Yang terjadi, nazar itu bertepatan dengan takdir Allah. Betapa banyak orang bernazar, dengan harapan agar doanya dikabulkan, namun ternyata tidak dikabulkan oleh Allah. 2. Bila sudah terlanjur bernazar maka nazar itu wajib dipenuhi. Bila nazar tersebut tidak dipenuhi maka orang yang bernazar wajib membayar kafarat berupa memberi makan 10 orang miskin, memberi pakaian kepada mereka, atau memerdekakan budak. Kalau tidak mampu, bisa diganti dengan puasa tiga hari. 3. Saya sarankan, Anda membayar kafarat saja, dan lain kali tidak usah bernazar cukup berdoa memohon kepada allah. Wallahu aalam bishshawab. Dijawab oleh Ustadz Dr. Arifin Baderi, M.A. Dewan Pembina Senior Konsultasi Syariah. Artikel
Menikahi Wanita Kaya, Dengan Perjanjian “Tidak Menafkahinya”
https://konsultasisyariah.com/5032-menikahi-wanita-kaya-dengan-perjanjian-tidak-menafkahinya.html
Pertanyaan: Bagaimana hukumnya menurut syariat, jika ada seorang pria beristri yang hendak menikah lagi, namun hanya berniat–di antaranya–untuk menolong seorang wanita yang sudah lumayan telat menikah (usianya melewati kepala empat). Namun, wanita tersebut sudah tergolong mapan dalam memenuhi kebutuhan finansial pribadinya sendiri, sehingga sang Suami tadi hanya menikahinya untuk membantunya memperoleh status sebagai seorang wanita bersuami tanpa harus menafkahinya. Apakah kondisi semacam ini dibolehkan oleh syariat, meski sang Wanita tidak keberatan jika suaminya tersebut tidak menafkahinya? Rabi’ah El Adawiyah ) Jawaban: Para ulama berselisih pendapat mengenai keabsahan akad nikah semacam ini, yaitu jika sejak awal ada perjanjian bahwa suami tidak perlu memberi nafkah kepada istrinya. Pendapat yang paling kuat: akad nikah sah, namun suami tetap berkewajiban menafkahi istrinya. Dijawab oleh Ustadz Aris Munandar, S.S., M.A. (Dewan Pembina Konsultasi Syariah). Artikel
Pertanyaan Bagaimana hukumnya menurut syariat, jika ada seorang pria beristri yang hendak menikah lagi, namun hanya berniatdi antaranyauntuk menolong seorang wanita yang sudah lumayan telat menikah usianya melewati kepala empat. Namun, wanita tersebut sudah tergolong mapan dalam memenuhi kebutuhan finansial pribadinya sendiri, sehingga sang Suami tadi hanya menikahinya untuk membantunya memperoleh status sebagai seorang wanita bersuami tanpa harus menafkahinya. Apakah kondisi semacam ini dibolehkan oleh syariat, meski sang Wanita tidak keberatan jika suaminya tersebut tidak menafkahinya Rabiah El Adawiyah Jawaban Para ulama berselisih pendapat mengenai keabsahan akad nikah semacam ini, yaitu jika sejak awal ada perjanjian bahwa suami tidak perlu memberi nafkah kepada istrinya. Pendapat yang paling kuat akad nikah sah, namun suami tetap berkewajiban menafkahi istrinya. Dijawab oleh Ustadz Aris Munandar, S.S., M.A. Dewan Pembina Konsultasi Syariah. Artikel
Haruskah Sholat Jenazah 3 Shaf?
https://muhammadiyah.or.id/2021/02/haruskah-sholat-jenazah-3-shaf/
Terdapat pemahaman di masyarakat untuk selalu menyusun 3 shaf sholat dalam sholat jenazah. Akibatnya, pelaksanaan sholat jenazah sering kali tidak efektif, jika jamaah banyak maka akan dibagi beberapa kloter sehingga memakan waktu lebih, sebaliknya jika jamaah sedikit maka akan menunggu lama agar bisa mencapai 3 shaf tersebut. Lalu bagaimanakah sebenarnya aturan sebebarnya dalam pembuatan shaf sholat jenazah?  Ada beberapa hadits yang terkait dengan pengaturan shaf untuk sholat janazah. Berikut ini kami uraikan hadits-hadits tersebut: : ( ). Artinya: al-Tirmidzi meriwayatkan (lafal ini miliknya) bahwa Abu Kuraib menceritakan kepada kami, Abdullah ibn al-Mubarak dan Yunus ibn Bukair menceritakan kepada kami, dari Muhammad ibn Ishaq dari Yazid ibn Abi Habib, dari Martsad ibn Abdullah al-Yazaniy. Ia berkata: Malik Ibn Hubairah apabila mensholatkan janazah dan dianggapnya sedikit orang-orang yang ikut mensholatkan itu, maka mereka itu dibaginya menjadi tiga bagian (tiga baris). Kemudian ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa yang disholati oleh tiga shaf, maka ia telah wajib (mendapatkan surga)”. Hadits ini ditakhrij oleh Ibnu Majah (w. 273 H) dalam al-Sunan , Abu Dawud (w. 275 H) al-Sunan , al-Tirmidzi (w. 279) dalam al-Sunan ; menurutnya hadits ini Hasan, al-Ruyani (w. 307 H) dalam Musnad al-Ruyani , Abu Ya’la (w. 307 H), dalam Musnad Abi Ya’la , Abu Bakar al-Syafii (w. 354 H) dalam al-Fawaid al-Syahir bi al-Ghailaniyyat, al-Hakim (w. 405 H) dalam al-Mustadrak dan al-Baihaqi (w. 458 H) dalam Sunan al-Baihaqi . Status hadits: Tokoh hadits kontemporer, Nashiruddin al-Albani (w. 1419 H / 1999 M) dalam Dlaif Sunan Abi Dawud mendaifkan hadits ini. Dalam kitab Ahkamul Janaiz alasan pendaifan tersebut menurutnya adalah keberadaan perawi yang bernama Muhammad ibn Ishaq. Ia adalah seorang mudallis (orang yang suka kecacatan hadits) , yang dalam hadits menggunakan redaksi ‘an . Menurut Albani, hadits ini daif sesuai dengan kaidah: hadits mu’an’an yang diriwayatkan oleh mudallis adalah hadits yang daif. Berdasarkan penelusuran kami, ada satu versi riwayat tentang Muhammad ibn Ishaq (perawi yang dipermasalahkan) yang tidak menggunakan redaksi ‘an tetapi haddatsana . Riwayat tersebut ditakhrij oleh al-Ruyani dalam al-Musnad . Namun, tidak dapat dipastikan mana lafal periwayatan yang benar-benar otentik yang digunakan oleh Muhammad ibn Ishaq, apakah versi yang paling mukharrij yang menggunakan ‘an atau versi al-Ruyani yang menggunakan ( haddatsana ). Melihat jumlah mukharrij yang meriwayatkan lafal ‘ an dari Muhammad Ibn Ishaq lebih banyak, kebanyakan kita cenderung mengabaikan versi al-Ruyani. Namun, selain al-Albani para ulama cenderung menilai hadits di atas sebagai hadits yang hasan. Seperti pengiriman al-Tirmidzi, Ibnu Rajab dan Ibnu Hajar. Namun, sayang sekali, di sini tidak ada keterangan yang dapat mengandung alasan terkait para ulama yang menaikkan hadits di atas asalnya yang daif (karena keberadaan Muhammad ibn Ishaq) menjadi hasan. Kami telah melakukan penelusuran pada kitab Siyar A’lam al-Nubalayang memuat biografi para perawi. Ditemukan sejumlah komentar negatif para ulama hadits tentang Muhammad ibn Ishaq. Menurut Yahya ibn Main dia adalah orang yang daif. Menurut Abu Zurah dia orang jujur, tetapi tidak bisa dijadikan hujjah. Begitu pula dengan komentar imam al-Nasai dan al-Daruquthni. Bahkan ada pula komentar yang disebut sebagai pendusta. Seperti komentar Yahya al-Qatthan. Sehingga kami menganggap bahwa pesanan al-Albani cukup beralasan untuk kita pilih. Jika pun hadits di atas dapat mengambil hasan, maka menurut kami pemahamannya bukan secara harfiyah; bahwa jamaah sholat janazah harus disusun menjadi tiga shaf. Hadits di atas sebenarnya mengaruhi agar memperbanyak jamaah sholat janazah ( al-hatssu li iktsaril jama’ah ). Sebab, seperti diterangkan oleh hadits lain yang kami uraikan di bawah nanti, banyaknya jamaah pada saat sholat janazah dapat memberikan syafaat kepada janazah yang disholatkan. Mengutip pendapat Syamsul Haq Abadi dalam Aunul Ma’bud bahwa hadits di atas seharusnya tidak boleh sebaiknya dilakukan oleh orang yang sholat janazah dilakukan secara berjamaah, bukan sholat itu sendiri-sendiri. Maka, Hadits yang melayani Jamaah Menjadi 3 shaf adalah hadits yang daif Selain hadits di atas, ada pula hadits yang menceritakan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah membina jamaah yang sedikit menjadi 3 shaf. Hadits tersebut adalah: , , , , , , :” , ”( ). Artinya: al-Tabrani meriwayatkan (lafal ini): Amru ibn Abi Thahir ibn al-Sarh al-Mishriy menceritakan kepada kami, Abu Shalil Abdul Ghaffar ibn Dawud al-Harraniy memberitahukan kepada kami, Ibnu Lahiah kepada kami, dari Sulaiman ibn Abdurrahman al-Dimasyqi, dari Qasim, dari Abu Umamah, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mensholati janazah bersama tujuh orang. Kemudian beliau menyusun shaf: tiga orang di shaf pertama, dua orang di shaf kedua, dan dua orang lagi di shaf ke tiga. Hadits ini ditakhrij oleh al-Thabrani (w. 360 H) dalam al-Mu’jam al-Kabir danHamzah al-Sahmiy (w. 427 H) dalam Tarikh Jurjan ). Status hadits: Hadits di atas adalah hadits yang daif. Dalam hadits di atas terdapat seorang perawi yang bernama Ibnu Lahiah. Nama perawi ini tidak asing lagi dalam Ilmu Rijalul Hadits. Namanya dikupas panjang lebar dalam kitab-kitab biografi perawi. Secara singkat, reliabilitas (keterpercayaan) Ibnu Lahiah ditulis oleh pernyataan Ibnu Hajar dalam Taqrib al-Tahdzib: “ia adalah orang yang jujur, namun hafalannya tercampur setelah buku-bukunya terbakar”. Rasulullah pernah mengimami jamaah kurang dari 3 shaf Di sisi lain, terdapat sebuah hadits sahih yang menerangkan bahwa Nabi pernah mengimami sholat janazah untuk putra Abu Thalhah yang bernama Umair dengan jamaah kurang dari 3 shaf. Sholat yang dipimpin oleh Nabi hanya terdiri dari dua orang makmum, yaitu Abu Thalhah dan istrinya Ummmu Sulaim. Hadits tersebut adalah: : ( Artinya : “Diriwayatkan d ari Ishaq ibn Abdullah ibn Abu Thalhah dari teriakan: bahwasanya Abu Thalhah pernah meminta maaf kepada Rasulullah (untuk mensholati janazah) Umair ibn Abu Thalhah ketika ia wafat. Rasulullah mendatangi janazah Umair dan mensholatinya di rumah mereka. Rasulullah maju (berada di posisi imam). Abu Thalhah di belakang beliau. Ummu Sulaim di belakang Abu Thalhah. Tidak ada jamaah selain mereka.” Hadits ini ditakhij oleh al-Thahawi (w. 321 H) dalam Syarh Ma’anil Astar , al-Tabrani (w. 360 H) dalam al-Mu’jam al-Kabir , al-Hakim (w. 405 H) dalam al -Mustadrak dan al-Baihaqi (w. 458 H) dalam Sunan al-Baihaqi ). Intinya adalah memperbanyak Jamaah Dari uraian di atas, dapat dipahami bahwa pengaturan jamaah sholat janazah menjadi 3 shaf bukan merupakan suatu keharusan dan bukan pula suatu sunnah. Melainkan yang dikehendaki Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam adalah anjuran agar kita memperbanyak jumlah jamaah dalam sholat janazah. Pemahaman tersebut didukung oleh dua hadits Nabi yang sahih berikut ini: : : ( ). Artinya : “Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia mengatakan: sebenarnya aku pernah mendengar Rasulullah bersabda: kapan seorang muslim meninggal dunia, lalu empat puluh orang berdiri mensholati janazahnya, mereka tidak menyekutukan sesuatu dengan Allah, melainkan Allah memberikan syafaat melalui mereka pada orang yang meninggal tersebut ” (HR. Muslim) : ​​ ( ). Artinya : “Diriwayatkan d ari Aisyah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam . Beliau bersabda: seorang Muslim meninggal dunia, lalu sekumpulan orang mensholatinya, jumlah mereka mencapai seratus orang, mereka mendoakan orang yang meninggal tersebut, melainkan (Allah akan) memberikan syafaat melalui mereka pada orang yang meninggal tersebut ” ( HR. Muslim). Tentang perbedaan jumlah orang yang dapat memberikan syafaat antara riwayat Ibnu Abbas (40 orang) dengan riwayat Aisyah (100 orang), Imam al-Nawawi dalam Syarh Muslim menjelaskan bahwa bilangan tersebut tidak berpengaruh. Hal ini karena intinya adalah memperbanyak jamaah. Penyebab perbedaan adalah karena dua hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tersebut muncul sebagai respon atau jawaban dari pertanyaan yang diajukan oleh dua orang pada kesempatan yang berbeda kepada Nabi shallallahu’ alaihi wasallam Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab dua orang penanya tersebut, bahwa baik 100 maupun 40 orang yang melakukan sholat, akan memberikan syafaat kepada janazah yang disholatkan. Jawaban kami. Wallahu a’lam bish-shawab. Sumber: Majalah Suara Muhammadiyah No.13, 2014 Dengan Penyesuaian Shalat Jenazah Harus 3 Shaf, Adakah Dalilnya?
Terdapat pemahaman di masyarakat untuk selalu menyusun 3 shaf sholat dalam sholat jenazah. Berikut ini kami uraikan haditshadits tersebut . Ia berkata Malik Ibn Hubairah apabila mensholatkan janazah dan dianggapnya sedikit orangorang yang ikut mensholatkan itu, maka mereka itu dibaginya menjadi tiga bagian tiga baris. Kemudian ia berkata Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda Barangsiapa yang disholati oleh tiga shaf, maka ia telah wajib mendapatkan surga. Dalam kitab Ahkamul Janaiz alasan pendaifan tersebut menurutnya adalah keberadaan perawi yang bernama Muhammad ibn Ishaq. Ia adalah seorang mudallis orang yang suka kecacatan hadits , yang dalam hadits menggunakan redaksi an . Menurut Albani, hadits ini daif sesuai dengan kaidah hadits muanan yang diriwayatkan oleh mudallis adalah hadits yang daif. Riwayat tersebut ditakhrij oleh alRuyani dalam alMusnad . Namun, selain alAlbani para ulama cenderung menilai hadits di atas sebagai hadits yang hasan. Namun, sayang sekali, di sini tidak ada keterangan yang dapat mengandung alasan terkait para ulama yang menaikkan hadits di atas asalnya yang daif karena keberadaan Muhammad ibn Ishaq menjadi hasan. Menurut Yahya ibn Main dia adalah orang yang daif. Bahkan ada pula komentar yang disebut sebagai pendusta. Sehingga kami menganggap bahwa pesanan alAlbani cukup beralasan untuk kita pilih. Hadits di atas sebenarnya mengaruhi agar memperbanyak jamaah sholat janazah alhatssu li iktsaril jamaah . Sebab, seperti diterangkan oleh hadits lain yang kami uraikan di bawah nanti, banyaknya jamaah pada saat sholat janazah dapat memberikan syafaat kepada janazah yang disholatkan. Kemudian beliau menyusun shaf tiga orang di shaf pertama, dua orang di shaf kedua, dan dua orang lagi di shaf ke tiga. Hadits ini ditakhrij oleh alThabrani w. 360 H dalam alMujam alKabir danHamzah alSahmiy w. 427 H dalam Tarikh Jurjan . Namanya dikupas panjang lebar dalam kitabkitab biografi perawi. Sholat yang dipimpin oleh Nabi hanya terdiri dari dua orang makmum, yaitu Abu Thalhah dan istrinya Ummmu Sulaim. Hadits tersebut adalah Artinya Diriwayatkan d ari Ishaq ibn Abdullah ibn Abu Thalhah dari teriakan bahwasanya Abu Thalhah pernah meminta maaf kepada Rasulullah untuk mensholati janazah Umair ibn Abu Thalhah ketika ia wafat. Rasulullah mendatangi janazah Umair dan mensholatinya di rumah mereka. Hadits ini ditakhij oleh alThahawi w. 321 H dalam Syarh Maanil Astar , alTabrani w. 360 H dalam alMujam alKabir , alHakim w. 405 H dalam al Mustadrak dan alBaihaqi w. 458 H dalam Sunan alBaihaqi . Intinya adalah memperbanyak Jamaah Dari uraian di atas, dapat dipahami bahwa pengaturan jamaah sholat janazah menjadi 3 shaf bukan merupakan suatu keharusan dan bukan pula suatu sunnah. Artinya Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia mengatakan sebenarnya aku pernah mendengar Rasulullah bersabda kapan seorang muslim meninggal dunia, lalu empat puluh orang berdiri mensholati janazahnya, mereka tidak menyekutukan sesuatu dengan Allah, melainkan Allah memberikan syafaat melalui mereka pada orang yang meninggal tersebut HR. Tentang perbedaan jumlah orang yang dapat memberikan syafaat antara riwayat Ibnu Abbas 40 orang dengan riwayat Aisyah 100 orang, Imam alNawawi dalam Syarh Muslim menjelaskan bahwa bilangan tersebut tidak berpengaruh. Sumber Majalah Suara Muhammadiyah No.13, 2014 Dengan Penyesuaian Shalat Jenazah Harus 3 Shaf, Adakah Dalilnya
3 Fakta Padang Mahsyar
https://www.eramuslim.com/hikmah/tafakur/3-fakta-padang-mahsyar/
Eramuslim – Salah satu fase peristiwa Hari Kiamat ialah Padang Mahsyar. Sesuai dengan namanya, di sanalah seluruh insan sejak Nabi Adam AS hingga orang terakhir dikumpulkan oleh Allah SWT. Alquran menggambarkan situasi ketika semua makhluk-Nya dibangkitkan dan diadili di tempat tersebut. Di tempat itu (Padang Mahsyar), setiap jiwa merasakan pembalasan dari apa yang telah dikerjakannya (dahulu) dan mereka dikembalikan kepada Allah, Pelindung mereka yang sebenarnya, dan lenyaplah dari mereka apa (pelindung palsu) yang mereka ada-adakan. “Di tempat itu (padang Mahsyar), tiap-tiap diri merasakan pembalasan dari apa yang telah dikerjakannya dahulu dan mereka dikembalikan kepada Allah Pelindung mereka yang sebenarnya dan lenyaplah dari mereka apa yang mereka ada-adakan.” (QS Yunus: 30). Berikut ini sejumlah fakta kondisi umat manusia dan suasana Padang Mahsyar sebagaimana dijelaskan Rasulullah SAW dalam sejumlah haditsnya: Tak Berpakaian Di Padang Mahsyar, manusia tidak berpakaian. Itu berdasarkan hadis berikut: : ﷺ : : : . Aisyah berkata, ‘Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, ‘Manusia akan dikumpulkan pada Hari Kiamat dalam keadaan tanpa alas kaki, telanjang tanpa pakaian, dan tanpa disunat.’ Lantas, aku bertanya, ‘Wahai Rasulullah, apa laki-laki dan perempuan memandang satu sama lain?’ Rasulullah menjawab, ‘Wahai Aisyah, masalah yang akan dihadapi lebih penting dari sekadar melihat satu dengan yang lain‘ (muttafaq ‘alaih). Artinya, amat besar intensitas kecemasan tiap orang menunggu keputusan Allah atas diri masingmasing. Tak tebersit keinginan untuk berbuat yang tak senonoh meski semua orang telanjang. Matahari Didekatkan Di Padang Mahsyar, jarak antara manusia dan matahari sangat dekat. Oleh karena teriknya mentari, keringat bercucuran dengan amat deras sehingga merendam sebagian atau bahkan seluruh tubuh mereka. Nabi Muhammad SAW bersabda: “Pada Hari Kiamat, matahari didekatkan kepada seluruh makhluk hingga berjarak satu mil di atas kepala mereka, lalu seluruh manusia akan tergenang dalam peluh mereka berdasarkan kadar amalan mereka di dunia.” (HR Muslim). Masa tunggu ini akan sangat menyiksa bagi orang-orang kafir. Namun, tidak demikian bagi mereka yang dikehendaki-Nya. Rasulullah bersabda, “ Allah SWT berfirman: “Pada hari manusia bangkit menghadap Allah Tuhan Semesta Alam.” (QS Al Muthaffifin: 6) “Pada hari manusia bangkit menghadap Allah Rabbul ‘alamin (Al Muthaffifin: 6), selama setengah hari (dari satu hari yang kadarnya) lima puluh ribu tahun. Maka diringankan bagi orang mukmin (sehingga lamanya) seperti matahari menjelang terbenam sampai terbenam.” Naungan Allah : : : Rasul SAW bersabda: “Ada tujuh golongan yang akan dinaungi Allah dengan naungan ‘Arsy-Nya pada hari di mana tak ada naungan kecuali naungan- Nya. (Yaitu) pemimpin yang adil; pemuda yang tumbuh dalam beribadah kepada Tuhannya; orang yang hatinya terpaut pada masjid; dua orang yang saling mencintai karena Allah sehingga berkumpul dan berpisah karena Allah; lelaki yang diajak (berzina) oleh seorang yang berkedudukan lagi cantik, lalu ia berkata, ‘Sungguh aku takut kepada Allah’; orang yang bersedekah lalu merahasiakannya hingga tangan kirinya tak tahu apa yang diinfakkan tangan kanannya; orang yang berzikir kepada Allah kala sunyi, lalu bercucuran air matanya (HR Bukhari). (rol)
Eramuslim Salah satu fase peristiwa Hari Kiamat ialah Padang Mahsyar. Sesuai dengan namanya, di sanalah seluruh insan sejak Nabi Adam AS hingga orang terakhir dikumpulkan oleh Allah SWT. Alquran menggambarkan situasi ketika semua makhlukNya dibangkitkan dan diadili di tempat tersebut. Di tempat itu Padang Mahsyar, setiap jiwa merasakan pembalasan dari apa yang telah dikerjakannya dahulu dan mereka dikembalikan kepada Allah, Pelindung mereka yang sebenarnya, dan lenyaplah dari mereka apa pelindung palsu yang mereka adaadakan. Berikut ini sejumlah fakta kondisi umat manusia dan suasana Padang Mahsyar sebagaimana dijelaskan Rasulullah SAW dalam sejumlah haditsnya Tak Berpakaian Di Padang Mahsyar, manusia tidak berpakaian. Lantas, aku bertanya, Wahai Rasulullah, apa lakilaki dan perempuan memandang satu sama lain Rasulullah menjawab, Wahai Aisyah, masalah yang akan dihadapi lebih penting dari sekadar melihat satu dengan yang lain muttafaq alaih. Artinya, amat besar intensitas kecemasan tiap orang menunggu keputusan Allah atas diri masingmasing. Tak tebersit keinginan untuk berbuat yang tak senonoh meski semua orang telanjang. Matahari Didekatkan Di Padang Mahsyar, jarak antara manusia dan matahari sangat dekat. Oleh karena teriknya mentari, keringat bercucuran dengan amat deras sehingga merendam sebagian atau bahkan seluruh tubuh mereka. Nabi Muhammad SAW bersabda Pada Hari Kiamat, matahari didekatkan kepada seluruh makhluk hingga berjarak satu mil di atas kepala mereka, lalu seluruh manusia akan tergenang dalam peluh mereka berdasarkan kadar amalan mereka di dunia. Namun, tidak demikian bagi mereka yang dikehendakiNya. Naungan Allah Rasul SAW bersabda Ada tujuh golongan yang akan dinaungi Allah dengan naungan ArsyNya pada hari di mana tak ada naungan kecuali naungan Nya. Yaitu pemimpin yang adil pemuda yang tumbuh dalam beribadah kepada Tuhannya orang yang hatinya terpaut pada masjid dua orang yang saling mencintai karena Allah sehingga berkumpul dan berpisah karena Allah lelaki yang diajak berzina oleh seorang yang berkedudukan lagi cantik, lalu ia berkata, Sungguh aku takut kepada Allah orang yang bersedekah lalu merahasiakannya hingga tangan kirinya tak tahu apa yang diinfakkan tangan kanannya orang yang berzikir kepada Allah kala sunyi, lalu bercucuran air matanya HR Bukhari.
Syarhus Sunnah: Hisab dan Timbangan pada Hari Kiamat
https://rumaysho.com/22090-syarhus-sunnah-hisab-dan-timbangan-pada-hari-kiamat.html
Kali ini kita akan lihat mengenai bahasan hisab dan timbangan pada hari kiamat dari pembahasan Imam Al-Muzani dalam Syarhus Sunnah.Imam Al-Muzani rahimahullah berkata, Setelah hancur, manusia dibangkitkan. Dan pada hari kiamat, manusia dikumpulkan di hadapan Rabb-Nya. Di masa penampakan amal manusia dihisab. Dengan dihadirkannya timbangan-timbangan dan ditebarkannya lembaran-lembaran (catatan amal). Allah menghitung dengan teliti, sedangkan manusia melupakannya. Hal itu terjadi pada hari yang kadarnya di dunia adalah 50 ribu tahun. Kalaulah seandainya bukan Allah sebagai hakimnya niscaya tidak akan bisa, akan tetapi Allahlah yang menetapkan hukum di antara mereka secara adil. Sehingga lama waktunya (bagi orang beriman) adalah sekadar masa istirahat siang di dunia, dan Allah Yang Paling Cepat Perhitungan Hisabnya. Sebagaimana Allah memulai menciptakan mereka, ada yang sengsara atau bahagia, pada hari itu mereka dikembalikan. Sebagian masuk surga, sebagian masuk neraka. Imam Al-Muzani rahimahullah mengatakan, Di masa penampakan amal manusia dihisab.Beberapa ayat menyebutkan hal ini, Pada hari itu kamu dihadapkan (kepada Tuhanmu), tiada sesuatupun dari keadaanmu yang tersembunyi (bagi Allah). (QS. Al-Haqqah: 18) Pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam keadaan bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka, Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. (QS. Az-Zalzalah: 6-8) Hisab menurut kaca mata akidah memiliki dua pengertian:Pertama: Al-Aradh (penampakan dosa dan pengakuan), mempunyai dua pengertian.Kedua: Munaqasyah (diperiksa secara sungguh-sungguh) dan inilah yang dinamakan hisab (perhitungan) antara kebaikan dan keburukan. (Lihat Mukhtashar Maarij Al-Qabul Hafizh al Hakami, diringkas oleh Hisyam Ali Uqdah, Cetakan Ketiga, Tahun 1413 H, hlm. 246)Untuk itulah Syaikhul Islam menyatakan bahwa hisab dapat dimaksudkan sebagai perhitungan antara amal kebajikan dan amal keburukan, dan di dalamnya terkandung pengertian munaqasyah. Juga dimaksukan dengan pengertian pemaparan dan pemberitahuan amalan terhadap pelakunya. (Daru Taarudh Al-Aqli wa An-Naqli, Ibnu Taimiyyah, Tahqiq Muhammad Rasyaad Saalim, tanpa tahun, 5:229)Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menyatakan di dalam sabdanya, Barangsiapa yang dihisab, maka ia tersiksa. Aisyah bertanya, Bukankah Allah telah berfirman maka ia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah (QS. Al-Insyiqaq: 8) Maka Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam menjawab, Itu baru al-aradh (penampakan amal). Namun barangsiapa yang diteliti hisabnya, maka ia akan binasa. (HR. Bukhari, no. 103 dan Muslim, no. 2876)Dalam ayat lain tentang hisab disebutkan, Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan. (QS. Yasin: 65) Dan diletakkanlah kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang bersalah ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata: Aduhai celaka kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia mencatat semuanya; dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada (tertulis). Dan Tuhanmu tidak menganiaya seorang juapun. (QS. Al-Kahfi: 49) Imam Al-Muzani rahimahullah mengatakan, Dengan dihadirkannya timbangan-timbangan.Dalam ayat disebutkan, Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawipun pasti Kami mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan. (QS. Al-Anbiya: 47)Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya mengatakan, Akan ada timbangan yang adil pada hari kiamat. Namun sejatinya timbangan itu hanyalah satu. Disebut dengan kata mawazin (bentuk plural dari timbangan) karena amalan yang ditimbang itu banyak.Dalam ayat lainnya disebutkan, Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan)nya, Maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan. Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya, maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah. Tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu? (Yaitu) api yang sangat panas. (QS. Al-Qariah: 6-11) Dari Abdullah bin Amr, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, . . Ada seseorang yang terpilih dari umatku pada hari kiamat dari kebanyakan orang ketika itu, lalu dibentangkan kartu catatan amalnya yang berjumlah 99 kartu. Setiap kartu jika dibentangkan sejauh mata memandang. Kemudian Allah menanyakan padanya, Apakah engkau mengingkari sedikit pun dari catatanmu ini? Ia menjawab, Tidak sama sekali wahai Rabbku. Allah bertanya lagi, Apakah yang mencatat hal ini berbuat zalim kepadamu? Lalu ditanyakan pula, Apakah engkau punya uzur atau ada kebaikan di sisimu? Dipanggillah laki-laki tersebut dan ia berkata, Tidak. Allah pun berfirman, Sesungguhnya ada kebaikanmu yang masih kami catat. Sehingga kamu tidak termasuk orang zalim pada hari ini. Lantas dikeluarkanlah satu bithoqoh (kartu sakti) yang bertuliskan syahadat laa ilaha ilallah wa anna muhammadan abduhu wa rosulullah. Lalu ia bertanya, Apa kartu ini yang bersama dengan catatan-catatanku yang penuh dosa tadi? Allah berkata padanya, Sesungguhnya engkau tidaklah zalim. Lantas diletakkanlah kartu-kartu dosa di salah satu daun timbangan dan kartu ampuh laa ilaha illallah di daun timbangan lainnya. Ternyata daun timbangan penuh dosa tersebut terkalahkan dengan beratnya kartu ampuh laa ilaha illalah tadi. (HR. Ibnu Majah, no. 4300; Tirmidzi, no. 2639 dan Ahmad, 2:213. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini sahih. Syuaib Al-Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini qawiy yaitu kuat dan perawinya tsiqqah termasuk perawi kitab sahih selain Ibrahim bin Ishaq Ath-Thaqani. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini sahih).Ada hadits pula yang serupa dengan hadits bithoqoh, yaitu diriwayatkan dari Abu Said Al Khudri radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah shallallahualaihi wa sallam bersabda, : : : : – – Musa berkata: Ya Rabb, ajarkanlah kepadaku sesuatu untuk mengingat-Mu dan berdoa kepada-Mu. Allah berfirman, Ucapkan hai Musa laa ilaha illallah. Musa berkata, Ya Rabb, semua hamba-Mu mengucapkan itu. Allah berfirman, Hai Musa, seandainya ketujuh langit serta seluruh penghuninya–selain Aku–dan ketujuh bumi diletakkan dalam satu timbangan dan kalimat laa ilaha illallah diletakkan dalam timbangan yang lain, niscaya kalimat laa ilaha illallah lebih berat timbangannya. (HR. Ibnu Hibban, no. 6218. Al-Hakim mensahihkan hadits ini dan Imam Adz-Dzahabi menyetujuinya. Al-Hafizh Ibnu Hajar mensahihkan sanad hadits ini dalam Al-Fath. Al-Haitsami dalam Az-Zawaid mengatakan bahwa hadits ini diriwayatkan oleh Abu Yala, perawinya ditsiqqahkan atau dipercaya, namun di dalamnya ada perawi yang dhaif. Sedangkan Syaikh Al-Albani mengatakan hadits ini dhaif dalam Kalimah Al-Ikhlas).Semoga bermanfaat dan keadaan kita di hari kiamat, moga diberi hisab yang mudah.
Kali ini kita akan lihat mengenai bahasan hisab dan timbangan pada hari kiamat dari pembahasan Imam AlMuzani dalam Syarhus Sunnah. Dan pada hari kiamat, manusia dikumpulkan di hadapan RabbNya. Allah menghitung dengan teliti, sedangkan manusia melupakannya. Hal itu terjadi pada hari yang kadarnya di dunia adalah 50 ribu tahun. Sebagian masuk surga, sebagian masuk neraka. Imam AlMuzani rahimahullah mengatakan, Di masa penampakan amal manusia dihisab. Beberapa ayat menyebutkan hal ini, Pada hari itu kamu dihadapkan kepada Tuhanmu, tiada sesuatupun dari keadaanmu yang tersembunyi bagi Allah. 246Untuk itulah Syaikhul Islam menyatakan bahwa hisab dapat dimaksudkan sebagai perhitungan antara amal kebajikan dan amal keburukan, dan di dalamnya terkandung pengertian munaqasyah. Juga dimaksukan dengan pengertian pemaparan dan pemberitahuan amalan terhadap pelakunya. Daru Taarudh AlAqli wa AnNaqli, Ibnu Taimiyyah, Tahqiq Muhammad Rasyaad Saalim, tanpa tahun, 5229Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menyatakan di dalam sabdanya, Barangsiapa yang dihisab, maka ia tersiksa. Aisyah bertanya, Bukankah Allah telah berfirman maka ia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah QS. Dan Tuhanmu tidak menganiaya seorang juapun. AlKahfi 49 Imam AlMuzani rahimahullah mengatakan, Dengan dihadirkannya timbangantimbangan. Dalam ayat disebutkan, Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun. Dan jika amalan itu hanya seberat biji sawipun pasti Kami mendatangkan pahalanya. Disebut dengan kata mawazin bentuk plural dari timbangan karena amalan yang ditimbang itu banyak. Tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu Yaitu api yang sangat panas. Ada seseorang yang terpilih dari umatku pada hari kiamat dari kebanyakan orang ketika itu, lalu dibentangkan kartu catatan amalnya yang berjumlah 99 kartu. Setiap kartu jika dibentangkan sejauh mata memandang. Allah pun berfirman, Sesungguhnya ada kebaikanmu yang masih kami catat. Lalu ia bertanya, Apa kartu ini yang bersama dengan catatancatatanku yang penuh dosa tadi Allah berkata padanya, Sesungguhnya engkau tidaklah zalim. Lantas diletakkanlah kartukartu dosa di salah satu daun timbangan dan kartu ampuh laa ilaha illallah di daun timbangan lainnya. Syaikh AlAlbani mengatakan bahwa hadits ini sahih. Allah berfirman, Ucapkan hai Musa laa ilaha illallah. AlHafizh Ibnu Hajar mensahihkan sanad hadits ini dalam AlFath. Semoga bermanfaat dan keadaan kita di hari kiamat, moga diberi hisab yang mudah.
3700. HUKUM MENGULURKAN TANGAN DI DEPAN MUSHOLLI
https://www.piss-ktb.com/2014/12/3700-fiqih-sholat-hukum-mengulurkan.html
PERTANYAAN : Selamat sore kawan, mau nanya nih, al-murur baina yadail-musholi itu kan haram, nah, kalo misal saya sedang sholat namun kedua orang kanan daan kiri saya bersalaman yang kedua tangannya tepat di depan saya, itu gimana ya hukumnya ? [NA Kami NerashUke]. JAWABAN : Tidak diperbolehkan melakukan tindakan-tindakan yang bisa mengganggu ketenangan (kekhusuan) orang yang sedang melakukan sholat, seperti duduk, tidur, mengulurkan tangan atau kaki, juga mengambil barang yang ada di hadapan musholli (orang yang sholat) yang menggunakan satir (penghalang). Wallohu a'lam bis showab. [Ghufron Bkl]. ( 254) ( ) ...( ) . LINK DISKUSI : www.fb.com/notes/898304556859020 www.fb.com/groups/piss.ktb/873794569310019/
PERTANYAAN Selamat sore kawan, mau nanya nih, almurur baina yadailmusholi itu kan haram, nah, kalo misal saya sedang sholat namun kedua orang kanan daan kiri saya bersalaman yang kedua tangannya tepat di depan saya, itu gimana ya hukumnya NA Kami NerashUke. JAWABAN Tidak diperbolehkan melakukan tindakantindakan yang bisa mengganggu ketenangan kekhusuan orang yang sedang melakukan sholat, seperti duduk, tidur, mengulurkan tangan atau kaki, juga mengambil barang yang ada di hadapan musholli orang yang sholat yang menggunakan satir penghalang. Wallohu alam bis showab. Ghufron Bkl. 254 . LINK DISKUSI www.fb.comnotes898304556859020 www.fb.comgroupspiss.ktb873794569310019
Cara Menutup Penglihatan Jin
https://bersamadakwah.net/cara-menutup-penglihatan-jin/
ilustrasi Al Qur’an menjelaskan, syetan dari kalangan jin bisa melihat manusia sedangkan manusia tidak bisa melihat mereka. Lalu, bagaimana agar jin tidak bisa melihat kita, khususnya ketika kita membuka aurat di rumah? Untungnya Rasulullah telah mengajarkan cara menutup penglihatan jin. Ayat yang menunjukkan bahwa syetan dari kalangan jin bisa melihat manusia adalah surat Al A’raf ayat 27: ”Sesungguhnya, iblis dan golongannya bisa melihat kamu dari suatu tempat yang (di sana) kamu tidak bisa melihat mereka.” (Qs. Al-A’raf:27) Ayat ini juga menjadi dalil bahwa manusia tidak bisa melihat jin dalam bentuknya yang asli. Kecuali orang-orang yang dikecualikan seperti Nabi Muhammad dan Nabi Sulaiman. Nah, cara menutup penglihatan jin agar jin tidak melihat (aurat) kita ketika kita membuka pakaian atau ganti baju, Rasulullah mengajarkannya kepada kita. Beliau bersabda: : “Yang bisa menghalangi pandangan mata jin dan aurat anak Adam (manusia) adalah ketika hendak menanggalkan pakaian hendaklah membaca Bismillah” (HR. As Suyuthi, shahih menurut Al Albani) Dalam hadits yang lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Penghalang antara pandangan mata jin dan aurat anak Adam (manusia) adalah ketika seseorang hendak masuk ke kamar mandi hendaklah membaca Bismillah” (HR. Tirmidzi, shahih menurut Al Albani). Demikianlah caranya. Sederhana, tidak perlu ritual khusus. Cukup dengan membaca bismillah, sebuah kalimat singkat yang merupakan inti dari penyerahan diri kita kepada Allah, menyandarkan segala perkara gaib kepada Allah dan meminta perlindungan hanya kepada Allah. Hanya dengan membaca bismillah, saat itu kita akan terlindungi dari pandangan mata jin. Hanya dengan membaca bismillah, inilah cara singkat menutup penglihatan jin sehingga tak mampu lagi melihat kita. Maha benar Allah dengan segala firman-Nya. Salawat dan salam teruntuk Rasulullah atas segala ajarannya yang mulia. [Muchlisin BK/bersamadakwah]
ilustrasi Al Quran menjelaskan, syetan dari kalangan jin bisa melihat manusia sedangkan manusia tidak bisa melihat mereka. Lalu, bagaimana agar jin tidak bisa melihat kita, khususnya ketika kita membuka aurat di rumah Untungnya Rasulullah telah mengajarkan cara menutup penglihatan jin. Ayat yang menunjukkan bahwa syetan dari kalangan jin bisa melihat manusia adalah surat Al Araf ayat 27 Sesungguhnya, iblis dan golongannya bisa melihat kamu dari suatu tempat yang di sana kamu tidak bisa melihat mereka. Qs. AlAraf27 Ayat ini juga menjadi dalil bahwa manusia tidak bisa melihat jin dalam bentuknya yang asli. Kecuali orangorang yang dikecualikan seperti Nabi Muhammad dan Nabi Sulaiman. Nah, cara menutup penglihatan jin agar jin tidak melihat aurat kita ketika kita membuka pakaian atau ganti baju, Rasulullah mengajarkannya kepada kita. Beliau bersabda Yang bisa menghalangi pandangan mata jin dan aurat anak Adam manusia adalah ketika hendak menanggalkan pakaian hendaklah membaca Bismillah HR. As Suyuthi, shahih menurut Al Albani Dalam hadits yang lain, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda Penghalang antara pandangan mata jin dan aurat anak Adam manusia adalah ketika seseorang hendak masuk ke kamar mandi hendaklah membaca Bismillah HR. Tirmidzi, shahih menurut Al Albani. Demikianlah caranya. Sederhana, tidak perlu ritual khusus. Cukup dengan membaca bismillah, sebuah kalimat singkat yang merupakan inti dari penyerahan diri kita kepada Allah, menyandarkan segala perkara gaib kepada Allah dan meminta perlindungan hanya kepada Allah. Hanya dengan membaca bismillah, saat itu kita akan terlindungi dari pandangan mata jin. Hanya dengan membaca bismillah, inilah cara singkat menutup penglihatan jin sehingga tak mampu lagi melihat kita. Maha benar Allah dengan segala firmanNya. Salawat dan salam teruntuk Rasulullah atas segala ajarannya yang mulia. Muchlisin BKbersamadakwah
Hal Dasar yang Harus Diketahui Umat Muslim
https://dalamislam.com/dasar-islam/hal-dasar-yang-harus-diketahui-umat-muslim
Manusia diciptakan Tuhan dengan berbagai bentuk, rupa dan keanekaragamannya, hal itu bukan berarti harus dijadikan sebagai dasar diperbolehkannya untuk merasa lebih tinggi daripada yang lain.Selain mengajarkan tatacara berhubungan dengan Tuhan (hablun minallah), Islam mengajarkan hal-hal mendasar dalam berhubungan dengan manusia (hablun minannas). Berikut adalah hal mendasar yang harus diketahui oleh umat Islam:Tuhan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu pengetahuan (QS. al-Mujadilah [58]: 11) Artinya:“Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”Untuk pertama, manusia harus tahu dimana kedudukannya. Dalam di atas, keimanan menjadi penentu tinggi derajatnya seseorang sebagai kekasih Allah. Ketika Allah mengakui seseorang sebagai kekasihnya, maka Ia akan menganugerahkan pengetahuan yang tidak dimiliki orang lain.Islam mengajarkan “orientasi kerja” (achievement orientation) (QS. al-Kahfi [18]: 110) Artinya:“Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: “Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa”. Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya“Hal ini searah dengan ungkapan para ulama “penghargaan di zaman Jahiliyah itu berdasarkan keturunan, sedangkan penghargaan dalam Islam berdasarkan amal kebaikan” Tinggi rendahnya ketakwaan seseorang ditentukan oleh kualitas amal saleh (QS. al-Hujurat [49]: 13) Artinya:“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal” Manusia adalah makhluk sosial, maka dari itu manusia harus selalu berada dalam lingkaran “perilau baik” agar dia bisa bersosial dengan yang lain. Karena akan sulit bagi manusia yang berperilaku buruk untuk berhubungan dengan sesame manusia.Menghargai manusia bagaimanapun dia diciptakan (QS. al-Baqarah [2]: 34) Artinya:“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kamu kepada Adam,” maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir”Bagaimanapun fisik manusia, semuanya harus dihormati apapun warna kulitnya, dari manapun asalnya, malaikat saja menghormati manusia, berarti tinggal bagaimana menempatkan posisinya sebagai manusia, bukan malah melakukan perilaku yang jauh dari sifat kemanusiaan.Itu adalah sebagian kecil dari petikan ayat-ayat al-Qur’an yang menjadi rujukan atau dasar dalam berhubungan antar sesama. Jadi, setelah kita mengetahui hal ini, tinggal bagaimana kita melaksanakannya dalam keseharian kita, karena ilmu tanpa amal sama saja dengan pohon yang diharapkan buahnya tapi tak kunjung berbuah.
Manusia diciptakan Tuhan dengan berbagai bentuk, rupa dan keanekaragamannya, hal itu bukan berarti harus dijadikan sebagai dasar diperbolehkannya untuk merasa lebih tinggi daripada yang lain. Dan apabila dikatakan Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orangorang yang beriman di antaramu dan orangorang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakanUntuk pertama, manusia harus tahu dimana kedudukannya. Dalam di atas, keimanan menjadi penentu tinggi derajatnya seseorang sebagai kekasih Allah. alHujurat 49 13 ArtinyaHai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang lakilaki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsabangsa dan bersukusuku supaya kamu saling kenalmengenal. Karena akan sulit bagi manusia yang berperilaku buruk untuk berhubungan dengan sesame manusia. Menghargai manusia bagaimanapun dia diciptakan QS. Itu adalah sebagian kecil dari petikan ayatayat alQuran yang menjadi rujukan atau dasar dalam berhubungan antar sesama. Jadi, setelah kita mengetahui hal ini, tinggal bagaimana kita melaksanakannya dalam keseharian kita, karena ilmu tanpa amal sama saja dengan pohon yang diharapkan buahnya tapi tak kunjung berbuah.
1576. SUAMI ATAU ISTRI MURTAD, BATALKAH PERNIKAHANNYA ?
https://www.piss-ktb.com/2012/06/1576-suami-atau-istri-murtad-batalkah.html
PERTANYAAN : Bagaimana hukumnya suami istri bilamana yang salah satu itu murtad (keluar dari islam) atau seperti jaman sekarang banyak yang tinggal sholat ? pernikahan apa masih berlanjut / batal ? [Novan Probolingo]. JAWABAN : Kalo salah satu murtad maka otomatis nikahnya jadi batal, bukan jatuh talak, tapi diharamkan baginya berhubungan badan, kalau dia kembali islam saat masih iddah, maka jadi pasutri lagi. Adapun jika salah satu suami istri meninggalkan sholat selama tidak mengingkari sholat itu wajib, maka tidak dihukumi kufur, jadi nikahnya tetap berlaku. - asnal matholib juz 3 hal 248 : - asnal matholib juz 4 hal 123 : - ianatut tholibin juz 3 hal 351 : ( ) - Hasyiyah Sarqowi, Juz II, h. 237 : "Wa laa tahillu murtaddatun li ahadin". Wanita murtad tidak halal bagi siapapun. - Assiroj alwahhaj juz 1 hal 377 : Jika pasutri murtad atau salah satunya sebelum melakukan hubungan badan maka langsung berlaku hukum cerai di antara mereka jika murtadnya setelah melakukan hubungan badan maka dihentikan dulu, jika mereka bisa kembali islam saat masih iddah maka hukum nikahnya masih tetap berlaku, jika tidak, maka hukum furqoh/cerai itu berlaku gara-gara murtad dan diharamkan berhubungan badan dalam masa-masa pemberhentiannya. Kalau suami-istri ini konsisten murtad, maka jatuh talaq 1 / roj'iyyah. - fathul wahhab juz 2 hal 78 : ) - fathul wahhab juz 2 hal 78 : ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) Wallaahu A'lamu Bis Showaab. [Sunde Pati, Nisfi Sitta, Mbah Godek, Abdullah Al-Bughisy]. www.fb.com/groups/piss.ktb/381687141854100/
PERTANYAAN Bagaimana hukumnya suami istri bilamana yang salah satu itu murtad keluar dari islam atau seperti jaman sekarang banyak yang tinggal sholat pernikahan apa masih berlanjut batal Novan Probolingo. JAWABAN Kalo salah satu murtad maka otomatis nikahnya jadi batal, bukan jatuh talak, tapi diharamkan baginya berhubungan badan, kalau dia kembali islam saat masih iddah, maka jadi pasutri lagi. Adapun jika salah satu suami istri meninggalkan sholat selama tidak mengingkari sholat itu wajib, maka tidak dihukumi kufur, jadi nikahnya tetap berlaku. asnal matholib juz 3 hal 248 asnal matholib juz 4 hal 123 ianatut tholibin juz 3 hal 351 Hasyiyah Sarqowi, Juz II, h. 237 Wa laa tahillu murtaddatun li ahadin. Wanita murtad tidak halal bagi siapapun. Assiroj alwahhaj juz 1 hal 377 Jika pasutri murtad atau salah satunya sebelum melakukan hubungan badan maka langsung berlaku hukum cerai di antara mereka jika murtadnya setelah melakukan hubungan badan maka dihentikan dulu, jika mereka bisa kembali islam saat masih iddah maka hukum nikahnya masih tetap berlaku, jika tidak, maka hukum furqohcerai itu berlaku garagara murtad dan diharamkan berhubungan badan dalam masamasa pemberhentiannya. Kalau suamiistri ini konsisten murtad, maka jatuh talaq 1 rojiyyah. fathul wahhab juz 2 hal 78 fathul wahhab juz 2 hal 78 Wallaahu Alamu Bis Showaab. Sunde Pati, Nisfi Sitta, Mbah Godek, Abdullah AlBughisy. www.fb.comgroupspiss.ktb381687141854100
Muhammad melihat jibril di sidratul muntaha
https://www.laduni.id/alquran/tema/tema-ayat-quran-Muhammad-melihat-jibril-di-sidratul-muntaha
QS.Surat An-Najm[53]:13 () 13. Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain,
QS.Surat AnNajm5313 13. Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu dalam rupanya yang asli pada waktu yang lain,
Bolehkah Perempuan Menyembelih Hewan dalam Islam?
https://www.laduni.id/post/read/57880/bolehkah-perempuan-menyembelih-hewan-dalam-islam.html
PERTANYAAN : Perempuan boleh tidak menyembelih hewan? Asumsi masyarakat yang mengatakan demikian. JAWABAN : Dihukumi Halal sembelihan perempuan dengan tiada perbedaan di antara Ulama berdasarkan hadits riwayat Ka’b Bin Malik, hanya saja sembelihan pria lebih utama dari wanita, baik wanita tersebut merdeka, budak, suci, , nifas wanita muslim atau wanita ahli kitab. [ Almajmu’ Syarh Muhaddzab IX/76 ]. Wallaahu A'lamu Bis showaab. ) Sumber: Pustaka Ilmu Sunni Salafiyah
PERTANYAAN Perempuan boleh tidak menyembelih hewan Asumsi masyarakat yang mengatakan demikian. JAWABAN Dihukumi Halal sembelihan perempuan dengan tiada perbedaan di antara Ulama berdasarkan hadits riwayat Kab Bin Malik, hanya saja sembelihan pria lebih utama dari wanita, baik wanita tersebut merdeka, budak, suci, , nifas wanita muslim atau wanita ahli kitab. Almajmu Syarh Muhaddzab IX76 . Wallaahu Alamu Bis showaab. Sumber Pustaka Ilmu Sunni Salafiyah
5 Kunci Kebahagiaan
https://www.eramuslim.com/hikmah/tafakur/5-kunci-kebahagiaan/
Eramuslim – Perjalanan hidup tak selalu berjalan mulus. Suka dan duka dipergilirkan. Situasi juga kondisi terkadang tak sesuai yang diharapkan. Manusia ingin bahagia, tapi tak sedikit berujung kecewa. Berbagai cara ditempuh untuk mewujudkannya, tapi bahagia tak kunjung tiba. Sejatinya bahagia itu bergantung kita, bukan kata mereka, apalagi si dia yang suka mencari cela. Sikap kitalah yang menentukan atas apa yang terjadi dan dialami menjadi sumber bahagia atau sengsara. Memperjuangkan kebahagiaan dengan segenap tenaga dan berdasarkan tuntunan-Nya dianjurkan kepada manusia untuk terus berusaha dan berdoa. Jika menginginkan sesuatu, mintalah kepada Allah SWT dengan diiringi ketaatan jiwa raga. Sedikitnya ada lima sikap sebagai kunci meraih bahagia. Pertama, selalu bersyukur dan rasakanlah hidup akan selalu dihiasi kenikmatan. Menyadari betapa kebahagiaan yang diberikan Allah begitu nyata. Andai kata terus menghitung nikmat-Nya, akan habislah pikiran, ingatan, tinta, dan semua kertas sebelum sempat menghitung dan menuliskan semuanya. (QS an-Nahl: 34). Sadarilah, nikmat tidak melulu tentang harta, pangkat, dan jabatan. Tubuh yang sehat, keluarga yang harmonis, anak yang saleh adalah sebagian kecil nikmat yang sering luput disyukuri. Barang siapa bersyukur dengan nikmat yang sedikit, ia akan diberikan limpahan nikmat, terbebas dari belenggu tipu daya harta. Kedua, bersikap qanaah, merasa cukup dengan apa yang dimiliki. Dia tidak dirisaukan oleh sesuatu yang memang tidak dimilikinya. Hatinya damai, jauh dari iri hati dan dengki. Baginya, kaya atau miskin tidak memengaruhi ibadahnya. Rasulullah SAW bersabda, “Kekayaan bukanlah dari banyaknya harta. Kekayaan yang sesungguhnya adalah hati yang merasa kaya.” (HR Muttafaq ‘Alaih). Ketiga, belajar bersabar. Memang mudah diucapkan, tapi pada praktiknya tidak semua orang mampu melaksanakan. Mata pelajaran sabar harus ditempuh sepanjang kehidupan. Mengangkat derajat seseorang ke tempat yang lebih tinggi. Ketika kita mampu bersabar atas penyakit yang menjangkiti, bencana yang menimpa keluarga, atau masalah ekonomi yang membelit, Allah SWT janjikan rahmat baginya. (QS al-Baqarah: 155-157). Keempat, bersikap dan mengamalkan ilmu ikhlas. Setiap amal yang dikerjakan hendaknya selalu karena Allah semata, bukan ingin mendapat pujian dari sesama. Ikhlaslah dalam menerima segala ketetapan-Nya. Dengan demikian, kita akan selalu memandang positif setiap persoalan. Apabila Allah yang Maharahman memberi apa yang kita minta, bersyukurlah. Jika Dia tidak memberi, pasrah dan ikhlaslah menerima. Kelima, setelah berusaha keras, bertawakal. Allah SWT berfirman, “Dan hanya kepada Allahlah hendaknya orang-orang mukmin bertawakal.” (QS Ibrahim: 11). Manusia hanya berikhtiar, Allah yang Mahakuasa menentukan segalanya. Hati mereka yang bertawakal takkan pernah dirundung cemas dan khawatir. Lima kunci ini hendaknya menjadi amalan, sikap, dan nilai hidup harian. Tak mudah, tapi semuanya dapat dilakukan sejauh hati dan pikiran dipersatukan dengan keimanan. Wallahu a’lam. (rol)
Eramuslim Perjalanan hidup tak selalu berjalan mulus. Situasi juga kondisi terkadang tak sesuai yang diharapkan. Berbagai cara ditempuh untuk mewujudkannya, tapi bahagia tak kunjung tiba. Sejatinya bahagia itu bergantung kita, bukan kata mereka, apalagi si dia yang suka mencari cela. Pertama, selalu bersyukur dan rasakanlah hidup akan selalu dihiasi kenikmatan. Andai kata terus menghitung nikmatNya, akan habislah pikiran, ingatan, tinta, dan semua kertas sebelum sempat menghitung dan menuliskan semuanya. Dia tidak dirisaukan oleh sesuatu yang memang tidak dimilikinya. Baginya, kaya atau miskin tidak memengaruhi ibadahnya. Kekayaan yang sesungguhnya adalah hati yang merasa kaya. Memang mudah diucapkan, tapi pada praktiknya tidak semua orang mampu melaksanakan. Mata pelajaran sabar harus ditempuh sepanjang kehidupan. Mengangkat derajat seseorang ke tempat yang lebih tinggi. Ketika kita mampu bersabar atas penyakit yang menjangkiti, bencana yang menimpa keluarga, atau masalah ekonomi yang membelit, Allah SWT janjikan rahmat baginya. Keempat, bersikap dan mengamalkan ilmu ikhlas. Setiap amal yang dikerjakan hendaknya selalu karena Allah semata, bukan ingin mendapat pujian dari sesama. Ikhlaslah dalam menerima segala ketetapanNya. Dengan demikian, kita akan selalu memandang positif setiap persoalan. Kelima, setelah berusaha keras, bertawakal. Allah SWT berfirman, Dan hanya kepada Allahlah hendaknya orangorang mukmin bertawakal. Hati mereka yang bertawakal takkan pernah dirundung cemas dan khawatir. Lima kunci ini hendaknya menjadi amalan, sikap, dan nilai hidup harian. Tak mudah, tapi semuanya dapat dilakukan sejauh hati dan pikiran dipersatukan dengan keimanan.
Fawaid Hadist #157 | Mengingkari Kemungkaran Di Setiap Lapisan Masyarakat
https://bimbinganislam.com/fawaid-hadist-157-mengingkari-kemungkaran-di-setiap-lapisan-masyarakat/
Fawaid Hadist #157 | Mengingkari Kemungkaran Di Setiap Lapisan Masyarakat Para pembaca Bimbinganislam.com yang memiliki akhlaq mulia berikut kami sajikan serial fawaid hadist, Fawaid Hadist #157 | Mengingkari Kemungkaran Di Setiap Lapisan Masyarakat. Selamat membaca. [div class=fawaid-hadis] : : Dari Numan bin Basyir radhiyallahu anhu dari Nabi shallallahu alaihi wa salam, baginda bersabda: Perumpamaan orang yang menegakkan batasan-batasan (hukum-hukum) Allah dan orang-orang yang melanggarnya, seperti kaum yang memenuhi kapal dengan mengundi sehingga terbagilah sebagian mereka. Ada yang di bagian atas dan sebagian lainnya ada di bawah. Jika orang yang berada di bawah ingin minum, maka mereka akan naik ke atas melewati orang yang di atas mereka, kemudian mereka berkata, Jika kita lubangi bagian kita dengan lubang yang kecil, maka kita tidak akan menggangu orang yang di atas. Jika mereka (yang di atas) membiarkannya dan tidak mencegahnya apa yang dikehendaki orang-orang yang ada di bawah, maka mereka semua akan binasa, tetapi jika mereka mencegahnya, maka mereka semua akan selamat. (HR. Al-Bukhari, no. 2493). [/div] Faedah Hadist Hadist ini memberikan faedah faedah berharga, di antaranya; Perumpamaan yang dibuat oleh Nabi shallallahu alaihi wa sallam merupakan perumpaan yang sangat bagus dan sarat makna yang tinggi. Manusia di dalam syariat agama Allah ini, seperti orang yang berada di atas kapal, di lautan yang sangat dalam yang dihempas oleh gelombang, dan sudah barang tentu para penumpang yang ada dalam kapal itu terbagi kelasnya, ada yang di bagian atas ada juga di bagian bawah, sehingga stabillah posisi kapal dan penumpang pun tidak berdesak-desakan. Dalam kapal yang berpenumpang banyak ini, jika ada salah seorang dari mereka yang ingin membuat kerusakan, maka harus ada orang yang mencegahnya, agar mereka semua selamat jika tidak dicegah, maka akan binasa semuanya. Demikianlah agama Allah, jika orang-orang yang berakal, orang-orang yang berilmu dan para ulama dapat mencegah orang yang bodoh, maka semuanya akan selamat, dan jika mereka membiarkannya dan tidak mahu mencegahnya, maka semua akan binasa. Suatu negeri bisa saja ditimpa kehancuran atau kebinasaan gara-gara kemaksiatan yang dibiarkan begitu saja di tengah-tengah masyarakat tanpa ada yang mengingkari. Kemaksiatan ini bisa jadi syirik, bidah atau maksiat. Bolehnya melakukan undian (tanpa adanya taruhan) dalam masalah memilih tempat, ada yang di atas dan di bawah. Meninggalkan kemungkaran tidak cukup pada individu saja, namun masyarakat secara umum. Kebebasan manusia bukanlah mutlak, namun masih terikat dengan memperhatikan keadaan orang sekitarnya. Wallahu Taala Alam. Referensi Utama: Syarah Riyadhus Shalihin karya Syaikh Shalih al Utsaimin, & Kitab Bahjatun Naazhiriin Syarh Riyaadhish Shaalihiin karya Syaikh Salim bin Ied Al Hilaliy. [div class=fawaid-hadis] Yuk dukungoperasional & pengembangan dakwahBimbingan Islam,bagikanjuga faedah hadist ini kepada kerabat dan teman-teman. Demi Allah, jika Allah memberi hidayah kepada satu orang dengan sebab perantara dirimu, hal itu lebih baik bagimu daripada unta-unta merah.(HR. Bukhari dan Muslim). *unta merah adalah harta yang paling istimewa di kalangan orang Arab kala itu (di masa Nabi). [/div]
Fawaid Hadist 157 Mengingkari Kemungkaran Di Setiap Lapisan Masyarakat Para pembaca Bimbinganislam.com yang memiliki akhlaq mulia berikut kami sajikan serial fawaid hadist, Fawaid Hadist 157 Mengingkari Kemungkaran Di Setiap Lapisan Masyarakat. div classfawaidhadis Dari Numan bin Basyir radhiyallahu anhu dari Nabi shallallahu alaihi wa salam, baginda bersabda Perumpamaan orang yang menegakkan batasanbatasan hukumhukum Allah dan orangorang yang melanggarnya, seperti kaum yang memenuhi kapal dengan mengundi sehingga terbagilah sebagian mereka. Ada yang di bagian atas dan sebagian lainnya ada di bawah. Jika mereka yang di atas membiarkannya dan tidak mencegahnya apa yang dikehendaki orangorang yang ada di bawah, maka mereka semua akan binasa, tetapi jika mereka mencegahnya, maka mereka semua akan selamat. div Faedah Hadist Hadist ini memberikan faedah faedah berharga, di antaranya Perumpamaan yang dibuat oleh Nabi shallallahu alaihi wa sallam merupakan perumpaan yang sangat bagus dan sarat makna yang tinggi. Manusia di dalam syariat agama Allah ini, seperti orang yang berada di atas kapal, di lautan yang sangat dalam yang dihempas oleh gelombang, dan sudah barang tentu para penumpang yang ada dalam kapal itu terbagi kelasnya, ada yang di bagian atas ada juga di bagian bawah, sehingga stabillah posisi kapal dan penumpang pun tidak berdesakdesakan. Suatu negeri bisa saja ditimpa kehancuran atau kebinasaan garagara kemaksiatan yang dibiarkan begitu saja di tengahtengah masyarakat tanpa ada yang mengingkari. Kemaksiatan ini bisa jadi syirik, bidah atau maksiat. Bolehnya melakukan undian tanpa adanya taruhan dalam masalah memilih tempat, ada yang di atas dan di bawah. Kebebasan manusia bukanlah mutlak, namun masih terikat dengan memperhatikan keadaan orang sekitarnya. Referensi Utama Syarah Riyadhus Shalihin karya Syaikh Shalih al Utsaimin, Kitab Bahjatun Naazhiriin Syarh Riyaadhish Shaalihiin karya Syaikh Salim bin Ied Al Hilaliy. div classfawaidhadis Yuk dukungoperasional pengembangan dakwahBimbingan Islam,bagikanjuga faedah hadist ini kepada kerabat dan temanteman. Demi Allah, jika Allah memberi hidayah kepada satu orang dengan sebab perantara dirimu, hal itu lebih baik bagimu daripada untaunta merah. unta merah adalah harta yang paling istimewa di kalangan orang Arab kala itu di masa Nabi.
Kedustaan Dalam Pacaran
https://muslim.or.id/20066-kedustaan-dalam-pacaran.html
Jika tidak percaya, tanyakan pada yang menjalani pacaran, yang ada hanyalah kedustaan. Ketika masa-masa pacaran, si kekasih akan selalu berdandan cantik di hadapan pacarnya, berkata lemah lembut, bersenyum manis dan belang jeleknya ditutup-tutupi. Yang pacaran akan merasa tidak pede jika nampak sesuatu yang jelek dari dirinya. Kalau dikatakan pacaran sebagai jalan untuk mengenal pasangan sebelum nikah, kenyataanya penjajakan tersebut jauh berbeda dengan saat telah menikah. Saat telah menikah, satu sama lain tidak mesti berpenampilan cantik atau ganteng saat di rumah. Tidak mesti pula terus-terusan bertemu dalam keadaan harum atau wangi. Bahkan dalam pernikahan ada pasangan yang berkata kasar yang hal ini tidak dijumpai saat pacaran dahulu. Padahal Islam sudah memberi jalan bahwa mengenali pasangan bisa dari empat hal: (1) kecantikan, (2) martabat (keturunan), (3) kekayaan atau (4) baik atau tidak agamanya. Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Perempuan itu dinikahi karena empat faktor yaitu agama, martabat, harta dan kecantikannya. Pilihlah perempuan yang baik agamanya. Jika tidak, niscaya engkau akan menjadi orang yang merugi. (HR. Bukhari no. 5090 dan Muslim no. 1446). Mengenal calon pasangan sudah cukup lewat empat hal tersebut. Keempat hal tadi bisa diketahui dari keluarga dekat atau dari teman dekat si pasangan. Jadi, tidak mesti lewat lisan si pasangan secara langsung. Jika sudah ada cara yang Islam gariskan, masihkah mencari cara lain untuk mengenal pasangan? Lantas apa mesti mengenal calon pasangan lewat pacaran? Ketahuilah bahwa nikah adalah tanda ingin serius, sedangkan pacaran hanya ingin terus dipermainkan. Jangan heran jika ada yang sudah pacaran bertahun-tahun, namun pernikahan mereka tidak sampai setahun jadi bubar. Coba lihat saja para sahabat Rasul -shallallahu alaihi wa sallam-, tidak pernah menempuh jalan pacaran ketika mencari pasangan. Sekali taaruf, merasa cocok, sudah langsung menuju pelaminan. Tidak seperti para pemuda saat ini yang menjalani pacaran hingga 10 tahun untuk bisa saling mengenal lebih dalam. Padahal para sahabat adalah sebaik-baik generasi sepeninggal Rasul -shallallahu alaihi wa sallam- yang mesti dicontoh. Lihat saja apa yang terjadi ketika Fathimah dinikahi Ali bin Abi Tholib atau Ruqoyyah yang dinikahi sahabat mulia Utsman bin Affan, mereka tidak melewati proses penjajakan pacaran. Imam Ahmad berkata dalam Ushulus Sunnah, Hendaklah kita berpegang teguh dengan ajaran para sahabat -radhiyallahu anhum- serta mengikuti ajaran mereka. Lihat pula si mbah kita dahulu. Mereka juga tidak mengenali calon pasangan mereka dengan pacaran. Akan tetapi, keluarga mereka tetap langgeng dan punya banyak keturunan. So … Apa gunanya pacaran? Jika Anda ingin dikelabui terus-terusan, maka monggo itu pilihan Anda dan akhirnya Anda yang tanggung sendiri akibatnya. Semoga Allah beri taufik dan hidayah. Baca juga: Pacaran Islami — @ Warak, Girisekar, Panggang, Gunungkidul, 16 Rajab 1434 H Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal Artikel Muslim.or.id
Jika tidak percaya, tanyakan pada yang menjalani pacaran, yang ada hanyalah kedustaan. Ketika masamasa pacaran, si kekasih akan selalu berdandan cantik di hadapan pacarnya, berkata lemah lembut, bersenyum manis dan belang jeleknya ditutuptutupi. Saat telah menikah, satu sama lain tidak mesti berpenampilan cantik atau ganteng saat di rumah. Tidak mesti pula terusterusan bertemu dalam keadaan harum atau wangi. Bahkan dalam pernikahan ada pasangan yang berkata kasar yang hal ini tidak dijumpai saat pacaran dahulu. Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Perempuan itu dinikahi karena empat faktor yaitu agama, martabat, harta dan kecantikannya. Jika tidak, niscaya engkau akan menjadi orang yang merugi. Mengenal calon pasangan sudah cukup lewat empat hal tersebut. Keempat hal tadi bisa diketahui dari keluarga dekat atau dari teman dekat si pasangan. Jadi, tidak mesti lewat lisan si pasangan secara langsung. Jika sudah ada cara yang Islam gariskan, masihkah mencari cara lain untuk mengenal pasangan Lantas apa mesti mengenal calon pasangan lewat pacaran Ketahuilah bahwa nikah adalah tanda ingin serius, sedangkan pacaran hanya ingin terus dipermainkan. Jangan heran jika ada yang sudah pacaran bertahuntahun, namun pernikahan mereka tidak sampai setahun jadi bubar. Coba lihat saja para sahabat Rasul shallallahu alaihi wa sallam, tidak pernah menempuh jalan pacaran ketika mencari pasangan. Sekali taaruf, merasa cocok, sudah langsung menuju pelaminan. Padahal para sahabat adalah sebaikbaik generasi sepeninggal Rasul shallallahu alaihi wa sallam yang mesti dicontoh. Lihat saja apa yang terjadi ketika Fathimah dinikahi Ali bin Abi Tholib atau Ruqoyyah yang dinikahi sahabat mulia Utsman bin Affan, mereka tidak melewati proses penjajakan pacaran. Imam Ahmad berkata dalam Ushulus Sunnah, Hendaklah kita berpegang teguh dengan ajaran para sahabat radhiyallahu anhum serta mengikuti ajaran mereka. Akan tetapi, keluarga mereka tetap langgeng dan punya banyak keturunan. So Apa gunanya pacaran Jika Anda ingin dikelabui terusterusan, maka monggo itu pilihan Anda dan akhirnya Anda yang tanggung sendiri akibatnya.
Inilah Amalan Nabi di Bulan Syaban
https://www.harakatuna.com/amalan-nabi-di-bulan-syaban.html
Bulan Syaban adalah salah satu bulan yang cukup spesial bagi orang Islam, namun demikian bulan ini termasuk salah satu bulan yang dilupakan oleh umat Islam. Hal ini karena posisi bulan ini berada diantara dua bulam haram (mulia) yaitu Rajab dan Ramadhan. Perlu diketahui bahwa bulan Syaban adalah bulan Dilaporkannya amal manusia dikaharibaan Allah SWT. Nabi Muhammad bersabda “Inilah bulan yang didalamnya amal perbuatan manusia diangkat kepada Allah SWT”. Mengetahui keistimewaan bulan ini, maka sangat dianjurkan untuk melaksanakan ibadah dan amalan yang bisa mendekatkan kepada sang pencipta. Berikut amalan di bulan Syaban Pertama, memperbanyak membaca sholawat. Sholawat adalah salah satu hal yang diperintahkan kepada Umat Islam yang perintahnya ini terjadi pada bulan Syaban. Perintah Allah ini termaktub dalam Al-Quran, Surat Al-Ahzab ayat 56 Artinya: Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi Saw. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi Saw dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya”. Bulan Syaban, Bulannya Al-Quran Kedua, berpuasa. hal ini didasarkan pada sebuah hadis Nabi Muhammad yang berbunyi Artinya: “Dari Usamah bin Zaid ra, ia berkata; ‘Aku berkata, ‘Wahai Rasulallah! Aku melihat puasa engkau pada bulan itu lebih banyak dari bulan-bulan yang lain, kecuali Ramadhan.’ Beliau bertanya, ‘Bulan yang mana?’ Aku menjawab, ‘Bulan Syaban.’ Beliau bersabda, ‘Bulan Syaban merupakan bulan diangkatnya amal kepada Rabb Semesta Alam. Dan aku senang ketika amalku diangkat aku sedang berpuasa.” (HR. An-Nasa’i, No. 2357). Dalam hadis lain dikatakan Artinya: “Dari ‘Aisyah, isti Nabi saw, beliau berkata: ‘Rasulallah saw (sering) berpuasa hingga kami berkata (mengira), beliau tidak berbuka. Pun berbuka hingga kami berkata, beliau tidak puasa. Aku tidak mengetahui Rasulallah saw puasa satu bulan penuh melainkan pada bulan Ramadhan. Dan aku tidak mengetahui beliau lebih banyak berpuasa kecuali pada bulan Syaban.” (HR. Bukhari, No. 1969 ) Ketiga, membaca Al-Quran. Pada umumnya para ulama memuliakan bulan ini dengan membaca Al-Quran. Beberapa sahabat Nabi seperti Anas Bin Malik juga menamakan bulan Syaban ini sebagai bulannya Al-Quran. Demikianlah amalan yang bisa dilakukan di bulan mulia ini sesuai sunah Nabi Muhammad. Semoga kita bisa mengamalkan semuannya dan berhak mendapatkan syafa’atNYA kelak di hari kiamat.
Bulan Syaban adalah salah satu bulan yang cukup spesial bagi orang Islam, namun demikian bulan ini termasuk salah satu bulan yang dilupakan oleh umat Islam. Hal ini karena posisi bulan ini berada diantara dua bulam haram mulia yaitu Rajab dan Ramadhan. Perlu diketahui bahwa bulan Syaban adalah bulan Dilaporkannya amal manusia dikaharibaan Allah SWT. Nabi Muhammad bersabda Inilah bulan yang didalamnya amal perbuatan manusia diangkat kepada Allah SWT. Mengetahui keistimewaan bulan ini, maka sangat dianjurkan untuk melaksanakan ibadah dan amalan yang bisa mendekatkan kepada sang pencipta. Berikut amalan di bulan Syaban Pertama, memperbanyak membaca sholawat. Sholawat adalah salah satu hal yang diperintahkan kepada Umat Islam yang perintahnya ini terjadi pada bulan Syaban. Perintah Allah ini termaktub dalam AlQuran, Surat AlAhzab ayat 56 Artinya Sesungguhnya Allah dan malaikatmalaikatNya bershalawat untuk Nabi Saw. Hai orangorang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi Saw dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya. Bulan Syaban, Bulannya AlQuran Kedua, berpuasa. hal ini didasarkan pada sebuah hadis Nabi Muhammad yang berbunyi Artinya Dari Usamah bin Zaid ra, ia berkata Aku berkata, Wahai Rasulallah Aku melihat puasa engkau pada bulan itu lebih banyak dari bulanbulan yang lain, kecuali Ramadhan. Beliau bertanya, Bulan yang mana Aku menjawab, Bulan Syaban. Beliau bersabda, Bulan Syaban merupakan bulan diangkatnya amal kepada Rabb Semesta Alam. Dan aku senang ketika amalku diangkat aku sedang berpuasa. HR. AnNasai, No. 2357. Dalam hadis lain dikatakan Artinya Dari Aisyah, isti Nabi saw, beliau berkata Rasulallah saw sering berpuasa hingga kami berkata mengira, beliau tidak berbuka. Pun berbuka hingga kami berkata, beliau tidak puasa. Aku tidak mengetahui Rasulallah saw puasa satu bulan penuh melainkan pada bulan Ramadhan. Dan aku tidak mengetahui beliau lebih banyak berpuasa kecuali pada bulan Syaban. HR. Bukhari, No. 1969 Ketiga, membaca AlQuran. Pada umumnya para ulama memuliakan bulan ini dengan membaca AlQuran. Beberapa sahabat Nabi seperti Anas Bin Malik juga menamakan bulan Syaban ini sebagai bulannya AlQuran. Demikianlah amalan yang bisa dilakukan di bulan mulia ini sesuai sunah Nabi Muhammad. Semoga kita bisa mengamalkan semuannya dan berhak mendapatkan syafaatNYA kelak di hari kiamat.
Kenapa Jumlah Rakaat Shalat Wajib Tidak Semua Sama?
https://www.dakwah.id/jumlah-rakaat-shalat-wajib/
Ketika orang tua mengajarkan pengetahuan tentang shalat kepada anak-anaknya, ia akan merasa mudah menjelaskan jumlah rakaat shalat Subuh itu dua rakaat, Zuhur empat rakaat, Ashar empat rakaat, Maghrib tiga rakaat, Isya empat rakaat.Namun ketika sikap penasaran anak mulai muncul, kemudian ia mengajukan pertanyaan, Kenapa jumlah rakaat shalat Subuh itu hanya dua, kan shalat Zuhur itu empat rakaat? mungkin pertanyaan itu akan membuat setiap orang tua agak kebingungan untuk menjelaskan.Oke, barangkali orang tua dapat menjawabnya dengan, Itu contoh dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, anakku. Cara shalat itu harus mencontoh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.Namun, jika yang dimaui anak adalah jawaban yang lebih masuk akal dari itu, belum tentu setiap orang tua mampu menjelaskannya. Inilah pentingnya bagi orang tua untuk mengetahui hikmah di balik setiap syariat yang ada dalam Islam. Sehingga, orang tua tidak memberikan jawaban kepada anak dengan jawaban yang asal-asalan, apalagi jawaban dusta.Terkait jumlah rakaat shalat lima waktu yang tidak semua sama ini sekilas memang seperti urusan yang barangkali dianggap tidak begitu penting, sehingga kurang begitu diperhatikan. Namun sebenarnya ini sangat penting untuk diketahui. Sebab, dalam setiap syariat yang diturunkan Allah azza wajalla, mengandung hikmah yang begitu menarik untuk direnungi.Pengetahuan terhadap hikmah-hikmah yang terkandung dalam setiap syariat Islam inilah yang akan menggerakkan sisi fitrah manusia untuk tunduk dan taat terhadap perintah dan larangan dalam syariat. Syaikh Muhammad Shalih al-Munajjid fakkallahu asrah menerangkan, Allah azza wajalla mewajibkan hamba—Nya untuk menegakkan shalat lima waktu baik pagi maupun petang dengan ketentuan jumlah dan waktu sesuai kehendak, ilmu, dan hikmah-Nya.Sementara yang wajib dilakukan oleh hamba Allah azza wajalla adalah pasrah menerima, tunduk, dan taat. Sebagaimana sikap Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, Samina wa athana, kami mendengar dan kami taat.Pada mulanya, perintah shalat yang diturunkan kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam itu berjumlah dua rakaat, dua rakaat. Lalu kemudian dua rakaat itu ditetapkan sebagai aturan untuk shalat dalam kondisi safar.Tentang hukum shalat Qashar dapat Anda baca di artikel yang berjudul Nalar Fikih Hukum Qashar Shalat Fardhu Seorang Muslim Saat Safar.Sedangkan shalat dalam kondisi menetap, jumlahnya ditambah dua rakaat, sehingga menjadi empat rakaat, kecuali shalat Subuh, shalat Maghrib, dan shalat Jumat.Dasarnya adalah hadits berikut ini. Dari Aisyah Ibu kaum Mukminin, ia berkata, Allah telah mewajibkan shalat, dan awal diwajibkannya adalah dua rakaat dua rakaat, baik saat mukim atau saat dalam perjalanan. Kemudian ditetapkanlah ketentuan tersebut untuk shalat safar (dalam perjalanan), dan ditambahkan lagi untuk shalat di saat mukim. (HR. Al-Bukhari No. 337) Terkait hadits tersebut Ibnu Rajab rahimahullah menjelaskan, Yang dimaksud oleh Aisyah radhiyallahu anha adalah Allah azza wajalla mewajibkan ibadah shalat kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pada malam Isra. Kemudian ketika turun ke bumi, Malaikat Jibril ikut shalat bersama beliau di Baitul Maqdis.Beliau melanjutkan, Shalat yang dikerjakan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam adalah dua rakaat, dua rakaat, dalam kondisi menetap dan kondisi safar. Kemudian ditetapkanlah shalat safar dengan cara tersebut (dua rakaat, dua rakaat), dan untuk shalat ketika kondisi menetap ditambah dua rakaat, sua rakaat. Maksudnya, khusus untuk shalat rubaiyah (shalat dengan jumlah rakaatnya empat). (Fathul Bari, Ibnu Rajab, 2/327)Dalam riwayat lain disebutkan, : : Dari Aisyah radhiyallahu anha ia berkata, Wajibnya shalat dalam kondisi safar dan shalat dalam kondisi menetap adalah dua rakaat, dua rakaat. Ketika Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam tinggal di Madinah, ditambahkan dua rakaat, dua rakaat pada shalat dalam kondisi menetap. Dan ditinggalkan (tidak ditambahkan) pada shalat fajar (shalat Subuh) karena bacaannya yang sangat panjang, dan pada shalat Maghrib sebab shalat tersebut adalah penutup waktu siang. (HR. Ibnu Hibban No. 2738; HR. Ibnu Khuzaimah No. 305. Dinilai hasan oleh Syaikh Syuaib al-Arnauth dalam Taliq ala Shahih Ibni Hibban)Dalam riwayat lain disebutkan, : Perintah yang pertama kali diwajibkan atas Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam adalah shalat; dua rakaat, dua rakaat, kecuali shalat Maghrib yang jumlahnya tiga rakaat. Kemudian Allah azza wajalla menyempurnakan perintah ini untuk shalat Zuhur, Ashar, dan Isya sebanyak empat rakaat dalam kondisi menetap. Dan menetapkan jumlah rakaat sebagaimana pertama kali diperintahkan (dua rakaat, dua rakaat) hanya untuk shalat dalam kondisi safar. (HR. Ahmad No. 26338. Hadits ini sanadnya hasan)Setelah menyimak beberapa hadits di atas, tampak bahwa perintah wajibnya shalat pada mulanya dengan format pelaksanaan dua rakaat, dua rakaat. Kemudian jumlah rakaat tersebut ditetapkan sebagai format pelaksanaan shalat dalam kondisi safar.Kemudian untuk shalat dalam kondisi menetap ada penambahan dua rakaat pada shalat Zuhur, Ashar, dan Isya. Kemudian pada shalat fajar (shalat Subuh) ditetapkan jumlah rakaatnya dua karena panjangnya bacaan surat saat pelaksanaannya di mana Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam biasanya memanjangkan bacaan surat dalam shalat Subuh dengan panjang yang tidak pernah beliau praktikkan pada shalat-shalat lain.Terkadang beliau membaca surat Shafat (HR. Ahmad No. 4989), terkadang membaca surat Rum (HR. Ahmad No. 15873), dan terkadang membaca 60 sampai 100 ayat (Muttafaq alaih).Karena panjangnya surat yang dibaca pada shalat Fajar (shalat Subuh), maka ditetapkanlah format pelaksanaan shalat Subuh itu dengan dua rakaat sebagaimana jumlah rakaat shalat pada awal permulaan perintah.Syaikh Ibnu Taimiyah rahimahullah juga pernah menjelaskan, ketika Allah azza wajalla mewajibkan shalat lima waktu saat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam masih di Mekkah, pelaksanaannya dua rakaat, dua rakaat. Kemudian jumlah dua rakaat itu ditetapkan hanya untuk shalat dalam kondisi safar.Sementara untuk shalat dalam kondisi menetap, sebagaimana disebutkan dalam hadits shahih yang diriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu anha, ia berkata, Ketika hijrah ke Madinah, ada penambahana rakaat pada shalat dalam kondisi menetap. Shalat Maghrib menjadi tiga rakaat, karena itu adalah penutup waktu siang. Shalat fajar (shalat Subuh) tetap berjumlah dua rakaat karena panjangnya bacaan dalam pelaksanaannya sehingga tak perlu memperbanyak rakaat. (Majmu al-Fatawa, 23/114) Demikian pula, perintah shalat Jumat yang hanya dua rakaat karena ada khutbah di dalamnya. Dalam sebuah hadits disebutkan, : Dari Aisyah ummul mukminin radhiyallahu anha ia berkata, Allah azza wajalla mewajibkan ibadah shalat kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam dua rakaat, dua rakaat ketika beliau berada di Mekkah, kecuali shalat Maghrib karena itu adalah penutup waktu siang. Kemudian ketika beliau pindah ke Madinah, beliau menjadikannya sebagai tempat hijrah. Beliau menetap di sana. Lalu pada setiap dua rakaat shalat ditambah lagi dua rakaat kecuali shalat Maghrib karena itu adalah penutup waktu siang, dan kecuali shalat Subuh karena di dalamnya bacaan shalat dipanjangkan, dan kecuali khutbah pada hari Jumat; shalatnya tetap dua rakaat karena ada khutbah. (HR. Ibnu al-Arabi No. 1490 dalam kitab Mujam Ibnul Arabi, 2/734)Ibnu Qudamah rahimahullah berkata, – – : : Dari Umar radhiyallahu anhu, ia berkata, Shalat (Jumat) dipendekkan karena terdapat khutbah. Ada perkataan Aisyah radhiyallahu anha tentang ini. Said bin Jubair berkata, Pada mulanya, shalat Jumat itu empat rakaat. Kemudian adanya khutbah menggantikan posisi dua rakaatnya. (Al-Mughni, Ibnu Qudamah, 2/224)Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah pernah mendapat pertanyaan tentang hikmah kenapa jumlah rakaat shalat Jumat hanya dua rakaat. Jawaban beliau tercatat dalam kitabnya Majmu Fatawa wa Rasail asy-Syaikh Muhammad Shalih al-Utsaimin jilid 16 bab Shalat Jumat.Beliau menjelaskan bahwa hikmah dari dipendekkannya jumlah rakaat shalat Jumat adalah untuk memudahkan jamaah shalat. Di antara jamaah shalat ada yang datang ke masjid di awal waktu, kemudian ditambah harus mendengarkan dua khutbah yang cukup panjang. Jika shalat Jumat berjumlah empat rakaat, maka tentu jamaah butuh waktu yang cukup panjang.Hikmah kedua, pemendekan jumlah rakaat tersebut sebagai pembeda antara shalat Jumat dengan shalat Zuhur.Hikmah ketiga, hari Jumat adalah hari raya pekanan (Idul Usbu) bagi umat Islam. Dipendekkannya jumlah rakaat shalat Jumat hikmahnya adalah agar seperti shalat Id pada umumnya.Hikmah keempat, adanya dua khutbah dalam shalat Jumat berfungsi sebagai pengganti dari dua rakaat shalat. Sehingga antara pengganti dan yang diganti tidak bisa disatukan. Wallahu alam. [Sodiq Fajar/dakwah.id]
Ketika orang tua mengajarkan pengetahuan tentang shalat kepada anakanaknya, ia akan merasa mudah menjelaskan jumlah rakaat shalat Subuh itu dua rakaat, Zuhur empat rakaat, Ashar empat rakaat, Maghrib tiga rakaat, Isya empat rakaat. Namun, jika yang dimaui anak adalah jawaban yang lebih masuk akal dari itu, belum tentu setiap orang tua mampu menjelaskannya. Namun sebenarnya ini sangat penting untuk diketahui. Sebab, dalam setiap syariat yang diturunkan Allah azza wajalla, mengandung hikmah yang begitu menarik untuk direnungi. Sementara yang wajib dilakukan oleh hamba Allah azza wajalla adalah pasrah menerima, tunduk, dan taat. Sebagaimana sikap Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, Samina wa athana, kami mendengar dan kami taat. Pada mulanya, perintah shalat yang diturunkan kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam itu berjumlah dua rakaat, dua rakaat. Lalu kemudian dua rakaat itu ditetapkan sebagai aturan untuk shalat dalam kondisi safar. Sedangkan shalat dalam kondisi menetap, jumlahnya ditambah dua rakaat, sehingga menjadi empat rakaat, kecuali shalat Subuh, shalat Maghrib, dan shalat Jumat. Kemudian ketika turun ke bumi, Malaikat Jibril ikut shalat bersama beliau di Baitul Maqdis. Fathul Bari, Ibnu Rajab, 2327Dalam riwayat lain disebutkan, Dari Aisyah radhiyallahu anha ia berkata, Wajibnya shalat dalam kondisi safar dan shalat dalam kondisi menetap adalah dua rakaat, dua rakaat. Ketika Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam tinggal di Madinah, ditambahkan dua rakaat, dua rakaat pada shalat dalam kondisi menetap. Kemudian Allah azza wajalla menyempurnakan perintah ini untuk shalat Zuhur, Ashar, dan Isya sebanyak empat rakaat dalam kondisi menetap. Terkadang beliau membaca surat Shafat HR. 15873, dan terkadang membaca 60 sampai 100 ayat Muttafaq alaih. Shalat fajar shalat Subuh tetap berjumlah dua rakaat karena panjangnya bacaan dalam pelaksanaannya sehingga tak perlu memperbanyak rakaat. Majmu alFatawa, 23114 Demikian pula, perintah shalat Jumat yang hanya dua rakaat karena ada khutbah di dalamnya. Dalam sebuah hadits disebutkan, Dari Aisyah ummul mukminin radhiyallahu anha ia berkata, Allah azza wajalla mewajibkan ibadah shalat kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam dua rakaat, dua rakaat ketika beliau berada di Mekkah, kecuali shalat Maghrib karena itu adalah penutup waktu siang. Kemudian ketika beliau pindah ke Madinah, beliau menjadikannya sebagai tempat hijrah. Ada perkataan Aisyah radhiyallahu anha tentang ini. Jawaban beliau tercatat dalam kitabnya Majmu Fatawa wa Rasail asySyaikh Muhammad Shalih alUtsaimin jilid 16 bab Shalat Jumat. Beliau menjelaskan bahwa hikmah dari dipendekkannya jumlah rakaat shalat Jumat adalah untuk memudahkan jamaah shalat. Di antara jamaah shalat ada yang datang ke masjid di awal waktu, kemudian ditambah harus mendengarkan dua khutbah yang cukup panjang. Hikmah kedua, pemendekan jumlah rakaat tersebut sebagai pembeda antara shalat Jumat dengan shalat Zuhur. Hikmah ketiga, hari Jumat adalah hari raya pekanan Idul Usbu bagi umat Islam. Sehingga antara pengganti dan yang diganti tidak bisa disatukan.
Tidak Dianjurkan Memakai Parfum Bagi Orang Puasa
https://www.harakatuna.com/tidak-dianjurkan-memakai-parfum-bagi-orang-puasa.html
Harakatuna.com – Bulan Ramadan adalah bulan yang penuh ampunan. Pada bulan ini, setiap orang Islam yang sudah memenuhi syarat wajib berpuasa. Tentu orang yang akan menjalankan puasa ini, wajib juga hukumnya untuk mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan ilmu puasa seperti mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan. Dalam sebagian pendapat ada yang menyatakan bahwa orang yang sedang puasa tidak dianjurkan untuk memakai parfum? Lantas benarkah hal demikian. Memang dalam kajian fikih, ada sebagian ulama yang tidak menganjurkan orang yang berpuasa memakai parfum. Dalam Al-Mausu’ah al-Fiqhiyyah al-Kuwaitiyyah diterangkan : . Artinya: “Para ulama Syafi’iyyah berkata: Disunahkan bagi orang yang berpuasa untuk tidak mencium wangi-wangian dan memegangnya. Maksud dari wangi-wangian adalah berbagai macam parfum, seperti wangi misik, bunga mawar dan bunga bakung ketika dipakai pada saat siang hari. Sebab dalam menggunakan wangi-wangian terkandung makna kemewahan. Dan boleh menggunakan wangi-wangian saat malam hari, meskipun harum wanginya menetap sampai siang hari, seperti halnya hukum bagi orang yang muhrim.” Bahkan dalam kitab Ianatut Thalibi, Orang puasa yang memakai parfum hukumnya makruh () (: ) . . . Artinya: “Dan disunahkan (saat hari Jumat) menggunakan wewangian, kecuali bagi orang yang berpuasa menurut qaul awjah dan kecuali bagi orang yang sedang ihram. Menggunakan wewangian dihukumi makruh bagi orang yang berpuasa dan haram bagi orang yang ihram”. Dengan penjelasan ini, maka menjadi jelas bahwa memakai parfum disiang hari bagi orang yang berpuasa tidak dianjurkan, Wallahu A’lam Bishowab.
Harakatuna.com Bulan Ramadan adalah bulan yang penuh ampunan. Pada bulan ini, setiap orang Islam yang sudah memenuhi syarat wajib berpuasa. Tentu orang yang akan menjalankan puasa ini, wajib juga hukumnya untuk mengetahui halhal yang berkaitan dengan ilmu puasa seperti mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan. Dalam sebagian pendapat ada yang menyatakan bahwa orang yang sedang puasa tidak dianjurkan untuk memakai parfum Lantas benarkah hal demikian. Memang dalam kajian fikih, ada sebagian ulama yang tidak menganjurkan orang yang berpuasa memakai parfum. Dalam AlMausuah alFiqhiyyah alKuwaitiyyah diterangkan . Artinya Para ulama Syafiiyyah berkata Disunahkan bagi orang yang berpuasa untuk tidak mencium wangiwangian dan memegangnya. Maksud dari wangiwangian adalah berbagai macam parfum, seperti wangi misik, bunga mawar dan bunga bakung ketika dipakai pada saat siang hari. Sebab dalam menggunakan wangiwangian terkandung makna kemewahan. Dan boleh menggunakan wangiwangian saat malam hari, meskipun harum wanginya menetap sampai siang hari, seperti halnya hukum bagi orang yang muhrim. Bahkan dalam kitab Ianatut Thalibi, Orang puasa yang memakai parfum hukumnya makruh . . . Artinya Dan disunahkan saat hari Jumat menggunakan wewangian, kecuali bagi orang yang berpuasa menurut qaul awjah dan kecuali bagi orang yang sedang ihram. Menggunakan wewangian dihukumi makruh bagi orang yang berpuasa dan haram bagi orang yang ihram. Dengan penjelasan ini, maka menjadi jelas bahwa memakai parfum disiang hari bagi orang yang berpuasa tidak dianjurkan, Wallahu Alam Bishowab.
Doa Agar Diberikan Kesehatan Habib Abdullah bin Alawi Al-Haddad
https://bincangsyariah.com/zikir-dan-doa/doa-agar-diberikan-kesehatan-habib-abdullah-bin-alawi-al-haddad/
- Berikut ini adalah doa agar diberikan kesehatan dari Habib Abdullah bin Alawi Al-Haddad. Nama lengkap beliau ada Al-Habib Abdullah bin Alawy Al-Haddad yang lahir di kota Tarim Hadramaut Yaman pada tahun 1044 Hijriyah atau tahun 1624 Masehi. Beliau adalah seorang ulama dan wali yang kharismatik. Imam Abdullah Al-Haddad memiliki keluasan ilmu khususnya fan ilmu Fikih dan Akidah. Saking alimnya beliau mendapat gelar Syaikhul Islam Quthbid Da`wah wal Irsyad artinya beliau adalah salah satu poros dakwah Islam. Beliau memiliki banyak karya yang dikaji di bumi nusantara ini seperti kitab Nashaihud Diniyah dan yang paling masyhur adalah karya Ratibul Haddad yang selalu dibaca oleh para pecintanya di seluruh dunia, tak terkecuali negeri kita Indonesia. Doa Agar Diberikan Kesehatan Telah lazim diketahui bahwa doa merupakan senjata bagi setiap mukmin. Hal ini berdasarkan hadist Rasulullah Saw. . Artinya; Doa adalah senjata bagi orang yang beriman, tiang bagi agama dan cahayanya langit dan bumi. (HR. Al-Hakim) Selain itu Allah Swt juga memotivasi hambanya untuk terus berdoa kepada-Nya. Sebagaimana firman Allah Swt di dalam surat Ghafir ayat 60; . Artinya; Dan Tuhanmu berfirman, Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Ku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembah Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina. Maka dari itu untuk mendapatkan Kesehatan, tak cukup hanya dengan olahraga, tapi juga perlu adanya olahjiwa sebagai upaya kita mendapatkan karunia sehat dari Allah Swt dan salah satu caranya adalah berdoa Kesehatan. Berikut ini adalah doa Kesehatan dari Habib Abdullah Al Haddad. . Allhumma inn asalukal fiyyata fid duny wal akhirati, Allhumma inn asalukalafwa wal fiyyata wal mufatad dimata fi dn wa dunyya wa ahl wa ml. Artinya; Ya Allah aku memohon Kesehatan di dalam urusan dunia dan akhirat, Ya Allah aku memohon kepada-Mu ampunan, Kesehatan serta Kesehatan yang langgeng di dalam agamaku, duniaku, keluarga serta hartaku. Demikian doa Kesehatan dari Imam Abdullah bin Alawi Al-Haddad. Semoga bermanfaat, Wallahu a`lam. [Baca juga:Doa Ketika Mengusap Kepala Anak Kecil dari Rasulullah].
Berikut ini adalah doa agar diberikan kesehatan dari Habib Abdullah bin Alawi AlHaddad. Nama lengkap beliau ada AlHabib Abdullah bin Alawy AlHaddad yang lahir di kota Tarim Hadramaut Yaman pada tahun 1044 Hijriyah atau tahun 1624 Masehi. Beliau adalah seorang ulama dan wali yang kharismatik. Imam Abdullah AlHaddad memiliki keluasan ilmu khususnya fan ilmu Fikih dan Akidah. Saking alimnya beliau mendapat gelar Syaikhul Islam Quthbid Dawah wal Irsyad artinya beliau adalah salah satu poros dakwah Islam. Beliau memiliki banyak karya yang dikaji di bumi nusantara ini seperti kitab Nashaihud Diniyah dan yang paling masyhur adalah karya Ratibul Haddad yang selalu dibaca oleh para pecintanya di seluruh dunia, tak terkecuali negeri kita Indonesia. Doa Agar Diberikan Kesehatan Telah lazim diketahui bahwa doa merupakan senjata bagi setiap mukmin. Hal ini berdasarkan hadist Rasulullah Saw. . Artinya Doa adalah senjata bagi orang yang beriman, tiang bagi agama dan cahayanya langit dan bumi. HR. AlHakim Selain itu Allah Swt juga memotivasi hambanya untuk terus berdoa kepadaNya. Sebagaimana firman Allah Swt di dalam surat Ghafir ayat 60 . Artinya Dan Tuhanmu berfirman, Berdoalah kepadaKu, niscaya akan Ku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orangorang yang sombong tidak mau menyembah Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina. Maka dari itu untuk mendapatkan Kesehatan, tak cukup hanya dengan olahraga, tapi juga perlu adanya olahjiwa sebagai upaya kita mendapatkan karunia sehat dari Allah Swt dan salah satu caranya adalah berdoa Kesehatan. Berikut ini adalah doa Kesehatan dari Habib Abdullah Al Haddad. . Allhumma inn asalukal fiyyata fid duny wal akhirati, Allhumma inn asalukalafwa wal fiyyata wal mufatad dimata fi dn wa dunyya wa ahl wa ml. Artinya Ya Allah aku memohon Kesehatan di dalam urusan dunia dan akhirat, Ya Allah aku memohon kepadaMu ampunan, Kesehatan serta Kesehatan yang langgeng di dalam agamaku, duniaku, keluarga serta hartaku. Demikian doa Kesehatan dari Imam Abdullah bin Alawi AlHaddad. Semoga bermanfaat, Wallahu alam. Baca jugaDoa Ketika Mengusap Kepala Anak Kecil dari Rasulullah.
Doa Kebaikan Sepanjang Hari dari Habib Abdullah Al-Haddad
https://bincangsyariah.com/zikir-dan-doa/doa-kebaikan-sepanjang-hari-dari-habib-abdullah-al-haddad/
- Berikut ini adalah teks atau lafal doa dari Habib Abdullah Al-Haddad agar diberikan kebaikan sepanjang hari. Nama lengkap beliau ada Al-Habib Abdullah bin Alawy Al-Haddad yang lahir di kota Tarim Hadramaut Yaman pada tahun 1044 Hijriyah atau tahun 1624 Masehi. Beliau adalah seorang ulama dan wali yang kharismatik. Doa Kebaikan Sepanjang Hari dari Habib Abdullah Al-Haddad Melakukan kebaikan merupakan perintah dari Allah Swt, tentu telah kita ketahui bahwa satu kebaikan yang kita lakukan akan dibalas sepuluh kali lipat oleh Allah Swt. Hal ini berdasarkan firman-Nya di dalam surat Al-An`am ayat 160; . Artinya; Barangsiapa berbuat kebaikan mendapat balasan sepuluh kali lipat amalnya. Dan barangsiapa berbuat kejahatan dibalas seimbang dengan kejahatannya. Mereka sedikitpun tidak dirugikan (dizalimi). (QS. Al-An`am ayat 160). Dari ayat di atas kita dapat memahami bagaimana betapa Maha Pengasih dan Penyayangnya Allah Swt sampai-sampai satu kebaikan akan dibalas dengan sepuluh kali lipat, sedang keburukan hanya dibalas satu. Lantas bagaimana seandainya kita bisa sepanjang hari melakukan kebaikan sudah berapa juta kali pahala yang dianugerahkan Allah Swt. Maka dari itu, mari kita senantiasa merapalkan doa kebaikan sepanjang hari dari Habib Abdullah Al-Haddad. . Allhumma inn asaluka khaira hadzal yaumi fathahhu wa nrahu wa barakatuh wa hudhu, Allhumma inn asaluka khaira hadzal yaumi wa khaira m fhi wa khaira m qablahu wa khaira m ba`dahu wa a`dzbika min syarri hadzal yaumi wa syarri m fhi wa syarri m qablahu wa syarri m ba`dahu. Artinya; Ya Allah sesungguhnya aku memohon kebaikan di hari ini yaitu berupa kelapangan cahaya, keberkahan, serta petunjuknya, Ya Allah sesungguhny aku memohon kebaikan hari ini dan kebaikan segala sesuatu yang ada di dalamnya, kebaikan sesuatu yang sebelumnya (kemarin) dan kebaikan setelahnya (esok) dan aku berlindung kepada-Mu dari keburukan hari ini dan keburukan segala sesuatu yang ada di dalamnya, keburukan sesuatu yang sebelumnya (kemarin) dan keburukan setelahnya (esok). Demikian doa memohon kebaikan sepanjang hari dari Habib Abdullah Al-Haddad. Semoga bermanfaat. Wallahu a`lam. [Baca juga:Ketika Nabi Muhammad Mendoakan Kebaikan Untuk Seorang Yahudi]
Berikut ini adalah teks atau lafal doa dari Habib Abdullah AlHaddad agar diberikan kebaikan sepanjang hari. Nama lengkap beliau ada AlHabib Abdullah bin Alawy AlHaddad yang lahir di kota Tarim Hadramaut Yaman pada tahun 1044 Hijriyah atau tahun 1624 Masehi. Beliau adalah seorang ulama dan wali yang kharismatik. Doa Kebaikan Sepanjang Hari dari Habib Abdullah AlHaddad Melakukan kebaikan merupakan perintah dari Allah Swt, tentu telah kita ketahui bahwa satu kebaikan yang kita lakukan akan dibalas sepuluh kali lipat oleh Allah Swt. Hal ini berdasarkan firmanNya di dalam surat AlAnam ayat 160 . Artinya Barangsiapa berbuat kebaikan mendapat balasan sepuluh kali lipat amalnya. Dan barangsiapa berbuat kejahatan dibalas seimbang dengan kejahatannya. Mereka sedikitpun tidak dirugikan dizalimi. QS. AlAnam ayat 160. Dari ayat di atas kita dapat memahami bagaimana betapa Maha Pengasih dan Penyayangnya Allah Swt sampaisampai satu kebaikan akan dibalas dengan sepuluh kali lipat, sedang keburukan hanya dibalas satu. Lantas bagaimana seandainya kita bisa sepanjang hari melakukan kebaikan sudah berapa juta kali pahala yang dianugerahkan Allah Swt. Maka dari itu, mari kita senantiasa merapalkan doa kebaikan sepanjang hari dari Habib Abdullah AlHaddad. . Allhumma inn asaluka khaira hadzal yaumi fathahhu wa nrahu wa barakatuh wa hudhu, Allhumma inn asaluka khaira hadzal yaumi wa khaira m fhi wa khaira m qablahu wa khaira m badahu wa adzbika min syarri hadzal yaumi wa syarri m fhi wa syarri m qablahu wa syarri m badahu. Artinya Ya Allah sesungguhnya aku memohon kebaikan di hari ini yaitu berupa kelapangan cahaya, keberkahan, serta petunjuknya, Ya Allah sesungguhny aku memohon kebaikan hari ini dan kebaikan segala sesuatu yang ada di dalamnya, kebaikan sesuatu yang sebelumnya kemarin dan kebaikan setelahnya esok dan aku berlindung kepadaMu dari keburukan hari ini dan keburukan segala sesuatu yang ada di dalamnya, keburukan sesuatu yang sebelumnya kemarin dan keburukan setelahnya esok. Demikian doa memohon kebaikan sepanjang hari dari Habib Abdullah AlHaddad. Semoga bermanfaat. Wallahu alam. Baca jugaKetika Nabi Muhammad Mendoakan Kebaikan Untuk Seorang Yahudi
Bolehkah Buang Air Menghadap Kiblat?
https://muhammadiyah.or.id/2021/11/bolehkah-buang-air-menghadap-kiblat/
MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA—Rasulullah Saw pernah melarang umatnya untuk buang air dengan menghadap atau membelakangi kiblat. “Apabila kalian buang hajat, janganlah menghadap atau membelakangi kiblat. Namun menghadaplah ke timur atau ke barat” (HR. al-Bukhari dan Muslim). Namun dalam hadis lain, “Berkata Abdullah ibn Umar: “Sungguh pada suatu hari saya naik ke atas bumbung rumah Hafshah, lalu saya melihat Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam membuang hajatnya menghadap ke Syam membelakangi Kiblat (Kakbah)” (HR. al-Bukhari dan Muslim). Mengenai kedua hadis tersebut, ada perbedaan pendapat di kalangan para ulama. Di satu sisi ada yang berpendapat bahwa larangan ini berlaku umum, baik di tempat tertutup maupun tempat terbuka, seperti Ayyub, Mujahid, an-Nakha’i, ats-Tsauri, dan juga didukung oleh Ibn Hazm. Di sisi lain ada yang berpendapat bahwa larangan ini hanya berlaku untuk buang air di tempat terbuka, mereka adalah Urwah bin az-Zubair, Rabi’ah, Dawud adh-Dhahiri. Sedangkan Malik, asy-Syafi’i, Ahmad, Ishaq, dan asy-Sya’bi memberikan perincian; haram jika di tempat terbuka, boleh jika berada dalam bangunan (tertutup). Fatwa Tarjih dalam Majalah Suara Muhammadiyah No. 22 tahun 2013 berpendapat bahwa apabila memang sudah tidak memungkinkan lagi untuk tidak menghadap atau membelakangi kiblat karena tempat yang sudah didesain sedemikian rupa sehingga mengharuskan kita untuk menghadap atau membelakangi kiblat, maka boleh buang air menghadap kiblat. Hal ini sejalan dengan kaidah usul fikih: “Hajat (kebutuhan yang penting) diperlakukan seperti dalam keadaan terpaksa (darurat) baik secara umum atau khusus.“
MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTARasulullah Saw pernah melarang umatnya untuk buang air dengan menghadap atau membelakangi kiblat. Apabila kalian buang hajat, janganlah menghadap atau membelakangi kiblat. Namun menghadaplah ke timur atau ke barat HR. alBukhari dan Muslim. Namun dalam hadis lain, Berkata Abdullah ibn Umar Sungguh pada suatu hari saya naik ke atas bumbung rumah Hafshah, lalu saya melihat Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam membuang hajatnya menghadap ke Syam membelakangi Kiblat Kakbah HR. alBukhari dan Muslim. Mengenai kedua hadis tersebut, ada perbedaan pendapat di kalangan para ulama. Di satu sisi ada yang berpendapat bahwa larangan ini berlaku umum, baik di tempat tertutup maupun tempat terbuka, seperti Ayyub, Mujahid, anNakhai, atsTsauri, dan juga didukung oleh Ibn Hazm. Di sisi lain ada yang berpendapat bahwa larangan ini hanya berlaku untuk buang air di tempat terbuka, mereka adalah Urwah bin azZubair, Rabiah, Dawud adhDhahiri. Sedangkan Malik, asySyafii, Ahmad, Ishaq, dan asySyabi memberikan perincian haram jika di tempat terbuka, boleh jika berada dalam bangunan tertutup. Fatwa Tarjih dalam Majalah Suara Muhammadiyah No. 22 tahun 2013 berpendapat bahwa apabila memang sudah tidak memungkinkan lagi untuk tidak menghadap atau membelakangi kiblat karena tempat yang sudah didesain sedemikian rupa sehingga mengharuskan kita untuk menghadap atau membelakangi kiblat, maka boleh buang air menghadap kiblat. Hal ini sejalan dengan kaidah usul fikih Hajat kebutuhan yang penting diperlakukan seperti dalam keadaan terpaksa darurat baik secara umum atau khusus.
Kisah Lee Kang Hyun Mualaf Beserta Alasannya
https://dalamislam.com/info-islami/kisah-lee-kang-hyun-mualaf
Siapa yang tak kenal Lee Kang Hyun? Lee yang dikenal dengan sebutan Pak Haji ini merupakan pucuk pimpinan PT. Samsung Electronics Indonesia. Lee lahir di Seoul tanggal 16 Juli 1966.26 tahun yang lalu, tepatnya tahun 1994, Lee resmi memeluk agama Islam setelah mengucapkan dua kalimat syahadat di Mesjid Sunda Kelapa, Jakarta.Bagaimana kisah Lee Kang Hyun ? Lee berawal ketika beliau kerap berkirim surat dengan sahabat pena-nya bernama Novianto yang merupakan mahasiswa UI di tahun 1980an.Melalui korespondensi itulah, Lee berdiskusi dengan sahabatnya tentang agama Islam dan Indonesia. Melalui korespondensi  itu pula, beliau mendapatkan kesan yang sangat positif tentang Indonesia dan Islam.  Lee pun kemudian memutuskan datang ke Indonesia pada tahun 1988 untuk mengunjungi Novianto. Beliau tinggal di rumah Novianto selama kurang lebih sebulan.Untuk mempermudah komunikasi, Lee belajar bahasa Indonesia di Fakultas Sastra Universitas Indonesia selama 23 hari. Selama di Indonesia itulah Lee mendapatkan kesan yang tak terlupakan terkait dengan karakter dan budaya Indonesia.Menurutnya, Indonesia merupakan negara dengan beragam etnis, agama, serta budaya namun memiliki semangat untuk saling berbagi dengan sesama.Lee juga sangat terkesan dengan keramahtamahan serta keakraban yang kerap ditunjukkan oleh masyarakat Indonesia.Tidak hanya itu, Lee pun semakin mengenal agama Islam yang merupakan agama dengan jumlah pemeluk mayoritas di Indonesia. Hal-hal itulah yang mendorong Lee untuk terus datang ke Indonesia setiap tahunnya. Hingga pada akhirnya Lee bertekad untuk bekerja di Indonesia.Gayung pun bersambut. Setelah Lee bergabung dengan Samsung pada tahun 1991, Lee meminta kepada perusahaan untuk menempatkannya di Indonesia.Tahun 1993, Lee resmi bekerja di Samsung Indonesia setelah pabrik di Cikarang Bekasi berdiri. Lee pun menjabat sebagai Manajer Ekspor-Impor PT Samsung Electronics Indonesia. Menjadi Menjadi pimpinan sebuah perusahaan sekaliber Samsung dengan karyawan yang mayoritas masyarakat Indonesia dan beragama Islam mau tidak mau membuat Lee harus belajar mengenal karyawannya lebih dekat.Berdasarkan pengamatannya, Lee mendapati bahwa ada korelasi yang sangat signifikan antara agama dengan prestasi kerja. Lee pun terdorong untuk mengenal Islam lebih lanjut.Ketertarikannya pada Islam membawanya ke Roshim Hamzah, yakni seorang mantan pejabat BNI berdarah Aceh. Dari Roshim inilah Lee banyak belajar tentang agama Islam dan kaitannya dengan prestasi kerja.Hingga pada tahun 1994, Lee memutuskan untuk memeluk agama Islam dengan mengucapkan dua kalimat syahadat di Mesjid Sunda Kelapa, Jakarta.Dua tahun berselang, Lee pun bertemu dengan tambatan hatinya Yuliani Sandra dan menikah di tahun 1996. Mereka dikaruniai tiga orang anak yaitu Bonny Lee, Boran Lee, Bohyun Lee.Hingga kini, Lee mengakui masih memperdalam agama Islam. Dan cita-citanya adalah dapat ke Mekkah untuk menjalankan ke lima yaitu naik haji yang hingga kini belum bisa Lee lakukan.
Siapa yang tak kenal Lee Kang Hyun Lee yang dikenal dengan sebutan Pak Haji ini merupakan pucuk pimpinan PT. Samsung Electronics Indonesia. Lee lahir di Seoul tanggal 16 Juli 1966.26 tahun yang lalu, tepatnya tahun 1994, Lee resmi memeluk agama Islam setelah mengucapkan dua kalimat syahadat di Mesjid Sunda Kelapa, Jakarta.Bagaimana kisah Lee Kang Hyun Lee berawal ketika beliau kerap berkirim surat dengan sahabat penanya bernama Novianto yang merupakan mahasiswa UI di tahun 1980an.Melalui korespondensi itulah, Lee berdiskusi dengan sahabatnya tentang agama Islam dan Indonesia. Melalui korespondensi itu pula, beliau mendapatkan kesan yang sangat positif tentang Indonesia dan Islam. Lee pun kemudian memutuskan datang ke Indonesia pada tahun 1988 untuk mengunjungi Novianto. Beliau tinggal di rumah Novianto selama kurang lebih sebulan.Untuk mempermudah komunikasi, Lee belajar bahasa Indonesia di Fakultas Sastra Universitas Indonesia selama 23 hari. Selama di Indonesia itulah Lee mendapatkan kesan yang tak terlupakan terkait dengan karakter dan budaya Indonesia.Menurutnya, Indonesia merupakan negara dengan beragam etnis, agama, serta budaya namun memiliki semangat untuk saling berbagi dengan sesama.Lee juga sangat terkesan dengan keramahtamahan serta keakraban yang kerap ditunjukkan oleh masyarakat Indonesia.Tidak hanya itu, Lee pun semakin mengenal agama Islam yang merupakan agama dengan jumlah pemeluk mayoritas di Indonesia. Halhal itulah yang mendorong Lee untuk terus datang ke Indonesia setiap tahunnya. Hingga pada akhirnya Lee bertekad untuk bekerja di Indonesia.Gayung pun bersambut. Setelah Lee bergabung dengan Samsung pada tahun 1991, Lee meminta kepada perusahaan untuk menempatkannya di Indonesia.Tahun 1993, Lee resmi bekerja di Samsung Indonesia setelah pabrik di Cikarang Bekasi berdiri. Lee pun menjabat sebagai Manajer EksporImpor PT Samsung Electronics Indonesia. Menjadi Menjadi pimpinan sebuah perusahaan sekaliber Samsung dengan karyawan yang mayoritas masyarakat Indonesia dan beragama Islam mau tidak mau membuat Lee harus belajar mengenal karyawannya lebih dekat.Berdasarkan pengamatannya, Lee mendapati bahwa ada korelasi yang sangat signifikan antara agama dengan prestasi kerja. Lee pun terdorong untuk mengenal Islam lebih lanjut.Ketertarikannya pada Islam membawanya ke Roshim Hamzah, yakni seorang mantan pejabat BNI berdarah Aceh. Dari Roshim inilah Lee banyak belajar tentang agama Islam dan kaitannya dengan prestasi kerja.Hingga pada tahun 1994, Lee memutuskan untuk memeluk agama Islam dengan mengucapkan dua kalimat syahadat di Mesjid Sunda Kelapa, Jakarta.Dua tahun berselang, Lee pun bertemu dengan tambatan hatinya Yuliani Sandra dan menikah di tahun 1996. Mereka dikaruniai tiga orang anak yaitu Bonny Lee, Boran Lee, Bohyun Lee.Hingga kini, Lee mengakui masih memperdalam agama Islam. Dan citacitanya adalah dapat ke Mekkah untuk menjalankan ke lima yaitu naik haji yang hingga kini belum bisa Lee lakukan.
Hukum Menulis Cerita Fiksi Dalam Islam dan Dalilnya
https://dalamislam.com/hukum-islam/hukum-menulis-cerita-fiksi-dalam-islam
Membaca merupakan hal yang sangat dianjurkan dalam dunia pendidikan bahkan sejak kita masih di bangku TK (di beberapa kesempatan, bahkan dongeng-dongeng yang memiliki nilai moral kadang diceritakan oleh orang tua sebelum anak kecil masuk sekolah). Di dalam kegiatan membaca dan mengisahkan cerita tersebut tentu saja difungsikan untuk memberikan edukasi kepada anak terlepas dari cerita yang disampaikan tersebut benar-benar terjadi atau hanya karangan semata.Namun tentu saja, jika kita menyoroti konsep cerita yang tidak benar-benar terjadi yang sering sekali kita dengar tersebut apakah termasuk dalam menyebarkan kisah bohong? Lantas bagaimana pandangan dan hukum menulis cerita fiksi dalam Islam? Mengingat bahkan sampai dewasa ini, kita juga sering menjumpai kisah-kisah fiksi yang mana semuanya memang kisah yang dibuat hanya dari imajinasi semata.Menyebarkan Cerita Bohong Dalam IslamRasulullah salallahu ‘alaihi wa sallam  bersabda : “Celakalah bagi yang berbicara lantas berdusta hanya karena ingin membuat suatu kaum tertawa. Celakalah dia, celakalah dia.” (HR Abu Daud dan Tirmidzi) Dari hadist diatas dapat disimpulkan bahwa bohong adalah perbuatan dosa. Rasulullah salallahu ‘alaihi wa sallam merujuk kebohongan adalah tentang cerita-cerita yang tidak benar.Namun, tentu kita tidak bisa mengakhiri dan mengambil kesimpulan untuk menentukan hukum menulis cerita fiksi dalam Islam begitu saja, hanya dengan Hadist diatas maka kita menanamkan pemahaman bahwa cerita fiksi dan segala penulisnya adalah Haram dan Kafir. Pasalnya, Hadist diatas tidak spesifik menyebutkan bahwa cerita-cerita yang sifatnya fiksi adalah sesuatu yang diharamkan.Disisi lain, Rasulullah salallahu‘alaihi wa sallam bersabda dalam Hadist lain : “ ” “Sampaikanlah cerita-cerita yang berasal dari Bani Israil dan itu tidaklah mengapa” (HR. Tirmidzi) Cerita-cerita dari Bani Israil yang dimaksud adalah hikayat-hikayat atau dongeng yang memang secara umum diketahui bahwa diantara cerita-cerita itu ada yang tidak benar-benar terjadi, namun di dalamnya memiliki nilai-nilai yang bermanfaat dan berguna. Dan hanya sebagai sarana hiburan, bukan untuk berdalil, berhujjah, membesar-besarkan ataupun kepentingan tertentu. Hukum Menulis Cerita FiksiSebagian Ulama menggunakan Hadist diatas untuk menyimpulkan bahwasanya mengarang ataupun membuat cerita yang bersifat fiksi itu hukumnya boleh, asalkan setiap orang yang membacanya paham bahwa cerita-cerita yang disampaikan adalah karangan semata.Bahkan baik hukumnya apabilacerita-cerita yang disampaikan adalah perihal sesuatu yang bermanfaat yangmemiliki kandungan moral di dalamnya. Karena cerita tersebut bersifat sebagaicontoh kasus dalam kehidupan sehari-hari. Dalam QS, An- Nahl, Allah SWT juapernah memberikan contoh tentang perumpamaan tentang kehidupan Manusia. AllahSWT berfirman : “Dan Alloh pun membuat perumpamaan, dua orang lelaki, salah satunya bisu, tidak dapat berbuat sesuatupun dan dia menjadi beban atas penanggungnya, ke mana saja dia disuruh oleh penanggungnya itu, dia tidak dapat mendatangkan suatu kebajikanpun. Samakah orang itu dengan orang yang menyuruh berbuat keadilan, dan dia berada pula di atas jalan yang lurus?” (QS An-Nahl 76) Salahseorang Ulama’ Syekh Ibnu Jibrin Rohimahullahmenjelasakan dalam memaknai permasalahan ini dengan jawaban sederhana dan mudahdimengerti, bahwasannya : ..Beliau mengatakan,“Jika kita mengetahui bahwa kisah tersebut adalah fiksi yang dibuat oleh penulis ataupun pendongeng, dengan tujuan menarik perhatian dan pemahaman kita atau sebagai permisalan, maka hukumnya adalah boleh. Karena para ulama pun telah menetapkan bolehnya cerita fiksi seperti yang terdapat dalam buku Maqamat karya Badiuz Zaman Al-Hamdzani dan Maqamat karya Al-Hariri, serta buku-buku yang serupa.” Namun Juga, Beliau pun memberikan sebuah nasehat yang berisi : “Walaupun yang lebih baik adalah mencari cerita-cerita nyata yang disampaikan dengan bahasa sendiri, kemudian disampaikan pesan atau faidah yang terkandung dibalik cerita tersebut”.Atas penjelasan diatas, maka tidak ada keraguan lagi bahwasanya menulis cerita fiksi itu hukumnya tidak haram.Menulis Cerita Fiksi yang Baik Dalam IslamTentu setelah mengetahui hukumnya, alangkah baikkita juga mengetahui hal-hal yang harus diperhatikan dalam menulis ceritafiksi, terlebih dewasa ini menjadi penulis sudah merupakan satu dari sekiankarir yang menjanjikan, bahkan tidak sedikit kita jumpai banyak orang yang bisasejahtera hanya karena menulis novel.Dan atas alasan itulah, pemilihan tema dan pembentukan struktur yang baik dalam penulisan adalah hal yang harus diperhatikan, agar apapun yang kita tulis, akan berguna tidak hanya di dunia, namun juga di akhirat.Atas Alasan itulah, ada beberapa indikator yang harus diperhatikan apabila ingin membuat cerita fiksi dan menyebarkannya kepada khalayak ramai, indikator-indikator tersebut antara lain :1. Pembaca harus tau kalau cerita tersebut sifatnya adalah fiksiDalam Artian, apabila seorang penulis ingin menyajikan tulisan kepada pembaca, alangkah pembaca diberikan peringatan terlebih dahulu bahwa cerita tersebut bukan merupakan kisah nyata. Tujuannya adalah agar tidak timbul berita-berita dusta atau hoax dikarenakan cerita fiksi tersebut.2. Tidak bersifat memecah belahMaksudnya adalah, isinya harus memiliki tujuan yang baik. Sebagai sarana menghibur dan tidak mengandung kalimat-kalimat persuasif ataupun ajakan-ajakan yang menjurus kepada kesesatan dan hal-hal tidak baik lainnya.3. Memiliki nilai moral yang dapat diteladaniYang mana cerita tersebut harussetidaknya memiliki nilai-nilai yang dapat menggugah pembaca. Berisipemahaman-pemahaman yang baik dan contoh-contoh kehidupan yang bersifat muliadan disajikan dengan cara yang menarik. Tujuannya adalah agar apapun yangditulis, akan memiliki kebermanfaatan bagi sesama.Apabilaindikator-indikator diatas diperhatikan, insyaAllahapapun yang kita tulis maka segala sesuatunya tidak akan dipersalahkan. Danakan lebih baik pula dimata Agama maupun antara pembaca dan penulis.….Itulah penjelasan tentang hukum menulis cerita fiksi dalam Islam. Adapun hal-hal yang dijelaskan diatas semoga saja dapat memberikan pengetahuan kepada kita semua, dan segala macam hal yang kita pelajari semoga pula dapat lebih baik dari hari kemarin.  AminHamsa,
Membaca merupakan hal yang sangat dianjurkan dalam dunia pendidikan bahkan sejak kita masih di bangku TK di beberapa kesempatan, bahkan dongengdongeng yang memiliki nilai moral kadang diceritakan oleh orang tua sebelum anak kecil masuk sekolah. Menyebarkan Cerita Bohong Dalam IslamRasulullah salallahu alaihi wa sallam bersabda Celakalah bagi yang berbicara lantas berdusta hanya karena ingin membuat suatu kaum tertawa. HR Abu Daud dan Tirmidzi Dari hadist diatas dapat disimpulkan bahwa bohong adalah perbuatan dosa. Namun, tentu kita tidak bisa mengakhiri dan mengambil kesimpulan untuk menentukan hukum menulis cerita fiksi dalam Islam begitu saja, hanya dengan Hadist diatas maka kita menanamkan pemahaman bahwa cerita fiksi dan segala penulisnya adalah Haram dan Kafir. Disisi lain, Rasulullah salallahualaihi wa sallam bersabda dalam Hadist lain Sampaikanlah ceritacerita yang berasal dari Bani Israil dan itu tidaklah mengapa HR. Tirmidzi Ceritacerita dari Bani Israil yang dimaksud adalah hikayathikayat atau dongeng yang memang secara umum diketahui bahwa diantara ceritacerita itu ada yang tidak benarbenar terjadi, namun di dalamnya memiliki nilainilai yang bermanfaat dan berguna. Dan hanya sebagai sarana hiburan, bukan untuk berdalil, berhujjah, membesarbesarkan ataupun kepentingan tertentu. Bahkan baik hukumnya apabilaceritacerita yang disampaikan adalah perihal sesuatu yang bermanfaat yangmemiliki kandungan moral di dalamnya. Dalam QS, An Nahl, Allah SWT juapernah memberikan contoh tentang perumpamaan tentang kehidupan Manusia. AllahSWT berfirman Dan Alloh pun membuat perumpamaan, dua orang lelaki, salah satunya bisu, tidak dapat berbuat sesuatupun dan dia menjadi beban atas penanggungnya, ke mana saja dia disuruh oleh penanggungnya itu, dia tidak dapat mendatangkan suatu kebajikanpun. Dan atas alasan itulah, pemilihan tema dan pembentukan struktur yang baik dalam penulisan adalah hal yang harus diperhatikan, agar apapun yang kita tulis, akan berguna tidak hanya di dunia, namun juga di akhirat. Pembaca harus tau kalau cerita tersebut sifatnya adalah fiksiDalam Artian, apabila seorang penulis ingin menyajikan tulisan kepada pembaca, alangkah pembaca diberikan peringatan terlebih dahulu bahwa cerita tersebut bukan merupakan kisah nyata. Tidak bersifat memecah belahMaksudnya adalah, isinya harus memiliki tujuan yang baik. Berisipemahamanpemahaman yang baik dan contohcontoh kehidupan yang bersifat muliadan disajikan dengan cara yang menarik. Apabilaindikatorindikator diatas diperhatikan, insyaAllahapapun yang kita tulis maka segala sesuatunya tidak akan dipersalahkan.
Tantangan Bagi yang Meragukan Kebenaran Al-Quran
https://www.dakwah.id/tantangan-bagi-yang-meragukan-kebenaran-al-quran/
Artikel yang berjudul Tantangan Bagi yang Meragukan Kebenaran Al-Quran ini adalah artikel ke-4 dari serial artikel #MadrasahRamadhan 1974. Tahun di mana Maurice Bucaille, seorang ahli bedah Perancis mendapat undangan dari Anwar Sadat, Presiden Mesir ketika itu. Adapun maksud dari undangan tersebut adalah untuk melakukan penelitian terhadap mumi Firaun yang ada di museum Kairo.Pada tahun 1976, tepatnya dua tahun kemudian, Bucaille menulis sebuah buku yang berjudul La Bibel, le Coran et la Science yang sudah diterjemahkan oleh Prof. Rasyidi dan terbit pertama tahun 1979. Buku ini membahas tentang keserasian antara doktrin kitab suci dengan sains modern. Adapun objek dari tulisan ini adalah Bibel dan al-Quran.Pada buku ini, Bucaille menerangkan kesesuaian al-Quran dengan sains. Banyak contoh yang ia tulis, seperti fakta tentang banjir Nabi Nuh, embriologi, astronomi, hingga zoologi. Dan dengan yakin ia menyatakan bahwa al-Quran sesuai dengan fakta-fakta sains modern tanpa ada keraguan.Kembali pada penelitian Bucaille tentang mumi Firaun. Pada tahun 1976 Bucaille mengidentifikasi bahwa mumi yang ditelitinya adalah Merneptah anak dari Ramses II, dan dalam proyek penelitian tersebut Bucaille menemukan bahwa mumi ini adalah mumi yang pernah diselamatkan dari laut dan diawetkan. (www.gatra.com)Penelitian Bucaille mendapati sisa-sisa air garam dalam lambung mumi Firaun ini, dan hal tersebut menguatkan keyakinannya bahwa mumi ini mati karena tenggelam di lautan. Hasil penelitian tersebut dipublikasikan dengan judul Les momies des Pharaons et la medecine (Mumi Firaun: sebuah Penelitian Medis Modern.) Khazanah Fikih Islam: Pentingnya Kajian Sejarah Hukum Islam Berkat penelitiannya ini, Bucaille mendapatkan pengharagaan Le Prix Diane-Potier-Boes, sebuah penghargaan dalam bidang sejarah dari Academie Francaise dan penghargaan Prix General dari Accademie Nationale de Medicine Prancis. (www.wikipedia.com; Bible, Quran dan Sains Modern, Maurice Bucaille, 282-284)Al-Quran telah menjelaskan peristiwa tersebut sejak 14 abad yang lalu. Sebuah deskripsi kematian seorang tiran yang ditenggelamkan di laut merah karena kesombongan dan kedurjanaannya, hingga berani menyatakan diri sebagai tuhan yang layak disembah. Untuk kemudian jasadnya Allah pelihara sebagai bahan pelajaran bagi manusia setelahnya. Allah berfirman:Dan Kami memungkinkan Bani Israil melintasi laut, lalu mereka diikuti oleh Firaun dan bala tentaranya, karena hendak menganiaya dan menindas (mereka); hingga bila Firaun itu telah hampir tenggelam berkatalah dia: Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah). Apakah sekarang (baru kamu percaya), padahal sesungguhnya kamu telah durhaka sejak dahulu, dan kamu termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan. Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami. (QS. Yunus: 90-92)Setelah mengetahui bahwa al-Quran telah bicara tentang tenggelamnya Firaun dan jasadnya yang dipelihara oleh Allah, Maurice Bucaille percaya bahwa al-Quran adalah wahyu dari Tuhan yang benar tanpa kedustaan. Al-Quran adalah petunjuk (al-Huda) bagi manusia dalam melihat semua tanda-tanda yang ada di alam semesta. Allah memerintahkan manusia untuk memelajari, merenungi, dan menemukan keajaiban-keajaiban yang telah diisyaratkan oleh Al-Quran.Sebagaimana firman Allah: Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran. (QS. Shad: 29)Syaikh Abdurrahman as-Sadi menjelaskan bahwa ayat ini meneguhkan posisi al-Quran sebagai sumber segala pengetahuan dengan kebaikan yang melimpah.Al-Quran adalah petunjuk dari kesesatan, obat untuk penyakit, dan cahaya yang menerangi dalam kegelapan.Dan manusia diperintahkan untuk mengkajinya untuk mengetahui rahasia-rahasia dan memahami hikmah yang terkandung di dalamnya. (Taisir Karim ar-Rahman fi Tafsir Kalam al-Mannan, Abdurahman as-Sadi, 712) Artikel Fikih: Mendoakan Keburukan Saat Dizalimi, Harus Begitukah? Al-Quran bukanlah buku sains ataupun ensiklopedia yang berisi fakta-fakta yang bersifat hipotesis dan spekulatif. Justru al-Quran adalah petunjuk yang berisi berbagai tanda, yang dengannya manusia dapat memahami segala fakta yang terjadi pada alam semesta.Syaikh Muhammad al-Ghazali menjelaskan,Saya menangkap—wallahu alam—bahwa kemampuan al-Quran untuk memberi inspirasi berlaku sampai akhir zaman dan keberadaannya membuktikan bahwa ia (al-Quran) bukanlah kitab ilmu. Karena ilmu—dalam arti secara empiris—selalu mengalami pasang surut, sementara menolak teori-teori dan menetapkan fakta-fakta adalah tugas manusia.Berbeda dengan al-Quran yang tugasnya adalah membina manusia serta membimbingnya pada tanda-tanda yang memungkinkan pintu ilmiah terbuka lebar, karenanya tidak pernah kita jumpai dalam al-Quran hal-hal kontradiktif antara hakikat ilmiah dan ayat-ayatnya. (Al-Quran Kitab Zaman Kita, Muhammad al-Ghazali, 326)Sebagai kitab yang berisi petunjuk, al-Quran telah menginspirasi banyak cendikiawan dalam menemukan kebenaran dan mengakuinya sebagai sesuatu yang berasal dari Tuhan.Dari tanda-tanda yang mampu mereka temukan, mereka mendapatkan keimanan. Sesuai dengan apa yang telah Allah jelaskan dalam al-Quran: Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. (QS. Ali Imran: 190)Dr. Zakir Naik kembali menegaskan perihal al-Quran sebagai kumpulan tanda-tanda,Al-Quran bukanlah sebuah buku ilmu pengetahuan, tetapi ia adalah kitab yang berisi tanda-tanda dalam bentuk ayat-ayat. Di dalam al-Quran terdapat lebih dari 6000 tanda. Dan hingga saat ini, sudah lebih dari 1000 tanda yang selaras dengan ilmu pengetahuan. (Miracle al-Quran dan as-Sunnah, Zakir Naik, 11) Al-Quran sebagai mukjizat terbesar yang diberikan oleh nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam benar-benar menundukkan setiap manusia yang terlalu menuhankan akal dan pikiran. Sebagaimana dahulu, saat orang-orang Quraisy menuduh bahwa al-Quran yang diturunkan kepada Nabi hanyalah dongeng belaka. (Lihat: Surat al-Anfal ayat 31)Maka al-Quran menantang mereka untuk mendatangkan semisal al-Quran. Tantangan pertama termaktub dalam surat Hud ayat 13-14, yang menantang siapa pun yang bisa membuat sepuluh surat semisal al-Quran, bahkan al-Quran membolehkan untuk meminta bantuan kepada siapa pun dalam pembuatannya. Bahkan mereka mengatakan: Muhammad telah membuat-buat Al Quran itu, Katakanlah: (Kalau demikian), maka datangkanlah sepuluh surat-surat yang dibuat-buat yang menyamainya, dan panggillah orang-orang yang kamu sanggup (memanggilnya) selain Allah, jika kamu memang orang-orang yang benar. (QS. Hud: 13) Jika mereka yang kamu seru itu tidak menerima seruanmu (ajakanmu) itu maka ketahuilah, sesungguhnya al-Quran itu diturunkan dengan ilmu Allah, dan bahwasanya tidak ada Tuhan selain Dia, maka maukah kamu berserah diri (kepada Allah)? (QS. Hud: 14)Tantangan yang Allah sebutkan dalam al-Quran tidak hanya berlaku pada masa itu saja, akan tetapi berlaku atas seluruh manusia hingga hari kiamat kelak. (Ijaz al-Quran, Abu Bakar al-Baqilani, 8) Khazanah: Ilmu Islam itu Sangat Luas, Ini yang Fardhu Ain untuk Dipelajari Tantangan kedua yang al-Quran sebutkan lebih ringan dari sebelumnya. Turun level menjadi tantangan untuk mendatangkan satu surat semisal al-Quran. Seperti yang termaktub dalam surat Yunus ayat 38: Atau (patutkah) mereka mengatakan, Muhammad membuat-buatnya. Katakanlah, (Kalau benar yang kamu katakan itu), maka cobalah datangkan sebuah surat seumpamanya dan panggillah siapa-siapa yang dapat kamu panggil (untuk membuatnya) selain Allah, jika kamu orang yang benar. (QS. Yunus: 38)Pada tantangan ketiga, Allah lewat al-Quran menantang seluruh jin dan manusia untuk mendatangkan satu ayat semisal al-Quran. Hanya satu ayat. Seperti yang Allah firmankan dalam surat al-Baqarah ayat 23-24, Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang al-Quran yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal al-Quran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar. (QS. Al-Baqarah: 23) Maka jika kamu tidak dapat membuat(nya)—dan pasti kamu tidak akan dapat membuat(nya), peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir. (QS. Al-Baqarah: 24)Tantangan-tantangan ini bertujuan menunjukkan supremasi al-Quran sebagai wahyu yang benar dan tak terbantahkan. Dan semua ini menunjukkan bahwa manusia, secerdas apa pun tidak akan pernah sanggup menjawab tantangan al-Quran. Tidak dahulu, hari ini, bahkan hingga kiamat nanti. Hidayah merupakan hak prerogatif Allah secara mutlak. Allah memberikannya kepada siapa yang Dia kehendaki dan mencabut dari siapa pun yang Dia kehendaki pula.Banyak para ilmuan dan cendikiawan pada akhirnya tunduk dan mengakui setelah mereka menemukan sesuatu yang ternyata al-Quran telah bicara jauh sebelumnya. Hingga akhirnya mereka menyatakan diri untuk beriman.Allah membekali manusia akal pikiran dengan porsi dan ukuran yang mengagumkan. Akal berfungsi untuk membaca tanda-tanda yang telah Allah sematkan di seluruh semesta, agar manusia berpikir bahwa apa telah Allah ciptakan tidak pernah sia-sia. Justru ia menjadi rambu-rambu yang harus diikuti untuk menemukan keyakinan hakiki.Namun yang sangat disayangkan justru datang dari mereka yang menyebut dirinya sebagai orang beriman. Mereka memiliki al-Quran dalam genggaman, tapi ibarat tikus yang mati di lumbung padi, al-Quran tidak pernah jadi pedoman. Seperti nahkoda kapal yang memegang kompas, tapi tidak mengerti cara menjalankannya dengan benar dan pas. Artikel Tadabur: Sindiran Al-Quran Tentang Watak Liberalisme Jika Ramadhan adalah bulan al-Quran, inilah kesempatan buat kita untuk kembali membuka lembarannya, membaca dengan penuh penghayatan, memahami dengan penuh kesungguhan untuk kemudian diamalkan tanpa ada keraguan.Al-Quran adalah pedoman. Di dalamnya terdapat semua jawaban yang manusia butuhkan. Allah telah menjadikan al-Quran sebagai matahari yang cahayanya tidak akan pernah padam, menyingkap gulita kegelapan dan kebodohan.Janji Allah bahwa al-Quran akan selalu otentik hingga akhir zaman tanpa pernah ada revisi dan perubahan. Al-Quran tidak akan pernah berubah, namun jika memelajari dan mengamalkannya, ia akan mengubah hidup kita.Masihkah ada keraguan? (Fajar Jaganegara/dakwah.id)
Artikel yang berjudul Tantangan Bagi yang Meragukan Kebenaran AlQuran ini adalah artikel ke4 dari serial artikel MadrasahRamadhan 1974. Tahun di mana Maurice Bucaille, seorang ahli bedah Perancis mendapat undangan dari Anwar Sadat, Presiden Mesir ketika itu. Pada tahun 1976, tepatnya dua tahun kemudian, Bucaille menulis sebuah buku yang berjudul La Bibel, le Coran et la Science yang sudah diterjemahkan oleh Prof. Rasyidi dan terbit pertama tahun 1979. Pada buku ini, Bucaille menerangkan kesesuaian alQuran dengan sains. Kembali pada penelitian Bucaille tentang mumi Firaun. Sebuah deskripsi kematian seorang tiran yang ditenggelamkan di laut merah karena kesombongan dan kedurjanaannya, hingga berani menyatakan diri sebagai tuhan yang layak disembah. Untuk kemudian jasadnya Allah pelihara sebagai bahan pelajaran bagi manusia setelahnya. Apakah sekarang baru kamu percaya, padahal sesungguhnya kamu telah durhaka sejak dahulu, dan kamu termasuk orangorang yang berbuat kerusakan. Yunus 9092Setelah mengetahui bahwa alQuran telah bicara tentang tenggelamnya Firaun dan jasadnya yang dipelihara oleh Allah, Maurice Bucaille percaya bahwa alQuran adalah wahyu dari Tuhan yang benar tanpa kedustaan. Allah memerintahkan manusia untuk memelajari, merenungi, dan menemukan keajaibankeajaiban yang telah diisyaratkan oleh AlQuran. Dan manusia diperintahkan untuk mengkajinya untuk mengetahui rahasiarahasia dan memahami hikmah yang terkandung di dalamnya. Taisir Karim arRahman fi Tafsir Kalam alMannan, Abdurahman asSadi, 712 Artikel Fikih Mendoakan Keburukan Saat Dizalimi, Harus Begitukah AlQuran bukanlah buku sains ataupun ensiklopedia yang berisi faktafakta yang bersifat hipotesis dan spekulatif. AlQuran Kitab Zaman Kita, Muhammad alGhazali, 326Sebagai kitab yang berisi petunjuk, alQuran telah menginspirasi banyak cendikiawan dalam menemukan kebenaran dan mengakuinya sebagai sesuatu yang berasal dari Tuhan. Ijaz alQuran, Abu Bakar alBaqilani, 8 Khazanah Ilmu Islam itu Sangat Luas, Ini yang Fardhu Ain untuk Dipelajari Tantangan kedua yang alQuran sebutkan lebih ringan dari sebelumnya. Yunus 38Pada tantangan ketiga, Allah lewat alQuran menantang seluruh jin dan manusia untuk mendatangkan satu ayat semisal alQuran. Seperti yang Allah firmankan dalam surat alBaqarah ayat 2324, Dan jika kamu tetap dalam keraguan tentang alQuran yang Kami wahyukan kepada hamba Kami Muhammad, buatlah satu surat saja yang semisal alQuran itu dan ajaklah penolongpenolongmu selain Allah, jika kamu orangorang yang benar. AlBaqarah 23 Maka jika kamu tidak dapat membuatnyadan pasti kamu tidak akan dapat membuatnya, peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orangorang kafir. AlBaqarah 24Tantangantantangan ini bertujuan menunjukkan supremasi alQuran sebagai wahyu yang benar dan tak terbantahkan. Hidayah merupakan hak prerogatif Allah secara mutlak. Hingga akhirnya mereka menyatakan diri untuk beriman. Akal berfungsi untuk membaca tandatanda yang telah Allah sematkan di seluruh semesta, agar manusia berpikir bahwa apa telah Allah ciptakan tidak pernah siasia. Justru ia menjadi ramburambu yang harus diikuti untuk menemukan keyakinan hakiki. Seperti nahkoda kapal yang memegang kompas, tapi tidak mengerti cara menjalankannya dengan benar dan pas. Artikel Tadabur Sindiran AlQuran Tentang Watak Liberalisme Jika Ramadhan adalah bulan alQuran, inilah kesempatan buat kita untuk kembali membuka lembarannya, membaca dengan penuh penghayatan, memahami dengan penuh kesungguhan untuk kemudian diamalkan tanpa ada keraguan. Janji Allah bahwa alQuran akan selalu otentik hingga akhir zaman tanpa pernah ada revisi dan perubahan. Masihkah ada keraguan Fajar Jaganegaradakwah.id
Niat Puasa Sunnah Rajab
https://bincangsyariah.com/hukum-islam/ibadah/niat-puasa-sunnah-rajab/
Bulan Rajab, bulan ketujuh dalam kalender Hijriyah. Bulan ini sangat istimewa, sebab masuk sebagai salah satu bulan haram bersama Dzulqadah, Dzulhijjah, dan Muharram. Selain itu, pada bulan Rajab, seyogianya memperbanyak ibadah dan amalan saleh, juga terdapat anjuran untuk berpuasa sunnah. Artikel ini akan membahas tentang niat puasa Sunnah Rajab, keutamaannya, dan cara pelaksanaannya. Keutamaan Puasa Sunnah Rajab Terdapat dalam hadis Rasulullah terkait anjuran puasa bulan haram, termasuk Rajab. Pasalnya, bulan tersebut mengandung kemuliaan dan keagungan. Untuk itu, seyoginya mengisi bulan mulia ini dengan amal kebaikan, salah satunya puasa sunnah. Artinya: Berpuasalah pada bulan-bulan mulia dan tinggalkanlah! Berpuasalah pada bulan-bulan mulia dan tinggalkanlah! Berpuasalah pada bulan-bulan mulia dan tinggalkanlah! (HR Abu Dawud dan yang lainnya). Setidaknya, ada beberapa keutamaan melaksanakan puasa sunnah Rajab. Pertama, menambah pahala. Puasa Rajab, seperti puasa sunnah lainnya, akan menambah pahala dan keberkahan bagi yang menjalankannya. Selain itu, puasa Rajab juga akan menghapus dosa, dan menjadi sarana untuk memohon ampunan Allah SWT. Pun, membuka pintu surga. Beberapa riwayat menyebutkan bahwa berpuasa pada hari-hari tertentu di bulan Rajab, seperti 7, 8, atau 10 hari, dapat membuka pintu surga. Cara Pelaksanaan Puasa Sunnah Rajab Puasa Rajab dapat dilakukan kapan saja selama bulan tersebut, namun tidak dianjurkan untuk berpuasa selama sebulan penuh karena dapat mengubah hukumnya menjadi makruh. Beberapa waktu yang disarankan untuk berpuasa Rajab. Pertama, ketika, Ayyamul Bidh, yakni puasa tiga hari pada pertengahan bulan Rajab, yaitu tanggal 13, 14, dan 15. Kedua, juga bisa melaksanakan puasa Sunnah pada Senin dan Kamis. Puasa dua hari dalam seminggu, yaitu Senin dan Kamis.Terakhir, Puasa Daud, yakni puasa berselang-seling, satu hari puasa dan satu hari tidak, selama sebulan. Syekh Nawawi Banten dalam kitab Nihayatuz Zain, halaman 192 bahwa ketika bulan haram, maka dianjurkan untuk melaksanakan puasa sunnah. Pasalnya, bulan tersebut termasuk bulan yang sangat agung dalam Islam. . . Artinya, Kesepuluh puasa pada bulan-bulan terhormat, yaitu empat bulan: Muharram, Rajab, Dzulqadah, dan Dzulhijjah. Bulan paling utama adalah Ramadhan, kemudian Muharram, lalu Rajab, selanjutnya Dzulhijjah, kemudian Dzulqadah, lalu Syaban. Ucapan mereka terlihat secara zahir mengatakan bahwa pada bulan selain yang termaktub kesunahannya sama, (Lihat Syekh Nawawi Banten, Nihayatuz Zain, [Beirut: Darul Kutub Al-Ilmiyyah, 2002 M/1422 H], cetakan pertama, halaman 192). Niat Puasa Sunnah Rajab Dalam menjalankan ibadah puasa, seorang Muslim wajib untuk berniat terlebih dahulu. Adapun lafal niat puasa Rajab ini adalah sebagai berikut: Nawaitu shauma ghadin an adi sunnati Rajaba lillhi tal. Artinya: Aku berniat puasa sunah Rajab esok hari karena Allah swt.
Bulan Rajab, bulan ketujuh dalam kalender Hijriyah. Bulan ini sangat istimewa, sebab masuk sebagai salah satu bulan haram bersama Dzulqadah, Dzulhijjah, dan Muharram. Artikel ini akan membahas tentang niat puasa Sunnah Rajab, keutamaannya, dan cara pelaksanaannya. Keutamaan Puasa Sunnah Rajab Terdapat dalam hadis Rasulullah terkait anjuran puasa bulan haram, termasuk Rajab. Untuk itu, seyoginya mengisi bulan mulia ini dengan amal kebaikan, salah satunya puasa sunnah. Artinya Berpuasalah pada bulanbulan mulia dan tinggalkanlah Berpuasalah pada bulanbulan mulia dan tinggalkanlah Berpuasalah pada bulanbulan mulia dan tinggalkanlah HR Abu Dawud dan yang lainnya. Puasa Rajab, seperti puasa sunnah lainnya, akan menambah pahala dan keberkahan bagi yang menjalankannya. Beberapa riwayat menyebutkan bahwa berpuasa pada harihari tertentu di bulan Rajab, seperti 7, 8, atau 10 hari, dapat membuka pintu surga. Pertama, ketika, Ayyamul Bidh, yakni puasa tiga hari pada pertengahan bulan Rajab, yaitu tanggal 13, 14, dan 15. Kedua, juga bisa melaksanakan puasa Sunnah pada Senin dan Kamis. Puasa dua hari dalam seminggu, yaitu Senin dan Kamis. Terakhir, Puasa Daud, yakni puasa berselangseling, satu hari puasa dan satu hari tidak, selama sebulan. Syekh Nawawi Banten dalam kitab Nihayatuz Zain, halaman 192 bahwa ketika bulan haram, maka dianjurkan untuk melaksanakan puasa sunnah. Pasalnya, bulan tersebut termasuk bulan yang sangat agung dalam Islam. . . Artinya, Kesepuluh puasa pada bulanbulan terhormat, yaitu empat bulan Muharram, Rajab, Dzulqadah, dan Dzulhijjah. Ucapan mereka terlihat secara zahir mengatakan bahwa pada bulan selain yang termaktub kesunahannya sama, Lihat Syekh Nawawi Banten, Nihayatuz Zain, Beirut Darul Kutub AlIlmiyyah, 2002 M1422 H, cetakan pertama, halaman 192. Artinya Aku berniat puasa sunah Rajab esok hari karena Allah swt.
Khaibar: Hadiah Kemenangan Umat Islam di Awal Tahun
https://islam.nu.or.id/sirah-nabawiyah/khaibar-hadiah-kemenangan-umat-islam-di-awal-tahun-8CeyT
Perang Khaibar berlangsung di awal tahun 7 Hijriah, pertengahan bulan Muharram. Lalu kemenangan diraih pada bulan Safar. Peperangan ini terjadi pasca terjalin Perjanjian Hudaibiyah antara Nabi Muhammad saw dan kaum kafir Makkah. Sebulan setelah ditandatanganinya perjanjian, Rasulullah yang sudah tiba di Madinah tak lama kemudian berangkat menuju Khaibar bersama pasukannya. Khaibar adalah satu wilayah pertanian yang terletak sekitar 165 km sebelah utara Madinah. Wilayah ini terkenal subur dan memiliki banyak sumber air dan perkebunan yang melimpah, seperti kurma dan buah-buahan lainnya. Wilayah ini dihuni oleh gabungan orang-orang Arab dan Yahudi, kendati suku Arab Gathafan menganggap wilayah ini adalah wilayah mereka. Peperangan ini dilatarbelakangi akibat terusirnya orang-orang Yahudi Bani an-Nadhir yang diusir oleh Nabi saw dari perkampungan mereka di Madinah sebagai hukuman atas aneka pengkhianatan yang mereka lakukan. Banyak tokoh menonjol Bani an-Nadhir yang bermukim di Khaibar melakukan aneka kegiatan menghasut dan memperburuk citra Nabi Saw. Di samping itu, penduduk Khaibar adalah orang-orang yang menghimpun pasukan untuk memerangi kaum Muslimin dan mendorong Bani Quraizhah untuk melanggar perjanjian dan berkhianat, menjalin kontak dengan orang-orang munafik yang merupakan duri dalam masyarakat Islam, berhubungan dengan penduduk suku Gathafan dan orang-orang Arab Badui, yang merupakan sayap ketiga dari pasukan musuh. Hal demikian membuktikan bahwa mereka sudah mempersiapkan diri untuk berperang. Bahkan mereka pernah menyusun rencana untuk membunuh Nabi saw. Gerakan membahayakan mereka akan mengancam keamanan kaum Muslimin di Madinah. Selain faktor keamanan, Rasulullah juga melihat bahwa akses dakwah Islam akan tersendat jika membiarkan para pemuka Yahudi di Khaibar memainkan peran mereka. Atas pertimbangan itu, langkah terbaik yang harus dilakukan adalah mengepung Khaibar yang merupakan benteng terakhir orang-orang Yahudi di Jazirah Arabia agar bisa memastikan dua hal tersebut berjalan lancar. Peristiwa peperangan ini terekam dalam Al-Qur’an surat Al-Fath ayat 20 sebagai janji Allah kepada kaum Muslimin yang ikut dalam Perjanjian Hudaibiyah, bahwa mereka akan mendapatkan harta rampasan yang banyak. Allah swt berfirman: Artinya: “Allah telah menjanjikan kepadamu rampasan perang yang banyak yang (nanti) dapat kamu ambil, maka Dia menyegerakan (harta rampasan perang) ini untukmu. Dia menahan tangan (mencegah) manusia dari (upaya manganiaya)-mu (agar kamu mensyukuri-Nya), agar menjadi bukti bagi orang-orang mukmin, dan agar Dia menunjukkan kamu ke jalan yang lurus.” (QS Al-Fath ayat 20). Rasulullah berangkat ke Khaibar dengan jumlah antara 1.400-1.600 balatentara. Pasukan tersebut adalah orang-orang yang ikut Rasulullah untuk melaksanakan umrah, meski terhadang oleh kaum kafir Mekkah sehingga terbentuk Perjanjian Hudaibiyah. Tentang jumlah pasukan antara 1.400-1.600, Quraish Shihab dalam sirah-nya menjelaskan bahwa jumlah itu sesuai dengan perbedaan pendapat riwayat hadis. Pasukan kaum Muslimin yang dipimpin Rasulullah terdiri dari dua ratus ekor kuda serta beberapa orang wanita. Rasul Saw juga menyertakan istri beliau, Ummu Salamah atau Hindun binti Abu Umayyah bin Mughirah Al-Qurasyiyah Al-Makhzumiyah, karena sebelumnya telah ikut ke Hudaibiyah. Strategi Rasulullah sebelum tiba di Khaibar adalah menghalau suku Arab Ghathafan yang menjalin kerja sama dengan orang-orang Yahudi Khaibar. Karen Armstrong dalam Muhammad Sang Nabi: Sebuah Biografi Kritis menjelaskan bahwa Khaibar adalah pemukiman yang sangat kuat dan konon sulit untuk dikalahkan. Meski terlihat kuat, pada kenyataannya mereka terpecah belah di dalam. Ternyata setiap suku di pemukiman itu memiliki otonomi, dan mereka sulit bersatu untuk melawan satu musuh bersama. Kelemahan itu dimanfaatkan Rasulullah saw untuk memecah belah mereka lebih dalam lagi, salah satunya dengan menghalau suku Arab Ghathafan. Rasul saw dan pasukannya dalam perjalanan ini akhirnya bermarkas di satu tempat yang dapat menghalangi mereka menuju Khaibar. Setelah terhalang, mereka juga mendengar kegaduhan di pemukiman mereka dan menduga bahwa Nabi saw dan pasukannya sedang menyerang pemukiman mereka. Hal demikian membuat mereka mengurungkan niatnya untuk membantu orang-orang Yahudi Khaibar, mereka terpaksa kembali guna mempertahankan harta, benda, dan keluarga mereka. Menurut Quraish Shihab, tidak mustahil bahwa kegaduhan itu dilakukan oleh kaum Muslimin, atas perintah Nabi Saw, untuk mengelabui Ghathafan, sehingga mereka membiarkan orang-orang Yahudi menghadapi sendiri Nabi Saw dengan pasukan beliau. Setelah tiba di Khaibar, tepatnya sebelum fajar, Rasulullah Saw dan pasukan melaksanakan Shalat Subuh di pinggiran kota dan begitu matahari terbit, Khaibar diserang. Kebiasaan Rasulullah jika hendak menyerbu suatu wilayah tidak di malam hari untuk menghindari mereka yang tidak mengangkat senjata. Ketika pagi hari penduduk Khaibar keluar dari rumah sambil membawa sekop dan keranjang menuju kebun, mereka dikejutkan oleh serangan mendadak itu. Rasulullah Saw memulai gerakan, mereka berlarian ke benteng mereka sambil berteriak: “Muhammad datang dengan balatentara.” Dalam riwayat Anas bin Malik, Rasulullah bersabda dengan lantang: Artinya: “Allahu Akbar! Hancurlah Khaibar! Kami jika turun menyerang di halaman satu kaum, maka amat buruklah pagi hari yang dialami oleh orang-orang yang diperingatkan itu.” (HR. Bukhari. (Abdul Qadir Syaibah Al-Hamd, Al-Qashashul Haq fi Sirah Sayyidil Khalqi Muhammad saw, [Riyadh, 2013] halaman 337). Shafiyurrahman Al-Mubarakfuri dalam sirah-nya memaparkan nama-nama benteng besar yang mengamankan wilayah Khaibar. Satu paruh wilayah Khaibar memiliki lima benteng, yaitu: Benteng Na’im Benteng Ash-Shab bin Muadz Benteng Qal’ah az-Zubair Benteng Ubay Benteng An-Nizar Tiga benteng yang pertama terletak di wilayah Nathat, sedangkan dua benteng yang terakhir berada di wilayah Asy-Syiq. Sedangkan paruh kedua wilayah Khaibar yang juga disebut al-Katibah, memiliki tiga benteng, yaitu: Benteng al-Qamush, benteng milik Bani Abul Huqaiq dari Bani an-Nadhir Benteng Al-Wathit Benteng As-Sulalim Pasukan Islam pertama kali menyerang Nathat di mana terdapat benteng Na’im. Selama dua hari kaum Muslimin berusaha menerobos benteng ini, tetapi selalu gagal. Saat itu, panji Rasulullah dipegang oleh Sayyidina Abu Bakar. Keesokan harinya Nabi saw menyerahkan panji tersebut kepada seseorang yang bahkan beliau menjamin dengan ucapannya: “Kemenangan akan dianugerahkan Allah melalui dia,” yaitu Sayyidina Ali ra. Quraish Shihab menyebutkan riwayat hadis dari Al-Bukhari dan Muslim tentang salah satu pesan Nabi saw kepada Sayyidina Ali, Nabi bersabda: Artinya: “Ajaklah mereka kepada Islam. Sampaikanlah kepada mereka apa yang diwajibkan atas mereka dari hak-hak Allah. Demi Allah bahwa Allah memberi hidayah kepada seseorang melalui Engkau, maka itu lebih baik dari Humr an-Ni’am (harta benda yang amat bernilai).” (HR. Bukhari dan Muslim. (Quraish Shihab, Membaca Sirah Nabi Muhammad dalam Sorotan Al-Quran dan Hadis-Hadis Shahih, [Ciputat, Lentera Hati, 2018] halaman 807). Ketangkasan Sayyidina Ali sebagai pemegang panji Rasulullah ditunjukkan ketika beliau dihadang oleh Marhab, tokoh Yahudi yang dikenal gagah berani. Namun, dia terlihat sombong dan membanggakan diri seraya berkata: “Akulah yang dinamai ibuku Marhab. Lengkap senjatanya lagi berpengalaman. Sekali aku menusuk dan sekali memukul. Pada saat singa datang untuk menerkam.” Sayyidina Ali menjawab: “Akulah yang dinamai ibuku, Haidarah (satu sinonim kata asad/singa). Kutebas dengan pedang kepala-kepala yang kafir. Kuperlakukan mereka dengan seimbang. Membalas mereka dengan sempurna.” Terjadilah duel antara Sayyidina Ali dan Marhab, sehingga terpenggal kepala Marhab dari tangannya. Setelah kemenangan itu, akhirnya benteng Na’im bisa ditaklukkan. Lalu, tampil Yasir, saudara Marhab, tetapi dengan sigap Zubair ibn al-Awwam tampil ke depan dan berhasil membunuhnya. Satu persatu benteng Yahudi ditaklukkan yang mengakibatkan bahan makanan dan harta benda dikuasai oleh pasukan Islam. Mereka akhirnya berlarian menuju wilayah Khaibar paruh kedua yang disebut al-Katibah untuk berlindung di benteng-benteng al-Qamush dan Sulalim. Pasukan Islam mengepung mereka selama 14 hari lamanya dan kemudian menyerah dan meminta berdamai. Korban yang gugur dari pasukan Islam sebanyak 20 orang, Quraish Shihab menyebut riwayat lain 25 orang, sedang yang tewas dari kelompok Yahudi 93 orang. Dampak dari kemenangan ini, kaum Muslimin yang sebelumnya batal umrah karena dihadang penduduk Kafir Makkah dalam peristiwa Hudaibiyah, akhirnya merasakan janji Allah pada Al-Quran surat Al-Fath ayat 20. Mereka meraih banyak harta rampasan, baik makanan maupun persenjataan, dari penaklukan Khaibar. Tidak hanya itu, akses dakwah Islam juga semakin melebar karena kondisi keamanan Madinah meningkat, hal itu menumbuhkan ekonomi masyarakat Islam. Kaum Muhajir yang sebelumnya telah banyak menerima bantuan dari Anshar semisal pohon-pohon kurma, akhirnya sangat berterima kasih kepada mereka. Sebab, harta yang dibagikan Rasul saw kepada para Muhajir dari rampasan perang telah mencukupi kebutuhan mereka. Ustadz Ahmad Rifaldi, Alumni Pondok Pesantren Al-Awwabin Depok, Kontributor NU Online.
Perang Khaibar berlangsung di awal tahun 7 Hijriah, pertengahan bulan Muharram. Sebulan setelah ditandatanganinya perjanjian, Rasulullah yang sudah tiba di Madinah tak lama kemudian berangkat menuju Khaibar bersama pasukannya. Wilayah ini terkenal subur dan memiliki banyak sumber air dan perkebunan yang melimpah, seperti kurma dan buahbuahan lainnya. Peperangan ini dilatarbelakangi akibat terusirnya orangorang Yahudi Bani anNadhir yang diusir oleh Nabi saw dari perkampungan mereka di Madinah sebagai hukuman atas aneka pengkhianatan yang mereka lakukan. Banyak tokoh menonjol Bani anNadhir yang bermukim di Khaibar melakukan aneka kegiatan menghasut dan memperburuk citra Nabi Saw. Peristiwa peperangan ini terekam dalam AlQuran surat AlFath ayat 20 sebagai janji Allah kepada kaum Muslimin yang ikut dalam Perjanjian Hudaibiyah, bahwa mereka akan mendapatkan harta rampasan yang banyak. Dia menahan tangan mencegah manusia dari upaya manganiayamu agar kamu mensyukuriNya, agar menjadi bukti bagi orangorang mukmin, dan agar Dia menunjukkan kamu ke jalan yang lurus. Tentang jumlah pasukan antara 1.4001.600, Quraish Shihab dalam sirahnya menjelaskan bahwa jumlah itu sesuai dengan perbedaan pendapat riwayat hadis. Rasul Saw juga menyertakan istri beliau, Ummu Salamah atau Hindun binti Abu Umayyah bin Mughirah AlQurasyiyah AlMakhzumiyah, karena sebelumnya telah ikut ke Hudaibiyah. Strategi Rasulullah sebelum tiba di Khaibar adalah menghalau suku Arab Ghathafan yang menjalin kerja sama dengan orangorang Yahudi Khaibar. Meski terlihat kuat, pada kenyataannya mereka terpecah belah di dalam. Setelah tiba di Khaibar, tepatnya sebelum fajar, Rasulullah Saw dan pasukan melaksanakan Shalat Subuh di pinggiran kota dan begitu matahari terbit, Khaibar diserang. Ketika pagi hari penduduk Khaibar keluar dari rumah sambil membawa sekop dan keranjang menuju kebun, mereka dikejutkan oleh serangan mendadak itu. Satu paruh wilayah Khaibar memiliki lima benteng, yaitu Benteng Naim Benteng AshShab bin Muadz Benteng Qalah azZubair Benteng Ubay Benteng AnNizar Tiga benteng yang pertama terletak di wilayah Nathat, sedangkan dua benteng yang terakhir berada di wilayah AsySyiq. Keesokan harinya Nabi saw menyerahkan panji tersebut kepada seseorang yang bahkan beliau menjamin dengan ucapannya Kemenangan akan dianugerahkan Allah melalui dia, yaitu Sayyidina Ali ra. Quraish Shihab menyebutkan riwayat hadis dari AlBukhari dan Muslim tentang salah satu pesan Nabi saw kepada Sayyidina Ali, Nabi bersabda Artinya Ajaklah mereka kepada Islam. Sampaikanlah kepada mereka apa yang diwajibkan atas mereka dari hakhak Allah. Namun, dia terlihat sombong dan membanggakan diri seraya berkata Akulah yang dinamai ibuku Marhab. Sayyidina Ali menjawab Akulah yang dinamai ibuku, Haidarah satu sinonim kata asadsinga. Kutebas dengan pedang kepalakepala yang kafir. Terjadilah duel antara Sayyidina Ali dan Marhab, sehingga terpenggal kepala Marhab dari tangannya. Pasukan Islam mengepung mereka selama 14 hari lamanya dan kemudian menyerah dan meminta berdamai. Mereka meraih banyak harta rampasan, baik makanan maupun persenjataan, dari penaklukan Khaibar. Tidak hanya itu, akses dakwah Islam juga semakin melebar karena kondisi keamanan Madinah meningkat, hal itu menumbuhkan ekonomi masyarakat Islam. Sebab, harta yang dibagikan Rasul saw kepada para Muhajir dari rampasan perang telah mencukupi kebutuhan mereka. Ustadz Ahmad Rifaldi, Alumni Pondok Pesantren AlAwwabin Depok, Kontributor NU Online.
Allah mengangkat derajat orang yang berjuang dengan harta dan jiwanya
https://www.laduni.id/alquran/tema/tema-ayat-quran-Allah-mengangkat-derajat-orang-yang-berjuang-dengan-harta-dan-jiwanya
QS.Surat An-Nisa`[4]:95 () 95. Tidaklah sama antara mumin yang duduk (yang tidak ikut berperang) yang tidak mempunyai uzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta mereka dan jiwanya. Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk [340] satu derajat. Kepada masing-masing mereka Allah menjanjikan pahala yang baik (surga) dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk [341] dengan pahala yang besar, [340] Maksudnya : yang tidak berperang karena uzur. [341] Maksudnya : yang tidak berperang tanpa alasan. Sebagian ahli tafsir mengartikan iin di sini sama dengan arti iin pada not 340.
QS.Surat AnNisa495 95. Tidaklah sama antara mumin yang duduk yang tidak ikut berperang yang tidak mempunyai uzur dengan orangorang yang berjihad di jalan Allah dengan harta mereka dan jiwanya. Allah melebihkan orangorang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orangorang yang duduk 340 satu derajat. Kepada masingmasing mereka Allah menjanjikan pahala yang baik surga dan Allah melebihkan orangorang yang berjihad atas orang yang duduk 341 dengan pahala yang besar, 340 Maksudnya yang tidak berperang karena uzur. 341 Maksudnya yang tidak berperang tanpa alasan. Sebagian ahli tafsir mengartikan iin di sini sama dengan arti iin pada not 340.
Fawaid Hadist #100 | Kemuliaan Menjaga Keadaan Lingkungan Dan Keselamatan Umum
https://bimbinganislam.com/fawaid-hadist-100-kemuliaan-menjaga-keadaan-lingkungan-dan-keselamatan-umum/
Kemuliaan Menjaga Keadaan Lingkungan Dan Keselamatan Umum Para pembaca Bimbinganislam.com yang memiliki akhlaq mulia berikut kami sajikanserial fawaid hadist, Fawaid Hadist #98 | Kemuliaan Menjaga Keadaan Lingkungan Dan Keselamatan Umum. Selamat membaca. [div class=fawaid-hadis] : : : . : . Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Sesungguhnya, aku melihat seseorang yang bersenang-senang di dalam surga disebabkan ia memotong dahan yang berada di tengah jalan karena mengganggu kaum muslimin yang lewat. Dalam riwayat lain, Ada seseorang yang melewati sebuah dahan yang menghalangi jalan kemudian ia berkata, Demi Allah aku akan menyingkirkan dahan ini dari jalan agar tidak mengganggu kaum muslimin yang lewat. Karena perbuatan itu dia pun dimasukkan ke surga. Dalam riwayat keduanya juga, Ketika seseorang sedang berjalan pada satu jalan, ia menemukan dahan yang berduri di tengah jalan, kemudian ia menyingkirkannya, maka Allah memuji orang itu dan mengampuni dosa-dosanya. (HR. Al-Bukhari, no. 653. Muslim, no. 1914). [/div] Faedah Hadist Hadist ini memberikan faedah faedah berharga, di antaranya; 1. Petunjuk berharga tentang keutamaan menyingkirkan sesuatu yang menghalangi seseorang di jalan, dan merupakan penyebab masuknya seseorang ke dalam surga. 2. Ketetapan bahwa surga itu sudah ada. Karena Nabi Shallallahu alaihi wa sallam melihat orang itu bersenang-senang di dalam surga. Hal ini berdasarkan pada Al-Quran dan As-Sunnah dan merupakan kesepakatan para ulama Ahlussunnah wal Jamaah. 3. Di surga itu hanya ada kesenangan dan kebahagiaan abadi. 4. Faedah berharga bahwa orang yang menyingkirkan sesuatu yang menyakiti kaum muslimin yang bersifat fisik mendapatkan pahala yang agung ini, apalagi yang berkaitan dengan non fisik, seperti orang-orang jahat yang menghalangi orang untuk menjalankan agama Allah, maka menyingkirkan mereka dari jalan kaum muslimin adalah lebih utama di sisi Allah Taala, cara menyingkirkan mereka dengan cara menjelaskan kepada kaum muslimin akan penyimpangan mereka serta menasehati mereka dengan dengan pemahaman dan pemikiran yang benar. 5. Keindahan ajaran Islam, bahwa syariatnya mendorong kebersihan, keselamatan dan keterjagaan lingkungan secara umum. Wallahu Taala Alam. Referensi Utama: Syarah Riyadhus Shalihin karya Syaikh Shalih al Utsaimin, & Kitab Bahjatun Naazhiriin Syarh Riyaadhish Shaalihiin karya Syaikh Salim bin Ied Al Hilaliy. [div class=fawaid-hadis] Yuk dukungoperasional & pengembangan dakwahBimbingan Islam,bagikanjuga faedah hadist ini kepada kerabat dan teman-teman. Demi Allah, jika Allah memberi hidayah kepada satu orang dengan sebab perantara dirimu, hal itu lebih baik bagimu daripada unta-unta merah.(HR. Bukhari dan Muslim). *unta merah adalah harta yang paling istimewa di kalangan orang Arab kala itu (di masa Nabi). [/div]
Kemuliaan Menjaga Keadaan Lingkungan Dan Keselamatan Umum Para pembaca Bimbinganislam.com yang memiliki akhlaq mulia berikut kami sajikanserial fawaid hadist, Fawaid Hadist 98 Kemuliaan Menjaga Keadaan Lingkungan Dan Keselamatan Umum. Selamat membaca. div classfawaidhadis . . Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Sesungguhnya, aku melihat seseorang yang bersenangsenang di dalam surga disebabkan ia memotong dahan yang berada di tengah jalan karena mengganggu kaum muslimin yang lewat. Dalam riwayat lain, Ada seseorang yang melewati sebuah dahan yang menghalangi jalan kemudian ia berkata, Demi Allah aku akan menyingkirkan dahan ini dari jalan agar tidak mengganggu kaum muslimin yang lewat. Karena perbuatan itu dia pun dimasukkan ke surga. Dalam riwayat keduanya juga, Ketika seseorang sedang berjalan pada satu jalan, ia menemukan dahan yang berduri di tengah jalan, kemudian ia menyingkirkannya, maka Allah memuji orang itu dan mengampuni dosadosanya. HR. AlBukhari, no. 653. Muslim, no. 1914. div Faedah Hadist Hadist ini memberikan faedah faedah berharga, di antaranya 1. Petunjuk berharga tentang keutamaan menyingkirkan sesuatu yang menghalangi seseorang di jalan, dan merupakan penyebab masuknya seseorang ke dalam surga. 2. Ketetapan bahwa surga itu sudah ada. Karena Nabi Shallallahu alaihi wa sallam melihat orang itu bersenangsenang di dalam surga. Hal ini berdasarkan pada AlQuran dan AsSunnah dan merupakan kesepakatan para ulama Ahlussunnah wal Jamaah. 3. Di surga itu hanya ada kesenangan dan kebahagiaan abadi. 4. Faedah berharga bahwa orang yang menyingkirkan sesuatu yang menyakiti kaum muslimin yang bersifat fisik mendapatkan pahala yang agung ini, apalagi yang berkaitan dengan non fisik, seperti orangorang jahat yang menghalangi orang untuk menjalankan agama Allah, maka menyingkirkan mereka dari jalan kaum muslimin adalah lebih utama di sisi Allah Taala, cara menyingkirkan mereka dengan cara menjelaskan kepada kaum muslimin akan penyimpangan mereka serta menasehati mereka dengan dengan pemahaman dan pemikiran yang benar. 5. Keindahan ajaran Islam, bahwa syariatnya mendorong kebersihan, keselamatan dan keterjagaan lingkungan secara umum. Wallahu Taala Alam. Referensi Utama Syarah Riyadhus Shalihin karya Syaikh Shalih al Utsaimin, Kitab Bahjatun Naazhiriin Syarh Riyaadhish Shaalihiin karya Syaikh Salim bin Ied Al Hilaliy. div classfawaidhadis Yuk dukungoperasional pengembangan dakwahBimbingan Islam,bagikanjuga faedah hadist ini kepada kerabat dan temanteman. Demi Allah, jika Allah memberi hidayah kepada satu orang dengan sebab perantara dirimu, hal itu lebih baik bagimu daripada untaunta merah.HR. Bukhari dan Muslim. unta merah adalah harta yang paling istimewa di kalangan orang Arab kala itu di masa Nabi. div
5 Keutamaan Membaca Shalawat Nabi
https://bincangsyariah.com/hukum-islam/ubudiyah/5-keutamaan-membaca-shalawat-nabi/
Dalam Islam, membaca shalawat kepada baginda Nabi Muhammad mengandung manfaat yang banyak. Dalam hal ini terdapat banyak riwayat yang menerangkan keutamaan membaca shalawat Nabi, baik riwayat berupa hadis Rasulullah maupun perkataan dan dawuh dari ulama-ulama Islam. Adapun anjuran membaca shalawat pada Rasulullah sebagaimana dijelaskan dalam Surat Al-Ahzab, yang menjelaskan bahwa para malaikat bershalawat pada Rasulullah, dan orang beriman pun seyogianya membaca shalawat. Artinya, Sungguh Allah dan malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi Muhammad SAW. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kalian untuk nabi. Ucapkanlah salam penghormatan kepadanya. Lebih lanjut, sebagai umat yang mencintai Rasulullah, sudah sepatutnya kita membacakan shalawat pada Rasulullah, agar kita mendapatkan anugerah dan pertolongan dari Nabi kelak. Inilah 5 manfaat membaca shalawat Nabi; Pertama, orang yang senantiasa membaca shalawat akan dijanjikan pahala berlipat. Tentu ini merupakan anugerah dari Allah. Hal ini sebagaimana riwayat al-Imam Muslim dari Abu Hurairah, dia berkata: Artinya; Nabi Saw bersabda; barang siapa yang bershalawat kepadaku sekali, maka Allah akan bershalawat untuknya sepuluh kali. Kedua, pengampunan akan dosa. Orang yang membaca shalawat pada Nabi, maka dosanya diampuni Allah sesuai kecintaan dan keikhlasannya dalam membaca shalawat kepada Nabi Saw. : . Artinya; Nabi Saw. berkata kepada saya; Wahai Abu Kahil, barang siapa bershalawat atasku setiap hari tiga kali dan setiap malam tiga kali karena kecintaan dan kerinduan kepadaku maka hak atas Allah untuk mengampuni dosa-dosanya pada malam itu dan hari itu. Pada sisi lain, seorang yang membaca shalawat, seperti diungkapkan oleh Syekh Sayyid Bakri bin Sayyid Muhammad Syatha Ad-Dimyathi, Kitab Kifayatul Atqiya wa Minhajul Ashfiya, akan mendapatkan ampunan dosa. Artinya, Wahai para sahabatku, perbanyaklah membaca shalawat untuk nabi mulia ini. niscaya shalawat itu menghapus dosa besar, menunjuki ke jalan lurus, melindungi orang yang mebacanya dari siksa neraka jahim Ketiga, orang yang akan membaca shalawat, maka ganjarannya akan dikumpulkan di surga bersama Rasulullah. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadis riwayat al-Tirmidzi, Nabi Saw bersabda; Manusia yang paling berhak bersamaku pada hari kiamat ialah yang paling banyak membaca shalawat kepadaku. keempat, yang membaca shalawat akan dikabulkan doanya. Dalam hadis riwayat al-Imam Ahmad, Nabi Saw bersabda; Apabila salah seorang di antara kamu membaca shalawat, hendaklah dimulai dengan mengagungkan Allah dan memuji-Nya. Setelah itu, bacalah shalawat kepada Nabi Saw. Dan setelah itu, barulah berdoa dengan doa yang dikehendaki. Kelima, syafaat dari Rasulullah. Dalam hadis riwayat al-Muslim, Nabi Saw bersabda bahwa orang yang bershalawat kepada Nabi, maka Allah akan bershalawat untuknya sepuluh kali. Itu merupakan anugerah dari Allah. Artinya, Siapa saja yang membaca shalawat kepadaku sekali, niscaya Allah bershalawat kepadanya sepuluh kali, menghapus sepuluh dosanya, dan mengangkat derajatnya sepuluh tingkatan, (HR An Nasai). Demikian penjelasan terkait keutamaan membaca shalawat Nabi Muhammad. Semoga bermanfaat. (Baca juga: Bacaan Shalawat Imam Maruf Al-Karkhi).
Dalam Islam, membaca shalawat kepada baginda Nabi Muhammad mengandung manfaat yang banyak. Adapun anjuran membaca shalawat pada Rasulullah sebagaimana dijelaskan dalam Surat AlAhzab, yang menjelaskan bahwa para malaikat bershalawat pada Rasulullah, dan orang beriman pun seyogianya membaca shalawat. Artinya, Sungguh Allah dan malaikatNya bershalawat untuk Nabi Muhammad SAW. Wahai orangorang yang beriman, bershalawatlah kalian untuk nabi. Lebih lanjut, sebagai umat yang mencintai Rasulullah, sudah sepatutnya kita membacakan shalawat pada Rasulullah, agar kita mendapatkan anugerah dan pertolongan dari Nabi kelak. Hal ini sebagaimana riwayat alImam Muslim dari Abu Hurairah, dia berkata Artinya Nabi Saw bersabda barang siapa yang bershalawat kepadaku sekali, maka Allah akan bershalawat untuknya sepuluh kali. Orang yang membaca shalawat pada Nabi, maka dosanya diampuni Allah sesuai kecintaan dan keikhlasannya dalam membaca shalawat kepada Nabi Saw. . berkata kepada saya Wahai Abu Kahil, barang siapa bershalawat atasku setiap hari tiga kali dan setiap malam tiga kali karena kecintaan dan kerinduan kepadaku maka hak atas Allah untuk mengampuni dosadosanya pada malam itu dan hari itu. Artinya, Wahai para sahabatku, perbanyaklah membaca shalawat untuk nabi mulia ini. niscaya shalawat itu menghapus dosa besar, menunjuki ke jalan lurus, melindungi orang yang mebacanya dari siksa neraka jahim Ketiga, orang yang akan membaca shalawat, maka ganjarannya akan dikumpulkan di surga bersama Rasulullah. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadis riwayat alTirmidzi, Nabi Saw bersabda Manusia yang paling berhak bersamaku pada hari kiamat ialah yang paling banyak membaca shalawat kepadaku. keempat, yang membaca shalawat akan dikabulkan doanya. Dalam hadis riwayat alImam Ahmad, Nabi Saw bersabda Apabila salah seorang di antara kamu membaca shalawat, hendaklah dimulai dengan mengagungkan Allah dan memujiNya. Setelah itu, bacalah shalawat kepada Nabi Saw. Dan setelah itu, barulah berdoa dengan doa yang dikehendaki. Artinya, Siapa saja yang membaca shalawat kepadaku sekali, niscaya Allah bershalawat kepadanya sepuluh kali, menghapus sepuluh dosanya, dan mengangkat derajatnya sepuluh tingkatan, HR An Nasai. Demikian penjelasan terkait keutamaan membaca shalawat Nabi Muhammad. Baca juga Bacaan Shalawat Imam Maruf AlKarkhi.
Kapan berakhirnya hukum safar bagi seorang musafir; Apakah saat dia mulai masuk ke negerinya atau ketika dia sudah tiba di tengah keluarganya? Dampak dari pertanyaan ini adalah; Seandainya seorang musafir kembali dari safarnya, lalu dia masuk ke negerinya pada waktu Maghrib, akan tetapi dia belum tiba di rumahnya kecuali setelah keluarnya waktu Maghrib dan telah masuk waktu Isya, ini di kota besar, apakah dia harus berhenti untuk melakukan shalat Maghrib pada waktunya? Ataukah dia boleh menjamak antara kedua shalat (Maghrib dan Isya) setelah tiba di rumahnya?
https://islamqa.info/id/answers/175787/kapan-hukum-safar-berakhir-apakah-saat-mulai-masuk-negerinya-atau-ketika-sudah-berada-di-tengah-keluarga
Alhamdulillah. Seorang musafir dibolehkan menjamak dan mengqashar shalat selama dia masih disebut musafir. Yaitu berada di tengah perjalanan, walaupun telah dekat ke negerinya, sebelum dia memasukinya. Jika dia telah memasukinya, maka selesailah hukum safar, tidak disyaratkan bahwa dia harus sampai di tengah keluarganya, sebagaimana seseorang tidak dianggap musafir kecuali dia keluar dari kotanya. Disebutkan dalam Al-Mausuah Al-Fiqhiyyah (27/287), "Jika seorang musafir telah memasuki negerinya, maka hilanglah hukum safar, kewajibannya berubah dengan perubahannya menjadi seorang mukim (menetap), apakah dia masuk ke negerinya untuk menetap atau sekedar lewat atau hanya ingin memenuhi kebutuhannya. Masuknya dia ke negerinya yang dengan itu dianggap hukum safarnya berakhir adalah dengan kembalinya dia ke tempat dia memulai qashar darinya. Jika dia baru mendekat ke negerinya, lalu masuk waktu shalat, maka ketika itu dia masih di anggap musafir, selama belum masuk ke negerinya." (Al-Mausu'ah Al-Fiqhiyyah, 27/282) Al-Lajnah Ad-Daimah (6/449) ditanya, "Saya melaksanakan safar, ketika kembali dari safar saya sudah niat untuk shalat Zuhur dan Ashar dengan jamak ta'khir di rumah. Apakah saya boleh mengqashar kedua shalat tersebut? Perlu diketahui bahwa saya telah tiba setelah masuk waktu Ashar. Mereka menjawab, "Jika seorang musafir telah tiba di negerinya, maka dia tidak boleh mengqashar shalat, karena hukum safar baginya telah berakhir dengan masuknya dia ke negerinya walaupun shalat telah diwajibkan kepadanya sebelum dia tiba. Karena yang menjadi standar adalah saat dia menunaikan shalat, bukan saat datangnya kewajiban kepadanya ketika itu." Karena itu, siapa yang telah memasuki negerinya, terputuslah baginya hukum safar, dia harus turun untuk menunaikan shalat sebelum keluar waktunya, tidak boleh baginya menjamak shalatnya atau mengakhirkan shalatnya hingga tiba di rumahnya, jika dia perkirakan baru akan tiba di rumahnya setelah keluar waktunya." Wallahua'lam.
Alhamdulillah. Seorang musafir dibolehkan menjamak dan mengqashar shalat selama dia masih disebut musafir. Yaitu berada di tengah perjalanan, walaupun telah dekat ke negerinya, sebelum dia memasukinya. Jika dia telah memasukinya, maka selesailah hukum safar, tidak disyaratkan bahwa dia harus sampai di tengah keluarganya, sebagaimana seseorang tidak dianggap musafir kecuali dia keluar dari kotanya. Disebutkan dalam AlMausuah AlFiqhiyyah 27287, Jika seorang musafir telah memasuki negerinya, maka hilanglah hukum safar, kewajibannya berubah dengan perubahannya menjadi seorang mukim menetap, apakah dia masuk ke negerinya untuk menetap atau sekedar lewat atau hanya ingin memenuhi kebutuhannya. Masuknya dia ke negerinya yang dengan itu dianggap hukum safarnya berakhir adalah dengan kembalinya dia ke tempat dia memulai qashar darinya. Jika dia baru mendekat ke negerinya, lalu masuk waktu shalat, maka ketika itu dia masih di anggap musafir, selama belum masuk ke negerinya. AlMausuah AlFiqhiyyah, 27282 AlLajnah AdDaimah 6449 ditanya, Saya melaksanakan safar, ketika kembali dari safar saya sudah niat untuk shalat Zuhur dan Ashar dengan jamak takhir di rumah. Apakah saya boleh mengqashar kedua shalat tersebut Perlu diketahui bahwa saya telah tiba setelah masuk waktu Ashar. Mereka menjawab, Jika seorang musafir telah tiba di negerinya, maka dia tidak boleh mengqashar shalat, karena hukum safar baginya telah berakhir dengan masuknya dia ke negerinya walaupun shalat telah diwajibkan kepadanya sebelum dia tiba. Karena yang menjadi standar adalah saat dia menunaikan shalat, bukan saat datangnya kewajiban kepadanya ketika itu. Karena itu, siapa yang telah memasuki negerinya, terputuslah baginya hukum safar, dia harus turun untuk menunaikan shalat sebelum keluar waktunya, tidak boleh baginya menjamak shalatnya atau mengakhirkan shalatnya hingga tiba di rumahnya, jika dia perkirakan baru akan tiba di rumahnya setelah keluar waktunya. Wallahualam.
Hukum Balapan di Jalan Raya Menurut Islam
https://bincangsyariah.com/hukum-islam/hukum-balapan-di-jalan-raya-menurut-islam/
Berikut penjelasan hukum balapan di jalan raya menurut Islam. Pasalnya, sering sekali terdengar pengguna jalan raya yang tidak taat aturan. Misalnya, jalan raya dijadikan ajang untuk balapan. Tak sedikit anak muda yang ugal-ugalan di jalan raya. Begitu juga dengan orang dewasa lain, menggunakan jalan raya untuk kebut-kebutan. Tentu saja perilaku ini mendapatkan tanggapan dan celaaan dari banyak orang. Terlebih sesama pengguna jalan raya. Sebab tindakan balapan dan ugal-ugalan di jalan raya bisa menimbulkan bahaya dan mudharat bagi sesama pengguna lain. Kemudian jika ditilik dari segi hukum Islam, bagaimana hukum balapan di jalan raya? Untuk menjawab pertanyaan ini mari kita lihat pandangan Syekh Wahbah Zuhaili. Ia dalam kitab al Fiqhu Al Islami Wa Adillatuhu jilid 6 halaman 4560, menjelaskan bahwa dilarang mengemudikan mobil atau kendaraan di jalan umum jika mengakibatkan kerusakan seperti bepergian dengan kecepatan tinggi atau berlawanan arah. Hal itu karena akan mengakibatkan mudharat bagi orang lain. Pelbagai hak menggunakan fasilitas umum ada hukum yang sifatnya umum, pun ada juga hukum-hukum yang diatur khusus. Hukum-hukum yang umum adalah hak penggunaan yang selama masih tidak ada faktor yang membuat hukum itu berubah, hukum itu tetap berjalan. Jika mengakibatkan bahaya atau gangguan, itu harus dihilangkan, maka menghilangkan aliran kotoran di jalan umum,dan hak minum dilarang jika merugikan penerima manfaat, dan dilarang mengemudikan mobil di jalan umum jika mengakibatkan kerusakan seperti bepergian dengan kecepatan tinggi atau berlawanan arah. Hal ini menurut hadits Nabi; Tidak boleh melakukan sesuatu yang membahayakan diri sendiri ataupun orang lain. Dan karena itu lalu lintas di jalan umum dibatasi dengan syarat keselamatan dalam apa yang bisa dihindari,. Pada sisi lain, dalam Undang-Undang 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dijelaskan tentang hukuman bagi orang yang mengendarai motor di jalan raya dengan kecepatan tinggi. Pada pasal 287 ayat 5 Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor di Jalan yang melanggar aturan batas kecepatan paling tinggi atau paling rendah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (4) huruf g atau Pasal 115 huruf a dipidana dengan pidana kurungan paling lama 2 (dua) bulan atau denda paling banyak Rp500.000,00 (lima ratus ribu rupiah) Sementara itu dalam Pasal 311 Nomor 1 disebutkan bahwa setiap orang yang dengan sengaja mengemudikan Kendaraan Bermotor dengan cara atau keadaan yang membahayakan bagi nyawa atau barang dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling banyak Rp3.000.000,00 (tiga juta rupiah). Demikian penjelasan terkait hukum balapan di jalan raya menurut Islam. Semoga bermanfaat. (Baca: Menggelar Resepsi Pernikahan di Jalan Raya, Bolehkah?).
Berikut penjelasan hukum balapan di jalan raya menurut Islam. Pasalnya, sering sekali terdengar pengguna jalan raya yang tidak taat aturan. Misalnya, jalan raya dijadikan ajang untuk balapan. Tak sedikit anak muda yang ugalugalan di jalan raya. Begitu juga dengan orang dewasa lain, menggunakan jalan raya untuk kebutkebutan. Tentu saja perilaku ini mendapatkan tanggapan dan celaaan dari banyak orang. Terlebih sesama pengguna jalan raya. Sebab tindakan balapan dan ugalugalan di jalan raya bisa menimbulkan bahaya dan mudharat bagi sesama pengguna lain. Kemudian jika ditilik dari segi hukum Islam, bagaimana hukum balapan di jalan raya Untuk menjawab pertanyaan ini mari kita lihat pandangan Syekh Wahbah Zuhaili. Ia dalam kitab al Fiqhu Al Islami Wa Adillatuhu jilid 6 halaman 4560, menjelaskan bahwa dilarang mengemudikan mobil atau kendaraan di jalan umum jika mengakibatkan kerusakan seperti bepergian dengan kecepatan tinggi atau berlawanan arah. Hal itu karena akan mengakibatkan mudharat bagi orang lain. Pelbagai hak menggunakan fasilitas umum ada hukum yang sifatnya umum, pun ada juga hukumhukum yang diatur khusus. Hukumhukum yang umum adalah hak penggunaan yang selama masih tidak ada faktor yang membuat hukum itu berubah, hukum itu tetap berjalan. Jika mengakibatkan bahaya atau gangguan, itu harus dihilangkan, maka menghilangkan aliran kotoran di jalan umum,dan hak minum dilarang jika merugikan penerima manfaat, dan dilarang mengemudikan mobil di jalan umum jika mengakibatkan kerusakan seperti bepergian dengan kecepatan tinggi atau berlawanan arah. Hal ini menurut hadits Nabi Tidak boleh melakukan sesuatu yang membahayakan diri sendiri ataupun orang lain. Dan karena itu lalu lintas di jalan umum dibatasi dengan syarat keselamatan dalam apa yang bisa dihindari,. Pada sisi lain, dalam UndangUndang 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dijelaskan tentang hukuman bagi orang yang mengendarai motor di jalan raya dengan kecepatan tinggi. Pada pasal 287 ayat 5 Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor di Jalan yang melanggar aturan batas kecepatan paling tinggi atau paling rendah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat 4 huruf g atau Pasal 115 huruf a dipidana dengan pidana kurungan paling lama 2 dua bulan atau denda paling banyak Rp500.000,00 lima ratus ribu rupiah Sementara itu dalam Pasal 311 Nomor 1 disebutkan bahwa setiap orang yang dengan sengaja mengemudikan Kendaraan Bermotor dengan cara atau keadaan yang membahayakan bagi nyawa atau barang dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 satu tahun atau denda paling banyak Rp3.000.000,00 tiga juta rupiah. Demikian penjelasan terkait hukum balapan di jalan raya menurut Islam. Semoga bermanfaat. Baca Menggelar Resepsi Pernikahan di Jalan Raya, Bolehkah.
Saat Sedang Kelaparan dan Tak Punya Uang, Baca Doa Ini
https://bincangsyariah.com/zikir-dan-doa/saat-sedang-kelaparan-dan-tak-punya-uang-baca-doa-ini/
Dalam hidup, adakalanya kita berada dalam kecukupan sehingga kita tidak kekurangan dalam sandang dan pangan. Namun adakalanya kita juga berada dalam kekurangan sehingga kita kadang sampai kelaparan karena tidak ada makanan yang bisa dimakan. Jika kita sedang berada dalam kekurangan dan kelaparan, agar segera diberi rezeki oleh Allah, maka kita harus membaca doa berikut; Allohumma inni as-aluka min fadhlika wa rohmatika fa innahu la yamlikuha illa anta. Ya Allah, saya meminta anugerah dan rahmat kepada-Mu, karena hanya Engkaulah yang memilikinya. Doa ini bersumber dari hadis riwayat Imam al-Thabrani dari Abdullah bin Masud, dia bercerita; : : . Nabi saw kedatangan tamu. Beliau lantas mengutus seseorang untuk menemui para istri beliau barangkali ada yang punya makanan. Namun ternyata tidak ada satu pun istri beliau yang punya makanan. Nabi saw lantas berdoa, Allohumma inni as-aluka min fadhlika wa rohmatika fa innahu la yamlikuha illa anta. Kemudian setelah itu beliau mendapatkan daging kambing panggang. Nabi saw lantas berkata, Ini adalah sebagian dari karunia-Nya. Kami sedang menunggu rahmat-Nya.
Dalam hidup, adakalanya kita berada dalam kecukupan sehingga kita tidak kekurangan dalam sandang dan pangan. Namun adakalanya kita juga berada dalam kekurangan sehingga kita kadang sampai kelaparan karena tidak ada makanan yang bisa dimakan. Jika kita sedang berada dalam kekurangan dan kelaparan, agar segera diberi rezeki oleh Allah, maka kita harus membaca doa berikut Allohumma inni asaluka min fadhlika wa rohmatika fa innahu la yamlikuha illa anta. Ya Allah, saya meminta anugerah dan rahmat kepadaMu, karena hanya Engkaulah yang memilikinya. Doa ini bersumber dari hadis riwayat Imam alThabrani dari Abdullah bin Masud, dia bercerita . Nabi saw kedatangan tamu. Beliau lantas mengutus seseorang untuk menemui para istri beliau barangkali ada yang punya makanan. Namun ternyata tidak ada satu pun istri beliau yang punya makanan. Nabi saw lantas berdoa, Allohumma inni asaluka min fadhlika wa rohmatika fa innahu la yamlikuha illa anta. Kemudian setelah itu beliau mendapatkan daging kambing panggang. Nabi saw lantas berkata, Ini adalah sebagian dari karuniaNya. Kami sedang menunggu rahmatNya.
Saya sangat ingin melahirkan, sangat merindukannya, akan tetapi suami saya tidak suka dan tidak berkenan, setiap kali saya menyebutkan bab ini ia marah kepada saya; penyebabnya adalah karena saya akan aborsi. Masalahnya, Alhamdulillah kami sudah dikaruniai 2 orang putri, dan setelah itu saya sudah melakukan aborsi dua kali, aborsi saya yang kedua sudah berjalan 4 tahun sekarang, awalnya saya tidak siap secara psikis, akan tetapi saya sekarang sudah siap akan tetapi dia tetap menolak sama sekali, saya selalu menasehatinya untuk bertawakkal kepada Allah, dan tidak ada yang mengetahui apakah saya akan aborsi lagi atau tidak kecuali Allah Ta’ala, dan bagaimana anda menasehatinya ?
https://islamqa.info/id/answers/303439/suaminya-tidak-ingin-mempunyai-anak-karena-khawatir-aborsi
Alhamdulillah.Melahirkan (buah hati) adalah hak bersama antara suami dan istri, tidak boleh salah satu dari keduanya untuk melarang darinya tanpa ridha dari yang lainnya, oleh karenanya terdapat larangan Nabi bagi laki-laki untuk melakukan ‘azl (mengeluarkan mani di luar) kepada wanita (istri) yang merdeka tanpa seizinnya, karena adanya hak bersama dalam melahirkan. Ahmad (212) dan Ibnu Majah (1928) telah meriwayatkan dari Umar bin Khattab berkata: “Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- telah melarang untuk melakukan ‘azl kepada wanita merdeka, kecuali dengan seizinnya”. Telah ditashih oleh Ahmad Syakir pada saat menetili Musnad, dan dilemahkan oleh Albani di dalam Dha’if Ibnu Majah. Ibnu Qudamah –rahimahullah- berkata: “Dan tidak melakukan ‘azl kepada istrinya yang merdeka, kecuali dengan seizinnya”. Al Qadhi berkata: “Ucapan Imam Ahmad secara zhahir wajib hukumnya untuk meminta izin kepada istri untuk melakukan ‘azl, berdasarkan riwayat Umar –radhiyallahu ‘anhu- berkata: - - " " “Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- telah melarangan untuk melakukan ‘azl kepada wanita merdeka kecuali dengan seizinnya”. (HR. Ahmad di dalam Al Musnad dan Ibnu Majah) Dan karena ia (istri) mempunyai hak terhadap anak, dan ‘azl akan membahayakannya, maka tidak boleh kecuali dengan seizinnya”. (Al Mughni: 7/298) Syeikh Muhammad bin Sholeh Al Utsaimin –rahimahullah- berkata: “Para ulama berkata: “bahwa tidak dilakukan ‘azl kepada wanita merdeka kecuali dengan seizinnya, maksudnya tidak melakukan ‘azl kepada istrinya yang merdeka kecuali dengan seizinnya, karena ia mempunyai hak terhadap anak-anak”. Kemudian dengan ‘azlnya suami tanpa seizin istrinya akan mengurangi rasa nikmatnya, kenikmatan seorang wanita tidak sempurna kecuali setelah ejakulasi. Atas dasar itulah maka tanpa adanya izin kepadanya akan menjauhkan kesempurnaan kenikmatannya dan menjauhkan akan karunia anak, oleh karenanya kami memberikan syarat dengan seizinnya”. (Fatawa Islamiyyah: 3/190) Adapun kehawatiran akan aborsi, jika tidak ada informasi dari seorang dokter yang menyatakan bahwa anda mempunyai penyakit yang mengharuskan untuk aborsi, maka sebaiknya tidak merasa khawatir, dan sebaiknya manusia berhusnudzon kepada Allah dan memohon karunia kepada-Nya. Telah disebutkan pada jawaban soal nomor: 151643 bahwa seorang wanita tidak wajib taat kepada suaminya untuk menggunakan sesuatu yang menghalangi kehamilan, karena hal itu akan menyebabkan hilangnya haknya, hendaknya ia menggunakan cara untuk sampai kepada melahirkan yang menjadi tujuan dari sekian banyak tujuan menikah, ia pun hendaknya berterus terang menolak untuk menggunakan kontasepsi tersebut, jika suaminya bersikeras dengan sikapnya, dibolehkan bagi istrinya untuk meminta cerai untuk menghilangkan bahaya yang terjadi. Hendaknya anda menasehati suami anda dalam masalah ini, dan berlaku lembut kepadanya, dan memohon bantuan kepada Allah agar melapangkan dada suaminya, dan memberikan petunjuk kepada hatinya. Semoga Allah senantiasa memperbaiki keadaan anda berdua Wallahu A’lam
Melahirkan buah hati adalah hak bersama antara suami dan istri, tidak boleh salah satu dari keduanya untuk melarang darinya tanpa ridha dari yang lainnya, oleh karenanya terdapat larangan Nabi bagi lakilaki untuk melakukan azl mengeluarkan mani di luar kepada wanita istri yang merdeka tanpa seizinnya, karena adanya hak bersama dalam melahirkan. Telah ditashih oleh Ahmad Syakir pada saat menetili Musnad, dan dilemahkan oleh Albani di dalam Dhaif Ibnu Majah. Al Mughni 7298 Syeikh Muhammad bin Sholeh Al Utsaimin rahimahullah berkata Para ulama berkata bahwa tidak dilakukan azl kepada wanita merdeka kecuali dengan seizinnya, maksudnya tidak melakukan azl kepada istrinya yang merdeka kecuali dengan seizinnya, karena ia mempunyai hak terhadap anakanak. Kemudian dengan azlnya suami tanpa seizin istrinya akan mengurangi rasa nikmatnya, kenikmatan seorang wanita tidak sempurna kecuali setelah ejakulasi. Atas dasar itulah maka tanpa adanya izin kepadanya akan menjauhkan kesempurnaan kenikmatannya dan menjauhkan akan karunia anak, oleh karenanya kami memberikan syarat dengan seizinnya. Fatawa Islamiyyah 3190 Adapun kehawatiran akan aborsi, jika tidak ada informasi dari seorang dokter yang menyatakan bahwa anda mempunyai penyakit yang mengharuskan untuk aborsi, maka sebaiknya tidak merasa khawatir, dan sebaiknya manusia berhusnudzon kepada Allah dan memohon karunia kepadaNya. Telah disebutkan pada jawaban soal nomor 151643 bahwa seorang wanita tidak wajib taat kepada suaminya untuk menggunakan sesuatu yang menghalangi kehamilan, karena hal itu akan menyebabkan hilangnya haknya, hendaknya ia menggunakan cara untuk sampai kepada melahirkan yang menjadi tujuan dari sekian banyak tujuan menikah, ia pun hendaknya berterus terang menolak untuk menggunakan kontasepsi tersebut, jika suaminya bersikeras dengan sikapnya, dibolehkan bagi istrinya untuk meminta cerai untuk menghilangkan bahaya yang terjadi. Semoga Allah senantiasa memperbaiki keadaan anda berdua Wallahu Alam
Orang yang Mendapatkan Syafaat Malaikat
https://www.laduni.id/post/read/58562/0180-orang-yang-mendapatkan-syafaat-malaikat.html
PERTANYAAN : Assalamu'alaikum Wr Wb. Tentang syafa'at malaikat, mohon para ustadz dan teman-teman yang punya ibaroh tentang cara mendapat syafaat dari malaikat sudilah kiranya untuk membaginya di sini. Nuwun. JAWABAN : Wa'alaikum salam wr.wb. Yang mendapatkan syafa'at malaikat adalah orang yang bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah. Menurut adalah semua orang yang Allah ridhai kepadanya. Wallhu a'lam. Baca Juga: 0179. Hikayat Nabi Ibrahim dan Malaikat Maut - kitab tafsir al qurtuby (11/191) : : . : . - tafsr Atthobari dan tafsir Albaghowi : - - - " ... ( ) : . . : : : ( ) : . : : : : ( ) : . - - - " ... ) : : Sumber: Pustaka Ilmu Sunni Salafiya
PERTANYAAN Assalamualaikum Wr Wb. Tentang syafaat malaikat, mohon para ustadz dan temanteman yang punya ibaroh tentang cara mendapat syafaat dari malaikat sudilah kiranya untuk membaginya di sini. Nuwun. JAWABAN Waalaikum salam wr.wb. Yang mendapatkan syafaat malaikat adalah orang yang bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah. Menurut adalah semua orang yang Allah ridhai kepadanya. Wallhu alam. Baca Juga 0179. Hikayat Nabi Ibrahim dan Malaikat Maut kitab tafsir al qurtuby 11191 . . tafsr Atthobari dan tafsir Albaghowi . . . . Sumber Pustaka Ilmu Sunni Salafiya
Hadits Doa Ketika Cuaca Panas Ternyata Dhaif, Benarkah?
https://www.dakwah.id/hadits-doa-ketika-cuaca-panas-dhaif/
Hadits Doa Ketika Cuaca Panas Ternyata Dhaif, Benarkah?Oleh: Hamid Syarifudin Tahun 2019 musim kemarau lumayan panjang. Lebih panjang dari tahun sebelumnya. Cuaca panas sangat menyengat. Suhu panasnya mencapai 40°C. Berbagai daerah dilanda kekeringan. Sumur kering. Tidak ada airnya. Sawah kering. Tidak bisa ditanami.Rasanya ingin selalu berdoa. Seperti saat musim hujan. Ada doa ketika hujan turun. Atau doa ketika hujan reda. Tapi, apakah ada doa ketika cuaca panas yang panasnya sangat menyengat? Doa yang dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam untuk dibaca ketika cuaca panas?Jika ditelusuri, memang ada satu hadits yang memuat lafal doa ketika cuaca panas. Haditsnya cukup panjang. Redaksinya sebagai berikut: : : . : : : : .Jika hari cuaca sangat panas, maka seorang hamba mengucapkan Lailahaillallah Ma Asyadda harra hadzal yaumi, Allahumma Aajirni min harri Jahannam (alangkah dahsyatnya cuaca panas hari ini, ya Allah lindungilah kami dari panasnya neraka Jahannam).Lantas Allah azza wajalla berfirman kepada neraka Jahannam: Sesungguhnya di antara hamba-Ku ada yang meminta perlindungan dari panasnya engkau, hai neraka, dan Aku bersaksi kepadamu bahwa Aku telah melindunginya dari panas tersebut.Jika hari cuaca sangat dingin, maka seorang hamba mengucapkan Laa ilaha illallah, maa asyadda barda hadzal yaum. Allahumma aajirni min zamharir jahannam.Allah azza wajalla kemudian berfirman kepada neraka Jahannam, Sesungguhnya di antara hamba-Ku, meminta perlindungan pada-Ku dari dingin bekumu, dan Aku bersaksi padamu bahwa Aku telah melindungi dari dingin tersebut.Mereka berkata, Apa itu zamharir jahannam?Dia menjawab, Itu adalah rumah yang orang kafir dilemparkan di dalamnya, lantas mereka terpisah-pisah karena sangat dinginnya. Syaikh Muhammad Shalih al-Munajjid menjelaskan, hadist ini memiliki dua jalur periwayatan:Jalur pertama: dari jalur Abu Shalih Abdullah bin Shalih, Yahya bin Ayyub menceritakan kepada kami, dari Abdullah bin Sulaiman, Darraj menceritakan kepadaku, Abu al-Haitsam juga menceritakan kepadaku dan namanya Sulaiman bin Amr bin Abdul Atwari, dari Abu Said al-Khudri radhiyallahu anhu atau dari Ibnu Hajirah al-Akbar, dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, atau salah satu dari keduanya, dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.Jalur ini diriwayatkan oleh Utsman ad-Darimi di dalam Naqdhu ad-Darimi ala al-Muraisi (1/325), Ibnu Sinni di dalam Amal al-Yaum wa al-Lailah (1/265), dan al-Baihaqi di dalam al-Asma wa as-Shifat (1/459).Sanad dari jalur ini sangat lemah sekali. Di dalamnya ada beberapa orang ahli kalam. Di antara mereka; Yahya bin Ayyub al-Mishri; Imam Ahmad bin Hambal berkata tentangnya, Dia hafalannya buruk. Imam an-Nasai berkata, Dia tidak kuat. Imam ad-Daruquthni mengatakan, Di beberapa haditsnya ada kerancuan. dan Abu Ahmad al-Hakim berkata, Jika dia menyampaikan, hafalannya selalu ada kesalahan. (Tahdzib at-Tahdzib, 11/187)Dan Abdullah bin Sulaiman, Abu Hamzah al-Mishri, Al-Bazzar berkata tentangnya, Dia berbicara dengan hadits–hadits yang belum diteliti, dan kami tidak percaya kepadanya. (Tahdzib at-Tahdzib, 5/245)Jalur Kedua: dikeluarkan oleh as-Sahmi dalam Tarikh Jurjan (486) beliau berkata: Abu Umar, Lahiq bin al-Hasan ash-Shadri mengabarkan kepada kami, Dharar bin Ali bin Umair al-Qadhi menceritakan kepada kami, Muhammad bin Abdurrahman al-Azdi menceritakan kepada kami, Hafsh bin Ghiyats an-Nakhai menceritakan kepada kami, al-Hasan bin Ubaidillah menceritakan kepada kami, dari Ibrahim an-Nakhai, dari Yazid bin Aus, dari Tsabit bin Qais, dari Abu Musa al-Asyari secara marfu.Sanad jalur periwayatan ini sangat lemah juga, karena ada Abu Umar, Laahiq bin Husain al-Shadri al-Maqdisi, dan tidak menutup kemungkinan sanadnya makdzub (dusta) atau masruq (curian).Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata tentang biografi Lahiq bin Husain:Al-Hafizh al-Idrisi berkata, Dia adalah pendusta dan pembohong, dia menyandarkan hadits kepada orang-orang yang tsiqah dan memursalkan sanadnya. Dia menceritakan dari orang yang tidak mendengar dari kalangan mereka. Dia menyandarkan naskah kepada sekelompok orang yang tidak kami ketahui nama-nama mereka.Pada masa kami, tidak pernah kami melihat orang sepertinya dalam hal pendustaan dan lancang dalam periwayatan. Dia meninggal di Khawarizm, orang-orang menyimpulkan bahwa dia memalsukan hadits-hadits, dan semoga tidak muncul para pendusta seperti dirinya.Banyak para ulama hadits yang menyatakan bahwa tidak boleh berpegang dengan haditsnya karena dia seorang pendusta.Ibnu as-Shanani mengatakan, Dia menetapkan nukilan yang tidak diketahui nama-nama perawinya, dan dia salah satu dari para pendusta. (Lisanul Mizan, 8/407) Jelas bahwa hadits ini berstatus tidak bisa diterima. Imam as-Sakhawi rahimahullah berkata, Sanadnya lemah. (Al-Maqashid al-Hasanah, 714) dan Syaikh al-Albani rahimahullah mengatakan, Mungkar. (As-Silsilah ad-Dhaifah, no. 6428).Jadi hadits ini tidak bisa menjadi dalil yang menunjukkan kesunahan membaca lafal tersebut sebagai doa ketika cuaca panas. Pun demikian, membaca doa ketika cuaca panas seperti tertera dalam matan hadits di atas tetap dibolehkan.Hal yang tidak boleh adalah meyakini bahwa hadits ini adalah perkataan Nabi shallallahu alaihi wa sallam atau menyakini bahwa ini termasuk dari doa yang disyariatkan.Selain itu, jika kekeringan berkepanjangan melanda sebuah wilayah, dapat juga melantunkan doa meminta hujan. Atau melakukan shalat istisqa—shalat meminta hujan. Wallahu alam. [Hamid Syarifuddin/dakwah.id]Baca juga artikel Hadits terbaru:
Hadits Doa Ketika Cuaca Panas Ternyata Dhaif, BenarkahOleh Hamid Syarifudin Tahun 2019 musim kemarau lumayan panjang. Suhu panasnya mencapai 40C. Berbagai daerah dilanda kekeringan. .Jika hari cuaca sangat panas, maka seorang hamba mengucapkan Lailahaillallah Ma Asyadda harra hadzal yaumi, Allahumma Aajirni min harri Jahannam alangkah dahsyatnya cuaca panas hari ini, ya Allah lindungilah kami dari panasnya neraka Jahannam. Lantas Allah azza wajalla berfirman kepada neraka Jahannam Sesungguhnya di antara hambaKu ada yang meminta perlindungan dari panasnya engkau, hai neraka, dan Aku bersaksi kepadamu bahwa Aku telah melindunginya dari panas tersebut. Mereka berkata, Apa itu zamharir jahannamDia menjawab, Itu adalah rumah yang orang kafir dilemparkan di dalamnya, lantas mereka terpisahpisah karena sangat dinginnya. Di dalamnya ada beberapa orang ahli kalam. Di antara mereka Yahya bin Ayyub alMishri Imam Ahmad bin Hambal berkata tentangnya, Dia hafalannya buruk. Imam adDaruquthni mengatakan, Di beberapa haditsnya ada kerancuan. Tahdzib atTahdzib, 11187Dan Abdullah bin Sulaiman, Abu Hamzah alMishri, AlBazzar berkata tentangnya, Dia berbicara dengan haditshadits yang belum diteliti, dan kami tidak percaya kepadanya. Tahdzib atTahdzib, 5245Jalur Kedua dikeluarkan oleh asSahmi dalam Tarikh Jurjan 486 beliau berkata Abu Umar, Lahiq bin alHasan ashShadri mengabarkan kepada kami, Dharar bin Ali bin Umair alQadhi menceritakan kepada kami, Muhammad bin Abdurrahman alAzdi menceritakan kepada kami, Hafsh bin Ghiyats anNakhai menceritakan kepada kami, alHasan bin Ubaidillah menceritakan kepada kami, dari Ibrahim anNakhai, dari Yazid bin Aus, dari Tsabit bin Qais, dari Abu Musa alAsyari secara marfu. Sanad jalur periwayatan ini sangat lemah juga, karena ada Abu Umar, Laahiq bin Husain alShadri alMaqdisi, dan tidak menutup kemungkinan sanadnya makdzub dusta atau masruq curian. Dia menceritakan dari orang yang tidak mendengar dari kalangan mereka. Pada masa kami, tidak pernah kami melihat orang sepertinya dalam hal pendustaan dan lancang dalam periwayatan. Dia meninggal di Khawarizm, orangorang menyimpulkan bahwa dia memalsukan haditshadits, dan semoga tidak muncul para pendusta seperti dirinya. Banyak para ulama hadits yang menyatakan bahwa tidak boleh berpegang dengan haditsnya karena dia seorang pendusta. Ibnu asShanani mengatakan, Dia menetapkan nukilan yang tidak diketahui namanama perawinya, dan dia salah satu dari para pendusta. AlMaqashid alHasanah, 714 dan Syaikh alAlbani rahimahullah mengatakan, Mungkar. 6428.Jadi hadits ini tidak bisa menjadi dalil yang menunjukkan kesunahan membaca lafal tersebut sebagai doa ketika cuaca panas. Hal yang tidak boleh adalah meyakini bahwa hadits ini adalah perkataan Nabi shallallahu alaihi wa sallam atau menyakini bahwa ini termasuk dari doa yang disyariatkan. Selain itu, jika kekeringan berkepanjangan melanda sebuah wilayah, dapat juga melantunkan doa meminta hujan. Atau melakukan shalat istisqashalat meminta hujan. Hamid Syarifuddindakwah.idBaca juga artikel Hadits terbaru
Bolehkah Orang Islam Masuk atau Shalat di Gereja? Ini Jawaban Buya Husein
https://bincangsyariah.com/hukum-islam/ubudiyah/bolehkah-orang-islam-masuk-atau-shalat-di-gereja-ini-jawaban-buya-husein-1/
Salah satu dewan penasehat ulama perempuan (KUPI), KH. Husein Muhammad menjelaskan mengenai hukum orang Islam masuk atau shalat di gereja, atau di tempat ibadah non muslim. Menurut pria yang kerap disapa Buya Husein bahwa soal ini sudah sangat lama dibahas dan diperdebatkan di kalangan ulama klasik. Telah banyak pula orang yang menulis isu ini di media sosial, seraya mengurai perdebatan para ulama itu berikut dalil-dalilnya. Berikut ini, kata Buya Husein adalah ringkasan belaka dari perdebatan para ulama itu. (Baca:Nasihat Pernikahan dari Ulama KUPI Buya Husein) Hal yang penting disampaikan awal adalah bahwa isu ini tidak disebutkan dalam al-Quran. Kitab suci ini hanya menyatakan : dirikanlah shalat. Lalu al-Quran dalam ayat yang menyebutkan tentang perlindungan terhadap tempat-tempat ibadah : Artinya : Dan sekiranya Allah tiada menolak (keganasan) sebagian manusia atas sebagian yang lain, tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadat orang Yahudi dan masjid- masjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa.(QS. al-Hajj ayat 40). Ayat ini memperlihatkan bahwa tempat-tempat ibadah agama itu eksis karena Allah melindunginya. (Baca: Mengapa Kekerasan Seksual Marak Terjadi? Begini Jawaban Buya Husein) Jadi tentang tempatnya di mana tidak disebutkan di dalam al-Quran. Nabi juga tidak menjelaskan secara jelas dan khusus mengenai masalah ini. Beliau hanya mengatakan : Artinya : Bumi ini dijadikan untukku sebagai masjid (tempat sujud) dan suci. Maka siapapun dari umatku masuk waktu shalat maka shalatlah. Ada juga hadits Nabi yang menyebutkan bahwa Nabi saw melarang shalat di tujuh tempat yaitu tempat sampah, tempat penyembelihan, kuburan, ditengah jalan, kamar mandi, kandang unta, dan diatas bangunan baitullah. Di situ jelas tidak disebutkan gereja atau rumah ibadah yang lain. Jika kita membaca perbincangan ulama tentang isu itu, maka kita menemukan tiga pandangan : membolehkan, memakruhkan (kurang baik), dan mengharamkan jika di gereja itu ada gambar. Masing-masing mengemukakan argumen dari teks sumber yang berbeda-beda, atau dari teks sumber yang sama tetapi dengan pemaknaan yang berbeda atau kecenderungan yang berbeda pula. Masuk atau Shalat di dalam Gereja Para ulama fiqh membedakan antara sekedar masuk ke dalam gereja (tidak shalat) dan shalat di dalam gereja. Dalam kedua kasus itu mereka berbeda pendapat. Perdebatan ini terdapat dalam Al-Mausuah al-Fiqhiyyah, (Ensiklopedia Fiqh). : . . . . ( , ). Masuk Rumah Ibadah Orang Kafir Artinya : Para ulama fiqh berbeda pendapat tentang hukum seorang muslim masuk gereja atau tempat peribadatan orang kafir. Mazhab Hanafi tidak menyukai muslim datang ke gereja, karena di situ tempat pertemuan setan. Tetapi bukan berarti tidak boleh. Mazhab Maliki, Mazhab Hambali dan sebagian Mazhab Syafii, membolehkan masuk gereja atau Sinagog atau tempat ibadah yang semacam itu. Sebagian pengikut mazhab Syafii membolehkan dengan syarat memeroleh izin mereka. (Mausuah Fiqhiyyah, vol. 38/155). . . . . . ( ). Artinya : Shalat di tempat-tempat peribadatan orang-orang kafir. Mayoritas ahli fiqh memutuskan makruh (kurang baik), seorang muslim shalat di tempat-tempat ibadah orang kafir jika ia menginginkannya. Tetapi tidak makruh jika terpaksa. Mazhab Hambali membolehkan shalat di tempat-tempat itu, tidak makruh. Al-Kasani dari Mazhab Hanafi malah mengatakan : tidak boleh melarang muslim shalat sendirian (tidak berjamaah) di gereja. Itu bukan melecehkan atau merendahkan kaum muslimin. (Mausuah Fiqhiyyah, vol. 38/155). Ibnu Qudamah (w. 1223 M), ahli fiqh besar dalam mazhab Hambali mengatakan : , , : . ( 1 ) Artinya : Tidak ada masalah seorang muslim shalat di tempat yang bersih di gereja. Ini pendapat Al-Hasan, Umar bin Abd al-Aziz, al-Syabi, al-Auzai, Said bin Abd al-Aziz, konon juga Umar bin Khattab dan Abu Musa al-Asyari. Sementara Ibnu Abbas dan Imam Malik, berpendapat makruh (kurang baik) karena di sana ada gambar patung. Menurut kami (tidak demikian). Nabi pernah masuk ke dalam Kabah yang di dalamnya ada gambar patung. Lagi pula shalat di situ termasuk dalam ucapan Nabi : jika waktu shalat telah tiba, kerjakan shalat di manapun, karena di manapun bumi Allah adalah masjid (tempat sujud). (Al-Mughni, I/759). Ibnu Taimiyah konon adalah ulama yang mengharamkan. Tetapi saat ada yang bertanya mengenai kasus ini menyebut tiga alternatif : tidak boleh dan boleh. Kemudian dia mengatakan: : Artinya : Pendapat yang ketiga dan ini yang sahih berdasarkan kisah Umar bin al-Khattab, dan pendapat Imam Ahmad dan lainnya : jika di dalam gereja itu ada gambar, maka tidak boleh shalat, karena Malaikat tidak akan mau masuk di rumah yang di dalamnya ada gambar, dan karena Nabi tidak masuk ke Kabah sampai gambar yang ada di dalamnya dibuang. Pandangan Ibnu Taimiyah ini tidak menyebutkan secara jelas apakah tidak shalat itu berarti haram atau makruh saja?. Orang bisa menafsirkan secara berbeda. Lagi pula hadits yang jadi argumennya juga problematik. Apakah setiap rumah yang ada gambarnya tidak boleh untuk shalat, karena Malaikat tidak akan masuk ke dalamnya? (Baca: Viral Nikah Beda Agama di Geraja, Lantas Bagaimana Hukum Masuk Gereja?) Tulisan ini telah terbit di Mubadalah.id
Salah satu dewan penasehat ulama perempuan KUPI, KH. Husein Muhammad menjelaskan mengenai hukum orang Islam masuk atau shalat di gereja, atau di tempat ibadah non muslim. Menurut pria yang kerap disapa Buya Husein bahwa soal ini sudah sangat lama dibahas dan diperdebatkan di kalangan ulama klasik. Telah banyak pula orang yang menulis isu ini di media sosial, seraya mengurai perdebatan para ulama itu berikut dalildalilnya. Lalu alQuran dalam ayat yang menyebutkan tentang perlindungan terhadap tempattempat ibadah Artinya Dan sekiranya Allah tiada menolak keganasan sebagian manusia atas sebagian yang lain, tentulah telah dirobohkan biarabiara Nasrani, gerejagereja, rumahrumah ibadat orang Yahudi dan masjid masjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong agamaNya. Sesungguhnya Allah benarbenar Maha Kuat lagi Maha Perkasa. Baca Mengapa Kekerasan Seksual Marak Terjadi Begini Jawaban Buya Husein Jadi tentang tempatnya di mana tidak disebutkan di dalam alQuran. Nabi juga tidak menjelaskan secara jelas dan khusus mengenai masalah ini. Beliau hanya mengatakan Artinya Bumi ini dijadikan untukku sebagai masjid tempat sujud dan suci. Maka siapapun dari umatku masuk waktu shalat maka shalatlah. Ada juga hadits Nabi yang menyebutkan bahwa Nabi saw melarang shalat di tujuh tempat yaitu tempat sampah, tempat penyembelihan, kuburan, ditengah jalan, kamar mandi, kandang unta, dan diatas bangunan baitullah. Di situ jelas tidak disebutkan gereja atau rumah ibadah yang lain. Masingmasing mengemukakan argumen dari teks sumber yang berbedabeda, atau dari teks sumber yang sama tetapi dengan pemaknaan yang berbeda atau kecenderungan yang berbeda pula. Perdebatan ini terdapat dalam AlMausuah alFiqhiyyah, Ensiklopedia Fiqh. . . . . , . Sebagian pengikut mazhab Syafii membolehkan dengan syarat memeroleh izin mereka. Mazhab Hambali membolehkan shalat di tempattempat itu, tidak makruh. AlKasani dari Mazhab Hanafi malah mengatakan tidak boleh melarang muslim shalat sendirian tidak berjamaah di gereja. Itu bukan melecehkan atau merendahkan kaum muslimin. Ibnu Qudamah w. 1223 M, ahli fiqh besar dalam mazhab Hambali mengatakan , , . Ini pendapat AlHasan, Umar bin Abd alAziz, alSyabi, alAuzai, Said bin Abd alAziz, konon juga Umar bin Khattab dan Abu Musa alAsyari. Sementara Ibnu Abbas dan Imam Malik, berpendapat makruh kurang baik karena di sana ada gambar patung. Nabi pernah masuk ke dalam Kabah yang di dalamnya ada gambar patung. Ibnu Taimiyah konon adalah ulama yang mengharamkan. Tetapi saat ada yang bertanya mengenai kasus ini menyebut tiga alternatif tidak boleh dan boleh. Kemudian dia mengatakan Artinya Pendapat yang ketiga dan ini yang sahih berdasarkan kisah Umar bin alKhattab, dan pendapat Imam Ahmad dan lainnya jika di dalam gereja itu ada gambar, maka tidak boleh shalat, karena Malaikat tidak akan mau masuk di rumah yang di dalamnya ada gambar, dan karena Nabi tidak masuk ke Kabah sampai gambar yang ada di dalamnya dibuang.
Fatwa Lajnah Daimah : Rukun-Rukun Islam (8)
https://belajarislam.com/2013/02/fatwa-lajnah-daimah-rukun-rukun-islam-8/
Oleh : Ustadz Dede Iskandar 1. Hukum Anak-Anak Orang Kafir Pertanyaan: Apa hukum anak-anak yang kafir dan yang musyrik yang meninggal dalam keadaan yang masih kecil, apakah mereka akan masuk surga atau neraka? Jawaban: Hukum anak-anak orang-orang musyrikin di dunia adalah seperti apa yang dihukumi kepada ayah-ayah mereka, ada pun di akhirat maka yang benar adalah dari perkataan-perkataan ahlul ilmi dalam perkara mereka ada dua pendapat: Pertama: bahwa mereka akan diuji tentang keislamannya, barang siapa yang lulus dari fitnah maka akan masuk surga, dan barang siapa yang tidak lulus maka akan masuk neraka, dan itu dengan dianggap bahwa dia itu orang islam dan barang siapa yang menjawab maka masuk surga dan barang siapa yang tidak menjawab masuk neraka. Kedua: bahwa mereka dari golongan ahli surga, sebagai mana yang diriwayatkan Bukhori dalam shohihnya dari hadis Samuroh bin Jundab bahwasanya Rosulallah sholallahu alaihi wasalam melihat mereka dalam mimpi bersama Ibrahim alaihi salam di sebuah kebun bersama anak-anak kaum muslimin dan karena mereka meninggal dalam keadaan fitrah (Islam) belum dimasukan agama yahudi atau nasrani atau majusi oleh ayah-ayah mereka sebagaimana sabda Rosulullah sholallahu alaihi wasalam: sesuatu yang dilahirkan kecuali lahir dalam keadan fitrah( Islam) dalam lafadh yang lain kecuali berada diatas agama- agama ini maka orangtuanyalah yang menjadikan mereka seorang yahudi, atau nasrani atau majusi, Hadis Muttafaqun alaih, dan sungguh Al-Alamah Ibnu Qoyyim rahimahullah telah memberikan penjelasan yang sederhana berkaitan dengan mereka diakhir kitab (Thoqirul Hijrotain wa Babu Sa’adatain), seyogyanya untuk kembali ke kitab yang beliau tulis sebagai tambahan faedah akan permasalahan ini. Fatawa lajnah daimah, kumpulan kedua, jilid 2, halaman no:493 2. Meminta Pertolongan Kepada Nabi dan Para Auliya Pertanyaan: Terdapat dua golongan, golongan pertama mengatakan: meminta pertolongan kepada para nabi dan para wali adalah hukumnya kufur dan syirik dengan berdalil dari Al-Qur`an dan Sunah, sedangkan golongan yang lain mengatakan bahwa meminta pertolongan kepada mereka (para nabi dan auliya) adalah benar karena mereka adalah orang-orang yang paling dicintai oleh Alloh Subhanahu wata`ala dan hamba-hambaNya yang paling terpilih, maka golongan manakah yang berada diatas kebenaran? Jawaban: Meminta pertolongan kepada selain Alloh dalam masalah menyembuhkan suatu penyakit, atau menurunkan hujan, atau memanjangkan usia dan hal yang serupa dengan ini merupakan salah satu diantara kekhususan yang dimiliki oleh Alloh Subhanahu wa`tala dan tidak boleh dipalingkan kepada selain Alloh Ta`ala, dan perbuatan ini merupakan syirik yang paling besar yang dapat mengeluarkan pelakunya dari Islam, begitu pula meminta pertolongan kepada mayit, atau pada hal-hal ghoib yang luput dari pandangan, barang siapa yang meminta pertolongan kepada malaikat atau jin atau manusia dalam hal yang dapat mendatangkan manfaat atau mencegah kemudhorotan adalah salah satu bagian dari syirik besar yang dosanya tidak akan diampuni oleh Alloh Subhanahu wata`ala kecuali bagi yang bertaubat darinya; karena hal yang semacam ini merupakan meminta pertolongan dalam artian ibadah, yaitu tidak boleh memintanya kecuali hanya kepada Alloh semata, dan diantara dalil-dalil yang menerangkan akan hal itu ialah apa yang Alloh ajarkan kepada hamba-hambaNya sebagaimana dijelaskan dalam ayat: “Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan.” (QS. Al-Fatihah[1] : 5) Maksudnya bahwa kami tidak menyembah kecuali hanya kepadaMu dan tidak meminta pertolongan melainkan hanya kepadaMu semata. Dan Alloh berfirman: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia” (QS. Al-Isra[17] : 23) Dan firman Alloh: “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus” (QS. Al-Bayyinah[98]:5) Dalam ayat yang lain Alloh berfirman: “Dan sesungguhnya mesjid-mesjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorangpun di dalamnya di samping (menyembah) Allah” (QS. Al-Jin[72]:18) Dan apa yang telah ditetapkan dari hadis Rosulullah sholallahu alaihi wasalam untuk Abdullah bin Abbas radhiallahu anhuma: “apabila kamu meminta maka mintalah kepada Alloh dan apabila kamu meminta pertolongan maka minta pertolonganlah kepada Alloh”, serta perkataan Nabi Sholallahu alaihi wassalam dalam hadis Muadz: “dan hak allah atas hamba Nya adalah untuk menyembahNya, dan janganlah mempersekutukanNya dengan sesuatu apapun” serta perkataan Nabi Sholallahu alaihi wasalam: “barang siapa yang meninggal dan dia menyembah Alloh dengan membuat tandingan bagi Alloh maka masuk neraka’’. Adapun meminta pertolongan kepada selain Alloh dalam masalah yang pada batasan-batasan sebab yang menjadi kebiasaan yang Alloh jadikan kepada mahkluknya mampu untuk melakukannya, seperti meminta bantuan kepada dokter dalam penyembuhan penyakit dan selainnya, dan meminta bantuan untuk memberikan makan orang yang lapar, dan memberi minum orang yang haus, dan pemberian harta orang kaya kepada orang fakir dan perumpamaan yang semacamnya maka itu tidak dikategorikan syirik akan tetapi itu merupakan sebuah tolong-menolong antara sesama mahkluk dalam kehidupan dan merupakan wasilah untuk menyambung kehidupan, dan seperti itulah apabila meminta pertolongan dengan yang masih hidup yang tidak ada di tempat dengan jalan yang dapat dirasakan melalui panca indera, seperti penulisan, telegram, serta berbicara melalui telepon dan yang semisalnya. Dan adapun kehidupan para Nabi, orang-orang yang mati syahid, dan semua para wali maka kehidupan mereka berada di alam barzah tidak ada yang mengetahui mengenai hakikatnya melainkan Alloh Ta`ala dan bukan seperti kehidupan yang ada ketika mereka di dunia, dan dengan ini menjadi jelas bahwa yang benar adalah bersama golongan yang pertama yang mengatakan: meminta pertolongan kepada selain Alloh adalah syirik sebagaimana yang telah dijelaskan. Fatawa lajnah daimah, kumpulan pertama, jilid pertama, halaman no:172 3. Murtad perbuatan, ucapan dan keyakinan Pertanyaan: Dikatakan sesungguhnya murtad adakalanya dikarenakan akibat dari perbuatan atau ucapan, maka harapan saya kepada anda untuk menjelaskan dengan singkat dan jelas mengenai macam-macam riddah (keluar dari agama Islam) yaitu murtad perbuatan, ucapan dan keyakinan. Jawaban: Murtad yaitu kekufuran setelah memeluk islam, dan kadang murtad itu dengan ucapan, perbuatan, keyakinan, dan keraguan, maka barangsiapa yang menyekutukan Alloh, atau mengingkari Rububiyah-Nya atau keesaanNya atau salah satu sifat diantara sifat-sifatNya atau sebagian kitab-kitabNya, atau Rosul-RosulNya, atau menghina Alloh atau RosulNya, atau mengingkari sesuatu dari yang diharamkan yang telah menjadi ijma atas keharamannya atau menghalalkannya, atau mengingkari sesuatu yang wajib diantara rukun dari rukun-rukun Islam yang lima, atau ada keraguan dalam masalah yang wajib, atau meragukan akan kebenaran Nabi Muhammad Sholallahu alaihi wasalam atau yang lainnya dari para nabi, atau ragu dalam masalah ba`ats (hari kebangkitan), atau sujud kepada sonam (berhala) atau sujud pada bintang-bintang dan semisalnya, maka sesungguhnya orang yang seperti ini telah menjadi kafir dan murtad dari agama Islam, dan bagi anda harus membaca bab hukum riddah dari kitab-kitab fikih Islam dimana para ulama telah memiliki kepedulian akan hal itu. Dan dengan hal ini diketahuilah dari contoh-contoh yang lalu mengenai kemurtadan akibat ucapan, perbuatan dan i`tiqod (keyakinan) serta gambaran murtad dalam keraguan. Fatawa lajnah daimah, kumpulan pertama, jilid 2, halaman no:8 web link
Fatawa lajnah daimah, kumpulan kedua, jilid 2, halaman no493 2. AlFatihah1 5 Maksudnya bahwa kami tidak menyembah kecuali hanya kepadaMu dan tidak meminta pertolongan melainkan hanya kepadaMu semata. Dan Alloh berfirman Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaikbaiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau keduaduanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekalikali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ah dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia QS. AlIsra17 23 Dan firman Alloh Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepadaNya dalam menjalankan agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat dan yang demikian itulah agama yang lurus QS. AlBayyinah985 Dalam ayat yang lain Alloh berfirman Dan sesungguhnya mesjidmesjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorangpun di dalamnya di samping menyembah Allah QS. AlJin7218 Dan apa yang telah ditetapkan dari hadis Rosulullah sholallahu alaihi wasalam untuk Abdullah bin Abbas radhiallahu anhuma apabila kamu meminta maka mintalah kepada Alloh dan apabila kamu meminta pertolongan maka minta pertolonganlah kepada Alloh, serta perkataan Nabi Sholallahu alaihi wassalam dalam hadis Muadz dan hak allah atas hamba Nya adalah untuk menyembahNya, dan janganlah mempersekutukanNya dengan sesuatu apapun serta perkataan Nabi Sholallahu alaihi wasalam barang siapa yang meninggal dan dia menyembah Alloh dengan membuat tandingan bagi Alloh maka masuk neraka. Dan adapun kehidupan para Nabi, orangorang yang mati syahid, dan semua para wali maka kehidupan mereka berada di alam barzah tidak ada yang mengetahui mengenai hakikatnya melainkan Alloh Taala dan bukan seperti kehidupan yang ada ketika mereka di dunia, dan dengan ini menjadi jelas bahwa yang benar adalah bersama golongan yang pertama yang mengatakan meminta pertolongan kepada selain Alloh adalah syirik sebagaimana yang telah dijelaskan. Murtad perbuatan, ucapan dan keyakinan Pertanyaan Dikatakan sesungguhnya murtad adakalanya dikarenakan akibat dari perbuatan atau ucapan, maka harapan saya kepada anda untuk menjelaskan dengan singkat dan jelas mengenai macammacam riddah keluar dari agama Islam yaitu murtad perbuatan, ucapan dan keyakinan. Dan dengan hal ini diketahuilah dari contohcontoh yang lalu mengenai kemurtadan akibat ucapan, perbuatan dan itiqod keyakinan serta gambaran murtad dalam keraguan. Fatawa lajnah daimah, kumpulan pertama, jilid 2, halaman no8 web link
Perempuan Haid Memakai Jimat dari Al-Quran, Apakah Boleh?
https://bincangsyariah.com/hukum-islam/nisa/perempuan-haid-memakai-jimat-dari-al-quran-apakah-boleh/
Di Indonesia, banyak masyarakat muslim yang memakai jimat, baik jimat tersebut berisi ayat-ayat Al-Quran, dzikir dari Nabi Saw, maupun dzikir dari para ulama. Jimat ini tidak hanya dipakai oleh kalangan laki-laki saja, namun juga dipakai oleh kalangan perempuan. Masalahnya, jika perempuan memakai jimat yang berisi Al-Quran, apakah boleh dia memakainya di waktu haid atau dia harus mencopotnya? Memakai jimat bagi perempuan haid hukumnya diperbolehkan, meskipun jimat tersebut berisi ayat-ayat Al-Quran. Tidak ada larangan bagi orang hadas, baik hadas kecil maupun besar, termasuk perempuan haid, untuk memakai jimat dan membawanya. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam kitab Hasyiah Al-Qalyubi wa Umairah berikut; , : Berbeda halnya ketika bertujuan untuk jimat (tamimah), meskipun disertai Al-Quran sebagaimana telah disebutkan, maka tidak diharamkan memegangnya dan membawanya meskipun memuat beberapa surah-surah Al-Quran.Bahkan Syaikh Al-Khatib mengatakan; Meskipun jimat tersebut memuat keseluruhan Al-Quran. Selain itu, dalam kitab Al-Majmu, Imam Nawawi menyebutkan perkataan Imam Malik mengenai perempuan yang memakai jimat yang berisi ayat-ayat Al-Quran. Menurut beliau, tidak masalah perempuan haid memakai jimat yang berisi ayat-ayat Al-Quran, sebagaimana juga tidak masalah jimat tersebut dikalungkan pada anak kecil, selama jimat tersebut dibungkus dengan kain, kulit hewan atau lainnya. Dalam kitab Al-Majmu, Imam Nawawi menyebutkan sebagai berikut; Imam Malik berkata; Tidak masalah dengan ayat-ayat Al-Quran yang dikalungkan pada perempuan-perempuan haid dan anak-anak selama hal itu dibungkus, seperti dibungkus dengan besi, atau kulit yang bisa menjaganya. Dengan demikian, memakai jimat bagi perempuan haid tidak masalah, diperbolehkan, meskipun jimat tersebut berisi ayat-ayat Al-Quran. Hal ini karena jimat tersebut tidak disebut Al-Quran, sehingga boleh bagi perempuan haid memakainya.
Di Indonesia, banyak masyarakat muslim yang memakai jimat, baik jimat tersebut berisi ayatayat AlQuran, dzikir dari Nabi Saw, maupun dzikir dari para ulama. Jimat ini tidak hanya dipakai oleh kalangan lakilaki saja, namun juga dipakai oleh kalangan perempuan. Masalahnya, jika perempuan memakai jimat yang berisi AlQuran, apakah boleh dia memakainya di waktu haid atau dia harus mencopotnya Memakai jimat bagi perempuan haid hukumnya diperbolehkan, meskipun jimat tersebut berisi ayatayat AlQuran. Tidak ada larangan bagi orang hadas, baik hadas kecil maupun besar, termasuk perempuan haid, untuk memakai jimat dan membawanya. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam kitab Hasyiah AlQalyubi wa Umairah berikut , Berbeda halnya ketika bertujuan untuk jimat tamimah, meskipun disertai AlQuran sebagaimana telah disebutkan, maka tidak diharamkan memegangnya dan membawanya meskipun memuat beberapa surahsurah AlQuran.Bahkan Syaikh AlKhatib mengatakan Meskipun jimat tersebut memuat keseluruhan AlQuran. Selain itu, dalam kitab AlMajmu, Imam Nawawi menyebutkan perkataan Imam Malik mengenai perempuan yang memakai jimat yang berisi ayatayat AlQuran. Menurut beliau, tidak masalah perempuan haid memakai jimat yang berisi ayatayat AlQuran, sebagaimana juga tidak masalah jimat tersebut dikalungkan pada anak kecil, selama jimat tersebut dibungkus dengan kain, kulit hewan atau lainnya. Dalam kitab AlMajmu, Imam Nawawi menyebutkan sebagai berikut Imam Malik berkata Tidak masalah dengan ayatayat AlQuran yang dikalungkan pada perempuanperempuan haid dan anakanak selama hal itu dibungkus, seperti dibungkus dengan besi, atau kulit yang bisa menjaganya. Dengan demikian, memakai jimat bagi perempuan haid tidak masalah, diperbolehkan, meskipun jimat tersebut berisi ayatayat AlQuran. Hal ini karena jimat tersebut tidak disebut AlQuran, sehingga boleh bagi perempuan haid memakainya.
12 Hikmah Sedekah dalam Islam yang Istimewa
https://dalamislam.com/akhlaq/amalan-shaleh/hikmah-sedekah-dalam-islam
Seperti pepatah yang mengatakan jika lebih baik tangan diatas dibandingkan dibawah menjelaskan jika merupakan sebuah tindakan yang penting untuk dilakukan khususnya jika termasuk golongan orang mampu. Agama Islam sendiri juga sudah memerintahkan untuk saling tolong menolong pada sesama manusia dalam kebaikan dan sedekah yang bisa dilakukan diantaranya adalah yang terkandung banyak didalamnya serta qurban.“Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali dari bisikan-bisikan orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat kebaikan atau mengadakan perdamaian diantara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, maka kami akan memberinya pahala yang besar”. [An Nissa ayat 114] Memperkuat ImanIbadah menjadi sarana pengabdian hamba terhadap Allah SWT dan sedekah dalam Islam menjadi salah satu perintah untuk semua umat muslim. Bersedekah yang dilakukan dengan niat ibadah pada Allah SWT akan semakin menguatkan iman pada Allah SWT. Meningkatkan Empati SosialSedekah merupakan proses memberikan apa yang kita miliki baik dari materil ataupun non materil pada orang yang membutuhkan. Bersedekah tersebut tidak hanya dilakukan untuk membantu orang lain yang sedang kesusahan namun juga melatih rasa empati kita pada orang lain khususnya pada atau sedekah tersebut. Menghindari Sikap KikirSalah satu sifat buruk yakni kikir harus sangat dihindari sebab sebagai makhluk sosial, sudah tidak seharusnya kita memiliki sifat sombong dengan beranggapan jika yang kita miliki adalah karena hasil usaha kita saja tanpa menyadari campur tangan Allah SWT dalam hal tersebut. Hal buruk ataupun baik yang terjadi pada diri kita harus disadari jika terdapat campur tangan dari Allah SWT dan juga campur tangan dari orang lain sehingga yang kita lakukan akan menjauhkan kita dari sikap yang kikir. Menyembuhkan PenyakitRasulullah SAW bersabda, “Bentengilah hartamu dengan , obati orang-orang sakit (dari kalanganmu) dengan bersedekah dan persiapkan doa untuk menghadapi datangnya bencana.” (H.R. Ath-Thabrani)“Obatilah orang yang sakit di antara kalian dengan sedekah!” (HR. Abu Dawud, dihasankan oleh al-Albani dalam Shahihul Jami’).Rasulullah SAW sudah bersabda jika kita sebagai manusia harus membentengi harta dengan cara berzakat atau sedekah sebab dengan cara ini maka penyakit bisa disembuhkan. Meringankan Sakratul MautTidak hanya yang bisa kita lakukan, namun dengan melakukan sedekahsesering mungkin, ini mengartikan kita juga memperingan kepedihan yang kelak akan kita rasakan saat sakratul maut sebab dengan sedekah, maka Allah SWT akan menghilangkan perasaan dan dan egois orang yang melakukan sedekah tersebut.Rasulullah SAW bersabda, “Sedekah dari seorang Muslim menigkatkan (hartanya) dimasa kehidupannya. Dan juga meringankan kepedihan saat maut (Sakratulmaut), dan melauinya (sedekah) Allah menghilangkan perasaan sombong dan egois.” (Fiqh-us-Sunnah vol. 3, hal 97) Mengabulkan HajatSelain dengan cara banyak , untuk anda yang memiliki hajat tertentu dan ingin segera dikabulkan, maka cara yang bisa ditempuh adalah melakukan sedekah.“Barang siapa berniat sedekah, kecepatan Allah membalasnya lebih dari kecepatan gerakan sedekahnya.” (Hadist Qudsi) Menjauhkan Bencana Sedekah juga akan memberikan hikmah yang luar biasa bagi pelakunya yakni menjauhkan diri orang tersebut dari segala macam bahaya sekalipun pelaku sedekah tersebut adalah seorang pendosa, kafir bahkan zhalim dan bisa dengan baik sebab Allah SWT akan menjauhkan bencana dari orang yang melakukan sedekah tersebut. Memperbanyak RezekiMeskipun kita mengeluarkan sedekah berupa materil atau non materil, namun ada hikmah berharga yang bisa kita dapatkan yakni mendapatkan rezeki yang lebih banyak lagi karena perbuatan sedekah tersebut dan diikuti juga dengan Rasulullah SAW pernah bersabda “Turunkanlah (datangkanlah) rezekimu (dari Allah) dengan mengeluarkan sedekah.” (HR. Al-Baihaqi) Memperoleh Naungan Hari KiamatHal yang perlu diingat adalah naungan bagi seorang mukmin pada hari kelak merupakan sedekah yang sudah dilakukan.“Sesungguhnya sedekah akan memadamkan panas kubur bagi pelakunya. Sungguh pada hari kiamat, seorang mukmin akan berlindung di bawah naungan sedekahnya.” (Silsilah As-Shahihah, 3484) Menghapus DosaSedekah juga akan menghapus yang sudah kita perbuat meskipun dosa tersebut tidak dihapuskan begitu saja tanpa disertai dengan perbuatan yang baik dan juga taubat.“Sedekah itu dapat menghapus dosa sebagaimana air itu memadamkan api“.(HR. At-Tirmidzi). Pemisah Diri Dari NerakaBersedekah yang tidak hanya bisa dilakukan dengan memberikan uang namun juga pakaian, makanan dan hal lainnya akan menjadi pemisah kita dengan api neraka saat kiamat datang.Nabi bersabda: “Jauhkan dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan (sedekah) sebutir kurma“. (Muttafaqun ‘alaih) Memperpanjang Umur“Sesungguhnya sedekahnya orang muslim itu dapat menambah umurnya, dapat mencegah kematian yang buruk (su’ul khotimah), Allah akan menghilangkan darinya sifat sombong, kefakiran dan sifat bangga pada diri sendiri“. (HR. Thabrani).Sedekah yang kita lakukan tanpa disadari akan menambahkan umur kita sekaligus mencegah kita mengalami kematian yang buruk sekaligus menghilangkan berbagai sifat tidak baik yang ada dalam diri kita.Sebenarnya, dalam bersedekah ada lima perkara yang terdapat didalamnya yakni menambah kekayaan, menjadi obat penyakit, menghindarkan diri dari bahaya, akan melewati jembatan shiratal mustaqim dan juga akan masuk surga tanpa perlu dihisab dan mendapat siksaan sehingga bersedekah sudah sepantasnya dilakukan untuk memperoleh banyak pahala didalamnya.
Seperti pepatah yang mengatakan jika lebih baik tangan diatas dibandingkan dibawah menjelaskan jika merupakan sebuah tindakan yang penting untuk dilakukan khususnya jika termasuk golongan orang mampu. Agama Islam sendiri juga sudah memerintahkan untuk saling tolong menolong pada sesama manusia dalam kebaikan dan sedekah yang bisa dilakukan diantaranya adalah yang terkandung banyak didalamnya serta qurban. Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikanbisikan mereka, kecuali dari bisikanbisikan orang yang menyuruh manusia memberi sedekah, atau berbuat kebaikan atau mengadakan perdamaian diantara manusia. Bersedekah yang dilakukan dengan niat ibadah pada Allah SWT akan semakin menguatkan iman pada Allah SWT. Meningkatkan Empati SosialSedekah merupakan proses memberikan apa yang kita miliki baik dari materil ataupun non materil pada orang yang membutuhkan. Menghindari Sikap KikirSalah satu sifat buruk yakni kikir harus sangat dihindari sebab sebagai makhluk sosial, sudah tidak seharusnya kita memiliki sifat sombong dengan beranggapan jika yang kita miliki adalah karena hasil usaha kita saja tanpa menyadari campur tangan Allah SWT dalam hal tersebut. Menyembuhkan PenyakitRasulullah SAW bersabda, Bentengilah hartamu dengan , obati orangorang sakit dari kalanganmu dengan bersedekah dan persiapkan doa untuk menghadapi datangnya bencana. Abu Dawud, dihasankan oleh alAlbani dalam Shahihul Jami. Meringankan Sakratul MautTidak hanya yang bisa kita lakukan, namun dengan melakukan sedekahsesering mungkin, ini mengartikan kita juga memperingan kepedihan yang kelak akan kita rasakan saat sakratul maut sebab dengan sedekah, maka Allah SWT akan menghilangkan perasaan dan dan egois orang yang melakukan sedekah tersebut. Barang siapa berniat sedekah, kecepatan Allah membalasnya lebih dari kecepatan gerakan sedekahnya. Memperbanyak RezekiMeskipun kita mengeluarkan sedekah berupa materil atau non materil, namun ada hikmah berharga yang bisa kita dapatkan yakni mendapatkan rezeki yang lebih banyak lagi karena perbuatan sedekah tersebut dan diikuti juga dengan Rasulullah SAW pernah bersabda Turunkanlah datangkanlah rezekimu dari Allah dengan mengeluarkan sedekah. AlBaihaqi Memperoleh Naungan Hari KiamatHal yang perlu diingat adalah naungan bagi seorang mukmin pada hari kelak merupakan sedekah yang sudah dilakukan. Sesungguhnya sedekah akan memadamkan panas kubur bagi pelakunya. Silsilah AsShahihah, 3484 Menghapus DosaSedekah juga akan menghapus yang sudah kita perbuat meskipun dosa tersebut tidak dihapuskan begitu saja tanpa disertai dengan perbuatan yang baik dan juga taubat. Pemisah Diri Dari NerakaBersedekah yang tidak hanya bisa dilakukan dengan memberikan uang namun juga pakaian, makanan dan hal lainnya akan menjadi pemisah kita dengan api neraka saat kiamat datang. Muttafaqun alaih Memperpanjang UmurSesungguhnya sedekahnya orang muslim itu dapat menambah umurnya, dapat mencegah kematian yang buruk suul khotimah, Allah akan menghilangkan darinya sifat sombong, kefakiran dan sifat bangga pada diri sendiri.
Kisah Orang yang Masuk Surga Berkat Singkirkan Duri Jalanan
https://islam.nu.or.id/hikmah/kisah-orang-yang-masuk-surga-berkat-singkirkan-duri-jalanan-Tf9tv
Rasulullah saw mengabarkan kepada kita semua, keimanan itu memiliki tujuh puluh bagian. Bagian tertinggi adalah kalimat tauhid lāilāha illallāh, sedangkan bagian terendah adalah menyingkirkan duri jalanan. Melalui hadits berikut ini, Nabi saw hendak mengisahkan seorang pria yang dimasukkan Allah ke dalam surga-Nya karena telah menyingkirkan sebuah dahan berduri di jalan yang biasa dilalui banyak orang. Hadits yang mengisahkannya ada beberapa redaksi, di antaranya tiga redaksi berikut: Artinya: “Saat seorang pria sedang berjalan, tiba-tiba ia mendapati sebuah dahan berduri yang menghalangi jalan. Kemudian ia menyingkirkannya. Maka Allah bersyukur kepadanya dan mengampuni dosa-dosanya,” (HR. Ahmad). Artinya, “Dikisahkan ada seorang pria melewati dahan sebuah pohon di badan jalan. Ia lantas berkata, ‘Demi Allah, aku akan menyingkirkan dahan ini agar tidak menghalangi kaum Muslimin.’ Berkat amal itu, ia dimasukkan ke surga,” (HR. Muslim). Artinya. “Aku melihat seorang pria yang mendapatkan kenikmatan di surga karena sebuah pohon yang dipotongnya di badan jalan karena akan melukai orang lain,” (HR. al-Baihaqi). Beberapa hadits di atas mengisahkan seorang pria yang melintas di sebuah jalan. Namun ia menemukan dahan berduri yang menghalangi diri dan pengguna jalan lain. Ia kemudian memotong dahan tersebut dan menyingkirkannya dari badan badan jalan. Tujuannya agar tidak membahayakan orang-orang yang melintas di sana, terutama sesama muslim. Maka Allah pun mengampuni dosa-dosanya dan memasukkannya ke dalam surga. Berkat amalnya itu, Rasulullah saw melihatnya sedang mendapatkan kenikmatan di dalam surga. Dari kisah di atas, kita mengetahui bahwa pria itu hanya mengerjakan amal kecil, namun dibalas dengan balasan besar nan istimewa. Sungguh besar dan luasnya rahmat Allah. Karunia-Nya begitu agung. Pantas Rasulullah saw selalu mengingatkan, “Singkirkanlah duri dari jalan kaum Muslimin.” Demikian sebagaimana yang semakna dengan hadits Muslim. Di sisi lain, beliau juga memperingatkan kita agar jangan pernah mengganggu apalagi mencelakakan sesama muslim, sebagaimana yang terungkap dalam hadits berikut, “Siapa yang membahayakan kaum Muslimin, maka wajib atasnya kutukan mereka,” (HR Musa bin Ja’far). Banyak sekali nash yang berbicara soal ini. Semua menunjukkan betapa mulianya kaum Muslimin yang mengamalkan dan menjunjung tinggi ajaran Islam. Alih-alih mengotori dan merusak jalan, mereka selalu menjaga kebersihan. Pasalnya, mereka paham dan patuh terhadap anjuran rasul mereka. Seperti itulah kaum Muslimin diajarkan oleh agamanya. Seperti  itu pula mereka diajarkan untuk selalu membantu sesama, tidak menyepelekan amal kecil, dan tertarik dengan rida Allah dan balasan besar-Nya. 1. Bagian tertinggi keimanan adalah mengikrarkan kalimat tauhid Lailahaillallah, sedangkan bagian terendah adalah menyingkirkan duri di jalan. 2. Betapa besarnya keutamaan amal baik walau hanya menyingkirkan sebuah duri di jalanan. 3. Betapa luasnya rahmat Allah. Betapa agungnya balasan dari-Nya. Dia telah memberikan balasan surga kepada seorang hamba-Nya yang takwa dan selalu berbuat kebaikan. Sekacil apa pun amal kebaikan itu. 4. Sayangnya, masih banyak orang yang tak peduli dengan kebersihan jalan. Bahkan, masih seenaknya membuang sampah di jalan akibat lemahnya internalisasi dan implementasi nilai-nilai agama. 5. Pohon yang mengganggu boleh ditebang, dipotong, atau dirapikan. Sementara pohon yang memberikan manfaat, seperti pohon rindang dan menjadi pelindung, sebaiknya dipelihara. 6. Jangan bertindak semena-mena terhadap alam dan tumbuhan. Sebab, dampak buruknya akan kembali kepada manusia itu sendiri, seperti bencana longsor, banjir, dan susah air bersih di musim kemarau. 7. Orang yang semena-mena menebang pohon yang berguna juga diancam Rasulullah saw dalam haditsnya, “Orang yang memotong sebuah pohon, yang dengannya Allah melindungi kepalanya, maka ia akan berada dalam siksa api neraka.” (HR. al-Baihaqi). 8. Jangan pernah menyepelekan kebaikan, sekecil apa pun, baik kepada sesama muslim, sesama manusia, maupun sesama makhluk Allah.  Sebab, Allah tidak melihat kecilnya seorang hamba. (Lihat: Umar Sulaiman, al-Qashash an-Nabawi, Terbitan Darun-Nafais, halaman 241). Ustadz M. Tatam Wijaya, Penyuluh dan Petugas KUA Sukanagara-Cianjur, Jawa Barat.
Rasulullah saw mengabarkan kepada kita semua, keimanan itu memiliki tujuh puluh bagian. Bagian tertinggi adalah kalimat tauhid lāilāha illallāh, sedangkan bagian terendah adalah menyingkirkan duri jalanan. Hadits yang mengisahkannya ada beberapa redaksi, di antaranya tiga redaksi berikut Artinya Saat seorang pria sedang berjalan, tibatiba ia mendapati sebuah dahan berduri yang menghalangi jalan. Maka Allah bersyukur kepadanya dan mengampuni dosadosanya, HR. Ia lantas berkata, Demi Allah, aku akan menyingkirkan dahan ini agar tidak menghalangi kaum Muslimin. Berkat amal itu, ia dimasukkan ke surga, HR. Aku melihat seorang pria yang mendapatkan kenikmatan di surga karena sebuah pohon yang dipotongnya di badan jalan karena akan melukai orang lain, HR. Namun ia menemukan dahan berduri yang menghalangi diri dan pengguna jalan lain. Tujuannya agar tidak membahayakan orangorang yang melintas di sana, terutama sesama muslim. Dari kisah di atas, kita mengetahui bahwa pria itu hanya mengerjakan amal kecil, namun dibalas dengan balasan besar nan istimewa. Pantas Rasulullah saw selalu mengingatkan, Singkirkanlah duri dari jalan kaum Muslimin. Demikian sebagaimana yang semakna dengan hadits Muslim. Di sisi lain, beliau juga memperingatkan kita agar jangan pernah mengganggu apalagi mencelakakan sesama muslim, sebagaimana yang terungkap dalam hadits berikut, Siapa yang membahayakan kaum Muslimin, maka wajib atasnya kutukan mereka, HR Musa bin Jafar. Semua menunjukkan betapa mulianya kaum Muslimin yang mengamalkan dan menjunjung tinggi ajaran Islam. Alihalih mengotori dan merusak jalan, mereka selalu menjaga kebersihan. Pasalnya, mereka paham dan patuh terhadap anjuran rasul mereka. Seperti itu pula mereka diajarkan untuk selalu membantu sesama, tidak menyepelekan amal kecil, dan tertarik dengan rida Allah dan balasan besarNya. Betapa besarnya keutamaan amal baik walau hanya menyingkirkan sebuah duri di jalanan. Bahkan, masih seenaknya membuang sampah di jalan akibat lemahnya internalisasi dan implementasi nilainilai agama. Pohon yang mengganggu boleh ditebang, dipotong, atau dirapikan. Jangan bertindak semenamena terhadap alam dan tumbuhan. Sebab, dampak buruknya akan kembali kepada manusia itu sendiri, seperti bencana longsor, banjir, dan susah air bersih di musim kemarau. Orang yang semenamena menebang pohon yang berguna juga diancam Rasulullah saw dalam haditsnya, Orang yang memotong sebuah pohon, yang dengannya Allah melindungi kepalanya, maka ia akan berada dalam siksa api neraka. Sebab, Allah tidak melihat kecilnya seorang hamba. Lihat Umar Sulaiman, alQashash anNabawi, Terbitan DarunNafais, halaman 241. Ustadz M. Tatam Wijaya, Penyuluh dan Petugas KUA SukanagaraCianjur, Jawa Barat.
Pada suatu kesempatan, istri pertama tidak ada di rumah. Kemudian suaminya membawa istri kedua tanpa sepengetahuan dan tanpa izin dari istri pertama. Ketika kembali dan dia bertanya terhadap prilakunya ini, dia mengatakan, ‘Ini adalah rumahku. Saya berhak memasukkan siapa yang saya kehendaki. Kalau anda punya dalil yang berbeda dengan (pendapat) ini, silahkan datangkan dalil dari Kitab dan Sunnah. Apa pendapat yang benar dalam masalah ini?
https://islamqa.info/id/answers/163531/apakah-suami-diperbolehkan-menghadirkan-istri-di-rumah-istri-lainnya-tanpa-direstui-oleh-istri-kedua
Alhamdulillah. Yang nampak, seorang suami tidak diperkenankan melakukan hal itu. kecuali pemilik rumah memberi izin akan hal itu. dan dia rela. Karena biasanya diketahui kecemburuan para wanita dan keinginan setiap wanita privasi rumahnya. Pelarangan semakin bertambah pada contoh yang ditanyakan. Memasukkannya ketika tidak ada pemilik rumahnya. Karena hal ini, lebih ke arah menikmati di rumah (istri) pertamanya. Hal itu diketahui dapat menyakitkannya. Syekh Sulaiman Al-Majid hafidhahullah ditanya, ‘Apakah suamiki harus meminta izin kepadaku ketika istri kedua mengundangya ke rumah kami? Perlu diketahui bahwa dia mengatakan, ‘Bahwa masalahnya ada di tanganku. Semoga Allah berikan manfaat pada ilmu anda. Maka beliau menjawab, ‘Kalau disana ada ketidak enakan pada salah satu istrinya ketika bertemu dengan lainnya. Maka, seorang suami tidak diperbolehkan memaksanya malakukan hal itu. akan tetapi seorang wanita sangat bagus menjaga hubungan baik diantara para istri. Menyambung hubungan meskipun sedikit. Karena memutuskan (hubungan) diantara keduanya, kebanyakan menyebabkan terputusnya (hubungan) diantara anak-anak. Sementara terputusnya hubungan antara anak-anak berdampk pada dunia dan akhirat mereka. Kalau di dunia, hilangnya hak sesama saudara, dan tidak dapat mengambil manfaat pada mereka. Begitu juga hilangnya barokah, memperpendek umur disebabkan terputus (hubungan). Sementara di akhirat, mendapatkan siksaan yang pedih. Oleh karena itu, seorang istri hendaknya melihat jauh ke depan. Dan dapat menahannya untuk (mendapatkan) makna seperti ini, meskipun didapati ketidak sukaan kepada madunya. Memahami maksud suami, yaitu menyatukan ikatan diantara anak-anaknya. Hal ini kebanyakan tidak bisa (terlaksana) kecuali adanya hubungan diantara para istri meskipun dengan taraf minimal. Dan suami tidak diperbolehkan mengharuskan istrinya yang sampai menjadikan dia tidak enak. Wallahu’alam Selesai dari website syekh, http://www.salmajed.com/node/11187 Wallahu’alam.
Alhamdulillah. Yang nampak, seorang suami tidak diperkenankan melakukan hal itu. kecuali pemilik rumah memberi izin akan hal itu. dan dia rela. Karena biasanya diketahui kecemburuan para wanita dan keinginan setiap wanita privasi rumahnya. Pelarangan semakin bertambah pada contoh yang ditanyakan. Memasukkannya ketika tidak ada pemilik rumahnya. Karena hal ini, lebih ke arah menikmati di rumah istri pertamanya. Hal itu diketahui dapat menyakitkannya. Syekh Sulaiman AlMajid hafidhahullah ditanya, Apakah suamiki harus meminta izin kepadaku ketika istri kedua mengundangya ke rumah kami Perlu diketahui bahwa dia mengatakan, Bahwa masalahnya ada di tanganku. Semoga Allah berikan manfaat pada ilmu anda. Maka beliau menjawab, Kalau disana ada ketidak enakan pada salah satu istrinya ketika bertemu dengan lainnya. Maka, seorang suami tidak diperbolehkan memaksanya malakukan hal itu. akan tetapi seorang wanita sangat bagus menjaga hubungan baik diantara para istri. Menyambung hubungan meskipun sedikit. Karena memutuskan hubungan diantara keduanya, kebanyakan menyebabkan terputusnya hubungan diantara anakanak. Sementara terputusnya hubungan antara anakanak berdampk pada dunia dan akhirat mereka. Kalau di dunia, hilangnya hak sesama saudara, dan tidak dapat mengambil manfaat pada mereka. Begitu juga hilangnya barokah, memperpendek umur disebabkan terputus hubungan. Sementara di akhirat, mendapatkan siksaan yang pedih. Oleh karena itu, seorang istri hendaknya melihat jauh ke depan. Dan dapat menahannya untuk mendapatkan makna seperti ini, meskipun didapati ketidak sukaan kepada madunya. Memahami maksud suami, yaitu menyatukan ikatan diantara anakanaknya. Hal ini kebanyakan tidak bisa terlaksana kecuali adanya hubungan diantara para istri meskipun dengan taraf minimal. Dan suami tidak diperbolehkan mengharuskan istrinya yang sampai menjadikan dia tidak enak. Wallahualam Selesai dari website syekh, Wallahualam.
Wanita Boleh Shalat Tanpa Mukena?
https://konsultasisyariah.com/23114-wanita-boleh-shalat-tanpa-mukena.html
Bismillahirrahmanirrahim. Saya ingin bertanya mengenai dibolehkanya shalat tanpa menggunakan mukena, yang saya tahu mukena itu hanya budaya di Indonesia, dalam menutup aurat saat shalat yang penting syar’i. saya ingin minta keterangannya mengenai hadist yang membolehkan, sejarahnya mengapa ada kontrofersi antara memakai mukena dan tidak, dan keterangan2 lain yang bisa meyakinkan saya. jazakumullah khoiron katsir Dari Rifa Jawaban: Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du. Sebelumnya perlu kita bedakan antara memakai mukena dengan menutup aurat. Seorang wanita bisa menutup aurat dengan model pakaian apapun, meskipun wujudnya bukan berupa mukena. Misalnya dengan memakai jilbab besar, dengan bawahan jubah atau memakai pakaian semisalnya yang menutup semua aurat, dari ujung rambut hingga kaki, selain wajah dan telapak tangan. Kemudian, termasuk syarat sah shalat bagi wanita adalah menutup seluruh auratnya. Tak terkecuali menutup kepalanya. Terdapat sebuah hadis dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah tidak menerima shalat wanita yang telah baligh, kecuali dengan memakai jilbab.” (HR. Ahmad 25167, Abu Daud 641, Ibnu Khuzaimah no. 775 dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth). Dari keterangan di atas, seorang wanita dibolehkan shalat tanpa memakai mukena, namun dia harus tetap menutup aurat, dengan model pakaian apapun. Allahu a’lam. Dijawab oleh: Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina ) Anda bisa membaca artikel ini melalui aplikasi Tanya Ustadz untuk . Download Sekarang !! didukung oleh Zahir Accounting Software Akuntansi Terbaik di Indonesia. Dukung dengan menjadi SPONSOR dan DONATUR. SPONSOR hubungi: 081 326 333 328 DONASI hubungi: 087 882 888 727 Donasi dapat disalurkan ke rekening: BANK SYARIAH INDONESIA 7086882242 a.n. YAYASAN YUFID NETWORK (Kode BSI: 451)
Bismillahirrahmanirrahim. Saya ingin bertanya mengenai dibolehkanya shalat tanpa menggunakan mukena, yang saya tahu mukena itu hanya budaya di Indonesia, dalam menutup aurat saat shalat yang penting syari. saya ingin minta keterangannya mengenai hadist yang membolehkan, sejarahnya mengapa ada kontrofersi antara memakai mukena dan tidak, dan keterangan2 lain yang bisa meyakinkan saya. jazakumullah khoiron katsir Dari Rifa Jawaban Bismillah was shalatu was salamu ala rasulillah, amma badu. Sebelumnya perlu kita bedakan antara memakai mukena dengan menutup aurat. Seorang wanita bisa menutup aurat dengan model pakaian apapun, meskipun wujudnya bukan berupa mukena. Misalnya dengan memakai jilbab besar, dengan bawahan jubah atau memakai pakaian semisalnya yang menutup semua aurat, dari ujung rambut hingga kaki, selain wajah dan telapak tangan. Kemudian, termasuk syarat sah shalat bagi wanita adalah menutup seluruh auratnya. Tak terkecuali menutup kepalanya. Terdapat sebuah hadis dari Aisyah radhiyallahu anha, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Allah tidak menerima shalat wanita yang telah baligh, kecuali dengan memakai jilbab. HR. Ahmad 25167, Abu Daud 641, Ibnu Khuzaimah no. 775 dan dishahihkan Syuaib alArnauth. Dari keterangan di atas, seorang wanita dibolehkan shalat tanpa memakai mukena, namun dia harus tetap menutup aurat, dengan model pakaian apapun. Allahu alam. Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits Dewan Pembina Anda bisa membaca artikel ini melalui aplikasi Tanya Ustadz untuk . Download Sekarang didukung oleh Zahir Accounting Software Akuntansi Terbaik di Indonesia. Dukung dengan menjadi SPONSOR dan DONATUR. SPONSOR hubungi 081 326 333 328 DONASI hubungi 087 882 888 727 Donasi dapat disalurkan ke rekening BANK SYARIAH INDONESIA 7086882242 a.n. YAYASAN YUFID NETWORK Kode BSI 451
Hukum Membantu Mengirimkan Majalah Orang Kafir
https://bimbinganislam.com/hukum-membantu-mengirimkan-majalah-orang-kafir/
Hukum Membantu Mengirimkan Majalah Orang Kafir Para pembaca Bimbinganislam.com yang memiliki adab dan akhlak yang luhur berikut kami sajikan tanya jawab, serta pembahasan tentang hukum membantu mengirimkan majalah orang kafir. Silahkan membaca. Pertanyaan : Semoga Allah Azza wa Jalla selalu menjaga Ustadz & keluarga. Ustadz kami mau tanya. Kami membuka layanan agen jasa pengiriman dokumen dan paket, yang bekerjasama dengan Pos Indonesia. Dalam perjalanan usaha ini, banyak pemakai jasa kami dari orang-orang nasrani misalnya dari gereja, dari perkumpulan suster-suster (biarawati) mereka rutin mengirimkan dokumen-dokumen/majalah-majalah gereja ke komunitas mereka di seluruh Indonesia, bahkan sampai ke LN. Pertanyaan kami, apakah kami termasuk pada orang yang ikut bekerja sama dengan orang-orang kafir? Karena majalah-majalah tersebut dikirim melalui jasa agen kami. Karena jujur kami takut, kalau hal tersebut masuk ke dalam golongan orang-orang yang ikut membantu orang-orang kafir. Jazaakallaahu khayraa atas waktunya (Disampaikan oleh Fulan, Member grup WA BiAS) Jawaban : Alhamdulillh Alhamdulillah, wa laa haula wa laa quwwata illaa billaah, wash shalaatu was salaamu alaa rasulillaah, Amma badu Syariat Islam yang mulia tidak melarang untuk berinteraksi dengan non muslim dalam perkara jual beli, Juga tidak melarang untuk mengambil manfaat dari mereka, baik berupa ilmu, perdagangan, atau selainnya dan hubungan transaksi dunia yang dapat memberikan manfaat bagi kehidupan. Hanya saja jika kita berinteraksi sosial dengan mereka, misalkan dalam jasa, dan di sana kita tahu terdapat bantuan dalam perkara agama mereka, baik secara langsung maupun tidak langsung, maka hal ini dihukumi tidak boleh dan terlarang. Allah Taala berfirman: Dan hendaklah kalian saling tolong menolong dalam kebaikan dan takwa, jangan saling tolong menolong dalam dosa dan permusuhan. (QS. Al-Maidah: 2). Maka termasuk kezaliman yang paling besar, jika seseorang membantu non muslim yang lain dalam ketaatan kepada pemahaman agama mereka, justru mereka semakin jauh dari cahaya Islam yang mulia. Kami berdoa kepada Allah Yang Maha Pemurah, semoga Dia memberikan taufiq kepada kita semua kepada hal-hal yang Dia cintai dan ridhai. Aamiin. Wallahu Taala Alam. Wallahu Taala Alam. Dijawab dengan ringkas oleh: Ustadz Fadly Gugul S.Ag. Kamis, 20 Rabiul Awal 1442 H / 05 November 2020 M Ustadz Fadly Gugul S.Ag. Beliau adalah Alumni STDI Imam Syafii Jember (ilmuhadits), Dewan konsultasi BimbinganIslam Untuk melihat artikel lengkapdariUstadz Fadly Gugul klik disini
Hukum Membantu Mengirimkan Majalah Orang Kafir Para pembaca Bimbinganislam.com yang memiliki adab dan akhlak yang luhur berikut kami sajikan tanya jawab, serta pembahasan tentang hukum membantu mengirimkan majalah orang kafir. Silahkan membaca. Pertanyaan Semoga Allah Azza wa Jalla selalu menjaga Ustadz keluarga. Ustadz kami mau tanya. Kami membuka layanan agen jasa pengiriman dokumen dan paket, yang bekerjasama dengan Pos Indonesia. Dalam perjalanan usaha ini, banyak pemakai jasa kami dari orangorang nasrani misalnya dari gereja, dari perkumpulan sustersuster biarawati mereka rutin mengirimkan dokumendokumenmajalahmajalah gereja ke komunitas mereka di seluruh Indonesia, bahkan sampai ke LN. Pertanyaan kami, apakah kami termasuk pada orang yang ikut bekerja sama dengan orangorang kafir Karena majalahmajalah tersebut dikirim melalui jasa agen kami. Karena jujur kami takut, kalau hal tersebut masuk ke dalam golongan orangorang yang ikut membantu orangorang kafir. Jazaakallaahu khayraa atas waktunya Disampaikan oleh Fulan, Member grup WA BiAS Jawaban Alhamdulillh Alhamdulillah, wa laa haula wa laa quwwata illaa billaah, wash shalaatu was salaamu alaa rasulillaah, Amma badu Syariat Islam yang mulia tidak melarang untuk berinteraksi dengan non muslim dalam perkara jual beli, Juga tidak melarang untuk mengambil manfaat dari mereka, baik berupa ilmu, perdagangan, atau selainnya dan hubungan transaksi dunia yang dapat memberikan manfaat bagi kehidupan. Hanya saja jika kita berinteraksi sosial dengan mereka, misalkan dalam jasa, dan di sana kita tahu terdapat bantuan dalam perkara agama mereka, baik secara langsung maupun tidak langsung, maka hal ini dihukumi tidak boleh dan terlarang. Allah Taala berfirman Dan hendaklah kalian saling tolong menolong dalam kebaikan dan takwa, jangan saling tolong menolong dalam dosa dan permusuhan. QS. AlMaidah 2. Maka termasuk kezaliman yang paling besar, jika seseorang membantu non muslim yang lain dalam ketaatan kepada pemahaman agama mereka, justru mereka semakin jauh dari cahaya Islam yang mulia. Kami berdoa kepada Allah Yang Maha Pemurah, semoga Dia memberikan taufiq kepada kita semua kepada halhal yang Dia cintai dan ridhai. Aamiin. Wallahu Taala Alam. Wallahu Taala Alam. Dijawab dengan ringkas oleh Ustadz Fadly Gugul S.Ag. Kamis, 20 Rabiul Awal 1442 H 05 November 2020 M Ustadz Fadly Gugul S.Ag. Beliau adalah Alumni STDI Imam Syafii Jember ilmuhadits, Dewan konsultasi BimbinganIslam Untuk melihat artikel lengkapdariUstadz Fadly Gugul klik disini
Adakah Keutamaan Khusus Mencari Rezeki setelah Shalat Jum’at?
https://konsultasisyariah.com/39372-adakah-keutamaan-khusus-mencari-rezeki-setelah-shalat-jumat.html
Pertanyaan: Apakah benar ada keutamaan khusus untuk bekerja mencari rezeki atau berjualan di hari Jum’at setelah shalat Jum’at? Mohon penjelasannya, jazakumullah khairan. Jawaban: Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, ash-shalatu wassalamu ‘ala asyrafil anbiya’ wal mursalin, nabiyyina Muhammadin, wa ‘ala alihi wa shahbihi ajma’in, amma ba’du. Benar, hal ini disebutkan oleh sebagian ulama. Bahwa ada keutamaan untuk mencari rezeki di hari Jum’at setelah shalat Jum’at. Allah ta’ala berfirman: “Apabila telah ditunaikan shalat (Jum’at), maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.” (QS. al-Jumu’ah: 10) Ibnu Katsir rahimahullah ketika menjelaskan ayat ini, beliau berkata: : Sebagaimana yang dilakukan oleh ‘Arak bin Malik radhiyallahu ‘anhu. Jika sudah selesai shalat Jum’at, beliau beranjak dan berdiri di pintu sambil berdoa: “Ya Allah, aku telah penuhi panggilan-Mu, dan aku telah kerjakan shalat wajib untuk-Mu, dan aku akan bertebaran di muka bumi sebagaimana Engkau perintahkan, maka berilah aku rezeki dari karunia-Mu, Engkau adalah sebaik-baik pemberi rezeki.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim) : ” Dan diriwayatkan dari sebagian salaf, bahwa mereka berkata: “Siapa yang berjual-beli di hari Jum’at setelah shalat Jum’at, Allah akan memberinya keberkahan 70 kali. Berdasarkan firman Allah ta’ala (yang artinya): Apabila telah ditunaikan shalat (Jum’at), maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah (QS. al-Jumu’ah: 10).” (Tafsir Ibnu Katsir, 8/122-123) Wallahu a’lam. Semoga Allah memberi taufik dan rezeki yang melimpah. *** Dijawab oleh Ustadz Yulian Purnama, S.Kom. Dukung dengan menjadi SPONSOR dan DONATUR. REKENING DONASI: BANK SYARIAH INDONESIA7086882242a.n. YAYASAN YUFID NETWORK (Kode BSI: 451)
Pertanyaan Apakah benar ada keutamaan khusus untuk bekerja mencari rezeki atau berjualan di hari Jumat setelah shalat Jumat Mohon penjelasannya, jazakumullah khairan. Jawaban Alhamdulillahi rabbil alamin, ashshalatu wassalamu ala asyrafil anbiya wal mursalin, nabiyyina Muhammadin, wa ala alihi wa shahbihi ajmain, amma badu. Benar, hal ini disebutkan oleh sebagian ulama. Bahwa ada keutamaan untuk mencari rezeki di hari Jumat setelah shalat Jumat. Allah taala berfirman Apabila telah ditunaikan shalat Jumat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyakbanyak supaya kamu beruntung. QS. alJumuah 10 Ibnu Katsir rahimahullah ketika menjelaskan ayat ini, beliau berkata Sebagaimana yang dilakukan oleh Arak bin Malik radhiyallahu anhu. Jika sudah selesai shalat Jumat, beliau beranjak dan berdiri di pintu sambil berdoa Ya Allah, aku telah penuhi panggilanMu, dan aku telah kerjakan shalat wajib untukMu, dan aku akan bertebaran di muka bumi sebagaimana Engkau perintahkan, maka berilah aku rezeki dari karuniaMu, Engkau adalah sebaikbaik pemberi rezeki. Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim Dan diriwayatkan dari sebagian salaf, bahwa mereka berkata Siapa yang berjualbeli di hari Jumat setelah shalat Jumat, Allah akan memberinya keberkahan 70 kali. Berdasarkan firman Allah taala yang artinya Apabila telah ditunaikan shalat Jumat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia Allah QS. alJumuah 10. Tafsir Ibnu Katsir, 8122123 Wallahu alam. Semoga Allah memberi taufik dan rezeki yang melimpah. Dijawab oleh Ustadz Yulian Purnama, S.Kom. Dukung dengan menjadi SPONSOR dan DONATUR. REKENING DONASI BANK SYARIAH INDONESIA7086882242a.n. YAYASAN YUFID NETWORK Kode BSI 451
Nikmat Aman adalah Nikmat Terbesar
https://radiomutiaraquran.com/2021/05/25/nikmat-aman-adalah-nikmat-terbesar/
Berikut sedikit renungan bagi kita bahwa nikmat kita sekarang sangat banyak, nikmat sehat dan yang paling penting nikmat rasa aman dan kondusif. Nikmat yang paling nikmat adalah adanya rasa aman, oleh karena itu Allah menyebutkan bahwa ujian yang disebutkan pertama kali adalah ujian rasa takut (yang sedikit), sebagaimana yang disebutkan dalam firman Allah Ta’ala, “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit [1] ketakutan, [2] kelaparan, [3]kekurangan harta, [4] jiwa, dan buah-buahan”. (QS. al-Baqarah: 155). Rasa aman lebih baik dari nikmat sehat dan waktu luang. Ar-Razi rahimahullah berkata, : : ” “Sebagian ulama ditanya, apakah rasa aman lebih baik dari kesehatan? Maka jawabannya rasa aman labih baik. Dalilnya adalah seandainya kambing kakiknya patah maka akan sembuh beberapa waktu lagi… kemudian seandainya kambing diikat pada usatu tempat dekat dengan serigala, maka ia tidak akan makan sampai mati. Hal ini menunjukkah bahwa bahaya yang akibat rasa takut lebih besar daripada rasa sakit di badan” (Tafsir al-Kabir, 19/107). Hendaknya kaum muslimin selalu menjaga rasa aman ini dan menjaga agar suasana selalu kondusif. Kita tidak ingin ada darah yang tertumpah, anak-anak menjadi yatim dan para wanita menjadi janda. Perlu kesabaran dan bimbingan para ulama ketika terjadi fitnah atau ujian yang menimpa kaum muslimin. Kita harus banyak bersyukur karena semua nikmat ini ada pada diri kita, karena ada tiga pokok kenikmatan yaitu sehat, aman dan ada makanan. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa di antara kamu masuk pada waktu pagi dalam keadaan [1] sehat badannya,[2] aman pada keluarganya, dia [3]memiliki makanan pokoknya pada hari itu, maka seolah-olah seluruh dunia dikumpulkan untuknya” (HR. Ibnu Majah, no: 4141, Shahih Al-Jami’ush Shaghir no. 5918). Semoga Allah menjaga kaum muslimin dan menjaga keamanan dan kestabilan negara kita. *** Di Yogyakarta Tercinta Penulis: dr. Raehanul Bahraen Simak selengkapnya disini. Klik https://muslim.or.id/28897-nikmat-aman-adalah-nikmat-terbesar.html
Berikut sedikit renungan bagi kita bahwa nikmat kita sekarang sangat banyak, nikmat sehat dan yang paling penting nikmat rasa aman dan kondusif. Nikmat yang paling nikmat adalah adanya rasa aman, oleh karena itu Allah menyebutkan bahwa ujian yang disebutkan pertama kali adalah ujian rasa takut yang sedikit, sebagaimana yang disebutkan dalam firman Allah Taala, Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit 1 ketakutan, 2 kelaparan, 3kekurangan harta, 4 jiwa, dan buahbuahan. QS. alBaqarah 155. Rasa aman lebih baik dari nikmat sehat dan waktu luang. ArRazi rahimahullah berkata, Sebagian ulama ditanya, apakah rasa aman lebih baik dari kesehatan Maka jawabannya rasa aman labih baik. Dalilnya adalah seandainya kambing kakiknya patah maka akan sembuh beberapa waktu lagi kemudian seandainya kambing diikat pada usatu tempat dekat dengan serigala, maka ia tidak akan makan sampai mati. Hal ini menunjukkah bahwa bahaya yang akibat rasa takut lebih besar daripada rasa sakit di badan Tafsir alKabir, 19107. Hendaknya kaum muslimin selalu menjaga rasa aman ini dan menjaga agar suasana selalu kondusif. Kita tidak ingin ada darah yang tertumpah, anakanak menjadi yatim dan para wanita menjadi janda. Perlu kesabaran dan bimbingan para ulama ketika terjadi fitnah atau ujian yang menimpa kaum muslimin. Kita harus banyak bersyukur karena semua nikmat ini ada pada diri kita, karena ada tiga pokok kenikmatan yaitu sehat, aman dan ada makanan. Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Barangsiapa di antara kamu masuk pada waktu pagi dalam keadaan 1 sehat badannya,2 aman pada keluarganya, dia 3memiliki makanan pokoknya pada hari itu, maka seolaholah seluruh dunia dikumpulkan untuknya HR. Ibnu Majah, no 4141, Shahih AlJamiush Shaghir no. 5918. Semoga Allah menjaga kaum muslimin dan menjaga keamanan dan kestabilan negara kita. Di Yogyakarta Tercinta Penulis dr. Raehanul Bahraen Simak selengkapnya disini. Klik
Problematika Puasa 9 Muharram dalam Kajian Hadits
https://islam.nu.or.id/ilmu-hadits/problematika-puasa-9-muharram-dalam-kajian-hadits-RDgIh
Dr Muhammad Sulaiman Al-Asyqar pada 1976 M memasukkan pembahasan “Al-Hammu bil Fi’li” atau keinginan Rasulullah untuk berbuat sesuatu dalam bukunya Af‘alur Rasul wa Dalalatuha alal Ahkamis Syar’iyyah. Al-Asyqar mengangkat pandangan ulama untuk menimbang kedudukan “al-hammu bil fi’li” atau hadits hammi sebagai dasar kesunahan ibadah tertentu, salah satunya puasa 9 Muharram. Pada buku setebal 771 halaman, Al-Asyqar–meski memang tidak menyinggung puasa 9 Muharram–mengangkat dua pandangan berbeda para ulama perihal keinginan nabi untuk berbuat sesuatu yang tidak kesampaian. Al-Asyqar menyebutkan contoh lain di luar puasa 9 Muharram. Pertama, pandangan ulama syafiiyah yang mengategorikan keinginan perbuatan Rasulullah (al-hammu bil fi’li) atau hadits hammi sebagai hujjah syar‘iyyah. Az-Zarkasyi memasukkan hadits hammi ke dalam salah satu sunnah Rasulullah. Imam Az-Zarkasyi memasukkan pemutaran serban ke dalam sunnah shalat istisqa dengan berdalil pada riwayat, Rasulullah SAW pada istisqa ingin mengubah posisi serban bagian bawah ke atas. Karena berat, Rasulullah kemudian mnaruhnya pada bahu. Oleh karena itu, kata M Ali As-Syaukani, Imam As-Syafi’i dan ulama syafi’iyyah menganjurkan untuk melaksanakan al-hammu bil fi’li atau keinginan Rasulullah SAW yang belum sempat terselenggara. Mereka menjadikan hadits hammi sebagai salah satu bagian sunnah. Mereka mendahulukan hadits qauli, lalu hadits fi‘li, kemudian hadits taqriri, dan berikutnya hadits hammi. Kedua, pandangan ulama yang mengatakan hadits hammi bukan sebagai hujjah syar’iyyah. Salah satu dari mereka adalah M Ali As-Syaukani. “Yang hak, hadits hammi bukan bagian dari sunnah,” kata Ali As-Syaukani sebagaimana dikutip Al-Asyqar. (Al-Asyqar, Af‘alur Rasul wa Dalalatuha alal Ahkamis Syar’iyyah, [Yordan, Darun Nafais: 2015 M/1436 H], juz II, halaman 133). Ali As-Syaukani berargumen, “Hadits hammi adalah semata lintasan sesuatu di pikiran tanpa terlaksana. Hadits hammi bukan termasuk apa yang dibawakan oleh Rasulullah SAW dan bukan termasuk apa yang diperintahkan Allah untuk diteladani melaluinya.” (Al-Asyqar, 2015 M/1436 H: 133). Oleh karena itu, Mazhab Syafi’i mendudukkan puasa 9 Muharram sebagai hadits hammi sebagai sunnah meski yang belum sempat terlaksana oleh Rasulullah SAW. Puasa 9 Muharram sebagai hadits hammi dapat ditemukan pada riwayat Imam Muslim berikut ini: Artinya, “Dari Ibnu Abbas RA, Rasulullah SAW berpuasa Asyura (10 Muharam). Para sahabat memberi tahu, ‘Ya Rasul, itu adalah hari yang diagungkan Yahudi dan Nasrani.’ Rasulullah SAW menjawab, ‘Kalau ada kesempatan pada tahun depan, insya Allah kita akan berpuasa Tasu’a (9 Muharam).’ Ibnu Abbas berkata, ‘Belum datang tahun depan, tetapi Rasulullah sudah terlebih dulu wafat,’” (HR Muslim). Imam Muslim juga meriwayatkan keinginan Rasulullah untuk berpuasa pada 9 Muharam dari sahabat Ibnu Abbas RA. Artinya, “Dari Abdullah bin Abbas RA, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, ‘Kalau aku masih ada sampai tahun depan, niscaya aku akan berpuasa pada 9 (Muharam)’” (HR Muslim). Al-Asyqar mengatakan, “Hadits hammi atau keinginan pada sesuatu adalah masalah mental yang hanya tampak dengan salah satu dari dua jalan, yaitu kabar dari Rasulullah atau mendahulukan hammi daripada amalnya tetapi terhalang oleh sesuatu sehingga tidak terlaksana.” (Al-Asyqar, 2015 M/1436 H: 133). Pada awal pembahasan, Al-Asyqar menjelaskan lima hal hal seputar keinginan Nabi Muhammad SAW, yaitu al-hajis, al-khathir, haditsun nafsi, al-hammu bil fi’li (hadits hammi), dan al-‘azmu. (Al-Asyqar, 2015 M/1436 H: 131-132). Dengan demikian, puasa 9 Muharram sebagai salah satu hadits hammi masuk ke dalam perhatian para ulama ushul fiqih yang menaruh perhatian pada hadits, apakah dapat dianggap sunnah atau tidak. Wallahu a’lam. Penulis: Alhafiz Kurniawan Editor: Abdullah Alawi
Dr Muhammad Sulaiman AlAsyqar pada 1976 M memasukkan pembahasan AlHammu bil Fili atau keinginan Rasulullah untuk berbuat sesuatu dalam bukunya Afalur Rasul wa Dalalatuha alal Ahkamis Syariyyah. Pada buku setebal 771 halaman, AlAsyqarmeski memang tidak menyinggung puasa 9 Muharrammengangkat dua pandangan berbeda para ulama perihal keinginan nabi untuk berbuat sesuatu yang tidak kesampaian. Pertama, pandangan ulama syafiiyah yang mengategorikan keinginan perbuatan Rasulullah alhammu bil fili atau hadits hammi sebagai hujjah syariyyah. Imam AzZarkasyi memasukkan pemutaran serban ke dalam sunnah shalat istisqa dengan berdalil pada riwayat, Rasulullah SAW pada istisqa ingin mengubah posisi serban bagian bawah ke atas. Karena berat, Rasulullah kemudian mnaruhnya pada bahu. Oleh karena itu, kata M Ali AsSyaukani, Imam AsSyafii dan ulama syafiiyyah menganjurkan untuk melaksanakan alhammu bil fili atau keinginan Rasulullah SAW yang belum sempat terselenggara. Mereka menjadikan hadits hammi sebagai salah satu bagian sunnah. Mereka mendahulukan hadits qauli, lalu hadits fili, kemudian hadits taqriri, dan berikutnya hadits hammi. Salah satu dari mereka adalah M Ali AsSyaukani. AlAsyqar, Afalur Rasul wa Dalalatuha alal Ahkamis Syariyyah, Yordan, Darun Nafais 2015 M1436 H, juz II, halaman 133. Ali AsSyaukani berargumen, Hadits hammi adalah semata lintasan sesuatu di pikiran tanpa terlaksana. Para sahabat memberi tahu, Ya Rasul, itu adalah hari yang diagungkan Yahudi dan Nasrani. Rasulullah SAW menjawab, Kalau ada kesempatan pada tahun depan, insya Allah kita akan berpuasa Tasua 9 Muharam. Ibnu Abbas berkata, Belum datang tahun depan, tetapi Rasulullah sudah terlebih dulu wafat, HR Muslim. Imam Muslim juga meriwayatkan keinginan Rasulullah untuk berpuasa pada 9 Muharam dari sahabat Ibnu Abbas RA. AlAsyqar mengatakan, Hadits hammi atau keinginan pada sesuatu adalah masalah mental yang hanya tampak dengan salah satu dari dua jalan, yaitu kabar dari Rasulullah atau mendahulukan hammi daripada amalnya tetapi terhalang oleh sesuatu sehingga tidak terlaksana. Pada awal pembahasan, AlAsyqar menjelaskan lima hal hal seputar keinginan Nabi Muhammad SAW, yaitu alhajis, alkhathir, haditsun nafsi, alhammu bil fili hadits hammi, dan alazmu. Dengan demikian, puasa 9 Muharram sebagai salah satu hadits hammi masuk ke dalam perhatian para ulama ushul fiqih yang menaruh perhatian pada hadits, apakah dapat dianggap sunnah atau tidak. Penulis Alhafiz Kurniawan Editor Abdullah Alawi
Materi Khutbah Jumat Singkat Mari Hindari Perbuatan Israf
https://www.dakwah.id/materi-khutbah-jumat-singkat-mari-hindari-perbuatan-israf/
Materi Khutbah Jumat Singkat Mari Hindari Perbuatan IsrafPemateri: Sodiq Fajar, S.Pd.I *) Link download PDF materi khutbah Jumat ada di akhir tulisan . . : .Jamaah shalat Jumat arsyadakumullahSegala puji bagi Allah subhanahu wataala yang telah melimpahkan nikmat dan karunia-Nya kepada kita. Dengan nikmat dan karunia tersebut, kita mendapat kesempatan seluas-luasnya untuk memilih ingin mengikuti kebenaran atau ingin mengikuti kebatilan, ingin meniti jalan kebaikan atau meniti jalan keburukan, ingin memenuhi seruan Allah subhanahu wataala atau ingin memenuhi seruan setan laknatullah alaih.Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada khatimul anbiya, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, kepada keluarga, sahabat, serta seluruh umat yang meniti jalan kebenaran yang telah beliau bentangkan di muka bumi ini.Jamaah shalat Jumat arsyadakumullahPada siang hari yang mulia ini, kami wasiatkan kepada diri kami juga kepada jamaah sekalian agar senantiasa merawat dan meningkatkan kualitas iman dan takwa kepada Allah subhanahu wataala.Iman dan takwa kita kepada Allah subhanahu wataala akan terus terawat dengan baik, bahkan semakin menguat dengan cara mengamalkan syariat Islam, baik yang hukumnya wajib atau pun yang hukumnya sunnah, baik yang terkesan memberatkan atau yang tampak ringan.Allah subhanahu wataala berfirman, Barang siapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (QS. An-Nahl: 97)Jamaah shalat Jumat arsyadakumullahSalah satu unsur penting dalam syariat Islam adalah perintah untuk menjauhi perbuatan israf.Apakah yang dimaksud dengan perbuatan israf?Pengertian israf adalah perbuatan berlebihan, melampaui batas atau ukuran yang semestinya.Dalam bahasa sederhana, israf adalah perbuatan boros.Istilah israf sering disandingkan dengan istilah tabdzir atau mubadzir, karena dua istilah tersebut lebih sering digunakan dalam hal berlebih-lebihan dalam hal harta atau makanan.Jamaah shalat Jumat arsyadakumullahKenapa syariat Islam memerintahkan untuk menghindari perbuatan israf?Suatu kaum yang telah terjangkiti penyakit perbuatan israf, mereka akan tenggelam dalam hidup yang penuh kemewahan dan glamor. Perbuatan mereka ini, selangkah lagi akan menyebabkan mereka terjerumus dalam kesengsaraan yang menyakitkan di akhirat kelak. Mereka inilah yang Allah subhanahu wataala sebut dengan ashabu asy-Syimal atau golongan kiri.Allah subhanahu wataala berfirman, . . . . Dan golongan kiri, alangkah sengsaranya golongan kiri itu. (Mereka) dalam siksaan angin yang sangat panas dan air yang mendidih, dan naungan asap yang hitam, tidak sejuk dan tidak menyenangkan. Sesungguhnya mereka sebelum itu (dahulu) hidup bermewah-mewah. (QS. Al-Waqiah: 41-45)Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, Makan dan minumlah, bersedekah dan berpakaianlah kalian dengan tidak berlebih-lebihan atau kesombongan. (HR. Ibnu Majah No. 2605)Padahal, dua perilaku tersebut adalah perilaku tercela yang telah dilarang oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.Beliau bersabda, ‌ ‌ ‌: Sesungguhnya Allah membenci atas kalian tiga perkara; mengatakan sesuatu yang tidak jelas sumbernya, menyia-nyiakan harta dan banyak bertanya. (HR. Al-Bukhari No. 1477)Segala bentuk perbuatan berlebihan yang dilakukan oleh manusia, baik pada harta atau lainnya, akan membawa seseorang pada jalan kesesatan. Jalan kesesatan inilah yang diinginkan oleh setan.Materi Khutbah Jumat: 7 Akibat Perbuatan ZalimSehingga, seseorang yang telah tenggelam dalam perbuatan israf dan ia tidak mau bertobat kepada Allah subhanahu wataala, maka tempat kembalinya adalah neraka. Sekali-kali Allah subhanahu wataala tidak akan memberi petunjuk kepada orang yang berbuat israf lagi pendusta.Allah subhanahu wataala berfirman, Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang yang melampaui batas dan pendusta. (QS. Al-Mukmin: 28)Dalam surat yang lain, Allah subhanahu wataala berfirman, Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Rabbnya. (QS. Al-Isra: 27)Dalam ayat lain, Allah subhanahu wataala berfirman, Dan sesungguhnya orang-orang yang melampaui batas, mereka itu akan menjadi penghuni neraka. (QS. Al-Mukmin: 43)Kalau kita baca sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan firman Allah subhanahu wataala dalam al-Quran, akan kita jumpai banyak sekali nash yang mengingatkan kita tentang larangan dan ancaman bagi perbuatan israf.Sebab, sudah menjadi tabiat manusia akan selalu menuruti hawa nafsunya. Dan hawa nafsu manusia cenderung untuk menuruti perbuatan-perbuatan israf, mubadzir, dan melampaui batas dalam hal apa pun.Namun, di samping adanya ancaman yang cukup keras terhadap para pelaku perbuatan israf dan tabdzir, Allah subhanahu wataala tetap memberikan secercah harapan bagi mereka yang ingin kembali ke jalan yang benar.Allah subhanahu wataala berfirman dalam kalam-Nya dengan penuh kasih sayang, Katakanlah, Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang. (QS. Az-Zumar: 53) Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu, kemudian kamu tidak dapat ditolong. (QS. Az-Zumar: 54)Demikian materi khutbah Jumat singkat tentang perintah untuk menjauhi perbuatan israf dalam segala hal. Semoga Allah subhanahu wataala memberi kita kemudahan dalam menjauhi perbuatan buruk tersebut lalu kembali ke jalan kebenaran dalam naungan rahmat dan ridha-Nya. . KHUTBAH KEDUA . : . : . : .Materi Khutbah Jumat: 4 Amalan Agar Panjang Umur . … . . . : . . Download PDF Materi Khutbah Jumat Singkat dakwah.id Mari Hindari Perbuatan Israf di sini:DOWNLOAD PDFSemoga bermanfaat!
Materi Khutbah Jumat Singkat Mari Hindari Perbuatan IsrafPemateri Sodiq Fajar, S.Pd. I Link download PDF materi khutbah Jumat ada di akhir tulisan . . .Jamaah shalat Jumat arsyadakumullahSegala puji bagi Allah subhanahu wataala yang telah melimpahkan nikmat dan karuniaNya kepada kita. Apakah yang dimaksud dengan perbuatan israfPengertian israf adalah perbuatan berlebihan, melampaui batas atau ukuran yang semestinya. Jamaah shalat Jumat arsyadakumullahKenapa syariat Islam memerintahkan untuk menghindari perbuatan israfSuatu kaum yang telah terjangkiti penyakit perbuatan israf, mereka akan tenggelam dalam hidup yang penuh kemewahan dan glamor. Perbuatan mereka ini, selangkah lagi akan menyebabkan mereka terjerumus dalam kesengsaraan yang menyakitkan di akhirat kelak. Mereka inilah yang Allah subhanahu wataala sebut dengan ashabu asySyimal atau golongan kiri. Dan golongan kiri, alangkah sengsaranya golongan kiri itu. Mereka dalam siksaan angin yang sangat panas dan air yang mendidih, dan naungan asap yang hitam, tidak sejuk dan tidak menyenangkan. Sesungguhnya mereka sebelum itu dahulu hidup bermewahmewah. AlWaqiah 4145Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, Makan dan minumlah, bersedekah dan berpakaianlah kalian dengan tidak berlebihlebihan atau kesombongan. 2605Padahal, dua perilaku tersebut adalah perilaku tercela yang telah dilarang oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Beliau bersabda, Sesungguhnya Allah membenci atas kalian tiga perkara mengatakan sesuatu yang tidak jelas sumbernya, menyianyiakan harta dan banyak bertanya. Jalan kesesatan inilah yang diinginkan oleh setan. Sekalikali Allah subhanahu wataala tidak akan memberi petunjuk kepada orang yang berbuat israf lagi pendusta. AlMukmin 28Dalam surat yang lain, Allah subhanahu wataala berfirman, Sesungguhnya orangorang yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Rabbnya. AlIsra 27Dalam ayat lain, Allah subhanahu wataala berfirman, Dan sesungguhnya orangorang yang melampaui batas, mereka itu akan menjadi penghuni neraka. Dan hawa nafsu manusia cenderung untuk menuruti perbuatanperbuatan israf, mubadzir, dan melampaui batas dalam hal apa pun. Allah subhanahu wataala berfirman dalam kalamNya dengan penuh kasih sayang, Katakanlah, Wahai hambahambaKu yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosadosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang. AzZumar 54Demikian materi khutbah Jumat singkat tentang perintah untuk menjauhi perbuatan israf dalam segala hal. Semoga Allah subhanahu wataala memberi kita kemudahan dalam menjauhi perbuatan buruk tersebut lalu kembali ke jalan kebenaran dalam naungan rahmat dan ridhaNya. . .Materi Khutbah Jumat 4 Amalan Agar Panjang Umur . . . . . .
Anjuran Bershalawat dengan Suara Keras Ketika Mendengar Nama Nabi
https://bincangsyariah.com/zikir-dan-doa/anjuran-bershalawat-dengan-suara-keras/
Dalam Islam, ketika kita mendengar nama Nabi Muhammad Saw disebut, maka kita dianjurkan untuk membaca shalawat kepada beliau. Terdapat banyak hadis yang menyatakan bahwa orang yang enggan membaca shalawat ketika nama Nabi Muhammad Saw disebut sebagai orang pelit. Di antaranya adalah hadis riwayat Imam Tirmidzi dari Sayidina Ali bin Abi Thalib, dia berkata bahwa Nabi Saw bersabda; Orang yang sangat pelit adalah orang yang ketika namaku disebut di sampingnya, ia tidak mau membaca shalawat kepadaku. Bahkan dalam hadis lain disebutkan bahwa orang yang tidak mau membaca shalawat ketika mendengar nama Nabi Muhammad Saw, maka dia termasuk orang celaka. Ini sebagaimana disebutkan dalam hadis riwayat Ibnu Sunni dari Jabir, dia berkata bahwa Nabi Saw bersabda; orang yang ketika namaku disebut di sampingnya, kemudian ia tidak mau membaca shalawat kepadaku, maka ia telah celaka. Menurut Imam Nawawi dalam kitab Al-Azkar, ketika kita membaca shalawat kepada Nabi Saw saat mendengar nama beliau disebut, maka kita dianjurkan untuk membaca dengan suara keras, bukan suara pelan. Anjuran ini juga disampaikan oleh Al-Hafidz Abu Bakar Al-Khatib Al-Baghdadi dan ulama lainnya. Imam Nawawi berkata dalam kitab Al-Azkar sebagai berikut; Disunnahkan bagi orang yang membaca hadis dan orang lainnya yang semakna, ketika nama Rasulullah Saw disebut, untuk mengeraskan suaranya ketika membaca shalawat dan salam kepada beliau. Dan jangan terlalu keras. Di antara ulama yang menegaskan kesunnahan ini adalah Al-Hafidz Abu Bakar Al-Khatib Al-Baghdadi dan ulama lainnya.
Dalam Islam, ketika kita mendengar nama Nabi Muhammad Saw disebut, maka kita dianjurkan untuk membaca shalawat kepada beliau. Terdapat banyak hadis yang menyatakan bahwa orang yang enggan membaca shalawat ketika nama Nabi Muhammad Saw disebut sebagai orang pelit. Di antaranya adalah hadis riwayat Imam Tirmidzi dari Sayidina Ali bin Abi Thalib, dia berkata bahwa Nabi Saw bersabda Orang yang sangat pelit adalah orang yang ketika namaku disebut di sampingnya, ia tidak mau membaca shalawat kepadaku. Bahkan dalam hadis lain disebutkan bahwa orang yang tidak mau membaca shalawat ketika mendengar nama Nabi Muhammad Saw, maka dia termasuk orang celaka. Ini sebagaimana disebutkan dalam hadis riwayat Ibnu Sunni dari Jabir, dia berkata bahwa Nabi Saw bersabda orang yang ketika namaku disebut di sampingnya, kemudian ia tidak mau membaca shalawat kepadaku, maka ia telah celaka. Menurut Imam Nawawi dalam kitab AlAzkar, ketika kita membaca shalawat kepada Nabi Saw saat mendengar nama beliau disebut, maka kita dianjurkan untuk membaca dengan suara keras, bukan suara pelan. Anjuran ini juga disampaikan oleh AlHafidz Abu Bakar AlKhatib AlBaghdadi dan ulama lainnya. Imam Nawawi berkata dalam kitab AlAzkar sebagai berikut Disunnahkan bagi orang yang membaca hadis dan orang lainnya yang semakna, ketika nama Rasulullah Saw disebut, untuk mengeraskan suaranya ketika membaca shalawat dan salam kepada beliau. Dan jangan terlalu keras. Di antara ulama yang menegaskan kesunnahan ini adalah AlHafidz Abu Bakar AlKhatib AlBaghdadi dan ulama lainnya.
Kalau orang yang beri’tikaf keluar dari tempat i’tikaf untuk membangunkan keluarganya untuk sahur, karena tidak ada seorangpun di rumah. Apakah hal itu termasuk menyalahi syarat i’tikaf?
https://islamqa.info/id/answers/130626/apakah-orang-yang-beritikaf-diperbolehkan-keluar-dari-masjid-untuk-membangunkan-keluarganya-kemudian-kembali-lagi
Alhamdulillah.Barangsiapa yang telah memasuki i’tikaf, maka tidak diperbolehkan keluar dari tempat i’tikafnya disela-sela i’tikafnya kecuali sesuatu yang mengharuskan keluar seperti seperti memenuhi kebutuhan primer dengan mengambil makanan dan minuman dikala tidak ada orang yang dapat mengantarkannya. Membuang hajat kalau di masjid tidak ada tolilet. Tidak mengapa keluar waktu sahur untuk membangunkan keluarganya untuk kebaikan sahur pada wahut sahur. Dan agar bersiap-siap untuk shalat fajar, kalau sekiranya tidak bisa bangun tidur sendiri. Dan tidak ada orang yang membangunkannya. Karena hal itu termasuk saling memberi nasehat dalam kebaikan dan mengajak kepada kebaikan. Apa yang tidak sempurna kewajiban tersebut kecuali dengannya, maka hal tersebut termasuk wajib. Akan tetapi jangan duduk di rumah setelah membangunkan keluarganya, dan langsung kembali ke tempat i’tikafknya. Wabillahit taufik, shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada nabi kita Muhammad, keluarga dan para shahabatnya.’ Selesai Al-Lajnah Ad-Daimah Lil Bukhuts AL-Ilmiyah Wal Ifta’ Syekh Abdul Aziz Bin Baz, Syekh Abdul Aziz Ali Syekh, Syekh Abdullah bin Godyan, Syekh Sholeh Al-Fauzan, Syekh Bakr Abu Zaid.
Alhamdulillah.Barangsiapa yang telah memasuki itikaf, maka tidak diperbolehkan keluar dari tempat itikafnya diselasela itikafnya kecuali sesuatu yang mengharuskan keluar seperti seperti memenuhi kebutuhan primer dengan mengambil makanan dan minuman dikala tidak ada orang yang dapat mengantarkannya. Membuang hajat kalau di masjid tidak ada tolilet. Tidak mengapa keluar waktu sahur untuk membangunkan keluarganya untuk kebaikan sahur pada wahut sahur. Dan agar bersiapsiap untuk shalat fajar, kalau sekiranya tidak bisa bangun tidur sendiri. Dan tidak ada orang yang membangunkannya. Karena hal itu termasuk saling memberi nasehat dalam kebaikan dan mengajak kepada kebaikan. Apa yang tidak sempurna kewajiban tersebut kecuali dengannya, maka hal tersebut termasuk wajib. Akan tetapi jangan duduk di rumah setelah membangunkan keluarganya, dan langsung kembali ke tempat itikafknya. Wabillahit taufik, shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada nabi kita Muhammad, keluarga dan para shahabatnya. Selesai AlLajnah AdDaimah Lil Bukhuts ALIlmiyah Wal Ifta Syekh Abdul Aziz Bin Baz, Syekh Abdul Aziz Ali Syekh, Syekh Abdullah bin Godyan, Syekh Sholeh AlFauzan, Syekh Bakr Abu Zaid.
Tuhan Maha Bebas
https://www.laduni.id/alquran/tema/tema-ayat-quran-Tuhan-Maha-Bebas
QS.Surat Al-Ikhlas[112]:2 () 2. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
QS.Surat AlIkhlas1122 2. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepadaNya segala sesuatu.
1040. BUNUH DIRI TERMASUK DOSA BESAR
https://www.piss-ktb.com/2012/02/1040-bunuh-diri-termasuk-dosa-besar.html
PERTANYAAN : Assalamu'alaikum, mbah, apakah mengakhiri hidup itu dosanya tidak diampuni ? [Chen Wedus Gembel]. JAWABAN : Wa'alaikumsalam. Tergolong dosa besar dan diadzab dengan neraka selamanya. 2 : __________ (1) : " . . . . " ( 10 / 247 - ) ( 1 / 103 - 104 ) [ Pelengkap ] Termasuk dosa besar adalah bunuh diri, sebagaimana sabda Nabi SAW. : Barang siapa bunuh diri dengan menjatuhkan diri dari ketinggian gunung maka akan masuk neraka jahanam dengan terlempar selama-lamanya". (HR. Bukhori-Muslim). [ Is'aad ar-Rofiiq II/1 ]. (Masaji Antoro).
PERTANYAAN Assalamualaikum, mbah, apakah mengakhiri hidup itu dosanya tidak diampuni Chen Wedus Gembel. JAWABAN Waalaikumsalam. Tergolong dosa besar dan diadzab dengan neraka selamanya. 2 __________ 1 . . . . 10 247 1 103 104 Pelengkap Termasuk dosa besar adalah bunuh diri, sebagaimana sabda Nabi SAW. Barang siapa bunuh diri dengan menjatuhkan diri dari ketinggian gunung maka akan masuk neraka jahanam dengan terlempar selamalamanya. HR. BukhoriMuslim. Isaad arRofiiq II1 . Masaji Antoro.
Hukum Ibu Menyakiti Hati Anak dan Dalilnya
https://dalamislam.com/hukum-islam/hukum-ibu-menyakiti-hati-anak
Durhaka pada orangtua merupakan dosa besar yang selalu tidak pernah lepas dalam pembahasan khotbah, kultum dan sebagainya. Namun kenyataan yang miris saat ini, banyak orang tua khususnya ibu yang menyakiti hati orang lain dalam hal ini anak anak mereka.“Ridha Allah pada ridha orangtua dan murka Allah pada murka orangtua.” (HR. Al Baihaqi)Dalam hadits Rasulullah SAW diatas memang sudah sering di dengar kaum muslim yang isinya menjelaskan keagungan kedudukan orang tua dalam Islam. Akan tetapi, banyak orangtua yang sering berlebihan dalam mengartikan hadits tersebut. Semua hal yang terjadi mengharuskan anak anak tetap taat pada ibu mereka termasuk jika anak sedang berusaha melakukan syariat sedangkan orang tua sedang berlaku salah, anak tetap wajib untuk taat pada orang tua. Pemahaman ini tentunya adalah pemahaman yang salah besar. Islam merupakan jalan hidup syumul dan menyeluruh yang tidak menghendaki umat muslim hanya menuruti haknya saja, namun kewajiban juga harus dijalani. Dalam masalah ini, orang tua punya kewajiban besar dalam mendidik, membesarkan dan mengayomi sesuai dengan syariat Islam.Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda, “Seorang suami dalam keluarganya adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungan jawab atas mereka. Seorang istri adalah pemimpin di dalam rumah tangga suaminya dan terhadap anak-anaknya dan dia akan diminta pertanggungan jawab atas mereka.” [HR. Bukhari].Ayat Al Quran Tentang Kasih SayangDalam Al Quran sendiri juga sudah menjelaskan tentang perlunya kasih sayang diantara orang tua pada anaknya. Rasulullah SAW bersabda, “Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr Muhammad bin Aban, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Fudlail dari Muhammad bin Ishaq dari Amr bin Syu’aib dari bapaknya dari kakeknya, ia berkata; bersabda: “Tidak termasuk golongan kami, orang yang tidak mengasihi anak-anak kecil dan tidak pula menghormati para orang tua kami.” Telah menceritakan kepada kami Hannad, telah menceritakan kepada kami Abdah dari Muhammad bin Ishaq semisalnya. Hanya saja, ia menyebutkan; “Dan (tidak pula) mengetahui hak para orang tua kami.” [Sunan Tirmidzi 1843].“Telah menceritakan kepada kami Husain bin Muhammad Telah menceritakan kepada kami Sulaiman yakni Ibnu Qaum, dari Ziyad bin Ilaqah ia berkata; Saya mendengar Jarir berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Siapa yang tidak mengasihi, maka ia tidak akan dikasihi. Dan siapa yang tidak mau memaafkan, maka ia tidak akan dimaafkan (diampuni).” [Musnad Ahmad 18447].Telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Amru, dari Abu Qabus, dari Abdullah bin Amru bin al Ash dan sampai kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, beliau bersabda, “Orang-orang yang mengasihi akan dikasihi oleh ar Rahman, oleh karena itu kasihilah penduduk bumi maka niscaya penduduk langit akan mengasihi kalian. Dan rasa kasihan adalah sebuah jalan dari ar Rahman, barangsiapa yang menyambungnya maka ia akan tersambung untuknya, dan barangsiapa memutuskannya maka ia akan terputus untuknya.” [Musnad Ahmad 6206].Telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Umar, telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Amr bin Dinar dari Abu Qabus dari Abdullah bin Amr ia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Orang-orang yang mengasihi akan dikasihi oleh Ar Rahman, berkasih sayanglah kepada siapapun yang ada dibumi, niscaya Yang ada di langit akan mengasihi kalian. Lafazh Ar Rahim (rahim atau kasih sayang) itu diambil dari lafazh Ar Rahman, maka barang siapa yang menyambung tali silaturrahmi niscaya Allah akan menyambungnya (dengan rahmat-Nya) dan barang siapa yang memutus tali silaturrahmi maka Allah akan memutusnya (dari rahmat-Nya).” Berkata Abu ‘Isa: Ini merupakan hadits hasan shahih. [Sunan Tirmidzi 1847].Orang Tua Bisa DurhakaSeorang laki laki yang menemui Umar bin Khathab untuk menceritakan sikap yang dilakukan anaknya dan kemudian Umar memanggil anak tersebut kemudian menegur apa yang sudah dilakukan anak tersebut. Anak itu kemudian bertanya, “Wahai Amirul Mukminin, bukankah anak memiliki hak atas orangtuanya?” dan Umar membenarkan perkataan anak tersebut sembari menjelaskan jika haknya adlaah memilihkan calon ibu yang baik untuknya, memberi nama baik dan mengajari tentang Al Quran. Anak tersebut kemudian berkata, “Wahai Amirul Mukminin, ayahku tidak melakukan satu pun dari apa yang tuan sebutkan itu. Ibuku wanita berkulit hitam bekas budak beragama Majusi. Ia menamakanku Ju’lan (tikus atau curut), dan dia tidak mengajariku satu huruf pun dari Al-Qur’an.Umar lalu memandangi orang tua tersebut sembari berkata, “Engkau datang mengadukan kedurhakaan anakmu, padahal engkau telah durhaka kepadanya sebelum ia mendurhakaimu. Engkau telah berbuat buruk kepadanya sebelum ia berbuat buruk kepadamu.”Orang Tua Bisa Berdosa Pada Anak Salah satu adalah memperoleh keturuan. Orang tua yang menyakiti hati anak ditambah dengan menelantarkan anaknya tersebut mengartikan jika orang tua baik ayah atau ibu sudah berdosa pada anak anaknya. Rasulullah SAW bersabda, “seseorang dikatakan telah cukup berbuat dosa bilamana menelantarkan orang-orang yang menjadi tanggungannya. [H.R. Abu Daud dan Nasa’i]. Sebagai seorang ibu, kita tidak boleh beranggapan jika sebagai orang tua bisa memperlakukan anak seenaknya sebab orang tua memiliki tanggung jawab tidak hanya dalam urusan melahirkan, namun berbagai penyebab lainnya di dunia. Segala kebutuhan mulai dari kasih sayang, makanan, pakaian, tempat bernaung dan juga menjadi kewajiban orang tua terhadap anaknya.Memberikan Pernyataan Negatif Tentang AnakPerkataan yang menyinggung hati anak bahkan yang menurut orang tua adalah hal sepele akan membuat anak menjadi seperti orang yang anda katakan tersebut. Ini merupakan hal berbahaya dan bisa menjadi doa dari ibu untuk anaknya. Perkataan positif sebaiknya lebih diperbanyak agar membuat anak bisa lebih percaya diri dan senang. Islam sangat menentang kekerasan anak dan bahkan sampai tidak memperlihatkan kasih sayang juga dilarang dalam Islam. Saat Rasulullah SAW mencium Hasan bin Ali dan duduk bersama Aqra bin habis, Al Aqra kemudian berkata, ”Saya mempunyai sepuluh anak, tidak seorangpun di antara mereka yang pernah saya cium”. Rasulullah memandang kepadanya, kemudian berkata: ”Siapa yang tidak mengasihi tidak akan di kasihi”. [Shahih Bukhari jilid IV, hadis ke 1696].Islam Dari Segi KehidupanPerbuatan memisahkan agama dari kehidupan keluarga, masyarakat dan juga negara akan menyebabkan terbentuknya individu yang tidak memiliki perasaan. Kekerasan yang di terima anak anak dalam bentuk fisik dan juga psikis menjadi bukti jauhnya orang tua khususnya ibu dari hati nurani dan perlu diketahui jika nurani dan perasaan hanya bisa diasah dengan jalan .Seorang ibu yang mempunyai iman tidak akan pernah tega untuk menyakit hati anak hanya untuk melampiaskan rasa amarhnya, menghancurkan karakter anak lewat perkataan negatif dan bahkan sampai membunuh perasaan mereka. Islam selalu menyuarakan perlindungan dan juga kasih sayang untuk anak anak seperti yang sudah diperlihatkan Rasulullah SAW terhadap anak anak-Nya dan juga cucu bahkan sampai anak dari para sahabat. Rasulullah SAW bersabda, “Man laa yarham laa yurham” siapa yang tidak mencintai maka dia tidak dicintai. [HR. Muslim].Dalam Al Quran, Allah juga sudah memberi landasan serta metode universal dalam urusan dan laki laki. Menyampaikan aqidah untuk awal pendidikan yang dilakukan Luqman pada anaknya dan juga kasih sayang Rasulullah SAW pada anaknya sudah tertulis dalam Al Quran. Allah SWT sangat menekankan pada pentingnya ketaatan seorang anak pada orang tua dan berbuat baik untuk ibu dan ayahnya, akan tetapi semua ini juga berkaitan dengan hubungan timbal balik.Orang tua yang hanya mendidik anak sekedarnya tanpa memperhatikan nilai dari kasih sayang moral dan juga keimanan, maka balasan yang akan diterima orang tua juga hanya sekedarnya saja.Merancang Rumah Tangga IslamiIbnul Qoyyim berkata, “Bila terlihat kerusakan pada diri anak-anak, mayoritas penyebabnya adalah bersumber dari orangtuanya.”Bekal nilai Islam yang sudah ditanamkan sejak awal pada anak akan menjadi mebatas baginya untuk tidak melakukan kezaliman dan melindungi anak tersebut dari perbuatan tidak baik yang dilakukan orang lain. Sebuah keluarga yang terus menerus merapkan nila agama Islam akan menjadi pemutus kezaliman dalam diri anak tersebut. Amirul Mukminin Ali ra juga memberikan teladan, “Ajarilah diri-diri kalian dan keluarga-keluarga kalian kebaikan dan bimbinglah mereka.”Oleh karena itu, menghadirkan kepribadian yang kuat dan sanggup memberikan kekuatan pada orang lain harus dilakukan sejak awal dimulai dari merancang atau membangun . akan menjadi hal terpenting yang harus diperhatikan sebab akan menentukan kualitas dari keturunan. Inilah yang membuat Islam mengajarkan untuk tidak memulai rumah tangga dengan zina karena hamil di luar nikah bukan cara baik untuk mendapatkan anak yang baik juga.Saat sedang mengandung, ibu juga dianjurkan untuk memperbanyak , berdzikir dan juga menyanyikan atau bersenandung lagu Islami dan semua hal yang bisa mendekatkan diri pada Allah SWT. Janin yang mendengar segala hal baik, maka Insya Allah juga akan terlahir bersih.“Janganlah kalian menyumpahi diri kalian, dan jangan pula menyumpahi anak-anak kalian dan harta kalian, kalian tidak mengetahui saat permintaan (do’a) dikabulkan sehingga Allah akan mengabulkan sumpah itu” [HR.Muslim].Dalam hadits diatas dikatakan jika ada waktu baik yang akan mengabulkan doa dan dalam hadits diatas sudah tertera larangan untuk menyumpahi diri, anak anak dan juga harta karena sumpah tersebut tidak bertepatan dengan waktu dari pengabulan doa sehingga bisa selamat dari ancaman bahaya.Namun pada kenyataannya, banyak ibu yang melaknat dan menyumpahi anak mereka meskipun dengan alasan tidak memiliki maksud seperti itu.
Durhaka pada orangtua merupakan dosa besar yang selalu tidak pernah lepas dalam pembahasan khotbah, kultum dan sebagainya. Al BaihaqiDalam hadits Rasulullah SAW diatas memang sudah sering di dengar kaum muslim yang isinya menjelaskan keagungan kedudukan orang tua dalam Islam. Pemahaman ini tentunya adalah pemahaman yang salah besar. Islam merupakan jalan hidup syumul dan menyeluruh yang tidak menghendaki umat muslim hanya menuruti haknya saja, namun kewajiban juga harus dijalani. Rasulullah shallallahu alaihi wa salam bersabda, Seorang suami dalam keluarganya adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungan jawab atas mereka. Telah menceritakan kepada kami Hannad, telah menceritakan kepada kami Abdah dari Muhammad bin Ishaq semisalnya. Hanya saja, ia menyebutkan Dan tidak pula mengetahui hak para orang tua kami. Dan siapa yang tidak mau memaafkan, maka ia tidak akan dimaafkan diampuni. Dan rasa kasihan adalah sebuah jalan dari ar Rahman, barangsiapa yang menyambungnya maka ia akan tersambung untuknya, dan barangsiapa memutuskannya maka ia akan terputus untuknya. Musnad Ahmad 6206.Telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Umar, telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Amr bin Dinar dari Abu Qabus dari Abdullah bin Amr ia berkata Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda Orangorang yang mengasihi akan dikasihi oleh Ar Rahman, berkasih sayanglah kepada siapapun yang ada dibumi, niscaya Yang ada di langit akan mengasihi kalian. Ibuku wanita berkulit hitam bekas budak beragama Majusi. Ia menamakanku Julan tikus atau curut, dan dia tidak mengajariku satu huruf pun dari AlQuran. Umar lalu memandangi orang tua tersebut sembari berkata, Engkau datang mengadukan kedurhakaan anakmu, padahal engkau telah durhaka kepadanya sebelum ia mendurhakaimu. Orang tua yang menyakiti hati anak ditambah dengan menelantarkan anaknya tersebut mengartikan jika orang tua baik ayah atau ibu sudah berdosa pada anak anaknya. Sebagai seorang ibu, kita tidak boleh beranggapan jika sebagai orang tua bisa memperlakukan anak seenaknya sebab orang tua memiliki tanggung jawab tidak hanya dalam urusan melahirkan, namun berbagai penyebab lainnya di dunia. Perkataan positif sebaiknya lebih diperbanyak agar membuat anak bisa lebih percaya diri dan senang. Saat Rasulullah SAW mencium Hasan bin Ali dan duduk bersama Aqra bin habis, Al Aqra kemudian berkata, Saya mempunyai sepuluh anak, tidak seorangpun di antara mereka yang pernah saya cium. Rasulullah memandang kepadanya, kemudian berkata Siapa yang tidak mengasihi tidak akan di kasihi. Islam selalu menyuarakan perlindungan dan juga kasih sayang untuk anak anak seperti yang sudah diperlihatkan Rasulullah SAW terhadap anak anakNya dan juga cucu bahkan sampai anak dari para sahabat. Allah SWT sangat menekankan pada pentingnya ketaatan seorang anak pada orang tua dan berbuat baik untuk ibu dan ayahnya, akan tetapi semua ini juga berkaitan dengan hubungan timbal balik. Bekal nilai Islam yang sudah ditanamkan sejak awal pada anak akan menjadi mebatas baginya untuk tidak melakukan kezaliman dan melindungi anak tersebut dari perbuatan tidak baik yang dilakukan orang lain. Oleh karena itu, menghadirkan kepribadian yang kuat dan sanggup memberikan kekuatan pada orang lain harus dilakukan sejak awal dimulai dari merancang atau membangun . akan menjadi hal terpenting yang harus diperhatikan sebab akan menentukan kualitas dari keturunan. Saat sedang mengandung, ibu juga dianjurkan untuk memperbanyak , berdzikir dan juga menyanyikan atau bersenandung lagu Islami dan semua hal yang bisa mendekatkan diri pada Allah SWT. Janganlah kalian menyumpahi diri kalian, dan jangan pula menyumpahi anakanak kalian dan harta kalian, kalian tidak mengetahui saat permintaan doa dikabulkan sehingga Allah akan mengabulkan sumpah itu HR.Muslim. Namun pada kenyataannya, banyak ibu yang melaknat dan menyumpahi anak mereka meskipun dengan alasan tidak memiliki maksud seperti itu.
Tahnik Dengan Selain Kurma
https://muslim.or.id/32086-tahnik-dengan-selain-kurma.html
Daftar Isi Soal: Jika tahnik itu disyariatkan, apakah disyaratkan harus dengan kurma saja? Jazaakumullah khayran Jawab: Bagi ulama yang berpendapat bolehnya melakukan tahnik, yang paling uatma adalah dengan kurma. Jika tidak ada kurma maka mentahnik dengan makanan yang manis. Ini adalah pendapat Syafiiyyah dan Hanabilah. Imam An Nawawi mengatakan: Dalam hadits ini (yaitu hadits Anas bin Malik radhiallahuanhu) terdapat beberapa faidah. Beliau menyebutkan diantaranya: Tahnik itu dengan menggunakan kurma, dan ini dianjurkan. Andaikan mentahniknya dengan makanan yang lain, maka tetap dianggap sebagai tahnik. Namun kurma itu lebih utama Namun yang lebih rajih menurut saya adalah tahnik itu tidak disyariatkan[1. Ulama khilaf mengenai apakah tahnik bayi yang baru lahir disyariatkan atau tidak. Syaikh Muhammad Ali Farkus nampaknya condong pada pendapat yang mengatakan tidak disyariatkan. Namun pendapat yang lebih rajih dalam pandangan kami adalah bahwa tahnik disyariatkan. Nabi Shallallahualaihi Wasallam bersabda: Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam didatangkan anak kecil yang baru lahir. Maka beliaupun mendoakannya dengan keberkahan dan men-tahnik-nya (HR. Muslim no.286). Demikian juga hadits dari Abu Musa radhiallahuanhu: Anakku lahir. Maka aku datang kepada Nabi Shallallahualaihi Wasallam, lalu beliau menamainya Ibrahim dan men-tahnik-nya dengan kurma, serta mendoakan ia dengan keberkahan. Kemudian setelah itu beliau memberikannya kepadaku (HR. Bukhari no. 5467, Muslim no. 2145). Hadits-hadits mengenai tahnik sangat banyak. Menunjukkan ini adalah hal yang Nabi selalu lalukan dan ajarkan kepada umatnya. Ini adalah pendapat yang kuatkan oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin, Syaikh Al Albani dan Syaikh Abdul Aziz bin Baz dan kebanyakan para ulama. Wallahu alam.] sebagaimana telah saya jelaskan dalam fatwa sebelumnya. Baca juga: *** Sumber: Penerjemah: Yulian Purnama Artikel: Muslim.or.id ___
Daftar Isi Soal Jika tahnik itu disyariatkan, apakah disyaratkan harus dengan kurma saja Jazaakumullah khayran Jawab Bagi ulama yang berpendapat bolehnya melakukan tahnik, yang paling uatma adalah dengan kurma. Jika tidak ada kurma maka mentahnik dengan makanan yang manis. Ini adalah pendapat Syafiiyyah dan Hanabilah. Imam An Nawawi mengatakan Dalam hadits ini yaitu hadits Anas bin Malik radhiallahuanhu terdapat beberapa faidah. Beliau menyebutkan diantaranya Tahnik itu dengan menggunakan kurma, dan ini dianjurkan. Andaikan mentahniknya dengan makanan yang lain, maka tetap dianggap sebagai tahnik. Namun kurma itu lebih utama Namun yang lebih rajih menurut saya adalah tahnik itu tidak disyariatkan1. Ulama khilaf mengenai apakah tahnik bayi yang baru lahir disyariatkan atau tidak. Syaikh Muhammad Ali Farkus nampaknya condong pada pendapat yang mengatakan tidak disyariatkan. Namun pendapat yang lebih rajih dalam pandangan kami adalah bahwa tahnik disyariatkan. Nabi Shallallahualaihi Wasallam bersabda Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam didatangkan anak kecil yang baru lahir. Maka beliaupun mendoakannya dengan keberkahan dan mentahniknya HR. Muslim no.286. Demikian juga hadits dari Abu Musa radhiallahuanhu Anakku lahir. Maka aku datang kepada Nabi Shallallahualaihi Wasallam, lalu beliau menamainya Ibrahim dan mentahniknya dengan kurma, serta mendoakan ia dengan keberkahan. Kemudian setelah itu beliau memberikannya kepadaku HR. Bukhari no. 5467, Muslim no. 2145. Haditshadits mengenai tahnik sangat banyak. Menunjukkan ini adalah hal yang Nabi selalu lalukan dan ajarkan kepada umatnya. Ini adalah pendapat yang kuatkan oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin, Syaikh Al Albani dan Syaikh Abdul Aziz bin Baz dan kebanyakan para ulama. Wallahu alam. sebagaimana telah saya jelaskan dalam fatwa sebelumnya. Baca juga Sumber Penerjemah Yulian Purnama Artikel Muslim.or.id ___
Syirik, Dosa Tak Terampuni
https://suaraislam.id/syirik-dosa-tak-terampuni/
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, Maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.”(QS. An-Nisa: 48) Mughirah bin Syu’bah adalah seorang sahabat dari Bani Tsaqif di Thaif. Tidak seperti kebanyakan kaumnya yang dengan gencar memusuhi Nabi Saw dan Islam, ketika Mekkah telah ditaklukkan, ia justru meninggalkan kota kelahirannya menuju Madinah untuk bergabung bersama Rasulullah, tidak lama setelah terjadinya Perang Uhud. Meski saat jahiliyah ia memiliki sikap yang kurang terpuji, tetapi Islam berhasil membentuk dirinya menjadi sosok berkepribadian baik dan sangat mencintai Nabi Saw. Mughirah bahkan dipercaya Nabi Saw untuk menulis wahyu-wahyu yang turun. Ia juga pernah diperintahkan untuk menulis surat balasan yang dikirimkan beliau ke Uskup Najran, untuk mengajaknya untuk memeluk Islam. Beberapa bulan berlalu setelah Perang Hunain dan perang Thaif, saat Mughirah sedang menggembalakan unta tunggangan Nabi Saw dan para sahabat lainnya di luar kota Madinah, tampak rombongan bani Tsaqif dari daerah Thaif, yang sebagian dari mereka adalah kerabatnya, berjalan menuju kota Madinah. Mughirah bergegas menuju masjid untuk memberitahukan Nabi Saw akan kedatangan mereka. Tetapi ia bertemu Abu Bakar, dan Abu Bakar memintanya untuk tidak mengatakan kepada Nabi Saw sebelum dirinya. Ia pun menerima saran Abu Bakar itu. Kedatangan delegasi bani Tsaqif ini karena mereka dibayang-bayangi ketakutan akan diperangi Nabi Saw setelah mereka melakukan pembunuhan kepada Urwah bin Mas’ud, salah satu tokohnya yang telah memeluk Islam. Setelah diterima Nabi Saw, delegasi bani Tsaqif yang dipimpin oleh Abd Yalil ini menyatakan bersedia masuk Islam, namun dengan syarat. Mereka ingin tetap diperbolehkan berzina, minum khamr dan menarik/memakan riba, serta dibebaskan dari kewajiban shalat. Tentu saja semua persyaratan ditolak mentah-mentah oleh beliau. Mereka juga sempat meminta agar diizinkan tetap menyembah berhala dalam beberapa tahun, tetapi sekali Nabi Saw menolaknya. Begitu juga ketika mereka memintanya hanya untuk beberapa bulan, minggu dan hari, Nabi Saw tetap menolaknya. Pada akhirnya mereka meminta agar tidak disuruh menghancurkan berhala-berhala sembahan mereka dengan tangan mereka sendiri. Nabi Saw pun menerima persyaratan itu hingga akhirnya beliau mengirimkan pasukan yang di dalamnya terdapat Mughirah dan Abu Sufyan, untuk menghancurkan patung-patung sembahan bani Tsaqif di Thaif. Mughirah yang memang “putra daerah” dari Bani Tsaqif di Thaif itu, yang paling gencar dan bersemangat menghancurkan berhala-berhala tersebut. Ia berkata kepada sahabat lainnya, “Demi Allah, aku benar-benar akan membuat kalian tertawa karena sikap orang-orang Tsaqif..!!” Setelah itu ia mengambil dua cangkul dan mendatangi berhala Lata yang selama ini menjadi sesembahan utama, sangat dihargai dan ditinggikan sekaligus ditakuti oleh Bani Tsaqif. Dengan dua cangkul tersebut, Mughirah merobohkan berhala Lata, dan tampak penduduk Thaif bergetar penuh ketakutan, seolah-olah dunia akan runtuh menimpa mereka. Bahkan ada yang berkata, “Semoga Allah mengutuk Al-Mughirah, dia tentu akan dicekik penjaga berhala…!!” Mendengar perkataan tersebut, Mughirah melompat ke hadapan mereka dan berkata, “Semoga Allah memburukkan rupa-rupa kalian, berhala ini tidak lain hanyalah tumpukan batu dan lumpur yang hina…!!” Kemudian Mughirah mengajak para sahabat untuk menghancurkan pintu penyimpanan barang dan merobohkan pagar-pagarnya. Tidak sekedar menghancurkan bangunan-bangunannya, bahkan ia menggali dan menghancurkan pondasinya, dan mengeluarkan harta dan barang simpanan di dalamnya, untuk diserahkan kepada Nabi Saw di Madinah. Orang-orang Tsaqif hanya terpaku tak percaya dengan apa yang dilihatnya tersebut. Dengan atribut dan “kebesaran” berhala Lata itulah selama ini mereka merasa bangga dan berkuasa. Begitu semua itu rata dengan tanah, seolah-olah segala kebesaran dan kebanggaan mereka selama ini ikut tercerabut dari akar-akarnya. Kemusyrikan pun sirna dari bani Tsaqif. Dosa Tak Terampuni Kisah Mughirah bin Syau’bah dan kaumnya di atas, hanyalah contoh bagaimana Rasulullah Saw menghapuskan kemusyrikan yang dilakukan Bani Tsaqif. Mereka telah rela untuk masuk Islam, tetapi mereka masih berat hati untuk meninggalkan dan menghancurkan sesembahan berupa patung-patung yang mereka buat. Di era modern ini, yang dimaksud dengan musyrik bukanlah sekadar membangun atau menyembah patung belaka. Bisa jadi saat ini orang musyrik itu adalah orang yang sangat rajin beribadah. Mereka rajin shalat, puasa, membaca Al-Qur’an, gemar bersedekah dan membayar zakat, serta sering menunaikan umroh dan haji. Mereka beribadah pada Allah, namun juga di lain waktu beribadah kepada selain Allah. Jadi mereka menduakan Allah, menyekutukan Allah, itulah maksud syirik yang sebenarnya. Sebagian ulama berpendapat bahwa syirik adalah kufur atau satu jenis kekufuran. Syirik dikategorikan sebagai dosa paling besar yang tidak akan diampuni oleh Allah SWT. Allah SWT berfirman,“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, Maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.”(QS. An-Nisa: 48) Imam Bukhari mengeluarkan sebuah hadits dari Anas r.a. Ketika Nabi Saw ditanya tentang dosa-dosa besar, beliau menjawab: “Syirik (mempersekutukan Allah), durhaka terhadap kedua ayah-bunda, membunuh jiwa manusia, dan saksi palsu.” (HR. Imam Bukhari). Alquran memberikan gambaran kepada umat Islam mengenai akibat perbuatan syirik dengan gambaran yang sangat mengerikan, “Barangsiapa mempersekutukan sesuatu dengan Dia, maka adalah ia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh.” (QS. Al-Hajj: 31) Pada ayat lain, dinyatakan bahwa perbuatan syirik adalah suatu kezaliman, “Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.” (QS. Lukman : 13) Ganjaran Bagi Orang Musyrik Tindakan syirik adalah pelanggaran terhadap akidah Islam. Al-Qur’an dalam sejumlah ayat memberikan gambaran yang sangat mengerikan mengenai orang-orang musyrik ini. Pertama, sebagai perbuatan dosa besar yang palin besar dan tidak dapat diampuni oleh Allah SWT. Firman Allah SWT: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa selain dari syirik itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya.” (QS. An-Nisa: 48). Kedua, menetapkan bahwa segala amal perbuatan orang yang melakukan syirik dengan Allah, merupakan amal yang sia-sia dan tertolak sebagaimana firman-Nya dalam surat Al-An’am ayat 88, “Dan jikalau mereka mempersekutukan Tuhan, sungguh menjadi sia-sialah apa yang mereka lakukan.” Ketiga, orang yang menyekutukan Allah SWT dinilai sebagai orang kafir, haram masuk surga dan ditempatkan di nerakan jahanam. “Sungguh telah kafirlah orang-orang yang berkata, Sesungguhnya Allah ialah Al-Masih putra Maryam, sedang Al-Masih (sendiri) berkata wahai Bani Israil! Sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu. Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang yang zhalim itu seorang penolongpun.” (QS. Al-Maidah: 72) Keempat, orang musyrik adalah orang yang kotor (najis) dan dilarang mendekati Masjidil Haram di Mekkah. “Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya orang-orang musyrik itu najis, sebab itu janganlah mereka mendekati Masjidil Haram sesudah tahun ini.“ (QS. At-Taubah: 28) Oleh karena itu, orang-orang yang melakukan kesyirikan akan memperoleh hukuman dari Allah SWT dan merugi untuk selama-lamanya. Karena berhala-berhala yang mereka anggap sebagai Tuhan ternyata tidak mempunyai kekuatan apa-apa, tidak dapat memberikan petunjuk, tidak dapat mendengar dan tidak pula dapat melihat. Allah SWT berfirman: “Dan jika kamu (hai orang-orang musyrik) menyerunya (berhala) untuk memberi petunjuk kepadamu, tidaklah berhala-berhala itu dapat memperkenankan seruanmu, sama saja (hasilnya) buat kamu menyeru mereka ataupun kamu berdiam diri.” (QS. Al-A’raaf: 193). Dalam surat Al-A’raf ayat 198, Allah berfirman: “Dan jika kamu sekalian menyeru (berhala-berhala) untuk memberi petunjuk, niscaya berhala-berhala itu tidak dapat mendengarnya. Dan kamu melihat berhala-berhala itu memandang kepadamu padahal ia tidak melihat.” Wallahu a’lam bissawab. Shodiq Ramadhan
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari syirik itu, bagi siapa yang dikehendakiNya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, Maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. Tidak seperti kebanyakan kaumnya yang dengan gencar memusuhi Nabi Saw dan Islam, ketika Mekkah telah ditaklukkan, ia justru meninggalkan kota kelahirannya menuju Madinah untuk bergabung bersama Rasulullah, tidak lama setelah terjadinya Perang Uhud. Meski saat jahiliyah ia memiliki sikap yang kurang terpuji, tetapi Islam berhasil membentuk dirinya menjadi sosok berkepribadian baik dan sangat mencintai Nabi Saw. Mughirah bahkan dipercaya Nabi Saw untuk menulis wahyuwahyu yang turun. Ia juga pernah diperintahkan untuk menulis surat balasan yang dikirimkan beliau ke Uskup Najran, untuk mengajaknya untuk memeluk Islam. Mughirah bergegas menuju masjid untuk memberitahukan Nabi Saw akan kedatangan mereka. Tetapi ia bertemu Abu Bakar, dan Abu Bakar memintanya untuk tidak mengatakan kepada Nabi Saw sebelum dirinya. Mereka ingin tetap diperbolehkan berzina, minum khamr dan menarikmemakan riba, serta dibebaskan dari kewajiban shalat. Tentu saja semua persyaratan ditolak mentahmentah oleh beliau. Mereka juga sempat meminta agar diizinkan tetap menyembah berhala dalam beberapa tahun, tetapi sekali Nabi Saw menolaknya. Mughirah yang memang putra daerah dari Bani Tsaqif di Thaif itu, yang paling gencar dan bersemangat menghancurkan berhalaberhala tersebut. Ia berkata kepada sahabat lainnya, Demi Allah, aku benarbenar akan membuat kalian tertawa karena sikap orangorang Tsaqif Setelah itu ia mengambil dua cangkul dan mendatangi berhala Lata yang selama ini menjadi sesembahan utama, sangat dihargai dan ditinggikan sekaligus ditakuti oleh Bani Tsaqif. Dengan dua cangkul tersebut, Mughirah merobohkan berhala Lata, dan tampak penduduk Thaif bergetar penuh ketakutan, seolaholah dunia akan runtuh menimpa mereka. Bahkan ada yang berkata, Semoga Allah mengutuk AlMughirah, dia tentu akan dicekik penjaga berhala Mendengar perkataan tersebut, Mughirah melompat ke hadapan mereka dan berkata, Semoga Allah memburukkan ruparupa kalian, berhala ini tidak lain hanyalah tumpukan batu dan lumpur yang hina Kemudian Mughirah mengajak para sahabat untuk menghancurkan pintu penyimpanan barang dan merobohkan pagarpagarnya. Orangorang Tsaqif hanya terpaku tak percaya dengan apa yang dilihatnya tersebut. Dosa Tak Terampuni Kisah Mughirah bin Syaubah dan kaumnya di atas, hanyalah contoh bagaimana Rasulullah Saw menghapuskan kemusyrikan yang dilakukan Bani Tsaqif. Mereka rajin shalat, puasa, membaca AlQuran, gemar bersedekah dan membayar zakat, serta sering menunaikan umroh dan haji. Mereka beribadah pada Allah, namun juga di lain waktu beribadah kepada selain Allah. AnNisa 48 Imam Bukhari mengeluarkan sebuah hadits dari Anas r.a. Lukman 13 Ganjaran Bagi Orang Musyrik Tindakan syirik adalah pelanggaran terhadap akidah Islam. Firman Allah SWT Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa mempersekutukan sesuatu dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa selain dari syirik itu bagi siapa yang dikehendakiNya. Sungguh telah kafirlah orangorang yang berkata, Sesungguhnya Allah ialah AlMasih putra Maryam, sedang AlMasih sendiri berkata wahai Bani Israil Sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu. AlMaidah 72 Keempat, orang musyrik adalah orang yang kotor najis dan dilarang mendekati Masjidil Haram di Mekkah. Karena berhalaberhala yang mereka anggap sebagai Tuhan ternyata tidak mempunyai kekuatan apaapa, tidak dapat memberikan petunjuk, tidak dapat mendengar dan tidak pula dapat melihat. Allah SWT berfirman Dan jika kamu hai orangorang musyrik menyerunya berhala untuk memberi petunjuk kepadamu, tidaklah berhalaberhala itu dapat memperkenankan seruanmu, sama saja hasilnya buat kamu menyeru mereka ataupun kamu berdiam diri.
Dr Said Aqil Siroj Dulu Dan Kini
https://muslim.or.id/8263-dr-said-aqil-siroj-dulu-dan-kini.html
Perjalanan hidup manusia melalui berbagai fase dan juga perubahan fisik, mental, dan juga spiritual. Adanya perubahan ini menjadi bukti nyata bahwa hanya Allah Azza wa Jalla yang kekal. Dan kalau bukan karena karunia dari-Nya manusia tidak akan kuasa untuk teguh dalam menetapi sesuatu termasuk agamanya (istiqamah). Karena itu, dahulu Nabi shallallahu alaihi wa sallam senantiasa memohon keteguhan hati kepada Allah: Wahai Dzat Yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku di atas agama-Mu. Dan ini mungkin salah satu hikmah yang dapat anda petik dari kewajiban membaca surat Al Fatihah pada setiap rakaat shalat. Pada surat ini terdapat permohonan kepada Allah Azza wa Jalla agar senantiasa menunjuki anda jalan yang lurus, yaitu jalan kebenaran Fenomena ini terus melintas dalam pikiran saya, gara-gara saya membaca pernyataan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siroj di berbagai media. Said Aqil Siroj mengatakan bahwa ajaran syiah tidak sesat dan termasuk Islam seperti halnya Sunni. Untuk menguatkan klaimnya ini, Said Aqil merujuk pada kurikulum pendidikan pada almamaternya Universitas Umm Al Quro di Arab Saudi. Menurutnya: Wahabi yang keras saja menggolongkan Syiah bukan sesat. Pernyataan Said Aqil ini menyelisihi fakta dan menyesatkan. Sebagai buktinya, pada Mukaddimah disertasi S3 yang ia tulis semasa ia kuliah di Universitas Umm Al Quro, hal: tha () Said Aqil menyatakan: Telah diketahui bersama bahwa umat Islam di Indonesia secara politik, ekonomi, sosial dan idiologi menghadapi berbagai permasalahan besar. Pada saat yang sama mereka menghadapi musuh yang senantiasa mengancam mereka. Dimulai dari gerakan kristenisasi, paham sekuler, kebatinan, dan berbagai sekte sesat, semisal Syiah, Qadiyaniyah (Ahmadiyyah), Bahaiyah dan selanjutnya Tasawuf. Pernyataan Said Aqil pada awal disertasi S3nya ini cukup menggambarkan bagaimana pemahaman yang diajarkan oleh Universitas Umm Al Quro. Bukan hanya Syiah yang sesat, bahkan lebih jauh Said Aqil dari hasil studinya menyimpulkan bahwa paham tasawuf juga menyimpang dari ajaran Islam. Karena itu pada akhir disertasinya, Said Aqil menyatakan: Sejatinya ajaran tasawuf dalam hal al hulul (menyatunya Tuhan dengan manusia) berasalkan dari orang-orang Syiah aliran keras (ekstrim). Aliran ekstrim Syiah meyakini bahwa Tuhan atau bagian dari-Nya telah menyatu dengan para imam mereka, atau yang mewakili mereka. Dan idiologi para pengikut Sekte Syiah ini berawal dari pengaruh ajaran agama Nasrani. (Silatullah Bil Kaun Fit Tassawuf Al Falsafy oleh Said Aqil Siroj 2/605-606) Karena menyadari kesesatan dan mengetahui gencarnya penyebaran Syiah di Indonesia, maka Said menabuh genderang peringatan. Itulah yang ia tegaskan pada awal disertasinya, sebagai andilnya dalam upaya melindungi Umat islam dari paham yang sesat dan menyesatkan. Namun, alangkah mengherankan bila kini Said Aqil menelan kembali ludah dan keringat yang telah ia keluarkan. Hasil penelitiannya selama bertahun-tahun, kini ia ingkari sendiri dan dengan lantang Said Aqil berada di garda terdepan pembela Syiah. Mungkinkah kini Said Aqil telah menjadi korban ancaman besar yang dulu ia kawatirkan mengancam umat Islam di negeri tercinta ini? Oleh karena itu Said heran dengan pernyataan Menteri Agama yang menilai syiah adalah ajaran sesat. Dalam kurikulum Al Firqoh Al Islamiyah ajaran Khawarij, Jabbariyah, Muktazilah, dan Syiah masih dinilai sebagai Islam. Ulama Sunni seperti Ibnu Khazm menilai Syiah itu Islam, katanya. Meski Syiah dan Sunni berbeda, lanjut Said, umat Islam tidak perlu mempertajam perbedaan. Dalam Sunni saja banyak perbedaan yang tajam, misalnya penganut Imam Syafii dan Hanafi, itu saja berbeda tajam, apalagi Syiah, katanya. Fatwa NU mengenai Syiah, Said menambahkan, pernah dikeluarkan pada 2006 yang menyebutkan Syiah bukan aliran yang sesat. NU tidak pernah keras, ujarnya. Menanggapi pernyataan Suryadarma yang juga kader Nahdlatul Ulama, Said menilai hal itu tidak pantas disampaikan. Yang dikedepankan harusnya ukhuwah dan toleransi, katanya. Said berharap Suryadarma Ali meminta maaf atas pernyataannya itu. Saya setuju dengan permintaan maaf itu, katanya. Said menilai permintaan maaf Suryadarma Ali bertujuan untuk menguatkan persatuan bangsa.(IRIBIndonesia/Tempo/PH) 4/24 – – . 2/65 . 1/47 . . 2/603. Penulis: Ustadz Dr. Muhammad Arifin, Dosen Tetap STDI Imam Syafii Jember, dosen terbang Program Pasca Sarjana jurusan Pemikiran Islam Program Internasional Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) dan anggota Pembina Komunitas Pengusaha Muslim Indonesia (KPMI).
Perjalanan hidup manusia melalui berbagai fase dan juga perubahan fisik, mental, dan juga spiritual. Adanya perubahan ini menjadi bukti nyata bahwa hanya Allah Azza wa Jalla yang kekal. Dan kalau bukan karena karunia dariNya manusia tidak akan kuasa untuk teguh dalam menetapi sesuatu termasuk agamanya istiqamah. Karena itu, dahulu Nabi shallallahu alaihi wa sallam senantiasa memohon keteguhan hati kepada Allah Wahai Dzat Yang membolakbalikkan hati, tetapkanlah hatiku di atas agamaMu. Dan ini mungkin salah satu hikmah yang dapat anda petik dari kewajiban membaca surat Al Fatihah pada setiap rakaat shalat. Pada surat ini terdapat permohonan kepada Allah Azza wa Jalla agar senantiasa menunjuki anda jalan yang lurus, yaitu jalan kebenaran Fenomena ini terus melintas dalam pikiran saya, garagara saya membaca pernyataan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama PBNU Said Aqil Siroj di berbagai media. Said Aqil Siroj mengatakan bahwa ajaran syiah tidak sesat dan termasuk Islam seperti halnya Sunni. Untuk menguatkan klaimnya ini, Said Aqil merujuk pada kurikulum pendidikan pada almamaternya Universitas Umm Al Quro di Arab Saudi. Pernyataan Said Aqil ini menyelisihi fakta dan menyesatkan. Sebagai buktinya, pada Mukaddimah disertasi S3 yang ia tulis semasa ia kuliah di Universitas Umm Al Quro, hal tha Said Aqil menyatakan Telah diketahui bersama bahwa umat Islam di Indonesia secara politik, ekonomi, sosial dan idiologi menghadapi berbagai permasalahan besar. Pada saat yang sama mereka menghadapi musuh yang senantiasa mengancam mereka. Karena itu pada akhir disertasinya, Said Aqil menyatakan Sejatinya ajaran tasawuf dalam hal al hulul menyatunya Tuhan dengan manusia berasalkan dari orangorang Syiah aliran keras ekstrim. Aliran ekstrim Syiah meyakini bahwa Tuhan atau bagian dariNya telah menyatu dengan para imam mereka, atau yang mewakili mereka. Silatullah Bil Kaun Fit Tassawuf Al Falsafy oleh Said Aqil Siroj 2605606 Karena menyadari kesesatan dan mengetahui gencarnya penyebaran Syiah di Indonesia, maka Said menabuh genderang peringatan. Itulah yang ia tegaskan pada awal disertasinya, sebagai andilnya dalam upaya melindungi Umat islam dari paham yang sesat dan menyesatkan. Namun, alangkah mengherankan bila kini Said Aqil menelan kembali ludah dan keringat yang telah ia keluarkan. Hasil penelitiannya selama bertahuntahun, kini ia ingkari sendiri dan dengan lantang Said Aqil berada di garda terdepan pembela Syiah. Ulama Sunni seperti Ibnu Khazm menilai Syiah itu Islam, katanya. Menanggapi pernyataan Suryadarma yang juga kader Nahdlatul Ulama, Said menilai hal itu tidak pantas disampaikan. Yang dikedepankan harusnya ukhuwah dan toleransi, katanya. Said berharap Suryadarma Ali meminta maaf atas pernyataannya itu. Saya setuju dengan permintaan maaf itu, katanya. Penulis Ustadz Dr. Muhammad Arifin, Dosen Tetap STDI Imam Syafii Jember, dosen terbang Program Pasca Sarjana jurusan Pemikiran Islam Program Internasional Universitas Muhammadiyah Surakarta UMS dan anggota Pembina Komunitas Pengusaha Muslim Indonesia KPMI.
1205. MEMASAK DENGAN BAHAN BAKAR DARI BARANG NAJIS
https://www.piss-ktb.com/2012/03/1205-memasak-dengan-bahan-bakar-dari.html
PERTANYAAN : Assalamu'alaikum, saya mau nanya, apa hukumnya memasak, merebus air dengan menggunakan biogas yang mana bahan dasarnya dari kotoran binatang ternak atau manusia yang difermentasi menjadi uap gas, padahal bahan dasar tersebut najis, monggo. [Sulis Tyos]. JAWABAN : Wa'alaikumsalam. Hukum asapnya biogas bila memang itu terbuat dari kotoran, tetap najis. Hanya saja karena memasaknya tidak secara langsung maka tidak masalah, bahkan dalam kitab Bughyah andai lansungpun bisa suci hanya dengan membasuh dhohirnya meskipun rasa kotoran tersebut masih terasa pada makanannya. Wallohu a'lam. [Masaji Antoro]. - Tuhfah AlMuhtaaj I/247 : . - Hasyiyah jamal alaa almanhaj I/522 : - Bughyah I/34 : : ) : www.fb.com/groups/piss.ktb/351574298198718/
PERTANYAAN Assalamualaikum, saya mau nanya, apa hukumnya memasak, merebus air dengan menggunakan biogas yang mana bahan dasarnya dari kotoran binatang ternak atau manusia yang difermentasi menjadi uap gas, padahal bahan dasar tersebut najis, monggo. Sulis Tyos. JAWABAN Waalaikumsalam. Hukum asapnya biogas bila memang itu terbuat dari kotoran, tetap najis. Hanya saja karena memasaknya tidak secara langsung maka tidak masalah, bahkan dalam kitab Bughyah andai lansungpun bisa suci hanya dengan membasuh dhohirnya meskipun rasa kotoran tersebut masih terasa pada makanannya. Wallohu alam. Masaji Antoro. Tuhfah AlMuhtaaj I247 . Hasyiyah jamal alaa almanhaj I522 Bughyah I34 www.fb.comgroupspiss.ktb351574298198718
Ibu mertuaku kawin untuk kedua kali, berarti suaminya bukan ayah dari suamiku. Apakah aku dibolehkan membuka niqob (penutup muka) di hadapannya?
https://islamqa.info/id/answers/153587/apakah-wanita-dibolehkan-membuka-wajah-kepada-mertua
Alhamdulillah. Suami ibu mertua yang dia bukan ayah dari suami anda bukan termasuk mahram anda karena tidak adanya sebab mahram, baik nasab, pernikahan atau persusuan. Allah Ta’ala berfirman: ( * ( : 23 -24 )  “Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu; anak-anakmu yang perempuan, saudara-saudaramu yang perempuan, saudara-saudara bapakmu yang perempuan; saudara-saudara ibumu yang perempuan; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang perempuan; ibu-ibumu yang menyusui kamu; saudara perempuan sepersusuan; ibu-ibu isterimu (mertua); anak-anak isterimu yang dalam pemeliharaanmu dari isteri yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum campur dengan isterimu itu (dan sudah kamu ceraikan), maka tidak berdosa kamu mengawininya; (dan diharamkan bagimu) isteri-isteri anak kandungmu (menantu); dan menghimpunkan (dalam perkawinan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang telah terjadi pada masa lampau; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. dan (diharamkan juga kamu mengawini) wanita yang bersuami, kecuali budak-budak yang kamu miliki (Allah telah menetapkan hukum itu) sebagai ketetapan-Nya atas kamu. Dan dihalalkan bagi kamu selain yang demikian.” (QS. An-Nisaa: 23-24) Allah telah menjelaskan mahram dari wanita di antaranya, istri anak yang dari tulang rusuk lelaki, bukan dari anak angkat sebagaimana yang ada pada kondisi jahiliyah. Bukan seperti yang ada pada pertanyaan anda. Bahwa suami anda bukan anak suami ibunya. Lelaki yang disebutkan itu orang asing bagi anda. Bukan termasuk mahram anda, maka anda tidak dibolehkan melepas niqab (penutup wajah) di depannya. Hal itu telah dijelaskan pada ayat lain yang menjelaskan mahram wanita yang dibolehkan melepas khimar (penutup) wajahnya. Atau sedikit memperlihatkan perhiasan darinya. Allah Ta’ala berfirman: ( : 31) “Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (QS. An-Nur: 31) Para ulama’ Al-Lajnah Ad-Daimah ditanya: “Apakah diperbolehkan memperlihatkan wajah kepada orang laki yang telah menikahi ibu suaminya." Maka dijawab: “Seorang wanita tidak dibolehkan menampakkan wajahnya kepada suami ibu suaminya (mertua ipar) atau saudara laki-lakinya dari ibunya. Karena mencakup keumuman orang yang harus menutup hijab darinya.” (Fatawa Al-Lajnah Ad-Daimah, 17/445) Wallahu’alam Sebagai tambahan silakan melihat jawaban soal no. 5538, 120041.
Suami ibu mertua yang dia bukan ayah dari suami anda bukan termasuk mahram anda karena tidak adanya sebab mahram, baik nasab, pernikahan atau persusuan. dan diharamkan juga kamu mengawini wanita yang bersuami, kecuali budakbudak yang kamu miliki Allah telah menetapkan hukum itu sebagai ketetapanNya atas kamu. Dan dihalalkan bagi kamu selain yang demikian. Bukan seperti yang ada pada pertanyaan anda. Bahwa suami anda bukan anak suami ibunya. Lelaki yang disebutkan itu orang asing bagi anda. Bukan termasuk mahram anda, maka anda tidak dibolehkan melepas niqab penutup wajah di depannya. Allah Taala berfirman 31 Katakanlah kepada wanita yang beriman Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang biasa nampak dari padanya. Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orangorang yang beriman supaya kamu beruntung. Maka dijawab Seorang wanita tidak dibolehkan menampakkan wajahnya kepada suami ibu suaminya mertua ipar atau saudara lakilakinya dari ibunya. Karena mencakup keumuman orang yang harus menutup hijab darinya. Fatawa AlLajnah AdDaimah, 17445 Wallahualam Sebagai tambahan silakan melihat jawaban soal no.
Doa Untuk Pengakuan Dosa Dan Mohon Ampunan
https://bincangsyariah.com/zikir-dan-doa/doa-untuk-pengakuan-dosa-dan-mohon-ampunan/
Melakukan pengakuan dosa lantas memohon ampunan Allah adalah sikap yang cukup memberatkan, karena tidak semua orang bisa berani mengakui kesalahannya atau kekhilafannya. Setinggi apapun jabatannya, mengakui dosa diri sendiri tidak akan menurunkan martabatnya. Bukankah salah satu sebab kebinasaan kaum umat terdahulu adalah berkutat dalam maksiat, tidak merasa salah dan enggan bertaubat dari setiap dosa? Dalam QS Al Mulk ayat 11 Allah berfirman: Mereka mengakui dosa mereka. Maka kebinasaanlah bagi penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala. (QS. Al-Mulk: 11) Merasa banyak dosa dan mengakui kesalahan merupakan akhlak Islam yang mulia. Keduanya bisa menjadi langkah awal dari kesuksesan hidup, sebab dengan demikian Allah akan ridha terhadap kehidupan kita. Rasa takut dan roja(harapan yang kuat) akan hadir ketika kita melakukan keduanya. Sehingga, rahmat dan ampunan Allah menemani dalam sehari-hari. Rasulullah juga pernah mengajarkan sikap berani mengakui kesalahan, baik kepada manusia maupun kepada Allah. Salah satu cerita datang dari sebuah hadits yang diriwayatkan An-Nasai dan Abu Dawud dari Abu Said bin Jubair. Dalam hadist tersebut diceritakan bahwa suatu ketika Rasulullah sedang membagi-bagikan sesuatu kepada para sahabatnya. Naasnya, pada kesempatan itu ada salah seorang sahabat yang jatuh dan mengenai pelepah kurma yang dibawa Rasulullah hingga menjerit kesakitan. Melihat kejadian itu, Rasulullah langsung memanggil sahabat tersebut. Bukan menyuruhnya untuk tutup mulut, Rasulullah malah meminta sahabat tersebut untuk membalasnya. Yakni, menusuk perut Rasulullah dengan pelepah kurma juga sebagai bentuk sikap berani mengakui kekhilafan. Tentu saja, sahabat tersebut langsung menolak permintaan tersebut. Ia mengaku sudah memaafkan apa yang dilakukan Rasulullah itu. Lantas bagaimanakah doa untuk mengakui dosa dan mohon diampuni oleh-Nya? Rasulullah juga mengajarkan doa tersebut dalam hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari Muslim. Doa tersebut adalah sebagai berikut: Ya Allah, Sesungguhnya aku telah menzalimi diriku sendiri dengan kezaliman yang banyak. Tidak ada yang bisa mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau. Maka ampunilah aku dengan ampunan dari sisi-Mu dan rahmati aku. Sesungguhnya Engkau Dzat Maha pengampun lagi Penyayang. (HR. Bukhari Muslim) Doa tersebut bisa kita panjatkan untuk pengakuan dosa kepada Allah. Mengakui setiap apa-apa yang bisa mendatangkan murka Allah, namun tetap dijalankan. Manusia tetaplah tempat salah dan dosa, namun tak perlu lupa untuk mengakui dan memohon ampunan kepada-Nya. Semoga doa tersebut bisa membawa kembali ke jalan yang lebih indah dan diberkahi oleh-Nya. Amin.
Melakukan pengakuan dosa lantas memohon ampunan Allah adalah sikap yang cukup memberatkan, karena tidak semua orang bisa berani mengakui kesalahannya atau kekhilafannya. Setinggi apapun jabatannya, mengakui dosa diri sendiri tidak akan menurunkan martabatnya. Bukankah salah satu sebab kebinasaan kaum umat terdahulu adalah berkutat dalam maksiat, tidak merasa salah dan enggan bertaubat dari setiap dosa Dalam QS Al Mulk ayat 11 Allah berfirman Mereka mengakui dosa mereka. Maka kebinasaanlah bagi penghunipenghuni neraka yang menyalanyala. QS. AlMulk 11 Merasa banyak dosa dan mengakui kesalahan merupakan akhlak Islam yang mulia. Keduanya bisa menjadi langkah awal dari kesuksesan hidup, sebab dengan demikian Allah akan ridha terhadap kehidupan kita. Rasa takut dan rojaharapan yang kuat akan hadir ketika kita melakukan keduanya. Sehingga, rahmat dan ampunan Allah menemani dalam seharihari. Rasulullah juga pernah mengajarkan sikap berani mengakui kesalahan, baik kepada manusia maupun kepada Allah. Salah satu cerita datang dari sebuah hadits yang diriwayatkan AnNasai dan Abu Dawud dari Abu Said bin Jubair. Dalam hadist tersebut diceritakan bahwa suatu ketika Rasulullah sedang membagibagikan sesuatu kepada para sahabatnya. Naasnya, pada kesempatan itu ada salah seorang sahabat yang jatuh dan mengenai pelepah kurma yang dibawa Rasulullah hingga menjerit kesakitan. Melihat kejadian itu, Rasulullah langsung memanggil sahabat tersebut. Bukan menyuruhnya untuk tutup mulut, Rasulullah malah meminta sahabat tersebut untuk membalasnya. Yakni, menusuk perut Rasulullah dengan pelepah kurma juga sebagai bentuk sikap berani mengakui kekhilafan. Tentu saja, sahabat tersebut langsung menolak permintaan tersebut. Ia mengaku sudah memaafkan apa yang dilakukan Rasulullah itu. Lantas bagaimanakah doa untuk mengakui dosa dan mohon diampuni olehNya Rasulullah juga mengajarkan doa tersebut dalam hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari Muslim. Doa tersebut adalah sebagai berikut Ya Allah, Sesungguhnya aku telah menzalimi diriku sendiri dengan kezaliman yang banyak. Tidak ada yang bisa mengampuni dosadosa kecuali Engkau. Maka ampunilah aku dengan ampunan dari sisiMu dan rahmati aku. Sesungguhnya Engkau Dzat Maha pengampun lagi Penyayang. HR. Bukhari Muslim Doa tersebut bisa kita panjatkan untuk pengakuan dosa kepada Allah. Mengakui setiap apaapa yang bisa mendatangkan murka Allah, namun tetap dijalankan. Manusia tetaplah tempat salah dan dosa, namun tak perlu lupa untuk mengakui dan memohon ampunan kepadaNya. Semoga doa tersebut bisa membawa kembali ke jalan yang lebih indah dan diberkahi olehNya. Amin.
Minuman Haram Menurut Islam
https://dalamislam.com/makanan-dan-minuman/minuman-haram
Islam bukan hanya mengatur ibadah akan tetapi juga merupakan agama yang sesuai dengan akal manusia (baca ). Hal ini sesuai dengan beberapa ketentuan dalam islam yang dapat dibuktikan dengan penelitian maupun akal pikiran manusia seperti hukum halal dan haramnya makanan maupun minuman (baca ).Allah SWT menghalalkan makanan dan minuman yang bermanfaat bagi manusia dan sebaliknya Allah mengharamkan makanan dan minuman yang membahayakan bagi manusia (baca dan ). Makanan dan minuman yang dikonsumsi seseorang dapat berpengaruh bagi jiwa seseorang dan mengganggu ibadah karena makanan dan minuman haram adalah salah satu perangkap setan untuk menjauhkan manusia dari Allah SWT.Sebenarnya hukum asal makanan baik yang berasal dari hewan maupun tumbuhan, adalah halal berdasarkan firman Allah SWT berikut :  “Katakanlah, “Siapakah yang telah mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pula yang mengharamkan) rezki yang baik?” katakanlahSemuanya itu (disediakan) bagi orang-orang yang beriman di dalam kehidupan dunia. (QS Al Araf ayat 32)”Begitu juga yang dinyatakan oleh ulama imam Syafii berikut :”Hukum asal makanan dan minuman adalah halal, kecuali apa yang diharamkan oleh Allah dalam Al-Qur‟an-Nya atau melalui lisan Rasulullah a. Karena apa yang diharamkan oleh Rasulullah a sama dengan pengharaman (dari) Allah.”Minuman Haram Dalam IslamPada dasarnya semua minuman yang dikonsumsi manusia adalah halal namun dapat menjadi haram hukumnya disebabkan oleh kondisi tertentu. Minuman haram adalah minuman yang dilarang diminum oleh umat islam karena mudharatnya lebih besar dari manfaatnya. Minuman yang diharamkan dalam islam dapat dikarenakan sifatnya maupun dzatnya. Seseorang yang minum minumam haram tentunya berdosa dan dapat menyebabkan berbagai masalah. Minuman tersebut haram dikarenakan beberapa sebab diantaranya adalah :Dikonsumsi secara berlebihan dan Allah SWt tidak menyukai hal-hal yang melampaui batasMemabukkan dan dapat menghilangkan akal atau kesadaran seseorang.Termasuk zat najis atau kotoran yang diharamkan.Merupakan hak orang lain yang tidak boleh diminum sembarangan tanpa izin orang yang memilikinya.Menjijikkan dan tidak sepantasnya dikonsumsi oleh manusia.Mambahayakan kesehatan maupun nyawa manusia jika dikonsumsiJenis Minuman HaramBerikut ini adalah minuman-minuman yang diharamkan dalam islam : Minuman yang berasal dari darahDarah adalah salah satu jenis makanan atau minuman yang diharamkan untuk diminum. Seperti halnya beberapa orang yang gemar minum darah binatang seperti ular dan sebagainya dengan alasan kesehatan atau untuk menyembuhkan suatu penyakit. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam ayat berikut ini : Katakanlah: “Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaku, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yang mengalir atau daging babi — karena sesungguhnya semua itu kotor — atau binatang yang disembelih atas nama selain Allah. Barangsiapa yang dalam keadaan terpaksa, sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka sesungguhnya Tuhanmu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” ( QS Al an’am 145) Minuman keras atau khamrMinuman keras yang dimaksud dalam jenis minuman ini adalah minuman yang mengandung alkohol dan diharamkan dalam islam segala minuman yang memabukkan. Sebagaimana yang disebutkan dalam ayat berikut ini (baca )“Semua yang memabukkan adalah khamr dan semua khamr adalah haram.” (HR. Muslim)Minuman yang diminum dalam bejana emasUmat islam dilarang meminum minuman yang diletakkan dalam bejana emas karena ini adalah satu bentuk hal yang berlebih-lebihan dan perilaku orang kafir sehingga Allah tidak menyukai hal tersebut. Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits berikut ini (baca )Janganlah kalian minum dengan bejana yang terbuat dari emas dan perak dan jangan pula kalian makan dengan piring yang terbuat dari keduanya. Karena barang-barang tersebut adalah untuk mereka (orang-orang kafir) ketika di dunia.” (HR Bukhari)Minuman yang membahayakan diriMinuman yang membahayakan diri adalah minuman yang dicampur racun atau zat yang dapat membahayakan nyawa misalnya saat seseorang meminum racun dan mencoba menyakiti dirinya sendiri atau melakukan usaha untuk bunuh diri sementara perbuatan tersebut dikutuk Allah SWT. Seperti yang disebutkan dalam hadits berikut ini (baca )“Tidak boleh melakukan perbuatan yang dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain“Minuman yang diambil dari orang lain tanpa izinMinuman yang diperoleh dari mencuri atau menipu atau minuman yang dibeli dengan harta yang tidak halal seperti harta korupsi atau adalah haram diminum meskipun minuman tersebut dzat asalnya adalah halal. Seperti yang disebutkan dalam hadits berikut ini (baca )“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian saling memakan harta sesama kalian dengan cara yang batil.” (An nisa 29)Minuman yang mengandung zat yang diharamkanYand dimaksud dengan minuman yang mengandung zat diharamkan seperti darah, air liur anjing dan sebagainya misalnya saja minuman kesehatan atau jamu yang dicampur dengan darah binatang atau minuman yang dicampur dengan alkohol. (baca )Minuman yang tercampur najisNajis adalah kotoran dan minuman yang mengandung najis haram hukumnya untuk dikonsumsi oleh umat islam. Semua hal yang najis haram hukumnya seperti darah dan bangkai namun segala yang haram belun tentu najis misalnya ganja atau obat-obatan terlarang. (baca  dan )Minuman dengan efek psikotropikaMinuman dengan zat psikotropika atau minuman yang dicampur dengan obat bius dan lainnya, haram hukumnya untuk dikonsumsi karena dapat menghilangkan akal dan kesadaran dan efeknya sama seperti minuman keras yang menyebabkan kecanduan.Minuman yang dianggap memiliki kekuatanMinuman yang dianggap memiliki kekuatan misalnya minuman yang telah diberi jampi-jampi atau mantra dari seseorang yang dianggap orang pintar atau paranormal. Minuman tersebut haram hukumnya karena termasuk dalam perbuatan syirik dan mempercayai hal-hal yang sifatnya musyrik meskipun minuman tersebut ditujukan untuk menyembuhkan suatu penyakit.(baca dan )Demikian penjelasan mengenai minuman haram dalam islam dan sebab-sebab diharamkannya. Allah SWt telah menghalalkan makanan dan minuman yang memberik manfaat bagi manusia terutama umat islam untuk itulah kita sebagai umat islam sepantasnya menjaga diri kita dari makanan dan minuman yang haram. Semoga bermanfaat. (baca juga  dan )
Islam bukan hanya mengatur ibadah akan tetapi juga merupakan agama yang sesuai dengan akal manusia baca . Hal ini sesuai dengan beberapa ketentuan dalam islam yang dapat dibuktikan dengan penelitian maupun akal pikiran manusia seperti hukum halal dan haramnya makanan maupun minuman baca .Allah SWT menghalalkan makanan dan minuman yang bermanfaat bagi manusia dan sebaliknya Allah mengharamkan makanan dan minuman yang membahayakan bagi manusia baca dan . Minuman haram adalah minuman yang dilarang diminum oleh umat islam karena mudharatnya lebih besar dari manfaatnya. Minuman yang diharamkan dalam islam dapat dikarenakan sifatnya maupun dzatnya. Termasuk zat najis atau kotoran yang diharamkan. Merupakan hak orang lain yang tidak boleh diminum sembarangan tanpa izin orang yang memilikinya. Menjijikkan dan tidak sepantasnya dikonsumsi oleh manusia. Seperti halnya beberapa orang yang gemar minum darah binatang seperti ular dan sebagainya dengan alasan kesehatan atau untuk menyembuhkan suatu penyakit. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam ayat berikut ini Katakanlah Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaku, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yang mengalir atau daging babi karena sesungguhnya semua itu kotor atau binatang yang disembelih atas nama selain Allah. Barangsiapa yang dalam keadaan terpaksa, sedang dia tidak menginginkannya dan tidak pula melampaui batas, maka sesungguhnya Tuhanmu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang QS Al anam 145 Minuman keras atau khamrMinuman keras yang dimaksud dalam jenis minuman ini adalah minuman yang mengandung alkohol dan diharamkan dalam islam segala minuman yang memabukkan. Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits berikut ini baca Janganlah kalian minum dengan bejana yang terbuat dari emas dan perak dan jangan pula kalian makan dengan piring yang terbuat dari keduanya. Karena barangbarang tersebut adalah untuk mereka orangorang kafir ketika di dunia. Seperti yang disebutkan dalam hadits berikut ini baca Tidak boleh melakukan perbuatan yang dapat membahayakan diri sendiri dan orang lainMinuman yang diambil dari orang lain tanpa izinMinuman yang diperoleh dari mencuri atau menipu atau minuman yang dibeli dengan harta yang tidak halal seperti harta korupsi atau adalah haram diminum meskipun minuman tersebut dzat asalnya adalah halal. Seperti yang disebutkan dalam hadits berikut ini baca Wahai orangorang yang beriman, janganlah kalian saling memakan harta sesama kalian dengan cara yang batil. An nisa 29Minuman yang mengandung zat yang diharamkanYand dimaksud dengan minuman yang mengandung zat diharamkan seperti darah, air liur anjing dan sebagainya misalnya saja minuman kesehatan atau jamu yang dicampur dengan darah binatang atau minuman yang dicampur dengan alkohol. Minuman yang dianggap memiliki kekuatanMinuman yang dianggap memiliki kekuatan misalnya minuman yang telah diberi jampijampi atau mantra dari seseorang yang dianggap orang pintar atau paranormal.
Kapan Waktu Membaca Surat Al Kahfi di Hari Jum’at?
https://radiomutiaraquran.com/2019/06/13/kapan-waktu-membaca-surat-al-kahfi-di-hari-jumat/
Waktu Membaca Surat Al Kahfi di Hari Jum’at Bismillah walhamdulillah was sholaatu wassalam’ala Rasulillah, wa ba’du. Dalam Islam, pergantian hari dimulai sejak terbenamnya matahari, membentang sampai terbenam. matahari di hari berikutnya. Diterangkan dalam Fatawa Islamweb, Hari dimulai dari terbenam matahari sampai terbenam matahari hari berikutnya. (Fatawa Islamweb no. 31343) Sehingga waktu membaca surat Al Kahfi dimulai sejak maghrib hari Kamis, membentang sampai maghrib hari Jumat. Tak ada hadis yang menerangkan kapan waktu yang paling afdol dari rentang waktu ini. Bahkan dalam hadis-hadis yang menerangkan keutamaan membaca surat Al Kahfi di hari Jumat, menyebutkan dua keterangan waktu sekaligus: satu hadis menyebutkan malam, hadis yang lain menyebutkan siang. Dari Abu Said Al-Khudri berkata, “Siapa yang membaca surat Al-Kahfi pada malam Jum’at, maka dia akan diterangi dengan cahaya antara dia dan Baitul Atiq (Ka’bah).” (HR. Ad-Darimi, no. 3407, Hadits inidishahihkan oleh Al-Albany dalam Shahih Al-Jami, no. 6471) Siapa membaca surat Al-Kahfi pada siang hari Jum’at, maka dia akan diterangi dengan cahaya di antara dua Jum’at.” (HR. Hakim, 2/399. Baihaqi, 3/29) Malam menurut syariat, dimulai sejak terbenam matahari, sampai tiba waktu subuh (terbit fajar shodiq). Adapun siang hari, dimulai sejak subuh (terbit fajar shodiq), sampai terbenam matahari. Ini menunjukkan, tidak ada waktu khusus terkait anjuran membaca Al Kahfi di hari Jumat, selama kita masih berada di hari Jumat, itulah waktu yang afdol untuk membaca surat Al Kahfi. Imam Al Manawi memberikan keterangan tentang waktu membaca Al Kahfi di hari Jum’at, ” ” : ” ” ” ” . Al-Hafidz Ibnu Hajar menjelaskan dalam “Amaaliihi“, “Berkaitan waktu membaca surat Al Kahfi, terdapat riwayat yang menyebutkan “hari Jumat” dan riwayat lain menyebutkan “malam Jumat”. Dua riwayat ini dikompromikan sehingga maksudnya waktu membaca Al Kahfi adalah siang hari dan malam hari Jumat, atau malam hari dan siang hari Jumat. (Faidhul Khotir, 6/245). Sekian. wallahua’lam bis showab. Ditulis oleh Ustadz Ahmad Anshori Sumber: https://konsultasisyariah.com/ .
Waktu Membaca Surat Al Kahfi di Hari Jumat Bismillah walhamdulillah was sholaatu wassalamala Rasulillah, wa badu. Dalam Islam, pergantian hari dimulai sejak terbenamnya matahari, membentang sampai terbenam. matahari di hari berikutnya. Diterangkan dalam Fatawa Islamweb, Hari dimulai dari terbenam matahari sampai terbenam matahari hari berikutnya. Fatawa Islamweb no. 31343 Sehingga waktu membaca surat Al Kahfi dimulai sejak maghrib hari Kamis, membentang sampai maghrib hari Jumat. Tak ada hadis yang menerangkan kapan waktu yang paling afdol dari rentang waktu ini. Bahkan dalam hadishadis yang menerangkan keutamaan membaca surat Al Kahfi di hari Jumat, menyebutkan dua keterangan waktu sekaligus satu hadis menyebutkan malam, hadis yang lain menyebutkan siang. Dari Abu Said AlKhudri berkata, Siapa yang membaca surat AlKahfi pada malam Jumat, maka dia akan diterangi dengan cahaya antara dia dan Baitul Atiq Kabah. HR. AdDarimi, no. 3407, Hadits inidishahihkan oleh AlAlbany dalam Shahih AlJami, no. 6471 Siapa membaca surat AlKahfi pada siang hari Jumat, maka dia akan diterangi dengan cahaya di antara dua Jumat. HR. Hakim, 2399. Baihaqi, 329 Malam menurut syariat, dimulai sejak terbenam matahari, sampai tiba waktu subuh terbit fajar shodiq. Adapun siang hari, dimulai sejak subuh terbit fajar shodiq, sampai terbenam matahari. Ini menunjukkan, tidak ada waktu khusus terkait anjuran membaca Al Kahfi di hari Jumat, selama kita masih berada di hari Jumat, itulah waktu yang afdol untuk membaca surat Al Kahfi. Imam Al Manawi memberikan keterangan tentang waktu membaca Al Kahfi di hari Jumat, . AlHafidz Ibnu Hajar menjelaskan dalam Amaaliihi, Berkaitan waktu membaca surat Al Kahfi, terdapat riwayat yang menyebutkan hari Jumat dan riwayat lain menyebutkan malam Jumat. Dua riwayat ini dikompromikan sehingga maksudnya waktu membaca Al Kahfi adalah siang hari dan malam hari Jumat, atau malam hari dan siang hari Jumat. Faidhul Khotir, 6245. Sekian. wallahualam bis showab. Ditulis oleh Ustadz Ahmad Anshori Sumber .
Kapankah Kiamat Datang?
https://muslim.or.id/11143-kapan-kiamat.html
Daftar Isi [lwptoc] Seperti kita tahu bersama beberapa waktu silam, muncul isu kiamat datang tanggal 21-12-2012. Sampai-sampai di beberapa belahan bumi, ada yang sudah mempersiapkan benteng, tempat dan peralatan lainnya sebagai perlindungan. Isu tersebut mengatakan bahwa kiamat akan terjadi tahun sekian dan sekian. Tanggal sekian, bulan sekian, tahun sekian. Ya, ini semua tentu saja merupakan kedustaan (hoax)! Sebab, sejak ratusan tahun yang silam Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam telah mengabarkan kepada kita bahwa beliau pun tidak mengetahui kapankah hari kiamat itu terjadi. Padahal beliau adalah Nabi dan Rasul! Dalam hadits Jibril yang masyhur, beliau telah menjawab pertanyaan malaikat Jibril, Kabarkan kepadaku kapankah hari kiamat itu?. Beliau bersabda, Tidaklah yang ditanya lebih mengetahui daripada yang bertanya. (HR. Muslim dari Umar bin al-Khaththab radhiyallahuanhu) Kaum muslimin yang dirahmati Allah. Iman kepada hari akhir adalah bagian yang sangat penting di dalam ajaran Islam. Oleh sebab itu Rasulullah shallallahu alaihi wa sallammenjadikan keimanan kepada hari akhir sebagai pilar keimanan. Masih di dalam hadits Jibril, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menjelaskan tentang pokok-pokok keimanan. Beliau bersabda, Yaitu kamu beriman kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya, hari akhir, dan kamu mengimani takdir yang baik maupun yang buruk (HR. Muslim dari Umar bin al-Khaththab radhiyallahuanhu) Diantara umat manusia, terdapat segelintir orang yang tidak meyakini adanya hari kebangkitan. Bagi mereka kehidupan hanyalah perjalanan waktu. Tidak ada kehidupan kecuali kehidupan dunia saja. Allah taala berfirman (yang artinya), Mereka berkata: Tidaklah ada kecuali kehidupan kami di dunia. Kami mati dan hidup. Dan tidak ada yang membinasakan kami kecuali waktu… (QS. Al-Jatsiyah: 24) Inilah keyakinan sekte Dahriyah dan kaum musyrikin arab yang sejalan dengan mereka. Mereka tidak mempercayai adanya hari kiamat. Demikian pula keyakinan sebagian kaum filsafat. Kaum Dahriyah memiliki keyakinan bahwa alam semesta ini mengalami pembaruan dan kembali sebagaimana awalnya pada setiap 36 ribu tahun. Mereka pun tidak meyakini adanya pencipta alam semesta. Oleh sebab itu, Allah membantah ucapan mereka, …Tidaklah mereka dalam hal itu berlandaskan ilmu, tiada yang mereka ucapkan kecuali semata-mata dugaan. (QS. Al-Jatsiyah: 24) (lihat Tafsir al-Quran al-Azhim [7/268-269]) Allah taala menyebutkan tentang hari akhir dengan banyak nama dan ungkapan. Berikut ini akan kami sebutkan sebagiannya. Diantaranya, Allah menyebut hari akhir dengan hari kiamat. Allah taala berfirman (yang artinya), Sesungguhnya orang-orang yang benar-benar merugi itu adalah yang membuat rugi diri dan keluarganya pada hari kiamat. Ketahuilah, itulah kerugian yang sangat nyata (QS. Asy-Syura: 45) Allah juga menyebut hari akhir dengan negeri akhirat. Allah taala berfirman (yang artinya), Dan sesungguhnya negeri akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya, seandainya mereka mengetahui (QS. al-Ankabut: 64) Allah juga menyebut hari akhir dengan hari penyesalan. Allah taala berfirman (yang artinya), Dan berikanlah peringatan kepada mereka akan hari penyesalan, ketika itu segala urusan sudah diputuskan sedangkan mereka dahulu larut dalam kelalaian dan mereka dalam keadaan tidak beriman (QS. Maryam: 69) Untuk lebih lengkap silahkan membaca di dalam kitab al-Yaum al-Akhir, al-Qiyamah al-Kubra karya Syaikh Dr. Umar Sulaiman al-Asyqar (hal. 20-30) Kaum muslimin yang dirahmati Allah, hari kiamat adalah suatu hari yang sangat mengerikan. Hari yang akan memisahkan antara orang-orang yang bahagia dengan orang-orang yang celaka. Hari dimana sebagian orang jatuh ke dalam jurang neraka, dan sebagian yang lain sukses menembus pintu-pintu surga. Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Allah tabaraka wa taala berkata kepada penduduk neraka yang paling ringan siksaannya: Apakah seandainya dunia dan segala isinya menjadi milikmu, apakah kamu mau menebus siksaan ini dengannya?. Dia menjawab, Iya. Maka Allah berkata, Sungguh Aku telah menghendaki darimu sesuatu yang lebih ringan dari itu pada saat kamu berada di tulang sulbi Adam; yaitu janganlah kamu berbuat syirik dan Aku tidak akan memasukkanmu ke dalam neraka. Akan tetapi ternyata kamu enggan kecuali syirik. (HR. Bukhari dan Muslim dari Anas bin Malik radhiyallahuanhu) Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Pada hari kiamat, didatangkan seorang penduduk neraka yang menjadi penduduk dunia yang paling nikmat hidupnya. Kemudian dia dicelupkan ke dalam neraka sekali celupan. Lalu dikatakan kepadanya: Wahai anak Adam, apakah kamu pernah melihat kesenangan? Apakah kamu pernah merasakan kenikmatan sebelum ini? Maka dia menjawab, Demi Allah, belum pernah wahai Rabbi.… (HR. Muslim dari Anas bin Malik radhiyallahuanhu) Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Surga diliputi dengan hal-hal yang tidak menyenangkan, sedangkan neraka diliputi dengan hal-hal yang disenangi hawa nafsu (HR. Muslim dari Anas bin Malik radhiyallahuanhu) Baca juga: Teman Akrab Menjadi Musuh di Hari Kiamat — Penulis: Abu Mushlih Ari Wahyudi Artikel: Muslim.or.id
Daftar Isi lwptoc Seperti kita tahu bersama beberapa waktu silam, muncul isu kiamat datang tanggal 21122012. Sampaisampai di beberapa belahan bumi, ada yang sudah mempersiapkan benteng, tempat dan peralatan lainnya sebagai perlindungan. Tanggal sekian, bulan sekian, tahun sekian. Ya, ini semua tentu saja merupakan kedustaan hoax Sebab, sejak ratusan tahun yang silam Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam telah mengabarkan kepada kita bahwa beliau pun tidak mengetahui kapankah hari kiamat itu terjadi. Muslim dari Umar bin alKhaththab radhiyallahuanhu Kaum muslimin yang dirahmati Allah. Oleh sebab itu Rasulullah shallallahu alaihi wa sallammenjadikan keimanan kepada hari akhir sebagai pilar keimanan. Beliau bersabda, Yaitu kamu beriman kepada Allah, para malaikatNya, kitabkitabNya, para rasulNya, hari akhir, dan kamu mengimani takdir yang baik maupun yang buruk HR. Bagi mereka kehidupan hanyalah perjalanan waktu. Allah taala berfirman yang artinya, Mereka berkata Tidaklah ada kecuali kehidupan kami di dunia. AlJatsiyah 24 Inilah keyakinan sekte Dahriyah dan kaum musyrikin arab yang sejalan dengan mereka. Mereka tidak mempercayai adanya hari kiamat. Demikian pula keyakinan sebagian kaum filsafat. Kaum Dahriyah memiliki keyakinan bahwa alam semesta ini mengalami pembaruan dan kembali sebagaimana awalnya pada setiap 36 ribu tahun. Oleh sebab itu, Allah membantah ucapan mereka, Tidaklah mereka dalam hal itu berlandaskan ilmu, tiada yang mereka ucapkan kecuali sematamata dugaan. Berikut ini akan kami sebutkan sebagiannya. Diantaranya, Allah menyebut hari akhir dengan hari kiamat. Allah taala berfirman yang artinya, Dan berikanlah peringatan kepada mereka akan hari penyesalan, ketika itu segala urusan sudah diputuskan sedangkan mereka dahulu larut dalam kelalaian dan mereka dalam keadaan tidak beriman QS. Maryam 69 Untuk lebih lengkap silahkan membaca di dalam kitab alYaum alAkhir, alQiyamah alKubra karya Syaikh Dr. Umar Sulaiman alAsyqar hal. Hari yang akan memisahkan antara orangorang yang bahagia dengan orangorang yang celaka. Hari dimana sebagian orang jatuh ke dalam jurang neraka, dan sebagian yang lain sukses menembus pintupintu surga. Maka Allah berkata, Sungguh Aku telah menghendaki darimu sesuatu yang lebih ringan dari itu pada saat kamu berada di tulang sulbi Adam yaitu janganlah kamu berbuat syirik dan Aku tidak akan memasukkanmu ke dalam neraka. Bukhari dan Muslim dari Anas bin Malik radhiyallahuanhu Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Pada hari kiamat, didatangkan seorang penduduk neraka yang menjadi penduduk dunia yang paling nikmat hidupnya. Kemudian dia dicelupkan ke dalam neraka sekali celupan. Lalu dikatakan kepadanya Wahai anak Adam, apakah kamu pernah melihat kesenangan Apakah kamu pernah merasakan kenikmatan sebelum ini Maka dia menjawab, Demi Allah, belum pernah wahai Rabbi. Muslim dari Anas bin Malik radhiyallahuanhu Baca juga Teman Akrab Menjadi Musuh di Hari Kiamat Penulis Abu Mushlih Ari Wahyudi Artikel Muslim.or.id
Terlalu Kejar Dunia Justru akan Sebabkan Kemiskinan?
https://www.eramuslim.com/hikmah/terlalu-kejar-dunia-justru-akan-sebabkan-kemiskinan/
Eramuslim – Rasulullah SAW bersabda, ”Barangsiapa yang menjadikan akhirat sebagai tujuannya, maka Allah akan memberikan kekayaan kepada hatinya, memudahkan urusannya dan dunia (yang hina ini) akan datang kepadanya (dengan sendirinya), dan barangsiapa yang menjadikan dunia sebagai tujuannya, maka Allah akan memberikan (rasa) fakir kepadanya, mempersulit urusannya dan dunia tidak akan mendatanginya kecuali apa yang sudah ditetapkan baginya.” (HR At-Tirmidzi dari Anas bin Malik RA). Hadits di atas menjelaskan bahwa cara untuk mendapatkan dunia adalah dengan menjadikan akhirat sebagai tujuan akhir dari perjalanan hidupnya. Ia tidak menjadikan dunia kecuali hanya sebagai tempat untuk mempersiapkan bekal baginya di akhirat kelak. Dengan sikap seperti ini, maka dengan sendirinya dunia akan datang menghampirinya, tanpa ia harus bersusah payah untuk mendapatkannya. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menyaksikan orang yang berusaha keras dan berjuang mati-matian untuk mengejar dunia. Ambisinya untuk mendapatkan dunia menjadikan mata hatinya tertutup, sehingga ia tidak bisa membedakan antara sesuatu yang halal dan yang haram. Waktu yang seharusnya ia gunakan untuk menghadapkan diri kepada Allah dengan beribadah dan beramal saleh ia abaikan begitu saja, sehingga jiwanya gersang dari nilai-nilai spiritual dan mengantarkannya kepada sifat tamak yang tidak pernah merasa puas dengan apa yang sudah diperolehnya. Mengapa ia harus berbuat sejauh itu? Bukankah sabda Rasulullah SAW di atas cukup jelas memberitahukan kepada kita bagaimana caranya mendapatkan dunia, yaitu dengan menjadikan akhirat sebagai tujuan akhir dari perjalanan hidupnya? Mari kita pertajam mata batin kita dengan melakukan hal-hal positif, kita siram kegersangan jiwa kita dari nilai-nilai spiritual dengan meluangkan waktu kita untuk mengingat Allah SWT dan mendekatkan diri kepada-Nya, kita hiasi identitas keislaman kita dengan cara menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Maka itu semua akan menjadi magnet yang bisa menarik berbagai atribut dunia dan isinya, sehingga dengan sendirinya dunia akan mendatanginya. (rol)
Eramuslim Rasulullah SAW bersabda, Barangsiapa yang menjadikan akhirat sebagai tujuannya, maka Allah akan memberikan kekayaan kepada hatinya, memudahkan urusannya dan dunia yang hina ini akan datang kepadanya dengan sendirinya, dan barangsiapa yang menjadikan dunia sebagai tujuannya, maka Allah akan memberikan rasa fakir kepadanya, mempersulit urusannya dan dunia tidak akan mendatanginya kecuali apa yang sudah ditetapkan baginya. HR AtTirmidzi dari Anas bin Malik RA. Hadits di atas menjelaskan bahwa cara untuk mendapatkan dunia adalah dengan menjadikan akhirat sebagai tujuan akhir dari perjalanan hidupnya. Ia tidak menjadikan dunia kecuali hanya sebagai tempat untuk mempersiapkan bekal baginya di akhirat kelak. Dengan sikap seperti ini, maka dengan sendirinya dunia akan datang menghampirinya, tanpa ia harus bersusah payah untuk mendapatkannya. Dalam kehidupan seharihari, kita sering menyaksikan orang yang berusaha keras dan berjuang matimatian untuk mengejar dunia. Ambisinya untuk mendapatkan dunia menjadikan mata hatinya tertutup, sehingga ia tidak bisa membedakan antara sesuatu yang halal dan yang haram. Waktu yang seharusnya ia gunakan untuk menghadapkan diri kepada Allah dengan beribadah dan beramal saleh ia abaikan begitu saja, sehingga jiwanya gersang dari nilainilai spiritual dan mengantarkannya kepada sifat tamak yang tidak pernah merasa puas dengan apa yang sudah diperolehnya. Mengapa ia harus berbuat sejauh itu Bukankah sabda Rasulullah SAW di atas cukup jelas memberitahukan kepada kita bagaimana caranya mendapatkan dunia, yaitu dengan menjadikan akhirat sebagai tujuan akhir dari perjalanan hidupnya Mari kita pertajam mata batin kita dengan melakukan halhal positif, kita siram kegersangan jiwa kita dari nilainilai spiritual dengan meluangkan waktu kita untuk mengingat Allah SWT dan mendekatkan diri kepadaNya, kita hiasi identitas keislaman kita dengan cara menjalankan perintah Allah dan menjauhi laranganNya. Maka itu semua akan menjadi magnet yang bisa menarik berbagai atribut dunia dan isinya, sehingga dengan sendirinya dunia akan mendatanginya. rol
Doa Terkabul di Hari Rabu
https://rumaysho.com/12544-doa-terkabul-di-hari-rabu.html
Adakah waktu mustajab untuk berdoa di hari Rabu? Ada yang mengatakan antara Zhuhur dan Ashar.Prof. Dr. Umar Al-Muqbil hafizhahullah ditanya, - - : : (( : )) : (( )) ( ) ( :1/246) (704). .Guru kami yang mulia –semoga Allah senantiasa menjaganya-. Ada sunnah yang ditinggalkan di zaman ini yaitu doa pada hari Rabu antara Zhuhur dan Ashar. Dari Jabir bin Abdillah, ia berkata, Nabi shallallahu alaihi wa sallam berdoa di Masjid Al-Fath tiga kali, yaitu hari Senin, Selasa, dan Rabu. Dikabulkan doa yang beliau panjatkan di hari Rabu antara dua shalat (Zhuhur dan Ashar, seperti dalam riwayat Ahmad dan Ibnu Saad dari Jabir). Nampak kegembiraan di wajah beliau ketika itu.Jabir berkata, Tidaklah aku mendapatkan perkara berat melainkan aku memanjatkan doa pada waktu tersebut. Ternyata saat aku berdoa ketika itu, doa tersebut diijabahi (dikabulkan). Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dalam Al-Adab Al-Mufrad, juga oleh Imam Ahmad, oleh Al-Bazzar dan selainnya. Syaikh Al-Albani menghasankan hadits ini dalam Shahih Al-Adab Al-Mufrad, 1: 246, no. 704. Wallahu yahfazhkum wa yaraakum –semoga Allah menjaga dan memperhatikan engkau-.Dijawab oleh Syaikh Umar Al-Muqbil, : (:2/222): . !! – -.Hadits ini dikeluarkan oleh Imam Ahmad dalam musnadnya, Al-Bukhari dalam Al-Adab Al-Mufrad dari jalur Katsir bin Zaid, dari Abdullah bin Abdurrahman bin Kaab bin Malik, dari Jabir bin Abdillah. Mengenai nama guru dari Katsir, ada beda pendapat, apakah gurunya bernama Abdullah bin Abdurrahman bin Kaab atau Abdurrahman bin Kaab.Yang tepat, perselisihan terletak pada perawi sebelum Katsir. Ibnu Majah dalam Al-Majruhin (2: 222) menyatakan bahwa Katsir itu kebanyakan kelirunya karena sedikit riwayatnya. Aku tidak suka berhujjah dengannya ketika ia bersendirian.Aku sendiri (Syaikh Umar Al-Muqbil) belum mendapatkan penguat (mutabi) untuk perawi ini. Semisal dia, tidaklah bisa dijadikan hujjah jika bersendirian. Dari periwayatannya, nampak tidak kuat sanadnya.Menurut aku (Syaikh Umar Al-Muqbil), hadits ini adalah hadits yang tidak shahih dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Nampak ada perbedaan pendapat di antara para ulama tentang keshahihan hadits doa yang terkabul di hari Rabu (antara Zhuhur dan Ashar). Syaikh Al-Albani menganggap hadits tentang hal itu, hasan. Ulama lainnya seperti Syaikh Umar Al-Muqbil menganggap haditsnya tidak shahih.Silakan memilih mana pendapat yang lebih tentram. Sebatas ilmu kami, hadits tersebut dhaif sehingga tidak menunjukkan keutamaan berdoa di hari Rabu antara Zhuhur dan Ashar. Wallahu alam.Semoga jadi ilmu yang bermanfaat. Rasysy Al-Barad Syarh Al-Adab Al-Mufrad li Al-Imam Al-Bukhari. Cetakan pertama, tahun 1426 H. Dr. Muhammad Luqman As-Salafi. Penerbit Dar Ad-Dai. disusun di Darush Sholihin, Panggang, Gunungkidul, 4 Rabiul Awwal 1437 HAkhukum fillah: Muhammad Abduh TuasikalChannel Telegram @RumayshoCom, @UntaianNasihat,@DarushSholihin
Adakah waktu mustajab untuk berdoa di hari Rabu Ada yang mengatakan antara Zhuhur dan Ashar. Prof. Dr. Umar AlMuqbil hafizhahullah ditanya, 1246 704. .Guru kami yang mulia semoga Allah senantiasa menjaganya. Dari Jabir bin Abdillah, ia berkata, Nabi shallallahu alaihi wa sallam berdoa di Masjid AlFath tiga kali, yaitu hari Senin, Selasa, dan Rabu. Nampak kegembiraan di wajah beliau ketika itu. Jabir berkata, Tidaklah aku mendapatkan perkara berat melainkan aku memanjatkan doa pada waktu tersebut. Syaikh AlAlbani menghasankan hadits ini dalam Shahih AlAdab AlMufrad, 1 246, no. Mengenai nama guru dari Katsir, ada beda pendapat, apakah gurunya bernama Abdullah bin Abdurrahman bin Kaab atau Abdurrahman bin Kaab. Yang tepat, perselisihan terletak pada perawi sebelum Katsir. Aku tidak suka berhujjah dengannya ketika ia bersendirian. Semisal dia, tidaklah bisa dijadikan hujjah jika bersendirian. Ulama lainnya seperti Syaikh Umar AlMuqbil menganggap haditsnya tidak shahih. Silakan memilih mana pendapat yang lebih tentram. Sebatas ilmu kami, hadits tersebut dhaif sehingga tidak menunjukkan keutamaan berdoa di hari Rabu antara Zhuhur dan Ashar. Rasysy AlBarad Syarh AlAdab AlMufrad li AlImam AlBukhari. disusun di Darush Sholihin, Panggang, Gunungkidul, 4 Rabiul Awwal 1437 HAkhukum fillah Muhammad Abduh TuasikalChannel Telegram RumayshoCom, UntaianNasihat,DarushSholihin
Larangan Bunuh Diri
https://muslim.or.id/80244-larangan-bunuh-diri.html
Seringkali kita melihat suatu fenomena ketika seseorang yang memiliki suatu masalah atau problematika kehidupan yang berat, menjadikan bunuh diri sebagai sebuah solusi. Dia mengira bahwa bunuh diri adalah solusi atas permasalahan yang dia hadapi. Padahal, bunuh diri termasuk salah satu dosa besar yang paling besar. Dalilnya adalah firman Allah Taala, Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Mahapenyayang kepadamu. Dan barangsiapa berbuat demikian dengan melanggar hak dan aniaya, maka Kami kelak akan memasukkannya ke dalam neraka. Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (QS. An-Nisa: 29-30) Baca Juga: Mati Bunuh Diri, Apakah Perlu Disalati? Larangan dari Allah Taala janganlah kamu membunuh dirimu ditafsirkan oleh para ulama dengan dua penjelasan. Penjelasan pertama, seorang muslim dilarang membunuh dirinya sendiri (larangan bunuh diri). Penjelasan kedua, seorang muslim dilarang membunuh sesama muslim yang lain. Membunuh muslim yang lain termasuk dalam istilah bunuh diri karena pada asalnya, semua muslim adalah bersaudara dan bagaikan satu jasad. Jika seorang muslim membunuh muslim yang lain, hal itu mengakibatkan dirinya berhak untuk mendapatkan hukuman bunuh dari penguasa. Sehingga seorang muslim yang membunuh muslim yang lain, pada hakikatnya dia telah melakukan usaha untuk membunuh dirinya sendiri. Allah Taala berfirman, Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. (QS. Al-Baqarah: 195) Dalam menjelaskan ayat ini, Syekh Abdurrahman As-Sadi rahimahullah mengatakan bahwa kata (kebinasaan) dapat ditafsikan dengan dua makna. Pertama, kebinasaan tersebut dimaknai sebagai perbuatan-perbuatan maksiat. Kedua, kebinasaan diartikan sebagai segala bentuk perbuatan yang dapat membinasakan diri sendiri dengan memberikan bahaya dan menyusahkan diri sendiri. Bunuh diri merupakan perbuatan membunuh dan menghilangkan jiwa seorang manusia dengan cara yang tidak dibenarkan oleh syariat. Oleh karena itu, hal ini menunjukkan bahwa seseorang tidak boleh membunuh dirinya sendiri. Karena pada hakikatnya, badan dan jiwanya itu bukan murni milik dirinya sendiri. Mengapa demikian? Karena manusia itu dimiliki oleh Allah Taala dan manusia hanya mempunyai hak untuk menggunakan badan dan jasad yang telah dianugerahkan oleh Allah Taala kepadanya. Manusia tidak boleh menggunakan dan mengeksploitasi jasadnya dengan seenaknya sendiri tanpa ada batasan. Termasuk di dalamnya adalah tidak boleh membunuh dirinya sendiri. Allah Taala berfirman, Dan orang-orang yang tidak menyembah Tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya). (QS. Al-Furqan: 68) Baca Juga: Bom Bunuh Diri Bukan Jihad Dari Jundub bin Abdillah radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, Ada seseorang di antara umat sebelum kalian menderita luka-luka tapi dia tidak sabar lalu dia mengambil sebilah pisau kemudian memotong tangannya yang mengakibatkan darah mengalir dan tidak berhenti hingga akhirnya dia meninggal dunia. Lalu Allah Taala berfirman, Hamba-Ku mendahului Aku dengan membunuh dirinya sendiri, maka Aku haramkan baginya surga.' (HR. Bukhari no. 3463 dan Muslim no. 113) Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, Barangsiapa menjatuhkan diri dari gunung, hingga membunuh jiwanya (bunuh diri), maka ia akan jatuh ke neraka jahanam. Ia kekal serta abadi di dalamnya selama-lamanya. Barangsiapa menegak racun hingga meninggal dunia, maka racun tersebut akan berada di tangannya, dan ia akan menegaknya di neraka jahanam. Ia kekal serta abadi di dalamnya selama-lamanya. Dan barangsiapa bunuh diri dengan (menusuk dirinya dengan) besi, maka besi itu akan ada di tangannya, dengannya ia akan menghujamkan ke perutnya di neraka jahanam. Ia kekal dan abadi di dalamnya selama-lamanya. (HR. Bukhari no. 5778 dan Muslim no. 109) Dari Tsabit bin Adh-Dhahhak radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, Barangsiapa membunuh dirinya dengan sesuatu, ia disiksa di neraka jahanam dengan sesuatu yang digunakannya untuk bunuh diri. Dan melaknat seorang mukmin bagaikan membunuhnya. Dan barangsiapa menuduh seorang mukmin dengan kekafiran, maka dia seperti membunuhnya. (HR. Bukhari no. 6652 dan Muslim no. 110) Dan termasuk dalam perbuatan bunuh diri adalah perbuatan sebagian orang yang memakai pakaian atau rompi yang berisi bom yang diikatkan di perutnya, kemudian diledakkannya di tempat yang banyak terdapat orang kafir. Dengan demikian, dirinya merupakan orang yang pertama kali meninggal karena bom tersebut. Perbuatan semacam ini dinilai termasuk bunuh diri. Sehingga pelaku bom bunuh diri di neraka akan disiksa dengan bom yang digunakannya untuk bunuh diri ketika dirinya masih di dunia. Baca Juga: *** Penulis: dr. M. Saifudin Hakim, M.Sc., Ph.D. Artikel: www.muslim.or.id
Seringkali kita melihat suatu fenomena ketika seseorang yang memiliki suatu masalah atau problematika kehidupan yang berat, menjadikan bunuh diri sebagai sebuah solusi. Dia mengira bahwa bunuh diri adalah solusi atas permasalahan yang dia hadapi. Dalilnya adalah firman Allah Taala, Hai orangorang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka samasuka di antara kamu. Sesungguhnya Allah adalah Mahapenyayang kepadamu. Dan barangsiapa berbuat demikian dengan melanggar hak dan aniaya, maka Kami kelak akan memasukkannya ke dalam neraka. Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. Penjelasan pertama, seorang muslim dilarang membunuh dirinya sendiri larangan bunuh diri. Membunuh muslim yang lain termasuk dalam istilah bunuh diri karena pada asalnya, semua muslim adalah bersaudara dan bagaikan satu jasad. Sehingga seorang muslim yang membunuh muslim yang lain, pada hakikatnya dia telah melakukan usaha untuk membunuh dirinya sendiri. Allah Taala berfirman, Dan belanjakanlah harta bendamu di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orangorang yang berbuat baik. AlBaqarah 195 Dalam menjelaskan ayat ini, Syekh Abdurrahman AsSadi rahimahullah mengatakan bahwa kata kebinasaan dapat ditafsikan dengan dua makna. Pertama, kebinasaan tersebut dimaknai sebagai perbuatanperbuatan maksiat. Kedua, kebinasaan diartikan sebagai segala bentuk perbuatan yang dapat membinasakan diri sendiri dengan memberikan bahaya dan menyusahkan diri sendiri. Oleh karena itu, hal ini menunjukkan bahwa seseorang tidak boleh membunuh dirinya sendiri. Karena pada hakikatnya, badan dan jiwanya itu bukan murni milik dirinya sendiri. Mengapa demikian Karena manusia itu dimiliki oleh Allah Taala dan manusia hanya mempunyai hak untuk menggunakan badan dan jasad yang telah dianugerahkan oleh Allah Taala kepadanya. Manusia tidak boleh menggunakan dan mengeksploitasi jasadnya dengan seenaknya sendiri tanpa ada batasan. Allah Taala berfirman, Dan orangorang yang tidak menyembah Tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah membunuhnya kecuali dengan alasan yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya dia mendapat pembalasan dosanya. Lalu Allah Taala berfirman, HambaKu mendahului Aku dengan membunuh dirinya sendiri, maka Aku haramkan baginya surga. Ia kekal serta abadi di dalamnya selamalamanya. Barangsiapa menegak racun hingga meninggal dunia, maka racun tersebut akan berada di tangannya, dan ia akan menegaknya di neraka jahanam. 109 Dari Tsabit bin AdhDhahhak radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, Barangsiapa membunuh dirinya dengan sesuatu, ia disiksa di neraka jahanam dengan sesuatu yang digunakannya untuk bunuh diri. Dan melaknat seorang mukmin bagaikan membunuhnya. Dengan demikian, dirinya merupakan orang yang pertama kali meninggal karena bom tersebut. Perbuatan semacam ini dinilai termasuk bunuh diri. Sehingga pelaku bom bunuh diri di neraka akan disiksa dengan bom yang digunakannya untuk bunuh diri ketika dirinya masih di dunia.
Transaksi Jual Beli: Definisi, Hikmah, Rukun, Syarat
https://www.dakwah.id/transaksi-jual-beli-definisi-hikmah/
Dalam istilah syariat, transaksi jual beli dikenal dengan istilah ­al-Bai. Istilah tersebut berasal dari bahasa arab --, artinya menjual-penjualan. Lawan katanya adalah asy-Syira, artinya membeli-pembelian.Meski kedua istilah tersebut memiliki definisi yang berlawanan, namun para ulama menganggapnya sama saat membahas masalah fikih jual beli. Sementara al-Bai lebih sering digunakan untuk mengistilahkan jual beli. (Fiqhus Sunnah, Sayyid Sabiq, 3/46. Al-Majmu, Imam an-Nawawi, 9/140)Ibnu Qudamah mengatakan bahwa pengertian jual beli secara istilah adalah, Pertukaran harta dengan harta dengan ketentuan memiliki dan memberikan kepemilikan. (Al-Mughni, Ibnu Qudamah, 4/5)Disebut jual beli karena salah satu dari dua orang yang melakukan akad tersebut bersepakat untuk mengambil dan memberi. (Al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu, Wahbah az-Zuhaily, 4/345)Transaksi Jual beli itu hukumnya mubah berdasarkan dalil-dalil dari Al-Quran dan Hadits serta Ijma Ulama. Allah Azza wa Jalla berfirman, Dan Allah menghalalkan transaksi jual beli dan mengharamkan riba. (QS. Al-Baqarah: 275)Dalam ayat lain Allah berfirman, Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu saling memakan memakan harta sesamamu dengan batil kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu. (QS. An-Nisa: 29)Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Rifaah bin Rafi Radhiyallohu, suatu ketika Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pernah ditanya, : « Pekerjaan apakah yang paling baik? Maka beliau menjawab: Pekerjaan seseorang yang dilakukan dengan tangannya dan setiap transaksi jual beli itu mabrur. (Diriwayatkan oleh Al-Bazzar dan dishahihkan oleh Al-Hakim, Subulus Salam, 3/4)Dalam hadits lain Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam juga pernah bersabda, Sesungguhnya transaksi jual beli itu saling ridha. (Al-Jami ash-Shaghir, 1/102)Kaum muslimin telah sepakat tentang bolehnya melakukan transaksi jual beli, karena pada dasarnya hukum transaksi jual beli itu mubah.Imam Syafii mengatakan, Asal mula (hukum) jual beli itu semuanya mubah, apabila ada saling ridha antara dua orang yang sedang melakukan transaksi, kecuali beberapa bentuk jual beli yang telah dilarang oleh Rasululllah Shalallahu alaihi wassalam. (Al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu, Wahbah az-Zuhaily, 5/3307)Dalam menjalani kehidupan ini, setiap manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan tertentu yang terkadang tidak ada pada dirinya namun ada pada diri orang lain. Kebutuhan tersebut sangat beragam sifatnya. Ada yang sangat penting, ada pula yang sifatnya penunjang, dan pelengkap.Sehingga, antara manusia satu dengan lainnya perlu untuk saling berbagi atau bertukar kebutuhan dalam rangka mendapatkan apa yang ia butuhkan dalam sebuah muamalah yang baik.Oleh sebab itu, di zaman belum ditemukannya alat tukar tertentu, antara manusia satu dengan lainnya terjadi proses saling tukar barang atau benda yang dibutuhkan. Ini disebut dengan barter.Seiring dengan itu, alat tukar semakin berkembang, muncullah alat tukar yang dikenal dengan istilah mata uang.Untuk menjaga keteraturan dan menghindarkan proses tukar menukar barang baik dengan barter atau dengan mata uang dari kejahatan-kejahatan berupa penipuan, kecurangan, dan sebagainya, Allah Azza wa Jalla menentukan aturan syarI berupa penghalalan transaksi jual beli dan mengharamkan riba. (Majalatul Buhuts al-islamiyah, 10/90)Tentang rukun transaksi jual beli, mazhab Hanafi hanya menyebutkan satu rukun saja. Yaitu akad Ijab dan Qabul. Sementara Jumhur Ulama Fikih menyatakan bahwa rukun transaksi jual beli itu ada empat. Yaitu, Ada Penjual dan pembeli, ada Akad berbentuk Ijab Qabul, ada barang yang diperjual belikan, ada nilai jual atau harga.Atau, dalam istilah lain Aqid atau pihak yang melakukan akad (Penjual dan pembeli), Maqud Alaih atau objek yang diperjual belikan (Harga dan barang), dan Shighat atau pernyataan (berupa Ijab dan Qabul). (Al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu, Wahbah az-Zuhaily, 5/3309)Dalam persoalan syarat transaksi jual beli, terjadi perbedaan pendapat di kalangan para ulama mazhab. Menurut Mazhab Hanafi, ada 23 syarat transaksi jual beli yang harus terpenuhi. Menurut Mazhab Maliki, ada 11 syarat transaksi jual beli. Sementara menurut Mazhab Syafii, ada 22 syarat. Sedangkan Mazhab Hanafi mensyaratkan 11 syarat dalam transaksi jual beli. (Al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu, Wahbah az-Zuhaily, 5/3350)Di antara sekian banyak syarat yang menjadi ranah perbedaan pendapat tersebut, terdapat tiga syarat paling pokok yang disepakati oleh empat mazhab. Pertama, pihak yang berakad berakal sehat. Kedua, terdapat sighat akad yang jelas antara penjual dan pembeli dalam satu waktu dan tempat tanpa unsur manipulasi dan penipuan. Ketiga, Barang yang diperjualbelikan adalah barang yang memiliki nilai, halal, dan bermanfaat, serta ada pemiliknya. (Al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu, Wahbah az-Zuhaily, 5/3367) Wallahu alam [dakwah.id]
Dalam istilah syariat, transaksi jual beli dikenal dengan istilah alBai. Istilah tersebut berasal dari bahasa arab , artinya menjualpenjualan. Lawan katanya adalah asySyira, artinya membelipembelian. AlMajmu, Imam anNawawi, 9140Ibnu Qudamah mengatakan bahwa pengertian jual beli secara istilah adalah, Pertukaran harta dengan harta dengan ketentuan memiliki dan memberikan kepemilikan. AlBaqarah 275Dalam ayat lain Allah berfirman, Hai orangorang yang beriman janganlah kamu saling memakan memakan harta sesamamu dengan batil kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu. AnNisa 29Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Rifaah bin Rafi Radhiyallohu, suatu ketika Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pernah ditanya, Pekerjaan apakah yang paling baik Maka beliau menjawab Pekerjaan seseorang yang dilakukan dengan tangannya dan setiap transaksi jual beli itu mabrur. Imam Syafii mengatakan, Asal mula hukum jual beli itu semuanya mubah, apabila ada saling ridha antara dua orang yang sedang melakukan transaksi, kecuali beberapa bentuk jual beli yang telah dilarang oleh Rasululllah Shalallahu alaihi wassalam. AlFiqh alIslami wa Adillatuhu, Wahbah azZuhaily, 53307Dalam menjalani kehidupan ini, setiap manusia memiliki kebutuhankebutuhan tertentu yang terkadang tidak ada pada dirinya namun ada pada diri orang lain. Kebutuhan tersebut sangat beragam sifatnya. Sehingga, antara manusia satu dengan lainnya perlu untuk saling berbagi atau bertukar kebutuhan dalam rangka mendapatkan apa yang ia butuhkan dalam sebuah muamalah yang baik. Seiring dengan itu, alat tukar semakin berkembang, muncullah alat tukar yang dikenal dengan istilah mata uang. Untuk menjaga keteraturan dan menghindarkan proses tukar menukar barang baik dengan barter atau dengan mata uang dari kejahatankejahatan berupa penipuan, kecurangan, dan sebagainya, Allah Azza wa Jalla menentukan aturan syarI berupa penghalalan transaksi jual beli dan mengharamkan riba. Yaitu, Ada Penjual dan pembeli, ada Akad berbentuk Ijab Qabul, ada barang yang diperjual belikan, ada nilai jual atau harga. Sementara menurut Mazhab Syafii, ada 22 syarat. Sedangkan Mazhab Hanafi mensyaratkan 11 syarat dalam transaksi jual beli. AlFiqh alIslami wa Adillatuhu, Wahbah azZuhaily, 53350Di antara sekian banyak syarat yang menjadi ranah perbedaan pendapat tersebut, terdapat tiga syarat paling pokok yang disepakati oleh empat mazhab. Pertama, pihak yang berakad berakal sehat. Kedua, terdapat sighat akad yang jelas antara penjual dan pembeli dalam satu waktu dan tempat tanpa unsur manipulasi dan penipuan. AlFiqh alIslami wa Adillatuhu, Wahbah azZuhaily, 53367 Wallahu alam dakwah.id
Ini Niat Ketika Hendak Masuk Perpustakaan
https://bincangsyariah.com/zikir-dan-doa/ini-niat-ketika-hendak-masuk-perpustakaan/
Dalam kitab Al-Niyyat, Sayid Muhammad bin Alawi bin Umar Al-Idrus atau yang dikenal dengan Habib Saad menyebutkan sebuah niat ketika hendak masuk perpustakaan. Niat ketika hendak masuk perpustakaan adalah sebagai berikut; Nawaitu tholabal ilmi wa talaqqiihi min mashoodirin shohiihatin, was saya fii tholabil haqqi wal ilmish shahiihi wal istimdaadi min aatsaaril ulamaa-i khoshshatan maa katabuu wa maa dawwanuu min kutubil ilmi wa taqwiyatal iimaani wa taqdiiro ahlil ilmi wa aatsaarihim wa tazhiimillaahi wat taarrudho lifuyuudhootihii wa karomihii wal akhdza wat talaqqi wat tabliigha wal istifaadata wat tadzakkuro wal ith-thilaa-a alaa maa duwwina minal ilmi wal iqtidaa-a, wal istifaadata mimman yartaadu haadzal makaana min ahlil ilmi wash shoolihi wad dirooyati war riwaayati wa qoshdal amaakinil mubaarokati wa amaakinil khoiri wat taarrudho lifadhlillaahi wa rohmatihii wa niyyati akhdzil mawizhoti wa tarbiyatan nafsi wa hamlihaa alaa akhlaaqis salafish shoolihi wa marifata huquuqillaahi wal makhluuqiin. Artinya: Aku berniat (masuk perpustakaan) untuk mencari ilmu, mendapatkannya dari sumber yang sahih, berusaha mencari kebenaran dan ilmu yang benar, mengambil peninggalan para ulama khususnya kitab-kitab yang mereka tulis dan bukukan, memperkuat iman, menghargai ahli ilmu dan peninggalannya, mengagungkan Allah serta mengharapkan limpahan rahmat dan kemuliaan-Nya, mengambil ilmu, menyampaikannya, mengambil faidah dan mempelajari ilmu yang sudah dibukukan, mengambil faidah dari orang-orang yang terbiasa ke tempat ini mulai dari para pelajar dan orang saleh, ingin mendatangi tempat-tempat yang diberkahi dan tempat-tempat kebaikan, mengharap rahmat Allah dan rahmat-Nya, niat mengambil mauizhah, mendidik jiwa serta membawanya pada akhlak ulama salaf, dan mengetahui hak-hak Allah dan makhluk.
Dalam kitab AlNiyyat, Sayid Muhammad bin Alawi bin Umar AlIdrus atau yang dikenal dengan Habib Saad menyebutkan sebuah niat ketika hendak masuk perpustakaan. Niat ketika hendak masuk perpustakaan adalah sebagai berikut Nawaitu tholabal ilmi wa talaqqiihi min mashoodirin shohiihatin, was saya fii tholabil haqqi wal ilmish shahiihi wal istimdaadi min aatsaaril ulamaai khoshshatan maa katabuu wa maa dawwanuu min kutubil ilmi wa taqwiyatal iimaani wa taqdiiro ahlil ilmi wa aatsaarihim wa tazhiimillaahi wat taarrudho lifuyuudhootihii wa karomihii wal akhdza wat talaqqi wat tabliigha wal istifaadata wat tadzakkuro wal iththilaaa alaa maa duwwina minal ilmi wal iqtidaaa, wal istifaadata mimman yartaadu haadzal makaana min ahlil ilmi wash shoolihi wad dirooyati war riwaayati wa qoshdal amaakinil mubaarokati wa amaakinil khoiri wat taarrudho lifadhlillaahi wa rohmatihii wa niyyati akhdzil mawizhoti wa tarbiyatan nafsi wa hamlihaa alaa akhlaaqis salafish shoolihi wa marifata huquuqillaahi wal makhluuqiin. Artinya Aku berniat masuk perpustakaan untuk mencari ilmu, mendapatkannya dari sumber yang sahih, berusaha mencari kebenaran dan ilmu yang benar, mengambil peninggalan para ulama khususnya kitabkitab yang mereka tulis dan bukukan, memperkuat iman, menghargai ahli ilmu dan peninggalannya, mengagungkan Allah serta mengharapkan limpahan rahmat dan kemuliaanNya, mengambil ilmu, menyampaikannya, mengambil faidah dan mempelajari ilmu yang sudah dibukukan, mengambil faidah dari orangorang yang terbiasa ke tempat ini mulai dari para pelajar dan orang saleh, ingin mendatangi tempattempat yang diberkahi dan tempattempat kebaikan, mengharap rahmat Allah dan rahmatNya, niat mengambil mauizhah, mendidik jiwa serta membawanya pada akhlak ulama salaf, dan mengetahui hakhak Allah dan makhluk.
Hukum Memakai Jilbab dalam Islam
https://dalamislam.com/hukum-islam/hukum-memakai-jilbab
Jilbab dan hijab tidak dapat dipisahkan dari kehidupan wanita muslim. Seorang wanita muslimah wajib mengenakan hijab dan jilbab ketika ia sudah dewasa atau ketika ia sudah mengalami haid. Islam adalah agama yang mengatur segala aspek kehidupan termasuk tata cara pergaulan dan bagaimana cara berpakaian yang baik dan benar (baca dan . Jilbab sudah menjadi bagian dari pergaulan dan hidup seorang muslimah dan salah satu ciri-ciri adalah mengenakan hijab atau jilbab. (baca juga )Definisi JilbabJilbab adalah pakaian yang menutupi seluruh tubuh atau aurat wanita dan setiap wanita muslim wajib mengenakannya. Dalam bahasa Arab jilbab atau jamaknya Jalabib artinya selendang. Adapun menurut Ensiklopedi Hukum Islam disebutkan bahwa pengertian jilbab adalah pakaian kurung yang tidak sempit atau  longgar dan dilengkapi dengan penutup kepala, leher dan dada atau yang disebut kerudung. Dengan kata lain, jilbab itu sendiri adalah baju atau pakaian yang menutupi seluruh bagian tubuh wanita dan longgar. (baca dan ) Pengertian ini tentunya sedikit berbeda dengan anggapan masyarakat Indonesia saat ini yang menganggap bahwa jilbab hanya penutup kepala saja, sedangkan pakaian panjang dan longgar atau long dress yang dipakai dengan kerudung atau penutup kepala disebut dengan istilah busana muslim. wanita yang mengenakan kerudung di Indonesia meskipun pakaiannya tidak sesuai syariah atau bukanlah pakaian yang longgar terkadang tetap disebut sebagai wanita berjilbab. Hal ini tentunya berbeda atau melenceng dari pengertian jilbab yang sebenarnyaDasar Hukum JilbabPerintah jilbab diturunkan saat zaman rasulullah SAW. Sejarah menyebutkan bahwa perintah berjilbab dan mengenakan hijab turun saat Rasulullah sering mengadakan jamuan makan bersama dengan tamu-tamunya. Karena tamu diundang ke rumah Rasulullah maka saat makan dan mengobrol mereka bebas keluar masuk rumah Rasul SAW. Hal ini berpotensi menimbulkan fitnah dimana istri-istri Rasul saat itu belum mengenakan hijab. (baca dan )Qs ayat 59Allah SWT kemudian menurunkan firmannya dalam surat Al Ahzab ayat 53 yang berbunyi Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah-rumah Nabi kecuali bila kamu diizinkan untuk makan dengan tidak menunggu-nunggu waktu masak (makanannya), tetapi jika kamu diundang maka masuklah dan bila kamu selesai makan, keluarlah kamu tanpa asyik memperpanjang percakapan. Sesungguhnya yang demikian itu akan mengganggu Nabi lalu Nabi malu kepadamu (untuk menyuruh kamu keluar), dan Allah tidak malu (menerangkan) yang benar. Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (isteri-isteri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka. Dan tidak boleh kamu menyakiti (hati) Rasulullah dan tidak (pula) mengawini isteri-isterinya selama-lamanya sesudah ia wafat. Sesungguhnya perbuatan itu adalah amat besar (dosanya) di sisi Allah. (QS Al Ahzab ayat 53)QS Al Ahzab ayat 53Perintah berjilbab juga disebutkan dalam ayat lain dalam Alqur’an yakni sebagai berikut Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS Al ahzab ayat 59)Sejarah JilbabPada awalnya atau setelah perintah berjilbab turun, jilbab lebih dimaksudkan sebagai simbol wanita baik atau wanita merdeka agar mereka terhindar dari pandangan dan gangguan laki-laki terutama yang bukan muhrimnya (baca dan ). Dalam kitab tafsirnya, Al Jalili menyebutkan bahwa jilbab adalah symbol bagi wanita merdeka dan terhormat. Adapun jilbab saat itu hanya dikenakan dan perempuan sahaya atau budak hamba sahaya tidak diperbolehkan untuk mengenakan hijab atau jilbab. Disebutkan dalam sejarah bahwa Umar menghukum budak hamba sahaya wanita yang mengenakan jilbab. Oleh sebab itu, pada masa tersebut jilbab merupakan pembeda antara wanita merdeka dengan budak atau hamba sahaya.Hukum Memakai Jilbab Mengenakan jilbab dan menutup aurat adalah wajib bagi setiap wanita muslim dan hal ini telah disebutkan dalam dalil-dalil mengenai perintah hijab di atas. Jilbab seorang wanita hendaknya menutupi aurat, yang dimaksud adalah seluruh tubuh kecuali telapak tangan dan wajah, sebagaimana yang disebutkan dalam hadits berikut ini mengenai hukum memakai jilbab :Kewajiban menutup aurat selain wajah dan telapak tanganDalam memakai jilbab seorang wanita harus menutupi seluruh auratnya sebagaimana yang disebutkan dalam hadits berikut” Aisyah R.ah berkata: asma’ binti Abi Bakar menemui Rasul SAW dengan pakaian tipis, seketika itu Rasul SAW berpaling seraya berkata: Hai Asma’, sesungguhnya jika perempuan telah haid, tidak lagi wajar terlihat darinya kecuali ini dan ini ( ia menunjuk wajah dan kedua tangannya)Kewajiban menjaga aurat dari lawan jenis yang bukan Demikian juga mengenai aurat wanita yang harus ditutupi dengan hijab dari pandangan orang lain yang bukan mahram disebutkan dalam Alqur’an surat An Nur ayat 31 berikut “Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung” (QS An Nur ayat 31)Jilbab sesuai SyariahDengan mengetahui segala hal yang menyangkut perkara jilbab diatas maka sudah sepantasnya seorang wanita menutupi auratnya dan mengenakan jilbab yang sesuai dengan syariah atau yang biasa dikenal dengan jilbab syar’i. Memakai jilbab bisa menjauhkan wanita dari keburukan mengingat sangatlah dihargai peran dan kedudukannya. (baca juga dan )Berikut ini dijelaskan ketentuan jilbab syar’I yang mesti dikenakan oleh seorang wanita muslimahBahan jilbab tidak boleh tipis dan menerawangJilbab yang dikenakan untuk menutupi tubuh wanita tidak boleh tipis dan menerawang sehingga akan Nampak bagian dalam pakaian yang dikenakan.Longgar dan tidak ketatSyarat yang berikutnya adalah jilbab tidak boleh ketat dan menampakkan lekuk tubuh. Jilbab yang syar’I haruslah longgar dan panjang sehingga dapat menutup aurat dengan sempurna.BercadarMeskipun masih menjadi perdebatan terutama tentang , budaya mengenakan cadar tetap dapat dilaksanakan terutama bagi wanita muslim yang ingin menutup auratnya dengan sempurna. (baca juga )Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa memakai jilbab wajib hukumnya bagi wanita muslimah dan menjadi salah satu bukti dan taqwa seorang wanita kepada Allah SWT. (baca dan )
Jilbab dan hijab tidak dapat dipisahkan dari kehidupan wanita muslim. Islam adalah agama yang mengatur segala aspek kehidupan termasuk tata cara pergaulan dan bagaimana cara berpakaian yang baik dan benar baca dan . Adapun menurut Ensiklopedi Hukum Islam disebutkan bahwa pengertian jilbab adalah pakaian kurung yang tidak sempit atau longgar dan dilengkapi dengan penutup kepala, leher dan dada atau yang disebut kerudung. Sejarah menyebutkan bahwa perintah berjilbab dan mengenakan hijab turun saat Rasulullah sering mengadakan jamuan makan bersama dengan tamutamunya. Karena tamu diundang ke rumah Rasulullah maka saat makan dan mengobrol mereka bebas keluar masuk rumah Rasul SAW. Hal ini berpotensi menimbulkan fitnah dimana istriistri Rasul saat itu belum mengenakan hijab. baca dan Qs ayat 59Allah SWT kemudian menurunkan firmannya dalam surat Al Ahzab ayat 53 yang berbunyi Hai orangorang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumahrumah Nabi kecuali bila kamu diizinkan untuk makan dengan tidak menunggununggu waktu masak makanannya, tetapi jika kamu diundang maka masuklah dan bila kamu selesai makan, keluarlah kamu tanpa asyik memperpanjang percakapan. Sesungguhnya yang demikian itu akan mengganggu Nabi lalu Nabi malu kepadamu untuk menyuruh kamu keluar, dan Allah tidak malu menerangkan yang benar. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka. Dan tidak boleh kamu menyakiti hati Rasulullah dan tidak pula mengawini isteriisterinya selamalamanya sesudah ia wafat. Sesungguhnya perbuatan itu adalah amat besar dosanya di sisi Allah. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. QS Al ahzab ayat 59Sejarah JilbabPada awalnya atau setelah perintah berjilbab turun, jilbab lebih dimaksudkan sebagai simbol wanita baik atau wanita merdeka agar mereka terhindar dari pandangan dan gangguan lakilaki terutama yang bukan muhrimnya baca dan . Adapun jilbab saat itu hanya dikenakan dan perempuan sahaya atau budak hamba sahaya tidak diperbolehkan untuk mengenakan hijab atau jilbab. Disebutkan dalam sejarah bahwa Umar menghukum budak hamba sahaya wanita yang mengenakan jilbab. Hukum Memakai Jilbab Mengenakan jilbab dan menutup aurat adalah wajib bagi setiap wanita muslim dan hal ini telah disebutkan dalam dalildalil mengenai perintah hijab di atas. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau puteraputera mereka, atau puteraputera suami mereka, atau saudarasaudara lakilaki mereka, atau puteraputera saudara lelaki mereka, atau puteraputera saudara perempuan mereka, atau wanitawanita islam, atau budakbudak yang mereka miliki, atau pelayanpelayan lakilaki yang tidak mempunyai keinginan terhadap wanita atau anakanak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Memakai jilbab bisa menjauhkan wanita dari keburukan mengingat sangatlah dihargai peran dan kedudukannya. Longgar dan tidak ketatSyarat yang berikutnya adalah jilbab tidak boleh ketat dan menampakkan lekuk tubuh. BercadarMeskipun masih menjadi perdebatan terutama tentang , budaya mengenakan cadar tetap dapat dilaksanakan terutama bagi wanita muslim yang ingin menutup auratnya dengan sempurna.
Sikap Islami Menghadapi Kenaikan Harga BBM (Bagian 1)
https://konsultasisyariah.com/10701-kenaikan-harga-bbm.html
– Rencana pemerintah untuk menaikkan harga BBM pertanggal 1 April 2012 telah meresahkan banyak masyarakat. Berbagai respon yang beraneka ragam mereka lakukan dalam menghadapi fenomena ini. Sebagai orang yang beriman, kita tentu yakin bahwa Islam mengajarkan aturan terkait masalah ini. Hanya saja ada yang tahu dan ada yang belum tahu aturan itu. Sebagai orang yang beriman, kita tentu yakin bahwa aturan syariah merupakan aturan yang paripurna. Aturan yang mengantarkan manusia kepada kebahagiaan, meskipun bisa jadi tidak sejalan dengan logika kita. Ini penting untuk kita pahami, karena bisa jadi di antara kita ada yang merasa tidak puas dengan aturan ini. Bisa jadi di antara kita merasa aturan ini tidak sesuai dengan kepentingannya. Namun apapun itu, Anda perlu yakin bahwa aturan syariat harus dinomor-satukan. Dengan demikian, kita layak untuk disebut telah mendapat hidayah, karena kita mengambil sikap yang berbeda dengan mereka yang tidak sesuai aturan Alquran dan sunnah. “Sehingga semakin tersesat orang yang tersesat setelah mendapat penjelasan dan hiduplah orang yang hidup (dengan hidayah) setelah mendapat penjelasan.” (QS. Al-Anfal: 42) Pertama, sesungguhnya Allah Dzat yang menakdirkan semua harga Kasus naiknya harga barang, tidak hanya terjadi di akhir zaman. Fenomena ini bahkan pernah terjadi di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Disebutkan dalam riwayat bahwa di zaman sahabat pernah terjadi kenaikan harga. Mereka pun mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menyampaikan masalahnya. Mereka mengatakan, “Wahai Rasulullah, harga-harga barang banyak yang naik, maka tetapkan keputusan yang mengatur harga barang.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Sesungguhnya Allah adalah Dzat yang menetapkan harga, yang menyempitkan dan melapangkan rezeki, Sang Pemberi rezeki. Sementara aku berharap bisa berjumpa dengan Allah dalam keadaan tidak ada seorang pun dari kalian yang menuntutku disebabkan kezalimanku dalam urusan darah maupun harta.” (HR. Ahmad, Abu Daud, Turmudzi, Ibnu Majah, dan dishahihkan Al-Albani) Dengan memahami hal ini, aknya kita berusaha mengedepankan sikap tunduk kepada takdir, dalam arti tidak terlalu bingung dalam menghadapi kenaikan harga, apalagi harus stres atau bahkan bunuh diri. Semua sikap ini bukan solusi, tapi justru menambah beban dan memperparah keadaan. Kedua, sesungguhnya kenaikan harga tidak mempengaruhi rezeki seseorang Bagian penting yang patut kita yakini bahwa rezeki kita telah ditentukan oleh Allah ‘Azza wa Jalla. Jatah rezeki yang Allah tetapkan tidak akan bertambah maupun berkurang. Meskipun, masyarakat Indonesia diguncang dengan kenaikan harga barang, itu sama sekali tidak akan menggeser jatah rezeki mereka. Allah menyatakan, “Andaikan Allah melapangkan rezeki kepada hamba-hamba-Nya tentulah mereka akan melampaui batas di muka bumi, tetapi Allah menurunkan apa yang dikehendaki-Nya dengan ukuran. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui (keadaan) hamba-hamba-Nya lagi Maha Melihat.” (QS. As-Syura: 27) Ibnu Katsir mengatakan, : . “Maksud ayat, Allah memberi rezeki mereka sesuai dengan apa yang Allah pilihkan, yang mengandung maslahat bagi mereka. Dan Allah Maha Tahu hal itu, sehingga Allah memberikan kekayaan kepada orang yang layak untuk kaya, dan Allah menjadikan miskin sebagian orang yang layak untuk miskin.” (Tafsir Alquran al-Adzim, 7:206) Terkait dengan hal ini, jauh-jauh hari, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengingatkan umatnya agar jangan sampai mereka merasa rezekinya terlambat atau jatah rezekinya serat. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Wahai sekalian manusia, sesungguhnya kalian tidak akan mati sampai sempurna jatah rezekinya, karena itu, jangan kalian merasa rezeki kalian terhambat dan bertakwalah kepada Allah, wahai sekalian manusia. Carilah rezeki dengan baik, ambil yang halal dan tinggalkan yang haram.” (HR. Baihaqi, dishahihkan Hakim dalam Al-Mustadrak dan disepakati Ad-Dzahabi) Setelah memahami hal ini, seharusnya tidak ada lagi yang namanya orang stres berlebihan ketika mengalami ujian ekonomi. Apapun ujian yang dialami manusia, sama sekali tidak akan mengurangi jatah rezekinya. Namun satu hal yang perlu Anda catat tebal-tebal, hadis ini sama sekali bukan untuk memotivasi Anda agar tidak bekerja atau meninggalkan aktivitas mencari rezeki. Bukan demikian maksudnya. Kita tidak tahu seberapa jatah rezeki kita, sehingga tidak ada seorang pun yang mogok kerja, meninggalkan anak istri terlunta-lunta, karena latar belakang keyakinan bahwa rezekinya sudah dipatok harganya. Ini jelas pemahaman yang salah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan demikian, tujuannya agar manusia tidak terlalu ambisius dengan dunia, sampai harus melanggar yang dilarang syariat. Kemudian ketika terjadi musibah, manusia tidak sedih yang berlebihan, apalagi harus stres. Ditulis oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasi Syariah) Artikel
Rencana pemerintah untuk menaikkan harga BBM pertanggal 1 April 2012 telah meresahkan banyak masyarakat. Berbagai respon yang beraneka ragam mereka lakukan dalam menghadapi fenomena ini. Sebagai orang yang beriman, kita tentu yakin bahwa Islam mengajarkan aturan terkait masalah ini. Aturan yang mengantarkan manusia kepada kebahagiaan, meskipun bisa jadi tidak sejalan dengan logika kita. Ini penting untuk kita pahami, karena bisa jadi di antara kita ada yang merasa tidak puas dengan aturan ini. Namun apapun itu, Anda perlu yakin bahwa aturan syariat harus dinomorsatukan. Dengan demikian, kita layak untuk disebut telah mendapat hidayah, karena kita mengambil sikap yang berbeda dengan mereka yang tidak sesuai aturan Alquran dan sunnah. Sehingga semakin tersesat orang yang tersesat setelah mendapat penjelasan dan hiduplah orang yang hidup dengan hidayah setelah mendapat penjelasan. Fenomena ini bahkan pernah terjadi di zaman Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Disebutkan dalam riwayat bahwa di zaman sahabat pernah terjadi kenaikan harga. Mereka pun mendatangi Nabi shallallahu alaihi wa sallam dan menyampaikan masalahnya. Sementara aku berharap bisa berjumpa dengan Allah dalam keadaan tidak ada seorang pun dari kalian yang menuntutku disebabkan kezalimanku dalam urusan darah maupun harta. Semua sikap ini bukan solusi, tapi justru menambah beban dan memperparah keadaan. Kedua, sesungguhnya kenaikan harga tidak mempengaruhi rezeki seseorang Bagian penting yang patut kita yakini bahwa rezeki kita telah ditentukan oleh Allah Azza wa Jalla. Allah menyatakan, Andaikan Allah melapangkan rezeki kepada hambahambaNya tentulah mereka akan melampaui batas di muka bumi, tetapi Allah menurunkan apa yang dikehendakiNya dengan ukuran. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui keadaan hambahambaNya lagi Maha Melihat. Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Wahai sekalian manusia, sesungguhnya kalian tidak akan mati sampai sempurna jatah rezekinya, karena itu, jangan kalian merasa rezeki kalian terhambat dan bertakwalah kepada Allah, wahai sekalian manusia. Baihaqi, dishahihkan Hakim dalam AlMustadrak dan disepakati AdDzahabi Setelah memahami hal ini, seharusnya tidak ada lagi yang namanya orang stres berlebihan ketika mengalami ujian ekonomi. Apapun ujian yang dialami manusia, sama sekali tidak akan mengurangi jatah rezekinya. Namun satu hal yang perlu Anda catat tebaltebal, hadis ini sama sekali bukan untuk memotivasi Anda agar tidak bekerja atau meninggalkan aktivitas mencari rezeki. Nabi shallallahu alaihi wa sallam mengingatkan demikian, tujuannya agar manusia tidak terlalu ambisius dengan dunia, sampai harus melanggar yang dilarang syariat. Ditulis oleh Ustadz Ammi Nur Baits Dewan Pembina Konsultasi Syariah Artikel
Petunjuk Lengkap Shalat Istikharah
https://www.laduni.id/post/read/62299/petunjuk-lengkap-shalat-istikharah.html
LADUNI.ID, Jakarta - Definisi shalat sunnah istikharah adalah shalat sunnah yang dikerjakan untuk memohon petunjuk pada Allah SWT dari kebimbangan dalam mengambil keputusan sutu pilihan, contohnya dalam masalah jodoh, pekerjaan, jabatan dan lain sebagainyaa, dengan harapan mendapatkan petunjuk dari Allah SWT dan diberi pilihan terbaik. Anjuran untuk melakukan shalat sunnah istikharah terdapat di banyak kitab, antara lain Kitab An-Nawawi, al-Azdkar, 1997: 137 dalam sebuah hadits riwayat Imam al-Bukhari, Jabir bin Abdillah berkata: Artinya, “Rasulullah saw mengajari kami (para sahabat) untuk salat istikharah ketika menghadapi setiap persoalan, sebagaimana beliau mengajari kami semua surat dari Al-Quran. Beliau bersabda, ‘Jika kalian ingin melakukan suatu urusan, maka kerjakanlah shalat sunnah dua rakaat ...”’ (HR Imam al-Bukhari). (An-Nawawi, al-Azdkar, 1997: 137) Dalil lainnnya: : ( : ( Artinya: Dari Jabir bin Abdullah r.a. berkata: Rasulullah SAW mengajarkan kepada kami istiharah pada semua perkara sebagaimana beliau mengajarkan al-Quran. Beliau bersabda:”Apabila salah satu dari kalian dihadapkan pada permasalahan maka hendaknya ia shalat dua rakaat selain shalat fardlu, kemudian hendaknya ia berdoa (artinya) Ya Allah sesungguhnya aku meminta pilihanMu dengan ilmuMu, dan meminta keputusan dengan ketentuanMu, Aku meminta kemurahanMu, sesungguhnya Engkaulah yang menentukan dan aku tidak ada daya untuk menentukan, Engkaulah yang mengetahui dan aku tidaklah tahu apa-apa, Engkaulah yang Maha Mengetahui perkara gaib. Ya Allah sekiranya Engkau mengetahui bahwa perkara ini (lalu menyebutkan masalahnya) adalah baik bagiku saat ini dan di waktu yang akan datang, atau baik bagi agamaku dan upanku serta masa depanku maka tentukanlah itu untukku dan mudahkanlah ia bagiku lalu berkatilah. Ya Allah apabila Engkau mengetahui bahwa perkara itu buruk bagiku untuk agamaku dan upanku dan masa depan perkaraku, atau bagi urusanku saat ini dan di masa mendatang, maka jauhkanlah ia dariku dan tentukanlah bagiku perkara yang lebih baik darinya, apapun yang terjadi, lalu ridlailah ia untukku”.(H.R. Bukhari). Tata Cara Sholat Istikharah Tahap Ke-1: Membaca niat Secara teknis shalat sunnah istikharah ini dilakukan sebanyak 2 rakaat dengan niat sebagai berikut: “Ushalli sunatan istikharati rok ‘ataini lillahi ta’ala.” Artinya: “Aku berniat melaksanakan Shalat Sunnah Istikharah dua rakaat karena Allah Ta’ala.” Tahap Ke-2: Membaca takbiratul Ihram Takbiratul Ihram memiliki arti pernyataan takbir yang menjadi penanda pengharaman kita untuk berbuat apapun di luar gerakan dan bacaan shalat. Membaca takbir tidak terlalu keras dan cukup didengar oleh telinga kita sendiri, kecuali Imam yang mengucapkan takbir terdengar makmum di belakangnya. Allahu Akbar Artinya: "Allah Maha Besar" Tahap Ke-3: Membaca doa Iftitah Doa iftitah berarti doa pembuka yang dibaca sebelum membaca surat al-Fatihah. Adapun hukum membaca doa iftitah ini adalah sunnah. Posisi tangan bersedekap di atas antara pusar dan dada yang mana tangan kanan di atas tangan kiri. Berikut ini doanya yang dibaca pelan (hanya terdengar oleh telinga kita), Allahu Akbar Kabiira Walhamdu Lillahi Katsiran wa Subhaanallahi Bukratan wa Ashiila. Inni wajjahtu wajhiya lilladzi fatharassamaawati wal ardha haniifan wa maa ana min al-musyrikin. Inna Shalaati wa Nusukii wa Mahyaaya wa Mamaati lillahi rabbi al-‘aalamin. Laa Syariika Lahu wa bidzaalika umirtu wa anaa min al-muslimiin. Artinya: "Allah yang Maha Besar sebesar-besarnya, dan segala puji yang banyak hanya kepada Allah, dan maha Suci Allah baik di waktu pagi maupun petang. Sesungguhnya aku hadapkan diriku kepada yang menciptakan seluruh langit dan bumi, dengan lurus mengikuti ajaran agama yang dibawa oleh Nabi Ibrahim As. dan aku bukanlah termasuk kelompok orang-orang yang menyekutukan Allah. Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, matiku, hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya, dan dengan keyakinan itulah aku diperintahkan, dan saya termasuk ke dalam kelompok orang-orang yang berserah diri." Tahap Ke-4: Membaca surat al-Fatihah. Surat al-Fatihah ini adalah di antara rukun shalat. Hukum membaca surat al-Fatihah adalah wajib, sehingga bila tidak membacanya, maka shalat menjadi tidak sah atau batal. Anda dapat membaca surat al-Fatihah di sini. Posisi tangan masih bersedekap. Apabila menjadi imam berjamaah, maka bacaan al-Fatihah secara zahr atau keras atau terdengar oleh makmum di belakangnya. Bila shalat sendiri, maka cukup dibaca hingga hanya telinga kita yang mendengar. Tahap Ke-5: Membaca surat dalam Al-Qur'an Surat yang dipilih dapat surat yang panjang, pendek, atau sebagian ayat dari suatu surat. Apabila shalat sendirian, dipersilakan bebas membaca sebarang surat dalam al-Qur'an, namun apabila berjamaah dan menjadi imam, hendaknya membaca suratnya dengan memperhatikan kemampuan dan ketersediaan waktu bagi jamaahnya, sehingga tidak harus ayat yang panjang. Posisi tangan masih bersedekap. Apabila menjadi imam berjamaah, maka bacaan surat pendek secara zahr atau keras atau terdengar oleh makmum di belakangnya. Bila shalat sendiri, maka cukup dibaca hingga hanya telinga kita yang mendengar. Tahap Ke-6: Ruku’ Ruku' adalah posisi tubuh membentuk sudut siku 90 derajat dengan tangan bertumpu pada dengkul. Adapun bacaan ruku' yang dibaca pelan (hanya terdengar oleh telinga kita) adalah sebagai berikut: Subhaana rabbiya al-‘azhiimi wa bi hamdihi (dibaca tiga kali) Artinya: "Maha Suci Tuhanku Yang Maha Agung dan Maha Suci dengan segala puji kepada-Nya." Tahap Ke-7: al al adalah gerakan kembali berdiri tegak setelah posisi ruku' dengan kondisi tangan lurus di samping paha, sehingga tidak bersedekap. Bacaan dalam al yang dibaca pelan (hanya terdengar oleh telinga kita) adalah sebagai berikut: … Sami’a Allahu liman ahu. Rabbana wa laka al-hamdu wa al-syukru hamdan katsiiran thoyyiban mubaarakan fiihi, mil’u ssamaawaati wa mil’u l-ardhi, wa mil’u maa bainahumaa wa mil’u maa syi’ta min syai’in ba’du. Artinya: "Allah senantiasa mendengar kepada siapa yang memuji-Nya. Tuhanku, kepada Engkaulah segala pujian, segala kesyukuran, pujian yang banyak, baik, lagi berkah di dalamnya. Pujian dan kesyukuran itu memenuhi seluruh langit, seluruh bumi, diantara keduanya, dan memenuhi siapa saja yang Engkau kehendaki setelahnya." Setelah tahap ini, maka tahap selanjutnya adalah sujud yang mana perubahan posisi dari al ke sujud dengan mengucapkan takbir. Tahap Ke-8: Sujud Posisi sujud sebagaimana pada umumnya kita bersujud, di mana kedua tangan kita lurus di samping telinga kita. Dahi dan dengkul sejajar menyentuh lantai, sementara ujung-ujung kaki menghadap ke kiblat. Bacaan dalam sujud yang dibaca pelan (hanya terdengar oleh telinga kita) adalah sebagai berikut: Subhaana Rabbiya al-A’laa wa bi hamdihi (dibaca tiga kali) … Allahumma laka sajadtu, wa laka aslamtu, wa bika aamantu. Anta rabbi sajada wajhii lilladzii khalaqahu wa showwarahu wa syaqqa sam’ahu wa bashorohu tabaaraka Allahu ahsanu al-khaaliqin. Artinya: "Maha Suci Tuhanku Yang Maha Tinggi dan Maha Suci … Ya Allah kepada-Mu aku sujud, kepada-Mu aku berislam, kepada-Mu aku beriman. Engkaulah Tuhanku. Wajahku bersujud kepada yang menciptakannya, dan membentuknya, dan memberikannya telinga dan mata. Maha Suci Allah, sebaik-baiknya Pencipta." Tahap Ke-9: Duduk di antara dua sujud Posisi duduknya adalah tubuh tegak di mana jari kaki kiri lurus ke belakang ak menghadap ke kiblat) dan jari kaki kanan menghadap ke kiblat, sementara pantat bagian kiri bertumpu pada tumit kaki kiri. Posisi jari tangan memegangi dengkul. Posisi duduk seperti ini disebut duduk iftirasy. Perubahan posisi dari sujud ke posisi duduk di antara dua sujud diawali dengan mengucapkan takbir. Adapun bacaanya yang dibaca pelan (hanya terdengar oleh telinga kita) adalah sebagai berikut: Rabbighfirlii warhamnii wajburnii warfa’nii warzuqnii wahdinii wa ‘aafinii wa’fu ‘annii Artinya: "Ya Tuhanku, ampunilah aku, kasihanilah aku, benarkanlah aku, angkatlah derajatku, karuniakanlah aku rezeki, sehatkanlah aku, dan maafkanlah aku." Tahap Ke-10: Sujud Posisi sujud dan bacaannya sama dengan sujud pada tahap ke-8. Perubahan posisi dari duduk di antara dua sujud ke posisi sujud diawali dengan mengucapkan takbir. Sebelum bangun berdiri tegak, disunnah untuk duduk sejenak sambil membaca pelan "Subhanallah". Posisi duduk istirahat seperti pada posisi duduk di tahap ke-9. Tahap ke-11: Bangun berdiri tegak Posisi tubuh berdiri tegak kembali dengan diawali membaca takbir. Tahap ke-12: Membaca al-Fatihah Penjelasan seperti pada tahap ke-4. Tahap ke-13: Membaca surat pendek contoh Surat Al Ikhlas Penjelasan seperti pada tahap ke-5. Tahap ke-14: Ruku' Penjelasan seperti tahap ke-6. Tahap ke-15: al Penjelasan seperti tahap ke-7. Tahap ke-16: Sujud Penjelasan seperti tahap ke-8. Tahap ke-17: Duduk di antara dua sujud Penjelasan seperti tahap ke-9. Tahap ke-18: Sujud Penjelasan seperti tahap ke-8. Perubahan dari sujud ke tahap selanjutnya dilakukan dengan membaca takbir. Tahap ke-19: Duduk Tasyahud Posisi duduknya seperti pada gambar di mana posisi pantat kiri bertumpu ke lantai, sementara pergelangan kaki kiri berada di antara dengkul dan ujung jari kaki kanan. Duduk semacam ini disebut dengan posisi duduk Tawaruk. Bacaan pada Tasyahud ini adalah gabungan antara bacaan Tasyahud Awal dan Tasyahud Akhir berikut ini: At-tahiyyaatu al-mubaarakaatu al-shalawaatu al-thoyyibaatu lillahi. Assalaamu ‘alaika ayyuhannabiyyu wa rahmatullahi wa barakaatuhu. As-Salaamu ‘alainaa wa ‘alaa ‘ibaadillahi as-shoolihin. Asyhadu an laa ilaaha illa Allah wa Asyhadu anna muhammadarrasuulullah. Allahumma Sholli ‘ala inaa Muhammad. Wa ‘ala aali ina Muhammad Kamaa shollayta ‘ala ina Ibrahim. Wa Baarik ‘ala ina Muhammad wa ‘ala aali ina Muhammad. Kamaa baarakta ‘ala inaa Ibrahim, wa ‘ala ina Ibrahim, fil ‘aalamiina innaka un . Pada waktu bacaan sampai pada "Asyhadu", maka disunnahkan jari telunjuk kanan kita terbuka tegak ke depan. Artinya: “Segala ucapan selamat, keberkahan, shalawat, dan kebaikan adalah bagi Allah. Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan kepadamu wahai Nabi beserta rahmat Allah dan barakah-Nya. Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan pula kepada kami dan kepada seluruh hamba Allah yang shalih. Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah melainkan Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu adalah utusan Allah. Ya Allah aku sampai shalawat kepada junjungan kita Nabi Muhammad, serta kepada keluarganya. Sebagaimana Engkau sampaikan shalawat kepada Nabi Ibrahim As., serta kepada para keluarganya. Dan, berikanlah keberkahan kepada junjungan kita Nabi Muhammad, serta kepada keluarga. Sebagaimana, Engkau telah berkahi kepada junjungan kita Nabi Ibrahim, serta keberkahan yang dilimpahkan kepada keluarga Nabi Ibrahim. Di seluruh alam raya ini, Engkaulah Yang Maha Terpuji lagi Maha Kekal. Tahap ke-20: Mengucapkan salam Gerakan mengucapkan salam adalah dengan posisi tubuh dan duduk seperti pada tahap ke-34, sementara jari telunjuk kanan kembali menutup. Selanjutnya kepala menoleh ke arah kanan sambil mengucapkan salam, dilanjutkan dengan kepala menoleh ke kiri sambil mengucapkan salam. Adapun bacaannya adalah sebagai berikut: Assalaamu ‘Alaikum Warahmatullahi wa Barakaatuhu Artinya: Keselamatan senantiasa tercurah kepada kalian, juga rahmat Allah dan keberkahan-Nya. Doa Shalat Istikharah Berikut adalah doa setelah melaksanakan Sholat Istikharah untuk anda baca. – – – – – – “Allahumma inni astakhiruka bi ‘ilmika, wa astaghfiruka bi qudratika, wa as-aluka min fadhlika, fa innaka taqdiru wa laa aqdiru, wa ta’lamu wa laa a’lamu, wa anta ‘allaamul ghuyub. Allahumma fa-in kunta ta’lamu hadzal amro khoiron lii fii ‘aajili amrii wa aajilih (aw fii diinii wa ma’aasyi wa ‘aqibati amrii) faqdur lii, wa yassirhu lii, tsumma baarik lii fiihi. Allahumma in kunta ta’lamu annahu syarrun lii fii diini wa ma’aasyi wa ‘aqibati amrii (fii ‘aajili amri wa aajilih) fash-rifnii ‘anhu, waqdur liil khoiro haitsu kaana tsumma rodh-dhinii bih.” Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku beristikharah pada-Mu, dengan ilmu-Mu, aku memohon kepada-Mu kekuatan, dengan kekuatan-Mu, aku meminta kepada-Mu, dengan kemuliaan-Mu. Sesungguhnya Engkau yang menakdirkan dan aku tidaklah mampu melakukannya. Engkau yang Maha Tahu, sedangkan aku tidak tahu. Engkaulah yang mengetahui perkara yang gaib. Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa perkara ini baik bagiku dalam urusanku di dunia dan di akhirat, (atau baik bagi agama, upan, dan akhir urusanku), maka takdirkanlah hal tersebut untukku, mudahkanlah untukku dan berkahilah ia untukku. Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa perkara tersebut jelek bagi agama, upan, dan akhir urusanku (atau baik bagiku dalam urusanku di dunia dan akhirat), maka palingkanlah ia dariku, dan palingkanlah aku darinya, dan takdirkanlah yang terbaik untukku apapun keadaannya dan jadikanlah aku ridha dengannya. Kemudian dia menyebut keinginannya”. Semoga bermanfaat Catatan: Tulisan ini terbit pertama kali pada tanggal 18 Juli 2020. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan Sumber : 1. An-Nawawi, al-Azdkar, 1997: 137 2. Al-Nawawi, Majmu’ Syarh al-Muhazzab, Maktabah al-Irsyad, Jeddah, Juz. III, Hal. 546
LADUNI.ID, Jakarta Definisi shalat sunnah istikharah adalah shalat sunnah yang dikerjakan untuk memohon petunjuk pada Allah SWT dari kebimbangan dalam mengambil keputusan sutu pilihan, contohnya dalam masalah jodoh, pekerjaan, jabatan dan lain sebagainyaa, dengan harapan mendapatkan petunjuk dari Allah SWT dan diberi pilihan terbaik. Beliau bersabda, Jika kalian ingin melakukan suatu urusan, maka kerjakanlah shalat sunnah dua rakaat HR Imam alBukhari. AnNawawi, alAzdkar, 1997 137 Dalil lainnnya Artinya Dari Jabir bin Abdullah r.a. Tata Cara Sholat Istikharah Tahap Ke1 Membaca niat Secara teknis shalat sunnah istikharah ini dilakukan sebanyak 2 rakaat dengan niat sebagai berikut Ushalli sunatan istikharati rok ataini lillahi taala. Tahap Ke2 Membaca takbiratul Ihram Takbiratul Ihram memiliki arti pernyataan takbir yang menjadi penanda pengharaman kita untuk berbuat apapun di luar gerakan dan bacaan shalat. Allahu Akbar Artinya Allah Maha Besar Tahap Ke3 Membaca doa Iftitah Doa iftitah berarti doa pembuka yang dibaca sebelum membaca surat alFatihah. Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, matiku, hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Hukum membaca surat alFatihah adalah wajib, sehingga bila tidak membacanya, maka shalat menjadi tidak sah atau batal. Anda dapat membaca surat alFatihah di sini. Bila shalat sendiri, maka cukup dibaca hingga hanya telinga kita yang mendengar. Tahap Ke5 Membaca surat dalam AlQuran Surat yang dipilih dapat surat yang panjang, pendek, atau sebagian ayat dari suatu surat. Apabila shalat sendirian, dipersilakan bebas membaca sebarang surat dalam alQuran, namun apabila berjamaah dan menjadi imam, hendaknya membaca suratnya dengan memperhatikan kemampuan dan ketersediaan waktu bagi jamaahnya, sehingga tidak harus ayat yang panjang. Perubahan posisi dari sujud ke posisi duduk di antara dua sujud diawali dengan mengucapkan takbir. Tahap Ke10 Sujud Posisi sujud dan bacaannya sama dengan sujud pada tahap ke8. Tahap ke11 Bangun berdiri tegak Posisi tubuh berdiri tegak kembali dengan diawali membaca takbir. Tahap ke16 Sujud Penjelasan seperti tahap ke8. Duduk semacam ini disebut dengan posisi duduk Tawaruk. Wa ala aali ina Muhammad Kamaa shollayta ala ina Ibrahim. Artinya Segala ucapan selamat, keberkahan, shalawat, dan kebaikan adalah bagi Allah. Dan, berikanlah keberkahan kepada junjungan kita Nabi Muhammad, serta kepada keluarga. Tahap ke20 Mengucapkan salam Gerakan mengucapkan salam adalah dengan posisi tubuh dan duduk seperti pada tahap ke34, sementara jari telunjuk kanan kembali menutup. Allahumma in kunta talamu annahu syarrun lii fii diini wa maaasyi wa aqibati amrii fii aajili amri wa aajilih fashrifnii anhu, waqdur liil khoiro haitsu kaana tsumma rodhdhinii bih. Artinya Ya Allah, sesungguhnya aku beristikharah padaMu, dengan ilmuMu, aku memohon kepadaMu kekuatan, dengan kekuatanMu, aku meminta kepadaMu, dengan kemuliaanMu. Engkau yang Maha Tahu, sedangkan aku tidak tahu. Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa perkara ini baik bagiku dalam urusanku di dunia dan di akhirat, atau baik bagi agama, upan, dan akhir urusanku, maka takdirkanlah hal tersebut untukku, mudahkanlah untukku dan berkahilah ia untukku. Semoga bermanfaat Catatan Tulisan ini terbit pertama kali pada tanggal 18 Juli 2020.
483. Aqidah dan Tasawuf
https://www.piss-ktb.com/2012/02/483-aqidah-dan-tasawuf.html
Saudaraku sebelumnya maaf kalau topic ini kurang sesuai dengan grup ini tapi saya merasa perlu mendiskusikannya disini Setelah membaca novel penuh kontroversi the lost symbol saya mengambil dua kesan Pertama Benar sekali kita telah melupakan Kebenaran dan hakikat tentang ilmu pengetahuan dan theology. Sebagai contoh dalam islam sunni para pendahulu dan leluhur kita bias melakukan sesuatu yang luar biasa yaitu mereka para waliyullah danorang-orang yang arif akan tetapi sekarang jika kita bertanya pada ulama dan intelektual muslim pasti mereka bilang orang ini sesat terutama kelompok wahabi yang mengganggap kaum sufi sebagai ajaran yang sesat, sungguh sangat ironis mengigat rosul pun secara tidak langsung mengajarkan kepada para sahabat tertentu untuk beribadah secara hakikat (bukan syaarI saja) karena ibadah tanpa hakikat seperti jasad tak bernyawa Kedua Tentang bahaya freemason, sekilas apa yang disampaikan novel dawn brown terutama pada bab terakhir sangat membahayakan akidah islam karena mengaggap pikiran mempunyai kekuatan seperti tuhan. Dalam hal ini saya menemukan artikel menarik dari harun yahya di Bagaimanakah komentar saudara tentang ini
Saudaraku sebelumnya maaf kalau topic ini kurang sesuai dengan grup ini tapi saya merasa perlu mendiskusikannya disini Setelah membaca novel penuh kontroversi the lost symbol saya mengambil dua kesan Pertama Benar sekali kita telah melupakan Kebenaran dan hakikat tentang ilmu pengetahuan dan theology. Sebagai contoh dalam islam sunni para pendahulu dan leluhur kita bias melakukan sesuatu yang luar biasa yaitu mereka para waliyullah danorangorang yang arif akan tetapi sekarang jika kita bertanya pada ulama dan intelektual muslim pasti mereka bilang orang ini sesat terutama kelompok wahabi yang mengganggap kaum sufi sebagai ajaran yang sesat, sungguh sangat ironis mengigat rosul pun secara tidak langsung mengajarkan kepada para sahabat tertentu untuk beribadah secara hakikat bukan syaarI saja karena ibadah tanpa hakikat seperti jasad tak bernyawa Kedua Tentang bahaya freemason, sekilas apa yang disampaikan novel dawn brown terutama pada bab terakhir sangat membahayakan akidah islam karena mengaggap pikiran mempunyai kekuatan seperti tuhan. Dalam hal ini saya menemukan artikel menarik dari harun yahya di Bagaimanakah komentar saudara tentang ini
6205. Hukum Menggunakan Pengeras Suara Speaker TOA Masjid untuk Pengumuman Kematian Jenazah
https://www.piss-ktb.com/2023/02/6205.html
PERTANYAAN :Assalamualaikum. Bagaimana hukum I'lan (pengumuman) jenazah pakai Mic Speaker Masjid, sementara i'lan (pengumuman jenazah) tersebut tidak ada kaitan nya dengan Masjid. (Santri Aswaja)JAWABAN : Waalaikumussalam. Jika orang-orang yang mewaqofkan uangnya untuk masjid itu memujmalkan (tidak mengkhususkan) terhadap syaratnya waqof, dan uangnya waqof itu dibelikan pengeras suara, dan orang yang mewaqofkan uangnya itu tidak mensyaratkan penggunaan pengeras suara itu hanya untuk adzan, maka didalam penggunaan pengeras suara itu mengikuti kepada adat istiadat yang biasa berlaku di tempat itu. Jika biasanya pengeras suara di masjid itu digunakan untuk adzan dan untuk menyiarkan kematian seorang penduduk, maka penggunaan pengeras suara di masjid itu digunakan untuk adzan dan untuk menyiarkan kematian seorang penduduk itu diperbolehkan. Alasannya ialah karena kebiasaan penggunaan pengeras suara itu menempati terhadap syaratnya waqof. Wallohu a'lam. (Moh Khotib).Referensi: /
PERTANYAAN Assalamualaikum. Bagaimana hukum Ilan pengumuman jenazah pakai Mic Speaker Masjid, sementara ilan pengumuman jenazah tersebut tidak ada kaitan nya dengan Masjid. Santri AswajaJAWABAN Waalaikumussalam. Jika orangorang yang mewaqofkan uangnya untuk masjid itu memujmalkan tidak mengkhususkan terhadap syaratnya waqof, dan uangnya waqof itu dibelikan pengeras suara, dan orang yang mewaqofkan uangnya itu tidak mensyaratkan penggunaan pengeras suara itu hanya untuk adzan, maka didalam penggunaan pengeras suara itu mengikuti kepada adat istiadat yang biasa berlaku di tempat itu. Jika biasanya pengeras suara di masjid itu digunakan untuk adzan dan untuk menyiarkan kematian seorang penduduk, maka penggunaan pengeras suara di masjid itu digunakan untuk adzan dan untuk menyiarkan kematian seorang penduduk itu diperbolehkan. Alasannya ialah karena kebiasaan penggunaan pengeras suara itu menempati terhadap syaratnya waqof. Wallohu alam. Moh Khotib.Referensi
Keutamaan Takut Kepada Allah Ta’ala (Bagian 3)
https://bersamadakwah.net/keutamaan-takut-kepada-allah-taala-bagian-3/
Jamaah haji (albayan) Lanjutan dari Keutamaan Takut Kepada Allah Ta’ala (Bagian 2) Ibnul Qayyim Rahimahullah mengatakan, “Keadaan yang paling sempurna adalah kesesuaian pengharapan dan rasa takut dan rasa cinta yang besar. Maka, rasa cinta adalah sebagai kendaraan, pengharapan adalah sebagai jalan, rasa takut adalah sebagai pengendara, dan Allah Ta’ala Dzat yang akan dituju dengan karunia dan kemurahan-Nya.” Saudaraku sesama muslim Bergembiralah dan berharaplah selalu, bahwa kamu menuju pintu Rabb Yang Maha Pemurah, Maha Memberi dan Maha Pengasih. Perhatikanlah perkataan Ibnu Auf, “Jika seorang laki-laki mengabdikan dirinya kepada raja di dunia, maka dia akan mendapatkan tujuannya, bagaimana jika seorang mengabdikan dirinya kepada Dzat yang mempunyai langit dan bumi serta apa-apa yang ada di dalamnya?” Di samping itu, hendaknya kamu bersikap zuhud terhadap dunia, pendek angan-angan, karena angan-angan yang panjang menjadi penyakit yang melumpuhkan dan kronis. Jika penyakit itu menyerang hati, maka tingkah laku seseorang akan rusak, dan sulit untuk disembuhkan. Penyakit tidak akan hilang, serta obat pun tidak akan bermanfaat. Jika seorang hamba berpanjang angan-angan maka buruklah amalannya. Semoga Allah Ta’ala menjadikan penulis, anda, kedua orang tua kita, dan orang-orang yang kita cintai, termasuk orang-orang yang tenang pada hari yang penuh dengan ketakutan, dan termasuk orang-orang yang dipanggil pada hari yang agung tersebut. Sebagaimana yang disebutkan dalam firman Allah Ta’ala, “Itukah orang-orang yang kamu telah bersumpah, bahwa mereka tidak akan mendapat rahmat Allah?” (Allah berfirman), “Masuklah kamu ke dalam surga! Tidak ada rasa takut padamu dan kamu tidak pula akan bersedih hati.” (QS. Al-A’raf: 49). Semoga kita termasuk orang-orang yang takut kepada Allah Ta’ala di mana pun kita berada. Semoga shalawat dan salam selalu tercurah kepada nabi kita Muhammad beserta keluarga dan para shahabatnya. Aamiin Ya Rabbal Alamin. Tulisan ini dikutip dari Kitab Durus Al-Am karya Syaikh Dr. Abdul Malik Al-Qasim. [Abu Syafiq/BersamaDakwah]
Jamaah haji albayan Lanjutan dari Keutamaan Takut Kepada Allah Taala Bagian 2 Ibnul Qayyim Rahimahullah mengatakan, Keadaan yang paling sempurna adalah kesesuaian pengharapan dan rasa takut dan rasa cinta yang besar. Maka, rasa cinta adalah sebagai kendaraan, pengharapan adalah sebagai jalan, rasa takut adalah sebagai pengendara, dan Allah Taala Dzat yang akan dituju dengan karunia dan kemurahanNya. Saudaraku sesama muslim Bergembiralah dan berharaplah selalu, bahwa kamu menuju pintu Rabb Yang Maha Pemurah, Maha Memberi dan Maha Pengasih. Perhatikanlah perkataan Ibnu Auf, Jika seorang lakilaki mengabdikan dirinya kepada raja di dunia, maka dia akan mendapatkan tujuannya, bagaimana jika seorang mengabdikan dirinya kepada Dzat yang mempunyai langit dan bumi serta apaapa yang ada di dalamnya Di samping itu, hendaknya kamu bersikap zuhud terhadap dunia, pendek anganangan, karena anganangan yang panjang menjadi penyakit yang melumpuhkan dan kronis. Jika penyakit itu menyerang hati, maka tingkah laku seseorang akan rusak, dan sulit untuk disembuhkan. Penyakit tidak akan hilang, serta obat pun tidak akan bermanfaat. Jika seorang hamba berpanjang anganangan maka buruklah amalannya. Semoga Allah Taala menjadikan penulis, anda, kedua orang tua kita, dan orangorang yang kita cintai, termasuk orangorang yang tenang pada hari yang penuh dengan ketakutan, dan termasuk orangorang yang dipanggil pada hari yang agung tersebut. Sebagaimana yang disebutkan dalam firman Allah Taala, Itukah orangorang yang kamu telah bersumpah, bahwa mereka tidak akan mendapat rahmat Allah Allah berfirman, Masuklah kamu ke dalam surga Tidak ada rasa takut padamu dan kamu tidak pula akan bersedih hati. QS. AlAraf 49. Semoga kita termasuk orangorang yang takut kepada Allah Taala di mana pun kita berada. Semoga shalawat dan salam selalu tercurah kepada nabi kita Muhammad beserta keluarga dan para shahabatnya. Aamiin Ya Rabbal Alamin. Tulisan ini dikutip dari Kitab Durus AlAm karya Syaikh Dr. Abdul Malik AlQasim. Abu SyafiqBersamaDakwah
Syarat-syarat Hewan yang Akan Dikurbankan
https://pesantrenalirsyad.org/syarat-syarat-hewan-yang-akan-dikurbankan/
Tak terasa sebentar lagi kita akan merayakan Iduladha, bagi yang dimudahkan dan dilapangkan rizkinya oleh Allah, maka hendaknya ia berkurban di tanggal 10 Dzulhijjah, terlepas dari khilaf ulama tentang hukum berkurban apakah wajib atau sunnah muakadah. Tentunya, agar ibadah kurban kita sah dan diterima oleh Allah, maka penting bagi kita untuk memperhatikan syarat-syarat sebagai berikut: 1. Harus berkurban dengan hewan ternak yang ditetapkan oleh syariat Hewan yang ditetapkan oleh syariat, yakni: sapi, kambing, serta unta, dan tidak boleh berkurban dengan selain hewan-hewan tersebut. Sebagai tambahan, kerbau termasuk jenis sapi menurut pendapat para ahli fiqih. Hal ini disandarkan pada firman Allah Ta’ala Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzekikan Allah kepada mereka.(1) Yang paling afdhol adalah unta, setelahnya sapi, setelahnya kambing kibas setelahnya domba dan kambing, menurut pendapat yang paling rajih. (2) Tidak masalah berkurban dengan hewan kurban jantan maupun betina. Berkata Imam Nawawy () . Adapun syarat diperbolehkannya dalam berkurban adalah hendaknya hewan kurban merupakan jenis hewan ternak yaitu unta, sapi, dan kambing. Dalam hal ini sama saja semua jenis unta, baik yang Bakhoti atau jenis ‘Irab, dan semua jenis sapi, baik kerbau atau ‘irab maupun jenis lainnya, dan semua jenis kambing dari domba atau kambing kacang atau yang sejenisnya. Tidak boleh selain hewan ternak, seperti sapi liar, keledai liar dan kambing liar dan selainnya tanpa ada pendapat di kalangan ulama, baik yang jantan atau pun betina.(3) 2. Hewan kurban harus mencapai usia yang diperkenankan oleh syariat untuk dikurbankan Sepakat ulama bahwasanya hewan kurban yang usianya di bawah ketentuan syariat maka sembelihanya tidak sah(4) Adapun untuk semua jenis hewan kurban harus mencapai usia musinnah, Perincian per masing-masing jenis adalah sebagai berikut: Unta harus berusia 5 tahun ke atas. Sapi harus berusia dua tahun atau lebih Kambing satu tahun atau lebih Jabir bin Abdillah berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda; « » “Janganlah kalian menyembelih (berkurban) kecuali musinnah (berumur satu tahun), dan jika sulit bagi kalian, maka sembelih lah oleh kalian jad’ah dari domba/biri-biri.” Usia Musinnah adalah usia yang ditandai tanggalnya gigi seri atas baik unta, sapi atau kambing. Adapun untuk jenis domba, jika tidak mampu berkurban dengan yang berusia satu tahun, maka boleh berkurban dengan jadz’ah (yg berusia enam bulan) atau yang diatasnya. Dalam fatwanya, Lajnah Daimah menyatakan, “Dalil-dalil syar’i menunjukkan bahwasanya sah berkurban dengan domba yang usianya sudah sempurna mencapai enam bulan. (6) 3. Hewan yang dikurbankan bukanlah hewan yang memiliki cacat Cacat pada hewan kurban dibagi menjadi tiga kategori, salah satunya adalah cacat yang menyebabkan tidak sahnya kurban. Jumlahnya ada empat sebagaimana yang dijelaskan dalam sebuah hadits akan ketidaksahanya: Buta Sebelah. Kalau putih bola matanya mendominasi lingkaran hitam matanya, sehingga bulatan hitam matanya hanya kecil, maka ini juga tidak sah dikurbankan. Atau buta kedua-duanya, yang tentu lebih tidak sah lagi untuk dikurbankan; Yang benar-benar sedang terserang penyakit. Seperti demam yangmengakibatkan hewan tersebut kehilangan nafsu makan dan menjadi lemah, atau luka dalam atau yang serius pada tubuhnya yang berpengaruh terhadap kesehatannya. Jika penyakit yang mengenainya adalah penyakit yang ringan, maka hewan tersebut sah untuk dikurbankan; Yang jelas-jelas pincang kakinya. Yang terputus atau patah kakinya tentu lebih utama untuk tidak dikurbankan, alias tidak sah; Yang sangat kurus, sampai-sampai seperti tidak memiliki sum-sum. Keempat hal diatas dijelaskan oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Bara’ bin ‘Ajib Radhiallahu ‘anhu, « : » Empat hal yang membuat hewan kurban tidak sah untuk dikurbankan, buta matanya sebelah, yang jelas akan kebutaannya, yang sakit dengan penyakit yang jelas, yang pincang dengan jelas kepincangannya, dan yang kurus seperti tidak bersum-sum. (7) 4. Hewan tersebut milik orang yang berkurban Bukan hewan curian, rampasan atau yang diklaim milik dirinya dengan cara yang dzalim. Hewan yang digadaikan kepada dirinya, tidak boleh ia kurbankan, karena bukanlah miliknya. 5. Disembelih pada waktu-waktu yang telah ditentukan syariat Waktunya adalah setelah shalat ‘Ied, dan ini adalah waktu yang afdhol. Batas waktu penyembelihan sampai dengan hari terakhir Tasyriq (tanggal 13 Dzulhijjah) ketika matahari sudah tenggelam. Barangsiapa yang menyembelih hewan kurbannya sebelum shalat ‘Ied atau setelah tenggelamnya matahari tanggal ke-13 Dzulhijjah, maka kurbannya tidak sah. Akan tetapi, jika terdapat udzur-udzur syar’i, semisal larinya hewan kurban, dan baru ditemukan setelah hari ke-14 Dzulhijjah atau setelahnya, maka tetap sah untuk dikurbankan. Diperbolehkan untuk menyembelih malam hari sebagaimana diperbolehkan untuk menyembelihnya siang hari. Akan tetapi siang hari tentu saja lebih utama. Wallahu ‘alam Kukuh Abu Yumnaa Referensi Qur’an Surat Al Hajj:34 Bidayatul Mujtahid, hal.559 juz.2 Al Majmu’ Lil imam An Nawawy, hal.393 Juz.8 Al Majmu’ Lil imam An Nawawy, hal.176 Juz.1 HR. Muslim no.1963 Fatwa Lajnah Daimah (377/11). HR. An Nasa’i, Ibnu Majah (3144) dan Ahmad (274/4).
Tak terasa sebentar lagi kita akan merayakan Iduladha, bagi yang dimudahkan dan dilapangkan rizkinya oleh Allah, maka hendaknya ia berkurban di tanggal 10 Dzulhijjah, terlepas dari khilaf ulama tentang hukum berkurban apakah wajib atau sunnah muakadah. Tentunya, agar ibadah kurban kita sah dan diterima oleh Allah, maka penting bagi kita untuk memperhatikan syaratsyarat sebagai berikut 1. Sebagai tambahan, kerbau termasuk jenis sapi menurut pendapat para ahli fiqih. Adapun syarat diperbolehkannya dalam berkurban adalah hendaknya hewan kurban merupakan jenis hewan ternak yaitu unta, sapi, dan kambing. Tidak boleh selain hewan ternak, seperti sapi liar, keledai liar dan kambing liar dan selainnya tanpa ada pendapat di kalangan ulama, baik yang jantan atau pun betina.3 2. Usia Musinnah adalah usia yang ditandai tanggalnya gigi seri atas baik unta, sapi atau kambing. Adapun untuk jenis domba, jika tidak mampu berkurban dengan yang berusia satu tahun, maka boleh berkurban dengan jadzah yg berusia enam bulan atau yang diatasnya. Jumlahnya ada empat sebagaimana yang dijelaskan dalam sebuah hadits akan ketidaksahanya Buta Sebelah. Kalau putih bola matanya mendominasi lingkaran hitam matanya, sehingga bulatan hitam matanya hanya kecil, maka ini juga tidak sah dikurbankan. Atau buta keduaduanya, yang tentu lebih tidak sah lagi untuk dikurbankan Yang benarbenar sedang terserang penyakit. Seperti demam yangmengakibatkan hewan tersebut kehilangan nafsu makan dan menjadi lemah, atau luka dalam atau yang serius pada tubuhnya yang berpengaruh terhadap kesehatannya. Jika penyakit yang mengenainya adalah penyakit yang ringan, maka hewan tersebut sah untuk dikurbankan Yang jelasjelas pincang kakinya. Yang terputus atau patah kakinya tentu lebih utama untuk tidak dikurbankan, alias tidak sah Yang sangat kurus, sampaisampai seperti tidak memiliki sumsum. Keempat hal diatas dijelaskan oleh Rasulullah Shallallahualaihi wa sallam dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Bara bin Ajib Radhiallahu anhu, Empat hal yang membuat hewan kurban tidak sah untuk dikurbankan, buta matanya sebelah, yang jelas akan kebutaannya, yang sakit dengan penyakit yang jelas, yang pincang dengan jelas kepincangannya, dan yang kurus seperti tidak bersumsum. Hewan tersebut milik orang yang berkurban Bukan hewan curian, rampasan atau yang diklaim milik dirinya dengan cara yang dzalim. Batas waktu penyembelihan sampai dengan hari terakhir Tasyriq tanggal 13 Dzulhijjah ketika matahari sudah tenggelam. Barangsiapa yang menyembelih hewan kurbannya sebelum shalat Ied atau setelah tenggelamnya matahari tanggal ke13 Dzulhijjah, maka kurbannya tidak sah. Akan tetapi, jika terdapat udzurudzur syari, semisal larinya hewan kurban, dan baru ditemukan setelah hari ke14 Dzulhijjah atau setelahnya, maka tetap sah untuk dikurbankan. Diperbolehkan untuk menyembelih malam hari sebagaimana diperbolehkan untuk menyembelihnya siang hari. Akan tetapi siang hari tentu saja lebih utama. Wallahu alam Kukuh Abu Yumnaa Referensi Quran Surat Al Hajj34 Bidayatul Mujtahid, hal.559 juz.2 Al Majmu Lil imam An Nawawy, hal.393 Juz.8 Al Majmu Lil imam An Nawawy, hal.176 Juz.1 HR. Muslim no.1963 Fatwa Lajnah Daimah 37711.
Pengutusan Nabi Muhammad adalah karunia Allah
https://www.laduni.id/alquran/tema/tema-ayat-quran-Pengutusan-Nabi-Muhammad-adalah-karunia-Allah
QS.Surat Al-Jumu’ah[62]:2 () 2. Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata,
QS.Surat AlJumuah622 2. Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayatayatNya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah As Sunnah. Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benarbenar dalam kesesatan yang nyata,
15 Doa Agar Cepat Menikah yang Mustajab
https://dalamislam.com/doa-dan-dzikir/doa-agar-cepat-menikah
Doa agar cepat menikah sebenarkan bisa dipanjatkan setiap saat dan diamalkan agar hajat yang anda inginkan bisa dikabulkan oleh Allah Swt. Selain itu anda juga harus berusaha memperbaiki diri menjadi lebih baik. Karena Allah Swt akan menyiapkan jodoh yang baik untuk orang yang baik pula.Baca juga :Doa Mustajab agar Cepat MenikahBanyak orang yang merasa resah dan gelisah karena tidak kunjung mendapatkan jodoh. Jangan khawatir Allah menciptakan manusia untuk berpasang – pasangan. Jodoh, maut, rezeki sudah diatur oleh Allah dan tidak mungkin tertukar. Kita sebagai hamba Allah yang beriman wajib terus berusaha. Pada artikel kali ini akan membahas mengenai doa agar cepat menikah, yuk kita simak bersama – sama! Robbana Hablana Min Azwaajina, Wa Dzurriyyatina Qurrata A’yuniw, Waj’alna Lil Muttaqiena Imaamaa.“Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Furqan : 74)1. Doa Yang Bisa Dipanjatkan Untuk Laki – LakiRobbi Hablii Milladunka Zaujatan Thoyyibah Akhubuha Wa Atzawwaj Biha Watakuna Shoohibatan Lii Fiddiini Waddunyaa Wal Akhiroh.Artinya :“Ya Allah berikanlah padaku istri terbaik dari sisi-Mu, istri aku lamar dan nikahi, dan istri yang menjadi sahabatku dalam urusan agama, urusan dunia serta di akhirat nanti.”Allahumma inni uriidu an atazawwaja, Allahumma faqoddirli minannisaai a’affahunna farojan, wa ahfazhohunna lii fii nafsiha wafii maali, wa awsa’ahunna rizqon wa a’zhomahunna barokatan, waqoddirli minhaa waladan thayyiban taj’aluhu kholfan shoolihan fi hayaati wa ba’da mauti.Artinya :“Ya Allah aku ingin cepa menikah. Ya Allah tetapkan untukku wanita mulia kehormatannya, paling menjaga dirinya untukku serta untuk hartaku paling luas rezekinya paling banyak berkahnya, dan tetapkan untukku darinya anak yang baik. Engkau jadikan ia sebagai penerusku yang shaleh pada masa hidupku setelah kematianku.” 2. Doa Yang Bisa Dipanjatkan Untuk WanitaRobbi Hablii Milladunka Zaujan Thoyyiban Wayakuuna Shoohiban Lii Fiddiini Waddunyaa Wal Akhiroh.Artinya :“Ya Allah berikanlah padaku suami terbaik dari sisi-Mu, suami dan menjadi sahabatku dalam urusan agama, urusan dunia serta di akhirat nanti.” Allahumma inni uriidu an atazawwaja, allahumma faqoddirlii minarrijali ahsanuhum kholqon wakhulqon, wa awsa’ahum rizqon, a a’zhomahum barokatan, warzuqni waladan thoyyiban taj’aluhu fakhron fii hayaati wafawzan ba’da mauti.Artinya :“Ya Allah aku ingin cepat menikah. Ya Allah tetapkan untukku pria tampan rupa akhlaknya paling luas rezekinya paling banyak berkahnya karuniakan aku anak yang baik. Engkau jadikan ia sebagai kebanggaanku dimasa hidupku setelah kematianku.”3. Memperbaiki Diri Agar Lebih BaikSalah satu penyebab yang mungkin menjadikan kita tak kunjung menikah adalah dosa – dosa yang kita lakukan di masa lalu. Untuk itu kita wajib untuk melakukan taubat agar menjadi hamba yang lebih baik. Sehingga diharapkan apa saja yang kita harapkan bisa diberikan kelancaran oleh Allah Swt.Memperbaiki diri merupakan hal yang harus anda lakukan sebelum memutuskan untuk menikah. Agar nantinya saat berumah tangga akan timbul suasana yang baik, menjadi keluarga sakinah, mawwadah, warrahmah. Dalam Al Quran juga sudah dijelaskan, bisa anda simak di bawah ini :“Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia (surga).” (QS. An Nur : 24)Baca juga :4. Membaca Shalawat Nariyah Setelah Selesai Shalat Lima WaktuBacalah shalawat nariyah sebanyak 11 kali, lebih baik lagi 41 kali setiap selesai melaksanakan shalat 5 waktu. Simak penjelasannya di bawah ini :Allohumma sholli shollatan kamilah wa sallim salaman Taman ala sayyidina Muhammadiladzi tanhallu bihil uqodu wa tanfariju bihil kurobu.Wa tuqdhobihil hawa iju wa tunna lu bihiro ibu wa husnul khowatim wa yustaqol ghomawu biwaj hihil kariim wa ala aalihi washosbihi fii kulli lamhatin wa hafasim bi adadi kulli ma luu mi laka ya robbal aalamiin.Artinya :“Ya Allah Tuhan Kami limpahkanlah kesejahteraan dan keselamatan yang sempurna atas junjungan kami Nabi Muhammad SAW.Semoga terurai dengan berkahnya segala macam buhulan dilepaskan dari segala kesusahan ditunaikan segala macam hajat tercapai segala keinginan dan khusnul khotimah dicurahkan rahmat dengan berkah pribadinya yang mulia.Kesejahteraan dan keselamatan yang sempurnah itu semoga Engkau limpahkan juga kepada para keluarga dan sahabatnya setiap kedipan mata dan hembusan nafas bahkan sebanyak pengetahuan Engkau Ya Tuhan semesta alam.”5. Membaca Istighfar Setelah Selesai ShalatBacalah istighfar sebanyak 100 kali setelah selesai shalat, rasakan sendiri perubahannya.Astaghfirullahal ladzii laa ilaaha illa huwal hayyul qayyuumu wa atuubu ilaihi.Artinya :“Aku meminta pengampunan kepada Allah yang tidak ada Tuhan selain Dia Yang Maha Hidup dan Berdiri Sendiri dan aku bertaubat kepadanya.” (Abu Daud, Turmudzi, Ibnu Majah)6. Membaca Hamdalah Menunjukkan rasa syukur terhadap nikmat yang diberikan oleh Allah Swt ke kita yang jumlah tidak bisa dihitung merupakan salah satu cara agar apa yang kita harapkan bisa diberikan kelancaran.“Dan jika kalian manusia mau bersyukur atas nikmat yang telah aku berikan kepada kalian maka niscaya aku akan menambah nikmat yang telah aku berikan kepada kalian, dan jika kalian kufur (tidak mau bersyukur) maka ketahuilah niscaya siksa ku itu pedih.” (Q.S Ibrahim : 7)Baca juga :7. Membaca Allahu AkbarTerdapat faedah yang begitu banyak apabila kita mengagungkan nama-Nya dalam setiap tutur kata yakni anugerah meliputi :Akan dijauhkan dari hal – hal yang berhubungan dengan maksiat.Menjadi terjaga dari segala godaan yang dilakukan oleh setan.Akan mendapat tambahan kebaikan dari Allah Swt setiap harinya.Hati akan menjadi lebih lunak dan lembut sehingga hidayah akan lebih mudah diterima.Mendapatkan ridho dari Allah SWT.8. Membaca Surat Al FatehahAnda bisa mengamalkan surat Al Fatehah sebanyak 125 kali setiap setelah selesai dan memanjatkan doa seperti di bawah ini :“Ya Allah, sesungguhnya aku mohon kepada-Mu dengan kebenaran Surat Al Fatehah dan rahasianya, sehingga dimudahkan bagiku urusanku, apakah urusan dunia atau urusan akhirat, sehingga dimakbulkan permohonanku dan ditunaikan hajatku.”9. Membaca Shalawat NabiPerbanyaklah membaca shalawat nabi agar apa yang dihajatkan bisa diberikan kelancaran.“Barangsiapa yang mengucapkan shalawat kepadaku satu kali maka Allah akan bershalawat baginya sepuluh kali, dan digugurkan sepuluh kesalahan (dosa)nya, serta ditinggikan baginya sepuluh derajat atau tingkatan (di surga kelak).” [HR. An-Nasa’i (no. 1297), Ahmad (3/102 dan 261), Ibnu Hibban (no. 904) dan al-Hakim (no. 2018)]Baca juga :10. Membaca Bacaan Sesuai Dengan HR. Bukhari Muslim Dari Ibnu Mas’udRobbi Laa Tadzarni Fardan Wa Anta Khoirul Waaritisin.Artinya :“Ya Tuhanku janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri dan Engkaulah Waris Yang Paling Baik.”11. Bacalah Surat Al – Qashash Ayat 24Amalkanlah surat Al Qashash ayat 24 setiap anda berdoa, niscaya Allah akan mendengar doa yang anda panjatkan. Selain itu lebih baik lagi jika membaca sebanyak – banyaknya disertai semangat da hati yang ikhlas.“Ya Tuhanku, sesungguhnya aku sangat memerlukan sesuatu kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku”. (Al-Qashash: 24)12. Membaca Doa dari Kitab Doa Mustajab Terlengkap Karya Ustaz H Amrin Ali Al KasyafAllaahumma kamma lathafta bi’azhamatika duunal luthafaai wa ‘alauta bi’azhamatika ‘alal ‘uzhamaai wa ‘alimta maa tahta ardhika ka’ilmika bimaa fauqa ‘arsyika wa kaanat wasaawisush shuduri kal ‘alaaniyyati ‘indaka wa ‘alaaniyatul qauli kassirri fii ‘ilmika wangqaada kullu syaiil li ‘azhamika wa khadla’a kullu sulthaanin sulthaanika wa shaara amrud dunyaa wal aakhirati kulluhuu biyadaikaj’al lii min kulli hammin wa ghammin ashbatu fiihi parajan wa makhrajaa.Artinya:” Ya Allah, sebagaimana Engkau telah memberikan karunia dengan kebesaran-Mu tanpa bantuan hamba-Mu yang lemah, Engkau Maha Tinggi dengan kebesaran-Mu atas segala yang besar. Engkau Maha Mengetahui apa yangs ada di bawah bumi, sebagaimana Engkau Maha Mengetahui apa yang ada di atas ‘Arsy-Mu. Semua yang berisikan hati jahat adalah jelas bagi-Mu, dan semua ucapan yang jelas adalah seperti rahasia dalam pengetahuan-Mu. Segala sesuatu menurut perintah-Mu karena kebesaran-Mu dan semua raja tunduk kepada-Mu karena kemaharajaan-Mu.Ya Allah, karena semua urusan di dunia dan akhirat berada di tangan-Mu maka jadikanlah untukku dari segala kesulitan dan kesedihan, jalan keluar yang menggembirakan.”Baca juga :13. Baca dan Amalkan QS. Surat Al FajriUntuk mendapatkan jodoh yang kita inginkan tentunya harus disertai dengan usaha. Anda bisa membaca dan mengamalkan surat Al Fajri sebanyak 1 kali saja. Dengan hati yang ikhlas dan tunduk kepada-Nya sehingga apa yang kita harapkan bisa mendapatkan jalan keluar terbaik.14. Baca dan Amalkan QS. Surat Al WaqiahAda juga yang seringkali ditemukan membaca dan mengamalkan surat Al Waqiah untuk disegerakan dan didekatkan jodohnya oleh Allah Swt. Jangan lupa melakukannya dengan hati yang ikhlas hanya untuk mengharapkan ridho dari-Nya.15. Perbanyak DzikirDengan berdzikir hati kita akan menjadi tenang tenang dan terasa semakin dekat dengan Allah Swt. Dzikir bisa membawa banyak manfaat baik bagi kita tanpa terkecuali hajat mengenai jodoh. Jika kita sudah dekat dengan Allah, apapun itu masalahnya pasti akan mendapatkan jalan keluar terbaik.Baca juga :Dapat diambil kesimpulan bahwa artikel mengenai doa agar cepat menikah di atas yang diulas secara detail dan dikemas dengan menarik, diharapkan bisa membantu memudahkan dalam mempelajari serta memahaminya lebih dalam lagi.Sehingga nantinya mungkin bisa dijadikan sebagai bahan referensi yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari – hari dan menambah wawasan bagi anda. Sampai disini dulu ya artikel kali yang membahas mengenai doa agar cepat menikah. Semoga bisa bermanfaat bagi anda dan terima kasih sudah meluangkan sedikit waktu untuk membaca artikel saya ini.
Doa agar cepat menikah sebenarkan bisa dipanjatkan setiap saat dan diamalkan agar hajat yang anda inginkan bisa dikabulkan oleh Allah Swt. Selain itu anda juga harus berusaha memperbaiki diri menjadi lebih baik. Doa Yang Bisa Dipanjatkan Untuk Laki LakiRobbi Hablii Milladunka Zaujatan Thoyyibah Akhubuha Wa Atzawwaj Biha Watakuna Shoohibatan Lii Fiddiini Waddunyaa Wal Akhiroh. Artinya Ya Allah berikanlah padaku suami terbaik dari sisiMu, suami dan menjadi sahabatku dalam urusan agama, urusan dunia serta di akhirat nanti. Allahumma inni uriidu an atazawwaja, allahumma faqoddirlii minarrijali ahsanuhum kholqon wakhulqon, wa awsaahum rizqon, a azhomahum barokatan, warzuqni waladan thoyyiban tajaluhu fakhron fii hayaati wafawzan bada mauti. Memperbaiki Diri Agar Lebih BaikSalah satu penyebab yang mungkin menjadikan kita tak kunjung menikah adalah dosa dosa yang kita lakukan di masa lalu. Dalam Al Quran juga sudah dijelaskan, bisa anda simak di bawah ini Wanitawanita yang keji adalah untuk lakilaki yang keji, dan lakilaki yang keji adalah buat wanitawanita yang keji pula, dan wanitawanita yang baik adalah untuk lakilaki yang baik dan lakilaki yang baik adalah untuk wanitawanita yang baik pula. Mereka yang dituduh itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka yang menuduh itu. Membaca Istighfar Setelah Selesai ShalatBacalah istighfar sebanyak 100 kali setelah selesai shalat, rasakan sendiri perubahannya. Membaca Hamdalah Menunjukkan rasa syukur terhadap nikmat yang diberikan oleh Allah Swt ke kita yang jumlah tidak bisa dihitung merupakan salah satu cara agar apa yang kita harapkan bisa diberikan kelancaran. Menjadi terjaga dari segala godaan yang dilakukan oleh setan. Akan mendapat tambahan kebaikan dari Allah Swt setiap harinya. Hati akan menjadi lebih lunak dan lembut sehingga hidayah akan lebih mudah diterima. Membaca Surat Al FatehahAnda bisa mengamalkan surat Al Fatehah sebanyak 125 kali setiap setelah selesai dan memanjatkan doa seperti di bawah ini Ya Allah, sesungguhnya aku mohon kepadaMu dengan kebenaran Surat Al Fatehah dan rahasianya, sehingga dimudahkan bagiku urusanku, apakah urusan dunia atau urusan akhirat, sehingga dimakbulkan permohonanku dan ditunaikan hajatku.9. Barangsiapa yang mengucapkan shalawat kepadaku satu kali maka Allah akan bershalawat baginya sepuluh kali, dan digugurkan sepuluh kesalahan dosanya, serta ditinggikan baginya sepuluh derajat atau tingkatan di surga kelak. 1297, Ahmad 3102 dan 261, Ibnu Hibban no. Artinya Ya Tuhanku janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri dan Engkaulah Waris Yang Paling Baik.11. Artinya Ya Allah, sebagaimana Engkau telah memberikan karunia dengan kebesaranMu tanpa bantuan hambaMu yang lemah, Engkau Maha Tinggi dengan kebesaranMu atas segala yang besar. Semua yang berisikan hati jahat adalah jelas bagiMu, dan semua ucapan yang jelas adalah seperti rahasia dalam pengetahuanMu. Segala sesuatu menurut perintahMu karena kebesaranMu dan semua raja tunduk kepadaMu karena kemaharajaanMu. Surat Al FajriUntuk mendapatkan jodoh yang kita inginkan tentunya harus disertai dengan usaha. Jangan lupa melakukannya dengan hati yang ikhlas hanya untuk mengharapkan ridho dariNya.15. Perbanyak DzikirDengan berdzikir hati kita akan menjadi tenang tenang dan terasa semakin dekat dengan Allah Swt. Jika kita sudah dekat dengan Allah, apapun itu masalahnya pasti akan mendapatkan jalan keluar terbaik. Sampai disini dulu ya artikel kali yang membahas mengenai doa agar cepat menikah. Semoga bisa bermanfaat bagi anda dan terima kasih sudah meluangkan sedikit waktu untuk membaca artikel saya ini.
Masalah saya adalah sedikit bicara dengan orang, khususnya dengan suami saya, maka diam ini mendominasi di rumah kami, suami saya memegang HP nya dan saya melihatnya tertawa dengan nada tinggi, dan jika ia duduk bersama saya ia meminta kepada saya untuk berbicara dengannya, dan saya membuka tema pembicaraan, lalu saya merasa saat itu bahwa pikiran saya kosong, sementara dia suka banyak bercanda, dan kebanyakannya dusta, dan saya tidak suka hal demikian, dan saya terkadang berkata kepadanya, “Jangan membicarakan orang lain”, seraya ia menjadi kesal kepada saya, dan berkata: “Kamu ini, hanya diam saja”, sampai dalam perjalanan saja kami sibuk dengan audio, dan jika ada salah satu temannya menghubunginya, sampai tersambung dengannya selama tiga jam atau lebih ada tawa, umpan balik, dan saya berada di sebelahnya. Saya ingin kehidupan saya berubah, sebagai informasi saja saya ini sedikit penakut, sudah menikah selama tiga tahun, dan saya punyak satu anak, suami saya hobynya membaca, menyukai bola dan sya’ir.
https://islamqa.info/id/answers/249317/ia-menginginkan-solusi-karena-masalah-diam-kebuntuan-komunikasi-dengan-suaminya-dan-tidak-kuasa-lagi-untuk-melanjutkan-hidup-bersamanya
Alhamdulillah.Maka kita mulai saudari yang mulia dengan apa yang telah anda sebutkan dari hobi-hobi suami anda adalah membaca, syair dan sepak bola. Hal yang menjadi jalan terbaik untuk menjadi solusi dari diam (kebuntuan komunikasi) dalam rumah tangga adalah saling dialog dari dua sisi pada banyak hal yang berkaitan dengan hobi atau fokus, membaca, syair dari pintu-pintu yang luas yang akan membuka banyak cara untuk berdiskusi yang menyenangkan dan bermanfaat, maka lihatlah buku-buku dan syair-syair yang dekat dengan hati suami anda, dan diskusikan dengannya secara berkala. Bisa juga dengan cara anda bertanya kepada suami anda untuk menjelaskan kepada anda buku yang anda baca, kemudian akan terjadi diskusi anda berdua terkait dengan buku tersebut, atau anda bertanya kepada suami anda tentang apa yang ia baca hari ini atau kemarin, dan siapa penulis dari buku tersebut, dan apa saja judul dan pokok pikiran yang ia ambil dari buku tersebut ?, dan lain sebagainya. Diskusi tersebut tidak akan luput dari candaan, atau humor ringan yang akan membangkitkan semangat, dan senang dengan diskusi tersebut, dan akan menolak malas dan bosan, dan dengan demikian anda telah memecah penghalang kebuntuan komunikasi dan anda telah mewujudkan keinginan suami anda, dan bertambah saling memahami dan cinta antar anda berdua. Tidak masalah juga jika anda membaca buku-buku sastra lucu, seperti kisah orang-orang pelit karya Al Jahidz, kisah tentang orang-orang dungu, kisah tamu-tamu yang tidak diundang, dan lain sebagainya, atau buku-buku para sastrawan yang mencibir dan modern, dan menjadikan semua itu sebagai kunci untuk tema diskusi, atau saling berbagi cerita lucu antar anda berdua. Interaksi yang benar untuk bercanda dengannya, berkomunikasi dengannya secara umum sebaiknya dengan cara apa yang dinamakan dengan menjadi pendengar yang efektif (effective listening) karena model mendengar seperti ini menjadi interaksi positif yang membangkitkan komunikasi dan dialog, dan bentuk interaksi seperti itu biasanya terjadi disela-sela menyela positif dalam pembicaraan, menampakkan rasa suka dalam mendengar dan mengutarakan dengan Bahasa tubuh (seperti dengan menatap dan memberi isyarat) untuk memperhatikan ucapan sehingga meskipun tidak penting menurut anda. Dan termasuk yang baik untuk dilakukan dalam konteks perjalanan atau forum keluarga, janganlah menyerah pada alat/perekam yang ia dengar dengan serius atau kepada teman yang mencegahnya untuk bercakap (dengan anda), namun gunakanlah dalam konteks tersebut untuk memecah penghalang kebuntuan komunikasi antar anda berdua, dan jadikanlah tema untuk dialog berdua, dengan cara menyela apa yang anda dengar darinya, dan berdialog pada pendapat dan profesinya. Dan terkait dengan rasa takut tersebut, jika dalam kondisi takut atau risau/grogi saat bercakap di hadapan orang-orang asing, atau saat beraktifitas di hadapan mereka, maka hal itu gejala medis yang sudah dikenal dengan istilah “rasa takut social” (phobia social), atau apa yang dikenal dengan “grogi social” (social anxiety disorder), nasehat kami kepada anda adalah hendaknya anda mengunjungi salah satu dokter wanita atau statistik psikologi untuk mengobati rasa takut/grogi secara langsung pada saat di forum psikologi, obatan-obatan medis jika mengharuskan hal itu. Wallahu A’lam
Maka kita mulai saudari yang mulia dengan apa yang telah anda sebutkan dari hobihobi suami anda adalah membaca, syair dan sepak bola. Hal yang menjadi jalan terbaik untuk menjadi solusi dari diam kebuntuan komunikasi dalam rumah tangga adalah saling dialog dari dua sisi pada banyak hal yang berkaitan dengan hobi atau fokus, membaca, syair dari pintupintu yang luas yang akan membuka banyak cara untuk berdiskusi yang menyenangkan dan bermanfaat, maka lihatlah bukubuku dan syairsyair yang dekat dengan hati suami anda, dan diskusikan dengannya secara berkala. Diskusi tersebut tidak akan luput dari candaan, atau humor ringan yang akan membangkitkan semangat, dan senang dengan diskusi tersebut, dan akan menolak malas dan bosan, dan dengan demikian anda telah memecah penghalang kebuntuan komunikasi dan anda telah mewujudkan keinginan suami anda, dan bertambah saling memahami dan cinta antar anda berdua. Tidak masalah juga jika anda membaca bukubuku sastra lucu, seperti kisah orangorang pelit karya Al Jahidz, kisah tentang orangorang dungu, kisah tamutamu yang tidak diundang, dan lain sebagainya, atau bukubuku para sastrawan yang mencibir dan modern, dan menjadikan semua itu sebagai kunci untuk tema diskusi, atau saling berbagi cerita lucu antar anda berdua. Dan terkait dengan rasa takut tersebut, jika dalam kondisi takut atau risaugrogi saat bercakap di hadapan orangorang asing, atau saat beraktifitas di hadapan mereka, maka hal itu gejala medis yang sudah dikenal dengan istilah rasa takut social phobia social, atau apa yang dikenal dengan grogi social social anxiety disorder, nasehat kami kepada anda adalah hendaknya anda mengunjungi salah satu dokter wanita atau statistik psikologi untuk mengobati rasa takutgrogi secara langsung pada saat di forum psikologi, obatanobatan medis jika mengharuskan hal itu.
Akhlak Muslim, Tetap Mengasihi Meski kepada Pembenci
https://www.eramuslim.com/hikmah/tafakur/akhlak-muslim-tetap-mengasihi-meski-kepada-pembenci/
Eramuslim – Dikisahkan dalam Kitab Minhajul Muslim karya Syekh Abu Bakar Jabir Al-Jazairi yang diriwayatkan bahwa Zainal Abidin bin Ali Husain RA dalam perjalanannya ke masjid dicaci seseorang. Melihat hal tersebut para pembantu Zainal menawarkan diri untuk memukuli pencaci tersebut. Namun, beliau mencegahnya sebagai bentuk kasih sayang kepada pencaci itu. Lalu ia berkata, “Aduhai, aku jauh lebih banyak lagi cacatnya dari pada yang kau katakan tadi. Apa yang tidak engkau ketahui tentang diriku jauh lebih banyak dari yang engkau ketahui. Jika engkau ada keperluan sehingga membuatmu mencaciku maka katakan saja,” ujar Zainal. Lelaki itu pun kemudian tersipu malu mendengar jawaban tidak terduga Zainal. Zainal kemudian menanggalkan gamisnya untuk diberikan kepada pencaci tersebut. Ia bahkan menyuruh pembantunya memberikan uang seribu dirham. Sikap mudah memaafkan ini merupakan tuntunan yang diajarkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Allah berfirman dalam surat Al-Balad ayat 17: Artinya: “Dan dia (tidak pula) termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang.” Rasulullah juga bersabda: . Artinya: “Perumpamaan kaum Mukminin dalam cinta-mencintai, sayang-menyayangi dan bahu-membahu, seperti satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuhnya sakit, maka seluruh anggota tubuhnya yang lain ikut merasakan sakit juga, dengan tidak bisa tidur dan demam.” (HR. Muslim). ROL
Eramuslim Dikisahkan dalam Kitab Minhajul Muslim karya Syekh Abu Bakar Jabir AlJazairi yang diriwayatkan bahwa Zainal Abidin bin Ali Husain RA dalam perjalanannya ke masjid dicaci seseorang. Melihat hal tersebut para pembantu Zainal menawarkan diri untuk memukuli pencaci tersebut. Namun, beliau mencegahnya sebagai bentuk kasih sayang kepada pencaci itu. Lalu ia berkata, Aduhai, aku jauh lebih banyak lagi cacatnya dari pada yang kau katakan tadi. Apa yang tidak engkau ketahui tentang diriku jauh lebih banyak dari yang engkau ketahui. Jika engkau ada keperluan sehingga membuatmu mencaciku maka katakan saja, ujar Zainal. Lelaki itu pun kemudian tersipu malu mendengar jawaban tidak terduga Zainal. Zainal kemudian menanggalkan gamisnya untuk diberikan kepada pencaci tersebut. Ia bahkan menyuruh pembantunya memberikan uang seribu dirham. Sikap mudah memaafkan ini merupakan tuntunan yang diajarkan oleh Allah dan RasulNya. Allah berfirman dalam surat AlBalad ayat 17 Artinya Dan dia tidak pula termasuk orangorang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang. Rasulullah juga bersabda . Artinya Perumpamaan kaum Mukminin dalam cintamencintai, sayangmenyayangi dan bahumembahu, seperti satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuhnya sakit, maka seluruh anggota tubuhnya yang lain ikut merasakan sakit juga, dengan tidak bisa tidur dan demam. HR. Muslim. ROL
1196. MAKALAH : Muslim yang mengikuti sebaik baik manusia
https://www.piss-ktb.com/2012/02/1196-makalah-muslim-yang-mengikuti.html
Dalam tulisan sebelumnya pada telah disampaikan bahwa perkataan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam kepada Fatimah Radhiallahu Anha yang artinya "Sesungguhnya kamu adalah orang yang paling pertama menyusulku dari kalangan ahlul baitku. Sebaik-baik pendahulumu adalah aku" bukanlah menjelaskan adanya manhaj salaf atau mazhab salaf. Salaf dalam hadits tersebut semata-mata bermakna pendahulu. Begitupula firman Allah ta'ala yang artinya, Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar. (QS At Taubah [9]:100 ) Firman Allah ta'ala di atas juga bukan menjelaskan adanya manhaj Salaf ataupun mazhab salaf. Dalam firman tersebut , Allah Azza wa Jalla menjamin untuk masuk surga bagi sebaik-baik manusia paling awal atau manusia yang bersaksi/bersyahadat paling awal atau yang membenarkan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam sebagai utusan Allah taala paling awal atau as-sabiqun al-awwalun Mereka yang termasuk 10 paling awal bersyahadat/bersaksi atau yang termasuk as-sabiqun al-awwalun adalah, Abu Bakar Ash Shidiq ra, Umar bin Khattab ra, Ustman bin Affan ra, Ali bin Abi Thalib ra, Thalhah bin Abdullah ra, Zubeir bin Awwam ra, Saad bin Abi Waqqas ra, Said bin Zaid ra, Abdurrahman bin Auf ra dan Abu Ubaidah bin Jarrah ra Sahabat dikatakan sebaik-baik manusia karena termasuk manusia awal yang melihat Rasulullah atau manusia awal yang bersaksi atau bersyahadat. Hal ini terkait dengan firman Allah ta'ala yang artinya kuntum khayra ummatin ukhrijat lilnnaasi, Kamu (umat Rasulullah) adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia (QS Ali Imran [3]:110 ). Ibnu Hajar al-Asqalani asy-Syafii berkata: Ash-Shabi (sahabat) ialah orang yang bertemu dengan Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam, beriman kepada beliau dan meninggal dalam keadaan Islam "Sebaik-baik manusia" tidaklah dibatasi oleh generasi. Semua manusia yang bersyahadat dapat menjadi "sebaik-baik manusia" yakni manusia yang mengikuti Rasulullah sehingga meraih maqom disisiNya. "Sebaik-baik manusia" atau muslim yang meraih maqom disisiNya adalah muslim yang bertaqwa. Firman Allah taala yang artinya, Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu (Al-Hujuraat [49]: 13 ) "Sebaik-baik manusia" atau muslim yang meraih maqom disisiNya atau muslim yang bertaqwa adalah minimal muslim yang sholeh, berkumpul dengan 4 golongan manusia yang meraih maqom disisiNya. Firman Allah ta'ala yang artinya, Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nimat oleh Allah, yaitu : Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya . (QS An Nisaa [4]: 69 ) Muslim yang terbaik untuk bukan Nabi dan meraih maqom disisiNya sehingga menjadi kekasih Allah (wali Allah) dengan mencapai shiddiqin. Bermacam-macam tingkatan shiddiqin sebagaimana yang diuraikan dalam tulisan pada Syaikh M. Said Ramadhan Al- Buthi, dalam kitab As-Salafiyyah Marhalah Zamaniyah Mubarakah La Mazhab Islami mengatakan bahwa "Salaf adalah rentang waktu zaman terbaik dalam Islam (fase sejarah bukan golongan atau madzhab), oleh sebab itu apabila di zaman sekarang ada yang mengaku bahwa ia adalah bermadzhab salaf maka ia termasuk ahli bidah" Syaikh M. Said Ramadhan Al- Buthi menjelaskan bahwa generasi Salaf sangat berbeda dibandingkan dengan mazhab as Salafiyyah yang digembar-gemborkan oleh pengamal Wahabi di Makkah. Beliau berkata, bahwa "istilah yang digunakan oleh para ulama untuk menamakan kedudukan para ulama yang benar adalah ulama Ahli Sunnah wal Jamaah. Istilah ini telah disepakati oleh para ulama generasi Salaf untuk menamakan golongan yang benar. Tatkala istilah as-Salafiyyah yang digunakan oleh golongan Wahhabi untuk melambangkan golongan yang benar [menurut sangkaan mereka] adalah satu bidah yang tercela". Beliau melanjutkan : Apabila ada seorang Muslim yang memperkenalkan dirinya bahwa dia adalah pengikut mazhab Salafiyyah, maka tanpa ragu-ragu lagi bahwa dia adalah seorang ahli bidah. Sebab jika istilah Salafiyyah itu disamakan dengan Ahli Sunnah wal Jamaah, maka sungguh dia telah menciptakan nama yang berbeda dengan nama yang telah disepakati oleh generasi Salaf. Bahkan nama serta istilah Salafiyah ini telah cukup menimbulkan perpecahan di kalangan umat Islam sendiri. Dan jika istilah Salafiyyah ini memiliki maksud yang berbeda dengan Ahli Sunnah wal Jamaah, maka mereka telah membuat istilah Salafiyyah baru dengan isi ajarannya yang bathil. Dan telah terbuktilah bahwa golongan Salafi Wahhabi ini telah menggunakan istilah Salafiyyah untuk memisahkan diri dari jemaah mayoritas Umat Islam yang bersatu dalam menggunakan istilah Ahli Sunnah wal Jamaah yang benar Imam an-Nawawi di dalam kitab al-Majmu Syarh al-Muhazzab pada bab Adab Berfatwa, Mufti dan Orang Yang Bertanya Fatwa. berpendapat : Tidak boleh bagi si awam untuk bermazhab kepada salah seorang dari para sahabat r.a atau bermazhab kepada generasi awal, walaupun mereka lebih alim dan lebih tinggi derajatnya dibanding dengan ulama sesudah mereka. Kerena mereka tidak meluangkan waktu sepenuhnya untuk merumuskan prinsip-prinsip asas dan furunya. Maka tidak ada seorang pun dari generasi sahabat yang memiliki mazhab yang telah dianalisis, Tapi para ulama yang datang sesudah merekalah yang melakukan usaha merumuskan hukum-hukum serta menerangkan prinsip-prinsip asas dan furu, seperti Imam Malik dan Imam Abu Hanifah dan lain-lain. Bahkan Imam Syafiie adalah imam berikutnya yang telah menganalisis mazhab-mazhab pendahulunya seperti mereka melihat mazhab-mazhab para ulama sebelumnya. Beliau menguji, mengkritik dan memilih mana yang paling rajih (kuat), dan beliau mendapat hasil dari usaha ulama sebelumnya dan telah meluangkan waktu untuk memilih dan mentarjih serta menyempurnakannya. Dan dengan alasan inilah beliau mendapat kedudukan yang lebih kuat dan rajih, bahkan tidak ada sesudah beliau, ulama yang mencapai kedudukan ini. Maka dengan alasan ini pula, mazhab beliau adalah mazhab yang paling utama untuk diikuti dan bertaqlid dengannya. Lalu kenapa kita butuh mengikuti apa yang disampaikan oleh Imam Mazhab yang empat ? Karena Imam Mazhab yang empat telah disepakati oleh jumhur ulama sejak dahulu sampai sekarang sebagai pemimpin ijtihad kaum muslim (Imam Mujtahid Mutlak) Imam Mazhab yang empat bertalaqqi (mengaji) langsung dengan Salaf yang sholeh Imam Mazhab yang empat mendapatkan pemahaman Salaf yang sholeh langsung dari lisannya Salaf yang sholeh bukan berdasarkan muthola'ah, menelaah kitab sebagaimana yang dilakukan oleh para ulama yang mengaku-aku mengikuti pemahaman Salaf yang sholeh. Mereka yang mengaku-aku mengikuti pemahaman Salaf yang sholeh pada kenyataannya mereka mengikuti akal pikiran mereka sendiri karena mereka tidak bertalaqqi (mengaji) dengan Salaf yang sholeh Abad Salaf mencakup tiga generasi atau abad pertama umat Islam, sejak masa Nabi, Sahabat dan berakhir pada era Anas bin Malik (W. 91 H/710 M atau 93 H/712 M), masa Tabiin (180 H/796 M), masa Tabiut tabiin (241 H/855 H), dan Ahmad bin Hanbal (64-241 H/780-855 M). Sedangkan ulama-ulama seperti Ibnu Taimiyah (W.728 H/1328 M), Ibnu Qoyyim Al Jauziah(W.751 H/1350 M), dan M. Ibn Abdul Wahab At Tamimi An-Najdi (W. 1206 H/1792 M) adalah termasuk ulama akhir zaman atau ulama khalaf (kemudian) bukan ulama Salaf. Kesimpulannya kalau kita mau mengikuti cara beragamanya para Sahabat yang telah dipuji dan direkomendasi kan langsung oleh Allah Taala maka kita ikuti apa yang disampaikan oleh Imam Mazhab yang empat karena Imam Mazhab yang empat melihat langsung cara beragama Salaf yang sholeh. Imam Mazhab yang empat melihat langsung penerapan, perbuatan serta contoh nyata, jalan atau cara (manhaj) beribadah dari Salaf yang sholeh. Imam Mazhab yang empat menasehatkan kita agar mencapai ke-sholeh-an sebagaimana Salaf yang sholeh adalah menjalankan perkara syariat sebagaimana yang mereka sampaikan dalam kitab fiqih sekaligus menjalankan tasawuf untuk mencapai muslim yang baik, muslim yang sholeh, muslim yang berakhlakul karimah atau muslim yang Ihsan Imam Syafii ~rahimahullah menyampaikan nasehat (yang artinya) ,Berusahalah engkau menjadi seorang yang mempelajari ilmu fiqih dan juga menjalani tasawuf, dan janganlah kau hanya mengambil salah satunya. Sesungguhnya demi Allah saya benar-benar ingin memberikan nasehat padamu. Orang yang hanya mempelajari ilmu fiqih tapi tidak mau menjalani tasawuf, maka hatinya tidak dapat merasakan kelezatan takwa. Sedangkan orang yang hanya menjalani tasawuf tapi tidak mau mempelajari ilmu fiqih, maka bagaimana bisa dia menjadi baik (ihsan)? [Diwan Al-Imam Asy-Syafi'i, hal. 47] Begitupula dengan nasehat Imam Malik ~rahimahullah bahwa menjalankan tasawuf agar manusia tidak rusak dan menjadi manusia berakhlak baik Imam Malik ~rahimahullah menyampaikan nasehat (yang artinya) Dia yang sedang tasawuf tanpa mempelajari fiqih (perkara syariat) rusak keimanannya , sementara dia yang belajar fikih tanpa mengamalkan Tasawuf rusaklah dia, hanya dia siapa memadukan keduanya terjamin benar" Sejak dahulu kala, diperguruan-perguruan tinggi Islam, tasawuf adalah jalan (thariqat) untuk mencapai "sebaik-baik manusia" atau muslim yang berakhlakul karimah, muslim yang sholeh, muslim yang ihsan, muslim yang bermakrifat, muslim yang dapat menyaksikan Allah ta'ala dengan hati (ain bashiroh). Tentang Ihsan, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda "Kamu takut (takhsya / khasyyah) kepada Allah seakan-akan kamu melihat-Nya (bermakrifat), maka jika kamu tidak melihat-Nya maka sesungguhnya Dia melihatmu. (HR Muslim 11) Imam Sayyidina Ali r.a. pernah ditanya oleh seorang sahabatnya bernama Zilib Al-Yamani, Apakah Anda pernah melihat Tuhan? Beliau menjawab, Bagaimana saya menyembah yang tidak pernah saya lihat? Bagaimana Anda melihat-Nya? tanyanya kembali. Sayyidina Ali ra menjawab Dia tak bisa dilihat oleh mata dengan pandangan manusia yang kasat, tetapi bisa dilihat oleh hati , ain bashiroh (bermakrifat) Sebuah riwayat dari Jafar bin Muhammad beliau ditanya: Apakah engkau melihat Tuhanmu ketika engkau menyembah-Nya? Beliau menjawab: Saya telah melihat Tuhan, baru saya sembah. Bagaimana anda melihat-Nya? dia menjawab: Tidak dilihat dengan mata yang memandang, tapi dilihat dengan hati yang penuh Iman (bermakrifat) Rasulullah bersabda Iman paling afdol ialah apabila kamu mengetahui bahwa Allah selalu menyertaimu dimanapun kamu berada. (HR. Ath Thobari) Muslim yang meyakini diawasi Allah -Maha Agung sifatNya atau mereka yang dapat melihat Rabb dengan hati (ain bahiroh) atau muslim yang Ihsan maka ia mencegah dirinya dari melakukan sesuatu yang dibenciNya, mencegah dirinya dari perbuatan maksiat, mencegah dirinya dari melakukan perbuatan keji dan mungkar. Sehingga terwujud dalam berakhlakul karimah. Inilah tujuan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam diutus oleh Allah Subhanahu wa taala Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda Sesungguhnya aku diutus (Allah) untuk menyempurnakan Akhlak. (HR Ahmad) Pada hakikatnya upaya kaum Zionis Yahudi menjauhkan kaum muslim dari tasawuf adalah dalam rangka merusak akhlak kaum muslim sebagaimana mereka menyebarluaskan pornografi, gaya hidup bebas, liberalisme, sekulerisme, pluralisme, hedonisme dll Upaya kaum Zionis Yahudi menghasut atau menjauhkan kaum muslim dari tasawuf dengan cara mencitrakan hal yang buruk terhadap tasawuf agar kaum muslim gagal mencapai "sebaik baik manusia" atau gagal mencapai muslim yang berakhlakul karimah atau muslim yang sholeh atau muslim yang ihsan atau muslim yang bermakrifat. Salah satu yang termakan hasutan atau korban ghazwul fikri (perang pemahaman) dari kaum Zionis Yahudi adalah pemerintahan kerajaan dinasti Saudi Ulama keturunan cucu Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, Abuya Prof. DR. Assayyid Muhammad bin Alwi Almaliki Alhasani dalam makalahnya dalam pertemuan nasional dan dialog pemikiran yang kedua, 5 s.d. 9 Dzulqodah 1424 H di Makkah al Mukarromah, menyampaikan bahwa dalam kurikulum tauhid kelas tiga Tsanawiyah (SLTP) cetakan tahun 1424 Hijriyyah di Arab Saudi berisi klaim dan pernyataan bahwa kelompok Sufiyyah (aliranaliran tasawuf) adalah syirik dan keluar dari agama. Kutipan makalah selengkapnya ada pada Mereka yang gagal mencapai "sebaik baik manusia" atau gagal mencapai muslim yang berakhlakul karimah atau muslim yang sholeh atau muslim yang ihsan atau muslim yang bermakrifat akan menularkan kepada yang lain. Ahmad Shodiq, MA-Dosen Akhlak & Tasawuf, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengutip perkataan Imam Syafii ~rahimahullah yang menyatakan bahwa orang yang buruk itu seperti pantatnya dandang (tempat menanak nasi) yang hitam. Kata Imam Syafii, dia hitam, dan dia ingin menempelkannya ke kulit kita. Kalau kita terpancing, maka yang hitam itu dua. Jadi kalau sampai kita sadar bahwa ada ruhani yang tidak stabil, dan kita terpancing untuk tidak stabil, maka sesungguhnya yang terjadi adalah dua ketidakstabilan, karena kita terpancing. Selengkapnya uraian dosen Ahmad Shodiq tentang tasawuf dan pendidikan akhlak ada dalam tulisan pada Semoga Allah Azza wa Jalla melindungi kita dari tertular mereka yang berakhlak buruk dan mewafatkan kita dalam keadaan muslim yang sholeh. Wassalam Zon di Jonggol, Kab Bogor 16830
Dalam tulisan sebelumnya pada telah disampaikan bahwa perkataan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam kepada Fatimah Radhiallahu Anha yang artinya Sesungguhnya kamu adalah orang yang paling pertama menyusulku dari kalangan ahlul baitku. Sebaikbaik pendahulumu adalah aku bukanlah menjelaskan adanya manhaj salaf atau mazhab salaf. Ibnu Hajar alAsqalani asySyafii berkata AshShabi sahabat ialah orang yang bertemu dengan Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam, beriman kepada beliau dan meninggal dalam keadaan Islam Sebaikbaik manusia tidaklah dibatasi oleh generasi. Semua manusia yang bersyahadat dapat menjadi sebaikbaik manusia yakni manusia yang mengikuti Rasulullah sehingga meraih maqom disisiNya. Firman Allah taala yang artinya, Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu AlHujuraat 49 13 Sebaikbaik manusia atau muslim yang meraih maqom disisiNya atau muslim yang bertaqwa adalah minimal muslim yang sholeh, berkumpul dengan 4 golongan manusia yang meraih maqom disisiNya. Firman Allah taala yang artinya, Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan RasulNya, mereka itu akan bersamasama dengan orangorang yang dianugerahi nimat oleh Allah, yaitu Nabinabi, para shiddiiqiin, orangorang yang mati syahid, dan orangorang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaikbaiknya . Sebab jika istilah Salafiyyah itu disamakan dengan Ahli Sunnah wal Jamaah, maka sungguh dia telah menciptakan nama yang berbeda dengan nama yang telah disepakati oleh generasi Salaf. Kerena mereka tidak meluangkan waktu sepenuhnya untuk merumuskan prinsipprinsip asas dan furunya. Beliau menguji, mengkritik dan memilih mana yang paling rajih kuat, dan beliau mendapat hasil dari usaha ulama sebelumnya dan telah meluangkan waktu untuk memilih dan mentarjih serta menyempurnakannya. Maka dengan alasan ini pula, mazhab beliau adalah mazhab yang paling utama untuk diikuti dan bertaqlid dengannya. Kesimpulannya kalau kita mau mengikuti cara beragamanya para Sahabat yang telah dipuji dan direkomendasi kan langsung oleh Allah Taala maka kita ikuti apa yang disampaikan oleh Imam Mazhab yang empat karena Imam Mazhab yang empat melihat langsung cara beragama Salaf yang sholeh. Imam Mazhab yang empat melihat langsung penerapan, perbuatan serta contoh nyata, jalan atau cara manhaj beribadah dari Salaf yang sholeh. Sesungguhnya demi Allah saya benarbenar ingin memberikan nasehat padamu. Sedangkan orang yang hanya menjalani tasawuf tapi tidak mau mempelajari ilmu fiqih, maka bagaimana bisa dia menjadi baik ihsan Diwan AlImam AsySyafii, hal. Sayyidina Ali ra menjawab Dia tak bisa dilihat oleh mata dengan pandangan manusia yang kasat, tetapi bisa dilihat oleh hati , ain bashiroh bermakrifat Sebuah riwayat dari Jafar bin Muhammad beliau ditanya Apakah engkau melihat Tuhanmu ketika engkau menyembahNya Beliau menjawab Saya telah melihat Tuhan, baru saya sembah. Ath Thobari Muslim yang meyakini diawasi Allah Maha Agung sifatNya atau mereka yang dapat melihat Rabb dengan hati ain bahiroh atau muslim yang Ihsan maka ia mencegah dirinya dari melakukan sesuatu yang dibenciNya, mencegah dirinya dari perbuatan maksiat, mencegah dirinya dari melakukan perbuatan keji dan mungkar. Sehingga terwujud dalam berakhlakul karimah. HR Ahmad Pada hakikatnya upaya kaum Zionis Yahudi menjauhkan kaum muslim dari tasawuf adalah dalam rangka merusak akhlak kaum muslim sebagaimana mereka menyebarluaskan pornografi, gaya hidup bebas, liberalisme, sekulerisme, pluralisme, hedonisme dll Upaya kaum Zionis Yahudi menghasut atau menjauhkan kaum muslim dari tasawuf dengan cara mencitrakan hal yang buruk terhadap tasawuf agar kaum muslim gagal mencapai sebaik baik manusia atau gagal mencapai muslim yang berakhlakul karimah atau muslim yang sholeh atau muslim yang ihsan atau muslim yang bermakrifat. Salah satu yang termakan hasutan atau korban ghazwul fikri perang pemahaman dari kaum Zionis Yahudi adalah pemerintahan kerajaan dinasti Saudi Ulama keturunan cucu Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, Abuya Prof. DR. Assayyid Muhammad bin Alwi Almaliki Alhasani dalam makalahnya dalam pertemuan nasional dan dialog pemikiran yang kedua, 5 s.d. 9 Dzulqodah 1424 H di Makkah al Mukarromah, menyampaikan bahwa dalam kurikulum tauhid kelas tiga Tsanawiyah SLTP cetakan tahun 1424 Hijriyyah di Arab Saudi berisi klaim dan pernyataan bahwa kelompok Sufiyyah aliranaliran tasawuf adalah syirik dan keluar dari agama. Kata Imam Syafii, dia hitam, dan dia ingin menempelkannya ke kulit kita. Kalau kita terpancing, maka yang hitam itu dua. Jadi kalau sampai kita sadar bahwa ada ruhani yang tidak stabil, dan kita terpancing untuk tidak stabil, maka sesungguhnya yang terjadi adalah dua ketidakstabilan, karena kita terpancing. Selengkapnya uraian dosen Ahmad Shodiq tentang tasawuf dan pendidikan akhlak ada dalam tulisan pada Semoga Allah Azza wa Jalla melindungi kita dari tertular mereka yang berakhlak buruk dan mewafatkan kita dalam keadaan muslim yang sholeh.
Siapakah yang Berhak Berdiri di Shaf Pertama?
https://muslim.or.id/30825-siapakah-yang-berhak-berdiri-di-shaf-pertama.html
- Dari Abu Masud ia berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam biasanya mengusap pundak-pundak (untuk meluruskan) kami ketika hendak salat, beliau bersabda: Luruskan dan jangan berselisih niscaya hati kalian akan berselisih. Hendaklah yang berada di dekatku orang orang yang berilmu dan berakal kemudian setelahnya, kemudian setelahnya. (HR Muslim). Imam An-Nawawi rahimahullah berkata: Hadis ini menunjukkan bahwa hendaknya yang didahulukan adalah orang-orang yang lebih utama (dalam ilmu dan takwa) lalu setelahnya. (Syarah Shahih Muslim, 4/155). Inilah yang diamalkan oleh para sahabat. Imam An-Nasai dan Ibnu Khuzaimah meriwayatkan, bahwa Abbad bin Qais berkata, Aku pernah salat di shaf pertama di Madinah. Tiba-tiba ada orang yang menarikku ke belakang lalu ia berdiri di tempatku. Qais berkata, Demi Allah aku tidak bisa memahami salatku (karena kesal). Setelah selesai salat, ternyata ia adalah Ubayy bin Kaab. Ia berkata, Hai pemuda, jangan menyusahkanmu. Sesungguhnya ini adalah perintah dari Nabi shallallahu alaihi wasallam kepada kami agar berada di belakang imam. Cobalah renungkan dan bandingkan dengan di zaman ini. Terkadang anak-anakpun berada di shaf pertama. Orang-orang yang tidak punya hafalan Al-Quran dan orang-orang yang notabene awam pun berdiri di shaf pertama. Sementara para penghafal Al-Quran dan orang berilmu berdiri di belakang. Ini perkara yang tidak sesuai sunnah tentunya. Pelajari lebih lanjut tentang shalat berjamaah di artikel berikut. *** Penulis: Ustadz Abu Yahya Badrusalam Artikel: Muslim.or.id
Dari Abu Masud ia berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam biasanya mengusap pundakpundak untuk meluruskan kami ketika hendak salat, beliau bersabda Luruskan dan jangan berselisih niscaya hati kalian akan berselisih. Hendaklah yang berada di dekatku orang orang yang berilmu dan berakal kemudian setelahnya, kemudian setelahnya. HR Muslim. Imam AnNawawi rahimahullah berkata Hadis ini menunjukkan bahwa hendaknya yang didahulukan adalah orangorang yang lebih utama dalam ilmu dan takwa lalu setelahnya. Syarah Shahih Muslim, 4155. Inilah yang diamalkan oleh para sahabat. Imam AnNasai dan Ibnu Khuzaimah meriwayatkan, bahwa Abbad bin Qais berkata, Aku pernah salat di shaf pertama di Madinah. Tibatiba ada orang yang menarikku ke belakang lalu ia berdiri di tempatku. Qais berkata, Demi Allah aku tidak bisa memahami salatku karena kesal. Setelah selesai salat, ternyata ia adalah Ubayy bin Kaab. Ia berkata, Hai pemuda, jangan menyusahkanmu. Sesungguhnya ini adalah perintah dari Nabi shallallahu alaihi wasallam kepada kami agar berada di belakang imam. Cobalah renungkan dan bandingkan dengan di zaman ini. Terkadang anakanakpun berada di shaf pertama. Orangorang yang tidak punya hafalan AlQuran dan orangorang yang notabene awam pun berdiri di shaf pertama. Sementara para penghafal AlQuran dan orang berilmu berdiri di belakang. Ini perkara yang tidak sesuai sunnah tentunya. Pelajari lebih lanjut tentang shalat berjamaah di artikel berikut. Penulis Ustadz Abu Yahya Badrusalam Artikel Muslim.or.id
Apakah menelan air liur dapat membatalkan puasa Ramadhan atau tidak ?, (pada saat berpuasa) liur saya keluar lebih banyak khususnya pada saat membaca Al Qur’an di masjid.
https://islamqa.info/id/answers/12597/seseorang-yang-sedang-puasa-menelan-ludah-ingus
Alhamdulillah.Orang yang menelan liurnya sendiri pada saat berpuasa tidak merusak ibadah puasanya, meskipun dalam jumlah yang banyak, baik di masjid atau di tempat lain. Namun jika berupa riak seperti ingus, maka jangan ditelan, tapi ludahkanlah di sapu tangan atau yang serupa dengannya jika anda berada di masjid. Dan Allah Maha Pemberi taufik, semoga shalawat dan salam dihaturkan kepada Nabi kita Muhammad, keluarga, dan para sahabatnya. (Lajnah Daimah lil Buhuts wal Ifta’: 10/270) Maka jika dikatakan: Apakah boleh menelan ludah riak dengan sengaja ? Jawabannya: Diharamkan menelan ludah riak bagi orang yang sedang berpuasa dan yang tidak berpuasa; karena menjijikkan dan kemungkinan mengandung penyakit yang dikeluarkan dari tubuh. Akan tetapi tidak membatalkan puasa jika dia telah menelannya; karena belum keluar dari mulut dan karena menelan ludah riak tidak termasuk dalam kategori makan dan minum. Andai saja dia menelannya setelah sebelumnya sudah berada di mulutnya maka hal itu juga tidak membatalkan puasanya. (Sumber dari ucapan Syeikh Ibnu Utsaimin –rahimahullah-) Baca juga: (Syarh Mumti’: 6/428)
Alhamdulillah.Orang yang menelan liurnya sendiri pada saat berpuasa tidak merusak ibadah puasanya, meskipun dalam jumlah yang banyak, baik di masjid atau di tempat lain. Namun jika berupa riak seperti ingus, maka jangan ditelan, tapi ludahkanlah di sapu tangan atau yang serupa dengannya jika anda berada di masjid. Dan Allah Maha Pemberi taufik, semoga shalawat dan salam dihaturkan kepada Nabi kita Muhammad, keluarga, dan para sahabatnya. Lajnah Daimah lil Buhuts wal Ifta 10270 Maka jika dikatakan Apakah boleh menelan ludah riak dengan sengaja Jawabannya Diharamkan menelan ludah riak bagi orang yang sedang berpuasa dan yang tidak berpuasa karena menjijikkan dan kemungkinan mengandung penyakit yang dikeluarkan dari tubuh. Akan tetapi tidak membatalkan puasa jika dia telah menelannya karena belum keluar dari mulut dan karena menelan ludah riak tidak termasuk dalam kategori makan dan minum. Andai saja dia menelannya setelah sebelumnya sudah berada di mulutnya maka hal itu juga tidak membatalkan puasanya. Sumber dari ucapan Syeikh Ibnu Utsaimin rahimahullah Baca juga Syarh Mumti 6428
Hukum Membayar Fidyah Bagi Ibu Hamil dan Jumlah Fidyahnya
https://dalamislam.com/hukum-islam/hukum-membayar-fidyah-bagi-ibu-hamil
Wanita hamil atau yang sedang dalam masa nifas diperbolehkan meninggalkan . Namun ia harus tetap menggantinya setelah masa tersebut usai. Mengqadha puasa bagi wanita hamil, nifas dan menyusui wajib hukumnya. Ini karena wanita hamil nifas dan menyusui dianggap masih mampu mengqadha puasanya di hari yang lain.Ibu hamil yang meninggalkan puasa ada kalanya harus membayar dan mengganti puasa dihari lain. Ibu yang wajib membayar fidyah dan mengganti puasa adalah mereka yang mampu berpuasa. Sementara ibu hamil atau menyusui yang sama sekali tidak bisa menjalankan puasa karena kesehatan dirinya dan anaknya dengan saran dokter atau ahli makan ia hanya wajib mengganti puasanya di hari yang lain.Jadi ibu hamil dan menyusui tidak bisa hanya mengganti puasa dengan fidyah. Ini karena fidyah hanya diperuntukan bagi orang-orang yang sama sekali tidak mampu menjalankan puasa seumur hidup. Hadits yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik: Sesungguhnya Allah meringankan bagi seorang musafir setengah sholat dan meringankan puasa bagi musafir, wanita hamil. [Hadits dengan lafal ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnadnya 31/392 no 19047, Ibnu Majah dalam sunannya 1/533 no 1667, dan Al-Baihaqi dalam As-Sunan Al-Kubro 4/231]Niat Membayar Fidyah Bagi Ibu Hamil dan MenyusuiNiat membayar fidyah bagi ibu hamil dan menyusui:Nawaitu an ukhrija hadzihil fidyata ‘an ifthori shaumi ramadlana lilkhoufi ‘ala waladi ‘ali fardla lillahi ta’ala.Artinya:” Saya niat mengeluarkan fidyah ini dari tanggungan berbuka puasa Ramadan karena khawatir keselamatan anakku, fardlu karena Allah.”As-Sirokhsi berkata: “Karena wanita yang hamil atau wanita yang menyusui mendapatkan “haroj” (kepayahan/kesulitan) tatkala puasa, dan kesulitan merupakan udzur untuk berbuka sebagaimana orang sakit dan musafir, dan wajib bagi wanita hamil atau menyusui qodho’ tanpa bayar fidyah” [Al-Mabshuuth 3/99, Lihat juga penjelasan Syaikh al-‘Utsaimin dalam Majmuu’ Fataawa beliau 19/165 dan juga penjelasan Syaikh Bin Baaz dalam Majmu” fataawaa beliau 15/225, 227]Jumlah Fidyah yang Harus DibayarkanJumlah fidyah yang wajib dibayarkan sesuai jumlah hari puasa yang ditinggalkan untuk satu orang. Menurut imam malik Asy-Syafi’i yang harus dibayar sebesar 1 mud gandum kira-kira 6 ons =675 gram=0,75 kg.Menurut Ulama Hanafiyah, fidyah yang harus dikeluarkan sebesar 2 mud atau setara 1/2 sha’ gandum. (Jika 1 sha’ setara 4 mud= sekitar 3 kg, maka 1/2 sha’ berarti sekitar 1,5 kg).Aturan kedua ini biasa digunakan untuk orang yang membayar fidyah dengan beras. Cara membayar fidyah ibu hamil merupakan makanan pokok.Bahkan Al-Kaasaani berkata tentang firman Allah : “Maka Barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain.” [al-Baqarah/2:184]Orang yang Wajib Membayar FidyahSelain ibu hamil dan menyusui ada golongan orang yang juga wajib membayar fidyah ketika meninggalkan puasa ramadhan. Orang yang wajib membayar fidyah selain ibu hamil adalah:1. Orang Tua RentaOrang tua renta yang tidak memungkinkan untuk melakukan puasa ramadhan. Maka boleh di fidyah kan.2. Orang yang Sakit ParahOrang yang sakit parah yang kecil kemungkinan untuk sembuh. Ketentuan ini menyimpulkan bahwa fidyah hanya boleh dilakukan oleh orang yang sudah tidak memungkinkan lagi untuk berpuasa.Ibnu Abbas. Beliau pernah berkata: : “Jika seorang wanita hamil mengkhawatirkan dirinya dan wanita menyusui mengkhawatirkan anaknya di bulan Ramadhan (jika mereka berdua berpuasa) maka mereka berdua berbuka dan membayar fidyah untuk setiap hari dengan memberi makan kepada seorang miskin, dan keduanya tidak mengqodho.” [Diriwayatkan oleh At-Thobari no 2758. Syaikh Al-Albani berkata, “Isnadnya shahih sesuai dengan persyaratan Imam Muslim lihat al-Irwaa 4/19].Beliau pernah melihat wanita yang hamil atau menyusui maka beliau berkata, “Kedudukanmu seperti orang yang tidak mampu untuk berpuasa, maka hendaknya engkau memberi makan seorang miskin untuk ganti setiap hari berbuka, dan tidak ada qodho bagimu.” [Diriwayatkan oleh Al-Bazzaar dalam musnadnya 11/227 no 4996 dan Ad-Daruqthni dalam sunannya 3/196 no 2382 dan Ad-Daruquthni berkata, “Ini adalah isnad yang shahih”] Beliau juga berkata, Wanita hamil dan wanita menyusui berbuka dan tidak mengqodho (Diriwayatkan oleh Ad-Dahruqthni dalam sunannya 2/196 no 2385, dan dishahihkan oleh beliau) Ibnu Umar juga berpendapat seperti pendapat Ibnu Abbas. Ada seorang wanita hamil bertanya kepada Ibnu Umar, maka Ibnu Umar berkata, “Berbukalah dan berilah makan kepada seorang miskin untuk mengganti setiap harinya, dan janganlah mengqodho” [HR Ad-Daruquthni dalam sunannya 2/196 no 2388. Abdurrozzaq dalam mushonnafnya 4/217 no 7558, 7559, dan 7561 juga meriwayatkan atsar dari Ibnu Umar dengan makna yang sama dengan riwayat diatas]
Wanita hamil atau yang sedang dalam masa nifas diperbolehkan meninggalkan . Namun ia harus tetap menggantinya setelah masa tersebut usai. Ibu yang wajib membayar fidyah dan mengganti puasa adalah mereka yang mampu berpuasa. Sementara ibu hamil atau menyusui yang sama sekali tidak bisa menjalankan puasa karena kesehatan dirinya dan anaknya dengan saran dokter atau ahli makan ia hanya wajib mengganti puasanya di hari yang lain. Ini karena fidyah hanya diperuntukan bagi orangorang yang sama sekali tidak mampu menjalankan puasa seumur hidup. Artinya Saya niat mengeluarkan fidyah ini dari tanggungan berbuka puasa Ramadan karena khawatir keselamatan anakku, fardlu karena Allah. AsSirokhsi berkata Karena wanita yang hamil atau wanita yang menyusui mendapatkan haroj kepayahankesulitan tatkala puasa, dan kesulitan merupakan udzur untuk berbuka sebagaimana orang sakit dan musafir, dan wajib bagi wanita hamil atau menyusui qodho tanpa bayar fidyah AlMabshuuth 399, Lihat juga penjelasan Syaikh alUtsaimin dalam Majmuu Fataawa beliau 19165 dan juga penjelasan Syaikh Bin Baaz dalam Majmu fataawaa beliau 15225, 227Jumlah Fidyah yang Harus DibayarkanJumlah fidyah yang wajib dibayarkan sesuai jumlah hari puasa yang ditinggalkan untuk satu orang. Menurut Ulama Hanafiyah, fidyah yang harus dikeluarkan sebesar 2 mud atau setara 12 sha gandum. Aturan kedua ini biasa digunakan untuk orang yang membayar fidyah dengan beras. Bahkan AlKaasaani berkata tentang firman Allah Maka Barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan lalu ia berbuka, Maka wajiblah baginya berpuasa sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada harihari yang lain. Orang Tua RentaOrang tua renta yang tidak memungkinkan untuk melakukan puasa ramadhan. Orang yang Sakit ParahOrang yang sakit parah yang kecil kemungkinan untuk sembuh. Syaikh AlAlbani berkata, Isnadnya shahih sesuai dengan persyaratan Imam Muslim lihat alIrwaa 419.Beliau pernah melihat wanita yang hamil atau menyusui maka beliau berkata, Kedudukanmu seperti orang yang tidak mampu untuk berpuasa, maka hendaknya engkau memberi makan seorang miskin untuk ganti setiap hari berbuka, dan tidak ada qodho bagimu. Abdurrozzaq dalam mushonnafnya 4217 no 7558, 7559, dan 7561 juga meriwayatkan atsar dari Ibnu Umar dengan makna yang sama dengan riwayat diatas
Apakah Bekam Membatalkan Puasa?
https://bersamadakwah.net/apakah-bekam-membatalkan-puasa/
Bekam (khilafatulmuslimin.com) Salah satu pertanyaan terkait puasa adalah tentang bekam. Apakah bekam membatalkan puasa atau tidak? Berikut ini penjelasan Syaikh Dr Yusuf Qardhawi dalam Fiqhush Shiyam (Fiqih Puasa) Daftar Isi Pengertian BekamPendapat Pertama: Bekam Membatalkan PuasaPendapat Kedua: Bekam Tidak Membatalkan PuasaKesimpulan Pengertian Bekam Bekam atau hijamah adalah mengambil darah darah (kotor) dari tubuh seseorang dengan cara menghisapnya menggunakan alat tertentu. Bekam telah dikenal sejak dulu oleh masyarakat Aran dan banyak digunakan untuk pengobatan. Di zaman Rasulullah, bekam lebih memasyarakat karena merupakan salah satu metode pengobatan dari Nabi (thibbun Nabawi). Pendapat Pertama: Bekam Membatalkan Puasa Imam Ahmad, Ishaq dan kalangan ahli hadits berpendapat bekam membatalkan puasa. Sebagaimana juga riwayat dari sebagian sahabat dan tabiin. Mereka mengatakan, “Yang membekam dan yang dibekam puasanya batal.” Hujah mereka adalah hadits marfu’ riwayat Tsauban, “Orang yang membekam dan dibekam puasanya batal” (HR. Abu Daud dan Ibnu Majah) Syaddad bin Aus berkata bahwa suatu ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melewati seseorang di Baqi’ sedang berbekam. Orang ini meminta tolong kepadaku. Ketika itu telah lewat delapan belas hari dari Ramadhan. Beliau shallalahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Orang yang membekam dan dibekam puasanya batal” (HR. Abu Daud dan Ibnu Majah) Hadits semakna diriwayatkan oleh Rafi’ bin Khudaij, Abu Hurairah, dan Abu Musa. Pendapat Kedua: Bekam Tidak Membatalkan Puasa Sedangkan jumhur ulama fiqih berpendapat bahwa berbekam tidak membatalkan puasa. Orang yang membekam dan oranh yang dibekam, puasanya tidak batal. Hujah mereka adalah hadits Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma. – – – – Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berbekam dalam keadaan berihrom dan berpuasa. (HR. Bukhari) – – . Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu ditanya, “Apakah kalian memakruhkan berbekam bagi orang yang berpuasa?” Beliau berkata, “Tidak, kecuali jika bisa menyebabkan lemah.” (HR. Bukhari). Dalam riwayat lain disebutkan bahwa pertanyaannya berbunyi “Apakah kalian memakruhkan bekam bagi orang yang berpuasa pada masa Rasulullah?” Dari Abu Laila, ia berkata bahwa Nabi shallalahu ‘alaihi wasallam melarang berbekam dan puasa wishal (sambung-menyambung). Kedua hal itu tidak dilarang melainkan demi kemaslahatan para sahabat. Dari Abu Sa’id Al-Khudri, ia berkata bahwa Rasulullah shallalahu ‘alaihi wasallam memberikan dispensasi untuk mencium dan berbekam. Dari Anas bin Malik, ia berkata, “Pertama kali berbekam dimakruhkan dalam berpuasa adalah ketika Ja’far bin Abu Thalib berbekam ketika berpuasa. Ketika itu Nabi lewat lalu bersabda, ‘Dua orang ini telah batal,’ Sesudah itu Nabi shallalahu ‘alaihi wasallam memberi rukhsah berbekam ketika orang berpuasa. Dan Anas sendiri pernah berbekam dalam keadaan berpuasa.” Baihaqi berkata, “Kami pernah meriwayatkan tentang itu dari Sa’ad bin Abi Waqqash, Ibnu Mas’ud, Ibnu Abbas, Ibnu Umar, Husain bin Ali, Zaid bin Arqam, Aisyah, dan Ummu Salamah radhiyallahu ‘anhum.” Kesimpulan Dari keterangan di atas jelaslah bahwa hadits, “Orang yang berbekam dan yang membekam batal puasanya,” secara tekstual telah di-nasakh (dihapus) oleh hadits Ibnu Abbas tentang berbekamnya Rasulullah shallalahu ‘alaihi wasallam di waktu ihram, dan peristiwa itu datang kemudian, karena itu terjadi pada haji wada’. Hadits dispensasi untuk berbekam menunjukkan bahwa itu datang kemudian, sebagaimana hadits Anas dan lainnya. Pada umumnya dispensasi memang diberlakukan setelah larangan. Sebagaiman juga bahwa hadits-hadits tentang dispensasi berbekam bagi yang berpuasa lebih sahih dan lebih kuat, juga dibantu dengan qiyas, sebagaimana dikatakan oleh Imam Syafi’i. Karenanya ia harus didahulukan. Mereka telah menakwilkan hadits: Orang yang berbekam dan yang membekam batal puasanya, bahwa maknanya adalah “terancam batal”. Itu karena orang yang membekam tidak aman dari kemungkinan masuknya darah ke jauf karena isapan, sedangkan bagi yang dibekam, ia tidak aman dari lemahnya kekuatan karena keluarnya darah, sehingga ditakwil menjadi “membatalkan”. Imam Syafi’i berkata, “Yang saya hafal dari sejumlah sahabat, tabiin,, dan ahli ilmu adalah bahwa seseorang yang berpuasa tidak batal karena berbekam.” Atas dasar itu, jelaslah hukum mengambil darah dari tubuh di kala puasa, bahwa menurut jumhur ulama hal itu tidak membatalkan puasa, namun makruh karena alasan “lemah”, yakni melemahkan fisik orang yang dibekam.” Sedangkan menurut Ahmad, apabila pengambilan darah ini diqiyaskan dengan hijamah (bekam) maka batallah puasanya, namun jika berpegang pada bunyi teks maka tidaklah membatalkan.
Bekam khilafatulmuslimin.com Salah satu pertanyaan terkait puasa adalah tentang bekam. Apakah bekam membatalkan puasa atau tidak Berikut ini penjelasan Syaikh Dr Yusuf Qardhawi dalam Fiqhush Shiyam Fiqih Puasa Daftar Isi Pengertian BekamPendapat Pertama Bekam Membatalkan PuasaPendapat Kedua Bekam Tidak Membatalkan PuasaKesimpulan Pengertian Bekam Bekam atau hijamah adalah mengambil darah darah kotor dari tubuh seseorang dengan cara menghisapnya menggunakan alat tertentu. Bekam telah dikenal sejak dulu oleh masyarakat Aran dan banyak digunakan untuk pengobatan. Sebagaimana juga riwayat dari sebagian sahabat dan tabiin. Hujah mereka adalah hadits marfu riwayat Tsauban, Orang yang membekam dan dibekam puasanya batal HR. Abu Daud dan Ibnu Majah Syaddad bin Aus berkata bahwa suatu ketika Rasulullah shallallahu alaihi wasallam melewati seseorang di Baqi sedang berbekam. Ketika itu telah lewat delapan belas hari dari Ramadhan. Abu Daud dan Ibnu Majah Hadits semakna diriwayatkan oleh Rafi bin Khudaij, Abu Hurairah, dan Abu Musa. Pendapat Kedua Bekam Tidak Membatalkan Puasa Sedangkan jumhur ulama fiqih berpendapat bahwa berbekam tidak membatalkan puasa. Hujah mereka adalah hadits Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma. Dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma berkata bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam berbekam dalam keadaan berihrom dan berpuasa. Anas bin Malik radhiyallahu anhu ditanya, Apakah kalian memakruhkan berbekam bagi orang yang berpuasa Beliau berkata, Tidak, kecuali jika bisa menyebabkan lemah. Kedua hal itu tidak dilarang melainkan demi kemaslahatan para sahabat. Dari Abu Said AlKhudri, ia berkata bahwa Rasulullah shallalahu alaihi wasallam memberikan dispensasi untuk mencium dan berbekam. Ketika itu Nabi lewat lalu bersabda, Dua orang ini telah batal, Sesudah itu Nabi shallalahu alaihi wasallam memberi rukhsah berbekam ketika orang berpuasa. Kesimpulan Dari keterangan di atas jelaslah bahwa hadits, Orang yang berbekam dan yang membekam batal puasanya, secara tekstual telah dinasakh dihapus oleh hadits Ibnu Abbas tentang berbekamnya Rasulullah shallalahu alaihi wasallam di waktu ihram, dan peristiwa itu datang kemudian, karena itu terjadi pada haji wada. Hadits dispensasi untuk berbekam menunjukkan bahwa itu datang kemudian, sebagaimana hadits Anas dan lainnya. Pada umumnya dispensasi memang diberlakukan setelah larangan. Sebagaiman juga bahwa haditshadits tentang dispensasi berbekam bagi yang berpuasa lebih sahih dan lebih kuat, juga dibantu dengan qiyas, sebagaimana dikatakan oleh Imam Syafii. Mereka telah menakwilkan hadits Orang yang berbekam dan yang membekam batal puasanya, bahwa maknanya adalah terancam batal. Itu karena orang yang membekam tidak aman dari kemungkinan masuknya darah ke jauf karena isapan, sedangkan bagi yang dibekam, ia tidak aman dari lemahnya kekuatan karena keluarnya darah, sehingga ditakwil menjadi membatalkan. Atas dasar itu, jelaslah hukum mengambil darah dari tubuh di kala puasa, bahwa menurut jumhur ulama hal itu tidak membatalkan puasa, namun makruh karena alasan lemah, yakni melemahkan fisik orang yang dibekam. Sedangkan menurut Ahmad, apabila pengambilan darah ini diqiyaskan dengan hijamah bekam maka batallah puasanya, namun jika berpegang pada bunyi teks maka tidaklah membatalkan.
Titip Beli Online Mulai Viral dan Jadi Trend, Bolehkah Memanfaatkannya?
https://www.dakwah.id/titip-beli-online-viral-trend-boleh/
Pertanyaan: Ustadz, bolehkah kita membeli barang dengan transaksi titip beli online seperti yang ditawarkan oleh perusahaan G***k? Dalam transaksi ini, kita membayar harga barang dan ongkos kirim setelah barang itu sampai. Artinya, orang yang membelikannya meminjami kita uang sejumlah harga barang. (Rozi—Bekasi)Jawaban: Dalam transaksi titip beli online seperti yang saudara sampaikan terkandung dua transaksi, yakni transaksi wakalah bil ujrah (menyuruh orang lain untuk membeli sesuatu dengan bayaran yang disepakati) dan qardh (meminjami uang). Pada asalnya transaksi wakalah bil ujrah yang menyatu dengan transaksi qardh tidak diperbolehkan. Sebab di situ terbuka pintu riba. Orang yang meminjami uang mendapatkan manfaat ujrah atas wakalah yang dilakukannya. Inilah dua transaksi dalan satu transaksi yang dilarang.Hanya, pada sistem transaksi titip beli online yang berjalan sekarang, peminjaman uang tidak ditujukan selain untuk mempermudah transaksi. Karena suatu kebutuhan. Pun orang yang dititipi tidak mendapatkan keuntungan selain jasa membelikan dan mengantar barang. Dengan kata lain, kemungkinan terjadinya riba sudah terantisipasi. Para ulama pun menyatakan, sesuatu yang dilarang karena sadd dzariah dibolehkan jika dibutuhkan.Tidak semua dua transaksi dalam satu transaksi dilarang syariat. Praktik titip beli online ini tidak termasuk yang dilarang. Karena tidak mengandung riba, kezhaliman, maupun gharar. Wallahu alam. [dakwah.id]Dijawab oleh KH. Imtihan asy-SyafiiArtikel Konsultasi Sebelumnya:
Pertanyaan Ustadz, bolehkah kita membeli barang dengan transaksi titip beli online seperti yang ditawarkan oleh perusahaan Gk Dalam transaksi ini, kita membayar harga barang dan ongkos kirim setelah barang itu sampai. Artinya, orang yang membelikannya meminjami kita uang sejumlah harga barang. RoziBekasiJawaban Dalam transaksi titip beli online seperti yang saudara sampaikan terkandung dua transaksi, yakni transaksi wakalah bil ujrah menyuruh orang lain untuk membeli sesuatu dengan bayaran yang disepakati dan qardh meminjami uang. Pada asalnya transaksi wakalah bil ujrah yang menyatu dengan transaksi qardh tidak diperbolehkan. Sebab di situ terbuka pintu riba. Orang yang meminjami uang mendapatkan manfaat ujrah atas wakalah yang dilakukannya. Inilah dua transaksi dalan satu transaksi yang dilarang.Hanya, pada sistem transaksi titip beli online yang berjalan sekarang, peminjaman uang tidak ditujukan selain untuk mempermudah transaksi. Karena suatu kebutuhan. Pun orang yang dititipi tidak mendapatkan keuntungan selain jasa membelikan dan mengantar barang. Dengan kata lain, kemungkinan terjadinya riba sudah terantisipasi. Para ulama pun menyatakan, sesuatu yang dilarang karena sadd dzariah dibolehkan jika dibutuhkan.Tidak semua dua transaksi dalam satu transaksi dilarang syariat. Praktik titip beli online ini tidak termasuk yang dilarang. Karena tidak mengandung riba, kezhaliman, maupun gharar. Wallahu alam. dakwah.idDijawab oleh KH. Imtihan asySyafiiArtikel Konsultasi Sebelumnya
Rihlah Batiniah
https://www.harakatuna.com/rihlah-batiniah.html
Ramadhan adalah bulan penuh berkah. Bulan paling sakral, karena menyimpan berjuta-juta hikmah yang hal itu tidak ditemukan pada bulan-bulan lainnya. Di bulan Ramadhan ini pula Alquran, kitab suci umat Islam diturunkan. Dibulan ramadhan kebaikan harus ditingkatkan, rihlah mulai dari yang sifatnya fisik hingga yang batin. Seluruh kaum muslim di seluruh dunia menyambut bulan suci Ramadhan ini dengan berpuasa, yakni mencegah dari tidak makan dan minum sepanjang hari. Selain itu, momen-momen kebaikan itu relatif lebih dipergiat oleh kaum muslimin ketimbang bulan-bulan selain bulan puasa Ramadhan ini. Puasa, jika kita sadari, adalah pendidikan rohani bagi kaum beriman. Sebab, dengan berpuasa pada hakikatnya seluruh umat Islam diajarkan untuk saling mencintai. Saling menghargai, menghormati dan membangun kebersamaan untuk menciptakan kesejukan dan kedamaian hati. Oleh karena itu, eksistensi puasa adalah pendidikan keimanan bagi kaum beriman. Nilai dan Ajaran Moral Puasa Islam mengajarkan umatnya agar berpuasa supaya, antara yang satu dengan yang lainnya, timbul rasa saling menghargai. Adanya perintah berpuasa, dengan tidak makan dan minum sepanjang hari, menahan sejenak untuk tidak berhubungan antara suami istri, pada hakikatnya adalah untuk melatih jiwa manusia agar: Pertama, menumbuhkan spirit kebersamaan, spirit solidaritas sosial yang tinggi, spirit perdamaian, keadilan dan keharmonisan. Spirit itu diwujudkan dengan saling menjaga persatuan agar tidak bercerai-berai. Sehingga, dengan pendidikan Allah SWT melalui berpuasa, yaitu dengan menahan rasa lapar dan dahaga. Orang-orang yang berpuasa dapat merasakan kelaparan dan kehausan yang sama sebagaimana diderita oleh insan (kaum duafa) hingga mendorongnya untuk meringankan beban orang lain. Kedua, orang-orang yang berpuasa diajarkan untuk tidak berhubungan intim meskipun sudah sah secara syar’i untuk melakukannya, seperti suami istri, untuk mengevaluasi sejauh mana umat Islam bisa belajar melepaskan nafsunya. Setiap orang pasti ada pengganggunya. Pengganggu mereka inilah adalah nafsu. Nabi Muhammad Saw sendiri sudah menegaskan bahwa jihad terbesar yang dihadapi umat Islam adalah jihad mengalahkan diri sendiri. Nah, di hari raya inilah saatnya untuk kembali fitrah dengan meminta maaf kepada sanak famili, keluarga, tetangga, masyarakat dan seluruh umat muslim. Cara melakukanya sesuai kebiasaan di daerahnya. Bisa dengan cara berjalan dari satu rumah ke rumah yang lain. Tujuannya, untuk meminta maaf. Kegiatan ini agak sepele. Tapi, jika benar-benar dilakukan dengan cara rihlah, maka memiliki kegunaan yang sangat berharga. Dalam kehidupan ini pasti tidak ada satupun manusia yang tidak memiliki salah, terkecuali manusia pilihan Allah SWT yang sudah dilindungi. Baik kesalahan terhadap Allah, atau dengan sesama. Sebagai manusia yang memiliki potensi untuk berbuat salah dan khilaf, ada saatnya untuk menyadari kesalahan dan berusaha kembali fitrah dengan cara memperbaiki hubungan sesama (human relations) secara baik. Momentum hari raya inilah kita berusaha untuk menyempurnakan hubungan vertikal dengan Allah SWT (hablumminallah) dan hubungan sosial debgan baik secara horizontal (hablumminannas), hingga menghasilkan tanda positif (+) dari yang vertikal dan horizontal tadi. Ciri-ciri Puasa yang Diterima Oleh sebab itu, dari pendidikan bulan puasa ini diharapkan mampu mencerdaskan bangsa dan kaum muslimin supaya kedepan lebih baik dalam menjalankan aktivitas kehidupan. Melalui pendidikan periodik , rihlah secara berangsur, mampu melahirkan peserta didik yang menjalankan syariat Islam dengan benar sesuai dengan ajaran yang dibawa oleh Rasulullah Saw. Kehadiran beliau kemuka bumi hanya semata-mata untuk memaripurnakan akhlak yang agung. Melalui pendidikan puasa Ramadhan tadi untuk melahirkan kaum beriman. Karena tidak bisa disebut sebagai orang beriman jika masih kehadirannya membawa embel-embel keonaran, kerusuhan, mencerai-beraikan persatuan. Hal ini didasarkan pada penghayatan sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dawud r.a., Rasulullah Saw bersabda bahwa orang yang khianat dan curang itu akan kehilangan agama. Dan dalam perang Khaibar, seperti diriwayatkan oleh imam Muslim, Nabi Muhammad Saw menyatakan bahwa sifat penghianat itu merusak iman. Beliau menganjurkan umatnya untuk senantiasa bersyukur dalam keadaan apa pun, karena hal itu merupakan dari iman.
Bulan paling sakral, karena menyimpan berjutajuta hikmah yang hal itu tidak ditemukan pada bulanbulan lainnya. Di bulan Ramadhan ini pula Alquran, kitab suci umat Islam diturunkan. Dibulan ramadhan kebaikan harus ditingkatkan, rihlah mulai dari yang sifatnya fisik hingga yang batin. Seluruh kaum muslim di seluruh dunia menyambut bulan suci Ramadhan ini dengan berpuasa, yakni mencegah dari tidak makan dan minum sepanjang hari. Puasa, jika kita sadari, adalah pendidikan rohani bagi kaum beriman. Adanya perintah berpuasa, dengan tidak makan dan minum sepanjang hari, menahan sejenak untuk tidak berhubungan antara suami istri, pada hakikatnya adalah untuk melatih jiwa manusia agar Pertama, menumbuhkan spirit kebersamaan, spirit solidaritas sosial yang tinggi, spirit perdamaian, keadilan dan keharmonisan. Nabi Muhammad Saw sendiri sudah menegaskan bahwa jihad terbesar yang dihadapi umat Islam adalah jihad mengalahkan diri sendiri. Nah, di hari raya inilah saatnya untuk kembali fitrah dengan meminta maaf kepada sanak famili, keluarga, tetangga, masyarakat dan seluruh umat muslim. Cara melakukanya sesuai kebiasaan di daerahnya. Bisa dengan cara berjalan dari satu rumah ke rumah yang lain. Tapi, jika benarbenar dilakukan dengan cara rihlah, maka memiliki kegunaan yang sangat berharga. Dalam kehidupan ini pasti tidak ada satupun manusia yang tidak memiliki salah, terkecuali manusia pilihan Allah SWT yang sudah dilindungi. Baik kesalahan terhadap Allah, atau dengan sesama. Sebagai manusia yang memiliki potensi untuk berbuat salah dan khilaf, ada saatnya untuk menyadari kesalahan dan berusaha kembali fitrah dengan cara memperbaiki hubungan sesama human relations secara baik. Momentum hari raya inilah kita berusaha untuk menyempurnakan hubungan vertikal dengan Allah SWT hablumminallah dan hubungan sosial debgan baik secara horizontal hablumminannas, hingga menghasilkan tanda positif dari yang vertikal dan horizontal tadi. Ciriciri Puasa yang Diterima Oleh sebab itu, dari pendidikan bulan puasa ini diharapkan mampu mencerdaskan bangsa dan kaum muslimin supaya kedepan lebih baik dalam menjalankan aktivitas kehidupan. Melalui pendidikan periodik , rihlah secara berangsur, mampu melahirkan peserta didik yang menjalankan syariat Islam dengan benar sesuai dengan ajaran yang dibawa oleh Rasulullah Saw. Kehadiran beliau kemuka bumi hanya sematamata untuk memaripurnakan akhlak yang agung. Karena tidak bisa disebut sebagai orang beriman jika masih kehadirannya membawa embelembel keonaran, kerusuhan, menceraiberaikan persatuan. Hal ini didasarkan pada penghayatan sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dawud r.a., Rasulullah Saw bersabda bahwa orang yang khianat dan curang itu akan kehilangan agama. Beliau menganjurkan umatnya untuk senantiasa bersyukur dalam keadaan apa pun, karena hal itu merupakan dari iman.
Bolehkah Mengumandangkan Azan di Luar Waktu Shalat? Ini Penjelasannya
https://bincangsyariah.com/hukum-islam/ubudiyah/mengumandangkan-azan-di-luar-waktu-shalat-ini-dia-penjelasannya/
Di Indonesia, azan sudah lazim setiap hari berkumandang setiap memasuki waktu shalat fardhu atau wajib yang lima waktu. Kesemuanya berkumandang menggunakan alat bantu pengeras suara (speaker) sehingga umat muslim terbantu untuk mengetahui waktu shalat. Namun ada yang unik di beberapa daerah, di mana azan bukan hanya dikumandangkan pada waktu shalat wajib saja, melainkan juga dikumandangankan di akhir malam sebelum memasuki waktu shalat subuh selain pembacaan tarhim. Menanggapi hal ini, bagaimana hukum mengumandangkan azan di luar waktu shalat? Dalam kitab Al Adzkar karya Imam Jalaluddin As Suyuthi dijelaskan; : : , , : , Dan tidak sah mengumandangkan azan kecuali setelah memasuki waktu shalat kecuali pada waktu shalat subuh. Sesungguhnya mengumandangkan azan sebelum memasuki waktu shalat subuh itu boleh sebagai persiapan memasuki waktu shalat subuh. Akan tetapi, waktu diperbolehkannya menurut para ulama berbeda-beda, dan yang paling benar adalah setelah sepersetengah malam. Pendapat lain mengatakan: ketika waktu sahur atau beberapa saat sebelum memasuki waktu shalat subuh, dan ada yang berpendapat : sepanjang malam atau setelah waktu shalat isya. Dan pendapat terakhir: setelah sepertiga malam. Dan pendapat yang terpilh dan mendekati kebenaran adalah pendapat yang pertama. Setelah melihat penjelasan dari kitab tersebut, bisa disimpulkan bahwa hukum mengumandangkan azan itu tidak diperbolehkan di luar waktu shalat kecuali sebelum memasuki waktu shalat subuh sebagai pertanda persiapan memasuki waktu shalat subuh tersebut. Adapun waktunya berbeda-beda. Ada berpendapat setelah sepersetengah malam, ketika waktu sahur, sepanjang malam dan sepertiga malam. Dan pendapat yang dipilih adalah sepersetengah malam. Namun yang perlu diperhatikan adalah kenyamanan masyakarat baik muslim ataupun non-muslim yang tinggal sekitar masjid. Jika terganggu, lebih baik adzan tersebut dikumandangkan menjelang akhir malam beberapa menit sebelum waktu salat subuh saja. Dan yang lebih baik lagi, tidak dikumandangkan, sebab azan tersebut hukumnya hanyalah boleh atau mubah. Dan suatu yang bersifat mubah, boleh ditinggalkan ketika menimbulkan kemudaratan berupa kegaduhan karena terkesan mengganggu waktu istirahat. Wallahu Alam bi As Showab
Di Indonesia, azan sudah lazim setiap hari berkumandang setiap memasuki waktu shalat fardhu atau wajib yang lima waktu. Kesemuanya berkumandang menggunakan alat bantu pengeras suara speaker sehingga umat muslim terbantu untuk mengetahui waktu shalat. Namun ada yang unik di beberapa daerah, di mana azan bukan hanya dikumandangkan pada waktu shalat wajib saja, melainkan juga dikumandangankan di akhir malam sebelum memasuki waktu shalat subuh selain pembacaan tarhim. Menanggapi hal ini, bagaimana hukum mengumandangkan azan di luar waktu shalat Dalam kitab Al Adzkar karya Imam Jalaluddin As Suyuthi dijelaskan , , , Dan tidak sah mengumandangkan azan kecuali setelah memasuki waktu shalat kecuali pada waktu shalat subuh. Sesungguhnya mengumandangkan azan sebelum memasuki waktu shalat subuh itu boleh sebagai persiapan memasuki waktu shalat subuh. Akan tetapi, waktu diperbolehkannya menurut para ulama berbedabeda, dan yang paling benar adalah setelah sepersetengah malam. Pendapat lain mengatakan ketika waktu sahur atau beberapa saat sebelum memasuki waktu shalat subuh, dan ada yang berpendapat sepanjang malam atau setelah waktu shalat isya. Dan pendapat terakhir setelah sepertiga malam. Dan pendapat yang terpilh dan mendekati kebenaran adalah pendapat yang pertama. Setelah melihat penjelasan dari kitab tersebut, bisa disimpulkan bahwa hukum mengumandangkan azan itu tidak diperbolehkan di luar waktu shalat kecuali sebelum memasuki waktu shalat subuh sebagai pertanda persiapan memasuki waktu shalat subuh tersebut. Adapun waktunya berbedabeda. Ada berpendapat setelah sepersetengah malam, ketika waktu sahur, sepanjang malam dan sepertiga malam. Dan pendapat yang dipilih adalah sepersetengah malam. Namun yang perlu diperhatikan adalah kenyamanan masyakarat baik muslim ataupun nonmuslim yang tinggal sekitar masjid. Jika terganggu, lebih baik adzan tersebut dikumandangkan menjelang akhir malam beberapa menit sebelum waktu salat subuh saja. Dan yang lebih baik lagi, tidak dikumandangkan, sebab azan tersebut hukumnya hanyalah boleh atau mubah. Dan suatu yang bersifat mubah, boleh ditinggalkan ketika menimbulkan kemudaratan berupa kegaduhan karena terkesan mengganggu waktu istirahat. Wallahu Alam bi As Showab
Ayana Moon Tidak Berjilbab Saat di Korea, Ini Hukumnya!
https://bincangsyariah.com/hukum-islam/ubudiyah/ayana-moon-tidak-berjilbab-saat-di-korea-ini-hukumnya/
19 Juli 2022 lalu, Ayana Moon, selebgram berdarah Korea yang sudah memeluk Islam selama 10 tahun, mengunggah fotonya bersama sang adik yang sedang menjalani wajib militer. Dalam foto itu, Ayana Moon tidak berjilbab. Ia hanya mengenakan jaket dan topi yang menutupi kepalanya. Ternyata, tidak sedikit netizen yang berkomentar negatif. Ayana Moon yang tidak berjilbab itu dianggap tidak konsisten dalam menjalankan perintah agama yang kini dianutnya. Lebih jauh lagi, tak sedikit nitizen yang julid sebab Ayana Moon tidak berjilbab atau melepaskan hijabnya. Media sosial heboh dengan pemberitaan ini. Lantas bagaimana hukum seorang perempuan muslim yang melepas jilbab karena keadaan darurat, seperti kasus Ayana Moon yang tidak berjilbab? Mengingat, saat Ayana berada di Korea, ia menjadi minoritas. Bahkan adiknya tidak bisa mendapatkan makanan halal dan kesulitan melaksanakan shalat tepat waktu. Dalam kondisi saat itu, Ayana melepas jilbabnya dalam keadaan darurat bukan pilihan (Ikhtiyari). Sebuah fatwa dari ulama Mesir menyatakan bahwa berjilbab bagi perempuan muslim yang sudah baligh adalah fardhu ain. Merujuk pada ayat Alquran ayat 31 surat an-Nur, Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali yang (biasa) terlihat. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya. Selain berlandaskan pada Alquran, fatwa ini juga berlandaskan hadis melalui penuturan Aisyah, : [ ]. Dari Aisyah r.a. (diriwayatkan) bahwa Asma binti Abu Bakar masuk ke tempat Rasulullah saw dengan memakai baju yang tipis, kemudian Rasulullah saw berpaling daripadanya dan bersabda, hai Asma, sesungguhnya apabila wanita itu sudah sampai masa haid, tidaklah boleh dilihat sebagian tubuhnya kecuali ini dan ini. Beliau menunjuk kepada muka dan kedua tapak tangannya [HR. Abu Dawud] Ulama Mesir berkesimpulan bahwa berdasarkan kedua dalil tersebut, seorang perempuan tidak boleh memperlihatkan auratnya yang batasannya telah disebutkan di dua dalil tersebut kepada yang bukan mahrom. Kebolehan membuka aurat hanya saat darurat seperti saat berobat yang harus memperlihatkan sebagian aurat, misal saat berobat telinga. (Baca:Hukum Membuka Jilbab di Hadapan Wanita Non Muslim) Fatwa ulama Mesir ini muncul dari pertanyaan seorang dosen perempuan muslim yang mengajar di negara mayoritas non muslim. Ia mendapat ancaman dan intimidasi di tempatnya mengajar. Lalu ia bertanya, bolehkah melepas jilbabnya dalam keadaan seperti ini? Menjawab pertanyaan tersebut, fatwa ulama Mesir menjabarkannya dalam dua poin: Pertama, jika intimidasi tersebut hanya berupa verbal atau kata-kata dan masih bisa dihadapi dengan respon berupa sikap diam saja atau perbuatan sopan, maka melepas jilbab tidaklah diperbolehkan. Karena hal tersebut belum sampai tahapan darurat. Kedua, jika intimidasi yang didapatkannya sampai melukai tubuh, mengancam nyawa, atau terancam kehilangan pekerjaannya sedangkan ia belum menemukan profesi atau pekerjaan lain, maka sementara ia boleh melepas jilbabnya. Perlu diingat, kebolehan ini hanya bersifat sementara selama hal yang mengancamnya berlangsung. Jika sudah tidak, maka ia wajib mengenakan jilbabnya kembali. Dua penjabaran ini memberi jawaban kita pada fenomena Ayana Moon yang melepas jilbabnya saat menemui adiknya yang sedang melakukan wajib militer. Jika saat itu Ayana memang mendapat ancaman dan intimidasi karena jilbab yang dikenakannya sebab jilbab dianggap sebagai simbol agama maka sementara ia boleh melepas jilbabnya sampai keadaan memungkinkan baginya untuk mengenakan jilbab. Tulisan ini telah terbit di
19 Juli 2022 lalu, Ayana Moon, selebgram berdarah Korea yang sudah memeluk Islam selama 10 tahun, mengunggah fotonya bersama sang adik yang sedang menjalani wajib militer. Dalam foto itu, Ayana Moon tidak berjilbab. Ia hanya mengenakan jaket dan topi yang menutupi kepalanya. Ternyata, tidak sedikit netizen yang berkomentar negatif. Bahkan adiknya tidak bisa mendapatkan makanan halal dan kesulitan melaksanakan shalat tepat waktu. Dalam kondisi saat itu, Ayana melepas jilbabnya dalam keadaan darurat bukan pilihan Ikhtiyari. Selain berlandaskan pada Alquran, fatwa ini juga berlandaskan hadis melalui penuturan Aisyah, . diriwayatkan bahwa Asma binti Abu Bakar masuk ke tempat Rasulullah saw dengan memakai baju yang tipis, kemudian Rasulullah saw berpaling daripadanya dan bersabda, hai Asma, sesungguhnya apabila wanita itu sudah sampai masa haid, tidaklah boleh dilihat sebagian tubuhnya kecuali ini dan ini. Beliau menunjuk kepada muka dan kedua tapak tangannya HR. Abu Dawud Ulama Mesir berkesimpulan bahwa berdasarkan kedua dalil tersebut, seorang perempuan tidak boleh memperlihatkan auratnya yang batasannya telah disebutkan di dua dalil tersebut kepada yang bukan mahrom. Kebolehan membuka aurat hanya saat darurat seperti saat berobat yang harus memperlihatkan sebagian aurat, misal saat berobat telinga. BacaHukum Membuka Jilbab di Hadapan Wanita Non Muslim Fatwa ulama Mesir ini muncul dari pertanyaan seorang dosen perempuan muslim yang mengajar di negara mayoritas non muslim. Ia mendapat ancaman dan intimidasi di tempatnya mengajar. Karena hal tersebut belum sampai tahapan darurat. Dua penjabaran ini memberi jawaban kita pada fenomena Ayana Moon yang melepas jilbabnya saat menemui adiknya yang sedang melakukan wajib militer. Jika saat itu Ayana memang mendapat ancaman dan intimidasi karena jilbab yang dikenakannya sebab jilbab dianggap sebagai simbol agama maka sementara ia boleh melepas jilbabnya sampai keadaan memungkinkan baginya untuk mengenakan jilbab.
Orang tuaku pergi umrah tahun ini. Keduanya sudah lama menanti sekitar sepuluh tahun atau lebih. Ketika sai antara Shofa dan Marwa, keduanya sai 14 putaran dari yang seharusnya 7 putaran. Keduanya mengira bahwa satu putaran itu adalah antara shafa ke marwah bolak balik. Apakah umrahnya sah seperti ini ataukah keduanya harus memulainya baru lagi?
https://islamqa.info/id/answers/137928/sai-untuk-umrah-sebanyak-empat-belas-putaran-karena-tidak-tahu-apakah-umrahnya-sah
Alhamdulillah.Pertama: Seharusnya setiap muslim mempelajari masalah agamanya untuk membetulkan akidah dan ibadahnya. Itulah arahan Nabi sallallahu alaihi wa sallam kepada para shahabatnya dalam hajinya saat mereka melaksanakan ibadah haji. Beliau berkata kepada mereka: ( 1297 ) “Hendaknya kalian mengambil manasik haji (dariku). Aku tidak tahu, kemungkinan aku tidak dapat melaksanakan haji setelah hajiku ini.” (HR. Muslim, (1297) dari hadits Jabir) An-Nawawi rahimahullah mengomentari, “Huruf ‘Lam’ adalah untuk perintah. Maksudnya, ambillah manasik haji kalian. Maknanya adalah perbuatan yang saya lakukan dalam hajiku ini baik perkataan, perbuatan dan caranya, adalah manasik haji yang seharusnya menjadi manasik haji kalian. Maka ambillah dariku, terimalah, hafalkanlah dan laksanakan serta ajarkan kepada orang-orang." Dikatakan kepada Imam Ahmad, “(Apakah) mencari ilmu itu wajib?" Beliau menjawab, “Ya, untuk urusan agama anda dan untuk semua yang dibutuhkan, selayaknya dipelajari." Beliau juga menambahi, “Diharukan mencari ilmu untuk menegakkan agama dan jangan melalaikan hal itu." Ada yang bertanya, “Semua ilmu untuk menegakkan agamanya? Beliau berkata, “Kewajiban yang diwajibkan untuk dirinya, harus dia tuntut ilmunya." , “Seperti apa?" “Yang tidak boleh seseorang tidak mengetahuinya seperti shalat, puasa dan semacamnya.” (Al-Adab As-Syar'iyyah, karangan Ibnu Muflih, 2/99-100). Kedua: Selagi kedua orang tua telah menambahi bilangan putaran karena tidak tahu hukumnya, maka umrahnya sah. Telah sempurna sai dengan tujuh kali putaran. Sementara tambahannya itu tidak dianggap dan tidak ada hukumnya. Syekh Ibnu Baz rahimahullah ditanya, “Saya telah sai antara Shofa dan Marwah, akan tetapi saya mengerjakan satu putaran itu dari Shafa ke Shafa. Apakah saya terkena sesuatu? " Beliau menjawab, “Ini tambahan dari anda. Anda telah sai empat belas kali, seharusnya anda sai tujuh putaran. Tujuh lainnya tidak dibolehkan, karena menyalahi syara’. Akan tetapi anda memiliki uzur karena tidak tahu. Maka anda harus bertaubat kepada Allah akan hal itu dan jangan mengulangi lagi kalau anda melaksanakan haji atau umrah. Karena yang dimaksudkan tujuh putaran itu dari shafa ke marwah (satu putaran) dan dari marwah ke Shafa (satu putaran). Dimulai dari Shafa dan diakhiri di Marwah, tujuh putaran.” (Majmu Fatawa Ibnu Baz, 17/341-342). Silahkan lihat fatawa Syekh Ibnu Utsaimin, 22/424 dan tata cara umrah dalam jawaban soal no. 31819. Wallahu a'lam.
Alhamdulillah.Pertama Seharusnya setiap muslim mempelajari masalah agamanya untuk membetulkan akidah dan ibadahnya. Itulah arahan Nabi sallallahu alaihi wa sallam kepada para shahabatnya dalam hajinya saat mereka melaksanakan ibadah haji. Beliau berkata kepada mereka 1297 Hendaknya kalian mengambil manasik haji dariku. Aku tidak tahu, kemungkinan aku tidak dapat melaksanakan haji setelah hajiku ini. HR. Muslim, 1297 dari hadits Jabir AnNawawi rahimahullah mengomentari, Huruf Lam adalah untuk perintah. Maksudnya, ambillah manasik haji kalian. Maknanya adalah perbuatan yang saya lakukan dalam hajiku ini baik perkataan, perbuatan dan caranya, adalah manasik haji yang seharusnya menjadi manasik haji kalian. Maka ambillah dariku, terimalah, hafalkanlah dan laksanakan serta ajarkan kepada orangorang. Dikatakan kepada Imam Ahmad, Apakah mencari ilmu itu wajib Beliau menjawab, Ya, untuk urusan agama anda dan untuk semua yang dibutuhkan, selayaknya dipelajari. Beliau juga menambahi, Diharukan mencari ilmu untuk menegakkan agama dan jangan melalaikan hal itu. Ada yang bertanya, Semua ilmu untuk menegakkan agamanya Beliau berkata, Kewajiban yang diwajibkan untuk dirinya, harus dia tuntut ilmunya. , Seperti apa Yang tidak boleh seseorang tidak mengetahuinya seperti shalat, puasa dan semacamnya. AlAdab AsSyariyyah, karangan Ibnu Muflih, 299100. Kedua Selagi kedua orang tua telah menambahi bilangan putaran karena tidak tahu hukumnya, maka umrahnya sah. Telah sempurna sai dengan tujuh kali putaran. Sementara tambahannya itu tidak dianggap dan tidak ada hukumnya. Syekh Ibnu Baz rahimahullah ditanya, Saya telah sai antara Shofa dan Marwah, akan tetapi saya mengerjakan satu putaran itu dari Shafa ke Shafa. Apakah saya terkena sesuatu Beliau menjawab, Ini tambahan dari anda. Anda telah sai empat belas kali, seharusnya anda sai tujuh putaran. Tujuh lainnya tidak dibolehkan, karena menyalahi syara. Akan tetapi anda memiliki uzur karena tidak tahu. Maka anda harus bertaubat kepada Allah akan hal itu dan jangan mengulangi lagi kalau anda melaksanakan haji atau umrah. Karena yang dimaksudkan tujuh putaran itu dari shafa ke marwah satu putaran dan dari marwah ke Shafa satu putaran. Dimulai dari Shafa dan diakhiri di Marwah, tujuh putaran. Majmu Fatawa Ibnu Baz, 17341342. Silahkan lihat fatawa Syekh Ibnu Utsaimin, 22424 dan tata cara umrah dalam jawaban soal no. 31819. Wallahu alam.
Tertinggal Bacaan Takbir Imam saat Salat Idulfitri, Bagaimana Hukumnya?
https://bincangsyariah.com/hukum-islam/ubudiyah/tertinggal-bacaan-takbir-imam-saat-shalat-idul-fitri-bagaimana-hukumnya/
Salat Idulfitri adalah salat yang istimewa karena hanya dikerjakan setahun sekali dan merupakan sunah yang sangat dianjurkan. Dalam salat Idulfitri disyariatkan membaca takbir sebanyak tujuh kali pada rakaat pertama yang dibaca setelah doa iftitah dan sebelum taawuz. Serta pada rakaat kedua bertakbir sebanyak lima kali sebelum membaca taawuz. Namun bagi makmum yang tertinggal salat dan hanya mendapati dua atau tiga sisa takbir imam, maka dia cukup mengikuti imam melakukan dua atau tiga takbir yang tersisa. Sebab membaca takbir saat salat Idulfitri hukumnya sunah, yang mana jika ditinggalkan tidak berdosa akan tetapi makruh. Imam Nawawi dalam kitab al-Adzkar mengatakan bagi seseorang meninggalkan semua bacaan takbir tujuh kali di rakaat pertama dan lima kali di rakaat kedua tersebut, maka salat Ied yang dikerjakan tetap sah dan tidak perlu melakukan sujud sahwi di akhir salat. Akan tetapi tentu saja orang tersebut telah kehilangan keutamaan untuk mendapatkan pahala yang sempurna saat salat Ied. Begitu pula jika tidak melakukan bacaan-bacaan takbir karena lupa dan baru ingat ketika pertengahan membaca surah, menurut Imam Nawawi berdasarkan pendapat mayoritas ulama, orang tersebut tidak perlu kembali untuk membaca takbir. Sementara itu, menurut pendapat yang lemah dari salah satu pendapat dalam mazhab syafiI mengatakan harus mengulang bacaan-bacaan takbir tersebut. Pahala membaca takbir sudah diperoleh minimal dengan membaca takbir berikut ini. Artinya; Maha suci Allah dan segala puji bagi Allah, dan tidak ada tuhan selain Allah, Maha besar Allah. Atau dengan takbir yang lebih panjang seperti berikut Artinya; Tidak ada tuhan selain Allah semata, tak ada sekutu bagi-Nya, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan, bagi-Nya segala pujian. Di tangan-Nya kebaikan. Dia-lah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Atau boleh juga melafal takbir yang biasa dibaca masyarakat, seperti lafal takbir berikut; Artinya; Allah Maha Besar dengan segala kebesaran, segala puji bagi Allah dengan sebanyak-sebanyak puji, dan Maha suci Allah sepanjang pagi dan sore.
Salat Idulfitri adalah salat yang istimewa karena hanya dikerjakan setahun sekali dan merupakan sunah yang sangat dianjurkan. Dalam salat Idulfitri disyariatkan membaca takbir sebanyak tujuh kali pada rakaat pertama yang dibaca setelah doa iftitah dan sebelum taawuz. Serta pada rakaat kedua bertakbir sebanyak lima kali sebelum membaca taawuz. Namun bagi makmum yang tertinggal salat dan hanya mendapati dua atau tiga sisa takbir imam, maka dia cukup mengikuti imam melakukan dua atau tiga takbir yang tersisa. Sebab membaca takbir saat salat Idulfitri hukumnya sunah, yang mana jika ditinggalkan tidak berdosa akan tetapi makruh. Imam Nawawi dalam kitab alAdzkar mengatakan bagi seseorang meninggalkan semua bacaan takbir tujuh kali di rakaat pertama dan lima kali di rakaat kedua tersebut, maka salat Ied yang dikerjakan tetap sah dan tidak perlu melakukan sujud sahwi di akhir salat. Akan tetapi tentu saja orang tersebut telah kehilangan keutamaan untuk mendapatkan pahala yang sempurna saat salat Ied. Begitu pula jika tidak melakukan bacaanbacaan takbir karena lupa dan baru ingat ketika pertengahan membaca surah, menurut Imam Nawawi berdasarkan pendapat mayoritas ulama, orang tersebut tidak perlu kembali untuk membaca takbir. Sementara itu, menurut pendapat yang lemah dari salah satu pendapat dalam mazhab syafiI mengatakan harus mengulang bacaanbacaan takbir tersebut. Pahala membaca takbir sudah diperoleh minimal dengan membaca takbir berikut ini. Artinya Maha suci Allah dan segala puji bagi Allah, dan tidak ada tuhan selain Allah, Maha besar Allah. Atau dengan takbir yang lebih panjang seperti berikut Artinya Tidak ada tuhan selain Allah semata, tak ada sekutu bagiNya, tiada sekutu bagiNya. BagiNya kerajaan, bagiNya segala pujian. Di tanganNya kebaikan. Dialah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Atau boleh juga melafal takbir yang biasa dibaca masyarakat, seperti lafal takbir berikut Artinya Allah Maha Besar dengan segala kebesaran, segala puji bagi Allah dengan sebanyaksebanyak puji, dan Maha suci Allah sepanjang pagi dan sore.
Saya ingin mengetahui apakah boleh seorang wanita menulis surat dalam Al-Quran dengan bahasa Arab saat dalam haidh?
https://islamqa.info/id/answers/161455/apakah-dibolehkan-wanita-haid-menulis-ayat-al-quran
Alhamdulillah.Pertama; Dibolehkan bagi wanita haidh, begitu juga wanita nifas membaca Al-Quran tanpa menyentuhnya. Sebagai tambahan, lihat jawaban soal no. 2564. Kedua; Dibolehkan bagi wanita haid begitu juga wanita nifas menulis ayat-ayat Al-Quran dengan syarat tidak menyentuh huruf-hurufnya. Karena larangan berlaku terhadap menyentuh mushaf, dan menulis bukan menyentuh. Disebutkan dalam kitab Al-Jauharah An-Nayirah, dalam mazhab Hanafi, 1/31. "Dimakruhkan bagi wanita junub dan haid menulis Al-Quran jika langsung ditulis di atas kertas. Adapun jika keduanya diletakkan di atas tanah tanpa meletakkan tangannya di atas tulisan, maka tidak mengapa." Al-Bahuti rahimahullah berkata, "Dibolehkan menulisnya bagi orang yang berhadats tanpa menyentuhnya, walaupun dia kafir dzimmi, karena larangan berlaku jika menyentuh, dan hal tersebut bukan menyentuh." (Kasyaful Qana, 1/135) Syekh Ibn Baz rahimahullah ditanya, "Kami adalah mahasiswi di kampus wanita. Kami memiliki tugas hafalan satu juz Al-Quran. Kadang-kadang waktu ujian datang berbarengan dengan masa haid. Apakah boleh bagi kami menulis surat Al-Quran di atas kertas lalu menghafalnya? Beliau menjawab , "Dibolehkan bagi wanita haid dan nifas membaca Al-Quran menurut pendapat ulama yang paling kuat. demikian juga dibolehkan menulis ayat Al-Quran di atas kertas apabila ada kebutuhan untuk itu." (Majmu Fatawa Ibn Baz, 10/209) Syekh Ibnu Utsaimin rahimahullah ditanya, "Apakah boleh menulis sebagian ayat-ayat dalam surat tanpa berwudhu? Apa hukum menyentuh papan tulis yang di atasnya tertulis ayat-ayat tersebut? Beliau menjawab, "Dibolehkan menulis Al-Quran tanpa berwudhu jika tidak menyentuhnya. Adapun menyentuh papan tulis yang padanya tertulis ayat-ayat tersebut, maka menurut ahli fiqih mazhab Hambali berkata, "Dibolehkan bagi anak kecil menyentuh catatan yang di atasnya tertulis ayat-ayat Al-Quran di tempat yang tidak terdapat tulisan. Maksudnya dengan syarat tangannya tidak menyentuh huruf-huruf itu. Apakah papan tulis juga dihukumi demikian atau tidak, saya tidak dapat berkomentar dalam masalah ini." Majmu Fatawa Ibnu Utsaimin, 11/214. wallahua'lam.
Alhamdulillah.Pertama Dibolehkan bagi wanita haidh, begitu juga wanita nifas membaca AlQuran tanpa menyentuhnya. Sebagai tambahan, lihat jawaban soal no. 2564. Kedua Dibolehkan bagi wanita haid begitu juga wanita nifas menulis ayatayat AlQuran dengan syarat tidak menyentuh hurufhurufnya. Karena larangan berlaku terhadap menyentuh mushaf, dan menulis bukan menyentuh. Disebutkan dalam kitab AlJauharah AnNayirah, dalam mazhab Hanafi, 131. Dimakruhkan bagi wanita junub dan haid menulis AlQuran jika langsung ditulis di atas kertas. Adapun jika keduanya diletakkan di atas tanah tanpa meletakkan tangannya di atas tulisan, maka tidak mengapa. AlBahuti rahimahullah berkata, Dibolehkan menulisnya bagi orang yang berhadats tanpa menyentuhnya, walaupun dia kafir dzimmi, karena larangan berlaku jika menyentuh, dan hal tersebut bukan menyentuh. Kasyaful Qana, 1135 Syekh Ibn Baz rahimahullah ditanya, Kami adalah mahasiswi di kampus wanita. Kami memiliki tugas hafalan satu juz AlQuran. Kadangkadang waktu ujian datang berbarengan dengan masa haid. Apakah boleh bagi kami menulis surat AlQuran di atas kertas lalu menghafalnya Beliau menjawab , Dibolehkan bagi wanita haid dan nifas membaca AlQuran menurut pendapat ulama yang paling kuat. demikian juga dibolehkan menulis ayat AlQuran di atas kertas apabila ada kebutuhan untuk itu. Majmu Fatawa Ibn Baz, 10209 Syekh Ibnu Utsaimin rahimahullah ditanya, Apakah boleh menulis sebagian ayatayat dalam surat tanpa berwudhu Apa hukum menyentuh papan tulis yang di atasnya tertulis ayatayat tersebut Beliau menjawab, Dibolehkan menulis AlQuran tanpa berwudhu jika tidak menyentuhnya. Adapun menyentuh papan tulis yang padanya tertulis ayatayat tersebut, maka menurut ahli fiqih mazhab Hambali berkata, Dibolehkan bagi anak kecil menyentuh catatan yang di atasnya tertulis ayatayat AlQuran di tempat yang tidak terdapat tulisan. Maksudnya dengan syarat tangannya tidak menyentuh hurufhuruf itu. Apakah papan tulis juga dihukumi demikian atau tidak, saya tidak dapat berkomentar dalam masalah ini. Majmu Fatawa Ibnu Utsaimin, 11214. wallahualam.
Hukum Memanfaatkan Barang Milik Orang Kafir
https://konsultasisyariah.com/4149-hukum-memanfaatkan-barang-milik-orang-kafir.html
Pertanyaan: Bagaimana hukum memanfaatkan hal-hal yang dimiliki orang-orang kafir tanpa ikut terjerumus ke dalam bahaya? Apakah mashalih mursalah (adanya kemaslahatan sampingan) dapat dijadikan dasar dalam hal ini? Jawaban: Yang dilakukan oleh musuh-musuh Allah dan musuh kita, yakni kaum kafir terbagi menjadi tiga: pertama, ibadah; kedua, kebiasaan/tradisi; ketiga, produk dan jasa. Tentang ibadah, sebagaimana telah diketahui, seorang muslim tidak boleh menyerupai mereka dalam beribadah. Barangsiapa yang menyerupai mereka dalam beribadah berarti ia telah terjerumus ke dalam petaka yang besar, dan bisa jadi itu menggiringkan kepada kekufuran dan mengeluarkannya dari Islam. Tentang kebiasaan/tradisi, seperti pakaian dan sebagainya, seorang muslim diharamkan untuk menyerupai mereka dalam hal ini, berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Barangsiapa menyerupai suatu kaum, berarti ia dari golongan mereka.” (HR. Ahmad: 2/50, 92) Tentang produk-produk dan jasa yang mengandung kemaslahatan umum, tidak apa-apa jika mempelajari barang-barang yang mereka produksi dan memanfaatkannya. Hal ini tidak termasuk tasyabbuh (menyerupai), tapi termasuk ikut serta dalam produk-produk bermanfaat yang pelakunya tidak dianggap menyerupai mereka. Adapun ungkapan penanya, “Apakah mashalih mursalah bisa dijadikan dasar dalam hal ini?” Kami katakan bahwa mashalih mursalah tidak pantas dijadikan dalil tersendiri. Bahkan, kami katakan bahwa jika mashalih mursalah itu terbukti sebagai maslahat, maka syariat membenarkan bahwa itu benar dan ia diterima serta termasuk perkara yang disyariatkan. Namun, jika terbukti bahwa itu batil, maka itu tidak termasuk maslahat- maslahat sampingan, walaupun pelakunya mengklaim demikian. Jika tidak termasuk ini dan tidak juga yang itu, maka dikembalikan kepada asalnya: Jika bukan merupakan ibadah, maka pada dasarnya halal. Dengan demikian jelaslah bahwa akibat-akibat sampingan itu tidak bisa dijadikan sebagai dalil tersendiri. (Fatawa ah, hlm. 255–256, Syekh Ibnu Utsaimin) Sumber: Fatwa-Fatwa Terkini 2, Darul Haq, Cetakan V, 2008. (Dengan beberapa pengubahan tata bahasa oleh redaksi Artikel
Pertanyaan Bagaimana hukum memanfaatkan halhal yang dimiliki orangorang kafir tanpa ikut terjerumus ke dalam bahaya Apakah mashalih mursalah adanya kemaslahatan sampingan dapat dijadikan dasar dalam hal ini Jawaban Yang dilakukan oleh musuhmusuh Allah dan musuh kita, yakni kaum kafir terbagi menjadi tiga pertama, ibadah kedua, kebiasaantradisi ketiga, produk dan jasa. Tentang ibadah, sebagaimana telah diketahui, seorang muslim tidak boleh menyerupai mereka dalam beribadah. Barangsiapa yang menyerupai mereka dalam beribadah berarti ia telah terjerumus ke dalam petaka yang besar, dan bisa jadi itu menggiringkan kepada kekufuran dan mengeluarkannya dari Islam. Tentang kebiasaantradisi, seperti pakaian dan sebagainya, seorang muslim diharamkan untuk menyerupai mereka dalam hal ini, berdasarkan sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam, Barangsiapa menyerupai suatu kaum, berarti ia dari golongan mereka. HR. Ahmad 250, 92 Tentang produkproduk dan jasa yang mengandung kemaslahatan umum, tidak apaapa jika mempelajari barangbarang yang mereka produksi dan memanfaatkannya. Hal ini tidak termasuk tasyabbuh menyerupai, tapi termasuk ikut serta dalam produkproduk bermanfaat yang pelakunya tidak dianggap menyerupai mereka. Adapun ungkapan penanya, Apakah mashalih mursalah bisa dijadikan dasar dalam hal ini Kami katakan bahwa mashalih mursalah tidak pantas dijadikan dalil tersendiri. Bahkan, kami katakan bahwa jika mashalih mursalah itu terbukti sebagai maslahat, maka syariat membenarkan bahwa itu benar dan ia diterima serta termasuk perkara yang disyariatkan. Namun, jika terbukti bahwa itu batil, maka itu tidak termasuk maslahat maslahat sampingan, walaupun pelakunya mengklaim demikian. Jika tidak termasuk ini dan tidak juga yang itu, maka dikembalikan kepada asalnya Jika bukan merupakan ibadah, maka pada dasarnya halal. Dengan demikian jelaslah bahwa akibatakibat sampingan itu tidak bisa dijadikan sebagai dalil tersendiri. Fatawa ah, hlm. 255256, Syekh Ibnu Utsaimin Sumber FatwaFatwa Terkini 2, Darul Haq, Cetakan V, 2008. Dengan beberapa pengubahan tata bahasa oleh redaksi Artikel
Apakah ketika kita ingin mengucapkan salah satu zikir, harus menggerakkan mulut? Seperti ketika kita ingin masuk kamar mandi dan menyucapkan zikir, apakah kita gerakkan mulut atau cukup ucapan dalam akal fikiran? Begitu juga ketika tidur dan zikir pagi?
https://islamqa.info/id/answers/70577/apakah-disyaratkan-menggerakkan-lisan-dalam-bacaan-al-quran-dan-zikir
Alhamdulillah.Pertama; Zikir kepada Allah adalah amalan paling utama bagi orang muslim. Tidak cukup di lisan, bahkan zikir dalam hati, lisan dan perbuatan. Syekh Abdurrahman Sa’dy rahimahullah berkata: “Kalau diungkapkan secara bebas, maka yang dimaksud zikir kepada Allah (zikrullah) mencakup semua yang mendekatkan seorang hamba kepada Allah. Baik keyakinan, pemikiran, prilaku hati, prilaku badan, menyanjung kepada Allah atau mempelajari dan mengajarkan ilmu yang bermanfaat atau yang semisalnya. Semuanya termasuk zikrullah ta’ala.” (Ar-Riyadu An-Nadhirah hal. 245) Syekh Ibnu Utsaimin rahimahullah (juga) berkata: “Zikrullah dapat dilakukan dengan hati, lisan dan perbuatan. Zikir, asalnya dilakukan dalam hati. Sebagaimana sabda Nabi sallallahu’alaihi wa sallam: “Ketahuilah bahwa dalam tubuh ada segumpal daging, kalau ia baik, maka seluruh tubuh akan baik. Kalau ia rusak,maka seluruh tubuh akan rusak. Ketahuilah ia adalah hati.” (HR. Bukhari dan Muslim) Maka untaian semuanya menuju ke zikir dalam hati. Berdasarkan firman Allah Ta’ala: ( : 28) “Dan janganlah engkau mentaati orang yang Kami lalaikan hatinya dari mengingat Kami dan mengikuti hawa nafsunya.” (QS. Al-Kahfi: 28) Zikir kepada Allah dengan lisan dan perbuatan tanpa diiringi zikir dengan hati, nilainya sangat kurang, bagaikan jasad tanpa ruh. Sifat zikir dengan hati adalah bertafakur terhadap ayat-ayat Allah, mencintai-Nya, mengagungkan-Nya, kembali kepadaNya, takut kepadaNya dan bertawakkal kepadaNya serta amalan-amalan hati lainnya. Sementara zikir kepada Allah dengan lisan adalah mengucapkan dengan semua perkataan untuk mendekatkan kepada Allah. Yang tetinggi adalah uacapan ‘Lailaha illallahu’. Sementara zikir kepada Allah dengan perbuatan adalah setiap perbuatan yang mendekatkan kepada Allah seperti menunaikan shalat, ruku', sujud, jihad (berperang di jalan Allah), zakat. Semuanya adalah zikir kepada Allah, karena ketika anda menunaikannya menjadikan anda taat kepada Allah, ketika itulah anda berzikir kepada Allah dengan perbuatan. Oleh karena itu Allah Ta’ala berfirman: ( : 45) “Dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan munkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain).” (QS. Al-Ankabut: 45) Sebagian ulama mengatakan: ”Yaitu karena shalat mengandung zikir kepada Allah, maka ia yang paling besar.” Ini merupakan salah satu di antara dua pendapat ulama tentang ayat ini. (Tafsir Surat Al-Baqarah, 2/167-168) Kedua: Zikir yang dicapkan oleh lisan seperti bacaan Al-Qur’an, tasbih, tahmid, tahlil, zikir pagi dan petang hari, tidur dan masuk kamar mandi serta yang lainnya semuanya harus bergerak Dikutip dari Ibnu Rusyd dalam kitab ‘Al-Bayan wat-Tahsil, 1/490’ dari Imam Malik rahimahullah, sesungguhnya beliau ditanya tentang orang yang membaca dalam shalat (akan tetapi) tidak didengar seorang pun, bahkan termasuk dirinya. dan tidak juga menggerakkan lisannya. Maka beliau mengatakan: “Itu bukan bacaan. Sesungguhnya bacaan adalah apa menggerakkan lisan.” Al-Kasani mengomentari dalam kitab Bada'i As-Shana'i, 4/118: “Membaca itu tidak lain adalah dengan menggerakkan lisannya dengan huruf. Bukankah anda beranggapan orang yang shalat dan mampu untuk membaca, lalu dia tidak menggerakkan lisannya dengan huruf, maka shalatnya tidak sah. Begitu juga kalau dia bersumpah tidak membaca surat dalam Al-Qur’an, kemudian dia hanya melihat dan memahaminya tanpa menggerakkan lisannya, maka tidak batal sumpahnya." Maksudnya, karena dia tidak membca, cuma sekedar melihat saja. Yang juga menunjukkan hal tersebut, bahwa para ulama melarang orang junub untuk membaca Al-Qur’an denga lisan. Namun mereka membolehkan melihat mushaf dan membaca Al-Qur’an dalam hati tanpa menggerakkan lisannya. Hal itu menunjukan adanya perbedaan di antara dua perkara ini. Tidak menggerakkan lisan, tidak dianggap membaca." (Silahkan melihat Al-Majmu, 2/187-189) Syekh Ibnu Utsaimin rahimahullah ditanya: ”Apakah harus menggerakkan lisan (ketika membaca) Al-Qur’an dalam shalat, ataukah cukup dalam hati?" Beliau menjawab: ”Bacaan harus dengan lisan, kalau seseorang membaca di hatinya dalam shalat, maka hal itu tidak diterima. Begitu juga semua zikir, tidak diterima (hanya) dengan hati. Akan tetapi seseorang harus dengan menggerakkan lisan dan kedua bibirnya. Karena itu adalah ucapan, dan tidak mendapatkannya kecuali dengan menggerakkan lisan dan kedua bibirnya.” (Majmu’ Fatawa Ibnu Utsaimin, 13/156) Wallahu’alam
Pertama Zikir kepada Allah adalah amalan paling utama bagi orang muslim. Tidak cukup di lisan, bahkan zikir dalam hati, lisan dan perbuatan. Baik keyakinan, pemikiran, prilaku hati, prilaku badan, menyanjung kepada Allah atau mempelajari dan mengajarkan ilmu yang bermanfaat atau yang semisalnya. 245 Syekh Ibnu Utsaimin rahimahullah juga berkata Zikrullah dapat dilakukan dengan hati, lisan dan perbuatan. Sebagaimana sabda Nabi sallallahualaihi wa sallam Ketahuilah bahwa dalam tubuh ada segumpal daging, kalau ia baik, maka seluruh tubuh akan baik. Kalau ia rusak,maka seluruh tubuh akan rusak. Berdasarkan firman Allah Taala 28 Dan janganlah engkau mentaati orang yang Kami lalaikan hatinya dari mengingat Kami dan mengikuti hawa nafsunya. Yang tetinggi adalah uacapan Lailaha illallahu. Sementara zikir kepada Allah dengan perbuatan adalah setiap perbuatan yang mendekatkan kepada Allah seperti menunaikan shalat, ruku, sujud, jihad berperang di jalan Allah, zakat. Oleh karena itu Allah Taala berfirman 45 Dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatanperbuatan keji dan munkar. AlAnkabut 45 Sebagian ulama mengatakan Yaitu karena shalat mengandung zikir kepada Allah, maka ia yang paling besar. Ini merupakan salah satu di antara dua pendapat ulama tentang ayat ini. Sesungguhnya bacaan adalah apa menggerakkan lisan. AlKasani mengomentari dalam kitab Badai AsShanai, 4118 Membaca itu tidak lain adalah dengan menggerakkan lisannya dengan huruf. Begitu juga kalau dia bersumpah tidak membaca surat dalam AlQuran, kemudian dia hanya melihat dan memahaminya tanpa menggerakkan lisannya, maka tidak batal sumpahnya. Maksudnya, karena dia tidak membca, cuma sekedar melihat saja. Yang juga menunjukkan hal tersebut, bahwa para ulama melarang orang junub untuk membaca AlQuran denga lisan. Namun mereka membolehkan melihat mushaf dan membaca AlQuran dalam hati tanpa menggerakkan lisannya. Silahkan melihat AlMajmu, 2187189 Syekh Ibnu Utsaimin rahimahullah ditanya Apakah harus menggerakkan lisan ketika membaca AlQuran dalam shalat, ataukah cukup dalam hati Beliau menjawab Bacaan harus dengan lisan, kalau seseorang membaca di hatinya dalam shalat, maka hal itu tidak diterima. Akan tetapi seseorang harus dengan menggerakkan lisan dan kedua bibirnya. Majmu Fatawa Ibnu Utsaimin, 13156 Wallahualam
Beginilah Niat I'tikaf Menurut Para Ulama
https://www.laduni.id/post/read/56672/beginilah-niat-itikaf-menurut-para-ulama.html
LADUNI.ID, I’tikaf menurut lughat artinya berdiam diri, yakni tetap diatas sesuatu. Sedangkan menurut syara’ ialah berdiam diri di sebagai ibadah yang disunahkan untuk dikerjakan setiap waktu, lebih diutamakan pada bulan ramadhan, khususnya pada hari kesepuluh yang terakhir, untuk mengharapkan datangnya/turunnya lailatul qadar. Cara beri’tikaf Berniat dulu, lafal niatnya adalah : Nawaitul I’tikaafa lilaahi ta’ala. Artinya: Saya niat I’tikaf karena iman dan mengharap akan Allah, karena Allah ta’ala Berdiam diri di dalam dengan memperbanyak dzikir, tafakur, membaca doa tasbih dan diutamakan memperbanyak membaca Al Quran. Menghindarkan diri dari segala perbuatan yang tidak berguna. Dalam I’tikaf itu disunahkan membaca doa sebagai berikut : “Ya Allah, bahwasanya Engkau menyukai pemaafan, karena itu maafkanlah aku.” Rukun I’tikaf I’tikaf dianggap sah apabila dilakukan di dan memenuhi rukun-rukunnya sebagai berikut: Niat, niat mendekatkan diri kepada Allah. Jika berdiam diri tidak dalam , atau tidak diniatkan maka tidak menjadi I’tikaf. Berdiam di , tidak cukup berdiam sekedar tumaninah, tetapi harus lebih (sekurang-kurangnya berhenti/berdiam). Di , I’tikaf itu dianggap sah jika dilakukan di . Islam dan suci, disyaratkan harus islam, akil baligh dan suci dari hadast besar. Yang membatalkan I’tikaf Keluar dari dengan tidak ada keperluan yang penting bagi yang beri’tikaf. Bercampur dengan istri atau bermubasyarah. Murtad Hilang akal karena gila atau mabuk. Datang dan nifas, dan semua yang mendatangkan hadast besar.
LADUNI.ID, Itikaf menurut lughat artinya berdiam diri, yakni tetap diatas sesuatu. Sedangkan menurut syara ialah berdiam diri di sebagai ibadah yang disunahkan untuk dikerjakan setiap waktu, lebih diutamakan pada bulan ramadhan, khususnya pada hari kesepuluh yang terakhir, untuk mengharapkan datangnyaturunnya lailatul qadar. Cara beritikaf Berniat dulu, lafal niatnya adalah Nawaitul Itikaafa lilaahi taala. Artinya Saya niat Itikaf karena iman dan mengharap akan Allah, karena Allah taala Berdiam diri di dalam dengan memperbanyak dzikir, tafakur, membaca doa tasbih dan diutamakan memperbanyak membaca Al Quran. Menghindarkan diri dari segala perbuatan yang tidak berguna. Dalam Itikaf itu disunahkan membaca doa sebagai berikut Ya Allah, bahwasanya Engkau menyukai pemaafan, karena itu maafkanlah aku. Rukun Itikaf Itikaf dianggap sah apabila dilakukan di dan memenuhi rukunrukunnya sebagai berikut Niat, niat mendekatkan diri kepada Allah. Jika berdiam diri tidak dalam , atau tidak diniatkan maka tidak menjadi Itikaf. Berdiam di , tidak cukup berdiam sekedar tumaninah, tetapi harus lebih sekurangkurangnya berhentiberdiam. Di , Itikaf itu dianggap sah jika dilakukan di . Islam dan suci, disyaratkan harus islam, akil baligh dan suci dari hadast besar. Yang membatalkan Itikaf Keluar dari dengan tidak ada keperluan yang penting bagi yang beritikaf. Bercampur dengan istri atau bermubasyarah. Murtad Hilang akal karena gila atau mabuk. Datang dan nifas, dan semua yang mendatangkan hadast besar.