id
stringlengths 1
7
| url
stringlengths 31
225
| title
stringlengths 1
157
| text
stringlengths 24
470k
| word_count
int64 3
96k
|
---|---|---|---|---|
5051 | https://id.wikipedia.org/wiki/Wage | Wage | Wage adalah nama hari ke-3 dalam sepasar atau juga disebut dengan nama pancawara, minggu yang terdiri dari lima hari dan dipakai dalam budaya Jawa dan Bali. Hari pasaran Wage berkaitan dengan warna hitam dan letak posisi di utara.
Kelima hari ini digunakan oleh masyarakat Jawa sebagai tanda berlangsungnya pasar pada hari-hari tertentu, misal pasar yang dilakukan setiap hari wage disebut pasar wage. Pengarang lagu kebangsaan Indonesia Raya, Wage Rudolf Soepratman lahir pada sebuah hari Wage. Adapun urutan hari Pancawara, yaitu:
Paing / Pahing
Pon
Wage
Kliwon
Legi / Manis
Referensi
Lihat pula
Pancawara
Referensi
Hari | 95 |
5055 | https://id.wikipedia.org/wiki/Kakawin%20Banawa%20Sekar | Kakawin Banawa Sekar | Kakawin Banawa Sĕkar (Bahtera Bunga) adalah kakawin pendek 21 bait karangan Mpu Tanakung yang diperkirakan ditulis pada tahun 1351 Masehi. Kakawin ini melukiskan tentang upacara pesta srāddha yang diadakan oleh Jīwanendrādhipa 'maharaja Jīwana', khususnya persembahan-persembahan yang dihaturkan oleh berbagai raja śrī nātheng Kŗtabhūmi, naranātha ring Mataram, sang nŗpati Pamotan, śrī parameśwareng Lasĕm, dan naranātha ring Kahuripan. Banawa Sekar berarti "perahu yang terbuat bunga". Kakawin ini ditulis tatkala Raja Hayam Wuruk melakukan sebuah korban suci besar (Sraddha) yang ditujukan kepada mendiang neneknya, Dyah Rajapatni Gayatri, di alun-alun istana Majapahit.
Kakawin ini terdiri dari 12 bait dan tiga bab. Bab pertama adalah tentang megahnya upacara sraddha yang dilakukan oleh Raja Hayam Wuruk. Banyak pendeta, keluarga kerajaan, para bangsawan dan semua pejabat Majapahit hadir untuk melakukan persembahyangan dan penghormatan kepada arca Rajapatni Gayatri yang diistanakan di sebuah singgasana putih. Bab kedua menjelaskan tentang beraneka macam persembahan dari banyak keturunan bangsawan Majapahit. Ada persembahan berupa puisi, tarian dan sebagainya. Persembahan terakhir adalah persembahan berupa perahu bunga oleh Raja Hayam Wuruk. Beliau mempersembahkan sebuah perahu yang terbuat dari bermacam-macam bunga berwarna-warni. Ada bunga gadung, teratai, pohon mas, sanggalangit, melati, magnolia dan sebagainya. Perahu itu sangat indah. Bab terakhir menyatakan penyesalan penulis kakawin karena tidak dapat menjelaskan kemegahan upacara itu sebagaimana yang diharapkan baginda raja. Dia berharap agar kakawin itu diterima oleh raja dan membuar beliau senang sebelum kakawin itu disalin dalam bentuk lontar.
Persembahan-persembahan itu berbentuk indah aneka warna dan bergaya seni serta berupa ilustrasi mengenai gita dan kidung yang digubah oleh raja-raja sendiri. Rupanya sajak-sajak itu dipersembahkan pada waktu yang sama, tertulis di atas karas (papan tulis) atau daun-daun lontar. Persembahan yang paling indah ialah persembahan yang dibawa oleh raja yang menghaturkan sraddha berbentuk sebuah perahu yang dibuat dari bunga-bunga. Upacara sraddha ialah upacara untuk mengenang arwah seseorang yang meninggal.
Pada tahun 1983, Zoetmulder kemudian menyalin kakawin ini ke dalam aksara Latin dan menerjemahkannya ke dalam bahasa Belanda dan Indonesia.
Sumber
P.J. Zoetmulder, 1983, Kalangwan. Sastra Jawa Kuno Selayang Pandang, halaman 460, 616.
Lihat pula
Sastra Jawa Kuno
Banawa Sekar Tanakung | 337 |
5068 | https://id.wikipedia.org/wiki/Paten | Paten | Paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada penemu atas hasil penemuannya itu di bidang teknologi, yang untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri Invensinya tersebut atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakannya.
Sementara itu, arti Invensi dan Inventor (yang terdapat dalam pengertian di atas, adalah):
Invensi adalah ide Inventor yang dituangkan ke dalam suatu kegiatan pemecahan masalah yang spesifik di bidang teknologi dapat berupa produk atau proses, atau penyempurnaan dan pengembangan produk atau proses. (UU RI no. 14 tahun 2001, ps. 1, ay. 2)
Inventor adalah seorang yang secara sendiri atau beberapa orang yang secara bersama-sama melaksanakan ide yang dituangkan ke dalam kegiatan yang menghasilkan Invensi. (UU RI no. 14 tahun 2001, ps. 1, ay. 3)
Kata paten, berasal dari bahasa inggris patent, yang awalnya berasal dari kata patere yang berarti membuka diri (untuk pemeriksaan publik), dan juga berasal dari istilah letters patent, yaitu surat keputusan yang dikeluarkan kerajaan yang memberikan hak eksklusif kepada individu dan pelaku bisnis tertentu. Dari definisi kata paten itu sendiri, konsep paten mendorong inventor untuk membuka pengetahuan demi kemajuan masyarakat dan sebagai gantinya, inventor mendapat hak eksklusif selama periode tertentu. Mengingat pemberian paten tidak mengatur siapa yang harus melakukan invensi yang dipatenkan, sistem paten tidak dianggap sebagai hak monopoli.
Hukum yang mengatur
Saat ini terdapat beberapa perjanjian internasional yang mengatur tentang hukum paten. Antara lain, WTO Perjanjian TRIPs yang diikuti hampir semua negara.
Pemberian hak paten bersifat teritorial, yaitu, mengikat hanya dalam lokasi tertentu. Dengan demikian, untuk mendapatkan perlindungan paten di beberapa negara atau wilayah, seseorang harus mengajukan aplikasi paten di masing-masing negara atau wilayah tersebut. Untuk wilayah Eropa, seseorang dapat mengajukan satu aplikasi paten ke Kantor Paten Eropa, yang jika sukses, sang pengaju aplikasi akan mendapatkan multiple paten (hingga 36 paten, masing-masing untuk setiap negara di Eropa), bukannya satu paten yang berlaku di seluruh wilayah Eropa.
Subjek yang dapat dipatenkan
Secara umum, ada tiga kategori besar mengenai subjek yang dapat dipatenkan: proses, mesin, dan barang yang diproduksi dan digunakan. Proses mencakup algoritme, metode bisnis, sebagian besar perangkat lunak (software), teknik medis, teknik olahraga dan semacamnya. Mesin mencakup alat dan aparatus.
Barang yang diproduksi mencakup perangkat mekanik, perangkat elektronik dan komposisi materi seperti kimia, obat-obatan, DNA, RNA, dan sebagainya. Khusus Sel punca embrionik manusia (human embryonic stem atau hES) tidak bisa dipatenkan di Uni Eropa.
Kebenaran matematika, termasuk yang tidak dapat dipatenkan. Software yang menerapkan algoritme juga tidak dapat dipatenkan kecuali terdapat aplikasi praktis (di Amerika Serikat) atau efek teknikalnya (di Eropa).
Saat ini, masalah paten perangkat lunak (dan juga metode bisnis) masih merupakan subjek yang sangat kontroversial. Amerika Serikat dalam beberapa kasus hukum di sana, mengizinkan paten untuk software dan metode bisnis, sementara di Eropa, software dianggap tidak bisa dipatenkan, meski beberapa invensi yang menggunakan software masih tetap dapat dipatenkan.
Paten dapat berhubungan dengan zat alamiah (misalnya zat yang ditemukan di hutan rimba) dan juga obat-obatan, teknik penanganan medis dan juga sekuens genetik, termasuk juga subjek yang kontroversial. Di berbagai negara, terdapat perbedaan dalam menangani subjek yang berkaitan dengan hal ini. Misalnya, di Amerika Serikat, metode bedah dapat dipatenkan, namun hak paten ini mendapat pertentangan dalam praktiknya. Mengingat sesuai prinsip sumpah Hipokrates (Hippocratic Oath), dokter wajib membagi pengalaman dan keahliannya secara bebas kepada koleganya. Sehingga pada tahun 1994, The American Medical Association (AMA) House of Delegates mengajukan nota keberatan terhadap aplikasi paten ini.
Di Indonesia, syarat hasil temuan yang akan dipatenkan adalah baru (belum pernah diungkapkan sebelumnya), mengandung langkah inventif (tidak dapat diduga sebelumnya), dan dapat diterapkan dalam industri. Jangka waktu perlindungan untuk paten ‘biasa’ adalah 20 tahun, sementara paten sederhana adalah 10 tahun. Paten tidak dapat diperpanjang. Untuk memastikan teknologi yang diteliti belum dipatenkan oleh pihak lain dan layak dipatenkan, dapat dilakukan penelusuran dokumen paten.
Ada beberapa kasus khusus penemuan yang tidak diperkenankan mendapat perlindungan paten, yaitu proses / produk yang pelaksanaannya bertentangan dengan undang-undang, moralitas agama, ketertiban umum atau kesusilaan; metode pemeriksaan, perawatan, pengobatan dan/atau pembedahan yang diterapkan terhadap manusia dan/atau hewan; serta teori dan metode di bidang matematika dan ilmu pengetahuan, yakni semua makhluk hidup, kecuali jasad renik, dan proses biologis penting untuk produksi tanaman atau hewan, kecuali proses non-biologis atau proses mikro-biologis.
Istilah - Istilah dalam Paten
Invensi
Adalah ide inventor yang dituangkan ke dalam suatu kegiatan pemecahan masalah yang spesifik di bidang teknologi, dapat berupa produk atau proses, atau penyempurnaan dan pengembangan produk atau proses.
Inventor atau pemegang Paten
Inventor adalah seorang yang secara sendiri atau beberapa orang yang secara bersama-sama melaksanakan ide yang dituangkan ke dalam kegiatan yang menghasilkan invensi. Pemegang paten adalah inventor sebagai pemilik paten atau pihak yang menerima hak tersebut dari pemilik paten atau pihak lain yang menerima lebih lanjut hak tersebut, yang terdaftar dalam daftar umum paten.
Hak yang dimiliki oleh pemegang Paten
Pemegang hak paten memiliki hak eklusif untuk melaksanakan Paten yang dimilikinya dan melarang orang lain yang tanpa persetujuannya:
a. Dalam hal Paten Produk: membuat, menjual, mengimpor, menyewa, menyerahkan, memakai, menyediakan untuk di jual atau disewakan atau diserahkan produk yang di beri paten.
b. Dalam hal Paten Proses: Menggunakan proses produksi yang diberi Paten untuk membuat barang dan tindakan lainnya sebagaimana yang dimaksud dalam huruf a.
- Pemegang Paten berhak memberikan lisensi kepada orang lain berdasarkan surat perjanjian lisensi.
- Pemegang Paten berhak menggugat ganti rugi melalui pengadilan negeri setempat, kepada siapapun, yang dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam butir 1 di atas.
- Pemegang Paten berhak menuntut orang yang dengan sengaja dan tanpa hak melanggar hak pemegang paten dengan melakukan salah satu tindakan sebagaimana yang dimaksud dalam butir 1 di atas.
Pengajuan Permohonan Paten
Paten diberikan atas dasar permohonan dan memenuhi persyaratan administratif dan subtantif sebagaimana diatur dalam Undang-undang Paten.
Sistem First to File
Adalah suatu sistem pemberian Paten yang menganut mekanisme bahwa seseorang yang pertamakali mengajukan permohonan dianggap sebagai pemegang Paten, bila semua persyaratannya dipenuhi.
Kapan sebaiknya permohonan Paten diajukan ?
Suatu permohonan Paten sebaiknya diajukan secepat mungkin, mengingat sistem Paten Indonesia menganut sistem First to File. Akan tetapi pada saat pengajuan, uraian lengkap penemuan harus secara lengkap menguraikan atau mengungkapkan penemuan tersebut.
Hal-hal yang sebaiknya dilakukan oleh seorang Inventor sebelum mengajukan permohonan Paten ?
a. Melakukan penelusuran. Tahapan ini dimaksudkan untuk mendapatkan informasi tentang teknologi terdahulu dalam bidang invensi yang sama (state of the art) yang memungkinkan adanya kaitannya dengan invensi yang akan diajukan. Melalui informasi teknologi terdahulu tersebut maka inventor dapat melihat perbedaan antara invensi yang akan diajukan permohonan Patennya dengan teknologi terdahulu.
b. Melakukan Analisis. tahapan ini dimaksudkan untuk menganalisis apakah ada ciri khusus dari invensi yang akan diajukan permohonan Patennya dibandingkan dengan Invensi terdahulu.
c. Mengambil Keputusan. Jika invensi yang dihasilkan tersebut mempunyai ciri teknis dibandingkan dengan teknologi terdahulu, maka invensi tersebut sebaiknya diajukkan permohonan Patennya.Sebaliknya jika tidak ditemukan ciri khusus, maka invensi tersebut sebaiknya tidak perlu diajukan untuk menghindari kerugian dari biaya pengajuan permohonan Paten.
Aplikasi
Paten dimohon oleh inventor dengan mengisi permohonan Paten tertulis di kantor yang terkait.
Pemohonan diberikan pemahaman berisi penjelasan bagaimana cara untuk membuat dan memakai penemuan di bawah aturan beberapa perundangan jika tidak jelas pemahamannya mengenai kegunaan penemuan. Permohonan paten juga mungkin harus terdiri dari "klaim". Klaim menegaskan penemuan dan perwujudan untuk penemuannya agar pelamar ingin hak-hak jelas.
Untuk paten untuk diberi, itu akan menerima efek hukum, permohonan jelas harus memenuhi syarat hukum berhubungan ke patentability. Apabila patent penggunaan sudah berasah, kebanyakan kantor paten memeriksa permohonan untuk memenuhi dengan undang-undang Patentability yang relevan. Jika permohonan tidak memenuhi syarat, penolakan biasanya dikembalikan kepada pelamar atau agen pematen mereka, yang bisa menanggapi keberatan untuk mencoba mengatasi mereka dan mendapatkan dana bantuan paten.
Setelah diberi paten, ianya subjek di kebanyakan negara untuk biaya maintenance, secara umum diperbaharui setiap tahun, AS yang menjadi pengecualian penting.
Dalam Egbert v. Lippmann,104 U. S. 333 (1881) (the "korset kasus"), Mahkamah Agung Amerika Serikat memperkukuh keputusan bahwa seorang penemu yang sudah "benar-benar memikirkan hak-haknya selama sebelas tahun" dengan tidak melamar paten tidak bisa mendapatkan sesuatu paten pada waktu itu. Keputusan ini ditetapkan sebagai aturan 35. yang menghalang seorang penemu dari mendapatkan paten jika penemuan sudah di guna oleh publik selama lebih dari satu tahun sebelum memohon paten.
Syarat hasil temuan yang akan dipatenkan di Indonesia adalah baru (belum pernah diungkapkan sebelumnya), mengandung langkah inventif (tidak dapat diduga sebelumnya), dan dapat diterapkan dalam industri. Jangka waktu perlindungan untuk paten ‘biasa’ adalah 20 tahun, sementara paten sederhana adalah 10 tahun. Paten tidak dapat diperpanjang. Untuk memastikan teknologi yang diteliti belum dipatenkan oleh pihak lain dan layak dipatenkan, dapat dilakukan penelusuran dokumen paten.
Ada beberapa kasus khusus penemuan yang tidak diperkenankan mendapat perlindungan paten, yaitu proses / produk yang pelaksanaannya bertentangan dengan undang-undang, moralitas agama, ketertiban umum atau kesusilaan; metode pemeriksaan, perawatan, pengobatan dan/atau pembedahan yang diterapkan terhadap manusia dan/atau hewan; serta teori dan metode di bidang matematika dan ilmu pengetahuan, yakni semua makhluk hidup, kecuali jasad renik, dan proses biologis penting untuk produksi tanaman atau hewan, kecuali proses non-biologis atau proses mikro-biologis.
Lihat pula
Kekayaan intelektual
Hak cipta
Merek
Pranala luar
Direktorat Jenderal Hak atas Kekayaan Intelektual (Ditjen HK
Klub Penemu Indonesia (Jakarta)
Blog Penemu (Indonesia)
Paten Indonesia (Indonesia)
Konsultan Hak Kekayaan Intelektual di Indonesia (Indonesia)
News KeSimpulan.com - Pengadilan Eropa Larang Paten Sel Induk Embrionik Manusia
Referensi | 1,514 |
5075 | https://id.wikipedia.org/wiki/MNCTV | MNCTV | MNCTV (, singkatan dari Media Nusantara Citra Televisi, sebelumnya bernama TPI, ) adalah sebuah jaringan televisi swasta nasional di Indonesia. Namanya yang sekarang dipergunakan sejak 20 Oktober 2010 pada pukul 20.10 WIB.
MNCTV merupakan televisi swasta ketiga di Indonesia setelah RCTI dan SCTV. MNCTV didirikan oleh Mbak Tutut dan dulu sebagian besar sahamnya dimiliki oleh PT Citra Lamtoro Gung Persada.
Sejarah
Kemunculan
MNCTV awalnya bersiaran dengan nama Televisi Pendidikan Indonesia (disingkat TPI). Sesuai namanya, awalnya TPI dimaksudkan untuk menyiarkan program siaran pendidikan yang dihasilkan oleh Pustekkom (Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi) Depdikbud (sekarang Kemdikbudristek). Kehadirannya saat itu bisa dikatakan merupakan realisasi dari ide lama mendirikan televisi berbasis acara pendidikan di Indonesia yang sudah direncanakan oleh kedua lembaga tersebut sejak tahun 1970-an. Saat itu, Pustekkom tercatat sudah memproduksi sejumlah video dan film yang berisi materi-materi pelajaran dari tingkat dasar hingga menengah atas. Namun, rencana ini tidak kunjung terealisasi sampai munculnya pihak swasta, yaitu Mbak Tutut (Siti Hardijanti Rukmana), putri sulung Presiden Soeharto yang menunjukkan niatnya untuk "membantu" menghadirkan televisi swasta non-komersial yang berbasis program pendidikan. Menurutnya, kehadiran TPI adalah terobosan baru, yang menandakan ingin berperannya pihak swasta dalam proses pencerdasan bangsa dengan mengelola televisi pendidikan. Ide Tutut ini (yang sudah ada sejak 1989) kemudian disetujui oleh ayahnya, Presiden Soeharto pada pertengahan 1990.
Untuk merealisasikan hal itu, maka didirikan PT Cipta Televisi Pendidikan Indonesia (Cipta TPI) pada 23 Januari 1990, awalnya bernama PT Televisi Pendidikan Indonesia, yang selanjutnya mulai 30 November 1990 namanya berubah menjadi PT Cipta TPI dan aktanya mendapat pengesahan pemerintah pada 13 Desember 1990. Pada tanggal 1 Agustus 1990, perusahaan ini menerima izin awal siaran nasionalnya bernomor No. 1271C/RTF/K/VIII/1990, dan sekitar dua minggu kemudian (18 Agustus 1990), izin siaran resmi TPI keluar lewat penandatanganan kerjasama dengan TVRI bernomor No. 145/SP/Dir/TV/1990 dan nomor 023/TPI/PKS/SNR/23/VII/1990, masing-masing oleh Ishadi S.K. dan Mbak Tutut. Selanjutnya, penandatanganan kerjasama juga dilakukan dengan Depdikbud pada 16 Oktober 1990, meskipun dalam perkembangannya sempat terjadi pergesekan dalam hubungan keduanya.
Lewat penandatanganan perjanjian diatas, maka TPI sebagai pihak swasta akan bekerjasama dengan dua lembaga pemerintah, yaitu Departemen Penerangan (Deppen) lewat TVRI dan Depdikbud. Dalam hal ini, Depdikbud menjadi pihak yang menyediakan naskah, program dan produksi program siaran televisi pendidikan; TVRI menyediakan infrastruktur, bantuan produksi siaran dan sejumlah program; sedangkan TPI menanggung biaya operasionalnya. Saat itu, kehadiran TPI diharapkan mampu mendorong "semangat belajar mengajar, sehingga dapat tumbuh rasa percaya diri, sikap, dan perilaku yang inovatif serta kreatif", dengan program yang informatif dan edukatif. Justifikasi pemerintah lainnya akan kehadiran TPI adalah luasnya wilayah Indonesia, sehingga diharapkan membantu pendidikan baik secara non-formal maupun formal secara cepat dan hemat biaya, yang akhirnya berefek positif pada peningkatan kualitas manusia Indonesia, semangat kebangsaan, dan rasa kesetiakawanan sosial yang menumbuhkan semangat cinta tanah air.
TPI pada saat itu diikat dengan ketentuan khusus dan memiliki status khusus yaitu Stasiun Penyiaran Televisi Swasta Pendidikan (SPTSP), yang merupakan televisi swasta satu-satunya yang boleh bersiaran nasional. Siaran TV ini 20% waktu siarnya diperbolehkan untuk iklan, lebih besar dari TV swasta biasa yang hanya 15%. Lalu, TPI juga berkomitmen untuk menyediakan acara-acara pendidikan dan tayangan yang ramah anak, begitu juga dengan iklannya yang tidak menayangkan iklan rokok maupun minuman beralkohol. Dalam suatu kesempatan, Tutut bahkan menyebut bahwa iklan yang ditayangkan TPI juga akan diseleksi agar "mendidik", seperti iklan mobil dan teknologi pembuatannya. Biaya yang dikeluarkan dalam pendirian TPI adalah senilai Rp 500 miliar.
Awal bersiaran
Mulanya, TPI direncanakan akan memulai siarannya pada bulan Agustus 1990 bertepatan dengan HUT RI ke-45. Namun, baru pada 26 Desember 1990 hal tersebut dapat direalisasikan, awalnya hanya berupa siaran percobaan selama 4 jam (06.00-10.00 WIB) berupa test pattern di kanal TVRI. Selanjutnya, di tanggal 23 Januari 1991 (bertepatan dengan ulang tahun Tutut ke-42) pukul 08.00 WIB, TPI diresmikan oleh Presiden Soeharto di Studio 12 TVRI Senayan, Jakarta Pusat dengan melakukan telekonferensi bersama guru dan murid dari beberapa provinsi seperti Aceh, Bali dan Timor Timur. Saat itu TPI hanya mengudara 4 jam, yang kemudian diperpanjang menjadi 6,5 jam sejak 8 Juni 1991 dan 8 jam menjelang akhir 1991. Perpanjangan siaran ini dibatasi hanya sampai jam 12.00 WIB (mengingat siaran TVRI pada waktu itu dimulai siang hari), yang berarti TPI hanya bisa memajukan awal waktu mulai siarannya. Siaran TPI awalnya hanya bisa dinikmati di 35% daerah siaran TVRI, mengingat kualitas penyiaran TVRI yang pada saat itu masih banyak bermasalah di berbagai daerah.
Program pendidikan yang pada saat itu ditayangkan oleh TPI merupakan program pengajaran instruksional, bukan semacam film dokumenter edukatif (seperti National Geographic). Tayangan ini awalnya hanya dikhususkan bagi siswa SLTP usia 11 hingga 16 tahun, walaupun ada rencana juga untuk menyiarkan program sejenis bagi SD dan SLTA. Selain program pendidikan instruksional, TPI juga menyiarkan beberapa acara hiburan (seperti drama/film) yang diklaim bermotif pendidikan dan informasi bagi remaja dan wanita, khususnya mengenai edukasi tentang bagaimana kehidupan yang baik. Untuk membantu penerimaan siarannya, TPI melakukan sejumlah kegiatan seperti bantuan pesawat TV kepada sejumlah SLTP di berbagai wilayah Indonesia dan berkontribusi bagi perbaikan fasilitas TVRI yang sudah menua, mengingat siarannya pada saat itu masih menumpang. Selain itu, pada Oktober 1992 kerjasama juga diteken dengan Telkom untuk menyediakan ruang satelit Palapa demi menyiarkan siaran TPI ke seluruh Indonesia.
Kehadiran TPI sebenarnya tidak lepas dari kritik saat itu, dikarenakan siarannya yang hanya berlangsung di pagi hari membuatnya tidak dapat disaksikan target pemirsa utamanya, yaitu para guru dan pelajar yang sedang bersekolah. Begitu juga program berupa informasi umum, nampak sulit disaksikan oleh masyarakat yang sedang bekerja. Mulanya, menghadapi kritikan tersebut, TPI merencanakan akan mengadakan siaran malam secara mandiri (terpisah kanalnya dari TVRI) yang juga berisi program-program pendidikan, dengan saat itu ditargetkan akan dimulai pada Juli 1992 pada pukul 16.00-22.00. Namun, baru pada 28 Oktober 1992 (bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda ke-64), siaran malam tersebut akhirnya resmi dilaksanakan, dengan saat itu berlangsung selama 1 jam (17.00-18.00 WIB) di kanal 34 UHF dengan cakupan terbatas di Jabotabek. Siaran malam ini dapat terlaksana setelah TPI membangun pemancar berkekuatan 20 kW dan sarana penyiaran sendiri di daerah Pondok Gede, Taman Mini, Jakarta Timur. Namun, siaran malam ini awalnya sempat kurang baik penerimaannya, sehingga TPI kemudian membangun pemancar lainnya yang bersiaran di kanal baru, 37 UHF mulai 18 Mei 1993.
Meskipun kemudian waktu siaran malamnya diperpanjang menjadi 5 jam (16.00-21.00 WIB), sayangnya TPI tidak juga menayangkan acara pendidikan di malam hari sesuai janji awalnya dan lebih berfokus pada tayangan hiburan (seperti film seri, kuis, komedi, dll) dengan alasan memberikan variasi acara yang lebih banyak kepada pemirsa, sekaligus lebih potensial mendulang iklan. Selain itu, pihaknya juga menganggap saat itu TPI masih menayangkan acara pendidikan dengan proporsi yang besar (33,2%) di jam siarnya. Kombinasi acara hiburan dan pendidikan ini dianggap TPI sebagai kesuksesan mereka menyatukan idealisme dan prinsip komersial dalam mengelola televisi pendidikan ini.
Dimulainya siaran malam juga merupakan pertanda upaya TPI untuk menjadi lebih mandiri dari TVRI yang sudah dicanangkannya sejak awal berdiri. Ditargetkan, TPI pada akhir 1993 sudah memiliki studio dan stasiun transmisinya sendiri di berbagai wilayah Indonesia, di mana ada 8 kota awal yang direncanakan didirikan, yaitu Semarang, Bandung, Surabaya, Palembang, Medan, Ujung Pandang, Manado dan Jakarta. Namun, kemudian di tahun 1994, tercatat hanya Jakarta, Ujung Pandang, Batam, Semarang, Surabaya, dan Medan yang mampu menyaksikan siaran TPI secara mandiri. Tercatat, total siaran TPI memasuki tahun tersebut telah mencapai 18 jam/hari. Kemandirian lain diraih TPI di ulang tahunnya yang ke-4 (1995), ketika berhasil menempati gedung baru yang berisi kantor pusat dan sarana produksi yang lengkap di Taman Mini seluas 14 hektar, setelah sebelumnya terpencar di 4 gedung (Wisma Tugu II, Kompleks TVRI Senayan, Kompleks Pustekkom, dan Wisma Karsa Pemuda).
Semakin lama, TPI makin banyak menayangkan acara hiburan yang diantaranya nampak jauh dari unsur pendidikan, seperti dangdut (yang menyimpang dari janjinya sendiri saat awal bersiaran untuk tidak menyiarkan dangdut dan "lagu cengeng"). Meskipun demikian, pihak TPI saat itu nampak belum mau melepaskan diri dari klaim sebagai "televisi pendidikan". Seperti, sejak 23 Januari 1994, TPI menyatakan dirinya sebagai "televisi pendidikan lewat keluarga" yang acara-acaranya aman disaksikan bagi seluruh anggota keluarga. Pada acara hiburan yang disiarkannya, TPI menganggap juga berusaha memasukkan nilai-nilai yang mendidik (disebut hiburan mendidik), dan menekankan aspek kebudayaan dan keindonesiaan lewat mayoritas programnya yang berasal dari dalam negeri. TPI menyebut dirinya saat itu sebagai "televisi yang memegang misi pendidikan melalui keluarga, dan dikembangkan atas akar kebudayaan sendiri untuk mengembangkan visi serta semangat keindonesiaan", dan "saluran kebangsaan", yaitu televisi swasta nasional yang berdiri tegak di atas akar budaya bangsanya sendiri, dengan tetap memiliki keterbukaan selektif dalam melakukan interaksi dengan budaya luar.
Perkembangan selanjutnya (1996-2010)
Pada akhir 1995-1996, TPI banyak dirundung berbagai masalah, seperti tunggakan ke TVRI terkait pembayaran 20% jatah iklan dan biaya penggunaan stasiun transmisi (bahkan sampai siarannya diputus di berbagai daerah), hutang ke sejumlah rumah produksi dan kerugian yang mencapai lebih dari Rp 420 miliar. Untuk mengatasi hal ini, direkrutlah manajemen baru dibawah Tito Sulistio sejak Oktober 1995. Di bawah manajemen Tito (yang kemudian dibantu Ishadi S.K. (sekarang adalah Direktur Utama Trans TV)), TPI melakukan berbagai perubahan dan pembenahan di mana-mana. Prinsip TPI sebagai televisi keluarga makin diperkuat, sedangkan citra sebagai TV pendidikan (yang pada saat itu makin tidak tampak) berusaha dihapuskan, mengingat rating acara pendidikan yang selama ini cukup rendah. Penguatan juga dilakukan pada program-programnya yang menargetkan penonton kelas bawah, meskipun juga mulai menargetkan pasar kelas menengah ke atas, terutama untuk jam tayang malam hari. Kemudian juga disewa jasa dari biro iklan Hotline Advertising yang melakukan perubahan identitas dengan total. Diperkenalkan kemudian logo Televisi Keluarga Indonesia dan station identification serta slogan "Makin Asyik Aja" untuk pertama kalinya, dalam tujuh jenis tune dari berbagai musik daerah di Indonesia. Di ulang tahunnya yang ke-5 (23 Januari 1996), seiring peresmian pemancar baru di Joglo, Jakarta Barat berkekuatan 80 kW dan studio barunya di Taman Mini, TPI resmi mencanangkan "era baru" dalam menghadapi persaingan di industri penyiaran. Pada 21 Januari 1996 dari pukul 21.30 sampai dini hari, diselenggarakan program acara HORISON TPI '96 untuk menandai peresmian stasiun pemancarnya di Joglo, Jakarta Barat tepat pukul 24.00 tanggal 22 Januari 1996 saat acara "Wajah Baru TPI".
Selain identitas baru, beragam strategi lainnya dan perubahan di bidang pemograman, teknologi, sumber daya manusia, dll juga dilakukan agar TPI dapat dikenal di masyarakat dalam citra yang baru selama dua tahun. TPI juga sempat berusaha menggandeng beberapa partner seperti Seven Network Australia (dalam hal produksi berita dan acara olahraga) dan Indosat dalam bentuk suntikan dana. Perombakan juga dilakukan dalam pemangkasan fasilitas, jumlah karyawan dan pemutusan hubungan kerjasama dengan TVRI yang efektif berlaku mulai 1 Oktober 1998 (yang membuatnya kini harus menggunakan studio serta bersiaran di kanal/pemancar sendiri yang awalnya ada di 12 kota). Menginjak usianya yang ke-7 (23 Januari 1998), TPI resmi berfokus pada citra barunya dengan mengutamakan acara hiburan berupa musik dangdut dan keluarga, seolah acara lain yang disebut 'makin asyik' dalam slogan barunya seakan tenggelam oleh hingar-bingar acara dangdut. Bahkan "TPI" sebagai kependekan dari Televisi Pendidikan Indonesia pun sudah tidak berlaku lagi, menjadi Televisi Paling Indonesia sesuai dengan fokus barunya tersebut. Mulai akhir Februari 1999, TPI juga meningkatkan sistem penyiarannya dari analog ke digital sebagai upaya memberikan kepuasan optimal kepada pemirsa.
TPI pernah mendapat penghargaan karena telah bertahun-tahun menayangkan acara kuis dangdut pertama di Indonesia yaitu Kuis Dangdut yang dibawakan oleh Jaja Mihardja. Pada Festival Sinetron Indonesia 1997, serial "Mat Angin" (diperankan oleh Deddy Mizwar) yang ditayangkan TPI menyabet 11 penghargaan, ditambah dengan 5 penghargaan lagi tahun berikutnya dari serial yang sama. Tak lupa juga acara terfavorit di Indonesia yaitu Santapan Nusantara yang dibawakan oleh Enita Sriyana, sang pakar kuliner. Menurut Ishadi, memang restrukturisasi ini sempat berhasil menaikkan pamor dan rating acara-acara TPI dan menurut Tito, TPI juga sudah bisa menutup titik impas-nya. Bahkan, pihak TPI awalnya sempat berencana akan melepas sebagian sahamnya di bursa saham (go public) pada tahun 2000. Walaupun sudah punya target besar, tetapi TPI pun kemudian terdampak dengan krisis ekonomi 1997-1998 yang membuatnya harus mengurangi jam siaran dan berkurang 40% pendapatannya. Memasuki awal 2000-an, justru TPI malah kembali terjebak hutang, dan pada 2002 perubahan nama Televisi Keluarga Indonesia yang singkat itu kemudian digantikan lagi dengan nama TPI (tanpa kepanjangan). Nama "TPI" tetap dipertahankan demi menjaga brand image yang selama ini telah tertanam di kepala pemirsa.
Walaupun telah mengadakan dua kali perubahan image pada 1996 dan 2002, hingga tahun 2000-an awal TPI pada umumnya masih berada di papan tengah, dengan target pasar tetap kelas menengah ke bawah. Untuk meningkatkan jumlah penontonnya, mulai 2001, TPI mencoba penayangan sejumlah acara, seperti beberapa program olahraga terkenal (Liga Inggris musim 2001—2002 (di periode pertama), Liga Italia, Formula 1 (mulai tahun 2002 hingga 2004), TPI Fighting Championship, UFC dan Bintang Tinju Dunia), dan program pendidikan dokumenter dari Discovery Channel dan Animal Planet (yang hanya bertahan selama dua tahun dan berakhir pada 31 Desember 2003). Keadaan baru berubah pada 2005, ketika TPI berada di bawah manajemen Artine Savitri Utomo, dengan berhasil menjadi televisi No. 1 di Indonesia untuk pertama kalinya. Program-program seperti Rahasia Ilahi, Takdir Ilahi dan sinetron mistik-Islami lainnya berhasil mendongkrak pamor TPI. Tidak lupa juga, program Kontes Dangdut Indonesia yang merupakan versi dangdut dari kontes Pop Idol, American Idol dan Indonesian Idol merupakan salah satu program unggulan TPI pada saat itu.
Sejak Juli 2006, 75% saham TPI dimiliki oleh PT Media Nusantara Citra Tbk (MNC), kelompok perusahaan media yang juga memiliki RCTI dan Global TV. Sebelumnya, saham tersebut dimiliki oleh PT Berkah Karya Bersama yang masih terafiliasi dengan MNC. MNC dapat menguasai saham TPI setelah membeli obligasi konversi Rp 260 miliar yang diterbitkan PT Berkah pada 15 Juni 2006 yang setara nilainya dengan persentase saham tersebut. Obligasi tersebut kemudian ditukar menjadi 75% pemilikan MNC di TPI.
Memasuki tahun 2009, TPI mendapat sorotan, karena selain kasus konflik kepemilikan (lihat #Kontroversi dan sengketa kepemilikan), juga mendapat gugatan kepailitan dari Crown Capital Global Ltd, karena berhutang obligasi yang dibeli oleh Crown Capital (dari Filago Ltd, sejak Desember 1998) pada 27 Desember 2004 sebesar US$ 53 juta; serta dari Asian Venture Finance Limited sejak 6 November 1998 sebesar US$ 10,325 juta. Pihak Crown beralasan bahwa walaupun hutang TPI sudah jatuh tempo pada 24 Desember 2006, tetapi mereka tidak kunjung membayarnya walaupun sudah dua kali diminta sehingga dimohonkan pailit. Pada 16 Juli 2009, gugatan itu dicabut dengan alasan adanya perundingan, namun kemudian pada 14 September 2009 Crown Capital kembali mengajukan gugatannya karena tidak ada kesepakatan antara dua pihak. Pada 14 Oktober 2009, Pengadilan Niaga Jakarta Pusat memutus bahwa TPI pailit, dan selanjutnya pada 5 November 2009 para kurator sudah bekerja untuk mendata asetnya. Pihak TPI tidak terima dengan putusan itu dan menuduh Crown Capital dibekingi lawan Hary Tanoe, Mbak Tutut dan melawan dengan kasasi di Mahkamah Agung yang pada 12 Desember 2009 dimenangkan oleh TPI. Namun, pada 22 Maret 2010 peninjauan kembali Crown Capital atas putusan kasasi TPI sebelumnya di MA kandas, sehingga TPI tidak jadi dipailitkan.
Peluncuran ulang dan pergantian nama
Sejak 20 Oktober 2010 pukul 20.10 WIB, TPI resmi berganti nama menjadi MNCTV pada acara 20.10.2010: Selalu di Hati. Hal ini dilakukan berdasarkan rekomendasi dari MarkPlus Inc., sebuah konsultan pemasaran yang ditunjuk oleh Media Nusantara Citra. Perubahan ini terjadi dikarenakan acara TPI sudah tidak sesuai dengan kepanjangan namanya yang dikenal selama ini, yaitu menjadi televisi yang berbau pendidikan di Indonesia, dan oleh karena itu nama TPI berubah menjadi MNCTV untuk mengubah citranya di mata masyarakat. Selain itu, alasan lain yang diberikan adalah untuk meningkatkan keuntungan TPI, mengingat walaupun posisinya di urutan keempat namun pendapatannya sedikit (urutan ke-10). Citra TPI sebagai televisi pendidikan dan televisi untuk kelas bawah membuatnya terjebak dalam segmen khusus dan susah melepaskan diri.
Diharapkan dengan nama baru, MNCTV akan memiliki nilai jual lebih ke para pengiklan, dengan menyandang nama pemiliknya, Media Nusantara Citra (MNC) yang sudah dikenal memiliki kualitas yang baik di industri media, khususnya penyiaran. Dengan perubahan identitas, MNCTV kini mencanangkan diri sebagai tempat one stop entertainment untuk keluarga Indonesia dengan target pemirsa dari kalangan menengah (SES BCD). Namun, untuk acaranya MNCTV tetap akan mempertahankan program terbaik yang telah disiarkan oleh TPI sebelumnya. Meskipun demikian, sesungguhnya pasca perubahan nama itu, tidak nampak perubahan yang signifikan dari pemograman MNCTV itu sendiri. Beberapa yang paling terlihat, adalah menurunnya porsi acara dangdut selama beberapa waktu, dan meningkatnya program-program untuk anak-anak (terutama Upin & Ipin) serta olahraga.
Sejak Oktober 2021, pada saat ulang tahun MNCTV yang ke-30, jaringan televisi ini tampak mengalami perubahan besar di bidang pemograman, dengan banyak menayangkan acara realitas (terutama social experiment show), yang sebelumnya ditayangkan oleh GTV, seperti Uang Kaget dan Bedah Rumah, serta dua program di bawah lisensi Fremantle, yakni Famili 100 dan Take Me Out Indonesia pada tahun Oktober 2022, namun tetap meningkatkan program olahraga seperti Serie A pada awal 2022, yang sebelumnya tayang di GTV pada musim 2009/2010, serta olahraga bulutangkis yang biasanya ditayangkan dominan bersama iNews.
Kontroversi dan sengketa kepemilikan
Hingga kejatuhan Orde Baru, TPI dikendalikan oleh Mbak Tutut lewat perusahaan induknya, yaitu PT Citra Lamtoro Gung Persada. Seiring waktu, Tutut mengubah struktur kepemilikan saham (walaupun tetap dikuasai oleh dirinya) menjadi oleh beberapa pihak, yaitu oleh Tutut sendiri sebesar 51,96%, PT Tridan Satriaputra Indonesia sebesar 46,35%, PT Citra Lamtoro Gung Persada sebesar 0,27%, Abdullah Alatas Fahmi dan Mohammad Jarman masing-masing senilai 0,14% dan Niken Wijaya serta Yayasan Purna Bhakti Pertiwi masing-masing senilai 0,56%.
Namun, semuanya berubah ketika Orde Baru runtuh dan krisis ekonomi 1997-1998 mengguncang kerajaan bisnis Cendana. Pada saat itu, TPI terjerat hutang senilai Rp 1,6 triliun atau US$ 55 juta. Hutang tersebut salah satunya berada di tangan PT Indosat (Persero) Tbk (yang saat itu masih BUMN), senilai Rp 350 miliar berbentuk obligasi konversi berbunga 7% yang disepakati keduanya pada 2 Oktober 1997. Awalnya direncanakan bahwa hutang tersebut juga akan "dibayar" dengan saham Indosat senilai 35% di TPI pada 2002 dan jika TPI asetnya kurang dari Rp 546 miliar pada tahun yang sama, maka TPI harus membeli obligasi tersebut dan bunganya menjadi 26%. Namun, kemudian TPI tidak mampu membayarnya (bahkan harus menukar bunganya dengan iklan), dan sampai obligasinya jatuh tempo pada 15 Oktober 2002, TPI tidak melunasi obligasi tersebut dengan baik dan tidak memenuhi syarat. Indosat yang saat itu enggan untuk menukar obligasinya dengan saham TPI karena melihat kinerjanya yang buruk, memilih berencana untuk menggugat pailit TPI. Selain itu, TPI juga berhutang pada BPPN dan perusahaan asal Brunei Darussalam. Intinya, krisis moneter telah membuat TPI menjadi "seret" sehingga asetnya walaupun hanya Rp 500 miliar namun hutangnya lebih dari itu, senilai lebih dari Rp 1 triliun.
Dengan masalah tersebut, Tutut seperti tidak punya pilihan lain dan mencari jalan pintas. Ia lalu menghubungi Hary Tanoesoedibjo (HT), dari Bhakti Investama yang berhasil menangani perusahaan Cendana lainnya, Bimantara Citra. Pada 23 Agustus 2002, lewat sebuah perjanjian investasi, keduanya bersepakat bahwa Bhakti akan membayar hutang-hutang Mbak Tutut senilai US$ 55 juta, dengan skema US$ 25 juta untuk penyertaan modal dan US$ 30 juta untuk restrukturisasi hutang. Sebagai bayarannya, Bhakti akan diberikan 75% saham TPI. Kesepakatan keduanya awalnya nampak mulus, di mana hutang TPI ke Indosat bernilai total US$ 15 juta berusaha dibayar, tangan kanan HT yaitu Mulyawan Gufta dan Adji Gunawan pada Januari 2003 diangkat menjadi petinggi TPI dan perusahaan HT, PT Berkah Karya Bersama mendapatkan 40% saham awal di TPI (sementara sisanya masih dimiliki Tutut lewat PT Tridan Satriaputra Indonesia). Bahkan, pada Februari 2003 kedua pihak menandatangani adendum yang menyepakati pengalihan 75% saham TPI ke PT Berkah serta pada 3 Juni 2003 Tutut memberikan surat kuasa yang mengizinkan penguasaan TPI oleh PT Berkah.
Namun, baru setahun, hubungan keduanya retak karena Tutut tidak menyenangi kinerja PT Berkah yang dianggapnya tidak maksimal. Perwakilan Tutut di TPI juga merasa tidak dipedulikan dalam pengambilan keputusan di TPI. Puncaknya, PT Berkah kemudian berniat untuk menjual 12 hektar tanah milik TPI di TMII dengan alasan untuk menambah modal, ditambah dengan upaya TPI mengalihkan aset ke PT Media Nusantara Citra. TPI juga merencanakan untuk memindahkan kantor TPI dari TMII ke Wisma Indovision yang tidak disetujui oleh Tutut (yang merasa bahwa TPI serta pusatnya di TMII adalah hasil kerja kerasnya dan peninggalan keluarga Soeharto). Tutut merasa hal tersebut sudah melanggar perjanjian investasi yang disepakati keduanya, sehingga berusaha membatalkan perjanjian keduanya.
Rencananya, Tutut berniat melunasi biaya yang dikeluarkan oleh PT Berkah untuk mengelola TPI selama dua tahun dan meminta PT Berkah mengembalikan 75% saham TPI lewat surat yang dilayangkan pada 20 Desember 2004. Menanggapi hal itu, PT Berkah kemudian mengadakan rapat internal pada 7 Maret 2005 yang dipimpin oleh HT. Dalam rapat tersebut dihasilkan tiga kesepakatan, yaitu:
Opsi 1, PT Berkah menjual kembali saham 75% pada TPI kepada Tutut senilai Rp 630 miliar (sebelumnya Rp 685 miliar).
Opsi 2, PT Berkah membeli saham Tutut di TPI sejumlah 25% senilai Rp 210 miliar.
Opsi 3, jika sampai 17 Maret 2005 Tutut tidak memberikan tanggapan maka akan tetap seperti sebelumnya (Tutut 25%, PT Berkah 75%).
Walau begitu, Tutut tidak memberikan tanggapan apapun, bahkan mengadakan RUPS TPI pada 17 Maret 2005 yang membatalkan kesepakatan keduanya dan mengangkat anaknya, Dandy Nugroho Rukmana sebagai Direktur Utama TPI menggantikan Hidajat Tjandradjaja. Kubu Tutut beralasan melakukan hal tersebut karena TPI kubu HT tidak mengizinkan pihaknya melakukan due diligence atas biaya yang diajukan PT Berkah senilai Rp 630 miliar. Sementara itu, kubu PT Berkah juga mengadakan RUPS-nya sehari setelahnya yang menegaskan keadaan kepemilikan saham terakhir (75-25%) dan mengangkat Sang Nyoman Suwisma sebagai Dirut TPI, sedangkan Dandy Rukmana hanya menjadi Komisaris Utama. Kubu HT beralasan bahwa RUPS-nya sah karena mengakomodir kepentingan Tutut dan adanya kehadiran saudara Tutut, yaitu Bambang Trihatmodjo. Dua RUPS tersebut jelas melanggar kesepakatan dalam perjanjian karena RUPS harus diadakan oleh kedua belah pihak. Namun, keputusan dari Kemenkumham pada saat itu, justru melegalkan hasil RUPS kubu HT/PT Berkah. Selanjutnya, di tahun 2006, saham PT Berkah di TPI kemudian dialihkan ke PT Media Nusantara Citra sehingga kini TPI (kubu HT) berada langsung di bawah grup MNC. Negosiasi yang dilakukan selanjutnya, sayangnya tidak membuahkan hasil apapun.
Dalam perkembangannya, konflik ini kemudian memanas kembali pada 2009-2010 setelah sistem Kemenkumham (yang digunakan untuk pelaporan RUPS), Sisminbakum terjerat kasus korupsi. Kebetulan, pada saat penyampaian hasil RUPS, Sisminbakum dikelola oleh perusahaan swasta (PT Sarana Rekatama Dinamika) yang komisarisnya adalah kakak HT, Bambang Rudijanto Tanoesoedibjo. Tutut melihat hal ini sebagai kesempatan dan mengirim surat pada Desember 2009 ke Kemenkumham yang meminta kejelasan atas pengesahan RUPS kubu HT dan mempertanyakan keberadaan pihak HT di sana yang dituduh bisa menyelewengkan posisinya untuk memblokir pelaporan RUPS TPI Tutut (hal ini diakui oleh Dirut PT Sarana, Yohannes Waworuntu).
Pada 8 Juni 2010, Kemenkumham (lewat Pelaksana Harian Direktur Perdata Dirjen Administrasi Hukum Umum Rike Amavita K) mengeluarkan keputusannya yang mencabut RUPS TPI versi HT. Menanggapi hal tersebut, HT sempat menggugat Rike dan Kemenkumham dengan alasan bahwa keputusan mereka "tidak absah" ke PTUN, tetapi gagal. Sebelumnya kubu TPI HT juga pernah melaporkan Tutut ke Polda Metro Jaya pada September 2009 dengan alasan telah mengambil uang TPI senilai US$ 50 juta pada 4 Mei 1993, dan juga mencurigai bahwa gugatan pailit TPI pada 2009 hanyalah rekayasa pihak Tutut.
Dikeluarkannya keputusan tersebut, ditambah dukungan dari Menkumham pada saat itu, Patrialis Akbar akan keputusan dari pihaknya, membuat kubu Tutut kemudian mengadakan RUPS (bayangan) lagi pada 23 Juni 2010 yang mengangkat Japto Soerjosoemarno sebagai Direktur Utama TPI. Lalu, TPI Tutut melayangkan gugatan ke PN Jakarta Pusat yang meminta pengadilan mengesahkan RUPS TPI versinya dan PT Berkah membayar ganti rugi Rp 3,4 T. Pada 14 April 2011, PN Jakarta Pusat memenangkan gugatan Tutut, yang dibalas dengan banding kubu HT pada 2012 yang dikabulkan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta. Lalu, kubu TPI versi Tutut mengadakan banding lagi ke Mahkamah Agung pada 10 Oktober 2013 yang memenangkan mereka. Namun, upaya banding PT Berkah akan putusan MA justru kandas pada November 2014.
Dalam situasi saling menggugat ini, TPI versi HT sudah berubah nama menjadi MNCTV. Walaupun pihak HT menganggap perubahan nama ini lebih disebabkan aspek komersial (meningkatkan keuntungan) dan sudah direncanakan sejak Maret 2010, namun kubu Tutut sempat mengancam akan mempidanakan MNCTV serta banyak yang merasa tindakan ini adalah akibat dari persengketaan keduanya. Kembali ke gugatan, pihak HT kemudian menempuh jalur lain setelah kalah di pengadilan dengan mengugat Tutut di Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI) lewat gugatan Permohonan Arbitrase No. 547/XI/ARB-BANI/2013. Pihak HT beralasan, upaya ini dilakukan sesuai kesepakatan keduanya pada 2003 yang mengizinkan penyelesaian masalah menggunakan BANI. Pada 12 Desember 2014, BANI mengabulkan tuntutan PT Berkah di mana RUPS kubu HT pada 2005 sah, tetapi putusan BANI ini kemudian dibatalkan oleh MA pada 29 April 2015 serta kasasinya gagal di MA pada Agustus 2016.
Walaupun demikian, pihak MNC tetap bersikukuh untuk mempertahankan kepemilikannya akan MNCTV, sedangkan kubu Tutut berencana tetap bertahan dengan nama TPI. Melihat kekerasan hati pihak MNC tersebut, Tutut melakukan somasi pada MNC pada 16 Januari 2014 dan pada 21 November 2014, pihak TPI juga mengadakan konferensi pers bahwa mereka siap mengudara kembali. Pihak MNC pun membalas bahwa mereka siap membeli "sisa" saham Tutut di MNCTV senilai 25% (walaupun pengadilan menyatakan bahwa PT Berkah/HT harus menyerahkan sahamnya kembali kepada Tutut), dan berkali-kali HT membantah dan ngotot mempertahankan "haknya" akan MNCTV, misalnya menyebut somasi TPI Tutut pada Januari 2014 lalu "salah alamat" ataupun pernah menyatakan bahwa putusan pengadilan hanya terkait dengan mantan pemilik MNCTV yaitu PT Berkah, bukannya pemilik saat ini yaitu MNC (meskipun keduanya berada di tangan orang yang sama, yaitu HT). Mungkin, melihat tindakan MNCTV yang masih bersikeras mempertahankan posisinya, TPI Tutut melakukan langkah ekstrim: melakukan siaran percobaan dengan menabrak siaran MNCTV di kanal 37 UHF (599,25MHz) Jakarta pada 15-16 Oktober 2016 dan melakukan upaya pendudukan kantor MNCTV di TMII yaitu pada 27 Juli 2011, 11 Januari 2014, serta pada 5 Juli 2017. Dalam upaya terakhir ini, pihak Tutut berhasil merebut gedung MNCTV di TMII, walaupun tidak bisa menguasai siarannya. Sebagai balasannya, kubu HT/MNCTV melayangkan somasi atas upaya siaran percobaan itu dan menyayangkan aksi perebutan itu.
Tercatat, peristiwa tersebut adalah tindakan terakhir dalam perebutan kepemilikan TPI, dan hingga kini situasi siapa pemilik sah TPI/MNCTV tetap tidak jelas. Secara praktis, kendali saham mayoritas PT CTPI dan frekuensinya tetap dikuasai oleh Media Nusantara Citra/MNC, sedangkan kubu Tutut sampai saat ini hanya mendapatkan gedungnya saja di TMII (kantor pusat MNCTV kini berada di Kebon Jeruk, sekompleks dengan RCTI dan GTV). Bahkan, pada September 2018, dalam laporan keuangan MNC, dituliskan bahwa saham mereka di MNCTV kini sudah meningkat menjadi 87,07% (dari sebelumnya 75%) dengan menukar obligasi PT Berkah menjadi saham senilai 12,07%. Bagaimanakah mereka bisa meningkatkan kepemilikannya dengan skema tersebut dan nasib 25% saham Mbak Tutut sampai saat ini tidak jelas, bahkan MNC tetap menegaskan kepemilikannya atas MNCTV karena "belum mendapat salinan putusan MA". Di pertengahan 2020, juga nama perusahaan MNCTV yang sebelumnya bernama PT Cipta Televisi Pendidikan Indonesia (CTPI), akhirnya diganti menjadi PT MNC Televisi Indonesia. Meski begitu, kadang-kadang masih terdapat ketidakkonsistenan dalam sejumlah laporan perusahaan afiliasi MNC yang masih menggunakan nama sebelumnya (CTPI).
Identitas
Logo
Logo MNCTV awalnya bertuliskan TPI, berbentuk segitiga yang diberi warna merah putih, biru dan hijau. Logo ini dapat diinterpretasikan sebagai pensil atau pulpen berwarna merah putih dengan inti bercorak merah-hijau-biru (lebih populer dengan singkatan RGB (Red, Green, and Blue)), yang merupakan simbolisasi niat awalnya berdiri sebagai televisi pendidikan. Untuk logo on air-nya sendiri, selama beberapa tahun awal, sempat berupa tulisan "TPI" saja berwarna merah putih sebelum akhirnya digantikan logo resminya mulai tahun 1995.
Seiring restrukturisasi dan perubahan citra pada 1996-1997, TPI memperkenalkan logo bertuliskan "Televisi Keluarga Indonesia" yang terdiri dari sebuah bola tiga dimensi warna biru serta peta warna sian sebagai planet bumi berputar-putar ke kiri, cincin tebal warna kuning serta tulisan TELEVISI di atas, INDONESIA di bawah warna hitam dan Keluarga warna merah di tengahnya. Logo yang sekilas mirip dengan logo saluran televisi asal Amerika Serikat, The Family Channel ini, digunakan mulai tahun 1996 (di station identification)/23 Januari 1998 hingga 23 Januari 2002 di layar kaca (logo perusahaannya masih menggunakan logo segitiga lama). Penggunaan logo "Televisi Keluarga Indonesia" merupakan pertanda kini TPI resmi menanggalkan identitasnya sebagai televisi pendidikan untuk menjadi televisi keluarga dengan acara hiburan yang sesuai dengan keragaman budaya Indonesia dan diminati penontonnya.
Pada tanggal 23 Januari 2002, TPI merombak logonya kembali sebagai cermin dari wajah dan semangat baru di ulang tahunnya yang ke-11, yang kini terdiri dari sebuah bola dunia berbentuk oval warna sian berputar-putar ke kiri, ditambah tiga bentuk bulan sabit (menggambarkan sinyal/gaung) serta tulisan TPI miring tebal warna biru tua di kanan. Logo ini dapat diinterpretasikan sebagai simbol perubahan yang terus-menerus di TPI, serta keinginannya menyebarkan informasi ke seluruh Tanah Air. Masing-masing komponen logo tersebut memiliki makna tertentu, seperti 3 sinyal menggambarkan kedinamisan dan 3 komponen penting (yaitu 3 mitra kerja berupa pemirsa, biro iklan dan pemasang iklan; 3 pembagian waktu di Indonesia; atau 3 pembagian waktu siar pagi, sore dan malam); bola dunia menggambarkan program yang informatif; dan tulisan "TPI" yang kokoh melambangkan kemodernan serta dapat dipercaya. Meskipun demikian, logo tersebut hanya bertahan selama 4 tahun, untuk digantikan dengan logo baru pada 23 Januari 2006 yang didominasi warna biru muda, merah dan hijau serta tulisan Tpi.
Seiring pergantian nama pada 20 Oktober 2010, logo TPI berganti menjadi logo MNCTV yang terdiri dari kata MNC miring warna biru gelap serta kata TV miring warna merah di kanan atas (berbentuk MNCTV); bentuk logo ini mirip dengan logo SUN TV. Perubahan logo tersebut dilakukan dengan mengadakan sayembara di internal perusahaan. Warna dalam logo baru ini dipilih untuk menciptakan kesan eksklusif (jika dibandingkan dengan logo TPI terakhir yang didominasi berwarna hijau), namun tetap nyaman dilihat, sedangkan bentuk font yang melengkung melambangkan kedinamisan. Belakangan, pada tanggal 20 Mei 2015, seluruh anak perusahaan MNC Group (termasuk MNCTV) merubah logo lamanya menjadi tegak.
Dua warna dalam logo yang digunakan saat ini, memiliki makna tersendiri.
Warna biru menggambarkan kematangan sebuah media dalam memberikan layanan kepada pemirsanya, secara bisnis memperlihatkan stabilitas perkembangan sejalan dengan pergerakan ekspektasi para stakeholder.
Warna merah menggambarkan simbol kehangatan dan selalu disukai oleh mereka yang mencintai keterbukaan dan sesuatu yang baru. Merah juga merupakan warna kesejahteraan dan kegembiraan di budaya Asia, simbol dari vitalitas kehidupan serta memberikan fokus pada daya tahan menghadapi rintangan, meningkatkan antusiasme dan ketertarikan terhadap hal baru dengan energi yang lebih besar bagi upaya mencapai mimpi dan melindunginya dari ketakutan dan keraguan.
Tulisan "MNC" dibuat dengan keunikan tersendiri yang mengakomodasikan nilai kesolidan, kekokohan yang juga menggambarkan bisnis yang dijalankan.
Slogan utama
Sebagai TPI
Turut Memacu Kreativitas Bangsa (1991-1994)
Cermin Dinamika Budaya Bangsa (1991-1994)
Televisi Keluarga Anda (1994-1996)
Makin Asyik Aja (1996-2007)
Makin Indonesia Makin Asyik (2006-2007, sub-slogan)
Makin Indonesia Makin Asyik Aja (2007-2010)
Sebagai MNCTV
Selalu Di Hati (2010-sekarang)
Slogan spesial HUT
Sebagai TPI
7 Tahun Makin Asyik Aja (1998)
Sewindu Makin Asyik Aja (1999)
9 Tahun Makin Asyik Aja di Milenium Baru (2000)
Satu Dekade Makin Asyik Aja (2001)
Selalu Bersamamu (2003)
Funtastic 13 (2004)
Makin Dekat, Makin Mantap, Makin Asyik Aja (2005)
Pesta Panen Raya (2007)
Hajatan Asyik (2008)
Pesta Manten (2009)
Sejuta Wajah Indonesia (2010)
Sebagai MNCTV
Ekspresi Cinta (2011)
Ama21ng (2012)
Persembahan Cinta (2013-2014)
Kilau Raya (2015-sekarang)
Acara
Olahraga
TPI pernah menayangkan acara olahraga ternama seperti Formula 1, WWE SmackDown, Serie A, Eredivisie, La Liga, Liga Brazil, Premier League, Piala AFF, SEA Games 1997, Superbike World Championship (khusus seri Sentul tahun 1995) dan UEFA Euro 2008 (bersama RCTI dan Global TV). Pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2010, MNCTV tidak menyiarkan acara olahraga. Namun, pada tahun 2010-2011 hingga 2012-2013, MNCTV kembali menyiarkan acara olahraga dengan menyiarkan Barclays Premier League bersama Global TV (kini GTV) setelah mendapatkan hak siar lisensi dari ESPN dan STAR Sports, dan kembali lagi menyiarkan liga tersebut untuk musim 2016–2017 bersama RCTI hingga 3 tahun ke depan lewat kerjasama dengan saluran televisi berlangganan beIN Sports.
Pada tahun 2011, MNCTV juga memiliki hak siar dalam ajang sepak bola Liga Prima Indonesia bersama RCTI dan Global TV dan SEA Games 2011.
Pada bulan Januari 2011, ESPN dan Star Sports kembali memilih MNCTV sebagai pemegang hak siar Piala FA atau FA Cup hingga musim 2011-2012 bersama Global TV ditambah dengan Community Shield FA 2011 untuk melengkapi paket turnamen hak siar The FA dari saluran televisi kabel tersebut dan kembali lagi MNCTV ditunjuk oleh beIN Sports sebagai pemegang hak siar FA Cup untuk kedua kalinya selama musim 2021-2022 yang hanya menyiarkan babak semifinal FA Cup di bulan puasa menggantikan RCTI sementara waktu.
Pada tahun 2014, MNCTV juga menyiarkan Liga Super Indonesia bersama RCTI dan Global TV, dan sejak musim 2016, MNCTV menyiarkan Liga Futsal Profesional Indonesia bersama iNews.
Pada akhir tahun 2021, MNCTV resmi mendapatkan hak siar turnamen bulutangkis BWF untuk Kejuaraan Dunia BWF, Thomas dan Uber Cup, Piala Sudirman, Tur Dunia BWF dan PBSI selama 3 tahun yakni 2022-2025 bersama iNews berkat kerjasama dengan pemilik lisensi dari SPOTV.
Pada bulan April 2022, MNCTV resmi jadi pemegang hak siar Serie A mulai musim 2021-22 hingga 2024-25 untuk menggantikan posisi RCTI untuk sementara waktu selama bulan puasa.
Penyiar
Jaringan siaran
Menurut data Izin Penyelenggaraan Penyiaran (IPP) Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo), MNCTV saat ini disiarkan melalui 33 stasiun televisi yang dimiliki oleh 18 perusahaan (termasuk stasiun dan perusahaan induknya), dan menjangkau 33 dari 38 provinsi di Indonesia. Hingga tahun 2020, MNCTV didukung oleh 41 stasiun pemancar. Seluruh stasiun tersebut dimiliki oleh MNCTV.
Berikut ini adalah transmisi MNCTV dan stasiun afiliasinya (sejak berlakunya UU Penyiaran, stasiun TV harus membangun stasiun TV afiliasi di daerah-daerah/bersiaran secara berjaringan). Data dikutip dari data IPP Kemenkominfo.
Keterangan: daerah yang dicetak miring berarti masih berupa stasiun relai dan belum memiliki siaran lokalnya sendiri.
Manajemen
Daftar direktur utama
Direksi saat ini
Struktur dewan direksi MNCTV saat ini adalah sebagai berikut:
Lihat pula
Daftar stasiun televisi di Indonesia
Daftar acara MNCTV
RDI
Referensi
Pranala luar
Situs web resmi Media Nusantara Citra
Jaringan televisi Indonesia
Stasiun televisi yang didirikan tahun 1990
Media Nusantara Citra
Pendirian tahun 1990 di Indonesia
Stasiun televisi di Jakarta | 5,527 |
5077 | https://id.wikipedia.org/wiki/SCTV | SCTV | SCTV (singkatan dari Surya Citra Televisi) adalah sebuah jaringan televisi swasta nasional di Indonesia. SCTV merupakan televisi swasta kedua di Indonesia setelah RCTI. SCTV lahir pada tanggal 24 Agustus 1990 sebagai stasiun televisi lokal di Surabaya yang berpusat di Jl. Darmo Permai, Surabaya, Jawa Timur. Meski tanggal itu ditetapkan sebagai tanggal lahir SCTV, tetapi baru pada Januari 1993, SCTV mendapatkan izin untuk bersiaran secara nasional.
Sejak 29 Januari 1999, mayoritas saham SCTV dimiliki oleh Surya Citra Media. Pada awal Mei 2013, SCTV dan Indosiar resmi bergabung.
Sejarah
Televisi lokal
Pada awalnya, PT Surya Citra Televisi didirikan dengan nama PT Foresta Maju pada 5 Mei 1987. Perusahaan ini dimiliki oleh Henry Pribadi dan Sudwikatmono, dan keduanya kemudian mengajukan izin pendirian stasiun televisi SST (Siaran Saluran Terbatas) di kota Surabaya pada 28 April 1989. Pendiriannya didukung oleh mantan Gubernur Jawa Timur, M. Noer, karena menurutnya TVRI Surabaya tidak mendapat anggaran yang baik dan sudah saatnya memberikan alternatif informasi ke masyarakat. Persetujuan awal dari Dirjen RTF (Direktur Jenderal Radio, Televisi dan Film) bernomor No. 1415/RTF/K/IX/1989 didapat pada 27 September 1989 dengan nama perusahaan baru: PT Surabaya Central Televisi (awalnya sempat direncanakan bernama PT Surabaya Central Televisi Indonesia, SCTI) dan izin siaran SST didapatkan dari pemerintah lewat penandatanganan kerjasama dengan TVRI pada 17 Januari 1990 bernomor 09/SPS/Dir/TV/1990 dan 01/SPS/SCTV/1/1990.
Peletakan batu pertama studio SCTV dilakukan pada Hari Pahlawan 10 November 1989, dan selanjutnya pembangunan gedungnya yang berlokasi di Jalan Darmo Permai, Surabaya kemudian dimulai pada 1 Februari 1990 yang dihadiri Menteri Penerangan Harmoko. Modal awal yang dikeluarkan untuk membangun SCTV adalah Rp 150 miliar dan dibantu oleh 200 karyawan. Sesuai izin SST yang diberikan pada awalnya, SCTV direncanakan saat itu akan bersiaran secara terestrial, namun hanya akan diterima secara terbatas, bagi pemirsa yang memiliki dekoder secara berlangganan yang ditargetkan sebanyak 100.000. Siaran percobaannya awalnya direncanakan pada Juni 1990 selama sebulan, tanpa menggunakan dekoder dalam waktu 8 jam/hari sebagai perkenalan ke publik. Walaupun demikian, pada Juli 1990, pemerintah mengeluarkan kebijaksanaan yang mengizinkan televisi swasta bersiaran secara free to-air sehingga pada 1 Agustus 1990, dikeluarkan izin prinsip Deppen cq Dirjen RTF No. 1271E/RTF/K/VIII/1990 yang mengizinkan SCTV dapat diterima secara bebas. Hal ini menyebabkan kemudian siaran SCTV bisa diterima tanpa dekoder sama sekali.
Setelah diundur beberapa kali, pada 19 Juli 1990, SCTV mulai berancang-ancang melakukan siaran percobaannya yang direncanakan sekitar tiga bulan. Namun, baru esok harinya hal tersebut dapat dilakukan, yaitu pada 20-21 Juli dan 26 Juli 1990, dengan pada saat itu hanya berupa siaran pendek singkat beberapa menit seperti test pattern, kata-kata pendek ataupun Indonesia Raya di kanal 43 UHF (647,25MHz). Lalu, pada hari-hari selanjutnya, siaran percobaan dilakukan dengan menayangkan lagu-lagu dengan suara stereo (Zweiton) dari pukul 18.00-20.30 WIB. SCTV merupakan televisi pertama di Indonesia yang menggunakan teknologi stereo, dan juga untuk membantu penayangan serial/film asing, juga dihadirkan fitur suara bilingual dalam siarannya.
Akhirnya, dengan izin baru berupa perjanjian bersama Direktur Yayasan TVRI bernomor No. 150/SP/Dir/TV/1990 dan 02/SPS/SCTV/VIII/1990, pada 24 Agustus 1990 Surabaya Central Televisi (SCTV) dapat memulai siarannya secara resmi dengan cakupan siaran beradius 80 km di Surabaya dan sekitarnya (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Sidoarjo, dan Lamongan). Siaran resmi ini dimulai pada pukul 19.30 WIB, dengan penyampaian ucapan HUT TVRI dan pembukaan oleh seorang penyiar wanita. Program pertama yang ditayangkan adalah The British Record Industrial Awards, sebuah siaran penghargaan musik dari Inggris. Siaran perdana SCTV hanya berlangsung selama 1 jam 30 menit hingga pukul 21.00 WIB. Selanjutnya pada hari-hari berikutnya siaran SCTV kemudian diperpanjang, dari pukul 12.00 WIB-00.30 WIB (akhir pekan) atau dimulai dari 17.00 WIB (hari kerja).
Meski pada saat itu masih berstatus televisi lokal di Surabaya, banyak merek terkemuka sempat mengiklankan produknya di SCTV. Di saat itu pula, SCTV dikenal sebagai "Saudara Kembar" dari stasiun TV RCTI Jakarta, karena SCTV selalu menayangkan acara-acara serupa yang disiarkan RCTI Jakarta meskipun berbeda jam tayang. Hal ini bisa terjadi karena keduanya melakukan kerjasama programming yang didorong oleh pemerintah walaupun keduanya memiliki perbedaan struktur kepemilikan dan manajemen. Alasan kerjasama ini adalah kemungkinan SCTV bisa mendapat program yang lebih murah karena membeli program yang sudah ditayangkan RCTI. (Bagaimanapun, SCTV pada 1991 justru sempat "tersandung" masalah karena programnya dituduh tidak mencerminkan masyarakat Surabaya dengan menyiarkan acara impor RCTI Jakarta, seperti Wok with Yan dan Basic Training). Selain dalam pemograman, kerjasama dengan RCTI juga dilakukan dalam hal teknis dan dengan magang calon karyawan SCTV dari Februari 1990. Upaya persiapan lain juga dilakukan dengan mengirim beberapa tenaga ahli ke luar negeri seperti Australia dan Amerika Serikat.
Setelah direncanakan sejak awal bersiaran, pada 14 September 1991, pancaran siaran SCTV dapat diperluas, menjangkau Denpasar, Bali dengan mendirikan sebuah televisi jaringan bernama SCTV Denpasar. Lalu, pada November 1991 siaran SCTV juga menjangkau Mataram, Nusa Tenggara Barat. Sejak itulah kepanjangan SCTV berubah menjadi Surya Citra Televisi. Nama baru tersebut sebenarnya tidak melupakan asalnya, karena kata "Surya" dapat dimaknai sebagai singkatan dari Surabaya Raya. Ide perubahan nama ini sebenarnya sudah disampaikan Dirut SCTV saat itu, Henry Pribadi sehari sebelum siaran perdana SCTV mengingat jangkauan siarannya yang mencapai Gerbangkertosusila, tetapi tampaknya hingga 1991 masih belum terwujud. Melalui SK Dirjen RTF No. 1286/RTF/K/VI/1991 juga, pemerintah mengizinkan SCTV untuk bersiaran nasional lewat satelit, walaupun penerimanya terbatas pada pengguna parabola saja.
Televisi nasional
Pada tanggal 30 Januari 1993, berbekal SK Menteri Penerangan No. 04A/1993 (18 Januari 1993), SCTV mendapatkan izin mengudara secara nasional (bernomor 206/RTF/K/I/1993). Namun, siarannya secara nasional baru resmi dilakukan pada tanggal 24 Agustus 1993 pukul 21.00 WIB, tepat saat SCTV berulang tahun yang ke-3. Terdapat 8 kota awal di Indonesia (selain Surabaya, Denpasar dan Mataram) dimana SCTV dapat dinikmati setelah bersiaran nasional, yaitu Banjarmasin, Ambon, Dili, Balikpapan, Jakarta, Bandung, Solo, Yogyakarta dan Semarang, yang selanjutnya pada akhir 1993 diperluas ke beberapa kota lain seperti Medan, Malang, Pontianak, Batam, dan Palembang. Sebelum siaran nasional itu dimulai, SCTV melakukan siaran percobaan dengan memperpanjang jam siarnya (dari 12.00-01.00 WIB) menjadi 06.00-01.30/02.30 WIB selama 3 hari, yaitu mulai 20-23 Agustus 1993 dan membangun sejumlah stasiun transmisi di berbagai kota.
Diberikannya izin SCTV untuk bersiaran nasional, berarti juga mengakhiri kerjasama dengan RCTI yang sudah dijalin sejak 1990. Sejak saat itu, program SCTV (kecuali berita) selalu berbeda dengan RCTI. Namun, pada akhirnya kerjasama kedua pihak dalam programming berita benar-benar berakhir setelah SCTV mulai menghentikan program berita RCTI dan menyiarkan acara beritanya sendiri bernama Liputan 6 sejak 20 Mei 1996 pukul 18.00. Kerjasama yang pada saat ini tersisa antara RCTI-SCTV (dan kemudian ditambah Indosiar), hanyalah dalam pengelolaan stasiun relai (di beberapa daerah, termasuk di Jakarta yang kini juga disewa oleh berbagai stasiun televisi lain) di mana masing-masing akan menanggung 50% biaya dari operasional stasiun relai tersebut sejak 1993.
Setelah itu, secara bertahap mulai tahun 1993 sampai dengan 1998, SCTV memindahkan basis operasi siaran nasionalnya dari Surabaya ke Jakarta. Mulanya, hanya kantor pusat yang berpindah (ke Wisma AKR, Kebon Jeruk, Jakarta Barat) ketika SCTV mulai bersiaran nasional, sedangkan operasional (seperti studio dan produksi program) masih berada di Surabaya (Jalan Darmo Permai) dengan alasan telah menanamkan investasi yang tidak kecil. Seiring biaya yang makin besar, khususnya di bidang transportasi dan untuk memudahkan komunikasi, dicanangkan pada akhir 1997, SCTV sudah memusatkan seluruh operasionalnya di Jakarta. Namun, baru pada tahun 1998 kegiatan ini bisa dilaksanakan, dan sejak 1999 seluruh operasional SCTV sudah dipusatkan di Jakarta. Perpindahan operasional SCTV ke Jakarta ini juga diiringi dengan relokasi kantor pusat ke Wisma Indovision (sekarang MNC Vision Tower).
Dalam periode yang sama, tepatnya di tanggal 1 Juni 1997, juga dilakukan rebranding dengan penggunaan slogan "SCTV NgeTop!" yang dimaknai sebagai upaya SCTV dan karyawannya untuk melakukan dan memberikan yang terbaik kepada pemirsanya serta keinginan menuju puncak. Selain itu, station ID baru juga muncul, menonjolkan warna orange yang diharapkan menggugah semangat. Dalam perubahan ini juga, diperkenalkan maskot bernama "Tevi" (singkatan dari televisi) dan adanya repositioning target pasar dari wanita ke keluarga. Tercatat di tahun ini, SCTV telah dapat dinikmati di 33 kota di Indonesia.
Pada tahun 2002, SCTV (dengan induknya yang bernama Surya Citra Media), mulai mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Jakarta. Tahun 2004, kanal SCTV di Surabaya pindah ke 34 UHF hingga 20 Desember 2022. Sejak tanggal 29 Januari 2005, SCTV mengubah logo dan slogannya menjadi "Satu Untuk Semua", sebagai harapan agar terus menjadi pilihan pemirsa dan berkarakter variatif-informatif. Di tahun berikutnya, SCTV berhasil memperoleh hak siar dalam ajang sepak bola bergengsi di dunia, Piala Dunia FIFA 2006.
Saat ini kantor pusat SCTV terletak di SCTV Tower, Senayan City, Jalan Asia Afrika Lot 19, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Sebelum 23 November 2007, kantor pusat SCTV berada di Jalan Gatot Subroto Kav. 21, Setiabudi, Jakarta Selatan yang kini dihuni oleh perusahaan dibawah naungan Indika Group. Saat ditempati oleh SCTV, gedung tersebut bernama Graha SCTV (sekarang Graha Mitra), yang mulai digunakannya ketika menginjak usia ke-11 pada tahun 2001. SCTV juga memiliki studio khusus di Jalan Raya Kebon Jeruk No. 66, Jakarta Barat, dan menara pemancar yang berlokasi di daerah yang sama. Kepemilikan SCTV dikuasai oleh grup Elang Mahkota Teknologi melalui Surya Citra Media (SCM). Direktur Utama SCTV saat ini adalah Sutanto Hartono. Melalui 47 stasiun transmisi, SCTV kini mampu menjangkau 240 kota dan menggapai sekitar lebih dari 175 juta potensial pemirsa.
Kepemilikan
Sejarah SCTV bisa dikatakan terikat kuat dengan trah Soeharto selama awal beroperasinya. Pada awalnya, saat masih merupakan televisi lokal Surabaya, SCTV dikuasai oleh tiga pihak, yaitu Sudwikatmono, Henry Pribadi dan Mohammad Noer (mantan gubernur Jawa Timur). Dalam perkembangannya, kepemilikan Noer kemudian menghilang dari SCTV dan digantikan oleh trah Cendana lain, yaitu Halimah Agustina Kamil (istri Bambang Trihatmodjo) sebanyak 25% dan Aziz Mochdar sebesar 20%. Pada 1993, Peter F. Gontha juga mendapatkan 2,5% saham SCTV, walaupun kepemilikan saham utama tetap berada di Henry dan Sudwikatmono. Kondisi ini berlangsung hingga 1997-1998, ketika pemilik saham yang sudah ada berupa individu-individu tersebut kemudian mengubah struktur kepemilikan menjadi lebih sederhana. Hasilnya, SCTV pada tahun 1998 dikuasai oleh dua perusahaan yaitu PT Mitrasari Persada (yang dikendalikan oleh Henry dan Sudwikatmono, sejak 14 Agustus 1997 sebesar 52,5%) dan PT Datakom Asia (yang dikuasai Bambang Tri, Peter F. Gontha ditambah beberapa pihak lain, sejak 31 Agustus 1998 sebesar 47,5%). Henry dengan PT Mitrasari tampak lebih agresif dalam pengelolaan SCTV, misalnya berani menyuntikkan dana sebesar Rp 150 miliar pada 1997 dan menaikkan sahamnya menjadi 73,15% di SCTV pada November 1999.
Pada tahun 2000, masuklah Eddy Kusnadi Sariaatmadja, dari grup Elang Mahkota Teknologi dengan bendera PT Abhimata Mediatama (Sariaatmadja pada saat itu menggandeng Singleton Group Australia dan beberapa pihak lainnya untuk menyuntik modal di PT Abhimata). Sebagian saham PT Mitrasari di SCTV kemudian beralih tangan kepada PT Abhimata. PT Abhimata dan PT Mitrasari kemudian mendirikan PT Cipta Aneka Selaras (kemudian berganti nama menjadi PT Surya Citra Media/SCM) sebagai induk perusahaan SCTV. Dalam posisi ini di tahun 2001, pihak yang terkait dengan Cendana masih menguasai sebagian kepemilikan SCTV, di mana Henry dan Sudwikatmono lewat sebagian saham di PT Mitrasari (yang mengendalikan induk SCTV, PT Cipta Aneka Selaras) serta Bambang-Gontha lewat PT Datakom (sebanyak 27% saham langsung di SCTV). Namun, kemudian kepemilikan mereka berangsur-angsur dilepas di mana PT Datakom melepaskan kepemilikannya di SCTV kepada SCM pada 1 Mei 2002 dan Henry-Sudwikatmono melepaskan seluruh sahamnya di SCM (masing-masing Henry lewat PT Citrabumi Sacna sebanyak 25% dan Sudwikatmono lewat PT Indika Multimedia sebesar 14,42%) pada tahun 2005. Indika merupakan yang pertama melepas sahamnya, disusul Citrabumi pada 27 Juli 2005. Praktis, sejak saat itu SCTV berada di bawah kendali keluarga Sariaatmadja sampai sekarang. Kepemilikan Eddy Sariaatmadja makin diperkuat, ketika partner lamanya, Singleton, ikut melepas sejumlah sahamnya di SCTV (secara tidak langsung) pada akhir 2004 karena dirasa kurang prospektif.
Tampak bahwa pasca krisis ekonomi 1997-1998, terjadi pergesekan antara pemegang saham di SCTV (dan kemudian induknya, SCM) mengenai pengelolaannya. Penjualan saham PT Datakom Asia di SCTV banyak yang menduga karena Gontha bergesekan dengan PT Mitrasari milik Henry dan Sudwikatmono. Lalu, sebelum dilepas, tampak bahwa Henry dan Sudwikatmono sudah berpisah dari sebelumnya di PT Mitrasari (sejak 7 Agustus 2003), di mana Henry kini dengan PT Citrabumi Sacna dan Sudwikatmono dengan sahamnya dialihkan ke perusahaan anaknya, Agus Lasmono yaitu Indika Group. Terakhir, penjualan saham Henry di induk SCTV, SCM ke keluarga Sariaatmadja diatas, diduga karena terjadi konflik dalam pengelolaan jaringan televisi ini antara mereka berdua sehingga akhirnya Henry memaksa Sariaatmadja untuk membeli sahamnya.
Ada hal yang cukup menarik dari perubahan kepemilikan SCTV pada 1997-2005, yaitu upaya dari Hary Tanoesoedibjo untuk masuk menguasai SCTV. Pada Mei 2000, perusahaan HT PT Bhakti Investama melihat peluang dengan adanya surat hutang induk SCTV, PT Mitrasari di Citibank. Dalam pembentukan SCM (yang pada saat itu bernama PT Cipta Aneka Selaras), selain PT Abhimata dan PT Mitrasari, PT Bhakti juga ikut masuk dengan kepemilikan 33,5%. Bhakti juga sempat berencana untuk menguasai PT Datakom yang pada saat itu terlilit hutang, dengan harapan akhir menguasai SCTV. Bahkan, sebelumnya pada 24 April 2000 Bhakti menyatakan mereka sudah siap membeli saham SCTV sebesar 100%, yang diperkirakan akan di-share swap dengan saham PT Agis Tbk. Namun, pada akhirnya rencana HT gagal karena Henry sebagai pemilik PT Cipta Aneka Selaras tidak mau menyerahkan kepemilikannya dan pengendaliannya pada SCTV. HT kemudian memutuskan melepaskan saham PT Bhakti dalam PT Cipta Aneka Selaras seluruhnya dan membatalkan rencana pembelian saham PT Datakom di SCTV. Saham PT Bhakti dalam PT Cipta Aneka Selaras, kemudian beralih kepada PT Abhimata. Beberapa rumor penjualan/beralihnya kepemilikan SCTV lainnya yang sempat tercatat (namun tidak terealisasi), seperti pembelian 52,5% sahamnya oleh PT Timsco milik Timmy Habibie sebesar 52,5% di bulan November 1998; masuknya modal dari Arab Radio & Television (ART) di tahun 2000; penjualan ke Bakrie Group pada 2005; maupun isu pembelian oleh televisi internasional STAR TV pada 2005-2006 dan September 2010.
Seperti telah disebutkan, sejak 2005 saham induk SCTV, PT Surya Citra Media berada di bawah Elang Mahkota Teknologi (Emtek) via PT Abhimata Mediatama. Pada 2008, dilakukan restrukturisasi sehingga SCM kini di bawah langsung kendali Emtek. Tindakan ini dilakukan dengan menjual saham PT Abhimata Mediatama di SCM kepada Emtek.
Identitas
Logo
Logo SCTV awalnya terdiri dari setengah sabit warna biru dan setengah lingkaran warna merah di atas serta persegi panjang berwarna abu-abu di bawah. Di tengah-tengah kedua bentuk tersebut, ada tulisan SCTV dengan jenis huruf Helvetica Black. Logo ini digunakan dari 24 Agustus 1990 hingga 29 Januari 2005. Pertama kali dimunculkan pada siaran pertama SCTV, logo tersebut merupakan hasil sayembara ke publik. Dari 100 kandidat, kemudian terpilih 1 logo yang dirasa mampu merepresentasikan SCTV. Sabit berwarna biru melambangkan langit dan setengah lingkaran merah melambangkan matahari, yang bermakna agar SCTV dapat memberikan pencerahan kepada pemirsa melalui tayangannya. Sabit tersebut membesar dari kanan ke kiri, yang merupakan simbol dari siaran SCTV yang menyebar ke berbagai tempat dan menasional. Tercatat sempat terjadi beberapa perubahan minor pada logo ini, seperti pada 1997, di station identification-nya digunakan logo yang menggunakan warna-warna lebih cerah (seperti matahari yang berubah dari merah menjadi kuning keemasan) sebagai cerminan semangat dan harapan; serta pada tahun 2003 dengan menghapuskan bayangan yang ada (sehingga warnanya solid) dengan tujuan agar lebih mudah diaplikasikan di layar televisi atau media promosi lainnya.
Pada tanggal 29 Januari 2005, dalam rangka penyegaran identitas, pada acara berjudul Satu Untuk Semua, SCTV mengubah logo barunya menjadi tulisan SCTV warna biru dengan jenis huruf Interstate Black yang dimodifikasi dan lingkaran besar gradien warna jingga dan kuning yang melambangkan simbol surya atau sinar matahari di pojok kiri atas pada tulisan. Lambang matahari yang berubah dari setengah lingkaran menjadi lingkaran penuh berwarna jingga melambangkan kedewasaan dan kematangan, simbol dari wajah penerang yang melingkupi dan memberikan kehidupan demi menjaga harapan bangsa tetap hidup maupun masa depan yang lebih baik dan bersinar, sedangkan warna biru pada tulisan "SCTV" melambangkan wawasan ke depan. Bulatan matahari yang ada di atas tulisan "SCTV" biru dapat dibaca seperti posisi matahari yang ada di langit biru, yang membuat suasana cerah, cemerlang, berwawasan, variatif, inovatif dan menghibur dalam programnya serta segmentasi milenial. Tulisan "SCTV" juga dibuat bergaya dinamis-modern (sebagai tanda selalu berkembang mengikuti waktu) dan bersambung (tanda ikatan kuat di internal perusahaan atau antara SCTV dan pemirsanya). Logo tersebut diluncurkan setelah dirancang selama empat bulan. Selain logo baru, pada waktu yang sama, juga diluncurkan station ID dan slogan baru, yaitu "Satu Untuk Semua". Baik logo baru dan station ID baru SCTV didesain oleh agen merek Playgroup Asia yang baru didirikan beberapa bulan sebelumnya, dan berkantor di Jakarta.
Slogan
Slogan spesial HUT
Acara
Pada awal bersiaran, program SCTV tidak jauh berbeda dengan program RCTI sebagai hasil kerjasama mereka, namun jam penayangan acara-acaranya tidak sama. Setelah berpisah, SCTV kemudian memfokuskan siarannya pada acara-acara impor, terutama telenovela dan serial Mandarin. Berbagai sinetron juga mulai diperkenalkan, walaupun kurang populer dan lebih menargetkan pasar perempuan. Setelah perubahan pada 1997, program sinetron ini kemudian mulai dijadikan acara utama, dengan nama "Sinetron Prima". Berbagai acara ini, seperti Deru Debu, Kisah Cinta Ratu Pantai Selatan, Tersayang, Wah Cantiknya, Si Cecep, dan Dewi Fortuna cukup dikenal oleh penonton. Selain acara diatas, SCTV juga memiliki acara berita di bawah bendera Liputan 6.
Acara-acara ini kemudian semenjak perubahan image pada 30 Januari 2005, diubah menjadi bertema "Gala", seperti Gala Mandarin, Gala Bollywood, Gala Hollywood, Gala Sinema, Gala Keluarga dan Gala Sinetron, dengan Gala Sinetron adalah yang utama. Walaupun saat ini nama Gala sudah tidak dipakai, namun acara sinetron maupun film televisi (FTV) tetap menjadi acara utama jaringan televisi ini.
Olahraga
SCTV memiliki nama program olahraga di bawah jenama SCTV Sports yang menjadi rumah sepakbola Eropa dan olahraga dunia. Pada 22 Desember 2011, SCTV berhasil memenangkan bidding hak siar UEFA Champions League, UEFA Europa League, dan UEFA Super Cup untuk musim 2012/13 hingga musim 2014/15. SCTV mengucapkan terima kasih kepada RCTI dan Indovision atas penayangan hak siar UCL dan UEL selama 10 tahun berturut-turut. dan SCTV kembali menyiarkan UCL dan UEL untuk musim 2016/17 hingga musim 2017/18 setelah mendapatkan lisensi dari beIN Sports dan sebelumnya RCTI hanya menyiarkan UCL dan UEL selama semusim 2015/16. Pada bulan Agustus 2019, SCTV kembali lagimenjadi pemegang hak siar UEFA Champions League, UEFA Europa League, dan UEFA Super Cup untuk kali ketiga mulai musim 2019-20 setelah Futbal Momentum Asia (FMA), selaku pemilik saham dari Total Sports Blast (TSB) gagal membayar hak siar ketiga kompetisi tersebut untuk dua musim selanjutnya, yaitu 2019-20 dan 2023-24. Sehingga, rivalnya RCTI juga tidak bisa melanjutkan penayangannya dan hanya menyiarkan musim 2018-19 di RCTI. SCTV sendiri akan menyiarkan siaran langsung pertandingan UEFA Champions League, mulai dari babak play-off (satu babak sebelum penyisihan grup) hingga babak final, berbeda dengan RCTI yang biasanya memulai tayangannya dengan babak penyisihan grup (tidak termasuk play-off) hingga final. Siaran langsung UEFA Champions League, UEFA Europa League, UEFA Europa Conference League dan UEFA Super Cup juga disiarkan langsung oleh Champions TV yang merupakan saluran olahraga di bawah naungan Indonesia Entertainment Group. Pertandingan UEFA Champions League, UEFA Europa League, UEFA Europa Conference League (hanya babak final) dan UEFA Super Cup disiarkan sepenuhnya oleh SCTV.
Pada bulan April 2013, SCTV resmi menjadi pemegang hak siar Liga Utama Inggris musim 2013–2014 sampai 2015–2016 bersama Indosiar dan TV berlangganan Nexmedia. SCTV dan Indosiar akan menyiarkan 76 pertandingan Barclays Premier League atau 2 pertandingan per minggunya. SCTV diplot menyiarkan BPL Setiap Minggu pukul 22.30 WIB Sedangkan Indosiar hanya menyiarkan pertandingan BPL Setiap Sabtu pukul 21.30 WIB, Untuk seluruh pertandingan BPL, Capital One Cup dan FA Cup bisa dinikmati di Nexmedia. Tidak hanya Liga Utama Inggris, SCTV juga menyiarkan siaran langsung pertandingan Semifinal The FA Cup dan Piala EFL (sebelumnya Football League Cup) selama tiga musim yaitu 2013-14 hingga dan 2015-16 ditambah pertandingan FA Community Shield 2013, 2014, dan 2015 untuk melengkapi paket hak siar kompetisi/turnamen sepak bola Inggris juga dengan kerjasama beIN Sports. dan SCTV kembali menyiarkan Premier League hanya musim 2021-22 saja setelah mendapatkan lisensi dari Mola dan sebelumnya TVRI Nasional dan TVRI Sport HD hanya menyiarkan Premier League musim 2019-20 silam dan NET. menyiarkan Premier League musim 2020-21. Dan pada bulan April 2022, Emtek Group kembali lagi menjadi pemegang hak siar Premier League selama 3 musim ke depan yakni 2022-23 hingga 2024-25 bersama SCTV, Moji, Nex Parabola, Vidio dan Champions TV. Bisa dibilang, ini yang keempat kalinya SCTV menyiarkan pesta sepakbola bergengsi Eropa di Inggris terbesar di dunia tersebut sebagai saluran televisi dengan induk media SCM dan Emtek Group.
Pada bulan Juni 2015, SCTV mendapatkan hak siar Pesta Olahraga Asia Tenggara atau Sea Games untuk edisi 2 tahun yakni 2015 di Singapura dan 2017 di Malaysia bersama Indosiar, O Channel, MNCTV dan TVRI,
Pada bulan Agustus 2016, SCTV resmi menjadi pemegang hak siar La Liga selama tiga musim, yaitu 2016–17 sampai musim 2018–19 juga dengan kerjasama beIN Sports. Lalu, di bulan Desember 2019, SCTV telah mendapatkan hak siar turnamen sepak bola Piala Dunia Antarklub FIFA (2019 dan 2020). Pada musim 2019 hanya menayangkan pertandingan final.
Pada bulan Mei 2021, SCTV resmi jadi partner Mola TV akan menyiarkan siaran langsung sisa pertandingan babak Kualifikasi Piala Dunia 2022 (AFC) hanya zona Asia Tim nasional sepak bola U-23 Indonesia berkat kerjasama dengan pemilik lisensi dari Mola TV mulai Juni 2021 mendatang, menggantikan TVRI Nasional dan TVRI Sport HD pada tahun 2019 silam.
Pada bulan Maret 2022, Emtek Group melalui SCTV mengumumkan bahwa resmi menjadi pemegang hak siar FIFA World Cup Qatar 2022 di Qatar bersama Indosiar, Moji, Mentari TV, Vidio, Nex Parabola, dan Champions TV. Bisa dibilang, ini yang kedua kalinya SCTV menyiarkan pesta bola terbesar di dunia tersebut sebagai saluran televisi dengan induk media sendiri, setelah terakhir pada tahun 2006 di Jerman.
Penyiar
Jaringan siaran
Menurut data Izin Penyelenggaraan Penyiaran (IPP) Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo), SCTV saat ini disiarkan melalui 30 stasiun televisi (tidak termasuk stasiun relai) yang dimiliki oleh 17 perusahaan (termasuk stasiun dan perusahaan induknya). Hingga tahun 2020, SCTV didukung oleh 47 stasiun pemancar. Sebagian besar stasiun tersebut dimiliki oleh SCTV, kecuali beberapa stasiun pemancar yang dioperasikan bersama dengan RCTI karena alasan historis. SCTV menjangkau 31 dari 38 provinsi di Indonesia.
Berikut ini adalah transmisi SCTV dan stasiun afiliasinya (sejak berlakunya UU Penyiaran, stasiun TV harus membangun stasiun TV afiliasi di daerah-daerah/bersiaran secara berjaringan dengan stasiun lokal). Data dikutip dari data IPP Kemenkominfo dan laporan keuangan SCM.
Keterangan: stasiun yang dicetak miring berarti masih berupa stasiun relai dan belum memiliki siaran lokalnya sendiri.
Saat Timor Timur masih menjadi bagian Indonesia, SCTV tercatat sempat mengudara di kota Dili menggunakan kanal 11 VHF hingga 1999.
Beberapa kota lain di Indonesia juga sempat menerima siaran SCTV dalam kanal VHF sebelum berpindah ke UHF, seperti Mataram, Banjarmasin, Balikpapan dan Ambon.
Manajemen
Daftar direktur utama
Direksi saat ini
Struktur dewan direksi SCTV saat ini adalah sebagai berikut:
Komisaris saat ini
Struktur dewan komisaris SCTV saat ini adalah sebagai berikut:
Lihat pula
Daftar stasiun televisi di Indonesia
Catatan
Referensi
Pranala luar
Situs web resmi Liputan 6 SCTV
Situs web resmi Surya Citra Media
Jaringan televisi Indonesia
Stasiun televisi yang didirikan tahun 1990
Surya Citra Media
Pendirian tahun 1990 di Indonesia
Stasiun televisi di Jakarta | 3,743 |
5078 | https://id.wikipedia.org/wiki/MetroTV | MetroTV | MetroTV adalah sebuah jaringan televisi swasta berita yang berkedudukan di Indonesia. MetroTV didirikan oleh PT Media Televisi Indonesia, resmi mengudara sejak 25 November 2000 di Jakarta. Pada awalnya didirikan sebagai perusahaan patungan antara Media Group dan Bimantara Citra, sejak Oktober 2003 MetroTV seluruhnya dimiliki oleh Media Group; yang juga memiliki harian Media Indonesia dan Lampung Post.
Sejarah
PT Media Televisi Indonesia mendapat izin siaran No. 800/MP/PM/1999 pada 25 Oktober 1999, setelah memenangkan seleksi pendirian televisi yang diumumkan Departemen Penerangan di tanggal 12 Oktober 1999 bersama 4 perusahaan televisi baru lainnya (DVN TV, PRTV, Trans TV dan GIB). Saat itu, namanya sempat disebutkan di berbagai media massa sebagai MTI TV (Media Televisi Indonesia) dengan cakupan siar terbatas di Jakarta. MetroTV awalnya dirintis oleh dua orang: Surya Paloh, pemilik Media Indonesia Group (kelompok usaha yang juga memiliki surat kabar Media Indonesia), dan Sumita Tobing (seorang eksekutif pertelevisian yang pernah bekerja di TVRI dan SCTV). Sumita-lah yang mendapatkan izin bagi mendirikan MetroTV, namun kemudian ia mengundurkan diri karena adanya niat Paloh untuk melakukan kerjasama dengan Bimantara Citra yang merupakan perusahaan Cendana.
Walaupun demikian, rencana Paloh untuk mendirikan televisi berita tetap berlanjut, dan setelah direncanakan pada April, Juni dan Desember 2000, MetroTV memulai uji coba siarannya pada 25 Oktober 2000 dengan merelai acara-acara dari CNN International. Pada tanggal 18 November 2000, MetroTV menyiarkan acara perdananya, Preview Night, yang menampilkan cuplikan-cuplikan acara yang akan ditayangkan nantinya, disertai penandatanganan prasasti peresmian oleh Abdurrahman Wahid dan pidato oleh Surya Paloh. Seminggu kemudian, pada 25 November 2000, MetroTV memulai siaran penuhnya, mulanya di 7 kota di seluruh Indonesia selama 20 jam sehari. Tanggal tersebut kemudian ditetapkan sebagai HUT MetroTV hingga kini.
Paloh kemudian tetap melanjutkan rencana kerjasamanya dengan Bimantara, perusahaan yang dimiliki oleh Bambang Trihatmodjo. Paloh dan Bambang Tri memang dikenal sudah bersahabat sejak lama, dan mereka juga berasal dari partai yang sama, yaitu Golkar. Kerjasama ini diwujudkan ketika beberapa saat setelah televisi ini mulai beroperasi pada 2001, Bimantara menyuntikkan dana senilai Rp 400 miliar ke MetroTV dan mendapat 25% sahamnya. Saham ini, menurut perjanjian keduanya, boleh dibeli lagi oleh Paloh sebelum jatuh tempo pada Desember 2003. Selain itu, Bimantara juga meminjamkan dana Rp 80 miliar dengan jaminan 12.000 saham tambahan milik Paloh di MetroTV dan memberikan dana sebanyak Rp 125 miliar. Dalam rencana awalnya, MetroTV yang berbasis berita direncanakan Bimantara sebagai pelengkap dari RCTI yang berbasis hiburan dan sudah mereka miliki sebelumnya.
Pada awal bersiaran, MetroTV mengudara selama 12 jam, yang kemudian pada tanggal 1 April 2001, diperpanjang menjadi 24 jam, menjadikannya televisi berita pertama di Indonesia, sekaligus yang pertama bersiaran 24 jam dengan porsi 70% berita dan 30% informasi lainnya dengan cakupan siar awalnya di Jabodetabek dan direncanakan pada 2004 sudah bersiaran di 16 kota. Saat itu, MetroTV beroperasi dengan hanya mengandalkan 220 orang (180 reporter dan 40 kameramen). Seiring perkembangan dan kebutuhan, MetroTV mempekerjakan lebih dari 900 orang, sebagian besar di ruang berita dan daerah produksi.
Seiring waktu, kepemilikan di Bimantara berubah dari sebelumnya dikuasai Bambang Tri menjadi oleh Hary Tanoesoedibjo. Pada Juni 2003, Bimantara kemudian memutuskan untuk menjual 25% sahamnya di MetroTV kepada PT Centralindo Pancasakti Cellular. Selain menjual sahamnya, piutang Rp 80 miliar Bimantara juga dijual ke MetroTV. Penjualan ini didasarkan oleh MetroTV yang tidak mendapatkan keuntungan dan terus merugi. Walaupun memang tidak ada catatan bahwa Paloh memiliki saham di Centralindo, namun dalam konferensi pers, Paloh menyatakan ia berada di belakang PT Centralindo, sehingga kemungkinan ada semacam kesepakatan antara Paloh dan Centralindo (atau pemegang saham lama). Penjualan itu menyebabkan 100% saham MetroTV dipegang oleh Surya Paloh sampai sekarang. Pasca akuisisi itu, ditargetkan MetroTV mendapat titik impas-nya pada 2010. Pendapatannya pada Juli 2005 diperkirakan 70% dari acara berita, sedangkan sisanya dari acara bersponsor.
Paloh disebutkan memiliki visi besar dalam pendirian MetroTV: menghadirkan citra berbeda di televisi, yang pada saat itu didominasi program sinetron dan kekerasan. Modal yang disiapkan dalam pendirian MetroTV adalah Rp 200 miliar, dan demi membantu siarannya, Paloh sudah merekrut beberapa wartawan dan jurnalis senior, seperti Desi Anwar, Andy F. Noya dan Zsa Zsa Yusharyahya. Hingga saat ini, MetroTV masih dianggap sebagai salah satu jaringan televisi yang memiliki pembawa acara berita terbanyak di Indonesia. Namun, dalam perkembangannya, MetroTV kemudian juga memasukkan unsur hiburan dalam program-programnya, meski tetap dalam koridor berita. Salah satunya adalah e-Lifestyle, yakni program gelar wicara yang membahas teknologi informasi dan telekomunikasi.
Di tahun 2004, MetroTV melakukan perjanjian pertukaran berita dengan beberapa TV asing seperti Channel News Asia, Channel 7 Australia, Al Jazeera Qatar, Voice of America (VOA), China Central Television Asia (CCTV), dan ABS-CBN Filipina. Dengan adanya kerjasama ini, diharapkan MetroTV bisa mendapatkan berita yang cepat dan akurat dari Asia, dan di sisi lain, TV asing bisa mendapatkan berita secara cepat dari Indonesia dengan merelai siaran MetroTV setiap saat. Pada masa itu pula, porsi pemrograman berubah menjadi berita 60:40 hiburan di hari kerja (sebaliknya; hiburan 60:40 berita di akhir pekan).
Pada bulan Agustus 2019, TVRI bersama dua televisi swasta nasional (MetroTV dan Trans7) dan Kemenkominfo secara resmi meluncurkan siaran televisi digital untuk wilayah-wilayah perbatasan Indonesia di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara. Dengan tujuan agar masyarakat di seluruh wilayah Indonesia bisa menyaksikan acara terbaik dan berkualitas yang ditayangkan seluruh TV nasional dan lokal dengan gambar dan suara yang lebih tajam, bersih, dan jernih serta teknologi yang lebih canggih dari televisi analog, tanpa membutuhkan biaya seperti televisi berlangganan. Yang paling utama dan terpenting masyarakat sudah siap untuk melakukan migrasi (peralihan) TV analog ke digital dalam rangka menghadapi ASO (Analog Switch Off) yang akan diberlakukan pemerintah Republik Indonesia dalam waktu dekat ini.
Pelopor
Dibandingkan dengan jaringan televisi lain yang lebih berkonsep hiburan, MetroTV sudah dicanangkan untuk menjadi televisi berita 24 jam pertama di Indonesia. Konsepnya mencontoh televisi berita Amerika Serikat, CNN dengan titik berat program berita (hard dan soft news), gelar wicara, ulasan terkini, dan dokumenter, meskipun awalnya juga menargetkan program berita yang dikemas sebagai hiburan seperti infotainment. Program berita yang ditayangkan, termasuk Headline News (program berita satu jam sekali yang berisi rangkuman berita dan ditujukan untuk pemirsa yang sibuk, dicontoh dari CNN); Breaking News (program berita khusus yang bisa tayang kapan saja dan kemudian diikuti berbagai stasiun TV lain); Metro Xin Wen (program berita berbahasa Mandarin pertama di Indonesia); dan Indonesia Now (siaran internasional berbahasa Inggris pertama di Indonesia yang dapat disaksikan dari seluruh dunia).
Selain kepeloporannya dalam televisi berita, MetroTV juga merupakan televisi pertama yang menerapkan sistem digital dalam penyiarannya dan memiliki 6 peralatan satelit bergerak yang juga menggunakan teknologi digital, serta ikut mempelopori penggunaan virtual studio set (desain grafis 3 dimensi). MetroTV juga merupakan pelopor dari program hitung cepat pada Pemilihan Presiden 2004 melalui The Election Channel yang dicanangkan Saiful Mujani pada September 2003 dan kelak diikuti berbagai televisi berita lainnya. Istilah "hitung cepat" tersebut berasal dari tim redaksi MetroTV.
Identitas
Logo
Pada tanggal 20 Mei 2010 (dalam acara "Bangkit Bersatu"), MetroTV memperkenalkan logo barunya, yang tetap menggunakan lambang burung elang dan warna dasar biru dan kuning, tetapi dengan jenis huruf Quick Express yang memberikan kesan modern, segar dan futuristik dibanding logo lama yang kapital seluruhnya. Font tersebut juga memiliki citra dinamis, cepat, kredibel dan akurat. Sedangkan untuk kepala elang didesain agar lebih muda, dinamis dan hidup. Penempatan logo pun juga diubah dari posisi semula di pojok kanan atas menjadi di pojok kanan bawah, penempatan ini pun berbeda dari kebanyakan stasiun/jaringan televisi yang ada di Indonesia yang letaknya masih di pojok kanan/kiri atas. Hal ini dilakukan demi memanjakan mata pemirsa MetroTV, dimana penempatan logo sebelumnya dapat dirasa "mengganggu".
Adapun logo tersebut merupakan hasil rancangan agensi penjenamaan DM IDHolland dan Link and Beyond dan didesain selama 4 bulan. Dengan perubahan logo ini, diharapkan MetroTV dapat membangun citra baru yang membantu memajukan kehidupan bangsa lewat tayangannya yang bermutu dan mencerdaskan, demi meningkatkan martabat bangsa Indonesia. Perubahan logo tersebut merupakan hasil analisis akan kondisi perusahaan selama ini, yang dirasa butuh penyegaran setelah 10 tahun beroperasi dan mulai mendapat pesaing baru (terutama dari tvOne). MetroTV selama ini dirasa memiliki citra yang kaku dan kurang dilirik pemirsa muda. Logo lama juga dianggap terlalu umum dan kurang mencerminkan kepribadian yang ingin ditampilkan, karena didesain dengan sederhana (seperti kepala elang yang diambil dari clip art). Selain perubahan logo, juga dilakukan perubahan grafis (dari warna gelap menjadi warna-warna muda), identitas korporat (seperti seragam) dan slogan baru, Knowledge to Elevate sebagai tekad baru MetroTV untuk mencerdaskan bangsa lewat program-programnya.
Komposisi dari logo MetroTV merupakan kombinasi dari tipografi dan gambar, di mana tipografi ada dalam bentuk huruf M-E-T-R-T-V dan visual lingkaran elips emas bergambar burung elang yang menggantikan huruf O. Khusus logo lingkaran dan kepala elang juga digunakan sebagai ikon MetroTV. Makna dari komponen-komponen logo tersebut, yaitu:
Bidang elips emas: Sebagai latar dasar kepala burung elang dan merupakan proses metamorfosis atas beberapa bentuk.
Bola dunia: Simbol cakupan global dari informasi dan komunikasi, serta seluruh kiprah operasional institusi MetroTV.
Telur emas: Simbol bold yang tampil penuh kewajaran. Telur juga merupakan simbol kesempurnaan dan merupakan citra suatu bentuk institusi yang memiliki struktur kokoh, akurat, dan artistik, sedangkan tampilan emas adalah sebagai simbol puncak prestasi dan kualitas.
Elips: Simbol citraan lingkar planet, tampil miring ke kanan sebagai kesan bergerak dan dinamis. Lingkar planet juga termasuk cakrawala angkasa dan satelit yang mengorbitnya, menandakan sesuatu yang erat berkaitan dengan dunia elektronik dan penyiaran.
Elang: Simbol kewibawaan, kemandirian, keleluasaan, penjelajahan dan wawasan, atau kejelian, awas, tajam, tangkas namun penuh keanggunan dalam gerak hidupnya. Elang yang ditampilkan merupakan elang laut sebagai simbol Indonesia yang merupakan negara maritim, dan dibuat mengadah ke atas keluar dari lingkaran elips sebagai pertanda MetroTV siap mencerdaskan bangsa dan memperkaya wawasan.
Warna: Biru tua menjadi simbol terpercaya, sedangkan kuning emas menyimbolkan fajar yang menerangi dan menyongsong hari esok yang lebih baik.
Sejak 17 Oktober 2016, logo tersebut kini ditempatkan di sebelah newsticker di pojok kanan paling bawah. Pada tahun 2019, warna pada logo on air MetroTV berubah dari biru dengan latar belakang putih menjadi putih dengan latar belakang biru untuk siaran Prime Time setiap hari dari pukul 16.00-21.00 WIB. Dan sejak 25 November 2020, bertepatan dengan hari jadinya yang ke-20, MetroTV kembali memperbarui logo on air-nya di pojok kanan bawah dengan menyisakan lambang elang yang sudah digunakan dari tahun 2010, tetapi dengan menambahkan tulisan "METRO TV" dibawahnya pada saat itu. Tahun berikutnya, kata "METRO TV" dihilangkan, menyisakan ikon elang saja sampai saat ini.
Perkembangan slogan
Slogan utama
Identitas Bagi Pribadi Yang Berhasil (2000-2007)
Leading the Change (2007–2008)
Be Smart Be Informed (2008–2010)
Knowledge to Elevate (2010–sekarang)
Slogan spesial HUT
News Media Telecast Service (1 Tahun MetroTV)
All for the Best (2 Tahun MetroTV)
Triple Star, Triple Experience (3 Tahun MetroTV)
Excellent Four (4 Tahun MetroTV)
Moment of Hope (5 Tahun MetroTV)
Proud of Dedication (6 Tahun MetroTV)
Leading the Change (7 Tahun MetroTV)
Proud of our Nation (8 Tahun MetroTV)
Cinta Negeriku (9 Tahun MetroTV)
Ten Years for the Nation (10 Tahun MetroTV)
Menuju Indonesia Gemilang (11 Tahun MetroTV)
Bersama Menginspirasi Bangsa (12 Tahun MetroTV)
Tetap Terbaik (13 Tahun MetroTV)
Semakin Terpercaya (14 Tahun MetroTV)
Membangun Bangsa Berdaya (15 Tahun MetroTV)
Menggerakan Harapan Bangsa (16 Tahun MetroTV)
Adiwarna Bangsa (17 Tahun MetroTV)
Melangkah Bersama Untuk Indonesia (18 Tahun MetroTV)
Menebar Inspirasi (19 Tahun MetroTV)
Terima Kasih Indonesia (20 Tahun MetroTV)
Kebersamaan Memberi Arti (21 Tahun MetroTV)
Bangkit Bergerak Bersama (22 Tahun MetroTV)
Merayakan Kebersamaan (23 Tahun MetroTV)
Acara
Penyiar
Jaringan siaran
Terestrial
Hingga tahun 2020, MetroTV didukung oleh 54 stasiun pemancar, seluruhnya dimiliki oleh MetroTV. Berikut ini adalah stasiun afiliasi dan pemancar MetroTV (sejak berlakunya UU Penyiaran, stasiun TV harus membangun stasiun TV afiliasi di daerah-daerah/bersiaran secara berjaringan dengan stasiun lokal). Data dikutip dari data Izin Penyelenggaraan Penyiaran Kominfo.
Satelit
Satelit-satelit yang digunakan oleh MetroTV:
Telkom 4 (FTA)
AsiaSat 9 (Kugosky)
SES 7 (MNC Vision)
SES 9 (Nex Parabola)
Measat 3b (TransVision)
ABS 2a ( SMV freesat TV)
Ketersediaan di ponsel dan tablet PC
MetroTV News juga tersedia di iOS (App Store) dan Android (Google Play) yang dapat diunduh secara gratis.
Manajemen
Daftar direktur utama
Direksi saat ini
Struktur dewan direksi MetroTV saat ini adalah sebagai berikut:
Kontroversi
Peristiwa penyanderaan kru MetroTV
Pada 18 Februari 2005, Meutya Hafid dan rekannya, juru kamera, Budiyanto diculik dan disandera oleh sekelompok pria bersenjata ketika sedang bertugas di Irak. Kontak terakhir MetroTV dengan Meutya adalah pada 15 Februari, tiga hari sebelumnya. Mereka akhirnya dibebaskan pada 21 Februari 2005. Sebelum ke Irak, Meutya juga pernah meliput tragedi tsunami di Aceh. Pada tanggal 28 September 2007, Meutya melaunching buku yang ia tulis sendiri, yaitu 168 Jam dalam Sandera: Memoar Seorang Jurnalis yang Disandera di Irak. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pun turut menyumbangkan tulisan untuk bagian pengantar dari buku ini. Selain presiden, beberapa tokoh lainnya pun menyumbangkan tulisannya yakni Don Bosco Selamun (Pemimpin Redaksi MetroTV 2003-2005) dan Marty Natalegawa (Mantan Juru Bicara Departemen Luar Negeri).
Berjilbab saat membawakan berita
MetroTV pernah dikecam karena melarang salah satu presenternya, Sandrina Malakiano, mengenakan jilbab pada saat siaran, meskipun Sandrina sudah memperjuangkannya selama berbulan-bulan dengan mengajak jajaran pimpinan level atas MetroTV untuk berdiskusi panjang. Larangan inilah yang menyebabkan Sandrina keluar dari MetroTV pada Mei 2006. Menurut pihak MetroTV, mereka hanya akan mengizinkan presenternya berjilbab di depan kamera ketika Ramadan atau hari-hari besar Islam.
Netralitas
Secara umum, netralitas MetroTV sering kali dipertanyakan, salah satunya oleh KPI karena dianggap memberikan porsi pemberitaan mengenai Partai Nasdem lebih banyak dibanding partai lain. Pada pemilihan umum Presiden 2014, MetroTV memperoleh kritikan tajam karena memberikan porsi berita lebih banyak kepada pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla ketimbang pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Kritikan yang sama juga dilontarkan kepada 4 jaringan televisi lainnya. KPI secara pribadi juga menyorot MetroTV dan tvOne karena dianggap tidak berimbang dalam pemberitaan seputar Pilpres 2014.
Lihat pula
Magna Channel
BN Channel
Metro Globe Network
Referensi
Pranala luar
Media Group
Jaringan televisi Indonesia
Saluran televisi berita di Indonesia
Stasiun televisi yang didirikan tahun 2000
Pendirian tahun 2000 di Indonesia
Stasiun televisi di Jakarta | 2,273 |
5079 | https://id.wikipedia.org/wiki/Trans7 | Trans7 | Trans7 (sebelumnya bernama TV7) adalah sebuah jaringan televisi swasta nasional di Indonesia. Trans7 yang pada awalnya menggunakan nama TV7, melakukan siaran perdananya secara terestrial di Jakarta pada 25 November 2001 pukul 17:00 WIB. Pada tanggal 4 Agustus 2006, Trans Corp menjajaki kerja sama strategis dengan Kompas Gramedia untuk mengakuisisi saham TV7 dan melakukan relaunch (peluncuran ulang) pada tanggal 15 Desember 2006 pukul 19:00 WIB menggunakan nama baru, menjadi Trans7.
Sejarah
Awal berdiri dan bersiaran
Awalnya, Trans7 tidak direncanakan "dilahirkan" dengan nama TV7, melainkan bernama Duta Visual Nusantara Televisi (disingkat DVN TV) yang izinnya dikeluarkan pada 25 Oktober 1999, bernomor 797/MP/PM/1999, sebagai hasil dari pengumuman seleksi pendirian televisi swasta pada 12 Oktober 1999 oleh Departemen Penerangan bersama 4 televisi swasta nasional lain (Trans TV, PRTV, GIB dan MTI TV). Televisi baru ini dimiliki oleh H. Sukoyo, seorang pengusaha tambak udang dari Jawa Timur bersama 3 pihak lain, yang merupakan rekanannya dalam bisnis pager Starpage. Namun, kemudian Sukoyo memutuskan untuk menjual izin pendirian televisi miliknya kepada kelompok Kompas Gramedia sebesar 80%. Kompas Gramedia tercatat memiliki DVN TV lewat tiga perusahaan miliknya: PT Teletransmedia (48%), PT Transito Tatamedia (38,7%), dan PT Duta Panca Pesona (3,3%). Sementara itu, Sukoyo hanya menguasai sekitar 1% (awalnya 20% sebelum dijual) dan 9% sisanya dipegang oleh dua individu lain (3,5% Yongky Sutanto dan 5,5% Lanny Irawati Lesmana - yang terakhir memiliki hubungan darah dengan Karna Brata Lesmana, pemegang saham mayoritas Starpage). Sukoyo yang mendapatkan keuntungan besar dari penjualan ini, kemudian mendirikan sebuah televisi swasta lokal lisensi dari Uni Emirat Arab di tahun 2005, yaitu TV Anak Spacetoon.
Pihak kelompok Kompas Gramedia (KKG) menganggap, pembelian saham DVN TV tersebut merupakan perwujudan dari niat lama mereka terjun ke industri penyiaran televisi. Dimulai pada 1970-an ketika ada isu pemerintah akan mengizinkan pendirian televisi swasta bagi pemilik stasiun radio swasta, KKG menyambut antusias rencana tersebut dengan mendirikan Radio Sonora, namun kemudian pemerintah membatalkan niatnya. Lalu, pada akhir 1980-an ketika televisi swasta pertama didirikan, keinginan KKG kandas ketika Menteri Penerangan Harmoko menyebut bahwa keputusan tentang televisi swasta ada di tangan Presiden Soeharto. Pada upaya ketiga, ketika pemerintah membuka seleksi pendirian televisi swasta pada 1999, KKG terlambat mempersiapkan diri sehingga seleksi tersebut keburu ditutup sebelum bisa mengikutinya. Akhirnya, dipilihlah jalan pintas, dengan mengakuisisi saham mayoritas DVN TV yang pada saat itu mengalami kesulitan memulai operasionalnya. Nama DVN TV kemudian diganti menjadi TV7 yang didirikan berdasarkan izin dari Dinas Perdagangan dan Perindustrian Jakarta Pusat dengan Nomor 809/BH.09.05/III/2000. Pada tanggal 22 Maret 2000 keberadaan TV7 telah diumumkan dalam Berita Negara Nomor 8687 sebagai PT Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh.
Pihak TV7 pada 2001 menargetkan televisi miliknya akan memiliki program 70% hiburan (terutama film Indonesia dan olahraga) ditambah 30% berita. Siarannya direncanakan dimulai pada Oktober di tahun yang sama, dan pada Maret 2002, ditargetkan TV7 sudah bersiaran penuh. Namun, baru pada 25 November 2001 siaran TV7 diluncurkan, dengan wilayah siar awalnya terbatas di Jabodetabek dan sekitarnya menggunakan kanal 49 UHF, selama 5 jam dari 17:00-22:00 WIB. Sejak awal, TV7 sudah berusaha "menggebrak" dengan langsung menjadi penyiar Liga Utama Inggris selama beberapa periode, ditambah acara-acara Ramadhan di siaran awalnya. Lama siaran TV7 kemudian diperpanjang, hingga pada 7 April 2002 mulai bersiaran resmi dan pada 2003 sudah bersiaran dari 04:30-02:30 WIB (22 jam). Cakupan siarnya kemudian juga diperluas ke beberapa kota, seperti Surabaya dan Surakarta. Hingga 2003, karyawan TV7 mencapai 300 orang, dan modal yang digunakan dalam pendiriannya mencapai Rp 200 miliar. Program-programnya berbasis hiburan, dengan sentuhan yang cenderung melokal dan eksploratif, misalnya pada Jejak Petualang. Walaupun demikian, jalan yang dihadapi TV7 dalam operasionalnya tidak terlalu mulus, karena rating acaranya tidak terlalu baik. Bahkan, pada Juli 2003, dilaporkan bahwa TV7 sudah ditawar untuk dijual kepada induk SCTV, PT Surya Citra Media Tbk karena kesulitan keuangan, walaupun manajemennya membantah rumor ini dan menyatakan hanya kerjasama saja yang terjadi antara keduanya.
TV7 dan Al Jazeera
TV7 semakin dikenal masyarakat pada triwulan pertama 2003, setelah merelai siaran Al Jazeera secara langsung setiap harinya selama invasi Amerika Serikat ke Irak berlangsung melalui tayangan berita bertajuk "Invasi ke Irak". Langkah TV7 ini diikuti oleh antv yang merelai siaran saluran televisi yang berbasis di Dubai, Al Arabiya mengenai hal serupa.
Masyarakat Indonesia secara umum menyambut baik langkah TV7 ini, terutama bagi beberapa pihak yang kurang setuju dengan "kebenaran" media Barat. Meski beredar kabar bahwa Presiden Megawati mendesak TV7 agar menghentikan relai siaran Al Jazeera, humas TV7 saat itu, Uni Lubis, membantah kabar itu. Bahkan, Uni menegaskan bahwa relai tetap diteruskan dan gangguan-gangguan dalam relai tersebut terus diatasi.
Perubahan kepemilikan dan identitas
Meskipun tercatat bisa menaikkan pendapatan iklannya dari Rp 800 miliar pada 2005 menjadi Rp 1,8 T pada 2006, justru di tahun yang sama, tersiar kabar bahwa TV7 akan dijual oleh Kompas Gramedia, karena selama beroperasi, dirasa tidak menguntungkan. Sempat ada rumor yang menyebutkan bahwa jaringan televisi ini akan dijual kepada Indosiar maupun televisi asing STAR TV, meskipun tidak ada yang terealisasi, kemungkinan karena perbedaan visi. Pada akhirnya, pencarian pemilik baru TV7 usai ketika pada tanggal 4 Agustus 2006, Para Group melalui PT Para Inti Investindo (pemilik Trans TV) resmi membeli 49% saham PT Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh (yang kemudian meningkat menjadi 55%, seperti yang tercatat dalam buku Chairul Tanjung si Anak Singkong). Jakob Oetama sebagai Presiden Direktur Kompas Gramedia juga menyetujui kerja sama dengan Trans TV karena adanya kesamaan kultur yang dipegang oleh kedua belah pihak, yakni adanya kesamaan antara visi dan misinya. Kesamaan tersebut, salah satunya adalah kesepakatan tetap mempertahankan program-program yang mendidik dan informatif. Proses kerja sama pun berlangsung dengan cepat yang diikuti oleh Rapat Umum Pemegang Saham pada hari yang sama.
Kemudian, juga diadakan perubahan manajemen dan operasional. Di bidang manajemen, Agung Adiprasetyo yang kemudian juga menjabat sebagai CEO Kompas Gramedia ditunjuk sebagai Komisaris TV7, ditambah masuknya sejumlah personel Trans TV seperti Wishnutama dalam manajemen TV7. Sedangkan untuk operasional, dilakukan penggabungan kantor dan redaksi (dari Wisma Dharmala Sakti (sekarang Intiland Tower) Sudirman, Palmerah, serta di Cawang, Jakarta Timur) serta operasional dan teknisi menjadi bersama Trans TV yang diharapkan mampu menekan biaya operasional yang mencapai Rp 15 miliar per bulan. Kerjasama keduanya tidak dimaksudkan untuk saling bersaing, karena kedua televisi sudah memiliki segmentasi masing-masing. Dalam sebuah wawancara, Chairul Tanjung menargetkan bahwa TV7 akan didesain untuk penonton olahraga dan pria, sedangkan Trans TV lebih berfokus ke informasi, edukasi, dan hiburan keluarga seperti sebelumnya. Diharapkan, sinergi bersama Trans TV bisa membantu TV7 meningkatkan rating dan pendapatan iklannya. Perubahan kepemilikan ini juga ditandai dengan perubahan logo dan nama yang dilakukan pada 15 Desember 2006 (bertepatan dengan ulang tahun Trans TV yang ke-5) pukul 19:00 WIB. TV7 mengubah logo dan namanya menjadi Trans7, di mana kata "TV" menjadi "Trans" namun namanya tetap menggunakan angka 7.
Kesuksesan Trans7
Berbeda dengan saat menjadi TV7, terhitung mulai 2007, keuntungan yang dicapai Trans7 telah memasuki puncaknya. Bahkan, masih menurut buku Chairul Tanjung si Anak Singkong, keuntungan Trans7 mampu mengalahkan Trans TV sebagai saudaranya sendiri. Dan, berkat keuntungannya, Trans7 sempat juga menyewa gedung sendiri selama beberapa waktu meski sudah bergabung dengan Trans TV. Gedung tersebut lokasinya berada di seberang gedung Trans TV, dan merupakan bekas gedung Sampoerna. Di gedung berlantai lima itu, terdapat studio berita dan beberapa divisi yang memang terpisah dari Trans TV. Namun untuk meja direksi dan komisioner, serta beberapa divisi menetap satu gedung dengan Trans TV karena efisiensi dan juga mobilitas. Beberapa program yang pernah cukup berhasil menaikkan pamor Trans7, seperti Empat Mata, Opera Van Java, On the Spot, Hitam Putih, dan Indonesia Lawak Klub. Sempat juga mendapat hak siar berlisensi dalam ajang Piala Dunia FIFA 2018 bersama Trans TV dan Transvision pada 2017.
Pada bulan Agustus 2019, TVRI bersama dua televisi swasta nasional (MetroTV dan Trans7) dan Kemenkominfo secara resmi meluncurkan siaran televisi digital untuk wilayah-wilayah perbatasan Indonesia di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara. Dengan tujuan agar masyarakat di seluruh wilayah Indonesia bisa menyaksikan acara terbaik dan berkualitas yang ditayangkan seluruh TV nasional dan lokal dengan gambar dan suara yang lebih tajam, bersih, dan jernih serta teknologi yang lebih canggih dari televisi analog, tanpa membutuhkan biaya seperti televisi berlangganan (hanya sekali bayar untuk membeli antena dan dekoder). Yang paling utama dan terpenting masyarakat sudah siap untuk melakukan migrasi (peralihan) TV analog ke digital dalam rangka menghadapi ASO (Analog Switch Off) yang akan diberlakukan pemerintah Republik Indonesia dalam waktu dekat ini.
Penjenamaan
Saat masih bernama TV7, logonya dapat diartikan sebagai simbol dari "JO" yang merupakan singkatan dari Jakob Oetama (1931-2020), pemiliknya saat itu. Sedangkan angka 7 kemungkinan dipilih karena TV7 merupakan televisi swasta nasional ke-7 di Indonesia yang beroperasi. Sebagai bagian dari perubahan kepemilikan dari Kompas Gramedia ke Trans Media, logo TV7 kemudian ikut diganti yang basisnya masih dipertahankan sampai sekarang, berbentuk Trans|7. Layaknya logo Trans TV, logo Trans7 saat itu juga terinspirasi dari batu mulia, yaitu safir persegi panjang berwarna biru, dengan makna ketegasan, karakter yang kuat, serta kepribadian bersahaja yang akrab dan mudah beradaptasi. Batu safir juga dianggap simbol keindahan yang tidak lekang oleh waktu. Font yang digunakan juga mengikuti Trans TV, yaitu Optima (untuk angka 7 menggunakan font Arial), begitu juga dengan penempatan logo yang dipindah di sudut kiri atas menjadi sudut kanan atas agar letak logonya sama dengan Trans TV.
Pada 15 Desember 2013, Trans7 meluncurkan logo baru bersamaan dengan ulang tahun Trans Media yang ke-12. Berbeda dengan logo Trans TV yang dirombak total, logo Trans7 masih mempertahankan basis logo sebelumnya berbentuk persegi panjang yang kini dimodifikasi, berupa tulisan "TRɅNS|7" yang digayakan pada huruf A bernama "berlian A" (yang diperkenalkan sejak pertengahan 2011), menggunakan font baru serta garis pemisah dicetak lebih tipis. Logo dengan simbol "Diamond A" di tengah kata Trans7 merefleksikan "kekuatan dan semangat baru yang memberikan inspirasi bagi semua orang di dalamnya untuk menghasilkan karya yang gemilang, diversifikasi konten atau keunikan tersendiri serta kepemimpinan yang kuat".
Masing-masing warna dalam logo "berlian A" ini memiliki makna dan filosofi.
Warna kuning sebagai cerminan warna keemasan pasir pantai yang berbinar dan hasil alam Nusantara sekaligus melambangkan optimisme masyarakat Indonesia.
Warna hijau menggambarkan kekayaan alam Indonesia yang hijau dan subur, serta memiliki ketangguhan sejarah bangsa.
Warna biru melambangkan luasnya cakrawala dan laut biru sekaligus menggambarkan kekuatan generasi muda bangsa Indonesia yang handal dan memiliki harapan tinggi.
Warna ungu menggambarkan keagungan dan kecantikan budaya dan seni bangsa Indonesia yang selalu dipuja dan dihargai sepanjang masa.
Semua rangkaian warna yang mengandung makna cerita di dalamnya, menyatu dengan serasi dan membentuk simbol yang utuh, kuat dan bercahaya di dalam berlian berbentuk A ini. Sehingga bisa dipahami makna dari logo baru Trans7 ini menjadi tanda yang menyuarakan sebuah "semangat dan perjuangan untuk mencapai keunggulan yang tiada banding mulai dari sekarang hingga masa mendatang".
Daftar slogan
Sebagai TV7
Makin Lengkap, Makin Seru! (2001-2003)
Memberi Inspirasi (2003-2005)
Semakin Beragam Semakin Menarik (2005-2006)
Sebagai Trans7
Cerdas, Tajam, Menghibur dan Membumi (2006-2008)
Aktif, Cerdas dan Menghibur (2008-2022)
Smart, Entertaining & Family (2022-sekarang)
#IniBaruTrans7 (2019-sekarang, sub-slogan)
Acara
Penyiar
Jaringan siaran
Trans7 memiliki 39 stasiun transmisi (hingga tahun 2020) yang mampu menjangkau lebih dari 133 juta penonton televisi di Indonesia. Seluruh stasiun tersebut dimiliki oleh Trans7.
Berikut ini adalah stasiun afiliasi dan pemancar Trans7 (sejak berlakunya UU Penyiaran, stasiun TV harus membangun stasiun TV afiliasi di daerah-daerah/bersiaran secara berjaringan dengan stasiun lokal). Data dikutip dari data Izin Penyelenggaraan Penyiaran Kominfo.
Keterangan: yang dicetak miring berarti masih berupa stasiun relay dan belum memiliki siaran lokalnya sendiri.
Manajemen
Daftar direktur utama
Direksi saat ini
Komisaris saat ini
Lihat pula
Daftar stasiun televisi di Indonesia
Trans TV
Referensi
Pranala luar
Jaringan televisi Indonesia
Stasiun televisi yang didirikan tahun 2001
Trans Media
Pendirian tahun 2001 di Indonesia
Stasiun televisi di Jakarta | 1,901 |
5080 | https://id.wikipedia.org/wiki/Trans%20TV | Trans TV | Trans TV (singkatan dari Televisi Transformasi Indonesia, digayakan sebagai TRΛNSTV) adalah sebuah jaringan televisi swasta nasional di Indonesia yang dimiliki oleh Trans Media. Berkantor pusat di Gedung Trans TV, Jalan Kapten Pierre Tendean, Jakarta Selatan dan memiliki moto Milik Kita Bersama, konsep tayangnya tidak banyak berbeda dengan televisi swasta lainnya. Direktur Utama Trans TV saat ini adalah Atiek Nur Wahyuni yang juga merupakan Direktur Utama Trans7.
Sejarah
Kemunculan
Inisiatif untuk mendirikan Trans TV sudah ada dalam pikiran Chairul Tanjung (CT) pada awal 1990-an, dengan saat itu mengajak Direktur utama TVRI, Ishadi S.K. untuk bekerjasama. Walaupun demikian, Ishadi menolaknya karena pemerintah pada saat itu tidak memberikan izin bagi keduanya untuk mewujudkan hal tersebut. Konon, inisiatif tersebut muncul ketika CT mengambilalih sebuah studio yang terlilit kredit macet di Jakarta dari Bank Exim dan berusaha memanfaatkannya. Rencana besar CT baru terwujud ketika bersama 4 televisi swasta lain (DVN TV, MTI TV, PRTV dan GIB), pada 12 Oktober 1999 Trans TV berhasil menjadi pemenang seleksi pendirian televisi baru dari Departemen Penerangan. Dengan proposal konsep dan manajemen yang tertata serta hubungan baik dengan pengambil kebijakan, Trans TV berhasil mendapatkan izin tersebut.
Pada 25 Oktober 1999, izin prinsip pendirian untuk Trans TV diberikan, bernomor 798/MP/PM/1999, dan kemudian pada 23 Desember 1999 PT Televisi Transformasi Indonesia resmi didirikan di Jakarta. Nama "Transformasi" (disingkat dengan nama Trans) dipilih setelah melalui serangkaian diskusi, sebagai harapan agar televisi baru ini bisa menjadi yang terdepan di Indonesia. Selain itu, dengan nama yang melekat padanya, diharapkan Trans TV mampu "mentransformasi" Indonesia ke arah yang lebih baik secara berkelanjutan. Hingga 2001, Trans TV melakukan beberapa persiapan seperti membangun stasiun relai di Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Yogyakarta, dan Medan, ditambah dengan menyiapkan dana lebih dari Rp 75 miliar dan menjalin kerja sama dengan perusahaan Prancis dan Inggris serta konsultan Australia. Pelatihan juga dilakukan pada karyawannya yang masih belum memiliki pengalaman di TVRI, tempat Ishadi dahulu bekerja. Hal ini karena hampir 250 karyawan awalnya memiliki latar belakang fresh graduate yang direkrut dari seleksi pada 70.000 orang.
Awalnya, Trans TV direncanakan akan bersiaran perdana pada 1 Januari 2001 dan 18 Juni 2001, tetapi baru pada 22 Oktober 2001 siaran percobaannya dapat dimulai yang saat itu hanya berupa test card dan dengan cakupan siar yang terbatas di wilayah Jabodetabek. Tiga hari kemudian, siaran percobaannya ditingkatkan dengan menayangkan beberapa acara, terutama program Trans Tune In, yang merupakan acara perkenalan televisi baru ini yang dikemas dengan gaya kuis diiringi penyangan video klip, ditambah perluasan siarannya ke Bandung. Selain acara Trans Tune In yang merupakan produksi pertama Trans TV, juga disiarkan acara lain seperti Jelajah yang merupakan acara features dan laga sepakbola La Liga. Memasuki 1 Desember 2001, acara Trans Tune In digantikan oleh acara Transvaganza, yang merupakan acara perkenalan program-program yang akan disiarkan Trans TV kedepannya. Acara dalam siaran percobaannya kemudian ditambah dengan menayangkan film-film Barat, dan kuis Tebak Harga. Trans TV kemudian resmi mengudara secara nasional pada tanggal 15 Desember 2001, lewat sebuah acara peluncuran yang disiarkan mulai jam 17.00 WIB.
Awalnya, Trans TV berkantor di Kebon Jeruk, Jakarta, agar bisa berbagi dengan pemancar RCTI, namun setelah disurvei oleh Ishadi SK dan Alex Kumara, di sana tidak ada tempat yang cocok. Dan akhirnya Trans TV menempati sebuah gedung yang lahannya dibeli dari PT Bharata Indonesia, yang awalnya lahan itu untuk membangun hotel di bagian depan dan apartemen di bagian belakang.
Kesuksesan Trans TV
Target acara Trans TV saat awal bersiaran adalah hiburan umum, dengan titik berat di bidang kebudayaan, IPTEK dan olahraga, dengan fokus pasar pada masyarakat kelas menengah ke atas. Pada saat didirikan, diperkirakan Trans TV memakan investasi awal yang mencapai Rp 400-500 miliar. Komposisi programnya mulanya 50-50% lokal dan asing, yang kemudian berubah menjadi 70-30% di tahun berikutnya. Siarannya awalnya hanya berlangsung selama beberapa jam perhari, yang kemudian ditingkatkan menjadi 18 jam pada 1 Maret 2002 yang menandakan Trans TV bersiaran penuh, dan menjadi 20 jam pada September 2002. Saat ini, Trans TV telah mengudara selama 24 jam sehari.
Dalam perkembangannya, dibanding 4 televisi baru lain yang beroperasi pada saat yang sama (Lativi, Global TV, Metro TV dan TV7), Trans TV hingga 2003 merupakan yang paling bagus kinerjanya. Hal ini karena program-programnya, pada umumnya merupakan buatan sendiri (in-house), ditambah program film Barat box office, sehingga dianggap berbeda dari televisi berbasis hiburan yang didominasi sinetron saat itu. Sebenarnya, awalnya program-program Trans TV lebih mengandalkan out-house, namun karena strategi ini dianggap tidak menguntungkan, Trans TV mencoba memproduksi programnya sendiri yang rupanya sukses. Diperkirakan, pada akhir 2005, sekitar 67% program Trans TV merupakan acara in-house. Beberapa program in-house Trans TV yang cukup memikat pemirsa, seperti Dunia Lain, Extravaganza, Cantik Indonesia, Wisata Kuliner, dan berbagai program lainnya. Kesuksesan Trans TV juga dibantu oleh sejumlah program sitkom seperti Bajaj Bajuri yang pernah cukup populer. Dalam suatu wawancara di tahun 2003, Ishadi mengungkapkan bahwa selain pemograman, kesuksesan Trans TV juga dipengaruhi faktor lain seperti manajemen berbasis good corporate governance, investasi, dan sumber daya manusia yang berusia muda.
Pada Juli 2003, pendapatan Trans TV sudah mencapai Rp 40 miliar, hampir cukup untuk menutup biaya operasionalnya per bulan, yang artinya adalah 1/2 dari pendapatan Indosiar dan 2 kali dari pendapatan TPI di bulan tersebut, dan menempatkannya di posisi keempat dari 10 jaringan televisi swasta yang ada. Dengan keberhasilan itu, maka di tahun kedua operasionalnya, Trans TV sudah memperoleh titik impas-nya. Bahkan, pada 2006-2007, Trans TV berhasil menanjak menjadi televisi papan atas (peringkat 1-2), dan pendapatannya mencapai Rp 1 triliun menyaingi para pemain lama. Trans TV pun menjadi "batu loncatan" CT demi mengembangkan sayapnya di industri penyiaran nasional dengan membeli mayoritas saham TV7 (ditambah rumor terdahulu akan mengakuisisi jaringan televisi lainnya), dan merupakan satu dari sedikit jaringan televisi di Indonesia yang tidak pernah beralih kepemilikan sejak berdiri. Selain CT dan Ishadi, pihak lain yang dianggap berperan dalam kemajuan Trans TV seperti Riza Primadi, Alex Kumara (yang sudah malang-melintang di industri penyiaran nasional), dan kemudian terkhususnya Wishnutama (yang dikenal cukup baik dalam menjadikan Trans TV unggul dalam program-program in-house yang segar).
Penurunan
Namun, tampaknya setelah Wishnutama pergi (bersama sejumlah karyawan Trans TV, untuk membentuk jaringan televisi baru bernama NET.), Trans TV mulai mengalami penurunan. Awalnya, Trans TV cukup populer beberapa saat dengan program Yuk Keep Smile (dahulu Yuk Kita Sahur) dengan ikon utamanya Caisar dan berbagai goyangnya, seperti "goyang oplosan" dan selanjutnya "goyang Caesar"-nya (walaupun sering mendapat kritik), namun pada akhirnya Trans TV harus "tersandung" acaranya tersebut karena pada akhir Juni 2014, acara ini dihentikan oleh KPI karena melecehkan seorang legenda seni, Benyamin Sueb.
Sejak saat itu, rating Trans TV merosot dan tidak lagi berjaya, kalah pamor dari jaringan televisi lain yang mengandalkan sinetron (kecuali untuk saat-saat tertentu, seperti Piala Dunia 2018 yang membuatnya bisa meraih rating No. 1; dan saat pernah menyiarkan drama Korea The World of the Married). Untuk mengembalikan posisinya, Trans TV sempat mencoba berbagai cara, seperti dengan kembali menggandeng MD Entertainment dalam penayangan programnya, menghidupkan kembali Bioskop Trans TV, drama Korea dan animasi, yang sayangnya belum menemui hasil yang memuaskan. Program Trans TV kemudian menjadi lebih banyak berisi gosip selebritis seperti Rumpi (No Secret), Pagi-Pagi Ambyar, Brownis dan berbagai program lainnya. Usaha sejak akhir 2021 pun dengan membuat beberapa perubahan besar di bidang pemograman (dengan program seperti Indonesia Mencari Bakat musim kelima, kuis Dream Box Indonesia dan serial web WeTV), nampak masih belum mengembalikan Trans TV ke kejayaannya dahulu.
Penjenamaan
Logo
Logo Trans TV awalnya berbentuk batu berlian belah ketupat berdasarkan persegi yang digayakan, dengan tulisan TRANS di tengah-tengah (dengan font Optima) dan huruf T dan V masing-masing di atas dan bawah membentuk segitiga siku-siku sama kaki. Logo on air-nya berwarna abu-abu, sedangkan logo perusahaannya memakai warna biru yang sempat mengalami beberapa perubahan minor. Trans TV menjadi televisi pertama di Indonesia yang menggunakan logo abu-abu sebagai logo on air dan saat jeda iklan/komersial. Kilau berlian dianggap simbol dari refleksi kehidupan dan adat istiadat masyarakat seluruh Indonesia, dan juga simbol keabadian; sedangkan huruf serif mencerminkan karakter abadi, klasik, namun akrab dan mudah dikenali.
Pada 15 Desember 2013, seiring dengan ulang tahun ke-12 Trans Media, logo Trans TV mengalami perombakan total dari sebelumnya. Tidak lagi berbentuk simbol, logo kali ini hanya berupa tulisan "TRɅNSTV" yang digayakan pada huruf A, di mana A tersebut (juga) diinterpretasikan sebagai sebuah berlian (sebenarnya logo "berlian A" tersebut sudah diperkenalkan sejak pertengahan 2011). Logo dengan simbol "Diamond A" di tengah kata Trans TV merefleksikan kekuatan dan semangat baru yang memberikan inspirasi bagi semua orang di dalamnya untuk menghasilkan karya yang gemilang, diversifikasi konten atau keunikan tersendiri serta kepemimpinan yang kuat.
Logo "berlian A" tersebut terdiri dari berbagai warna dengan makna dan filosofi khusus.
Warna kuning sebagai cerminan warna keemasan pasir pantai yang berbinar dan hasil alam nusantara sekaligus melambangkan optimisme masyarakat Indonesia.
Warna hijau menggambarkan kekayaan alam Indonesia yang hijau dan subur, serta memiliki ketangguhan sejarah bangsa.
Warna biru melambangkan luasnya cakrawala dan laut biru sekaligus menggambarkan kekuatan generasi muda bangsa Indonesia yang andal dan memiliki harapan tinggi.
Warna ungu menggambarkan keagungan dan kecantikan budaya dan seni bangsa Indonesia yang selalu dipuja dan dihargai sepanjang masa.
Semua rangkaian warna yang mengandung makna cerita di dalamnya, menyatu dengan serasi dan membentuk simbol yang utuh, kuat dan bercahaya di dalam berlian berbentuk A ini. Sehingga bisa dipahami makna dari logo baru Trans TV ini menjadi tanda yang menyuarakan sebuah semangat dan perjuangan untuk mencapai keunggulan yang tiada banding mulai dari sekarang hingga masa mendatang.
Slogan
Milik Kita Bersama (2001-sekarang)
The Hottest TV Channel (2004-2005)
Setia Menemani (2021-sekarang, sekunder)
Slogan spesial HUT
Trans Untuk Indonesia (2011-2013, bersama Trans7)
Acara
Pada akhir tahun 2017, Transmedia melalui Trans TV untuk pertama kalinya menjadi pemegang hak siar ajang pesta sepakbola terbesar di dunia, yakni Piala Dunia, dalam hal ini FIFA World Cup Russia 2018 di Rusia bersama Trans7 (untuk siaran free-to-air UHF, analog dan digital) dan Transvision (televisi berlangganan). Selain itu, Trans TV dalam wadah Trans Soccer, pernah memiliki hak siar atas ajang sepak bola bergengsi Eropa La Liga (tayang bersama Trans7) dan FA Cup sepanjang musim 2012-13 berkat kerja sama dengan pemilik lisensi Fox Sports.
Penyiar
Jaringan siaran
Hingga tahun 2020, Trans TV didukung oleh 50 stasiun pemancar, semuanya dimiliki oleh Trans TV. Berikut ini adalah stasiun afiliasi dan pemancar Trans TV (sejak berlakunya UU Penyiaran, stasiun TV harus membangun stasiun TV afiliasi di daerah-daerah/bersiaran secara berjaringan dengan stasiun lokal). Data dikutip dari data Izin Penyelenggaraan Penyiaran Kominfo.
Keterangan: yang dicetak miring berarti masih berupa stasiun relay dan belum memiliki siaran lokalnya sendiri.
Manajemen
Daftar direktur utama
Direksi saat ini
Kontroversi
Perselisihan dengan TPI di Purwokerto
Trans TV pernah mengajukan permohonan untuk mengudara di Purwokerto menggunakan kanal 43 UHF (647,25 MHz) karena sejak hampir sekitar setahun masyarakat di sekitar Purwokerto tidak dapat menikmati layanan Trans TV, tetapi kanal tersebut digunakan untuk TPI (sekarang MNCTV) berdasarkan surat izin No. 00781311-000SU/202006 yang berlaku sampai 31 Januari 2007.
Sebelumnya, Trans TV berani menyediakan layanan televisi bagi masyarakat di sekitar Purwokerto setelah memperoleh izin dari Gubernur Jawa Tengah tentang perluasan jangkauan siaran Trans TV di Kabupaten Banyumas dan Kabupaten Tegal (6 Januari 2003). Surat persetujuan serupa sebelumnya juga telah diberikan secara berturut-turut oleh Bupati Banyumas (20 November 2002) dan Bupati Purbalingga (27 November 2002).
Pada tahun 2005, Kepala Balai Monitoring Frekuensi Radio dan Orbit Satelit Semarang mendapati bahwa kanal 43 UHF di Purwokerto ternyata digunakan oleh Trans TV berdasarkan hasil monitoring langsung yang diadakan di Purwokerto pada tanggal 20 September 2005.
Hal tersebut membuat Trans TV mendapat peringatan dari Dirjen Postel pada 21 April 2006 karena Trans TV tidak memiliki izin resmi untuk mengudara di wilayah Purwokerto dan sekitarnya. Namun, pada waktu itu Trans TV masih mengudara di Purwokerto menggunakan kanal yang sama (43 UHF), sehingga masyarakat di sana tidak dapat menerima Trans TV dan TPI dengan gambar yang jelas.
Kemudian pada September 2007, Dirjen Postel memberi peringatan final untuk Trans TV karena Trans TV masih bersiaran di Purwokerto menggunakan kanal yang sama yang sebelumnya telah diberikan kepada TPI oleh Ditjen Postel. Hal tersebut dapat diselesaikan dengan penertiban frekuensi secara nasional.
Pelanggaran Iklan
Trans TV beserta televisi swasta lainnya yang terdiri dari 8 stasiun ditegur keras oleh KPI pusat dikarenakan menyelipkan iklan niaga ke tayangan Adzan Maghrib. Hingga dikenakan sanksi dan peringatan pada tanggal 4 Agustus 2011, dan dikenakan surat no.538/K/KPI/08/11 terkait pelanggaran iklan.
Lihat pula
Daftar stasiun televisi di Indonesia
Trans7
Referensi
Pranala luar
Jaringan televisi Indonesia
Stasiun televisi yang didirikan tahun 2001
Trans Media
Pendirian tahun 2001 di Indonesia
Stasiun televisi di Jakarta | 2,047 |
5081 | https://id.wikipedia.org/wiki/Akronim | Akronim | Akronim adalah kependekan yang berupa gabungan huruf atau suku kata, atau bagian lain yang ditulis dan dilafalkan sebagai kata yang wajar. Misal rudal untuk peluru kendali (KBBI Edisi Ketiga). Perihal akronim dalam perspektif ilmu bahasa dan aplikasinya dalam teknologi informasi telah dijelaskan oleh Zahariev.
Definisi
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) online kependekan yg berupa gabungan huruf atau suku kata atau bagian lain yang ditulis dan dilafalkan sebagai kata yang wajar (misal mayjen mayor jenderal, rudal peluru kendali, dan sidak inspeksi mendadak).
Akronim terlalu pendek kurang disukai karena berisiko ditemui akronim yang sama tetapi berbeda makna. Sebaliknya, akronim yang terlalu panjang dapat merepotkan. Kesesuaian dengan kata-kata atau makna yang diwakili merupakan hal penting, di samping perlunya akronim itu mudah diucapkan.
Konflik pengertian dengan kata lain atau akronim lain dapat menimbulkan komplikasi yang tidak perlu. Pembentukan akronim dalam perspektif etika bahasa dapat mengacu pada pendapat Wittgenstein (1889-1951, filsuf bahasa, matematika, dan logika) yang menyatakan bahwa perkataan adalah sebuah tindakan moral, sehingga perkataan yang benar adalah yang didasari dengan etika, moralitas, dan logika yang baik.
Contoh-contoh akronim
Akronim umum:
Asbun - asal bunyi
Jabodetabek - Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi
Gerbangkertasusila - Gresik - Bangkalan - Mojokerto - Surabaya - Sidoarjo - Lamongan
Markus - makelar kasus
Petrus - penembak misterius
Sinetron - sinema elektronik
Warkop - warung kopi
Akronim politik di Indonesia:
Dishub - Dinas Perhubungan
Kades - Kepala Desa
Pelita - Pembangunan Lima Tahun
Pemkot - Pemerintah Kota (Kotamadya)
Akronim terkait dengan masalah pendidikan:
Toga - Tanaman obat keluarga
OSIS - Organisasi Siswa Intra Sekolah
Referensi
Pranala luar
Global Acronyms
Bahasa Indonesia | 257 |
5085 | https://id.wikipedia.org/wiki/JTV%20%28Indonesia%29 | JTV (Indonesia) | JTV (, singkatan dari Jawa Timur Televisi) adalah sebuah jaringan televisi regional di Surabaya, Jawa Timur. JTV adalah jaringan televisi swasta regional pertama di Indonesia sekaligus yang terbesar di Indonesia hingga saat ini. Jangkauan JTV meliputi hampir seluruh provinsi Jawa Timur secara terestrial, juga bisa diterima di seluruh Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, Filipina dan sebagian Australia dengan parabola melalui satelit Telkom-4, dan sejumlah televisi berlangganan.
Stasiun televisi ini merupakan anggota jaringan Jawa Pos Multimedia dan dimiliki oleh Jawa Pos Group, yang juga memiliki afiliasi surat kabar dan biro JTV di Surabaya, Malang, Jember, Banyuwangi, Kediri, Madiun, Bojonegoro dan Madura.
Sejarah
JTV bermula dari proyek pendirian stasiun televisi nasional yang direncanakan oleh Grup Jawa Pos pada 1999, di bawah PT Jawa Media Televisi Mandiri (JMTV). Namun, JMTV gagal memenangkan seleksi yang dilakukan oleh pemerintah demi mewujudkan hal itu. Walaupun demikian, karena putusan seleksi yang dituangkan dalam SK Menpen No. 286/SK/Menpen/1999 menempatkan JMTV sebagai "cadangan" yang bisa bersiaran jika frekuensinya didapat, maka seiring pemberlakuan otonomi daerah (termasuk dalam pengelolaan frekuensi) pada 2000, Grup Jawa Pos kemudian memutuskan mendirikan JTV dan mengajukan izinnya ke pemerintah Jawa Timur pada 2001.
Siarannya dimulai pada 8 November 2001 dengan cakupan Surabaya dan sekitarnya, dengan modal Rp 150 miliar dan karyawan sebanyak 176 orang. Kehadiran JTV awalnya sempat menuai kontroversi karena dianggap tidak memiliki izin dari pemerintah pusat dalam menggunakan frekuensi awalnya (38 UHF) sehingga JTV sempat disegel sementara pada bulan Mei 2002. Namun, kemudian dengan berpindah frekuensi dan mengurus perizinan, JTV bisa beroperasi kembali dan bahkan memperluas operasionalnya ke seluruh Jatim. Dua bulan kemudian, pada tanggal 1 Juli 2002, bertepatan dengan HUT Jawa Pos ke-53, dilaksanakanlah grand launching stasiun televisi ini. Program-program JTV diwarnai oleh sentuhan lokal Jawa Timur, seperti adanya acara berita berbahasa Jawa.
Identitas
Logo
Logo JTV menggunakan huruf kecil semua sebagai "jtv" yang terdiri dari huruf "J" berbentuk oval atau lengkungan sabit warna merah dan kata "tv" kotak-kotak miring warna biru digunakan dari 8 November 2001 hingga 18 Juli 2012. Huruf "J" merupakan simbol global sebagai gelombang penyiar khas lokal dari seluruh masyarakat di Jawa Timur.
Sebelas tahun mengudara kemudian, Mendiola Wiryawan seorang master desain ternama kepada seluruh penggemar JTV, berhasil mendapatkan pra-peluncuran logo baru yaitu dalam rangka perayaan special event bertajuk "Bangga Jawa Timur" ditayangkan secara langsung tanggal 18 Juli 2012 pukul 20.10 WIB. Logo baru ini diinterpretasikan sebagai wajah Semar dan peta Jawa Timur memiliki tiga warna berupa biru, jingga dan kuning tua serta tulisan "jtv" warna putih di tengahnya. Saat ditayangkan on-air, logo tersebut dari pojok kanan atas menjadi pojok kiri atas juga menampilkan diputar station identfication untuk pertama kali beredar di acara ini bertemakan "Musik Terminal" dan dibawakan lagu "Jingle JTV" berapa jumlah artis penyanyi berasal dari Jawa Timur (misalnya Lontong Balap) maka durasinya lebih panjang. Selain itu JTV memberikan identitas perusahaan seperti gedung, mobil, baju karyawan/karyawati, mikrofon berita, kartu nama, ruang studio dan media cetak. Apapun makna logo baru JTV disebut adalah:
Peta Jawa Timur menggambarkan kebanggaan Jatim, apresiasi Jatim, spirit Jatim, komunikasi Jatim, ekspresi Jatim, dan kreatifitas Jatim. Jawa Timur disini sebagai janji eksistensi JTV kepada masyarakatnya.
Wajah Semar sebagai tokoh khas ciptaan masyarakat jawa yang memiliki sifat egaliter, pengayom, penasihat, dan menjaga keseimbangan masyarakat. Hal ini sejalan dengan tujuan JTV yang mengayomi kebudayaan masyarakat Jawa Timur.
Tulisan JTV dengan huruf kecil namun tebal yang menggambarkan sifat masyarakat Jawa Timur yang egaliter namun memiliki pandangan hidup yang kokoh dan tegas serta ekspresif dalam menyampaikan gagasan-gagasannya. Huruf “t” yang berbentuk seperti panah ke atas dan angka 1 yang menggambarkan semangat progresif JTV untuk selalu menuju yang terbaik di bidangnya
Warna biru menggambarkan JTV yang profesional dan terpercaya.
Warna jingga menggambarkan ekspresi, kreatifitas, dan dinamika JTV dalam mengembangkan program-programnya.
Logo ini bertahan selama 10 tahun, agar lebih semangat lagi pada tanggal 1 April 2022, logo baru JTV akan diubah dan disederhanakan lagi yang terdiri dari wajah Semar tetap dan Pulau Madura di pojok kanan atas lalu ditambahkan lingkaran warna jingga di pojok kiri atas pada huruf "J" serta tulis JTV miring warna putih (padahal gaya huruf lebih sama seperti logo lama).
Selain itu, logo JTV di pojok kiri atas akan berubah menjadi warna putih digunakan sebagai digital on-screen graphic dan website resmi namun selanjutnya station identfication JTV yang baru bertemakan "Oriental Circus" atau arti kata bahasa Indonesia disebut "Sirkus Oriental" cenderung lebih senang, gembira, kemantapan dan menghibur bagi penonton setia JTV karena isinya kedatangan seorang sirkus hebat yang sejati dan penuh sensasi misalnya akrobat, sepeda roda satu dan sulap kemudian ditambahkan artis penyanyi lokal khas Jawa Timur dan penyiar berita dan hiburan JTV.
Logo baru JTV sebanyak dua kali, apabila logo yang lebih lama pertama kali disiarkan secara otomatis dan dikreasikan memberikan warna Jawa Timur maka logo ini terdapat ciri-ciri dan apapun makna penting tersebut dimaksud:
Warna biru tua merupakan suasana program JTV sebagai menggambarkan langit kegelapan dengan sejuta bintang pada malam hari apabila wajah Semar dan peta Jawa Timur bergabung seluruh permukaan logo.
Warna jingga memberikan mata penayangan JTV sebagai simbol matahari dan manfaatnya menjadi tenaga api aktifitas lebih harapan, hangat, memanas dan semangat terdiri dari bentuk lingkaran warna jingga di atas pada huruf "j" kemudian diberi slogan "REK!" pada teks balon.
Ditulis JTV warna putih adalah simbol hasil jumlah penonton lebih bersih, cemerlang, cepat dan maju karena wordmark terletak logo itu dibandingkan dengan logo lama.
Jadi, semua lakukan desain berbentuk logo baru JTV kedua merasakan ramah, warna-warni, ceria dan kreatif maka logonya lebih bagus dan terlihat cukup rumit dan efektif melambangkan spirit Jatim seperti misi logo baru pertama.
Slogan
Spesial ulang tahun
Program acara
Acara saat ini
Jatim Awan
Optimis Jatim Bangkit
Jatim Cerdas
Jatim Gaspol
Jatim Memilih (selama Pilkada Jatim)
Pojok Arena
Pojok 7
Pojok Kampung
Sorot
Kabar Apik
Nusantara Kini
SEA Morning Show (bersama SEA Today)
Carita
Satu Nusa
STMJ (Senyum Terus Menthelengi JTV)
Iki Lho Pedia
Mabar
Pidio
Ndoro Bei
Semar Mesem
Darling (Dagelan Rodo Mbeling)
Ndherek Dawuhe Pak Yai
Menek Blimbing
Padhange Ati (selama bulan Ramadan)
Stasiun Dangdut
Musik Asik
ML (Muter Lagu)
Musica Hits
Destinasi
Mangan Wenaak
Mancing Mbois
Blakra'an
Solusi Sehat (dahulu bernama Alternatif Jaga)
Solusi Sehat OK Dok
iBerkah
Obrolan Malam (juga ditayangkan di Jak TV)
Jurit Malam
Dialog Khusus
Bincang Sore
Gak Cuma Cangkru'an
Rujak Suroboyo
Hukum di Tengah Kita
Solusi Bisnis
Inspirasi Jatim
Tul Jaenak (Nutul Hape Dijamin Penak)
Warung VOA
Badanamu Cadets
Dragon Warrior
Acara yang pernah ditayangkan
Jatim Isuk
Jatim Bengi
Warna Warni Nusantara
Pendopo Rakyat
Semanggi (Semangat Pagi)
Berita Minggu
Borgol
Super Wani
Super J (dahulu bernama J-Trax)
Ngaji Bareng Gus Mus
Ngaji Blusukan
Lawra Campursari Show
GeRR
Sosok
Sore Hore
Klethikan
Bayu Skak
S'topan
Let's Go Dego
Napak Tilas
Senam Car Free Day (dahulu bernama Senam Pokse)
The Nylathu Show
Selebrita Selebriti
Kentrunk Funky
Din Brodin
JACO Home Shopping
DRTV
Ketawa Ketiwi JTV
Happy Holy Kids (kerjasama dengan Spacetoon)
Kidung Ceria bersama Vitacimin
The A-Team
Knight Rider
Kuis Flexi Chengli
Dangdut ZR
Dangdut Get (Joget Terus...)
Wak Kaji Show
Gang Dolly
Rujak Cingur
Walker, Texas Ranger
Lejel Home Shopping
Ocydia
Berkah Shop
76 Zendela
CMCI Country Nite
Pojok Kulonan
Pojok Madura
Kuis RT/RW
Pojok Kampung Isuk
Larasati
Ujung Timur
Penyiar
Fanny Patricia
Lauren Agnes
Erina Koto
Deasy Denovi
Mustika Ratna
Rafiqa Amalia
Risna Cahyani
Angelica Joe
Fero Yusuf
Cherrissa Pramais
Sandhana Lakshmi
Aulia Meynisa
Silmia Nuril
Jaringan siaran
Selain televisi terestrial analog dan digital di provinsi Jawa Timur, JTV dapat dinikmati di televisi satelit, kabel, live streaming dan layanan over-the-top untuk seluruh Indonesia.
Afiliasi/Jaringan Transmisi
Satelit
Telkom-4: Frekuensi: 4080, Polaritas: Horisontal, Simbol Rate: 32677 7/8, Sistem: DVB-S, MPEG2
Transvision: 820
K-Vision: 115
Kabel
MNC Play: 142
First Media: 17
SMV FreeSat TV: 313
Live streaming/layanan OTT
IndiHome TV
Vidio
Vision+
CubMu
Lihat pula
Daftar stasiun televisi di Indonesia
Jawa Pos TV
Jawa Pos Group
Referensi
Pranala luar
Jawa Pos Group
Stasiun televisi di Jawa Timur | 1,291 |
5086 | https://id.wikipedia.org/wiki/Bali%20TV | Bali TV | Bali TV adalah stasiun televisi lokal di Indonesia yang berpusat di Bali, berdiri di bawah kepemimpinan Satria Naradha yang merupakan pemimpin Kelompok Media Bali Post. Kekuatan daya pancar pada saat siaran analog masih aktif adalah 10 kilowatt yang dipancarkan dari Bukit Bakung, desa Kutuh, kecamatan Kuta Selatan, kabupaten Badung di kanal 49 UHF untuk wilayah Denpasar.
Dengan moto Matahari dari Bali, Bali TV hadir sebagai program yang memfokuskan terhadap kebudayaan, adat istiadat, dan keunikan yang khas dari Pulau Bali . Selain itu, moto Matahari dari Bali ini juga berasal dari nama perusahaan tersebut, yaitu Rhanada. Jika dijabarkan, arti Rha adalah bahasa Yunani yang berarti matahari, sementara Nadha dalam bahasa sansakerta berarti mencerahkan. Dan bila disatukan, maka matahari yang mencerahkan adalah moto dan logo Bali TV hingga saat ini.
Sejarah
Bali TV merupakan salah satu stasiun televisi lokal di Bali yang muncul sebelum ditetapkannya Undang-Undang Penyiaran. Semenjak Undang-Undang No. 32 tahun 2002 tentang Penyiaran diterbitkan, eksistensi lembaga penyiaran di Indonesia yang meliputi lembaga publik, lokal, komunitas, dan swasta dapat terlindungi secara resmi dalam undang-undang tersebut
Sejak September 2005, Bali TV bisa disaksikan di seluruh Indonesia dengan satelit Palapa D. Mulai Mei 2020, Bali TV resmi mengudara melalui satelit Telkom 4 berkaitan dengan berakhirnya masa orbit satelit Palapa D pada tahun yang sama.
Dari laman website KPID Bali tahun 2018, Bali TV memperoleh penghargaan dalam kategori program acara hiburan seni dan budaya terbaik dalam acara KPID Bali Awards 2018
Program acara
Acara-acara Bali TV antara lain mencakup lagu-lagu dalam bahasa Bali, acara-acara yang bernafaskan Hindu dan upacara-upacara kedaerahan lainnya. Tetapi mereka juga menanyangkan warta berita pula (dalam bahasa Indonesia).
Penyiar
Oka Permadi
Arna Suputra
Aura Gizela
Dwi Vera
Identitas
Slogan utama
Logo dan slogan spesial HUT
Lihat pula
Indonesia Network
Bali Post
Kelompok Media Bali Post
Daftar stasiun televisi di Bali
Rujukan
Pranala luar
Stasiun televisi di Bali | 306 |
5090 | https://id.wikipedia.org/wiki/Nandini | Nandini | Nandini (Sanskerta: नन्दिनी, "yang menyenangkan") adalah seekor lembu betina. Lembu ini dipakai sebagai wahana (kendaraan) Batara Siwa. Lembu Nandini dikenal mempunyai sifat tak kenal takut.
Nandini juga melambangkan sebagai lembu kekayaan, milik Bagawan Wasista, konon terlahir dari Surabhi, sang lembu kemakmuran yang muncul ketika samudra diaduk pada proses penciptaan alam semesta.
Nama lain Nandini yang dikenal di Indonesia adalah (H)Andini. Nama Nandini umum dipakai untuk nama perempuan di India dengan harapan agar yang diberi nama akan menjadi kuat. Namanya juga sering digunakan sebagai nama anak perempuan di dalam suku Jawa. Nama "Andini" yang dipakai di suku Jawa mempunyai arti yaitu "penurut".
Figur lembu Nandini banyak dijadikan arca pada percandian Hindu di Jawa, terutama dari periode Medang Mataram, khususnya pada percandian yang memuja Dewa Syiwa.
Lihat pula
Siwa
Makhluk dalam mitologi Hindu | 131 |
5100 | https://id.wikipedia.org/wiki/Burung%20hantu | Burung hantu | Burung hantu adalah kelompok burung yang merupakan anggota ordo Strigiformes. Burung ini termasuk golongan burung buas (karnivora, pemakan daging) dan merupakan hewan malam (nokturnal). Seluruhnya, terdapat sekitar 222 spesies yang telah diketahui, yang menyebar di seluruh dunia kecuali Antarktika, sebagian besar Greenland, dan beberapa pulau-pulau terpencil.
Di dunia barat, hewan ini dianggap simbol kebijaksanaan, tetapi di beberapa tempat di Indonesia dianggap pembawa pratanda maut, maka namanya Burung Hantu. Walau begitu tidak di semua tempat di Nusantara burung ini disebut sebagai burung hantu. Di Jawa misalnya, nama burung ini adalah darès atau manuk darès yang tidak ada konotasinya dengan maut atau hantu. Di Sulawesi Utara, burung hantu dikenal dengan nama Manguni.
Burung hantu dikenal karena matanya besar dan menghadap ke depan, tak seperti umumnya jenis burung lain yang matanya menghadap ke samping. Bersama paruh yang bengkok tajam seperti paruh elang dan susunan bulu di kepala yang membentuk lingkaran wajah, tampilan "wajah" burung hantu ini demikian mengesankan dan kadang-kadang menyeramkan. Apalagi leher burung ini demikian lentur sehingga wajahnya dapat berputar 180 derajat ke belakang.
Umumnya burung hantu berbulu burik, kecoklatan atau abu-abu dengan bercak-bercak hitam dan putih. Dipadukan dengan perilakunya yang kerap mematung dan tidak banyak bergerak, menjadikan burung ini tidak mudah kelihatan; begitu pun ketika tidur di siang hari di bawah lindungan daun-daun.
Ekor burung hantu umumnya pendek, namun sayapnya besar dan lebar. Rentang sayapnya mencapai sekitar tiga kali panjang tubuhnya.
Kebiasaan
Kebanyakan jenis burung hantu berburu di malam hari, meski sebagiannya berburu ketika hari remang-remang di waktu subuh dan sore (krepuskular) dan ada pula beberapa yang berburu di siang hari.
Mata yang menghadap ke depan, sehingga memungkinkan mengukur jarak dengan tepat; paruh yang kuat dan tajam; kaki yang cekatan dan mampu mencengkeram dengan kuat; dan kemampuan terbang tanpa berisik, merupakan modal dasar bagi kemampuan berburu dalam gelapnya malam. Beberapa jenis bahkan dapat memperkirakan jarak dan posisi mangsa dalam kegelapan total, hanya berdasarkan indra pendengaran dibantu oleh bulu-bulu wajahnya untuk mengarahkan suara.
Burung hantu berburu aneka binatang seperti serangga, kodok, tikus, dan lain-lain.
Sarang terutama dibuat di lubang-lubang pohon, atau di antara pelepah daun bangsa palem. Beberapa jenis juga kerap memanfaatkan ruang-ruang pada bangunan, seperti di bawah atap atau lubang-lubang yang kosong. Bergantung pada jenisnya, bertelur antara satu hingga empat butir, kebanyakan berwarna putih atau putih berbercak.
Pembasmi tikus
Burung hantu merupakan salah satu jenis burung hantu yang kerap digunakan sebagai hewan pembasmi hama tikus di sektor pertanian. Burung hantu merupakan musuh bebuyutan dari tikus. Karena itu mulai banyak petani maupun perusahaan pertanian yang menggunakan burung hantu untuk menanggulangi serangan tikus. Burung hantu lebih efektif dibandingkan pengendalian tikus menggunakan racun tikus, gropyokan (perburuan tikus melibatkan banyak orang secara bersama-sama dan serempak) dan lain-lain.
Sebagai predator alam, burung hantu jenis Serak Jawa merupakan pemburu tikus yang paling populer dan andal, baik di perkebunan kelapa sawit maupun di pertanian padi. Dalam pertanian, sepasang burung hantu bisa melindungi 25 hektare tanaman padi. Dalam waktu satu tahun, satu ekor burung hantu dapat memangsa 1300 ekor tikus.
Burung hantu juga merupakan predator tikus yang efektif di perkebunan kelapa sawit. Penggunaan burung hantu bisa menurunkan serangan tikus pada tanaman kelapa sawit muda hingga di bawah 5 persen. Dari segi biaya, pengendalian serangan tikus menggunakan burung hantu lebih rendah 50 persen dibandingkan penanggulangan tikus secara kimiawi.
Sejumlah pemerintah daerah mulai menggunakan burung hantu untuk meningkatkan produktivitas tanaman padi mereka, termasuk Pemerintah Kabupaten Pati. Mulai 2012, Bupati Pati Haryanto mencanangkan program penangkaran burung hantu, dengan biaya dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD. Burung hantu yang ditangkarkan digunakan untuk membantu petani mengusir tikus. Pemerintah daerah juga berencana mengeluarkan peraturan daerah (Perda) yang isinya melarang perburuan burung termasuk jenis burung hantu.
Rencana pemerintah Kabupaten Pati mengeluarkan Perda larangan berburu burung hantu mendapat tanggapan positif dari Kementerian Kehutanan Indonesia. Kementerian Kehutanan Indonesia berencana menerbitkan Peraturan Menteri tentang perlindungan burung hantu yang mulai langka di Indonesia.
Ragam jenis
Burung hantu (Ordo Strigiformes) terdiri dari enam suku (familia). Namun hanya tersisa dua suku burung hantu yang masih ada, yaitu suku burung serak atau burung-hantu gudang (Tytonidae) dan suku burung hantu sejati (Strigidae). Banyak dari jenis-jenis burung hantu yang merupakan jenis endemik (menyebar terbatas di satu pulau atau satu wilayah saja) di Indonesia, terutama dari marga Tyto, Otus, dan Ninox. Berikut ini merupakan suku-suku burng hantu baik yang masih ada maupun yang sudah punah :
Strigidae
Tytonidae
Ogygoptyngidae (punah)
Palaeoglaucidae (punah)
Protostrigidae (punah)
Sophiornithidae (punah)
Beberapa contoh spesiesnya adalah:
Burung hantu Pere David
Burung hantu elang Andaman
Burung hantu kelabu besar
Tytonidae
Serak Jawa (Tyto alba)
Serak bukit (Phodilus badius)
Strigidae
Celepuk reban (Otus lempiji)
Beluk jampuk (Bubo sumatranus)
Beluk ketupa (Ketupa ketupu)
Punggok coklat (Ninox scutulata)
Kokok beluk (Strix leptogrammica)
Burung hantu elang utara (Surnia ulala)
Galeri
Referensi
Bacaan lanjutan
MacKinnon, J. 1993. Panduan lapangan pengenalan Burung-burung di Jawa dan Bali. Gadjah Mada University Press. Jogyakarta. ISBN 979-420-150-2
MacKinnon, J., K. Phillipps, and B. van Balen. 2000. Burung-burung di Sumatra, Jawa, Bali dan Kalimantan. LIPI dan BirdLife IP. Bogor. ISBN 979-579-013-7
Lihat juga
Penglihatan burung
Pranala luar
Owl Pages, website burung hantu, diakses tgl 01/8/2006.
Strigiformes pada ITIS Database, diakses 01/8/2006
Strigiformes
Burung | 840 |
5101 | https://id.wikipedia.org/wiki/Sulawesi%20Utara | Sulawesi Utara | Sulawesi Utara (disingkat Sulut) adalah salah satu provinsi yang terletak di ujung utara Pulau Sulawesi, Indonesia, dengan ibu kota terletak di kota Manado. Sulawesi Utara atau Sulut berbatasan dengan Laut Maluku dan Samudra Pasifik di sebelah timur, Laut Maluku dan Teluk Tomini di sebelah selatan, Laut Sulawesi dan Provinsi Gorontalo di sebelah barat, dan Provinsi Davao Occidental di sebelah utara. Penduduk Sulawesi Utara pada tahun 2022 berjumlah 2.666.821 jiwa, dan luas wilayahnya adalah 13.892,47 km2.
Sulawesi Utara memiliki kepulauan dengan jumlah pulau sebanyak 287 pulau dengan 59 di antaranya berpenghuni. Wilayah administratif Sulawesi Utara terbagi menjadi 4 kota dan 11 kabupaten dengan 1.664 desa/kelurahan. Sulawesi Utara terbagi menjadi dua zona yaitu zona selatan yang berupa dataran rendah dan dataran tinggi serta zona utara yang meliputi kepulauan. Zona ekonomi eksklusif Sulawesi Utara mencapai 190.000 km2 dengan pesisir pantai sepanjang 2.395,99 km dan luas hutan mencapai 701. 885 hektare. Wilayah Sulawesi Utara juga memiliki banyak gunung berapi, dikarenakan letaknya yang berada di tepian Lempeng Sunda.
Sejarah
Prasejarah
Benda Purbakala temuan Arkeologi Masa Prasejarah
Temuan benda purbakala di Sulawesi Utara di antaranya gua-gua purba di Talaud, Minahasa, Bolaang Mongondow. Kubur batu Waruga yang bertebaran di Minahasa. Pada saat terjadi pengesekan (zaman glacial) di muka bumi pada masa Plestosin, pernah terjadi migrasi fauna dari daratan Asia ke Selatan melalui Filipina dan Sulawesi Utara.
Oleh sebab itu di Filipina dan di Sulawesi Utara terdapat peninggalan fosil-fosil binatang purba seperti gajah purba (stegodon) dan fosil hewan lainnya. Di Desa Pintareng di Tabukan Selatan di Pulau Sangihe, telah ditemukan adanya fosil-fosil gading dan geraham gajah purba tersebut. Menurut para ahli dari Museum Geologi Bandung dan dari Pusat penelitian Arkeologi Nasional Jakarta, fosil-fosil tersebut dinyatakan sebagai bagian dari fosil Stegodon yang pernah hidup di Kepulauan Nusantara pada masa Plestosin sekitar 2 juta tahun lalu.
Gajah purba ini selain di Pintareng telah ditemukan fosil-fosilnya di Sangiran, di Kabupaten Sragen Jawa Tengah, di Lembah Cabenge di Sulawesi Selatan dan di Lembah Besoa di Sulawesi Tengah. Stegodon di dunia diperkirakan pernah hidup sejaman dengan binatang purba lainnya. Di Indonesia stegodon hidup dengan binatang-binatang purba lainnya seperti Rinocheros (badak purba) serta kerbau purba dan lain sebagainya. Dengan temuan fosil gajah purba di Pintareng, Tabukan Selatan Sangihe tersebut, maka sebenarnya pada masa lalu gajah pernah hidup di Pulau Sulawesi dan terutama di Sulawesi Utara.
ditemukannya sisa-sisa budaya yang mengenal pemakaian alat-alat batu muda (neolitik) yang berupa beliung batu persegi di Liang Tuo Mane’e di Kabupaten Talaud dan di daerah lain di Sulawesi Utara. Disamping itu ditemukan pula sisa-sisa budaya masa logam tua (paleometalik) yang mengenal penggunaan tempayan kubur seperti yang ditemukan di Liang Buiduane di Talaud dan di Bukit Kerang Passo di Minahasa, serta peninggalan budaya megalitik (kebudayaan yang mengenal penggunaan batu-batu besar) tersebar di wilayah kepulauan Sulawesi dan kepulauan Maluku Utara (Bellwood, 1978).
Sehubungan dengan hal itu wilayah ini menurut para pakar diperkirakan menjadi daerah kunci yang dapat memberi jawaban atas permasalahan daerah asal (home land) dari suku bangsa yang berbahasa Austronesia yang pada masa kemudian mendiami daerah-daerah antara Madagaskar di bagian barat sampai dengan Easter Island di kepulauan Pasifik di bagian timur, serta Formosa Island di bagian Utara (Solheim, 1966; Shuttler, 1975, Bellwood, 2001).
Budaya yang dibawa oleh suku bangsa penutur bahasa Austronesia meninggalkan warisan-warisan budaya yang terdiri dari alat-alat batu neolitik beliung persegi, benda-benda yang terbuat dari batu-batu besar (megalitik) dan penguburan dengan menggunakan tempayan tanah liat. Warisan budaya semacam itu banyak ditemukan peninggalannya di Sulawesi Utara. Alat-alat batu neolitik telah ditemukan di gua-gua di daerah Talaud, di Guaan Bolaang Mongondow dan daerah Oluhuta yang sebelum pemekaran wilayah daerah itu termasuk ke dalam wilayah Sulawesi Utara.
Demikian juga benda-benda megalitik banyak ditemukan di Sulawesi Utara dalam bentuk kubur batu waruga, batu bergores Watu Pinawetengan, menhir ‘watu tumotowa’, kubur tebing batu Toraut dan lesung batu, yang umumnya ditemukan di Tanah Minahasa dan Bolaang Mongondow. Sedangkan kubur tempayan tanah liat ditemukan di beberapa daerah seperti di Bukit Kerang Passo di Kecamatan Kakas Minahasa, di Liang Buiduane Salibabu, di Tara-tara, Kombi, dan di beberapa daerah lainnya.
Sejarah Peradaban di Sulawesi Utara
Sejarah peradaban manusia di daerah ini cukup panjang dan menarik. Daerah ini pada zaman es melanda dunia pada masa plestosin jutaan tahun yang lalu, merupakan bagian daratan yang menghubungkan Pulau Sulawesi dengan daratan Filipina bahkan daratan Asia. Setelah zaman es berakhir, Sulawesi Utara menjadi daratan yang membentuk jazirah Pulau Sulawesi dan kepulauan di bagian utaranya.
Selain daratan yang sebagian besar merupakan dataran tinggi, Sulawesi Utara juga terdiri dari pulau-pulau yang jumlahnya cukup banyak, lebih dari 150 pulau. Daerah ini mempunyai karakter alam yang khas yaitu dataran tinggi lebih luas dari dataran rendahnya, memiliki banyak gunung berapi dan sebagian besar masih aktif termasuk gunung api bawah laut, memiliki banyak gugusan karang yang membentuk pulau-pulau, selain itu kerak bumi daerah ini berdekatan bahkan sebagian berada tepat di daerah terjadinya proses subduksi (perbenturan) lempeng-lempeng (plates) tektonik antara lempeng Pasifik-Filipina-Australia dengan lempeng Sangihe dan Halmahera. Bahkan terletak dekat dengan pertemuan lempeng-lempeng dunia seperti lempeng Pasifik, Eurasia, dan Australia.
Posisi di daerah subduksi inilah yang menyebabkan kemunculan gunung-gunung berapi dan sering terjadinya berbagai gempa bumi di daerah ini sejak zaman dahulu kala. Gunung-gunung berapi Sulawesi, Halmahera, dan Sangihe, adalah merupakan hasil zona subduksi lempengan Sangihe dan Halmahera.
Sebagian besar lempengan Maluku telah tertindih (tersubduksi) oleh zona subduksi Halmahera di bagian Timur dan oleh zona subduksi Sangihe di bagian Barat. Gunung-gunung berapi di Sulawesi, Sangihe, dan Halmahera diberi pasokan magma yang dibangkitkan di mantle asthenospherik yang termodifikasi oleh fluida yang dihasilkan dari lempengan Maluku yang tertindih. Dalam beberapa juta tahun semua lempengan Laut Maluku akan tersubduksi dan lempengan Sangihe serta Halmahera yang sudah saling menindih pada ujung-ujung lempengannya akan bertabrakan hebat (Salindeho, Winsulangi dan Pitres Sombowadile, 2008: hal. 12, 144-149).
Fenomena alam yang telah digambarkan tersebut, di satu sisi telah menyebabkan berbagai bencana seperti bencana gempa bumi atau letusan gunung api yang mendatangkan kesulitan bagi masyarakat. Akan tetapi di sisi lain telah memberi warisan yang berupa keindahan alam dan kekayaan alam yang menguntungkan bagi masyarakat. Warisan yang menguntungkan itu antara lain keindahan alam pegunungan maupun bahari termasuk keindahan terumbu karang bahkan juga hasil rempah-rempah yang sudah terkenal di dunia sejak ratusan tahun lalu, adalah merupakan warisan yang menguntungkan masyarakat. Demikian juga warisan alam yang berupa logam bernilai ekonomis tinggi seperti emas, perak, timbal, seng, dan tembaga. Semua itu telah terekam di dalam dokumen-dokumen sejarah alam daerah ini.
Dari uraian tersebut diperoleh gambaran bahwa Sulawesi Utara berdasarkan alamnya, terkenal ke seluruh dunia dengan kekhasan dan kekayaan alamnya yang indah dan subur, dengan adanya taman-taman laut seperti Bunaken maupun adanya tambang-tambang emas, serta tanaman cengkih-pala dan perkebunan kelapa yang sangat luas, demikian juga dengan fauna langkanya seperti Anoa, Maleo, Tarsius, dan lain sebagainya.
Berdasarkan penelitian arkeologi diketahui bahwa tanda-tanda kehidupan manusia di Sulawesi Utara sudah berlangsung sejak 30.000 tahun yang lalu seperti yang ditemukan buktinya di Gua Liang Sarru di Pulau Salibabu. Bukti yang lain menunjukkan adanya kehidupan sekitar 6.000 tahun lalu di Situs Bukit Kerang Passo di Kecamatan Kakas dan 4.000 tahun yang lalu sampai awal Masehi di Gua Liang Tuo Mane’e di Arangkaa di Pulau Karakelang. Kemudian muncul kebudayaan megalitik berupa kubur batu ‘waruga’, menhir ‘watutumotowa’, lumpang batu dan lain-lain sejak 2.400 tahun yang lalu sampai abad 20 Masehi di Bumi Minahasa.
Selain itu Sulawesi Utara pada masa lalu merupakan wilayah penghasil rempah-rempah, beras, dan emas yang potensial yang menjadi ajang pertarungan kepentingan hegemoni ekonomi antara bangsa Portugis, Spanyol, Belanda dan Kerajaan-kerajaan di sekitar daerah ini, yang akhirnya bermuara pada pertarungan politik dan militer (Meilink-Roelofsz, 1962: 93-100). Pada masa lalu daerah ini juga menjadi rute perdagangan antara barat dan timur serta penyebaran agama Kristen, Islam maupun kepercayaan atau agama yang dibawa oleh pedagang-pedagang Cina. Sulawesi Utara juga berperan dalam perjuangan-perjuangan kemerdekaan dengan munculnya pahlawan-pahlawan asli dari daerah ini.
Wilayah Indonesia Timur termasuk daratan Sulawesi Utara dan kepulauan Sangihe, Sitaro, dan Talaud, sejak dahulu adalah merupakan wilayah yang strategis di kawasan Pasifik, karena merupakan jembatan penghubung antara kawasan Asia dengan Kepulauan Pasifik (Bellwood, 1996; Veth 1996). Pada masa lalu wilayah ini menjadi bagian dari rute perjalanan migrasi fauna dan manusia beserta kebudayaannya. Bukti-bukti yang menunjukkan bahwa di dalam migrasi fauna prasejarah pernah melewati dan singgah di wilayah ini adalah ditandai dengan adanya fosil gading gajah purba (stegodon) yang ditemukan di Pintareng, di Kabupaten Kepulauan Sangihe di Sulawesi Utara (Husni, 1996/1997, 1999), dan geraham binatang purba di lembah Napu di Kabupaten Poso Sulawesi Tengah, serta fosil-fosil binatang purba lainnya di Cabenge di Sulawesi Selatan (Santoso, 2001, 2002, 2003).
Masa ditemukannya Tulisan
Daerah Sulawesi Utara masuk dalam sejarah catatan sejak tahun 1365 demikian menurut tulisan David DS Lumoindong, di dapat dari penemuan berita mengenai Talaud dan Minahasa. Tetapi kalau dilihat sejak adanya tulisan maka bukti penulisan di Watu Pinawetengan yang diperkirakan tahun 670 Masehi menurut Riedel.
Sedangkan simbol-simbol gambar, sudah ditemukan pada Kuburan Batu Kamar dengan perkiraan usia 3.000-3.500 lalu.
Kolonialisme
Bangsa Portugis adalah bangsa barat yang pertama kali datang di Sulawesi Utara, kapal Portugis berlabuh di Pulau Manado di masa Kerajaan Manado tahun 1521. Kapal Spanyol berlabuh di Pulau Talaud dan Siau, terus ke Ternate. Portugis membangun benteng di Amurang. Spanyol membangun Benteng di Manado, sejak itu Minahasa mulai dikuasai Spanyol.
Perlawanan melawan penjajahan Spanyol memuncak tahun 1660-1664. Kapal Belanda mendarat di Kota Manado pada tahun 1660 dalam membantu perjuangan Konfederasi Minahasa melawan Spanyol. Perserikatan negara-negara republik anggota Konfederasi Minahasa mengadakan Perjanjian Dagang dengan VOC. Perjanjian kerja sama dagang ini kemudian menjadikan VOC memonopoli perdagangan, yang lama kelamaan mulai memaksakan kehendaknya, akhirnya menimbulkan perlawanan tahun 1700-an di Ratahan yang memuncak pada Perang Minahasa-Belanda tahun 1809-1811 di Tondano.
Benda Temuan ArkeologI Masa Sejarah
Di antaranya Benteng-benteng Portugis seperti di Amurang, Kema, Batu Waruga di Sawangan, Tomohon, Tondano, Tompaso kemudian tugu-tugu batu di semua desa disebut Batu Tumotowa.
Kemerdekaan
Setelah kemerdekaan Indonesia, Indonesia terbagi menjadi 8 Provinsi, dan Sulawesi termasuk salah satu provinsi tersebut. Gubernur pertama Sulawesi adalah Dr. Sam Ratulangi, yang juga dikenal sebagai pahlawan nasional.
Tahun 1948 di Sulawesi dibentuk Negara Indonesia Timur, yang kemudian menjadi salah satu negara bagian dalam Republik Indonesia Serikat. Negara Indonesia Timur dibubarkan, dan bergabung ke dalam Republik Indonesia. Berdasarkan Undang-Undang Nomor UU 13 Tahun 1964, dibentuk Provinsi Sulawesi Utara. Tanggal 23 September 1964 ditetapkan sebagai hari jadi provinsi.
Geografi
Sulawesi Utara terletak di semenanjung paling utara di Pulau Sulawesi. Lokasinya berada di perbatasan bagian utara Indonesia. Sulawesi Utara terletak pada titik koordinat 0°LU – 3°LU dan 123°BT – 126°BT serta merupakan salah satu daerah yang terletak di sebelah utara garis khatulistiwa.
Topografi
Sulawesi Utara terdapat 41 buah gunung dengan ketinggian berkisar antara 1.112–1.995 dpl. Kondisi geologi sebagian besar adalah wilayah vulkanik muda, sejumlah besar erupsi serta bentuk kerucut gunung berapi aktif yang padam menghiasi Minahasa bagian tengah, daerah Bolaang Mongondow, dan Kepulauan Sangihe. Material-material yang dihasilkan letusannya berbentuk padat serta lain-lain bahan vulkanik lepas. Semua vulkanik ini berbentuk pegunungan (otogenisa) menghasilkan morfologi yang berbukit-bukit dan bergunung-gunung dengan perbedaan relief topografik yang cukup besar.
Sulawesi Utara terdapat 5 wilayah yang di kelilingi oleh gunung api aktif yaitu:
Kabupaten Bolang Mongondow
Gunung Ambang dengan ketinggian 1.689 dpl
Kabupaten Minahasa Tenggara dengan
Gunung Soputan dengan ketinggian 1.783 dpl
Kota Tomohon
Gunung Lokon dengan ketinggian 1.579,6 dpl
Gunung Mahawu dengan ketinggian 1.331,0 m yang merupakan hulu dari 12 sungai besar dengan 7 danau.
Kepulauan Sangihe yakni
Karangetang dengan ketinggian 1.320,0 dpl
Ruang dengan ketinggian 714,0 dpl
Banuawuhu
Submarin
Gunung Awu.
Kota Bitung dengan
Gunung Tangkoko dengan ketinggian 1.149,0 dpl
Relief
Secara fisiografis, wilayah Provinsi Sulawesi Utara dapat dikelompokkan dalam dua zona: zona selatan dan zona utara. Dataran rendah, dan dataran tinggi pada bagian selatan (dari Bolaang hingga Minahasa Utara) memiliki tanah yang cukup subur. Pada bagian utara (dari Pulau Miangas, Sangihe, hingga Pulau Siau) kepulauan.
Terbentang rangkaian pegunungan berapi: Di Minahasa Tenggara terdapat Gunung Soputan. Di Kota Tomohon terdapat Gunung Lokon, di Pulau Siau tedapat Gunung Karangetang. Sedangkan di Minahasa Utara terdapat gunung tertinggi yaitu Gunung Klabat di Kota Airmadidi gunung tersebut sudah lama tidak aktif, di puncaknya terdapat danau.
Hidrografi
Tiga sungai terpenting di Sulawesi Utara adalah Sungai Tondano, Sungai Poigar, dan Sungai Ranoyapo. Sungai Tondano memiiki hulu di Danau Tondano di daerah Minahasa, dan mengalir melalui tengah Kota Manado. Sungai Ranoyapo memiiki hulu di Pegunungan Wulur Mahatus di daerah Minahasa Selatan, dan mengalir melalui sebagian daerah di Minahasa Selatan bermuara di Kota Amurang.
Luas Wilayah
Luas wilayah Provinsi Sulawesi Utara adalah 15.069 km² dengan persentase 0,72% terhadap luas Indonesia yang terdiri dari 11 (sebelas) Kabupaten dan 4 (empat) Kota.
Iklim
Iklim daerah Sulawesi Utara termasuk tropis yang dipengaruhi oleh angin monsun. Pada bulan-bulan November sampai dengan April bertiup angin barat yang membawa hujan di pantai utara, sedangkan dalam Bulan Mei sampai Oktober terjadi perubahan angin selatan yang kering.
Curah Hujan
Curah hujan tidak merata dengan angka tahunan berkisar antara 2.000-3.000 mm, dan jumlah hari hujan antara 90-139 hari. Daerah yang paling banyak menerima curah hujan adalah daerah Minahasa.
Suhu Udara
Suhu udara rata-rata 25 °C. Suhu udara maksimum rata-rata tercatat 30 °C dan suhu udara minimum rata-rata 20,4 °C. Suhu atau temperatur dipengaruhi oleh ketinggian suatu lokasi dengan perhitungan setiap kenaikan 100 meter dapat menurunkan suhu sekitar 0,6 °C.
Pemerintahan
Daftar Gubernur
Dewan Perwakilan
Dewan Perwakilan
Sulawesi Utara mengirim 6 wakil ke DPR RI, dan empat wakil ke DPD. Empat wakil Provinsi Sulawesi Utara di DPD untuk periode 2014-2019 dan periode 2019-2024 adalah Dr. Maya G. Rumantir; Dr. Aryanthi Baramuli; Fabian Sarundajang; Benny Rhamdani; Cherish Harriette; Djafar Alkatiri; Stefanus B.A.N. Liow; 6 wakil di DPR RI untuk periode 2014-2019 adalah Olly Dondokambey; E.E. Mangindaan SE ; Vanda Sarundajang; Aditya Anugrah Moha; Yasti Soepredjo Mokoagow; Wenny Warouw;
Kantor Konsulat General
Kantor Konsulat General negara Filipina berkedudukan di kota Manado
Kabupaten dan Kota
Demografi
Pada tahun 2010, jumlah penduduk Sulawesi Utara sebanyak 2.270.596 jiwa. Jumlah tersebut diketahui melalui sensus penduduk. Laju pertumbuhan penduduk Sulawesi Utara sebesar 1,28 persen/tahun. Hampir 45% penduduk tinggal di perkotaan, dan sisanya sebesar 55% tinggal di pedesaan. Angka partisipasi sekolah untuk tingkat sekolah dasar lumayan tinggi sebesar 96,10% sehingga penduduk yang tidak menikmati bangku sekolah dasar hanya kurang dari 5%.
Bahasa
Bahasa resmi instansi pemerintahan di Sulawesi Utara adalah bahasa Indonesia. Hingga 2019, Badan Bahasa mencatat ada 10 bahasa daerah, di Sulawesi Utara walaupun sebenarnya ada lebih dari 10 bahasa yang dituturkan di Sulawesi Utara karena satu rumpun etnis di Sulawesi Utara ada berbagai sub-etnis dengan bahasanya masing-masing. Bahasa daerah yang ada di Sulawesi Utara antara lain:
Bahasa Melayu Manado
Bahasa Mongondow
Bahasa Tontemboan
Bahasa Tondano
Bahasa Tombulu
Bahasa Tonsea
Bahasa Tonsawang
Bahasa Ratahan
Bahasa Ponosakan
Bahasa Bantik
Bahasa Sangihe
Bahasa Talaud
Suku bangsa
Berdasarkan Sensus Penduduk Indonesia 2010, dari 2.263.463 jiwa penduduk yang terdaftar, mayoritas penduduk Sulawesi Utara adalah suku Minahasa yakni 1.019.314 jiwa (45,04%). Selain Minahasa, penduduk asli Sulawesi Utara lainnya termasuk suku Bolaang Mongondow, Sangir, Talaud, Siau, Bajau dan Bantik, sebanyak 879.579 jiwa (38,86%).
Suku Bajau mendiami beberapa desa pinggir pantai Sulawesi Utara di bagian utara Kabupaten Minahasa Utara. Suku Bantik, konon adalah keturunan pengungsian dari Talaud, tersebar di Bolaang, dan Minahasa bagian Barat. Suku Wawontehu tinggal di sebagian wilayah Bunaken, kota Manado. Namun demikian, etnisitas di Sulawesi Utara termasuk heterogen, ditambah suku lain daerah provinsi lainnya di Indonesia. Suku Minahasa dan Bolaang Mongondow menyebar hampir di seluruh wilayah Sulawesi Utara daratan. Suku Sangir, Suku Talaud, Suku Siau mendiami di Kabupaten Kepulauan Sangihe, Kabupaten Kepulauan Talaud, dan Pulau Lembeh, terutama di daerah pesisir utara, timur dan barat daratan Sulawesi utara.
Selain penduduk asli, Sulawesi Utara juga merupakan tempat tinggal bagi para pendatang. Suku Gorontalo sebanyak 187.163 jiwa (8,27%) dan Jawa sebanyak 70.934 jiwa (3,13%), suku terbanyak diluar suku asli Sulawesi Utara. Suku asal Maluku 24.942 jiwa (1,10%), Bugis 22.021 jiwa (0,97%), Bali 14.347 jiwa (0,63%), Makassar 10.247 jiwa (0,45%), Tionghoa 8.532 jiwa (0,38%), Batak 4.502 jiwa (0,20%), asal Papua 2.546 jiwa (0,11%) dan suku lainnya 0,86%. Orang Bali, Jawa, umumnya tinggal di daerah transmigrasi.
Berdasarkan data dari Sensus Penduduk Indonesia 2010, berikut ini jumlah penduduk Sulawesi Utara berdasarkan suku bangsa:
Catatan: Dalam Sensus Penduduk Indonesia 2010, suku Sulawesi lainnya termasuk semua suku-suku yang berasal dari pulau Sulawesi, secara khusus yang ada di Sulawesi Utara selain dari suku Minahasa, seperti suku Bolaang Mongondow, Sangir, Talaud, Siau, Bajau dan Bantik. Sementara, suku asal Kalimantan lainnya termasuk suku-suku yang berasal dari pulau Kalimantan selain dari Dayak, dan Banjar.
Perekonomian
Sumber daya alam
Gas alam
Emas
Hutan
Kayu
Kopi
Ikan
Rempah-rempah
Kelapa
Cengkih
Durian
Perbankan
Sulawesi Utara terdapat kantor Bank Indonesia Perwakilan Sulawesi Utara yang berkedudukan di Manado. Tugas Bank Indonesia yang terdiri dari bidang moneter, sistem pembayaran, dan perbankan. Di daerah-daerah tugas Bank Indonesia lebih dominan di bidang sistem pembayaran dan perbankan.
Di bidang sistem pembayaran menyelenggarakan sistem kliring dan BI-RTGS dan di bidang perbankan mengawasi dan membina bank-bank agar beroperasi dengan sehat dan menguntungkan.
Selain itu Sulawesi Utara memiliki Bank Pembangunan nya sendiri yaitu Bank BSG yang awalnya dikenal dengan nama Bank SulutGo (Bank Sulawesi Utara dan Gorontalo) yang mana Bank ini milik Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara dan Pemerintah Provinsi Gorontalo dan tercatat sebagai BUMD masing masing daerah
Industri
Sulawesi Utara memiliki sejumlah industri besar di antaranya
PT Bimoli: Pabrik Minyak Kelapa di Bitung
Kilang Gas Alam di Tomohon
Pertambangan
Emas di Tatelu Minahasa Utara, Tompaso Baru Minahasa Selatan dan Belang Minahasa Tenggara; Lapango Mas di Sangihe
Emas di Likupang Toka tindung proyek mining Minahasa utara
Pariwisata
Kuburan Borgo
Gereja Sion Tomohon
Gereja GMIM Sentrum Manado
Gereja GMIM Sentrum Langowan
Gereja Hati Tersuci Maria Katedral Manado
Gereja Katolik Pineleng
Kelenteng Ban Hin Kiong
Museum Holokaus Yahudi
Museum Sulawesi Utara
Camp James Remboken
Taman Purbakala Waruga Sawangan
Taman Purbakala Waruga Tonsea Lama
Taman Purbakala Waruga Tomohon
Taman Purbakala Waruga Tompaso
Kuburan Kerkhoff Kuburan Belanda
Danau Tondano
Danau Linouw di Tomohon
Gunung Mahawu Di Rurukan Tomohon
Perpustakaan Babe Palar Lambertus Nicodemus Palar di Rurukan Tomohon
Puncak Temboan Rurukan Satu Tomohon
Danau Bulilin
Danau Moat
Gunung Klabat
Taman Laut Bunaken
Air Terjun Laun Dano di Minahasa
Pantai Bentenan
Guha Jepang di Kawangkoan
Guha Purba di Siau
Guha Purba di Talaud
Guha Purba di Minahasa
Guha Purba di Bolaang Mongondow
Benteng Portugis di Amurang
Benteng Portugis di Kema
Batu prasasti Pinabetengan di Tompaso Minahasa
Bukit kasih
Arung Jeram Sungai Nimanga
Pendidikan
Sulawesi Utara juga memiliki sejumlah perguruan tinggi yaitu:
Perguruan Tinggi di bawah Kementerian/Lembaga/Instansi Negara
Ikatan Dinas
Institut Pemerintahan Dalam Negeri–Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia
Sekolah Calon Bintara Secaba–Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat
Sekolah Polisi Negara Karombasan–Kepolisian Negara Republik Indonesia
Non Ikatan Dinas
Institut Agama Kristen Negeri Manado Kementerian Agama Republik Indonesia
Politeknik Kesehatan Manado Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Politeknik Pelayaran Sulawesi Utara–Kementerian Perhubungan Republik Indonesia
Institut Agama Islam Negeri Manado Kementerian Agama Republik Indonesia
Perguruan Tinggi Negeri
Universitas Negeri Manado
Universitas Sam Ratulangi
Universitas Terbuka (UPBJJ Manado)
Politeknik Negeri Manado
Politeknik Negeri Nusa Utara
Perguruan Tinggi Swasta
Universitas Katolik De La Salle
Universitas Kristen Indonesia Tomohon
Universitas Klabat
Universitas Sariputra Indonesia Tomohon
Universitas Nusantara Manado
Universitas Teknologi Sulawesi Utara
Seni dan Budaya
Sulawesi Utara merupakan kawasan yang sangat kaya dengan seni budaya Indonesia lainnya. Sulawesi Utara mempunyai aneka seni budaya yang khas seperti tari-tarian, dan budaya lainnya seperti:
Maengket (Tradisi Tarian Minahasa)
Kabasaran (Atau disebut juga Tarian Cakalele adalah tarian perang Suku Minahasa)
Masamper (sebuah tradisi di wilayah Sangihe Talaud)
Hari Pengucapan Syukur (atau Pesta Syukuran dalam tradisi Kristen Minahasa yang juga terdapat di dalam Kebudayaan Amerika Serikat dan Kanada)
Sastra
Asaren tuah Puhuna
Hikayat Prang Tondano
Hikayat Danau Tondano
Legenda Pingkan Matindas
Legenda Toar Lumimuut
Legenda Mamanua
Senjata tradisional
Sabel adalah senjata tradisional suku Minahasa, bentuknya menyerupai huruf Daun Kelapa. Sabel termasuk dalam kategori Pedang. Selain Peda, bangsa Sulawesi Utara juga memiliki beberapa senjata khas lainnya, seperti Perisai, Pedang bara Sangihe.
Rumah Tradisional
Rumah tradisional suku Sulawesi Utara dinamakan Wale. Rumah adat ini bertipe rumah panggung dengan 3 bagian utama dan 1 bagian tambahan. Tiga bagian utama dari rumah Sulawesi Utara yaitu serambi depan, serambi tengah dan serambi belakang. Sedangkan 1 bagian tambahannya yaitu rumah dapur.
Tarian
Provinsi Sulawesi Utara yang memiliki setidaknya 14 suku bangsa, memiliki kekayaan tari-tarian yang sangat banyak dan juga sangat mengagumkan. Beberapa tarian yang terkenal di tingkat nasional dan bahkan dunia merupakan tarian yang berasal dari Sulawesi Utara, seperti Tari Poco-poco .
Tarian Suku Sangihe
Tari Poco-poco
Tari Gunde
Tarian Suku Minahasa
Tari Maengket
Tarian Suku Minahasa
Cakalele
Makanan Khas
Sulawesi Utara mempunyai aneka jenis makanan yang khas. Antara lain Tinutuan atau Midal (bubur Manado), Nasi jaha, Pangi yang lezat, Gulai Ikan Fufu dan Dodol serta Dodol Salak yang langka. Di samping itu Dodol Amurang asal kabupaten Minahasa Selatan yang terkenal, yang dibuat dengan aneka rasa. Di daerah Minahasa terdapat makanan khas yang jarang ditemui di daerah lainnya di Indonesia, seperti rintek wuuk (biasa disebut RW) atau daging anjing, daging ular, daging babi dan paniki (daging kelelawar). Makanan khas lainnya seperti woku blanga. Sementara kuliner khas Sulawesi Utara yang juga sangat terkenal bahkan hingga ke mancanegara adalah Bagea.
Tokoh
Pahlawan Nasional
Bangsa Sulawesi Utara merupakan bangsa yang gigih dalam mempertahankan kemerdekaannya. Kegigihan perang Sulawesi Utara, dapat dilihat dan dibuktikan oleh sejumlah pahlawan (baik pria maupun wanita), serta bukti-bukti lainnya (perwira Belanda tewas dalam perang Sulawesi utara, serta kuburan Belanda dan Kubur Borgo Portugis/Spanyol yang mencatat sebagai kuburan Belanda, Portugis, Spanyol di luar Negeri Belanda, Portugis dan Spanyol).
Pahlawan Perempuan
Maria Walanda Maramis
Johana masdani
Pahlawan Pria
Sam Ratulangi
Arnold Mononutu
Ukung Wangko Lontoh Pemimpin Perjuangan Perang Minahasa-Belanda
Robert Wolter Mongisidi
Pierre Andreas Tendean
Arie Frederik Lasut
Bernard Wilhelm Lapian
Lambertus Nicodemus Palar
John Lie
Tokoh asal Sulawesi Utara
Lihat pula Suku di Sulawesi Utara untuk tokoh-tokoh yang bukan berasal dari provinsi Sulawesi Utara namun berketurunan Sulawesi Utara.
Henk Ngantung
Marie Thomas
Benny Mamoto
Thomas Lembong
Juna Rorimpandey
Lihat pula
Daftar provinsi Indonesia
Daftar tokoh Sulawesi Utara
Daftar provinsi di Indonesia sepanjang masa
Referensi
Pranala luar
Badan Pusat Statistik Sulawesi Utara
Provinsi di Indonesia | 3,593 |
5103 | https://id.wikipedia.org/wiki/Kompas%20TV%20Jawa%20Tengah | Kompas TV Jawa Tengah | Kompas TV Jawa Tengah (sebelumnya bernama TVB atau TV Borobudur) adalah sebuah stasiun televisi yang berpusat di Semarang, Jawa Tengah. Stasiun yang berada di saluran digital 33 UHF ini merupakan anggota jaringan Kompas TV.
Stasiun televisi ini resmi mengudara pada pertengahan tahun 2003, tepatnya pada 12 Mei 2003 dengan nama awal TV B (singkatan dari Televisi Borobudur). Pada tanggal 9 September 2011, TV B mulai berjaringan dengan Kompas TV. Pada tanggal 1 Februari 2014 TV B berganti nama menjadi Kompas TV Jawa Tengah. Mulai 1 Februari 2014, jangkauan siarannya sudah terjangkau di seluruh Jawa Tengah.
Pada awal beroperasi, studio Kompas TV Jawa Tengah terletak Jl. Setiabudi 5A Semarang, terpisah dari kantor pemasarannya, yang berlokasi di Jl Sultan Agung 115A. Sejalan dengan perkembangan televisi lokal di Semarang, Kompas TV Jawa Tengah melakukan berbagai pembenahan. Salah satu perubahan penting yang terjadi adalah perpindahan lokasi studio dan kantor pemasaran ke Gedung SCJ Plaza lantai 5-6 Johar Semarang. Kemudian, pada awal 2015, Kompas TV Jawa Tengah berpindah alamat lagi ke Jl. Menteri Supeno No. 28-30.
Daftar acara
Saat ini
Kompas Jateng
Kuthane Dhewe
Berita Kampus
Uenak Tenan
Jelajah Jawa Tengah
Target Operasi
Musafir
Pujian
Jamahannya
Kompas Nusantara
Sapa Jateng
Advontur
Acara yang pernah ditayangkan
Kompas Jateng Pagi (dahulu bernama TVB Pagi)
Kompas Jateng Sore (dahulu bernama Berita TVB)
Kompas Jateng Weekly (dahulu bernama TVB Break)
I Love Jateng
Arena Olahraga
Bonita Show
Canda Candu Pikiran
Serba Serbi Karier
Zona Info Akses
Oprek
Makelaran
Wagu
Jadul
Kini Kutahu
Pantang Menyerah
Kronik Kronika
Warna Warni Budaya
Kacamata
Lentera Nusantara
Dapur Nusantara
Serambi Ramadan
Sorotan
Kulik Kuliner
Campursarinan
Talkshow Spesial
Logo dan slogan
TVne Jawa Tengah (2003-2011)
Inspirasi Jawa Tengah (2011-2016)
Berita dan Inspirasi Indonesia (2016-2017, mengikuti Kompas TV)
Independen | Terpercaya (2017-sekarang, mengikuti Kompas TV)
Lihat pula
Daftar stasiun televisi di Jawa Tengah
Kompas TV Purworejo
Pranala luar
Stasiun televisi di Jawa Tengah
Jawa Tengah | 309 |
5124 | https://id.wikipedia.org/wiki/Karedok | Karedok | Karedok (Aksara Sunda Baku: , Karédok) adalah salah satu makanan khas Sunda di Indonesia. Karedok dibuat dengan bahan-bahan sayuran mentah antara lain; mentimun, taoge, kol, kacang panjang, ubi, labu siam daun kemangi, dan terong atau leunca, sedangkan sausnya adalah bumbu kacang yang dibuat dari cabai merah, bawang putih, kencur, kacang tanah, air asam, gula kawung, garam, dan terasi.
Ciri Karedok
Salah satu ciri dari karedok adalah menggunakan oncom bakar. Bila tidak menggunakan oncom bakar disebutnya lotek mentah walau tidak semua begitu.
Cara Membuat Karedok Sunda:
Potong-potong timun ukuran kecil. Buang tangkai terong dan potong-potong tipis.
Potong melintang kacang panjang dan daun kol 1 cm dan petiki daun kemangi.
Siapkan air matang dalam wadah, beri sedikit garam. Rendam sayuran sebentar di dalamnya lalu angkat dan tiriskan hingga kering.
Aduk Bumbu Halus dengan air asam dan air secukupnya hingga cukup kentalnya.
Masukkan sayuran segar yang sudah dipotong dan tauge, aduk hingga terbalur rata dengan bumbu.
Sajikan dengan topping kerupuk, jika suka.
Kegunaan makanan
Karedok biasanya menjadi makanan pelengkap dalam menu sehari-hari orang Sunda.
Lihat pula
Resep Masakan
Masakan Sunda
Daftar hidangan Indonesia
Lalapan
Salad
Referensi
Hidangan Jawa Barat
Hidangan Sunda
Selada
Makanan Mentah
Bumbu Kacang
Makanan Khas
Makanan Tradisional Indonesia
Selada
Selada Indonesia | 201 |
5133 | https://id.wikipedia.org/wiki/Bhagawadgita | Bhagawadgita | Bhagawadgita (Sanskerta: भगवद् गीता; Bhagavad-gītā) adalah sebuah bagian dari Mahabharata yang termasyhur, dalam bentuk dialog yang dituangkan dalam bentuk syair. Dalam dialog ini, Sri Krishna, personalitas Tuhan Yang Maha Esa adalah pembicara utama yang menguraikan ajaran-ajaran filsafat vedanta, sedangkan Arjuna, murid langsung Sri Kresna yang menjadi pendengarnya. Secara harfiah, arti Bhagavad-gita adalah "Nyanyian Sri Bhagawan" (Bhaga = kehebatan sempurna, van = memiliki, Bhagavan = Yang memiliki kehebatan sempurna, ketampanan sempurna, kekayaan yang tak terbatas, kemasyuran yang abadi, kekuatan yang tak terbatas, kecerdasan yang tak terbatas, dan ketidakterikatan yang sempurna, yang dimiliki sekaligus secara bersamaan).
Syair ini merupakan interpolasi atau sisipan yang dimasukkan kepada "Bhismaparwa". Adegan ini terjadi pada permulaan Baratayuda, atau perang di Kurukshetra. Saat itu Arjuna berdiri di tengah-tengah medan perang Kurukshetra di antara pasukan Korawa dan Pandawa. Arjuna bimbang dan ragu-ragu berperang karena yang akan dilawannya adalah sanak saudara, teman-teman dan guru-gurunya. Lalu Arjuna diberikan pengetahuan sejati mengenai rahasia kehidupan (spiritual) yaitu Bhagawadgita oleh Sri Krishna yang berlaku sebagai sais Arjuna pada saat itu.
Penulis
Penulis Bhagawadgita adalah Sri Krishna Dvipayana Vyasa atau Resi Byasa. Bhagawadgita merupakan ajaran universal yang diperuntukkan untuk seluruh umat manusia, sepanjang masa. Untuk mengetahui rahasia kehidupan sejati di dunia ini sehingga dapat terbebaskan dari kesengsaraan dunia dan akhirat. Umat Hindu meyakini, Bhagawadgita merupakan ilmu pengetahuan abadi, yakni sudah ada sebelum umat manusia menuliskan sejarahnya dan ajarannya tidak akan dapat dimusnahkan.
Daftar isi
Kitab ini terdiri dari 18 bab, yaitu:
BAB 1 Arjuna Wisada Yoga (Meninjau tentara-tentara di medan perang Kurukshetra). Tentara-tentara kedua belah pihak siap siaga untuk bertempur. Arjuna, seorang ksatria yang perkasa, melihat sanak keluarga, guru-guru, dan kawan-kawannya dalam tentara-tentara kedua belah pihak siap untuk bertempur dan mengorbankan nyawanya. Arjuna tergugah kenestapaan dan rasa kasih sayang, sehingga kekuatannya menjadi lemah, pikirannya bingung, dan dia tidak dapat bertabah hati untuk bertempur.
BAB II Ringkasan isi Bhagavad-gita, menguraikan tentang Arjuna menyerahkan diri sebagai murid kepada Sri Krishna, kemudian Sri Krishna memulai pelajaran-Nya kepada Arjuna dengan menjelaskan perbedaan pokok antara badan jasmani yang bersifat sementara dan sang roh yang bersifat kekal. Kresna menjelaskan proses perpindahan sang roh, sifat pengabdian kepada Yang Mahakuasa tanpa mementingkan diri sendiri dan ciri-ciri orang yang sudah insaf akan dirinya.
BAB III Karma Yoga, menguraikan mengenai semua orang harus melakukan kegiatan di dunia ini. Tetapi perbuatan dapat mengikat diri seseorang pada dunia ini atau membebaskan dirinya dari dunia. Seseorang dapat dibebaskan dari hukum karma (perbuatan dan reaksi) dan mencapai pengetahuan sejati tentang sang diri dan Yang Mahakuasa dengan cara bertindak untuk memuaskan Tuhan, tanpa mementingkan diri sendiri.
BAB IV Jnana Yoga, menguraikan pencapaian yoga melalui pengetahuan rohani-pengetahuan rohani tentang sang roh, Tuhan Yang Maha Esa, dan hubungan antara sang roh dan Tuhan-menyucikan dan membebaskan diri manusia. Pengetahuan seperti itu adalah hasil perbuatan bhakti tanpa mementingkan diri disebut karma yoga. Krishna menjelaskan sejarah Bhagavad-gita sejak zaman purbakala, tujuan dan makna Dia sewaktu-waktu menurun ke dunia ini, serta pentingnya mendekati seorang guru kerohanian yang sudah insaf akan dirinya.
BAB V Karma Yoga, Perbuatan dalam kesadaran Krishna, orang yang bijaksana yang sudah disucikan oleh api pengetahuan rohani, secara lahiriah melakukan segala kegiatan tetapi melepaskan ikatan terhadap hasil perbuatan dalam hatinya. Dengan cara demikian, orang bijaksana dapat mencapai kedamaian, ketidakterikatan, kesabaran, pengelihatan rohani dan kebahagiaan.
BAB VI Dhyana Yoga, menguraikan tentang astanga yoga, sejenis latihan meditasi lahiriah, mengendalikan pikiran dan indria-indria dan memusatkan perhatian kepada Paramatma (Roh Yang Utama, bentuk Tuhan yang bersemayam di dalam hati). Puncak latihan ini adalah samadhi. samadhi artinya sadar sepenuhnya terhadap Yang Maha Kuasa.
BAB VII Pengetahuan tentang Yang Mutlak, Sri Krishna adalah Kebenaran Yang Paling Utama, Penyebab yang paling utama dan kekuatan yang memelihara segala sesuatu, baik yang material maupun rohani. Roh-roh yang sudah maju menyerahkan diri kepada Krishna dalam pengabdian suci bhakti, sedangkan roh yang tidak saleh mengalihkan objek-objek sembahyang kepada yang lain.
BAB VIII Cara Mencapai Kepada Yang Mahakuasa, Seseorang dapat mencapai tempat tinggal Krishna Yang Paling Utama, di luar dunia material, dengan cara ingat kepada Sri Krishna dalam bhakti semasa hidupnya, khususnya pada saat meninggal.
BAB IX Raja Widya Rajaguhya Yoga (Pengetahuan Yang Paling Rahasia), hakikat Ketuhanan sebagai raja dari segala ilmu pengetahuan (widya), Krishna adalah Tuhan Yang Maha Esa dan tujuan tertinggi kegiatan sembahyang, sang roh mempunyai hubungan yang kekal dengan Krishna melalui pengabdian suci bhakti yang bersifat rohani. Dengan menghidupkan kembali bhakti yang murni, seseorang dapat kembali kepada Krishna di alam rohani.
BAB X Wibhuti Yoga, Kehebatan Tuhan Yang Mutlak, menguraikan mengenai sifat hakikat Tuhan yang absolut/mutlak. Segala fenomena ajaib yang memperlihatkan kekuatan, keindahan, sifat agung atau mulia, baik di dunia material maupun di dunia rohani, tidak lain daripada perwujudan sebagian tenaga-tenaga dan kehebatan rohani Krishna. Sebagai sebab utama segala sebab serta sandaran dan hakikat segala sesuatu. Krishna,Tuhan Yang Maha Esa adalah tujuan sembahyang tertinggi bagi para mahluk.
BAB XI Wiswarupa Darsana Yoga, Bentuk Semesta, menguraikan tentang Sri Krishna menganugrahkan pengelihatan rohani kepada Arjuna. Ia memperlihatkan bentuk-Nya yang tidak terhingga dan mengagumkan sebagian alam semesta. Dengan cara demikian, Krishna membuktikan secara meyakinkan identitas-Nya sebagai Yang Mahakuasa. Krishna menjelaskan bahwa bentuk-Nya Sendiri serba tampan dan dekat dengan bentuk manusia adalah bentuk asli Tuhan Yang Maha Esa. Seseorang dapat melihat bentuk ini hanya dengan bhakti yang murni
BAB XII Bhakti Yoga, Pengabdian Suci Bhakti, menguraikan tentang cara yoga dengan bhakti, bhakti-yoga, pengabdian suci yang murni kebada Sri Krishna, adalah cara tertinggi dan paling manjur untuk mencapai cinta bhakti yang murni kepada Krishna, tujuan tertinggi kehidupan rohani. Orang yang menempuh jalan tertinggi ini dapat mengembangkan sifat-sifat suci.
BAB XIII Ksetra Ksetradnya Yoga, Alam, Kepribadian Yang Menikmati dan Kesadaran, menguraikan hakikat Ketuhanan Yang Maha Esa dalam hubungan dengan purusa dan prakrti, orang yang mengerti perbedaan antara badan, dengan sang roh dan Roh Yang Utama yang melampaui badan dan roh, akan mencapai pembebasan dari dunia material.
BAB XIV Guna Traya Wibhaga Yoga, Tiga Sifat Alam Material, membahas Triguna (tiga sifat alam material) - Sattvam, Rajas dan Tamas, semua roh terkurung dalam badan di bawah pengendalian tiga sifat alam material; kebaikan (sattvam), nafsu (rajas) dan kebodohan (tamas). Sri Krishna menjelaskan arti sifat-sifat tersebut dalam bab ini, bagaimana sifat-sifat tersebut mempengaruhi diri kita, bagaimana cara melampaui sifat-sifat tersebut serta ciri-ciri orang yang sudah mencapai keadaan rohani (orang yang sudah lepas dari tiga sifat alam).
BAB XV Purusottama Yoga, menguraikan beryoga pada purusa yang Maha Tinggi, Hakikat Ketuhanan, Tujuan utama pengetahuan veda adalah melepaskan diri dari ikatan terhadap dunia material dan mengerti Krishna sebagai Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa. Orang yang mengerti identitas Krishna yang paling utama menyerahkan diri kepada Krishna dan menekuni pengbdian suci kepada Krishna.
BAB XVI Daiwasura Sampad Wibhaga Yoga, membahas mengenai hakikat tingkah-laku manusia, sifat rohani dan sifat jahat. Orang yang memiliki sifat-sifat jahat dan hidup sesuka hatinya, tanpa mengikuti aturan Kitab Suci, dilahirkan dalam keadaan yang lebih rendah dan diikat lebih lanjut secara material, tetapi orang yang memiliki sifat-sifat suci dan hidup secara teratur dengan mematuhi kekuasaan Kitab Suci, berangsur-angsur mencapai kesempurnaan rohani.
BAB XVII Sraddha Traya Wibhaga Yoga, menguraikan mengenai golongan-golongan keyakinan. Ada tiga jenis keyakinan, yang masing-masing berkembang dari salah satu di antara tiga sifat alam. Perbuatan yang dilakukan oleh orang yang keyakinannya bersifat nafsu dan kebodohan hanya membuahkan hasil material yang sifatnya sementara, sedangkan perbuatan yang dilakukan dalam sifat kebaikan, menurut Kitab Suci, menyucikan hati dan membawa seseorang sampai pada tingkat keyakinan murni terhadap Sri Krishna dan bhakti kepada Krishna.
BAB XVIII Moksa Samnyasa Yoga, Kesempurnaan pelepasan ikatan, merupakan kesimpulan dari semua ajaran yang menjadi inti tujuan agama yang tertinggi. Dalam bab ini Krishna menjelaskan arti dari pelepasan ikatan dan efek dari sifat-sifat alam terhadap kesadaran dan kegiatan manusia. Krishna menjelaskan keinsafan Brahman, kemuliaan Bhagawadgita, dan kesimpulan Bhagavad-gita; jalan kerohanian tertinggi berarti menyerahkan diri sepenuhnya tanpa syarat dalam cinta-bhakti kepada Sri Krishna. Jalan ini membebaskan seseorang dari segala dosa, membawa dirinya sampai pembebasan sepenuhnya dari kebodohan dan memungkinkan ia kembali ke tempat tinggal rohani Sri Krishna yang kekal.
Bhagawadgita dalam budaya Jawa Kuno dan Bali
Orang Jawa Kuno dan Bali sudah mengenal Bhagavad-gita karena kontak dengan India dan pengaruh agama Hindu pada masa dahulu.
Bhismaparwa
Dalam buku keenam Mahabharata yaitu Bhismaparwa yang disalin ke dalam bahasa Jawa Kuno, sebuah ringkasan Bhagavad-gita ada pula. Tetapi menurut banyak pakar, penerjemah Jawa Kuno kurang paham akan bahasa Sanskerta, sehingga terjemahannya kurang sempurna. Bhagawadgita dalam Bhismaparwa ini terdiri dari sloka-sloka dalam bahasa Sanskerta yang diikuti dengan terjemahan dalam bahasa Jawa Kuno setelah setiap sloka.
Bharatayuddha
Dalam kakawin Bharatayuddha berbahasa Jawa Kuno, yang konon digubah dari aslinya dalam bentuk prosa, Bhagawadgita tidaklah didapati. Hanya dua bait saja ditulis untuk menguraikan wejangan-wejangan Kresna kepada Arjuna. Bait-bait ini berasal dari pupuh 10, bait 12 dan 13:
(12)
mulat mara sang Arjunâsemu kamânuṣan kasrepan
ri tingkah i musuhnira n paḍa kadang taya wwang waneh
hana wwang anaking yayah mwang ibu len uwânggeh paman
makâdi Krpa Salya Bhiṣma sira sang dwijânggeh guru
(13)
ya kâraṇaniran pasabda ri narârya Krṣṇâteher
aminta wurunga ng lagâpan awelas tumon Korawa
kuneng sira Janârdanâsekung akon sarṣâpranga
apan hila-hila ng kṣinatriya surud yan ing paprangan
Terjemahan
(12)
Maka melihat merekalah sang Arjuna dan iapun terliputi rasa kasihan
sebab musuh-musuhnya bukanlah orang asing
ada sanak saudara dari pihak ayah maupun ibu, dan juga paman-paman
seperti Krepa, Salya, Bisma dan gurunya (Bhagawan Drona).
(13)
Oleh sebab itu, ia lalu berbicara kepada prabu Kresna,
meminta supaya ia menghentikan peperangan, karena kasihan melihat para Korawa.
Akan tetapi sang Janardana (Kresna) menyuruhnya tetap berperang
sebab seseorang yang dianggap sebagai ksatria tidaklah diperbolehkan mengundurkan diri dari peperangan.
Lihat pula
Bhismaparwa
Hindu
Sastra Hindu
Mahabharata
Kresna
Referensi
Pranala luar
Parisada Hindu Dharma Indonesia - Bhagawad Gita Online
Mahabharata
Krishna
Kurukshetra | 1,574 |
5134 | https://id.wikipedia.org/wiki/Kakawin%20Bh%C4%81ratayuddha | Kakawin Bhāratayuddha | Kakawin Bhāratayuddha ( Jawa: ꦏꦏꦮꦶꦤ꧀ꦨꦴꦫꦠꦪꦸꦢ꧀ꦣ, Bali: )di antara karya-karya sastra Jawa Kuno, adalah yang paling termasyhur. Kakawin ini menceritakan peperangan antara kaum Korawa dan Pandawa, yang disebut peperangan Bharatayuddha.
Masa penulisan
Menurut kronogram yang terdapat pada awal kakawin ini, karya sastra ini ditulis ketika (tahun), sanga-kuda-śuddha-candramā. Sangkala ini memberikan nilai: 1079 Saka atau 1157 Masehi, pada masa pemerintahan prabu Jayabaya. Persisnya kakawin ini selesai ditulis pada tanggal 6 November 1157.
Penulis
Kakawin ini digubah oleh dua orang yaitu: mpu Sedah dan mpu Panuluh. Bagian permulaan sampai tampilnya prabu Salya ke medan perang adalah karya mpu Sedah, selanjutnya adalah karya mpu Panuluh.
Konon ketika mpu Sedah ingin menuliskan kecantikan Dewi Setyawati, permaisuri prabu Salya, ia membutuhkan contoh supaya dapat berhasil. Maka putri prabu Jayabaya yang diberikan kepadanya. Tetapi mpu Sedah berbuat kurang ajar sehingga ia dihukum dan karyanya harus diberikan kepada orang lain.
Tetapi menurut mpu Panuluh sendiri, setelah hasil karya mpu Sedah hampir sampai kisah sang prabu Salya yang akan berangkat ke medan perang, maka tak sampailah hatinya akan melanjutkannya. Maka mpu Panuluh diminta melanjutkannya. Cerita ini disebutkan pada akhir kakawin Bharatayuddha.
Bharatayuddha dalam budaya Jawa Baru
Kakawin Bharatayuddha adalah salah satu dari beberapa dari karya sastra Jawa Kuno yang tetap dikenal pada masa Islam. Dalam pertunjukan wayang, beberapa bagian dari Bharatayuddha dinyanyikan sebagai bagian dari nyanyian suluk, bahkan juga dalam pertunjukan wayang yang bernafaskan Islam, misalkan cerita wayang Menak. Terutama cuplikan dari pupuh kelima, bait satu sangat sering dipakai:
Pupuh V.1
Terjemahan
Sinar bulan yang menawan sungguh menambah keindahan puri
Tiadalah bandingan keindahan paviliun emas yang bersinar-sinar seakan-akan berkilau di langit
Dinding-dindingnya terbuat dari batu-batu ratna manikam yang dirangkai bagaikan bunga
Tempat sang Bhanumati dan prabu Duryodhana tidur dalam cinta
Daftar pustaka
J. G. H. Gunning, 1903, Bhârata-yuddha: Oudjavaansch Heldendicht. ‘s Gravenhage:Martinus Nijhoff. (Suntingan teks saja dalam aksara Jawa).
Poerbatjaraka, 1952, Kepustakaan Djawa, hal. 24-25, Amsterdam/Djakarta: Djambatan.
S. Supomo, 1993, Bhâratayuddha, New Delhi:International Academy of Indian Culture. ISBN 81-85689-43-1
P. J. Zoetmulder, 1974, Kalangwan. A Survey of Old Javanese Literature, The Hague: Martinus Nijhoff. Edisi bahasa Inggris. (Resensi, hal 256-262) ISBN 90-247-1674-8
P. J. Zoetmulder, 1983, Kalangwan. Sastra Jawa Kuno Selayang Pandang, Jakarta: Djambatan. Edisi bahasa Indonesia. (Resensi, hal. 323-332)
Pranala luar
Bharatayuddha
Mahabharata | 365 |
5150 | https://id.wikipedia.org/wiki/Abjad | Abjad | Abjad () adalah aksara yang hanya menuliskan huruf Konsonan, namun tidak menuliskan huruf vokal. Hampir semua tulisan-tulisan Semit tergolong abjad, misalkan abjad Fenisia, abjad Arab, abjad Ibrani, dan abjad Suryani. Bangsa Yunani yang mengadopsi abjad Fenisia menambahkan beberapa lambang vokal ke dalam sistem tulisan mereka yang baru agar tidak terjadi ambiguitas. Sistem tulisan itu disebut alfabet dan menurunkan alfabet Latin, Kiril, dsb.
Dalam penggunaan bahasa Indonesia, istilah abjad juga bisa merujuk kepada huruf Alfabet. Masing-masing huruf menggambarkan satu bunyi atau lebih, contoh huruf e dapat menggambarkan bunyi e dalam kata bebek, e dalam kata senang atau e dalam kata tega. Huruf dalam abjad biasanya mempunyai urutan tetap, seperti pada Alfabet yang terdiri dari 26 huruf dimulai dari A hingga Z.
Etimologi
Penamaan "abjad" ( ) berasal dari urutan awal dari huruf dalam Abjad Arab. Urutan ini juga sesuai dengan urutan huruf dalam sistem penulisan yang lebih lama seperti Abjad Fenisia, Abjad Ibrani, yakni a, b, j, d.
Rujukan
Lihat pula
Sistem bilangan abjad
Huruf
Aksara | 165 |
5158 | https://id.wikipedia.org/wiki/Data | Data | Data (serapan dari ) adalah catatan atas kumpulan fakta. Dalam penggunaan sehari-hari, data berarti suatu pernyataan yang diterima secara apa adanya. Pernyataan ini adalah hasil pengukuran atau pengamatan suatu variabel yang bentuknya dapat berupa angka, kata-kata, atau citra.
Etimologi dan terminologi
Kata Latin data adalah bentuk jamak dari datum, yang berarti "sesuatu yang diberikan" dan partisip masa lampau netral dari dare, yang berarti "memberi". Dalam bahasa Indonesia, kata data seringkali digunakan dalam bentuk tunggal, dengan "data-data" sebagai bentuk jamaknya. Dalam bahasa sehari-hari kata "data" paling sering digunakan dalam bentuk tunggal sebagai kata benda massal.
Pengertian
Dalam keilmuan, fakta dikumpulkan untuk menjadi data. Data kemudian diolah sehingga dapat diutarakan secara jelas dan tepat sehingga dapat dimengerti oleh orang lain yang tidak langsung mengalaminya sendiri. Hal ini dinamakan deskripsi. Pemilahan banyak berdasarkan persamaan atau perbedaan yang dikandungnya dinamakan klasifikasi.
Dalam pokok bahasan Manajemen Pengetahuan, data dicirikan sebagai sesuatu yang bersifat mentah dan tidak memiliki konteks. Dia sekadar ada dan tidak memiliki signifikansi makna di luar keberadaannya itu. Dia bisa muncul dalam berbagai bentuk, terlepas dari apakah dia bisa dimanfaatkan atau tidak.
Menurut berbagai sumber lain, data dapat didefinisikan sebagai berikut:
Menurut kamus Bahasa Inggris-Indonesia, data berasal dari kata datum yang berarti fakta.
Dari sudut pandang bisnis, data bisnis adalah deskripsi organisasi tentang sesuatu (resources) dan kejadian (transactions) yang terjadi.
Pengertian lain menyebutkan bahwa data adalah deskripsi dari suatu kejadian yang dihadapi.
Jenis Data
Data yang berupa angka-angka disebut data kuantitatif, sedangkan data yang bukan berupa angka disebut data kualitatif. Berdasarkan cara memperolehnya, data kuantitatif terbagi atas data diskrit dan data kontinu. Data diskrit adalah data yang diperoleh dengan cara menghitung, sedangkan data kontinu adalah data yang diperoleh dengan cara mengukur.
Referensi
Informatika | 280 |
5380 | https://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah%20Nusantara | Sejarah Nusantara | Sejarah Nusantara dalam tulisan ini dimaknai sebagai catatan mengenai rangkaian peristiwa yang terjadi di kepulauan antara Benua Asia dan Benua Australia sebelum berdirinya Republik Indonesia.
Latar belakang
Wilayah utama daratan Nusantara terbentuk dari dua ujung Superbenua Pangaea di Era Mesozoikum (250 juta tahun yang lalu), namun bagian dari lempeng benua yang berbeda. Dua bagian ini bergerak mendekat akibat pergerakan lempengnya, sehingga pada saat Zaman Es terakhir telah terbentuk selat besar di antara Paparan Sunda di barat dan Paparan Sahul di timur. Pulau Sulawesi dan pulau-pulau di sekitarnya mengisi ruang di antara dua bagian benua yang berseberangan. Kepulauan antara ini oleh para ahli biologi sekarang disebut sebagai Wallacea, suatu kawasan yang memiliki distribusi fauna yang unik. Situasi geologi dan geografi ini berimplikasi pada aspek topografi, iklim, kesuburan tanah, sebaran makhluk hidup (khususnya tumbuhan dan hewan), serta migrasi manusia di wilayah ini.
Bagian pertemuan Lempeng Eurasia di barat, Lempeng Indo-Australia di selatan, dan Lempeng Pasifik di timur laut menjadi daerah vulkanik aktif yang memberi kekayaan mineral bagi tanah di sekitarnya sehingga sangat baik bagi pertanian, namun juga rawan gempa bumi. Pertemuan lempeng benua ini juga mengangkat sebagian dasar laut ke atas mengakibatkan adanya formasi perbukitan karst yang kaya gua di sejumlah tempat. Fosil-fosil hewan laut ditemukan di kawasan ini.
Nusantara terletak di daerah tropika, yang berarti memiliki laut hangat dan mendapat penyinaran cahaya matahari terus-menerus sepanjang tahun dengan intensitas tinggi. Situasi ini mendorong terbentuknya ekosistem yang kaya keanekaragaman makhluk hidup, baik tumbuhan maupun hewan. Lautnya hangat dan menjadi titik pertemuan dua samudera besar. Selat di antara dua bagian benua (Wallacea) merupakan bagian dari arus laut dari Samudra Hindia ke Samudera Pasifik yang kaya sumberdaya laut. Terumbu karang di wilayah ini merupakan tempat dengan keanekaragaman hayati sangat tinggi. Kekayaan alam di darat dan laut mewarnai kultur awal masyarakat penghuninya. Banyak di antara penduduk asli yang hidup mengandalkan pada kekayaan laut dan membuat mereka memahami navigasi pelayaran dasar, dan kelak membantu dalam penghunian wilayah Pasifik (Oseania).
Benua Australia dan perairan Samudera Hindia dan Pasifik di sisi lain memberikan faktor variasi iklim tahunan yang penting. Nusantara dipengaruhi oleh sistem muson dengan akibat banyak tempat yang mengalami perbedaan ketersediaan air dalam setahun. Sebagian besar wilayah mengenal musim kemarau dan musim penghujan. Bagi pelaut dikenal angin barat (terjadi pada musim penghujan) dan angin timur. Pada era perdagangan antarpulau yang mengandalkan kapal berlayar, pola angin ini sangat penting dalam penjadwalan perdagangan.
Dari sudut persebaran makhluk hidup, wilayah ini merupakan titik pertemuan dua provinsi flora dan tipe fauna yang berbeda, sebagai akibat proses evolusi yang berjalan terpisah, namun kemudian bertemu. Wilayah bagian Paparan Sunda, yang selalu tidak jauh dari ekuator, memiliki fauna tipe Eurasia, sedangkan wilayah bagian Paparan Sahul di timur memiliki fauna tipe Australia. Kawasan Wallacea membentuk "jembatan" bagi percampuran dua tipe ini, namun karena agak terisolasi ia memiliki tipe yang khas. Hal ini disadari oleh sejumlah sarjana dari abad ke-19, seperti Alfred Wallace, Max Carl Wilhelm Weber, dan Richard Lydecker. Berbeda dengan fauna, sebaran flora (tumbuhan) di wilayah ini lebih tercampur, bahkan membentuk suatu provinsi flora yang khas, berbeda dari tipe di India dan Asia Timur maupun kawasan kering Australia, yang dinamakan oleh botaniwan sebagai Malesia. Migrasi manusia kemudian mendorong persebaran flora di daerah ini lebih jauh dan juga masuknya tumbuhan dan hewan asing dari daratan Eurasia, Amerika, dan Afrika pada masa sejarah.
Zaman prasejarah
Fosil-fosil Homo erectus yang ditemukan di beberapa tapak di Jawa menunjukkan kemungkinan kontinuitas populasi mulai dari 1,7 juta tahun (Sangiran) hingga 50.000 tahun yang lalu (Ngandong). Rentang waktu yang panjang menunjukkan perubahan fitur yang berakibat pada dua subspesies berbeda (H. erectus paleojavanicus yang lebih tua daripada H. erectus soloensis). Swisher (1996) mengajukan tesis bahwa hingga 50.000 tahun yang lalu mereka telah hidup sezaman dengan manusia modern H. sapiens.
Migrasi H. sapiens (manusia modern) masuk ke wilayah Nusantara diperkirakan terjadi pada rentang waktu antara 70 000 dan 60 000 tahun yang lalu. Masyarakat berfenotipe Austrolomelanesoid, yang kelak menjadi moyang beberapa suku pribumi di Semenanjung Malaya (Semang), Filipina (Negrito), Aborigin Australia, Papua, dan Melanesia, memasuki kawasan Paparan Sunda. Mereka kemudian bergerak ke timur. Gua Niah di Sarawak memiliki sisa kerangka tertua yang mewakili masyarakat ini (berumur sekitar 60 sampai 50 ribu tahun). Sisa-sisa tengkorak ditemukan pula di gua-gua daerah karst di Jawa (Pegunungan Sewu). Mereka adalah pendukung kultur Paleolitikum yang belum mengenal budidaya tanaman atau beternak dan hidup meramu (hunt and gathering).
Penemuan seri kerangka makhluk mirip manusia di Liang Bua, Pulau Flores, membuka kemungkinan adanya spesies hominid ketiga, yang saat ini dikenal sebagai H. floresiensis.
Selanjutnya kira-kira 2500 tahun sebelum Masehi, terjadi migrasi oleh penutur bahasa Austronesia dari Taiwan ke Filipina, kemudian ke selatan dan Indonesia, dan ke timur ke Pasifik. Mereka adalah nenek moyang suku-suku di wilayah Nusantara.
Orang Austronesia ini paham cara bertani, ilmu pelayaran bahkan astronomi. Mereka juga sudah memiliki sistem tata pemerintahan sederhana serta memiliki pemimpin (raja kecil). Kedatangan imigran dari India pada abad-abad akhir Sebelum Masehi memperkenalkan kepada mereka sistem tata pemerintahan yang lebih maju (kerajaan).
Periode protosejarah
Kontak dengan dunia luar diketahui dari catatan-catatan yang ditulis orang Tiongkok. Dari sana diketahui bahwa telah terdapat masyarakat yang berdagang dengan mereka. Objek perdagangan terutama adalah hasil hutan atau kebun, seperti berbagai rempah-rempah, seperti lada, gaharu, cendana, pala, kemenyan, serta gambir, dan juga emas dan perak. Titik-titik perdagangan telah tumbuh, dipimpin oleh semacam penguasa yang dipilih oleh warga atau diwarisi secara turun-temurun. Catatan Tiongkok menyebutkan bahwa pada abad-abad pertama masehi diketahui ada masyarakat beragama Buddha, Hindu, serta animisme. Temuan-temuan arkeologi dari beberapa ratus tahun sebelum masehi hingga periode Hindu-Buddha menunjukkan masih meluasnya budaya Megalitikum, bersamaan dengan budaya Perundagian. Catatan Arab menyebutkan pedagang-pedagang dari timur berlayar hingga pantai timur Afrika. Peta Ptolemeus, penduduk Aleksandria, menuliskan Chersonesos aurea ("Semenanjung Emas") untuk wilayah yang kemungkinan adalah Semenanjung Malaya atau Pulau Sumatra.
Kerajaan Hindu/Buddha
Kerajaan Salakanagara
Kerajaan Tarumanagara
Kerajaan Kutai
Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh
Kerajaan Kalingga
Kerajaan Keritang
Kerajaan Mataram (Mataram Kuno)
Kerajaan Medang
Kerajaan Kahuripan
Kerajaan Kediri
Kerajaan Kanjuruhan
Kerajaan Janggala
Kerajaan Singasari
Kerajaan Majapahit
Kerajaan Dharmasraya
Kerajaan Sekala Brak
Kerajaan Pajajaran
Kerajaan Blambangan
Kerajaan Klungkung
Kerajaan Sailendra
Kerajaan Sanjaya
Kerajaan Isyana
Kerajaan Negara Daha
Kerajaan Negara Dipa
Kerajaan Tanjung Puri
Kerajaan Nan Sarunai
Kerajaan Kuripan
Kerajaan Tulang Bawang
Kerajaan Aru
Kerajaan Mengwi
Kerajaan Islam
Kesultanan Aceh
Kesultanan Asahan
Kerajaan Kemuning
Kerajaan Batin Enam Suku
Kerajaan Indragiri
Kesultanan Melayu Melaka
Kesultanan Banten
Kesultanan Bima
Kesultanan Bulungan
Kesultanan Buton
Kesultanan Cirebon
Kesultanan Lingga-Riau
Kesultanan Deli
Kesultanan Dompu
Kesultanan Demak
Kerajaan Djipang
Kesultanan Kalinyamat
Kesultanan Gowa
Kesultanan Jambi
Kesultanan Kota Pinang
Kesultanan Kutai
Kesultanan Langkat
Kesultanan Pajang
Kesultanan Mataram
Kesultanan Kartasura
Kesultanan Pagaruyung
Kesultanan Inderapura
Kerajaan Sungai Pagu
Kesultanan Palembang
Kesultanan Pontianak
Kesultanan Samawa
Kesultanan Sambas
Kesultanan Serdang
Kesultanan Siak Sri Inderapura
Kerajaan Tanjungpura
Kerajaan Iha
Kerajaan Tanah Hitu
Kesultanan Ternate
Kesultanan Tidore
Kesultanan Buton
Kerajaan Sumedang Larang
Kasunanan Surakarta
Kasultanan Yogyakarta
Praja Mangkunegaran
Kadipaten Paku Alaman
Kerajaan Pasai
Kesultanan Banjarmasin
Kerajaan Linge
Kesultanan Perlak
Kesultanan Paser
Kesultanan Kotawaringin
Kerajaan Pagatan
Kerajaan Tidung
Kesultanan Sambaliung
Kesultanan Gunung Tabur
Kesultanan Mempawah
Kesultanan Kubu
Kerajaan Sekala Brak
Zaman kolonial
Kedatangan Portugis
Keahlian bangsa Portugis dalam navigasi, pembuatan kapal dan persenjataan memungkinkan mereka untuk melakukan ekspedisi eksplorasi dan ekspansi. Dimulai dengan ekspedisi eksplorasi yang dikirim dari Malaka yang baru ditaklukkan dalam tahun 1512, bangsa Portugis merupakan bangsa Eropa pertama yang tiba di kepulauan yang sekarang menjadi Indonesia, dan mencoba untuk menguasai sumber rempah-rempah yang berharga dan untuk memperluas usaha misi Katolik Roma. Upaya pertama Portugis untuk menguasai kepulauan Indonesia adalah dengan menyambut tawaran kerjasama dari Kerajaan Sunda.
Pada awal abad ke-16, pelabuhan-pelabuhan perdagangan penting di pantai utara Pulau Jawa sudah dikuasai oleh Kesultanan Demak, termasuk dua pelabuhan Kerajaan Sunda yaitu Banten dan Cirebon. Khawatir peran pelabuhan Sunda Kelapa semakin lemah, raja Sunda, Sri Baduga (Prabu Siliwangi) mencari bantuan untuk menjamin kelangsungan pelabuhan utama kerajaannya itu. Pilihan jatuh ke Portugis, penguasa Malaka. Dengan demikian, pada tahun 1512 dan 1521, Sri Baduga mengutus putra mahkota, Surawisesa, ke Malaka untuk meminta Portugis menandatangani perjanjian dagang, terutama lada, serta memberi hak membangun benteng di Sunda Kelapa.
Pada tahun 1522, pihak Portugis siap membentuk koalisi dengan Sunda untuk memperoleh akses perdagangan lada yang menguntungkan. Tahun tersebut bertepatan dengan diselesaikan penjelajahan dunia oleh Magellan.
Komandan benteng Malaka pada saat itu adalah Jorge de Albuquerque. Tahun itu pula dia mengirim sebuah kapal, São Sebastião, di bawah komandan Kapten Enrique Leme, ke Sunda Kelapa disertai dengan barang-barang berharga untuk dipersembahkan kepada raja Sunda. Dua sumber tertulis menggambarkan akhir dari perjanjian tersebut secara terperinci. Yang pertama adalah dokumen asli Portugis yang berasal dari tahun 1522 yang berisi naskah perjanjian dan tanda tangan para saksi, dan yang kedua adalah laporan kejadian yang disampaikan oleh João de Barros dalam bukunya "Da Asia", yang dicetak tidak lama sebelum tahun 1777/78.
Menurut sumber-sumber sejarah ini, raja Sunda menyambut hangat kedatangan orang Portugis. Saat itu Prabu Surawisesa telah naik tahta menggantikan ayahandanya dan Barros memanggilnya "raja Samio". Raja Sunda sepakat dengan perjanjian persahabatan dengan raja Portugal dan memutuskan untuk memberikan tanah di mulut Ciliwung sebagai tempat berlabuh kapal-kapal Portugis. Selain itu, raja Sunda berjanji jika pembangunan benteng sudah dimulai maka dia akan menyumbangkan seribu karung lada kepada Portugis. Dokumen kontrak tersebut dibuat rangkap dua, satu salinan untuk raja Sunda dan satu lagi untuk raja Portugal; keduanya ditandatangani pada tanggal 21 Agustus 1522.
Pada dokumen perjanjian, saksi dari Kerajaan Sunda adalah Padam Tumungo, Samgydepaty, e outre Benegar e easy o xabandar, maksudnya adalah "Yang Dipertuan Tumenggung, Sang Adipati, Bendahara dan Syahbandar Sunda Kelapa". Saksi dari pihak Portugis, seperti dilaporkan sejarawan Porto bernama João de Barros, ada delapan orang. Saksi dari Kerajaan Sunda tidak menandatangani dokumen, mereka melegalisasinya dengan adat istiadat melalui "selamatan". Sekarang, satu salinan perjanjian ini tersimpan di Museum Nasional Republik Indonesia, Jakarta.
Pada hari penandatangan perjanjian tersebut, beberapa bangsawan Kerajaan Sunda bersama Enrique Leme dan rombongannya pergi ke tanah yang akan menjadi tempat benteng pertahanan di mulut Ci Liwung. Mereka mendirikan prasasti, yang disebut Luso-Sundanese padrão, di daerah yang sekarang menjadi Kelurahan Tugu di Jakarta Utara. Adalah merupakan kebiasaan bangsa Portugis untuk mendirikan padrão saat mereka menemukan tanah baru. Padrão tersebut sekarang disimpan di Museum Nasional Jakarta.
Portugis gagal untuk memenuhi janjinya untuk kembali ke Sunda Kalapa pada tahun berikutnya untuk membangun benteng dikarenakan adanya masalah di Goa/India.
Perjanjian inilah yang memicu serangan tentara Kesultanan Demak ke Sunda Kelapa pada tahun 1527 dan berhasil mengusir orang Portugis dari Sunda Kelapa pada tanggal 22 Juni 1527. Tanggal ini di kemudian hari dijadikan hari berdirinya Jakarta.
Gagal menguasai pulau Jawa, bangsa Portugis mengalihkan perhatian ke arah timur yaitu ke Maluku. Melalui penaklukan militer dan persekutuan dengan para pemimpin lokal, bangsa Portugis mendirikan pelabuhan dagang, benteng, dan misi-misi di Indonesia bagian timur termasuk pulau-pulau Ternate, Ambon, dan Solor. Namun, minat kegiatan misionaris bangsa Portugis terjadi pada pertengahan abad ke-16, setelah usaha penaklukan militer di kepulauan ini berhenti dan minat mereka beralih kepada Jepang, Makao dan Tiongkok; serta gula di Brasil.
Kehadiran Portugis di Indonesia terbatas pada Solor, Flores dan Timor Portugis setelah mereka mengalami kekalahan dalam tahun 1575 di Ternate, dan setelah penaklukan Belanda atas Ambon, Maluku Utara dan Banda. Pengaruh kedatangan bangsa Portugis terhadap budaya Indonesia antara lain: sejumlah nama marga Portugis pada masyarakat keturunan Portugis di Tugu, Jakarta Utara, musik keroncong, dan nama keluarga di Indonesia bagian timur seperti da Costa, Dias, de Fretes, Gonsalves, Queljo, dll. Dalam bahasa Indonesia juga terdapat sejumlah kata pinjaman dari bahasa Portugis, seperti sinyo, nona, kemeja, jendela, sabun, keju, dll.
Zaman VOC
Vereenigde Oostindische Compagnie (Perserikatan Perusahaan Hindia Timur) atau VOC yang didirikan pada tanggal 20 Maret 1602 adalah perusahaan Belanda yang memiliki monopoli untuk aktivitas perdagangan di Asia. Disebut Hindia Timur karena ada pula VOC yang merupakan perserikatan dagang Hindia Barat. Perusahaan ini dianggap sebagai perusahaan pertama yang mengeluarkan pembagian saham.
Meskipun sebenarnya VOC merupakan sebuah badan dagang saja, tetapi badan dagang ini istimewa karena didukung oleh negara dan diberi fasilitas-fasilitas sendiri yang istimewa. Misalkan VOC boleh memiliki tentara dan boleh bernegosiasi dengan negara-negara lain. Bisa dikatakan VOC adalah negara dalam negara.
VOC terdiri 6 Bagian (Kamers) di Amsterdam, Middelburg (untuk Zeeland), Enkhuizen, Delft, Hoorn dan Rotterdam. Delegasi dari ruang ini berkumpul sebagai Heeren XVII (XVII Tuan-Tuan). Kamers menyumbangkan delegasi ke dalam tujuh belas sesuai dengan proporsi modal yang mereka bayarkan; delegasi Amsterdam berjumlah delapan.
Di Indonesia VOC memiliki sebutan populer Kompeni atau Kumpeni. Istilah ini diambil dari kata compagnie dalam nama lengkap perusahaan tersebut dalam bahasa Belanda.
Zaman Perang Dunia II dan setelahnya
Lihat pula
Sejarah Indonesia
History Nusantara
Referensi
Pranala luar
Rentang Waktu Sejarah Nusantara
Kronologi Online Sejarah Indonesia | 2,059 |
5382 | https://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu%20politik | Ilmu politik | Ilmu politik adalah cabang ilmu sosial yang membahas antara Perbedaan Konflik dan Interaksi, teori dan praktik politik serta deskripsi dan analisis sistem politik dan perilaku politik. Ilmu ini berorientasi akademis, teori, dan riset.
Politik adalah usaha untuk menggapai kehidupan yang baik. Di Indonesia terdapat pepatah gemah ripah loh jinawi, atau menurut orang Yunani kuno, terutama Aristoteles dan plato menyebutnya sebagai eudamonia atau the good life.
Sejarah
Ilmu politik merupakan cabang ilmu yang masih muda usianya, karena baru lahir pada akhir abad ke-19, apabila ilmu tersebut dipandang semata-mata sebagai salah satu cabang dari ilmu-ilmu sosial yang memiliki dasar, rangka, fokus, dan ruang lingkup yang jelas. Sebaliknya, apabila ilmu politik ditinjau dalam rangka yang lebih luas, yaitu sebagai pembahasan secara rasional dari berbagai aspek negara dan kehidupan politik, maka ilmu politik dapat dikatakan jauh lebih tua umurnya. Bahkan ilmu tersebut sering diakui sebagai ilmu sosial tertua di dunia. Pada taraf perkembangan tersebut, ilmu politik banyak bertumpu pada ilmu sejarah dan filsafat.
Pemikiran mengenai negara di Yunani Kuno sudah dimulai sejak tahun 450 S.M. Hal ini tertulis dalam karya-karya ahli sejarah seperti Herodotos, atau filsuf-filsuf seperti Plato, Aristoteles, dan sebagainya. Sedangkan di Asia, terdapat beberapa pusat kebudayaan, antara lain di India dan China, yang telah mewariskan berbagai tulisan politik yang bermutu. Tulisan-tulisan dari India terkumpul antara lain dalam kesusastraan Dharmasastra dan Arthasastra yang berasal dari masa sekitar 500 S.M. Filsuf China yang terkenal ialah Confucius (+ 350 S.M.), Mencius (+ 350 S.M) dan dari mazhab Legalis, antara lain Shang Yang (± 350 S.M.).
Terdapat beberapa karya tulis di Indonesia yang membahas masalah sejarah dan kenegaraan, seperti misalnya Negarakertagama yang ditulis pada masa Majapahit sekitar abad ke-13 dan ke-15 M. dan Babad Tanah Jawi. Namun di negara-negara Asia tersebut kesusastraan yang mencakup bahasan politik, sejak akhir abad ke-19 telah mengalami kemunduran, karena terdesak oleh pemikiran barat yang dibawa oleh negara-negara seperti Inggris, Jerman, Amerika Serikat, dan Belanda dalam rangka imperialisme.
Tinjauan
Ilmuwan politik mempelajari alokasi dan transfer kekuasaan dalam pembuatan keputusan, peran dan sistem pemerintahan termasuk pemerintah dan organisasi internasional, perilaku politik dan kebijakan publik. Mereka mengukur keberhasilan pemerintahan dan kebijakan khusus dengan memeriksa berbagai faktor, termasuk stabilitas, keadilan, kesejahteraan material, dan kedamaian. Beberapa ilmuwan politik berupaya mengembangkan ilmu ini secara positif dengan melakukan analisis politik. Sedangkan yang lain melakukan pengembangan secara normatif dengan membuat saran kebijakan khusus.
Studi tentang politik diperumit dengan seringnya keterlibatan ilmuwan politik dalam proses politik, karena pengajaran mereka biasanya memberikan kerangka pikir yang digunakan komentator lain, seperti jurnalis, kelompok minat tertentu, politikus, dan peserta pemilihan umum untuk menganalisis permasalahan dan melakukan pilihan. Ilmuwan politik dapat berperan sebagai penasihat untuk politikus tertentu, atau bahkan berperan sebagai politikus itu sendiri. Ilmuwan politik dapat terlihat bekerja di pemerintahan, di partai politik, atau memberikan pelayanan publik. Mereka dapat bekerja di Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) atau pergerakan politik. Dalam berbagai kapasitas, orang yang dididik dan dilatih dalam ilmu politik dapat memberi nilai tambah dan menyumbangkan keahliannya pada perusahaan. Perusahaan seperti wadah pemikir (think-tank), institut riset, lembaga polling dan hubungan masyarakat sering mempekerjakan ilmuwan politik.
Pendekatan dalam ilmu politik
Terdapat banyak sekali pendekatan dalam ilmu politik. Di sini hanya akan dibahas tentang tiga pendekatan saja, yakni pendekatan institusionalisme (the old institutionalism), pendekatan perilaku (behavioralism) dan pilihan rasional (rational choice), serta pendekatan kelembagaan baru atau the new institutionalism. Ketiga pendekatan ini memiliki cara pandangnya tersendiri dalam mengkaji ilmu politik dan memiliki kritik terhadap pendekatan yang lain.
Pendekatan institusionalisme
Pendekatan institusionalisme atau kelembagaan mengacu pada negara sebagai fokus kajian utama. Setidaknya, ada dua jenis atau pemisahan institusi negara, yakni negara demokratis yang berada pada titik "pemerintahan yang baik" atau good governance dan negara otoriter yang berada pada titik "pemerintahan yang jelek" atau bad governance dan kemudian berkembang lagi dengan banyak varians yang memiliki sebutan nama yang berbeda-beda. Namun, pada dasarnya—jika dikaji secara krusial, struktur pemerintahan dari jenis-jenis institusi negara tersebut tetap akan terbagi lagi menjadi dua yakni masalah antara "baik" dan "buruk" tadi.
Bahasan tradisional dalam pendekatan ini menyangkut antara lain sifat undang-undang dasar, masalah kedaulatan, kedudukan, dan kekuasaan formal serta yuridis dari lembaga-lembaga kenegaraan seperti parlemen dan lain-lain. Dengan kata lain, pendekatan ini mencakup unsur legal maupun institusional. Pendekatan legal/institusional, yang sering dinamakan pendekatan tradisional, mulai berkembang abad 19 pada masa sebelum Perang Dunia II. Dalam pendekataan ini negara menjadi fokus pokok, terutama segi konstitusional dan yuridisnya.
Setidaknya, ada lima karakteristik atau kajian utama pendekatan ini, yakni:
Legalisme, yang mengkaji aspek hukum, yaitu peranan pemerintah pusat dalam mengatur hukum;
Strukturalisme, yakni berfokus pada perangkat kelembagaan utama atau menekankan pentingnya keberadaan struktur dan struktur itu pun dapat menentukan perilaku seseorang;
Holistik yang menekankan pada kajian sistem yang menyeluruh atau holistik alih-alih dalam memeriksa lembaga yang "bersifat" individu seperti legislatif;
Sejarah atau historicism yang menekankan pada analisisnya dalam aspek sejarah seperti kehidupan sosial-ekonomi dan kebudayaan;
Analisis normatif yang menekankan analisisnya dalam aspek yang normatif sehingga akan terfokus pada penciptaan good government.
Pendekatan perilaku dan pilihan rasional
Salah satu pemikiran pokok dalam pendekatan perilaku ialah bahwa tidak ada gunanya membahas lembaga-lembaga formal karena pembahasan seperti itu tidak banyak memberikan informasi mengenai proses politik yang sebenarnya. Sementara itu, inti "pilihan rasional" ialah bahwa individu sebagai aktor terpenting dalam dunia politik dan sebagai makhluk yang rasional selalu mempunyai tujuan-tujuan yang mencerminkan apa yang dianggapnya kepentingan diri sendiri. Kedua pendekatan ini (perilaku dan pilihan rasional), memiliki fokus utama yang sama yakni individu atau manusia. Meskipun begitu, penekanan kedua pendekatan ini tetaplah berbeda satu sama lainnya. Pendekatan perilaku timbul dan mulai berkembang di amerika pada tahun 1950-an seusai Perang Dunia II. Adapun sebab-sebab kemunculannya adalah seabgai berikut. Pertama, sifat deskriptif dari ilmu politik dianggap tidak memuaskan, karena tidak realistis dan sangat berbeda dengan kenyataan sehari-hari. Kedua, ada kekhawatiran bahwa, jika ilmu politik tidak maju dengan pesat, ia akan ketinggalan dibanding dengan ilmu-ilmu lainnya, seperti sosiologi dengan tokohnya Max Weber (1864-1920) dan Talcott Parsons (1902-1979), antropologi, dan psikologi.Ketiga, di kalangan pemerintah Amerika telah muncul keraguan mengenai kemampuan para sarjana ilmu politik untuk menerangkan fenomena politik.
Adapun aspek yang ditekankan dalam pendekatan ini adalah:
Menekankan pada teori dan metodologi. Dalam mengembangkan studi ilmu politik, teori berguna untuk menjelaskan berbagai fenomena dari keberagaman di dalam masyarakat.
Menolak pendekatan normatif. Kaum behavioralis menolak hal-hal normatif yang dikaji dalam pendekatan institusionalisme karena pendekatan normatif dalam upaya menciptakan "pemerintahan yang baik" itu bersifat bias.
Menekankan pada analisis individual. Kaum behavioralis menganalisis letak atau pengaturan aktor politik secara individual karena fokus analisisnya memang tertuju pada analisis perilaku individu.
Masukan (inputism) yang memperhatikan masukan dalam sistem politik (teori sistem oleh David Easton, 1953) atau tidak hanya ditekankan pada strukturnya saja seperti dalam pendekatan institusionalisme.
Pendekatan kelembagaan baru
Pendekatan kelembagaan baru lebih merupakan suatu visi yang meliputi beberapa pendekatan lain, bahkan beberapa bidang ilmu pengetahuan lain seperti ekonomi dan sosiologi. Berbeda dengan institusionalisme lama yang memandang institusi negara sebagai suatu hal yang statis dan terstruktur, pendekatan kelembagaan baru memandang negara sebagai hal yang dapat diperbaiki ke arah suatu tujuan tertentu. Kelembagaan baru sebenarnya dipicu oleh pendekatan behavioralis atau perilaku yang melihat politik dan kebijakan publik sebagai hasil dari perilaku kelompok besar atau massa, dan pemerintah sebagai institusi yang hanya mencerminkan kegiatan massa itu. Bentuk dan sifat dari institusi ditentukan oleh aktor beserta juga dengan segala pilihannya.
Bidang-Bidang Ilmu Politik
Dalam Contemporary Political Science, terbitan UNESCO 1950, Ilmu Politik dibagi dalam empat bidang, yaitu:
Teori politik: (1) teori politik, (2) Sejarah perkembangan ide-ide politik.
Lembaga-lembaga politik: (1) Undang-Undang Dasar, (2) Pemerintah Nasional, (3) Pemerintah Daerah dan Lokal, (4) fungsi ekonomi dan sosial dari pemerintah, (5) perbandingan lembaga-lembaga politik.
Partai-partai, golongan golongan (groups), dan pendapat umum: (1) Partai-partai politik, (2) golongan-golongan dan asosiasi-asosiasi, (3) Partisipasi warga negara dalam pemerintah dan administrasi, (4) Pendapat umum.
Hubungan Internasional: (1) Politik Internasional, (2) Organisasi-organisasi dan Administrasi Internasional. Hukum Internasional.
Referensi
Pranala luar
Definisi / Pengertian Ilmu Politik menurut beberapa Pakar Politik
Political Science Resources
Progressive U New media from political science students
Courses Political Science Courses
Essays on Political Science
Political Theories and Theorists
American Political Science Association | 1,311 |
5387 | https://id.wikipedia.org/wiki/Jalan | Jalan | Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan air, serta di atas permukaan air. kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel.
Pembangunan jalan
Pada dasarnya pembangunan jalan adalah proses pembukaan ruangan lalu lintas yang mengatasi berbagai rintangan geografi. Proses ini melibatkan pengalihan muka bumi, pembangunan jembatan dan terowongan, bahkan juga pengalihan tumbuh-tumbuhan. (Ini mungkin melibatkan penebasan hutan). Berbagai jenis mesin pembangun jalan akan digunakan untuk proses ini.
Muka bumi harus diuji untuk melihat kemampuannya untuk menampung beban kendaraan. Berikutnya, jika perlu, tanah yang lembut akan diganti dengan tanah yang lebih keras. Lapisan tanah ini akan menjadi lapisan dasar. Seterusnya di atas lapisan dasar ini akan dilapisi dengan satu lapisan lagi yang disebut lapisan permukaan. Biasanya lapisan permukaan dibuat dengan aspal ataupun semen.
Pengaliran/ drainase air merupakan salah satu faktor yang harus diperhitungkan dalam pembangunan jalan. Air yang berkumpul di permukaan jalan setelah hujan tidak hanya membahayakan pengguna jalan, malahan akan mengikis dan merusakkan struktur jalan. Karena itu permukaan jalan sebenarnya tidak betul-betul rata, sebaliknya mempunyai landaian yang berarah ke selokan di pinggir jalan. Dengan demikian, air hujan akan mengalir kembali ke selokan.
Setelah itu retroflektor dipasang di tempat-tempat yang berbahaya seperti belokan yang tajam. Di permukaan jalan mungkin juga akan diletakkan "mata kucing", yakni sejenis benda bersinar seperti batu yang "ditanamkan" di permukaan jalan. Fungsinya adalah untuk menandakan batas lintasan.
Perekonomian jalan
Jalan dapat meningkatkan kegiatan ekonomi di suatu tempat karena menolong orang untuk pergi atau mengirim barang lebih cepat ke suatu tujuan. Dengan adanya jalan, komoditi dapat mengalir ke pasar setempat dan hasil ekonomi dari suatu tempat dapat dijual kepada pasaran di luar wilayah itu. Selain itu, jalan juga mengembangkan ekonomi lalu lintas di sepanjang lintasannya. Contohnya, di pertengahan lintasan jalan utama yang menghubungkan bandar-bandar besar, penduduk setempat dapat menjual makanan kepada supir truk yang kerap lewat di situ. Satu contoh yang baik bagi ekonomi lalu lintas dapat dilihat di pasar Machap, Johor Malaysia. Sehubungan itu, Machap telah menjadi tempat istirahat bagi bus jarak-jauh karena adanya fasilitas istirahat yang lengkap di situ dan juga letaknya di pertengahan Lebuh Raya Utara Selatan. Di Machap, penumpang-penumpang bus akan membelanjakan uang untuk pelayanan restoran dan kamar kecil.
Ekonomi Trafik-Istirihat seperti yang berlaku di Machap sebenarnya tidak hanya bergantung kepada lokasi dan juga fasilitas. Yang lebih penting ialah hubungan pihak pemilik restoran dengan supir bus. Untuk menarik lebih banyak supir bus datang ke mari bersama penumpangnya, pemilik restoran berusaha menarik hati supir bus dengan menyediakan makanan dan rokok gratis kepada mereka. Tetapi cara yang paling baik ialah menghubungi langsung perusahaan bus tersebut agar memilih suatu tempat sebagai tempat istirahat yang tetap.
Sejarah Pembangunan Jalan
Jalan sudah ada sejak manusia memerlukan area untuk berjalan terlebih-lebih setelah menemukan kendaraan beroda diantaranya berupa kereta yang ditarik kuda. Tidak jelas dikatakan bahwa peradaban mana yang lebih dahulu membuat jalan. Akan tetapi hampir semua peradaban tidak terlepas dari keberadaan jalan tersebut.
Salah satu sumber mengatakan bahwa jalan muncul pada 3000 SM. Jalan tersebut masih berupa jalan setapak dengan kontruksi sesuai dengan kendaraan beroda padaknya diduga antara masa itu. Letaknya diduga antara Pegunungan Kaukasus dan Teluk Persia.
Jalan Mesopotamia-Mesir
Seiring perkembangan peradaban di Timur tengah pada masa 3000 SM, maka dibangunlah jalan raya yang menghubungkan Mesopotamia-Mesir. Selain untuk perdagangan, jalan tersebut berguna untuk kebudayaan bahkan untuk peperangan. Jalan utama pertama di kawasan itu, disebut-sebut adalah Jalan Bangsawan Persia yang terentang dari Teluk Persia hingga Laut Aegea sepanjang 2857 km. Jalan ini bertahan dari tahun 3500-300 SM.
Jalan di Eropa dan China
Di Eropa, jalan tertua disebut-sebut adalah Jalur Kuning yang berawal dari Yunani dan Tuscany hingga Laut Baltik.
Di Asia timur, bangsa Cina membangun jalan yang menghubungkan kota-kota utamanya yang bila digabung mencapai 3200 km.
Jalan Romawi
"Banyak jalan menuju Roma" begitulah istilah yang umum dikenal mengenai jalan-jalan Romawi. Istilah tersebut tidaklah keliru karena bangsa Romawi banyak membangun jalan. Di puncak kejayaannya , bangsa Romawi membangun jalan sepanjang 85.000 km yang terbentang dari Inggris hingga Afrika Utara, dari pantai Samudera Atlantik di Semenanjung Iberia hingga Teluk Persia. Keberadaan jalan tersebut diabadikan dalam peta yang dikenal sebagai Peta Peutinger.
Pembangunan Jalan Daendels di Pantura Pulau Jawa
Artikel utama untuk bagian ini: Jalan Raya Pos
Herman Willem Daendels adalah seorang Gubernur-Jendral Hindia-Belanda yang ke-36. Ia memerintah antara tahun 1808 – 1811. Pada masa itu Belanda sedang dikuasai oleh Perancis. Pada masa jabatannya ia membangun jalan raya pada tahun 1808 dari Anyer hingga Panarukan. Sebagian dari jalan ini sekarang menjadi Jalur Pantura (Pantai Utara) yang membentang sepanjang pantai utara Pulau Jawa. Pembangunan jalan ini adalah proyek monumental namun dibayar dengan banyak pelanggaran hak-hak asasi manusia karena dikerjakan secara paksa tanpa imbalan pantas.
Manfaat yang diperoleh dari jalan ini adalah sebagai jalan pertahanan militer. Selain itu dari segi ekonomi guna menunjang tanam paksa (cultuur stelsel) hasil produk kopi dari pedalaman Priangan semakin banyak yang diangkut ke pelabuhan Cirebon dan Indramayu padahal sebelumnya tidak terjadi dan produk itu membusuk di gudang-gudang kopi Sumedang, Limbangan, Cisarua, dan Sukabumi. Selain itu, dengan adanya jalan ini perjalanan darat Surabaya-Batavia yang sebelumnya ditempuh 40 hari bisa dipersingkat menjadi tujuh hari. Ini sangat bermanfaat bagi pengiriman surat yang oleh Daendels kemudian dikelola dalam dinas pos.
Sejarah Teknik Membangun Jalan
Dalam sejarahnya, berbagai macam teknik digunakan untuk membangun jalan. Di Eropa Utara yang repot dengan tanah basah yang berupa "bubur", dipilih jalan kayu berupa gelondongan kayu dipasang diatas ranting, lalu diatasnya disusun kayu secara melintang berpotongan untuk melalui rintangan tersebut.
Di kepulauan Malta ada bagian jalan yang ditatah agar kendaraan tidak meluncur turun. Sedangkan masyarakat di Lembah Sungai Indus, sudah membangun jalan dari bata yang disemen dengan bituna (bahan aspal) agar tetap kering. Dapat dikatakan, pemakaian bahan aspal sudah dikenal sejak milenium ke 3 sebelum masehi dikawasan ini, terbukti di Mahenjo Daro, Pakistan, terdapat penampung air berbahan batu bata bertambalkan aspal.
Konstruksi jalan Bangsa Romawi berciri khas lurus dengan empat lapisan. Lapisan pertama berupa hamparan pasir atau adukan semen, lapisan berikutnya berupa batu besar datar yang kemudian disusul lapisan kerikil dicampur dengan kapur, kemudian lapisan tipis permukaan lava yang mirip batu api. Ketebalan jalan itu sekitar 0,9-1,5 m. Rancangan Jalan Romawi tersebut termasuk mutakhir sebelum muncul teknologi jalan modern di akhir abad XVIII atau awal abad XIX. Sayangnya jalan itu rusak ketika Romawi mulai runtuh.
Seorang skotlandia bernama Thomas Telford (1757 - 1834) membuat rancangan jalan raya, di mana batu besar pipih diletakan menghadap ke atas atau berdiri dan sekarang dikenal dengan pondasi jalan Telford. Konstruksi ini sangat kuat terutama sebagai pondasi jalan, dan sangat padat karya karena harus disusun dengan tangan satu per satu. Banyak jalan yang bermutu baik dengan konstruksi Telford, tetapi tidak praktis memakan waktu.
Oleh sebab itu ada konstruksi berikutnya oleh John Loudon Mc Adam (1756-1836). Konstruksi jalan yang di Indonesia dikenal dengan jalan Makadam itu lahir berkat semangat membuat banyak jalan dengan biaya murah. Jalan tersebut berupa batu pecah yang diatur padat dan ditimbun dengan kerikil. Jalan Makadam sangat praktis, batu pecah digelar tidak perlu disusun satu per satu dan saling mengunci sebagai satu kesatuan.
Di akhir abad ke XIX, seiring dengan maraknya penggunaan sepeda, pada 1824 dibangun jalan aspal namun dengan cara menaruh blok-blok aspal. Jalan bersejarah itu dapat disaksikan di
Champ-Elysess, Paris, Perancis.
Di Skotlandia, hadir jalan beton yang dibuat dari semen portland pada 1865. Meski lebih kuat, jalan tersebut mudah retak karena perubahan cuaca. Berbeda dengan aspal yang bersipat lebih plastis atau dapat kembang susut yang baik terhadap perubahan cuaca dan sebagai pengikat yang lebih tahan air.
Jalan Aspal modern merupakan hasil karya imigran Belgia Edward de Smedt di Columbia University, New York. Pada tahun 1872, ia sukses merekayasa aspal dengan kepadatan maksimum. Aspal itu dipakai di Battery Park dan Fifth Avenue, New York, tahun 1872 dan Pennsylvania Avenue, Washington D.C pada tahun 1877.
Pada saat ini sedikitnya 90 % jalan utama di perkotaan selalu menggunakan bahan aspal.
Sistem jaringan jalan
Sistem jaringan jalan merupakan satu kesatuan jaringan jalan yang terdiri dari sistem jaringan jalan primer dan sistem jaringan jalan sekunder yang terjalin dalam hubungan hierarki.
Sistem jaringan jalan disusun dengan mengacu pada rencana tata ruang wilayah dan dengan memperhatikan keterhubungan antarkawasan dan/atau dalam kawasan perkotaan, dan kawasan perdesaan.
Sistem jaringan jalan primer
Sistem jaringan jalan primer disusun berdasarkan rencana tata ruang dan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk pengembangan semua wilayah di tingkat nasional, dengan menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang berwujud pusat-pusat kegiatan sebagai berikut:
menghubungkan secara menerus pusat kegiatan nasional, pusat kegiatan wilayah, pusat kegiatan lokal sampai ke pusat kegiatan lingkungan; dan
menghubungkan antarpusat kegiatan nasional.
Sistem jaringan jalan sekunder
Sistem jaringan jalan sekunder disusun berdasarkan rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota dan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk masyarakat di dalam kawasan perkotaan yang menghubungkan secara menerus kawasan yang mempunyai fungsi primer, fungsi sekunder kesatu, fungsi sekunder kedua, fungsi sekunder ketiga, dan seterusnya sampai ke persil.
Bagian jalan
Ruang manfaat jalan
Ruang manfaat jalan meliputi badan jalan, saluran tepi jalan, dan ambang pengamannya.
Ruang manfaat jalan merupakan ruang sepanjang jalan yang dibatasi oleh lebar, tinggi, dan kedalaman tertentu yang ditetapkan oleh penyelenggara jalan yang bersangkutan berdasarkan pedoman yang ditetapkan oleh departemen yang berwenang.
Ruang manfaat jalan hanya diperuntukkan bagi median, pengerasan jalan, jalur pemisah, bahu jalan, saluran tepi jalan, trotoar, lereng, ambang pengaman, timbunan dan galian, gorong-gorong, perlengkapan jalan, dan bangunan pelengkap lainnya.
Trotoar hanya diperuntukkan bagi lalu lintas pejalan kaki, walau pada prakteknya banyak digunakan untuk keperluan lain semisal parkir atau tempat berjualan.
Ruang milik jalan
Ruang milik jalan terdiri dari ruang manfaat jalan dan sejalur tanah tertentu di luar ruang manfaat jalan. Ruang milik jalan merupakan ruang sepanjang jalan yang dibatasi oleh lebar, kedalaman, dan tinggi tertentu.
Ruang milik jalan diperuntukkan bagi ruang manfaat jalan, pelebaran jalan, dan penambahan jalur lalu lintas di masa akan datang serta kebutuhan ruangan untuk pengamanan jalan.
Sejalur tanah tertentu dapat dimanfaatkan sebagai ruang terbuka hijau yang berfungsi sebagai lansekap jalan.
Ruang pengawasan jalan
Ruang pengawasan jalan merupakan ruang tertentu di luar ruang milik jalan yang penggunaannya ada di bawah pengawasan penyelenggara jalan. Ruang pengawasan jalan diperuntukkan bagi pandangan bebas pengemudi dan pengamanan konstruksi jalan serta pengamanan fungsi jalan.
Ruang pengawasan jalan merupakan ruang sepanjang jalan di luar ruang milik jalan yang dibatasi oleh lebar dan tinggi tertentu.
Dalam hal ruang milik jalan tidak cukup luas, lebar ruang pengawasan jalan ditentukan dari tepi badan jalan paling sedikit dengan ukuran sebagai berikut:
jalan arteri primer 15 (lima belas) meter;
jalan kolektor primer 10 (sepuluh) meter;
jalan lokal primer 7 (tujuh) meter;
jalan lingkungan primer 5 (lima) meter;
jalan arteri sekunder 15 (lima belas) meter;
jalan kolektor sekunder 5 (lima) meter;
jalan lokal sekunder 3 (tiga) meter;
jalan lingkungan sekunder 2 (dua) meter; dan
jembatan 100 (seratus) meter ke arah hilir dan hulu.
Lihat pula
Kecelakaan lalu-lintas
Kapasitas jalan
Jalan setapak
Jalan tikus
Polisi tidur | 1,799 |
5405 | https://id.wikipedia.org/wiki/Waduk%20Jatiluhur | Waduk Jatiluhur | Waduk Ir. H. Juanda atau biasa disebut sebagai Waduk Jatiluhur (Aksara Sunda Baku: ), adalah sebuah waduk yang terletak di Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, Provinsi Jawa Barat (±9 km dari pusat Kota Purwakarta). Waduk ini diberi nama sesuai nama seorang pahlawan nasional, yakni Ir. H. Djuanda Kartawidjaja, yang bersama Ir. Sedijatmo, gigih memperjuangkan terwujudnya pembangunan waduk ini di internal pemerintah Indonesia maupun di forum internasional. Waduk ini adalah waduk terbesar di Indonesia, dengan potensi air sebesar 12,9 miliar m3/tahun dan merupakan waduk serbaguna pertama di Indonesia. Waduk ini dapat dikunjungi melalui Jalan Tol Purbaleunyi (Purwakarta-Bandung-Cileunyi) dengan keluar di Gerbang Tol Jatiluhur.
Sejarah
Pembangunan waduk ini telah digagas sejak masa pendudukan Belanda di Indonesia oleh W.J. van Blommestein, seorang ahli pengairan asal Belanda, guna memanfaatkan derasnya aliran Sungai Citarum untuk mengairi lahan pertanian. Pada saat itu, di musim hujan, Sungai Citarum kerap meluap dan menyebabkan banjir di Bekasi dan Karawang, sehingga menyulitkan kegiatan pertanian. Selain itu, banjir juga kerap menggenangi jalan raya Jakarta - Cirebon, sehingga terkadang membuat para pelintas harus berhenti dan menginap di Karawang atau Cikampek.
Setelah Indonesia merdeka, pada tahun 1957, pemerintah pun menugaskan PLN untuk membangun bendungan dari waduk ini. PLN kemudian menunjuk Coyne et Bellier asal Prancis untuk merancang bendungan. Karena dibangun oleh PLN, maka waduk ini awalnya dirancang untuk membangkitkan listrik melalui PLTA. Pembangunan PLTA tersebut pun awalnya mendapat banyak kritik, karena kapasitas terpasangnya direncanakan mencapai 125 MW, padahal kebutuhan listrik di Jakarta saat itu sebenarnya sudah dapat dipenuhi hanya dengan kapasitas terpasang sebesar 50 MW.
Sementara itu, Direktorat Jenderal Pengairan kemudian juga ingin memanfaatkan air yang tertampung di waduk ini untuk mengairi lahan pertanian yang ada di hilir waduk dengan cara membangun Bendung Curug untuk membagi air yang keluar dari waduk ini ke tiga saluran irigasi, yakni Tarum Timur, Tarum Barat, dan Tarum Utara, yang masing-masing dapat difungsikan untuk mengairi lahan pertanian seluas sekitar 80.000 hektar.
Departemen Pekerjaan Umum akhirnya menetapkan bahwa waduk ini terutama akan difungsikan untuk mengairi lahan pertanian, karena berdasarkan perhitungan yang dilakukan saat itu, air yang tertampung di waduk ini akan lebih ekonomis jika digunakan untuk mengairi lahan pertanian daripada untuk membangkitkan listrik, sebab kepala hidraulik dari waduk ini tidak terlalu besar.
Waduk ini kemudian mulai dibangun pada tahun 1957 dengan batu pertamanya diletakkan oleh Presiden Ir Soekarno. Waduk ini lalu diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 26 Agustus 1967. Pembangunan waduk ini menelan biaya sebesar US$ 230 juta. Waduk ini membuat 4 desa tergenang penuh dan 11 desa lainnya tergenang sebagian, sehingga 5.004 orang penduduk harus dipindahkan ke lokasi lain. Sebagian dipindahkan ke sekitar bendungan dan sebagian lainnya dipindahkan ke Kabupaten Karawang. Sebagian besar penduduk yang dipindahkan saat itu bekerja sebagai petani.
Waduk ini dirancang berumur layanan sampai 200 tahun, tetapi dengan selesainya pembangunan Waduk Cirata dan Waduk Saguling, umur layanan waduk ini diperkirakan mencapai 276 tahun dari tahun 1987.
Setelah selesai dibangun, waduk ini dikelola oleh sebuah perusahaan negara (PN) yang diberi nama PN Jatiluhur, yang kemudian diubah statusnya menjadi sebuah perusahaan umum (Perum) dengan nama Perum Otorita Jatiluhur pada tahun 1970, dan kemudian diubah namanya menjadi Perum Jasa Tirta II pada tahun 1999.
Pemanfaatan
Di dalam Waduk Jatiluhur, terpasang 6 unit turbin dengan daya terpasang 187 MW dengan produksi tenaga listrik rata-rata 1.000 juta kwh setiap tahun, yang dikelola oleh Perum Jasa Tirta II. Selain dari itu, Waduk Jatiluhur memiliki fungsi penyediaan air irigasi untuk 240.000 hektar sawah (dua kali tanam setahun), air baku, air minum, budi daya perikanan, dan pengendali banjir, yang dikelola oleh Perum Jasa Tirta II.
Selain berfungsi sebagai PLTA dengan sistem limpasan terbesar di dunia, kawasan Waduk Jatiluhur memiliki banyak fasilitas rekreasi yang memadai, seperti hotel dan bungalow, bar dan restaurant, lapangan tenis, bilyard, perkemahan, kolam renang dengan water slide, ruang pertemuan, sarana rekreasi dan olahraga air, playground dan fasilitas lainnya. Sarana olahraga dan rekreasi air misalnya mendayung, selancar angin, kapal pesiar, ski air, boating dan lainnya.
Di perairan Waduk Jatiluhur juga terdapat kegiatan budidaya ikan keramba jaring apung, yang menjadi daya tarik tersendiri. Di waktu siang atau dalam keheningan malam, pengunjung dapat memancing penuh ketenangan sambil menikmati ikan bakar. Di kawasan ini pula, pengunjung dapat melihat Stasiun Satelit Bumi milik PT Indosat Tbk. (±7 km dari pusat Kota Purwakarta), yang difungsikan sebagai alat komunikasi internasional. Jenis layanan yang disediakan antara lain international toll free service (ITFS), Indosat Calling Card (ICC), international direct dan lainnya.
Panorama
Lihat pula
Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum
Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS)
BPDAS Citarum Ciliwung
Daerah Aliran Sungai (DAS)
Daftar daerah aliran sungai (DAS) di Indonesia
Daftar danau dan waduk di Indonesia
Irigasi Premium
Wilayah sungai (WS) dan pembagiannya di Indonesia
Referensi
Pranala luar
Kabupaten Purwakarta
Perum Jasa Tirta II
PT. Indosat Tbk.
PT. PLN (Persero)
Bendungan dan waduk di Jawa Barat
Jatiluhur, waduk
Jatiluhur, waduk
DAS Citarum | 793 |
5408 | https://id.wikipedia.org/wiki/Ajaran%20Siwa-Buddha | Ajaran Siwa-Buddha | Ajaran Siwa-Buddha adalah campuran (sinkretisme) agama Hindu dan Buddha di Indonesia. Pada zaman Majapahit agama Siwa dan Buddha berpadu menjadi satu, dan ini bisa dilihat dalam beberapa karya sastra antara lain Kakawin Sutasoma dan Kakawin Arjunawijaya. Pada zaman sekarang di pulau Bali dan Lombok, ajaran Hindu Dharma yang beraliran Siwa dan ajaran Buda (Siwa-Buddha) ini dianggap sebagai dua mazhab berbeda dari satu agama yang sama. Di Bali ada sebuah desa yang bernama Budakeling di Kabupaten Karangasem, yang mana seluruh penduduknya menganut mazhab ini.
Sejarah
Masuknya budaya India
Mereka yang pertama kali memperkenalkan budaya India di Indonesia adalah kaum brahmana, biarawan dan pendeta pelbagai sekte dan mazhab di India, yang mengikuti rute perdagangan maritime. Tetapi ketika mereka sudah mendapatkan sejumlah pengikut, sebuah gelombang gerakan lainnya terjadi dan orang-orang Indonesia yang sudah memeluk ajaran agama mereka lalu berlayar ke India sebagai peziarah dan mahasiswa kemudian kembali dengan kesan-kesan dan khazanah ilmu-ilmu baru.
Kebudayaan India diterima dengan senang hati. Seperti sudah sering dikemukakan, persamaan-persamaan antara kesenian Hindu-Jawa dan India tidak bisa dipisahkan. Demikian juga mengenai tradisi sastra Jawa Kuno dan Bali, baik sastra yang berhubungan dengan agama maupun yang sekuler. Sementara untuk pengaruh agama, hanya ada satu aliran agama India yang jejaknya tak ditemukan di Jawa, Bali maupun di daerah lainnya di Nusantara, yaitu aliran Jainisme.
Meskipun mereka memiliki pengetahuan luas akan apa yang disajikan oleh India, hal ini tidak berarti bahwa orang Jawa dan Bali menerapkan ilmu pengetahuan mereka dengan cara yang sama seperti orang India, atau bahkan menerapkan semuanya. Bahkan bisa dikatakan bahwa meskipun mereka memiliki hampir semua bahan bangunan India, mereka tidak pernah membangun sebuah gedung India. Sementara hal ini kurang lebih benar apabila berhubungan dengan arsitektur, perumpamaan ini bisa pula diterapkan pada bidang agama. Tradisi Jawa-Bali juga meliputi banyak ajaran-ajaran dan cara-cara pemujaan yang secara keseluruhan terdiri dari unsur-unsur India, tetapi hal yang persis sama tidak bisa ditemukan di India. Pada saat penyeleksian dan kombinasi antar ajaran ini, ciri khas kebangsaan Jawa-Bali jelas sangat menentukan. Dan bagaimana seleksi dan kombinasi ini dilakukan, merupakan masalah-masalah yang sangat menarik bagi peneliti budaya Jawa dan Bali.
Masuknya agama Buddha
Agama Buddha sampai di Nusantara cukup awal dan banyak informasi mengenai hal ini kita dapatkan dari sumber-sumber Tionghoa. Fa Xien yang datang dari Sri Langka pada tahun 414, terdampar karena angin topan yang hebat ke Yeh p’o t’i (Yawadwîpa, entah ini Jawa atau Sumatra, kurang jelas), merasa agak kecewa terhadap situasi agamanya (=agama Buddha) di sana, apalagi apabila dibandingkan dengan kaum brahmana dan orang-orang Hindu. Tetapi sebelum tahun 424, menurut sumber China lagi, agama Buddha tersebar di negara Shê p’o (=Jawa). Sang misionaris atau pendakwah yang menyebarkan agama ini konon adalah Gunawarman, seorang putra pangeran dari Kashmir. Ia datang ke pulau Jawa dari Sri Langka dan pada tahun 424 bertolak ke China, di mana dia meninggal tujuh tahun kemudian. Ia menterjemahkan sebuah teks dari mazhab Dharmagupta
Pada abad ke-7, ke-8, ke-9 para penganut Buddha Indonesia, atau paling tidak beberapa pusat agama Buddha di Sumatra dan Jawa sudah merupakan bagian dari sifat kosmopolitis agama ini. Kesan ini terutama didapatkan dari karya I Ching. Dalam buku kenangannya, ia menceritakan bahwa sang peziarah Hui Ning memutuskan perjalanannya selama tiga tahun di pulau Jawa (664/5–667/8) untuk menterjemahkan sebuah sutra, kemungkinan besar dari mazhab Hinayana, mengenai Nirwana yang agung. Penterjemahannya dibantu seorang pakar Jawa yang bernama Jñânabhadra. Sedangkan I Ching sendiri menghargai pusat-pusat studi agama Buddha di Sumatra secara tinggi. Hal ini terbukti dari fakta bahwa ia tinggal selama enam bulan di Sriwijaya dan dua bulan di Malayu (Jambi) dalam perjalanannya ke India pada tahun 671 dan setelah itu selama sepuluh tahun di Sriwijaya (685-695).
Selain itu ia juga meringkaskan bahwa agama Buddha dipeluk di negeri-negeri yang dikunjunginya dan sebagian besar, mazhab Hinayanalah yang dianut, kecuali di Malayu di mana ada pula beberapa penganut Mahayana.
Tetapi di pulau Jawa, kurang dari seabad setelah ini, bentuk agama Buddha yang paling banyak dianut merupakan sebuah kombinasi antara Mahayana dan Vajrayana. Candi Borobudur yang oleh beberapa orang tertentu dianggap sebagai sebuah mandala raksasa, pada ribuan bas-reliefnya menunjukkan pemandangan atau adegan yang dimuat dalam sejumlah teks-teks dalam bahasa Sanskerta yang bernapaskan atau dijadikan dasar dari paham Mahayana. Teks-teks ini adalah: Mahakarmawibhangga, Lalitawistara, Diwyawadana dan Gandawyuha.
Perpaduan Hindu (Siwa) dan Buddha
Dengan candi Borobudur maka kita memasuki era berkembangnya budaya India-Jawa di Jawa Tengah (awal abad ke 8–929). Era ini merupakan era yang mewariskan kita candi-candi antara lain Candi Kalasan, Mendut, Sewu, Plaosan, Prambanan dan lain sebagainya. Kemungkinan besar, banyak candi pula yang telah musnah. Semua candi ini adalah candi Buddha atau candi Siwa. Agama Buddha sepertinya dianut oleh dinasti Sailendra dan agama Hindu-Siwa (di Bali dikenal dengan nama Siwa Sidhanta) dianut oleh dinasti Mataram I, yang mengikuti Sailendra dan kemungkinan besar mendahului mereka pula. Dinasti Sailendra kemungkinan besar merupakan sebuah intermezzo saja. Tetapi pasti kedua aliran agama ini ada dan berkembang secara berdampingan.
Lalu kemudian pada zaman Majapahit agama Siwa dan Buddha berpadu menjadi satu. Hal-hal persatuan ini bisa dilihat dalam beberapa karya sastra:
Kakawin Sutasoma
Kakawin Arjunawijaya
Warisan terakhir Siwa-Buddha
Pada zaman sekarang, di pulau Bali dan Lombok, agama Siwa dan Buddha dianggap dua mazhab berbeda dari satu agama yang sama. Di Bali ada sebuah desa yang bernama Budakeling di Karangasem, di sini seluruh penduduknya menganut mazhab ini. Ajaran Siwa-Buddha di desa ini diwarisi oleh Dang Hyang Astapaka dari Keling (Kalingga), yang kemudian dilanjutkan oleh Mpu Tantular. Jejak-jejak warisan kedua pendeta ini masih bisa ditelusuri di Geria Budakeling.
Aliran Hindu lainnya
Sebenarnya tidak perlu dikemukakan lagi bahwa pasti ada lebih banyak aliran-aliran agama yang pernah ada pada masa yang disebut di atas ini selain yang bisa dilihat pada peninggalan-peninggalan candi-candi yang ada. Meskipun begitu ada sebuah aliran agama penting yang tidak ada bekasnya yaitu aliran Wisnuisme. Pada Prasasti Tarumanegara yang berasal dari kurang lebih tahun 450, menunjukkan bahwa prabu Purnawarman dari Tarumanagara di Jawa Barat menganut aliran Wisnuisme (Waisnawa). Tetapi di sisi lain, paham Wisnu dari dulu sudah dianggap kurang penting daripada paham Siwa maupun Buddha di Nusantara.
Lihat pula
Sanghyang Adi Buddha
Catatan kaki
Pranala luar
Sabha Ageng III Ida Rsi Bhujangga Waisnawa Se-Bali Bahas "Sesana Kawikon" dan "Penabean", Bali Post, 22 November 2009. Diakses 4 Juni 2010.
Hindu
Sekte Hindu
Mazhab-mazhab Buddhisme
Bali | 1,024 |
5409 | https://id.wikipedia.org/wiki/Daftar%20tokoh%20Tionghoa%20Indonesia | Daftar tokoh Tionghoa Indonesia | Daftar di bawah ini memuat nama tokoh-tokoh Tionghoa-Indonesia. Daftar diurutkan berdasarkan huruf pertama namanya (baik nama depan - Alan Budikusuma - maupun nama marga - Kho Ping HooKekristenaAbraham Alex Tanuseputra, pendeta, pendiri Gereja Bethany Indonesia
Agustinus Lie, CDD, Imam Katolik yang membuat TPE Bahasa Mandarin
Albertus Magnus Tan Thian Sing, pastor Keuskupan Agung Semarang
Antonius Subianto Bunjamin, Uskup Bandung
Daniel Bambang Dwi Byantoro, pendiri Gereja Ortodoks Indonesia
Eka Darmaputera, teolog Protestan
Erastus Sabdono, pendiri sinode salah satu agama Kristen
Frank J R Thamiend, Gembala Sidang Gereja Kristus Gembala Jakarta
Fransiskus Xaverius Hendrawinata, Vikaris jenderal Keuskupan Pangkal Pinang
Gabriel Manek (Lay Tjong Sie), Uskup Agung Ende
Hendra Sutedja, SJ
Henricus Pidyarto Gunawan (Hiu Khing Pit), Uskup Malang
Joas Adiprasetya, teolog Protestan, mantan Ketua Sekolah Tinggi Teologi Jakarta
Joseph Theodorus Suwatan, Uskup Manado
Markus Wanandi, Pastor Katolik Indonesia
Niko Njotorahardjo, pendeta, pendiri Gereja Bethel Indonesia
Obaja Tanto Setiawan, pendeta GBI Keluarga Allah
Petrus Rostandy, Vikaris jenderal Keuskupan Agung Pontianak
Philip Mantofa, pendeta di Gereja Mawar Sharon
RD Hubertus Tangguh Ardi Wardana, Ekonom Keuskupan Malang
RP Benny Phang Khong Wing, O.Carm., Wakil Generalat Ordo Karmel
RP Ignatius Sani Saliwardaya, MSC, Wakil Provinsial MSC Indonesia
Silvester Tung Kiem San, Uskup Denpasar
Simon Petrus Lili Tjahjadi, Rektor Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara Jakarta
Stephen Suleeman, pendeta Protestan
Stephen Tong, pendeta Protestan, pendiri Gereja Reformed Injili Indonesia
Tjoa Tek Swat, pendeta Kristen
Vincentius Sutikno Wisaksono, Uskup Surabaya
Vitus Rubianto Solichin, Uskup Padang
William Chang, pastor Keuskupan Agung Pontianak
Yandhie Buntoro, CDD
Yonky Karman, pendeta, pengamat sosial-politik.
Yohanes Indrakusuma, pastor Katolik, pendiri ordo Kongregasi Carmelitae Sancti Eliae.
Yusak Hadisiswantoro, pendiri gereja yakin hidup sukses
Buddha
Ashin Jinarakkhita, biksu Buddha
Khemanando, bhikkhu Buddha
Mahasthawira Vajragiri, bhikkhu Buddha
Sri Pannavaro, bhikkhu Buddha
Sumedha Widyadharma, pendeta Buddha
Arman Chandra, Ketua WALUBI Medan
Konghucu
Bingky Irawan, tokoh Agama Khonghucu
Budi Santoso Tanuwibowo, Ketua Umum Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia
Chandra Setiawan, Ketua Umum Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia
Tjhie Tjay Ing, Ketua Dewan Rohaniawan Agama Khonghucu Indonesia
Uung Sendana Linggaraja, Tokoh Agama Khonghucu
Islam
Abdul Karim Oei Tjeng Hien, Tokoh muslim Tionghoa, Pendiri Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI), Pendiri Masjid Lautze
Anton Medan, Ulama, tokoh Tionghoa Muslim, mantan preman/ Penjahat
Felix Siauw, Ulama, Tokoh Tionghoa Muslim
Insan Mokoginta, Ulama, tokoh Tionghoa Muslim
Junus Jahja, tokoh Tionghoa Muslim, tokoh Bakom PKB, mantan anggota DPA
Koko Liem, Ulama, Tokoh Tionghoa Muslim
Muhammad Syafi'i Antonio, ekonom Muslim/Syariah
Akademisi
Ahli ekonomi
Handi Irawan, Konsultan pemasaran
Hendra Esmara, pakar ekonomi, guru besar Universitas Andalas
Hermawan Kartajaya, pakar pemasaran, pendiri MarkPlus
J. Panglaykim, pakar ekonomi
Lin Che Wei, pakar ekonomi
Syafii Antonio, pakar ekonomi syariah
Thee Kian Wie, pakar ekonomi, penulis, dan peneliti senior
Ahli hukum
Frans Hendra Winarta, pengacara
Gouw Giok Siong, pakar hukum
Gunawan Widjaja, pakar hukum
Hiswara Bunjamin, Commercial Law Firm
Johnny Situwanda, pengacara
Lie Oen Hock, pakar hukum
Wawan Irawan, notaris/ppat
Yap Thiam Hien, pakar hukum
Ahli kesehatan
Handojo Tjandrakusuma, dokter
Handrawan Nadesul, pakar kesehatan, penulis
Hembing Wijayakusuma, pakar obat tradisional
Ken Kawan Soetanto, pakar kesehatan, farmasi, akademisi
Lie A. Dharmawan, pakar kesehatan, aktivis, dokter ahli bedah, pendiri doctorSHARE (Yayasan Dokter Peduli) yang mempunyai program Rumah Sakit Apung (RSA) swasta pertama Indonesia
Lo Siaw Ging, dokter dan sosiawan
Oen Boen Ing (K.R.M.T. Oen Boen Ing Darmohoesodo), dokter dan sosiawan
Priguna Sidharta (Sie Pek Giok), psikiater, neurolog
Dr. Putrasatia Irawan, DS.KTP, ahli hematologi di Palang Merah Indonesia
Sofyan Tan, dokter, pendidik dan aktivis sosial
Prof. Dr Tan Thiam Hok, pakar mikrobiologi, guru besar FKUI, penulis pejalanan
Tan Shot Yen, pakar gizi
Tio Oen Bik, dokter
Yap Hong Tjoen, dokter, filantropis
Ahli pendidikan
Bernadette N. Setiadi, tokoh pendidikan, psikolog, rektor Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
Chatief Kunjaya, Pendiri Olimpiade Astronomi Indonesia, Pendiri dan presiden kedua International Olympiad on Astronomy and Astrophysics IOAA, Rektor Universitas Ma Chung
Dali S. Naga, rektor Universitas Tarumanegara
Go Ban Hong, guru besar ilmu tanah
Lee Teng Hui, pendidik
Mely G. Tan, sosiolog
Tjia May On, guru besar fisika ITB
The Pik Sin, Direktur Observatorium Bosscha, Dekan FMIPA ITB
The Houw Liong, guru besar fisika ITB
Ahli sejarah, sosial dan politik
Arief Budiman, sosiolog, budayawan, dan aktivis politik
Christianto Wibisono, pengamat sosial, politik dan ekonomi
Christine Susanna Tjhin, peneliti sosial
George Junus Aditjondro, sosiolog
Harry Tjan Silalahi (Tjan Tjoen Hok), pengamat politik, pendiri CSIS
James Danandjaja, antropolog
Kristoforus Sindhunata, pakar politik
Lie Tek Tjeng, sinolog, penulis, dan peneliti
Ong Hok Ham, pakar sejarah
Tjan Tjoe Som, guru besar sinologi UI
Yonky Karman, teolog, pengamat sosial
Aktivis sosial
Ester Indahyani Jusuf, aktivis HAM
Hendriawan Sie, aktivis mahasiswa
Ita Martadinata Haryono, aktivis HAM
Liem Soei Liong, aktivis HAM
Lieus Sungkharisma, mantan Ketua Perhimpunan Pengusaha Tionghoa DKI Jakarta
Oetomo Dede, aktivis masalah gender
Soe Hok Gie, aktivis mahasiswa
Soe Tjen Marching, feminis
Tan Swie Ling, aktivis HAM
Yap Yun Hap, aktivis mahasiswa
Ahli lainnya
Amir Sidharta, kurator museum
Andrew Darwis, pendiri forum online terbesar di Indonesia, Kaskus
Andrie Wongso, motivator
Handoko Gani, pakar deteksi Kebohongan
Indrawati Oey, akademisi ilmu pangan
John Juanda, pemain poker profesional
Kang Biauw Tjwan, pakar ilmu tanah, agronomi dan agroforestri
Kang Hong Kian, pakar Feng Shui
Lie Kim Hok, guru, penulis (Bapak sastra Melayu Tionghoa)
Njoo Han Siang, perintis perbankan dan perfilman Indonesia
Oei Hong Djien, kurator dan kolektor seni rupa
Robby Ko King Tjoen, pakar speleologi
Tan Kim Hong, pakar ilmu kimia tanah
Teddy Boen, Insinyur Gempa
Yohanes Surya, pakar fisika dan penulis buku
Atlet
Angkat besi
Charlie Depthios, angkat besi
Imron Rosadi, angkat besi
Atlet E-Sports
Andika Rama
Hansel Ferdinand
Jason Susanto (f0rsakeN)
Kenny Deo
Kevin Susanto
Victor Innosensius (Maybee)
Balap
Ricardo Gelael, pembalap reli
Presley Martono, pembalap mobil formula (sekarang berprofesi sebagai atlet E-Sports)
Rio Haryanto, pembalap mobil formula
Sean Gelael, pembalap mobil formula
Sinyo Haryanto, pembalap mobil
Basket
Abraham Damar Grahita, pemain basket
Denny Sumargo, pemain basket, aktor
Hardianus Lakudu, pemain basket
Hendry Sudjana, pemain basket
Rony Gunawan, pemain basket
Russell Nyoo, pemain basket
Sugiharto Cahyadi, pemain basket
Bulutangkis
Ade Chandra, pebulutangkis
Agus Susanto, pebulutangkis
Alan Budikusuma, peraih medali emas bulu tangkis pertama Indonesia di Olimpiade 1992
Albertus Susanto Njoto, pebulu tangkis Indonesia
Alvent Yulianto, pebulutangkis
Antonius B. Ariantho, pebulutangkis
Ardy B. Wiranata, pebulutangkis, Juara Indonesia Terbuka 6 kali
Aryono Miranat, pebulutangkis
Candra Wijaya, pebulutangkis, peraih medali emas Olimpiade 2000
Christian Hadinata, pemain dan pelatih bulu tangkis
Cindana Hartono Kusuma, pebulu tangkis
Darmadi, pebulutangkis
Eddy Hartono, pebulutangkis
Debby Susanto, pebulutangkis
Denny Kantono, pebulutangkis
Ellen Angelina, pebulutangkis
Eng Hian, pebulutangkis
Ferry Sonneville, pebulutangkis
Flandy Limpele, pebulutangkis
Fran Kurniawan, pebulutangkis
Fung Permadi, pebulutangkis
Greysia Polii, pebulutangkis
Hadibowo Susanto, pebulutangkis
Halim Haryanto, pebulutangkis
Hariyanto Arbi, pebulutangkis
Hastomo Arbi, pebulutangkis
Hendra Setiawan, pebulutangkis, peraih medali emas Olimpiade 2008
Hendrawan, pemain dan pelatih bulu tangkis
Hermawan Susanto, pebulutangkis
Huang Hua (pemain bulutangkis), pebulu tangkis asal Tiongkok yang menjadi warganegara Indonesia
Indra Gunawan, pemain, pelatih, dan pengamat bulu tangkis
Indra Wijaya, pebulutangkis
Ivanna Lie, pebulutangkis
Jeffer Rosobin, pebulutangkis
Jenna Gozali, pebulutangkis
Jo Novita, pebulutangkis
Jonathan Christie, pebulutangkis, pemenang medali emas tunggal Asian Games 2018
Kevin Sanjaya Sukamuljo, pebulutangkis
Komala Dewi, pebulutangkis
Lianne Tan, pebulutangkis
Lidya Djaelawijaya, pebulutangkis
Lie Poo Djian, pebulutangkis
Liem Swie King, pebulutangkis, juara All England 3 kali
Lilyana Natsir, pebulutangkis
Lius Pongoh, pebulutangkis
Megah Idawati, pebulutangkis
Meiliana Jauhari, pebulutangkis
Marcus Fernaldi Gideon, pebulutangkis
Mia Audina Tjiptawan, pebulutangkis Belanda asal Indonesia
Minarti Timur, pebulutangkis
Muljadi (Ang Tjin Siang), pebulutangkis
Njoo Kim Bie, pebulutangkis
Praveen Jordan, pebulutangkis
Ronald Susilo, pebulutangkis
Rudy Gunawan, pebulutangkis
Rudy Hartono, pebulutangkis, Juara All England 8 kali
Rudy Heryanto, pebulutangkis
Sarwendah Kusumawardhani, pebulutangkis
Shendy Puspa Irawati, pebulutangkis
Simon Santoso, pebulutangkis
Susi Susanti, peraih medali emas bulu tangkis pertama Indonesia di Olimpiade 1992
Tan Joe Hok, peraih medali emas bulu tangkis pertama Indonesia di All England dan Asian Games
Tan King Gwan, pebulutangkis
Tjun Tjun, pebulutangkis
Tony Gunawan, pebulutangkis, peraih medali emas Olimpiade 2000
Utami Dewi, pebulutangkis
Verawaty Fajrin, pebulutangkis
Vita Marissa, pebulutangkis
Yohan Hadikusuma, pebulutangkis
Yonathan Suryatama Dasuki, pebulutangkis
Yuliani Santosa, pebulutangkis
Yuni Kartika, pebulutangkis
Catur
Irene Kharisma Sukandar, pecatur
Ruben Gunawan, grandmaster internasional catur
Renang
Catherine Surya, perenang
Felix C. Sutanto, perenang
Felicia Tjandra, perenang
Magdalena Sutanto, perenang
Michelle Surjadi Fang, perenang
Nancy Suryaatmadja, perenang
Richard Sam Bera, perenang
Siripiya Sutanto, perenang
Sepak bola
Budhi Tanoto, pemain sepak bola
Endang Witarsa (Liem Soen Joe), pemain sepak bola
Eniwar Ekremjan, pesepak bola
Fredyan Wahyu, pesepak bola
Gabriel Han Willhoft-King, pesepak bola
Harry Tjong, pemain dan pelatih sepak bola
Henhen Herdiana, pesepak bola
Irvin Museng, pemain sepak bola
Juan Revi, pemain sepak bola
Justinus Lhaksana, mantan pelatih futsal, pengamat sepak bola
Kim Jeffrey Kurniawan, pemain sepak bola
Lukman Santoso, pemain sepak bola
Liestiadi, pelatih sepak bola
Nova Arianto, pemain sepak bola
Mulyadi (Fan Tek Fong), pemain dan pelatih sepak bola
Staffan Qabiel Horito; pesepak bola
Sun Jihai, pesepak bola
Surya Lesmana, pemain sepak bola
Sutanto Tan, pemain sepak bola
Tan Chin Hoat, pemain sepak bola
Tan Ende, pesepak bola
Tan Liong Houw, pemain sepak bola
Thio Him Tjiang, pemain sepak bola
Tio Hian Goan, pesepak bola
Tyias Browning, pesepak bola
Yeljan Shinar, pesepak bola
Tenis
Angelique Widjaja, petenis
Aldila Sutjiadi, petenis
Benny Wijaya, petenis
Elbert Sie, petenis
Lita Liem Sugiarto, petenis
Suwandi, petenis
Wynne Prakusya, petenis
Tinju
Chris John, petinju
Daud Yordan, petinju
Hengky Gun, petinju
Kawanto, petinju
Setijadi Laksono, petinju
Wongso Suseno, petinju
Wushu
Bradley Jason, atlet wushu
Ivana Beatrice Liestio, atlet wushu
Josh Tiesto Tanto, atlet wushu
Kylie Suyoyo Kwok, atlet wushu
Lindswell Kwok, atlet wushu, pemenang medali emas Asian Games 2018
Nathan Ryuu Santoso, atlet wushu
Rainie Elena Liem, atlet wushu
Rainer Reinaldy Ferdiansyah, atlet wushu
Susyana Tjhan, atlet wushu
Thailia Marvelina Tanzil, atlet wushu
Zamurai Alkensoe Damara, atlet wushu
Olahraga lainnya
Diana Wuisan, petenis meja
Edhi Handoko, pecatur, GMI
June Beckx, balerina
Lamting, atlet taekwondo
Liem Siauw Bok, pemain bola voli
Lo Siauw Gok, guru kung fu
Thio Hok Seng, atlet angkat berat
Tokoh olahraga
Erick Danurahardja, tokoh Shidokan karate Indonesia
Nardi Tjahjo Nirwanto, tokoh karate Indonesia aliran Kyokushinkai
Subur Rahardja, pendiri Bangau Putih
Zulkarnain Kurniawan, pendiri PB Suryanaga
Pejuang kemerdekaan
Ang Kok San, Perintis Kemerdekaan asal Sorong, Papua
Dr. Oen Boen Ing, Pejuang kemerdekaan di Zaman Revolusi, dan pemasok penisilin untuk Jenderal Sudirman yang menderita TBC.
Boen Kin To (Tony Wen), Pejuang Kemerdekaan RI asal Bangka
Djiaw Kie Siong, pemilik rumah dalam peristiwa Rengasdengklok
Djiauw Pok Kie (Djoko Harjono), Pejuang Kemerdekaan RI
Ferry Sie King Lien, tewas saat bergerilya dengan tentara pelajar di Surakarta
Gan Koen Hay, ahli Radio, Pejuang kemerdekaan RI asal Probolinggo.
Ho Wan Moy, Srikandi Tionghoa.
Hok Hoei Kan, tokoh masyarakat terkemuka, negarawan, bangsawan, tuan tanah,anggota terkemuka Volksraad Peranakan Cina di Hindia belanda.
Karwandy Kwee, pejuang kemerdekaan RI asal Jambi
Liauw Thian Moek (Leo Wenas), anggota Badan Keamanan Rakyat anggota LVRI.
Lie Ceng Ok, pejuang zaman Belanda
Lie Eng Hok, perintis kemerdekaan RI
Liem Hong Sioe, Pejuang Kemerdekaan RI
Oey Tiang Tjoei, anggota BPUPKI
Oey Tjong Hauw, anggota BPUPKI
Oei Hok San, veteran pejuang kemerdekaan Anggota LVRI
Ong Hok Djoe (O. Hardjadinata) Veteran Pejuang kemerdekaan RI asal Ciamis Jawa Barat
Ong Tjong Bing (Daya Sabdo Kasworo), militer, pejuang Anggota LVRI
Pek Sing Tjong, Pejuang kemerdekaan RI asal Riau
Sho Bun Seng, Pejuang Kemerdekaan RI asal Padang
Sie Ing Biauw (Soegeng Boedhiarto), Veteran Republik Indonesia
Siauw Giok Tjhan, politikus, pejuang kemerdekaan RI
Tan Bun Yin, pejuang kemerdekaan
Tan Kho Lim (Taufik Halim), pejuang Kemerdekaan RI
Tan King Po (Satjadiningrat), Dokter pejuang Kemerdekaan RI asal Yogyakarta
Tan Ping Djiang, dokter, aktivis, republik yang menentang Belanda saat Clash II
Tan Tiong Siok (Pak Tani), pejuang kemerdekaan RI asal Medan
Tang Kim Teng, pejuang Kemerdekaan RI asal Riau, Pendiri Kedai Kopi Kim Teng
Thung Tjing Ek (Jakub Thung), pejuang kemerdekaan RI asal Papua
Tjong Kie Liem (Sugeng Tanudjaja), pejuang kemerdekaan RI asal Yogyakarta
Tjie Tek San (BD Hassan), pejuang kemerdekaan RI, pertempuran Citangtu, Nusaherang, Ciharendong
Yap Thiam Hien, pejuang HAM, pengacara
Yap Tjwan Bing, anggota BPUPKI dan PPKI
Tokoh Militer dan Kepolisian
Daniel Tjen, Mayor Jenderal TNI
Djoni Liem, Pembantu Letnan Dua KKO TNI Angkatan Laut
Hendra Kurniawan, Jenderal Polisi
John Lie, Laksamana Muda TNI, Pahlawan Nasional Republik Indonesia
Kuntara, Letnan Jenderal TNI
Rudi Taran, Marsekal Muda TNI
Surya Margono, Marsekal Muda TNI
Tedy Jusuf, Brigadir Jenderal TNI
Pelajar berprestasi
Ali Sucipto, peraih medali emas Olimpiade Fisika Internasional 2005
Andika Putra, peraih medali emas Olimpiade Fisika Internasional 2005
Bernard Ricardo Widjaja, peraih medali emas Olimpiade Fisika Asia 2003
David Giovanni, peraih medali emas Olimpiade Fisika Internasional 2010
Dominic Brian, peraih penghargaan Guiness World Record dan Record Holders Republic
Irwan Ade Putra, peraih medali emas Olimpiade Fisika Internasional 2006
Jonathan Pradana Mailoa, peraih "The Absolute Winners" Olimpiade Fisika Internasional 2006
Kelvin Anggara, peraih medali emas Olimpiade Kimia Internasional 2008
Kevin Soedyatmiko, peraih medali emas Olimpiade Fisika Internasional 2009
Kevin Winata, peraih medali emas Olimpiade Fisika Internasional 2008
Michael Adrian, peraih medali emas Olimpiade Fisika Asia 2005
Pangus Ho, peraih medali emas Olimpiade Fisika Internasional 2006
Purnawirman, peraih medali emas Olimpiade Fisika Asia 2005
Rudy Handoko Tanin, peraih medali emas Olimpiade Fisika Internasional 2008
Stephanie Senna, peraih medali emas Olimpiade Biologi Internasional 2007
Welin Kusuma, peraih gelar terbanyak di Indonesia
Widagdo Setiawan, peraih medali emas Olimpiade Fisika Internasional 2002 dan 2003
Yudistira Virgus, peraih medali emas Olimpiade Fisika Internasional 2004
Pelaku ekonomi
Alexander Tedja, pengusaha, pemilik Pakuwon Jati
Alim Markus, pengusaha, pemilik Maspion Group
Andre Kokois, pengusaha
Angela Tanoesoedibjo, pebisnis, komisaris Media Nusantara Citra, wakil direktur RCTI dan GTV
Anthony Salim, pengusaha, pemilik First Pacific Group
Anthony Steven Hambali, pengusaha, pemilik perusahaan bus Sumber Alam.
Artalyta Suryani, pengusaha
Axton Salim, pengusaha, generasi ketiga Salim Group
Bachtiar Karim, pengusaha, pemilik Musim Mas
Benny Tjokrosaputro, pengusaha
Billy Boen, pengusaha
Boenjamin Setiawan, Dokter terkaya di Indonesia, pengusaha, pemilik Kalbe Farma
Bong Chandra, pengusaha, motivator
Charles Saerang, pengusaha, pemilik Jamu Cap Potret Nyonya Meneer
Ciliandra Fangiono, pengusaha, pemilik First Resources
Ciputra, pengusaha, pemilik Ciputra Group
Clarissa Tanoesoedibjo, pebisnis MNC Corporation
David Gunawan, komisaris PT Minyak Urapan Anggur
David Nusa Wijaya, pengusaha
Dato' Sri Tahir, pengusaha, pemilik Mayapada Group dan komisaris MYTV
Djoko Susanto, pengusaha, pemilik AlfaCorp
Djoko Tjandra, pengusaha
Eddie Lembong, pengusaha, pemilik PT Pharos
Eddy Kusnadi Sariaatmadja, pemilik Elang Mahkota Teknologi
Eddy Tansil, pengusaha
Eddy William Katuari, pengusaha, pemilik Wings Group
Edwin Soeryadjaya, pengusaha, pemilik Saratoga Investment
Eka Tjandranegara, Pemilik Grup Mulia
Eka Tjipta Widjaja, pengusaha, pendiri Sinarmas Group
Garibaldi Thohir, pengusaha, direktur utama Adaro Energy
Go Tik Swan, pengusaha dan budayawan
Hari Darmawan, Pengusaha dan pendiri Matahari Department Store
Harjanto Halim, pebisnis, CEO dari PT Marimas Putera Kencana
Hary Tanoesoedibjo, pebisnis, pendiri MNC Corporation, ketua umum Partai Perindo
Hendra Arifin, pengusaha
Herry Sugiarto, promotor tinju
Irwan Hidayat, pengusaha, pemilik Sido Muncul
James Riady, pebisnis, wakil ketua Lippo Group
Jan Darmadi (Jauw Fok Joe), pengusaha, anggota Dewan Pertimbangan Presiden 2015-2019
Jaya Suprana (Phoa Kok Tjiang), pengusaha, budayawan, pianis, pendiri MURI, pemilik Jamu Jago
Jessica Tanoesoedibjo, pebisnis, direktur MNC Financial Services
Johnny Andrean, pengusaha salon, pemilik J.Co Donuts dan Bread Talk Indonesia
Joseph Buntaran, pebisnis
Jusuf Hamka, Pengusaha dan aktivis
Karmaka Surjaudaja, pengusaha, pendiri Bank OCBC NISP
Kartini Muljadi, pengusaha, pemilik Tempo Scan dan pengacara
Kiky Barki, pengusaha, pemilik Harum Energy
Leonard Theosabrata, pengusaha, pendiri The Goods Dept, direktur utama Smesco Indonesia
Liem Sioe Liong (Sudono Salim), pengusaha, pendiri Salim Group, Bank Central Asia, Indocement, Indofood Sukses Makmur dan Kentucky Fried Chicken Indonesia
Liem Seeng Tee, pengusaha rokok, pendiri HM Sampoerna
Liem Tjae Ho, pengusaha, apoteker, pendiri Darya Varia
Lim Haryanto Wijaya Sarwono, pengusaha, pemilik Bumitama Agri
Liliana Tanoesoedibjo, pebisnis, pendiri MNC Corporation
Log Zhelebour, produser musik
Low Tuck Kwong, pengusaha, pemilik Bayan Resources
Madam Dewin, pengusaha
Martha Tilaar, pengusaha
Martua Sitorus (Thio Seng Haap), pengusaha, pemilik Wilmar International
Masagung (Tjio Wie Tay), pengusaha
Michael Bambang Hartono, pengusaha, pemilik Djarum
Michael Dharmawan Ruslim, profesional, Presiden Direktur Astra International
Mochtar Riady, pebisnis, pendiri Lippo Group
Nyonya Meneer (Lauw Ping Nio), pengusaha jamu
Ong Hok Liong, pengusaha
Oei Tiong Ham, pengusaha, konglomerat pertama di Indonesia
Oei Wie Gwan, pengusaha rokok, pendiri Djarum
Pandji Wisaksana, pengusaha, pendiri Pioneer Corporation
Peter Sondakh, pengusaha, pemilik Rajawali Group dan Rajawali TV (RTV)
Prajogo Pangestu, pengusaha, pendiri Barito Group
Putera Sampoerna, pengusaha, pemilik HM Sampoerna
Robert Budi Hartono, pengusaha, pemilik Djarum
Rudy Hadisuwarno, pengusaha salon
Rudy Salim, pengusaha
Rusdi Kirana, pemilik Lion Air Group
Shinta Kamdani, pengusaha, pemilik Sintesa Group, wakil ketua umum KADIN
Siti Hartati Murdaya (Murdaya Poo), pengusaha, ketua umum Walubi
Soegiharto Sosrodjojo, pengusaha, pemilik Teh Botol Sosro dan McDonald's Indonesia
Soetjipto Nagaria, pengusaha, pemilik Summarecon Agung
Subianto Tjandra, pengusaha, pemilik Atedja Group
Sugeng Hendarto, pengusaha perkapalan
Sukanto Tanoto (Tan Kang Hoo), pengusaha, pendiri Radja Garuda Mas Group
Sukyatno Nugroho, pengusaha, pendiri Es Teler 77
Suriyanto, pengusaha, pemilik Poloste
Surya Wonowidjoyo, pengusaha rokok, pendiri Gudang Garam
Susilo Wonowidjojo, pengusaha rokok, pemilik Gudang Garam
Tan Khoen Swie, pemilik penerbitan Tan Khoen Swie (TKS) di Kediri
Theodore Permadi Rachmat, pengusaha, pemilik Adaro Energy
Tirto Utomo (Kwa Sien Biauw), pengusaha, pendiri Aqua Golden Mississipi
Tjoa To Hing (Rachman Halim), pengusaha rokok, pemilik Gudang Garam
Tjong A Fie, pengusaha, bankir
Trihatma Kusuma Haliman, pengusaha, pemilik Agung Podomoro Group
Tommy Winata, pengusaha, pendiri Artha Graha Group
Tomy Yunus, pengusaha, CEO Cakap
Tong Djoe, pengusaha
Valencia Tanoesoedibjo, pebisnis, direktur MNC Studios International
William Tanuwijaya, pengusaha dan pendiri Tokopedia
Yoris Sebastian, pengusaha
Pelaku politik
Menteri dan pejabat tinggi negara
Abdurrahman Wahid, Presiden Indonesia Ke-4
Amir Syamsuddin (Freddy Tan Toan Sin), Menteri Hukum dan HAM
Angela Tanoesoedibjo, Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Bob Hasan, Menteri Perdagangan dan Perindustrian era orde baru, pengusaha
Enggartiasto Lukita, Menteri Perdagangan
Erick Thohir, Menteri BUMN, CEO Inter Milan
Ignasius Jonan, Menteri ESDM
Kwik Kian Gie, Menteri Koordinator Perekonomian, ahli ekonomi
Lie Kiat Teng, Menteri Kesehatan, ahli kesehatan
Mari Elka Pangestu, Menteri Perdagangan, ahli ekonomi
Oei Tjoe Tat, menteri negara, politisi
Ong Eng Die, Menteri Keuangan, ahli ekonomi
Surya Tjandra, Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang dan Wakil Kepala Badan Pertanahan Nasional
Tan Po Gwan, menteri negara
Thomas Trikasih Lembong, Kepala Badan Penanaman Modal
Politisi
Abun Ediyanto, Wakil Bupati Sekadau 2005-2010
Acep Purnama, Bupati Kuningan 2016-2023
Agus Tantomo, Wakil Bupati Berau 2016-2021
Alex Indra Lukman, politisi PDI Perjuangan, anggota DPR RI
Alvin Lie Ling Piao, politisi PAN, anggota DPR RI
Andrei Angouw, walikota Manado, Sulawesi Utara, politisi PDI Perjuangan
Bahar Buasan, anggota DPD RI
Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Gubernur DKI Jakarta 2014-2017
Basuri Tjahaja Purnama, Bupati Belitung Timur Periode 2010-2015
Benny Alexander Litelnoni, Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur 2013-2018
Bobby Jayanto, anggota DPRD Kepulauan Riau
Brilian Moktar, anggota DPRD Sumatera Utara
Budhi Sarwono, Bupati Banjarnegara
Budhi Setiawan, Wakil Bupati Banyumas 2014-2019
Benny Laos, Bupati Morotai 2017-2022
Bong Ming Ming, Wakil Bupati Bangka Barat 2021-2024
Charles Honoris, politisi PDI Perjuangan, anggota DPR RI
Christiandy Sanjaya, Wakil Gubernur Kalimantan Barat 2008-2018; Anggota DPD RI
Daniel Johan, anggota DPR 2014-2019 dari Partai Kebangkitan Bangsa, politisi
Darmadi Durianto, politisi PDI Perjuangan, anggota DPR RI
Edward Tannur, politisi PKB, anggota DPR RI
Eliaser Yentji Sunur, Bupati Lembata 2011-2021
Fandi Tjandra, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Bandar Lampung
Freddy Thie, Bupati Kaimana
Hanny Sondakh, Wali kota Bitung 2006-2016
Hasan Karman (Bong Sauw Fam), Wali kota Singkawang 2007-2012
Hasyim, Ketua DPRD Kota Medan
Hendrata Thes, Bupati Kepulauan Sula 2016-2021
Hidayat Arsani, Wakil Gubernur Kepulauan Bangka Belitung 2014-2017
Johan Gonga, Bupati Kepulauan Aru 2016-2024
Jakob Oetama, politisi dan pengusaha
Joachim Lopez, Bupati Belu 2004-2014
Julie Sutrisno, politisi NasDem, anggota DPR RI
Jusuf Wanandi, politisi senior, mantan anggota MPR
Markus, Bupati Bangka Barat 2016-2021
Me Hoa, Ketua DPRD Kabupaten Bangka Tengah
Mochamad Anton, Walikota Malang 2013–2018
Mor Bastiaan, Wakil Walikota Manado 2016-2021
Namto Hui Roba, Bupati Halmahera Barat 2005-2015
Rudy Chua, anggota DPRD Kepulauan Riau
Saptono Mustaqim, Wakil Bupati Lingga 2005-2010
Satono (bupati), Bupati Sambas 2021-sekarang
Souw Beng Kong, pemimpin komunitas Tionghoa di Batavia
Sofjan Wanandi, politisi, pengusaha, pendiri Gemala Group
Telly Tjanggulung, Bupati Minahasa Tenggara 2008-2013
Tjhai Chui Mie, Wali kota Singkawang 2017-2022
Toni Supit, Bupati Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2008–2018
Willybrodus Lay, Bupati Belu 2016–2021
Yansen Akun Effendy, Bupati Sanggau 2003–2008
Yorrys Raweyai (Thung Hok Liong), anggota DPD RI
Yunarto Wijaya, pengamat politik
Seniman
Koki
Arnold Poernomo, koki
Cheryl Gunawan, koki dan Pemenang MasterChef Indonesia (musim 9)
Desi Trisnawati, koki, Pembicara Inspirasional dan Pemenang MasterChef Indonesia (musim 2)
Edwin Lau, koki dan model
Feronika Ang, koki
Jesselyn Lauwreen, Koki, dan Pemenang MasterChef Indonesia (musim 8)
Julie Sutardjana, koki, dan Penulis buku resep tertua di Indonesia dengan nama pena Nyonya Rumah
Luvita Ho, koki, youtuber, Pemenang MasterChef Indonesia musim 4
Maichel Surya Wijaya, koki tunarungu
Nila Sari, pakar kuliner
Rinrin Marinka, koki
Vindy Lee, koki dan model
William Gozali, koki, youtuber, Pemenang MasterChef Indonesia (musim 3)
William Wongso, pakar kuliner
Musisi
Aubrey Suwito, pemusik jazz dan pencipta lagu asal Malaysia (keturunan Indonesia-Singapura)
Bernie Riana, musisi dan penulis lagu, personel minoru band
Bubi Chen, pemusik jazz
David Kurnia Albert, keyboardis dan personel band Noah
Didi Chia, pemusik jazz
Eka Gustiwana, musisi, komposer, penulis lagu, produser musik
Ian Antono, pemusik rock, gitaris kelompok rock God Bless
Jubing Kristianto, pemain gitar
Joey Alexander, pianis muda, peraih 2 nominasi Grammy Award 2016
Michael Anthony Kwok, Pianis Tunanetra (Campuran Thailand)
Rich Brian, rapper, penulis lagu
Steven Kurniawan Tamadji, pianis dan vokalis grup Warna
Win Wu YanHong, penyanyi, model, dan aktor Indonesia berdomisili di Taiwan
Pelawak
Ateng, pelawak dan aktor
Barry Williem, pelawak
Ben Dhanio, pelawak
Ernest Prakasa, pelawak dan aktor
Erwin Wu, pelawak dan aktor
Fanny Fadillah, pelawak dan aktor (campuran Minang)
Gian Luigi, pelawak
Hendrik Ceper, pelawak dan aktor
Jessica Farolan, pelawak dan trainer
Joshua Bertus, pelawak
Liant Lin, pelawak dan aktor
Liongky Nugraha, pelawak dan aktor
Mongol Stres, pelawak dan aktor (campuran Manado)
Reggy Hasibuan, pelawak
Teguh Srimulat, pelawak, pendiri Srimulat
Pelukis
Amos Setyo Budiono, pelukis
Firman Lie, seniman grafis
FX Harsono, pelukis
Lee Man Fong, pelukis
Siauw Tik Kwie, pelukis
Sidik W. Martowidjojo, pelukis
Tio Tjay, pelukis
Pembawa acara
Alvin Adam, presenter dan aktor
Andrea Lee, presenter dan penyanyi
Boy William, presenter dan aktor
Daniel Mananta, presenter dan aktor
Deddy Mahendra Desta, presenter dan aktor
Deddy Corbuzier, presenter, mentalist, pemain sulap
Dion Wiyoko, presenter, aktor
Edric Tjandra, presenter dan komedian
Evelina Witanama, presenter dan aktris
Franda, presenter dan aktris
Indy Barends, presenter dan penyiar radio (campuran Manado)
Jenny Tan, presenter gaya hidup
Jessica Iskandar, presenter, aktris, penyanyi
Jevier Justin, presenter dan model
Jordi Onsu, presenter, aktor
Kriss Hatta, presenter, aktor
Laura Muljadi, presenter, model (campur Pontianak-Serang-Mongolia)
Lenna Tan, presenter
Maria Vania, presenter
Marissa Anita, presenter, jurnalis
Melissa Karim, presenter, penyanyi
Ruben Onsu, pembawa acara, aktor, penyanyi
Sandra Angelia, presenter, Miss Indonesia 2008
Veronica Felicia Kumala (Cici Panda), presenter, penyiar radio
Pemeran
Abimana Aryasatya, aktor laga
Adhitya Alkatiri, aktor
Albert Halim, aktor
Ali Mensan, aktor
Aline Adita, model dan presenter
Agatha Pricilla, aktris
Angela Lee, aktris dan model
Anthony Xie, aktor dan model
Baim Wong, aktor
Bella Esperance Lie, aktris
Bertrand Antolin, aktor, model, presenter dan penyanyi (campuran Prancis)
Billy Davidson, aktor dan model
Bobby Samuel, aktor
Brandon de Angelo, aktor, pengisi suara, penyanyi, penari, kreator konten, youtuber
Brandon Salim, aktor
Cathy Sharon, aktris, kakak dari Julie Estelle
Chelsea Olivia, aktris (campuran Amerika Serikat), istri dari Glenn Alinskie
Chicco Kurniawan, aktor
Christ Laurent, aktor
Christian Sugiono, aktor
Cindy Gulla, aktris, youtuber, mantan anggota JKT48
Clairine Clay, aktris
Davina Karamoy, aktris
Devi Noviaty, aktris
Dominique A. Diyose, aktris, presenter dan model
Elkie Kwee, aktor
Emeraldy Tan, aktor dan model
Eric Febrian, aktor
Eriska Rein, aktris
Femmy Permatasari, aktris
Felicya Angelista, aktris
Fendy Chow, aktor dan model
Ferry Salim, aktor, model, presenter
Fifi Young, aktris
Firrina Sinatrya, aktris (campuran Batak)
Frans Nicholas, aktor
George Rudy, aktor
Giorgino Abraham, aktor (campuran Belanda)
Glenn Alinskie, aktris (campuran Thailand), suami dari Chelsea Olivia
Gritte Agatha, aktris
Hans Hosman, aktor
Henky Solaiman, aktor, sutradara film
Hessel Steven, aktor
Ineke Valentina, aktris
Irina Chiu, aktris
Irwan Chandra, aktris dan model
Ivan Kabul, aktor dan model
Jasmine Meijers, aktris
Jennifer Eve, aktris
Jennifer Kurniawan, aktris dan model, istri dari Irfan Bachdim (campuran Jerman)
Jerome Kurnia, aktor
Jenny Chang, aktris
Jessica Vania, aktris, musisi, mantan anggota JKT48
Jesslyn Elvaretta, aktris dan model
Jill Gladys, aktris dan model
Joe Taslim, aktor laga, mantan atlet judo
Jonathan Andriano, aktor dan model
Julie Estelle, aktris laga, kakak dari Cathy Sharon
Junior Liem, aktor
Kathy Indera, aktris
Kenny Austin, aktor
Kevin Kahuni, aktor
Kevin Leonardo, aktor
Kris Biantoro, aktor, penyanyi dan presenter
Lady Nayoan, aktris dan model
Laura Basuki, aktris dan model
Leon Dozan, aktor laga (anak kandung Willy Dozan)
Lidya Lau, aktris, penyanyi dan penari
Magdalena, presenter dan aktris
Marcel Chandrawinata, aktor
Marcella Zalianty, aktris
Maria Agnes, aktris dan model
Mariana Renata, aktris dan model
Marsha Timothy, aktris
Maya Hasan, aktris
Maya Septha, aktris
Merry Putrian, aktris
Metta Permadi, aktris
Michelle Wanda, aktris dan model
Mike Ethan, aktor dan model
Mike Lewis, aktor dan model (keturunan Kanada-Malaysia)
Mischa Chandrawinata, aktor
Morgan Oey, aktor, mantan personel SM*SH
Nadine Chandrawinata, aktris, model, pemenang Putri Indonesia 2006
Nasya Marcella, aktris dan model
Natalie Zenn, aktris
Natasha Wilona, aktris
Nicho Bryant, aktor dan model
Olga Lydia, aktris, presenter
Olivia Zalianty, aktris
Patricia Gunawan, aktris, presenter dan model
Peter Sudarso, aktor Power Rangers Ninja Steel (adik Yoshi Sudarso)
Putri Anne, aktris (campuran Prancis)
Raline Shah, aktris dan model (campuran India)
Rayn Wijaya, aktor
Renata Kusmanto, aktris dan model
Reza Bukan, aktor dan presenter
Ricky Cuaca, aktor
Rio Dewanto, aktor dan model
Roger Danuarta, aktor
Ronny P. Tjandra, aktor
Rorencia Natassia, aktris
Samuel Rizal, aktor
Sandra Dewi, model dan aktris
Shalvynne, aktris (Campuran Sunda)
Setiawan Min, model dan aktor
Shandy Ishabella, model dan aktris
Shanice Margaretha, model dan aktris (campuran Thailand)
Shareefa Daanish, aktris
Shindy Huang, aktris dan model
Sonya Pandarmawan, aktris, mantan personel JKT48 (campuran Taiwan)
Soraya Larasati, aktris
Stefan William, aktor, cucu dari Wim Umboh
Stella Cornelia, aktris, penyanyi, mantan anggota JKT48
Steve Emmanuel, aktor
Steven Angelo Tanady, aktor
Sunny Soon, aktor
Susan Bachtiar, aktris, model, presenter
Susan Sameh, aktris
Tan Tjeng Bok, aktor film
Thomas Nawilis, aktor dan sutradara film
Tracy Trinita, aktris dan model
Vigo Brody, aktris
Willy Dozan, aktor film laga (ayah kandung Leon Dozan)
Wolly Sutinah (Mak Wok), aktris
Yenny Rachman, aktris
Yoshi Sudarso, aktor Power Rangers Dino Charge (abang Peter Sudarso)
Yuanita Christiani, aktris, presenter dan bintang iklan
Yurike Prastika, aktris
Zack Lee, aktor
Penata tari
Didik Nini Thowok, penari dan koreografer
Pang Tjin Nio atau Masnah, penari cokek
Rusdi Rukmarata, koreografer, tokoh Nichiren Shoshu
Tan De Seng, koreografer karawitan
Penyanyi
Aloysia Ndepi, pedangdut
Agatha Chelsea, penyanyi
Agnes Cefira, penyanyi (adik Gwen Priscilla)
Alena, penyanyi dan aktris
Andhika Pratama, penyanyi, aktor, presenter
Angel Lelga, penyanyi, politisi
Angela Tee, penyanyi
Angie Kamalsah, penyanyi cilik
Aurelia Devi Noviaty, penyanyi, mantan anggota Cherrybelle
Billy Simpson, penyanyi dan finalis The Voice Indonesia
Brigitta Cynthia, anggota Cherrybelle dan ABC, presenter
Cherly Juno, anggota Cherrybelle dan ABC, presenter
Christy Chriselle, anggota JKT48
Christy Saura Noela Unu, anggota kehormatan Cherrybelle
Chrisye, penyanyi dan pencipta lagu (campuran Sunda dan Betawi)
Cici Fani, penyanyi dangdut
Cindy Bernadette, penyanyi
Cindy Cenora, penyanyi cilik
Cindy Liu, penyanyi dangdut
Cindy Yuvia, anggota JKT48
Claudia Emmanuela Santoso, penyanyi
Connie Nurlita, penyanyi dangdut
Danilla Riyadi, penyanyi
Dina Rubby, penyanyi pop dangdut (Campuran Sunda dan Belanda)
Della Delila, anggota JKT48
Delon Thamrin, penyanyi
Elizabeth Gloria Setiawan, anggota JKT48
Elma Agustin, anggota The Princess
Ellen Nita Vindriana, Penyanyi Eks Chibi Chibi
Eve Antoinette Ichwan, anggota JKT48
Fandy Santoso, penyanyi
Gabriel Harvianto, Penyanyi (Campuran Jawa)
Gabriel Prince, penyanyi dan aktor
Gabryela Marcelina, anggota JKT48
Gavin MJ, penyanyi
Gisella Anastasia, penyanyi dan finalis Indonesian Idol (campuran Batak)
Gwen Priscilla, penyanyi, mantan anggota Mahadewi generasi kedua (kakak Agnez POPA)
Grezia Epiphania, penyanyi religi
Helena Andrian, penyanyi
Herlin Pirena, penyanyi religi
Ifny, Penyanyi dangdut
Imelda Veronika, Pedangdut
Irene Pratami Angriawan, penyanyi
Jane Callista, penyanyi cilik, co-host Dubi Dubi Dam di RTV
Joshua Suherman, penyanyi, presenter, bintang iklan, penyiar radio
Jessyca Stefani Auryn, Anggota ABC (campuran Jepang)
Jessica Veranda, Anggota JKT48 (campuran Manado dan Portugis)
Julian Jacob, penyanyi dan aktor
Kevin Lim, penyanyi
Leony Vitria Hartanti, penyanyi dan aktris
Lidya Lau, penyanyi cilik, aktris
Lidya Maulida Djuhandar, Anggota JKT48 (campuran Sunda)
Maria Genoveva Natalia Desy Purnamasari Gunawan (Tan Hong Lie), anggota JKT48
Maria Priscilla, penyanyi
Maria Shandi, penyanyi religi
Margareth Angelina, personil / anggota kehormatan Cherrybelle
Melisa Hartanto, penyanyi dan finalis Indonesian Idol
Melson Vityn, penyanyi dan aktor
Mey Chan, penyanyi
Michelle Christo Kusnadi, anggota JKT48
Mirriam Eka, penyanyi pop (campuran Jawa)
Natalia, anggota JKT48
Natashia Nikita, penyanyi religi
Nia Lavenia, penyanyi, kakak Nicky Tirta
Nicky Tirta, penyanyi, aktor, presenter
Puti Nadhira Azalia, anggota JKT48
Pang Tjin Nio, Penyanyi Gambang Kromong Klasik Tiga Zaman
Patricia Devina, penyanyi dan model
Rafael Tan, anggota SM*SH
Rachel Florencia, anggota JKT48
Rachel Octavia, mantan anggota The Princess
Randy Martin, penyanyi, aktor, presenter
Richie Ricardo, penyanyi dan aktor film
Rona Anggreani (Ang Ai Yen), anggota JKT48
Ryan Hartanto Tedja, penyanyi, anggota Nu Dimension dan peserta X Factor Indonesia
Sarwendah Tan, penyanyi
Satine Zaneta, penyanyi dan aktris
Shani Indira Natio, anggota JKT48 (campuran Jawa)
Shania Gracia, anggota JKT48
Shania Junianatha, anggota JKT48 (campuran Jawa)
Shanna Shannon Siswanto, penyanyi cilik lagu-lagu nasional
Sheryl Sheinafia, penyanyi dan presenter
Shinta Naomi, anggota JKT48 (keturunan Taiwan-Sunda)
Sinka Sisuka, penyanyi dangdut (keturunan Taiwan-Sunda)
Sonia Natalia, anggota JKT48
Stefanny Margaretha Aay, anggota Cherrybelle dan ABC
Steven Kurniawan Tamadji, penyanyi, anggota grup Warna
Thefanie Florina Orie, penyanyi
Tina Toon, penyanyi
Titi DJ, penyanyi
Triarona Kusuma, anggota JKT48
Violeta Burhan, anggota JKT48
Vega Delaga Natawijaya, penyanyi
Warren Hue, penyanyi
Yefani Filliang (Felly Young), penyanyi, mantan anggota Cherrybelle
Perancang busana
Anne Avantie, perancang busana
Ivan Gunawan, perancang busana, aktor, presenter
Peter Sie, perancang busana
Sebastian Gunawan, perancang busana
Tamara Dai, perancang busana
Tex Saverio, perancang busana
Sastrawan dan penulis
Abdul Hadi WM, sastrawan asal Madura
Asma Nadia, novelis
Clara Ng, novelis
Eka Budianta, penyair
Ganes TH. (Thio Tiauw San), komikus, pencipta tokoh "Si Buta dari Goa Hantu"
Halim HD, sastrawan, seniman
Hans Bague Jassin, pengarang, penyunting, kritikus Sastra
Hans Jaladara (Liem Tjong Han), komikus, pencipta tokoh "Pandji Tengkorak"
Helvy Tiana Rosa, penulis
Kho Ping Hoo, penulis cerita silat
Kho Wan Gie, komikus
Kwee Tek Hoay, sastrawan Melayu Tionghoa
Kwik Ing Hoo, komikus
Kurniawan Junaedhie, sastrawan, wartawan
Li-yang Lee, sastrawan
Marga T., novelis
Medy Loekito, penyair
Merry Riana, penulis, motivator
Mira Widjaja, novelis
N. Riantiarno, sastrawan, pendiri Teater Koma
Sim Kim Toh, komikus
Tan Hong Boen, sastrawan
Tan Lioe Ie, penyair
Tjan Tjoe Siem, pakar sastra Jawa
Zaldy Armendaris (Touw Boen Tiong), komikus
Zara Zettira, penulis
Sutradara
Charles Gozali, sutradara film
Edwin, sutradara film
Franklin Darmadi, sutradara
Fred Young, sutradara, produser dan penulis skenario
Hanung Bramantyo, sutradara
Jo An Djan, sutradara
Joshua Wong, sutradara
Lie Soen Bok, sutradara dan produser
Othniel Wong, sutradara
Richard Oh, sutradara, novelis
Sim F, sutradara
Tan Tjoei Hock, sutradara film
The Teng Chun, sutradara film
Teguh Karya (Liem Tjoan Hok), sutradara film, pendiri Teater Popular
Timo Tjahjanto, sutradara film
Wim Umboh, sutradara film
Youtuber dan Kreator konten
Amelia Tantono, youtuber
Bobon Santoso, youtuber, kreator konten, juru masak dari Bali
Brando Franco Windah, kreator konten dan gamer(campuran Minahasa)
Chandra Liow, youtuber
Chaterine Alicia, youtuber, kreator konten
Cindy Thefannie, kreator konten (istri Ruanth Thyssen)
David Brendi, youtuber
Devina Aureel, youtube dan kreator konten
Erika Richardo, youtuber dan Tik Toker
Galatia Gea Amanda, youtuber
Hans Christian, youtuber, influencer, kreator konten
Inayma, kreator konten, gamer, selebgram
Jerome Polin, youtuber (campuran Batak)
Jess No Limit, youtuber
Jessica Jane, youtuber
Kimi Hime, youtuber
Kevin Anggara, youtuber, blogger
Livy Renata, youtuber
Lydia Setiawan, youtuber
Monica Carolina, youtuber dan gamer (Campuran Jawa)
Nessie Judge, youtuber
Nex Carlos, youtuber
Revina VT, kreator konten dan presenter (campuran Jawa)
Rigina Tan, kreator konten
Reggie Prabowo Wongkar, kreator konten dan gamer(campuran minahasa)
Reza Oktovian, kreator konten dan musisi
Sabrina Chairunnisa, youtuber dan peragawati
Sisca Kohl, youtuber
Vincent Raditya, youtuber, kreator konten
Model
Angelynne Viorenique Andersen, model
Astrid Ellena, model dan Miss Indonesia 2011
Audrey Vanessa, model
Audya Ananta, model
Audy Willhemina Octavia Sitompul, Model (Campuran Batak)
Ayu Saraswati, model dan runner up 1 Puteri Indonesia 2020 (campuran Taiwan dan Bali)
Chelsy Liven, model, pemain film, dan Miss Earth Indonesia 2013
Cindyna Octavia, model dan Miss Beauty Indonesia 2006
Fabienne Nicole, model dan Miss Universe Indonesia 2023 (campuran Belanda)
Florentina Natasha, model
Imelda Fransisca, model dan Miss Indonesia 2005
Janice Hermijanto, model dan finalis Miss Indonesia 2013
Jessica Aurelia Tji, model, pengusaha, dan finalis Miss Indonesia Earth 2010
Margenie Winarti, model dan finalis Miss Earth Indonesia 2014
Melda Wong, model dan Miss Chinese Cosmos Pageant Indonesia 2005
Natasha Mannuela Halim, model dan Miss Indonesia 2016
Paula Andrea, Model (Campuran Arab Jawa)
Paula Verhoeven, model (campuran Belanda)
Stephanie Tan, model
Suyenti, model dan Miss Chinese Cosmos Pageant Indonesia 2007
Valerie Avril, model dan Runner up 1 Putri Indonesia 2023
Vania Larissa, model, finalis Indonesia's Got Talent 2010 dan finalis Miss Indonesia 2013
Pekerja lainnya
Agatha Lily, mantan anggota komisioner Komisi Penyiaran Indonesia
Darwis Triadi, seniman fotografi
Frederica, produser, pendiri Falcon Pictures
Joe Sandy, pesulap
Leo Sutanto, produser, pendiri SinemArt
Njoo Cheong Seng, dramawan
Norbertus Riantiarno, dramawan pendiri Teater Koma
Qorry Natawijaya, pengusaha kuliner (Campuran Sunda)
Riana Antoinette, pesulap dan aktris
Roy Kiyoshi, paranormal
Tjhin Nen Sin, dalang wayang gantung
Tjioe Bian Djiang, dalang wayang Peranakan
Wartawan
Cheryl Tanzil, mantan news anchor Metro TV
Frida Lidwina, presenter CNN Indonesia
Glenys Octania, presenter Kompas TV
Glory Rosary Oyong, presenter Kompas TV
Grace Natalie, eks presenter TV One, Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia
Jeannette Lee, reporter Liputan 6 SCTV
Jenny Tan, presenter Indosiar dan MYTV
Juanita Wiratmaja, mantan presenter SCTV
Kartika Octaviana Yasin, mantan presenter Metro TV (campuran Padang)
Kevin Liliana, eks presenter Liputan 6 SCTV, Puteri Indonesia 2017
Kwee Hing Tjiat, wartawan
Kwee Thiam Tjing, wartawan
Liem Koen Hian, wartawan, anggota BPUPKI
Liem Khing Hoo, wartawan dan penulis
Maggie Calista, presenter CNN Indonesia
Maria Anneke, presenter CNBC Indonesia
Marvin Sulistio, presenter Metro TV
Michael Tjandra, presenter RTV
Patricia Jean, reporter Metro TV
P. K. Ojong (Auwjong Peng Koen), pendiri Kompas & Gramedia Group
Robert Harianto, presenter Metro TV
Siauw Giok Tjhan, tokoh pers, tokoh Baperki, anggota KNIP
Sumi Yang, presenter Metro TV
Thio Tjin Boen, wartawan, penulis cerpen
Yohana Margaretha, presenter Metro TV
Zilvia Iskandar, presenter Metro TV
Tokoh yang belum ada artikelnya
Albert Widjaja, pakar manajemen strategik, akademisi UI
Ang Tiauw Bie (Anggakusuma), Pengusaha dan veteran Republik Indonesia
Anthony Chang, pendeta
Anthony Hong, presenter DAAI TV
Arman Chandra, pengusaha dan filantropi
Asna Hong, presenter DAAI TV
Bambang Soembodo, Mayor Jenderal TNI
Ir. Billy Tunas, Msc., Marsekal Pertama TNI
Bratayana Ongkowijaya, tokoh Agama Khonghucu
Clarice Cutie (Clarice Darmoko), penyanyi cilik
Danny Tumiwa, pendeta
Demas Rusli, fotografer
Djaengrana Ongawijaya, Wakil Ketua Dewan Rohaniawan Agama Khonghucu Indonesia
Djohan Handojo, pendeta
Edho Zell, presenter dan youtuber
Eliza Sariaatmadja, Pendiri Apk DANA
Edward Chen, penyanyi religi (suami Agnes Chen)
Edward Wen, penyanyi, personel boyband Korea Selatan 14U (sebagai "Loudi")
Enderi Andreanto, pengusaha
Fendy Buccu, penyanyi, personel Max 5 dan peserta Indonesian Idol
FX Indarto Iskandar, Laksamana Pertama TNI
Hans Boyke, Bassist T-Five
Hans Hamzah, Intelijen TNI AD
Hans Huang, Juara Asian Bagus
Hans Virgoro, Jewelry Designer
Handoko Hendroyono, produser film
Hasan Zein Mahmud, Direktur Utama Bursa Efek Jakarta (BEJ) periode pertama (1991-1996)
Ho Lukas Senduk, hamba Tuhan dan pendiri Gereja Bethel Indonesia
Hong Tjhin, presenter dan CEO DAAI TV Indonesia
Iskandar Kamil (Liem Key Ho), Mayor Jendral TNI, Hakim Agung
Iwan Tjahyadikarta (Eng Tiong), pengusaha
Johanis Winar, pemain dan pelatih basket
Jonathan Ricardo Sugianto (Baby Tatan), selebgram cilik
Ken Dean Lawadinata, CEO Kaskus
Kwee Kiat Sek, pemain sepak bola
LBG Suryadinata, tokoh Parkindo, pendiri PDI
Leo Wenas (Liauw Thian Moek), anggota Badan Keamanan Rakyat
Linda Kumalasari (Linzy), mantan personel 7icons
Liu Su Mei, ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia
Oei Hok San, veteran pejuang kemerdekaan
Ong Tjong Bing (Daya Sabdo Kasworo), militer, pejuang kemerdekaan
Paulus Pranoto, Brigadir Jenderal TNI
Putra Satya Irawan, dokter, ahli darah
Risqina Olivia, model dan Miss Beauty Indonesia 2005
Silvia Halim, Direktur konstruksi PT. MRT Jakarta
Stefany Valentia, psikolog
Sultan Hendrick, aktivis dan tokoh masyarakat
Ir. Sutopo, tokoh Buddhis Medan, ketua Majelis Buddhayana Indonesia kota Medan
Taifo Mahmud, peneliti
Tan Bun Yin, pejuang kemerdekaan
Tan Ek Tjoan, pendiri toko kue dan roti "Tan Ek Tjoan"
Tan Ping Djiang, dokter, aktivis, republiken yang menentang Belanda saat Clash II
Teguh Santoso (Tan Tiong Hiem), Brigadir Jendral TNI, Alumnus Akademi Militer Nasional 1963, Korps Peralatan. Wakil Asisten Perencanaan Kasad 1993-1995. Direnum Renumgar Dephankam 1995-1997
Wawan Wiratma, Ketua Umum Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia
Zoe Levana, ?
Lihat pula
Daftar tokoh Indonesia
Daftar tokoh Indonesia menurut etnis
Daftar tokoh Indonesia menurut provinsi
Referensi
Bacaan lebih lanjut
Sam Setyautama, Suma Mihardja, Tokoh-tokoh etnis Tionghoa di Indonesia, Kepustakaan Populer Gramedia, 2008
Leo Suryadinata, Prominent Indonesian Chinese: biographical sketches, Institute of Southeast Asian Studies, 1995
Leo Suryadinata, Ethnic Chinese in Contemporary Indonesia, Institute of Southeast Asian Studies, 2008
Mely G. Tan, Etnis Tionghoa di Indonesia: kumpulan tulisan, Yayasan Obor Indonesia, 2008
Aimee Dawis, Orang Indonesia Tionghoa Mencari Identitas, PT Gramedia Pustaka Utama
Benny G. Setiono, Tionghoa Dalam Pusaran Politik, TransMedia
Timothy Lindsey, Chinese Indonesians: remembering, distorting, forgetting, Institute of Southeast Asian Studies, 2005
Pranala luar
Para veteran Tionghoa yang terlupakan
Tionghoa | 6,076 |
5416 | https://id.wikipedia.org/wiki/Agnez%20Mo | Agnez Mo | Agnes Monica Muljoto (), dikenal secara profesional sebagai Agnez Mo, adalah seorang penyanyi, pencipta lagu, Penari, pemeran, dan tokoh televisi berkebangsaan Indonesia Dia secara profesional dikenal sebagai Agnes Monica sebelum mengubah nama panggungnya. Sebagai penyanyi dwibahasa yang merekam dalam bahasa Indonesia dan Inggris, ia dikenal karena penciptaan ulang citra dan keserbagunaan musiknya sepanjang karirnya. Agnez Mo merupakan seorang Diva Indonesia dengan penghargaan terbanyak baik penghargaan dari Indonesia maupun International .Lagunya yang berjudul "Patience" merupakan salah satu lagu RnB yang paling banyak diputar di Amerika Serikat sepanjang tahun 2022, menjadikannya musisi Indonesia pertama yang berhasil menoreh pencapaian tersebut dan pada tahun yang sama Agnez didaulat menjadi Kapten Kehormatan Los Angeles FC.
Sebelum merekam tiga album anak-anak dan menghadirkan beberapa program televisi anak-anak, Agnes Monica memulai kariernya sebagai penyanyi di sebuah Gereja di Jakarta. Ia merilis album remaja pertamanya yang berjudul And the Story Goes pada tahun 2003, yang melambungkan namanya di industri musik Indonesia. Mo adalah artis dengan penghargaan terbanyak dalam sejarah Indonesia dengan lebih dari 190 penghargaan diantara nya : 18 Anugerah Musik Indonesia, 8 Panasonic Awards, 5 Nickelodeon Indonesia Kids' Choice Awards, 4 MTV Indonesia Awards, 2 Mnet Asian Music Awards, 1 World Music Awards, 1 iHeartRadio Music Awards, 1 Indonesian Television Awards, 3 Festival Lagu Asia, 7 J-Pop International Music Awards, 1 Billboard Indonesia Music Awards 2020, 4 Yahoo! OMG Awards Indonesia, 2 Platinum Vibes Radio NYC 2022 . Agnez Mo juga merupakan duta anti-narkoba di Asia dan duta besar MTV EXIT bagian resmi dari MTV European TV CHANNEL dalam memerangi perdagangan manusia. Mengklaim gelar pengusaha, Mo menampilkan lini modenya sendiri ANYE, APP, Digital Marketplace, dan bermitra dengan produsen ponsel Vivo untuk membuat lini perangkat edisi terbatasnya sendiri.
Pada tahun 2018, lagu duet Agnez Mo dan Chris Brown "Overdose" berhasil memasuki 4 Chart Billboard Amerika Serikat yaitu HOT R&B Songs, R&B/Hip-Hop Airplay, Mainstream R&B/Hip-Hop Airplay, dan Rhythmic Airplay. Agnez Mo juga dibuatkan patung lilin di Museum Madame Tussauds Pada tahun 2023 dipilih untuk tampil mewakili Indonesia dalam Grammy's Global Spin, dan menjadi Musisi asal Indonesia Pertama yang tampil solo di Grammy's Global Spin.
Agnez Mo masuk ke dalam daftar Asia's Most Influential oleh majalah Tatler pada tahun 2023.
Kehidupan dan karier
1986–2002: Masa kecil dan awal karier
Agnes Monica Muljoto dilahirkan di Jakarta pada tanggal 1 Juli 1986. Ia merupakan anak bungsu dari pasangan Jenny Siswono dan Ricky Muljoto. Ia memiliki seorang kakak laki-laki bernama Steve Muljoto yang kemudian menjadi manajernya. Agnes menyelesaikan pendidikan dasarnya di Sekolah Dasar Katolik Tarakanita DKI Jakarta, kemudian melanjutkan pendidikannya ke SMP dan SMA Sekolah Pelita Harapan School Lippo Karawaci. Di sekolahnya, Agnes merupakan siswi yang berprestasi di bidang akademik dan sering menerima beasiswa, meskipun ia juga disibukan dengan aktivitas luar sekolah seperti kursus piano, bahasa Inggris, Bahasa Mandarin, seluncur es, dan bulu tangkis. Bakat Agnes di bidang seni sudah telihat sejak ia masih kanak-kanak, khususnya bidang tarik suara. Selain ditempa di Gereja sebagai anggota Paduan Suara Gereja, Agnes juga ikut kursus vokal di beberapa tempat.
Saat menginjak usia enam tahun, Agnes memulai kariernya sebagai penyanyi cilik dan merekam album anak-anak pertamanya yang diberi judul Si Meong. Nama Agnes melambung sebagai penyanyi cilik saat ia merilis album keduanya pada tahun 1995 yaitu Yess!, yang merupakan album duet bersama Eza Yayang. Album tersebut dinobatkan sebagai "Album Anak-Anak Terbaik" pada tahun 1999. Album lain yang telah dirilis Agnes yaitu Bala-Bala. Ketiga album tersebut berhasil melejitkan Agnes ke jajaran penyanyi cilik terpopuler pada era 1990-an. Selain bernyanyi dan merilis album, Agnes juga menjadi presenter acara anak-anak yaitu Video Anak Anteve (VAN) di Antv, Tralala-Trilili di RCTI, dan Diva Romeo di Trans TV. Agnes berhasil meraih penghargaan Panasonic Awards untuk "Pembawa Acara Anak-Anak Terfavorit" selama dua tahun berturut, 1999 dan 2000.
Menginjak usia remaja, Agnes mulai terjun ke dunia seni peran, dimulai dengan penampilannya di sinetron Lupus Millenia dan Mr. Hologram pada tahun 1999. Pada tahun itu, Agnes berhasil menempati urutan pertama jajak pendapat artis beranjak remaja terbaik versi artiscilik.com. Pada tahun 2000, Agnes menjadi pemeran utama di sinetron Pernikahan Dini bersama Sahrul Gunawan. Sinetron inilah yang berhasil melambungkan nama Agnes dan menghapus citranya sebagai seorang artis cilik. Akting Agnes di sinetron tersebut berhasil meraih penghargaan "Aktris Terfavorit" pada Panasonic Awards pada tahun 2001 dan 2002, serta SCTV Awards sebagai "Aktris Ngetop" pada tahun 2002. Selain itu, Agnes juga menyanyikan dua lagu ciptaan Melly Goeslaw berjudul "Pernikahan Dini" dan "Seputih Hati" sebagai lagu tema sinetron Pernikahan Dini. Kedua lagu tersebut merupakan penampilan pertama Agnes sejak kemunculannya sebagai penyanyi cilik beberapa tahun silam. Kedua lagu tersebut telah dirilis dalam album kompilasi bertajuk Love Theme (2001). Sepanjang tahun 2002, Agnes telah membintangi tiga judul sinetron, yaitu Ciuman Pertama, Kejar Daku Kau Ku Tangkap, dan Amanda. Ia juga berkolaborasi dengan penyanyi Yana Julio dalam lagu "Awan dan Ombak" dalam album Jumpa Lagi. Seiring dengan popularitasnya, Agnes berhasil menjadi artis remaja dengan bayaran termahal di Indonesia pada saat itu.
2003–2004: And the Story Goes
Pada tanggal 8 Oktober 2003, Agnes merilis album dewasa pertamanya bertajuk And the Story Goes. Penggarapan album ini melibatkan beberapa musikus kenamaan Indonesia, antaranya dan Melly Goeslaw. Agnes menjelaskan "Untuk album baruku ini, aku memang ingin segala sesuatunya dipersiapkan dengan matang. Dari pemilihan lagu, musikus, sampai konsep videoklip, aku ingin yang benar-benar oke." Proses penggarapan album yang memakan waktu selama 1,5 tahun tersebut juga disibukan dengan audisi penari dan program gizi untuk mempersiapkan stamina Agnes sebagai penyanyi. Proses persiapan yang benar-benar matang tersebut akhirnya membuahkan kesuksesan pada album tersebut. Aquarius Musikindo selaku label yang menaungi Agnes melaporkan bahwa And the Story Goes sudah laris dipesan sekitar 35.000 keping sebelum dirilis secara resmi. Tak lama berselang, album ini kemudian meraih double platinum dengan penjualan lebih dari 300.000 keping. Album pertama Agnes ini mengangkat "Bilang Saja" sebagai singel pertama dengan klip yang mengusung konsep street fashion. Singel lain yang lahir dari album ini yakni "Indah", "Cinta Mati", dan "Jera". Selain sukses secara komersial, album ini juga membuahkan sejumlah penghargaan. Pada ajang Anugerah Musik Indonesia 2004, Agnes memenangkan tiga penghargaaan dari total sepuluh nominasi, yaitu sebagai "Artis Pop Solo Wanita Terbaik" untuk lagu "Jera", "Karya Produksi Dance/Tehno Terbaik" untuk lagu "Bilang Saja", serta "Duo/Group Terbaik" untuk kolaborasinya dengan Ahmad Dhani di lagu "Cinta Mati". Ia juga berhasil meraih penghargaan sebagai "Pendatang Baru Terbaik" pada Anugerah Planet Muzik 2004 yang digelar di Singapura. Kesuksesannya dalam usia yang masih sangat muda membuat Agnes mendapat julukan "Diva Muda" dalam kancah musik Indonesia. Ia juga mulai memasang target untuk bisa berkarier di kancah internasional.
Sepanjang tahun 2003, selain disibukan dengan perilisan album pertamanya, Agnes juga menggarap sinetron Cewekku Jutek sebagai pemeran utama bersama Roger Danuarta. Pada tahun berikutnya, Agnes membintangi dua sinetron, Bunga Perawan dan Cantik. Penampilan Agnes dalam tiga sinetron tersebut mengantarkannya meraih penghargaan Panasonic Awards 2003 sebagai "Aktris Terfavorit" dan SCTV Awards 2004 sebagai "Aktris Ngetop". Di tengah kesibukannya sebagai penyanyi, Agnes masih tetap memperhatikan pendidikannya. Setelah lulus dari bangku SMA Sekolah Pelita Harapan LIPPO Karawaci, ia menempuh pendidikan di Universitas Pelita Harapan (UPH) pada jurusan Hukum.
2005–2007: Whaddup A'..?!
Agnes resmi meluncurkan album keduanya berjudul Whaddup A'..?! pada tanggal 10 Desember 2005. Kali ini, selain menggandeng sejumlah musikus Indonesia seperti Dewiq, Melly Goeslaw, dan Andi Rianto, Agnes juga mengajak penyanyi asal Amerika Serikat Keith Martin untuk berkolaborasi. Di album ini, Keith Martin menciptakan dua buah lagu berbahasa Inggris untuk Agnes, termasuk di antaranya "I'll Light a Candle" yang mereka bawakan secara duet. Untuk mempromosikan album tersebut, Agnes menggelar konser tunggal di empat kota di Indonesia, yakni Bandar Lampung, Surabaya, Bandung, dan Makassar, dengan tajuk Clasnezenzation. Album ini juga menelurkan lima singel hit yaitu "Bukan Milikmu Lagi", "Tanpa Kekasihku", "Tak Ada Logika", "Cinta di Ujung Jalan", serta "Dan Tak Mungkin". Whaddup A'..?! mendapat respons positif dan diganjar sejumlah penghargaan. Pada pegelaran Anugerah Musik Indonesia 2006, Agnes menyabet dua penghargaan yakni "Artis Pop Wanita Terbaik" dan "Karya Produksi R&B Terbaik" untuk lagu "Bukan Milikmu Lagi". Pada ajang Penghargaan MTV Indonesia 2006, Agnes kembali meraih trofi "Most Favorite Female" berkat lagu "Tak Ada Logika". Whaddup A'..?! juga telah meraih triple platinum untuk angka penjualan album yang mencapai lebih dari 450.000 keping.
Pada tahun 2005, Agnes juga terlibat dalam syuting serial drama Asia berjudul The Hospital di Taiwan yang dibintangi oleh Jerry Yan, salah satu personel F4. Agnes juga ikut dalam syuting serial Romance in The White House bersama Peter Ho, yang dalam serial ini Agnes bermain hanya dalam beberapa episode saja. Di Indonesia, Agnes juga disibukan dengan perannya di dua sinetron di Indosiar, yaitu Ku Tlah Jatuh Cinta dan Pink Di penghujung tahun 2006, Agnes kemudian membintangi sinetron komedi berjudul Kawin Muda yang ditayangkan di RCTI. Pada saat yang bersamaan, Agnes juga memutuskan untuk cuti dari kuliahnya di jurusan Hukum, Universitas Pelita Harapan. Langkah ini diambil Agnes akibat kesibukannya dalam menjalani karier dan mempersiapakan rencananya untuk go international.
Pada awal tahun 2007, Agnes Mo ditunjuk oleh DEA (Drugs Enforcement Administration) dan IDEC Far East Region sebagai duta anti narkoba se-Asia di serahkan sertifikat pengakuan di Kedutaan Besar Amerika Serikat, Jakarta. Pada tanggal 15 Mei 2007, Agnes menjadi artis pembuka konser grup R&B Amerika Serikat Boyz II Men di Istora Senayan, Jakarta. Agnes dan promotor konser sempat mengumumkan bahwa ia akan berkolaborasi dengan grup tersebut, meskipun akhirnya tidak terlaksana akibat persiapan yang belum matang. Pada tanggal 23 Juni 2007, Agnes menggelar konser tunggal untuk pertama kali di Stadium Negara, Kuala Lumpur, Malaysia, yang disaksikan sebanyak 3.000 penonton. Agnes juga menjadi bintang tamu khusus dalam panggung final Asian Idol yang digelar pada tanggal 16 Desember 2007, dengan membawakan lagunya berjudul "Get Up".
2008–2009: Sacredly Agnezious
Pada awal tahun 2008, Agnes membintangi sinetron kejar tayang RCTI berjudul Jelita. Agnes mulai menggarap album studio ketiganya dan merilis lagu berjudul "Matahariku" lebih awal sebagai singel pertama. Kemudian, single "Matahariku" berhasil mencetak 7 Juta kali pembelian nada sambung / ring-back tone di Provider Seluler Telkomsel dalam waktu 5 bulan yang menjadikan Agnez Mo sebagai Penyanyi Wanita dengan Penerima Royalti Tertinggi sepanjang sejarah Penjualan Lagu melalui Ring Backtone . Videoklip "Matahariku" juga telah tersedia di YouTube secara Streaming,. Lagu tersebut kembali membuahkan Agnes penghargaan di MTV Indonesia Awards sebagai "Most Favorite Female" serta Anugerah Musik Indonesia 2009 sebagai "Artis Pop Solo Wanita Terbaik". Pada bulan September 2008, Agnes meluncurkan singel kedua berjudul "Godai Aku Lagi" yang merupakan ciptaannya sendiri. Sebagai pemanasan sebelum resmi merilis album, Agnes merilis CD singel yang memuat lagu "Godai Aku Lagi" dan "Matahariku". Agnes juga membintangi sinetron keduanya pada tahun itu berjudul Kawin Masal.
Pada tanggal 4 Oktober 2008, Agnes dipilih untuk mewakili Indonesia di Asia Song Festival yang diselenggarakan oleh Korea Foundation for International Culture Exchange di Seoul, Korea Selatan. Acara yang diikuti 24 artis dari 12 negara Asia di antaranya Super Junior, Girls' Generation, 2NE1, Rain, SHINee, dan Ruslana,event tersebut disaksikan oleh 35.000 penonton di Seoul World Cup Stadium dan disiarkan di stasiun televisi di 30 negara. Agnes menampilkan dua lagu miliknya, "Godai Aku Lagi" dan "Shake It Off", dengan memasukkan unsur tarian Bali. Penampilan Agnes tersebut mendapat respons positif dari sejumlah media lokal Korea dan meraih penghargaan "The Best Asian Artist" dan "The Best Performance" dari panitia. Pada tahun berikutnya, Agnes kembali tampil di panggung tersebut dan membawakan tiga lagu yaitu "Shake It Off", "Temperature", serta lagu milik penyanyi pop Michael Jackson, "Heal the World". Panggung kali ini diikuti 14 artis dari sembilan negara Asia dan disaksikan sekitar 40.000 penonton. Seperti penampilan sebelumnya, Agnes kembali mendapat sambutan baik serta menerima penghargaan "The Best Asian Artist Award" untuk kedua kalinya.
Pada tanggal 1 April 2009 Agnes akhirnya resmi meluncurkan album ketiganya yang diberi judul Sacredly Agnezious. Kali ini, Agnes lebih terlibat secara langsung dalam pengerjaan album. Dengan dibantu sejumlah musikus ternama, yaitu Erwin Gutawa, Dewiq, Pay, dan DJ Sumantri, Agnes turut terlibat sebagai produser dan pencipta lagu dalam album tersebut. Selain dua singel terdahulu, "Matahariku" dan "Godai Aku Lagi", Sacredly Agnezious melejitkan singel lain berjudul "Teruskanlah" dan "Janji-Janji". Pada MTV Indonesia Awards 2009, Agnes menyabet dua penghargaan sebagai "Most Favorite Female" serta "Artist of the Year" yang merupakan penghargaan tertinggi dalam acara tersebut. Pada Anugerah Musik Indonesia yang digelar pada tahun berikutnya, Agnes berhasil meraih dua penghargaan, masing-masing untuk kategori "Album Pop Terbaik", "Artis Solo Pop Wanita Terbaik" dan "Album Terbaik Terbaik". Pada tanggal 23 Mei 2009, Agnes tampil sebagai salah satu bintang tamu dalam acara "Festival of Life" di Garuda Wisnu Kencana, Bali, dalam rangka peringatan 50 tahun hubungan diplomatik Indonesia dan Jepang. Pada tanggal 14 Oktober 2009, Agnes juga terlibat dalam konser pementasan lagu-lagu grup legendaris ABBA bertajuk "Dancing Queen" di Istora Senayan dengan menyanyikan lagu "The Winner Take It's All". Setelah sekian lama cuti dari kuliahnya, Agnes akhirnya memutuskan untuk mengundurkan diri dari jurusan Hukum Universitas Pelita Harapan dengan IPK terakhir 3,67. Ia kemudian melanjutkan kuliahnya di Oregon State University (OSU), Amerika Serikat, dengan program distance education di jurusan Political Science.
2010–sekarang: Awal karier internasional
Memasuki tahun 2010, Agnes mendapat kehormatan menjadi juri dalam ajang pencarian bakat Indonesian Idol. Kehadiran Agnes di ajang tersebut sempat diragukan karena usianya yang masih terlalu muda. Agnes berkomentar "Kalau pengalaman, jangan dilihat dari umur. Dengan prestasi yang aku dapat, enggak ada beban buatku berada di antara Mas Anang dan Mas Erwin. Aku sendiri merasa bukan jadi juri, aku dibiarkan jadi diri sendiri, aku sebagai teman mereka [para peserta]. Aku akan bagi pengalamanku ke mereka." Agnes juga ditunjuk menjadi duta MTV EXIT (End Exploitation and Trafficking) dalam misi memberantas perdagangan manusia. Pada tahun ini, Agnes meluncurkan singel berjudul "Karena Ku Sanggup" yang ia ciptakan bersama musikus Andi Rianto. Ia juga membintangi sinetron berjudul Pejantan Cantik yang tayang di Indosiar. Pada tanggal 21 November 2010, Agnes Terpilih Menjadi pembawa acara karpet merah ajang penghargaan tahunan American Music Awards yang diselenggarakan di Nokia Theatre, Los Angeles, Amerika Serikat yang menjadi sejarah Selebriti Indonesia dan Asia Tenggara pertama yang dipilih oleh Institusi Penghargaan Musik berpengaruh di Amerika Serikat dan Kanada tersebut. Ia tampil menggunakan busana bermotif batik dan kebaya, serta sesekali menggunakan bahasa Indonesia. Pada kesempatan tersebut, Agnes juga berduet bersama penyanyi Meksiko Christian Chávez dalam lagu berjudul "¿En Dónde Estás?" yang dikemas dalam bahasa Spanyol, Inggris, dan Indonesia.
Pada tanggal 2 Februari 2011, Agnes meluncurkan sebuah album kompilasi terbaik yang diberi judul Agnes Is My Name. Album ini memuat sepuluh singel pilihan dari tiga album studio sebelumnya, ditambah dua lagu terbaru "Karena Ku Sanggup" dan "Paralyzed". Album ini hanya dijual di gerai KFC di seluruh Indonesia dan meraih plakat "Million Award" untuk penjualan lebih dari satu juta keping dalam waktu empat bulan. Pada saat acara peluncuran album tersebut, Agnes mengumumkan bahwa ia menandatangani kontrak dengan Sony/ATV Music Publishing. Pada tanggal 23 Maret 2011, bertepatan dengan Perayaan Hari Musik Nasional, Agnes menerima penghargaan Nugraha Bhakti Musik Indonesia (NBMI) dari Menteri Kebudayaan dan Pariwisata dan Persatuan Artis Penyanyi, Pencipta Lagu, dan Penata Musik Rekaman Indonesia (PAPPRI) atas dedikasi dan sumbangsihnya, baik berupa pemikiran maupun perbuatan, bagi kemajuan dan perkembangan serta pelestarian musik Indonesia. Agnes juga kesekian kalinya meraih penghargaan di Anugerah Musik Indonesia, untuk tahun 2011 ia memenangkan kategori "Artis Solo Wanita Terbaik".
Pada bulan September 2011, Agnes berduet dengan penyanyi senior Amerika Serikat Michael Bolton pada lagu "Said I Loved You...But I Lied". Lagu tersebut direkam sebagai lagu tambahan dalam album Bolton bertajuk Gems: The Duets Album khusus untuk edisi Asia. Agnes juga berduet dengan Andy /rif sebagai penyanyi tamu pada lagu "Berkelana ke Ujung Dunia" di album keempat Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono bertajuk Harmoni. Pada tahun yang sama, ia merilis singel berjudul "Rindu", lagu ciptaan Eros Djarot yang aslinya dipopulerkan oleh Fryda pada tahun 1995. Agnes Mo Penyanyi Wanita Indonesia Pertama yang masuk Nominasi dalam ajang penghargaan Musik di Eropa MTV Europe Music Awards 2011. Ia juga menjadi nominator di AmericanNickelodeon Kids' Choice Awards 2012 kategori "Favorite Asian Act".. saat ini, Agnes dikabarkan tengah sibuk merampungkan proyek album internasional perdananya di Los Angeles bersama beberapa musisi, termasuk di antaranya produser dan rapper Timbaland. Pada 2012 Mnet Asian Music Awards, Agnes memenangkan kategori Best Asian Artist Indonesia. Kemudian pada Tahun 2013 AGNEZ MO dipilih untuk mewakili Indonesia pada ASEAN-Japan Music Festival untuk merayakan 40 Tahun Hubungan Diplomatik dan Perdagangan antara Asosiasi Negara negara Asia Tenggara dengan Jepang yang diselenggarakan di NHK Hall Tokyo Penampil Asia lainnya adalah AKB48, Exile, Christian Bautista, Siti Nurhaliza, Hady Mirza Dan Beberapa Penyanyi Asia Tenggara lainnya.
Pada tahun 2013 ini, Agnes Monica juga mendapatkan penghargaan Best Celebrity Fashion SHORTY AWARDS 2013.Tak hanya di kategori Best Singer, artis multi talenta ini juga berhasil menggeser posisi Justin Bieber dalam kategori Best Celebrity Fashion SHORTY AWARDS 2013. Untuk kategori ini Agnes mengumpulkan 1199 suara, sedangkan Justin Bieber secara mengejutkan hanya memperoleh 74 suara (DYL)..
Pada Oktober 2016 lagu yang berjudul "Sebuah Rasa" dirilis dan Trending di YouTube Musik 4 Negara : Indonesia, Singapura, Malaysia, Hong Kong kemudian menjadi OST sinetron Orang ketiga di SCTV.
Agnez meluncurkan Single berjudul "Patience" pada 11 Februari 2022 dengan label miliknya sendiri yaitu Entertainment Inc., dan Single tersebut berhasil Masuk di 2 Chart Billboard Amerika R&B/Hip-Hop Airplay (US) dan Adult R&B Airplay (US) dan masuk daftar penjualan lagu populer posisi nomor 1 iTunes di Indonesia, Singapore, Hong Kong, Taiwan dan Uni Emirat Arab.
Selain pengakuan internasional kepadanya, Agnez Mo hingga saat ini juga masih menjadi satu-satunya artis Indonesia yang tampil di majalah Vogue USA pada tahun 2017 baik dalam edisi cetak maupun daring. Tidak berhenti sampai di situ, bersama dengan BTS, Akshay Kumar, Naomi Watanabe, dan Troye Sivan, Agnez Mo menjadi Cover 100 Digital Stars majalah Forbes edisi Asia.
Keartisan dan citra
Selain dikenal sebagai penyanyi soloist Agnez Mo juga berkolaborasi dengan beberapa nama besar di kancah musik dunia seperti : Chris Brown, Timbaland, Steve Aoki, Michael Bolton, T.I., French Montana, Christian Chávez tak hanya dalam bermusik pun dalam akting Agnez pernah beradu peran dengan bintang Chinesse Jerry Yan, Peter Ho dan Ekin Cheng selain dengan seniman luar negeri Agnez Mo pun pernah bekerjasama atau kolaborasi dengan Musisi tanah air seperti Titi DJ, Akhadi Wira Satriaji, Erwin Gutawa, dan Andi Rianto pada lagu Karena Ku Sanggup.
Agnes merupakan penyanyi solo yang mengusung jenis musik R&B, pop, hip-hop, Soul, Blues dan Puji-Pujian Kristen. Ia mengakui Aretha Franklin, Jill Scott, Angie Stone, Madonna, Michael Jackson, Fantasia, dan Beyoncé sebagai pengaruh besarnya dalam bermusik. Agnes memiliki jenis suara sopran dengan Whistle register tertinggi. Untuk lagu-lagu bertempo cepat, Agnes memadukannya dengan koreografi yang energik di atas panggung, sehingga sering mengharuskannya untuk tampil secara lip sync. Selain sering berlatih vokal, Agnes juga rajin melatih gerakan tari dan stamina untuk menunjang penampilannya. Sampai saat ini, Agnes merupakan satu-satunya artis Indonesia yang memiliki grup tari pribadi yang bernama Nezindahood. Penari-penari dalam grup tersebut dipilihnya melalui audisi sejak penggarapan album pertamanya pada tahun 2003. Seiring dengan profesinya sebagai penyanyi, Agnes juga mengembangkan kemampuannya dalam bermain piano dan menulis lagu. Bakat Agnes dalam mencipta lagu mulai terbentuk saat menggarap album Sacredly Agnezious, saat ia menciptakan tiga lagu termasuk singel "Godai Aku Lagi".
Pada tahun 2014 dan 2018 Agnez Mo menjadi Penyanyi Wanita berkebangsaan Indonesia Pertama dan masih menjadi satu-satunya sampai saat ini yang di undang ke acara Penghargaan Tertinggi di dunia untuk insan musik yaitu Penghargaan Grammy di Staples Center Los Angeles, setahun kemudian 2019 Agnez di Undang ke Pesta Penghargaan bagi Musisi Amerika Serikat yaitu American Music Awards sebagai satu satu nya Musisi Indonesia yang di undang ke acara prestisius tersebut yang dilaksanakan di Teater Microsoft Berkeley, California, kemudian pada 2022 Agnez Mo menghadiri Billboard Women in Music sebuah ajang penghargaan musik yang merupakan bagian resmi dari Billboard untuk Penyanyi/Musisi Wanita di Amerika yang diselenggarakan di Las Vegas.
Agnes merupakan artis yang selalu membawa tren baru di kalangan anak muda, khususnya dalam hal penampilan, baik itu pakaian, aksesori, maupun tata rambut. Melalui penampilannya di atas panggung, video musik, dan sinetron, Agnes telah memopulerkan berbagai gaya berpenampilan, mulai dari punk rock hingga harajuku. Namun demikian, Agnes juga tak jarang dituduh tidak orisinal dan cenderung kebarat-baratan. Agnes menanggapi komentar mengenai dirinya tersebut dengan berkata:
Ketertarikan Agnes dalam dunia busana mendorongnya untuk menekuni bisnis clothing line yang mendapat sambutan bagus. Menurut survei yang dilakukan majalah Cosmopolitan pada tahun 2010, Agnes merupakan penyanyi wanita terseksi di Indonesia. Ia juga sempat meraih Kartini Award dari Wanita Indonesia Tanpa Tembakau (WITT) dan World Health Organization (WHO). Menurut Ketua Umum WITT Nita Yudi, "Karena Agnes adalah artis muda berprestasi yang enerjik, dan pastinya tidak merokok. Semoga dapat menjadi contoh yang baik bagi generasi muda. Sehingga Agnez Mo diberikan gelar Ikon Seni Kontemporer Indonesia oleh majalah Rolling Stone.
Agnes merupakan penyanyi dengan jumlah penghargaan paling banyak di Indonesia. Sebagai salah satu figur paling dominan dalam industri hiburan Indonesia, Agnes telah mendapat kepercayaan untuk menjadi bintangi iklan ataupun duta oleh berbagai merek produk. Agnes juga telah terlibat dalam sejumlah kegiatan sosial. Pada 2009, ia melakukan kegiatan penggalangan dana untuk membantu para korban bencana Situ Gintung dan gempa bumi Sumatra Barat. Agnes juga membantu menggalang dana senilai lebih dari Rp 400 juta untuk Persis, tim sepak bola Surakarta, melalui konser yang diadakan di Diamond Convention Center di Surakarta. Awal bulan Desember 2011, Agnes Monica mengadakan konser amal "Save A Teen Charity Concert", konser yang diadakan untuk membantu remaja-remaja yang putus sekolah. Hasil tiket yang ludes terjual diserahkan ke Sampoerna Foundation sebagai pemrakarsa acara untuk disumbangkan pada remaja-remaja yang membutuhkan.
Kehidupan pribadi
Agnes tertutup mengenai kehidupan asmaranya dan menyatakan bahwa memiliki kekasih bukanlah prioritas hidupnya. Ia juga mengungkapkan bahwa kehidupan asmaranya harus tetap menjadi hal pribadi. Meskipun demikian, pada tahun 2003 beredar rumor yang mengabarkan bahwa ia memiliki hubungan spesial dengan mentalis Deddy Corbuzier. Pada bulan November 2007, terungkap bahwa Agnes tengah menjalin kasih dengan Dirly, juara kedua Indonesian Idol musim 3, meskipun hubungan ini tidak bertahan lama. Pada Maret 2009, dirumorkan bahwa Agnes sedang dekat dengan dr. Neil, seorang dokter berkebangsaan Jepang. Pria lainnya yang dikabarkan pernah dekat dengan Agnes adalah Daniel Mananta, Rezky Aditya, dan Siwon Super Junior. Pada tahun 2010, Agnes juga digosipkan berpacaran dengan pebasket Denny Sumargo. Pada tahun 2013, Agnes kembali dikabarkan memiliki hubungan dekat dengan Bing Chen, kepala Global Creator Development & Management YouTube. Agnez juga dikabarkan sempat berhubungan dengan pemain basket Wijaya Saputra, tetapi kemudian hubungan mereka kandas dan lalu muncul dugaan bahwa Agnez menjalin hubungan spesial dengan penyanyi papan atas Chris Brown. dan terakhir Agnez menjalin hubungan dengan seorang model bernama Adam Rosyadi.
Diskografi
Album studio
And the Story Goes (2003)
Whaddup A'..?! (2005)
Sacredly Agnezious (2009)
Agnez Mo (2013)
X) (2017)
Album lain
Si Meong (1992)
Yess! (1995)
Bala-Bala (1996)
Tralala Trilili (1998)
Agnes Is My Name (2011)
Penampilan lain
"Live Session Billboard by AGNEZ MO From New York City
"Live Session iHeartRadio Presented by Agnez Mo live from New York, Amerika
"Sadarkah" duet dengan M.E. dalam Album Terbuka (1998)
"Tralala-Trilili" – lagu tema acara televisi Tralala-Trilili (1998)
"Pernikahan Dini" dan "Seputih Hati" – album kompilasi Love Theme (2001)
"Awan dan Ombak" – duet dengan Yana Julio dalam album Jumpa Lagi (2002)
"Said I Loved You...But I Lied" – duet dengan Michael Bolton dalam album Gems: The Duets Album (Asian Edition) (2011)
"Sorry" – single 'X'-album
"Silent Night" – album kompilasi Natal Damai Bersamamu (2011)
"Muda" single non album (2012)
Agnez Mo mewakili Indonesia di ASEAN-Japan Music Fair
"" - kolaborasi dengan DJ E Feezy dan Timbaland dalam The Wolf Of South Beach mixtape.
"Girl"- duet dengan Steve Aoki dan Desiigner di album Neon Future IV
"MV Long As I Get Paid, September 2017 yang masuk majalah Vogue Amerika Serikat
"Patience" - Single Februari (2022)
"Patience Remix" duet dengan D Smoke (2022)
"Patience Acoustic" duet dengan D Smoke (2022)
"MTV Asia Tenggara
"Pesta Olahraga Asia Tenggara 2011 26th Sea Games 2011 | Closing Ceremony | Agnes Monica: Shake it off
Filmografi
Serial televisi
Lupus Millenia (1999)
Mr. Hologram (1999)
Pernikahan Dini (2001)
Amanda (2002)
Ciuman Pertama (2002)
Cinta Selembut Awan (2002)
Cewekku Jutek (2003)
Cantik (2004)
Bunga Perawan (2004)
Ku T'lah Jatuh Cinta (2005)
Pink (2006)
Romance in the White House (2006) — Kameo
The Hospital (2006) — Kameo
Kawin Muda (2006)
Jelita (2008)
Kawin Masal (2008)
Pejantan Cantik (2010)
Marissa (2011)
Mimo Ketemu Poscha (2012)
Acara televisi
Program Televisi
VAN (Video Anak Anteve) – Antv
Tralala-Trilili – RCTI
Diva Romeo – Trans TV
American Music Awards 2010 – ABC Channel
MTV Ampuh - GTV
Indonesian Idol (Juri Komentator)
Asian Idol (Special Guest Star)
The Voice Indonesia (Judges dan Mentor)
The Voice Kids Indonesia (Judges dan Mentor)
Lihat pula
Daftar artis Indonesia di tangga musik Billboard
Daftar penyanyi wanita Indonesia
Daftar 99 wanita paling berpengaruh di Indonesia (2007)
Madame Tussauds Singapura
Referensi
Bacaan lanjutan
Pranala luar
Agnez Mo di Grammys
Agnez Mo di Apple Music
Agnez Mo di Billboard
Agnez Mo di SoundCloud
Agnez Mo di Myspace
Agnez Mo di Madame Tussauds
Agnez Mo di IMDb
Komunitas penggemar Agnes Monica
Situs web Alternatif Agnes Monica
Penyanyi R&B Indonesia
Penyanyi perempuan Indonesia
Penyanyi berbahasa Indonesia
Penyanyi berbahasa Inggris
Penulis lagu Indonesia
Produser rekaman Indonesia
Pembawa acara televisi Indonesia
Peragawati Indonesia
Perancang busana Indonesia
Pemenang Anugerah Musik Indonesia
Tionghoa-Indonesia
Musisi Jakarta
Tokoh dari Jakarta | 4,130 |
5419 | https://id.wikipedia.org/wiki/Tjan%20Tjoe%20Siem | Tjan Tjoe Siem | Prof. Dr. Tjan Tjoe Siem (Hanzi: 曾祖沁), EBIː Can Cu Siem) () adalah seorang pakar Sastra Jawa dan seorang guru besar Universitas Indonesia kelahiran Surakarta. Ia promosi di Universitas Leiden, negeri Belanda pada tahun 1938. Judul disertasinya adalah "Hoe Koeroepati zich zijn vrouw verwerft". Disertasinya mengenai sebuah lakon wayang pernikahan Suyodana yang diambil dari wiracarita Mahabharata. Nama lain Suyodana adalah Kurupati (Koeroepati) yang artinya adalah "raja para Korawa". Sekembalinya di Jawa, ia menjadi asisten Prof. Dr. Poerbatjaraka. Menurut Rosihan Anwar di bukunya, ia pernah mengajar sekolah AMS (baik A dan B) di Yogyakarta.
Keluarga
Tjan Tjoe Siem adalah keponakan dari Tjan Kong Sing, tokoh yang membantu Pangeran Diponegoro pada masa Perang Jawa (1825 – 1830). Tjan Kong Sing mengganti namanya menjadi Prawirasetja dan menikahi kerabat Pangeran Diponegoro.
Bibliografi
1938, Hoe Koeroepati zich zijn vrouw verwerft. Leiden: Luctor et Emergo. Disertasi Universitas Leiden.
1941, Javaansche kaartspelen: bijdrage tot de beschrijving van land en volk. Bandoeng: Nix.
1960, Masques javanais.
1963, Asas-asas hukum Islam: dikuliahkan untuk tingkat Sardjana Muda pada Fakultas Hukum dan Ilmu Pengetahuan Kemasjarakatan, Universitas Indonesia. Bersama Amir Hamzah (penulis). Djakarta: t.n.
1965, Kumpulan kuliah-kuliah: Studies of Islam pada Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri Jogjakarta, tahun adjaran 1955/1956. Bersama Zaini Muchtarom.
Lihat pula
Tjan Tjoe Som, saudara kandungnya.
Pranala luar
Mengenai Islam dan warga Tionghoa (makalah dalam bentuk berkas pdf).
Referensi
Sastrawan Indonesia
Sastra Jawa
Tionghoa-Indonesia
Tokoh dari Surakarta
Marga Zeng
Ahli Jawa
Muslim Tionghoa | 235 |
5421 | https://id.wikipedia.org/wiki/Yap%20Yun%20Hap | Yap Yun Hap | Yap Yun Hap () adalah salah seorang aktivis Indonesia yang tewas ditembak aparat ketika berunjuk rasa di Semanggi.
Yun Hap adalah mahasiswa jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Indonesia angkatan masuk tahun 1996. Ia dimakamkan di TPU Pondok Rangon, Jakarta Timur.
Aktivis Indonesia
Gerakan mahasiswa
Pahlawan nasional Indonesia
Tokoh dari Pangkalpinang
Tionghoa-Indonesia
Tokoh yang dibunuh
Marga Ye
Mahasiswa Universitas Indonesia
Aktivis 98 | 62 |
5431 | https://id.wikipedia.org/wiki/Jawa%20Tengah | Jawa Tengah | Jawa Tengah (disingkat Jateng, ) adalah sebuah wilayah provinsi di Indonesia yang terletak di bagian tengah Pulau Jawa. Ibu kota dari Provinsi Jawa Tengah adalah Kota Semarang. Provinsi ini berbatasan dengan Provinsi Jawa Barat di sebelah barat, Samudra Hindia dan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta di sebelah selatan, Provinsi Jawa Timur di sebelah timur, dan Laut Jawa di sebelah utara. Luas wilayahnya 32.800,69 km², atau sekitar 28,94% dari luas pulau Jawa. Provinsi Jawa Tengah juga meliputi Pulau Nusakambangan di sebelah selatan (dekat dengan perbatasan Jawa Barat), serta Kepulauan Karimun Jawa di Laut Jawa. Penduduk Jawa Tengah berdasarkan Badan Pusat Statistik tahun 2021 berjumlah 36.516.035 jiwa dengan kepadatan 1.113,00 jiwa/km².
Pengertian Jawa Tengah secara geografis maupun budaya juga mencakup wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta yang masih satu teritorial dengan Provinsi Jawa Tengah. Jawa Tengah bagian tengah dikenal sebagai pusat budaya Jawa. Meskipun demikian di provinsi ini ada pula suku bangsa lain yang memiliki budaya yang berbeda dengan suku Jawa seperti suku Sunda di daerah perbatasan dengan Jawa Barat, sebagian kecil masyarakat Kabupaten Brebes dan Kabupaten Cilacap. Selain itu ada pula warga Tionghoa-Indonesia, Arab-Indonesia dan India-Indonesia sebagai pendatang yang tersebar di seluruh provinsi ini. Sejak tahun 2008, provinsi Jawa Tengah memiliki hubungan kembar dengan provinsi Fujian di Tiongkok.
Sejarah
Jawa Tengah sebagai provinsi dibentuk sejak zaman Hindia Belanda. Hingga tahun 1905, Jawa Tengah terdiri atas 5 wilayah (gewesten), yakni Semarang, Pati, Kedu, Banyumas, dan Pekalongan. Surakarta masih merupakan daerah swapraja kerajaan (vorstenland) yang berdiri sendiri dan terdiri dari dua wilayah, Kasunanan Surakarta dan Mangkunegaran, sebagaimana Yogyakarta. Masing-masing gewest terdiri atas kabupaten-kabupaten. Waktu itu Pati Gewest juga meliputi Regentschap Tuban dan Bojonegoro.
Setelah diberlakukannya Decentralisatie Besluit tahun 1905, gewesten diberi otonomi dan dibentuk dewan daerah. Selain itu juga dibentuk gemeente (kotapraja) yang otonom, yaitu Pekalongan, Tegal, Semarang, Salatiga, dan Magelang.
Sejak tahun 1930, provinsi ditetapkan sebagai daerah otonom yang juga memiliki Dewan Provinsi (Provinciale Raad). Provinsi terdiri atas beberapa karesidenan (residentie), yang meliputi beberapa kabupaten (regentschap), dan dibagi lagi dalam beberapa kawedanan (district). Provinsi Jawa Tengah terdiri atas 5 karesidenan, yaitu Pekalongan, Pati, Semarang, Banyumas, dan Kedu.
Menyusul kemerdekaan Indonesia, pada tahun 1945 Pemerintah membentuk daerah swapraja Kasunanan dan Mangkunegaran; dan dijadikan karesidenan. Pada tahun 1950 melalui undang-undang ditetapkan pembentukan kabupaten dan kota madya di Jawa Tengah yang meliputi 29 kabupaten dan 6 kota madya. Penetapan undang-undang tersebut hingga kini diperingati sebagai Hari Jadi Provinsi Jawa Tengah, yakni tanggal 15 Agustus 1950.
Tahun 1965, seiring dengan gagalnya kudeta oleh G30S terhadap pemerintah nasional di Jakarta, Jawa Tengah dan banyak daerah lainnya, terjadilah penumpasan terhadap anggota dan simpatisan Partai Komunis Indonesia. Di Bali, diperkirakan lebih dari 100.000 orang terbunuh atau hilang. Meskipun demikian, kejadian-kejadian pada masa awal Orde Baru tersebut sampai dengan saat ini belum berhasil diungkapkan secara hukum.
Geografi
Relief
Menurut tingkat kemiringan lahan di Jawa Tengah, 38% lahan memiliki kemiringan 0–2%, 31% lahan memiliki kemiringan 2–15%, 19% lahan memiliki kemiringan 15–40%, dan sisanya 12% lahan memiliki kemiringan lebih dari 40%.
Kawasan pantai utara Jawa Tengah memiliki dataran rendah yang sempit. Di kawasan Brebes selebar 40 km dari pantai, dan di Semarang hanya selebar 4 km. Dataran ini bersambung dengan depresi Semarang-Rembang di timur. Gunung Muria pada akhir Zaman Es (sekitar 10.000 tahun SM) adalah pulau terpisah dari Jawa, yang akhirnya menyatu karena terjadi endapan aluvial dari sungai-sungai yang mengalir. Kota Demak semasa Kesultanan Demak (abad ke-16 Masehi) berada di tepi laut dan menjadi tempat berlabuhnya kapal. Proses sedimentasi ini sampai sekarang masih berlangsung di pantai Semarang.
Di selatan kawasan tersebut terdapat Pegunungan Kapur Utara dan Pegunungan Kendeng, yakni pegunungan kapur yang membentang dari sebelah timur Semarang mulai dari ujung barat daya Kota Pati kemudian ke timur hingga perbatasan Lamongan dan Bojonegoro (Jawa Timur).
Rangkaian utama pegunungan di Jawa Tengah adalah Pegunungan Serayu Utara dan Serayu Selatan. Rangkaian Pegunungan Serayu Utara membentuk rantai pegunungan yang menghubungkan rangkaian Bogor di Jawa Barat dengan Pegunungan Kendeng di timur. Lebar rangkaian pegunungan ini sekitar 30–50 km; di ujung baratnya terdapat Gunung Slamet dan bagian timur merupakan Dataran Tinggi Dieng dengan puncak-puncaknya Gunung Parahu dan Gunung Ungaran. Antara rangkaian Pegunungan Serayu Utara dan Pegunungan Serayu Selatan dipisahkan oleh Depresi Serayu yang membentang dari Majenang (Kabupaten Cilacap), Purwokerto, hingga Wonosobo. Sebelah timur depresi ini terdapat gunung berapi Sindoro dan Sumbing, dan sebelah timurnya lagi (kawasan Magelang dan Temanggung) adalah lanjutan depresi yang membatasi Gunung Merapi dan Gunung Merbabu.
Pegunungan Serayu Selatan merupakan bagian dari Cekungan Jawa Tengah Selatan yang terletak di bagian selatan provinsi Jawa Tengah. Mandala ini merupakan geoantiklin yang membentang dari barat ke timur sepanjang 100 kilometer dan terbagi menjadi dua bagian yang dipisahkan oleh lembah Jatilawang yaitu bagian barat dan timur. Bagian barat dibentuk oleh Gunung Kabanaran (360 m) dan bisa dideskripsikan mempunyai elevasi yang sama dengan Zona Depresi Bandung di Jawa Barat ataupun sebagai elemen struktural baru di Jawa Tengah. Bagian ini dipisahkan dari Zona Bogor oleh Depresi Majenang.
Bagian timur dibangun oleh antiklin Ajibarang (narrow anticline) yang dipotong oleh aliran Sungai Serayu. Pada timur Banyumas, antiklin tersebut berkembang menjadi antiklinorium dengan lebar mencapai 30 km pada daerah Lukulo (selatan Banjarnegara-Midangan 1043 m) atau sering disebut tinggian Kebumen (Kebumen High). Pada bagian paling ujung timur Mandala Pegunungan Serayu Selatan dibentuk oleh kubah Pegunungan Kulonprogo (1022 m), yang terletak di antara Purworejo dan Sungai Progo.
Kawasan pantai selatan Jawa Tengah juga memiliki dataran rendah yang sempit, dengan lebar 10–25 km. Selain itu terdapat Kawasan Karst Gombong Selatan. Perbukitan yang landai membentang sejajar dengan pantai, dari Yogyakarta hingga Cilacap. Sebelah timur Yogyakarta merupakan daerah pegunungan kapur yang membentang hingga pantai selatan Jawa Timur.
Hidrologi
Sungai-sungai yang bermuara di Laut Jawa di antaranya adalah Bengawan Silugonggo, Sungai Pemali, Kali Comal, dan Kali Bodri. Sedangkan, sungai-sungai yang bermuara di Samudra Hindia di antaranya adalah Kali Serayu, Sungai Bogowonto, Sungai Luk Ulo dan Kali Progo. Bengawan Solo adalah sungai terpanjang di Pulau Jawa (572 km); memiliki mata air di Pegunungan Sewu (Kabupaten Wonogiri), sungai ini mengalir ke utara, melintasi Kota Surakarta, dan akhirnya menuju ke Jawa Timur dan bermuara di daerah Gresik (dekat Surabaya).
Di antara waduk-waduk (Danau) yang utama di Jawa Tengah adalah Danau Gunung Rowo (Kabupaten Pati), Waduk Gajahmungkur (Kabupaten Wonogiri), Waduk Kedungombo (Kabupaten Boyolali, Grobogan dan Sragen), Danau Rawa Pening (Kabupaten Semarang), Waduk Cacaban (Kabupaten Tegal),Waduk Penjalin dan Waduk Malahayu (Kabupaten Brebes), Waduk Wadaslintang (perbatasan Kabupaten Kebumen dan Kabupaten Wonosobo), Waduk Gembong (Kabupaten Pati), Waduk Sempor (Kabupaten Kebumen) dan Waduk Mrica (Kabupaten Banjarnegara).
Gunung berapi
Terdapat 5 gunung berapi yang aktif di Jawa Tengah, yaitu: Gunung Merapi (di Magelang–Boyolali–Klaten), Gunung Slamet (di Pemalang–Purbalingga–Banyumas–Tegal–Brebes), Gunung Sindoro (di Temanggung–Wonosobo), Gunung Sumbing (di Temanggung–Wonosobo–Magelang), dan Gunung Parahu (di Batang–Kendal–Temanggung–Wonosobo).
Keadaan tanah
Menurut Lembaga Penelitian Tanah Bogor tahun 1969, jenis tanah wilayah Jawa Tengah didominasi oleh tanah latosol, aluvial, dan grumusol; sehingga hamparan tanah di provinsi ini termasuk tanah yang mempunyai tingkat kesuburan yang relatif subur.
Iklim
Jawa Tengah memiliki iklim tropis, dengan curah hujan tahunan rata-rata 2.000 meter, dan suhu rata-rata 21–32oC. Daerah dengan curah hujan tinggi terutama terdapat di Nusakambangan bagian barat, dan sepanjang Pegunungan Serayu Utara. Daerah dengan curah hujan rendah dan sering terjadi kekeringan di musim kemarau berada di daerah Blora dan sekitarnya serta di bagian selatan Kabupaten Wonogiri.
Pemerintahan
Secara administratif, Provinsi Jawa Tengah terdiri atas 29 kabupaten dan 6 kota. Administrasi pemerintahan kabupaten dan kota ini terdiri atas 545 kecamatan dan 8.490 desa/kelurahan.
Sebelum tahun 2003, Pemerintahan Daerah Jawa Tengah juga terdiri atas 3 kota administratif, yaitu Kota Purwokerto, Kota Cilacap, dan Kota Klaten. Namun sejak diberlakukannya otonomi daerah, kota-kota administratif tersebut dihapus dan menjadi bagian dalam wilayah kabupaten.
Menyusul otonomi daerah, 4 kabupaten memindahkan pusat pemerintahan ke wilayahnya sendiri, yaitu Kabupaten Magelang (dari Kota Magelang ke Mungkid) pada 1982, Kabupaten Semarang (dari Kota Semarang ke Ungaran) pada 1983, Kabupaten Tegal (dari Kota Tegal ke Slawi) pada 1984, serta Kabupaten Pekalongan (dari Kota Pekalongan ke Kajen pada 1986).
Daftar kabupaten dan kota
Daftar gubernur
Perwakilan
Jawa Tengah memiliki 77 wakil dari sepuluh daerah pemilihan ke DPR RI dan empat wakil ke DPD.
Demografi
Penduduk
Jumlah penduduk Provinsi Jawa Tengah berdasarkan data Badan Pusat Statistik provinsi Jawa Tengah tahun 2021 adalah 36.516.035 jiwa. Tiga kabupaten dengan jumlah penduduk terbesar adalah Kabupaten Brebes (1.978.759 jiwa), Kabupaten Cilacap (1.944.857 jiwa), dan Kabupaten Banyumas (1.776.918 jiwa). Sementara tiga kota dengan jumlah penduudk paling banyak ialah Kota Semarang (1.653.524 jiwa), Kota Surakarta (522.364 jiwa) dan Kota Pekalongan (307.150 jiwa).
Sebaran penduduk umumnya terkonsentrasi di pusat-pusat kota, baik kabupaten ataupun kota. Kawasan permukiman yang cukup padat berada di daerah Semarang Raya (termasuk Ungaran dan sebagian wilayah Kabupaten Demak dan Kendal), daerah Salatiga Raya (termasuk wilayah Kabupaten Semarang bagian selatan seperti Ambarawa, Bringin, Kopeng, Tengaran dan Suruh), Solo Raya (termasuk sebagian wilayah Kabupaten Karanganyar, Sukoharjo, dan Boyolali).
Pertumbuhan penduduk Provinsi Jawa Tengah sebesar 0,67% per tahun. Pertumbuhan penduduk tertinggi berada di Kabupaten Demak (1,45% per tahun), sedang yang terendah adalah Kota Pekalongan (0,09% per tahun).
Dari jumlah penduduk ini, 47% di antaranya merupakan angkatan kerja. Mata pencaharian paling banyak adalah di sektor pertanian (42,34%), diikuti dengan perdagangan (20,91%), industri (15,71%), dan jasa (10,98%).
Suku bangsa
Mayoritas penduduk Jawa Tengah adalah Suku Jawa. Jawa Tengah dikenal sebagai pusat budaya Jawa, di mana di kota Surakarta terdapat pusat istana kerajaan Jawa yang masih berdiri hingga kini. Suku minoritas yang cukup signifikan adalah Tionghoa, terutama di kawasan perkotaan meskipun di daerah pedesaan juga ditemukan. Pada umumnya, mereka bergerak di bidang perdagangan dan jasa. Komunitas Tionghoa sudah berbaur dengan Suku Jawa, dan banyak di antara mereka yang menggunakan bahasa Jawa dengan logat yang kental sehari-harinya. Pengaruh kental bisa kita rasakan saat berada di kota Semarang serta kota Lasem yang berada di ujung timur laut Jawa Tengah, bahkan Lasem dijuluki Le Petit Chinois atau Kota Tiongkok Kecil.
Di daerah perbatasan antara Jawa Tengah dengan Jawa Barat juga terdapat banyak orang beretnis Sunda. Mereka mendiami wilayah Kabupaten Brebes bagian selatan, Kabupaten Cilacap bagian barat dan utara serta sebagian kecil wilayah Kabupaten Banyumas tepatnya di Dusun Cijurig, Desa Dermaji, Kecamatan Lumbir. Jawa Tengah bagian barat seperti Cilacap, Brebes bagian barat dan sebagian Banyumas dahulu dalam sejarahnya termasuk kedalam wilayah Kerajaan Sunda Galuh menyebabkan banyak unsur budaya Sunda yang tersisa didalamnya, termasuk dalam penamaan daerah, bahasa, dan adat istiadat lainnya.
Di pedalaman Blora (perbatasan dengan provinsi Jawa Timur) terdapat komunitas Samin yang terisolasi, masyarakat ini adalah keturunan para pengikut Samin Surosentiko yang mengajarkan sedulur sikep, di mana mereka mengobarkan semangat perlawanan terhadap Belanda dalam bentuk lain di luar kekerasan. Selain itu, di beberapa kota-kota besar di Jawa Tengah ditemukan pula komunitas Arab-Indonesia. Mirip dengan komunitas Tionghoa, mereka biasanya bergerak di bidang perdagangan dan jasa.
Berdasarkan data dari Sensus Penduduk Indonesia 2010, berikut ini komposisi etnis atau suku bangsa di provinsi Jawa Tengah:
Catatan:* Dalam Sensus Penduduk Indonesia 2010, suku Jawa sudah termasuk Suku Osing, Tengger, dan Samin.
Bahasa
Bahasa resmi instansi pemerintahan di Jawa Tengah adalah bahasa Indonesia. Hingga 2019, Badan Bahasa mencatat ada 2 bahasa daerah di Jawa Tengah. Kedua bahasa tersebut adalah Jawa dan Sunda.
Sebagian besar masyarakat menggunakan bahasa Jawa sebagai bahasa sehari-hari. Bahasa Jawa dialek Solo-Jogja atau Mataram dianggap sebagai bahasa Jawa yang lazim dijumpai di sebagian besar wilayah Jawa Tengah bagian timur. Di samping itu, terdapat sejumlah dialek bahasa Jawa, namun secara umum terdiri dari dua, yakni kulonan dan timuran. Kulonan dituturkan di bagian barat Jawa Tengah, terdiri atas Dialek Banyumasan dan Dialek Tegal; dialek ini memiliki pengucapan yang cukup berbeda dengan bahasa Jawa Standar. Sedang Timuran dituturkan di bagian timur Jawa Tengah, di antaranya terdiri atas Dialek Mataram (Solo-Jogja), Dialek Semarang, dan Dialek Blora. Di antara perbatasan kedua dialek tersebut, dituturkan bahasa Jawa dengan campuran kedua dialek; daerah tersebut di antaranya adalah Pekalongan dan Kedu.
Dialek Mataram memiliki keunikan tersendiri. Dialek ini menerapkan dialek ragam Bahasa Jawakrama inggil (tingkat paling atas dalam Bahasa Jawa). Hal tersebut dipengaruhi dari adanya kerajaan Mataram dan Kasunanan Surakarta Hadiningrat (Solo) yang menyebabkan dialek disana sangat sopan. Wilayah karesidenan dari dua kerajaan tersebut juga terpengaruh tutur kata dan dialeknya untuk wajib menggunakan kromo. Etnografi masyarakat karesidenen wilayah kerajaan memiliki konsep miturut marang Rama (Patuh atau tunduk kepada bapak, dalam hal ini Raja secara spesifik). Lambang bapak sebagai raja juga memengaruhi adat masyarakat patrilineal. Kehidupan kerajaan yang luhur diadaptasikan oleh masyarakat dalam bergaul dan berbahasa atau bertutur.
Di wilayah-wilayah berpopulasi Sunda, yaitu di kabupaten Brebes bagian selatan, dan kabupaten Cilacap bagian utara dan barat sekitar kecamatan Dayeuhluhur, orang Sunda masih menggunakan bahasa Sunda dalam kehidupan sehari-harinya. Kelahiran dialek ini dipengaruhi salah satunya jalur perdagangan. Perdagangan secara morfologi menghadirkan komunikasi dua arah antara pedagang dengan pembeli.
Berbagai macam dialek Bahasa Jawa yang terdapat di Jawa Tengah:
dialek Pekalongan (Kota Pekalongan, Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Batang, bagian timur Kabupaten Pemalang)
dialek Kedu–Bagelen (Kabupaten Magelang, Kabupaten Temanggung, Kabupaten Wonosobo, Kota Magelang dan sebagian Kabupaten Kebumen, Kabupaten Purworejo)
dialek Semarangan (Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Kota Salatiga, Kabupaten Kendal, Kabupaten Demak)
dialek Pantura Timur atau dialek Muriaan (Kabupaten Pati, Kabupaten Jepara, Kabupaten Rembang, Kabupaten Kudus)
dialek Blora (Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Blora)
dialek Mataram atau Surakarta (Kota Surakarta, Kabupaten Klaten, Kabupaten Sragen, Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Karanganyar yang berbatasan dengan Daerah Istimewa Yogyakarta)
dialek Banyumasan atau dialek Ngapak Selatan (Kabupaten Banyumas, Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Kebumen, Kabupaten Cilacap, bagian selatan Kabupaten Pemalang)
dialek Tegal atau dialek Ngapak Pantura (Kota Tegal, Kabupaten Tegal, Kabupaten Brebes, bagian utara Kabupaten Pemalang)
Berbagai macam dialek Bahasa Sunda yang terdapat di Jawa Tengah:
Bahasa Sunda dialek Timur-Laut, yang digunakan di wilayah Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Cirebon di provinsi Jawa Barat juga digunakan pada wilayah Kabupaten Brebes bagian Barat dan Selatan yang merupakan wilayah provinsi Jawa Tengah.
Bahasa Sunda dialek Tenggara, yang digunakan di wilayah Kabupaten Ciamis sekitar Kota Ciamis, Kabupaten Pangandaran dan Kota Banjar di provinsi Jawa Barat juga digunakan pada wilayah Kabupaten Cilacap bagian Utara dan Barat serta Desa Dermaji, Kecamatan Lumbir di Kabupaten Banyumas yang merupakan wilayah provinsi Jawa Tengah.
Pendidikan bahasa daerah
Agama
Persentasi penduduk menurut agama yang dianut di provinsi Jawa Tengah, berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2021, yakni;
Sebagian besar penduduk Jawa Tengah beragama Islam yang umumnya dikategorikan ke dalam dua golongan, yaitu kaum Santri dan Abangan. Kaum santri mengamalkan ajaran agama sesuai dengan syariat Islam, sedangkan kaum abangan walaupun menganut Islam namun dalam praktiknya masih terpengaruh Kejawen yang kuat.
Agama lain yang dianut adalah Kristen (Protestan dan Katolik), Hindu, Buddha, Kong Hu Cu, dan aliran kepercayaan. Provinsi Jawa Tengah merupakan pusat penyebaran Kristen dan Katolik di Pulau Jawa. Seperti di kota Semarang, Magelang, Surakarta dan Salatiga yang memiliki populasi umat Kristen sekitar 15% hingga 25%.
Perekonomian
Pertanian merupakan sektor utama perekonomian Jawa Tengah, di mana mata pencaharian di bidang ini digeluti hampir separuh dari angkatan kerja terserap.
Kawasan hutan meliputi 20% wilayah provinsi, terutama di bagian utara dan selatan. Daerah Rembang, Blora, Grobogan adalah penghasil kayu jati. Jawa Tengah juga terdapat sejumlah industri besar dan menengah. Daerah Semarang–Ungaran–Demak–Kudus merupakan kawasan industri utama di Jawa Tengah. Kudus dikenal sebagai pusat industri rokok. Di Cilacap terdapat industri semen. Solo, Pekalongan, Juwana, dan Lasem dikenal sebagai kota Batik yang kental dengan nuansa klasik.
Blok Cepu di pinggiran Kabupaten Blora (perbatasan Jawa Timur dan Jawa Tengah) terdapat cadangan minyak bumi yang cukup signifikan, dan kawasan ini sejak zaman Hindia Belanda telah lama dikenal sebagai daerah tambang minyak.
Pendidikan tinggi
Jawa Tengah memiliki sejumlah perguruan tinggi terkemuka, terutama di kota Semarang, kabupaten kendal dan Surakarta. Perguruan tinggi negeri meliputi: Universitas Diponegoro (Undip), Universitas Negeri Semarang (Unnes), Politeknik Negeri Semarang (Polines), Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang (Poltekkes) dan Universitas Islam Negeri UIN Walisongo di Semarang; Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu di Kabupaten Kendal; Universitas Sebelas Maret (UNS), Insitut Agana Islam Surakarta (IAIN), Politeknik Kesehatan Kemenkes Surakarta (Poltekkes) Institut Agama Islam Negeri (Stain) Salatiga, dan Institut Seni Indonesia di Surakarta, serta Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) di Purwokerto, Universitas Tidar (Untidar) di Magelang
Sedangkan universitas swasta di Jawa Tengah antara lain Universitas Ivet semarang (UNISVET) Universitas Semarang (USM) yang didirikan oleh Yayasan Alumni Universitas Diponegoro (Undip), Universitas PGRI Semarang (UPGRIS), Universitas Stikubank Semarang (Unisbank), Universitas 17 Agustus 1945 Semarang (UNTAG), Universitas Dian Nuswantoro Semarang (UDINUS), Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) di Salatiga, Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) dan Unika Soegijapranata di Semarang, STIE Bank BPD Jateng, Universitas Muhammadiyah Surakarta di Sukoharjo, Universitas Veteran Bangun Nusantara (UNIVET BANTARA) Sukoharjo, Politeknik Bhakti Mulia di Sukoharjo, Universitas Muhammadiyah Magelang, Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Universitas Muhammadiyah Semarang (UNIMUS), Universitas Muhammadiyah Purworejo (UMP), Universitas Muhammadiyah Kudus (UMKU), Universitas Pekalongan UNIKAL, Universitas Setia Budi (USB), Universitas Surakarta (UNSA), Universitas Batik (Uniba), Politeknik Indonusa Surakarta, Universitas Sains Al-Qur'an (UNSIQ Wonosobo), Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Informatika dan Komputer Duta Bangsa (STMIK Dubang), Institut Agama Islam Negeri IAIN Pekalongan, Sekolah Tinggi Manajemen Informatika Dan Komputer Widya Pratama Pekalongan STMIK Widya Pratama Pekalongan, Universitas Panca Sakti di Tegal, Universitas Muhadi Setiabudi di Brebes, Sekolah Tinggi Agama Islam Pati (STAIP) dan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Informatika dan Komputer Abadi Karya Indonesia (STIMIK AKI) di Pati, STIE YPPI Rembang, Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdathul Ulama (STAINU) Kebumen, serta Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STAINU) Putra Bangsa di Kebumen.
Selain itu juga terdapat Akademi Militer (Akmil) dan SMA Taruna Nusantara di Magelang serta Akademi Kepolisian di Semarang.
LPLP Tutuko adalah lembaga pendidikan aviasi dan maintenance penerbangan (mekanik) di Surakarta (Jalan Merapi, Surakarta) dan Yogyakarta (Jalan Sorosutan, Yogyakarta).
Pariwisata
Jawa Tengah memiliki banyak objek wisata yang sangat menarik. Kota Semarang, misalnya, memiliki sejumlah bangunan kuno. Objek wisata di kota ini termasuk Puri Maerokoco (Taman Mini Jawa Tengah), Museum Jawa Tengah Ranggawarsita dan Museum Rekor Indonesia (MURI). Banyak Wisata alam yang terdapat di JaWa Tengah seperti Air Terjun Grenjengan SeWu, Gua Wareh, Goa Pancur yang terdapat di Pantai Utara Jawa Pati.
Kabupaten Jepara terdapat sejumlah bangunan kuno yaitu: Candi Angin, Masjid Mantingan, Kelenteng Hian Thian Siang Tee, Benteng Portugis, Benteng VOC, Museum Gong Perdamaian Dunia, Museum R.A Kartini.
Salah satu kebanggaan provinsi ini adalah Candi Borobudur, yakni monumen Buddha terbesar di dunia yang dibangun pada abad ke-9, terdapat di Kabupaten Magelang. Candi Mendut dan Candi Pawon juga terletak dalam satu kawasan dengan Borobudur.
Candi Prambanan di Klaten adalah kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia. Di kawasan Dieng terdapat kelompok candi-candi Hindu, yang diduga dibangun sebelum era Mataram Kuno. Kompleks candi Gedong Songo terletak di lereng Gunung Ungaran, Kabupaten Semarang. Di kawasan kecamatan Keling tepatnya di desa Tempur terdapat Candi Angin.
Surakarta dipandang sebagai salah satu pusat kebudayaan Jawa, di mana di kota ini terdapat Keraton Kasunanan dan Pura Mangkunegaran. Objek wisata menarik di timur kota ini adalah beberapa wisata air terjun seperti Air Terjun Jumog, serta yang terkenal adalah Air Terjun Grojogan Sewu. Adapula candi-candi peninggalan Majapahit yang ketiganya terletak di Kabupaten Karanganyar; serta Museum Manusia Purba Sangiran yang terletak di Jalan Solo–Purwodadi tepatnya Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen. Di bagian selatan wilayah Surakarta, Kabupaten Wonogiri terdapat beberapa wisata air, seperti Waduk Gajah Mungkur, serta Pantai Nampu dan Pantai Sembukan dengan hamparan tebing dan pasir putihnya.
Bagian selatan Jawa Tengah juga menyimpan sejumlah objek wisata menarik, di antaranya Goa Jatijajar, Goa Pancur, Gua Petruk, Pantai Menganti, Benteng Van der Wijk, Pantai Suwuk, Waduk Sempor, Air Terjun Sudimoro, Air Terjun Sawangan, Goa Barat, Hutan Mangrove Logending, Geowisata Karangsambung, Pemandian Air Panas Krakal dan Pantai Karangbolong di Kabupaten Kebumen, serta Baturraden di Kabupaten Banyumas.
Di bagian pantura barat Jawa Tengah terdapat objek wisata Guci di lereng Gunung Slamet, Kabupaten Tegal, Kota Pekalongan yang dikenal dengan julukan 'kota batik', dan Pantai Widuri di Kabupaten Pemalang.
Kawasan pantura timur banyak menyimpan wisata religius. Masjid Agung Demak yang didirikan pada abad ke-16 merupakan bangunan artistik dengan paduan arsitektur Islam dan Hindu. Demak adalah kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa. Kawasan pantura timur terdapat 5 makam wali sanga, yakni Sunan Ngerang , Sunan Prawoto, Sunan Makhdum di Pati , Sunan Kalijaga di Demak, Sunan Kudus, Sunan Muria di Kabupaten Kudus. Beberapa tempat tujuan wisata di Pati di antaranya adalah Makam dan Masjid Peninggalan Syekh Ahmad Mutamakkin kajen Margoyoso Pati, Patung dan Makam Raden Adipati Tombronegoro, Syekh Ronggo Kusumo Ngemplak, Syekh Hendro Kusumo Sukoharjo, makam Syech Jangkung (Saridin), Goa Wareh, Gua Pancur, Waduk Gunungrowo, Waduk Seloromo, ViHara SaddaGHiri Jrahi, Juwana Water Park Fantasy (JWF), Agrowisata Kebun Kopi Jolong dan Pintu Gerbang Majapahit. Sementara itu di Kabupaten Rembang terdapat wisata ziarah, alam, dan sejarah, seperti di Pasujudan Sunan Bonang dan Masjid Sunan Bonang di desa Bonang, Lasem, makam Tumenggung Wilwatikta Mpu Santibadra yang tersohor sebab mengarang kitab Pustaka Sabda Badra Santi, makam pahlawan nasional RA. Kartini, Vihara Ratanavana Arama Lasem, Kelenteng Cu An Kiong, telusur kota tua Lasem, situs arkeologi Plawangan dan Terjan wisata pantai di pantai Tasikharjo, pantai Karangjahe, Punjulharjo, pantai Gedong/Caruban, pantai Binangun, hutan bakau Banggi, Dampo Awang Beach serta wisata alam pendakian Gunung Lasem,
Perayaan
Perayaan tradisional
Pesta Lomban
Baritan
Pesta Baratan
Perang Obor
Chambeng Welahan
Dhandhangan
Dugderan
Ederan
Uler-Uler
Ruwahan
Megengan Demak
Sekaten
Grebeg Besar Demak
Meron
Festival Memeden Gadu
Jembul Tulakan
Nyadran
Syawalan
Festival Oncor
Festival Seni & Budaya Ukir
Jepara Thongtek Carnival
Jepara Bedug Festival
Perayaan modern
Jateng Fair
Karshival
Pati Tourism Expo
Pati Cooking Expo
Demak Expo
Jepara Expo
Kajen Expo
Rembang Expo
Loram Expo
Kendal Expo
Purwodadi Expo
Jepara Culinary Expo
Festival Lasem
Kudus Expo
Karimunjava Sail
Lasem Batik Carnival
Semarang Fashion On The Street
Pekan Raya Grobogan
Dieng Culture Festival
Jepara Cultural Festival
Batang Expo
Jepara Fashion On The Street
Solo Batik Carnival
Transportasi
Jawa Tengah dilalui beberapa ruas jalan nasional, yang meliputi jalur lintas utara (menghubungkan Jakarta–Semarang–Pati–Tuban–Surabaya–Banyuwangi), jalur lintas tengah (menghubungkan Jakarta–Tegal–Purwokerto–Yogyakarta–Surakarta–Ngawi–Surabaya), jalur lintas selatan (menghubungkan Bandung–Cilacap–Yogyakarta–Surakarta–Ngawi–Surabaya), serta jalur Semarang–Solo. Losari, pintu gerbang Jawa Tengah sebelah barat dapat ditempuh 3,5–4 jam perjalanan dari Jakarta. Selain itu, Jawa Tengah juga dilintasi beberapa ruas Jalan Tol Trans Jawa, yakni Jalan Tol Kanci–Pejagan; Jalan Tol Pejagan–Pemalang; Jalan Tol Pemalang–Batang; Jalan Tol Semarang–Batang; Jalan Tol Semarang ABC; Jalan Tol Semarang–Solo; dan Jalan Tol Solo–Ngawi yang menghubungkan antar kota di Jawa Tengah; Jawa Timur; Jawa Barat; dan DKI Jakarta. Saat ini juga direncanakan pembangunan Jalan Tol Semarang–Demak dan Jalan Tol Demak–Tuban yang menghubungkan antara kota-kota di pantai utara Jawa Tengah dengan Jawa Timur, Jalan Tol Yogyakarta–Solo; Jalan Tol Yogyakarta–Magelang–Bawen; dan Jalan Tol Yogyakarta–Cilacap yang menghubungkan Jawa Tengah dengan Daerah Istimewa Yogyakarta; serta Jalan Tol Tegal–Cilacap yang menghubungkan antara kota di pantai utara Jawa Tengah dengan wilayah selatan.
Jawa Tengah merupakan provinsi yang pertama kali mengoperasikan jalur kereta api, yakni pada tahun 1867 di Semarang dengan rute Semarang–Tanggung yang berjarak 26 km, atas permintaan Raja Willem I untuk keperluan militer di Semarang maupun hasil bumi ke Gudang Semarang. Saat ini jalur kereta api yang melintasi Jawa Tengah adalah lintas utara (Jakarta–Cirebon–Semarang–Surabaya), lintas tengah (Jakarta–Purwokerto–Yogyakarta–Surakarta–Surabaya), lintas selatan (Bandung–Tasikmalaya–Yogyakarta–Surakarta–Surabaya), jalur Solo–Gundih–Semarang, Tegal–Slawi–Prupuk, dan Maos–Cilacap. Jalur kereta Solo–Wonogiri yang telah lama mati dihidupkan kembali pada tahun 2005. Jalur lain yang diaktifkan kembali adalah jalur rel Kedungjati–Ambarawa yang menghubungkan stasiun Bringin, stasiun Tuntang dan berakhir di stasiun Ambarawa serta Kutoarjo–Purworejo dan jalur percabangan –Pelabuhan Tanjung Emas. Dari stasiun Ambarawa dapat berlanjut sampai stasiun Bedono pada tahun 2015 mendatang. Namun jalur percabangan Kutoarjo–Purworejo akan diaktifkan lagi pada akhir tahun 2023 diikuti dengan reaktivasi Stasiun Purworejo yang sempat punah pada tahun 2010.
Untuk transportasi udara, Bandara Ahmad Yani di Semarang dan Bandara Adi Soemarmo di Boyolali adalah bandara komersial yang paling penting di Jawa Tengah. Selain itu juga terdapat Bandara Dewandaru di Jepara (Kec. Karimunjawa), Bandara Tunggulwulung di Cilacap, Bandar Udara Jenderal Besar Soedirman di Purbalingga, Bandar Udara Ngloram di Blora (Kec. Cepu). Penerbangan Jakarta–Semarang atau Jakarta–Surakarta dapat ditempuh dalam waktu 45–50 menit.
Referensi
Lihat pula
Masakan Jawa
Minuman Jawa
Makanan khas Jawa Tengah
Daftar Provinsi Indonesia
Pranala luar
Situs web resmi pemerintah provinsi Jawa Tengah
Situs web resmi panduan wisata Jawa Tengah
Provinsi di Indonesia
Negara dan wilayah yang didirikan tahun 1945
Pendirian tahun 1945 di Indonesia | 3,901 |
5439 | https://id.wikipedia.org/wiki/Majelis%20Permusyawaratan%20Rakyat%20Republik%20Indonesia | Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia | Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia atau cukup disebut Majelis Permusyawaratan Rakyat (disingkat MPR RI atau MPR) adalah lembaga legislatif bikameral yang merupakan salah satu lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia. Setelah amandemen UUD 1945, anggota MPR terdiri dari anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Daerah.
Sebelum Reformasi, MPR merupakan lembaga tertinggi negara. MPR bersidang sedikitnya sekali dalam satu tahun di ibu kota negara, Jakarta.
Sejarah
Sejak 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia memulai sejarahnya sebagai sebuah bangsa yang masih muda dalam menyusun pemerintahan, politik, dan administrasi negaranya. Landasan berpijaknya adalah ideologi Pancasila yang diciptakan oleh bangsa Indonesia sendiri beberapa minggu sebelumnya dari penggalian serta perkembangan budaya masyarakat Indonesia dan sebuah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pra Amendemen yang baru ditetapkan keesokan harinya pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia.
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (pra Amendemen) tersebut mengatur berbagai macam lembaga negara dari Lembaga Tertinggi Negara hingga Lembaga Tinggi Negara. Konsepsi penyelenggaraan negara yang demokratis oleh lembaga-lembaga negara tersebut sebagai perwujudan dari sila keempat yang mengedepankan prinsip demokrasi perwakilan dituangkan secara utuh didalamnya.
Kehendak untuk mengejawantahkan aspirasi rakyat dalam sistem perwakilan, untuk pertama kalinya dilontarkan oleh Bung Karno, pada pidatonya tanggal 1 Juni 1945. Muhammad Yamin juga mengemukakan perlunya prinsip kerakyatan dalam konsepsi penyelenggaraan negara. Begitu pula dengan Soepomo yang mengutarakan idenya akan Indonesia merdeka dengan prinsip musyawarah dengan istilah Badan Permusyawaratan. Ide ini didasari oleh prinsip kekeluargaan, dimana setiap anggota keluarga dapat memberikan pendapatnya.
Dalam rapat Panitia Perancang Undang-Undang Dasar, Soepomo menyampaikan bahwa ‘’Badan Permusyawaratan’’ berubah menjadi ‘’Majelis Permusyawaratan Rakyat’’ dengan anggapan bahwa majelis ini merupakan penjelmaan seluruh rakyat Indonesia, yang mana anggotanya terdiri atas seluruh wakil rakyat, seluruh wakil daerah, dan seluruh wakil golongan. Konsepsi Majelis Permusyawaratan Rakyat inilah yang akhirnya ditetapkan dalam Sidang PPKI pada acara pengesahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (pra Amendemen).
Masa Orde Lama (1945–1965) dan Orde Baru (1965–1999)
Pada awal masa Orde Lama, MPR belum dapat dibentuk secara utuh karena gentingnya situasi saat itu. Hal ini telah diantispasi oleh para pendiri bangsa dengan Pasal IV Aturan Peralihan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (pra Amendemen) menyebutkan, Sebelum Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Pertimbangan Agung dibentuk menurut Undang-Undang Dasar ini, segala kekuasaannya dijalankan oleh Presiden dengan bantuan sebuah Komite Nasional.
Sejak diterbitkannya Maklumat Wakil Presiden Nomor X, terjadi perubahan-perubahan yang mendasar atas kedudukan, tugas, dan wewenang KNIP. Sejak saat itu mulailah lembaran baru dalam sejarah ketatanegaraan Indonesia, yakni KNIP diserahi kekuasaan legislatif dan ikut menetapkan Garis-garis Besar Haluan Negara. Dengan demikian, pada awal berlakunya Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (pra Amendemen) dimulailah lembaran pertama sejarah MPR, yakni terbentuknya KNIP sebagai embrio MPR.
Pada masa berlakunya Konstitusi Republik Indonesia Serikat (1949-1950) dan Undang-Undang Dasar Sementara (1950-1959), lembaga MPR tidak dikenal dalam konfigurasi ketatanegaraan Republik Indonesia. Pada tanggal 15 Desember 1955 diselenggarakan pemilihan umum untuk memilih anggota Konstituante yang diserahi tugas membuat Undang-Undang Dasar.
Namun, Konstituante yang semula diharapkan dapat menetapkan Undang-Undang Dasar ternyata menemui jalan buntu. Di tengah perdebatan yang tak berujung pangkal, pada tanggal 22 April 1959 Pemerintah menganjurkan untuk kembali ke UUD 1945, tetapi anjuran ini pun tidak mencapai kesepakatan di antara anggota Konstituante.
Dalam suasana yang tidak menguntungkan itu, tanggal 5 Juli 1959, Presiden Soekarno mengeluarkan Dekret Presiden yang berisikan:
Pembubaran Konstituante,
Berlakunya kembali UUD 1945 dan tidak berlakunya lagi UUD Sementara 1950,
Pembentukan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) dan Dewan Pertimbangan Agung Sementara (DPAS).
Untuk melaksanakan Pembentukan MPRS sebagaimana diperintahkan oleh Dekret Presiden 5 Juli 1959, Presiden mengeluarkan Penetapan Presiden Nomor 2 Tahun 1959 yang mengatur Pembentukan MPRS sebagai berikut:
MPRS terdiri atas Anggota DPR Gotong Royong ditambah dengan utusan-utusan dari daerah-daerah dan golongan-golongan.
Jumlah Anggota MPR ditetapkan oleh Presiden.
Yang dimaksud dengan daerah dan golongan-golongan ialah Daerah Swatantra Tingkat I dan Golongan Karya.
Anggota tambahan MPRS diangkat oleh Presiden dan mengangkat sumpah menurut agamanya di hadapan Presiden atau Ketua MPRS yang dikuasakan oleh Presiden.
MPRS mempunyai seorang Ketua dan beberapa Wakil Ketua yang diangkat oleh Presiden.
Jumlah anggota MPRS pada waktu dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 199 Tahun 1960 berjumlah 616 orang yang terdiri dari 257 Anggota DPR-GR, 241 Utusan Golongan Karya, dan 118 Utusan Daerah.
Pada tanggal 30 September 1965 terjadi peristiwa G-30-S. Dalam rangka pembersihan keanggotaan MPRS dari unsur PKI, yang dituduh sebagai dalang, dan ditegaskan dalam Undang-undang Nomor 4 Tahun 1966 bahwa sebelum terbentuknya Majelis Permusyawaratan Rakyat yang dipilih oleh rakyat, maka MPRS menjalankan tugas dan wewenangnya sesuai dengan UUD 1945 sampai MPR hasil Pemilihan Umum terbentuk.
Masa Reformasi (1999–sekarang)
Bergulirnya reformasi yang menghasilkan perubahan konstitusi telah mendorong para pengambil keputusan untuk tidak menempatkan MPR dalam posisi sebagai lembaga tertinggi. Setelah reformasi, MPR menjadi lembaga negara yang sejajar kedudukannya dengan lembaga-lembaga negara lainnya, bukan lagi penjelmaan seluruh rakyat Indonesia yang melaksanakan kedaulatan rakyat. Perubahan Undang-Undang Dasar telah mendorong penataan ulang posisi lembaga-lembaga negara terutama mengubah kedudukan, fungsi dan kewenangan MPR yang dianggap tidak selaras dengan pelaksanaan prinsip demokrasi dan kedaulatan rakyat sehingga sistem ketatanegaraan dapat berjalan optimal.
Pasal 1 ayat (2) yang semula berbunyi: “Kedaulatan adalah di tangan rakyat, dan dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat.”, setelah perubahan Undang-Undang Dasar diubah menjadi “Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar.” Dengan demikian pelaksanaan kedaulatan rakyat tidak lagi dijalankan sepenuhnya oleh sebuah lembaga negara, yaitu MPR, tetapi melalui cara-cara dan oleh berbagai lembaga negara yang ditentukan oleh UUD 1945.
Tugas, dan wewenang MPR secara konstitusional diatur dalam Pasal 3 UUD 1945, yang sebelum maupun setelah perubahan salah satunya mempunyai tugas mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar sebagai hukum dasar negara yang mengatur hal-hal penting dan mendasar. Oleh karena itu dalam perkembangan sejarahnya MPR dan konstitusi yaitu Undang-Undang Dasar mempunyai keterkaitan yang erat seiring dengan perkembangan ketatanegaraan Indonesia.
Tugas dan wewenang
Mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar
MPR berwenang mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Dalam mengubah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, anggota MPR tidak dapat mengusulkan pengubahan terhadap Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Usul pengubahan pasal Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 diajukan oleh sekurangkurangnya 1/3 (satu pertiga) dari jumlah anggota MPR. Setiap usul pengubahan diajukan secara tertulis dengan menunjukkan secara jelas pasal yang diusulkan diubah beserta alasannya.
Usul pengubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 diajukan kepada pimpinan MPR. Setelah menerima usul pengubahan, pimpinan MPR memeriksa kelengkapan persyaratannya, yaitu jumlah pengusul dan pasal yang diusulkan diubah yang disertai alasan pengubahan yang paling lama dilakukan selama 30 (tiga puluh) hari sejak usul diterima pimpinan MPR. Dalam pemeriksaan, pimpinan MPR mengadakan rapat dengan pimpinan fraksi dan pimpinan Kelompok Anggota MPR untuk membahas kelengkapan persyaratan.
Jika usul pengubahan tidak memenuhi kelengkapan persyaratan, pimpinan MPR memberitahukan penolakan usul pengubahan secara tertulis kepada pihak pengusul beserta alasannya. Namun, jika pengubahan dinyatakan oleh pimpinan MPR memenuhi kelengkapan persyaratan, pimpinan MPR wajib menyelenggarakan sidang paripurna MPR paling lambat 60 (enam puluh) hari. Anggota MPR menerima salinan usul pengubahan yang telah memenuhi kelengkapan persyaratan paling lambat 14 (empat belas) hari sebelum dilaksanakan sidang paripurna MPR.
Sidang paripurna MPR dapat memutuskan pengubahan pasal Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dengan persetujuan sekurang-kurangnya 50% (lima puluh persen) dari jumlah anggota ditambah 1 (satu) anggota.
Melantik Presiden dan Wakil Presiden hasil pemilihan umum
MPR melantik Presiden dan Wakil Presiden hasil pemilihan umum dalam sidang paripurna MPR. Sebelum reformasi, MPR yang merupakan lembaga tertinggi negara memiliki kewenangan untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden dengan suara terbanyak, namun sejak reformasi bergulir, kewenangan itu dicabut sendiri oleh MPR. Perubahan kewenangan tersebut diputuskan dalam Sidang Paripurna Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia ke-7 (lanjutan 2) tanggal 09 November 2001, yang memutuskan bahwa Presiden dan Wakil Presiden dipilih secara langsung oleh rakyat, Pasal 6A ayat (1).
Memutuskan usul DPR untuk memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden dalam masa jabatannya
MPR wajib menyelenggarakan sidang paripurna MPR untuk memutuskan usul DPR mengenai pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden pada masa jabatannya paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak MPR menerima usul. Usul DPR harus dilengkapi dengan putusan Mahkamah Konstitusi bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden terbukti melakukan pelanggaran hukum baik berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, maupun perbuatan tercela dan/atau terbukti bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden.
Keputusan MPR terhadap usul pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden diambil dalam sidang paripurna MPR yang dihadiri sekurang-kurangnya 3/4 (tiga perempat) dari jumlah anggota dan disetujui oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari jumlah anggota yang hadir.
Melantik Wakil Presiden menjadi Presiden
Jika Presiden mangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya, ia digantikan oleh Wakil Presiden sampai berakhir masa jabatannya.
Jika terjadi kekosongan jabatan Presiden, MPR segera menyelenggarakan sidang paripurna MPR untuk melantik Wakil Presiden menjadi Presiden. Dalam hal MPR tidak dapat mengadakan sidang, Presiden bersumpah menurut agama atau berjanji dengan sungguh-sungguh di hadapan rapat paripurna DPR. Dalam hal DPR tidak dapat mengadakan rapat,Presiden bersumpah menurut agama atau berjanji dengan
sungguh-sungguh di hadapan pimpinan MPR dengan disaksikan oleh pimpinan Mahkamah Agung
Memilih Wakil Presiden
Dalam hal terjadi kekosongan Wakil Presiden, MPR menyelenggarakan sidang paripurna dalam waktu paling lambat 60 (enam puluh) hari untuk memilih Wakil Presiden dari 2 (dua) calon yang diusulkan oleh Presiden apabila terjadi kekosongan jabatan Wakil
Presiden dalam masa jabatannya.
Memilih Presiden dan Wakil Presiden
Apabila Presiden dan Wakil Presiden mangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya secara bersamaan, MPR menyelenggarakan sidang paripurna paling lambat 30 (tiga puluh) hari untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden, dari 2 (dua) pasangan calon presiden dan wakil presiden yang diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik yang pasangan calon Presiden dan Wakil Presidennya meraih suara terbanyak pertama dan kedua dalam pemilihan umum sebelumnya, sampai berakhir masa jabatannya.
Dalam hal Presiden dan Wakil Presiden mangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya secara bersamaan, pelaksana tugas kepresidenan adalah Menteri Luar Negeri, Menteri Dalam Negeri, dan Menteri Pertahanan secara bersama-sama.
Keanggotaan
MPR terdiri atas anggota DPR dan anggota DPD yang dipilih melalui pemilihan umum. Keanggotaan MPR diresmikan dengan keputusan Presiden. Sebelum reformasi, MPR terdiri atas anggota DPR, utusan daerah, dan utusan golongan, menurut aturan yang ditetapkan undang-undang. Jumlah anggota MPR periode 2019–2024 adalah 711 orang yang terdiri atas 575 Anggota DPR dan 136 anggota DPD. Masa jabatan anggota MPR adalah 5 tahun, dan berakhir bersamaan pada saat anggota MPR yang baru mengucapkan sumpah/janji.
Anggota MPR sebelum memangku jabatannya mengucapkan sumpah/janji secara bersama-sama yang dipandu oleh Ketua Mahkamah Agung dalam sidang paripurna MPR. Anggota MPR yang berhalangan mengucapkan sumpah/janji secara bersama-sama, mengucapkan sumpah/janji yang dipandu oleh pimpinan MPR.
Hak dan kewajiban anggota
Hak anggota
Mengajukan usul pengubahan pasal Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Menentukan sikap dan pilihan dalam pengambilan keputusan.
Memilih dan dipilih.
Membela diri.
Imunitas.
Protokoler.
Keuangan dan administratif.
Kewajiban anggota
Memegang teguh dan mengamalkan Pancasila.
Melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan menaati peraturan perundang-undangan.
Mempertahankan dan memelihara kerukunan nasional dan menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Mendahulukan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi, kelompok, dan golongan.
Melaksanakan peranan sebagai wakil rakyat dan wakil daerah.
Fraksi dan kelompok anggota
Fraksi
Fraksi adalah pengelompokan anggota MPR yang mencerminkan konfigurasi partai politik. Fraksi dapat dibentuk oleh partai politik yang memenuhi ambang batas perolehan suara dalam penentuan perolehan kursi DPR. Setiap anggota MPR yang berasal dari anggota DPR harus menjadi anggota salah satu fraksi. Fraksi dibentuk untuk mengoptimalkan kinerja MPR dan anggota dalam melaksanakan tugasnya sebagai wakil rakyat. Pengaturan internal fraksi sepenuhnya menjadi urusan fraksi masing-masing.
Kelompok anggota
Kelompok Anggota adalah pengelompokan anggota MPR yang berasal dari seluruh anggota DPD. Kelompok Anggota dibentuk untuk meningkatkan optimalisasi dan efektivitas kinerja MPR dan anggota dalam melaksanakan tugasnya sebagai wakil daerah. Pengaturan internal Kelompok Anggota sepenuhnya menjadi urusan Kelompok Anggota.
Alat kelengkapan
Alat kelengkapan MPR terdiri atas; Pimpinan dan Panitia Ad Hoc.
Pimpinan
Pimpinan MPR terdiri atas 1 (satu) orang ketua yang berasal dari anggota DPR dan 4 (empat) orang wakil ketua yang terdiri atas 2 (dua) orang wakil ketua berasal dari anggota DPR dan 2 (dua) orang wakil ketua berasal dari anggota DPD, yang ditetapkan dalam sidang paripurna MPR. Namun pada periode 2014 - 2019 pemilihan pimpinan MPR dilaksanakan dengan mengajukan 2 paket yang di usung oleh dua koalisi besar (KMP dan KIH) dengan struktur terdiri 4 orang dari DPR dan 1 orang dari DPD.
Panitia Ad Hoc
Panitia ad hoc MPR terdiri atas pimpinan MPR dan paling sedikit 5% (lima persen) dari jumlah anggota dan paling banyak 10% (sepuluh persen) dari jumlah anggota yang susunannya mencerminkan unsur DPR dan unsur DPD secara proporsional dari setiap fraksi dan Kelompok Anggota MPR.
Sidang
MPR bersidang sedikitnya sekali dalam lima tahun di ibu kota negara.
Sidang MPR sah apabila dihadiri:
sekurang-kurangnya 3/4 dari jumlah Anggota MPR untuk memutus usul DPR untuk memberhentikan Presiden/Wakil Presiden
sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah Anggota MPR untuk mengubah dan menetapkan UUD
sekurang-kurangnya 50%+1 dari jumlah Anggota MPR sidang-sidang lainnya
Putusan MPR sah apabila disetujui:
sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah Anggota MPR yang hadir untuk memutus usul DPR untuk memberhentikan Presiden/Wakil Presiden
sekurang-kurangnya 50%+1 dari seluruh jumlah Anggota MPR untuk memutus perkara lainnya.
Sebelum mengambil putusan dengan suara yang terbanyak, terlebih dahulu diupayakan pengambilan putusan dengan musyawarah untuk mencapai hasil yang mufakat.
Sekretariat Jenderal
Sekretariat Jenderal Majelis Permusyawaratan (disingkat Setjen MPR) adalah aparatur pemerintah yang berbentuk Kesekretariatan Lembaga Negara. Setjen MPR dipimpin oleh seorang Sekretaris Jenderal yang berada di bawah MPR dan bertanggung jawab kepada Pimpinan MPR.
Lihat pula
Ketua MPR
DPD
Ketua DPD
Sidang Istimewa MPR
DPR
Ketua DPR
Presiden
Wakil Presiden
Volksraad
Gedung DPR/MPR
Sekretariat Jenderal Majelis Permusyawaratan Rakyat
Empat Pilar Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia
Referensi
Pranala luar
Pemilu indonesia
Parlemen Indonesia | 2,256 |
5442 | https://id.wikipedia.org/wiki/Undang-Undang%20Dasar%20Negara%20Republik%20Indonesia%20Tahun%201945 | Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 | Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (disingkat UUD 1945; terkadang juga disingkat UUD '45, UUD RI 1945, atau UUD NRI 1945) adalah konstitusi dan sumber hukum tertinggi yang berlaku di Republik Indonesia. UUD 1945 menjadi perwujudan dari dasar negara (ideologi) Indonesia, yaitu Pancasila, yang disebutkan secara gamblang dalam Pembukaan UUD 1945.
Perumusan UUD 1945 dimulai dengan kelahiran dasar negara Pancasila pada tanggal 1 Juni 1945 dalam sidang pertama BPUPK. Perumusan UUD yang rill sendiri mulai dilakukan pada tanggal 10 Juli 1945 dengan dimulainya sidang kedua BPUPK untuk menyusun konstitusi. UUD 1945 diberlakukan secara resmi sebagai konstitusi negara Indonesia oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945. Pemberlakuannya sempat dihentikan selama 9 tahun dengan berlakunya Konstitusi RIS dan UUDS 1950. UUD 1945 kembali berlaku sebagai konstitusi negara melalui Dekret Presiden yang dikeluarkan oleh Presiden Soekarno pada tanggal 5 Juli 1959. Setelah memasuki masa reformasi, UUD 1945 mengalami empat kali perubahan (amendemen) dari tahun 1999–2002.
UUD 1945 memiliki otoritas hukum tertinggi dalam sistem pemerintahan negara Indonesia, sehingga seluruh lembaga negara di Indonesia harus tunduk pada UUD 1945 dan penyelenggaraan negara harus mengikuti ketentuan UUD 1945. Selain itu, setiap peraturan perundang-undangan di Indonesia tidak boleh bertentangan dengan UUD 1945. Mahkamah Konstitusi berwenang melakukan pengujian atas undang-undang, sementara Mahkamah Agung atas peraturan di bawah undang-undang, yang bertentangan dengan ketentuan UUD 1945.
Wewenang untuk melakukan pengubahan terhadap UUD 1945 dimiliki Majelis Permusyawaratan Rakyat, seperti yang telah dilakukan oleh lembaga ini sebanyak empat kali. Ketentuan mengenai perubahan UUD 1945 diatur dalam Pasal 37 UUD 1945.
Struktur
UUD 1945 telah mengalami perubahan struktur yang signifikan semenjak UUD 1945 diamendemen sebanyak empat kali. Bahkan, diperkirakan hanya 11% dari keseluruhan isi UUD yang tetap sama seperti sebelum adanya perubahan UUD. Sebelum diamendemen, UUD 1945 terdiri atas:
Pembukaan, yang terdiri dari empat alinea.
Batang Tubuh, yang terdiri dari:
16 bab, 37 pasal, atau 65 ayat aturan utama.
4 pasal aturan peralihan.
2 ayat aturan pertambahan.
Penjelasan, yang terdiri dari penjelasan umum dan penjelasan pasal demi pasal.
Setelah diamendemen, UUD 1945 saat ini (menurut Pasal II Aturan Tambahan UUD 1945) terdiri atas:
Pembukaan, yang terdiri dari empat alinea.
Pasal-Pasal, yang terdiri dari:
21 bab, 73 pasal, atau 194 ayat aturan utama.
3 pasal aturan peralihan.
2 pasal aturan tambahan.
Meskipun bagian "Penjelasan UUD 1945" tidak disebutkan secara formal dari UUD 1945 setelah perubahan keempat, isi-isi dari bagian Penjelasan telah diintegrasikan secara materiel ke dalam Batang Tubuh dan masih menjadi bagian tidak terpisahkan dari UUD 1945.
Berikut ini merupakan struktur UUD 1945 dalam satu naskah (setelah amendemen keempat).
Pembukaan
Pembukaan UUD 1945 merupakan bagian pendahuluan dari UUD 1945 yang berupa teks empat alinea. Setiap alinea dalam Pembukaan mempunyai makna yang berbeda-beda, yaitu:
Alinea I bermakna bahwa bangsa Indonesia anti penjajahan, karena penjajahan tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Kemudian, bangsa Indonesia juga mengakui bahwa setiap bangsa berhak untuk merdeka. oleh karena itu bangsa Indonesia mendukung perjuangan kemerdekaan bangsa-bangsa di dunia.
Alinea II menggambarkan cita-cita luhur bangsa Indonesia yaitu ingin mewujudkan negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
Alinea III berisi pernyataan kemerdekaan Indonesia, dan juga pengakuan bangsa Indonesia bahwa kemerdekaan yang dicapai adalah berkat rahmat Tuhan dan bukan semata-mata hasil perjuangan bangsa Indonesia sendiri.
Alinea IV memuat tujuan dibentuknya pemerintahan dan negara Republik Indonesia, serta memuat dasar negara Pancasila.
Batang Tubuh
Batang Tubuh UUD 1945 merupakan bagian isi dari UUD 1945 yang berupa pasal-pasal dan ayat-ayat. Batang Tubuh terdiri dari 16 bab, yang terdiri dari 37 pasal atau 194 ayat. Materi muatan Batang Tubuh ini berisi garis-garis besar berupa identitas negara, lembaga tinggi negara, warga negara, sosial ekonomi, hak asasi manusia, demografi, dan aturan perubahan UUD.
Bab I: Bentuk dan Kedaulatan
Bab I terdiri dari satu pasal atau 3 ayat. Bab I (yang hanya terdiri dari Pasal 1) menyatakan bentuk negara Indonesia sebagai negara kesatuan republik, kedaulatan negara berada di tangan rakyat, dan sistem negara Indonesia sebagai negara hukum.
Bab II: Majelis Permusyawaratan Rakyat
Bab II terdiri dari dua pasal atau 5 ayat. Bab II mengatur hal-hal mengenai lembaga Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR-RI atau MPR). Isi Bab II berdasarkan pasal-pasal, yaitu:
Pasal 2: susunan, sidang, dan putusan MPR.
Pasal 3: wewenang MPR.
Bab III: Kekuasaan Pemerintahan Negara
Bab III terdiri dari 17 pasal atau 38 ayat, sehingga menjadi bab dengan jumlah pasal dan ayat terbanyak di dalam UUD ini. Bab III mengatur hal-hal yang menyangkut Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia. Isi Bab III berdasarkan pasal-pasal, yaitu:
Pasal 4: Presiden sebagai pemegang kekuasaan pemerintahan negara, dengan dibantu oleh Wakil Presiden.
Pasal 5: wewenang Presiden mengenai peraturan perundang-undangan.
Pasal 6: syarat calon Presiden dan Wakil Presiden.
Pasal 6A: tata cara pemilihan Presiden dan Wakil Presiden.
Pasal 7: periode jabatan Presiden dan Wakil Presiden.
Pasal 7A: alasan pemakzulan Presiden dan/atau Wakil Presiden.
Pasal 7B: tata cara pemakzulan Presiden dan/atau Wakil Presiden.
Pasal 7C: Presiden yang tidak dapat membekukan dan/atau membubarkan DPR.
Pasal 8: prosedur bila terjadi kekosongan jabatan Presiden dan/atau Wakil Presiden.
Pasal 9: sumpah atau janji Presiden dan Wakil Presiden dalam pelantikan.
Pasal 10: kekuasaan tertinggi kemiliteran di tangan Presiden.
Pasal 11: hubungan internasional yang dibuat Presiden Indonesia.
Pasal 12: wewenang Presiden dalam menyatakan keadaan bahaya
Pasal 13: pengangkatan dan penerimaan duta dan konsul oleh Presiden.
Pasal 14: pemberian grasi, rehabilitasi, amnesti, dan abolisi oleh Presiden.
Pasal 15: pemberian gelar, tanda jasa, dan tanda kehormatan lain oleh Presiden.
Pasal 16: pembentukan dewan pertimbangan.
Bab IV: Dewan Pertimbangan Agung
Setelah amendemen keempat, isi Bab IV dihapuskan. Dengan kata lain, keberadaan Dewan Pertimbangan Agung (DPA) dihapuskan dari struktur Pemerintahan Indonesia. Peran DPA digantikan oleh suatu dewan pertimbangan seperti yang disebutkan dalam Bab III Pasal 16 UUD 1945.
Bab V: Kementerian Negara
Bab V terdiri dari satu pasal atau 4 ayat. Bab V (yang hanya terdiri dari Pasal 17) mengatur hal-hal mengenai lembaga-lembaga Kementerian Negara.
Bab VI: Pemerintahan Daerah
Bab VI terdiri dari tiga pasal atau 4 ayat. Bab VI mengatur hal-hal mengenai pemerintahan daerah di Indonesia, khususnya pemerintahan daerah provinsi, kabupaten, dan kota. Isi Bab VI berdasarkan pasal-pasal, yaitu:
Pasal 18: ciri-ciri wilayah admistratif di Indonesia beserta pemerintahan daerahnya.
Pasal 18A: hubungan pemerintah pusat dan pemerintahan daerah.
Pasal 18B: satuan pememerintahan daerah khusus dan kesatuan masyarakat hukum adat.
Bab VII: Dewan Perwakilan Rakyat
Bab VII terdiri dari 7 pasal atau 18 ayat. Bab VI mengatur hal-hal utama mengenai lembaga Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI atau DPR) dan pembentukan undang-undang (UU). Isi Bab VII berdasarkan pasal-pasal, yaitu:
Pasal 19: pemilihan anggota, susunan, dan sidang DPR.
Pasal 20: wewenang DPR dalam membuat UU.
Pasal 20A: fungsi, hak, dan hak anggota DPR.
Pasal 21: pengajuan UU oleh DPR.
Pasal 22: peraturan pemerintah pengganti undang-undang (perpu).
Pasal 22A: tata cara pembentukan UU.
Pasal 22B: pemberhentian anggota DPR.
Bab VIIA: Dewan Perwakilan Daerah
Bab VIIA terdiri dari dua pasal atau 8 ayat. Bab VIIA mengatur hal-hal mengenai lembaga Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD-RI atau DPD). Isi Bab VIIA berdasarkan pasal-pasal, yaitu:
Pasal 22C: pemilihan anggota, susunan, dan sidang DPD.
Pasal 22D: wewenang dan pemberhentian anggota DPD.
Bab VIIB: Pemilihan Umum
Bab VIIB terdiri dari satu pasal atau 6 ayat. Bab VIIB (yang hanya terdiri dari Pasal 22E) mengatur pelaksanaan pemilihan umum di Indonesia.
Bab VIII: Hal Keuangan
Bab VIII terdiri dari 5 pasal atau 7 ayat. Bab VIII mengatur hal-hal yang berhubungan dengan keuangan negara. Isi Bab VIII berdasarkan pasal-pasal, yaitu:
Pasal 23: anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).
Pasal 23A: pajak dan pungutan lain.
Pasal 23B: mata uang.
Pasal 23C: hal-hal keuangan negara lainnya.
Pasal 23D: bank sentral.
Bab VIIIA: Badan Pemeriksa Keuangan
Bab VIIIA terdiri dari tiga pasal atau 7 ayat. Bab VIIIA mengatur hal-hal mengenai lembaga Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK-RI atau BPK). Isi Bab VIIIA berdasarkan pasal-pasal, yaitu:
Pasal 23E: tugas BPK.
Pasal 23F: susunan BPK.
Pasal 23G: kedudukan BPK.
Bab IX: Kekuasaan Kehakiman
Bab IX terdiri dari 5 pasal atau 19 ayat. Bab IX mengatur segala hal mengenai lembaga dan kekuasaan kehakiman di Indonesia. Isi Bab IX berdasarkan pasal-pasal, yaitu:
Pasal 24: garis besar kekuasaan kehakiman di Indonesia.
Pasal 24A: Mahkamah Agung Republik Indonesia (MA-RI atau MA).
Pasal 24B: Komisi Yudisial Republik Indonesia (KY-RI atau KY).
Pasal 24C: Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia (MK-RI atau MK).
Pasal 25: syarat-syarat menjadi hakim.
Bab IXA: Wilayah Negara
Bab IXA terdiri dari satu pasal atau satu ayat. Bab IXA (yang hanya terdiri dari Pasal 25A) mengatur wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Bab X: Warga Negara dan Penduduk
Bab X terdiri dari tiga pasal atau 7 ayat. Bab X mengatur pengertian, hak, dan kewajiban dari warga negara dan penduduk Indonesia. Isi Bab X berdasarkan pasal-pasal, yaitu:
Pasal 26: pengertian warga negara dan penduduk.
Pasal 27: hak dan kewajiban utama sebagai warga negara.
Pasal 28: kebebasan berserikat dan berpendapat.
Bab XA: Hak Asasi Manusia
Bab XA terdiri dari 10 pasal atau 26 ayat. Bab XA memuat segala hak asasi manusia (HAM) yang dijamin oleh UUD ini. Isi Bab XA berdasarkan pasal-pasal, yaitu:
Pasal 28A: hak hidup dan mempertahankan hidup
Pasal 28B: hak berkeluarga dan hak anak
Pasal 28C: hak mengembangkan diri, hak memanfaatkan pendidikan dan budaya, serta hak memajukan diri untuk memperjuangkan hak kelompoknya.
Pasal 28D: hak keadilan dalam hukum, pekerjaan, dan pemerintahan, serta hak kewarganegaraan.
Pasal 28E: hak kebebasan memeluk agama atau meyakini kepercayaan, serta hak berserikat dan berpendapat.
Pasal 28F: hak berkomunikasi dan bertukar informasi.
Pasal 28G: hak perlindungan individu dan kelompok, hak bebas dari perbudakan, dan hak mencari suaka.
Pasal 28H: hak hidup sejahtera, hak mendapat keadilan dan persamaan hak, hak jaminan sosial, serta hak milik pribadi.
Pasal 28I: HAM yang tidak dapat dikurangi, hak bebas dari diskriminasi, identitas budaya dan hak masyarakat tradisional, serta peran negara atas HAM.
Pasal 28J: kewajiban menghormati HAM orang lain dan pembatasan HAM dalam kasus khusus oleh UU.
Bab XI: Agama
Bab XI terdiri dari satu pasal atau dua ayat. Bab XI (yang hanya terdiri dari Pasal 29) menyatakan bahwa negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa dan mengatur jaminan kebebasan beragama dan beribadat sesuai agamanya.
Bab XII: Pertahanan dan Keamanan Negara
Bab XII terdiri dari satu pasal dan 5 ayat. Bab XII (yang hanya terdiri dari Pasal 30) mengatur sistem pertahanan dan keamanan negara, terutama mengenai satuan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri), serta keterlibatan warga negara dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.
Bab XIII: Pendidikan dan Kebudayaan
Bab XIII terdiri dari dua pasal dan 7 ayat. Bab XIII mengatur pendidikan nasional untuk warga negara dan kemajuan kebudayaan nasional. Isi Bab XIII berdasarkan pasal-pasal, yaitu:
Pasal 31: jaminan untuk warga negara memperoleh pendidikan dan kewajiban mengenyam pendidikan, serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek).
Pasal 32: pengembangan nilai dan kekayaan budaya nasional.
Bab XIV: Perekonomian Nasional dan Kesejahteraan Sosial
Bab XIV terdiri dari dua pasal dan 9 ayat. Bab XIV mengatur garis-garis besar perekonomian nasional dan program kesejahteraan sosial. Isi Bab XIV berdasarkan pasal-pasal, yaitu:
Pasal 33: mekanisme perekonomian nasional dan pengelolaan sumber daya vital dalam negeri.
Pasal 34: pemeliharaan orang miskin dan anak terlantar, serta pengadaan jaminan sosial, fasilitas kesehatan, dan fasilitas umum.
Bab XV: Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan
Bab XIV terdiri dari 5 pasal dan 5 ayat. Bab XV memberi penjelasan atas beberapa identitas negara Indonesia. Isi Bab XV berdasarkan pasal-pasal, yaitu:
Pasal 35: bendera negara Indonesia sebagai Sang Merah Putih.
Pasal 36: bahasa nasional Indonesia sebagai bahasa Indonesia.
Pasal 36A: lambang negara Indonesia sebagai Garuda Pancasila dan semboyan negara sebagai Bhinneka Tunggal Ika.
Pasal 36B: lagu kebangsaan Indonesia sebagai lagu Indonesia Raya.
Pasal 36C: ketentuan lebih lanjut atas identitas-identitas negara yang disebutkan di atas.
Bab XVI: Perubahan Undang-Undang Dasar
Bab XVI terdiri dari satu pasal dan 5 ayat. Bab XVI mengatur ketentuan-ketentuan untuk mengubah UUD ini.
Aturan Peralihan
Aturan-aturan peralihan memberikan ketentuan-ketentuan kepada pemerintah agar penyesuaian dengan perubahan-perubahan pada UUD 1945 dapat berjalan dengan mulus. Aturan-aturan tersebut, yaitu:
Pasal I memberikan legitimasi terhadap undang-undang yang berlaku sebelum perubahan UUD agar tetap berlaku hingga undang-undang pengganti disahkan menurut UUD.
Pasal II memberikan legitimasi terhadap lembaga-lembaga yang telah usang setelah perubahan UUD untuk tetap berfungsi sepanjang melaksanakan aturan baru dari perubahan UUD, hingga dibentuknya lembaga yang baru menurut UUD.
Pasal III memberikan legitimasi terhadap MA agar menjalankan kewenangan-kewenangan MK sebelum lembaga tersebut dibentuk selambat-lambatnya pada tanggal 17 Agustus 2003.
Aturan Tambahan
Aturan-aturan tambahan memberikan ketentuan-ketentuan tambahan yang tidak perlu disisipkan pada aturan utama dan aturan peralihan. Aturan-aturan tersebut, yakni:
Pasal I memberi tugas pada MPR untuk menyaring Ketetapan MPR dan MPRS sebelum sidang umum berikutnya (pada tahun 2003).
Pasal II menegaskan bahwa UUD 1945 terdiri dari Pembukaan dan pasal-pasal.
Sejarah
Perumusan
Penyusunan rancangan UUD 1945 dilakukan secara bertahap oleh Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPK), yaitu badan yang dibentuk dengan izin Jepang pada tanggal 29 April 1945.
Sidang pertama BPUPK, yang dilaksanakan dari tanggal 28 Mei hingga 1 Juni tersebut, menghasilkan gagasan "dasar negara", dengan mengacu pada rumusan "Pancasila" yang digagas oleh Soekarno. Selain itu, sidang ini juga menghasilkan kesepakatan untuk membentuk Panitia Sembilan yang akan membahas lebih jauh mengenai gagasan tersebut agar menghasilkan rumusan yang matang. Satu setengah bulan kemudian, tepatnya pada tanggal 22 Juni 1945, Panitia Sembilan yang telah mengadakan sidang-sidang akhirnya merampungkan rumusan dasar negara tersebut dan menamakannya Piagam Jakarta. Naskah piagam inilah yang menjadi naskah Pembukaan UUD 1945.
Setelah itu, sidang kedua BPUPK yang berlangsung dari tanggal 10–17 Juli membahas perihal piagam tersebut dan komponen-komponen negara, seperti bentuk negara, bentuk dan susunan pemerintahan, kewarganegaraan, bendera dan bahasa nasional, dan sebagainya. Setelah beberapa perdebatan mengenai Piagam Jakarta, akhirnya BPUPK merampungkan naskah rancangan Undang-Undang Dasar (UUD) yang terdiri dari Pembukaan UUD yang mengacu pada Piagam Jakarta dan Batang Tubuh UUD yang berisi komponen-komponen tersebut.
Pengesahan dan pemberlakuan
Setelah Soekarno memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang merupakan kelanjutan dari BPUPK mengadakan sidang pertamanya pada tanggal 18 Agustus. Sidang tersebut kemudian menghasilkan, salah satunya, penetapan rancangan Pembukaan dan Batang Tubuh UUD yang dihasilkan BPUPK sebagai Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang sah. Namun sebelum itu, PPKI melakukan beberapa perubahan pada naskah UUD hasil rancangan BPUPK, terutama pada bagian-bagian yang dianggap lebih menonjolkan agama Islam. Perubahan-perubahan tersebut di antaranya:
Kata "Mukadimah" diganti dengan kata "Pembukaan".
Pada salah satu frasa (yang merupakan sila pertama Pancasila) dalam alinea keempat yang berbunyi, "... dengan berdasar kepada Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya, ..." diubah menjadi "... dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, ...".
Frasa "yang beragama Islam" dalam Pasal 6 Ayat (1) yang berbunyi "Presiden ialah orang Indonesia asli yang beragama Islam" dihapuskan.
Beberapa kata dalam kalimat "Negara berdasar atas Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya" dalam Pasal 28 Ayat (1) diganti, sehingga menjadi Pasal 29 Ayat (1) yang berbunyi "Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa".
Penyisipan Pasal 28 yang berbunyi "Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang".
Dalam kurun waktu 1945–1950, UUD 1945 tidak dapat dilaksanakan sepenuhnya karena Indonesia sedang disibukkan dengan perjuangan mempertahankan kemerdekaan pada masa Revolusi Nasional Indonesia. Maklumat Wakil Presiden Nomor X pada tanggal 16 Oktober 1945 memutuskan bahwa kekuasaan legislatif diserahkan kepada KNIP, karena MPR dan DPR masih belum terbentuk. Pada tanggal 14 November setelahnya, Soekarno membentuk kabinet semiparlementer yang pertama (karena adanya jabatan Perdana Menteri di dalamnya), sehingga peristiwa ini merupakan peristiwa perubahan pertama dari sistem pemerintahan Indonesia yang seharusnya seperti yang disebutkan dalam UUD 1945.
Setelah Indonesia dan Belanda beberapa kali melakukan pertempuran dan perjanjian gencatan senjata, pada tanggal 23 Agustus hingga 2 November 1949, perwakilan Republik Indonesia, Belanda, dan Majelis Permusyawaratan Federal (BFO) bentukan Belanda melakukan pertemuan di di Den Haag (Belanda) yang disebut Konferensi Meja Bundar (KMB) untuk perjanjian damai terakhir kalinya dengan Belanda. KMB tersebut menghasilkan kesepakatan bahwa kedaulatan negara Indonesia akan diberikan kepada Republik Indonesia Serikat (RIS) dan diakui oleh Belanda. RIS kemudian terbentuk pada tanggal 27 Desember 1949. Oleh karena hal ini, UUD 1945 dibatalkan secara otomatis setelah negara tersebut berdiri.
Pengadopsian konstitusi lainnya
Setelah Republik Indonesia Serikat (RIS) dibentuk dan Indonesia menjadi negara federasi, konstitusi yang digunakan adalah Konstitusi Republik Indonesia Serikat (Konstitusi RIS), sedangkan UUD 1945 masih digunakan tetapi dalam lingkup negara bagian "Republik Indonesia". Konstitusi RIS ini tidaklah bertahan lama dan akhirnya dicabut pada tanggal 15 Agustus 1950, yang diikuti dengan pembubaran negara RIS dan kembalinya Indonesia menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus.
Setelah peralihan tersebut, Indonesia memberlakukan Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia (UUDS 1950). Oleh karena itu, UUDS 1950 mengenal sistem pemerintahan Indonesia sebagai sistem parlementer. Setelah beberapa tahun berlaku, Indonesia pada tahun 1955 melaksanakan pemilihan umum untuk pertama kalinya dalam dua tahap, yaitu pemilihan anggota DPR pada tanggal 29 September dan pemilihan anggota konstituante pada tanggal 15 Desember. Konstituante Republik Indonesia yang terdiri atas anggota-anggota terpilih pemilu tahap kedua tersebut bertugas mengadakan sidang-sidang untuk membahas dan merumuskan rancangan UUD yang baru menggantikan UUDS 1950. Namun badan tersebut tidak dapat menghasilkan rancangan UUD baru dan bahkan sebagian besar anggotanya berencana untuk menarik diri dari sidang konstituante. Keadaan genting ini memaksa Soekarno mengeluarkan Dekret Presiden 5 Juli 1959 yang membubarkan badan Konstituante Republik Indonesia, memberlakukan kembali UUD 1945 dan membatalkan UUDS 1950, serta membentuk MPR dan DPA sementara secepatnya.
Pemberlakuan kembali dan penyimpangan
Masa Demokrasi Terpimpin
Setelah pemerintah mengeluarkan Dekret Presiden 5 Juli 1959, UUD 1945 yang sempat tidak berlaku selama sembilan tahun akhirnya kembali berlaku sebagai konstitusi negara. Akibat pemberlakuan ini, jabatan Perdana Menteri Indonesia dihapuskan dan sistem pemerintahan Indonesia kembali menganut sistem presidensial sesuai amanat UUD 1945.
Pada masa Demokrasi Terpimpin, terdapat berbagai penyimpangan terhadap UUD 1945. Penyimpangan-penyimpangan tersebut di antaranya ialah:
Konsep Pancasila ditafsirkan sepihak oleh Soekarno.
Konsep demokrasi terpimpin yang digagas oleh Presiden Soekarno yang menekankan bahwa semua keputusan kenegaraan berpusat pada presiden, padahal Pemerintah Indonesia tersebut berdasarkan sistem konstitusional dan bukan sistem absolutisme (Penjelasan UUD), sementara UUD 1945 menyiratkan bahwa kekuasaan pemerintahan di Indonesia menganut asas pembagian kekuasaan.
Presiden Soekarno membentuk Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS), padahal Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) adalah kekuasaan negara tertinggi dan lebih tinggi daripada posisi presiden (Penjelasan UUD), sehingga presiden tidak berhak untuk mengatur MPR.
Presiden Soekarno membubarkan DPR hasil pemilu 1955 dan membentuk DPR Gotong Royong yang anggotanya ditunjuk sendiri oleh Soekarno, padahal presiden tidak berhak untuk membubarkan DPR (Penjelasan UUD).
Presiden Soekarno membentuk Dewan Pertimbangan Agung Sementara (DPAS), padahal Dewan Pertimbangan Agung (DPA) bertugas memberi pertimbangan atas usulan presiden dan berhak memberi usulan kepada pemerintah (Pasal 16) serta menjadi penasihat pemerintah (Penjelasan UUD). Presiden tidak seharusnya mengatur badan yang mengawasi pemerintah seperti hal tersebut.
MPRS menetapkan Soekarno sebagai presiden seumur hidup. Hal ini bertentangan dengan UUD 1945 yang menyatakan bahwa jabatan Presiden Indonesia hanya boleh dipegang selama lima tahun (Pasal 5), dan setelah itu harus dipilih kembali oleh MPR (Pasal 6).
Manipol USDEK yang dijadikan Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) oleh Soekarno, padahal yang berhak menentukan GBHN adalah MPR (Pasal 3).
Konsep nasakom (nasionalis, agama, dan komunis) yang digagas oleh Presiden Soekarno perlahan-lahan menggeser kedudukan Pancasila dan UUD 1945.
Masa Orde Baru
Pada masa Orde Baru, pemerintah menyatakan akan menjalankan UUD 1945 dan Pancasila secara murni dan konsekuen. UUD 1945 juga menjadi konstitusi yang sangat "sakral", di antara melalui sejumlah peraturan, yaitu:
Ketetapan MPR Nomor I/MPR/1983 dan Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1983 yang di antaranya berisi pernyataan bahwa MPR berketetapan untuk mempertahankan UUD 1945 dan tidak berkehendak akan melakukan perubahan terhadapnya
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1985 tentang Referendum, yang salah satunya menyatakan bahwa bila MPR berkehendak mengubah UUD 1945, terlebih dahulu harus minta pendapat rakyat melalui referendum.
Meskipun penyimpangan UUD 1945 secara eksplisit tidak tampak pada zaman Orde Baru, terdapat beberapa penyimpangan Pancasila sebagai dasar dari UUD 1945 yang dilakukan oleh pemerintahan Orde Baru. Penyimpangan-penyimpangan tersebut, yakni:
Konsep Pancasila masih ditafsirkan sepihak oleh Soeharto, dan terlebih lagi digunakan sebagai alat legitimasi politik untuk menguasai rakyat.
Pemusatan kekuasaan pada presiden yang masih terjadi di tangan Soeharto, meskipun pemusatan tersebut lebih terstruktur. Soeharto hanya mempercayakan orang-orang terdekatnya untuk menguasai perusahaan besar negara.
Pemerintahan Soeharto yang melarang adanya kritikan-kritikan untuk pemerintah dengan alasan mengganggu kestablilan negara, termasuk juga pers.
Hak-hak politik dibatasi oleh pemerintah dengan mengurangi jumlah partai politik yang resmi menjadi tinggal tiga.
Proses perubahan
Setelah pemerintahan Orde Baru jatuh dan masa reformasi dimulai, terdapat banyak tuntutan untuk melakukan pengubahan pada naskah UUD 1945. Alasan adanya tuntutan perubahan UUD 1945 tersebut antara lain karena kenyataan bahwa kekuasaan tertinggi bukan di tangan rakyat tetapi di tangan MPR yang dikuasai pemerintah, kekuasaan yang terlalu besar pada presiden, banyaknya pasal-pasal yang menimbulkan multitafsir, serta kenyataan bahwa isi rumusan UUD 1945 yang mengatur penyelenggaraan negara yang belum cukup. Latar belakang dari tuntutan tersebut dapat dilihat dari bukti bahwa banyaknya penyimpangan-penyimpangan UUD 1945 yang dapat terjadi di masa-masa sebelumnya. Oleh sebab itu, MPR mengadakan sidang-sidang umum yang menghasilkan perubahan (amendemen) UUD 1945 sebanyak empat kali.
Perubahan pertama dilakukan pada Sidang Umum MPR 1999 yang berlangsung antara 14–21 Oktober 1999.
Perubahan kedua dilakukan pada Sidang Umum MPR 2000 yang berlangsung antara 7–18 Agustus 2000.
Perubahan ketiga dilakukan pada Sidang Umum MPR 2001 yang berlangsung antara 1–9 November 2001.
Perubahan keempat dilakukan pada Sidang Umum MPR 2002 yang berlangsung antara 1–11 Agustus 2002.
Setelah amendemen, dampak yang paling terasa adalah pembagian kekuasaan yang lebih setara dan seimbang, tidak ada lagi lembaga pemerintahan tertinggi, sehingga lembaga pemerintahan yang diatur di dalam UUD 1945 menjadi lembaga tinggi negara yang masing-masing dapat saling mengawasi dan bekerja sama tetapi tidak boleh mengontrol satu sama lain. Lembaga-lembaga tersebut juga memiliki wewenang, batasan, dan cara pengangkatan yang lebih jelas setelah amendemen, sehingga lembaga-lembaga tersebut dapat menjalankan peran yang semestinya. Selain itu, adanya hak-hak asasi manusia (HAM) yang diatur dalam UUD 1945 menjadikan HAM sebagai salah satu tujuan konstitusi.
Perubahan
Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 merupakan proses untuk mengubah salah satu atau beberapa pasal yang terdapat dalam Batang Tubuh UUD 1945. Perubahan UUD ini merupakan salah satu wewenang dari MPR-RI yang diatur dalam UUD 1945. Sepanjang sejarah, MPR telah melakukan empat kali pengubahan pada UUD 1945.
Latar belakang
Meskipun Soekarno sendiri sebagai Presiden Indonesia pertama mengeluarkan dekret presiden untuk memberlakukan kembali UUD 1945, beliau selalu menganggap bahwa UUD 1945 merupakan konstitusi yang tidak lengkap. Namun semenjak Soeharto menjabat sebagai presiden pada tahun 1967, pemerintahan rezim Orde Baru selalu menolak menyetujui bentuk perubahan (amendemen) apa pun itu terhadap UUD 1945. Mereka menganggap bahwa UUD 1945 merupakan konstitusi yang bersifat final dan "kemurniannya" harus tetap dilindungi. Pada tahun 1983, MPR, melalui Ketetapan MPR Nomor I/MPR/1983, menetapkan posisi untuk tidak melakukan pengubahan pada UUD 1945. Meskipun begitu, MPR juga mengatur ketentuan untuk mengubah UUD 1945 pada ketetapan MPR yang sama. Namun, ketentuan tersebut menyebutkan syarat keharusan untuk mengadakan referendum yang telah disetujui oleh Presiden atas rancangan amendemen UUD yang telah diloloskan oleh MPR. Terlebih lagi, UU No. 5 Tahun 1985 yang mengatur tentang referendum atas perubahan UUD 1945 menyatakan bahwa referendum tersebut harus mencapai partisipasi pemilih minimum sebesar 90% dan hasil suara dukungan minimum sebesar 90% agar proses amendemen dapat dilanjutkan dan perubahan UUD dapat disahkan. Peraturan-peraturan ini membuat pengubahan UUD 1945 semakin sulit dilakukan, dan selain itu juga dianggap bertentangan dengan Pasal 37 UUD 1945 yang tidak pernah menyebutkan tentang referendum.
Setelah kejatuhan rezim Soeharto pada tahun 1998, ketetapan MPR dan UU tersebut dihapuskan, sehingga membuka jalan yang lebih lebar untuk dilakukannya amendemen UUD 1945. Akhirnya pada tahun 1999–2002, UUD 1945 mengalami perubahan (amendemen) sebanyak empat kali yang seluruhnya diputuskan dalam sidang-sidang umum MPR.
Asal dan tujuan
Berkaca dari penyimpangan-penyimpangan UUD 1945 yang terjadi pada masa Demokrasi Terpimpin dan Orde Baru, salah satu tuntutan demonstrasi penuntut reformasi adalah dilakukannya perubahan (amendemen) terhadap UUD 1945. Alasan-alasan terbesar UUD 1945 diamendemen, yaitu karena pasal-pasal dalam UUD 1945 asli yang jumlahnya terlalu sedikit dan mudah menimbulkan multitafsir. Sementara itu, tujuan dari perubahan-perubahan UUD 1945 tersebut sebagian besar berupa penyempurnaan atas aturan-aturan dasar seperti tatanan negara, kedaulatan rakyat, hak asasi manusia, pembagian kekuasaan, eksistensi negara demokrasi dan negara hukum, serta hal-hal lain yang sesuai dengan perkembangan aspirasi dan kebutuhan bangsa. Perubahan UUD 1945 dilakukan dengan beberapa syarat, di antaranya adalah Pembukaan UUD 1945 tidak boleh berubah, bentuk negara tetap dalam bentuk negara kesatuan, serta sistem pemerintahan tetap dalam bentuk sistem presidensial. Kata "Allah" dalam Pembukaan UUD 45 masih dimungkinkan untuk diamandemen menjadi "Tuhan", sesuai perjanjian usulan yang diterima oleh Sukarno dan kelompok kebangsaan dari perwakilan Bali, I Gusti Ketut Pudja, namun hal ini belum dilakukan pada masa amandemen Konstitusi tahun 1999-2002.
Ketentuan perubahan
Sebelum amendemen, ketentuan perubahan di dalam UUD 1945 hanya memberikan syarat bahwa anggota MPR yang hadir dalam sidang pengubahan UUD harus berjumlah dua pertiga (2/3) dari keseluruhan anggota dan putusan perubahan UUD hanya bisa dilakukan bila mendapat persetujuan dari 2/3 anggota MPR.
Setelah perubahan keempat, ketentuan perubahan UUD tersebut menjadi lebih mendetail. Suatu usulan perubahan dapat diagendakan dalam sidang MPR bila diajukan oleh sepertiga (1/3) dari keseluruhan anggota dan usulan tersebut harus dituliskan secara mendetail. Dan sama seperti sebelum amendemen, anggota MPR yang hadir dalam sidang pengubahan UUD harus setidaknya 2/3 dari jumlah anggota. Namun tidak seperti sebelumnya, putusan perubahan UUD hanya bisa dilakukan bila mendapat persetujuan dari 50% ditambah satu anggota dari keseluruhan jumlah anggota MPR. Selain itu, terdapat ayat pembatasan perubahan UUD (entrenchment clause) yang menyatakan bahwa khusus bentuk "Negara Kesatuan Republik Indonesia" tidak dapat diubah.
Daftar
Berikut ini merupakan daftar perubahan UUD yang telah disahkan sebagai bagian dari UUD 1945 yang utuh dan tidak terpisahkan.
Perubahan pertama
Perubahan Pertama Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 disahkan dalam Rapat Paripurna MPR ke-12 pada tanggal 19 Oktober 1999, yang merupakan rangkaian dari Sidang Umum (Tahunan) MPR Tahun 1999 yang berlangsung pada tanggal 14–21 Oktober 1999. Perubahan ini secara garis besar bertujuan untuk membuat kekuasaan legislatif dan eksekutif lebih seimbang dan sejajar, serta membatasi masa jabatan Presiden.
Dalam perubahan pertama ini, MPR mengubah beberapa pasal, yaitu Pasal 5 Ayat (1), Pasal 7, Pasal 9, Pasal 13 Ayat (2), Pasal 14, Pasal 15, Pasal 17 Ayat (2) dan (3), Pasal 20, dan Pasal 21.
Perubahan kedua
Perubahan Kedua Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 disahkan dalam Rapat Paripurna MPR ke-9 pada tanggal 18 Agustus 2000, yang merupakan rangkaian dari Sidang Umum (Tahunan) MPR Tahun 2000 yang berlangsung pada tanggal 7–18 Agustus 2000. Perubahan tersebut utamanya bertujuan melakukan penguatan otonomi daerah, penguatan peran legislatif, jaminan HAM dalam konstitusi, penguatan peran TNI dan Polri, dan penambahan identitas nasional.
Dalam perubahan kedua tersebut, MPR mengubah dan/atau menambahkan beberapa pasal dan bab, yaitu Pasal 18, Pasal 18A, Pasal 18B, Pasal 19, Pasal 20 Ayat (5), Pasal 20A, Pasal 22A, Pasal 22B, Bab IXA, Pasal 25E, Bab X, Pasal 26 Ayat (2) dan Ayat (3), Pasal 27 Ayat (3), Bab XA, Pasal 28A, Pasal 28B, Pasal 28C, Pasal 28D, Pasal 28E, Pasal 28F, Pasal 28G, Pasal 28H, Pasal 28I, Pasal 28J, Bab XII, Pasal 30, Bab XV, Pasal 36A, Pasal 36B, dan Pasal 36C.
Perubahan ketiga
Perubahan Ketiga Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 disahkan dalam Rapat Paripurna MPR ke-7 pada tanggal 9 November 2001, yang merupakan rangkaian dari Sidang Umum (Tahunan) MPR Tahun 2001 yang berlangsung pada tanggal 1–9 November 2001. Perubahan ini terutama memberi penguatan pada kekuasaan kehakiman (yudikatif) agar sejajar dengan kekuasaan legislatif dan eksekutif, menambah DPD ke dalam susunan lembaga legislatif, memperbarui kelembagaan BPK, dan memperjelas mekanisme demokrasi dalam tata negara.
Dalam perubahan ketiga ini, MPR mengubah dan/atau menambahkan beberapa pasal dan bab, yaitu Pasal 1 Ayat (2) dan (3); Pasal 3 Ayat (1), (3), dan (4); Pasal 6 Ayat (1), dan (2); Pasal 6A Ayat (1), (2), (3), dan (5); Pasal 7A; Pasal 7B Ayat (1), (2), (3), (4), (5), (6), dan (7); Pasal 7C; Pasal 8 Ayat (1) dan (2); Pasal 11 Ayat (2) dan (3); Pasal 17 Ayat (4); Bab VIIA, Pasal 22C Ayat (1), (2), (3), dan (4); Pasal 22D Ayat (1), (2), (3), dan (4); Bab VIIB, Pasal 22E Ayat (1), (2), (3), (4), (5), dan (6); Pasal 23 Ayat (1), (2), dan (3); Pasal 23A; Pasal 23C; Bab VIIIA, Pasal 23E Ayat (1), (2), dan (3); Pasal 23F Ayat (1) dan (2); Pasal 23G Ayat (1) dan (2); Pasal 24 Ayat (1) dan (2); Pasal 24A Ayat (1), (2), (3), (4), dan (5); Pasal 24B Ayat (1), (2), (3), dan (4); serta Pasal 24C Ayat (1), (2), (3), (4), (5), dan (6).
Perubahan keempat
Perubahan Keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 disahkan dalam Rapat Paripurna MPR ke-6 pada tanggal 10 Agustus 2002, yang merupakan rangkaian dari Sidang Umum (Tahunan) MPR Tahun 2002 yang berlangsung pada tanggal 1–11 Agustus 2002. Perubahan tersebut menitiberatkan pada penyempurnaan ayat-ayat atau pasal-pasal tunggal yang hilang serta penyempurnaan pasal-pasal di bidang pendidikan, kebudayaan, perekonomian, keuangan, dan kesejahteraan sosial.
Dalam perubahan keempat ini, MPR menetapkan beberapa hal, antara lain sebagai berikut.
Pernyataan MPR mengenai naskah UUD 1945.
Penambahkan pernyataan penutup pada naskah perubahan kedua (sebelum kolom-kolom tanda tangan) yang hilang.
Perubahan penomoran pada Pasal 3 Ayat (3) dan (4) dalam perubahan ketiga menjadi Pasal 3 Ayat (2) dan (3), serta Pasal 25E menjadi Pasal 25A.
Penghapusan Bab IV dan pemindahan Pasal 16 ke Bab III.
Pengubahan dan/atau penambahan Pasal 2 Ayat (1); Pasal 6A Ayat (4); Pasal 8 Ayat (3); Pasal 11 Ayat (1); Pasal 16; Pasal 23B; Pasal 23D; Pasal 24 Ayat (3); Bab XIII, Pasal 31 Ayat (1), (2), (3), (4), dan (5); Pasal 23 Ayat (1) dan (2); Bab XIV, Pasal 33 Ayat (4) dan (5); Pasal 34 Ayat (1), (2), (3), dan (4); Pasal 37 Ayat (1), (2), (3), (4), dan (5); Aturan Peralihan Pasal I, II, dan III; serta Aturan Tambahan Pasal I dan II.
Catatan
Referensi
Daftar pustaka
Adnan Buyung Nasution (2001) The Transition to Democracy: Lessons from the Tragedy of Konstituante in Crafting Indonesian Democracy, Mizan Media Utama, Jakarta,
Dahlan Thaib, Dr. H, (1999), Teori Hukum dan Konstitusi (Legal and Constitutional Theory), Rajawali Press, Jakarta,
Denny Indrayana (2008) Indonesian Constitutional Reform 1999-2002: An Evaluation of Constitution-Making in Transition, Kompas Book Publishing, Jakarta .
Jimly Asshiddiqie (2005), Konstitusi dan Konstitutionalisme Indonesia (Indonesia Constitution and Constitutionalism), MKRI, Jakarta.
Jimly Asshiddiqie (1994), Gagasan Kedaulatan Rakyat dalam Konstitusi dan Pelaksanaannya di Indonesia (The Idea of People's Sovereignty in the Constitution), Ichtiar Baru - van Hoeve, Jakarta, .
Jimly Asshiddiqie (2009), The Constitutional Law of Indonesia, Maxwell Asia, Singapore.
Jimly Asshiddiqie (2005), Hukum Tata Negara dan Pilar-Pilar Demokrasi (Constitutional Law and the Pillars of Democracy), Konpres, Jakarta, .
R.M.A.B. Kusuma, (2004) Lahirnya Undang Undang Dasar 1945 (The Birth of the 1945 Constitution),Badan Penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Jakarta, .
Nadirsyah Hosen, (2007) Shari'a and Constitutional Reform in Indonesia, ISEAS, Singapore
Saafroedin Bahar,Ananda B.Kusuma,Nannie Hudawati, eds, (1995) Risalah Sidang Badan Penyelidik Usahah Persiapan Kemerdekaan Indonesian (BPUPKI) Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) (Minutes of the Meetings of the Agency for Investigating Efforts for the Preparation of Indonesian Independence and the Preparatory Committee for Indonesian Independence), Sekretariat Negara Republik Indonesia, Jakarta
Sri Bintang Pamungkas (1999), Konstitusi Kita dan Rancangan UUD-1945 Yang Disempurnakan (Our Constitution and a Proposal for an Improved Version of the 1945 Constitution''), Partai Uni Demokrasi, Jakarta, No ISBN
Pranala luar
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (Dokumen Asli)
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (Dokumen Satu Naskah)
Perubahan Pertama Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Perubahan Kedua Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Perubahan Ketiga Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Perubahan Keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Kumpulan naskah UUD 1945 beserta perubahan-perubahannya | 5,163 |
5443 | https://id.wikipedia.org/wiki/Ejaan%20yang%20Disempurnakan | Ejaan yang Disempurnakan | Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (disingkat Ejaan yang Disempurnakan atau EYD) adalah ejaan bahasa Indonesia yang berlaku dari tahun 1972 hingga 2015 menggantikan Ejaan Baru, serta kembali berlaku sejak tahun 2022 menggantikan Ejaan Bahasa Indonesia. Ejaan ini menggantikan Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi pada tahun 1972 dan Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) pada tahun 2022. EYD pertama kali diberlakukan dan diresmikan pada tanggal 26 Agustus 1972. Pemberlakuan pemakaian EYD diperkuat dengan keputusan Presiden Nomor 57 Tahun 1972.
Ejaan ini sempat digantikan oleh Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) sejak tahun 2015 hingga bulan Agustus 2022, ketika istilah "Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan" kembali digunakan.
Jika menghitung EBI sebagai edisi keempat, Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan saat ini telah memiliki lima edisi.
Sejarah Tahun 1966
Pada tahun 1966, panitia untuk menyusun ejaan baru bagi bahasa Indonesia dibentuk. Panitia itu bekerja atas dasar Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 062 Tahun 67, pada tanggal 19 September 1967. Pada, tahun 1967, Lembaga Bahasa dan Kesusastraan (LBK, sekarang Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa) mengeluarkan Ejaan Baru (Ejaan LBK) yang merupakan hasil kerja panitia bentukan LBK tersebut. Ejaan Baru pada dasarnya merupakan lanjutan dari usaha yang telah dirintis oleh panitia Ejaan Malindo.
Pada 23 Mei 1972, sebuah pernyataan bersama ditandatangani oleh Menteri Pendidikan Malaysia Tun Hussein Onn dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, Mashuri. Pernyataan bersama tersebut mengandung persetujuan untuk melaksanakan asas yang telah disepakati oleh para ahli dari kedua negara tentang ejaan yang baru. Pada tanggal 16 Agustus 1972, berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 57 Tahun 1972, berlakulah sistem ejaan Latin bagi bahasa Indonesia dan bahasa Melayu ("Rumi" dalam istilah bahasa Melayu Malaysia). Di Malaysia, ejaan baru bersama ini dinamai Ejaan Rumi Bersama (ERB). Pada waktu pidato kenegaraan untuk memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke XXVII, tanggal 17 Agustus 1972 diresmikanlah pemakaian ejaan baru untuk bahasa Indonesia oleh Presiden Republik Indonesia. Dengan Keputusan Presiden No. 57 tahun 1972, ejaan tersebut dikenal dengan nama Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD). Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan ini merupakan penyederhanaan serta penyempurnaan daripada Ejaan Suwandi atau Ejaan Republik yang dipakai sejak bulan Maret 1947.
Selanjutnya pada tanggal 12 Oktober 1972, Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menerbitkan buku "Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan" dengan penjelasan kaidah penggunaan yang lebih luas. Setelah itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tanggal 27 Agustus 1975 Nomor 0196/U/1975 memberlakukan "Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan" dan "Pedoman Umum Pembentukan Istilah". Buku pedoman tersebut menjadi pedoman EYD edisi pertama.
Pada tahun 1987, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0543a/U/1987 tentang Penyempurnaan "Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan". Keputusan menteri ini menjadi aturan EYD edisi kedua yang menyempurnakan EYD edisi pertama (1975).
Pada tahun 2009, Menteri Pendidikan Nasional mengeluarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 46 Tahun 2009 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, yang menjadi aturan EYD edisi ketiga. Dengan dikeluarkannya peraturan menteri ini, maka EYD edisi kedua (1987) diganti dan dinyatakan tidak berlaku lagi.
Pada tahun 2015, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 50 Tahun 2015 yang menyempurnakan EYD edisi ketiga (2009), serta mengubah istilah EYD menjadi Ejaan Bahasa Indonesia (EBI).
Pada tahun 2022, Keputusan Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Nomor 0424/I/BS.00.01/2022 dikeluarkan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Keputusan menteri tersebut pada intinya mengembalikan istilah EBI menjadi EYD, atau yang lebih tepatnya Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan Edisi Kelima, sehingga menganggap bahwa EBI merupakan EYD edisi keempat. Dalam keputusan tersebut pula, beberapa pedoman dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) direvisi.
Perubahaan dengan ejaan sebelumnya
Edisi pertama (1972)
Beberapa ketentuan baru yang ditetapkan di dalam EYD edisi pertama, antara lain:
Huruf f, v, dan z yang merupakan unsur serapan dari bahasa asing diresmikan pemakaiannya.
Huruf q dan x yang lazim digunakan dalam bidang ilmu pengetahuan tetap digunakan, misalnya pada kata furqan, dan xenon.
Awalan di- dan kata depan di dibedakan penulisannya. Kata depan di pada contoh di rumah, di sawah, penulisannya dipisahkan dengan spasi, sementara di- pada dibeli atau dimakan ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.
Huruf diftong oi hanya ditemukan di belakang kata, misalnya oi pada kata amboi.
Bentuk gabungan konsonan kh, ng, ny, dan sy termasuk kelompok huruf konsonan.
Masih menggunakan dua istilah, yaitu huruf besar dan huruf kapital.
Penulisan huruf hanya mengatur dua macam huruf yaitu huruf besar atau huruf kapital dan huruf miring.
Penulisan angka untuk menyatakan nilai uang menggunakan spasi antara lambang dengan angka, misalnya Rp 500,00.
Tanda petik dibedakan istilah dan penggunaannya menjadi dua, yaitu tanda petik ganda dan tanda petik tunggal.
Kata ulang ditulis penuh dengan mengulang unsur-unsurnya. Angka dua (2) tidak digunakan sebagai penanda perulangan, kecuali mungkin dalam tulisan cepat dan notula.
Ketentuan-ketentuan selain penulisan huruf di dalam pedoman EYD, antara lain:
Penulisan kata.
Penulisan tanda baca.
Penulisan singkatan dan akronim.
Penulisan angka dan lambang bilangan.
Penulisan unsur serapan.
Edisi kedua (1987)
Beberapa perubahan pada EYD edisi kedua, antara lain:
Penggunana huruf kapital dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan terdapat catatan tambahan yaitu:
bila terdiri dari kata dasar maka tulisan disambung, misalnya Tuhan Yang Mahakuasa;
bila terdiri dari kata berimbuhan maka penulisan dipisah, misalnya Tuhan Yang Maha Pengasih.
Huruf kapital sebagai huruf pertama nama orang diberi keterangan tambahan, yaitu:
jika nama jenis atau satuan ukuran ditulis dengan huruf kecil, misalnya mesin diesel, 10 volt, dan 5 ampere.
Huruf kapital yang digunakan sebagai nama khas geografi diberi catatan tambahan, yaitu:
istilah geografi bukan nama diri ditulis dengan huruf kecil, misalnya berlayar ke teluk;
nama geografi sebagai nama jenis ditulis dengan huruf kecil, misalnya, gula jawa.
Huruf kapital yang digunakan sebagai nama resmi badan dan dokumen resmi terdapat catatan tambahan, yaitu:
jika tidak diikuti nama maka ditulis dengan huruf kecil, misalnya sebuah republik dan menurut undang-undang yang berbeda dengan Republik Indonesia dan Undang-Undang Dasar 1945.
Penulisan angka untuk menyatakan nilai uang menggunakan spasi antara lambang dengan angka terdapat catatan tambahan, yaitu:
untuk desimal pada nilai mata uang dolar dinyatakan dengan titik, misalnya $3.50;
angka yang menyatakan jumlah ribuan dibubuhkan tanda titik, misalnya Buku ini berusia 1.999 tahun.
Edisi ketiga (2009)
Beberapa perubahan pada EYD edisi ketiga, antara lain:
Huruf diftong oi ditemukan pada posisi tengah dan posisi akhir dalam sebuah kata, misalnya boikot dan amboi.
Bentuk kh, ng, ny, dan sy dikelompokkan menjadi gabungan huruf konsonan.
Penulisan huruf masih tetap mengatur dua macam huruf, yaitu huruf besar atau huruf kapital dan huruf miring.
Tanda garis miring terdapat penggunan tambahan, yaitu tanda garis miring ganda untuk membatasi penggalan-penggalan dalam kalimat untuk memudahkan pembacaan naskah.
Penggunaan angka dua (2) disebutkan digunakan dalam keperluan khusus, seperti dalam pembuatan catatan rapat atau kuliah.
Edisi keempat (2015)
Ejaan yang Disempurnakan edisi keempat disebut dengan nama Ejaan Bahasa Indonesia.
Edisi kelima (2022)
Beberapa perubahan pada EYD edisi kelima, antara lain:
Penambahan istilah huruf monoftong, yang beranggotakan lambang huruf eu (juga digunakan oleh bahasa Sunda dan bahasa Aceh).
Bentuk terikat maha- dan kata dasar atau berimbuhan yang merujuk pada nama dan sifat Tuhan ditulis terpisah.
Perubahan redaksi (pengantar), pemindahan kaidah penulisan unsur serapan, penghapusan kaidah penulisan kutipan, perubahan contoh, dan perubahan tata cara penyajian isi.
Penggunaan
Dalam penggunaannya pada nama, sering kali masih menggunakan ejaan lama, misalnya Soekarno, yang sudah lebih dulu terkenal, dan terkadang dalam nama modern dicampur dengan ejaan baru, seperti nama belakang Megawati Soekarnoputri (bukan Sukarnoputri maupun Soekarnopoetri).
Dalam penggunaannya di luar Indonesia, beberapa orang dapat memilih untuk mengejanya dengan ejaan asing (bukan Belanda / Ejaan Lama). Misalnya, musisi Stephanie Poetri mengeja nama keduanya (nama tengahnya) mirip kata bahasa Inggris poetry (puisi), alih-alih putri.
Kemiripan dengan bahasa lain
Ejaan EYD beberapa mirip dengan bahasa Inggris, seperti penulisan huruf vokal (a, i, u, e, o) sehingga banyak kata yang diserap secara utuh dari bahasa Inggris seperti solder, pistol, sandal, dll.
Referensi
Pranala luar
Pedoman umum Ejaan yang Disempurnakan
Sejarah Ejaan bahasa Melayu dan bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia | 1,301 |
5444 | https://id.wikipedia.org/wiki/Ejaan%20Republik | Ejaan Republik | Ejaan Republik (Edjaan Republik atau Edjaan Soewandi) adalah ketentuan ejaan dalam bahasa Indonesia yang berlaku sejak 19 Maret 1947. Ejaan ini biasa dikenal sebagai ejaan Soewandi, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan kala itu, yang mengumumkan berlakunya ejaan tersebut. Ejaan ini menggantikan ejaan warisan masa kolonial yang sebelumnya digunakan, yaitu Ejaan Van Ophuijsen, yang mulai berlaku sejak tahun 1901. Terdapat beberapa ciri penanda lingual dalam Ejaan Soewandi, yaitu:
penggantian huruf oe menjadi u,
bunyi sentak ditulis dengan k
kata ulang boleh ditulis dengan angka 2
tidak dibedakan antara penulisan di sebagai awalan dan di sebagai kata depan.
Sejarah
Ejaan ini muncul karena dilatarbelakangi adanya keinginan para cendekiawan dan budayawan Indonesia yang hadir dalam Kongres Bahasa Indonesia I, untuk melepaskan pengaruh kolonial Belanda terhadap bahasa Indonesia. Saat itu, Soewandi selaku Menteri Pengajaran, Pendidikan, dan Kebudayaan memutuskan untuk mengganti Ejaan van Ophuijsen. Ejaan pengganti itu disebut Ejaan Soewandi atau Ejaan Republik. Disebut Ejaan Republik karena ejaan tersebut lahir setelah kemerdekaan Republik Indonesia.
Ejaan ini berlaku sampai tahun 1972 lalu digantikan oleh Ejaan Yang Disempurnakan pada masa menteri Mashuri Saleh. Pada masa jabatannya sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, pada 23 Mei 1972 Mashuri mengesahkan penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan dalam bahasa Indonesia yang menggantikan Ejaan Soewandi. Sebagai menteri, Mashuri menandai pergantian hai itu dengan mencopot nama jalan yang melintas di depan kantor departemennya saat itu, dan mengubahnya dari Djl. Tjilatjap menjadi Jl. Cilacap.
Referensi
Pranala luar
Dari ejaan van Ophuijsen hingga EYD
Bahasa Indonesia | 238 |
5446 | https://id.wikipedia.org/wiki/Abdurrahman%20Wahid | Abdurrahman Wahid | Dr. (H.C.) K.H. Abdurrahman Wahid (lahir dengan nama Abdurrahman ad-Dakhil; ), atau yang akrab disapa Gus Dur, adalah tokoh Muslim dan politisi Indonesia yang menjadi Presiden keempat Indonesia dari tahun 1999 hingga 2001. Ia menggantikan Presiden B. J. Habibie setelah dipilih oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) hasil Pemilu 1999. Penyelenggaraan pemerintahannya dibantu oleh Kabinet Persatuan Nasional. Masa kepresidenan Abdurrahman Wahid dimulai pada 20 Oktober 1999 dan berakhir pada Sidang Istimewa MPR pada tahun 2001. Pada 23 Juli 2001, kepemimpinannya digantikan oleh Megawati Soekarnoputri setelah mandatnya dicabut oleh MPR. Abdurrahman Wahid adalah mantan ketua Tanfidziyah (badan eksekutif) Nahdlatul Ulama dan pendiri Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Gus Dur mengalami gangguan penglihatan akibat glaukoma. Ia mengalami kebutaan di mata kirinya dan mata kanannya hanya berfungsi 20%. Gus Dur adalah presiden Indonesia pertama dan satu-satunya (hingga saat ini) yang memiliki disabilitas.
Masa muda
Abdurrahman Wahid merupakan anak dari pasangan Wahid Hasyim dan Solichah. Ia lahir pada tanggal 4 Syakban 1359 Hijirah. Dalam kalender Masehi, Abdurrahman Wahid lahir pada tanggal 7 September 1940. Kisah tentang tanggal lahir beliau terbilang cukup unik. Meski Gus Dur lahir pada tanggal 7 September, sejumlah orang masih merayakan hari ulang tahun Gus Dur pada 4 Agustus. Tempat kelahirannya di pesantren milik kakek dari pihak ibunya yang bernama Bisri Syansuri. Pesantren ini terletak di Denanyar Jombang, Jawa Timur.
Ia lahir dengan nama Abdurrahman Addakhil. "Addakhil" berarti "Sang Penakluk". Kata "Addakhil" tidak cukup dikenal dan diganti nama "Wahid", dan kemudian lebih dikenal dengan panggilan Gus Dur. "Gus" adalah panggilan kehormatan khas pesantren kepada seorang anak kiai yang berati "abang" atau "mas".
Gus Dur adalah putra pertama dari enam bersaudara. Gus Dur lahir dalam keluarga yang sangat terhormat dalam komunitas Muslim Jawa Timur. Kakek dari ayahnya adalah K.H. Hasyim Asyari, pendiri Nahdlatul Ulama (NU), sementara kakek dari pihak ibu, K.H. Bisri Syansuri, adalah pengajar pesantren pertama yang mengajarkan kelas pada perempuan. Ayah Gus Dur, K.H. Wahid Hasyim, terlibat dalam Gerakan Nasionalis dan menjadi Menteri Agama tahun 1949. Ibunya, Ny. Hj. Sholehah, adalah putri pendiri Pondok Pesantren Denanyar Jombang. Saudaranya adalah Salahuddin Wahid dan Lily Wahid. Ia menikah dengan Sinta Nuriyah dan dikaruniai empat putri: Alisa, Yenny, Anita, dan Inayah.
Gus Dur secara terbuka pernah menyatakan bahwa ia memiliki darah Tionghoa. Abdurrahman Wahid mengaku bahwa ia adalah keturunan dari Tan Kim Han yang menikah dengan Tan A Lok, saudara kandung Raden Patah (Tan Eng Hwa), pendiri Kesultanan Demak.
Tan A Lok dan Tan Eng Hwa ini merupakan anak dari Putri Campa, puteri Tiongkok yang merupakan selir Raden Brawijaya V. Tan Kim Han sendiri kemudian berdasarkan penelitian seorang peneliti Prancis, Louis-Charles Damais diidentifikasikan sebagai Syekh Abdul Qodir Al-Shini yang diketemukan makamnya di Trowulan.
Pada tahun 1944, Wahid pindah dari Jombang ke Jakarta, tempat ayahnya terpilih menjadi Ketua pertama Partai Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi), sebuah organisasi yang berdiri dengan dukungan tentara Jepang yang saat itu menduduki Indonesia. Setelah deklarasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, Gus Dur kembali ke Jombang dan tetap berada di sana selama perang kemerdekaan Indonesia melawan Belanda. Pada akhir perang tahun 1949, Gus Dur pindah ke Jakarta dan ayahnya ditunjuk sebagai Menteri Agama. Abdurrahman Wahid belajar di Jakarta, masuk ke SD KRIS sebelum pindah ke SD Matraman Perwari. Gus Dur juga diajarkan membaca buku non-Muslim, majalah, dan koran oleh ayahnya untuk memperluas pengetahuannya. Gus Dur terus tinggal di Jakarta dengan keluarganya meskipun ayahnya sudah tidak menjadi menteri agama pada tahun 1952. Pada April 1953, ayah Gus Dur meninggal dunia akibat kecelakaan mobil.
Pendidikan Gus Dur berlanjut dan pada tahun 1954, ia masuk ke Sekolah Menengah Pertama (SMP). Pada tahun itu, ia tidak naik kelas. Ibunya lalu mengirim Gus Dur ke Yogyakarta untuk meneruskan pendidikannya dengan mengaji kepada K.H. Ali Maksum di Pondok Pesantren Krapyak dan belajar di SMP. Pada tahun 1957, setelah lulus dari SMP, Wahid pindah ke Magelang untuk memulai Pendidikan Muslim di Pesantren Tegalrejo. Ia mengembangkan reputasi sebagai murid berbakat, menyelesaikan pendidikan pesantren dalam waktu dua tahun (seharusnya empat tahun). Pada tahun 1959, Wahid pindah ke Pesantren Tambakberas di Jombang. Di sana, sementara melanjutkan pendidikannya sendiri, Abdurrahman Wahid juga menerima pekerjaan pertamanya sebagai guru dan nantinya sebagai kepala sekolah madrasah. Gus Dur juga dipekerjakan sebagai jurnalis majalah seperti Horizon dan Majalah Budaya Jaya.
Pendidikan di luar negeri
Pada tahun 1963, Wahid menerima beasiswa dari Kementerian Agama untuk belajar Studi Islam di Universitas Al Azhar di Kairo, Mesir. Ia pergi ke Mesir pada November 1963. Meskipun ia mahir berbahasa , Gus Dur diberitahu oleh pihak universitas bahwa ia harus mengambil kelas remedial sebelum belajar Islam dan bahasa Arab. Karena tidak mampu memberikan bukti bahwa ia memiliki kemampuan bahasa Arab, Wahid terpaksa mengambil kelas remedial.
Abdurrahman Wahid menikmati hidup di Mesir pada tahun 1964; ia suka menonton film Eropa dan Amerika, dan juga menonton pertandingan sepak bola. Wahid juga terlibat dengan Asosiasi Pelajar Indonesia dan menjadi jurnalis majalah asosiasi tersebut. Pada akhir tahun, ia berhasil lulus kelas remedial Arabnya. Ketika ia memulai belajarnya dalam Islam dan bahasa Arab tahun 1965, Gus Dur kecewa; ia telah mempelajari banyak materi yang diberikan dan menolak metode belajar yang digunakan Universitas.
Di Mesir, Wahid dipekerjakan di Kedutaan Besar Indonesia. Pada saat ia bekerja, peristiwa Gerakan 30 September (G30S) terjadi. Mayor Jenderal Suharto menangani situasi di Jakarta dan upaya pemberantasan komunis dilakukan. Sebagai bagian dari upaya tersebut, Kedutaan Besar Indonesia di Mesir diperintahkan untuk melakukan investigasi terhadap pelajar universitas dan memberikan laporan kedudukan politik mereka. Perintah ini diberikan pada Gus Dur, yang ditugaskan menulis laporan.
Gus Dur mengalami kegagalan di Mesir. Ia tidak setuju akan metode pendidikan serta pekerjaannya setelah G30S sangat mengganggu dirinya. Pada tahun 1966, ia diberitahu bahwa ia harus mengulang belajar. Pendidikan prasarjana Gus Dur diselamatkan melalui beasiswa di Universitas Baghdad. Gus Dur pindah ke Irak dan menikmati lingkungan barunya. Meskipun ia lalai pada awalnya, Gus Dur dengan cepat belajar. Gus Dur juga meneruskan keterlibatannya dalam Asosiasi Pelajar Indonesia dan juga menulis majalah asosiasi tersebut.
Setelah menyelesaikan pendidikannya di Universitas Baghdad tahun 1970, Abdurrahman Wahid pergi ke Belanda untuk meneruskan pendidikannya. Gus Dur ingin belajar di Universitas Leiden, tetapi kecewa karena pendidikannya di Universitas Baghdad kurang diakui. dari Belanda, Gus Dur pergi ke Jerman dan Prancis sebelum kembali ke Indonesia tahun 1971.
Awal karier
Gus Dur kembali ke Jakarta mengharapkan bahwa ia akan pergi ke luar negeri lagi untuk belajar di Universitas McGill Kanada. Ia membuat dirinya sibuk dengan bergabung ke Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES) organisasi yg terdiri dari kaum intelektual muslim progresif dan sosial demokrat. LP3ES mendirikan majalah Prisma dan Gus Dur menjadi salah satu kontributor utama majalah tersebut. Selain bekerja sebagai kontributor LP3ES, Gus Dur juga berkeliling pesantren dan madrasah di seluruh Jawa. Pada saat itu, pesantren berusaha keras mendapatkan pendanaan dari pemerintah dengan cara mengadopsi kurikulum pemerintah. Gus Dur merasa prihatin dengan kondisi itu karena nilai-nilai tradisional pesantren semakin luntur akibat perubahan ini. Gus Dur juga prihatin dengan kemiskinan pesantren yang ia lihat. Pada waktu yang sama ketika mereka membujuk pesantren mengadopsi kurikulum pemerintah, pemerintah juga membujuk pesantren sebagai agen perubahan dan membantu pemerintah dalam perkembangan ekonomi Indonesia. Gus Dur memilih batal belajar luar negeri dan lebih memilih mengembangkan pesantren.
Abdurrahman Wahid meneruskan kariernya sebagai jurnalis, menulis untuk majalah dan surat kabar. Artikelnya diterima dengan baik dan ia mulai mengembangkan reputasi sebagai komentator sosial. Dengan popularitas itu, ia mendapatkan banyak undangan untuk memberikan kuliah dan seminar, membuat dia harus pulang-pergi antara Jakarta dan Jombang, tempat Gus Dur tinggal bersama keluarganya.
Meskipun memiliki karier yang sukses pada saat itu, Gus Dur masih merasa sulit hidup hanya dari satu sumber pencaharian dan ia bekerja untuk mendapatkan pendapatan tambahan dengan menjual kacang dan mengantarkan es. Pada tahun 1974 Gus Dur mendapat pekerjaan tambahan di Jombang sebagai guru di Pesantren Tambakberas dan segera mengembangkan reputasi baik. Satu tahun kemudian Gus Dur menambah pekerjaannya dengan menjadi Guru Kitab Al Hikam.
Pada tahun 1977, Gus Dur bergabung ke Universitas Hasyim Asy'ari sebagai dekan Fakultas Praktik dan Kepercayaan Islam dan universitas ingin agar Gus Dur mengajar subjek tambahan seperti syariat Islam dan misiologi. Namun kelebihannya menyebabkan beberapa ketidaksenangan dari sebagian kalangan universitas.
Nahdlatul Ulama
Awal keterlibatan
Latar belakang keluarga Gus Dur segera berarti. Ia diminta untuk memainkan peran aktif dalam menjalankan NU. Permintaan ini berlawanan dengan aspirasi Gus Dur sebagai intelektual publik dan ia dua kali menolak tawaran bergabung dengan Dewan Penasihat Agama NU. Namun, Gus Dur akhirnya bergabung dengan Dewan tersebut setelah kakeknya, Bisri Syansuri, memberinya tawaran ketiga. Karena mengambil pekerjaan ini, Gus Dur juga memilih untuk pindah dari Jombang ke Jakarta dan menetap di sana. Sebagai anggota Dewan Penasihat Agama, Gus Dur menjadikan dirinya sebagai reforman NU.
Pada saat itu, Abdurrahman Wahid juga mendapat pengalaman politik pertamanya. Pada pemilihan umum legislatif 1982, Wahid berkampanye untuk Partai Persatuan Pembangunan (PPP), sebuah Partai Islam yang dibentuk sebagai hasil gabungan 4 partai Islam termasuk NU. Gus Dur menyebut bahwa Pemerintah mengganggu kampanye PPP dengan menangkap orang seperti dirinya. Namun, Gus Dur selalu berhasil lepas karena memiliki hubungan dengan orang penting seperti Jenderal Benny Moerdani.
Mereformasi NU
Pada saat itu, banyak orang yang memandang NU sebagai organisasi dalam keadaan stagnasi/terhenti. Setelah berdiskusi, Dewan Penasihat Agama akhirnya membentuk Tim Tujuh (termasuk Gus Dur) untuk mengerjakan isu reformasi dan membantu menghidupkan kembali NU. Reformasi dalam organisasi termasuk perubahan kepemimpinan. Pada 2 Mei 1982, pejabat-pejabat tinggi NU bertemu dengan Ketua NU Idham Chalid dan meminta agar ia mengundurkan diri. Idham, yang telah memandu NU pada era transisi kekuasaan dari Soekarno ke Soeharto awalnya melawan, tetapi akhirnya mundur karena tekanan. Pada 6 Mei 1982, Gus Dur mendengar pilihan Idham untuk mundur dan menemuinya, lalu ia berkata bahwa permintaan mundur tidak konstitusional. Dengan himbauan Gus Dur, Idham membatalkan kemundurannya dan Gus Dur bersama dengan Tim Tujuh dapat menegosiasikan persetujuan antara Idham dan orang yang meminta kemundurannya.
Pada tahun 1983, Soeharto dipilih kembali sebagai presiden untuk masa jabatan ke-4 oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) dan mulai mengambil langkah untuk menjadikan Pancasila sebagai Ideologi Negara. Dari Juni 1983 hingga Oktober 1983, Gus Dur menjadi bagian dari kelompok yang ditugaskan untuk menyiapkan respons NU terhadap isu tersebut. Gus Dur berkonsultasi dengan bacaan seperti Quran dan Sunnah untuk pembenaran dan akhirnya, pada Oktober 1983, ia menyimpulkan bahwa NU harus menerima Pancasila sebagai Ideologi Negara. Untuk lebih menghidupkan kembali NU, Gus Dur juga mengundurkan diri dari PPP dan partai politik. Hal ini dilakukan sehingga NU dapat fokus dalam masalah sosial daripada terhambat dengan terlibat dalam politik.
Terpilih sebagai ketua dan masa jabatan pertama
Reformasi Gus Dur membuatnya sangat populer di kalangan NU. Pada saat Musyawarah Nasional 1984, banyak orang yang mulai menyatakan keinginan mereka untuk menominasikan Gus Dur sebagai ketua baru NU. Gus Dur menerima nominasi ini dengan syarat ia mendapatkan wewenang penuh untuk memilih para pengurus yang akan bekerja di bawahnya. Gus Dur terpilih sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama pada Musyawarah Nasional tersebut, dengan Anwar Nurris selaku sekjen PBNU. Namun, persyaratannya untuk dapat memilih sendiri para pengurus di bawahnya tidak terpenuhi. Pada hari terakhir Munas, daftar anggota Gus Dur sedang dibahas persetujuannya oleh para pejabat tinggi NU termasuk Ketua PBNU sebelumnya, Idham Chalid. Gus Dur sebelumnya telah memberikan sebuah daftar kepada Panitia Munas yang sedianya akan diumumkan hari itu. Namun, Panitia Munas, yang bertentangan dengan Idham, mengumumkan sebuah daftar yang sama sekali berbeda kepada para peserta Munas.
Terpilihnya Gus Dur dilihat positif oleh Suharto dan rezim Orde Baru. Penerimaan Gus Dur terhadap Pancasila bersamaan dengan citra moderatnya menjadikannya disukai oleh pejabat pemerintahan. Pada tahun 1985, Suharto menjadikan Gus Dur indoktrinator Pancasila. Pada tahun 1987, Gus Dur menunjukan dukungan lebih lanjut terhadap rezim tersebut dengan mengkritik PPP dalam pemilihan umum legislatif 1987 dan memperkuat Partai Golkar Suharto. Ia kemudian menjadi anggota MPR mewakili Golkar. Meskipun ia disukai oleh rezim, Gus Dur mengkritik pemerintah karena proyek Waduk Kedung Ombo yang didanai oleh Bank Dunia. Hal ini merenggangkan hubungan Gus Dur dengan pemerintah, tetapi saat itu Suharto masih mendapat dukungan politik dari NU.
Selama masa jabatan pertamanya, Gus Dur fokus dalam mereformasi sistem pendidikan pesantren dan berhasil meningkatkan kualitas sistem pendidikan pesantren sehingga dapat menandingi sekolah sekuler. Pada tahun 1987, Gus Dur juga mendirikan kelompok belajar di Probolinggo, Jawa Timur untuk menyediakan forum individu sependirian dalam NU untuk mendiskusikan dan menyediakan interpretasi teks muslim. Gus Dur pernah pula menghadapi kritik bahwa ia mengharapkan mengubah salam muslim "assalamualaikum" menjadi salam sekuler "selamat pagi".
Masa jabatan kedua dan melawan Orde Baru
Gus Dur terpilih kembali untuk masa jabatan kedua Ketua NU pada Musyawarah Nasional 1989. Pada saat itu, Soeharto, yang terlibat dalam pertempuran politik dengan ABRI, mulai menarik simpati muslim untuk mendapat dukungan mereka. Pada Desember 1990, Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) dibentuk untuk menarik hati Intelektual muslim. Organisasi ini didukung oleh Soeharto, diketuai oleh Baharuddin Jusuf Habibie dan di dalamnya terdapat intelektual muslim seperti Amien Rais dan Nurcholish Madjid sebagai anggota. Pada tahun 1991, beberapa anggota ICMI meminta Gus Dur bergabung. Gus Dur menolak karena ia mengira ICMI mendukung sektarianisme dan akan membuat Soeharto tetap kuat. Pada tahun 1991, Gus Dur melawan ICMI dengan membentuk Forum Demokrasi, organisasi yang terdiri dari 45 intelektual dari berbagai komunitas religius dan sosial. Organisasi ini diperhitungkan oleh pemerintah dan pemerintah menghentikan pertemuan yang diadakan oleh Forum Demokrasi saat menjelang pemilihan umum legislatif 1992.
Pada Maret 1992, Gus Dur berencana mengadakan Musyawarah Besar untuk merayakan ulang tahun NU ke-66 dan mengulang pernyataan dukungan NU terhadap Pancasila. Gus Dur merencanakan acara itu dihadiri oleh paling sedikit satu juta anggota NU. Namun, Soeharto menghalangi acara tersebut, memerintahkan polisi untuk mengembalikan bus berisi anggota NU ketika mereka tiba di Jakarta. Akan tetapi, acara itu dihadiri oleh 200.000 orang. Setelah acara, Gus Dur mengirim surat protes kepada Soeharto menyatakan bahwa NU tidak diberi kesempatan menampilkan Islam yang terbuka, adil dan toleran. Selama masa jabatan keduanya sebagai ketua NU, ide liberal Gus Dur mulai mengubah banyak pendukungnya menjadi tidak setuju. Sebagai ketua, Gus Dur terus mendorong dialog antar agama dan bahkan menerima undangan mengunjungi Israel pada Oktober 1994.
Masa jabatan ketiga dan menuju reformasi
Menjelang Musyawarah Nasional 1994, Gus Dur menominasikan dirinya untuk masa jabatan ketiga. Mendengar hal itu, Soeharto ingin agar Wahid tidak terpilih. Pada minggu-minggu sebelum munas, pendukung Soeharto, seperti Habibie dan Harmoko berkampanye melawan terpilihnya kembali Gus Dur. Ketika musyawarah nasional diadakan, tempat pemilihan dijaga ketat oleh ABRI dalam tindakan intimidasi. Terdapat juga usaha menyuap anggota NU untuk tidak memilihnya. Namun, Gus Dur tetap terpilih sebagai ketua NU untuk masa jabatan ketiga. Selama masa ini, Gus Dur memulai aliansi politik dengan Megawati Soekarnoputri dari Partai Demokrasi Indonesia (PDI). Megawati yang menggunakan nama ayahnya memiliki popularitas yang besar dan berencana tetap menekan rezim Soeharto. Wahid menasihati Megawati untuk berhati-hati dan menolak dipilih sebagai Presiden untuk Sidang Umum MPR 1998. Megawati mengacuhkannya dan harus membayar mahal ketika pada Juli 1996 markas PDInya diambil alih oleh pendukung Ketua PDI yang didukung pemerintah, Soerjadi.
Melihat apa yang terjadi terhadap Megawati, Gus Dur berpikir bahwa pilihan terbaiknya sekarang adalah mundur secara politik dengan mendukung pemerintah. Pada November 1996, Wahid dan Soeharto bertemu pertama kalinya sejak pemilihan kembali Gus Dur sebagai ketua NU dan beberapa bulan berikutnya diikuti dengan pertemuan dengan berbagai tokoh pemerintah yang pada tahun 1994 berusaha menghalangi pemilihan kembali Gus Dur. Pada saat yang sama, Gus Dur membiarkan pilihannya untuk melakukan reformasi tetap terbuka dan pada Desember 1996 bertemu dengan Amien Rais, anggota ICMI yang kritis terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah.
Juli 1997 merupakan awal dari Krisis Finansial Asia. Soeharto mulai kehilangan kendali atas situasi tersebut. Gus Dur didorong untuk melakukan reformasi dengan Megawati dan Amien, tetapi ia terkena stroke pada Januari 1998. Dari rumah sakit, Wahid melihat situasi terus memburuk dengan pemilihan kembali Soeharto sebagai Presiden dan protes mahasiswa yang menyebabkan terjadinya kerusuhan Mei 1998 setelah penembakan enam mahasiswa di Universitas Trisakti. Pada tanggal 19 Mei 1998, Gus Dur, bersama dengan delapan pemimpin penting dari komunitas Muslim, dipanggil ke kediaman Soeharto. Soeharto memberikan konsep Komite Reformasi yang ia usulkan. Sembilan pemimpin tersebut menolak untuk bergabung dengan Komite Reformasi. Gus Dur memiliki pendirian yang lebih moderat dengan Soeharto dan meminta demonstran berhenti untuk melihat apakah Soeharto akan menepati janjinya. Hal tersebut tidak disukai Amien, yang merupakan oposisi Soeharto yang paling kritis pada saat itu. Namun, Soeharto mengumumkan pengunduran dirinya pada tanggal 21 Mei 1998. Wakil Presiden Habibie menjadi presiden menggantikan Soeharto.
Reformasi
Pembentukan PKB dan Pernyataan Ciganjur
Salah satu dampak jatuhnya Soeharto adalah pembentukan partai politik baru. Di bawah rezim Soeharto, hanya terdapat tiga partai politik: Golkar, PPP dan PDI. Dengan jatuhnya Soeharto, partai-partai politik mulai terbentuk, dengan yang paling penting adalah Partai Amanat Nasional (PAN) bentukan Amien dan Partai Demokrasi Indonesia-Perjuangan (PDI-P) bentukan Megawati. Pada Juni 1998, banyak orang dari komunitas NU meminta Gus Dur membentuk partai politik baru. Ia tidak langsung mengimplementasikan ide tersebut. Namun pada Juli 1998 Gus Dur mulai menanggapi ide tersebut karena mendirikan partai politik merupakan satu-satunya cara untuk melawan Golkar dalam pemilihan umum. Wahid menyetujui pembentukan PKB dan menjadi Ketua Dewan Penasihat dengan Matori Abdul Djalil sebagai ketua partai. Meskipun partai tersebut didominasi anggota NU, Gus Dur menyatakan bahwa partai tersebut terbuka untuk semua orang.
Pada November 1998, dalam pertemuan di Ciganjur, Gus Dur, bersama dengan Megawati, Amien, dan Sultan Hamengkubuwono X kembali menyatakan komitmen mereka untuk reformasi. Pada 7 Februari 1999, PKB secara resmi menyatakan Gus Dur sebagai kandidat pemilihan presiden.
Pemilu 1999 dan Sidang Umum MPR
Pada Juni 1999, partai PKB ikut serta dalam arena pemilu legislatif. PKB memenangkan 12% suara dengan PDI-P memenangkan 33% suara. Dengan kemenangan partainya, Megawati diperkirakan akan memenangkan pemilihan presiden pada Sidang Umum MPR. Namun, PDI-P tidak memiliki kursi mayoritas penuh, sehingga membentuk aliansi dengan PKB. Pada Juli, Amien Rais membentuk Poros Tengah, koalisi partai-partai Muslim. Poros Tengah mulai menominasikan Gus Dur sebagai kandidat ketiga pada pemilihan presiden dan komitmen PKB terhadap PDI-P mulai berubah.
Pada 7 Oktober 1999, Amien dan Poros Tengah secara resmi menyatakan Abdurrahman Wahid sebagai calon presiden. Pada 19 Oktober 1999, MPR menolak pidato pertanggungjawaban Habibie dan ia mundur dari pemilihan presiden. Beberapa saat kemudian, Akbar Tanjung, ketua Golkar dan ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menyatakan Golkar akan mendukung Gus Dur. Pada 20 Oktober 1999, MPR kembali berkumpul dan mulai memilih presiden baru. Abdurrahman Wahid kemudian terpilih sebagai Presiden Indonesia ke-4 dengan 373 suara, sedangkan Megawati hanya 313 suara.
Tidak senang karena calon mereka gagal memenangkan pemilihan, pendukung Megawati mengamuk dan Gus Dur menyadari bahwa Megawati harus terpilih sebagai wakil presiden. Setelah meyakinkan jenderal Wiranto untuk tidak ikut serta dalam pemilihan wakil presiden dan membuat PKB mendukung Megawati, Gus Dur pun berhasil meyakinkan Megawati untuk ikut serta. Pada 21 Oktober 1999, Megawati ikut serta dalam pemilihan wakil presiden dan mengalahkan Hamzah Haz dari PPP.
Masa kepresidenan
1999
Kabinet pertama Gus Dur, Kabinet Persatuan Nasional, adalah kabinet koalisi yang meliputi anggota berbagai partai politik: PDI-P, PKB, Golkar, PPP, PAN, dan Partai Keadilan (PK). Non-partisan dan TNI juga ada dalam kabinet tersebut. Wahid kemudian mulai melakukan dua reformasi pemerintahan. Reformasi pertama adalah membubarkan Departemen Penerangan, senjata utama rezim Soeharto dalam menguasai media. Reformasi kedua adalah membubarkan Departemen Sosial yang korup.
Pada November 1999, Wahid mengunjungi negara-negara anggota ASEAN, Jepang, Amerika Serikat, Qatar, Kuwait, dan Yordania. Setelah itu, pada bulan Desember, ia mengunjungi Republik Rakyat Tiongkok.
Setelah satu bulan berada dalam Kabinet Persatuan Nasional,Menteri Koordinator Pengentasan Kemiskinan (Menko Taskin) Hamzah Haz mengumumkan pengunduran dirinya pada bulan November. Muncul dugaan bahwa pengunduran dirinya diakibatkan karena Gus Dur menuduh beberapa anggota kabinet melakukan korupsi selama ia masih berada di Amerika Serikat. Beberapa menduga bahwa pengunduran diri Hamzah Haz diakibatkan karena ketidaksenangannya atas pendekatan Gus Dur dengan Israel.
Rencana Gus Dur adalah memberikan Aceh referendum. Namun referendum ini menentukan otonomi dan bukan kemerdekaan seperti referendum Timor Timur. Gus Dur juga ingin mengadopsi pendekatan yang lebih lembut terhadap Aceh dengan mengurangi jumlah personel militer di Negeri Serambi Mekkah tersebut. Pada 30 Desember, Gus Dur mengunjungi Jayapura di provinsi Irian Jaya. Selama kunjungannya, Abdurrahman Wahid berhasil meyakinkan pemimpin-pemimpin Papua bahwa ia mendorong penggunaan nama Papua.
2000
Pada Januari 2000, Gus Dur melakukan perjalanan ke luar negeri lainnya ke Swiss untuk menghadiri Forum Ekonomi Dunia dan mengunjungi Arab Saudi dalam perjalanan pulang menuju Indonesia. Pada Februari, Wahid melakukan perjalanan luar negeri ke Eropa lainnya dengan mengunjungi Inggris, Prancis, Belanda, Jerman, dan Italia. Dalam perjalanan pulang dari Eropa, Gus Dur juga mengunjungi India, Korea Selatan, Thailand, dan Brunei Darussalam. Pada bulan Maret, Gus Dur mengunjungi Timor Leste. Pada bulan April, Wahid mengunjungi Afrika Selatan dalam perjalanan menuju Kuba untuk menghadiri pertemuan G-77, sebelum kembali melewati Kota Meksiko dan Hong Kong. Pada bulan Juni, Wahid sekali lagi mengunjungi Amerika, Jepang, dan Prancis dengan Iran, Pakistan, dan Mesir sebagai tambahan baru ke dalam daftar negara-negara yang dikunjunginya.
Ketika Gus Dur berkelana ke Eropa pada bulan Februari, ia mulai meminta Jenderal Wiranto mengundurkan diri dari jabatan Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan. Gus Dur melihat Wiranto sebagai halangan terhadap rencana reformasi militer dan juga karena tuduhan pelanggaran HAM di Timor Timur terhadap Wiranto.
Ketika Gus Dur kembali ke Jakarta, Wiranto berbicara dengannya dan berhasil meyakinkan Gus Dur agar tidak menggantikannya. Namun, Gus Dur kemudian mengubah pikirannya dan memintanya mundur. Pada April 2000, Gus Dur memecat Menteri Negara Perindustrian dan Perdagangan Jusuf Kalla dan Menteri Negara BUMN Laksamana Sukardi. Alasan yang diberikan Wahid adalah bahwa keduanya terlibat dalam kasus korupsi, meskipun Gus Dur tidak pernah memberikan bukti yang kuat. Hal ini memperburuk hubungan Gus Dur dengan Golkar dan PDI-P.
Pada Maret 2000, pemerintahan Gus Dur mulai melakukan negosiasi dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Dua bulan kemudian, pemerintah menandatangani nota kesepahaman dengan GAM hingga awal tahun 2001, saat kedua penandatangan akan melanggar persetujuan. Gus Dur juga mengusulkan agar TAP MPRS No. XXIX/MPR/1966 yang melarang Marxisme-Leninisme dicabut.
Ia juga berusaha membuka hubungan dengan Israel, yang menyebabkan kemarahan pada kelompok Muslim Indonesia. Isu ini diangkat dalam pidato Ribbhi Awad, duta besar Palestina untuk Indonesia, kepada parlemen Palestina tahun 2000. Isu lain yang muncul adalah keanggotaan Gus Dur pada Yayasan Shimon Peres. Baik Gus Dur dan menteri luar negerinya Alwi Shihab menentang penggambaran Presiden Indonesia yang tidak tepat, dan Alwi meminta agar Awad, duta besar Palestina untuk Indonesia, diganti.
Dalam usaha mereformasi militer dan mengeluarkan militer dari ruang sosial-politik, Gus Dur menemukan sekutu, yaitu Agus Wirahadikusumah, yang diangkatnya menjadi Panglima Kostrad pada bulan Maret. Pada Juli 2000, Agus mulai membuka skandal yang melibatkan Dharma Putra, yayasan yang memiliki hubungan dengan Kostrad. Melalui Megawati, anggota TNI mulai menekan Wahid untuk mencopot jabatan Agus. Gus Dur mengikuti tekanan tersebut, tetapi berencana menunjuk Agus sebagai Kepala Staf Angkatan Darat. Petinggi TNI merespon dengan mengancam untuk pensiun, sehingga Gus Dur kembali harus menurut pada tekanan.
Hubungan Gus Dur dengan TNI semakin memburuk ketika Laskar Jihad tiba di Maluku dan dipersenjatai oleh TNI. Laskar Jihad pergi ke Maluku untuk membantu orang Muslim dalam konflik dengan orang Kristen. Wahid meminta TNI menghentikan aksi Laskar Jihad, tetapi mereka tetap berhasil mencapai Maluku dan dipersenjatai oleh senjata TNI.
Muncul pula dua skandal pada tahun 2000, yaitu skandal Buloggate dan Bruneigate. Pada bulan Mei, Badan Urusan Logistik (Bulog) melaporkan bahwa $4 juta menghilang dari persediaan kas Bulog. Tukang pijit pribadi Gus Dur mengklaim bahwa ia dikirim oleh Gus Dur ke Bulog untuk mengambil uang. Meskipun uang berhasil dikembalikan, musuh Gus Dur menuduhnya terlibat dalam skandal ini. Skandal ini disebut skandal Buloggate. Pada waktu yang sama, Gus Dur juga dituduh menyimpan uang $2 juta untuk dirinya sendiri. Uang itu merupakan sumbangan dari Sultan Brunei untuk membantu di Aceh. Namun, Gus Dur gagal mempertanggungjawabkan dana tersebut. Skandal ini disebut skandal Bruneigate.
Sidang Umum MPR 2000 hampir tiba, popularitas Gus Dur masih tinggi. Sekutu Wahid seperti Megawati, Akbar dan Amien masih mendukungnya meskipun terjadi berbagai skandal dan pencopotan menteri. Pada Sidang Umum MPR, pidato Gus Dur diterima oleh mayoritas anggota MPR. Selama pidato, Wahid menyadari kelemahannya sebagai pemimpin dan menyatakan ia akan mewakilkan sebagian tugas. Anggota MPR setuju dan mengusulkan agar Megawati menerima tugas tersebut. Pada awalnya MPR berencana menerapkan usulan ini sebagai TAP MPR, akan tetapi Keputusan Presiden dianggap sudah cukup. Pada 23 Agustus, Gus Dur mengumumkan kabinet baru meskipun Megawati ingin pengumuman ditunda. Megawati menunjukan ketidaksenangannya dengan tidak hadir pada pengumuman kabinet. Kabinet baru lebih kecil dan meliputi lebih banyak non-partisan. Tidak terdapat anggota Golkar dalam kabinet baru Gus Dur.
Pada September, Gus Dur menyatakan darurat militer di Maluku karena kondisi di sana semakin memburuk. Pada saat itu semakin jelas bahwa Laskar Jihad didukung oleh anggota TNI dan juga kemungkinan didanai oleh Fuad Bawazier, menteri keuangan terakhir Soeharto. Pada bulan yang sama, bendera bintang kejora berkibar di Papua Barat. Gus Dur memperbolehkan bendera bintang kejora dikibarkan asalkan berada di bawah bendera Indonesia. Ia dikritik oleh Megawati dan Akbar karena hal ini. Pada 24 Desember 2000, terjadi serangan bom terhadap gereja-gereja di Jakarta dan delapan kota lainnya di seluruh Indonesia.
Pada akhir tahun 2000, terdapat banyak elit politik yang kecewa dengan Abdurrahman Wahid. Orang yang paling menunjukan kekecewaannya adalah Amien. Ia menyatakan kecewa mendukung Gus Dur sebagai presiden tahun lalu. Amien juga berusaha mengumpulkan oposisi dengan meyakinkan Megawati dan Gus Dur untuk merenggangkan otot politik mereka. Megawati melindungi Gus Dur, sementara Akbar menunggu pemilihan umum legislatif tahun 2004. Pada akhir November, 151 anggota DPR menandatangani petisi yang meminta pemakzulan Gus Dur.
2001 dan akhir kekuasaan
Pada Januari 2001, Gus Dur mengumumkan bahwa Tahun Baru Imlek menjadi hari libur fakultatif. Tindakan ini diikuti dengan pencabutan larangan penggunaan huruf Tionghoa. Gus Dur lalu mengunjungi Afrika Utara dan juga Arab Saudi untuk naik haji. Abdurrahman Wahid melakukan kunjungan terakhirnya ke luar negeri sebagai presiden pada Juni 2001 ketika ia mengunjungi Australia.
Pada pertemuan dengan rektor-rektor universitas pada 27 Januari 2001, Gus Dur menyatakan kemungkinan Indonesia masuk kedalam anarkisme. Ia lalu mengusulkan pembubaran DPR jika hal tersebut terjadi. Pertemuan tersebut menambah gerakan anti-Wahid. Pada 1 Februari, DPR bertemu untuk mengeluarkan nota terhadap Gus Dur. Nota tersebut berisi diadakannya Sidang Khusus MPR di mana pemakzulan Presiden dapat dilakukan. Anggota PKB hanya bisa walk out dalam menanggapi hal ini. Nota ini juga menimbulkan protes di antara NU. Di Jawa Timur, anggota NU melakukan protes di sekitar kantor regional Golkar. Di Jakarta, oposisi Gus Dur turun menuduhnya mendorong protes tersebut. Gus Dur membantah dan pergi untuk berbicara dengan demonstran di Pasuruan. Namun, demonstran NU terus menunjukkan dukungan mereka kepada Gus Dur dan pada bulan April mengumumkan bahwa mereka siap untuk mempertahankan Gus Dur sebagai presiden hingga mati.
Pada bulan Maret, Gus Dur mencoba membalas oposisi dengan melawan disiden pada kabinetnya. Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Yusril Ihza Mahendra dicopot dari kabinet karena ia mengumumkan permintaan agar Gus Dur mundur. Menteri Kehutanan Nurmahmudi Ismail juga dicopot dengan alasan berbeda visi dengan Presiden, berlawanan dalam pengambilan kebijakan, dan diangap tidak dapat mengendalikan Partai Keadilan, yang pada saat itu massanya ikut dalam aksi menuntut Gus Dur mundur. Dalam menanggapi hal ini, Megawati mulai menjaga jarak dan tidak hadir dalam inaugurasi penggantian menteri. Pada 30 April, DPR mengeluarkan nota kedua dan meminta diadakannya Sidang Istimewa MPR pada 1 Agustus.
Gus Dur mulai putus asa dan meminta Menteri Koordinator Politik, Sosial, dan Keamanan (Menko Polsoskam) Susilo Bambang Yudhoyono untuk menyatakan keadaan darurat. Yudhoyono menolak dan Gus Dur memberhentikannya dari jabatannya beserta empat menteri lainnya dalam reshuffle kabinet pada tanggal 1 Juli 2001. Akhirnya pada 20 Juli, Amien Rais menyatakan bahwa Sidang Istimewa MPR akan dimajukan pada 23 Juli. TNI menurunkan 40.000 tentara di Jakarta dan juga menurunkan tank yang menunjuk ke arah Istana Negara sebagai bentuk penunjukan kekuatan. Gus Dur kemudian mengumumkan pemberlakuan maklumat yang berisi (1) pembubaran MPR/DPR, (2) mengembalikan kedaulatan ke tangan rakyat dengan mempercepat pemilu dalam waktu satu tahun, dan (3) membekukan Partai Golkar sebagai bentuk perlawanan terhadap Sidang Istimewa MPR. Namun maklumat tersebut tidak memperoleh dukungan dan pada 23 Juli, MPR secara resmi memakzulkan Gus Dur dan menggantikannya dengan Megawati Soekarnoputri. Abdurrahman Wahid terus bersikeras bahwa ia adalah presiden dan tetap tinggal di Istana Negara selama beberapa hari, tetapi akhirnya pada tanggal 25 Juli ia pergi ke Amerika Serikat karena masalah kesehatan.
Aktivitas setelah kepresidenan
Perpecahan pada tubuh PKB
Sebelum Sidang Khusus MPR, anggota PKB setuju untuk tidak hadir sebagai lambang solidaritas. Namun, Matori Abdul Djalil, ketua PKB, bersikeras hadir karena ia adalah Wakil Ketua MPR. Dengan posisinya sebagai Ketua Dewan Syuro, Gus Dur menjatuhkan posisi Matori sebagai Ketua PKB pada tanggal 15 Agustus 2001 dan melarangnya ikut serta dalam aktivitas partai sebelum akhirnya mencabut keanggotaan Matori pada bulan November. Pada tanggal 14 Januari 2002, Matori mengadakan Munas Khusus yang dihadiri oleh pendukungnya di PKB. Munas tersebut memilihnya kembali sebagai ketua PKB. Gus Dur membalasnya dengan mengadakan Munasnya sendiri pada tanggal 17 Januari, sehari setelah Munas Matori selesai Musyawarah Nasional memilih kembali Gus Dur sebagai Ketua Dewan Penasihat dan Alwi Shihab sebagai Ketua PKB. PKB Gus Dur lebih dikenal sebagai PKB Kuningan sementara PKB Matori dikenal sebagai PKB Batutulis.
Pemilihan umum 2004
Pada April 2004, PKB berpartisipasi dalam Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, dan DPRD Indonesia 2004, memperoleh 10.6% suara. Untuk Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Indonesia 2004, di mana rakyat akan memilih secara langsung, PKB memilih Wahid sebagai calon presiden. Namun, Gus Dur gagal melewati pemeriksaan medis sehingga Komisi Pemilihan Umum menolak memasukkannya sebagai calon. Gus Dur lalu mendukung Solahuddin yang merupakan pasangan dari Wiranto. Pada 5 Juli 2004, Wiranto dan Solahuddin kalah dalam pemilu. Untuk pemilihan kedua antara pasangan Yudhoyono-Kalla dengan Megawati-Muzadi, Gus Dur menyatakan golput.
Oposisi terhadap pemerintahan SBY
Pada Agustus 2005, Gus Dur menjadi salah satu pemimpin koalisi politik yang bernama Koalisi Nusantara Bangkit Bersatu. Bersama dengan Try Sutrisno, Wiranto, Akbar Tanjung dan Megawati, koalisi ini mengkritik kebijakan pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, terutama mengenai pencabutan subsidi BBM yang akan menyebabkan naiknya harga BBM.
Kehidupan pribadi
Wahid menikah dengan Sinta Nuriyah dan dikaruniai empat orang anak: Alissa Qotrunnada, Zannuba Ariffah Chafsoh (Yenny), Anita Hayatunnufus, dan Inayah Wulandari. Yenny juga aktif berpolitik di Partai Kebangkitan Bangsa dan saat ini adalah direktur The Wahid Institute. Gus Dur juga dikenal memiliki banyak sahabat dekat diantaranya adalah : KH. Said Aqil Siroj, KH. Yahya Cholil Staquf, Bisri Effendy, KH A Mustofa Bisri, dll.
Kematian
Gus Dur menderita banyak penyakit, bahkan sejak ia mulai menjabat sebagai presiden. Ia menderita gangguan penglihatan sehingga sering kali surat dan buku yang harus dibaca atau ditulisnya harus dibacakan atau dituliskan oleh orang lain. Beberapa kali ia mengalami serangan stroke. Diabetes dan gangguan ginjal juga dideritanya. Ia meninggal dunia pada hari Rabu, 30 Desember 2009, di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, pada pukul 18.45 akibat berbagai komplikasi penyakit tersebut, yang dideritanya sejak lama. Sebelum kematiannya sendiri, ia harus menjalani hemodialisis (cuci darah) secara rutin. Menurut adiknya yaitu Salahuddin Wahid, Gus Dur meninggal dunia akibat sumbatan pada arteri. Seminggu sebelum dipindahkan ke Jakarta ia sempat dirawat di Jombang seusai mengadakan perjalanan di Jawa Timur.
Penghargaan
Pada tahun 1993, Gus Dur menerima Ramon Magsaysay Award, sebuah penghargaan yang cukup prestisius untuk kategori Community Leadership.
Wahid dinobatkan sebagai "Bapak Tionghoa" oleh beberapa tokoh Tionghoa Semarang di Kelenteng Tay Kak Sie, Gang Lombok, yang selama ini dikenal sebagai kawasan Pecinan pada tanggal 10 Maret 2004.
Ia mendapat penghargaan dari Simon Wiesenthal Center, sebuah yayasan yang bergerak di bidang penegakan Hak Asasi Manusia. Wahid mendapat penghargaan tersebut karena menurut mereka ia merupakan salah satu tokoh yang peduli terhadap persoalan HAM. Gus Dur memperoleh penghargaan dari Mebal Valor yang berkantor di Los Angeles karena Wahid dinilai memiliki keberanian membela kaum minoritas, salah satunya dalam membela umat beragama Konghucu di Indonesia dalam memperoleh hak-haknya yang sempat terpasung selama era orde baru. Wahid juga memperoleh penghargaan dari Universitas Temple. Namanya diabadikan sebagai nama kelompok studi Abdurrahman Wahid Chair of Islamic Study. Pada 21 Juli 2010, meskipun telah meninggal, ia memperoleh Lifetime Achievement Award dalam Liputan 6 Awards 2010. Penghargaan ini diserahkan langsung kepada Sinta Nuriyah, istri Gus Dur.
Tasrif Award-AJI
Pada 11 Agustus 2006, Gadis Arivia dan Gus Dur mendapatkan Tasrif Award-AJI sebagai Pejuang Kebebasan Pers 2006. Penghargaan ini diberikan oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI). Gus Dur dan Gadis dinilai memiliki semangat, visi, dan komitmen dalam memperjuangkan kebebasan berekpresi, persamaan hak, semangat keberagaman, dan demokrasi di Indonesia. Gus Dur dan Gadis dipilih oleh dewan juri yang terdiri dari budayawan Butet Kertaradjasa, pemimpin redaksi The Jakarta Post Endy Bayuni, dan Ketua Komisi Nasional Perempuan Chandra Kirana. Mereka berhasil menyisihkan 23 kandidat lain. Penghargaan Tasrif Award bagi Gus Dur menuai protes dari para wartawan yang hadir dalam acara jumpa pers itu. Seorang wartawan mengatakan bahwa hanya karena upaya Gus Dur menentang RUU Anti Pornoaksi dan Pornografi, ia menerima penghargaan tersebut. Sementara wartawan lain seperti Ati Nurbaiti, mantan Ketua Umum AJI Indonesia dan wartawan The Jakarta Post membantah dan mempertanyakan hubungan perjuangan Wahid menentang RUU APP dengan kebebasan pers.
Doktor kehormatan
Gus Dur juga banyak memperoleh gelar Doktor Kehormatan (Doktor Honoris Causa) dari berbagai lembaga pendidikan:
Doktor Kehormatan bidang Filsafat Hukum dari Universitas Thammasat, Bangkok, Thailand (2000)
Doktor Kehormatan dari Asian Institute of Technology, Bangkok, Thailand (2000)
Doktor Kehormatan bidang Ilmu Hukum dan Politik, Ilmu Ekonomi dan Manajemen, dan Ilmu Humaniora dari Pantheon Universitas Sorbonne, Paris, Prancis (2000)
Doktor Kehormatan dari Universitas Chulalongkorn, Bangkok, Thailand (2000)
Doktor Kehormatan dari Universitas Twente, Belanda (2000)
Doktor Kehormatan dari Universitas Jawaharlal Nehru, India (2000)
Doktor Kehormatan dari Universitas Soka Gakkai, Tokyo, Jepang (2002)
Doktor Kehormatan bidang Kemanusiaan dari Universitas Netanya, Israel (2003)
Doktor Kehormatan bidang Hukum dari Universitas Konkuk, Seoul, Korea Selatan (2003)
Doktor Kehormatan dari Universitas Sun Moon, Seoul, Korea Selatan (2003)
Lihat pula
Daftar Presiden Indonesia
Catatan kaki
Daftar pustaka
Pranala luar
Situs web resmi Abdurrahman Wahid
Wahid Institute
Kepustakaan Presiden-presiden Republik Indonesia - Biografi dan seputar Abdurrahman Wahid
Ensiklopedi Tokoh Indonesia
Yayasan LibForAll
CIDOB: Biografías Líderes Políticos: Abdurrahman Wahid
Penulis Indonesia
Wartawan Indonesia
Alumni Universitas Baghdad
Abdurrahman Wahid
Abdurrahman Wahid
Abdurrahman Wahid
Tokoh Islam Indonesia
Tionghoa-Indonesia
Abdurrahman Wahid
Abdurrahman Wahid
Abdurrahman Wahid
Abdurrahman Wahid
Tokoh Nahdlatul Ulama
Abdurrahman Wahid
Penerima Bintang Republik Indonesia Adipurna
Penerima Bintang Mahaputera Adipurna
Penerima Bintang Mahaputera Utama
Penerima Bintang Jasa Utama
Penerima Bintang Budaya Parama Dharma
Penerima Bintang Dharma
Politikus Indonesia
Politikus Partai Kebangkitan Bangsa
Anggota DPR RI 1999–2004
Presiden Indonesia | 5,593 |
5448 | https://id.wikipedia.org/wiki/Dekrit%20Presiden%20Republik%20Indonesia%201959 | Dekrit Presiden Republik Indonesia 1959 | Keputusan Presiden Nomor 150 Tahun 1959 tentang Kembali kepada Undang-Undang Dasar 1945, atau yang lebih dikenal sebagai Dekret Presiden 5 Juli 1959, adalah dekret (secara legal Keputusan Presiden) yang dikeluarkan oleh Presiden Indonesia yang pertama, Soekarno pada 5 Juli 1959. Isi dekret ini adalah pembubaran Badan Konstituante hasil Pemilu 1955 dan penggantian undang-undang dasar dari UUD Sementara 1950 ke UUD '45.
Latar belakang
Dekret Presiden 1959 dilatarbelakangi oleh kegagalan Badan Konstituante untuk menetapkan UUD baru sebagai pengganti UUDS 1950. Anggota Konstituante mulai bersidang pada 10 November 1956, tetapi pada kenyataannya hingga tahun 1958 belum berhasil merumuskan UUD yang diharapkan. Sementara, di kalangan masyarakat pendapat-pendapat untuk kembali kepada UUD '45 semakin kuat. Dalam menanggapi hal itu, Presiden Ir. Soekarno lantas menyampaikan amanat di depan sidang Konstituante pada 22 April 1959 yang isinya menganjurkan untuk kembali ke UUD '45.
Pada 30 Mei 1959 Konstituante melaksanakan pemungutan suara. Hasilnya 269 suara menyetujui UUD 1945 dan 199 suara tidak setuju. Meskipun yang menyatakan setuju lebih banyak, pemungutan suara ini harus diulang karena jumlah suara tidak memenuhi . Pemungutan suara kembali dilakukan pada tanggal 1 dan 2 Juni 1959. Dari pemungutan suara ini Konstituante juga gagal mencapai kuorum. Untuk meredam kemacetan, pada tanggal 3 Juni 1959 Konstituante mengadakan reses (masa perhentian sidang parlemen; masa istirahat dari kegiatan bersidang) yang kemudian terungkap untuk selamanya. Untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, maka Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Letnan Jenderal A.H. Nasution atas nama Pemerintah/Penguasa Perang Pusat (Peperpu), mengeluarkan peraturan No.Prt/Peperpu/040/1959 yang berisi larangan melakukan kegiatan-kegiatan politik. Pada tanggal 16 Juni 1959, Ketua Umum PNI Suwirjo mengirimkan surat kepada Presiden agar mendekritkan berlakunya kembali UUD 1945 dan membubarkan Konstituante.
Referensi
Riklefs (1982), A History of Modern Indonesia, Macmillan Southeast Asian reprint,
Sekretariat Negara Republik Indonesia (1975) 30 Tahun Indonesia Merdeka: Jilid 2 (1950–1964) (30 Years of Indonesian Independence: Volume 2 (1950–1964))
Pranala luar
Dekret Presiden 5 Juli 1959 (salinan)
Peristiwa 1959
Sejarah Indonesia
Indonesia dalam tahun 1959 | 320 |
5453 | https://id.wikipedia.org/wiki/Surat%20Perintah%20Sebelas%20Maret | Surat Perintah Sebelas Maret | Surat Perintah Sebelas Maret, lebih dikenal dengan singkatannya Supersemar adalah surat perintah yang ditandatangani oleh Presiden Soekarno pada tanggal 11 Maret 1966 yang memberikan mandat kepada Letnan Jenderal Soeharto, selaku Panglima Komando Operasi Keamanan dan Ketertiban (Kopkamtib), untuk mengambil segala tindakan yang "dianggap perlu" untuk mengatasi situasi keamanan dan kestabilan pemerintahan yang hebat pada masa pembersihan setelah terjadinya Gerakan 30 September.
Sebagai akibat dari berlakunya, Supersemar menjadi penanda peralihan kekuasaan Orde Lama yang dipimpin Soekarno ke Orde Baru yang dipimpin Soeharto.
Setelah "dibersihkan" dari "unsur PKI", Supersemar kemudian ditingkatkan menjadi Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara; Ketetapan MPRS yang meningkatkan Supersemar tersebut sekaligus menyatakan bahwa Supersemar hanya berlaku hingga "terbentuknya Majelis Permusyawaratan Rakyat hasil Pemilihan Umum." Pemilihan umum tersebut terjadi pada tahun 1971 dan anggotanya diambil sumpah pada tanggal 28 Oktober 1971.
Latar belakang
Pada tanggal 30 September dan 1 Oktober 1965, sebuah kelompok Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang menamakan dirinya Gerakan 30 September membunuh enam jenderal dan satu perwira Angkatan Darat, merebut kendali sementara di beberapa bagian pusat Jakarta, dan mengeluarkan sejumlah keputusan melalui Radio Republik Indonesia dalam percobaan kudeta. Partai Komunis Indonesia (PKI) dituduh sebagai dalang atas percobaan kudeta tersebut. Tiga hari setelah peristiwa tersebut, Soekarno menunjuk Soeharto, saat itu sebagai Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat, untuk mengambil langkah memulihkan keamanan negara yang mulai tidak stabil. Soeharto meresponnya dengan membentuk Kopkamtib dan menggelar operasi untuk menyingkirkan PKI di berbagai daerah.
Ketika Soekarno melantik Kabinet Dwikora Yang Disempurnakan di Istana Merdeka, di tengah-tengah demonstrasi mahasiswa menentang pelantikan, terlihat pergerakan pasukan tanpa lencana di sekitar Istana. Pasukan ini belakangan diketahui merupakan Pasukan Kostrad dibawah pimpinan Mayor Jendral Kemal Idris yang hendak menahan menteri-menteri yang diduga terlibat dalam Gerakan 30 September. Soekarno disarankan untuk meninggalkan pertemuan dan kemudian melakukannya dengan pergi ke Istana Bogor, 60 km selatan Jakarta, dengan helikopter. Sore harinya, tiga jenderal TNI, Mayor Jenderal Basuki Rahmat, Brigadir Jenderal M. Jusuf, dan Brigjen Amirmachmud mengunjungi Sukarno dan pergi dengan Supersemar yang ditandatangani yang kemudian mereka berikan kepada Soeharto. Keesokan harinya Suharto menggunakan kekuasaan yang diberikan kepadanya untuk melarang PKI, dan pada tanggal 18 Maret, lima belas menteri yang loyal terhadap Soekarno ditangkap.
Pada Maret 1967, Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) memilih untuk mencabut kekuasaan Sukarno dan menunjuk penjabat presiden Suharto. Pada tahun 1968 MPRS menghapus kata 'penjabat' dan lebih dari dua tahun setelah peristiwa September 1965 Soeharto menjadi presiden Indonesia. Proses pengalihan kursi kepresidenan dari Sukarno ke Soeharto memakan waktu selama dua tahun. Suharto tetap berkuasa sebagai presiden sampai ia mengundurkan diri pada 21 Mei 1998.
Beberapa kontroversi
Menurut penuturan salah satu dari ketiga perwira tinggi AD yang akhirnya menerima surat itu, ketika mereka membaca kembali surat itu dalam perjalanan kembali ke Jakarta, salah seorang perwira tinggi yang kemudian membacanya berkomentar "Lho ini kan perpindahan kekuasaan". Tidak jelas kemudian naskah asli Supersemar karena beberapa tahun kemudian naskah asli surat ini dinyatakan hilang dan tidak jelas hilangnya surat ini oleh siapa dan di mana karena pelaku sejarah peristiwa "lahirnya Supersemar" ini sudah meninggal dunia. Belakangan, keluarga M. Jusuf mengatakan bahwa naskah Supersemar itu ada pada dokumen pribadi M. Jusuf yang disimpan dalam sebuah bank.
Menurut kesaksian salah satu pengawal kepresidenan di Istana Bogor, Letnan Satu (lettu) Sukardjo Wilardjito, ketika pengakuannya ditulis di berbagai media massa setelah Reformasi 1998 yang juga menandakan berakhirnya Orde Baru dan pemerintahan Presiden Soeharto. Dia menyatakan bahwa perwira tinggi yang hadir ke Istana Bogor pada malam hari tanggal 11 Maret 1966 pukul 01.00 dinihari waktu setempat bukan tiga perwira melainkan empat orang perwira yakni ikutnya Brigadir jendral (Brigjen) M. Panggabean. Bahkan pada saat peristiwa Supersemar Brigjen M. Jusuf membawa map berlogo Markas Besar AD berwarna merah jambu serta Brigjen M. Pangabean dan Brigjen Basuki Rahmat menodongkan pistol kearah Presiden Soekarno dan memaksa agar Presiden Soekarno menandatangani surat itu yang menurutnya itulah Surat Perintah Sebelas Maret yang tidak jelas apa isinya. Lettu Sukardjo yang saat itu bertugas mengawal presiden, juga membalas menodongkan pistol ke arah para jenderal namun Presiden Soekarno memerintahkan Soekardjo untuk menurunkan pistolnya dan menyarungkannya. Menurutnya, Presiden kemudian menandatangani surat itu, dan setelah menandatangani, Presiden Soekarno berpesan kalau situasi sudah pulih, mandat itu harus segera dikembalikan. Pertemuan bubar dan ketika keempat perwira tinggi itu kembali ke Jakarta. Presiden Soekarno mengatakan kepada Soekardjo bahwa ia harus keluar dari istana. “Saya harus keluar dari istana, dan kamu harus hati-hati,” ujarnya menirukan pesan Presiden Soekarno. Tidak lama kemudian (sekitar berselang 30 menit) Istana Bogor sudah diduduki pasukan dari RPKAD dan Kostrad, Lettu Sukardjo dan rekan-rekan pengawalnya dilucuti kemudian ditangkap dan ditahan di sebuah Rumah Tahanan Militer dan diberhentikan dari dinas militer. Beberapa kalangan meragukan kesaksian Soekardjo Wilardjito itu, bahkan salah satu pelaku sejarah supersemar itu, Jendral (Purn) M. Jusuf, serta Jendral (purn) M Panggabean membantah peristiwa itu.
Menurut Kesaksian A.M. Hanafi dalam bukunya "A.M Hanafi Menggugat Kudeta Soeharto", seorang mantan duta besar Indonesia di Kuba yang dipecat secara tidak konstitusional oleh Soeharto. Dia membantah kesaksian Letnan Satu Sukardjo Wilardjito yang mengatakan bahwa adanya kehadiran Jendral M. Panggabean ke Istana Bogor bersama tiga jendral lainnya (Amirmachmud, M. Jusuf dan Basuki Rahmat) pada tanggal 11 Maret 1966 dinihari yang menodongkan senjata terhadap Presiden Soekarno. Menurutnya, pada saat itu, Presiden Soekarno menginap di Istana Merdeka, Jakarta untuk keperluan sidang kabinet pada pagi harinya. Demikian pula semua menteri-menteri atau sebagian besar dari menteri sudah menginap di Istana untuk menghindari kalau datang baru besoknya, demonstrasi-demonstrasi yang sudah berjubel di Jakarta. A.M Hanafi Sendiri hadir pada sidang itu bersama Wakil Perdana Menteri (Waperdam) Chaerul Saleh. Menurut tulisannya dalam bukunya tersebut, ketiga jendral itu tadi mereka inilah yang pergi ke Istana Bogor, menemui Presiden Soekarno yang berangkat kesana terlebih dahulu. Menurutnya, mereka bertolak dari istana yang sebelumnya, dari Istana Merdeka Amir Machmud menelepon kepada Komisaris Besar Soemirat, pengawal pribadi Presiden Soekarno di Bogor, minta izin untuk datang ke Bogor. Semua itu ada saksinya-saksinya. Ketiga jendral ini rupanya sudah membawa satu teks, yang disebut sekarang Supersemar. Di sanalah Bung Karno, tetapi tidak ditodong, sebab mereka datang baik-baik. Tetapi di luar istana sudah dikelilingi demonstrasi-demonstrasi dan tank-tank ada di luar jalanan istana. Mengingat situasi yang sedemikian rupa, rupanya Bung Karno menandatangani surat itu. Jadi A.M Hanafi menyatakan, sepengetahuan dia, sebab dia tidak hadir di Bogor tetapi berada di Istana Merdeka bersama dengan menteri-menteri lain. Jadi yang datang ke Istana Bogor tidak ada Jendral Panggabean. Bapak Panggabean, yang pada waktu itu menjabat sebagai Menhankam, tidak hadir.
Tentang pengetik Supersemar, siapa sebenarnya yang mengetik surat tersebut, masih tidak jelas. Ada beberapa orang yang mengaku mengetik surat itu, antara lain Letkol (Purn) TNI-AD Ali Ebram, saat itu sebagai staf Asisten I Intelijen Resimen Tjakrabirawa.
Kesaksian yang disampaikan kepada sejarawan asing, Ben Anderson, oleh seorang tentara yang pernah bertugas di Istana Bogor, tentara tersebut mengemukakan bahwa Supersemar diketik di atas surat yang berkop Markas besar Angkatan Darat, bukan di atas kertas berkop kepresidenan. Inilah yang menurut Ben menjadi alasan mengapa Supersemar hilang atau sengaja dihilangkan.
Berbagai usaha pernah dilakukan Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) untuk mendapatkan kejelasan mengenai surat ini. Bahkan, ANRI telah berkali-kali meminta kepada Jendral (Purn) M. Jusuf, yang merupakan saksi terakhir hingga akhir hayatnya 8 September 2004, agar bersedia menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi, namun selalu gagal. Lembaga ini juga sempat meminta bantuan Muladi yang ketika itu menjabat Mensesneg, Jusuf Kalla, dan M. Saelan, bahkan meminta DPR untuk memanggil M. Jusuf. Sampai sekarang, usaha ANRI itu tidak pernah terwujud. Saksi kunci lainnya, adalah mantan presiden Soeharto. Namun dengan wafatnya mantan Presiden Soeharto pada 27 Januari 2008, membuat sejarah Supersemar semakin sulit untuk diungkap.
Lihat juga
Perintah Harian Panglima Tertinggi Angkatan Bersendjata/Presiden/Panglima Besar Revolusi pada tanggal 8 Maret 1966
Catatan kaki
Rujukan
Bachtiar, Harsja W. (1988), Siapa Dia?: Perwira Tinggi Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat, Penerbit Djambatan, Jakarta,
Center of Information Analysis (CIA ) (1999), Kontoversi Supersemar (The Supersemar Controversy), Yogyakarta,
Crouch, Harold (2007), The Army and Politics in Indonesia, Equinox Publishing, Singapore,
Djamaluddin, Dasman, (1998), General TNI Anumaerta Basoeki Rachmat dan Supersemar, Grasindo, Jakarta,
Dwipayana, G and Sjamsuddin, Nazaruin (eds) (1991), Jejak Langkah Pak Harto: 1 Oktober 1965 – 27 Maret 1968 , PT Citra Lamtoro Gung Persada, Jakarta,
Hanafi A.M. (1999), Menggugat Kudeta: Jend. Soeharto dari Gestapu ke Supersemar, Yayasan API, Jakarta
Martowidjojo, H.Mangil (1999), Kasaksian Tentang Bung Karno 1945–1967, Grasindo, Jakarta,
Ricklefs (1982), A History of Modern Indonesia, Macmillan Southeast Asian reprint,
Saelan, H.Maulwi (2001), Dari Revolusi '45 Sampai Kudeta '66, Yayasan Hak Bangsa, Jakarta,
Shwarz, Adam (1999), A Nation in Waiting: Indonesia's Search for Stability, Allen & Unwin,
Sekretariat Negara Republik Indonesia (1985) 30 Tahun Indonesia Merdeka 1965–1973, 6th reprint
Pranala luar
Sejarah Indonesia
Indonesia dalam tahun 1966 | 1,413 |
5458 | https://id.wikipedia.org/wiki/SI | SI | Si, si, atau SI umumnya merujuk pada:
SI, singkatan untuk Sistem Satuan Internasional, sistem satuan atau besaran yang diakui oleh dunia internasional.
SI, singkatan untuk Sarekat Islam, sebuah organisasi politik berbasis Islam di Hindia Belanda.
SI, singkatan untuk Svenska Institutet, dinas pemerintah Swedia yang mempromosikan Swedia di luar negeri.
SI, singkatan untuk Sports Interactive, perusahaan permainan video Britania Raya.
SI, singkatan untuk Stasiun Sukabumi, stasiun kereta api di Pulau Jawa, Indonesia.
SI, singkatan untuk Sosialis Internasional, sebuah organisasi politik sayap kiri internasional.
.si, ranah internet tingkat teratas untuk Slovenia.
"Si", Lambang unsur Silikon..
Nama tempat
Si, Suzhou - kabupaten di Suzhou, Anhui | 102 |
5466 | https://id.wikipedia.org/wiki/Pesantren | Pesantren | Pesantren (atau pesantrian) adalah sebuah lembaga pendidikan Islam tradisional yang para siswanya tinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk tempat menginap santri. Santri tersebut berada dalam kompleks yang juga menyediakan masjid untuk beribadah, ruang untuk belajar, dan kegiatan keagamaan lainnya. Kompleks ini biasanya dikelilingi oleh tembok untuk dapat mengawasi keluar masuknya para santri sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Pesantren juga dapat dipahami sebagai lembaga pendidikan dan pengajaran agama, umumnya dengan cara nonklasikal, di mana seorang kiai mengajarkan ilmu agama Islam kepada santri-santri berdasarkan kitab-kitab yang ditulis dalam bahasa Arab oleh Ulama Abad pertengahan, dan para santrinya biasanya tinggal di pondok (asrama) dalam pesantren tersebut.
Sejarah umum
Umumnya, suatu pondok pesantren berawal dari adanya seorang kiai di suatu tempat, kemudian datang santri yang ingin belajar agama kepadanya. Setelah semakin hari semakin banyak santri yang datang, timbullah inisiatif untuk mendirikan pondok atau asrama di samping rumah kiai. Pada zaman dahulu kiai tidak merencanakan bagaimana membangun pondoknya itu, namun yang terpikir hanyalah bagaimana mengajarkan ilmu agama supaya dapat dipahami dan dimengerti oleh santri. Kiai saat itu belum memberikan perhatian terhadap tempat-tempat yang didiami oleh para santri, yang umumnya sangat kecil dan sederhana. Mereka menempati sebuah gedung atau rumah kecil yang mereka dirikan sendiri di sekitar rumah kiai. Semakin banyak jumlah santri, semakin bertambah pula gubuk yang didirikan. Para santri selanjutnya memopulerkan keberadaan pondok pesantren tersebut, sehingga menjadi terkenal ke mana-mana, contohnya seperti pada pondok-pondok yang timbul pada zaman Wali Songo.
Pondok pesantren di Indonesia memiliki peran yang sangat besar, baik bagi kemajuan Islam itu sendiri maupun bagi bangsa Indonesia secara keseluruhan. Berdasarkan catatan yang ada, kegiatan pendidikan agama di Nusantara telah dimulai sejak tahun 1596. Kegiatan agama inilah yang kemudian dikenal dengan nama pondok pesantren. Bahkan dalam catatan Howard M. Federspiel- salah seorang pengkaji keislaman di Indonesia, menjelang abad ke-12 pusat-pusat studi di Aceh (pesantren disebut dengan nama dayah di Aceh) dan Palembang (Sumatra), di Jawa Timur dan di Gowa (Sulawesi) telah menghasilkan tulisan-tulisan penting dan telah menarik santri untuk belajar.
Definisi pesantren
Etimologi
Istilah pesantren berasal dari kata pe-santri-an dan, di mana kata "santri" (Jw: cantrik) berarti murid padepokan, atau murid orang pandai dalam Bahasa Jawa. Istilah pondok berasal dari Bahasa Arab funduuq (فندوق) yang berarti penginapan. Khusus di Aceh, pesantren disebut juga dengan nama dayah. Biasanya pesantren dipimpin oleh seorang kiai. Untuk mengatur kehidupan pondok pesantren, kiai menunjuk seorang santri senior untuk mengatur adik-adik kelasnya, mereka biasanya disebut lurah pondok. Tujuan para santri dipisahkan dari orang tua dan keluarga mereka adalah agar mereka belajar hidup mandiri dan sekaligus dapat meningkatkan hubungan dengan kiai dan juga Tuhan.
Pendapat lainnya, pesantren berasal dari kata santri yang dapat diartikan tempat santri. Kata santri berasal dari kata Cantrik (bahasa Sansakerta, atau mungkin Jawa) yang berarti orang yang selalu mengikuti guru, yang kemudian dikembangkan oleh Perguruan Taman Siswa dalam sistem asrama yang disebut Pawiyatan. Istilah santri juga dalam ada dalam bahasa Tamil, yang berarti guru mengaji, sedang C. C Berg berpendapat bahwa istilah tersebut berasal dari istilah shastri, yang dalam bahasa India berarti orang yang tahu buku-buku suci agama Hindu atau seorang sarjana ahli kitab suci agama Hindu. Terkadang juga dianggap sebagai gabungan kata saint (manusia baik) dengan suku kata tra (suka menolong), sehingga kata pesantren dapat berarti tempat pendidikan manusia baik-baik.
Elemen dasar pesantren
Pondok
Sebuah pondok pada dasarnya merupakan sebuah asrama pendidikan Islam tradisional di mana para siswanya (santri) tinggal bersama di bawah bimbingan seorang atau lebih guru yang lebih dikenal dengan kiai Dengan istilah pondok pesantren dimaksudkan sebagai suatu bentuk pendidikan keislaman yang melembaga di Indonesia.
Pondok atau asrama merupakan tempat yang sudah disediakan untuk kegiatan bagi para santri. Adanya pondok ini banyak menunjang segala kegiatan yang ada. Hal ini didasarkan jarak pondok dengan sarana pondok yang lain biasanya berdekatan sehingga memudahkan untuk komunikasi antara kiai dan santri, dan antara satu santri dengan santri yang lain.
Dengan demikian akan tercipta situasi yang komunikatif di samping adanya hubungan timbal balik antara kiai dan santri, dan antara santri dengan santri. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Zamakhsyari Dhofier, bahwa adanya sikap timbal balik antara kiai dan santri di mana para santri menganggap kiai seolah-olah menjadi bapaknya sendiri, sedangkan santri dianggap kiai sebagai titipan Tuhan yang harus senantiasa dilindungi
Sikap timbal balik tersebut menimbulkan rasa kekeluargaan dan saling menyayangi satu sama lain, sehingga mudah bagi kiai dan ustaz untuk membimbing dan mengawasi anak didiknya atau santri. Segala sesuatu yang dihadapi oleh santri dapat dimonitor langsung oleh kiai dan ustaz, sehingga dapat membantu memberikan pemecahan ataupun pengarahan yang cepat terhadap santri, mengurai masalah yang dihadapi para santri.
Keadaan pondok pada masa kolonial sangat berbeda dengan keberadaan pondok sekarang. Hurgronje menggambarkan keadaan pondok pada masa kolonial (dalam bukunya Imron Arifin, Kepemimpinan kiai) yaitu: “Pondok terdiri dari sebuah gedung berbentuk persegi, biasanya dibangun dari bambu, tetapi di desa-desa yang agak makmur tiangnya terdiri dari kayu dan batangnya juga terbuat dari kayu. Tangga pondok dihubungkan ke sumur oleh sederet batu-batu titian, sehingga santri yang kebanyakan tidak bersepatu itu dapat mencuci kakinya sebelum naik ke pondoknya.
Pondok yang sederhana hanya terdiri dari ruangan yang besar yang didiami bersama. Terdapat juga pondok yang agaknya sempurna di mana didapati sebuah gang (lorong) yang dihubungkan oleh pintu-pintu. Di sebelah kiri kanan gang terdapat kamar kecil-kecil dengan pintunya yang sempit, sehingga sewaktu memasuki kamar itu orang-orang terpaksa harus membungkuk, jendelanya kecil-kecil dan memakai terali. Perabot di dalamnya sangat sederhana. Di depan jendela yang kecil itu terdapat tikar pandan atau rotan dan sebuah meja pendek dari bambu atau dari kayu, di atasnya terletak beberapa buah kitab”
Dewasa ini keberadaan pondok pesantren sudah mengalami perkembangan sedemikian rupa sehingga komponen-komponen yang dimaksudkan makin lama makin bertambah dan dilengkapi sarana dan prasarananya.
Dalam sejarah pertumbuhannya, pondok pesantren telah mengalami beberapa fase perkembangan, termasuk dibukanya pondok khusus perempuan. Dengan perkembangan tersebut, terdapat pondok perempuan dan pondok laki-laki. Sehingga pesantren yang tergolong besar dapat menerima santri laki-laki dan santri perempuan, dengan memilahkan pondok-pondok berdasarkan jenis kelamin dengan peraturan yang ketat.
Masjid
Masjid merupakan elemen yang tak dapat dipisahkan dengan pesantren dan dianggap sebagai tempat yang paling tepat untuk mendidik para santri, terutama dalam praktik ibadah lima waktu, khotbah dan salat Jumat dan pengajaran kitab-kitab Islam klasik. Sebagaimana pula Zamakhsyari Dhofier berpendapat bahwa: “Kedudukan masjid sebagai sebagai pusat pendidikan dalam tradisi pesantren merupakan manifestasi universalisme dari sistem pendidikan Islam tradisional. Dengan kata lain kesinambungan sistem pendidikan Islam yang berpusat di masjid sejak masjid Quba’ didirikan di dekat Madinah pada masa Nabi Muhammad SAW tetap terpancar dalam sistem pesantren. Sejak zaman Nabi, masjid telah menjadi pusat pendidikan Islam”
Lembaga-lembaga pesantren di Jawa memelihara terus tradisi tersebut, bahkan pada zaman sekarang di daerah umat Islam begitu terpengaruh oleh kehidupan Barat, masih ditemui beberapa ulama dengan penuh pengabdian mengajar kepada para santri di masjid-masjid serta memberi wejangan dan anjuran kepada murid-muridnya.
Di Jawa biasanya seorang kiai yang mengembangkan sebuah pesantren pertama-tama dengan mendirikan masjid di dekat rumahnya. Langkah ini pun biasanya diambil atas perintah kiainya yang telah menilai bahwa ia sanggup memimpin sebuah pesantren. Selanjutnya kiai tersebut akan mengajar murid-muridnya (para santri) di masjid, sehingga masjid merupakan elemen yang sangat penting dari pesantren.
Pengajaran kitab-kitab klasik
Sejak tumbuhnya pesantren, pengajaran kitab-kitab klasik diberikan sebagai upaya untuk meneruskan tujuan utama pesantren yaitu mendidik calon-calon ulama yang setia terhadap paham Islam tradisional. Karena itu kitab-kitab Islam klasik merupakan bagian integral dari nilai dan paham pesantren yang tidak dapat dipisah-pisahkan.
Penyebutan kitab-kitab Islam klasik di dunia pesantren lebih populer dengan sebutan “kitab kuning”, tetapi asal usul istilah ini belum diketahui secara pasti. Mungkin penyebutan istilah tersebut guna membatasi dengan tahun karangan atau disebabkan warna kertas dari kitab tersebut berwarna kuning, tetapi argumentasi ini kurang tepat sebab pada saat ini kitab-kitab Islam klasik sudah banyak dicetak dengan kertas putih.
Pengajaran kitab-kitab Islam klasik oleh pengasuh pondok (kiai) atau ustaz biasanya dengan menggunakan sistem sorogan, wetonan, dan bandongan. Adapun kitab-kitab Islam klasik yang diajarkan di pesantren menurut Zamakhsyari Dhofir dapat digolongkan ke dalam 8 kelompok, yaitu: (1) Nahwu (gramatika Bahasa Arab) dan Sharaf (morfologi), (2) Fiqih (hukum), (3) Ushul Fiqh (yurispundensi), (4) Hadits, (5) Tafsir, (6) Tauhid (teologi Islam), (7) Tasawuf dan Etika, (8) cabang-cabang lain seperti Tarikh (sejarah) dan Balaghah (retorika).
Kitab-kitab Islam klasik adalah kepustakaan dan pegangan para kiai di pesantren. Keberadaannya tidaklah dapat dipisahkan dengan kiai di pesantren. Kitab-kitab Islam klasik merupakan modifikasi nilai-nilai ajaran Islam, sedangkan kiai merupakan personifikasi dari nilai-nilai itu. Di sisi lain keharusan kiai di samping tumbuh disebabkan kekuatan-kekuatan mistik yang juga karena kemampuannya menguasai kitab-kitab Islam klasik.
Sehubungan dengan hal ini, Moh. Hasyim Munif mengatakan bahwa: “Ajaran-ajaran yang terkandung dalam kitab kuning tetap merupakan pedoman hidup dan kehidupan yang sah dan relevan. Sah artinya ajaran itu diyakini bersumber pada kitab Allah Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah (Al-Hadits), dan relevan artinya ajaran-ajaran itu masih tetap cocok dan berguna kini atau nanti”
Dengan demikian, pengajaran kitab-kitab Islam klasik merupakan hal utama di pesantren guna mencetak alumnus yang menguasai pengetahuan tentang Islam bahkan diharapkan di antaranya dapat menjadi kiai.
Santri
Santri merupakan sebutan bagi para siswa yang belajar mendalami agama di pesantren. Biasanya para santri ini tinggal di pondok atau asrama pesantren yang telah disediakan. Ada pula santri yang tidak tinggal di tempat yang telah disediakan tersebut yang biasa disebut dengan santri kalong sebagaimana yang telah penulis kemukakan pada pembahasan di depan.
Menurut Zamakhsyari Dhofir berpendapat bahwa: “Santri yaitu murid-murid yang tinggal di dalam pesantren untuk mengikuti pelajaran kitab-kitab kuning atau kitab-kitab Islam klasik yang pada umumnya terdiri dari dua kelompok santri yaitu:
- Santri mukim yaitu santri atau murid-murid yang berasal dari jauh yang tinggal atau menetap di lingkungan pesantren.
- Santri kalong yaitu santri yang berasal dari desa-desa sekitar pesantren yang mereka tidak menetap di lingkungan kompleks peantren tetapi setelah mengikuti pelajaran mereka pulang
Dalam menjalani kehidupan di pesantren, pada umumnya mereka mengurus sendiri keperluan sehari-hari dan mereka mendapat fasilitas yang sama antara santri yang satu dengan lainnya. Santri diwajibkan menaati peraturan yang ditetapkan di dalam pesantren tersebut dan apabila ada pelanggaran akan dikenakan sanksi sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan.
Kiai
Istilah kiai bukan berasal dari bahasa Arab, melainkan dari bahasa Jawa Kata kiai mempunyai makna yang agung, keramat, dan dituahkan. Selain gelar kiai diberikan kepada seorang laki-laki yang lanjut usia, arif, dan dihormati di Jawa. Gelar kiai juga diberikan untuk benda-benda yang keramat dan dituahkan, seperti keris dan tombak. Namun pengertian paling luas di Indonesia, sebutan kiai dimaksudkan untuk para pendiri dan pemimpin pesantren, yang sebagai muslim terhormat telah membaktikan hidupnya untuk Allah SWT serta menyebarluaskan dan memperdalam ajaran-ajaran serta pandangan Islam melalui pendidikan.
Kiai berkedudukan sebagai tokoh sentral dalam tata kehidupan pesantren, sekaligus sebagai pemimpin pesantren. Dalam kedudukan ini nilai kepesantrenannya banyak tergantung pada kepribadian kiai sebagai suri teladan dan sekaligus pemegang kebijaksanaan mutlak dalam tata nilai pesantren. Dalam hal ini M. Habib Chirzin mengatakan bahwa peran kiai sangat besar sekali dalam bidang penanganan iman, bimbingan perbuatan (Ar: 'amaliyah), penyebaran dan pewarisan ilmu, pembinaan akhlak, pendidikan beramal, dan memimpin serta menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh santri dan masyarakat. Dan dalam hal pemikiran kiai lebih banyak berupa terbentuknya pola berpikir, sikap, jiwa, serta orientasi tertentu untuk memimpin sesuai dengan latar belakang kepribadian kiai
Dari pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa peran kiai sangat menentukan keberhasilan pesantren yang diasuhnya. Demikianlah beberapa uraian tentang elemen-elemen umum pesantren, yang pada dasarnya merupakan syarat dan gambaran kelengkapan elemen sebuah pondok pesantren yang terklasifikasi asli meskipun tidak menutup kemungkinan berkembang atau bertambah seiring dengan perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat.
Peranan
Pesantren pada mulanya merupakan pusat penggemblengan nilai-nilai dan penyiaran agama Islam dan mengajarkan bahasa Arab, terkadang bahasa Arb yang digunakan di pesantren tercampur dengan bahasa setempat yang menyebabkan pembentukan dialek Arab Indonesia. Namun, dalam perkembangannya, lembaga ini semakin memperlebar wilayah garapannya yang tidak melulu mengakselerasikan mobilitas vertikal (dengan penjejalan materi-materi keagamaan), tetapi juga mobilitas horizontal (kesadaran sosial). Pesantren kini tidak lagi berkutat pada kurikulum yang berbasis keagamaan (religious-based curriculum) dan cenderung melangit, tetapi juga kurikulum yang menyentuh persoalan masyarakat (society-based curriculum). Dengan demikian, pesantren tidak bisa lagi didakwa semata-mata sebagai lembaga keagamaan murni, tetapi juga (seharusnya) menjadi lembaga sosial yang hidup yang terus merespons karut-marut persoalan masyarakat di sekitarnya.
Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan Islam tertua yang merupakan produk budaya Indonesia. Keberadaan pesantren di Indonesia dimulai sejak Islam masuk negeri ini dengan mengadopsi sistem pendidikan keagamaan yang sebenarnya telah lama berkembang sebelum kedatangan Islam. Sebagai lembaga pendidikan yang telah lama berurat akar di negeri ini, pondok pesantren diakui memiliki andil yang sangat besar terhadap perjalanan sejarah bangsa.
Banyak pesantren di Indonesia hanya membebankan para santrinya dengan biaya yang rendah, meskipun beberapa pesantren modern membebani dengan biaya yang lebih tinggi. Meski begitu, jika dibandingkan dengan beberapa institusi pendidikan lainnya yang sejenis, pesantren modern jauh lebih murah. Organisasi massa (ormas) Islam yang paling banyak memiliki pesantren adalah Nahdlatul Ulama (NU). Ormas Islam lainnya yang juga memiliki banyak pesantren adalah Al-Washliyah dan Hidayatullah.
Jenis pesantren
Seiring perkembangan zaman, serta tuntutan masyarakat atas kebutuhan pendidikan Umum, kini banyak pesantren yang menyediakan menu pendidikan umum dalam pesantren. kemudian muncul istilah pesantren salaf dan pesantren modern. Pesantren salaf adalah pesantren yang murni mengajarkan pendidikan agama Islam. Sedangkan Pesantren Modern menggunakan sistem pengajaran pendidikan umum, dengan sistem kelas dan kurikulum.
Pesantren salaf
Pesantren yang hanya mengajarkan ilmu agama Islam saja umumnya disebut pesantren salaf. Pola tradisional yang diterapkan dalam pesantren salaf adalah para santri bekerja untuk kiai mereka - bisa dengan mencangkul sawah, mengurusi empang (kolam ikan), dan lain sebagainya - dan sebagai balasannya mereka diajari ilmu agama oleh kiai mereka tersebut. Sebagian besar pesantren salaf menyediakan asrama sebagai tempat tinggal para santrinya dengan membebankan biaya yang rendah atau bahkan tanpa biaya sama sekali. Para santri, pada umumnya menghabiskan hingga 20 jam waktu sehari dengan penuh dengan kegiatan, dimulai dari salat shubuh pada waktu pagi hingga mereka tidur kembali pada waktu malam. Pada waktu siang, para santri pergi ke sekolah umum untuk belajar ilmu formal, pada waktu sore mereka menghadiri pengajian dengan kiai atau ustadz mereka untuk memperdalam pelajaran agama dan al-Qur'an.
Pesantren modern
Ada pula pesantren yang mengajarkan pendidikan umum, di mana persentase ajarannya lebih banyak ilmu-ilmu pendidikan agama Islam daripada ilmu umum (matematika, fisika, dan lainnya). Ini sering disebut dengan istilah pondok pesantren modern, dan umumnya tetap menekankan nilai-nilai dari kesederhanaan, keikhlasan, kemandirian, dan pengendalian diri. Pada pesantren dengan materi ajar campuran antara pendidikan ilmu formal dan ilmu agama Islam, para santri belajar seperti di sekolah umum atau madrasah. Pesantren campuran untuk tingkat SMP kadang-kadang juga dikenal dengan nama Madrasah Tsanawiyah, sedangkan untuk tingkat SMA dengan nama Madrasah Aliyah. Namun, perbedaan pesantren dan madrasah terletak pada sistemnya. Pesantren memasukkan santrinya ke dalam asrama, sementara dalam madrasah tidak.
Ada juga jenis pesantren semimodern yang masih mempertahankan kesalafannya dan memasukkan kurikulum modern di pesantren tersebut seperti yang terdapat di Pondok Pesantren Al - Ittihad Cianjur.
Kurikulum Pesantren
Kajian Kitab Kuning
Kajian kitab kuning alias turats sudah melekat sebagai tradisi Pondok Pesantren. Kitab kuning adalah kitab klasik karya ulama-ulama terdahulu yang bermuatan ilmu agama yang mencakup fiqih, aqidah, akhlak, tafsir, hadits, tata bahasa Arab alias nahwu dan shorof, tasawuf, ilmu Falak, sampai kajian sosial & kemasyarakatan (muamalah). Kitab yang dikaji pun bervariasi, mulai dari Tafsir Jalalain di bidang tafsir, Fathul Qarib di bidang fiqh, Ihya Ulumuddin di bidang tasawuf, Arbain Nawawi di bidang hadits, Imrithi di bidang nahwu, hingga Nurul Anwar di bidang Ilmu Falak. Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Pondok Pesantren Al-Anwar, Rembang, Pondok Pesantren Termas, Pacitan hingga Pondok Pesantren Langitan, Tuban, Pondok Raudlatul Muta'allimin, Kudus, adalah Pondok Pesantren yang terkenal dengan kajian kitab kuningnya. Selain itu, ada pula Ma'had Aly, yaitu Lembaga Pondok Pesantren yang berfokus pada kajian kitab kuning dengan santri yang mendapat ijazah setingkat S1 dengan gelar Sarjana Agama (S.Ag.).
Tahfizul Qur'an
Selain kajian kitab kuning, ada pula beberapa pesantren yang berfokus pada program Tahfizul Qur'an, yakni program menghapal Al-Qur'an. Macam-macam metode diterapkan masing-masing pesantren untuk membuat santri lancar mengkhatamkan Al-Qur'an secara hapalan. Di antara Pesantren Tahfizul Qur'an yang terkenal adalah Pondok Pesantren Al-Munawwir, Krapyak, Pondok Pesantren Sunan Pandanaran, Sleman, Pondok Pesantren Yanbu'ul Qur'an, Kudus, hingga Pondok Pesantren Darul Qur'an.
Bahasa
Beberapa Pesantren juga menerapkan kurikulum bahasa untuk santrinya. Biasanya, kurikulum ini berlaku di Pesantren Modern seperti Pondok Pesantren Gontor. Kurikulum bahasa ini berfokus pada Bahasa Inggris atau Bahasa Arab dengan kewajiban santri menggunakan kedua bahasa tersebut selama ada di lingkungan Pesantren.
Pendidikan Formal
Untuk menjawab arus modernisasi, beberapa pesantren juga menggelar pendidikan formal mulai dari tingkat SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, hingga Perguruan Tinggi. Universitas Hasyim Asy'ari, Jombang dan Universitas Sains Al-Qur'an, Wonosobo adalah contoh universitas milik institusi Pondok Pesantren. Beberapa Madrasah formal juga menggelar pendidikan asrama untuk murid-muridnya sehingga bisa pula diklasifikasikan sebagai Pondok Pesantren. Ada pula pendidikan khas pesantren yang mendapat ijazah setingkat formal mulai dari setingkat SD, SMP, SMA, hingga S1.
Modernisasi pesantren
Sebab-sebab terjadinya modernisasi Pesantren di antaranya:
Munculnya wancana penolakan taqlid dengan kembali kepada Al-Quran dan Sunnah sebagai isu sentral yang mulai ditadaruskan sejak tahun 1900. Maka sejak saat itu perdebatan antara kaum tua dengan kaum muda, atau kalangan reformis dengan kalangan ortodoks/konservatif, mulai mengemuka sebagai wancana publik.
Kian mengemukanya wacana perlawanan nasional atas kolonialisme belanda.
Terbitnya kesadaran kalangan Muslim untuk memperbaharui organisasi Islam mereka yang berkonsentrasi dalam aspek sosial ekonomi.
Dorongan kaum Muslim untuk memperbarui sistem pendidikan Islam. Salah satu dari keempat faktor tersebut dalam pandangan Karel A. Steenbrink, yang sejatinya selalu menjadi sumber inspirasi para pembaharu Islam untuk melakukan perubahan Islam di Indonesia.
Tokoh nasional
Beberapa alumnus pesantren yang terkenal antara lain:
Abdurrahman Wahid
Din Syamsuddin
Hasyim Asy'ari
Hasyim Muzadi
Hidayat Nur Wahid
Nurcholish Madjid
Sirajuddin Abbas
Lihat pula
Muhammadiyah
Nahdlatul Ulama
Persatuan Tarbiyah Islamiyah
Referensi
Pranala luar
Pesantren Virtual, Pesantren Era Digital
Pustakapesantren.com, Pustaka Pesantren
Pondok Pesantren.net, Pendidikan Diniyah dan Pesantren, Kementerian Agama RI
Rabithah Ma'ahid Islamiyah Nahdltul Ulama, Asosiasi Pesantren Indonesia | 2,927 |
5470 | https://id.wikipedia.org/wiki/Pemilihan%20umum | Pemilihan umum | Pemilihan umum (disingkat Pemilu) adalah proses memilih seseorang untuk mengisi jabatan politik di Indonesia tertentu. Jabatan tersebut beraneka ragam, mulai dari jabatan presiden/eksekutif, wakil rakyat/Lembaga legislatif di berbagai tingkat pemerintahan, sampai kepala desa. Pada konteks yang lebih luas, Pemilu dapat juga berarti proses mengisi jabatan-jabatan seperti ketua OSIS atau ketua kelas, walaupun untuk ini kata 'pemilihan' lebih sering digunakan.
Pemilu merupakan salah satu usaha untuk memengaruhi rakyat secara persuasif (tidak memaksa) dengan melakukan kegiatan retorika, hubungan publik, komunikasi massa, lobi dan lain-lain kegiatan. Meskipun agitasi dan propaganda di Negara demokrasi sangat dikecam, namun dalam kampanye pemilihan umum, teknik agitasi dan teknik propaganda banyak juga dipakai oleh para kandidat atau politikus selalu komunikator politik.
Dalam Pemilu, para pemilih dalam Pemilu juga disebut konstituen, dan kepada merekalah para peserta Pemilu menawarkan janji-janji dan program-programnya pada masa kampanye. Kampanye dilakukan selama waktu yang telah ditentukan, menjelang hari pemungutan suara.
Setelah pemungutan suara dilakukan, proses penghitungan dimulai. Pemenang Pemilu ditentukan oleh aturan main atau sistem penentuan pemenang yang sebelumnya telah ditetapkan dan disetujui oleh para peserta, dan disosialisasikan ke para pemilih.
Pemilih
Menurut UU No.7 pasal 348-350 tahun 2017, pemilih adalah WNI yang sudah genap berusia 17 tahun atau lebih, baik sudah kawin atau belum dan pernah kawin.
Dalam pemilu, pemilih biasanya dibedakan menjadi tiga kategori pemilih. Kategori pemilih tersebut ialah pemilih tetap, pemilih tambahan dan pemilih khusus. Pada tahun 2019 ketiga kategori ini digunakan sebagai standar pemilu.
Pemilih tetap adalah pemilih yang sudah terdata di KPU dan terdata di DPT (daftar pemilih tetap). Pemilih kategori ini sudah di coklit dan dimutakhirkan oleh KPU dengan tanda bukti memiliki undangan memilih atau C6.
Pemilih tambahan adalah kategori pemilih yang pindah memilih ke TPS lain dari TPS yang sudah ditentukan. Menurut UU NO.7 pasal 210 Tahun 2017, pemilih tambahan wajib melapor paling lambat 30 hari sebelum pemungutan. Pada saat pemungutan suara pemilih tambahan membawa surat pindah memilih (A5), KTP dan surat identitas lain (KK, paspor atau SIM)
Pemilih khusus adalah kategori pemilih yang tidak terdaftar di DPT(Daftar Pemilih Tetap) dan DPTb (Daftar Pemilih Tambahan). Pemilih khusus dapat ikut memilih dengan membawa KTP atau identitas lain ke TPS. Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) akan memberikan hak suara dengan pertimbangan ketersediaan surat suara di TPS.
Penentuan untuk jumlah kursi dalam partai politik
Daftar partai (party-list) dalam sistem proporsional terbagi 4 yaitu:
Rata-rata tertinggi/Divisor (Highest avarage)
Keterangan:
V adalah jumlah suara sah partai politik/individual.
s adalah jumlah kursi berdasarkan bilangan cacah kecuali keterangan tersebut.
Jika jumlah pembagian pada posisi pertama dari partai bawah dengan kedua dari partai atas maka terambil dari jumlah suara teratas. semua metode hitungan pembulatan bawah.
Dalam tersisa satu kursi dimana dua atau lebih partai yang mempunyai jumlah suara yang sama maka:
Jika berada pembagian di posisi yang sama, terambil partai yang memiliki jumlah suara terbanyak.
Jika berada pembagian di posisi yang beda, terambil partai yang berada perhitungan pembagian yang sebelumnya.
Suara sisa terbanyak/Kuota (Largest remainder)
Jika jumlah sisa suara yang memiliki sama maka terambil dari jumlah suara teratas. semua metode hitungan pembulatan bawah.
Dalam tersisa satu kursi dimana dua atau lebih partai yang mempunyai jumlah suara yang sama maka:
Jika berada suara sisa di posisi yang sama, terambil partai yang memiliki jumlah suara terbanyak.
Jika berada suara sisa di posisi yang beda, terambil partai yang berada perhitungan suara sisa yang sebelumnya.
Metode lainnya
Jika jumlah suara yang memiliki sama maka terambil dari jumlah suara teratas. semua metode hitungan pembulatan atas.
Nilai Mayoritas dan Minoritas
Keterangan: x adalah jumlah kursi DPR yang diraih oleh setiap partai.
Mayoritas multak
Mayoritas mutlak adalah setiap partai politik memenangi sebanyak dua per tiga dari seluruh jumlah kursi DPR dan dapat mengubah aturan UUD.
Mayoritas biasa
Mayoritas biasa adalah setiap partai politik memenangi antara setengah sampai dengan dua per tiga dari seluruh jumlah kursi DPR tetapi tidak dapat mengubah aturan UUD.
Mayoritas koalisi
Mayoritas koalisi adalah setiap partai politik memenangi hanya kurang dari setengah dari seluruh jumlah kursi DPR tetapi berada posisi pertama sehingga harus berkoalisi untuk mencapai sebanyak minimal setengah dari seluruh jumlah kursi DPR.
Keterangan: x adalah jumlah kursi DPR yang diraih oleh pembentukan koalisi.
Contoh
Jika jumlah yang diberikan warna biru adalah 51% sedangkan tanpa diberi warna biru adalah 49% maka posisi pemenang&koalisi sebagai mayoritas koalisi.
Jika jumlah yang diberikan warna biru adalah 49% sedangkan tanpa diberi warna biru adalah 51% maka posisi pemenang&koalisi sebagai minoritas koalisi.
Minoritas
Minoritas adalah setiap partai politik memenangi hanya kurang dari setengah dari seluruh jumlah kursi DPR.
Sistem pemilihan umum
Berdasarkan daftar peserta partai politik
Sistem pemilihan umum terbagi 2 jenis yaitu
sistem terbuka, yaitu pemilih mencoblos/mencontreng nama dan foto peserta partai politik.
sistem tertutup, yaitu pemilih mencoblos/mencontreng nama partai politik tertentu.
Berdasarkan perhitungan
Sistem pemilihan umum terbagi 3 jenis yaitu
sistem distrik (plurality system), yaitu perhitungan sederhana yaitu calon peserta politik mengumpulkan dalam jumlah suara terbanyak. Jenis sistemnya:
Mayoritas multak (First Past The Post/FPTP)
Suara alternatif (Alternative Vote/AV)
Suara blok (Block Vote/BV)
Sistem dua putaran (Two Round System/TRS)
sistem semi proporsional (semi proportional system), yaitu perhitungan sistem distrik yang menjembatani proporsional. Jenis sistemnya:
Suara non dipindahtangankan tunggal (Single Non Transferable Vote/SNTV)
Sistem paralel (Parallel system)
Suara terbatas (Limited vote)
Suara kumulatif (Cumulative vote)
sistem proporsional (proportional system), yaitu perhitungan rumit yaitu calon peserta politik mengumpulkan dengan menggunakan bilangan pembagi pemilih. Jenis sistemnya:
Suara dipindahtangankan tunggal (Single Transferable Vote/STV)
Perwakilan proporsional (Proportional Representative/PR)
Rata-rata tertinggi/Divisor (Highest avarage)
Suara sisa terbanyak/Kuota (Largeset remainder)
Daftar partai (Party-list)
Daftar terbuka (Open-list)
Daftar tertutup (Close-list)
Daftar lokal (Local-list)
Anggota proporsional campuran (Mixed Member Proportional/MMP)
Perbedaan sebagai berikut:
Pemilu di Indonesia
Sejak proklamasi kemerdekaan hingga tahun 2004 di Indonesia telah dilaksanakan pemilihan umum sebanyak sebelas kali, yaitu dimulai tahun 1987, 1992, 1997, 1999, 2004, 2009, dan 2014,2019. Jumlah kontestan partai partai politik dalam pemilihan disetiap tahunya tidak selalu sama, kecuali pada pemilu tahun 1977 sampai 1997.
Pemilu pada tahun 1955 dilangsungkan pada dua tahap sebagai berikut. Pertama, pemilu diselenggarakan pada tanggal 29 September 1955 untuk memilih anggota DPR. Kedua, pemilu diselenggarakan pada tanggal 15 Desember 1955 untuk memilih anggota konstituante.
Lihat pula
Indeks Demokrasi
Kecurangan pemilu
Referensi
Pranala luar
Departemen Dalam Negeri (Depdagri)
Komisi Pemilihan Umum (KPU) (tersedia dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris )
Tabulasi Nasional Pemilu (TNP) KPU
Pemilu Indonesia
Pusat Informasi Partai Politik Indonesia Pemilu
Pemilu
Politik | 1,033 |
5472 | https://id.wikipedia.org/wiki/Konstituante%20Republik%20Indonesia | Konstituante Republik Indonesia | Konstituante Republik Indonesia adalah sebuah dewan perwakilan yang bertugas untuk membentuk konstitusi baru bagi Republik Indonesia untuk menggantikan Undang-Undang Dasar Sementara 1950. Konstituante dipilih dalam sebuah pemilihan umum pada bulan Desember 1955. Dewan ini bersidang di Bandung antara bulan November 1956 hingga dibubarkan oleh Presiden Soekarno lewat sebuah dekret presiden pada tanggal 5 Juli 1959.
Latar belakang
Kemerdekaan Republik Indonesia diproklamasikan pada 17 Agustus 1945. Pada tanggal 18 Agustus, rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) memilih Soekarno sebagai Presiden dan Mohammad Hatta sebagai Wakil Presiden. Rapat tersebut juga mengesahkan rancangan undang-undang dasar yang telah dipersiapkan oleh lembaga pendahulunya, Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) sebagai konstitusi bagi negara yang baru merdeka ini. Dalam pidatonya, Presiden Soekarno menyatakan bahwa UUD 1945 adalah "sebuah konstitusi sementara... sebuah konstitusi kilat" dan menegaskan sebuah Majelis Permusyawaratan Rakyat harus membentuk konstitusi baru yang "lebih lengkap dan lebih sempurna“ saat "telah bernegara di dalam suasana yang lebih tenteram".
UUD 1945 berlaku sampai terbentuknya Republik Indonesia Serikat (RIS) pada 27 Desember 1949, sesuai kesepakatan Konferensi Meja Bundar di Den Haag. Konstitusi yang berlaku adalah Konstitusi Republik Indonesia Serikat (Konstitusi RIS) yang mengamanatkan sebuah republik federal bersistem parlementer. RIS dibubarkan pada tanggal 17 Agustus 1950 dengan meleburnya seluruh negara-negara bagiannya menjadi Republik Indonesia. Dari Agustus 1950 hingga Juli 1959, konstitusi yang berlaku di Indonesia adalah Undang-Undang Dasar Sementara 1950, yang batang tubuhnya lebih kurang sama dari Konstitusi RIS.
Pembentukan
Dasar hukum pembentukan Konstituante adalah Pasal 134 UUD Sementara 1950, yang berbunyi "Konstituante (Sidang Pembuat Undang-undang Dasar) bersama-sama dengan Pemerintah selekaslekasnja menetapkan Undang-undang Dasar Republik Indonesia jang akan menggantikan Undang-undang Dasar Sementara ini."
Pasal 135 selanjutnya mengatur bahwa Konstituante "terdiri dari sedjumlah Anggauta jang besarnja ditetapkan berdasar atas perhitungan setiap 150.000 djiwa penduduk warga negara Indonesia mempunjai seorang wakil," dan anggota-anggota tersebut "dipilih oleh warga-negara Indonesia dengan dasar umum dan dengan tjara bebas dan rahasia menurut aturan-aturan jang ditetapkan dengan undangundang." Dalam prakteknya, pemilihan untuk anggota Konstituante diselenggarakan secara bersama-sama dengan anggota Dewan Perwakilan Rakyat pada pemilihan umum legislatif 1955, dengan pemilihan umum DPR dilaksanakan terlebih dahulu pada bulan September 1955 dan disusul oleh pemilihan umum Konstituante pada bulan Desember 1955.
Rumah tangga
Konstituante dipimpin oleh seorang Ketua dan beberapa orang Wakil Ketua.
Komposisi
Terdapat tiga blok utama dari partai-partai dan golongan yang memiliki perwakilan di Konstituante: Blok Pancasila (274 kursi/53,3%), Blok Islam (230 kursi/44,8%), dan Blok Sosio-Ekonomi (10 kursi/2%).
Pembubaran
Sampai tahun 1959, Konstituante belum berhasil membentuk UUD baru. Pada saat bersamaan, Presiden Soekarno menyampaikan konsepsinya tentang Demokrasi Terpimpin.
Sejak itu, diadakanlah pemungutan suara untuk menentukan Indonesia kembali ke UUD 1945. Dari ketiga pemungutan suara yang dilakukan, sebenarnya mayoritas anggota menginginkan kembali ke UUD 1945, tetapi terbentur dengan jumlah yang tidak mencapai 2/3 suara keseluruhan.
Setelah voting ketiga, serempak para fraksi memutuskan tidak akan lagi mengikuti sidang Konstituante setelah reses 3 Juli 1959. Keadaan gawat inilah yang menyebabkan Presiden Soekarno mengeluarkan Dekret Presiden 5 Juli 1959, yang mengakhiri riwayat lembaga ini.
Referensi
Sumber
Pranala luar
konstituante.net, basis data publik daftar anggota Konstituante yang disusun oleh Kevin W. Fogg dari Universitas Oxford dan Syahrul Hidayat dari Universitas Indonesia.
Sejarah Indonesia | 512 |
5474 | https://id.wikipedia.org/wiki/Dewan%20Perwakilan%20Rakyat%20Republik%20Indonesia | Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia | Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), umumnya disebut Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) adalah salah satu lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang merupakan lembaga perwakilan rakyat. DPR terdiri atas anggota partai politik peserta pemilihan umum yang dipilih melalui pemilihan umum. Bersama dengan Dewan Perwakilan Daerah, keduanya membentuk Majelis Permusyawaratan Rakyat.
Sejarah
Masa awal kemerdekaan (1945–1949)
Pada awal kemerdekaan, lembaga-lembaga negara yang diamanatkan UUD 1945 belum dibentuk. Dengan demikian, Sesuai dengan pasal 4 aturan peralihan dalam UUD 1945, dibentuklah Komite Nasional Pusat (KNIP). Komite ini merupakan cikal bakal badan legislatif di Indonesia.
Anggota KNIP tersebut berjumlah 60 orang tetapi sumber yang lain menyatakan terdapat 103 anggota KNIP. KNIP sebagai MPR sempat bersidang sebanyak 6 kali, dalam melakukan kerja DPR dibentuk Badan Pekerja Komite Nasional Pusat, Badan Pekerja tersebut berhasil menyetujui 133 RUU di samping pengajuan mosi, resolusi, usul dan lain-lain.
Masa Republik Indonesia Serikat (1949–1950)
Badan legislatif pada masa Republik Indonesia Serikat terbagi menjadi dua majelis, yaitu Senat yang beranggotakan 32 orang, dan Dewan Perwakilan Rakyat yang beranggotakan 146 orang (di mana 49 orang adalah perwakilan Republik Indonesia-Yogyakarta). Hak yang dimiliki DPR adalah hak budget, inisiatif, dan amendemen, serta wewenang untuk menyusun RUU bersama pemerintah. Selain itu DPR juga memiliki hak bertanya, hak interpelasi dan hak angket, namun tidak memiliki hak untuk menjatuhkan kabinet. Dalam masa kerja yang amat singkat itu, kurang lebih setahun, berhasil diselesaikan 7 buah undang-undang, yang di antaranya adalah UU No. 7 tahun 1950 tentang perubahan Konstitusi Sementara RIS menjadi Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia; diajukan 16 mosi, dan 1 interpelasi, baik oleh Senat maupun DPR.
Masa Dewan Perwakilan Rakyat Sementara (1950–1956)
Pada tanggal 14 Agustus 1950, DPR dan Senat RIS menyetujui Rancangan UUDS NKRI (UU No. 7/1950, LN No. 56/1950). Pada tanggal 15 Agustus 1950, DPR dan Senat RIS mengadakan rapat di mana dibacakan piagam pernyataan terbentuknya NKRI yang bertujuan:
1. Pembubaran secara resmi negara RIS yang berbentuk federasi;
2. Pembentukan NKRI yang meliputi seluruh daerah Indonesia dengan UUDS yang mulai berlaku pada tanggal 17 Agustus 1950.
Sesuai isi Pasal 77 UUDS, ditetapkan jumlah anggota DPRS adalah 236 orang, yaitu 148 anggota dari DPR RIS, 29 anggota dari Senat RIS, 46 anggota dari Badan Pekerja Komite Nasional Pusat, dan 13 anggota dari DPA RI Yogyakarta.
Masa DPR hasil pemilu 1955 (1956–1959)
DPR ini adalah hasil pemilu 1955 yang jumlah anggota yang dipilih sebanyak 272 orang. Pemilu 1955 juga memilih 542 orang anggota konstituante.
Tugas dan wewenang DPR hasil pemilu 1955 sama dengan posisi DPRS secara keseluruhan, karena landasan hukum yang berlaku adalah UUDS. Banyaknya jumlah fraksi di DPR serta tidak adanya satu dua partai yang kuat, telah memberi bayangan bahwa pemerintah merupakan hasil koalisi. Dalam masa ini terdapat 3 kabinet yaitu kabinet Burhanuddin Harahap, kabinet Ali Sastroamidjojo, dan kabinet Djuanda.
Masa DPR hasil Dekret Presiden 1959 berdasarkan UUD 1945 (1959–1965)
Jumlah anggota sebanyak 262 orang kembali aktif setelah mengangkat sumpah. Dalam DPR terdapat 19 fraksi, didominasi PNI, Masjumi, NU, dan PKI.
Dengan Penpres No. 3 tahun 1960, Presiden membubarkan DPR karena DPR hanya menyetujui 36 miliar rupiah APBN dari 44 miliar yang diajukan. Sehubungan dengan hal tersebut, presiden mengeluarkan Penpres No. 4 tahun 1960 yang mengatur Susunan DPR-GR.
DPR-GR beranggotakan 283 orang yang semuanya diangkat oleh Presiden dengan Keppres No. 156 tahun 1960. Adapun salah satu kewajiban pimpinan DPR-GR adalah memberikan laporan kepada Presiden pada waktu-waktu tertentu, yang mana menyimpang dari pasal 5, 20, 21 UUD 1945. Selama 1960-1965, DPR-GR menghasilkan 117 UU dan 26 usul pernyataan pendapat.
Masa DPR Gotong Royong tanpa Partai Komunis Indonesia (1965–1966)
Setelah peristiwa G.30.S/PKI, DPR-GR membekukan sementara 62 orang anggota DPR-GR eks PKI dan ormas-ormasnya. DPR-GR tanpa PKI dalam masa kerjanya 1 tahun, telah mengalami 4 kali perubahan komposisi pimpinan, yaitu:
a. Periode 15 November 1965 – 26 Februari 1966.
b. Periode 26 Februari 1966 – 2 Mei 1966.
c. Periode 2 Mei 1966 – 16 Mei 1966.
d. Periode 17 Mei 1966 – 19 November 1966.
Secara hukum, kedudukan pimpinan DPR-GR masih berstatus sebagai pembantu Presiden sepanjang Peraturan Presiden No. 32 tahun 1964 belum dicabut.
Dalam rangka menanggapi situasi masa transisi, DPR-GR memutuskan untuk membentuk 2 buah panitia:
a. Panitia politik, berfungsi mengikuti perkembangan dalam berbagai masalah bidang politik.
b. Panitia ekonomi, keuangan dan pembangunan, bertugas memonitor situasi ekonomi dan keuangan serta membuat konsepsi tentang pokok-pokok pemikiran ke arah pemecahannya.
Masa Orde Baru (1966–1999)
Berdasarkan Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966, yang kemudian dikukuhkan dalam UU No. 10/1966, maka DPR-GR Masa Orde Baru memulai kerjanya dengan menyesuaikan diri dari Orde Lama ke Orde Baru. Kedudukan, tugas dan wewenang DPR-GR 1966–1971 yang bertanggung jawab dan berwewenang untuk menjalankan tugas-tugas utama sebagai berikut:
Bersama-sama dengan pemerintah menetapkan APBN sesuai dengan pasal 23 ayat 1 UUD 1945 beserta penjelasannya.
Bersama-sama dengan pemerintah membentuk UU sesuai dengan pasal 5 ayat 1, pasal 20, pasal 21 ayat 1 dan pasal 22 UUD 1945 beserta penjelasannya.
Melakukan pengawasan atas tindakan-tindakan pemerintah sesuai dengan UUD 1945 dan penjelasannya, khususnya penjelasan bab 7.
Selama masa orde baru DPR dianggap sebagai "tukang stempel" kebijakan pemerintah yang berkuasa karena DPR dikuasai oleh Golkar yang merupakan pendukung pemerintah.
Masa reformasi (1999–sekarang)
Banyaknya skandal korupsi, penyuapan dan kasus pelecehan seksual merupakan bentuk nyata bahwa DPR tidak lebih baik dibandingkan dengan yang sebelumnya. Mantan ketua MPR RI 1999–2004, Amien Rais, bahkan mengatakan DPR yang sekarang hanya merupakan stempel dari pemerintah karena tidak bisa melakukan fungsi pengawasannya demi membela kepentingan rakyat. Hal itu tercermin dari ketidakmampuan DPR dalam mengkritisi kebijakan pemerintah yang terbilang tidak pro rakyat seperti kenaikan BBM, kasus lumpur Lapindo, dan banyak kasus lagi. Selain itu, DPR masih menyisakan pekerjaan yakni belum terselesaikannya pembahasan beberapa undang-undang. Buruknya kinerja DPR pada era reformasi membuat rakyat sangat tidak puas terhadap para anggota legislatif. Ketidakpuasan rakyat tersebut dapat dilihat dari banyaknya aksi demonstrasi yang menentang kebijakan-kebijakan pemerintah yang tidak dikritisi oleh DPR. Banyaknya judicial review yang diajukan oleh masyarakat dalam menuntut keabsahan undang-undang yang dibuat oleh DPR saat ini juga mencerminkan bahwa produk hukum yang dihasilkan mereka tidak memuaskan rakyat.
DPR juga kerap dikritik oleh sebagian besar masyarakat Indonesia karena dianggap malas dalam bekerja. Hal ini terbukti dari pemberian fasilitas mewah, seperti gaji besar, kendaraan, dan perumahan, namun tidak sebanding dengan hasil yang diberikan. Hal lain yang sudah menjadi rahasia umum adalah banyaknya anggota yang "bolos" dalam sidang paripurna, atau sekadar "menitip absen", sehingga seolah-olah hadir, namun kenyataannya tidak. Kalaupun hadir, sebagian oknum anggota ternyata tidur saat sidang, main game, atau melakukan tindakan lain selain mengikuti proses rapat paripurna.
Dalam konsep Trias Politika, di mana DPR berperan sebagai lembaga legislatif yang berfungsi untuk membuat undang-undang dan mengawasi jalannya pelaksanaan undang-undang yang dilakukan oleh pemerintah sebagai lembaga eksekutif. Fungsi pengawasan dapat dikatakan telah berjalan dengan baik apabila DPR dapat melakukan tindakan kritis atas kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah yang tidak sesuai dengan kepentingan rakyat. Sementara itu, fungsi legislasi dapat dikatakan berjalan dengan baik apabila produk hukum yang dikeluarkan oleh DPR dapat memenuhi aspirasi dan kepentingan seluruh rakyat.
Persyaratan
Syarat Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia menurut UU No 7 tahun 2017 tentang Pemilu, syarat calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sebagai berikut:
telah berumur 21 (dua puluh satu) tahun atau lebih;
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
bertempat tinggal di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia;
dapat berbicara, membaca, dan/atau menulis dalam bahasa Indonesia;
berpendidikan paling rendah tamat sekolah menengah atas, madrasah aliyah, sekolah menengah kejuruan, madrasah aliyah kejuruan, atau sekolah lain yang sederajat;
setia kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika;
tidak pernah dipidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih, kecuali secara terbuka dan jujur mengemukakan kepada publik bahwa yang bersangkutan mantan terpidana;
sehat jasmani, rohani, dan bebas dari penyalahgunaan narkotika;
terdaftar sebagai pemilih;
bersedia bekerja penuh waktu;
mengundurkan diri sebagai kepala daerah, wakil kepala daerah, aparatur sipil negara, anggota Tentara Nasional Indonesia, anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia, direksi, komisaris, dewan pengawas dan karyawan pada badan usaha milik negara dan/atau badan usaha milik daerah, atau badan lain yang anggarannya bersumber dari keuangan negara, yang dinyatakan dengan surat pengunduran diri yang tidak dapat ditarik kembali;
bersedia untuk tidak berpraktik sebagai akuntan publik, advokat, notaris, pejabat pembuat akta tanah, atau tidak melakukan pekerjaan penyedia barang dan jasa yang berhubungan dengan keuangan negara serta pekerjaan lain yang dapat menimbulkan konflik kepentingan dengan tugas, wewenang, dan hak sebagai anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
bersedia untuk tidak merangkap jabatan sebagai pejabat negara lainnya, direksi, komisaris, dewan pengawas dan karyawan pada badan usaha milik negara dan/atau badan usaha milik daerah serta badan lain yang anggarannya bersumber dari keuangan negara;
menjadi anggota Partai Politik Peserta Pemilu;
dicalonkan hanya di 1 (satu) lembaga perwakilan; dan
dicalonkan hanya di 1 (satu) daerah pemilihan.
Fungsi
DPR mempunyai fungsi yaitu legislasi, anggaran, dan pengawasan yang dijalankan dalam kerangka representasi rakyat.
Legislasi
Fungsi Legislasi dilaksanakan untuk membentuk undang-undang bersama presiden saja.
Anggaran
Fungsi anggaran dilaksanakan untuk membahas dan memberikan persetujuan atau tidak memberikan persetujuan terhadap rancangan undang-undang tentang APBN yang diajukan oleh Presiden.
Pengawasan
Fungsi pengawasan dilaksanakan melalui pengawasan atas pelaksanaan undang-undang dan APBN.
Hak
DPR mempunyai beberapa hak, yaitu; hak interpelasi, hak angket, hak imunitas, dan hak menyatakan pendapat.
Hak interpelasi
Hak interpelasi adalah hak DPR untuk meminta keterangan kepada Pemerintah mengenai kebijakan Pemerintah yang penting dan strategis serta berdampak luas pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Hak angket
Hak angket adalah hak DPR menjelaskan pelaksanaan suatu undang-undang dan/atau kebijakan Pemerintah yang berkaitan dengan hal penting, strategis, dan berdampak luas pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang diduga bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.
Hak imunitas
Hak imunitas adalah kekebalan hukum di mana setiap anggota DPR tidak dapat dituntut di hadapan dan di luar pengadilan karena pernyataan, pertanyaan/pendapat yang dikemukakan secara lisan ataupun tertulis dalam rapat-rapat DPR, sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan Tata Tertib dan kode etik.
Hak menyatakan pendapat
Hak menyatakan pendapat adalah hak DPR untuk menyatakan pendapat atas:
Kebijakan Pemerintah atau mengenai kejadian luar biasa yang terjadi di tanah air atau di dunia internasional
Tindak lanjut pelaksanaan hak interpelasi dan hak angket
Dugaan bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden melakukan pelanggaran hukum baik berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, maupun perbuatan tercela, dan/atau Presiden dan/atau Wakil Presiden tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden.
Anggota
Hak anggota
Anggota DPR mempunyai hak:
mengajukan usul rancangan undang-undang
mengajukan pertanyaan
menyampaikan usul dan pendapat
memilih dan dipilih
membela diri
imunitas
protokoler
keuangan dan administratif
Kewajiban anggota
Anggota DPR mempunyai kewajiban:
memegang teguh dan mengamalkan Pancasila
melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan menaati peraturan perundangundangan
mempertahankan dan memelihara kerukunan nasional dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
mendahulukan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi, kelompok, dan golongan
memperjuangkan peningkatan kesejahteraan rakyat
menaati prinsip demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan negara
menaati tata tertib dan kode etik
menjaga etika dan norma dalam hubungan kerja dengan lembaga lain
menyerap dan menghimpun aspirasi konstituen melalui kunjungan kerja secara berkala
menampung dan menindaklanjuti aspirasi dan pengaduan masyarakat
memberikan pertanggungjawaban secara moral dan politis kepada konstituen di daerah pemilihannya
Larangan
Anggota DPR tidak boleh merangkap jabatan sebagai pejabat negara lainnya, hakim pada badan peradilan, pegawai negeri sipil, anggota TNI/Polri, pegawai pada BUMN/BUMD atau badan lain yang anggarannya bersumber dari APBN/APBD.
Anggota DPR juga tidak boleh melakukan pekerjaan sebagai pejabat struktural pada lembaga pendidikan swasta, akuntan publik, konsultan, advokat/pengacara, notaris, dokter praktik dan pekerjaan lain yang ada hubungannya dengan tugas, wewenang, dan hak sebagai anggota DPR.
Penyidikan
Jika anggota DPR diduga melakukan perbuatan pidana, pemanggilan, permintaan keterangan, dan penyidikannya harus mendapat persetujuan tertulis dari Presiden. Ketentuan ini tidak berlaku apabila anggota DPR melakukan tindak pidana korupsi dan terorisme serta tertangkap tangan.
Daftar anggota
2019–2024
2014–2019
2009–2014
2004–2009
1999–2004
1997–1999
1992–1997
1987–1992
1982–1987
1977–1982
1971–1977
1966–1971
1965–1966 (tanpa PKI)
1960–1965
1956–1959
Fraksi
Untuk mengoptimalkan pelaksanaan fungsi, tugas dan wewenang DPR, serta hak dan kewajiban anggota DPR, dibentuk fraksi sebagai wadah berhimpun anggota DPR. Dalam mengoptimalkan pelaksanaan fungsi, tugas dan wewenang DPR, serta hak dan kewajiban anggota DPR, fraksi melakukan evaluasi terhadap kinerja anggota fraksinya dan melaporkan kepada publik. Setiap anggota DPR harus menjadi anggota salah satu fraksi. Fraksi dapat dibentuk oleh partai politik yang memenuhi ambang batas perolehan suara dalam penentuan perolehan kursi DPR. Fraksi mempunyai sekretariat. Sekretariat Jenderal DPR menyediakan sarana, anggaran, dan tenaga ahli guna kelancaran pelaksanaan tugas fraksi.
Komposisi Partai
Alat kelengkapan
Alat kelengkapan DPR terdiri atas: Pimpinan, Badan Musyawarah, Komisi, Badan Legislasi, Badan Anggaran, Badan Kerjasama Antar-Parlemen, Mahkamah Kehormatan Dewan, Badan Urusan Rumah Tangga, Panitia Khusus dan alat kelengkapan lain yang diperlukan dan dibentuk oleh rapat paripurna.
Dalam menjalankan tugasnya, alat kelengkapan dibantu oleh unit pendukung yang tugasnya diatur dalam peraturan DPR tentang tata tertib.
Pimpinan
Pimpinan DPR terdiri atas 1 (satu) orang ketua dan 4 (empat) orang wakil ketua yang berasal dari partai politik berdasarkan urutan perolehan kursi terbanyak di DPR. Ketua DPR ialah anggota DPR yang berasal dari partai politik yang memperoleh kursi terbanyak pertama di DPR. Wakil Ketua DPR ialah anggota DPR yang berasal dari partai politik yang memperoleh kursi terbanyak kedua, ketiga, keempat, dan kelima. Dalam hal terdapat lebih dari 1 (satu) partai politik yang memperoleh kursi terbanyak sama, ketua dan wakil ketua ditentukan berdasarkan urutan hasil perolehan suara terbanyak dalam pemilihan umum. Dalam hal terdapat lebih dari 1 (satu) partai politik yang memperoleh suara sama, ketua dan wakil ketua ditentukan berdasarkan persebaran perolehan suara.
Badan Musyawarah
Badan Musyawarah (disingkat Bamus) dibentuk oleh DPR dan merupakan alat kelengkapan DPR yang bersifat tetap. DPR menetapkan susunan dan keanggotaan Badan Musyawarah pada permulaan masa keanggotaan DPR dan permulaan tahun sidang. Anggota Badan Musyawarah berjumlah paling banyak 1/10 (satu persepuluh) dari jumlah anggota DPR berdasarkan perimbangan jumlah anggota tiap-tiap fraksi yang ditetapkan oleh rapat paripurna. Pimpinan DPR karena jabatannya juga sebagai pimpinan Badan Musyawarah.
Komisi
Komisi dibentuk oleh DPR dan merupakan alat kelengkapan DPR yang bersifat tetap. DPR menetapkan jumlah komisi pada permulaan masa keanggotaan DPR dan permulaan tahun sidang. Jumlah anggota komisi ditetapkan dalam rapat paripurna menurut perimbangan dan pemerataan jumlah anggota tiap-tiap fraksi pada permulaan masa keanggotaan DPR dan pada permulaan tahun sidang.
Tugas komisi dalam pembentukan undang-undang adalah mengadakan persiapan, penyusunan, pembahasan, dan penyempurnaan rancangan undang-undang. Saat ini, DPR memiliki 11 komisi dengan tanggung jawab yang berbeda-beda.
Badan Legislasi
Badan Legislasi dibentuk oleh DPR dan merupakan alat kelengkapan DPR yang bersifat tetap. DPR menetapkan susunan dan keanggotaan Badan Legislasi pada permulaan masa keanggotaan DPR dan permulaan tahun sidang. Jumlah anggota Badan Legislasi ditetapkan dalam rapat paripurna menurut perimbangan dan pemerataan jumlah anggota tiap-tiap fraksi pada permulaan masa keanggotaan DPR dan pada permulaan tahun sidang.
Badan Anggaran
Badan Anggaran dibentuk oleh DPR dan merupakan alat kelengkapan DPR yang bersifat tetap. DPR menetapkan susunan dan keanggotaan Badan Anggaran menurut perimbangan dan pemerataan jumlah anggota tiap-tiap fraksi pada permulaan masa keanggotaan DPR dan pada permulaan tahun sidang. Susunan dan keanggotaan Badan Anggaran terdiri atas anggota dari tiap-tiap komisi yang dipilih oleh komisi dengan memperhatikan perimbangan jumlah anggota dan usulan fraksi.
Mahkamah Kehormatan Dewan
Mahkamah Kehormatan Dewan dibentuk oleh DPR dan merupakan alat kelengkapan DPR yang bersifat tetap. DPR menetapkan susunan dan keanggotaan Mahkamah Kehormatan Dewan dengan memperhatikan perimbangan dan pemerataan jumlah anggota tiap-tiap fraksi pada permulaan masa keanggotaan DPR dan permulaan tahun sidang. Anggota Badan Kehormatan berjumlah 17 (tujuh belas) orang dan ditetapkan dalam rapat paripurna pada permulaan masa keanggotan DPR dan pada permulaan tahun sidang.
Badan Kerja Sama Antar-Parlemen
Badan Kerja Sama Antar-Parlemen, yang selanjutnya disingkat BKSAP, dibentuk oleh DPR dan merupakan alat kelengkapan DPR yang bersifat tetap. DPR menetapkan susunan dan keanggotaan BKSAP pada permulaan masa keanggotaan DPR dan permulaan tahun sidang. Jumlah anggota BKSAP ditetapkan dalam rapat paripurna menurut perimbangan dan pemerataan jumlah anggota tiap-tiap fraksi pada permulaan masa keanggotaan DPR dan pada permulaan tahun sidang.
Badan Urusan Rumah Tangga
Badan Urusan Rumah Tangga (disingkat BURT) dibentuk oleh DPR dan merupakan alat kelengkapan DPR yang bersifat tetap. DPR menetapkan susunan dan keanggotaan BURT pada permulaan masa keanggotaan DPR dan permulaan tahun sidang. Jumlah anggota BURT ditetapkan dalam rapat paripurna menurut perimbangan dan pemerataan jumlah anggota tiap-tiap fraksi pada permulaan masa keanggotaan DPR dan pada permulaan tahun sidang.
Panitia Khusus
Panitia khusus dibentuk oleh DPR dan merupakan alat kelengkapan DPR yang bersifat sementara. DPR menetapkan susunan dan keanggotaan panitia khusus berdasarkan perimbangan dan pemerataan jumlah anggota tiap-tiap fraksi. Jumlah anggota panitia khusus ditetapkan oleh rapat paripurna paling banyak 30 (tiga puluh) orang.
Pimpinan panitia khusus merupakan satu kesatuan pimpinan yang bersifat kolektif dan kolegial. Pimpinan panitia khusus terdiri atas 1 (satu) orang ketua dan paling banyak 3 (tiga) orang wakil ketua yang dipilih dari dan oleh anggota panitia khusus berdasarkan prinsip musyawarah untuk mufakat dan proporsional dengan memperhatikan jumlah panitia khusus yang ada serta keterwakilan perempuan menurut perimbangan jumlah anggota tiap-tiap fraksi. Pemilihan pimpinan panitia khusus sebagaimana dilakukan dalam rapat panitia khusus yang dipimpin oleh pimpinan DPR setelah penetapan susunan dan keanggotaan panitia khusus.
Panitia khusus bertugas melaksanakan tugas tertentu dalam jangka waktu tertentu yang ditetapkan oleh rapat paripurna. Panitia khusus bertanggung jawab kepada DPR. Panitia khusus dibubarkan oleh DPR setelah jangka waktu penugasannya berakhir atau karena tugasnya dinyatakan selesai. Rapat paripurna menetapkan tindak lanjut hasil kerja panitia khusus.
Badan Keahlian
Badan Keahlian Dewan Perwakilan Rakyat Republik
Indonesia merupakan aparatur pemerintah yang dalam menjalankan tugas dan fungsinya bertanggung jawab kepada Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dan secara administratif berada di bawah Sekretariat Jenderal.
Badan Akuntabilitas Keuangan Negara
Badan Akuntabilitas Keuangan Negara sebagai alat kelengkapan dewan yang bersifat tetap, dalam hal pengawasan penggunaan keuangan negara berfungsi untuk melakukan telaahan terhadap laporan hasil pemeriksaan BPK RI. Oleh karena itu, diharapkan keberadaan BAKN akan berkontribusi positif dalam pelaksaanaan transparansi dan akuntabilitas penggunaan keuangan negara serta menjaga kredibilitas atau kepercayaan publik/masyarakat DPR RI khususnya dalam melaksanakan fungsi pengawasan dewan.
Sekretariat Jenderal
Sekretariat Jenderal DPR RI merupakan unsur penunjang DPR, yang berkedududukan sebagai Kesekretariatan Lembaga Negara yang dipimpin oleh seorang Sekretaris Jenderal dan dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Pimpinan DPR. Sekretaris Jenderal diangkat dan diberhentikan dengan Keputusan Presiden atas usul Pimpinan DPR. Sekretariat Jenderal DPR RI personelnya terdiri atas Pegawai Negeri Sipil. Susunan organisasi dan tata kerja Sekretaris Jenderal ditetapkan dengan keputusan Presiden.
Sekretaris Jenderal dibantu oleh seorang Wakil Sekretaris Jenderal dan beberapa Deputi Sekretaris Jenderal yang diangkat dan diberhentikan oleh Presiden atas usul Pimpinan DPR.
DPR dapat mengangkat sejumlah pakar/ahli sesuai dengan kebutuhan, dan dalam melaksanakan tugasnya Sekretariat Jenderal dapat membentuk Tim Asistensi.
Sekretaris Jenderal DPR RI saat ini dijabat oleh Indra Iskandar.
Lihat pula
Daftar Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia
Daftar Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia
Presiden
Wakil Presiden
Volksraad
Majelis Tinggi
TVR Parlemen
Pranala luar
Situs web resmi
Sejarah DPR oleh Eryanto Nugroho dan Reny Rawasita Parasibu @ Parlementer.net
Kabar DPR
Laporan Kinerja DPR RI 2021 - 2022
Referensi
Parlemen Indonesia | 3,108 |
5481 | https://id.wikipedia.org/wiki/Diameter | Diameter | Diameter (dari bahasa Yunani, diairo = bagi dan metro = ukuran) sebuah lingkaran, dalam geometri, adalah segmen garis lurus yang melintasi titik pusat dan menghubungkan dua titik pada lingkaran tersebut, atau, dalam penggunaan modern, diameter berarti panjang dari segmen garis tersebut. Dalam sebuah bola, diameter menghubungkan 2 titik pada permukaan bola dan melalui titik pusat bola. Dalam bahasa Indonesia juga disebut "garis tengah".
Matematika
Diameter merupakan tali busur terpanjang pada suatu lingkaran.
Semua diameter d dalam suatu lingkaran atau bola mempunyai panjang yang sama, yaitu dua kali jari-jari r.
Dalam suatu bentuk konveks dalam sebuah bidang datar (plane), "diameter" didefinisikan sebagai jarak terjauh dari dua tangen garis sejajar yang terletak berlawanan pada batas-batasnya, dan "lebar" (width) didefinisikan sebagai jarak terpendek. Kedua kuantitas dapat dihitung secara efisien dengan menggunakan jangka berputar.
Diameter dapat digunakan untuk mengetahui keliling dan luas lingkaran. Dalam bola 3 dimensi, diameter dapat digunakan untuk mengetahui luas permukaan dan volume bola.
Simbol
Simbol (lambang) atau variabel untuk diameter, ⌀, mirip dalam ukuran dan desain dengan ø, huruf kecil abjad Latin o dengan garis miring. Dalam Unicode didefinisikan sebagai . Pada komputer Apple Macintosh, simbol diameter dapat ditulis melalui palet karakter (dengan menekan pada kebanyakan aplikasi), dalam kategori "Technical Symbols".
Dalam Microsoft Word simbol diameter dapat ditulis dengan mengetik 2300 dan kemudian menekan Alt+X.
Simbol diameter ⌀ berbeda dengan simbol "himpunan kosong" ∅, yang berasal dari (italik) huruf besar Fi Φ, dan dari huruf hidup Nordik Ø.
Lihat pula
Angular diameter
Caliper, micrometer, alat-alat untuk mengukur diameter
Diameter hidraulik
Eratosthenes, yang menghitung diameter Bumi sekitar 240 SM.
Graph or network diameter
Inside diameter
Teorema Jung, suatu pertidaksamaan yang menghubungkan diameter dengan radius bola tertutup yang terkecil
Referensi
Panjang
Geometri | 280 |
5493 | https://id.wikipedia.org/wiki/Volksraad | Volksraad | Volksraad yang diambil dari bahasa Belanda dan secara harafiah berarti "Dewan Rakyat", adalah semacam dewan perwakilan rakyat Hindia Belanda. Dewan ini dibentuk pada tanggal 16 Desember 1918 oleh pemerintahan Hindia Belanda yang diprakarsai oleh Gubernur-Jendral J.P. van Limburg Stirum bersama dengan Menteri Urusan Koloni Belanda; Thomas Bastiaan Pleyte.
Pada awal berdirinya, Dewan ini memiliki 38 anggota, 15 di antaranya adalah orang pribumi. Anggota lainnya adalah orang Belanda (Eropa) dan orang timur asing: Tionghoa, Arab dan India. Pada akhir tahun 1920-an mayoritas anggotanya adalah kaum pribumi.
Awalnya, lembaga ini hanya memiliki kewenangan sebagai penasehat. Baru pada tahun 1927, Volksraad memiliki kewenangan ko-legislatif bersama Gubernur-Jendral yang ditunjuk oleh Belanda. Karena Gubernur-Jendral memiliki hak veto, kewenangan Volksraad sangat terbatas. Selain itu, mekanisme keanggotaan Volksraad dipilih melalui pemilihan tidak langsung. Pada tahun 1939, hanya 2.000 orang memiliki hak pilih. Dari 2.000 orang ini, sebagian besar adalah orang Belanda dan orang Eropa lainnya.
Selama periode 1927-1941, Volksraad hanya pernah membuat enam undang-undang, dan dari jumlah ini, hanya tiga yang diterima oleh pemerintahan Hindia Belanda.
Sebuah petisi Volksraad yang ternama adalah Petisi Soetardjo. Soetardjo adalah anggota Volksraad yang mengusulkan kemerdekaan Indonesia.
Bahasa Indonesia dalam sidang Volksraad
Dominasi kolonial pada masa itu hampir mencakup semua aspek, sampai pada forum-forum resmi harus menggunakan Bahasa Belanda, padahal sejak Kongres Pemuda II (1928) bahasa Indonesia disepakati sebagai bahasa persatuan yang menjadi salah satu alat perjuangan kalangan pro-kemerdekaan. Untuk itulah Mohammad Hoesni Thamrin mengecam pedas tindakan-tindakan yang dianggap mengecilkan arti bahasa Indonesia. Penggunaan bahasa Indonesia dalam sidang-sidang Volksraad diperbolehkan sejak Juli 1938.
Moeharam Wiranatakoesoemah
Tahun 1923, Bupati Bandung, Moeharam Wiranatakoesoemah diangkat menjadi anggota Volksraad. Di hadapan dewan persidangan, ia berpidato dengan panjang lebar, dan menekankan dua permasalahan yang akan dihadapinya.
Pertama, mengenai politik di tanah jajahan. Kedua, tentang pergerakan rakyat kaum Pribumi.
Dalam soal pajak ia menyatakan, bukan hanya dirinya yang terlalu keberatan, kewajiban membayar pajak membebani pula kaum pribumi yang penghasilannya relatif kecil. Apalagi, iuran pajak tersebut terus mengalami kenaikkan. Baik pajak bumi, maupun pajak-pajak lainnya yang berpengaruh pada kelonjakan harga bahan makanan.
Untuk mengetahui berapa besaran pajak yang dibayar oleh kelompok petani itu harus disesuaikan dengan kapasitas garapan yang mereka kerjakan agar tidak terlalu memberatkan (Kaoem Moeda 20 Juli 1923).
Raden Otto Iskandar di Nata
Otto Iskandar di Nata (Otista) menjadi anggota Volksraad (Dewan Rakyat) untuk periode 1931-1934, 1935-1938, dan 1939-1942.
Pada pembukaan sidang Volksraad/Dewan Rakyat tahun 1931-1932, Otto berpidato dengan keras :
"Tetapi saya percaya, bahwa Indonesia yang sekarang dijajah pasti akan merdeka. Bangsa Belanda terkenal sebagai bangsa yang berkepala dingin, hendaknya tuan-tuan bangsa Belanda memilih di antara dua kemungkinan: menarik diri dengan sukarela tetapi terhormat, atau tuan-tuan kami usir dengan kekerasan."
Karena pidatonya itu, Otto dipersilahkan oleh ketua Volksraad turun dari mimbar. Otto tak kapok memperjuangkan nasib bangsanya. Dalam sidang lain, Otto kembali menyampaikan pidatonya bahwa Indonesia akan merdeka.
"Banyak orang yang mengatakan, bahwa tanpa adanya paksaan, tidak mungkin Nederland mau melepaskan Indonesia, karena memiliki Indonesia itu besar sekali manfaatnya bagi Nederland. Tetapi, biarpun banyak sekali yang mengatakan demikian, saya percaya bahwa suatu waktu bila sudah tiba waktunya, negeri Belanda tentu akan melepaskan Indonesia dengan ikhlas demi keselamatannya."
Jahja Datoek Kajo
Perkecualian berbahasa Indonesia diperoleh Jahja Datoek Kajo, yang menjadi anggota Volksraad pada tahun 1927. Sejak 16 Juni 1927, dalam semua pidato-pidatonya di Volksraad, Jahja selalu menggunakan bahasa Indonesia. Jahja meminta kepada para hadirin yang mau menyela pembicaraannya agar menggunakan bahasa Indonesia. Dia berterus terang bahwa di dalam sidang majelis Volksraad lebih suka dengan bahasa Indonesia karena merasa seorang Indonesier. Pidatonya yang berapi-api dengan bahasa Indonesia di Volksraad membuat wakil-wakil Belanda marah. Atas keberaniannya itu, koran-koran pribumi memberinya gelar "Jago Bahasa Indonesia di Volksraad".
Tokoh
Tokoh-tokoh yang dikenal aktif di Volksraad antara lain
H.O.S. Cokroaminoto
H. Agus Salim
Hok Hoei Kan
Khouw Kim An, Majoor der Chinezen
Abdoel Moeis
Soetardjo Kartohadikoesoemo
Loa Sek Hie
Mas Aboekassan Atmodirono
Mohammad Hoesni Thamrin
Wiranatakoesoema V
Otto Iskandardinata
Jahja Datoek Kajo
Dr. Radjiman Wedyodiningrat
R.M.A.A. Koesoemo Oetoyo
Lihat pula
Dewan Nugini, lembaga legislatif Nugini Belanda (kini Papua) tahun 1961–1962
Majelis Permusyawaratan Rakyat, lembaga legislatif Indonesia
Daftar pustaka
G. M. Kahin, Nationalism and Revolution in Indonesia. Cornell University Press, 1952.
Rujukan
Sejarah Indonesia
Hindia Belanda
af:Volksraad
da:Volksraad
it:Volksraad
no:Volksraad
ru:Фольксраад
uk:Фольксраад | 689 |
5499 | https://id.wikipedia.org/wiki/Peribahasa | Peribahasa | Peribahasa adalah kelompok kata yang mempunyai susunan yang tetap dan mengandung aturan berperilaku, nasihat, prinsip hidup, perbandingan atau perumpamaan. Peribahasa biasanya menggunakan kiasan untuk menggambarkan maksud tertentu. Peribahasa adalah salah satu jenis aforisme, yakni suatu bentuk kebahasaan yang ringkas dan berisikan kebenaran umum.
Ciri
Peribahasa memiliki sejumlah ciri-ciri, di antaranya:
Berbentuk kalimat atau penggalan kalimat
Bersifat turun-temurun dan tetap
Dapat digunakan sebagai nasihat, penghias ujaran, penguat ujaran dll.
Mencakup beberapa jenis, seperti bidal, pepatah, ibarat dll.
Fungsi
Merupakan identitas seorang kaum ataupun individu
Membuat percakapan serta bahasa lisan menjadi lebih indah.
Menjadi bentuk kondisi dunia atau juga pengamatan dalam suatu peristiwa.
Dapat dijadikan nasihat.
Jenis
Bidal atau Pameo
Bidal merupakan salah satu jenis peribahasa yang memiliki kandungan ungkapan baik itu sindirin, ejekan dan juga peringatan. Adapun contoh peribahasa bidal atau pameo yaitu Hidup segan mati tidak mau, malu bertanya sesat di jalan dan lain sebagainya.
Pepatah
Pepatah merupakan salah satu jenis peribahasa yang memiliki kandungan ajaran atau nasihat dari para orang tua dan biasanya peribahasa tersebut dipakai untuk bisa mematahkan lawan bicara. Adapun contohnya: Bagai bumi dan langit, bagai kejatuhan bulan, sedikit-sedikit lama-lama menjadi bukit, biar lambat asal selamat dan lain sebagainya.
Perumpamaan
Perumpamaan merupakan jenis peribahasa yang berisikan kata-kata yang mengungkapkan kondisi atau kelakuan seseorang dengan mengambil perbandingan dari alam sekitar dan biasanya akan diawali dengan kata bagai, bak, seperti dan lain sebagainya. Adapun contohnya, bagai pinang dibelah dua, bagai harimau menyembunyikan kuku dan lain sebagainya.
Ungkapan
Ungkapan merupakan suatu kalimat kiasan mengenai kondisi atau kelakuan seseorang yang dinyatakan dengan pepatah atau beberapa patah kata. Adapun contoh ungkapan yaitu kabar angin, besar kepala dan lain sebagainya.
Tamsil atau ibarat.
Tamsil merupakan kalimat kiasan yang seringkali memakai kata ibarat yang memiliki tujuan untuk bisa membandingkan suatu hal atau perkara. Adapun contoh tamsil atau ibarat yaitu tua-tua keladi makin tua makin jadi dan lain sebagainya.
Semboyan
Semboyan merupakan kumpulan kata, kalimat atau frasa yang dipakai sebagai prinsip atau pedoman. Adapun contoh semboyan yaitu hemat pangkal kaya, rajin pangkal pandai, bersih pangkal sehat dan lain sebagainya.
Contoh
Belum bertaji hendak berkokok. Artinya: Belum berilmu/kaya/berkuasa sudah hendak menyombongkan diri.
Belum beranak sudah ditimang. Artinya: Belum berhasil, tetapi sudah bersenang-senang lebih dulu.
Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing. Artinya: Bersama-sama dalam suka dan duka, baik buruk sama-sama ditanggung.
Biarkan anjing menggonggong, kafilah tetap berlalu. Artinya: Biarpun banyak rintangan dalam usaha kita, kita tidak boleh putus asa.
Bergantung pada akar lapuk. Artinya: Mengharapkan bantuan dari orang yang tidak mungkin memberikan bantuan.
Berguru ke padang datar, dapat rusa belang kaki. Berguru kepalang ajar, bagai bunga kembang tak jadi. Artinya : Belajar harus sungguh-sungguh, jangan terputus di tengah jalan.
Bermain air basah,bermain api hangus. Artinya: Setiap pekerjaan atau usaha ada susahnya.
Bertepuk sebelah tangan . Artinya: Kebaikan yang hanya dari satu pihak.
Besar pasak daripada tiang. Artinya: Besar pengeluaran daripada pendapatan.
Biduk lalu kiambang bertaut. Artinya: Lekas berbaik atau berkumpul kembali.
Lihat pula
Anti-pepatah
Bidal
Perumpamaan
Catatan kaki
Pranala luar
Peribahasa Indonesia di Wikiquote | 487 |
5508 | https://id.wikipedia.org/wiki/Perwira%20Tinggi | Perwira Tinggi | Perwira Tinggi (atau biasa disingkat Pati) merupakan rangkaian pangkat perwira tertinggi dalam organisasi militer. Di Indonesia, tanda pangkat terendah perwira tinggi adalah dengan satu bintang dan pangkat tertingginya adalah empat bintang. Tanda pangkat perwira tinggi dengan lima bintang adalah pangkat perwira tinggi kehormatan. Tidak seperti pangkat di perwira menengah dan perwira pertama, sebutan pangkat masing-masing angkatan berbeda-beda.
TNI Angkatan Darat
TNI Angkatan Laut
TNI Angkatan Udara
Pranala luar
Jenjang kepangkatan di situs web resmi Tentara Nasional Indonesia
Tinggi
Perwira tinggi | 80 |
5511 | https://id.wikipedia.org/wiki/Pemilihan%20umum%20legislatif%20Indonesia%201999 | Pemilihan umum legislatif Indonesia 1999 | Pemilihan Umum Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah 1999 diselenggarakan secara serentak pada tanggal 7 Juni 1999 untuk memilih 462 anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) serta anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD Provinsi maupun DPRD Kabupaten/Kota) se-Indonesia periode 1999-2004.
Pemilihan Umum ini merupakan yang pertama kali diselenggarakan setelah runtuhnya Orde Baru dan juga yang terakhir kalinya diikuti oleh Provinsi Timor Timur.
Pemilihan Umum ini diikuti oleh 48 partai politik, yang mencakup hampir semua spektrum arah politik (kecuali komunisme yang dilarang di Indonesia). Penentuan kursi dilakukan secara proporsional berdasarkan persentase suara nasional.
Pemilihan Umum ini seharusnya diselenggarakan pada tahun 2002, tetapi atas desakan publik untuk mengadakan reformasi serta mengganti anggota-anggota parlemen yang berkaitan dengan Orde Baru, maka pemilihan umum dipercepat dari tahun 2002 ke tahun 1999 oleh pemerintah waktu itu.
Pemilihan ini juga ditandai dengan maraknya aksi kerusuhan antar partai politik serta aksi perusakan peraga kampanye dan posko partai politik seperti kerusuhan pendukung PDI Perjuangan dan Golongan Karya di beberapa daerah serta Partai Persatuan Pembangunan dan Partai Kebangkitan Bangsa di beberapa daerah.
Sistem pemilu
Sistem yang digunakan didasarkan pada sistem proporsional tertutup di tingkat provinsi. Di setiap provinsi, partai-partai diberikan kursi sebanding dengan porsi suara mereka. Provinsi Jawa Timur memiliki jumlah kursi terbanyak, yaitu 82, sementara yang terendah adalah Bengkulu dan Timor Timur dengan masing-masing empat kursi.
Pemilihan umum anggota DPR
Peserta
Jumlah partai politik yang menjadi peserta Pemilihan umum legislatif Indonesia 1999 sebanyak 48 partai. Nama-namanya yaitu:
Hasil Pemilihan umum
Pemilihan presiden 1999
Pada bulan Oktober 1999, sekitar 4 bulan setelah pemilu legislatif, Majelis Permusyawaratan Rakyat dalam sidang umum 1999 memilih Presiden dan Wakil Presiden Indonesia untuk masa bakti 1999-2004 melalui pemungutan suara. Pemilihan ini dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu pada tanggal 20 Oktober 1999 untuk memilih Presiden Republik Indonesia dan tanggal 21 Oktober 1999 untuk memilih Wakil Presiden Republik Indonesia. Pemilihan ini menghasilkan pasangan Presiden Abdurrahman Wahid dan Wakil Presiden Megawati Soekarnoputri yang masing-masing dilantik secara langsung pada tanggal pemungutan suara.
Referensi
1999
Indonesia dalam tahun 1999 | 330 |
5514 | https://id.wikipedia.org/wiki/Pemilihan%20umum%20Presiden%20Indonesia%202004 | Pemilihan umum Presiden Indonesia 2004 | Pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden Indonesia 2004 diselenggarakan untuk memilih pasangan Presiden dan Wakil Presiden Indonesia untuk periode tahun 2004 hingga 2009. Pemilihan umum ini adalah yang pertama kalinya diselenggarakan di Indonesia. Pemilihan umum ini diselenggarakan selama 2 putaran, dan dimenangkan oleh pasangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla.
Aturan
Pasangan calon presiden dan wakil presiden diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilihan umum legislatif. Untuk dapat mengusulkan, partai politik atau gabungan partai politik harus memperoleh sekurang-kurangnya 5% suara suara secara nasional atau 3% kursi Dewan Perwakilan Rakyat. Pasangan calon presiden dan wakil presiden yang mendapatkan suara lebih dari 50% dari jumlah suara dalam pemilihan umum dengan sedikitnya 20% suara di setiap provinsi yang tersebar di lebih dari 50% jumlah provinsi di Indonesia, dilantik menjadi presiden dan wakil presiden. Apabila tidak ada pasangan calon presiden dan wakil presiden terpilih, dua pasangan calon yang memperoleh suara terbanyak pertama dan kedua dalam pemilihan umum dipilih oleh rakyat secara langsung dan pasangan yang memperoleh suara rakyat terbanyak dilantik sebagai presiden dan wakil presiden.
Pendaftaran
Sebanyak 6 pasangan calon mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum
Abdurrahman Wahid dan Marwah Daud Ibrahim (dicalonkan oleh Partai Kebangkitan Bangsa)
Amien Rais dan Siswono Yudo Husodo (dicalonkan oleh Partai Amanat Nasional)
Hamzah Haz dan Agum Gumelar (dicalonkan oleh Partai Persatuan Pembangunan)
Megawati Soekarnoputri dan Hasyim Muzadi (dicalonkan oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan)
Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla (dicalonkan oleh Partai Demokrat, Partai Bulan Bintang, dan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia)
Wiranto dan Salahuddin Wahid (dicalonkan oleh Partai Golongan Karya)
Dari keenam pasangan calon tersebut, pasangan Abdurrahman Wahid dan Marwah Daud Ibrahim tidak lolos karena berdasarkan tes kesehatan, Abdurrahman Wahid dinilai tidak memenuhi kesehatan.
Resmi
Pemilihan umum putaran pertama
Pemilu putaran pertama diselenggarakan pada tanggal 5 Juli 2004, dan diikuti oleh 5 pasangan calon. Berdasarkan hasil pemilihan umum yang diumumkan pada tanggal 26 Juli 2004, dari 153.320.544 orang pemilih terdaftar, 122.293.844 orang (79,76%) menggunakan hak pilihnya. Dari total jumlah suara, 119.656.868 suara (97,84%) dinyatakan sah, dengan rincian sebagai berikut:
Karena tidak ada satu pasangan yang memperoleh suara lebih dari 50%, maka diselenggarakan pemilihan putaran kedua yang diikuti oleh 2 pasangan calon yang memperoleh suara terbanyak pertama dan kedua, yakni SBY-JK dan Mega Hasyim.
Pemilihan umum putaran kedua
Pemilihan umum putaran kedua
Pemilu putaran kedua diselenggarakan pada tanggal 20 September 2004 dan diikuti oleh 2 pasangan calon.
Berdasarkan hasil pemilihan umum yang diumumkan pada tanggal 4 Oktober 2004, dari 150.644.184 orang pemilih terdaftar, 116.662.705 orang (77,44%) menggunakan hak pilihnya. Dari total jumlah suara, 114.257.054 suara (97,94%) dinyatakan sah, dengan rincian sebagai berikut:
Pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih
Berdasarkan hasil pemilihan umum, pasangan calon Susilo Bambang Yudhoyono dan Muhammad Jusuf Kalla ditetapkan sebagai Presiden dan Wakil Presiden Indonesia terpilih. Pelantikannya diselenggarakan pada tanggal 20 Oktober 2004 dalam Sidang Paripurna Majelis Permusyawaratan Rakyat, yang juga dihadiri sejumlah pemimpin negara sahabat, yaitu: Perdana Menteri Australia John Howard, Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong, Perdana Menteri Malaysia Abdullah Ahmad Badawi, Perdana Menteri Timor Leste Mari Alkatiri, dan Sultan Brunei Darussalam Hassanal Bolkiah, serta 5 utusan-utusan negara lainnya. Mantan Presiden Megawati Soekarnoputri tidak menghadiri acara pelantikan tersebut. Pada malam hari yang sama, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengumumkan anggota kabinet yang baru, yaitu Kabinet Indonesia Bersatu.
Galeri
Referensi
Pranala luar
Situs web resmi Komisi Pemilihan Umum
Situs web resmi Panitia Pengawasan Pemilihan Umum
Pemilu Indonesia
2004
Presiden | 560 |
5520 | https://id.wikipedia.org/wiki/Gempa%20bumi | Gempa bumi | Gempa bumi () adalah fenomena guncangan yang terjadi pada permukaan bumi. Terdapat beberapa jenis gempa bumi berdasarkan penyebabnya, antara lain adalah gempa bumi tektonik, yang diakibatkan oleh pelepasan energi yang terakumulasi di antara dua atau lebih lempeng bumi yang berdempetan (yang masing-masing selalu bergerak hingga 10 cm per tahunnya); gempa bumi vulkanik, yang diakibatkan oleh aktivitas gunung berapi; gempa bumi runtuhan, yang diakibatkan oleh runtuhan gua atau tambang bawah tanah; dan gempa bumi ledakan yang diakibatkan oleh ledakan yang besar seperti dari bom nuklir.
Gempa bumi memiliki intensitas yang beragam, mulai dari yang sangat lemah sehingga tidak dapat dirasakan, sampai gempa yang cukup kuat yang dapat melontarkan benda dan manusia ke udara, merusak infrastruktur penting, dan menghancurkan satu kota. Gempa Bumi diukur dengan menggunakan alat Seismometer, dan Moment magnitudo adalah skala yang paling umum digunakan.
Dalam pengertian yang paling umum, kata gempa bumi digunakan untuk menggambarkan peristiwa seismik apa pun, baik yang terjadi secara alami maupun yang disebabkan oleh manusia, yang menghasilkan gelombang seismik. Titik awal terjadinya gempa bumi disebut hiposentrum atau fokus. Episentrum adalah titik di permukaan tanah yang berada tepat di atas hiposentrum. Di permukaan bumi, gempa bumi ditunjukkan dengan guncangan dan pergerakan atau gangguan pada tanah. Ketika pusat gempa bumi besar terletak di lepas pantai, dasar laut dapat bergeser cukup jauh sehingga menyebabkan tsunami. Gempa bumi juga dapat memicu tanah longsor.
Aktivitas seismik di suatu daerah adalah frekuensi, jenis, dan ukuran gempa bumi yang dialami dalam kurun waktu tertentu. Seismisitas di lokasi tertentu di Bumi adalah tingkat rata-rata pelepasan energi seismik per satuan volume. Kata tremor digunakan untuk gemuruh seismik non-gempa.
Jenis Gempa Bumi
Berdasarkan Penyebab
Gempa Bumi Tektonik
Gempa bumi tektonik terjadi di mana saja di bumi di tempat yang terdapat energi tekanan elastis yang terakumulasi dengan cukup untuk mendorong perambatan fraktur di sepanjang bidang patahan. Permukaan bumi terdiri dari lempeng-lempeng yang berdekatan antara satu dengan yang lain. Lempeng-lempeng ini selalu mengalami pergerakan yang per tahunnya bisa mencapai 10 cm. Sisi-sisinya hanya dapat bergerak saling melewati satu sama lain secara mulus dan tanpa disertai getaran (aseismik) jika tidak adanya ketidakteraturan atau asperitas di sepanjang permukaan patahan yang meningkatkan hambatan gesekan. Sebagian besar permukaan lempeng memiliki asperitas, yang menyebabkan bentuk perilaku pergesekan yang rapat. Saat patahan terkunci, gerakan relatif yang terus berlangsung di antara lempeng-lempeng akan meningkatkan tekanan dan, oleh karenanya, menyebabkan terakumulasinya energi tegangan di dalam volume di sekitar permukaan patahan. Hal ini terus berlanjut hingga tegangan antara dua atau lebih lempeng yang terjadi mencapai tingkat yang cukup untuk membobol asperitas, yang kemudian menyebabkan terjadinya pergeseran mendadak pada bagian patahan yang terkunci dan melepaskan energi yang terakumulasi. Energi ini dilepaskan sebagai kombinasi gelombang seismik tekanan elastis yang menjalar, pemanasan gesekan pada bidang patahan, dan retakan pada batuan, yang kemudian menyebabkan gempa bumi. Proses akumulasi tekanan dan tegangan secara bertahap yang diselingi oleh guncangan gempa bumi yang terjadi secara tiba-tiba ini dijabarkan pada teori elastic-rebound. Diestimasikan bahwa dari total energi gempa bumi, hanya 10 persen atau kurang yang dipancarkan sebagai energi seismik. Sebagian besar energi dari gempa bumi terpakai untuk menggerakkan perkembangan rekahan gempa atau terkonversi menjadi panas yang dihasilkan oleh gesekan. Karenanya, gempa bumi menurunkan energi potensial elastis yang tersimpan di bumi dan meningkatkan suhu bumi, meskipun perubahan ini dapat dikesampingkan jika dibandingkan dengan aliran panas konduktif dan konvektif yang keluar dari perut bumi.
Gempa Bumi Vulkanik (Letusan Gunung Api)
Gempa Bumi ini terjadi akibat adanya aktivitas magma, yang biasa terjadi sebelum gunung api meletus.
Apabila keaktifannya semakin tinggi maka akan menyebabkan timbulnya ledakan yang juga akan menimbulkan terjadinya gempa bumi. Gempa Bumi tersebut hanya terasa di sekitar gunung api tersebut
Gempa Bumi Runtuhan
Gempa Bumi ini biasanya terjadi pada daerah kapur ataupun pada daerah pertambangan, Gempa Bumi ini jarang terjadi dan bersifat lokal.
Gempa Bumi Ledakan
Gempa bumi seperti ini dapat terjadi sebagai akibat dari berbagai jenis ledakan yang besar, salah satunya adalah bom nuklir.
Berdasarkan kedalaman
Gempa bumi dalam
Gempa bumi dalam adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada lebih dari 300 km di bawah permukaan bumi (di dalam kerak bumi). Gempa bumi dalam pada umumnya tidak terlalu berbahaya.
Gempa bumi menengah
Gempa bumi menengah adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada antara 60 km sampai 300 km di bawah permukaan bumi.gempa bumi menengah pada umumnya menimbulkan kerusakan ringan dan getarannya lebih terasa.
Gempa bumi dangkal
Gempa bumi dangkal adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada kurang dari 60 km dari permukaan bumi. Gempa bumi ini biasanya menimbulkan kerusakan yang besar.
Berdasarkan gelombang/getaran gempa
Gelombang Primer
Gelombang primer (gelombang lungituudinal) adalah gelombang atau getaran yang merambat di tubuh bumi dengan kecepatan antara 7–14 km/detik. Getaran ini berasal dari hiposentrum.
Gelombang Sekunder
Gelombang sekunder (gelombang transversal) adalah gelombang atau getaran yang merambat, seperti gelombang primer dengan kecepatan yang sudah berkurang,yakni 4–7 km/detik. Gelombang sekunder tidak dapat merambat melalui lapisan cair.
Penyebab Terjadinya Gempa Bumi
Gempa Bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan yang disebabkan lempengan yang bergerak ke satu arah atau bisa lebih. Semakin lama itu kian membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan di mana tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itulah gempa Bumi akan terjadi.
Pergeseran lempeng bumi dapat mengakibatkan gempa bumi karena dalam peristiwa tersebut disertai dengan pelepasan sejumlah energi yang besar.
Selain pergeseran lempeng Bumi, gerak lempeng Bumi yang saling menjauhi satu sama lain juga dapat mengakibatkan gempa bumi.
Hal tersebut dikarenakan saat dua lempeng bumi bergerak saling menjauh, akan terbentuk lempeng baru di antara keduanya.
Lempeng baru yang terbentuk memiliki berat jenis yang jauh lebih kecil dari berat jenis lempeng yang lama. Lempeng yang baru terbentuk tersebut akan mendapatkan tekanan yang besar dari dua lempeng lama sehingga akan bergerak ke bawah dan menimbulkan pelepasan energi yang juga besar.
Terakhir adalah gerak lempeng yang saling bertumbukan juga dapat mengakibatkan gempa bumi. Pergerakan dua lempeng yang saling mendekat juga berdampak pada terbentuknya gunung.
Seperti yang terjadi pada gunung Everest yang terus tumbuh tingkat gerak lempeng saling bertumpuk. Ilmu Pengetahuan Alam/Kementerian Pendidikan dan
Gempa Bumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan-lempengan tersebut.
Gempa Bumi yang paling parah biasanya atasan lempengan kompresional dan translasional. Gempa Bumi fokus dalam kemungkinan besar terjadi karena materi lapisan litosfer yang terjepit.
Beberapa gempa bumi juga dapat terjadi dalam gunung berapi.
Frekuensi gempa bumi
Diperkirakan sekitar 500.000 gempa bumi terjadi setiap tahunnya, dan dapat dideteksi dengan instrumentasi saat ini. Sekitar 100.000 gempa bumi di antaranya dapat dirasakan. Gempa bumi kecil hampir terus-menerus terjadi di seluruh wilayah didunia seperti di California dan Alaska, serta di El Salvador, Meksiko, Guatemala, Chili, Peru, Indonesia, Filipina, Iran, Pakistan, Kepualauan Azores di Portugal, Turki, Selandia Baru, Yunani, Italia, India, Nepal, dan Jepang.
Gempa bumi berkekuatan 4.0–4.5 magnitudo terjadi setiap tahun, sementara gempa bumi berkekuatan 5.0–5.9 terjadi setiap 200 kali dalam setahun, gempa bumi berkekuatan 6.0–6.9 terjadi 100 kali dalam setahun, gempa bumi berkekuatan 7.0–7.9 terjadi setiap 15 kali dalam setahun, gempa bumi berkekuatan 8.0–8.9 terjadi sekali atau duakali dalam setahun sementara gempa bumi megathrust berkekuatan 9.0+ terjadi sekali dalam 10 hingga 50 tahun.
Sebagian besar gempa bumi di dunia 90%, terjadi di zona sepanjang 40.000 kilometer (25.000 mil), yang dikenal sebagai Cincin Api Pasifik. Gempa besar juga cenderung terjadi di sepanjang batas lempeng lainnya, seperti di sepanjang Pegunungan Himalaya yang dikenal sebagai Zona sabuk alpide, zona seisimik paling aktif kedua setelah Cincin api di Pasifik.
Kota-kota besar seperti Mexico City, Tokyo, Jakarta, Manila, Los Angeles, San Francisco, Roma, Istanbul, Delhi dan Teheran memiliki resiko gempa bumi yang sangat tinggi, dengan kerusakan dan jumlah korban yang tak terbatas. Beberapa seismolog memperingatkan bahwa satu gempa bumi saja dapat merenggut nyawa sekitar tiga juta orang, jika terjadi di wilayah kota dengan padat penduduk.
Dampak gempa bumi
Guncangan dan pergerakan tanah
Pergerakan dan pecahnya tanah merupakan dampak utama dari gempa bumi di permukaan bumi, akibat gesekan lempeng tektonik yang menyebabkan kerusakan bangunan atau struktur kaku yang terletak di daerah yang terkena gempa. Kerusakan bangunan tergantung pada: a) intensitas pergerakan; b) jarak antara struktur dan pusat gempa; c) kondisi geologi dan geomorfologi yang memungkinkan perambatan gelombang lebih baik.
likuefaksi
Likuefaksi atau Pencarian tanah terjadi ketika, karena goncangan, material butiran jenuh air (seperti pasir) untuk sementara kehilangan kekuatannya dan berubah dari padat menjadi cair. Likuifaksi tanah dapat menyebabkan struktur kaku, seperti bangunan dan jembatan, miring atau tenggelam ke dalam endapan cair. Misalnya, pada gempa Alaska tahun 1964, pencairan tanah menyebabkan banyak bangunan tenggelam ke dalam tanah, akhirnya runtuh dengan sendirinya.
Longsor
Gempa bumi juga dapat menghasilkan ketidakstabilan lereng yang menyebabkan tanah longsor.
Kebakaran
Gempa bumi juga dapat menyebabkan kebakaran dengan merusak saluran listrik atau saluran pipa gas. Misalnya, pada gempa bumi San Francisco 1906 lebih banyak kematian yang disebabkan oleh api daripada gempa itu sendiri.
Tsunami
Tsunami adalah gelombang laut dengan panjang gelombang dan periode panjang yang dihasilkan oleh pergerakan air dalam jumlah besar secara tiba-tiba atau tiba-tiba—termasuk saat terjadi gempa bumi di bawah laut. Di lautan terbuka, jarak antara puncak gelombang dapat melebihi 100 kilometer (62 mil), dan periode gelombang dapat bervariasi dari lima menit hingga satu jam. Tsunami semacam itu bergerak dengan kecepatan 600–800 kilometer per jam (373–497 mil per jam), bergantung pada kedalaman air. Gelombang besar yang dihasilkan oleh gempa bumi atau tanah longsor bawah laut dapat menyerbu daerah pesisir terdekat dalam hitungan menit. Tsunami juga dapat menempuh jarak ribuan kilometer melintasi lautan terbuka dan mendatangkan kehancuran di pantai seberang beberapa jam setelah gempa bumi yang menimbulkannya.
Biasanya, gempa subduksi di bawah magnitudo 7,5 tidak menyebabkan tsunami, meskipun beberapa kejadiannya telah tercatat. Sebagian besar tsunami yang merusak disebabkan oleh gempa bumi berkekuatan 7,5 atau lebih.
Banjir
Banjir mungkin efek sekunder dari gempa bumi jika bendungan rusak. Gempa bumi dapat menyebabkan tanah longsor membendung sungai, runtuh dan menyebabkan banjir.
Prediksi
Prediksi gempa adalah cabang ilmu seismologi yang berkaitan dengan spesifikasi waktu, lokasi, dan berapa besarnya gempa bumi di masa depan. Banyak metode yang telah dikembangkan untuk memprediksi kapan gempa bumi akan terjadi, dalam waktu, dan tempat yang ditentukan. Meskipun banyak upaya yang dilakukan, hingga saat ini gempa bumi belum dapat diprediksi pada hari atau bulan tertentu.
Pada tahun 1970-an, para ilmuwan optimis bahwa metode untuk memprediksi gempa bumi akan segera ditemukan, tetapi pada tahun 1990-an kegagalan terus berlanjut, dan membuat banyak pihak mempertanyakan apakah hal semacam itu bisa dilakukan. Sebagian besar ilmuwan pesimis dan berpendapat bahwa, memprediksi gempa bumi pada dasarnya adalah hal mustahil untuk dilakukan.
Gempa bumi Haicheng 1975 diklaim salah satu gempa bumi yang berhasil diprediksi oleh seismologi, sehingga angka korban kematian berhasil ditekan, sebagian besar kota telah dievakuasi sebelum gempa, dan hanya sedikit korban yang meninggal akibat runtuhnya bangunan.
Zona Gempa
terdapat dua zona gempa besar, keduanya bertempat di pertemuan antara dua lempeng tektonik. Zona pertama melewati Asia pada bagian selatan dan terus ke arah Mediterania sampai ke Afrika Timur. Zona kedua, yang juga disebut cincin api/ring of fire, terletak di sekitar Samudera Pasifik. Melintasi Amerika serikat. Sebagian besar wilayah San Fransisco pada tahun 1906, juga hancur akibat gempa yang melanda pada zona tersebut. bahkan negara Indonesia juga termasuk dalam zona kedua yang terkena dampak gempanya.
Gempa bumi terkuat berdasarkan magnitudo
Catatan sejarah diketahui tidak lengkap. Gempa bumi yang terjadi di daerah terpencil sebelum munculnya instrumentasi modern pada awal hingga pertengahan 1900-an tidak dilaporkan dengan baik, dan lokasi serta besaran pasti dari peristiwa semacam itu seringkali tidak diketahui. Oleh karena itu, peningkatan nyata dalam frekuensi gempa besar selama beberapa abad terakhir tidak mungkin akurat, dengan interpretasi yang lebih baik bahwa, jika daftarnya lebih lengkap, maka rata-rata selusin atau lebih per abad.
Gempa bumi paling mematikan
Catatan: Daftar ini hanya terjadi pada peristiwa gempa bumi pada Abad ke-20 hingga ke-21
Dalam budaya
Mitologi dan agama
Dalam Mitologi Nordik, gempa bumi dijelaskan sebagai perjuangan keras dewa Loki. Ketika Loki, dewa kejahatan dan perselisihan, membunuh Baldr, dewa keindahan dan cahaya, dia dihukum dengan diikat di sebuah gua dengan ular berbisa ditempatkan di atas kepalanya yang meneteskan racun. Istri Loki, Sigyn, berdiri di sampingnya dengan mangkuk untuk menangkap racun, tetapi setiap kali dia harus mengosongkan mangkuk, racun itu menetes ke wajah Loki, memaksanya untuk menyentakkan kepalanya dan meronta-ronta ke ikatannya, yang menyebabkan bumi bergetar.
Dalam mitologi Yunani, Poseidon adalah penyebab dan dewa gempa bumi. Ketika suasana hatinya sedang buruk, dia menghantam tanah dengan trisula, menyebabkan gempa bumi dan bencana lainnya. Dia juga menggunakan gempa bumi untuk menghukum dan menakuti orang-orang sebagai balas dendam.
Dalam mitologi Jepang, Ōnamazu adalah ikan lele raksasa yang menyebabkan gempa bumi. Ōnamazu tinggal di lumpur di bawah bumi dan dijaga oleh dewa Kashima yang menahan ikan dengan batu. Saat Kashima lengah, ōnamazu meronta-ronta, dan menyebabkan gempa bumi yang dahsyat.
Film adaptasi
Aftershock - Terinpirasi dari peristiwa Gempa bumi Tangshan 1976 dan Gempa bumi Sichuan 2008
San Andreas
Hafalan Shalat Delisa - Dengan latar peristiwa Gempa bumi dan tsunami Samudra Hindia 2004
Lihat pula
Cincin api pasifik
Sabuk alpida
Skala MMI
Daftar gempa bumi di Amerika Serikat
Daftar gempa bumi di Indonesia
Daftar gempa bumi di Italia
Daftar gempa bumi di Jepang
Persiapan bencana
Gempa (fenomena alam)
Gempa mars
Referensi
Pranala luar
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika
Situs web Gempabumi USGS
European-Mediterranean Seismological Center , Situs web informasi waktu tepat gempa Bumi.
Seismologi
Bencana alam | 2,161 |
5534 | https://id.wikipedia.org/wiki/Sinar%20Harapan | Sinar Harapan | Sinar Harapan adalah sebuah koran atau surat kabar Indonesia yang telah terbit kembali pada tahun 2001 setelah diberedel pada tahun 1986. Setelah pemberedelan, surat kabar ini terbit dengan nama Suara Pembaruan. Suara Pembaruan tetap terbit sebagai koran sore (hingga 1 Januari 2016), dan Sinar Harapan hanya tayang daring. Harian ini kini dipimpin oleh Susanto Sjahrir, yang juga mengepalai media daring berbahasa Mandarin Shangbao Indonesia.
Sejarah
Sinar Harapan terbit perdana pada tanggal 27 April 1961. Tokoh – tokoh yang terlibat dalam upaya pendirian Sinar Harapan adalah: Dr. Komang Makes; Lengkong; Ds. Roesman Moeljodwiatmoko; Simon Toreh; Prof. Dr. Soedarmo; J.B. Andries; Dr. J. Leimena; Supardi; Ds. Soesilo; Ds. Saroempaet; Soehardhi; Ds.S. Marantika; Darius Marpaung; Prof. Ds. J.L.Ch. Abineno; JCT Simorangkir, SH; Ds. W.J. Rumambi; H.G. Rorimpandey; Sahelangi; A.R.S.D. Ratulangi; Dra. Ny. B. Simorangkir-Simanjuntak.
Pada awal pendirian, HG Rorimpandey dipercaya sebagai Pemimpin Umum, sedangkan Ketua Dewan Direksi adalah JCT Simorangkir dan Pelaksana Harian adalah Soehardhi.
Pada awalnya (27 April 1961), oplah Sinar Harapan hanya sekitar 7.500 eksemplar. Namun pada akhir tahun 1961, oplahnya melonjak menjadi 25.000 eksemplar. Seiring dengan perkembangan waktu, Sinar Harapan terus berkembang menjadi koran nasional terkemuka serta dikenal sebagai “raja koran sore”. Sebagai ilustrasi, pada tahun 1985 Sinar Harapan telah terbit dengan oplah sekitar 250.000 eksemplar. Jumlah karyawan yang semula (tahun 1961) sekitar 28 orang telah membengkak menjadi sekitar 451 orang (tahun 1986). Sinar Harapan sukses mengisi kekosongan pasar koran sore, yang sebelumnya pernah didominasi harian Keng Po, yang didirikan oleh Inyo Beng Goat pada tahun 1950. Koran ini ditutup pada 1967 karena sering tidak sejalan dengan politik Soekarno. Penggantinya, Pos Indonesia, pada 1960 juga ditutup karena menentang manifesto politik Soekarno, Manipol USDEK. Harian ini pernah dikenal sebagai harian sore yang berani mengungkap masalah secara mendalam dan eksklusif tanpa pandang bulu dan sejak 1965, mulai kerap bermasalah dengan penguasa.
Pemimpin harian ini pada era 1970an, Aristides Katoppo, pada 1976 mengalami ancaman pembunuhan oleh Presiden Soeharto. Keluarganya pun diancam akan mengalami nasib yang sama. Adiknya, Yossie Katoppo, juga bekerja sebagai wartawan di Sinar Harapan. Karena tulisan-tulisannya yang sangat kritis terhadap pemerintah ia dipaksa menyingkir ke Belanda oleh pemerintah Orde Baru dan bekerja di radio Hilversum Belanda.
Penghargaan
Berbagai penghargaan telah diterima Sinar Harapan. Penghargaan tersebut antara lain Sinar Harapan mendapatkan tropi Adinegoro dari PWI pada tahun 1975, 1976 dan 1979 untuk penulisan terbaik, yaitu untuk wartawan Subekti, Panda Nababan dan Yuyu A.N Mandagie. Tahun 1976 Tajuk Rencana Sinar Harapan mendapat penghargaan Kalam Kencana dari Departemen Penerangan. Tahun 1982, Bernadus Sendouw meraih tropi Adinegoro bidang foto. Tahun 1983 memborong 5 tropi Adinegoro bidang P4 (Suryanto Kodrat), karikatur (Pramono R Pramoedjo), foto (Indra Rondonuwu), luar negeri (Samuel Pardede) dan Tajuk Rencana. Tahun 1984 meraih 2 tropi Adinegoro untuk Tajuk Rencana dan karikatur (Pramono). Tahun 1985 meraih 4 tropi Adinegoro, yaitu 2 buah untuk foto (Tinnes Sanger dan Bernadus Sendouw), dan 2 buah untuk karikatur (Pramono dan Thomas Lionar). Tahun 1986 Sinar Harapan meraih juara I sebagai surat kabar Ibu kota yang unggul dalam pemberitaan mengenai pembangunan DKI Jakarta bidang pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan selama tahun 1985.
Pemberedelan
Motto Sinar Harapan adalah “Memperjuangkan Kemerdekaan dan Keadilan, Kebenaran dan Perdamaian berdasarkan Kasih” yang dijalankan secara konsisten oleh pengelola Sinar Harapan. Konsekuensi dari konsistensi jajaran Sinar Harapan menjalankan motto, maka Sinar Harapan harus mengalami beberapa kali pemberedelan oleh pemerintah.
Pada tanggal 2 Oktober 1965, Sinar Harapan dibreidel supaya peristiwa G 30 S-PKI tidak diekspos secara bebas oleh media. Hanya media-media tertentu saja yang boleh terbit. Pada tanggal 8 Oktober 1965 Sinar Harapan diperbolehkan kembali terbit. Pada bulan Juli 1970 pemerintah Orba menyorot pemberitaan Sinar Harapan yang mengekspos laporan Komisi Empat mengenai korupsi. Pemerintah menganggap Sinar Harapan telah melanggar kode etik pers karena mendahului Presiden karena laporan Komisi Empat tersebut baru akan dibacakan Presiden pada tanggal 16 agustus 1970. Namun beberapa pihak justru memuji Sinar Harapan yang unggul dalam pencarian berita. Dalam kasus ini, Dewan Kehormatan PWI menyimpulkan bahwa belum melihat cukup alasan untuk mengatakan telah terjadi pelanggaran kode etik pers oleh Sinar Harapan.
Soeharto semakin geram dengan Sinar Harapan ketika pada 1971 harian itu menentang pembangunan kompleks Taman Mini Indonesia Indah (TMII) di Jakarta Timur. Sinar Harapan memuat berbagai pernyataan elite politik yang menentang pembangunan TMII karena dianggap memboroskan keuangan negara. Ini membuat nama Aristides Katopo dibicarakan berkali-kali oleh Siti Hartinah, istri presiden, di depan pejabat-pejabat pemerintah. Soeharto menyikapinya dengan mengatakan bahwa gerakan menentang proyek TMII, yang diprakarsai istrinya, telah dipolitisasi menjadi gerakan untuk mengganggu stabilitas nasional dan menentang serta menjatuhkan dirinya sebagai presiden. Ia bahkan mengancam akan menggunakan Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) jika diperlukan.
Sejak saat itu, Aristides menjadi sasaran dan beberapa kali diinterogasi oleh aparat keamanan. Salah satu peristiwa yang dirasakannya amat menekan adalah ketika ia diculik dan dibawa ke tempat interogasi yang biasanya digunakan untuk menginterogasi tahanan G30S. Kepada Ishadi S.K., Aristides menceritakan bahwa para penginterogasi mengancam keselamatan anak-anaknya:"Tapi kemudian yang bikin saya guncang ketika dia bilang begini, Anak-anak kamu kan tiap hari menyeberang di Jalan Pegangsaan untuk berangkat atau pulang sekolah. Di situ kan ramai sekali. Sesuatu juga bisa terjadi terhadap anak anda.' Ini membuat saya tegang. Saya tak punya hak untuk melibatkan anak saya dalam hal ini."Pada bulan Januari 1972 kembali Sinar Harapan berurusan dengan Dewan Kehormatan Pers karena pemberitaan tanggal 31 Desember 1971 dengan judul tulisan “Presiden larang menteri-menteri beri fasilitas pada proyek Mini”. Tanggal 2 Januari 1973 Pangkokamtib mencabut sementara Surat Izin Cetak Sinar Harapan berkaitan dengan pemberitaan RAPBN dengan judul “Anggaran ‘73-’74 Rp. 826 milyard”. Pada tanggal 12 Januari 1973 Sinar Harapan diperbolehkan terbit kembali. Terkait dengan peristiwa “Malari” 1974, kembali sejumlah media dibreidel, termasuk Sinar Harapan. Mereka diizinkan terbit kembali oleh Harmoko dengan syarat Aristides tidak aktif lagi harian tersebut. Aristides lantas bersekolah di Universitas Stanford dan Universitas Harvard di Amerika Serikat sampai 1975.
Tanggal 20 Januari 1978 pukul 20.21 Sinar Harapan melalui telepon diperintahkan tidak terbit untuk esok harinya oleh Pendam V Jaya. Hal tersebut kemungkinan karena Sinar Harapan dan beberapa media lain memberitakan kegiatan mahasiswa yang dianggap dapat memanaskan situasi politik. Tanggal 4 Februari 1978 Sinar Harapan diperbolehkan terbit kembali. Dan yang paling memukul adalah pembatalan SIUPP (Surat Izin Usaha Penerbitan) oleh pemerintah Soeharto pada pada 9 Oktober 1986 akibat Sinar Harapan memuat head line “Pemerintah Akan Cabut 44 SK Tata Niaga Bidang Impor” yang dimuat oleh Sinar Harapan pada 8 Oktober 1986. Pemberedelan ini mengakibatkan 15 tahun lamanya Sinar Harapan dipaksa tidak boleh terbit.
Terbit Kembali
Pada era Reformasi, kebebasan pers mulai diperlonggar. Sinar Harapan diterbitkan kembali pada tanggal 02 Juli 2001 oleh HG Rorimpandey dan Aristides Katoppo di bawah naungan PT. Sinar Harapan Persada. Meskipun telah 14 tahun “dikubur”, kebangkitan kembali Sinar Harapan tetap mendapat respon positif dari berbagai pihak, baik dari kalangan elit pemerintah, elit politik, pelaku bisnis, kaum profesional, biro iklan sampai agen koran. Berbagai penghargaan jurnalistik juga kembali telah diterima beberapa wartawan Sinar Harapan.
Saat terbit kembali, pembaca pertama koran Sinar Harapan adalah Budi Purwanto. Dia merupakan salah satu orang di bagian percetakan. Kebetulan, saat itu dia sedang bertugas di percetakan saat Sinar Harapan yang baru, naik cetak lagi setelah pemberedelan.
Berhenti Terbit
Harian Umum Sore "Sinar Harapan" resmi menghentikan penerbitannya mulai 1 Januari 2016 karena masalah investor yang melepaskan investasinya di Sinar Harapan. Pada Edisi terakhirnya, 31 Desember 2015 Daud Sinjal, selaku Pemimpin Umum Harian Sinar Harapan menyampaikan Pamit, Terima Kasih dan Mohon Maaf kepada pembaca setianya atas perjalanannya sejak pertama terbit, pemberedelan, penerbitan kembali, hingga berhenti terbit.
Referensi
Pranala luar
Situs resmi
Sumber
Surat kabar di Indonesia yang sudah tidak terbit
Pendirian tahun 1961 di Indonesia | 1,239 |
5569 | https://id.wikipedia.org/wiki/Pembredelan | Pembredelan | Pembredelan atau pelarangan dari suatu penyiaran kepada publik adalah penghentian penerbitan dan peredaran atau penyiaran secara paksa atau melawan hukum. Alasan pembredelan biasanya adalah pemberitaan di media yang bersangkutan menjurus kepada sesuatu atau banyak hal yang sangat menyinggung penguasa dan atau lapisan masyarakat tertentu. Contoh-contoh pembredelan yang pernah terjadi di Indonesia:
Terbitan Jakarta
Majalah Panji Masyarakat oleh Sukarno
Majalah Tempo
Harian Abadi
Harian Indonesia Raya
Harian KAMI
Harian Pedoman
Harian Pemuda Indonesia
Harian Sinar Harapan
Harian The Jakarta Times
Harian Wenang
Majalah Ekspres
Majalah Tempo
Tabloid Detik
Tabloid Monitor
Terbitan Surabaya
Harian Nusantara
Harian Suluh Berita
Terbitan Bandung
Harian Mahasiswa Indonesia
Pembredelan majalah Tempo
Pembredelan majalah Tempo terjadi dalam dua waktu, pertama pada tahun 1982, dan kedua pada tanggal 21 Juni 1994. Pembredelan ini terjadi bersamaan dengan dua media cetak lain yaitu Editor dan Detik.
Pembredelan periode pertama
Pada tahun 1982, majalah Tempo dibredel untuk pertama kalinya. Pembredelan ini terjadi karena Tempo dianggap terlalu tajam mengkritik rezim Orde Baru dan kendaraan politiknya pada masa itu, yaitu partai Golkar. Majalah Tempo kemudian diperbolehkan terbit kembali setelah menandatangani sebuah pernyataan diatas kertas segel dengan Menteri Penerangan saat itu, Ali Murtopo. Pada masa orde baru, terdapat lembaga bernama Departemen Penerangan yang bertugas mengawasi pers.
Pembredelan periode kedua
Setelah mengalami pembredelan pertama pada 1982, majalah Tempo kembali mengalami pembredelan pada 21 Juni 1994. Pembredelan dilakukan pada oleh pemerintah, melalui Menteri Penerangan saat itu, Harmoko. Majalah Tempo yang terbit 7 Juni 1994 mengkritik pembelian 39 kapal perang bekas dari Jerman Timur seharga USD 12,7 juta menjadi USD 1,1 miliar. Sepekan sebelumnya, majalah Tempo mengungkapkan pelipatgandaan harga kapal bekas sebesar 62 kali lipat.
Atas pemberitaan ini, Tempo dinilai terlalu keras mengkritik Habibie dan Soeharto tentang pembelian kapal-kapal bekas dari Jerman Timur yang bermasalah. Pembelian kapal perang tersebut dilakukan oleh Menteri Riset dan Teknologi pada waktu itu, B.J. Habibie. Sedangkan pemerintah sendiri, dalam hal ini Menteri Keuangan Marie Muhammad, tak pernah merencanakan pembelian tersebut.
Pada pembredelan periode kedua, pihak Tempo melakukan perlawanan dengan mangajukan gugatan ke Peradilan Tata Usaha Negara. Selain itu banyak jurnalis yang mengecam sikap Departemen Penerangan dan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) yang mendukung pembredelan majalah Tempo. Para jurnalis ini kemudian mendirikan Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI) sebagai bentuk perlawanan terhadap bentuk kontrol informasi dan kontrol organisasi wartawan di tangan pemerintah. Selain itu, demonstrasi juga terjadi di berbagai wilayah di Indonesia terkait pembredelan tersebut.
Terbit kembali
Setelah pemberedelan kedua, Tempo sempat berhenti beroperasi selama empat tahun. Akibat dari pembredelan tersebut, banyak karyawan Tempo yang mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK). Kemudian, saat lengsernya Soeharto dan bangkitnya reformasi di Indonesia pada Mei 1998, Tempo beroperasi dan terbit kembali. Kemunculan Tempo yang pertama setelah dibredel ini terjadi pada 12 Oktober 1998.
Lihat pula
Tempo
Referensi
Media massa Indonesia
Jurnalistik | 450 |
5570 | https://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa%20Sunda | Bahasa Sunda | Bahasa Sunda (basa Sunda, aksara Sunda: , Pegon: باسا سوندا) adalah sebuah bahasa dari cabang Melayu-Polinesia dalam rumpun bahasa Austronesia. Bahasa ini umumnya dituturkan oleh penduduk bersuku Sunda di wilayah bagian barat pulau Jawa.
Bahasa Sunda juga dituturkan oleh diaspora Sunda di beberapa wilayah lain di Indonesia dan di luar Indonesia. Bahasa ini memiliki penutur setidaknya 42 juta orang pada tahun 2016.
Dialek
Dialek (basa wewengkon) bahasa Sunda mempunyai beberapa ragam. Para pakar bahasa biasanya membedakan enam dialek yang berbeda.<ref>Misalkan Wurm dan Shirô Hattori dalam Language Atlas of Asia-Pacific (1983).</ref> Dialek-dialek ini adalah:
Dialek Barat (Banten, sebagian barat Kabupaten Bogor khususnya wilayah Jasinga Raya, dan sebagian barat Kabupaten Sukabumi.)
Dialek Utara (Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kabupaten Karawang, sebagian timur dan selatan Kabupaten Bekasi, Kabupaten Purwakarta, dan Kabupaten Subang.)
Dialek Selatan (Kota Bandung, Kota Cimahi, Kota Tasikmalaya, Kota Sukabumi, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Bandung, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Garut, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Sukabumi, dan sebagian kecil selatan Jonggol, Bogor.)
Dialek Tengah Timur (Kabupaten Majalengka, Kabupaten Indramayu bagian selatan, dan sebagian barat Kabupaten Kuningan.)
Dialek Timur Laut (Kabupaten Kuningan, sebagian barat Kabupaten Brebes, dan sebagian selatan Kabupaten Cirebon.)
Dialek Tenggara (Kota Banjar, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Pangandaran, dan sebagian timur dan utara Kabupaten Cilacap khususnya Kecamatan Dayeuhluhur serta Dusun Cijurig di Kabupaten Banyumas.)
Sejarah dan penyebaran
Bahasa Sunda terutama dipertuturkan di sebelah barat pulau Jawa, di daerah yang dijuluki Tatar Sunda (Pasundan). Bahasa Sunda juga dipertuturkan di bagian barat Jawa Tengah, khususnya di sebagian selatan Kabupaten Brebes dan sebagian barat Cilacap, dikarenakan beberapa kecamatan di wilayah ini dahulunya berada di bawah kekuasaan Kerajaan Galuh.
Seiring transmigrasi dan imigrasi yang dilakukan etnis Sunda, penutur bahasa ini telah menyebar sampai ke luar pulau Jawa. Misalkan di Lampung, Sumatera Selatan, Jambi, Riau, Kalimantan Barat dan Sulawesi Tenggara di mana penduduk etnis Sunda dengan jumlah signifikan menetap di wilayah tersebut.
Fonologi
Terdapat tujuh fonem vokal dalam bahasa Sunda: , , , , , dan .
Sistem penulisan
Aksara Sunda (Kaganga)
Mulanya bahasa Sunda ditulis dengan aksara Sunda. Aksara Sunda merupakan salah satu aksara berumpun Brahmi yang diturunkan dari aksara Pallawa lewat aksara Kawi.
Bukti-bukti tertulis mengenai evolusi aksara ini muncul di beberapa prasasti yang ditemukan dari abad ke-10 hingga abad ke-15 M pada masa keemasan Kerajaan Pajajaran. Prasasti yang diyakini merupakan kunci evolusi aksara Sunda adalah Prasasti Batutulis, Prasasti Astana Gede, dan Prasasti Kebantenan.
Dahulu aksara ini dituliskan di permukaan batu. Pada abad ke-15 hingga ke-16, aksara Sunda kuno mulai berevolusi jauh dari aksara Kawi dan mudah dikenali perubahannya.
Aksara ini kemudian lebih banyak ditulis di atas daun lontar. Aksara tersebut digunakan dalam penulisan naskah Bujangga Manik, Carita Parahyangan dan Carita Waruga Guru. Naskah ini kelak dijadikan sebagai rujukan bagi pengembangan aksara Sunda yang kemudian, aksara Sunda baku.
Aksara Sunda Kuno memiliki sintaksis penulisan yang lebih kompleks, seperti adanya pasangan (hanya semua huruf pasangannya sama dengan huruf utama), huruf leu dan reu, dan jumlah guratan yang lebih banyak daripada aksara Sunda baku. Aksara Sunda baku mulai diperkenalkan pada dekade 1990-an untuk menggantikan peran Cacarakan. Saat ini, seluruh pembelajaran bahasa Sunda menggunakan aksara Sunda baku dan alfabet Latin.
Alfabet Bahasa Sunda
Kolonialisasi di Nusantara menyebabkan aksara Sunda kuno menjadi terancam. Bersama dengan keluarnya ultimatum dari VOC pada tanggal 3 November 1705, aksara Sunda kuno dan Rikasara Cirebon punah. Setiap orang yang menulis dokumen-dokumen resmi hanya diperbolehkan menulis aksara Jawa yang dimodifikasi, abjad Pegon, dan alfabet Latin untuk menuliskan bahasa Sunda. Alfabet Latin sendiri mulai diintensifkan untuk mentranskripsi karya-karya yang ditulis menggunakan aksara Sunda Kuno dan Pegon pada abad ke-19 hingga ke-20.
Salah satu tokoh yang berjasa dalam transkripsi aksara Cacarakan dan Sunda ke Latin adalah seorang keturunan Bugis-Sunda bernama Daeng Kanduruan Ardiwinata (1866–1947) yang menulis buku berjudul Palanggéran Nuliskeun Aksara Sunda ku Aksara Walanda (terbitan Commissie voor de Volkslectuur tahun 1912) yang berisi aturan transkripsi bahasa Sunda menggunakan alfabet Latin serta Élmuning Basa Sunda (edisi I 1916 dan II 1917) yang berisi peraturan tata bahasa Sunda modern.
Cacarakan
Cacarakan adalah aksara Jawa termodifikasi yang digunakan untuk menuliskan bahasa Sunda, dan telah dipakai selama 300 tahun setelah keluarnya ultimatum dari VOC pada tanggal 3 November 1705 yang mewajibkan penggunaan aksara Jawa, abjad Pegon, dan alfabet Latin untuk menuliskan bahasa Sunda. Dengan lahirnya aksara Sunda baku, hanya sebagian kecil daerah di Jawa Barat masih mempertahankan Cacarakan untuk menulis bahasa Sunda.
Abjad Pegon Sunda
Abjad Pegon yang bersaudara dengan abjad Jawi (Arab-Melayu) digunakan untuk menulis bahasa Sunda, menggunakan huruf-huruf Arab standar dan huruf-huruf rekaan baru yang tidak ada dalam huruf Arab asli. Huruf-huruf itu juga tidak bisa dipahami oleh orang Arab jika mereka tak menguasai bahasa Sunda dengan huruf tersebut. Hadir bersamaan dengan Islam di Tatar Sunda, abjad Pegon menjadi materi yang masih diajarkan di sebagian kecil pesantren.
Aksara Lain
Selain itu, ada beberapa aksara lain yang sempat digunakan dalam menuliskan bahasa Sunda terutama bahasa Sunda Kuno, contohnya adalah aksara Buda dan aksara Kawi, penggunaannya sempat tercatat dalam prasasti dan naskah-naskah kuno.
Tingkat tutur
Bahasa Sunda, terutama dialek Priangan mempunyai tingkat tutur yang mencakup aturan penggunaan ragam bahasa yang didasarkan kepada tingkat keakraban antara pembicara dan lawan bicara. Dalam bahasa Sunda, tingkat tutur seperti ini dikenal sebagai undak-usuk atau sekarang lebih dikenali sebagai tatakrama basa. Berdasarkan ragam bahasanya, dapat dibedakan menjadi hormat dan loma. Sementara kosakata yang digunakan bisa dibedakan menjadi lemes pisan, lemes, lemes enteng, sedeng, panengah, dan loma''.
Catatan kaki
Pranala luar
Kamus Bahasa Sunda
Ethnologue: "Austronesian, Malayo-Polynesian, Malayo-Sumbawan, Sundanese"
Abah Usulkan Bahasa Sunda Jadi Mulok di Cilacap Barat
Konverter Huruf Latin - Aksara Sunda
Sundanese-Indonesian Translator
(47,7M) Kamus Sunda-Indonesia - Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud
Ucapan dan contoh perkataan dalam bahasa Sunda - kanal I Love Languages di Youtube
Bahasa di Jawa
Bahasa di Indonesia
Rumpun bahasa Melayu-Polinesia
Bahasa di Banten
Bahasa di Jawa Tengah
Bahasa di Lampung
Bahasa di Bengkulu
Bahasa di Sulawesi Tenggara
Bahasa berpola subjek–predikat–objek
Bahasa aglutinatif
Rumpun bahasa Austronesia | 967 |
5571 | https://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa%20Banjar | Bahasa Banjar | Bahasa Banjar ( atau Pandir Banjar) adalah sebuah bahasa yang dituturkan oleh etnis Banjar yang merupakan etnis pribumi yang berasal dari daerah Banjar di Kalimantan Selatan, Indonesia. Bahasa Banjar termasuk dalam daftar bahasa daerah yang paling banyak digunakan di Indonesia.
Sebagian ahli bahasa berpendapat bahwa bahasa Banjar termasuk kelompok bahasa Melayu, Borneo Timur. Kelompok Borneo Timur pula menurunkan dua kelompok, yaitu Borneo Utara dan Borneo Tenggara. Borneo Tenggara menurunkan satu cabang yang akhirnya menurunkan bahasa Berau dan bahasa Kutai, satu cabang lagi disebut sebagai kelompok Borneo Selatan yang menurunkan bahasa Banjar dan Bukit. Beberapa dialek Melayu di Borneo tersebut ada yang hanya menurunkan 3 vokal saja, yaitu: /i/; /u/ ; /a/. Collin (1991) menemukan gejala penyatuan vokal e dan a menjadi /a/ di Berau dan juga dialek lain di timur pulau Borneo, yakni dalam dialek Banjar dan Kutai (Kota Bangun).
Walaupun bahasa Banjar dianggap sebagai bahasa Melayu, tetapi faktanya tidak ada kekerabatan dengan bahasa Melayu lainnya.
Di tanah asalnya di Kalimantan Selatan, bahasa Banjar yang merupakan bahasa sastra lisan terbagi menjadi dua dialek besar, yaitu Banjar Kuala dan Banjar Hulu. Sebelum Bahasa Indonesia menjadi bahasa nasional, masyarakat Banjar menggunakan bahasa Melayu Banjar yang ditulis dengan aksara Arab untuk berpidato, menulis, atau mengarang. Tulisan atau huruf yang digunakan umumnya huruf atau tulisan Arab gundul dengan bahasa tulis bahasa Melayu (versi Banjar). Semua naskah kuno yang ditulis dengan tangan seperti puisi, Syair Siti Zubaidah, Syair Tajul Muluk, Syair Burung Karuang, bahkan Hikayat Banjar dan Tutur Candi juga menggunakan huruf Arab berbahasa Melayu (versi Banjar).
Bahasa Banjar dihipotesiskan sebagai bahasa Melayik, seperti halnya bahasa Minangkabau, bahasa Betawi, bahasa Iban, dan lain-lain.
Karena kedudukannya sebagai lingua franca, pemakai bahasa Banjar lebih banyak daripada jumlah suku Banjar itu sendiri. Selain di Kalimantan Selatan, bahasa Banjar yang semula sebagai bahasa suku bangsa juga menjadi lingua franca di daerah lainnya, yakni Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur serta di daerah Kabupaten Indragiri Hilir, Riau, sebagai bahasa penghubung antarsuku. Di Kalimantan Tengah, tingkat pemertahanan bahasa Banjar cukup tinggi tidak sekadar bertahan di komunitasnya sendiri, bahkan menggeser bahasa-bahasa orang Dayak. Penyebaran bahasa Banjar sebagai lingua franca ke luar dari tanah asalnya memunculkan varian bahasa Banjar versi lokal yang merupakan interaksi bahasa Banjar dengan bahasa yang ada di sekitarnya misalnya bahasa Samarinda, bahasa Kumai, dan lain-lain. Di sepanjang daerah hulu sungai Barito atau sering disebut kawasan Barito Raya (Tanah Dusun) dapat dijumpai bahasa Banjar versi logat Barito misalnya di kota Tamiang Layang digunakan bahasa Banjar dengan logat Dayak Maanyan.
Pemakaian bahasa Banjar dalam percakapan dan pergaulan sehari-hari di Kalimantan Selatan dan sekitarnya lebih dominan dibandingkan dengan bahasa Indonesia. Berbagai suku di Kalimantan Selatan, bahkan Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur berusaha menguasai bahasa Banjar, sehingga dapat pula kita jumpai bahasa Banjar yang diucapkan dengan logat Dayak, Bugis, Jawa dan Madura.
Bahasa Banjar juga masih digunakan pada sebagian permukiman suku Banjar di Malaysia seperti di Kampung (Desa) Parit Abas, Mukim (Kecamatan) Kuala Kurau, Daerah (Kabupaten) Kerian, dan Negeri Perak Darul Ridzuan.
Bahasa Banjar banyak dipengaruhi oleh bahasa Melayu, Jawa, dan bahasa-bahasa Dayak.
Dalam perkembangannya, bahasa Banjar ditengarai mengalami kontaminasi dari intervensi bahasa Indonesia dan bahasa asing. Bahasa Banjar berada dalam kategori cukup aman dari kepunahan karena masih digunakan sebagai bahasa sehari-hari oleh masyarakat Banjar maupun oleh pendatang. Walaupun terjadi penurunan penggunaan bahasa Banjar, tetapi laju penurunan tersebut tidak sangat kentara. Saat ini, bahasa Banjar diajarkan di sekolah-sekolah di Kalimantan Selatan sebagai muatan lokal. Bahasa Banjar juga memiliki sejumlah peribahasa.
Fonologi
Leksikon Banjar Purba dan Etimon Austronesia
Salah satu hasil telaah sarjana-sarjana Barat atas bahasa-bahasa Nusantara yang sangat berharga bagi perkembangan linguistik Indonesia adalah rekonstruksi sebuah bahasa nusantara purba yang dinamai Austronesia Purba atau Proto Austronesia (PAN). Bahasa-bahasa daerah yang ada sekarang seperti bahasa-bahasa di Sumatra, Jawa, Kalimantan, Bali dan lain-lain di Nusantara merupakan refleksi dari PAN. Penelitian (dalam Kawi:1993, Refleksi etimon proto Austronesia dalam bahasa Banjar) menyajikan informasi mengenai rekaman refleksi fonem-fonem Proto-Austronesia (PAN) yang di dalamnya terurai mengenai perwujudan bentuk-bentuk refleksi, gejala perubahan bunyi fonetis, dan perubahan struktur fonologis. Etimon-etimon Proto-Autronesia menurut persepsi mereka masih terefleksi dengan utuh pada bahasa Banjar. Secara umum fonem-fonem etimon Proto-Austronesia secara umum diwarisi tanpa perubahan, kecuali fonem *z> j, v >. w . b>b,w,q >,h,g,k,.
Dari data kebahasaan yang diperoleh dari buku English Finderlist of Reconstruction in Austronesian Languages (post-branstetter) oleh Wurm dan Wilson (1978) dapat dilihat dengan jelas bahwa bahasa Banjar memang berasal dari sebuah bahasa Purba yang bernama Proto Austronesia. Setelah membandingkan kosa-kosakata Proto Austronesia dan Banjar, Kawi dan Effendi (2002) menemukan banyak sekali kosa-kosakata yang sama atau mirip sehingga berdasarkan kesamaan dan kemiripan itu dapat disimpulkan bahwa bahasa Banjar merupakan turunan langsung bahasa Austronesia Sulung (Proto Austronesia).
Kontribusi Bahasa Melayu Banjarmasin berperan dalam merekonstruksi Proto-Melayu. Bukti-bukti dalam bidang fonologi yang ditemukan Wolff dapat digunakan untuk memberikan kontribusi dalam merekonstruksi adanya sistem asli, yaitu adanya sistem empat vokal dalam Melayu Banjarmasin.
Kekerabatan dengan Bahasa Austronesia lainnya
Kesamaan leksikal bahasa Banjar terhadap bahasa lainnya yaitu 73% dengan bahasa Indonesia [ind], 66% dengan bahasa Tamuan (Malayic Dayak), 45% dengan bahasa Bakumpai [bkr], 35% dengan bahasa Ngaju [nij]. Hasil penelitian Wurm dan Willson (1975), hubungan kekerabatan antara Bahasa Melayu dan Bahasa Banjar mencapai angka 85 persen. Adapun kekerabatan dengan bahasa Maanyan sekitar 32 % dan dengan bahasa Ngaju 39 %, berdasarkan penelitian Zaini HD. Bahasa Banjar mempunyai hubungan dengan bahasa yang digunakan suku Kedayan (sebuah dialek dalam bahasa Brunei) yang terpisahkan selama 400 tahun dan bahasa Banjar sering pula disebut Bahasa Melayu Banjar.
Kekerabatan dengan Bahasa Austronesia lainnya
Kekerabatan dengan bahasa Malagasi
Beberapa kosakata Bahasa Malagasi berasal dari bahasa Melayu Banjar dan bahasa Melayu Sumatra (Sriwijaya).
Kekerabatan dengan Bahasa Melayu Standar
Walaupun bahasa Banjar dianggap sebagai bahasa Melayu, tetapi faktanya tidak ada kekerabatan dengan bahasa Melayu lainnya. Bahasa Banjar dibagi menjadi dua dialek besar, yaitu dialek Banjar Hulu dan Banjar Kuala. Perbedaan utama antara kedua dialek tersebut adalah fonologi dan kosakata, meskipun susunan sintaksisnya yang sedikit berbeda juga dapat diberitahukan. Banjar Hulu hanya mempunyai tiga huruf vokal saja, yaitu /i/, /u/, and /a/. Apabila sebuah kata mengandung huruf vokal selain huruf ketiga tersebut, maka huruf asing tersebut diganti dari salah satu dari mereka berdasarkan pada kedekatan ketinggiannya dan kualitas huruf vokal yang lain.
Pengucapan
Sebagai contoh, penutur bahasa Banjar mencoba mengucapkan kata yang berasal dari bahasa Inggris "logo" akan diucapkan seperti kata bahasa Indonesia untuk polos, "lugu". Kata bahasa Indonesia "orang" akan diucapkan sebagai "urang". Kata "ke mana" akan diucapkan dan bahkan sering kali diucapkan sebagai "kamana". Karakteristik khusus yang lain dari dialek Banjar Hulu adalah kata yang berawalan dengan huruf vokal sebagian besar diucapkan /h/ di awal pada sebuah kata. Penambahan /h/ juga dapat diucapkan dalam ejaan.
Huruf hidup
Banjar Kuala mempunyai lima huruf vokal /a, i, u, e, o/.
Penyebaran
Secara geografis, suku ini pada mulanya mendiami hampir seluruh wilayah provinsi Kalimantan Selatan sekarang ini yang kemudian akibat perpindahan atau percampuran penduduk dan kebudayaannya di dalam proses waktu berabad-abad, maka suku Banjar dan bahasa Banjar tersebar meluas sampai ke daerah-daerah pesisir Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur, bahkan banyak didapatkan di beberapa tempat di pulau Sumatra yang kebetulan menjadi permukiman perantau Banjar sejak lama seperti di Muara Tungkal, Tembilahan, dan Sapat.
Selain di pantai timur pulau Sumatra, bahasa Banjar dapat dijumpai juga pada perkampungan Suku Banjar yang berada di pantai barat semenanjung Malaya di Malaysia Barat (Perak Tengah, Krian, Pahang, Kuala Selangor, Batu Pahat, Kuala Lumpur, walaupun karena pertimbangan politik, suku Banjar di Malaya disebut sebagai orang Melayu, tetapi di luar wilayah Malaya, seperti di Sabah dan Sarawak misalnya di daerah Tawau masih menyebut dirinya suku Banjar.
Menurut Cense, bahasa Banjar dipergunakan oleh penduduk sekitar Banjarmasin dan Hulu Sungai. Akibat penyebaran penduduk, bahasa Banjar sampai di Kutai dan tempat-tempat lain di Kalimantan Timur. Sedangkan Den Hamer melokalisasi bahasa Banjar itu di samping daerah Banjarmasin dan Hulu Sungai sampai pula ke daerah pulau Laut (Kalimantan Tenggara) dan Sampit yang secara administratif pemerintahan termasuk provinsi Kalimantan Tengah sekarang ini. Dibandingkan dengan perantau-perantau dari daerah lain yang umumnya masih mempunyai ikatan yang cukup kuat dengan daerah asal maupun kerabat dari daerah asal seperti perantau Minang, Bugis dan Madura, maka pola merantau suku Banjar berbeda. Perantau Banjar cenderung merantau hilang, yakni tak lagi menjalin kontak dengan orang-orang daerah asal, tak banyak surat menyurat dan tak banyak pulang ke daerah asal, namun tidak sama sekali meninggalkan kebanjarannya. Ciri kebanjaran yang mencolok yang cenderung dipertahankan orang Banjar adalah bahasa Banjar yang dapat dipertahankan dengan cara membangun permukiman khusus komunitas orang yang berasal dari daerah Banjar di tanah rantau, sehingga di dalam rumah tangga maupun kampung yang baru, mereka dapat mempertahankan bahasa Banjar, maka kebanjaran orang Banjar terutama sekali terletak pada bahasanya dan tanah air orang Banjar adalah bahasa Banjar.
Selama seseorang fasih menggunakan bahasa Banjar dalam kehidupan sehari-hari maka dia dapat disebut orang Banjar, tidak peduli apakah ia lahir di Tanah Banjar atau bukan, berdarah Banjar atau bukan, dan sebagainya. Bahasa merupakan salah satu faktor kebanjaran disamping faktor lainnya seperti adat istiadat dan lain-lain.
Dialek
Banjar Hulu
Dialek-dialek Bahasa Banjar Hulu bersesuaian dengan kecamatan-kecamatan yang berpenduduk suku Banjar yang ada di Hulu Sungai, karena orang Banjar menyebut dirinya berdasarkan asal kecamatan atau banua masing-masing.
Banjar Kuala
Dialek Bahasa Banjar Kuala yaitu bahasa yang meliputi Kabupaten Banjar, Barito Kuala, Tanah Laut, serta kota Banjarmasin dan Banjarbaru. Karena letaknya yang strategis di sekitar sungai Barito, pemakaiannya meluas hingga wilayah pesisir bagian tenggara Kalimantan yaitu kabupaten Tanah Bumbu dan Kotabaru sampai ke Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah.
Bahasa Banjar Kuala dituturkan dengan logat datar tanpa intonasi tertentu, jadi berbeda dengan bahasa Banjar Hulu dengan logat yang kental (ba-ilun). Dialek Banjar Kuala yang asli misalnya yang dituturkan di daerah Kuin, Sungai Jingah, Banua Anyar dan sebagainya di sekitar kota Banjarmasin yang merupakan daerah awal berkembangnya kesultanan Banjar.
Bahasa Banjar yang dituturkan di Banjarmasin dengan penduduknya yang heterogen berbeda dengan Bahasa Banjar yang dituturkan di Hulu Sungai dengan penduduknya yang agak homogen. Perbedaan pada umumnya terletak pada intonasi, tekanan, tinggi-rendah
dan sebagian kosakata. Di Banjarmasin, intonasi terbagi tiga karakter:
Di kawasan barat kecamatan Banjarmasin Utara yaitu daerah sepanjang tepian sungai Barito, dekat Pasar Terapung, tepatnya di perkampungan Alalak (dahulu Alalak Besar), penduduk asli di sana menuturkan kata, frasa, kalimat lebih cepat, keras dan tinggi.
Di sepanjang sungai Martapura (Banjarmasin hulu) yang termasuk dalam kawasan timur Kecamatan Banjarmasin Utara dan Banjarmasin Tengah, terutama sekitar Kelurahan Seberang Mesjid, sekitar Kampung Melayu Darat serta di sekitar Kelurahan Sungai Jingah, masyarakat asli di sana bertutur agak cepat, mengalun dan tinggi.
Di pusat kota Banjarmasin di kecamatan Banjarmasin Tengah, khususnya remaja perkotaan di sana bertutur bercampur bahasa Indonesia dan gaya penuturannya tidak seperti penuturan di daerah pinggiran.
Kosakata
Kosakata dialek Banjar Hulu tidak semuanya ada pada semua subdialek bahasa Banjar, tetapi jelas tidak akan ditemukan dalam dialek Banjar Kuala, ataupun sebaliknya kosakata seperti unda (aku), dongkah (sobek besar), atung (taat) dan sebagainya dalam dialek Banjar Kuala tidak akan ditemukan pada dialek Banjar Hulu. Dilihat dari kosakata, baik dalam hal jumlah maupun variasi subdialeknya, tampaklah dialek Banjar Hulu jauh lebih banyak dan kompleks. Misalnya antara subdialek satu dengan subdialek lainnya seperti Alabio, Kalua, Amuntai dan lain-lain banyak berbeda kosa katanya, sehingga dapat terjadi kosakata yang dipergunakan pada daerah satu tidak jarang atau kurang biasa dipergunakan pada daerah lainnya. Tetapi dibandingkan dengan dialek Banjar Kuala, subdialek Banjar Hulu ini lebih berdekatan satu sama lain. Karena itu di dalam Kamus Banjar–Indonesia sering hanya dibedakan antara Banjar Kuala (BK) dan Banjar Hulu (BH). Dalam perkembangannya pergaulan dan pembauran antara kedua pemakai dialek tersebut kian intensif.
{| class="wikitable" border="2" cellpadding="4" cellspacing="0" style="margin: 1em 1em 1em 0; background: #f9f9f9; border: 1px #aaa solid; border-collapse: collapse; font-family: Arial Unicode MS, Lucida Sans Unicode;"
|-
!Banjar Hulu
!Banjar Kuala
!Indonesia|-
|baduhara/baistilah||bakurinah||dengan sengaja
|-
|bibit||jumput/ambil||ambil
|-
|bungas/langkar||mulik/baik rupa||cantik
|-
|caram||calap||tergenang air
|-
|canggar||kajung||tegang/ereksi/keras
|-
|ampah||mara||arah
|-
|banyu hangat||banyu panas||air panas
|-
|hangkui||nyaring||nyaring
|-
|hagan/cagar||gasan||untuk
|-
|gani'i||dangani||temani
|-
|ma-hurup||ma-nukar/ba-tukar||mem-beli
|-
|padu/padangan||dapur||dapur
|-
|hingkat||kawa||dapat/bisa
|-
|pawa||wadah||tempat
|-
|himpat/tawak/tukun/hantup||hamput||sambit (lempar)
|-
|arai||himung||senang
|-
|tiring||lihat||memandang
|-
|tingau||lihat||toleh
|-
|balalah||bakunjang||bepergian
|-
|lingir||tuang||tuang
|-
|tuti||tadih/hintadi||tadi
|-
|ba-ugah/kitar||ba-jauh||men-jauh
|-
|macal||muul||nakal
|-
|balai||langgar||surau
|-
|tutui||catuk||pukul dengan palu
|-
|kadai||warung||warung
|-
|kau/ikam/pian||nyawa||kamu
|-
|diaku/ulun||unda||aku
|-
|di sia||di sini||di sini
|-
|bat-ku||ampun-ku||punya-ku
|-
|ba-cakut||ba-kalahi||berkelahi
|-
|ba-cakut||ba-pingkut||berpegangan pada sesuatu
|-
|diang||galuh||panggilan anak perempuan
|-
|nini laki||kai||kakek
|-
|utuh||nanang||panggilan anak lelaki
|-
|uma||mama||ibu
|-
|puga||anyar||baru
|-
|salukut||bakar||bakar
|-
|kasalukutan/kamandahan||kagusangan||kebakaran
|-
|tajua||ampih||berhenti
|-
|acil laki||amang||paman
|}
Perbedaan dalam pengucapan fonem:
Contoh Dialek Banjar Hulu
Hagan apa hampiyan mahadang di sia, hidin hudah hampai di rumah hampian (Dialek Kandangan?)
Sagan apa sampiyan mahadang di sini, sidin sudah sampai di rumah sampiyan. (Banjar populer)
Inta hintalu pang sa’igi, imbah ngintu ambilakan buah nang warna habang lawan warna hijau sa’uting dua uting. Jangan ta’ambil nang igat (Dialek Amuntai)
Minta hintalu sabigi, limbah itu ambilakan buah nang warna habang lawan warna hijau sabuting dua buting. Jangan ta’ambil nang rigat.(Banjar populer)
Abjad
Huruf hidup
Huruf mati
Diftong
Ng
Ny
Diftong campur
Aw
Ay
Uy
Tanda kutip
'
Distribusi huruf hidup dan mati
Dalam bahasa Banjar tidak ada F, Q, V karena F dan V masuk ke P, dan Q masuk ke K, dan Z masuk ke abjad S/J.
Bahasa sastra dan wayang Banjar
Syair madihin menggunakan bahasa Banjar. Dalam penulisan karya sastra Banjar maupun dalam kesenian Wayang Kulit Banjar sejak dahulu sering digunakan secara khusus kosakata yang diserap dari bahasa Jawa, padahal kosakata tersebut tidak dipakai dalam bahasa Banjar sehari-hari, tetapi memang banyak pula kosakata yang diserap dari bahasa Jawa yang sudah lazim menjadi bahasa Banjar sehari-hari. Contoh kata-kata dalam penulisan karya sastra maupun wayang Banjar tersebut misalnya:
karsa (karsa/kersa), gani (geni), danawa (denawa), ngumbi (ngombé), sadusu (sedasa), sadulur (sadulur/sedulur) dan lain-lain.
Tingkatan bahasa
Bahasa Banjar juga mengenal tingkatan bahasa (Jawa: unggah-ungguh), tetapi hanya untuk kata ganti orang, yang tetap digunakan sampai sekarang. Zaman dahulu sebelum dihapuskannya Kesultanan Banjar pada tahun 1860, bahasa Banjar juga mengenal sejenis bahasa halus yang disebut basa dalam (bahasa istana), yang merupakan pengaruh dari bahasa Jawa, disamping ada pula kosakata yang diciptakan sebagai bahasa halus misalnya jarajak basar artinya tiang, dalam bahasa Banjar normal disebut tihang. Basa dalam merupakan bahasa yang sudah punah, tetapi sesekali masih digunakan dalam kesenian daerah Banjar. Di dalam Hikayat Banjar, banyak digunakan kata ganti diri manira (saya) dan pakanira (anda) yang merupakan varian bahasa Bagongan yang digunakan di Kesultanan Banten.
unda, sorang = aku ; nyawa = kamu → (agak kasar)
aku, diyaku = aku ; ikam, kawu = kamu → (netral, sepadan)
ulun = saya ; [sam]pian = Anda → (halus)
kaula = saya; andika; dika = Anda → (halus)
untuk kata ganti orang ke-3 (dia)
inya, iya, didia = dia → (netral, sepadan)
sidin = dia → (halus)
Bilangan
Berikut merupakan beberapa angka (bilangan/wilangan) dalam Bahasa Banjar. Bilangan / angka dalam bahasa Banjar memiliki kemiripan dengan bilangan / angka dalam bahasa Jawa Kuno.
Aksara
Penulisan bahasa Banjar pada zaman dahulu dalam aksara Arab Melayu (Jawi) misalnya;
sastera sejarah/mitos seperti Hikayat Banjar
peraturan kerajaan seperti Undang-Undang Sultan Adam 1825.
perjanjian-perjanjian antara Kerajaan Banjar dengan bangsa lain.
kitab-kitab agama Islam
karya sastera lainnya seperti Dundang, syair:
Syair Brahma Syahdan karya Gusti Ali Basyah Barabai
Syair Madi Kencana karya Gusti Ali Basyah Barabai
Syair Teja Dewa karya Anang Mayur Babirik
Syair Nagawati karya Anang Mayur Babirik
Syair Ranggandis karya Anang Ismail Kandangan
Syair Siti Zubaidah karya Anang Ismail Kandangan
Syair Tajul Muluk karya Kiai Mas Dipura Martapura
Syair Intan Permainan (anonim)
Syair Nur Muhammad karya Gusti Zainal Marabahan
Syair Ibarat karya Mufti Haji Abdurrahman Siddiq al-Banjari.
Syair Burung Simbangan
Syair Burung Bayan dengan Burung Karuang
Bahasa Melayu Banjar
Apabila mengarang orang Banjar menggunakan bahasa Banjar Persuratan atau bahasa Melayu Banjar, misalnya pada Hikayat Banjar yang pernah diteliti dan diedit oleh Johannes Jacobus Ras, orang Belanda kelahiran Rotterdam tahun 1926 untuk disertasi doktoralnya di Universitas Leiden. Promotornya adalah Dr. A. Teeuw.
Sepenggal kisah dalam Hikayat Banjar:
Dalam penggalan Hikayat Banjar ini dapat dijumpai beberapa bahasa Banjar yang dimelayukan (bahasa Melayu Banjar) misalnya:
Sistem penulisan
Sistem penulisan bahasa Banjar menggunakan alfabet Latin dan Jawi.
Sistem Penulisan Menggunakan Alfabet Latin
10. Isaak
Limba perkara itoe samoa Toehan Allah mentjobai Аbraham, oedjarnja lawan Abraham: Ambil anak ikam nang toenggal, nang boeah hati ikam, ija itoe Isaak, badjalan katanah Morija, sambalinja disitoe mendjadi perhadjatan api, diatas goenoeng nang kena koe menampaiakan lawan ikam. Soedah inja mendangar prentah itoe, inja bangoen esok-esok, menatapakan kaldeinja, menjoeroh doea ekong tambahnja laki-laki ompat lawannja, dan lagi Isaak, anaknja, ompat djoea. Limba talong hari, lamon Abraham melihat tampat itoe nang oedjarnja Toehan Allah, inja menjoeroh tambahnja tatinggal lawan kaldei, tapi kajoe pakeinja membanam perhadjatan inja mamoeat diatas blakangnja Isaak. Inja sa-orang mamingkoet lading lawan wadah api belaloe inja badoea itoe badjalan baimba-imbai. Didjalan oedjarnja Isaak, betakon: hei baрa! арі lawan kajoe ada, tapi mananja biri-biri pakei perhadjatan. Oedjar Abraham menjinggai: diam adja, anak, kena Toehan Allah adja, memilih saekong anak biri-biri pakeinja perhadjatan, balaloe badoea itoe badjalan baimba-imbai, diam adja, ndada inja batjerita lagi.
Lamon inja soedah sampei tampat nang ditantoeakan Allah, maka Abraham maolah medja perhadjatan menaroh kajoe diatasnja, maikat batis tangannja Isaak, belaloe merabahakannja diatas kajoe nang diatas medja perhadjatan itoe. Soedah itoe, maka Abraham mamingkoet ladingnja, belaloe menjoerong tangannja, hendak menjambali anaknja. Таng ada boenji soearanja melaikat, bakoetjiak toematan di-langit, oedjarnja: Аbraham! Аbraham! djangan ikam menjakiti anak ikam. Каrna sekarang Akoe katahoean, ikam takoetan lawan Аllah, ikam ndada koeler mendjoelong anak ikam nang toenggal, lamon Аkoe mamintanja.
Limba itoe Abraham maangkat matanja, belaloe melihat biri-biri laki-laki, nang tandoknja tasangkot di-dahan kajoe. Маkа Аbraham maambil biri-biri itoe, belaloe menjambali inja ganti anaknja. Маka kadoea kali melaikat Toehan Allah mengiaoe Abraham, oedjarnja: Аkoe basompah lawan dirikoe, oedjar Тоеhаn Аllah, sabab ikam soedah menoeloesakan gawian itoe, ndada ikam soedah koeler mendjoelong anak ikam nang toenggal, Аkoe kendak bangat memberkat ikam, dan menambahakan toeroenan ikam kaja banjaknja bintang dilangit dan didalam toeroenan ikam kamoedian hari, bangsa orang samoa nang ada di-boemi
deberkati, ija itoe, sabab ikam soedah menoeroet prentahkoe.
11. Sara meninggal dan inja dipatak.
Мaka Abraham soedah saratoes talong poeloe tahon oemoernja, koetika Sara meninggal di Hebron. Коеtika itoe Abraham soedah badiam di-tanah Kanaan anam poeloe tahon lawasnja tapi balom inja' soedah dapat bahagian tanah, maski besarnja sakaki, nang boleh disambat angginja. Кawan satoea angginja soedah makan roempoet nang anggi orang samoa, inja soedah badiam di-tanah orang Kanani kaja orang baaktiar menjalat. Limba bininja maninggal, maka inja bерikir hendak manoekar tanah sedikit, pakei koeboeran kasan bininja nang soedah meninggal. Inja mamadahakan nang katoedjoenja lawan radja orang Het, belaloe inja minta, hendak menoekar tanah sedikit. Radja hendak membari adja, ndada inja hendak menarima harganja. Тарі sabab Abraham minta, hendak betahor harganja djoea, maka radja menarima djoea harganja, ija itoe ampat ratoes ropia salaka. Limba itoe Abraham mamatak Sara, bininja, dalam lubang tanah Makpela, parak Hebron, mahadap kajoean Mamrе.<p style="text-align: right;">— Doea kali 52 tjeritaan toematan di kitab Allāh (1865).
Bahasa yang digunakan sehari-hari oleh beragam etnik yang ada di wilayah Kalimantan Selatan adalah bahasa Banjar, sehingga dalam kegiatan misi Katolik dan zending Kristen di Kalimantan Selatan, pada tempo dulu ada juga digunakan buku-buku berbahasa Banjar beraksara Latin yang ditulis dalam ejaan Ejaan Van Ophuijsen, diantaranya sebuah buku tertua yang menggunakan bahasa Banjar telah dicetak pada tahun 1865 berjudul Doea kali 52 - tjeritaan toematan di kitab Allāh'.
Pengaruh bahasa Jawa
Bahasa Banjar mengambil kosakata serapan dari bahasa Jawa seperti banyu (bahasa Jawa Baru), diduga dahulu yang dipakai kosakata ayying'' (bahasa Bukit). Dalam kenyataannya kata iwak hanya direalisasikan oleh Banjar dan Jawa. Data ini setidak-tidaknya memberi pertimbangan: pertama, boleh jadi terjadi proses peminjaman dari Jawa kepada Banjar atau sebaliknya; dan kedua, boleh jadi pemunculannya pada Banjar bukan karena proses pinjam-meminjam atau pengaruh mempengaruhi, tetapi merupakan pewarisan dari bahasa atau dialek proto yang sama. Dalam daftar etimon Proto Austronesia (Wurm dan Wilson, 1978)..
Varian bahasa Melayik Borneo Timur
Bahasa Banjar termasuk dalam varian bahasa Melayik Borneo bagian Timur.
Berikut ini adalah tabel perbandingan bahasa Banjar dengan varian bahasa-bahasa Melayik Borneo bagian Timur.
Perbandingan bahasa Banjar dengan varian bahasa Melayik Borneo Barat
Kalimantan Barat (Borneo Barat) dianggap sebagai daerah asal bahasa Melayu. Berikut ini adalah tabel perbandingan bahasa Banjar dengan varian bahasa-bahasa Melayik Borneo bagian Barat.
Kata serapan dari bahasa Belanda
Kata serapan dari bahasa Belanda (Banjar: bahasa Walanda) antara lain:
Kata serapan dari bahasa Portugal (Banjar: bahasa Paranggi) antara lain:
Kolokial bahasa Banjar dan bahasa Malagasi antara lain:
Beberapa kemiripan bahasa Banjar dengan bahasa daerah lain
Banyu
Banyu artinya air.
ba~nu? pada bahasa Pambuang di desa Batu M., kecamatan Seruyan Tengah, kabupaten Kotawaringin Timur, provinsi Kalimantan Tengah.
ba~nu pada bahasa Melayu di desa Sei Sekonyer, kecamatan Kumai, kabupaten Kotawaringin Barat, provinsi Kalimantan Tengah.
b|Yu pada bahasa Banjar di desa Basirih, kecamatan Banjar Selatan, kabupaten Banjarmasin, provinsi Kalimantan Selatan.
ba~nu pada bahasa Banjar di desa Awayan, kecamatan Awayan, kabupaten Hulu Sungai Utara, provinsi Kalimantan Selatan.
akar pada bahasa Banjar Hulu di desa Hantakan, kecamatan Batu Benawa, kabupaten Hulu Sungai Tengah, provinsi Kalimantan Selatan.
ayiG pada bahasa Bukit di desa Loksado, kecamatan Laksado, kabupaten Hulu Sungai Selatan, provinsi Kalimantan Selatan.
ayiG pada bahasa Banjar di desa Belawaian, kecamatan Tapin Tengah, kabupaten Tapin, provinsi Kalimantan Selatan.
d|num pada bahasa Berangas di desa Berangas, kecamatan Sei Puntik/mandastana, kabupaten Barito Kuala, provinsi Kalimantan Selatan.
ba~nu pada bahasa Banjar di desa Pengaron, kecamatan Sei Pinang, kabupaten Banjar, provinsi Kalimantan Selatan.
waEy pada bahasa Bugis di desa Gunung Malaban, kecamatan P. Sebuku, kabupaten Kota Baru, provinsi Kalimantan Selatan.
ba~nU? pada bahasa Banjar di desa Asam-asam, kecamatan Jorong, kabupaten Tanah Laut, provinsi Kalimantan Selatan.
soGayi pada bahasa Badeng di desa Long Nawang, kecamatan Kayan Hulu, kabupaten Malinau, provinsi Kalimantan Timur.
ba~nu pada bahasa Jawa di desa Bukit Mas, kecamatan Besitang, kabupaten Langkat, provinsi Sumatera Utara.
air pada bahasa Melayu di desa Sei Seberang, kecamatan Sebatik, kabupaten Nunukan, provinsi Kalimantan Timur.
ba~nu pada bahasa Jawa di desa Lamaru, kecamatan Balikpapan Barat, kabupaten Balikpapan, provinsi Kalimantan Timur.
danum pada bahasa Pasir di desa Sandeley, kecamatan Kuaro, kabupaten Pasir, provinsi Kalimantan Timur.
banu pada bahasa Komodo di desa Komodo, kecamatan Komodo, kabupaten Manggarai Barat, provinsi Nusa Tenggara Timur.
baYu pada bahasa Banjar di desa Pembengis, kecamatan RANTOU IKIL, kabupaten Tanjung Jabung, provinsi Jambi.
baYu pada bahasa Bentayan di desa Bentayan, kecamatan Banyuasin III, kabupaten Musi Banyuasin, provinsi Sumatera Selatan.
biyua pada bahasa Rejang Pesisir di desa Durian Amparan, kecamatan Lais, kabupaten Bengkulu Utara, provinsi Bengkulu.
biyOwa pada bahasa RejangSelupu di desa Kesambe Lama, kecamatan Curup, kabupaten Rejang Lebong, provinsi Bengkulu.
baYu pada bahasa Jawa di desa Sambi Karto, kecamatan Sekampung, kabupaten Lampung Tengah, provinsi Lampung.
baYu pada bahasa Jawa di desa Pegadingan, kecamatan Kramatwatu, kabupaten Serang, provinsi Jawa Barat.
baYu pada bahasa Jawa di desa Kendawati, kecamatan Kresek, kabupaten Tangerang, provinsi Jawa Barat.
baYu pada bahasa Jawa di desa Kersana, kecamatan Kersana, kabupaten Brebes, provinsi Jawa Tengah.
baYu pada bahasa Jawa di desa Brekat, kecamatan Talang, kabupaten Tegal, provinsi Jawa Tengah.
baYu pada bahasa Jawa di desa Domiyang, kecamatan Paninggaran, kabupaten Pekalongan, provinsi Jawa Tengah.
b|n~u pada bahasa Jawa di desa Candirejo, kecamatan Mojo Tengah, kabupaten Wonosobo, provinsi Jawa Tengah.
baYu pada bahasa Jawa di desa Kedungreja, kecamatan Kedungreja, kabupaten Cilacap, provinsi Jawa Tengah.
ba~nu pada bahasa - di desa Trimulyo, kecamatan Sleman, kabupaten Sleman, provinsi Yogyakarta.
ba~nu pada bahasa - di desa Kemiri, kecamatan Tepus, kabupaten Gunung Kidul, provinsi Yogyakarta.
ba~nu pada bahasa Jawa di desa Parangtritis, kecamatan Kretek, kabupaten Bantul, provinsi Yogyakarta.
ba~nu pada bahasa Jawa di desa Sendangsari, kecamatan Pengasih, kabupaten Kulon Progo, provinsi Yogyakarta.
banyu pada bahasa - di desa Manguharjo, kecamatan Mangunharjo, kabupaten Madiun, provinsi Jawa Timur.
ba~nu pada bahasa Jawa di desa Maibit, kecamatan Rengel, kabupaten Tuban, provinsi Jawa Timur.
Iwak
Iwak artinya ikan.
iw&ak pada bahasa Jawa Uring di desa Pakis, kecamatan Banyuwangi, kabupaten Banyuwangi, provinsi Jawa Timur.
lauk pada bahasa Dayak di desa Mungkubaru, kecamatan Bukit Batu, kabupaten Palangka Raya, provinsi Kalimantan Tengah.
lauk pada bahasa Bakumpai di desa Kalanis, kecamatan Jenamas, kabupaten Barito Selatan, provinsi Kalimantan Tengah.
laUk pada bahasa Bakumpai di desa Balawang, kecamatan Kapuas Murung, kabupaten Kapuas, provinsi Kalimantan Tengah.
laU? pada bahasa Pambuang di desa Batu M., kecamatan Seruyan Tengah, kabupaten Kotawaringin Timur, provinsi Kalimantan Tengah.
iwak pada bahasa Melayu di desaSungai Sekonyer, kecamatan Kumai, kabupaten Kotawaringin Barat, provinsi Kalimantan Tengah.
Iw|k pada bahasa Banjar di desa Basirih, kecamatan Banjar Selatan, kota Banjarmasin, provinsi Kalimantan Selatan.
iwak pada bahasa Banjar di desa Awayan, kecamatan Awayan, kabupaten Hulu Sungai Utara, provinsi Kalimantan Selatan.
iwak pada bahasa Banjar Hulu di desa Hantakan, kecamatan Batu Benawa, kabupaten Hulu Sungai Tengah, provinsi Kalimantan Selatan.
iwak pada bahasa Bukit di desa Loksado, kecamatan Laksado, kabupaten Hulu Sungai Selatan, provinsi Kalimantan Selatan.
iwak pada bahasa Banjar di desa Belawaian, kecamatan Tapin Tengah, kabupaten Tapin, provinsi Kalimantan Selatan.
l|uk pada bahasa Berangas di desa Berangas, kecamatan Sei Puntik/mandastana, kabupaten Barito Kuala, provinsi Kalimantan Selatan.
iwak pada bahasa Banjar di desa Pengaron, kecamatan Sei Pinang, kabupaten Banjar, provinsi Kalimantan Selatan.
iwak pada bahasa Banjar di desa Asam-asam, kecamatan Jorong, kabupaten Tanah Laut, provinsi Kalimantan Selatan.
iwa pada bahasa Jawa di desa Bukit Mas, kecamatan Besitang, kabupaten Langkat, provinsi Sumatera Utara.
iwak pada bahasa Jawa di desa Lamaru, kecamatan Balikpapan Barat, kota Balikpapan, provinsi Kalimantan Timur.
lao? pada bahasa Melayu Pesisir di desa Sorkam Kanan, kecamatan Sorkam, kabupaten Tapanuli Tengah, provinsi Sumatera Utara.
lawu|? pada bahasa Minang Dialek Lubuk Alung di desa Pasir Lawas, kecamatan Lubuk Alung, kabupaten Padang Pariaman, provinsi Sumatera Barat.
la+U? pada bahasa Salido di desa Balai Lamo Salido, kecamatan IV Jurai, kabupaten Pesisir Selatan, provinsi Sumatera Barat.
lawok pada bahasa Melayu Pesisir di desa Lembah Damai, kecamatan Rumbai, kabupaten Kodya Pekanbaru, provinsi Riau.
lawu+ok pada bahasa Kampar di desa Bangkinang, kecamatan Bangkinang, kabupaten Kampar, provinsi Riau.
lauwa? pada bahasa Melayu Rengat di desa Pasar Cerenti, kecamatan Cerenti, kabupaten Indragiri Hulu, provinsi Riau.
iwa pada bahasa Banjar di desa Pembengis, kecamatan Bram Itam, kabupaten Tanjung Jabung Barat, provinsi Jambi.
laWO? pada bahasa Kerinci Dialek Seleman di desa Seleman, kecamatan KERSIK TUO, kabupaten Kerinci, provinsi Jambi.
iwa? pada bahasa Bentayan di desa Bentayan, kecamatan Banyuasin III, kabupaten Musi Banyuasin, provinsi Sumatera Selatan.
iwa pada bahasa Ranau di desa Rantau Nipis, kecamatan Banding Agung, kabupaten Ogan Komering Ulu, provinsi Sumatera Selatan.
iwak pada bahasa Jawa di desa Kendawati, kecamatan Kresek, kabupaten Tangerang, provinsi Jawa Barat.
lauk pada bahasa Sunda di desa Benteng, kecamatan Campaka, kabupaten Purwakarta, provinsi Jawa Barat.
lauk pada bahasa Sunda di desa Tangulun Timur, kecamatan Kalijati, kabupaten Subang, provinsi Jawa Barat.
lauk pada bahasa Sunda di desa Jingkang, kecamatan Tanjungkerta, kabupaten Sumedang, provinsi Jawa Barat.
lauk pada bahasa Sunda di desa Ciluluk, kecamatan Cikancung, kabupaten Bandung, provinsi Jawa Barat.
lauk pada bahasa Sunda di desa Tegalpanjang, kecamatan Cariu, kabupaten Bogor, provinsi Jawa Barat.
lauk pada bahasa Sunda di desa Tembong, kecamatan Labuhan, kabupaten Pandeglang, provinsi Jawa Barat.
iwak pada bahasa Jawa di desa Kersana, kecamatan Kersana, kabupaten Brebes, provinsi Jawa Tengah.
iwak pada bahasa Jawa di desa Brekat, kecamatan Talang, kabupaten Tegal, provinsi Jawa Tengah.
iwak pada bahasa Jawa di desa Domiyang, kecamatan Paninggaran, kabupaten Pekalongan, provinsi Jawa Tengah.
iwak pada bahasa Jawa di desa Candirejo, kecamatan Mojo Tengah, kabupaten Wonosobo, provinsi Jawa Tengah.
iwak pada bahasa Jawa di desa Kedungreja, kecamatan Kedungreja, kabupaten Cilacap, provinsi Jawa Tengah.
iwa pada bahasa - di desa Trimulyo, kecamatan Sleman, kabupaten Sleman, provinsi Yogyakarta.
iwa pada bahasa - di desa Kemiri, kecamatan Tepus, kabupaten Gunung Kidul, provinsi Yogyakarta.
iwa? pada bahasa Jawa di desa Parangtritis, kecamatan Kretek, kabupaten Bantul, provinsi Yogyakarta.
iwa pada bahasa Jawa di desa Sendangsari, kecamatan Pengasih, kabupaten Kulon Progo, provinsi Yogyakarta.
iwak pada bahasa - di desa Manguharjo, kecamatan Mangunharjo, kabupaten Madiun, provinsi Jawa Timur.
iwa? pada bahasa Jawa di desa Maibit, kecamatan Rengel, kabupaten Tuban, provinsi Jawa Timur.
Parak
Parak artinya dekat.
par|k pada bahasa Jawa Uring di desa Pakis, kecamatan Banyuwangi, kabupaten Banyuwangi, provinsi Jawa Timur.
parak pada bahasa Melayu di desa Sei Sekonyer, kecamatan Kumai, kabupaten Kotawaringin Barat, provinsi Kalimantan Tengah.
p|r|k pada bahasa Banjar di desa Basirih, kecamatan Banjar Selatan, kabupaten Banjarmasin, provinsi Kalimantan Selatan.
parak pada bahasa Banjar di desa Awayan, kecamatan Awayan, kabupaten Hulu Sungai Utara, provinsi Kalimantan Selatan.
parak pada bahasa Banjar Hulu di desa Hantakan, kecamatan Batu Benawa, kabupaten Hulu Sungai Tengah, provinsi Kalimantan Selatan.
parak pada bahasa Bukit di desa Loksado, kecamatan Laksado, kabupaten Hulu Sungai Selatan, provinsi Kalimantan Selatan.
paruk pada bahasa Banjar di desa Balawaian, kecamatan Tapin Tengah, kabupaten Tapin, provinsi Kalimantan Selatan.
tokek pada bahasa Berangas di desa Berangas, kecamatan Sei Puntik/mandastana, kabupaten Barito Kuala, provinsi Kalimantan Selatan.
parak pada bahasa Banjar di desa Pengaron, kecamatan Sei Pinang, kabupaten Banjar, provinsi Kalimantan Selatan.
parak pada bahasa Banjar di desa Asam-asam, kecamatan Jorong, kabupaten Tanah Laut, provinsi Kalimantan Selatan.
pa:k pada bahasa Bali di desa Banyu Poh, kecamatan Grokgak, kabupaten Buleleng, provinsi Bali.
p|:k pada bahasa Bali di desa Tianyar Timur, kecamatan Kubu, kabupaten Karangasem, provinsi Bali.
pa|:? pada bahasa Bali di desa Nusa Sari, kecamatan Melaya, kabupaten Jembrana, provinsi Bali.
parak pada bahasa ? di desa mantar, kecamatan Seteluk, kabupaten Sumbawa, provinsi Nusa Tenggara Barat.
apare pada bahasa Sempan di desa Inauga, kecamatan Mimika Baru, kabupaten Kepulauan Yapen, provinsi Papua.
ahare pada bahasa Nias Utara di desa Pasar Lahewa, kecamatan Lahewa, kabupaten Nias, provinsi Sumatera Utara.
paRa? pada bahasa Pegagan di desa Sungai Ceper, kecamatan Mesuji, kabupaten Ogan Komering Ilir, provinsi Sumatera Selatan.
para? pada bahasa - di desa Kandang Limun, kecamatan Muara Bangka Hulu, kabupaten Kodya Bengkulu, provinsi Bengkulu.
para? pada bahasa Lembak di desa Tanjung Agung, kecamatan Teluk Segara, kabupaten Kodya Bengkulu, provinsi Bengkulu.
pa?O pada bahasa Rejang Pesisir di desa Durian Amparan, kecamatan Lais, kabupaten Bengkulu Utara, provinsi Bengkulu.
pa?a? pada bahasa RejangSelupu di desa Kesambe Lama, kecamatan Curup, kabupaten Rejang Lebong, provinsi Bengkulu.
paR|? pada bahasa Lampung Abung di desa Blambangan, kecamatan Abung Selatan, kabupaten Lampung Utara, provinsi Lampung.
par|k pada bahasa Jawa di desa Kendawati, kecamatan Kresek, kabupaten Tangerang, provinsi Jawa Barat.
p|r|k pada bahasa Jawa di desa Kersana, kecamatan Kersana, kabupaten Brebes, provinsi Jawa Tengah.
p|r|k pada bahasa Jawa di desa Brekat, kecamatan Talang, kabupaten Tegal, provinsi Jawa Tengah.
p|r|k pada bahasa Jawa di desa Domiyang, kecamatan Paninggaran, kabupaten Pekalongan, provinsi Jawa Tengah.
pErak pada bahasa Jawa di desa Kedungreja, kecamatan Kedungreja, kabupaten Cilacap, provinsi Jawa Tengah.
pEr|k pada bahasa Jawa di desa Maibit, kecamatan Rengel, kabupaten Tuban, provinsi Jawa Timur.
Genetika Penutur (Y-DNA suku Banjar)
Genetika Penutur Y-DNA suku Banjar
https://web.archive.org/web/20200803141448/https://haplomaps.com/category/o/
https://haplomaps.com/haplogroup-k/
People: Banjar
Country/Region: Indonesia
Group/Language: Malay
A1a: 0.0 A1b1: 0.0 B: 0.0 B2a: 0.0 B2b: 0.0 C: 13.3 C2: 0.0
D: 0.0 E: 0.0 E1: 0.0 E1b1a: 0.0 E1b1b: 0.0 E2: 0.0
F: 6.7 G: 3.0.0 H: 0.0 I: 0.0 J: 0.0 J1: 0.0 J2: 0.0
K: 0.0 L: 0.0 M: 0.0 N: 0.0 O: 0.0 O1: 26.7 O2: 26.7 O3: 26.7
P: 0.0 Q: 0.0 R/R1: 0.0 R1a: 0.0 R1b: 0.0 R2a: 0.0 S: 0.0 T: 0.0
Lihat pula
Bahasa Banjar Samarinda
Suku Banjar
Referensi
Bibliografi
*
*
*
*
*
*
*
*
Pranala luar
DDC: Teori dan Praktik Klasifikasi Persepuluhan Dewey: Edisi Indonesia dan
http://gramatika.kemdikbud.go.id/index.php/gramatika/article/view/135/100 RELASI KEKERABATAN BAHASA BANJAR DAN BAHASA BALI: TINJAUAN LINGUSITIK HISTRORIS KOMPRATIF
http://gramatika.kemdikbud.go.id/index.php/gramatika/article/view/135 Genetic Relationship of Banjar and Bali Language: Comparative Historical Linguistic Review
http://gramatika.kemdikbud.go.id/index.php/gramatika/article/download/112/82/ MORFEM TERIKAT DALAM BAHASA BANJAR
(BOUND MORPHEME IN BANJAR LANGUAGE)
Buku pertama berbahasa banjar
Pencipta kamus dan tata bahasa Banjar
Terjemahan bahasa Indonesia ke bahasa Banjar
Dialek Samarinda
Kamus bahasa Banjar
Mari Mengenal dan Berbahasa Banjar
Sintaksis bahasa Banjar
List of recipient languages that borrowed words from Banjarese
Languages of Kalimantan
Rumpun bahasa Austronesia
Rumpun bahasa Melayu-Polinesia
Banjar
Bahasa di Kalimantan Timur
Bahasa di Kalimantan Selatan
Bahasa di Kalimantan Tengah
Rumpun bahasa Malayik | 5,190 |
5598 | https://id.wikipedia.org/wiki/Sastra%20Indonesia | Sastra Indonesia | Sastra Indonesia adalah sebuah istilah yang melingkupi berbagai macam karya sastra di Asia Tenggara. Istilah "Indonesia" sendiri mempunyai arti yang saling melengkapi terutama dalam cakupan geografi dan sejarah politik di wilayah tersebut.
Tatkala gagasan sastra di Indonesia sendiri merujuk pada seantero kesusastraan yang dibuat di wilayah Kepulauan Indonesia yang dapat menggunakan bahasa Indonesia, bahasa daerah dan bahasa asing, istilah sastra Indonesia merujuk hanya kepada kesusastraan dalam bahasa Indonesia yang bahasa akarnya berdasarkan bahasa Melayu (di mana bahasa Indonesia adalah satu turunannya). Dengan pengertian kedua maka sastra ini dapat juga diartikan sebagai sastra yang dibuat di wilayah Melayu (selain Indonesia, terdapat juga beberapa negara berbahasa Melayu seperti Malaysia dan Brunei), demikian pula bangsa Melayu yang tinggal di Singapura.
Periodisasi, Nama, Karya
Sastra Indonesia terbagi menjadi 2 bagian besar, yaitu:
lisan
tulisan
Secara urutan waktu maka sastra Indonesia terbagi atas beberapa angkatan:
Angkatan Pujangga Lama
Angkatan Sastra Melayu Lama
Angkatan Balai Pustaka (1920–1932)
Angkatan Pujangga Baru (1933–1942)
Angkatan 1945 (1942–1949)
Angkatan 1950–1960-an
Angkatan 1966 (1966–1970-an)
Angkatan 1980–1990-an
Angkatan Reformasi
Angkatan 2000-an
Pujangga Lama
Pujangga lama merupakan bentuk pengklasifikasian karya sastra di Indonesia yang dihasilkan sebelum abad ke-20. Pada masa ini karya sastra di dominasi oleh syair, pantun, gurindam dan hikayat. Di Nusantara, budaya Melayu klasik dengan pengaruh Islam yang kuat meliputi sebagian besar negara pantai Sumatra dan Semenanjung Malaya. Di Sumatra bagian utara muncul karya-karya penting berbahasa Melayu, terutama karya-karya keagamaan. Hamzah Fansuri adalah yang pertama di antara penulis-penulis utama angkatan Pujangga Lama, pemula puisi Indonesia. Dari istana Kesultanan Aceh pada abad XVII muncul karya-karya klasik selanjutnya, yang paling terkemuka adalah karya-karya Syamsuddin Pasai dan Abdurrauf Singkil, serta Nuruddin ar-Raniri.
Karya Sastra Pujangga Lama
Sejarah
Sejarah Melayu (Malay Annals)
Tuhfat al-Nafis (Bingkisan Berharga) karya Raja Ali Haji
Hikayat
Syair
Hamzah Fansuri
Syair Burung Unggas
Syair Dagang
Syair Perahu
Syair Si Burung pipit
Syair Si Burung Pungguk
Syair Sidang Fakir
Raja Ali Haji
Sjair Abdoel Moeloek
Syair Hukum Nikah
Syair Siti Shianah
Syair Suluh Pegawai
Syair Bidasari
Syair Ken Tambuhan
Syair Raja Mambang Jauhari
Syair Raja Siak
Gurindam
Gurindam Dua Belas karya Raja Ali Haji
Kitab agama
Syarab al-'Asyiqin (Minuman Para Pecinta) oleh Hamzah Fansuri
Asrar al-'Arifin (Rahasia-rahasia para Gnostik) oleh Hamzah Fansuri
Nur ad-Daqa'iq (Cahaya pada kehalusan-kehalusan) oleh Syamsuddin Pasai
Bustan as-Salatin (Taman raja-raja) oleh Nuruddin ar-Raniri
Sastra Melayu Lama
Karya sastra di Indonesia yang dihasilkan antara tahun 1870 - 1942, yang berkembang dilingkungan masyarakat Sumatra seperti "Langkat, Tapanuli, Minangkabau dan daerah Sumatra lainnya", orang Tionghoa dan masyarakat Indo-Eropa. Karya sastra pertama yang terbit sekitar tahun 1870 masih dalam bentuk syair, hikayat dan terjemahan novel barat.
Karya Sastra Melayu Lama
Robinson Crusoe (terjemahan)
Lawan-lawan Merah
Mengelilingi Bumi dalam 80 hari (terjemahan)
Graaf de Monte Cristo (terjemahan)
Kapten Flamberger (terjemahan)
Rocambole (terjemahan)
Nyai Dasima oleh G. Francis (Indo)
Bunga Rampai oleh A.F van Dewall
Kisah Perjalanan Nakhoda Bontekoe
Kisah Pelayaran ke Pulau Kalimantan
Kisah Pelayaran ke Makassar dan lain-lainnya
Cerita Siti Aisyah oleh H.F.R Kommer (Indo)
Cerita Nyi Paina
Cerita Nyai Sarikem
Cerita Nyonya Kong Hong Nio
Nona Leonie
Warna Sari Melayu oleh Kat S.J
Cerita Si Conat oleh F.D.J. Pangemanan
Cerita Rossina
Nyai Isah oleh F. Wiggers
Drama Raden Bei Surioretno
Syair Java Bank Dirampok
Lo Fen Kui oleh Gouw Peng Liang
Cerita Oey See oleh Thio Tjin Boen
Tambahsia
Busono oleh R.M.Tirto Adhi Soerjo
Nyai Permana
Hikayat Siti Mariah oleh Hadji Moekti (indo)
dan masih ada sekitar 3000 judul karya sastra Melayu-Lama lainnya
Angkatan Balai Pustaka
Angkatan Balai Pusataka merupakan karya sastra di Indonesia yang terbit sejak tahun 1920, yang dikeluarkan oleh penerbit Balai Pustaka. Prosa (roman, novel, cerita pendek dan drama) dan puisi mulai menggantikan kedudukan syair, pantun, gurindam dan hikayat dalam khazanah sastra di Indonesia pada masa ini. Balai Pustaka merupakan penerbit yang didirikan dengan nama Commissie voor de Inlandsche School en Volkslectuur (bahasa Indonesia: "Komisi untuk Sekolah Pedalaman dan Bacaan Rakyat") oleh pemerintah Hindia Belanda pada tanggal 15 Agustus 1908.
Balai Pustaka didirikan pada masa itu untuk memproduksi bahan bacaan bagi sekolah yang dibangun oleh pemerintah kolonial Belanda diyakini sebagai bagian dari Politik Etis atau Politik Balas Budi (Belanda: Ethische Politiek). Balai Pustaka juga pada masa itu bertujuan untuk mencegah pengaruh buruk dari bacaan cabul dan liar yang dihasilkan oleh sastra Melayu Rendah yang banyak menyoroti kehidupan pernyaian (cabul) dan dianggap memiliki misi politis (liar). Balai Pustaka menerbitkan karya dalam tiga bahasa yaitu bahasa Melayu-Tinggi, bahasa Jawa dan bahasa Sunda; dan dalam jumlah terbatas dalam bahasa Bali, bahasa Batak, dan bahasa Madura.
Nur Sutan Iskandar dapat disebut sebagai "Raja Angkatan Balai Pustaka" karena ada banyak sekali karya tulisnya pada masa tersebut. Apabila dilihat daerah asal kelahiran para pengarang, dapatlah dikatakan bahwa novel-novel Indonesia yang terbit pada angkatan ini adalah "novel Sumatra", dengan Minangkabau sebagai titik pusatnya.
Pada masa ini, novel/roman Sitti Nurbaya dan Salah Asuhan menjadi karya yang cukup penting. Keduanya menampilkan kritik tajam terhadap adat-istiadat dan tradisi kolot yang membelenggu. Dalam perkembangannya, tema-tema inilah yang banyak diikuti oleh penulis-penulis lainnya pada masa itu.
Penulis dan Karya Sastra Angkatan Balai Pustaka:
Merari Siregar
Azab dan Sengsara (1920)
Binasa kerna Gadis Priangan (1931)
Cinta dan Hawa Nafsu
Marah Roesli
Sitti Nurbaya (1922)
La Hami (1924)
Anak dan Kemenakan (1956)
Muhammad Yamin
Tanah Air (1922)
Indonesia, Tumpah Darahku (1928)
Kalau Dewi Tara Sudah Berkata
Ken Arok dan Ken Dedes (1934)
Nur Sutan Iskandar
Apa Dayaku karena Aku Seorang Perempuan (1923)
Cinta yang Membawa Maut (1926)
Salah Pilih (1928)
Karena Mentua (1932)
Tuba Dibalas dengan Susu (1933)
Hulubalang Raja (1934)
Katak Hendak Menjadi Lembu (1935)
Tulis Sutan Sati
Tak Disangka (1923)
Sengsara Membawa Nikmat (1928)
Tak Membalas Guna (1932)
Memutuskan Pertalian (1932)
Djamaluddin Adinegoro
Darah Muda (1927)
Asmara Jaya (1928)
Abas Sutan Pamuntjak Nan Sati
Pertemuan (1927)
Abdul Muis
Salah Asuhan (1928)
Pertemuan Djodoh (1933)
Aman Datuk Madjoindo
Menebus Dosa (1932)
Si Cebol Rindukan Bulan (1934)
Sampaikan Salamku Kepadanya (1935)
Pujangga Baru
Pujangga Baru muncul sebagai reaksi atas banyaknya sensor yang dilakukan oleh Balai Pustaka terhadap karya tulis sastrawan pada masa tersebut, terutama terhadap karya sastra yang menyangkut rasa nasionalisme dan kesadaran kebangsaan. Sastra Pujangga Baru adalah sastra intelektual, nasionalistis dan elitis.
Pada masa itu, terbit pula majalah Pujangga Baru yang dipimpin oleh Sutan Takdir Alisjahbana, beserta Amir Hamzah dan Armijn Pane. Karya sastra di Indonesia setelah zaman Balai Pustaka (tahun 1930 - 1942), dipelopori oleh Sutan Takdir Alisyahbana. Karyanya Layar Terkembang, menjadi salah satu novel yang sering diulas oleh para kritikus sastra Indonesia. Selain Layar Terkembang, pada periode ini novel Tenggelamnya Kapal van der Wijck dan Kalau Tak Untung menjadi karya penting sebelum perang.
Masa ini ada dua kelompok sastrawan Pujangga baru yaitu:
Kelompok "Seni untuk Seni" yang dimotori oleh Sanusi Pane dan Tengku Amir Hamzah
Kelompok "Seni untuk Pembangunan Masyarakat" yang dimotori oleh Sutan Takdir Alisjahbana, Armijn Pane dan Rustam Effendi.
Penulis dan Karya Sastra Pujangga Baru
Angkatan 1945
Pengalaman hidup dan gejolak sosial-politik-budaya telah mewarnai karya sastrawan Angkatan '45. Karya sastra angkatan ini lebih realistik dibanding karya Angkatan Pujangga baru yang romantik-idealistik. Karya-karya sastra pada angkatan ini banyak bercerita tentang perjuangan merebut kemerdekaan seperti halnya puisi-puisi Chairil Anwar. Sastrawan angkatan '45 memiliki konsep seni yang diberi judul "Surat Kepercayaan Gelanggang". Konsep ini menyatakan bahwa para sastrawan angkatan '45 ingin bebas berkarya sesuai alam kemerdekaan dan hati nurani. Selain Tiga Manguak Takdir, pada periode ini cerpen Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma dan Atheis dianggap sebagai karya pembaharuan prosa Indonesia.
Penulis dan karya Angkatan 1945
Chairil Anwar
Kerikil Tajam (1949)
Deru Campur Debu (1949)
Asrul Sani, bersama Rivai Apin dan Chairil Anwar
Tiga Menguak Takdir (1950)
Bakri Siregar
Tanda Bahagia (1944)
Tugu Putih. Drama (1950)
Jejak Langkah (1953)
Idrus
Dari Ave Maria ke Djalan Lain ke Roma (1948)
Aki (1949)
Perempuan dan Kebangsaan
Achdiat K. Mihardja
Atheis (1949)
Muhammad Balfas
Lingkaran-lingkaran Retak (1952)
Tamu Malam. Drama (1957)
Pramoedya Ananta Toer
Kranji dan Bekasi Jatuh (1947)
Bukan Pasar Malam (1951)
Di Tepi Kali Bekasi (1951)
Keluarga Gerilya (1951)
Mereka yang Dilumpuhkan (1951)
Perburuan (1950)
Cerita dari Blora (1952)
Gadis Pantai (1962-65)
Tetralogi Buru
Siti Rukiah
Kejatuhan dan Hati (1950)
Tandus (1952)
Suman Hs.
Pertjobaan Setia (1940)
Kasih Ta' Terlarai (1961)
Mentjari Pentjuri Anak Perawan (1957)
Trisno Sumardjo
Katahati dan Perbuatan (1952)
Utuy Tatang Sontani
Suling (drama) (1948)
Tambera (1949)
Awal dan Mira - drama satu babak (1962)
Angkatan 1950–1960-an
Angkatan 50-an ditandai dengan terbitnya majalah sastra Kisah asuhan H.B. Jassin. Ciri angkatan ini adalah karya sastra yang didominasi dengan cerita pendek dan kumpulan puisi. Majalah tersebut bertahan sampai tahun 1956 dan diteruskan dengan majalah sastra lainnya, Sastra.
Pada angkatan ini muncul gerakan komunis dikalangan sastrawan, yang bergabung dalam Lembaga Kebudajaan Rakjat (Lekra) yang berkonsep sastra realisme sosialis. Timbullah perpecahan dan polemik yang berkepanjangan di antara kalangan sastrawan di Indonesia pada awal tahun 1960; menyebabkan mandegnya perkembangan sastra karena masuk kedalam politik praktis dan berakhir pada tahun 1965 dengan pecahnya G30S di Indonesia.
Penulis dan karya Angkatan 1950–1960-an
Ajip Rosidi
Tahun-tahun Kematian (1955)
Ditengah Keluarga (1956)
Sebuah Rumah Buat Hari Tua (1957)
Cari Muatan (1959)
Pertemuan Kembali (1961)
Ali Akbar Navis
Robohnya Surau Kami - 8 cerita pendek pilihan (1955)
Bianglala - kumpulan cerita pendek (1963)
Hujan Panas (1964)
Kemarau (1967)
Bokor Hutasuhut
Datang Malam (1963)
Iwan Simatupang
Bulan Bujur Sangkar (1960)
Kebebasan Pengarang dan Masalah Tanah Air (1963)
Petang di Taman (1966)
RT Nol /RW Nol (1966)
Merahnya Merah (1968 [1961])
Ziarah (1969 [1960])
Kering (1972 [1961])
Keong (1975)
Ziarah malam: sajak-sajak 1952–1967 (1993)
Marius Ramis Dayoh
Putra Budiman (1951)
Pahlawan Minahasa (1957)
Mochtar Lubis
Tak Ada Esok (1950)
Jalan Tak Ada Ujung (1952)
Tanah Gersang (1964)
Si Djamal (1964)
Nh. Dini
Dua Dunia (1950)
Hati jang Damai (1960)
Nugroho Notosusanto
Hujan Kepagian (1958)
Rasa Sajangé (1961)
Tiga Kota (1959)
Purnawan Tjondronagaro
Mendarat Kembali (1962)
Ramadhan K.H
Priangan si Jelita (1956)
Sitor Situmorang
Dalam Sadjak (1950)
Djalan Mutiara: kumpulan tiga sandiwara (1954)
Pertempuran dan Saldju di Paris (1956)
Surat Kertas Hidjau: kumpulan sadjak (1953)
Wadjah Tak Bernama: kumpulan sadjak (1955)
Subagio Sastrowardojo
Simphoni (1957)
Toha Mochtar
Pulang (1958)
Gugurnya Komandan Gerilya (1962)
Daerah Tak Bertuan (1963)
Toto Sudarto Bachtiar
Etsa sajak-sajak (1956)
Suara - kumpulan sajak 1950-1955 (1958)
Trisnojuwono
Angin Laut (1958)
Dimedan Perang (1962)
Laki-laki dan Mesiu (1951)
W.S. Rendra
Balada Orang-orang Tercinta (1957)
Empat Kumpulan Sajak (1961)
Ia Sudah Bertualang (1963)
Angkatan 1966 - 1970-an
Angkatan ini ditandai dengan terbitnya Horison (majalah sastra) pimpinan Mochtar Lubis. Semangat avant-garde sangat menonjol pada angkatan ini. Banyak karya sastra pada angkatan ini yang sangat beragam dalam aliran sastra dengan munculnya karya sastra beraliran surealistik, arus kesadaran, arketip, dan absurd. Penerbit Pustaka Jaya sangat banyak membantu dalam menerbitkan karya-karya sastra pada masa ini. Sastrawan pada angkatan 1950-an yang juga termasuk dalam kelompok ini adalah Motinggo Busye, Purnawan Tjondronegoro, Djamil Suherman, Bur Rasuanto, Goenawan Mohamad, Sapardi Djoko Damono dan Satyagraha Hoerip Soeprobo dan termasuk paus sastra Indonesia, H.B. Jassin.
Beberapa satrawan pada angkatan ini antara lain: Umar Kayam, Ikranegara, Leon Agusta, Arifin C. Noer, Darmanto Jatman, Arief Budiman, Goenawan Mohamad, Budi Darma, Hamsad Rangkuti, Putu Wijaya, Wisran Hadi, Wing Kardjo, Taufik Ismail, dan banyak lagi yang lainnya.
Penulis dan Karya Sastra Angkatan 1966
Abdul Hadi WM
Meditasi (1976)
Potret Panjang Seorang Pengunjung Pantai Sanur (1975)
Tergantung Pada Angin (1977)
Ahmad Tohari
Kubah (1980)
Ronggeng Dukuh Paruk (1982)
Di Kaki Bukit Cibalak (1986)
Nyanyian Malam (2000)
Budi Darma
Kritikus Adinan (1974)
Orang-Orang Bloomington (1980)
Olenka (1983)
Rafilus (1988)
Chairul Harun
Warisan (1979)
Djamil Suherman
Perjalanan ke Akhirat (1962)
Manifestasi (1963)
Danarto
Godlob
Adam Makrifat
Berhala
Goenawan Mohamad
Parikesit (1969)
Interlude (1971)
Potret Seorang Penyair Muda Sebagai Si Malin Kundang (1972)
Seks, Sastra, dan Kita (1980)
Ismail Marahimin
Dan Perang Pun Usai (1979)
M.A Salmoen
Masa Bergolak (1968)
Kuntowijoyo
Khotbah di Atas Bukit (1976)
Leon Agusta
Monumen Safari (1966)
Catatan Putih (1975)
Di Bawah Bayangan Sang Kekasih (1978)
Hukla (1979)
M. Balfas
Lingkaran-lingkaran Retak (1978)
Mahbub Djunaidi
Dari Hari ke Hari (1975)
Marianne Katoppo
Raumanen (1975)
Rumah di Atas Jembatan (1981)
Harijadi S. Hartowardojo
Perjanjian dengan Maut (1976)
Nasjah Djamin
Hilanglah si Anak Hilang (1963)
Gairah untuk Hidup dan untuk Mati (1968)
Parakitri Tahi Simbolon
Ibu (1969)
Putu Wijaya
Bila Malam Bertambah Malam (1971)
Telegram (1973)
Stasiun (1977)
Pabrik
Gres
Bom
Sapardi Djoko Damono
Dukamu Abadi (1969)
Mata Pisau (1974)
Sutardji Calzoum Bachri
O
Amuk
Kapak
Taufik Ismail
Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia
Tirani dan Benteng
Buku Tamu Musim Perjuangan
Sajak Ladang Jagung
Kenalkan
Saya Hewan
Puisi-puisi Langit
Titis Basino
Dia, Hotel, Surat Keputusan (1963)
Lesbian (1976)
Bukan Rumahku (1976)
Pelabuhan Hati (1978)
Pelabuhan Hati (1978)
Umar Kayam
Seribu Kunang-kunang di Manhattan
Sri Sumarah dan Bawuk
Lebaran di Karet
Pada Suatu Saat di Bandar Sangging
Kelir Tanpa Batas
Para Priyayi
Jalan Menikung
Wildan Yatim
Pergolakan (1974)
Wisran Hadi
Empat Orang Melayu
Jalan Lurus
Emha Ainun Nadjib
"M" Frustasi dan Sajak-sajak Cinta (1975)
Sajak-Sajak Sepanjang Jalan (1978)
Tak Mati-Mati (1978)
Nyanyian Gelandangan (1982)
99 Untuk Tuhanku (1983)
Iman Perubahan (1986)
Suluk Pesisiran (1988)
Syair Lautan Jilbab (1989)
Seribu Masjid Satu Jumlahnya: Tahajjud Cinta Seorang Hamba (1990)
Cahaya Maha Cahaya (1991)
Sesobek Buku Harian Indonesia (1993)
Abacadabra Kita Ngumpet... (1994)
Syair-syair Asmaul Husna (1994)
Doa Mohon Kutukan (1995)
Ibu, Tamparlah Mulut Anakmu (2000)
Trilogi Doa Mencabut Kutukan, Tarian Rembulan, Kenduri Cinta (2001)
Karikatur Cinta (2005)
Rahman Rahim Cinta (2021)
Angkatan 1980 - 1990an
Karya sastra di Indonesia pada kurun waktu setelah tahun 1980, ditandai dengan banyaknya roman percintaan, dengan sastrawan wanita yang menonjol pada masa tersebut yaitu Marga T. Karya sastra Indonesia pada masa angkatan ini tersebar luas diberbagai majalah dan penerbitan umum.
Beberapa sastrawan yang dapat mewakili angkatan dekade 1980-an ini antara lain adalah: Remy Sylado, Yudistira Ardinugraha, Noorca Mahendra, Seno Gumira Ajidarma, Pipiet Senja, Kurniawan Junaidi, Ahmad Fahrawie, Micky Hidayat, Arifin Noor Hasby, Tarman Effendi Tarsyad, Noor Aini Cahya Khairani, dan Tajuddin Noor Ganie.
Nh. Dini (Nurhayati Dini) adalah sastrawan wanita Indonesia lain yang menonjol pada dekade 1980-an dengan beberapa karyanya antara lain: Pada Sebuah Kapal, Namaku Hiroko, La Barka, Pertemuan Dua Hati, dan Hati Yang Damai. Salah satu ciri khas yang menonjol pada novel-novel yang ditulisnya adalah kuatnya pengaruh dari budaya barat, di mana tokoh utama biasanya mempunyai konflik dengan pemikiran timur.
Mira W dan Marga T adalah dua sastrawan wanita Indonesia yang menonjol dengan fiksi romantis yang menjadi ciri-ciri novel mereka. Pada umumnya, tokoh utama dalam novel mereka adalah wanita. Bertolak belakang dengan novel-novel Balai Pustaka yang masih dipengaruhi oleh sastra Eropa abad ke-19 di mana tokoh utama selalu dimatikan untuk menonjolkan rasa romantisme dan idealisme, karya-karya pada era 1980-an biasanya selalu mengalahkan peran antagonisnya.
Namun yang tak boleh dilupakan, pada era 1980-an ini juga tumbuh sastra yang beraliran pop, yaitu lahirnya sejumlah novel populer yang dipelopori oleh Hilman Hariwijaya dengan serial Lupusnya. Justru dari kemasan yang ngepop inilah diyakini tumbuh generasi gemar baca yang kemudian tertarik membaca karya-karya yang lebih berat.
Ada nama-nama terkenal muncul dari komunitas Wanita Penulis Indonesia yang dikomandani Titie Said, antara lain: La Rose, Lastri Fardhani, Diah Hadaning, Yvonne de Fretes, dan Oka Rusmini.
Penulis dan Karya Sastra Angkatan 1980–1990an
Afrizal Malna
Tonggak Puisi Indonesia Modern 4 (1987)
Cerpen-cerpen Nusantara Mutakhir (1991)
Pistol Perdamaian (1996)
Ahmadun Yosi Herfanda
Ladang Hijau (1980)
Sajak Penari (1990)
Sebelum Tertawa Dilarang (1997)
Sembahyang Rumputan (1997)
Arswendo Atmowiloto
Canting (1986)
Bambang Widiatmoko
Pertempuran (1980)
Agama Jam (2002)
Hikayat Kata (2011)
Darman Moenir
Bako (1983)
Dendang (1988)
Diah Hadaning
Denyut-denyut (1984)
Sang Matahari (1986)
Senandung Rumah Ibu (1993)
Dorothea Rosa Herliany
Nyanyian Gaduh (1987)
Matahari yang Mengalir (1990)
Nikah Ilalang (1995)
Mimpi Gugur Daun Zaitun (1999)
Gustaf Rizal
Segi Empat Patah Sisi (1990)
Segi Tiga Lepas Kaki (1991)
Ben (1992)
Kemilau Cahaya dan Perempuan Buta (1999)
Hilman Hariwijaya
Lupus - 28 novel (1986-2007)
Lupus Kecil - 13 novel (1989-2003)
Olga Sepatu Roda (1992)
Lupus ABG - 11 novel (1995-2005)
Lintang Sugianto
Matahari Di atas Gilli (1997)
Kusampaikan kumpulan puisi (2002)
Menyapa Pagi Anak Aceh (2004)
Y.B. Mangunwijaya
Burung-burung Manyar (1981)
Ratna Indraswari
Lampor (1994)
Lemah Tanjung (2003)
Lipstik di Tas Doni (2007)
Remy Sylado
Ca Bau Kan (1999)
Kerudung Merah Kirmizi (2002)
Seno Gumira Ajidarma
Manusia Kamar (1988)
Saksi Mata (1994)
Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi (1995)
Sindhunata
Anak Bajang Menggiring Angin (1984)
Soni Farid Maulana
Sehampar Kabut (2006)
Angsana (2007)
Telapak Air (2013)
Menulis Puisi Sebuah Pengalaman (2013)
Tan Lioe Ie
Kita Bersausara (1991)
Ciam Si: Puisi-puisi Ramalan (2015)
Widji Thukul
Puisi Pelo (1984)
Darman dan Lain-lain (1994)
Mencari Tanah Lapang (1994)
Angkatan Reformasi (1998–2004)
Seiring terjadinya pergeseran kekuasaan politik dari tangan Soeharto ke BJ Habibie lalu KH Abdurahman Wahid (Gus Dur) dan Megawati Sukarnoputri, yaini periode Reformasi tahun 1998–2004, muncul wacana tentang sastrawan "Angkatan Reformasi". Munculnya angkatan ini ditandai dengan maraknya karya-karya sastra, puisi, cerpen, maupun novel, yang bertema sosial-politik, khususnya seputar reformasi. Di rubrik sastra harian Republika misalnya, selama berbulan-bulan dibuka rubrik sajak-sajak peduli bangsa atau sajak-sajak reformasi. Berbagai pentas pembacaan sajak dan penerbitan buku antologi puisi juga didominasi sajak-sajak bertema sosial-politik.
Sastrawan Angkatan Reformasi merefleksikan keadaan sosial dan politik yang terjadi pada akhir tahun 1990-an, seiring dengan jatuhnya Orde Baru. Proses reformasi politik yang dimulai pada tahun 1998 banyak melatarbelakangi kelahiran karya-karya sastra—puisi, cerpen, dan novel—pada saat itu. Bahkan, penyair-penyair yang semula jauh dari tema-tema sosial politik, seperti Sutardji Calzoum Bachri, Ahmadun Yosi Herfanda, Acep Zamzam Noer, dan Hartono Benny Hidayat dengan media online: duniasastra(dot)com -nya, juga ikut meramaikan suasana dengan sajak-sajak sosial-politik mereka.
Angkatan Reformasi juga diyakini merupakan angkatan yang mempunyai nafas kebebasan yang lega dari pemberangusan dan pembatasan rezim Orde Baru.
Periodisasi atau angkatan pada masa Orde Baru yang dibatasi kebijakan pemerintah, kini diyakini mesti didasarkan pada puncak karya sastra serta pengaruhnya (pengaruh cirinya) pada keseluruhan angkatan itu sendiri. Hal ini juga disebabkan oleh melimpahnya karya yang ada khususnya di internet. Orang-orang bebas menentukan tema karyanya dan publiklah yang menilai karya mereka. Puncak karya sastra berarti bahwa karya sastra mempunyai banyak pengikut (misalnya dari sisi tema, amanat, ciri angkatan, dan sebagainya). Kemudian, lahir pula penanatangnya seperti novel Ayat-Ayat Cinta karya Habiburrahman El Shirazy.
Sejumlah karya sastra Angkatan Reformasi bahkan mengusung tema kebebasan yang cenderung vulgar seperti novel Saman oleh Ayu Utami, Supernova 1: Kesatria, Putri, & Bintang Jatuh karya Dewi Lestari, novel Mereka Bilang, Saya Monyet! karya Djenar Mahesa Ayu, novel Jendela-jendela karya Fira Basuki, novel Ode untuk Leopold von Sacher-Masoch oleh Dinar Rahayu.
Penulis dan karya Angkatan Reformasi
Ayu Utami
Saman (1998)
Larung (2001)
Bilangan Fu (2008)
Azhari Aiyub
Perempuan Pala (2004)
Kura-Kura Berjanggut (2018)
Dewi "Dee" Lestari
seri Supernova (2001–2016)
Aroma Karsa (2018)
Dinar Rahayu
Ode to Leopold Von Sacher-Masoch (2002)
Djenar Maesa Ayu
Mereka Bilang, Saya Monyet! (2002)
Jangan Main-Main (dengan Kelaminmu) (2004)
Eka Kurniawan
Pramoedya Ananta Toer dan Sastra Realisme Sosialis (1999)
Cantik itu Luka (2002)
Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas (2014)
O (2016)
Evi Idawati
Pengantin Sepi (2002)
Mahar (2003)
Teratak (2009)
9 Kubah (2013)
F. Aziz Manna
Playon (2016)
Fira Basuki
trilogi Jendela-jendela (2001), Pintu (2002), Atap (2003)
Rojak (2004)
140 Karakter: Kumpulan Tweets (2012)
Habiburrahman El Shirazy
Ayat-Ayat Cinta (2004)
Ketika Cinta Bertasbih 1 (2007)
Ketika Cinta Bertasbih 2 (2007)
Herlinatiens
Garis Tepi Seorang Lesbian (2003)
Jilbab Britney Spears (2004)
Linda Christanty
Militerisme dan Kekerasan di Timor Timur (1998)
Kuda Terbang Maria Pinto (2004)
Rahasia Selma (2010)
Nova Riyanti Yusuf
Mahadewa Mahadewi (2003)
Imipramine (2004)
3some (2005)
Oka Rusmini
Monolog Pohon (1997)
Tarian Bumi (2000)
Ratih Kumala
Tabula Rasa (2004)
Gadis Kretek (2012)
Raudal Tanjung Banua
Pulau Cinta di Peta Buta (2003)
Parang Tak Berulu (2005)
Rida K. Liamsi
Tempuling (2002)
Rose (2013)
Sekar Ayu Asmara
Biola Tak Berdawai (2003)
Pintu Terlarang (2004)
Wa Ode Wulan Ratna
Perempuan Noktaria (2003)
Cari Aku di Canti (2008)
Wowok Hesti Prabowo
Buruh Gugat (1999)
Presiden dari Negeri Pabrik (1999)
Lahirnya Revolusi (2000)
Angkatan 2000 (Pascareformasi)
Selewat sastrawan Angkatan Reformasi (1998–2004), muncul beberapa penulis pendatang baru, kadang disebut "pascareformasi", namun tidak berhasil dikukuhkan karena kurang memiliki juru bicara (kritikus atau akademisi yang mengkonfirmasi puncak kesusastraan) Korrie Layun Rampan sudah pada tahun 2000 melempar wacana tentang lahirnya "Sastrawan Angkatan 2000". Akan tetapi, seratus lebih penyair, cerpenis, novelis, eseis, dan kritikus sastra yang dimasukkan dia ke dalam Angkatan 2000, tentu termasuk mereka yang sudah mulai menulis sejak 1980-an, seperti Afrizal Malna, Ahmadun Yosi Herfanda dan Seno Gumira Ajidarma, serta yang muncul pada akhir 1990-an, seperti Ayu Utami, dan Dorothea Rosa Herliany, sementara itu, belum meliputi pendatang baru tahun 2000-an. Dengan maknanya sama, pada tahun 2001, di Gramedia Pustaka Utama diterbitkan kumpulan karya Angkatan 2000.
Sejak tahun 2016, Badan Bahasa Kemdikbud juga menyelenggarakan pertemuan sastrawan dengan tajuk Musyawarah Nasional Sastrawan Indonesia yang diikuti para sastrawan, pegiat sastra, dan pengamat sastra melalui mekanisme pengumpulan karya sastra dan undangan khusus dengan acara diskusi, berbagi informasi, dan silaturahim antarsastrawan.
Era internet memasuki komunitas sastra di Indonesia. Banyak karya sastra Indonesia yang tidak dipublikasi berupa buku namun termaktub di dunia maya (Internet), baik yang dikelola resmi oleh pemerintah, organisasi nirlaba, maupun situs pribadi. Medy Loekito telah mengawali era ini pada awal dasawarsa 2000-an, dengan mengelola laman sastra Cybersastra.net yang sekarang sudah tidak beroperasi lagi.
Penulis dan karya Angkatan 2000an
Ahmad Fuadi
Negeri 5 Menara (2009)
Ranah 3 Warna (2011)
Rantau 1 Muara (2013)
Aloysius Slamet Widodo
Kentut (2006)
Namaku Indonesia (2012)
Andina Dwifatma
Semusim, dan Semusim Lagi (2012)
Andrea Hirata
Laskar Pelangi (2005)
Sang Pemimpi (2006)
Edensor (2007)
Maryamah Karpov (2008)
Padang Bulan (2010)
Benny Arnas
Cinta Tak Pernah Tua (2014)
Kepunan (2016)
Curriculum Vitae (2017)
Dimas Indiana Senja
Nadhom Cinta (2012)
Sastra Nadhom (2015)
SulukSenja (2015)
Erni Aladjai
Pesan Cinta dari Hujan (2010)
Kei (2012)
Ibe S. Palogai
Cuaca Buruk Sebuah Buku Puisi (2018)
Struktur Cinta yang Pudar (2019)
Ika Natassa
Twivortiare (2012)
Critical Eleven (2015)
Ilana Tan
Summer in Seoul (2006)
Autumn in Paris (2007)
Winter in Tokyo (2008)
Spring in London (2010)
Irma Agryanti
Requiem Ingatan (2013)
Anjing Gunung (2018)
Kiki Sulistyo
Di Ampenan, Apa Lagi yang Kau Cari? (2017)
Lily Yulianti Farid
Maiasaura (2008)
Makkunrai (2008)
Ruang Keluarga (2010)
Mahfud Ikhwan
Kambing dan Hujan: Sebuah Roman (2015)
Dawuk: Kisah Kelabu dari Rumbuk Randu (2017)
Anwar Tohari Mencari Mati (2021)
Marina Novianti
Aku Mati Di Pantai (2012)
Lelaki Berusia Sehari (2018)
Seribu Mimpi Si Boru Pareme (2020)
Norman Erikson Pasaribu
Cerita-cerita Bahagia, Hampir Seluruhnya (2020)
Nunuk Y. Kusmiana
Lengking Burung Kasuari (2016)
Gadis Pesisir (2019)
Wipassana (2019)
Okky Madasari
Entrok (2010)
Maryam (2012)
Pasung Jiwa (2013)
Primadonna Angela
Resep Cinta (2007)
Dunia Aradia (2009)
Ria N. Badaria
Fortunata (2008)
Rio Johan
Ibu Susu (2017)
Rekayasa Buah (2021)
Sabda Armandio
Kamu: Cerita yang Tidak Perlu Dipercaya (2015)
24 Jam Bersama Gaspar: Sebuah Cerita Detektif (2017)
Yusi Avianto Pareanom
Grave Sin No. 14 and Other Stories (2015)
Raden Mandasia Si Pencuri Daging Sapi (2016)
Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie
Di Tanah Lada (2015)
Semua Ikan di Langit (2016)
Jakarta Sebelum Pagi (2016)
Aliran-aliran
Realisme
Realisme sastra adalah aliran asal Barat dengan gaya penggambaran kehidupan dan masyarakat kontemporer apa adanya. Dalam kesusastraan Indonesia abad ke-20 nama tokoh-tokoh utamanya meliputi Abdoel Moeis, Marah Roesli, Achdiat K. Mihardja, Utuy Tatang Sontani, Pramoedya Ananta Toer, W.S. Rendra, dan Taufiq Ismail. Para sastrawan dari Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra) masa 1950–1960-an dipandu oleh realisme sosialis.
Realisme magis
Realisme magis merupakan aliran sastra yang menggunakan pendekatan realitas sehari-hari dengan gabungan elemen magis di dalamnya. Di Indonesia, aliran ini pertama diperkenalkan oleh Danarto. Tokoh-tokoh lainnya adalah Eka Kurniawan, Iwan Simatupang, dan Putu Wijaya. Penulis yang menggunakan realisme magis dalam karya-karyanya ialah Ayu Utami, dan lainnya.
Simbolisme
Tidak seperti Realisme dan Naturalisme, tokoh-tokoh dari aliran Simbolis menggunakan simbol, sindiran, kiasan, gambar misterius dan penuh teka-teki, seperti puisi Toto Sudarto Bachtiar serta W.S. Rendra (masa awalnya).
Modernisme dan Avant-garde
Modernisme seni dan Avant-garde di Eropa telah dimulai sejak abad ke-19 sebagai gerakan yang meliputi beberapa aneka aliran. Karya-karya mereka yang bersifat eksperimental, radikal, dan tidak lazim. Di Indonesia, misalnya, gaya ini ditemukan di dalam sajak-sajak bebas oleh penyair-novator Chairil Anwar dan karya Iwan Simatupang.
Neo-romantisisme
Gerakan Neoromantik muncul pada dasawarsa 1880-an sebagai reaksi terhadap Modernisme dan mencoba untuk memberikan tekanan pada perasaan dan kehidupan sang hero, bagai di karya zaman Romantisisme. Sastrawan Indonesia menyambut gerakan tersebut lewat sastra Belanda. Sifat romantik ada di karya oleh Sutan Takdir Alisjahbana serta Rivai Apin.
Surealisme
Surealisme merupakan salah satu aliran Modernis dan Avangardis. Selain dari Realisme, karya Surealis memiliki unsur nonlogis, kejutan, barang tak terduga yang ditempatkan berdekatan satu sama lain tanpa alasan yang jelas. Penyair Dimas Arika Mihardja merupakan sastrawan Indonesia yang menggunakan gaya aliran ini.
Absurdisme
Filsafat Absurdisme didasarkan pada kepercayaan pada ketidakadaan makna, bahwa usaha manusia untuk mencari arti dari kehidupan ialah absurd dan akan berakhir dengan kegagalan. Di antara sastrawan Indonesia, pengikut gaya absurdis adalah Budi Darma, Putu Wijaya serta Aloysius Slamet Widodo.
Sastra pop
Fiksi populer sebagai gejala budaya populer ditujukan untuk kesuksesan komersial. Sastra pop berbentuk genre cerita detektif, cerita cinta, cerita kembara, fantasi, dan lainnya. Misalnya di Indonesia, novel-novel cinta oleh Herlinatiens serta Primadonna Angela.
Salah satu bentuk sastra pop adalah fiksi "metropop", karya sastra yang mengangkat cerita tentang kawasan perkotaan menengah yang tinggal di kota-kota besar dengan segala sisi kehidupannya, disajikan dengan gaya bahasa pop. Penulis Indonesia yang terkenal dengan karya-karya metropop di antaranya: Ika Natassa, Ilana Tan, dan Ria N. Badaria.
Sastra wangi
Sastra wangi adalah sebutan yang diberikan untuk karya-karya sastra Indonesia dari beberapa penulis wanita (Ayu Utami, Dewi Lestari, Djenar Maesa Ayu, Fira Basuki, Nova Riyanti Yusuf) bertema pembebasan dan seksualitas perempuan.
Gerakan-gerakan temu
Sejak dasawarsa 1980-an, para sastrawan Indonesia sudah mulai menyelenggarakan temu sastra dalam bentuk gerakan kesusastraan, kemah sastra, kajian sastra, dan peluncuran buku-buku sastra.
Sastra kontekstual
"Sastra kontekstual" merupakan perintis gerakan kesusatraan yang diselenggarakan di Surakarta, Jawa Tengah, pada tahun 1984, dipelopori oleh Ariel Heryanto, Arief Budiman, Murtidjono, dan Halim HD, yang menyorot perkembangan sastra modern Indonesia yang memiliki kecenderungan yang kebarat-baratan. Gerakan ini menolak nilai universal dalam ranah sastra dan membebaskan nilai itu tumbuh dan berubah sepanjang sejarah yang berbeda dari suatu tempat dan waktu, dari kelompok ke kelompok lainnya.
Sastra kontekstual merupakan gerakan kesusastraan yang berawal dari pemahaman bahwa nilai-nilai sastra tidak mengenal universalitas, melainkan tumbuh dan berkembang sesuai waktu, tempat, dan peradabannya. Konsep ini digagas dalam acara Sarasehan Kesenian Sastra Kontekstual, di Surakarta, 28 sampai 29 Oktober 1984 oleh sastrawan Ariel Heryanto dan Arief Budiman. Keduanya merupakan akademikus dari Universitas Kristen Satyawacana, Salatiga, Jawa Tengah. Perhelatan ini berhasil menghimpun karya-karya sejumlah sastrawan dalam sebuah buku bertajuk Perdebatan Sastra Kontekstual yang disunting oleh Ariel Heryanto.
Revitalisasi sastra pedalaman
Selanjutnya, pada dasawarsa 1990-an, muncul gerakan "Revitalisasi sastra pedalaman" (RSP) yang lebih mengutamakan pemasyarakatan karya secara langsung kepada publik dengan cara pembacaan karya dan penyelenggaraan berbagai macam pertunjukan seni. Gerakan ini dirintis oleh Triyanto Triwikromo, Sosiawan Leak, Kusprihyanto Namma, Beno Siang Pamungkas, Wijang Wharek Al-Mauti, dan Bagus Putu Parta.
Revitalisasi sastra pedalaman mencakup tiga hal, yaitu menghindari pemusatan sosialisasi nilai-nilai sastra hanya pada Jakarta, surat kabar bukan menjadi satu-satunya alternatif dalam melakukan sosialisasi sastra, dan membentuk jaringan serta komunikasi/kantung-kantung budaya di mana saja, dan dengan siapa saja. Salah satu aktivitas RSP adalah menerbitkan Jurnal Revitali Sastra Pedalaman yang terbit sampai edisi ke-3, pada tahun 1995.
Angkatan Kosong-kosong
"Angkatan Kosong-kosong" (AKK) adalah nama gerakan kesusasteraan yang dimulai di Kota Tegal pada tahun 2010, dengan mengambil tema Membongkar Politisasi Kesusasteraan Indonesia. Tiga hal penting yang diangkat dalam gerakan tersebut antara lain: tidak adanya angkatan dalam kesenian indonesia, tidak perlu adanya pembedaan antara pusat dan daerah, dan menolak anggapan bahwa masyarakat tidak tahu seni. Istilah "Angkatan Kosong-kosong" kali pertama dicetuskan oleh W.S. Rendra yang memberikan gelar kepenyairan kepada penyair Tegal, Widjati.
Senapas dengan dua gerakan kesusastraan Indonesia sebelumnya, gerakan ini menolak dikotomi pusat-daerah dalam sastra, dan menganggap setiap sastrawan adalah angkatan yang memiliki otonomi khusus dalam melahirkan karya-karya. Kelompok ini dimotori oleh Eko Tunas, Nurngudiono, Enthieh Mudakir, Joshua Igho, pada tahun 2010. Temu sastra lainnya seperti Komunitas Sastra Indonesia, Temu Sastrawan Indonesia, Pertemuan Penyair Nusantara, Tiffa Nusantara, lebih banyak diwarnai dengan perayaan kemerdekaan berkarya yang dituangkan melalui pertunjukan seni sastra dan peluncuran buku-buku sastra. Berbeda dengan Komunitas Negeri Poci yang telah dimulai pada tahun 1993. Komunitas ini bergerak dari tahun ke tahun dengan cara merekam jejak kepenyairan para penyair Indonesia dari lintas genre, lintas jender, dan lintas usia dengan menghimpun karya ribuan para penyair yang diterbitkan berseri dengan judul Dari Negeri Poci. Komunitas ini dipelopori oleh Piek Ardijanto Soeprijadi, Adri Darmadji Woko, Kurniawan Junaedhie, Handrawan Nadesul, Prijono Tjiptoherijanto, Widjati, Rahadi Zakaria, Eka Budianta, dan lain-lain.
Perkumpulan sastrawan
Berikut adalah nama beberapa komunitas sastrawan Indonesia yang terkenal:
Forum Lingkar Pena
Komunitas Sastra Indonesia
Penyair Dari Negeri Poci
Penghargaan kesusastraan
Dalam rangka memberikan apresiasi sebagai tanda penyemangat bagi para sastrawan Indonesia atas prestasi mereka, beberapa lembaga nirlaba telah menyelenggarakan perhelatan tahunan berupa penganugerahan penghargaan di bidang kesusastraan, antara lain:
Anugerah Hari Puisi Indonesia
Anugerah Pembaca Indonesia
Anugerah Sastra Penakencana
Cerpen Pilihan Kompas
Hadiah Sastra Rancage
Hadiah Yayasan Buku Utama
Komunitas Sastra Indonesia Awards
Kusala Sastra Khatulistiwa
Lomba Menulis Cerber majalah Femina
Sayembara Novel Dewan Kesenian Jakarta
Lihat pula
Daftar sastrawan Indonesia
Catatan kaki
Kepustakaan
Pranala luar | 4,751 |
5601 | https://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa%20Sasak | Bahasa Sasak | Bahasa Sasak merupakan bahasa ibu yang dituturkan oleh suku Sasak yang menjadi etnis mayoritas di pulau Lombok, Indonesia. Bahasa ini berkerabat dekat dengan bahasa Bali dan bahasa Sumbawa yang dituturkan di pulau-pulau sekitar Lombok. Ketiganya merupakan bagian dari rumpun bahasa Austronesia. Bahasa Sasak tidak memiliki status resmi; di Indonesia bahasa Indonesia adalah bahasa nasional yang digunakan oleh penutur bahasa Sasak dalam konteks formal dan tertulis.
Beberapa dialek bahasa Sasak memiliki tingkat kesalingpahaman yang rendah. Bahasa Sasak mempunyai sistem tingkatan bahasa, mirip dengan bahasa Jawa dan Bali. Setiap tingkatannya memiliki kosakata berbeda; penggunaannya ditentukan oleh status sosial relatif penutur terhadap lawan bicaranya.
Meski kini jarang ditemui dalam ragam tulisan, teks-teks tradisional bahasa Sasak yang ditulis dengan medium lontar terkadang dibacakan pada acara-acara adat tertentu. Sistem aksara bahasa Sasak hampir mirip dengan aksara Bali.
Penutur
Bahasa Sasak dituturkan oleh sebagian besar masyarakat Sasak di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, Indonesia, yang terletak di antara Pulau Bali (di sebelah barat) dan Pulau Sumbawa (di sebelah timur). Penutur bahasa Sasak mencapai 2,7 juta jiwa pada tahun 2010, atau sekitar 85% dari penduduk Pulau Lombok. Bahasa Sasak digunakan dalam komunikasi dalam keluarga dan perdesaan, tetapi bahasa ini tidak memiliki status resmi. Bahasa nasional, bahasa Indonesia, digunakan sebagai bahasa pendidikan, pemerintahan, literatur, dan komunikasi antaretnis. Suku Sasak bukan satu-satunya etnis yang menempati Pulau Lombok; sekitar 300.000 orang Bali tinggal di tepi barat pulau dan di dekat Mataram, ibu kota provinsi Nusa Tenggara Barat. Di daerah perkotaan yang komposisi etnisnya lebih beragam, ada kecenderungan peralihan bahasa menuju bahasa Indonesia, umumnya dalam bentuk alih dan campur kode dan tidak sepenuhnya meninggalkan bahasa Sasak.
Klasifikasi dan bahasa-bahasa kerabat
Ahli bahasa Austronesia, K. Alexander Adelaar, mengklasifikasikan bahasa Sasak sebagai bagian dari subkelompok Melayu–Sumbawa dari rumpun bahasa Melayu–Polinesia pada sebuah makalah yang terbit tahun 2005. Kerabat terdekat bahasa Sasak adalah bahasa Sumbawa, kemudian bahasa Bali; ketiganya membentuk rumpun bahasa Bali–Sasak–Sumbawa (BSS). Rumpun bahasa BSS, bersama rumpun Melayik (termasuk bahasa Melayu, bahasa Indonesia dan bahasa Minangkabau) serta rumpun Chamik (termasuk bahasa Aceh) membentuk satu cabang tersendiri dari subkelompok Melayu-Sumbawa. Dua cabang utama lainnya adalah bahasa Sunda dan Madura. Klasifikasi ini menempatkan bahasa Jawa di luar subkelompok Melayu-Sumbawa, membentuk cabangnya sendiri di dalam rumpun bahasa Melayu-Polinesia.
Akan tetapi, hipotesis Melayu-Sumbawa ditolak oleh Blust (2010) dan Smith (2017), yang memasukkan rumpun BSS ke dalam subkelompok "Indonesia Barat", bersama bahasa Jawa, Madura, Sunda, Lampung, bahasa-bahasa Barito dan bahasa-bahasa Borneo Utara Raya.
Bahasa Kawi, yang merupakan ragam literer dari bahasa Jawa Kuna, telah mempengaruhi bahasa Sasak secara signifikan. Bahasa Kawi digunakan di dalam seni pewayangan Sasak, syair-syair, dan dalam beberapa naskah lontar, terkadang bercampur dengan bahasa Sasak. Bahasa Kawi juga digunakan sebagai ragam kesopanan paling tinggi (satu tingkat di atas bahasa Sasak "alus"), terutama oleh kalangan kelas atas yang disebut mènak.
Fonologi
Delapan bunyi vokal dapat ditemui dalam bahasa Sasak, walaupun tidak semua dialek mengkontraskan kedelapan volkal ini. Kedelapan bunyi ini direpresentasikan dengan ejaan Latin a, e, i, o dan u, terkadang juga digunakan diakritik untuk membedakan bunyi-bunyi yang mirip. Umumnya, e merujuk pada bunyi e pepet, é untuk bunyi vokal takbulat setengah tertutup depan, è untuk vokal takbulat setengah terbuka depan, ó untuk vokal bulat setengah tertutup belakang dan ò untuk vokal bulat setengah terbuka belakang.
Diftong
Bahasa Sasak memiliki diftong (dua vokal beriringan dalam satu sukukata) /ae/, /ai/, /au/, /ia/, /uə/ dan /oe/.
Morfofonologi
Kata-kata dalam bahasa Sasak memiliki tekanan tunggal di suku kata terakhir. Bunyi /a/ dalam posisi akhir sebuah kata dasar secara fonetis diucapkan sebagai [ə] (vokal tengah madya) dengan pita suara kencang; contohnya, /baca/ ("membaca") diucapkan (dan dieja) sebagai bace, namun ketika diberi imbuhan, bunyi vokal ini tidak berubah, semisal di dalam kata bacaan, "bacaan" dan pembacaan, "benda untuk membaca". Dalam penggabungan kata, jika elemen pertama berakhir dengan bunyi vokal, maka elemen tersebut akan ditambahi dengan bunyi penghubung sengau (/n/ di sebagian besar dialek, /ŋ/ di dialek tertentu). Contohnya, bila kata mate ("mata") dan bulu ("bulu") digabungkan, hasilnya adalah maten bulu ("bulu mata").
Tata bahasa
Bahasa Sasak memiliki urutan kata yang fleksibel, seperti umumnya bahasa-bahasa Austronesia Barat (AB) di Indonesia. Persebaran frekuensi urutan-urutan kata dipengaruhi oleh bentuk verba yang digunakan dalam sebuah klausa (mis. tergantung apakah verba tersebut berimbuhan "awalan sengau" atau tidak, lihat #Verba). Klausa yang melibatkan verba dengan awalan sengau akan memiliki urutan subjek-predikat-objek (SPO), serupa dengan kelas pelaku-sasaran di bahasa-bahasa AB Indonesia lainnya. Sebaliknya, klausa dengan verba tanpa awalan tidak memiliki urutan kata yang dominan; tiga dari enam urutan kata yang mungkin (subjek-predikat-objek, predikat-subjek-objek dan objek-predikat-subjek) dapat ditemui dengan frekuensi yang relatif sama.
Verba bahasa Sasak, seperti bahasa-bahasa lain di Indonesia bagian barat, tidak berubah bentuk tergantung kala, modus atau aspek. Imbuhan bahasa Sasak hanya digunakan untuk derivasi morfologis. Verba dapat memiliki dua bentuk: dasar (tak berawalan) dan berawalan. Bentuk dasar digunakan dalam daftar kosakata dan kamus-kamus, sementara bentuk berawalan memiliki awalan berupa bunyi sengau. Dasar awalan sengau ini adalah bunyi -n, yang juga dapat direalisasikan menjadi nge-, m- dan sebagainya, serta dapat menghapus konsonan pertama dari kosakata dasar. Sebagai contoh, bentuk dasar dari "membeli" adalah beli dan jika ditambahi awalan menjadi mbeli. Awalan sengau ini juga dapat mengubah nomina menjadi verba yang sesuai; contohnya, dari kupi ("kopi") menjadi ngupi ("meminum kopi" atau "ngopi"). Peran awalan dan tambahan bunyi sengau ini berbeda-beda tergantung dialek. Misalnya, dialek-dialek timur bahasa Sasak memiliki tiga jenis penggunaan awalan seperti ini: yang pertama menandai verba transitif, yang kedua digunakan untuk menghasilkan fokus predikat, dan yang ketiga untuk aksi duratif dengan penderita non-spesifik. Kalimat dengan modus imperatif dan hortatif menggunakan bentuk dasar.
Bahasa Sasak memiliki beragam klitika, yaitu satuan gramatikal yang dianggap sebagai bagian dari sebuah kata (seperti imbuhan) namun secara sintaksis merupakan kata tersendiri—seperti klitik 'll dalam bahasa Inggris. Klitik sederhana digunakan sebagai penjelas penunjuk yang dilekatkan pada nomina atau frasa nomina sebelumnya; contohnya, klitik ni("ini") dalam dengan ni ("orang ini"). Klitik khusus, bila dilekatkan pada nomina, menunjukkan kepunyaan inalienable, dan bila dilekatkan pada yang lain merepresentasikan hubungan antara agen dan pasien. Sebagai contoh, klitik ku (ada pula yang menyebut kò atau k, tergantung dialeknya) yang menunjukkan kepemilikan orang pertama ("aku"), bila dilekatkan dengan nomina ime ("tangan") akan menjadi imengku ("tanganku").
Ragam
Dialek
Bahasa Sasak memiliki keragaman dialek, baik secara fonologi, kosakata maupun tata bahasa. Umumnya, penutur jati bahasa Sasak mengidentifikasi setidaknya lima dialek, dinamai berdasarkan kata yang digunakan untuk merujuk pada "begitu" dan "begini": Kutó-Kuté (Sasak Utara), Nggetó-Nggeté (Sasak Timur Laut), Menó-Mené (Sasak Tengah), Ngenó-Ngené (Sasak Timur-Tengah, Sasak Barat-Tengah) dan Meriaq-Meriku (Sasak Selatan-Tengah). Namun, menurut ahli bahasa Peter K. Austin, klasifikasi tradisional ini tidak "sepenuhnya mecerminkan keragaman geografis yang ekstensif ... di dalam bahasa Sasak". Selain itu, beberapa dialek memiliki tingkat kesalingpahaman yang rendah.
Tingkatan bahasa
Bahasa Sasak memiliki tingkatan-tingkatan dengan perbedaan kosakata, yang penggunaannya terikat pada status sosial relatif penutur terhadap lawan bicara. Ini sistem yang serupa dengan yang ada di bahasa tetangganya yaitu bahasa Jawa dan Bali, maupun bahasa Korea. Ada tiga tingkatan dalam bahasa Sasak untuk menandakan status pembicara (rendah, pertengahan, dan tinggi), ditambah satu dimensi merendah-hormat yang mendandai hubungan antara pembicara dengan orang lain (yang bukan lawan bicara). Contohnya, kata ganti orang kedua dapat disebut sebagai kamu (tingkat rendah), side (pertengahan), pelinggih (tinggi) atau dekaji (menghormati). "Makan" dapat diterjemahkan sebagai mangan (rendah), bekelór (pertengahan), madaran (tinggi) atau majengan (menghormati).
Semua tingkatan, kecuali ragam paling rendah, disebut sebagai bahasa alus ("halus" atau "sopan") dalam bahasa Sasak. Ragam-ragam alus dipakai dalam konteks resmi dan kepada orang dengan status sosial yang lebih tinggi, terutama terhadap para mènak (kasta tinggi tradisional, yang mencakup sekitar delapan persen populasi suku Sasak). Sistem ini juga dapat ditemukan pada dialek-dialek bahasa Sasak secara umum. Meski untuk kosakata di tingkatan paling rendah ada banyak variasi dialektal, bentuk kosakata alus selalu konsisten di seluruh dialek. Menurut spesialis bahasa-bahasa Indonesia Bernd Nothofer, sistem ini diadopsi dari bahasa Bali atau Jawa.
Sastra
Orang Sasak memilki tradisi menulis dengan perantara daun lontar yang dikeringkan. Tradisi baca-tulis mungkin dikenalkan pada abad ke-14 oleh kemaharajaan Hindu-Buddha Majapahit, yang pengaruhnya mencapai pulau Lombok. Naskah-naskah lontar tertua yang bertahan berasal dari abad ke-19; banyak di antaranya yang dikumpulkan oleh pemerintah Belanda dan disimpan di perpustakaan-perpustakaan Leiden atau Bali. Selain itu, Museum Matarm di Lombok juga mengoleksi beberapa naskah, dan banyak juga individu atau keluarga yang menyimpannya sebagai pusaka untuk diwariskan lintas generasi.
Naskah-naskah lontar ini masih dibacakan dalam pementasan yang disebut pepaòsan. Pembacaan naskah ini dilakukan dalam beberapa acara penting, termasuk pemakaman, pernikahan, dan khitanan. Masyarakat Sasak di perdesaan membaca naskah lontar sebagai bagian dari ritual untuk memastikan kesuburan hewan ternak mereka. Peter K. Austin, dalam penggambarannya mengenai sebuah pepaòsan dalam acara khitanan pada tahun 2002, menyebutkan bahwa pementasan tersebut menggunakan salinan kertas dari naskah asli alih-alih daun lontar.
Lontar Lombok ditulis dalam bahasa Sasak, bahasa Kawi (bahasa sastra berdasarkan bahasa Jawa Kuna) atau kombinasi keduanya. Naskah-naskah ini menggunakan aksara hanacaraka, sebuah sistem penulisan yang hampir serupa dengan aksara Bali. Huruf dasarnya terdiri dari sebuah konsonan ditambah bunyi vokal a. Lima huruf pertamanya disebut ha, na, ca, ra dan ka, maka aksara ini dinamai demikian. Suku kata dengan bunyi vokal selain a dituliskan dengan menambahkan diakritik di atas, di bawah, atau di samping huruf dasar. Konsonan akhir dan gabungan konsonan juga bisa dituliskan dengan aksara ini.
Referensi
Catatan
Kutipan
Daftar pustaka
Pranala luar
Kamus bahasa sasak online
Online Dictionary Sasak language - English
Koleksi Music of Indonesia and Malaysia David Goldsworthy yang diarsipkan dengan Paradisec, termasuk rekaman dengan akses terbuka, di Sasak.
Sasak
Sasak
Bahasa di Nusa Tenggara | 1,553 |
5605 | https://id.wikipedia.org/wiki/Tentara%20Nasional%20Indonesia | Tentara Nasional Indonesia | Tentara Nasional Indonesia (disingkat TNI) adalah nama untuk angkatan bersenjata dari negara Indonesia. Pada awal dibentuk, lembaga ini bernama Tentara Keamanan Rakyat (TKR) ,lalu TKR dibubarkan dan kemudian berdirilah Tentara Republik Indonesia (TRI), dan berganti nama menjadi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI). Kemudian setelah pemisahan antara militer dengan kepolisian maka diubah kembali menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI) hingga saat ini.
TNI terdiri dari tiga matra angkatan, yaitu Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara. TNI dipimpin oleh seorang Panglima, sedangkan masing-masing angkatan dipimpin oleh seorang Kepala Staf.
Pada masa Demokrasi Terpimpin hingga masa Orde Baru, TNI pernah digabungkan dengan Kepolisian. Penggabungan ini dikenal secara kolektif dengan singkatan ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia). Sesuai Ketetapan MPR nomor VI/MPR/2000 tentang pemisahan TNI dan POLRI serta Ketetapan MPR nomor VII/MPR/2000 tentang peran TNI dan POLRI, maka sejak tanggal 18 Agustus 2000 keduanya kembali terpisah.
Sejarah
Sebelum Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, otoritas militer di Hindia Belanda diselenggarakan oleh (KNIL). Meskipun KNIL tidak langsung bertanggung jawab atas pembentukan angkatan bersenjata Indonesia pada masa depan, (sebaliknya berperan sebagai musuh selama Revolusi Nasional Indonesia 1945-1949), KNIL juga telah memberikan andil berupa pelatihan militer dan infrastruktur untuk beberapa perwira TNI pada masa depan. Ada pusat-pusat pelatihan militer, sekolah militer dan akademi militer di Hindia Belanda. Di samping merekrut relawan Belanda dan tentara bayaran Eropa, KNIL juga merekrut orang-orang pribumi Indonesia.
Pada tahun 1940 saat Belanda di bawah pendudukan Jerman Nazi, dan Kekaisaran Jepang mulai mengancam akses pasokan minyak bumi ke Hindia Belanda, Belanda akhirnya membuka kesempatan penduduk pribumi di Pulau Jawa untuk masuk sebagai anggota KNIL.
Selama Perang Dunia Kedua dan pendudukan Jepang di Indonesia perjuangan rakyat Indonesia untuk memperoleh kemerdekaan mulai memuncak. Untuk mendapatkan dukungan dari rakyat Indonesia dalam perang melawan Pasukan Sekutu, Jepang mulai mendorong dan mendukung gerakan nasionalis Indonesia dengan menyediakan pelatihan militer dan senjata bagi pemuda Indonesia. Pada tanggal 3 Oktober 1943, militer Jepang membentuk tentara relawan Indonesia yang disebut PETA (Pembela Tanah Air). Jepang membentuk PETA dengan maksud untuk membantu pasukan mereka menentang kemungkinan invasi oleh Sekutu ke wilayah Asia tenggara.
Pelatihan militer Jepang untuk pemuda Indonesia awalnya dimaksudkan untuk menggalang dukungan lokal bagi Kekaisaran Jepang, tetapi kemudian menjadi sumber daya yang sangat berarti untuk Republik Indonesia selama Perang Kemerdekaan Indonesia tahun 1945-1949 dan juga berperan dalam pembentukan Tentara Keamanan Rakyat pada tahun 1945.
Pembentukan
Negara Indonesia pada awal berdirinya sama sekali tidak mempunyai kesatuan tentara. Badan Keamanan Rakyat yang dibentuk dalam sidang PPKI tanggal 22 Agustus 1945 dan diumumkan oleh Presiden Soekarno pada tanggal 23 Agustus 1945 bukanlah tentara sebagai suatu organisasi kemiliteran yang resmi.
BKR baik di pusat maupun di daerah berada di bawah wewenang Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) dan KNI Daerah dan tidak berada di bawah perintah presiden sebagai panglima tertinggi angkatan perang. BKR juga tidak berada di bawah koordinasi Menteri Pertahanan. BKR hanya disiapkan untuk memelihara keamanan setempat agar tidak menimbulkan kesan bahwa Indonesia menyiapkan diri untuk memulai peperangan menghadapi Sekutu.
Akhirnya, melalui Maklumat Pemerintah tanggal 5 Oktober 1945, BKR diubah menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Pada tanggal 7 Januari 1946, Tentara Keamanan Rakyat berganti nama menjadi Tentara Keselamatan Rakyat. Kemudian pada 26 Januari 1946, diubah lagi menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI).
Sejak 1959, tanggal 5 Oktober ditetapkan sebagai Hari Angkatan Perang atau Hari Angkatan Bersenjata, yang saat ini disebut sebagai Hari Tentara Nasional Indonesia, yaitu hari nasional yang bukan hari libur yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia melalui Keppres No. 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959 untuk memperingati peristiwa kelahiran angkatan bersenjata Indonesia.
Karena saat itu di Indonesia terdapat barisan-barisan bersenjata lainnya. di samping Tentara Republik Indonesia, maka pada tanggal 15 Mei 1947, Presiden Soekarno mengeluarkan keputusan untuk mempersatukan Tentara Republik Indonesia dengan barisan-barisan bersenjata tersebut menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI). Penyatuan itu terjadi dan diresmikan pada tanggal 3 Juni 1947.
Perkembangan
Dari tahun 1950 hingga 1960-an Republik Indonesia berjuang untuk mempertahankan persatuan negara terhadap pemberontakan lokal dan gerakan separatis di beberapa provinsi. Dari tahun 1948 hingga 1962, TNI terlibat dalam perang lokal di Jawa Barat, Aceh, dan Sulawesi Selatan melawan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII), sebuah gerakan militan yang bertujuan mendirikan negara Islam di Indonesia. TNI juga membantu menumpas pemberontakan Republik Maluku Selatan pada tahun 1963. Kolonel Bayu
Dari tahun 1961 sampai 1963, TNI terlibat dalam operasi militer untuk pengembalian Irian Barat ke Indonesia, dari tahun 1962-1965 TNI terlibat dalam Konfrontasi Indonesia-Malaysia.
Indonesia mengembangkan hubungan baik dengan Uni Soviet pada periode tahun 1961-1965. Uni Soviet memberikan 17 kapal untuk Angkatan Laut Indonesia. Kapal terbesar yang diberikan adalah kapal penjelajah kelas Sverdlov dengan bobot mati 16.640 ton, sangat besar juga dibandingkan dengan kapal korvet kelas Sigma yang hanya 1.600 ton. Indonesia memperoleh 12 kapal selam kelas Whiskey ditambah 2 kapal pendukung. Di Angkatan Udara Indonesia memiliki lebih dari seratus pesawat militer, 20 supersonik MiG-21s, 10 supersonik MiG-19, 49 MiG-17 dan 30 MiG-15.
Masa orde baru
Pada masa Orde Baru, militer di Indonesia lebih sering disebut dengan ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia). ABRI adalah sebuah lembaga yang terdiri dari unsur angkatan perang dan kepolisian negara (Polri). Pada masa awal Orde Baru unsur angkatan perang disebut dengan ADRI (Angkatan Darat Republik Indonesia), ALRI (Angkatan Laut Republik Indonesia) dan AURI (Angkatan Udara Republik Indonesia). Namun, sejak Oktober 1971 sebutan resmi angkatan perang dikembalikan lagi menjadi Tentara Nasional Indonesia, sehingga setiap angkatan sebut dengan TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Laut dan TNI Angkatan Udara.
Pada masa Orde Baru ketika Presiden Soeharto berkuasa, ABRI ikut serta dalam dunia politik di Indonesia. Keterlibatan militer dalam politik Indonesia adalah bagian dari penerapan konsep Dwifungsi ABRI yang kelewat menyimpang dari konsep awalnya. Pada masa ini banyak sekali orang-orang militer ditempatkan di berbagai perusahaan dan instansi pemerintahan. Di lembaga legislatif, ABRI mempunyai fraksi sendiri di Dewan Perwakilan Rakyat dan Majelis Permusyawaratan Rakyat, yang anggota-anggotanya diangkat dan tidak melalui proses pemilu, disebut dengan Fraksi ABRI atau biasa disingkat FABRI.
Dari tahun 1970 hingga tahun 1990-an militer Indonesia bekerja keras untuk menekan gerakan separatis bersenjata di provinsi Aceh dan Timor Timur. Pada tahun 1991 terjadi Peristiwa Santa Cruz di Timor Timur yang menodai citra militer Indonesia secara internasional. Insiden ini menyebabkan Amerika Serikat menghentikan dana IMET (International Military Education and Training), yang mendukung pelatihan bagi militer Indonesia.
Era reformasi
Setelah jatuhnya Soeharto pada tahun 1998, gerakan demokratis dan sipil tumbuh mengganti peran militer dalam keterlibatan politik di Indonesia. Sebagai hasilnya, TNI pada masa ini telah mengalami reformasi tertentu, seperti penghapusan Dwifungsi ABRI. Reformasi ini juga melibatkan penegak hukum dalam masyarakat sipil umum, yang mempertanyakan posisi polisi Indonesia di bawah payung angkatan bersenjata. Reformasi ini menyebabkan pemisahan kepolisian dari militer. Pada tahun 2000, Kepolisian Negara Republik Indonesia secara resmi kembali berdiri sendiri dan merupakan sebuah entitas yang terpisah dari militer. Nama resmi militer Indonesia juga berubah dari Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) menjadi kembali Tentara Nasional Indonesia (TNI). Di bentuklah 3 peraturan perundang-undangan baru yaitu UU 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, UU no. 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara, dan UU 34 tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia. Calon Panglima TNI saat ini harus diajukan Presiden dari Kepala Staf Angkatan untuk mendapat persetujuan DPR. Hak politik TNI pun dihilangkan serta dwifungsi ABRI dihilangkan.
Tugas pokok TNI saat ini dapat berupa operasi militer untuk perang atau operasi militer selain perang, yaitu untuk:
mengatasi gerakan separatis bersenjata;
mengatasi pemberontakan bersenjata;
mengatasi aksi terorisme;
mengamankan wilayah perbatasan;
mengamankan objek vital nasional yang bersifat strategis;
melaksanakan tugas perdamaian dunia sesuai dengan kebijakan politik luar negeri;
mengamankan Presiden dan Wakil Presiden beserta keluarganya;
memberdayakan wilayah pertahanan dan kekuatan pendukungnya secara dini sesuai dengan sistem pertahanan semesta;
membantu tugas pemerintahan di daerah;
membantu Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam rangka tugas keamanan dan ketertiban masyarakat yang diatur dalam undang-undang;
membantu mengamankan tamu negara setingkat kepala negara dan perwakilan pemerintah asing yang sedang berada di Indonesia;
membantu menanggulangi akibat bencana alam, pengungsian, dan pemberian bantuan kemanusiaan;
membantu pencarian dan pertolongan dalam kecelakaan (search and rescue); serta
membantu pemerintah dalam pengamanan pelayaran dan penerbangan terhadap pembajakan, perompakan, dan penyelundupan.
Militer Indonesia melanjutkan keterlibatan dan kontribusinya misi penjaga perdamaian PBB melalui Kontingen Garuda. Setelah tahun 1999, pasukan Indonesia dikirim ke Afrika sebagai bagian dari Misi PBB di Republik Demokratik Kongo. TNI juga telah menjadi bagian dari Pasukan Sementara PBB di Lebanon, UNAMID, UNSMIS, MINUSTAH, UNISFA, UNMISS, UNMIL.
Setelah darurat militer Aceh 2003-2004 & tsunami Aceh tahun 2004, pemerintah Amerika Serikat menghentikan embargo suku cadang yang telah berjalan terhadap senjata yang tidak mematikan dan kendaraan militer, untuk mendukung upaya kemanusiaan di daerah yang terkena dampak tsunami di Aceh dan Nias. Sejak itu, Angkatan Udara Indonesia telah menandatangani kesepakatan untuk membeli lebih banyak pesawat angkut C-130. Pada tanggal 22 November 2005, Amerika Serikat mengumumkan bahwa hubungan militer dengan Indonesia akan dipulihkan secara penuh. Keputusan ini mengakhiri enam tahun larangan penjualan senjata Amerika Serikat ke Indonesia.
Pada tahun 2009 dikeluarkan Peraturan Presiden Nomor 43 Tahun 2009 tentang pengambilalihan aktivitas bisnis TNI. Semua bisnis TNI akan dikelola oleh sebuah badan khusus yang akan didirikan yang merupakan amanat dari Undang Undang No.34/2004 tentang Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Motto
Pada masa TNI digabung dengan POLRI menggunakan Catur Dharma Eka Karma yang disingkat dengan CADEK. Seiring berjalannya era reformasi di Indonesia, TNI mengalami proses reformasi internal yang signifikan. Di antaranya adalah perubahan Catur menjadi Tri setelah terpisahnya POLRI dari ABRI.
Berdasarkan Surat Keputusan Panglima TNI nomor Kep/21/I/2007 tertanggal 12 Januari 2007, Penerangan TNI ditetapkan menjadi Tri Dharma Eka Karma yang disingkat dengan TRIDEK.
Jati diri Tentara Nasional Indonesia adalah (Pasal 2 UU TNI):
Tentara Rakyat, yaitu tentara yang Prajuritnya berasal dari warga negara Indonesia;
Tentara Pejuang, yaitu tentara yang berjuang menegakkan Negara Kesatuan Dan Persatuan Republik Indonesia dan tidak mengenal menyerah dalam melaksanakan dan menyelesaikan tugasnya;
Tentara Nasional, yaitu tentara kebangsaan Indonesia yang bertugas demi kepentingan negara di atas kepentingan daerah, suku, ras, dan golongan agama; dan
Tentara Profesional, yaitu tentara yang terlatih, terdidik, diperlengkapi secara baik, tidak berpolitik praktis, tidak arogan, dan dijamin kesejahteraannya, serta mengikuti kebijakan negara Republik Indonesia dan UUD 1945, supremasi sipil, hak asasi manusia, ketentuan hukum nasional, dan hukum internasional yang telah diratifikasi.
Organisasi
Markas Besar Tentara Nasional Indonesia berada di bawah koordinasi dengan Presiden RI. Perwira paling senior di Mabes TNI, Panglima TNI, adalah perwira tinggi berbintang empat dengan pangkat Jenderal, Laksamana atau Marsekal memimpin TNI di bawah Presiden. Berdasarkan Peraturan Presiden no. 10 tahun 2010 yang sudah diubah menjadi Peraturan Presiden no. 62 tahun 2016 , Susunan Organisasi Tentara Nasional Indonesia terdiri atas
Unsur Pimpinan TNI
Jabatan tertinggi di Tentara Nasional Indonesia adalah Panglima Tentara Nasional Indonesia, yang biasanya dijabat oleh Jenderal, Laksamana, Marsekal berbintang empat Sesuai Pangkat Di Tiap Matra TNI. Saat ini Panglima TNI dijabat oleh Laksamana TNI Yudo Margono yang sudah menjabat sejak 19 Desember 2022 yang dilantik langsung oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara.
Unsur Pembantu Pimpinan TNI
Staf Umum TNI
Inspektorat Jenderal TNI
Staf Ahli Panglima TNI
Staf Kebijakan Strategis dan Perencanaan Umum TNI
Staf Intelijen TNI
Staf Operasi TNI
Staf Personalia TNI
Staf Logistik TNI
Staf Teritorial TNI
Staf Komunikasi dan Elektronika TNI
Unsur Pelayanan
Satuan Komunikasi dan Elektronika Tentara Nasional Indonesia (Satkomlek TNI)
Pusat Komando Pengendalian Operasi Tentara Nasional Indonesia (Puskodalops TNI)
Sekretariat Umum Tentara Nasional Indonesia (Setum TNI)
Detasemen Markas Besar Tentara Nasional Indonesia (Denmabes TNI)
Komando Utama Operasi
Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan)
Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad)
Komando Pasukan Khusus (Kopassus)
Komando Daerah Militer (Kodam)
Komando Armada Republik Indonesia (Koarmada RI)
Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil)
Pusat Hidro-Oseanografi Angkatan Laut (Pushidrosal)
Korps Marinir Republik Indonesia (Kormar RI)
Komando Daerah Maritim (Kodamar)
Komando Operasi Udara Nasional (Koopsudnas)
Komando Pemeliharaan Materiil Angkatan Udara (Koharmatau)
Komando Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat)
Badan Pelaksana Pusat
Komando Pembinaan Doktrin, Pendidikan dan Latihan TNI (Kodiklat TNI)
Sekolah Staf dan Komando Tentara Nasional Indonesia (Sesko TNI)
Akademi Tentara Nasional Indonesia (Akademi TNI)
Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres)
Pusat Penerangan Tentara Nasional Indonesia (Puspen TNI)
Pusat Kesehatan Tentara Nasional Indonesia (Puskes TNI)
Pusat Polisi Militer Tentara Nasional Indonesia (Puspom TNI)
Badan Pembekalan Tentara Nasional Indonesia (Babek TNI)
Badan Pembinaan Hukum Tentara Nasional Indonesia (Babinkum TNI)
Badan Intelijen Strategis (BAIS)
Pusat Pembinaan Mental Tentara Nasional Indonesia (Pusbintal TNI)
Pusat Keuangan Tentara Nasional Indonesia (Pusku TNI)
Pusat Sejarah Tentara Nasional Indonesia (Pusjarah TNI)
Pusat Informasi Pengolah Data Tentara Nasional Indonesia (Pusinfolahta TNI)
Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian Tentara Nasional Indonesia (PMPP TNI)
Pusat Kerjasama Internasional Tentara Nasional Indonesia (Puskersin TNI)
Pusat Pengkajian Strategi Penelitian dan Pengembangan Tentara Nasional Indonesia (Pusjianstralitbang TNI)
Pusat Jasmani dan Peraturan Militer Dasar Tentara Nasional Indonesia (Pusjaspermildas TNI)
Pasukan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana (PRCPB TNI)
Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC TNI)
Komando Garnisun Tetap Tentara Nasional Indonesia (Kogartap TNI)
Satuan Siber Tentara Nasional Indonesia (Satsiber TNI)
Komando Operasi Khusus (Koopssus TNI)
Pusat Informasi Maritim Tentara Nasional Indonesia (Pusinfomar TNI)
Pusat Psikologi Tentara Nasional Indonesia (Puspsi TNI)
Pusat Pengadaan Tentara Nasional Indonesia (Pussada TNI)
Pusat Reformasi Birokrasi Tentara Nasional Indonesia (Pusrefbiro TNI)
Kekuatan
Mulai tahun 2010 pemerintah Indonesia berusaha untuk memperkuat TNI agar mencapai standar kekuatan pokok minimum (). MEF dibagi menjadi tiga tahap rencana strategis sampai tahun 2024. Pada awalnya pemerintah menganggarkan Rp156 triliun untuk penyediaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI pada periode MEF 2010-2014.
Tabel di bawah adalah data mengenai kekuatan Tentara Nasional Indonesia dengan beberapa data yang telah diperbaharui sesuai dengan kondisi terkini:
Anggaran
Setiap tahun TNI memperoleh anggaran yang disahkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat melalui APBN. Berbeda dengan Polri yang menerima anggaran langsung untuk 1 unit organisasi (Mabes Polri), anggaran yang dialokasikan untuk TNI tidak langsung digunakan untuk TNI sendiri, tetapi harus dibagi kepada 5 unit organisasi, yaitu Kementerian Pertahanan, Mabes TNI, TNI AD, TNI AL dan TNI AU.
Pada tahun 2014, Pemerintah Indonesia mengalokasikan 83,4 triliun untuk Kementerian Pertahanan dalam RAPBN.
Industri
Daftar perusahaan industri militer alutsista dan produksinya
Mabes TNI: Rantis 4x4 TNI
Balitbang Kemhan: Roket 122&200mm, Repeater UHF, Munisi 90 mm
Dislitbangad: Remote Control Weapon System
Dislitbangal: Munisi dan senjata APS
Dislitbangau: Modulator TWT Radar Thomson
BPPT: UAV Wulung
LIPI: ISRA Coastal radar
Lapan: Roket Ф 122 mm
PT Pindad: MRAP, tank medium
PT Dirgantara Indonesia: Pesawat CN-295
PT PAL: PKR 105. KCR-60, LPD-125, FPB-57
PT LEN: Combat Management System
PT Dok Kodja Bahari: Kapal BCM-122
PT Lundin Industry Invest: KCR trimaran kelas Klewang
PT Auto Car: Engine
CV Indopulley Perkasa: Ban runflat, Boogie Wheel
PT Infoglobal Teknologi Semesta: MPD, MFD
PT Sari Bahari: Bom P-100 dan P-250
PT Fista Bahari Internusa: Life craft
PT Tesco Indomaritim: Landing Craft Vehicle Personel
CV Maju Mapan: Payung Udara Barang
PT Infra RCS: Surveillance
CV Nuslisty Abadi Medika: Kelambu Malaria
PT CMI: Tekhnologi Radar APQ 159 untuk pesawat F-5
PT Palindo Marine: KCR-40, KP-110
PT Persada Aman Sentosa: Helm & Rompi Tempur
PT Indah Angurah Abadi: Azimuth Rudder Propeller
PT Maju Sentosa Pertiwi: Minyak Senjata dan Kimia Perawatan
PT Saba Wijaya Persada: Helm dan Rompi Tempur
PT Aura Sakti Engineering: Peralatan Alins/Alongins
PT Bogar Artha Satria: Filter Tank Scorpion
PT Surya Segara: Food Ration dan Drinking Water
PT Sritex: Tenda Peleton
PT Uavindo: 4 Pesawat UAV
PT Fiber Glass Perkasa: Miniature FPB 28,5 mm
CV Guno Meja: Kursi Lapangan
PT Langit Biru Parasut: PUO Freefall
PT Wirajayadi Bahari: APC Amphibi BTR-58
PT F1 Perkasa
PT Vadel Ksatria Samudra Indonesia
PT Hyperbaric Medical Solusindo
PT Technology Engineering Simulation
PT Security Operation Group Indonesia
PT Honley Motor Indonesia
PT Boogie Advindo
CV Hydrosix
PT Epoxyndo Art Lestari
PT Nusantara Turbin & Propulsi
PT Jala Berikat Nusantara Perkasa: Indonesian Light Strike Vehicle
PT Persada Aman Sentosa
PT Fajar Sistanindo
PT Gemilang Bhakti Pertiwi
PT. Adhi Daya Cemerlang Minyak Senjata
Galeri
Lihat pula
Kapal Perang TNI AL
Daftar operasi militer dan non-militer TNI
Kementerian Pertahanan
Kepolisian Republik Indonesia
Badan Intelijen Negara
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme
Badan Keamanan Laut
Badan Nasional Penanggulangan Bencana
Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan
Badan Nasional Pengelola Perbatasan
Komponen Cadangan Tentara Nasional Indonesia
Referensi
Pranala luar
Situs web resmi Markas Besar TNI
Situs web resmi TNI Angkatan Darat
Situs web resmi TNI Angkatan Laut
Situs web resmi TNI Angkatan Udara
Situs web resmi Kementerian Pertahanan RI
Templat navigasi militer
Pegawai negeri
Militer Indonesia
Angkatan bersenjata menurut negara
Pendirian tahun 1945 di Indonesia | 2,651 |
5608 | https://id.wikipedia.org/wiki/Durian | Durian | Durian adalah nama tumbuhan tropis yang berasal dari wilayah Asia Tenggara, sekaligus nama buahnya yang bisa dimakan. Nama ini diambil dari ciri khas kulit buahnya yang keras dan berlekuk-lekuk tajam sehingga menyerupai duri. Sebutan populernya adalah "raja dari segala buah" (King of Fruit). Durian adalah buah yang kontroversial, meskipun banyak orang yang menyukainya, tetapi sebagiannya kurang menyukai dengan aromanya.
Tumbuhan dengan nama durian bukanlah spesies tunggal tetapi sekelompok tumbuhan dari genus Durio. Namun, yang dimaksud dengan durian (tanpa imbuhan apa-apa) biasanya adalah Durio zibethinus. Jenis-jenis durian lain yang dapat dimakan dan kadang kala ditemukan di pasar tempatan di Asia Tenggara di antaranya adalah lai (D. kutejensis), kerantungan (D. oxleyanus), durian kura-kura atau kekura (D. graveolens), serta lahung (D. dulcis). Untuk selanjutnya, uraian di bawah ini mengacu kepada Durio zibethinus.
Nama-nama lokal
Terdapat banyak nama lokal. Nama terbanyak ditemukan di Kalimantan, yang mengacu pada berbagai varietas dan spesies yang berbeda. Durian di Jawa dikenal sebagai duren (bahasa Jawa, bahasa Betawi) dan kadu (bahasa Sunda). Di Sumatra dikenal sebagai durian dan duren (bahasa Gayo). Di Sulawesi, orang Manado menyebutnya duriang, sementara orang Toraja duliang. Di Kota Ambon dan kepulauan Lease biasa disebut sebagai Doriang. Di Pulau Seram bagian timur disebut rulen. Orang Batak menyebutnya Tarutung.
Botani
Penyebaran
Pusat keanekaragaman durian adalah Pulau Kalimantan. Daerah-daerah sekitarnya juga memilki beberapa plasma nutfah durian, seperti Mindanao, Sumatra, dan Semenanjung Malaya meskipun tidak semelimpah Kalimantan. Meskipun demikian, pengekspor utama durian adalah Thailand, yang mampu mengembangkan kultivar dengan mutu tinggi dan sistem budi daya yang baik. Tempat lain yang membudidayakan durian dengan orientasi ekspor adalah Mindanao di Filipina, Queensland di Australia, Kamboja, Laos, Vietnam, India, dan Sri Lanka.
Di Filipina, pusat penghasil durian adalah di daerah Davao di Pulau Mindanao. Festival Kadayawan merupakan perayaan tahunan untuk durian di Davao City.
Pemerian morfologi
Pohon tahunan, hijau abadi (pengguguran daun tidak tergantung musim) tetapi ada saat tertentu untuk menumbuhkan daun-daun baru (periode flushing atau peronaan) yang terjadi setelah masa berbuah selesai. Tumbuh tinggi dapat mencapai ketinggian 25–50 m tergantung spesiesnya, pohon durian sering memiliki banir (akar papan). Pepagan (kulit batang) berwarna cokelat kemerahan, mengelupas tak beraturan. Tajuknya rindang dan renggang.
Daun berbentuk jorong hingga lanset, 10–15(-17) cm × 3–4,5(-12,5) cm; terletak berseling; bertangkai; berpangkal lancip atau tumpul dan berujung lancip melandai; sisi atas berwarna hijau terang, sisi bawah tertutup sisik-sisik berwarna perak atau keemasan dengan bulu-bulu bintang.
Bunga (juga buahnya) muncul langsung dari batang (cauliflorous) atau cabang-cabang yang tua di bagian pangkal (proximal), berkelompok dalam karangan berisi 3–10 kuntum berbentuk tukal atau malai rata. Kuncup bunganya membulat, sekitar 2 cm diameternya, bertangkai panjang. Kelopak bunga bentuk tabung sepanjang lk. 3 cm, daun kelopak tambahan terpecah menjadi 2–3 cuping berbentuk bundar telur. Mahkota bentuk sudip, kira-kira 2× panjang kelopak, berjumlah 5 helai, keputih-putihan. Benang sarinya banyak, terbagi ke dalam 5 berkas; kepala putiknya membentuk bongkol, dengan tangkai yang berbulu. Bunga muncul dari kuncup dorman, mekar pada sore hari dan bertahan hingga beberapa hari. Pada siang hari bunga menutup. Bunga ini menyebarkan aroma wangi yang berasal dari kelenjar nektar di bagian pangkalnya untuk menarik perhatian kelelawar sebagai penyerbuk utamanya. Kajian di Malaysia pada tahun 1970-an menunjukkan bahwa penyerbuk durian adalah kelelawar Eonycteris spelaea. Penelitian tahun 1996 lebih jauh menunjukkan bahwa hewan lain, seperti burung madu Nectariniidae dan lebah turut serta dalam penyerbukan tiga kerabat durian lainnya.
Buah durian bertipe kapsul berbentuk bulat, bulat telur hingga lonjong, dengan panjang hingga 25 cm dan diameter hingga 20 cm. Kulit buahnya tebal, permukaannya bersudut tajam ("berduri", karena itu disebut "durian", walaupun ini bukan duri dalam pengertian botani), berwarna hijau kekuning-kuningan, kecokelatan, hingga keabu-abuan.
Buah durian mulai berkembang setelah pembuahan. Kondisi matang pada buah durian akan tercapai sekitar 13–15 pekan sejak pembungaan dimulai. Pada masa pemasakan terjadi persaingan antarbuah pada satu kelompok, sehingga hanya satu atau beberapa buah yang akan mencapai kemasakan, dan sisanya gugur. Buah akan jatuh sendiri apabila masak. Pada umumnya berat buah durian dapat mencapai 1,5 hingga 5 kilogram, sehingga kebun durian menjadi kawasan yang berbahaya pada masa musim durian. Apabila jatuh di atas kepala seseorang, buah durian dapat menyebabkan cedera berat atau bahkan kematian.
Setiap buah memiliki lima ruang (awam menyebutnya "kamar"), yang menunjukkan banyaknya daun buah yang dimiliki. Masing-masing ruangan terisi oleh beberapa biji, biasanya tiga butir atau lebih, lonjong hingga 4 cm panjangnya, dan berwarna merah muda kecokelatan mengilap. Biji terbungkus oleh arilus (salut biji, yang biasa disebut sebagai "daging buah" durian) berwarna putih hingga kuning terang dengan ketebalan yang bervariasi, tetapi pada kultivar unggul ketebalan arilus ini dapat mencapai 3 cm. Biji dengan salut biji dalam perdagangan disebut ponggè. Pemuliaan durian diarahkan untuk menghasilkan biji yang kecil dengan salut biji yang tebal, karena salut biji inilah bagian yang dimakan. Beberapa varietas unggul menghasilkan buah dengan biji yang tidak berkembang namun dengan salut biji tebal (disebut "sukun").
Keanekaragaman
Durian sangat beraneka ragam. Sebagaimana disebut di muka, beberapa spesies selain durian benar (Durio zibethinus) juga dianggap sebagai durian. Di Indonesia tercatat ada 20 spesies anggota Durio (dari hampir 30-an jenis), sembilan di antaranya dapat dimakan. Durian yang benar pun memiliki banyak variasi. Lembaga penelitian di Indonesia, Malaysia, dan Thailand telah merilis berbagai kultivar durian unggul. Selain itu terdapat pula ras-ras lokal yang dikenal baik namun belum mengalami tahap seleksi untuk meningkatkan kualitasnya.
Kultivar unggul nasional
Terdapat lebih dari 55 varietas/jenis durian budi daya. Hingga 2005 terdapat 38 kultivar unggul yang telah diseleksi dan diperbanyak secara vegetatif.
Beberapa di antaranya:
Ras lokal
Beberapa ras lokal belum diseleksi, sehingga masih bervariasi dan keunggulannya belum terjamin. Biasanya dinamakan sesuai lokasi geografi. Beberapa di antaranya adalah:
Durian parung
Durian lampung
Durian jepara
Durian palembang
Durian padang
Durian merah banyuwangi
Kultivar unggul dari luar negeri
Di Malaysia, kultivar durian unggul hasil seleksi diberi kode nomor dengan huruf D di depannya. Beberapa di antaranya adalah
'D24'
'D99'
'D123'
'D145'
'D158'
'D159' (klon sama dengan varietas 'Montong').
'D169'
'MD-UR 888' (Durian Terbaik Dunia)
Budi daya dan perbanyakan
Durian adalah buah tropis, tumbuh di sekitar khatulistiwa hingga ketinggian 800 mdpl, serta menjauh hingga garis lintang 18° di Thailand dan Queensland.
Syarat tumbuh dan pemupukan
Curah hujan yang disukai sekurang-kurangnya 1500 mm, yang tersebar merata sepanjang tahun. Akan tetapi, periode kering 1–2 bulan akan merangsang perbungaan lebih baik. Musim raya buah durian biasa terjadi setelah tahun dengan musim kemarau yang berkepanjangan. Musim panen antara dapat terjadi dengan produksi buah yang biasa-biasa saja.
Tanaman ini memerlukan tanah yang dalam, ringan dan berdrainase baik. Derajat keasaman optimal adalah 6–6,5. Tanah masam, seperti latosol atau podsolik merah kuning memerlukan pengapuran agar tanaman tumbuh baik. Durian muda juga memerlukan lindungan alam, agar pohon atau cabang-cabangnya yang sarat buah tidak patah diterpa angin yang kuat. Muka air tanah tidak boleh kurang dari 150 cm karena air tanah yang terlalu rendah berakibat buah kurang manis.
Pemupukan dilakukan dengan membuat parit kecil di sekeliling pohon lalu ditaburi pupuk kimia. Pupuk kandang diberikan pada waktu penanaman bibit. Pemupukan dengan kadar NPK yang sama diberikan segera setelah musim berbuah, sedangkan pemupukan dengan kadar P yang lebih tinggi diberikan setelah flushing selesai untuk mempersiapkan pembungaan.
Penanaman dan pemeliharaan
Penanaman durian secara komersial di perkebunan dilakukan dengan jarak tanam 10 m × 10 m hingga 12 m × 12 m, tergantung dari ukuran tanaman/kultivarnya. Apabila tanaman masih kecil, tumpang sari dapat dilakukan. Pengendalian gulma juga perlu dilakukan.
Pemeliharaan mencakup pemupukan, pemangkasan (pembentukan dan peremajaan), pengairan (bila diperlukan), dan pengendalian hama dan penyakit. Tajuk durian yang baik adalah berbentuk kerucut membulat, dengan cabang utama mendatar ke samping.
Perbanyakan
Perbanyakan durian di desa-desa umumnya dengan menggunakan biji. Perbanyakan dengan biji juga dilakukan untuk memperoleh batang bawah dalam perbanyakan vegetatif. Biji durian bersifat recalcitrant, hanya dapat hidup dengan kadar air tinggi (di atas 30% berat) dan tanpa perlakuan tertentu hanya sanggup bertahan seminggu sebelum akhirnya embrionya mati. Dengan demikian biji harus segera disemaikan setelah buahnya dibuka.
Pohon durian mulai berbuah setelah 4–5 tahun, tetapi dalam budi daya dapat dipercepat jika menggunakan bahan tanam hasil perbanyakan vegetatif. Teknik-teknik yang dipakai adalah pencangkokan (jarang dilakukan), penyusuan (jarang dilakukan), penyambungan sanding (inarching), penyambungan celah (cleft grafting), atau okulasi (budding). Teknik yang terakhir ini sekarang yang paling banyak dilakukan. Beberapa penangkar sekarang juga menerapkan penyambungan mikro (micrografting). Teknik ini dilakukan pada saat batang bawah masih berusia muda sehingga mempercepat masa tunggu. Tercatat bahwa durian hasil perbanyakan vegetatif mampu berbunga setelah 2–3 tahun.
Durian juga memungkinkan diperbanyak secara in vitro (kultur jaringan).
Hama dan penyakit
Hama yang menyerang durian di antaranya adalah ulat penggerek buah (gala-gala), ulat penggerek bunga, dan kutu loncat durian (mengisap cairan daun muda).
Penyakit utama durian adalah busuk akar dan batang Pythium complectens, mati bibit (juga oleh patogen yang sama), penyakit blendok/kanker Phytophthora palmivora, dan jamur upas yang menyerang batang/cabang.
Kegunaan
Durian terutama dipelihara orang untuk buahnya, yang umumnya dimakan (arilus atau salut bijinya) dalam keadaan segar. Salut biji ini umumnya manis dan sangat bergizi karena mengandung banyak karbohidrat, lemak, protein, dan mineral.
Pada musim raya durian, buah ini dapat dihasilkan dengan berlimpah, terutama di sentra-sentra produksinya di daerah. Secara tradisional, daging buah yang berlebih-lebihan ini biasa diawetkan dengan memasaknya bersama gula menjadi dodol durian (biasa disebut lempok), atau memfermentasikannya menjadi tempoyak. Selanjutnya, tempoyak yang rasanya masam ini biasa menjadi bahan masakan seperti sambal tempoyak, atau untuk campuran memasak ikan.
Durian pun kerap diolah menjadi campuran bahan kue-kue tradisional, seperti gelamai atau jenang. Terkadang, durian dicampurkan dalam hidangan nasi pulut (ketan) bersama dengan santan. Dalam dunia masa kini, durian (atau aromanya) biasa dicampurkan dalam permen, es krim, susu, dan berbagai jenis minuman penyegar lainnya.
Bijinya bisa dimakan sebagai camilan setelah direbus atau dibakar, atau dicampurkan dalam kolak durian. Biji durian yang mentah beracun dan tak dapat dimakan karena mengandung asam lemak siklopropena (cyclopropene). Biji durian mengandung sekitar 27% amilosa. Kuncup daun (pucuk), mahkota bunga, dan buah yang muda dapat dimasak sebagai sayuran.
Beberapa bagian tumbuhan kadang-kadang dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional. Akarnya dimanfaatkan sebagai obat demam. Daunnya, dicampur dengan jeringau (Acorus calamus), digunakan untuk menyembuhkan cantengan (infeksi pada kuku). Kulit buahnya untuk mengobati ruam pada kulit (sakit kurap) dan susah buang air besar (sembelit). Kulit buah ini pun biasa dibakar dan abunya digunakan dalam ramuan untuk melancarkan haid dan menggugurkan kandungan. Abu dan air rendaman abu ini juga digunakan sebagai campuran pewarna tradisional.
Beberapa masyarakat di Jawa menggunakan kulit durian yang telah dimakan sebagai pengusir (repellent) nyamuk dengan meletakkannya di sudut ruangan.
Kayu gubalnya berwarna putih dan terasnya kemerah-merahan. Ringan, tetapi tidak begitu awet dan mudah diserang rayap. Biasa digunakan sebagai perabot rumah, peti-peti pengemas, dan bahan konstruksi ringan di bawah atap, asalkan tidak bersentuhan dengan tanah.
Nilai gizi
Setiap 100 g salut biji mengandung 67 g air, 28,3 g karbohidrat, 2,5 g lemak, 2,5 g protein, 1,4 g serat; serta memiliki nilai energi sebesar 520 kJ. Durian juga banyak mengandung vitamin B1, vitamin B2, dan vitamin C; serta kalium, kalsium dan fosfor.
Serba-serbi buah durian
Masalah bau
Karena baunya yang keras menyengat dan cenderung busuk (bagi beberapa orang), sejumlah perusahaan dan maskapai penerbangan melarang orang membawa durian, misalnya di kabin pesawat udara, di kendaraan angkutan umum ataupun dibawa ke hotel.
Bagi penggemar durian, agar tidak menimbulkan hal-hal tak menyenangkan dengan orang yang tak menyukai bau durian, dipercaya ada sebuah cara yang mudah untuk menghilangkan bau durian di jari-jari tangan dan mulut. Jari tangan dibersihkan dengan mengaduk-aduk air di dalam pangsa durian (yakni ceruk kulit buah bagian dalam, bekas tempat daging dan biji durian menempel) dan air adukan tersebut tidak dibuang, tetapi digunakan untuk berkumur, hal itu dinilai efektif.
Panen durian
Di Kabupaten Ketapang Kalbar panen durian setiap tahun muncul pada bulan Januari atau
Februari. Untuk tahun 2006, di luar kebiasaan, buah selang (buah bukan musim) ternyata cukup banyak dihasilkan. Meskipun panen buah kali ini tidak besar (karena buah selang) namun karena banyak lokasi kebun yang berbuah maka cukup banyak juga yang tersedia di pasaran. Panen terbesar kali ini datang dari tanaman masyarakat di Kecamatan Sukadana yang juga merupakan sentra produksi durian di Kabupaten Ketapang. Di kawasan ini selain dibudidayakan masih banyak buah durian yang tumbuh liar. Buah durian ini termasuk spesies endemik di Kabupaten Ketapang, beberapa jenis durian liar ada di kawasan kabupaten Ketapang. Jenisnya beraneka, seperti durian teratong, durian lahong, durian lei, durian tembranang. Beberapa jenis durian tersebut meskipun tidak komersial, tetapi merupakan sumber gen plasma nutfah yang sangat berguna bagi pemulyaan. Nama ilmiah spesies liar cukup banyak antara lain durian burung, durian kura kura kura yang buahnya dipangkal batang atau di pangkal akar. Durio kutejensis ( durian pekawai), Durio oxlevanus, Durio graveolens, dan Durio dulcis (lahong). Aneka jenis spesuies liar banyak terdapat di hutan dengan warna, bau dan bentuk yang beraneka. Karena banyaknya spesies di kawasan ini maka membuktikan bahwa Kabupaten Ketapang adalah salah satu tempat penyebaran durian. Para ahli kini sedang meneliti beberapa jenis varitas liar tersebut.
Memilih durian
Setiap orang mempunyai caranya sendiri dalam memilih buah durian terbaik. Masing-masing orang percaya bahwa cara pemilihannya dapat menghasilkan buah terbaik.
Durian adalah buah musiman yang dulunya dipanen sekali setahun. Sekarang panen durian dapat dilakukan hingga dua kali setahun. Hal ini meningkatkan persaingan di antara para penjual eceran.
Memilih buah yang tepat amat penting apabila penjual menjual buah sebagaimana adanya, tanpa boleh dibuka. Sekarang penjual umumnya mau membuka buah untuk membuktikan isinya. Dengan cara ini, keahlian dalam memilih pun menjadi kurang penting.
Orang dapat memilih durian dengan mudah di kebun. Buah dari pohon yang sama umumnya mempunyai ciri-ciri yang serupa. Lazimnya buah di kebun dibiarkan masak dan jatuh dari pohonnya ("duren jatuhan").
Pemilihan buah di luar kebun lebih rumit. Berikut ini adalah sebagian dari pedoman seleksi yang dapat digunakan:
Kesegaran buah dapat ditentukan dari tangkainya. Apabila buah telah jatuh dari pohon, tangkainya akan mulai mengering. Penjual yang tidak jujur akan mencoba untuk membalut atau mengecat tangkai untuk menghalangi pembeli mengenali kesegarannya. Penjual yang kurang pintar mungkin malah akan membuang tangkai durian.
Kebanyakan peminat menggemari buah durian yang kering dan matang. Sebuah cara mudah untuk mengetahui apakah isi durian itu kering tanpa membuka buah adalah dengan menggoncangkan buah dan merasakan getaran kecil. Isi durian yang lembap melekat pada kulit buah. Isi durian yang kering cenderung untuk berpisah dari dinding buah. Orang mestilah berhati-hati agar tidak tergores oleh duri buah durian ketika melakukan ini.
Durian mungkin diserang oleh ulat perusak yang bertelur di dalam buah yang berkembang menjadi larva. Ketika membeli buah durian pembeli harus menghindari buah yang berlubang pada kulitnyanya karena sering kali ini merupakan tanda adanya "ulat" di dalam buah.
Membelah durian
Orang yang baru belajar membeli durian dianjurkan membeli durian yang telah siap dibuka karena membelah durian agak sukar. Biasanya kita dapat dengan mudah menemukan penjual yang memberi pelayanan membelah durian. Bila pembeli sudah setuju untuk membelinya, penjual biasanya akan membelah durian sebagai pelayanannya. Mereka bersedia melakukannya, meskipun mereka tidak memindahkan isinya ke dalam bungkusan lain. Namun buah durian yang sudah dibelah perlu segera dimakan karena buah itu cenderung untuk "berkeringat". Bila isi durian mulai menghasilkan air, buah durian akan kehilangan rasanya dan tidak banyak gunanya.
Orang dapat belajar membelah durian dengan hati-hati dengan peralatan yang biasa terdapat. Periksalah kulit luar buah untuk menemukan "garis" (kampuh) sepanjang permukaan di mana duri durian tersusun membentuk garis lurus. Umumnya terdapat hingga 5 garis sepanjang permukaan buah durian.
Bagian tangkai durian harus dibalikkan dan garis urat durian akan bertemu pada satu titik di ujung buah. Pelan-pelan tusukkan benda tajam (pisau) pada titik ini, lalu goreskan sepanjang "garis" yang sudah terlihat sebelumnya. Sarung tangan atau sehelai kain yang tebal dapat digunakan untuk memegang buah durian dengan sebelah tangan, sementara tangan yang satunya untuk melakukan tugas ini. Waspadai risiko tertusuk duri durian.
Bila kulit buah durian telah terbuka menjadi dua bagian, isi di dalam telah siap untuk dimakan. Ruas selebihnya dapat dibelah dengan menggunakan telapak tangan dengan cara merobek ujung kulit durian sedikit pada sepanjang pusat titik tengah sebelumnya.
Panas
Menurut banyak cerita yang berkembang di masyarakat (urban legend), durian dianggap sebagai makanan yang panas, dan sehabis makan durian biasanya tubuh akan berkeringat. Cara yang umum digunakan untuk mengatasinya adalah dengan menuangkan air tawar pada bagian kulit buah yang telah kosong, lalu diminum. Selain itu, musim durian biasanya terjadi bersamaan dengan musim manggis, yaitu buah yang dianggap mendinginkan badan. Dengan demikian, kedua buah kemudian dimakan bersama-sama.
Secara ilmiah, klaim-klaim di atas tidak pernah dibuktikan. Kemungkinannya ialah karena kandungan nutrisi durian yang padat, orang yang makan durian sering makan kebanyakan sehingga akhirnya mengalami kenaikan tekanan darah. Hal tersebut merupakan reaksi yang alamiah jika terlalu banyak memakan makanan apa pun.
Durian tanpa duri
Sebagian durian dijual "tanpa duri". Duri buah durian ini ternyata telah dibuang ketika duriannya masih muda. Jadi tidak alami. Sebagian durian memang hampir tidak berduri karena durinya kurang dari 5 mm.
Dalam sejarah
Durian telah dikenal dan disukai orang sekurang-kurangnya semenjak masa Mataram Kuno (abad ke-9). Tanaman ini tercantum dalam naskah Kakawin Ramayana Sarga XXIV bait 98; dalam bahasa Jawa Kuno dikenal sebagai dūryyan.
Catatan kaki
Pranala luar
Beberapa kultivar durian yang dirilis Deptan
Peta Durian Montong di Medan
Durian - Fruits of warm climates
Info di situs Dept. Pertanian Malaysia
Buah-buahan
Pohon buah
Pohon kayu
Malvaceae
Durio
Hasil hutan non-kayu
Tumbuhan berkeping dua | 2,809 |
5612 | https://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa%20Rumania | Bahasa Rumania | Bahasa Rumania atau limba română, merupakan anak cabang paling timur bahasa-bahasa Roman dan satu-satunya cabang bahasa Latin yang dikelilingi oleh bahasa-bahasa Slavia dan Hungaria (Uralik).
Bahasa ini dituturkan oleh lebih kurang 24 juta orang yang tersebar di Rumania, Moldova, Ukraina, Hungaria, Bulgaria hingga Serbia.
Bahasa-bahasa Rumania ini terbagi atas beberapa cabang yakni:
Rumania baku (wilayah Rumania dan Moldova)
Istro-Rumania (dituturkan di semenanjung Istria, Kroasia)
Macedo-Rumania (dituturkan di kawasan Makedonia
Arumania (dituturkan di kawasan utara Yunani)
Sejarah
Wilayah Rumania pada dahulu kala dihuni oleh orang Dacia, sebuah bangsa Indo-Eropa. Mereka lalu ditaklukkan oleh Kekaisaran Romawi pada 117 Masehi dan beberapa bagian Dacia (Oltenia, Banat dan Transylvania selatan) menjadi sebuah provinsi Romawi. Selama 165 tahun, setelah itu banyak bukti ditemukan akan adanya kolonisasi daerah ini secara cukup intensif oleh orang Romawi dengan ini daerah ini berhubungan erat dengan daerah Kekaisaran Romawi lainnya. Bahasa Latin Rakyat lalu menjadi bahasa pemerintahan dan perdagangan.
Di bawah tekanan orang Dacia merdeka dan orang Gotik, pemerintahan Romawi dan militer Romawi ditarik keluar dari Dacia antara 271-275. Apakah orang Rumania modern merupakan keturunan mereka yang meninggalkan daerah ini dan lalu bermukim di sebelah selatan sungai Donau atau merupakan orang-orang yang tetap tinggal di sana, hal ini masih diperdebatkan secara sengit. Silakan lihat artikel Asal usul orang Rumania lebih lanjut.
Karena terisolasi secara geografis, bahasa Rumania kemungkinan adalah bahasa turunan Latin yang pertama pisah dari bahasa-bahasa Roman lainnya. Berbeda dengan bahasa-bahasa lainnya, tatabahasa Rumania secara kasar masih mirip dengan tatabahasa Latin. Misalkan tasrifan (deklensi) dan kelamin netral masih tetap terwarisi berbeda dengan bahasa Roman lainnya.
Semua dialek Rumania dipercayai terpersatukan dalam sebuah bahasa yang sama sampai kurang lebih antara abad ke-7 dan abad ke-10, sebelum bahasa-bahasa Slavia memengaruhi bahasa Rumania. Dialek bahasa Aromania memiliki sangat sedikit pengaruh bahasa Slavia. Lalu variasi dialek bahasa Dako-Rumania yang dipertuturkan di Rumania dan Moldavia juga sangatlah sedikit. Hal ini sangatlah aneh, sebab sampai era modern sebenarnya wilayah-wilayah para penutur bahasa Rumania jarang berkomunikasi satu sama lain. Penggunaan dialek Dako-Rumania yang seragam ini melampau batas-batas wilayah negara Rumania. Seorang Moldavia dapat berkomunikasi secara mudah dengan seorang penutur bahasa Rumania dari daerah Banat di Serbia.
Selain itu perlu dikemukakan pula bahwa bahasa Rumania (kecuali dialek Istro-Rumania di Kroasia) adalah satu-satunya bahasa Roman yang tidak terkena pengaruh Gereja Katolik Roma. Bahasa ini terkena pengaruh Gereja Ortodoks dan budaya Slavia, Yunani dan Turki.
Kontak dengan bahasa-bahasa lain
Bahasa Dasia
Bahasa Dasia adalah sebuah bahasa Indo-Eropa yang dipertuturkan oleh orang Dasia kuno. Bahasa ini dipercayai telah memengaruhi bahasa Latin yang dipertuturkan di Dasia, bahasa Dasia dianggap merupakan substrat bahasa Latin di sana. Namun pengetahuan kita akan bahasa ini sangatlah sedikit.
Kurang lebih 200-300 kata-kata yang hanya ditemukan dalam bahasa Rumania atau dengan bentuk kerabat dalam bahasa Albania diperkirakan berasal dari bahasa Dasia. Kata-kata ini sebagian besar mengenai kehidupan pedesaan (misalkan: balaur=naga; brânză=keju; mal=tanah; lihat pula: Daftar kata-kata Dasia. Bahkan beberapa pakar linguistik berpendapat bahwa orang Albania sebenarnya adalah orang Dasia yang tidak dilatinkan dan berhijrah ke arah selatan.
Lalu ada sebuah teori lagi bahwa bahasa Dasia sebenarnya cukup mirip bahasa Latin, yang awalnya dikemukakan oleh ahli linguistik Bogdan Petriceicu-Hasdeu. Namun teorinya didukung sedikit sekali bukti-bukti, dan dengan ini ditolak oleh komunitas linguistik pada umumnya.
Kesatuan linguistik Balkan
Sementara sebagian besar tatabahasa dan morfologi Rumania terwarisi dari bahasa Latin Rakyat, tetapi banyak ciri khas bahasa ini yang dibagi dengan bahasa-bahasa Balkan lainnya dan tidak dengan bahasa Roman lainnya.
Bahasa-bahasa sprachbund ini termasuk cabang-cabang berbeda bahasa-bahasa Indo-Eropa: bahasa Bulgaria dan bahasa Albania, dan dalam beberapa kaus bahasa Yunani dan bahasa Serbia.
Antara beberapa ciri khas utama ialah; artikel penentu yang ditaruh di belakang (mirip bahasa Melayu/Indonesia: –nya), berbaurnya kasus genitivus dengan kasus dativus, adanya modus futurum dan perfektum dan tidak adanya bentuk infinitivus kata kerja.
Bahasa-bahasa Slavia
Pengaruh dari bahasa-bahasa Slavia terutama berdasarkan bahasa Gerejawi Slavonia Kuno (Old Church Slavonic). Bahasa ini merupakan bahasa liturgis hingga abad ke-18. Pengaruh lainnya terjadi karena pengaruh bahasa Bulgaria, bahasa Ukraina dan bahasa Serbia.
Sekitar 20% kosakata merupakan serapan dari bahasa-bahasa Slavia termasuk: da=ya; dragoste=cinta; a iubi=to love; glas=suara; nevoie=perlu; prieten=teman.
Namun sebagian kata-kata Slavia merupakan arkhaisme dan diperkirakan hanya 10% dari kosakata modern Rumania adalah berasal dari bahasa Slavia (menurut Uwe Hinrichs Handbuch der Südosteuropa-Linguistik).
Pengaruh lain
Bahkan sebelum abad ke-19, bahasa Rumania mendapat kontak dengan beberapa bahasa lain dan menyerap kata-kata asing, antara lain:
Bahasa Yunani: (contoh: folos < ófelos = pakai; buzunar < buzunára = saku; proaspăt < prósfatos = segar)
Bahasa Hungaria: (contoh: oraş < város = kota; a cheltui < költeni =membelanjakan; a făgădui < fogadni = berjanji)
Bahasa Turki: (contoh: cafea < kahve = kopi; duşman < düşman = musuh; papuc < papuç = sandal)
Bahasa Jerman: (contoh: cartof < Kartoffel = kentang; bere < Bier = bir; şurub < Schrube = sekrup)
Kata-kata internasional
Semenjak abad ke-19, banyak kata-kata modern diserap dari bahasa Roman lainnya, terutama bahasa Prancis dan bahasa Italia. Kata-kada modern dipinjam dari bahasa-bahasa Roman lainnya, khususnya dari bahasa Prancis dan Italia. (misalnya: birou < bureau = meja kantor, kantor; avion = pesawat udara; exploata = memanfaatkan, dll). Diperkirakan bahwa sekitar 38% dari kata-kata dalam bahasa Rumania berasal dari bahasa Prancis dan Italia, dan bersama-sama dengan kata-kata yang diwarisi dari bahasa Latin, semuanya ini merupakan 75% dari kata-kata dalam bahasa Rumania yang dapat ditelusuri ke bahasa Latin.
Sebagian kata-kata Latin masuk ke dalam bahasa Rumania dua kali, pertama sebagai bagian dari kosakata inti atau populernya, dan kedua, merupakan pinjaman yang lebih sastrawi secara internasional. Biasanya, kata-kata yang populer itu adalah kata benda, dan kata pinjamannya adalah kata sifat:
saudara laki-laki: frate / fratern
jari: deget / digital
air: apă / acvatic
dingin: frig / frigid
mata: ochi / ocular
Belakangan, semakin banyak kata bahasa Inggris yang dipinjam (misalnya: gem < selai; interviu < wawancara; meci < korek api; manager < manajer). Kata-kata ini diberikan gender gramatika dalam bahasa Rumania dan diperlakukan menurut aturan-aturan bahasa Rumania; jadi "sang manajer" menjadi managerul.
Distribusi geografis
Bahasa Rumania digunakan terutama di Rumania, Moldova, Ukraina, Hungaria, Serbia dan Montenegro, Bulgaria, Makedoa (bekas Yugoslavia) dan Yunani. Ada pula penutur bahasa Rumania di negara-negara lain seperti Kanada, Amerika Serikat, Jerman, Israel, Australia dan Selandia Baru, terutama karena imigrasi setelah Perang Dunia II.
Status resmi
Bahasa Rumania adalah bahasa resmi Rumania dan Moldavia (di sini disebut bahasa Moldavia karena alasan politik). Di Vojvodina, bahasa ini secara resmi memiliki status resmi namun pada praktik statusnya lebih rendah daripada bahasa Serbia.
Di daerah lain Serbia dan Ukraina komunitas Rumania tidak memiliki hak-hak dalam penggunaan dan pelestarian bahasa mereka.
Bahasa Rumania adalah salah satu dari lima bahasa yang dipakai dalam untuk beribadah di daerah otonom rohani Bukit Athos, Yunani, di sketae Prodromos and Lacu (Sketa adalah sebuah komunitas biarawan; sketae merupakan bentuk jamakl).
Dialek
Bahasa Rumania memiliki empat dialek:
Dako-Rumania – biasanya disebut Rumania – dipertuturkan di utara sungai Donau.
Aromania – Yunani, bekas Republik Yugoslavia Makedonia, Bulgaria, Serbia
Megleno-Rumania – utara Yunani
Istro-Rumania – semenanjung Istria, Kroasia
Diperkirakan bahasa Rumania muncul di sebelah utara dan selatan sungai Donau. Keempat dialek ini semua merupakan turunan bahasa Latin yang dipertuturkan di sebelah utara dan selatan sungai Donau sebelum diinvasi bangsa Slavia – Dako-Rumania di sebelah utara dan keempat lainnya di sebelah selatan.
Tata Bahasa
Kata-kata benda ditasrifkan menurut kelamin (feminin, maskulin dan netral), jumlah (tunggal dan jamak) dan kasus (nominativus/akusativus, dativus/genitivus dan vocativus). Sebagian besar adjectiva dan pronomina, dan semua artikel penunjuk mengindikasikan jenis kelamin nomina yang dirujuk.
Bahasa Rumania adalah satu-satunya bahasa Roman yang memiliki artikel penentu yang dibubuhkan pada akhir kata (mirip bahasa Indonesia). Artikel penentu diambil dari partikel demonstrativa bahasa Latin.
Bahasa Rumania memiliki empat kelompok kata kerja dan empat modus (indikativus, konditional, imperativus, subjonktivus).
Fonologi
Bahasa Rumania memiliki tujuh vokal bersuara: a /a/, e /e/, i /i/, o /o/, u /u/, ă /ə/, â, î /ı/ dan satu tak bersuara ("i" pada posisi akhir). Bahasa Rumania Kuno memiliki sebuah vokal tak bersuara tambahan lagi ("u" pada posisi akhir), tetapi sekarang sudah tak dipakai lagi. Lalu ada pula empat semivokal dan duapuluh konsonan.
Abjad Rumania
A, a (a); Ă, ă (ă); â (â din a); B, b (be); C, c (ce); D, d (de); E, e (e); F, f (fe / ef); G, g (ghe / ge); H, h (ha / haş); I, i (i); Î, î (î din i); J, j (je); K, k (ka de la kilogram); L, l (le / el); M, m (me / em); N, n (ne / en); O, o (o); P, p (pe); R, r, (re / er); S, s (se / es); Ş, ş (şe); T, t (te); Ţ, ţ (ţe); U, u (u); V, v (ve); X, x (ics); Z, z (ze / zet).
Gugusan huruf
Huruf C dan G memiliki cara pengucapan khusus apabila dikombinasikan dengan beberapa huruf lainnya, mirip dengan bahasa Italia.
Diftong
ea, ia, oa, ua
ie
ai, ăi, âi, ei, ii, oi, ui
io
au, ău, âu, eu, iu, ou
Triftong
ioa, eai, iau, eau
Fonem /h/
Bahasa Rumania adalah satu-satunya bahasa Roman yang tersebar luas yang melestarikan fonem /h/. Dialek Norman bahasa Prancis juga melestarikan fonem /h/. Dalam banyak dialek bahasa Spanyol terutama di Amerika, /j/ dilafazkan sebagai [h], tetapi ini bukan kasus "pelestarian": fonem aslinya adalah /x/.
Penulisan
Catatan pertama tentang sebuah bahasa Roman yang dipertuturkan di Balkan ditulis oleh seorang sejarawan Bizantium bernama Theophanes sang Pengaku pada abad ke-6. Pada sebuah ekspedisi militer melawan kaum Avar pada tahun 587 ketika seorang kuli pembawa barang membawa keledai barangnya jatuh, ia berteriak kepada temannya "Torna, torna fratre" (artinya: "kembali, kembali saudara!").
Lihat pula
Garis Jireček
Referensi
Pranala luar
Bahasa Roman | 1,580 |
5638 | https://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa%20Persia | Bahasa Persia | Bahasa Persia ( ; ) adalah salah satu bahasa dari rumpun bahasa Iran. Dituturkan di Iran, Tajikistan, Afganistan dan Uzbekistan. Jumlah penutur totalnya sekitar 75 juta orang. Di Iran, penutur asli bahasa ini mencakup sekitar 60% penduduknya.
Nama
Istilah Persia diserap dari bahasa Latin: , yang diserap dari bahasa Yunani Kuno: Persís (), merupakan bentuk helenisasi dari () dalam bahasa Persia Kuno yang berarti "Persia" (suatu wilayah di Iran, yang mencakup hampir seluruh Provinsi Fars).
Farsi merupakan endonim untuk bahasa ini, dan umum juga digunakan dalam bahasa-bahasa lain. Meskipun begitu, Akademi Bahasa dan Sastra Persia menyatakan bahwa kata Farsi sebaiknya tidak digunakan dalam bahasa-bahasa asing, dan menyarankan memakai kata yang lebih umum atau telah mapan dalam bahasa-bahasa lain karena sebagai tanda peran bahasa Persia yang sangat berpengaruh terhadap bahasa-bahasa lain.
Sejarah
Bahasa Persia tergolong anak cabang bahasa bahasa Indo-Iran. Para pakar bahasa dan sejarawan yakin bahwa perkembangan bahasa Persia melewati tahapan-tahapan sebagai berikut:
Bahasa Persia Kuno (k. 600–300 SM).
Bahasa Persia Pertengahan (k. 300 SM–651 M).
Bahasa Persia Baru (651–sekarang).
Dialek dan ragam
Bahasa Persia memiliki tiga dialek baku:
Persia Iran (atau "Persia Barat") dituturkan di Republik Islam Iran dan minoritas di Irak serta negara-negara pesisir Teluk Persia.
Persia Afganistan (juga disebut "Persia Timur", atau "Dari") dituturkan di Afganistan.
Persia Tajik (juga hanya disebut "Tajik") dituturkan di Tajikistan dan Uzbekistan. Dialek ini ditulis dalam alfabet Kiril.
Ada juga beberapa dialek lokal dari Iran, Afghanistan, dan Tajikistan yang sedikit berbeda dari bahasa Persia Baku. Dialek Hazara (di Afganistan tengah dan Pakistan), Dialek Tat dan ragam Tat Yahudi di pegunungan Kaukasus, Darwazi (in Afganistan dan Tajikistan), Basseri (di Iran bagian selatan), dan dialek Teheran. Penutur Persia Afganistan dan Tajik memiliki kesalingpahaman yang tertinggi, dibandingkan terhadap dialek Persia di Iran.
Aksara
Sebelum masuknya Islam, masyarakat Persia menggunakan dua versi huruf pada masa Pahlavi, yakni huruf yang dimodifikasi dari Bahasa Aram, dan versi satunya merupakan huruf asli setempat yang disebut 'Dindapirak' atau dalam bahasa Persia Modern disebut 'Din dabireh' (huruf suci).
Bahasa Persia modern menggunakan huruf Arab dengan tambahan 4 huruf untuk menuliskan 'zh', 'ch', 'p', dan 'g'.
Kosakata
Bahasa Persia di Indonesia
Sebenarnya, bahasa Persia telah hadir di Indonesia, sejak lama, yakni sejak masuknya agama Islam di Indonesia. Seiring berkembangnya zaman, akhirnya banyak kosakata bahasa Persia diserap ke dalam bahasa Indonesia.
Lihat pula
Bahasa Avesta
Daftar kata serapan dari bahasa Persia dalam bahasa Indonesia
Referensi
Catatan kaki
Daftar pustaka
: 238-245
: 56–85
Rumpun bahasa Iran Barat | 404 |
5649 | https://id.wikipedia.org/wiki/Abon | Abon | Abon (; ; ) adalah makanan tradisional Indonesia khas pulau Bali dan Jawa yang terbuat dari serat daging hewan. Penampilannya biasanya berwarna cokelat terang hingga kehitam-hitaman dikarenakan dibumbui gula jawa. Abon tampak seperti serat-serat kapas, karena didominasi oleh serat-serat otot yang mengering yang disuwir-suwir. Karena kering dan nyaris tak memiliki sisa kadar air, abon biasanya awet disimpan berminggu-minggu hingga berbulan-bulan dalam kemasan yang kedap udara. Selain terbuat dari bahan dasar daging (sapi, kambing, kuda, babi, dan domba), ada beberapa abon yang pembuatannya memakai bahan dasar dari makanan laut, seperti ikan tuna, ikan lele, ikan tongkol, belut, kepiting rajungan dan udang.
Abon biasanya dimakan sebagai lauk taburan di atas nasi, mi pangsit atau bubur ayam, atau sebagai isi lemper dan biasa pula dimakan langsung seperti memakan atau mengkonsumsi camilan (camilan). Di Indonesia, daging yang biasa digunakan untuk membuat abon berasal dari daging sapi, sehingga orang mengenal 'abon sapi'. Selain daging sapi, bahan lain yang digunakan adalah ayam, babi, ikan, Kuda, dan kambing.
Di China, abon yang paling lazim adalah abon yang terbuat dari daging babi yang disebut Chousong. Sentra pembuatan abon sapi di Indonesia saat ini ada di daerah Boyolali, Solo/Surakarta, Ngawi, Nganjuk, Salatiga, Magelang dan beberapa daerah lain sekitarnya (sekitar Jawa Tengah dan Jawa Timur). Produksi abon sapi juga bisa di temui di kota Palembang dan Pontianak. Sedangkan sentra pembuatan abon dari daging babi banyak terdapat di daerah Bali, Sulawesi Utara, dan Sumatera Utara.
Cara pembuatan
Potongan daging baik itu sapi atau babi yang bagus dan yang telah dibumbui dengan garam, micin/penyedap dan kecap manis, direbus dan dididihkan dalam air hingga benar-benar lembut, sehingga serat-serat daging mulai terlepas, lumat dan mudah untuk disuwir-suwir. Hal ini karena kandungan kolagen dan elastin zat pengikat otot telah larut oleh air rebusan sehingga mudah disuwir-suwir.
Daging yang mulai tercerai-berai hasil rebusan ini kemudian dikeringkan, dapat dengan cara dijemur selama 2 hari atau dengan cara pengeringan yang menggunakan oven (oven listrik juga bisa). Setelah daging abon sudah dikeringkan, daging harus disangrai di atas penggorengan besar sambil ditumbuk-tumbuk. Ketika ditumbuk daging ini membentuk serat-serat daging yang menyerupai gumpalan benang/kapas. Saat disangrai ini serat daging ditambahkan bumbu-bumbu penambah rasa, seperti gula jawa, micin, sedikit kecap kenal, pemberi rasa pedas dan bawang goreng, terus diaduk hingga benar-benar kering dan dikemas. Selain itu, beberapa abon yang dibuat dengan kualitas rendah sering ditambahkan bahan pengisi yang memberi cita rasa baru yang unik, seperti kacang koro pedang, kacang mete, dll.
Lihat pula
Abon ikan
Referensi
Makanan kering
Makanan ringan
Hidangan Tionghoa
Hidangan Indonesia
Rintisan bertopik makanan Indonesia
Taburan | 417 |
5655 | https://id.wikipedia.org/wiki/Perbedaan%20pelafalan%20bahasa%20Melayu%20dan%20bahasa%20Indonesia | Perbedaan pelafalan bahasa Melayu dan bahasa Indonesia | Seperti bahasa-bahasa lainnya, bahasa-bahasa Melayu ragam cakapan memiliki dialek (variasi ketatabahasaan) atau logat (variasi pelafalan) yang masing-masing berbeda. Setiap dialek dan logat memiliki cara pelafalan sendiri-sendiri dan bisa diucapkan dengan mudah oleh penutur aslinya. Bahasa Melayu baku berasal dari dialek Johor yang bertahan dari sejak zaman Kesultanan Johor, sedangkan bahasa Indonesia berasal dari dialek Riau Tinggi yang mendapat pengaruh besar dari bahasa-bahasa lain, terutama bahasa Jawa dan Sunda, mengalami pembakuan, serta mendapat identitas keindonesiaan dalam Sumpah Pemuda pada tahun 1928.
Perbedaan yang makin tampak mendorong para bahasawan dari Indonesia, Malaysia, dan Singapura pada tahun 50-an untuk memulai usaha menghasilkan satu bahasa standar. Hal ini melibatkan pengodifikasian bahasa dengan lebih tersusun bermula dengan ejaan diikuti dengan peristilahan, tata bahasa, perkamusan, dan akhirnya sebutan. Pada tahun 1988, Malaysia mengumumkan penggunaan pelafalan baku untuk digunakan di sekolah, penyiaran, dan di upacara resmi sebagai pengganti pelafalan Johor-Riau. Hal ini disusul oleh pengumuman serupa di Singapura pada tahun 1993. Akan tetapi, setelah 12 tahun menerapkan pelafalan baku, Malaysia kembali kepada pelafalan Johor-Riau pada tahun 2000, sedangkan Singapura tetap menggunakan pelafalan baku.
Artikel ini akan membahas perbedaan pelafalan antara bahasa Melayu dan bahasa Indonesia atas kata-kata yang memiliki pengejaan yang sama, meskipun mungkin masing-masing bahasa memiliki pengertian yang berbeda atas kata-kata tersebut. Perbedaan yang sangat terlihat antara bahasa Melayu baku di Semenanjung Malaysia dan bahasa Indonesia terletak pada pelafalan akhir kata dan penyebutan fonem /r/.
Pelafalan
Vokal a di akhir kata
Pada bahasa Melayu baku, huruf vokal a () pada akhir kata diubah menjadi "e pepet" (; seperti pada kata emas). Pengubahan pelafalan vokal /a/ ini dipengaruhi oleh logat Melayu Johor sebagai dialek baku yang digunakan oleh MABBIM. Sebelum adanya pembaruan ejaan pada tahun 1972, fenomena fonem pada bahasa Melayu baku dilambangkan dengan huruf ă.
Pada bahasa Indonesia, vokal /a/ akhir tetap dilafalkan sebagai "a" ().
Vokal u pada suku kata terakhir
Jika huruf vokal u ( diapit oleh dua huruf konsonan pada suku kata terakhir, bahasa Melayu baku mengubah fonem tersebut menjadi "o" (. Sebelum adanya pembaruan ejaan pada tahun 1972, fenomena fonem pada bahasa Melayu baku dilambangkan dengan huruf o.
Pada Bahasa Indonesia, bunyinya tetap , atau menjadi bentuk alofon .
Konsonan r di akhir kata
Bahasa Melayu baku umumnya menggugurkan huruf konsonan r () di akhir kata sehingga huruf vokal yang mendahuluinya sering kali menjadi vokal panjang, mirip seperti bahasa Inggris dialek Britania.
Pada bahasa Indonesia, huruf r ini tetap dilafalkan penuh.
Konsonan r di akhir suku kata
Bahasa Melayu baku kadang kala menggugurkan huruf r di akhir setiap suku kata (kecuali pada akhir kata yang mengikuti aturan di atas). Pengguguran fonem tersebut sebenarnya tidak seharusnya dilakukan oleh para penuturnya. Namun, kadang kala fonem /r/ tidak terlalu jelas diucapkan ketika berbicara sehingga fonem tersebut seolah-olah digugurkan.
Pada bahasa Indonesia, huruf r ini tetap dilafalkan penuh.
Vokal i pada suku kata terakhir
Jika vokal i () diapit oleh dua konsonan pada suku kata terakhir, bahasa Melayu baku sering kali mengubah fonem tersebut menjadi e taling (; seperti pada kata ekonomi).
Pada bahasa Indonesia, bunyinya tetap , atau menjadi bentuk alofon .
Referensi
Lihat pula
Bahasa Indonesia
Bahasa Melayu
Perbedaan antara bahasa Melayu Baku dan bahasa Indonesia
Bahasa dagang dan kreol Melayu
Fonologi bahasa Melayu
Bahasa Melayu
Bahasa Indonesia | 534 |
5670 | https://id.wikipedia.org/wiki/Kemerdekaan | Kemerdekaan | Kemerdekaan merupakan keadaan suatu bangsa atau negara yang pemerintahannya diatur oleh bangsanya sendiri tanpa intervensi pihak asing. Kemerdekaan suatu negara erat kaitannya dengan kedaulatan terhadap wilayah teritorial negara.
Definisi
Perbedaan antara kemerdekaan dan revolusi telah lama diperdebatkan karena dianggap sebagai kekerasan yang dilakukan dengan cara yang sah untuk memperoleh kedaulatan. Secara umum, revolusi hanya bertujuan untuk menyalurkan ulang kekuasaan tetap dengan atau tanpa unsur emansipasi seperti pendemokrasian dalam suatu negara. Namun, beberapa perang untuk mencapai kemerdekaan digambarkan sebagai revolusi seperti yang terjadi pada revolusi Amerika Serikat pada tahun 1783 dan Indonesia pada tahun 1949, sedangkan beberapa revolusi tentang perubahan struktur politik malah mengakibatkan pemisahan diri negara.
Perbedaan antara kemerdekaan dan otonomi
Kemerdekaan biasanya mengacu pada kedaulatan suatu negara. Sebuah negara dapat mengeklaim kemerdekaannya untuk menjadi negara yang berdaulat yang kemudian disebut sebagai deklarasi kemerdekaan. Meskipun dalam praktiknya kedaulatan suatu negara dapat dipengaruhi oleh kekuasaan lain yang adidaya, kemerdekaan menghasilkan entitas negara yang berbeda dan pengaturan kebijakan yang mandiri. Berbeda dengan kemerdekaan, otonomi dianggap sebagai kemerdekaan suatu wilayah dalam sebuah negara yang terbatas dalam hak dan wewenang tertentu untuk mengatur pemerintahannya secara internal.
Peristiwa sejarah
Secara historis, terdapat empat periode utama tentang pendeklerasian kemerdekaan dari:
tahun 1770-an yang dimulai oleh terjadinya Perang Revolusi Amerika Serikat pada tahun 1830-an;
dampak pasca-Perang Dunia Pertama yang diikuti dengan runtuhnya Turki Utsmaniyah, Austria-Hungaria, Kekaisaran Rusia, dan Kekaisaran Jerman;
periode 1945 sampai 1979, ketika tujuh puluh negara merdeka dari penjajahan negara-negara Eropa dan keruntuhan Jerman Nazi dan Kekaisaran Jepang; sampai
awal tahun 1990-an yang ditandai dengan pecahnya Uni Soviet, Cekoslowakia, dan Yugoslavia.
Negara-negara yang merdeka
Lihat pula
Kebebasan
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Daftar negara berdaulat
Referensi
Politik
Nasionalisme | 271 |
5686 | https://id.wikipedia.org/wiki/Raja%20%28disambiguasi%29 | Raja (disambiguasi) | Raja dapat mengacu pada hal-hal berikut:
Permainan
Raja (permainan kartu), pemerannya sebagai "raja" (king) dalam suatu permainan kartu; posisinya berada di atas ratu.
Raja (catur), buah catur yang hanya dapat bergerak satu petak ke segala arah, dan buah catur ini harus dilindungi dari sekak atau sekakmat.
Raja dalam permainan dam Inggris adalah pion yang telah mencapai kotak pinggir (atas dan bawah) dan telah mendapat mahkota, dapat bergerak ke segala arah.
Raja (permainan video), karakter musuh yang dikendalikan oleh komputer.
Nama tempat
Raja dapat merujuk pada tempat-tempat yang ada di Indonesia
Raja, Tanah Abang, Penukal Abab Lematang Ilir
Raja, Boawae, Nagekeo
Raja, Ngabang, Landak
Raja, Arut Selatan, Kotawaringin Barat
Raja, Bua, Luwu
Raja, Kajuara, Bone
Raja, Morotai Selatan Barat, Pulau Morotai
Pulau Raja
Raja Ampat
Selain itu, raja juga dapat merujuk pada tempat lain, seperti Estonia:
Raja, Jõgeva
Raja, Viljandi
Musik
Kata Raja atau Radja dapat merujuk pada hal berikut:
Radja, grup musik asal Indonesia
Radja, album grup musik /rif
Raja, album dari grup musik Stam1na asal Finlandia
Film dan drama
Raja (film 1995)
Raja (film 1999)
Raja (film 2002)
Raja, drama karya Rabindranath Tagore
Lain-lain
Raja, nama seekor gajah asal Sri Lanka
Raja, genus ikan pari | 196 |
5692 | https://id.wikipedia.org/wiki/Orang%20utan | Orang utan | Orang utan (bentuk tidak baku: orangutan) atau mawas adalah kera besar yang berasal dari hutan hujan Indonesia dan Malaysia. Sekarang hewan ini hanya ditemukan di sebagian Kalimantan dan Sumatra, tetapi selama era Pleistosen, mereka tersebar di seluruh Asia Tenggara dan Tiongkok Selatan. Orang utan diklasifikasikan dalam genus Pongo dan awalnya dianggap hanya terdiri dari satu spesies. Sejak tahun 1996, orang utan dibagi menjadi dua spesies: orang utan kalimantan (P. pygmaeus, dengan tiga subspesies) dan orang utan sumatra (P. abelii). Spesies ketiga, orang utan tapanuli (P. tapanuliensis), diidentifikasi secara definitif pada tahun 2017. Orang utan adalah satu-satunya genus yang masih hidup dari subfamili Ponginae, yang secara genetik terpisah dari Hominidae lain (gorila, simpanse, dan manusia) antara 19,3 dan 15,7 juta tahun lalu.
Orang utan adalah kera besar yang paling arboreal karena mereka menghabiskan sebagian besar waktu mereka di pohon. Orang utan memiliki kaki yang relatif pendek dibandingkan lengannya yang relatif panjang dan memiliki rambut cokelat kemerahan yang menutupi tubuh mereka. Orang utan jantan dewasa memiliki berat sekitar 75 kg, sedangkan betina mencapai sekitar 37 kg. Pejantan dewasa yang dominan memiliki bantalan pipi atau flensa yang khas dan kerap mengeluarkan teriakan panjang untuk menarik perhatian betina dan mengintimidasi lawan; hal yang sama tidak dijumpai pada orang utan jantan yang lebih muda dan mereka cenderung lebih menyerupai betina dewasa. Orang utan adalah kera besar yang paling soliter; ikatan sosialnya terbatas dan terutama terbentuk antara induk dan anaknya yang bergantung padanya. Buah-buahan merupakan komponen makanan orang utan yang paling penting; tetapi mereka juga dapat memakan dedaunan, kulit kayu, madu, serangga, dan telur burung. Orang utan dapat hidup lebih dari 30 tahun, baik di alam liar maupun di penangkaran.
Orang utan termasuk primata yang paling cerdas. Mereka menggunakan berbagai peralatan rumit dan membangun sarang tidur yang kompleks setiap malam dari ranting-ranting dan dedaunan. Penelitian tentang kemampuan belajar mereka telah dilakukan secara ekstensif. Para peneliti memperkirakan bahwa pada masing-masing populasi orang utan terdapat kultur-kulturnya tersendiri. Orang utan telah muncul dalam karya literatur dan seni dunia setidaknya sejak abad ke-18, terutama untuk mengomentari komunitas manusia. Seorang ahli primatologi, Birute Galdikas, memelopori studi lapangan tentang orang utan dan beberapa dari mereka telah diletakkan di fasilitas penangkaran di seluruh dunia setidaknya sejak awal abad ke-19.
Ketiga spesies orang utan ditempatkan dalam kategori terancam kritis. Aktivitas manusia sangat mengurangi populasi dan sebaran mereka. Ancaman terhadap populasi orang utan liar meliputi perburuan liar (untuk dikonsumsi dagingnya dan sebagai tindakan balas dendam karena mereka memakan tanaman), perusakan habitat dan deforestasi (untuk penanaman kelapa sawit dan penebangan hutan), serta perdagangan hewan peliharaan ilegal. Sejumlah organisasi konservasi dan rehabilitasi telah didedikasikan untuk menjaga kelangsungan hidup orang utan di alam liar.
Etimologi
Istilah orang utan berasal dari bahasa Melayu. Awalnya istilah ini digunakan untuk menyebut manusia penghuni hutan. Namun, pada periode awal sejarah Melayu, istilah ini mengalami perluasan semantik sehingga juga digunakan untuk kera dari genus Pongo.
Istilah urang utan muncul dalam berbagai sumber dari abad ke-9 sampai abad ke-15 dalam bahasa Jawa Kuno. Salah satu sumber awal bersumber dari Kakawin Ramayana yang merupakan karya adaptasi dari Bahasa Sanskerta ke dalam bahasa Jawa dari karya Ramayana yang ditulis pada abad kesembilan atau awal abad kesepuluh. Dalam sumber Jawa Kuno ini, istilah urang utan hanya mengacu pada kera dan bukan pada manusia penghuni hutan. Istilah ini bukanlah dari kata-kata asli bahasa Jawa, tetapi diserap dari bahasa Melayu awal, setidaknya seribu tahun yang lalu. Oleh karena itu, asal mula utama istilah "orang utan" untuk kera Pongo kemungkinan besar adalah bahasa Melayu Kuno.
Orang Eropa pertama yang mencatat penggunaan istilah orang utan adalah Jacobus Bontius. Dia menulis kata ini di dalam bukunya yang diterbitkan pada tahun 1631 yang berjudul Historiae naturalis et medicae Indiae orientalis. Dia mencatat bahwa orang-orang Melayu memberitahunya kalau orang utan tersebut dapat berbicara, tetapi memilih untuk tidak "agar dia tidak dipaksa untuk bekerja". Istilah ini juga muncul dalam beberapa deskripsi zoologi Indonesia dalam bahasa Jerman pada abad ke-17 dan mungkin juga secara khusus berasal dari ragam bahasa Melayu Banjar, tetapi usia sumber-sumber Jawa Kuno yang disebutkan di atas menjadikan bahasa Melayu Kuno lebih memungkinkan sebagai asal muasal istilah ini. Namun, catatan dari Jacobus Bontius tidak merujuk pada kera (karena deskripsi ini dari Pulau Jawa yang saat itu tidak ditemukan orang utan di sana) melainkan merujuk pada manusia yang menderita kondisi medis serius (kemungkinan besar kretinisme) dan bahwa penggunaan istilah ini disalahpahami oleh Nicolaes Tulp, yang pertama kali menggunakan istilah ini dalam sebuah publikasi satu dekade kemudian.
Istilah orang utan pertama kali dicantumkan dalam catatan berbahasa Inggris pada tahun 1693 oleh dokter John Bulwer dalam bentuk Orang-Outang. Hilangnya "h" dalam utan dan pergeseran dari -n ke -ng telah dianggap menunjukkan bahwa kata tersebut masuk ke bahasa Inggris melalui bahasa Portugis. Varian yang diakhiri dengan -ng juga ditemukan dalam banyak bahasa. Dalam bahasa Melayu, istilah ini pertama kali dikonfirmasi pada tahun 1840, bukan sebagai nama asli tetapi mengacu pada bagaimana orang Inggris menyebut hewan tersebut. Kata 'orang utan' dalam bahasa Melayu dan Indonesia saat ini diserap dari bahasa Inggris atau Belanda pada abad ke-20, yang menjelaskan mengapa huruf 'h' awal dari 'hutan' juga hilang.
Nama genus orang utan yakni, Pongo, berasal dari catatan abad ke-16 oleh Andrew Battel, seorang pelaut Inggris yang ditawan oleh Portugis di Angola, yang mendeskripsikan dua "monster" berbentuk menyerupai manusia bernama Pongo dan Engeco. "Monster" yang ia lihat tersebut sekarang diyakini adalah gorila, tetapi pada abad ke-18, istilah orang utan dan pongo digunakan untuk semua kera besar. Naturalis Prancis Bernard Germain de Lacépède menggunakan istilah Pongo untuk genus orang utan pada 1799. Kata pongo yang digunakan oleh Battel berasal dari bahasa Kongo yakni mpongi atau bahasa lainnya yang serumpun: bahasa Lumbu pungu, bahasa Vili mpungu, atau bahasa Yombi yimpungu.
Taksonomi dan filogeni
Orang utan pertama kali dideskripsikan secara ilmiah pada tahun 1758 dalam Systema Naturae oleh Carolus Linnaeus sebagai Homo troglodytes. Nama ini kemudian diganti menjadi Simia pygmaeus pada tahun 1760 oleh muridnya, Christian Emmanuel Hopp, dan kemudian dinamai sebagai Pongo oleh Lacépède pada tahun 1799. Naturalis Perancis, René Lesson mengusulkan bahwa populasi orang utan di Sumatra dan Kalimantan merupakan dua spesies yang berbeda ketika dirinya mendeskripsikan P. abelii pada tahun 1827. Pada tahun 2001, P. abelii diresmikan sebagai spesies tersendiri berdasarkan bukti molekuler yang diterbitkan pada tahun 1996, sementara tiga populasi yang berbeda di Kalimantan ditingkatkan taksonnya menjadi subspesies (P. p. pygmaeus, P. p. morio dan P. p. wurmbii). Pendeskripsian pada tahun 2017 dilakukan untuk spesies ketiga, yakni P. tapanuliensis yang hidup di Sumatra, tepatnya di wilayah selatan Danau Toba. Pongo tapanuliensis memiliki hubungan kekerabatan yang lebih dekat dengan spesies orang utan kalimantan, P. pygmaeus, dibandingkan dengan sesama spesies yang berasal dari Sumatra, P. abelii.
Pengurutan genom orang utan sumatra diselesaikan pada Januari 2011, dan hal ini menjadikan P. abelii sebagai spesies kera besar ketiga yang genomnya berhasil diurutkan setelah manusia dan simpanse. Selanjutnya, spesies orang utan kalimantan juga diurutkan genomnya. Orang utan kalimantan (P. pygmaeus) memiliki keragaman genetik yang lebih sedikit dibandingkan dengan orang utan sumatra (P. abelii), meskipun populasinya berjumlah enam hingga tujuh kali lebih banyak. Temuan ini mungkin dapat membantu para konservasionis melestarikan kera yang terancam punah tersebut, serta mempelajari lebih lanjut tentang penyakit genetik manusia. Sama halnya dengan gorila dan simpanse, orang utan memiliki 48 kromosom diploid, berbeda dengan manusia yang memiliki 46 kromosom diploid.
Berdasarkan penelitian pada tingkat molekuler untuk garis keturunan kera (superfamili Hominoidea), owa berpisah menjadi spesies yang berbeda pada awal periode Miosen, yaitu sekitar antara 24,1 dan 19,7 juta tahun lalu. Sementara itu, orang utan diperkirakan berpisah antara 19,3 dan 15,7 juta tahun lalu. Sebuah penelitian pada 2011 memperkirakan bahwa orang utan sumatra dan orang utan kalimantan berpisah antara 4,9 dan 2,9 juta tahun yang lalu bila merujuk pada lokus-lokus pada DNA mitokondria, kromosom X, dan kromosom Y pada kedua spesies ini. Sebaliknya, studi genom lain pada tahun yang sama menunjukkan bahwa kedua spesies ini baru saja berpisah sekitar 400.000 tahun yang lalu. Studi ini juga menemukan bahwa orang utan berevolusi lebih lambat daripada simpanse dan manusia. Sebuah studi genom pada tahun 2017 menemukan bahwa orang utan kalimantan dan tapanuli berpisah dari orang utan sumatra sekitar 3,4 juta tahun yang lalu dan dari satu sama lain sekitar 2,4 juga tahun yang lalu. Jutaan tahun yang lalu, orang utan melakukan perjalanan dari daratan Asia ke Sumatra dan kemudian ke Kalimantan karena pulau-pulau tersebut dihubungkan oleh jembatan darat selama periode glasial kuarter, ketika permukaan air laut jauh lebih rendah. Sebaran orang utan tapanuli saat ini diperkirakan dekat dengan tempat leluhur orang utan pertama kali memasuki wilayah yang sekarang menjadi Indonesia dari daratan Asia.
Catatan fosil
Tiga spesies orang utan merupakan sisa anggota subfamili Ponginae yang masih sintas. Subfamili ini juga mencakup kera-kera yang telah punah seperti Lufengpithecus, yang hidup 8–2 juta tahun lalu di Tiongkok selatan dan Thailand. Indopithecus, yang hidup di India dari 9,2–8,6 juta tahun lalu; dan Sivapithecus, yang hidup di India dan Pakistan dari 12,5 juta tahun lalu hingga 8,5 juta tahun lalu. Hewan-hewan ini kemungkinan hidup di lingkungan yang lebih kering dan lebih dingin daripada lingkungan orang utan saat ini. Khoratpithecus piriyai, yang hidup 5–7 juta tahun lalu di Thailand, diyakini sebagai kerabat terdekat orang utan dan mendiami lingkungan yang sama. Primata terbesar yang diketahui, Gigantopithecus, juga merupakan anggota Ponginae dan hidup di Tiongkok, dari 2 juta hingga 300.000 tahun yang lalu.
Catatan fosil tertua dari Pongo yang diketahui berasal dari zaman Pleistosen Awal di Chongzuo, yang terdiri dari gigi yang dianggap berasal dari spesies P. weidenreichi yang telah punah. Di sekumpulan gua Pleistosen di Vietnam, Pongo ditemukan bersama dengan Giganopithecus sebagai bagian dari kelompok fauna, meskipun hanya diketahui dari giginya. Beberapa fosil di Vietnam telah dideskripsikan dengan nama P. hooijeri, sedangkan beberapa subspesies fosil lain telah dideskripsikan di beberapa bagian Asia Tenggara. Namun, tidak jelas apakah fosil-fosil ini termasuk dalam P. pygmaeus atau P. abelii atau malah mewakili spesies yang berbeda. Selama Pleistosen, Pongo memiliki daerah sebaran yang jauh lebih luas daripada saat ini, membentang di seluruh daratan Sunda dan Asia Tenggara daratan dan Tiongkok Selatan. Di Semenanjung Malaysia, ditemukan gigi orang utan yang berasal dari 60.000 tahun yang lalu. Pada akhir Pleistosen, daerah sebaran orang utan telah menyusut secara signifikan, yang kemungkinan besar disebabkan oleh berkurangnya habitat hutan selama Glasial Maksimum Terakhir, meskipun mereka mungkin selamat hingga Holosen di Kamboja dan Vietnam.
Karakteristik
Orang utan menunjukkan dimorfisme seksual yang signifikan; orang utan betina biasanya memiliki tinggi 115 cm dan berat sekitar 37 kg, sementara orang utan jantan dewasa memiliki tinggi 137 cm dan berat 75 kg. Mereka memiliki lengan yang secara proporsional lebih panjang dibandingkan dengan manusia; orang utan jantan memiliki rentang lengan sekitar 2 m dan kaki yang pendek. Tubuh mereka ditutupi rambut kemerahan panjang yang dimulai dengan warna oranye terang dan menggelap menjadi merah marun atau cokelat seiring bertambahnya usia, sementara kulitnya berwarna abu-abu kehitaman. Meskipun sebagian besar dari wajah orang utan tidak berambut, wajah hewan jantan dapat ditumbuhi rambut sehingga mereka memiliki janggut.
Orang utan memiliki telinga dan hidung yang kecil; daun telinganya tidak memiliki lobus yang menggantung seperti manusia. Volume endokranialnya rata-rata berukuran 397 sentimeter kubik. Tempurung kepala orang utan lebih tinggi dibandingkan dengan wajahnya yang melengkung dan prognatik. Dibandingkan dengan simpanse dan gorila, tonjolan alis orang utan kurang berkembang. Orang utan betina dan remaja memiliki tengkorak yang relatif melingkar dan wajah yang tipis, sementara orang utan jantan dewasa memiliki jambul sagittal yang menonjol, bantalan pipi atau flensa yang besar, kantung tenggorokan yang luas, dan gigi taring yang panjang. Bantalan pipi sebagian besar terbuat dari jaringan lemak dan ditopang oleh otot-otot wajah. Kantung tenggorokan berfungsi sebagai ruang resonansi untuk membuat seruan panjang.
Tangan orang utan memiliki empat jari yang panjang dengan jempol yang jauh lebih pendek dari jari lainnya untuk menghasilkan cengkeraman yang kuat pada cabang-cabang saat mereka berayunan di pepohonan. Saat tangan beristirahat, jari-jarinya melengkung dan menciptakan cengkeraman menggantung. Dengan ibu jari yang lebih pendek, jari-jari (dan tangan)-nya dapat mencengkeram dengan aman di sekeliling benda-benda berdiameter kecil dengan menempatkan ujung jari-jari mereka ke bagian dalam telapak tangan mereka sehingga menciptakan cengkeraman kunci ganda. Kaki mereka memiliki empat jari kaki yang panjang dan jempol kaki yang dapat ditekuk melintang dengan jari-jari yang lain sehingga memberikan kaki-kaki mereka ketangkasan seperti tangan mereka. Sendi pinggulnya juga memberikan kemampuan berputar pada kaki seperti lengan dan bahunya.
Orang utan berpindah dari pohon ke pohon dengan cara memanjat secara vertikal dan menggantung. Dibandingkan dengan kera besar lainnya, mereka jarang turun ke tanah karena membuat mereka kurang leluasa bergerak. Orang utan memanfaatkan kaki dan tangannya untuk berjalan sebagaimana simpanse, bonobo, dan gorila. Namun, tidak seperti ketiga kera besar tersebut yang menggunakan buku jari tangan mereka ketika berjalan, orang utan membengkokkan jari-jarinya dan berjalan menggunakan bagian sisi tangan dan kakinya.
Dibandingkan dengan kerabatnya di Kalimantan, orang utan sumatra lebih ramping dengan rambut yang lebih panjang dan pucat serta wajah yang lebih panjang. Orang utan tapanuli lebih mirip orang utan sumatra daripada orang utan kalimantan dalam hal bentuk tubuh dan warna rambut. Mereka memiliki rambut yang lebih berantakan, tengkorak yang lebih kecil, dan wajah yang lebih datar daripada dua spesies lainnya..
Ekologi dan perilaku
Orang utan umumnya beraktivitas dari pohon ke pohon. Mereka mendiami hutan hujan tropika, terutama dataran rendah yang ditumbuhi pepohonan dipterokarpa dan hutan sekunder tua. Populasi orang utan lebih banyak hidup di dekat habitat tepi sungai, seperti air tawar dan hutan rawa gambut, sementara hutan yang lebih kering yang jaraknya jauh dari daerah berair akan memiliki populasi orang utan yang lebih sedikit. Kepadatan populasi juga menurun seiring elevasi yang bertambah tinggi. Orang utan terkadang memasuki padang rumput, lahan pertanian, kebun, hutan sekunder muda, dan danau dangkal.
Mereka menghabiskan sebagian besar waktu untuk mencari makan, beristirahat, dan bepergian. Mereka memulai hari dengan makan selama dua hingga tiga jam pada pagi hari, lalu beristirahat selama tengah hari, dan kemudian melakukan perjalanan di sore hari. Ketika malam tiba, mereka mempersiapkan sarangnya untuk bermalam. Pemangsa potensial orang utan antara lain harimau, macan dahan, dan anjing liar. Parasit yang banyak ditemukan pada orang utan adalah nematoda dari genus Strongyloides dan ciliata Balantidium coli. Di antara Strongyloides, spesies S. fuelleborni dan S. stercoralis dilaporkan menjangkit beberapa individu orang utan muda. Orang utan juga mengunyah spesies tumbuhan Dracaena cantleyi dan kemudian mengoleskannya ke bagian tubuh untuk dijadikan antiinflamasi.
Makanan
Makanan utama orang utan adalah buah-buahan. Konsumsi buah-buahan menghabiskan 57–80% waktu mencari makanan. Bahkan saat musim ketersediaan buah-buahan sedang sedikit, mengonsumsi buah tetaplah menghabiskan sekitar 16% dari waktu mencari makan mereka. Buah dengan salut biji dan daging yang lembut adalah makanan kesukaan orang utan, khususnya buah ara, selain itu mereka juga suka buah drupa dan buah beri.
Dedaunan juga menjadi salah satu sumber makanan orang utan. Konsumsinya menghabiskan rata-rata 25% waktu mencari makanan. Mereka lebih banyak memakan dedaunan ketika buah-buahan tersedia dalam jumlah yang sedikit. Namun, ketika buah sedang melimpah pun, mereka tetap memakan dedaunan yang menghabiskan waktu sekitar 11–20% waktu makan mereka. Mereka tampaknya bergantung pada daun dan batang dari Borassodendron borneensis saat persediaan buah berada dalam jumlah yang sedikit. Makanan lain yang dikonsumsi oleh orang utan di antaranya kulit kayu, madu, telur burung, serangga, dan vertebrata kecil termasuk kukang.
Di beberapa daerah, orang utan bisa melakukan praktik geofagi, yaitu memakan tanah dan zat-zat yang berbentuk tanah. Mereka akan mengambil tanah dari permukaan serta memakan sarang rayap di batang pepohonan. Orang utan juga suka mengunjungi sisi tebing atau cekungan tanah untuk menjilat mineral. Orang utan mengonsumsi tanah demi memperoleh mineral kaolin yang bersifat antiracun karena makanan mereka mengandung tanin dan asam fenolik yang beracun.
Kehidupan sosial
Struktur sosial orang utan dapat dideskripsikan sebagai soliter tetapi memiliki hubungan sosial karena mereka menjalani gaya hidup yang lebih soliter daripada kera besar lainnya. Orang utan kalimantan umumnya lebih soliter daripada orang utan sumatra. Sebagian besar ikatan sosial terjadi antara orang utan betina dewasa dengan anaknya yang masih bergantung dan disapih. Sejumlah orang utan betina hidup menetap; mereka tinggal bersama anaknya di daerah jelajah yang tumpang tindih dengan betina dewasa lainnya. Betina dewasa lain ini mungkin merupakan kerabat dekat mereka. Satu hingga beberapa daerah jelajah betina dewasa yang menetap berada di dalam daerah jelajah jantan dewasa, yang merupakan pasangan kawin utama mereka. Interaksi antara betina-betina dewasa bervariasi, mulai dari bersahabat, menghindar, hingga antagonis. Jantan yang berbantalan pipi umumnya memusuhi jantan yang berbantalan pipi lain dan jantan yang tidak berbantalan pipi, sementara jantan yang tidak berbantalan pipi lebih damai terhadap satu sama lain.
Orang utan mulai menyebar dan membangun daerah jelajahnya pada usia 11 tahun. Orang utan betina cenderung tinggal di dekat daerah jelajah kelahirannya, sedangkan orang utan jantan menyebar lebih jauh tetapi masih dapat mengunjungi daerah jelajah kelahirannya di dalam daerah jelajahnya yang lebih luas. Mereka kemudian akan memasuki fase peralihan (transien), yang berlangsung hingga orang utan jantan dapat menantang dan menyingkirkan orang utan jantan dominan yang menetap di daerah jelajahnya. Baik orang utan yang menetap maupun yang masih dalam fase peralihan berkerumun di pohon-pohon besar yang berbuah untuk mencari makan. Buah-buahan cenderung berlimpah sehingga persaingan tidak terlalu ketat dan tiap-tiap mereka dapat terlibat dalam interaksi sosial. Orang utan juga akan membentuk kelompok bepergian dengan anggotanya yang berpindah-pindah dari satu sumber makanan ke sumber makanan lainnya. Kelompok ini sering kali merupakan persekutuan antara jantan dewasa dan betina. Perawatan sosial jarang terjadi di kalangan orang utan.
Komunikasi
Orang utan berkomunikasi dengan beragam vokal dan suara. Orang utan jantan akan membuat seruan panjang, baik untuk menarik perhatian betina maupun untuk mempromosikan diri kepada jantan lainnya. Seruan ini memiliki tiga komponen; dimulai dengan gerutuan, puncaknya dengan detupan, dan diakhiri dengan suara gelembung. Kedua jenis kelamin akan mencoba untuk mengintimidasi lawan jenisnya dengan serangkaian suara frekuensi rendah yang dikenal secara kolektif sebagai "seruan bergulir". Ketika merasa tidak nyaman, orang utan akan menghasilkan "decit kecupan", yang dilakukan dengan cara menghisap udara melalui bibir yang dikerucutkan. Induk orang utan akan mengeluarkan bunyi gemeretak tenggorokan untuk menjaga kontak dengan anaknya. Bayi orang utan mengeluarkan lengkingan halus ketika tertekan. Ketika membangun sarang, orang utan akan mengeluarkan suara celetukan atau tiupan dengan lidah. Seruan orang utan menampilkan komponen seperti konsonan dan vokal dan mereka mempertahankan maknanya dalam rentang jarak yang sangat jauh.
Induk orang utan dan anaknya juga menggunakan beberapa gerakan dan ekspresi yang berbeda seperti memberi isyarat, menginjak, mendorong bibir bawah, mengguncang objek, dan " mempresentasikan" bagian tubuh. Hal-hal ini mengkomunikasikan tujuan seperti "dapatkan objek", "panjat saya", "panjat kamu", "panjat", "menjauh", "perubahan permainan: kurangi intensitas", "lanjutkan permainan", dan "hentikan itu".
Reproduksi dan perkembangan
Orang utan jantan menjadi dewasa secara seksual sekitar usia 15 tahun. Mereka mungkin menunjukkan perkembangan yang tertahan dengan tidak mengembangkan bantalan pipi yang khas, kantong tenggorokan yang menonjol, rambut panjang, atau seruan panjang sampai tidak ada jantan dominan yang tinggal. Transformasi dari tidak berbantalan pipi menjadi berbantalan pipi dapat terjadi dengan cepat. Jantan berbantalan pipi menarik perhatian betina yang sedang berovulasi dengan seruan panjangnya yang khas, yang juga dapat menghambat perkembangan jantan yang lebih muda.
Jantan yang tidak berbantalan pipi berkeliaran secara luas untuk mencari betina yang sedang berovulasi. Setelah menemukannya, ia akan memaksakan kopulasi dengannya, yang kejadiannya luar biasa tinggi di antara mamalia. Betina lebih suka kawin dengan pejantan yang lebih bugar, membentuk pasangan dengan mereka, dan mendapat manfaat dari perlindungan mereka. Betina yang tidak berovulasi biasanya tidak menolak kopulasi dengan jantan yang tidak berbantalan pipi karena kemungkinan pembuahannya rendah. Perilaku homoseksual telah terekam dalam konteks interaksi afiliatif dan agresif.
Tidak seperti betina dari spesies kera besar nonmanusia lainnya, orang utan tidak menunjukkan pembengkakan seksual untuk menandakan kesuburan. Orang utan betina pertama kali dapat melahirkan pada usia sekitar 15 tahun dan mereka memiliki interval melahirkan antara enam hingga sembilan tahun; terlama di antara kera besar lainnya. Masa kehamilan sekitar sembilan bulan dan bayi lahir dengan berat 1,5–2 kg. Biasanya hanya satu bayi yang lahir; kembar jarang terjadi. Tidak seperti primata lainnya, orang utan jantan tampaknya tidak melakukan pembunuhan bayi. Hal ini mungkin karena mereka tidak dapat memastikan bahwa apakah mereka masih bisa menjadi bapak bagi anak berikutnya karena betina tidak segera mulai berovulasi lagi setelah bayinya mati. Ada bukti bahwa orang utan betina yang memiliki anak berusia di bawah enam tahun umumnya menghindari jantan dewasa.
Pengasuhan anak paling banyak dilakukan oleh induk betina. Induk betina akan menggendong bayinya saat bepergian, menyusuinya, dan tidur bersamanya. Selama empat bulan pertama, bayi hampir tidak pernah kehilangan kontak fisik dan selalu menempel di perut induknya. Pada bulan-bulan berikutnya, jumlah kontak fisik bayi dengan induknya menurun. Ketika orang utan mencapai usia satu setengah tahun, keterampilan memanjatnya meningkat dan ia akan melakukan perjalanan melalui cabang-cabang pepohonan sambil bergandengan tangan dengan orang utan lain, sebuah perilaku yang dikenal sebagai "perjalanan dengan teman". Setelah usia dua tahun, orang utan remaja akan mulai menjauh dari induknya untuk sementara waktu. Mereka mencapai usia remaja pada usia enam atau tujuh tahun dan mampu hidup sendiri tetapi tetap memiliki hubungan dengan induknya. Orang utan betina dapat menyusui anaknya hingga delapan tahun, lebih lama dari mamalia mana pun. Biasanya, orang utan hidup lebih dari 30 tahun baik di alam liar maupun di penangkaran.
Bersarang
Orang utan membangun sarang yang khusus digunakan pada siang hari saja atau malam hari saja. Sarang-sarang ini dibangun dengan hati-hati; orang utan muda belajar dari mengamati perilaku pembuatan sarang oleh induknya. Pada faktanya, membangun sarang memungkinkan orang utan muda menjadi tidak terlalu bergantung pada induknya. Sejak usia enam bulan dan seterusnya, orang utan berlatih membuat sarang dan menjadi mahir pada saat mereka berusia tiga tahun.
Pembangunan sarang malam dilakukan dengan urutan langkah tertentu. Awalnya, orang utan menemukan pohon yang cocok. Hewan ini sangat pemilih mengenai lokasi, meskipun sarang dapat ditemukan di banyak spesies pohon. Untuk membangun fondasi, orang utan mengambil cabang-cabang besar di bawahnya dan membengkokkannya sehingga saling menyatu. Orang utan kemudian melakukan hal yang sama pada cabang-cabang yang lebih kecil dan lebih berdaun untuk membuat "matras". Setelah itu, mereka berdiri dan menjalin ujung-ujung ranting ke dalam matras untuk meningkatkan stabilitas sarang. Orang utan membuat sarang mereka lebih nyaman dengan membuat "bantal", "selimut", "atap" dan "tempat tidur susun".
Kecerdasan
Orang utan adalah salah satu primata nonmanusia yang paling cerdas. Eksperimen menunjukkan bahwa mereka dapat melacak perpindahan benda baik yang terlihat maupun yang tersembunyi. Kebun Binatang Atlanta memiliki komputer layar sentuh dengan permainan video yang digunakan oleh dua orang utan sumatra mereka. Sebuah studi tahun 2008 terhadap dua orang utan di Kebun Binatang Leipzig menunjukkan bahwa orang utan dapat mempraktikkan "resiprositas yang diperhitungkan", yang melibatkan satu individu membantu individu lain dengan harapan mendapatkan imbalan atas apa yang dilakukan. Orang utan adalah spesies nonmanusia pertama yang didokumentasikan melakukannya.
Dalam sebuah studi tahun 1997, dua orang utan dewasa dalam penangkaran diuji dengan paradigma penarikan kooperatif. Tanpa pelatihan apa pun, orang utan berhasil menarik sebuah objek untuk mendapatkan makanan pada sesi pertama. Dalam kurun waktu 30 sesi, kera-kera tersebut berhasil melakukannya dengan lebih cepat, setelah belajar berkoordinasi. Orang utan dewasa telah didokumentasikan lulus uji cermin, yang menunjukkan kesadaran diri. Tes ini gagal ketika dicobakan kepada orang utan yang masih berusia 2 tahun.
Studi di alam liar menunjukkan bahwa orang utan jantan berbantalan pipi merencanakan gerakan mereka terlebih dahulu dan memberi sinyal kepada individu lain. Eksperimen juga menunjukkan bahwa orang utan dapat berkomunikasi tentang hal-hal yang tidak hadir: induk orang utan tetap diam di tengah ancaman yang dirasakan, tetapi ketika ancaman itu lewat, induk orang utan akan mengeluarkan suara peringatan kepada anak-anaknya untuk mengajarkan mereka tentang bahaya tersebut. Orang utan dan kera besar lainnya menunjukkan vokalisasi seperti tawa sebagai respons terhadap kontak fisik seperti bergulat, bermain kejar-kejaran, atau menggelitik. Hal ini menunjukkan bahwa tawa berasal dari asal usul yang sama di antara spesies primata yang menunjukkan aktivitas tawa berkembang sebelum kemunculan manusia dari evolusi. Orang utan dapat belajar menirukan suara baru dengan sengaja mengendalikan getaran lipatan vokal mereka, sebuah sifat yang berkembang menjadi kemampuan berbicara pada manusia. Bonnie, orang utan di Taman Zoologi Nasional Smithsonian, terekam bersiul secara spontan, setelah mendengar seorang penjaga. Dia tampaknya bersiul tanpa mengharapkan hadiah makanan.
Penggunaan peralatan dan budaya
Seorang pakar primata Birutė Galdikas telah mengamati penggunaan alat oleh orang utan pada populasi yang dilepaskan dari penangkaran. Orang utan di Suaq Balimbing, Kabupaten Aceh Selatan, tercatat mengembangkan perangkat alat yang digunakan dalam mencari makan. Alat ini terdiri dari tongkat pengambil serangga untuk digunakan di lubang pohon dan tongkat pengambil biji untuk memanen biji dari buah yang keras. Orang utan menyesuaikan alat mereka sesuai dengan tugas yang dihadapi dan mereka cenderung menyukai penggunaan alat yang digunakan dengan mulut. Preferensi ini juga ditemukan dalam sebuah studi eksperimental terhadap orang utan dalam penangkaran. Orang utan telah diamati menggunakan tongkat untuk menyodok ikan lele yang menyebabkan ikan lele tersebut melompat keluar dari air sehingga si orang utan dapat menangkapnya. Orang utan juga telah tercatat menyimpan peralatan untuk keperluan mendatang. Ketika membangun sarang, orang utan tampaknya mampu menentukan cabang mana yang lebih baik untuk menopang berat badan mereka.
Ahli primata Carel P. van Schaik dan antropolog biologi Cheryl D. Knott menyelidiki lebih lanjut penggunaan alat pada populasi orang utan liar yang berbeda. Mereka membandingkan variasi geografis dalam penggunaan alat yang terkait dengan pengolahan buah bengang. Orang utan dari Suaq Balimbing ditemukan lebih gemar menggunakan alat pengambil serangga dan biji-bijian jika dibandingkan dengan orang utan liar lainnya. Para ilmuwan berpendapat bahwa perbedaan-perbedaan ini bersifat kultural karena tidak berkorelasi dengan habitat. Orang utan di Suaq Balimbing memiliki jarak antarindividu yang dekat dan relatif toleran satu sama lain; hal ini menciptakan kondisi yang menguntungkan untuk menyebarnya perilaku-perilaku baru. Studi tentang perilaku membawa daun yang dilakukan orang utan yang sedang direhabilitasi di Pulau Kaja, Kalimantan Tengah menunjukkan bukti lebih lanjut bahwa orang utan yang sangat sosial lebih mungkin menunjukkan perilaku kultural.
Orang utan liar di Tuanan, Kabupaten Kapuas, dilaporkan menggunakan alat dalam komunikasi akustik. Mereka menggunakan dedaunan untuk memperkuat suara decit kecupan yang mereka hasilkan. Mereka mungkin menggunakan metode amplifikasi ini untuk menipu pendengar agar meyakini bahwa mereka adalah hewan yang lebih besar. Pada tahun 2003, para peneliti dari enam lokasi lapangan orang utan yang berbeda yang menggunakan skema pengodean perilaku yang sama membandingkan perilaku orang utan dari setiap lokasi. Mereka menemukan tiap-tiap populasi orang utan menggunakan alat yang berbeda. Bukti-bukti ini menunjukkan bahwa perbedaan-perbedaan tersebut bersifat kultural: pertama, tingkat perbedaan meningkat seiring dengan jarak, yang menunjukkan bahwa difusi budaya sedang terjadi, dan kedua, ukuran repertoar kultural orang utan meningkat sesuai dengan jumlah kontak sosial yang ada di dalam kelompok. Kontak sosial memfasilitasi transmisi kultural.
Hak asasi
Pada bulan Juni 2008, Spanyol menjadi negara pertama yang mengakui hak asasi beberapa kera besar nonmanusia. Berdasarkan pedoman Proyek Kera Besar, simpanse, bonobo, orang utan, dan gorila tidak boleh digunakan untuk eksperimen hewan. Pada bulan Desember 2014, pengadilan di Argentina memutuskan bahwa orang utan bernama Sandra di Kebun Binatang Buenos Aires harus dipindahkan ke tempat perlindungan di Brasil untuk memberikan "kebebasan parsial atau terkontrol". Kelompok-kelompok hak asasi hewan seperti Proyek Kera Besar Argentina berpendapat bahwa keputusan tersebut harus berlaku untuk semua spesies di penangkaran, sementara spesialis hukum dari Dewan Kasasi Pidana Federal Argentina menganggap keputusan tersebut hanya berlaku untuk Hominidae nonmanusia.
Orang utan dan manusia
Orang utan dikenal oleh penduduk asli Sumatra dan Kalimantan selama ribuan tahun. Kera ini disebut maias di Sarawak dan mawas di bagian lain Kalimantan dan Sumatra. Sebagian masyarakat dulunya memburu mereka untuk makanan dan hiasan, sementara yang lain menganggap hal tersebut sebagai praktik yang tabu. Di Kalimantan Tengah, beberapa kepercayaan rakyat tradisional menganggap bahwa menatap wajah orang utan merupakan kesialan. Beberapa cerita rakyat mengisahkan orang utan kawin dengan manusia dan menculik manusia. Bahkan terdapat cerita tentang pemburu yang ditangkap oleh orang utan betina.
Orang Eropa menyadari keberadaan orang utan pada abad ke-17. Para penjelajah di Kalimantan memburu mereka secara ekstensif selama abad ke-19. Pada tahun 1779, ahli anatomi Belanda Petrus Camper, yang mengamati mereka dan membedah beberapa spesimen, memberikan deskripsi ilmiah pertama tentang orang utan. Camper secara keliru mengira bahwa orang utan jantan yang berbantalan pipi dan yang tidak adalah spesies yang terpisah. Setelah kematian Camper, kesalahpahaman ini dikoreksi.
Awalnya tidak banyak yang diketahui tentang perilaku orang utan hingga dilakukannya studi lapangan oleh Birutė Galdikas, yang menjadi pakar terkemuka terkait orang utan. Ketika tiba di Kalimantan pada tahun 1971, Galdikas menetap di sebuah gubuk primitif berbahan kulit kayu dan rumbia di sebuah tempat yang ia namakan Kamp Leakey, di Tanjung Puting. Dia melakukan studi terhadap orang utan selama empat tahun dan mengembangkannya menjadi sebuah disertasi untuk program doktoralnya di Universitas California, Los Angeles. Galdikas menjadi advokat yang vokal terkait isu orang utan serta pelestarian hutan hujan sebagai habitat tempat tinggal mereka. Hutan hujan dengan cepat mengalami kerusakan karena aktivitas penebangan hutan, penanaman kelapa sawit, penambang emas, dan kebakaran hutan yang tidak terjadi secara alamiah. Bersama Jane Goodall dan Dian Fossey, Galdikas dianggap sebagai salah satu ''Leakey's Angels'', yang diadaptasi dari nama antropolog Louis Leakey.
Dalam fiksi
Orang utan pertama kali muncul dalam fiksi Barat pada abad ke-18 dan telah dipakai untuk mengomentari kehidupan manusia. Mereka pertama kali ditulis oleh A. Ardra dalam karyanya berjudul Tintinnabulum naturae pada tahun 1772. Buku ini menceritakan sudut pandang seorang hibrida manusia-orang utan yang menyebut dirinya sebagai "pakar metafisika hutan". Sekitar 50 tahun kemudian, karya yang ditulis secara anonim, The Orang Outang yang menceritakan orang utan murni di penangkaran di Amerika Serikat, yang menulis surat yang mengkritik masyarakat Boston kepada temannya di Jawa.
Novel karya Thomas Love Peacock yang terbit pada tahun 1817, berjudul Melincourt, menampilkan Sir Oran Haut Ton, seekor orang utan yang hidup di antara orang-orang Inggris dan menjadi calon anggota Parlemen. Novel ini menyindir sistem kelas dan politik Inggris. Kemurnian dan status Oran sebagai "manusia alami" sangat kontras dengan amoralitas dan kebobrokan manusia "beradab". Dalam The Curse of Intellect (1895) karya Frank Challice Constable, tokoh protagonis Reuben Power melakukan perjalanan ke Kalimantan dan menangkap seekor orang utan untuk dilatih berbicara sehingga dia bisa "tahu apa yang mungkin dipikirkan binatang buas seperti mereka tentang manusia". Orang utan ditampilkan secara menonjol dalam novel fiksi ilmiah Planet of the Apes tahun 1963 karya Pierre Boulle dan waralaba media yang bersumber dari novel tersebut. Orang utan secara khusus digambarkan sebagai birokrat seperti Dr. Zaius yang berprofesi sebagai menteri ilmu pengetahuan.
Orang utan terkadang ditampilkan sebagai antagonis, terutama dalam novel Walter Scott tahun 1832 Count Robert of Paris dan cerita pendek Edgar Allan Poe tahun 1841 The Murders in the Rue Morgue. Adaptasi musikal animasi Disney tahun 1967 dari The Jungle Book menambahkan orang utan yang ceria bernama King Louie yang mencoba untuk membuat Mowgli mengajarinya cara membuat api. Film horor tahun 1986, Link menampilkan orang utan cerdas yang melayani seorang profesor universitas tetapi memiliki motif jahat; ia berencana melawan kemanusiaan dan menguntit seorang asisten mahasiswa perempuan. Kisah-kisah lain menggambarkan orang utan yang membantu manusia, seperti sebagai The Librarian dalam novel fantasi Terry Pratchett berjudul Discworld dan dalam novel karya Dale Smith pada tahun 2004, What the Orangutan Told Alice. Beberapa penggambaran yang lebih komikal dari orang utan juga terdapat seperti di dalam film Dunston Checks In pada tahun 1996.
Dalam penangkaran
Pada awal abad ke-19, orang utan telah mulai dirawat di penangkaran. Pada tahun 1817, seekor orang utan bergabung dengan beberapa hewan lain di Exeter Exchange di London. Orang utan tersebut tercatat menolak hidup bersama dengan hewan lain, selain seekor anjing, dan lebih suka berada bersama manusia. Dia kadang-kadang dibawa naik kereta dengan mengenakan baju berjenis smok dan sebuah topi, dan bahkan diberi minuman di penginapan saat dia berperilaku sopan kepada pemilik penginapan. Kebun Binatang London menampung seekor orang utan betina bernama Jenny, yang mengenakan pakaian manusia dan belajar minum teh. Jenny dikenang karena pertemuannya dengan Charles Darwin yang membandingkan reaksi Jenny dengan reaksi seorang anak manusia.
Kebun-kebun binatang dan sirkus-sirkus di dunia Barat menggunakan orang utan dan simian lainnya sebagai sumber hiburan, melatih mereka untuk berperilaku seperti manusia di pesta minum teh, dan melakukan berbagai trik. Ada banyak orang utan yang terkenal dan menjadi aktor karakter seperti Jacob dan Rosa dari Tierpark Hagenbeck pada awal abad ke-20 , Joe Martin dari Universal City Zoo pada dekade 1910-an dan 1920-an serta Jiggs dari Kebun Binatang San Diego pada tahun 1930-an dan 1940-an. Kelompok-kelompok pembela hak asasi hewan telah mendesak penghentian tindakan semacam itu karena dianggap sebagai tindakan yang eksploitatif. Mulai dekade 1960-an, kebun binatang menjadi lebih peduli dengan pendidikan dan pameran orang utan dirancang menyerupai lingkungan alaminya dan menampilkan perilaku alami mereka.
Orang utan di Kebun Binatang San Diego bernama Ken Allen menjadi terkenal di dunia pada tahun 1980-an karena beberapa kali melarikan diri dari kandangnya. Dia dijuluki "Houdini berambut lebat" dan menjadi subjek dari klub penggemar, kaus oblong, stiker bumper, dan sebuah lagu berjudul The Ballad of Ken Allen.
Galdikas melaporkan bahwa juru masaknya diserang secara seksual oleh orang utan jantan yang ditangkarkan. Si kera mungkin menderita kemiringan identitas spesies dan sanggama paksa adalah standar strategi kawin untuk orang utan jantan berperingkat rendah. Pedagang satwa Amerika Frank Buck mengaku pernah melihat beberapa ibu manusia menyusui bayi-bayi orang utan yatim piatu dengan harapan bisa menjaga mereka tetap hidup cukup lama untuk dijual ke pengepul yang menjadi praktik salah satu contoh penyusuan hewan–manusia.
Konservasi
Status dan ancaman
Menurut Daftar Merah IUCN, ketiga spesies orang utan terancam punah. Mereka dilindungi secara hukum dari penangkapan, penganiayaan, ataupun pembunuhan di Malaysia dan Indonesia, dan terdaftar dalam Apendiks I oleh CITES, yang melarang perdagangan tanpa izin di bawah hukum internasional. Sebaran orang utan kalimantan menjadi lebih terfragmentasi, dengan sedikit atau tidak ada dari spesies ini yang terdokumentasi di wilayah bagian tenggara. Populasi terbesar yang tersisa ditemukan di hutan sekitar Sungai Sabangau, tetapi lingkungan di sini terancam. Orang utan sumatra hanya ditemukan di bagian utara Sumatra, yang sebagian besar populasinya menghuni Ekosistem Leuser. Orang utan tapanuli hanya ditemukan di hutan Batang Toru di Sumatra.
Birutė Galdikas menulis bahwa saat ia mulai mempelajari orang utan pada tahun 1971, orang utan sudah terancam oleh perburuan liar dan deforestasi. Pada dekade 2000-an, habitat orang utan menurun dengan cepat karena penebangan, penambangan, dan fragmentasi oleh jalan. Faktor utama penurunan ini adalah pengalihan kawasan hutan tropis yang luas menjadi perkebunan kelapa sawit sebagai respons atas permintaan internasional. Perburuan juga merupakan salah satu masalah utama, seperti halnya perdagangan hewan peliharaan eksotis ilegal. Beberapa pembunuhan terhadap orang utan juga terjadi untuk perdagangan daging semak dan tulang belulangnya secara diam-diam dijual di toko-toko suvenir di beberapa kota di Kalimantan Indonesia. Konflik antara penduduk setempat dan orang utan juga menjadi ancaman. Orang utan yang kehilangan tempat tinggalnya sering menyerbu daerah pertanian dan akhirnya dibunuh oleh penduduk desa. Penduduk setempat juga mungkin termotivasi untuk membunuh orang utan untuk makanan atau karena mereka dianggap berbahaya. Induk orang utan dibunuh agar anaknya dapat dijual sebagai hewan peliharaan. Antara tahun 2012 dan 2017, pihak berwenang Indonesia, dengan bantuan Pusat Informasi Orang utan, menyita 114 orang utan, 39 di antaranya adalah peliharaan. Sementara itu, dari tahun 2007 hingga 2019 tercatat 2.229 tindak kejahatan terhadap orang utan.
Pada dasawarsa 2000-an, populasi orang utan di alam liar diperkirakan terdiri atas 6.500 orang utan sumatra dan antara 54.000 orang utan kalimantan. Sebuah studi tahun 2016 memperkirakan terdapat 14.613 orang utan sumatra di alam liar, dua kali lipat dari perkiraan populasi sebelumnya. Sementara itu, orang utan tapanuli diperkirakan berjumlah kurang dari 800 ekor, yang menjadikan spesies ini paling terancam punah di antara para kera besar.
Organisasi dan pusat konservasi
Sejumlah organisasi bekerja untuk menyelamatkan, merehabilitasi, dan melakukan perkenalan kembali orang utan ke lingkungan alaminya. Organisasi terbesar terkait isu ini adalah Borneo Orangutan Survival (BOS), yang didirikan oleh konservasionis Willie Smits, dan proyek-proyek seperti Program Rehabilitasi Nyaru Menteng yang didirikan oleh konservasionis Lone Drøscher Nielsen. Seekor orang utan betina diselamatkan dari rumah bordil di desa Kareng Pangi, Kalimantan Tengah, pada tahun 2003. Orang utan itu dicukur dan dirantai untuk tujuan seksual. Sejak dibebaskan, orang utan yang diberi nama Pony ini tinggal bersama BOS. Ia telah disosialisasikan kembali untuk hidup bersama orang utan lainnya. Pada bulan Mei 2017, BOS menyelamatkan orang utan albino dari penangkaran. Primata langka ini dipelihara di sebuah desa terpencil di Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Menurut para sukarelawan di BOS, orang utan albino sangat langka (satu dari sepuluh ribu). Ini adalah orang utan albino pertama yang pernah dilihat organisasi ini selama 25 tahun kegiatannya.
Pusat konservasi besar lainnya di Indonesia beberapa di antaranya adalah Taman Nasional Tanjung Puting, Taman Nasional Sebangau, Taman Nasional Gunung Palung, dan Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya di Kalimantan, serta Taman Nasional Gunung Leuser dan Bukit Lawang di Sumatra. Di Malaysia, kawasan konservasi orang utan mencakup Semenggoh Wildlife Rehabilitation Center dan juga Matang Wildlife Centre di Sarawak, dan Pusat Rehabilitasi Orang Utan Sepilok di Sabah. Pusat-pusat konservasi utama yang berkantor pusat di luar negara asal orang utan meliputi Frankfurt Zoological Society, Orangutan Foundation International, yang didirikan oleh Galdikas, dan Australian Orangutan Project. Organisasi konservasi seperti Orangutan Land Trust bekerja sama dengan industri kelapa sawit untuk meningkatkan keberlanjutan dan mendorong agar perusahaan tersebut membangun kawasan perlindungan untuk orang utan.
Lihat pula
Hari Monyet
Orang pendek
Daftar spesies orang utan
Referensi
Pranala luar
Orangutan Foundation International
AZA's Orangutan Conservation Education Center
Orangutan Language Project
The Orangutan Foundation
Orangutan Land Trust
Megafauna Eurasia
Primata Asia
Mamalia Asia
Satwa liar dilindungi di Indonesia
Spesies rentan
Spesies terancam punah | 6,089 |
5720 | https://id.wikipedia.org/wiki/Perhimpunan%20Bangsa-Bangsa%20Asia%20Tenggara | Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara | Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (Perbara) (, ASEAN) adalah organisasi geopolitik dan ekonomi dari negara-negara di kawasan Asia Tenggara, yang didirikan di Bangkok, Thailand pada tanggal 8 Agustus 1967 berdasarkan Deklarasi Perbara oleh Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Organisasi ini bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, dan pengembangan kebudayaan negara-negara anggotanya, memajukan perdamaian dan kestabilan di tingkat regional, serta meningkatkan kesempatan untuk membahas perbedaan di antara anggotanya dengan cara yang damai.
Perbara meliputi wilayah daratan seluas 4,46 juta km², dan memiliki populasi yang mendekati angka 600 juta jiwa. Luas wilayah laut Perbara tiga kali lipat dari luas wilayah daratannya. Pada tahun 2010, kombinasi nominal PDB ASEAN telah tumbuh hingga AS$1,8 triliun. Jika Perbara adalah entitas tunggal, maka mereka akan duduk sebagai ekonomi terbesar ke-9 setelah Amerika Serikat, Tiongkok, Jepang, Jerman, Prancis, Brasil, Britania, dan Italia.
Sejarah
Pendirian ASEAN
ASEAN didirikan oleh lima negara melalui 5 menteri luar negerinya, yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Filipina di Bangkok pada 8 Agustus 1967 melalui Deklarasi Bangkok. Berikut adalah daftar menteri luar negeri pendiri ASEAN:
Deklarasi Bangkok
Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial dan perkembangan kebudayaan di kawasan Asia Tenggara
Meningkatkan perdamaian dan kestabilan regional
Meningkatkan kerja sama dan saling membantu untuk kepentingan bersama dalam bidang ekonomi, sosial, teknik, ilmu pengetahuan, dan administrasi
Memelihara kerja sama yang erat di tengah-tengah organisasi regional dan internasional yang ada
Meningkatkan kerja sama untuk memajukan pendidikan, latihan, dan penelitian di kawasan Asia Tenggara
Brunei Darussalam menjadi anggota pertama ASEAN di luar lima negara memprakarsai. Brunei Darussalam bergabung menjadi anggota ASEAN pada tanggal 7 Januari 1984 (tepat seminggu setelah memperingati hari kemerdekaannya). Sebelas tahun kemudian, ASEAN kembali menerima anggota baru, yaitu Vietnam yang menjadi anggota yang ketujuh pada tanggal 28 Juli 1995. Dua tahun kemudian, Laos dan Myanmar menyusul masuk menjadi anggota ASEAN, yaitu pada tanggal 23 Juli 1997. Walaupun Kamboja berencana untuk bergabung menjadi anggota ASEAN bersama dengan Myanmar dan Laos, rencana tersebut terpaksa ditunda karena adanya masalah politik dalam negeri Kamboja. Meskipun begitu, satu tahun kemudian Kamboja akhirnya bergabung menjadi anggota ASEAN yaitu pada tanggal 30 April 1999. Setelah kesemua negara di Asia Tenggara bergabung dalam wadah ASEAN, sebuah negara kecil di tenggara Indonesia yang tidak lain dan tidak bukan juga pecahan dari Indonesia yaitu Timor Leste memutuskan untuk ikut bergabung menjadi anggota Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara, meskipun keanggotaannya belum dipenuhi.
Prinsip utama
Prinsip-prinsip utama ASEAN adalah sebagai berikut:
Menghormati kemerdekaan, kedaulatan, kesamaan, integritas wilayah nasional, dan identitas nasional setiap negara
Hak untuk setiap negara untuk memimpin kehadiran nasional bebas daripada campur tangan, subversif atau koersi pihak luar
Tidak mencampuri urusan dalam negeri sesama negara anggota
Penyelesaian perbedaan atau perdebatan dengan damai
Menolak penggunaan kekuatan yang mematikan
Kerja sama efektif antara anggota
Prinsip-prinsip dasar tersebut meliputi:
Menghormati kemerdekaan, kedaulatan, kesetaraan, integritas wilayah dan identitas nasional seluruh negara anggota ASEAN;
Berbagi komitmen dan tanggung jawab kolektif dalam meningkatkan perdamaian, keamanan dan kemakmuran regional;
Menolak agresi dan ancaman atau penggunaan kekuatan atau tindakan lain dalam cara yang tidak sesuai dengan hukum internasional;
Ketergantungan pada penyelesaian damai sengketa;
Tidak campur tangan dalam urusan internal negara anggota ASEAN;
Menghormati hak setiap Negara Anggota untuk menjaga eksistensi nasionalnya bebas dari campur tangan eksternal, subversi, dan paksaan;
Konsultasi ditingkatkan mengenai hal-hal serius memengaruhi kepentingan bersama ASEAN;
Kepatuhan terhadap aturan hukum, tata pemerintahan yang baik, prinsip-prinsip demokrasi dan pemerintahan yang konstitusional;
Menghormati kebebasan dasar, promosi dan perlindungan hak asasi manusia, dan pemajuan keadilan sosial;
Menjunjung tinggi Piagam PBB dan hukum internasional, termasuk hukum humaniter internasional, yang disetujui oleh negara anggota ASEAN;
Tidak turut serta dalam kebijakan atau kegiatan, termasuk penggunaan wilayahnya, dan dikejar oleh Negara Anggota ASEAN atau non-ASEAN Negara atau aktor nonnegara, yang mengancam kedaulatan, integritas wilayah atau kestabilan politik dan ekonomi ASEAN Negara-negara Anggota;
Menghormati perbedaan budaya, bahasa dan agama dari masyarakat ASEAN, sementara menekankan nilai-nilai bersama dalam semangat persatuan dalam keanekaragaman;
Sentralitas ASEAN dalam hubungan politik, ekonomi, sosial dan budaya eksternal sambil tetap aktif terlibat, berwawasan ke luar, inklusif dan tidak diskriminatif, dan
Kepatuhan terhadap aturan-aturan perdagangan multilateral dan aturan berbasis ASEAN rezim bagi pelaksanaan efektif dari komitmen ekonomi dan pengurangan progresif terhadap penghapusan semua hambatan untuk integrasi ekonomi regional, dalam dorongan ekonomi pasar.
Keanggotaan
Negara Anggota
ASEAN beranggotakan semua negara yang wilayahnya berada di regional Asia Tenggara. Berikut ini adalah negara-negara anggota ASEAN beserta tahun masuknya ke organisasi ASEAN:
Negara Pengamat
Ada satu negara yang mencari status keanggotaan di ASEAN, dan negara ini sekarang berstatus sebagai pengamat di organisasi ini:
Demografi
Jumlah Penduduk, Bahasa, dan Agama
Ekonomi
Produk Domestik Bruto
Indeks Pembangunan Manusia
{|class="wikitable floatright" style="font-size:95%; text-align:right;"
|-
! style="text-align:center; width:120px" | Negara
! style="text-align:center;" cosplan | IPM
! style="text-align:center;" | Kategori
|-bgcolor="#cfc"
| style="text-align:left;" |
| 0.938 (tertinggi)
|<span style="color:darkgreen;">sangat tinggi</span>
|-
| style="text-align:left;" |
| 0.838
| sangat tinggi
|-
| style="text-align:left;" |
| 0.810
| sangat tinggi
|-
| style="text-align:left;" |
| 0.777
| tinggi
|-
| style="text-align:left;" |
| 0.718
| tinggi
|-
| style="text-align:left;" |
| 0.718
| tinggi
|-bgcolor="#ccfc"
| style="text-align:left;" | ASEAN
| 0.713 (rata-rata)
| tinggi|-
| style="text-align:left;" |
| 0.704
| tinggi
|-
| style="text-align:left;" |
| 0.613
| menengah
|-
| style="text-align:left;" |
| 0.594
|menengah
|- bgcolor="#fcc"
| style="text-align:left;" |
| 0.583 (terendah)
|menengah
|-
|}
Hubungan Luar Negeri
Perluasan Keanggotaan
Mengingat kepentingan geografis, ekonomis dan politik yang strategis, sejak beberapa tahun belakangan, ASEAN telah mencoba menjajaki perluasan anggota kepada negara-negara tetangga di sekitar ASEAN. Berikut ini adalah daftar negara-negara yang dijajaki untuk perluasan keanggotaan ASEAN:
Kebijakan VISA Antar Anggota ASEAN
Daftar ini hanya berlaku untuk paspor biasa ASEAN.
Kerja sama ASEAN+3
ASEAN+3 sudah melakukan beberapa pertemuan di antaranya kerja sama keamanan energi. ASEAN+3 muncul sebagai akibat semakin meningkatnya kebutuhan energi baik di tingkat regional maupun tingkat dunia. Pertemuan pertama berlangsung pada tanggal 9 Juni 2004 di Manila, Filipina dan mengesahkan program kegiatan Energy Security Forum, Natural Gas Forum, Oil Market Forum, Oil Stockpliling Forum dan Renewable Energy Forum dan masih banyak lagi pertemuan yang dilakukan ASEAN+3.
Kerja sama dengan Jepang
Peran Jepang sangat diharapkan dalam mengambil peran ekonomi yang lebih tegas. Di sisi lain, Jepang sendiri terlihat pasif dalam peran kekuatan politik dan militer karena masih ada saingan yang kuat, yaitu RRT. Jepang masih menganggap bahwa kedaulatan suatu negara sebagai faktor yang paling penting.
Kepentingan Jepang di kawasan seperti yang kita lihat sekarang, yaitu kestabilan kawasan di Asia Tenggara dan keamanan maritim/the sea lines of communication. Para elite pemerintah Jepang tampaknya bersikap waspada dan proaktif terhadap setiap perkembangan pada tataran regional terutama bangkitnya RRT sebagai raksasa ekonomi dunia.
Jepang merasa harus memberikan perhatian yang lebih besar pada kestabilan regional. Lagi pula, Jepang sendiri secara psikologis tentunya masih merasa sebagai bangsa yang besar di Asia Pasifik. Dalam mengimplementasikan peranan politik di kawasan ASEAN akan timbul perbedaan pandangan dengan Amerika Serikat. Instrumen yang paling efektif untuk menghadapi Amerika Serikat adalah ekonomi. Sikap lebih ramah bangsa Jepang sangat diperlukan untuk menghadapi Amerika Serikat. Jepang sendiri telah merencanakan peningkatan yang signifikan terhadap kekuatan militernya (secara langsung maupun tidak langsung). Hal ini akan berimbas pada negara-negara anggota ASEAN dalam bentuk peningkatan perlombaan senjata di kawasan.
Kerja sama dengan Republik Rakyat Tiongkok
Kontur dimensi multipolar yang kian kompleks mengharuskan tiap negara anggota ASEAN untuk adaptif terhadap dinamika geopolitik dan geostrategi kawasan. Seperti pada peningkatan kemampuan militer RRT yang oleh Amerika Serikat pun dipandang sebagai sebuah ancaman. International Role RRT telah terbuka lebar dengan diundangnya modal dan teknologi dari Barat dan Jepang.
RRT tampaknya akan terus mempertahankan kepentingan dan pengaruh strategis mereka di kawasan ASEAN, baik secara politik maupun militer. Ada keprihatinan mengenai tindakan RRT beberapa tahun yang lalu di Kepulauan Spratly. Pengembangan lembaga-lembaga keamanan yang lebih kuat di kawasan sangat diperlukan. Di bidang ekonomi dan industri, langkah RRT yang mendorong warganya bermigrasi dari daerah perdesaan ke kota-kota untuk menciptakan 270 juta pekerjaan dalam 10 tahun ke depan patut diapresiasi.
Kepentingan utama RRT terhadap negara-negara Asia terfokus pada pembangunan ekonomi yang cepat, dan bagi RRT, untuk diakui sebagai kekuatan Asia yang besar juga sangat penting. Dalam sebuah novel terbitan tahun 1997 yang menggambarkan terjadinya perang berskala global antara Amerika Serikat melawan RRT, diceritakan bahwa pemicunya adalah serangan RRT ke Laut Tiongkok Selatan dan invasi militer RRT ke Vietnam. Walaupun novel tersebut adalah fiksi belaka, namun tetap ada korelasinya dengan kondisi yang terjadi saat ini, dan ada kemiripan dengan apa yang diungkapkan oleh pakar politik AS Samuel Huntington dalam bukunya The Clash of Civilization.
Kerja sama dengan Korea Selatan
Begitu juga dengan Korea Selatan, Presiden Korea Selatan, Lee Myung Bak pada tahun 2009 mengatakan bahwa perdagangan ASEAN-Korsel telah tumbuh sebelas kali lipat dalam dua dekade terakhir menjadi senilai US$ 90,2 miliar. Angka tersebut bahkan diperkirakan akan meningkat menjadi US$ 150 miliar pada 2015 dan berencana untuk meningkatkan (kerja sama) lebih baik lagi serta melakukan pertukaran budaya dan sebagainya.
Kerja sama ASEAN+6
Negara yang terlibat dalam kerjasama ASEAN+6 ini terdiri dari gabungan kerjasama ASEAN+3 yang beranggotakan Republik Rakyat Tiongkok, Korea Selatan, dan Jepang, ditambah India, Australia, dan Selandia Baru.
Kerja sama dengan India
India menjadi mitra wicara penuh ASEAN pada KTT ke-5 ASEAN di Bangkok, Thailand tanggal 14-15 Desember 1995 setelah sebelumnya menjadi mitra wicara sektoral sejak 1992. Pada KTT ke-1 ASEAN-India di Phnom Penh, Kamboja tanggal 5 November 2002, para Pemimpin ASEAN dan India menegaskan komitmen untuk meningkatkan kerja sama dalam bidang perdagangan dan investasi, pengembangan sumber daya manusia, ilmu pengetahuan dan teknologi, teknologi informasi dan people to people contacts. Komitmen ASEAN dan India tersebut dikukuhkan melalui penandatanganan ASEAN-India Partnership for Peace, Progress and Shared Prosperity and Plan of Action pada KTT ke-3 ASEAN-India di Vientiane, Laos tanggal 30 November 2004.
Hubungan kerja sama Indonesia-India di bidang ekonomi dan perdagangan mulai timbul seiring dengan adanya upaya-upaya ke arah kerja sama antara ASEAN dan Asosiasi Kerja Sama Regional Asia Selatan (SAARC) untuk menuju kerja sama yang lebih luas di kawasan Asia. Secara lebih konkret lagi, hubungan dan kerja sama yang lebih dekat telah terwujud dalam hubungan kemitraan antara ASEAN dan India melalui format pertemuan tingkat tinggi ASEAN+1 (India), di mana pertemuan keduanya diadakan di Bali pada bulan Oktober 2003 lalu.
Sengketa perbatasan
Beberapa negara anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (Perbara) berselisih tentang tapal batas masing-masing negara. Dan beberapa negara Perbara dengan negara disekitarnya saling membuat klaim teritorial atas Laut Tiongkok Selatan. Perselisihan tersebut dianggap sebagai titik konflik Asia yang berpotensi menimbulkan ketidakstabilan kawasan Perbara.Vietnam seeks ASEAN discussion over South China Sea
Sedang berlangsung
Indonesia, Tiongkok, Vietnam dan Taiwan atas daerah perairan di timur laut Kepulauan Natuna.
Filipina, Tiongkok, dan Taiwan atas ladang gas Malampaya dan Camago di Laut Tiongkok Selatan.
Filipina, Tiongkok, dan Taiwan atas ladang gas di Gosong Scarborough.
Vietnam, Tiongkok, dan Taiwan atas perairan di sebelah barat Kepulauan Spratly. Kesemua atau beberapa dari pulau-pulau di daerah tersebut juga tengah diperebutkan Brunei, Malaysia, dan Filipina.
Kepulauan Paracel dipersengketakan antara Tiongkok dan Vietnam.
Malaysia, Kamboja, Thailand dan Vietnam atas ladang gas dan minyak di Teluk Thailand.
Indonesia dan Malaysia atas wilayah kaya minyak di Ambalat, Kalimantan Utara.
Kamboja dan Thailand atas Candi Preah Vihear.
Sudah selesai
Singapura dan Malaysia di sepanjang Selat Johor dan Selat Singapura termasuk Pulau Batu Puteh.
Indonesia dan Timor Leste atas sengketa kecil di Pulau Timor seperti sengketa atas sawah di Noelbesi Citrana, Bijaelsunan dan Delomil Memo.
Indonesia dan Filipina atas Pulau Miangas.
Perbara telah mengeluarkan deklarasi tentang masalah ini, menyerukan semua negara untuk menangani masalah tersebut tanpa menggunakan kekerasan.
Olahraga
Pesta Olahraga Asia Tenggara
Pesta Olahraga Mahasiswa Perbara
Pesta Olahraga Pelajar Perbara
Pesta Olahraga Difabel Asia Tenggara
Federasi Sepak Bola Perbara
Lihat pula
Deklarasi Hak Asasi Manusia Perbara
ASEAN Smart Cities Network
Stasiun MRT ASEAN
Masyarakat Ekonomi Perbara
Asia Tenggara
Konferensi Tingkat Tinggi Perbara
Catatan
Referensi
Pranala luar Organisasi Sekretariat Perbara
Forum Regional Perbara
Profil Perbara oleh BBC CountryKonferensi Tingkat Tinggi Perbara Konferensi Tingkat Tinggi Perbara ke-24
Konferensi Tingkat Tinggi Perbara ke-23
Konferensi Tingkat Tinggi Perbara ke-14
Konferensi Tingkat Tinggi Perbara ke-13
Konferensi Tingkat Tinggi Perbara ke-12
Konferensi Tingkat Tinggi Perbara ke-11, 12–14 Desember 2005 di Kuala Lumpur, Malaysia.Organisasi Perbara {Direktori resmi untuk organisasi Perbara
Asosiasi Hukum Perbara
Asosiasi Pelabuhan Perbara
Dewan Bisnis Amerika Serikat-Perbara
Kawasan Perdagangan Bebas Perbara-TiongkokSitus web terkait Perbara'''
Komunitas Ekonomi Perbara
Perbara; Departemen Luar Negeri Amerika Serikat
Pengamat Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa
Organisasi antarbangsa
Organisasi antarpemerintah
Organisasi yang didirikan tahun 1967
Asia Tenggara | 2,016 |
5766 | https://id.wikipedia.org/wiki/Wajib%20belajar%20di%20Indonesia | Wajib belajar di Indonesia | Wajib belajar merupakan suatu kewajiban suatu pemerintah untuk menyelenggarakan pendidikan untuk semuar warganya untuk mengikutinya.Wajib belajar merupakan salah satu program yang gencar digalakkan oleh Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas).
Program ini mewajibkan setiap warga negara Indonesia untuk bersekolah selama 9 (sembilan) tahun pada jenjang pendidikan dasar, yaitu dari tingkat kelas 1 Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI) hingga kelas 9 Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau Madrasah Tsanawiyah (MTs).
Landasan pokok keberadaan sistem pendidikan nasional adalah UUD 45 Bab XIII, Pasal 31, ayat (1) yang menyatakan bahwa: Tiap tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran.
Rencana
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani akan memberlakukan program wajib belajar 12 tahun dimulai pada bulan Juni tahun 2015 yang lalu. Program ini mewajibkan setiap warga negara Indonesia untuk bersekolah selama 12 tahun pada pendidikan dasar dan menengah, yaitu dari tingkat kelas 1 Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI) hingga kelas 12 Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Madrasah Aliyah (MA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) atau Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK)
Lihat pula
Sekolah Dasar
Madrasah Ibtidaiyah
Sekolah Menengah Pertama
Madrasah Tsanawiyah
Pranala luar
RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH - WAJIB BELAJAR
http://edukasi.kompas.com/read/2015/01/13/01183401/Puan.Maharani.Wajib.Belajar.12.Tahun.Dimulai.Juni.2015
Pendidikan di Indonesia | 191 |
5776 | https://id.wikipedia.org/wiki/Negara | Negara | Negara adalah organisasi kekuasaan yang berdaulat dengan tata pemerintahan yang melaksanakan tata tertib atas orang-orang di daerah tertentu, dan memiliki kekuasaan tertinggi yang sah dan ditaati oleh rakyatnya. Negara juga merupakan suatu wilayah yang memiliki suatu sistem atau aturan yang berlaku bagi semua individu di wilayah tersebut, dan berdiri secara independen. Syarat primer sebuah negara adalah memiliki rakyat, memiliki wilayah, dan memiliki pemerintahan yang berdaulat. Sedangkan syarat sekundernya adalah mendapat pengakuan dari negara lain.
Negara terluas di dunia adalah Rusia, sedangkan yang populasinya terbanyak adalah Tiongkok. Negara yang terbaru adalah Sudan Selatan yang baru memperoleh kemerdekaannya pada tahun 2011.
Bentuk
Ada dua bentuk negara yang dikenal di dunia saat ini, yakni kesatuan (unitaris) dan serikat (federasi).
Negara kesatuan
Negara kesatuan (unitaris) merupakan bentuk negara yang kekuasaan tertingginya berada di pemerintahan pusat. Secara hierarkinya, negara kesatuan merupakan negara yang bersusunan tunggal yang berarti tidak ada negara di dalam negara. Negara kesatuan dibedakan kembali menjadi dua yaitu sistem sentralisasi dan desentralisasi. Dalam sistem sentralisasi, semua persoalan diatur oleh pemerintah pusat. Daerah bertugas menjalankan perintah dari pusat tanpa diberikan kewenangan. Sedangkan dalam desentralisasi, daerah diberikan kewenangan untuk mengatur urusan rumah tangga sendiri (hak otonomi) sesuai kebutuhan dan peraturan yang juga diatur oleh pemerintah pusat. Ciri-ciri negara kesatuan:
Hanya terdiri satu undang-undang dasar, kepala negara, dewan menteri dan dewan perwakilan rakyat.
Kedaulatan negara mencakup kedaulatan ke dalam dan kedaulatan ke luar yang telah ditandatangani oleh pemerintah bagian pusat.
Menganut dua sistem, yaitu sentralistik atau dari pusat dan desentralistik atau dari daerah.
Hanya menggunakan satu kebijakan terhadap masalah yang dihadapi seperti ekonomi, sosial, politik, budaya, keamanan dan pertahanan.
Contoh negara kesatuan yaitu Inggris Raya, Prancis, Indonesia, dan Maladewa.
Negara serikat
Negara serikat (federasi) merupakan bentuk negara yang di dalamnya terdapat beberapa negara yang disebut negara bagian. Negara-negara tersebut ada yang merupakan penggabungan diri atau hasil pemekaran bagian. Dalam negara serikat, dikenal dua macam pemerintahan di dalamnya yaitu pemerintahan federal dan pemerintahan negara bagian. Pemerintahan federal biasanya mengatur urusan bersama dari semua anggota negara bagian seperti hubungan internasional, pertahanan, mata uang, dan komunikasi. Ciri-ciri negara federasi:
Kepala negara yang telah dipilih rakyat dan bertanggung jawab terhadap rakyatnya.
Kepala negara memiliki hak veto yang dapat diajukan oleh parlemen.
Masing-masing negara bagian mempunyai kekuasaan asli namun tidak memiliki kedaulatan.
Tiap-tiap negara bagian mempunyai wewenang menyusun undang-undang dasar sendiri.
Pemerintah pusat mempunyai kedaulatan terhadap negara bagian dalam urusan dalam maupun luar.
Contoh negara federasi yaitu Amerika Serikat, Rusia, Brasil, dan Jerman.
Kedaulatan
Kata "negara" dipakai beberapa ahli untuk merujuk pada negara berdaulat. Tidak ada kesepakatan khusus mengenai jumlah negara di dunia, karena ada beberapa negara yang masih diperdebatkan kedaulatannya. Ada total 206 negara, dengan 193 negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa dan 13 lainnya yang kedaulatannya diperdebatkan.
Meskipun bukan negara berdaulat, Inggris, Skotlandia, Wales dan Irlandia Utara (yang tergabung dalam Britania Raya) adalah contoh entitas yang disepakati dan dirujuk sebagai negara. Bekas negara lainnya seperti Bavaria (kini bagian dari Jerman) dan Piedmont (kini bagian dari Italia) tidak akan dirujuk sebagai "negara" dalam kondisi normal, walaupun mereka pernah menjadi sebuah negara yang berdiri sendiri pada masa lalu.
Lihat pula
Daftar negara berdaulat
Negara bebas (politik)
Referensi
Bibliografi
Pranala luar
Canada Foreign Affairs Travel Advisories
The CIA World Factbook
Country portals from the United States Department of State, including Background Notes
Country Studies from the United States Library of Congress
Foreign Information by Country and Country & Territory Guides from GovPubs at UCB Libraries
PopulationData.net
United Nations statistics division
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (ISBN 978-602-96787-1-0) | 572 |
5778 | https://id.wikipedia.org/wiki/Kementerian%20Pendidikan%2C%20Kebudayaan%2C%20Riset%2C%20dan%20Teknologi%20Republik%20Indonesia | Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia | Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) adalah kementerian dalam Pemerintah Indonesia yang menyelenggarakan urusan di bidang pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan vokasi, dan pendidikan tinggi; pengelolaan kebudayaan; penelitian; riset; dan pengembangan teknologi. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden Indonesia, dan dipimpin oleh seorang Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek).
Sejarah
Awal Kemerdekaan (1945–1950)
Pada prakemerdekaan pendidikan bukan untuk mencerdaskan kaum pribumi, melainkan lebih pada kepentingan kolonial penjajah. Pada bagian ini, semangat menggeloraan ke-Indonesia-an begitu kental sebagai bagian dari membangun identitas diri sebagai bangsa merdeka. Karena itu tidaklah berlebihan jika instruksi menteri saat itu pun berkait dengan upaya memompa semangat perjuangan dengan mewajibkan bagi sekolah untuk mengibarkan sang merah putih setiap hari di halaman sekolah, menyanyikan lagu Indonesia Raya, hingga menghapuskan nyanyian Jepang Kimigayo.
Organisasi kementerian yang saat itu masih bernama Kementerian Pengajaran pun masih sangat sederhana. Namun, kesadaran untuk menyiapkan kurikulum sudah dilakukan. Menteri Pengajaran yang pertama dalam sejarah Republik Indonesia adalah Ki Hadjar Dewantara. Pada Kabinet Syahrir I, Menteri Pengajaran dipercayakan kepada Mr. Mulia. Mr. Mulia melakukan berbagai langkah seperti meneruskan kebijakan menteri sebelumnya di bidang kurikulum berwawasan kebangsaan, memperbaiki sarana dan prasarana pendidikan, serta menambah jumlah pengajar.
Pada Kabinet Syahrir II, Menteri Pengajaran dijabat oleh Muhammad Sjafei sampai tanggal 2 Oktober 1946. Selanjutnya, Menteri Pengajaran dipercayakan kepada Mr. Soewandi hingga 27 Juni 1947. Pada era kepemimpinan Mr. Soewandi ini terbentuk Panitia Penyelidik Pengajaran Republik Indonesia yang diketuai Ki Hadjar Dewantara. Panitia ini bertujuan meletakkan dasar-dasar dan susunan pengajaran baru.
Era Demokrasi Liberal (1951–1959)
Dapat dikatakan pada masa ini stabilitas politik menjadi sesuatu yang langka, demikian halnya dengan program yang bisa dijadikan tonggak, tidak bisa dideskripsikan dengan baik. Selama masa demokrasi liberal, sekitar sembilan tahun, telah terjadi tujuh kali pergantian kabinet. Kabinet Natsir yang terbentuk tanggal 6 September 1950, menunjuk Dr. Bahder Johan sebagai Menteri Pengajaran Pendidikan dan Kebudayaan (PP dan K). Mulai bulan April 1951 Kabinet Natsir digantikan Kabinet Sukiman yang menunjuk Mr. Wongsonegoro sebagai Menteri PP dan K. Selanjutnya Dr. Bahder Johan menjabat Menteri PP dan K sekali lagi, kemudian digantikan Mr. Mohammad Yamin, RM. Soewandi, Ki Sarino Mangunpranoto, dan Prof. Dr. Prijono.
Pada periode ini, kebijakan pendidikan merupakan kelanjutan kebijakan menteri periode sebelumnya. Yang menonjol pada era ini adalah lahirnya payung hukum legal formal di bidang pendidikan, yaitu UU Pokok Pendidikan Nomor 4 Tahun 1950.
Era Demokrasi Terpimpin (1959–1966)
Dekret Presiden 5 Juli 1959 mengakhiri era demokrasi parlementer, digantikan era demokrasi terpimpin. Di era demokrasi terpimpin banyak ujian yang menimpa bangsa Indonesia. Konfrontasi dengan Belanda dalam masalah Irian Barat, sampai peristiwa G30S/PKI menjadi ujian berat bagi bangsa Indonesia.
Dalam Kabinet Kerja I, 10 Juli 1959–18 Februari 1960, status kementerian diubah menjadi menteri muda. Kementerian yang mengurusi pendidikan dibagi menjadi tiga menteri muda, di antaranya: Menteri Muda Bidang Sosial Kulturil dipegang Dr. Prijono, Menteri Muda PP dan K dipegang Sudibjo, dan Menteri Muda Urusan Pengerahan Tenaga Rakyat dipegang Sujono.
Era Orde Baru (1966–1998)
Setelah Pemberontakan G30S/PKI berhasil dipadamkan, terjadilah peralihan dari demokrasi terpimpin ke demokrasi Pancasila. Era tersebut dikenal dengan nama Orde Baru yang dipimpin Presiden Soeharto. Kebijakan di bidang pendidikan pada era Orde Baru cukup banyak dan beragam mengingat orde ini memegang kekuasaan cukup lama yaitu 32 tahun. Kebijakan-kebijakan tersebut antara lain kewajiban penataran P4 bagi peserta didik, normalisasi kehidupan kampus, bina siswa melalui OSIS, ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan atau EYD, Kuliah Kerja Nyata (KKN) bagi mahasiswa, merintis sekolah pembangunan, dan lain-lain. Pada era ini, tepatnya tahun 1978, tahun ajaran baru digeser ke bulan Juni. Pembangunan infrastruktur pendidikan juga berkembang pesat pada era ini.
Menteri pendidikan dan kebudayaan pada era ini antara lain Dr. Daud Joesoef, Prof. Dr. Nugroho Notosusanto, Prof. Dr. Fuad Hassan, Prof. Dr. Ing. Wardiman Djojonegoro, dan Prof. Dr. Wiranto Aris Munandar.
Era Reformasi (1998–sekarang)
Masa Awal Reformasi
Setelah berjaya memenangkan enam kali Pemilu, Orde Baru pada akhirnya sampai pada akhir perjalanannya. Pada tahun 1998, Indonesia diterpa krisis politik dan ekonomi. Demonstrasi besar-besaran pada tahun tersebut berhasil memaksa Presiden Soeharto meletakkan jabatannya. Kabinet pertama pada era reformasi adalah kabinet hasil Pemilu 1999 yang dipimpin Presiden Abdurrahman Wahid. Pada masa ini, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan diubah menjadi Departemen Pendidikan Nasional dengan menunjuk Dr. Yahya Muhaimin sebagai Menteri Pendidikan Nasional. Pada tahun 2001, MPR menurunkan Presiden Abdurrahman Wahid dalam sidang istimewa MPR dan mengangkat Megawati Soekarnoputri sebagai presiden. Di era pemerintahan Presiden Megawati, Mendiknas dijabat Prof. Drs. A. Malik Fadjar, M.Sc.
Masa Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
Pada pemilihan Umum 2004 dan 2009, rakyat Indonesia memilih presiden secara langsung. Pada dua pemilu tersebut, Susilo Bambang Yudhoyono berhasil terpilih menjadi presiden. Selama kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, jabatan Mendiknas secara berturut-turut dijabat oleh Prof. Dr. Bambang Sudibyo, MBA. dan Prof. Dr. Ir. Mohamad Nuh. Pada tahun 2011 istilah departemen diganti menjadi kementerian dan pada tahun 2012 bidang pendidikan dan kebudayaan disatukan kembali menjadi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kebijakan pendidikan pada era reformasi antara lain perubahan IKIP menjadi universitas, reformasi undang-undang pendidikan dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, Ujian Nasional (UN), sertifikasi guru dan dosen, Bantuan Operasional Sekolah (BOS), pendidikan karakter, dan lain-lain.
Masa Pemerintahan Presiden Joko Widodo
Pada Kabinet Kerja (2014–2019), kementerian ini dirombak dengan mengeluarkan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi ke dalam Kementerian Riset dan Teknologi yang berubah namanya menjadi Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Sementara itu, direktorat jenderal lainnya (Ditjen Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal; Ditjen Pendidikan Dasar; Ditjen Pendidikan Menengah; dan Ditjen Kebudayaan) tetap berada di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Saat pembentukan Kabinet Indonesia Maju (23 Oktober 2019), Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi kembali dimasukkan dalam struktur Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Pada tahun 2021, saat perombakan kedua Kabinet Indonesia Maju, Kementerian Riset dan Teknologi digabungkan ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menjadi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek). Kementerian ini dipimpin oleh Nadiem Makarim yang dilantik oleh Presiden Joko Widodo pada 28 April 2021.
Perubahan nama
Departemen Pengajaran (1945–1948)
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1948–1955, 1966–1999)
Departemen Pengajaran, Pendidikan, dan Kebudayaan (1955–1966)
Departemen Pendidikan Nasional (1999–2009)
Kementerian Pendidikan Nasional (2009–2011)
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2011–2021)
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (2021–kini)
Tugas dan fungsi
Kemendikbudristek menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendidikan dan kebudayaan ilmu pengetahuan, dan teknologi untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara.
Urusan pendidikan dan kebudayaan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendidikan dan kebudayaan untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara. Dalam melaksanakan tugas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyelenggarakan fungsi:
perumusan dan penetapan kebijakan di bidang pendidik dan tenaga kependidikan, pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan vokasi, pendidikan tinggi, dan pengelolaan kebudayaan;
koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi di perguruan tinggi dalam rangka melaksanakan tridharma perguruan tinggi;
perumusan dan penetapan kebijakan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi;
pelaksanaan kebijakan di bidang pengendalian formasi pendidik, pemindahan pendidik, dan pengembangan karier pendidik, serta pemindahan pendidik dan tenaga kependidikan lintas daerah provinsi;
penyusunan standar, kurikulum, dan asesmen di bidang pendidikan;
penetapan standar nasional pendidikan dan kurikulum nasional pendidikan menengah, pendidikan dasar, pendidikan anak usia dini, dan pendidikan nonformal;
pelaksanaan kebijakan di bidang pendidikan tinggi;
pelaksanaan kebijakan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi di perguruan tinggi dalam rangka melaksanakan tridharma perguruan tinggi;
pelaksanaan fasilitasi pendidik dan tenaga kependidikan dan penyelenggaraan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan vokasi, dan pendidikan tinggi, serta kebudayaan;
pelaksanaan kebijakan di bidang pelestarian cagar budaya dan pemajuan kebudayaan;
pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan perfilman nasional;
pelaksanaan pengembangan, pembinaan, dan pelindungan bahasa dan sastra;
pelaksanaan pengelolaan sistem perbukuan;
pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan Kementerian di daerah;
koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian;
pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab Kementerian;
pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian; dan
pelaksanaan dukungan substantif kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;
Struktur organisasi
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2021, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi terdiri dari:
Sekretariat Jenderal;
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan;
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah;
Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi;
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi;
Direktorat Jenderal Kebudayaan;
Inspektorat Jenderal;
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa;
Badan Standar, Kurikulum dan Asesmen Pendidikan;
Staf Ahli Bidang Regulasi Pendidikan dan Kebudayaan
Staf Ahli Bidang Hubungan Kelembagaan dan Masyarakat
Staf Ahli Bidang Inovasi;
Staf Ahli Bidang Manajemen Talenta;
Staf Ahli Bidang Warisan Budaya
Lihat pula
Daftar Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Indonesia
Kementerian Indonesia
Pusat Prestasi Nasional
Referensi
Pranala luar
Situs web resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Profil Menteri di Portal Nasional Republik Indonesia
Pendidikan Nasional
API
Pendidikan di Indonesia | 1,427 |
5779 | https://id.wikipedia.org/wiki/B.%20J.%20Habibie | B. J. Habibie | Prof. Dr.-Ing. Ir. H. Bacharuddin Jusuf Habibie, FREng. () adalah Presiden Republik Indonesia yang ketiga. Sebelumnya, B.J. Habibie menjabat sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia ke-7, menggantikan Try Sutrisno. B. J. Habibie menggantikan Soeharto yang mengundurkan diri dari jabatan presiden pada tanggal 21 Mei 1998. Sebelum memasuki dunia politik, Habibie dikenal luas sebagai seorang profesor dan ilmuwan dalam teknologi aviasi internasional dan satu-satunya presiden Indonesia hingga saat ini yang berlatarbelakang teknokrat.
B.J. Habibie kemudian digantikan oleh Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang terpilih sebagai presiden pada 20 Oktober 1999 oleh MPR hasil Pemilu 1999. Dengan menjabat selama 2 bulan dan 7 hari (sebagai wakil presiden) dan juga selama 1 tahun dan 5 bulan (sebagai presiden), B. J. Habibie merupakan Wakil Presiden dan juga Presiden Indonesia dengan masa jabatan terpendek.
B. J. Habibie merupakan presiden Indonesia pertama yang terlahir di luar Jawa dan berasal dari etnis Gorontalo, Sulawesi dari garis keturunan ayahnya yang berasal dari Kabila, Gorontalo dan etnis Jawa dari ibunya yang berasal dari Yogyakarta.
Saat ini, Pemerintah Provinsi Gorontalo telah membangun Monumen B.J. Habibie di depan pintu gerbang utama Bandar Udara Djalaluddin, di Kabupaten Gorontalo. Selain itu, masyarakat Provinsi Gorontalo pun sempat mengusulkan nama B.J. Habibie digunakan sebagai nama universitas negeri setempat, menggantikan nama Universitas Negeri Gorontalo yang masih digunakan.
Keluarga dan pendidikan
Keluarga
Bacharuddin Jusuf Habibie (B. J. Habibie) merupakan anak keempat dari delapan bersaudara, pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie dan R.A. Tuti Marini Puspowardojo. Ayahnya yang berprofesi sebagai ahli pertanian yang berasal dari etnis Gorontalo, sedangkan ibunya berasal dari etnis Jawa.
Alwi Abdul Jalil Habibie (ayah dari B.J. Habibie) memiliki marga "Habibie", salah satu marga asli dalam struktur sosial Pohala'a (Kerajaan dan Kekeluargaan) di Gorontalo. Sementara itu, R.A. Tuti Marini Puspowardojo (ibu dari B.J. Habibie) merupakan anak seorang dokter spesialis mata di Yogyakarta dan ayahnya yang bernama Puspowardjojo bertugas sebagai pemilik sekolah.
Marga Habibie dicatat secara historis berasal dari wilayah Kabila, sebuah daerah di Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo. Dari silsilah keluarga, kakek dari B.J. Habibie merupakan seorang pemuka agama, anggota majelis peradilan agama, serta salah satu pemangku adat Gorontalo yang tersohor pada saat itu. Keluarga besar Habibie di Gorontalo terkenal gemar beternak sapi, memiliki kuda dalam jumlah yang banyak, serta memiliki perkebunan kopi.
Pernikahan
Perkenalan keduanya bermula sejak masih remaja, ketika keduanya masih duduk di bangku sekolah menengah pertama hingga berlanjut ketika bersekolah di SMA Kristen Dago Bandung, Jawa Barat. Komunikasi mereka akhirnya terputus setelah Habibie melanjutkan kuliah dan bekerja di Jerman Barat, sementara Ainun tetap di Indonesia dan berkuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
B.J. Habibie menikah dengan Hasri Ainun Besari pada tanggal 12 Mei 1962 di Rangga Malela, Bandung. Akad nikah Habibie dan Ainun digelar secara adat dan budaya Jawa, sedangkan resepsi pernikahan digelar keesokan harinya dengan adat dan budaya Gorontalo di Hotel Preanger.
Ketika menikah dengan Habibie, Ainun dihadapkan dengan dua pilihan, memilih untuk tetap bekerja di rumah sakit anak-anak di Hamburg atau berperan serta berkarya di belakang layar sebagai istri dan ibu rumah tangga.
Dari pernikahan keduanya, Habibie dan Ainun dikaruniai dua orang putra, yaitu Ilham Akbar Habibie dan Thareq Kemal Habibie.
Pendidikan
Habibie belajar tentang keilmuan teknik mesin di Fakultas Teknik Universitas Indonesia Bandung (sekarang Institut Teknologi Bandung) pada tahun 1954. Pada 1955–1965, Habibie melanjutkan studi teknik penerbangan, spesialisasi konstruksi pesawat terbang, di RWTH Aachen, Jerman Barat. Menerima gelar diploma insinyur pada 1960 dan gelar doktor insinyur pada 1965 dengan predikat summa cum laude.
Gelar Adat
Dalam ingatan masyarakat Gorontalo, Habibie telah menerima gelar adat tertinggi dari persekutuan 5 Kerajaan Adat Gorontalo.
Gelar adat tertinggi ini jarang diberikan kepada seseorang kecuali memiliki karya pengabdian yang tinggi kepada tanah leluhur, agama, bangsa, dan negara, yaitu:
Gelar adat Pulanga, "Ti Tilango Lo Madala" yang berarti Sang Cahaya Negeri
Gelar adat Gara'i, "Ta Lopo Lolade Tilango" yang berarti Sang pemberi Cahaya dengan ilmu yang dimilikinya"
Pekerjaan dan karier
Habibie pernah bekerja di Messerschmitt-Bölkow-Blohm, sebuah perusahaan penerbangan yang berpusat di Hamburg, Jerman Barat. Pada tahun 1973, ia kembali ke Indonesia atas permintaan Presiden Soeharto untuk bekerja di dalam pemerintahan. Ia tiba di Indonesia pada tanggal 14 Desember 1973. Pekerjaan pertama yang diberikan kepadanya ialah sebagai Kepala Divisi Teknologi Maju dan Teknologi Penerbangan di Pertamina. Jabatannya merupakan bagian dari Departemen Pertambangan dan Energi. Masa jabatannya hanya berlangsung singkat.
Habibie kemudian menjabat sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi (Menristek) sejak tahun 1978 sampai Maret 1998. Gebrakan B. J. Habibie saat menjabat Menristek diawalinya dengan keinginannya untuk mengimplementasikan "Visi Indonesia". Menurut Habibie, lompatan-lompatan Indonesia dalam "Visi Indonesia" bertumpu pada riset dan teknologi, khususnya pula dalam industri strategis yang dikelola oleh PT IPTN, PT Pindad, dan PT PAL. Targetnya, Indonesia sebagai negara agraris dapat melompat langsung menjadi negara industri dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sementara itu, ketika menjabat sebagai Menristek, Habibie juga terpilih sebagai Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) yang pertama. Habibie terpilih secara aklamasi menjadi Ketua ICMI pada tanggal 7 Desember 1990.
Puncak karier Habibie terjadi pada tahun 1998, di mana saat itu ia diangkat sebagai Presiden Republik Indonesia (21 Mei 1998 - 20 Oktober 1999), setelah sebelumnya menjabat sebagai Wakil Presiden ke-7 (menjabat sejak 14 Maret 1998 hingga 21 Mei 1998) dalam Kabinet Pembangunan VII di bawah Presiden Soeharto.
Riwayat pekerjaan
Riwayat karir profesional Habibie
1960–1965 Asisten Riset, Lehrstuhl und Institut fur Leichtbau (Pimpinan dan Lembaga Konstruksi Ringan), Rheinisch-Westfaelische Technische Hochshule (RTWH), Aachen, Jerman - sekarang Universitas Teknologi Rhein Westfalen Aachen;
1965-1966 Special Scientist, Hamburger Flugzeugbau (HFB) GmbH, Hamburg, Jerman;
1966–1969 Kepala, Bagian Penelitian dan Pengembangan Analisis Struktur, HFB GmbH, Hamburg, Jerman - 1968 Messerschmitt AG merger dengan Bolkow GmbH menjadi Messerschmitt-Bolkow GmbH - 1969 Messerschmitt-Bolkow GmbH merger dengan Hamburger Flugzeugbau menjadi Messerschmitt-Bolkow-Blohm (MBB) GmbH;
1969–1973 Kepala, Divisi Metode dan Teknologi Pesawat Angkut Niaga dan Militer, MBB GmbH, Hamburg, Jerman;
1974–1978 VP, Direktorat Penerapan Teknologi, MBB GmbH, Hamburg, Jerman;
1974-1998 Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) - berawal dengan 5 Jan'74 menjadi Penasehat Direktur Utama PN Pertamina dan Penasehat Presiden hingga pada Mei'74 membentuk dan menjadi Kepala Divisi Teknologi dan Teknologi Penerbangan (ATTP) PN Pertamina - lalu pada 1 Apr'76 ATTP menjadi Divisi Advance Teknologi PN Pertamina (ATP) - kemudian pada 21 Agu'78 menjadi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi;
1976-1998 Direktur Utama PT Industri Pesawat Terbang Nurtanio (Persero) - dibentuk 26 Apr'76 sebagai penggabungan unsur Teknologi Penerbangan Divisi ATTP PN Pertamina dengan Lembaga Industri Penerbangan Nurtanio (LIPNUR) - sekarang PT Dirgantara Indonesia (Persero);
1978-1998 Direktur Utama Perum Dok dan Galangan Kapal - dibentuk 29 Mar'78 dari Komando Penataran Angkatan Laut (KONATAL), sebelum 1970 bernama Penataran Angkatan Laut (PAL) - sekarang PT PAL Indonesia (Persero);
1978-1998 Ketua Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam (Otorita Batam) - sekarang Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam (BP Batam);
1983-1998 Direktur Utama PT Pindad (Persero) - dibentuk 29 Apr'83 dari Perindustrian TNI Angkatan Darat (Pindad);
1984-1998 Ketua Dewan Riset Nasional - peningkatan dari Tim Perumus Program Utama Nasional Riset dan Teknologi (PEPUNAS RISTEK) yang dibentuk 11 Mei'78;
1989-1998 Ketua Badan Pengelola Industri Strategis (BPIS) dan Wakil Ketua Dewan Pembina Industri Strategis (DPIS);
Riwayat karier pemerintahan
Menteri Negara Riset dan Teknologi Kabinet Pembangunan III (1978–1983);
Menteri Negara Riset dan Teknologi Kabinet Pembangunan IV (1983–1988);
Menteri Negara Riset dan Teknologi Kabinet Pembangunan V (1988–1993);
Menteri Negara Riset dan Teknologi Kabinet Pembangunan VI (1993–1998);
Ketua Tim Keputusan Presiden (Keppres) 35;
Wakil Presiden RI (1998);
Presiden RI (1998–1999).
Masa kepresidenan
Habibie mewarisi kondisi keadaan negara kacau balau pasca pengunduran diri Soeharto pada masa Orde Baru sehingga menimbulkan maraknya kerusuhan dan disintegerasi hampir seluruh wilayah Indonesia. Segera setelah memperoleh kekuasaan, Presiden Habibie segera membentuk sebuah kabinet. Salah satu tugas pentingnya adalah kembali mendapatkan dukungan dari Dana Moneter Internasional dan komunitas negara-negara donor untuk program pemulihan ekonomi. Dia juga membebaskan para tahanan politik dan mengurangi kontrol pada kebebasan berpendapat dan kegiatan organisasi.
Pada era pemerintahannya yang singkat, ia berhasil memberikan landasan kokoh bagi Indonesia. Pada eranya, dilahirkan UU Anti-Monopoli atau UU Persaingan Sehat, perubahan UU Partai Politik, dan yang paling penting adalah UU Otonomi Daerah. Melalui penerapan UU Otonomi Daerah inilah gejolak disintegrasi yang diwarisi sejak era Orde Baru berhasil diredam dan akhirnya dituntaskan pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Tanpa adanya UU Otonomi Daerah, bisa dipastikan Indonesia akan mengalami nasib sama seperti Uni Soviet dan Yugoslavia.
Pengangkatan B.J. Habibie sebagai Presiden menimbulkan berbagai macam kontroversi bagi masyarakat Indonesia. Pihak yang pro menganggap pengangkatan Habibie sudah konstitusional. Hal itu sesuai dengan ketentuan pasal 8 UUD 1945 yang menyebutkan bahwa "bila Presiden mangkat, berhenti, atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya, ia diganti oleh Wakil Presiden sampai habis waktunya". Sedangkan pihak yang kontra menganggap bahwa pengangkatan B.J. Habibie dianggap tidak konstitusional. Hal ini bertentangan dengan ketentuan Pasal 9 UUD 1945 yang menyebutkan bahwa "Sebelum presiden memangku jabatan, maka presiden harus mengucapkan sumpah atau janji di depan MPR atau DPR".
Kebijakan politik
Langkah-langkah yang dilakukan B.J. Habibie di bidang politik adalah:
Memberi kebebasan pada rakyat untuk menyalurkan aspirasinya sehingga banyak bermunculan partai-partai politik baru yakni sebanyak 48 partai politik
Membebaskan narapidana politik (napol) seperti Sri Bintang Pamungkas (mantan anggota DPR yang masuk penjara karena mengkritik Presiden Soeharto) dan Muchtar Pakpahan (pemimpin buruh yang dijatuhi hukuman karena dituduh memicu kerusuhan di Medan tahun 1994)
Mencabut larangan berdirinya serikat-serikat buruh independen
Membentuk tiga undang-undang yang demokratis, yaitu:
UU No. 2 Tahun 1999 tentang Partai Politik
UU No. 3 Tahun 1999 tentang Pemilu
UU No. 4 Tahun 1999 tentang Susunan Kedudukan MPR/ DPR
Menetapkan 12 Ketetapan MPR dan ada 4 ketetapan yang mencerminkan jawaban dari tuntutan reformasi, yaitu:
Tap MPR No. VIII/MPR/1998 tentang Pencabutan Tap No. IV/MPR/1983 tentang Referendum
Tap MPR No. XVIII/MPR/1998 tentang Pencabutan Tap MPR No. II/MPR/1978 tentang Pancasila Sebagai Asas Tunggal
Tap MPR No. XII/MPR/1998 tentang Pencabutan Tap MPR No. V/MPR/1978 tentang Presiden mendapat mandat dari MPR untuk memiliki hak-hak dan kebijakan di luar batas perundang-undangan
Tap MPR No. XIII/MPR/1998 tentang Pembatasan Masa Jabatan Presiden dan Wakil Presiden maksimal hanya dua kali periode.
12 Ketetapan MPR antara lain:
Tap MPR No. X/MPR/1998 tentang pokok-pokok reformasi pembangunan dalam rangka penyelamatan dan normalisasi kehidupan nasional sebagai haluan negara
Tap MPR No. XI/MPR/1998, tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme
Tap MPR No. XIII/MPR/1998, tentang pembatasan masa jabatan presiden dan wakil presiden Republik Indonesia
Tap MPR No. XV/MPR/1998, tentang penyelenggaraan Otonomi daerah
Tap MPR No. XVI/MPR/1998, tentang politik ekonomi dalam rangka demokrasi ekonomi
Tap MPR No. XVII/MPR/1998, tentang Hak Asasi Manusia (HAM)
Tap MPR No. VII/MPR/1998, tentang perubahan dan tambahan atas Tap MPR No. I/MPR/1998 tentang peraturan tata tertib MPR
Tap MPR No. XIV/MPR/1998, tentang Pemilihan Umum
Tap MPR No. III/V/MPR/1998, tentang referendum
Tap MPR No. IX/MPR/1998, tentang GBHN
Tap MPR No. XII/MPR/1998, tentang pemberian tugas dan wewenang khusus kepada Presiden/mandataris MPR dalam rangka menyukseskan dan pengamanan pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila
Tap MPR No. XVIII/MPR/1998, tentang pencabutan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4)
Kebijakan ekonomi
Di bidang ekonomi, ia berhasil memotong nilai tukar rupiah terhadap dollar masih berkisar antara Rp10.000 – Rp15.000. Namun pada akhir pemerintahannya, terutama setelah pertanggungjawabannya ditolak MPR, nilai tukar rupiah meroket naik pada level Rp6.500 per dolar AS nilai yang tidak akan pernah dicapai lagi pada era pemerintahan selanjutnya. Selain itu, ia juga memulai menerapkan independensi Bank Indonesia agar lebih fokus mengurusi perekonomian.. Untuk menyelesaikan krisis moneter dan perbaikan ekonomi Indonesia, BJ Habibie melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
Melakukan restrukturisasi dan rekapitulasi perbankan melalui pembentukan BPPN dan unit Pengelola Aset Negara
Melikuidasi beberapa bank yang bermasalah
Menaikkan nilai tukar rupiah terhadap dolar hingga di bawah Rp10.000,00
Membentuk lembaga pemantau dan penyelesaian masalah utang luar negeri
Mengimplementasikan reformasi ekonomi yang disyaratkan IMF
Mengesahkan UU No. 5 tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan yang Tidak Sehat
Mengesahkan UU No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
Akhir jabatan
Menurut pihak oposisi, salah satu kesalahan terbesar yang ia lakukan saat menjabat sebagai Presiden ialah memperbolehkan diadakannya referendum provinsi Timor Timur (sekarang Timor Leste). Ia mengajukan hal yang cukup menggemparkan publik saat itu, yaitu mengadakan jajak pendapat bagi warga Timor Timur untuk memilih merdeka atau masih tetap menjadi bagian dari Indonesia. Pada masa kepresidenannya, Provinsi Timor Timur memperoleh kemerdekaan dari Indonesia dan memilih menjadi negara terpisah yang berdaulat bernama Timor Leste pada Agustus 1999. Pemisahan diumumkan pada tanggal 30 Agustus 1999.
Kasus inilah yang mendorong pihak oposisi yang tidak puas dengan latar belakang Habibie semakin giat menjatuhkannya.Ketika Habibie menjadi salah satu kandidat dalam pencalonan dan pemilihan presiden oleh MPR pada tahun 1999, pencalonannya ditentang oleh sebagian besar anggota DPR. Dirinya ditentang karena dianggap masih merupakan bagian dari rezim Orde Baru. Penentangan ini datang dari anggota DPR dari partai pengusungnya yaitu Partai Golongan Karya, dan dari anggota DPR lainnya. Kondisi ini juga membuat laporan pertanggung jawaban Habibie sebagai presiden mengalami penolakan pada Sidang Umum MPR tahun 1999. Karena penolakan ini, Habibie mengundurkan diri dari pencalonannya sebagai presiden.
Pandangan terhadap pemerintahan Habibie pada era awal reformasi cenderung bersifat negatif, tapi sejalan dengan perkembangan waktu banyak yang menilai positif pemerintahan Habibie. Salah satu pandangan positif itu dikemukakan oleh L. Misbah Hidayat dalam bukunya Reformasi Administrasi: Kajian Komparatif Pemerintahan Tiga Presiden.
Pasca-kepresidenan
Setelah ia tidak menjabat lagi sebagai presiden, Habibie sempat tinggal dan menetap di Jerman. Tetapi, ketika era kepresidenan Susilo Bambang Yudhoyono, ia kembali aktif sebagai penasihat presiden untuk mengawal proses demokratisasi di Indonesia lewat organisasi yang didirikannya Habibie Center dan akhirnya menetap dan berdomisili di Indonesia.
Kontribusi besar Habibie bagi bangsa ini pun tetap tercurahkan ketika masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo. Habibie aktif memberikan masukan dan gagasan pembangunan bagi pengembangan sumber daya manusia di Indonesia. Kesibukan lain dari B. J. Habibie adalah mengurusi industri pesawat terbang yang sedang dikembangkannya di Batam. Habibie menjabat sebagai Komisaris Utama dari PT Regio Aviasi Industri, sebuah perusahaan perancang pesawat terbang R-80 dan kemudian menyerahkan pucuk pimpinan perusahaan tersebut kepada anaknya, Ilham Habibie.
Kematian
Habibie meninggal dunia di RSPAD Gatot Subroto pada tanggal 11 September 2019 pukul 18.05 WIB karena gagal jantung. Sebelumnya, Habibie telah menjalani perawatan intensif sejak 1 September 2019. Sehari sebelum dimakamkan, Jenazah B.J. Habibie dibawa dari RSPAD menuju ke kediaman Habibie-Ainun di Jalan Patra Kuningan XIII Blok L15/7 No.5, kawasan Patra Kuningan untuk disemayamkan. Ia kemudian dimakamkan di samping istrinya yaitu Hasri Ainun Besari di Taman Makam Pahlawan Kalibata slot 120 pada tanggal 12 September 2019 pukul 14.00 WIB. Upacara pemakaman dihadiri oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo sebagai inspektur upacara.
B. J. Habibie merupakan presiden Indonesia pertama yang dikebumikan di taman makam pahlawan di ibukota Jakarta, sementara presiden Sukarno dan Abdurrahman Wahid dimakamkan di Jawa Timur sedangkan presiden Suharto dimakamkan di Karanganyar, Jawa Tengah.
Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad mengucapkan belasungkawa setelah Habibie meninggal dunia. Dalam akun Twitter-nya, Dia mengucapkan pernyataan dukacita kepada rakyat Indonesia atas kepergian Habibie. Habibie menjabat pada periode 1998 hingga 1999, atau di periode pertama jabatan Mahathir. Kepada awak media sesuai menghadiri acara makan malam dalam perayaan 35 tahun Universitas Binary seperti dikutip The Star, Mahathir mengaku sangat sedih.
Penghargaan
Penghargaan internasional
Anggota Kehormatan Persatuan Insinyur Malaysia (IEM), Malaysia
Anggota Kehormatan Japanese Academy of Engineering, Jepang
Anggota Kehormatan The Fellowship of engineering of United Kingdom, Britania Raya
Anggota Kehormatan The National Academy of Engineering, AS
Anggota Kehormatan Academie Nationale de l'Air et de l'Espace, Perancis
Anggota Kehormatan The Royal Aeronautical Society, Britania Raya
Anggota Kehormatan The Royal Swedish Academy of engineering Science, Swedia
Anggota Kehormatan Gesselschaft Fuer Luft und Raumfarht (Lembaga Penerbangan & Ruang Angkasa), Jerman
Anggota Kehormatan American Institute of Aeronautics and Astronautics, AS
Anggota Kehormatan Masyarakat Aeronautika Kerajaan Inggris (1983)
Anggota Kehormatan Lembaga Penerbangan dan Antariksa, Jerman (1983)
Anggota Kehormatan Akademi Aeronautika Perancis (1985)
Tanda kehormatan
Indonesia
Sebagai wakil presiden, dan kemudian presiden Indonesia, Habibie secara otomatis menerima semua Tanda Kehormatan Bintang (sipil maupun militer) dengan kelas tertinggi, yaitu:
Bintang Republik Indonesia Adipurna (27 Mei 1998)
Bintang Republik Indonesia Adipradana (12 Maret 1998)
Bintang Mahaputera Adipurna (12 Maret 1998)
Bintang Mahaputera Adipradana (17 Agustus 1982)
Bintang Jasa Utama (27 Mei 1998)
Bintang Budaya Parama Dharma (27 Mei 1998)
Bintang Bhayangkara Utama (27 Mei 1998)
Bintang Yudha Dharma Utama (27 Mei 1998)
Bintang Kartika Eka Paksi Utama (27 Mei 1998)
Bintang Jalasena Utama (27 Mei 1998)
Bintang Swa Bhuwana Paksa Utama (27 Mei 1998)
Satyalancana Dwidya Sistha (9 Agustus 1982)
Luar negeri
:
Salib Agung Orde Jasa Republik Federal Jerman (11 November 1980)
Salib Agung Kelas I Orde Jasa Republik Federal Jerman (15 Juli 1997)
:
Commander's Cross (Großes Verdienstkreuz) of the Lower Saxony Order of Merit (1 Desember 1980)
:
Grand Cordon of the Order of Independence (14 April 1986)
:
Kesatria Salib Agung Orde Oranye-Nassau (25 Mei 1983)
:
Salib Agung Orde Jasa Sipil (30 Desember 1987)
Grand Cross (White Decoration) of the Cross of Aeronautical Merit (14 May 1980)
:
Grand Cross of Aeronautical Merit (3 Oktober 1985)
:
Grand Cross of the Order of Leopold II (10 April 1991)
:
Perwira Besar Légion d'honneur (4 Juni 1997)
Grand Cross of the National Order of Merit (September 1986)
:
Knight Grand Cross of the Order of Merit of the Italian Republic (16 June 1987)
:
Grand Cordon of the Order of Brilliant Star (10 June 1994)
Apresiasi dari pemerintah daerah
Tanah leluhur dan kampung halaman
Gorontalo merupakan daerah asal dari keluarga besar B.J. Habibie di Sulawesi. Daerah ini begitu erat kaitannya dengan jejak historis Habibie sewaktu kecil. Adapun beberapa bentuk apresiasi pemerintah daerah di Gorontalo atas jasa dan pengabdian Habibie bagi bangsa dan negara selama ini, diantaranya adalah:
Pemberian Gelar Adat Pulanga (sebuah gelar adat tertinggi) dari Dewan Adat dan Pemangku Adat 5 Kerajaan di Gorontalo (Limo lo Pohala'a)
Pembangunan Monumen B.J. Habibie di wilayah Isimu, Gorontalo
Pembangunan dan Peresmian Rumah Sakit Provinsi dr. Ainun Habibie di Limboto
Usulan penggunaan nama Universitas B.J. Habibie, menggantikan nama Universitas Negeri Gorontalo
Usulan penggunaan nama Bandar Udara B.J. Habibie, menggantikan nama Bandar Udara Djalaluddin Gorontalo
Usulan Pembangunan Museum Habibie yang berlokasi di Rumah Keluarga Besar Habibie, Gorontalo
Penggunaan nama B.J. Habibie sebagai nama ruas jalan protokol di Gorontalo
Tanah kelahiran
B.J. Habibie dilahirkan di salah satu kota tua di Sulawesi Selatan, yaitu Kota Parepare. Kota Parepare merupakan tempat tinggal Habibie sewaktu kecil bersama kedua orang tuanya. Karena kenangannya kecil berada di kota tersebut, maka pemerintah daerah pun begitu tinggi mengapresiasi sosok Habibie sebagai tokoh kebanggaan Parepare yang diwujudkan dalam beberapa kebijakan pemerintah, diantaranya:
Monumen Cinta Sejati Habibie Ainun di Kota Parepare
Rumah Sakit Regional dr. Hasri Ainun Habibie di Kota Parepare
Penggunaan nama B.J. Habibie sebagai nama ruas jalan protokol di Kota Parepare
Institut Teknologi Bacharuddin Jusuf Habibie
Filmografi
Dalam film Habibie & Ainun dan Rudy Habibie, Habibie diperankan oleh Reza Rahadian, sementara Bima Azriel berperan sebagai Habibie kecil, Esa Sigit juga berperan sebagai Habibie remaja dalam film Habibie & Ainun, dan Bastian Steel dalam film Rudy Habibie.
Dalam film Di Balik 98, Habibie diperankan oleh Agus Kuncoro.
Dalam film Habibie & Ainun 3, Habibie muda diperankan kembali oleh Reza Rahadian.
Publikasi
Karya oleh Habibie
Proceedings of the International Symposium on Aeronautical Science and Technology of Indonesia / B. J. Habibie; B. Laschka [Editors]. Indonesian Aeronautical and Astronautical Institute; Deutsche Gesellschaft für Luft- und Raumfahrt 1986
Eine Berechnungsmethode zum Voraussagen des Fortschritts von Rissen unter beliebigen Belastungen und Vergleiche mit entsprechenden Versuchsergebnissen, Presentasi pada Simposium DGLR di Baden-Baden,11-13 Oktober 1971
Beitrag zur Temperaturbeanspruchung der orthotropen Kragscheibe, Disertasi di RWTH Aachen, 1965
Sophisticated technologies : taking root in developing countries, International journal of technology management : IJTM. - Geneva-Aeroport : Inderscience Enterprises Ltd, 1990
Einführung in die finite Elementen Methode,Teil 1, Hamburger Flugzeugbau GmbH, 1968
Entwicklung eines Verfahrens zur Bestimmung des Rißfortschritts in Schalenstrukturen, Hamburger Flugzeugbau GmbH, Messerschmitt-Bölkow-Blohm GmbH, 1970
Entwicklung eines Berechnungsverfahrens zur Bestimmung der Rißfortschrittsgeschwindigkeit an Schalenstrukturen aus A1-Legierungen und Titanium, Hamburger Flugzeugbau GmbH, Messerschmitt-Bölkow-Blohm GmbH, 1969
Detik-detik Yang Menentukan – Jalan Panjang Indonesia Menuju Demokrasi, 2006 (memoir mengenai peristiwa tahun 1998)
Habibie dan Ainun, The Habibie Center Mandiri, 2009 (memoir tentang Ainun Habibie)
Pesawat N-250 Gatot Kaca.
Karya mengenai Habibie
Salam, S., 1986. BJ Habibie, Mutiara dari Timur. Intermasa.
Anwar, D.F., 2010. The Habibie presidency: Catapulting towards reform. Soeharto’s New Order and its Legacy, p. 99.
Amir, S., 2007. Symbolic power in a technocratic regime: The reign of BJ Habibie in New Order Indonesia. Sojourn: Journal of Social Issues in Southeast Asia, 22(1), pp. 83–106.
Hosen, Nadirsyah, Indonesian political laws in Habibie Era : Between political struggle and law reform, Nordic journal of international law, ISSN 0029-151X, Bd. 72 (2003), 4, hal. 483-518
Rice, Robert Charles, Indonesian approaches to technology policy during the Soeharto era : Habibie, Sumitro and others, Indonesian economic development (1990), hal. 53-66
Makka, Makmur. A, The True Life of HABIBIE Cerita di Balik Kesuksesan, PUSTAKA IMAN, ISBN 978-979-3371-83-2, 2008
Lihat pula
Daftar Presiden Indonesia
Daftar Wakil Presiden Indonesia
Referensi
Pranala luar
Kepustakaan Presiden-presiden Republik Indonesia – Biografi dan seputar B.J. Habibie
Biografi Presiden BJ Habibie di Ensiklopedi Tokoh Indonesia
Katalog karya tulis B.J. Habibie
Tokoh Dirgantara Indonesia
Insinyur Indonesia
Ilmuwan Indonesia
Profesor Indonesia
Politikus Partai Golongan Karya
Presiden Indonesia
Wakil Presiden Indonesia
Menteri Indonesia
Tokoh Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia
Alumni Institut Teknologi Bandung
Alumni Universitas Teknologi Rhein Westfalen Aachen
Penerima Bintang Republik Indonesia Adipurna
Penerima Bintang Republik Indonesia Adipradana
Penerima Bintang Mahaputera Adipurna
Penerima Bintang Mahaputera Adipradana
Penerima Bintang Jasa Utama
Penerima Bintang Budaya Parama Dharma
Penerima Bintang Dharma
Marga Gorontalo
Tokoh Gorontalo
Tokoh Jawa
Tokoh dari Parepare | 3,505 |
5781 | https://id.wikipedia.org/wiki/Kabinet%20Persatuan%20Nasional | Kabinet Persatuan Nasional | Kabinet Persatuan Nasional adalah kabinet pemerintahan Indonesia pimpinan Presiden Abdurrahman Wahid dan Wakil Presiden Megawati Soekarnoputri. Kabinet ini dilantik pada 29 Oktober 1999 dan masa baktinya berakhir pada 23 Juli 2001. Kabinet ini terdiri dari sejumlah menteri koordinator, sejumlah menteri pemimpin departemen, sejumlah menteri negara, Sekretaris Negara, dan Jaksa Agung. Kabinet ini didasarkan pada Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 355/M Tahun 1999, tertanggal 26 Oktober 1999, tentang Pembentukan Kabinet periode tahun 1999–2004, ditandatangani oleh Presiden Abdurrahman Wahid dan dilantik pada 29 Oktober 1999.
Latar belakang
Setelah Megawati Soekarnoputri terpilih sebagai Wakil Presiden Indonesia pada hari Kamis, 21 Oktober 1999, Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) menghabiskan seluruh hari Jumat dan akhir pekannya dengan melakukan apa yang disebutnya sebagai "dagang sapi". Sebelum pemilihan, Gus Dur telah berbicara mengenai perlunya membentuk suatu kabinet persatuan nasional yang terdiri atas anggota-anggota yang berasal dari spektrum politik yang luas. Ide ini mungkin dapat terlaksana seandainya Gus Dur bebas memilih menteri-menterinya. Namun kenyataannya, hampir semua menteri di kabinet Gus Dur ini dipaksakan kepadanya.
Pada Senin, 25 Oktober 1999 pagi, Gus Dur berbicara dengan penuh harap mengenai kabinet yang sedang direncanakannya ini, sambil menyebutkan nama-nama mereka yang ia anggap terbaik dari 25 menterinya. Antara hari Senin pagi hingga hari diumumkannya susunan kabinet pada keesokan harinya, jumlah menjadi sepuluh orang lebih banyak, dan kebanyakan bukanlah orang-orang yang dipilih oleh Gus Dur sendiri. Pada waktu pengumuman, kabinet itu telah menjadi gabungan yang terlalu besar, yang terdiri dari berbagai kepentingan politik dan perorangan yang bukan saja berbeda akan tetapi saling berlawanan.
Dalam teori, memang Akbar Tanjung, Megawati Soekarnoputri, dan Amien Rais yang telah setuju untuk menjadi penjamin anggota-anggota partai mereka yang ikut dalam kabinet, dapat dimintai juga bagian pertanggungjawaban dan kedisiplinan mereka. Bahkan dalam suatu demokrasi yang telah matang, pengaturan seperti ini akan menimbulkan banyak tantangan. Di Indonesia, demokrasi bukanlah hasil evolusi masyarakat sipil dalam waktu yang lama, melainkan merupakan akibat dari kejatuhan yang tiba-tiba suatu rezim yang dekaden dan rapuh. Oleh karena itu, sangatlah naif untuk berharap bahwa aparat rezim yang baru saja muncul sebagai rezim demokrat dapat menunjukkan sikap tidak mementingkan diri sendiri, kematangan, dan profesionalisme yang diperlukan agar persatuan yang terdiri dari unsur-unsur yang tampaknya tak mungkin bersatu itu dapat berjalan.
Namun demikian, masih ada menteri-menteri yang secara potensial memang baik. Misalnya saja orang-orang seperti mantan Ketua Komnas HAM Marzuki Darusman, yang kemudian menjadi Jaksa Agung, dan Kwik Kian Gie, seorang ahli ekonomi profesional dari PDI-P. Lalu ada lagi Laksamana Sukardi, yang dikenal sebagai bankir dengan reputasi terhormat. Demikian juga masuknya Alwi Shihab dan Khofifah Indar Parawansa dari PKB, masing-masing sebagai Menlu dan Menteri UPW tampaknya juga memberikan harapan. Akan tetapi, kabinet yang gemuk ini, yang terdiri dari 35 orang menteri, juga diisi oleh mereka yang berasal dari rezim terdahulu dan juga sejumlah orang tak dikenal yang kecakapannya juga meragukan.
Pimpinan
Anggota
Menteri
Berikut ini adalah menteri Kabinet Persatuan Nasional.
Pejabat setingkat menteri
Berikut adalah pejabat setingkat menteri pada Kabinet Persatuan Nasional:
Perombakan
Presiden Abdurrahman Wahid melakukan pergantian susunan Kabinet Persatuan Nasional pada 23 Agustus 2000 berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 234/M Tahun 2000.
Galeri
Catatan kaki dan referensi
Lihat pula
Daftar kabinet Indonesia
Pranala luar
Kabinet Persatuan Nasional Periode 1999-2004 @ Kompas.com
|-
Persatuan Nasional
Pendirian tahun 1999 di Indonesia
Kabinet yang didirikan tahun 1999
Kabinet yang dibubarkan tahun 2001 | 544 |
5784 | https://id.wikipedia.org/wiki/Kabinet%20Gotong%20Royong | Kabinet Gotong Royong | Kabinet Gotong Royong adalah kabinet pemerintahan Indonesia pimpinan Presiden Megawati Sukarnoputri dan Wakil Presiden Hamzah Haz. Kabinet ini dilantik pada 10 Agustus 2001 dan masa baktinya berakhir pada 20 Oktober 2004.
Kabinet ini diumumkan pada 9 Agustus 2001. Berbeda jauh dengan presiden sebelumnya, selama kabinet ini bertugas, Presiden Megawati Soekarnoputri tidak pernah melakukan perombakan kabinet. Tetapi, hanya mengangkat beberapa menteri ad-interim karena beberapa menteri mengundurkan diri sehubungan dengan pencalonan mereka di Pilpres 2004.
Adapun Program Kerja Kabinet Gotong Royong adalah sebagai berikut:
Mempertahankan Persatuan dan Kesatuan bangsa dalam kerangka utuh Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Meneruskan proses reformasi dan demokratisasi dalam seluruh aspek kehidupan nasional melalui kerangka, arah, dan agenda yang lebih jelas, dengan terus meningkatkan penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia.
Normalisasi kehidupan ekonomi dan kemasyarakatan untuk memperkuat dasar bagi kehiduan perekonomian rakyat.
Melaksanakan penegakan hukum secara konsisten, mewujudkan rasa aman serta tenteram dalam kehidupan masyarakat, melakukan pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).
Melaksanakan politik luar negeri yang bebas aktif, memulihkan martabat bangsa dan negara serta kepercayaan luar negeri, termasuk lembaga-lembaga pemberi pinjaman dan kalangan investor terhadap pemerintah.
Mempersiapkan penyelenggaraan Pemilihan Umum 2004 yang aman, tertib, rahasia, dan langsung.
Pimpinan
Anggota
Menteri
Berikut ini adalah menteri Kabinet Gotong Royong.
Pejabat setingkat menteri
Berikut adalah pejabat setingkat menteri pada Kabinet Gotong Royong:
Referensi
Lihat pula
Daftar kabinet Indonesia
|-
Gotong Royong
Pendirian tahun 2001 di Indonesia
Kabinet yang didirikan tahun 2001
Kabinet yang dibubarkan tahun 2004 | 234 |
5800 | https://id.wikipedia.org/wiki/Pendudukan%20Jepang%20di%20wilayah%20Hindia%20Belanda | Pendudukan Jepang di wilayah Hindia Belanda | Masa pendudukan Jepang di Nusantara yang saat itu masih bernama Hindia Belanda dimulai pada tahun 1942 dan berakhir pada tanggal 17 Agustus 1945 seiring dengan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia oleh Soekarno dan M. Hatta.
Pada Mei 1940, awal Perang Dunia II, Belanda diduduki oleh Jerman Nazi. Hindia Belanda mengumumkan keadaan siaga dan mengalihkan ekspor untuk Kekaisaran Jepang ke Amerika Serikat dan Inggris. Negosiasi dengan Jepang yang bertujuan untuk mengamankan persediaan bahan bakar pesawat gagal pada Juni 1941, dan Jepang memulai penaklukan hampir seluruh wilayah Asia Tenggara pada bulan Desember di tahun yang sama. Pada bulan yang sama, faksi dari Sumatra menerima bantuan Jepang untuk mengadakan revolusi terhadap pemerintahan Belanda. Pasukan Belanda yang terakhir dikalahkan Jepang pada Maret 1942.
Pengalaman penduduk di bawah penguasaan Jepang bervariasi, tergantung tempat seseorang tinggal dan status sosial orang tersebut. Bagi yang tinggal di daerah yang dianggap penting dalam peperangan, mereka mengalami siksaan, terlibat perbudakan seks, penahanan tanpa alasan dan hukuman mati, dan kejahatan perang lainnya. Orang Belanda dan campuran Indonesia-Belanda merupakan target sasaran dalam penguasaan Jepang.
Selama masa pendudukan, Jepang juga membentuk badan persiapan kemerdekaan yaitu BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau dalam bahasa Jepang. Badan ini bertugas membentuk persiapan-persiapan pra-kemerdekaan dan membuat dasar negara dan digantikan oleh PPKI atau (独立準備委員会, Dokuritsu Junbi Iinkai) yang bertugas menyiapkan kemerdekaan.
Latar belakang
Pada Bulan Oktober 1941, Jenderal Hideki Tojo menggantikan Konoe Fumimaro sebagai Perdana Menteri Jepang. Sebenarnya, sampai akhir tahun 1940, pimpinan militer Tambelang tidak menghendaki melawan beberapa negara sekaligus, namun sejak pertengahan tahun 1941, mereka melihat bahwa Amerika Serikat, Inggris, dan Belanda harus dihadapi sekaligus apabila mereka ingin menguasai sumber daya alam di Asia Tenggara. Apalagi setelah Amerika melancarkan embargo minyak bumi yang sangat dibutuhkan untuk industri di Jepang maupun untuk keperluan perang.
Laksamana Isoroku Yamamoto, Panglima Angkatan Laut Jepang, mengembangkan strategi perang yang sangat berani, yaitu mengerahkan seluruh kekuatan armadanya untuk dua operasi besar. Seluruh potensi Angkatan Laut Jepang mencakup 6 kapal induk (pengangkut pesawat tempur), 10 kapal perang, 18 kapal penjelajah berat, 20 kapal penjelajah ringan, 4 kapal pengangkut perlengkapan, 112 kapal perusak, 65 kapal selam serta 2.274 pesawat tempur. Kekuatan pertama, yaitu 6 kapal induk, 2 kapal perang, 11 kapal perusak serta lebih dari 1.400 pesawat tempur, tanggal 7 Desember 1941, akan menyerang secara mendadak basis Armada Pasifik Amerika Serikat di Pearl Harbor di kepulauan Hawaii. Sedangkan kekuatan kedua, sisa kekuatan Angkatan Laut yang mereka miliki, mendukung Angkatan Darat dalam Operasi Selatan, yaitu penyerangan atas Filipina dan Malaya/Singapura, yang akan dilanjutkan ke Jawa. Kekuatan yang dikerahkan ke Asia Tenggara adalah 11 Divisi Infanteri yang didukung oleh 7 resimen tank serta 795 pesawat tempur. Seluruh operasi direncanakan selesai dalam 150 hari. Admiral Chuichi Nagumo memimpin armada yang ditugaskan menyerang Pearl Harbor.
Pada pagi 7 Desember 1941, 360 pesawat terbang yang terdiri dari pembom pembawa torpedo serta sejumlah pesawat tempur diberangkatkan dalam dua gelombang. Pengeboman Pearl Harbor ini berhasil menghancurkan 188 pesawat dan merusak delapan kapal perang Angkatan Laut Amerika Serikat. Selama dua jam pengeboman, 2.402 orang Amerika tewas dan 1.283 lainnya luka-luka. Namun tiga kapal induk Amerika selamat, karena pada saat itu tidak berada di Pearl Harbor.
Tanggal 8 Desember 1941, Kongres Amerika Serikat menyatakan perang terhadap Jepang. Tiga hari kemudian, Jerman menyatakan perang terhadap Amerika Serikat. Kondisi ini menjadikan Amerika Serikat tergabung dengan pasukan Sekutu dan terlibat pertempuran di Eropa dan Asia Pasifik.
Perang Pasifik ini berpengaruh besar terhadap gerakan kemerdekaan negara-negara di Asia Timur, termasuk Indonesia. Tujuan Jepang menyerang dan menduduki Hindia Belanda adalah untuk menguasai sumber-sumber alam, terutama minyak bumi, guna mendukung potensi perang Jepang serta mendukung industrinya. Jawa dirancang sebagai pusat penyediaan bagi seluruh operasi militer di Asia Tenggara, dan Sumatra sebagai sumber minyak utama.
Organisasi yang Didirikan di Zaman Jepang
Pembela Tanah Air (PETA)
Gakkutotai (laskar pelajar)
Heiho (barisan cadangan prajurit)
Seinendan (barisan pemuda)
Fujinkai (barisan wanita)
Putera (Pusat Tenaga Rakyat)
Jawa Hokokai (Himpunan kebaktian Jawa)
Keibodan (barisan pembantu polisi)
Jibakutai (pasukan berani mati)
Kempetai (barisan polisi rahasia)
Film propaganda
Sejak awal datang ke Indonesia pada tahun 1942 hingga melenggang keluar Indonesia pada tahun 1945, Jepang banyak memproduksi film-film propaganda. Kala itu, tidak sedikit masyarakat Indonesia yang terpengaruh. Terlebih dengan bumbu dan gorengan semangat anti-sekutu—yang mana Belanda termasuk di dalamnya—dan telah lama menjajah Indonesia.
Ketika sekutu masuk ke Indonesia,
film-film propaganda produksi Jepang ini disita. Pada Agustus 2020, Nederlandsch Instituut voor Beeld en Geluid merilis film-film propaganda Jepang hasil sitaan sekutu yang diproduksi selama Perang Pasifik ketika Hindia-Belanda diduduki oleh Jepang ke Wikimedia Commons.
Berikut beberapa film propaganda Jepang yang telah tersedia di Wikimedia Commons :
Sosial Budaya
Sistem Stratifikasi Sosial pada Zaman Jepang
Sistem stratifikasi sosial pada zaman Jepang menempatkan golongan bumiputera di atas golongan Eropa maupun golongan Timur Asing, kecuali Jepang. Hal ini karena Jepang ingin mengambil hati rakyat Indonesia untuk membantu mereka dalam perang Asia Timur Raya.
Perlawanan rakyat terhadap Jepang
Peristiwa Cot Plieng, Aceh 10 November 1942
Pemberontakan dipimpin seorang ulama muda Tengku Abdul Jalil, guru mengaji di Cot Plieng, Lhokseumawe. Usaha Jepang untuk membujuk sang ulama tidak berhasil, sehingga Jepang melakukan serangan mendadak di pagi buta sewaktu rakyat sedang melaksanakan salat Subuh. Dengan persenjataan sederhana/seadanya rakyat berusaha menahan serangan dan berhasil memukul mundur pasukan Jepang untuk kembali ke Lhokseumawe. Begitu juga dengan serangan kedua, berhasil digagalkan oleh rakyat. Baru pada serangan terakhir (ketiga) Jepang berhasil membakar masjid sementara pemimpin pemberontakan (Teuku Abdul Jalil) berhasil meloloskan diri dari musuh, namun akhirnya tertembak saat sedang salat.
Peristiwa Singaparna
Perlawanan fisik ini terjadi di pesantren Sukamanah Singaparna Tasikmalaya, Jawa Barat di bawah pimpinan KH. Zainal Mustafa, tahun 1943. Dia menolak dengan tegas ajaran yang berbau Jepang, khususnya kewajiban untuk melakukan Seikerei setiap pagi, yaitu memberi penghormatan kepada Kaisar Jepang dengan cara membungkukkan badan ke arah matahari terbit. Kewajiban Seikerei ini jelas menyinggung perasaan umat Islam Indonesia karena termasuk perbuatan syirik/menyekutukan Tuhan. Selain itu diapun tidak tahan melihat penderitaan rakyat akibat tanam paksa.
Saat utusan Jepang akan menangkap, KH. Zainal Mustafa telah mempersiapkan para santrinya yang telah dibekali ilmu bela diri untuk mengepung dan mengeroyok tentara Jepang, yang akhirnya mundur ke Tasikmalaya.
Jepang memutuskan untuk menggunakan kekerasan sebagai upaya untuk mengakhiri pembangkangan ulama tersebut. Pada tanggal 25 Februari 1944, terjadilah pertempuran sengit antara rakyat dengan pasukan Jepang setelah salat Jumat. Meskipun berbagai upaya perlawanan telah dilakukan, namun KH. Zainal Mustafa berhasil juga ditangkap dan dibawa ke Tasikmalaya kemudian dibawa ke Jakarta untuk menerima hukuman mati dan dimakamkan di Ancol.
Peristiwa Indramayu, April 1944
Peristiwa Indramayu terjadi bulan April 1944 disebabkan adanya pemaksaan kewajiban menyetorkan sebagian hasil padi dan pelaksanaan kerja paksa yang telah mengakibatkan penderitaan rakyat yang berkepanjangan. Pemberontakan ini dipimpin oleh Haji Madriyas dan kawan-kawan di desa Karang Ampel, Sindang, Kabupaten Indramayu. Pasukan Jepang sengaja bertindak kejam terhadap rakyat di kedua wilayah (Lohbener dan Sindang) agar daerah lain tidak ikut memberontak setelah mengetahui kekejaman yang dilakukan pada setiap pemberontakan.
Pemberontakan Teuku Hamid
Teuku Hamid adalah seorang perwira Giyugun, bersama dengan satu pleton pasukannya melarikan diri ke hutan untuk melakukan perlawanan. Ini terjadi pada bulan November 1944.
Menghadapi kondisi tersebut, pemerintah Jepang melakukan ancaman akan membunuh para keluarga pemberontak jika tidak mau menyerah. Kondisi tersebut memaksa sebagian pasukan pemberontak menyerah, sehingga akhirnya dapat ditumpas.
Di daerah Aceh lainnya timbul pula upaya perlawanan rakyat seperti di Kabupaten Berenaih yang dipimpin oleh kepala kampung dan dibantu oleh satu regu Giyugun (perwira tentara sukarela), namun semua berakhir dengan kondisi yang sama yakni berhasil ditumpas oleh kekuatan militer Jepang dengan sangat kejam.
Pemberontakan Peta
Perlawanan PETA di Blitar (29 Februari 1945)
Perlawanan ini dipimpin oleh Syodanco Supriyadi, Syodanco Muradi, dan Dr. Ismail. Perlawanan ini disebabkan karena persoalan pengumpulan padi, rōmusha maupun Heiho yang diperlakukan secara paksa dan di luar batas perikemanusiaan. Sebagai putera rakyat para pejuang tidak tega melihat penderitaan rakyat. Di samping itu sikap para pelatih militer Jepang yang angkuh dan merendahkan prajurit-prajurit Indonesia. Perlawanan PETA di Blitar merupakan perlawanan yang terbesar di Jawa. Tetapi dengan tipu muslihat Jepang melalui Kolonel Katagiri (Komandan pasukan Jepang), pasukan PETA berhasil ditipu dengan pura-pura diajak berunding.
Empat perwira PETA dihukum mati dan tiga lainnya disiksa sampai mati. Sedangkan Syodanco Supriyadi tidak diketahui keberadaannya hingga akhirnya dinyatakan menghilang.
Perlawanan PETA di Meureudu-Pidie, Aceh (November 1944)
Perlawanan ini dipimpin oleh Perwira Gyugun Teuku Hamid. Latar belakang perlawanan ini karena sikap Jepang yang angkuh dan kejam terhadap rakyat pada umumnya dan prajurit Indonesia pada khususnya.
Perlawanan PETA di Gumilir, Cilacap (April 1945)
Perlawanan ini dipimpin oleh pemimpin regu (Bundanco), Kusaeri bersama rekan-rekannya. Perlawanan yang direncanakan dimulai tanggal 21 April 1945 diketahui Jepang sehingga Kusaeri ditangkap pada tanggal 25 April 1945. Kusaeri divonis hukuman mati tetapi tidak terlaksana karena Jepang terdesak oleh Sekutu.
Perlawanan Pang Suma
Perlawanan rakyat yang dipimpin oleh Pang Suma berkobar di Kalimantan Barat. Pang Suma adalah pemimpin suku Dayak yang besar pengaruhnya di kalangan suku-suku di daerah Tayan dan Meliau. Perlawanan ini bersifat gerilya untuk mengganggu aktivitas Jepang di Kalimantan.
Momentum perlawanan Pang Suma diawali dengan pemukulan seorang tenaga kerja Dayak oleh pengawas Jepang, satu di antara sekitar 130 pekerja pada sebuah perusahaan kayu Jepang. Kejadian ini kemudian memulai sebuah rangkaian perlawanan yang mencapai puncak dalam sebuah serangan balasan Dayak yang dikenal dengan Perang Majang Desa, dari April hingga Agustus 1944 di daerah Tayan-Meliau-Batang Tarang (Kab. Sanggau). Sekitar 600 pejuang kemerdekaan dibunuh oleh Jepang, termasuk Pang Suma.
Perlawanan Koreri di Biak di Irian Barat tahun 1943
Perlawanan ini dimulai dari gerakan kultural Koreri pimpinan Angganita Manufandu tahun 1939. Saat Jepang sampai Angganita dipenjara pemerintah Jepang sehingga gerakan dipimpin oleh Stefanus Simioparef yang kemudian menjadi gerakan bernuansa politis. Pertempuran terbuka dimulai 10 October 1942, di Pantai Manswan, Selatan Biak yang mengakibatkan sekitar korban 2000 orang. Perlawanan ini dilatarbelakangi oleh penderitaan rakyat yang diperlakukan sebagai budak belian, dipukuli, dianiaya tapi juga untuk melawan kolonial dan pengaruh dari luar yang mulai merubah agama dan budaya lokal. Dalam perlawanan tersebut rakyat banyak jatuh korban, tetapi rakyat melawan dengan gigih. Pimpinan lain gerakan ini adalah Lukas Rumkorem yang kemudian mendirikan iterasi pertama Perserikatan Indonesia Merdeka (PIM), partai politik pertama di Biak pada September 1945, yang mengadakan pertemuan di September hingga November di Nusi, lalu kemudian pindah sejak Januari 1946 ke Bosnek.
Perlawanan di Pulau Yapen Selatan
Perlawanan ini termasuk dari sebaran gerakan Koreri di Biak dan dipimpin oleh Nimrod. Ketika Sekutu sudah mendekat maka memberi bantuan senjata kepada pejuang. Nimrod lalu dihukum pancung oleh Jepang. Tetapi muncullah seorang pemimpin gerilya baru yakni Silas Papare yang saat itu bekerja sama dengan NEFIS, intelejen Belanda. Dia menjadi penghubung antara mantan pasukan gerilya dengan sekutu.
Perlawanan di Tanah Besar Papua
Perlawanan ini dipimpin oleh Simson. Dalam perlawanan rakyat di Papua, terjadi hubungan kerja sama antara gerilyawan dengan pasukan penyusup Sekutu sehingga rakyat mendapatkan modal senjata dari Sekutu.
Gerakan bawah tanah
Sebenarnya bentuk perlawanan terhadap pemerintah Jepang yang dilakukan rakyat Indonesia tidak hanya terbatas pada bentuk perlawanan fisik saja tetapi Anda dapat pula melihat bentuk perlawanan lain/gerakan bawah tanah seperti yang dilakukan oleh:
Kelompok Sutan Syahrir di daerah Jakarta dan Jawa Barat dengan cara menyamar sebagai pedagang nanas di Sindanglaya.
Kelompok Sukarni, Adam Malik dan Pandu Wiguna. Mereka berhasil menyusup sebagai pegawai kantor pusat propaganda Jepang Sendenbu (sekarang kantor berita Antara).
Kelompok Syarif Thayeb, Eri Sudewo dan Chairul Saleh. Mereka adalah kelompok mahasiswa dan pelajar.
Kelompok Achmad Subardjo, Sudiro dan Wikana. Mereka adalah kelompok gerakan Kaigun (AL) Jepang.
Garis waktu
1941
6 Januari, Belanda menangkap Thamrin, Douwes Dekker dan beberapa tokoh nasionalis lainnya. Thamrin meninggal di tahanan lima hari kemudian. Douwes Dekker diasingkan ke Suriname.
11 Januari - Tim perundingan Jepang yang baru dan lebih agresif di bawah Yoshizawa tiba di Batavia.
Februari - Tekanan Jepang yang kian meningkat terhadap pemerintah Hindia Belanda untuk "bergabung dengan Wilayah Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya" ditolak Van Mook.
14 Mei - Jepang mengirimkan sebuah ultimatum kepada pemerintah Hindia Belanda, menuntut agar pengaruh dan kehadiran Jepang dibiarkan di wilayah ini.
6 Juni - Perundingan antara Belanda dan Jepang gagal. Pemerintah Hindia Belanda menjawab bahwa tidak akan ada konsesi yang akan diberikan kepada Jepang, dan bahwa semua produk strategis (termasuk minyak dan karet) telah dikontrakkan untuk dikapalkan ke Inggris dan Amerika Serikat.
11 Juli - Volksraad membentuk sebuah milisi Indonesia.
25 Juli - Jepang mengumumkan pembentukan sebuah "protektorat" atas Indochina.
26 Juli - Semua aset Jepang di Hindia Belanda dibekukan.
30 Juli - Pemerintah Belanda di pengasingan menjanjikan untuk mengadakan konferensi tentang Indonesia setelah perang.
30 November - Angkatan Laut Belanda di Hindia mulai dimobilisasi.
5 Desember - Pemerintah Hindia Belanda mengirim permintaan kepada Australia untuk mengirimkan pasukannya ke Ambon dan Timor. Pesawat-pesawat Angkatan Udara Australia dan personilnya tiba pada 7 Desember.
8 Desember - Jepang menyerang Malaya, mendarat di ujung selatan Thailand dan utara Malaya. Jepang mulai menyerang Filipina. Belanda, di antara bangsa-bangsa lainnya, perang terhadap Jepang.
10 Desember - Kapal-kapal perang Inggris, Prince of Wales dan Repulse ditenggelamkan dalam perbedaan beberapa jam saja satu sama lain di lepas pantai Malaya.
16 Desember - Orang-orang Aceh yang anti Belanda mengadakan hubungan dengan pasukan-pasukan Jepang di Malaya.
17 Desember – Pasukan yang dipimpin oleh Australia mendarat di Timor Portugis. Diktator Portugal Salazar memprotes.
17 Desember - Jepang melakukan serangan udara atas Ternate.
Jepang mendarat di Sarawak.
22 Desember – Pasukan invasi utama Jepang mendarat di Filipina.
Hatta menulis sebuah artikel surat kabar yang menyerukan agar bangsa Indonesia melawan Jepang.
24 Desember - Jepang menyerang pasukan-pasukan Inggris di Kuching, Sarawak.
1942
Januari
2 Januari - Jepang merebut kota Manila.
3 Januari - Jepang merebut Sabah.
6 Januari - Jepang merebut Brunei.
6 Januari – Serangan udara Jepang pertama atas Ambon.
10 Januari - Jepang mulai menginvasi Indonesia di Borneo (Tarakan) dan Celebes (Manado).
11 Januari - Jepang merebut Tarakan.
12 Januari - Van Mook melakukan perjalanan darurat ke Amerika Serikat, meminta tambahan pasukan, dan agar Hindia Belanda tidak dilupakan dalam pertahanan Sekutu.
13 Januari - Jepang merebut Manado.
15 Januari - Jen. Wavell dari Inggris mengambil alih komando atas ABDACOM, komando gabungan Sekutu pertama (Australia, Inggris, Belanda, Amerika) di dalam perang.
16 Januari – Agen-agen Aceh kembali dari Malaya dengan janji-janji dukungan Jepang dalam melawan Belanda.
23 Januari - Jepang merebut Balikpapan meskipun terdapat serangan balasan dari Belanda dan A.S.
25 Januari - Jepang merebut Kendari di Celebes.
30 Januari - Jepang menyerang Ambon. Pasukan-pasukan KNIL dan Australia menghancurkan pasokan agar tidak jatuh ke tangan Jepang. Kota Ambon direbut dalam tempo 24 jam. Pertempuran berlanjut hingga 2 Februari. Sejumlah 90 persen pasukan pertahanan Australia menjadi korban, banyak di antaranya yang dibantai pada Februari setelah ditawan.
Pasukan Inggris mengevakuasi Malaya dan lari ke Singapura.
Februari
1 Februari - Jepang merebut Pontianak.
3 Februari - Jepang mengebom Surabaya.
4 Februari – Pertempuran Selat Makassar (pertempuran laut antara Kalimantan dan Sulawesi): Angkatan Udara dan Laut Jepang memaksa Sekutu untuk mundur hingga ke Cilacap. Jepang maju hingga ke Celebes.
6 Februari - Jepang mulai mengebom Palembang.
8 Februari - Jepang mulai melakukan serangan utama atas Singapura.
9 Februari - tiga divisi tentara Jepang mendarat di Singapura.
10 Februari - Jepang merebut Makassar.
13 Februari - Jepang mengerahkan pasukan terjung payung ke Palembang. Dalam tiga hari,Palembang jatuh ke tangan Tentara Jepang.
15 Februari - Singapura jatuh; 130.000 pasukan di bawah komando Inggris ditawan sebagai tawanan perang.
18 Februari - Van Mook, di Australia, memohon agar pasukan Sekutu melakukan serangan. Bali diduduki Jepang.
19 Februari – Pertempuran Selat Badung (pertempuran laut antara Bali dan Lombok): sebuah satuan kecil pasukan Jepang memukul mundur pasukan Belanda dan Australia. Jepang mendarat di Bali. Serangan udara pertama Jepang atas Darwin, Australia.
20 Februari - Jepang mendarat di Timor dan tanggal 24 Februari tentara Jepang telah menguasai Timor.
23 Februari – Revolusi melawan Belanda dimulai di Aceh dan Sumatera Utara, dengan dukungan Jepang.
Belanda memindahkan Soekarno ke Kota Padang; Soekarno lolos dalam kekacauan sementara Belanda melakukan evakuasi.
Belanda mengevakuasi Sjahrir dan Hatta dari Banda lewat udara beberapa menit sebelum Jepang mulai mengebom pulau itu.
Jepang mengklaim Timor; pasukan-pasukan Australia terus melakukan perang gerilya.
27 Februari
Pertempuran Laut Jawa: Dalam pertempuran di Laut Jawa dekat Surabaya yang berlangsung selama tujuh jam, Angkatan Laut Sekutu dihancurkan, kapal-kapal perusak Amerika lolos ke Australia. Sekutu kehilangan lima kapal perangnya, sedangkan Jepang hanya menderita kerusakan pada satu kapal perusaknya (Destroyer). Rear Admiral Karel Willem Frederik Marie Doorman, Komandan Angkatan Laut Hindia Belanda, yang baru dua hari sebelumnya, tanggal 25 Februari 1942 ditunjuk menjadi Tactical Commander armada tentara Sekutu ABDACOM, tenggelam bersama kapal benderanya De Ruyter.
28 Februari
Tanggal 28 Februari 1942, Tentara Angkatan Darat ke-16 di bawah pimpinan Letnan Jenderal Hitoshi Imamura mendarat di tiga tempat di Jawa. Pertama adalah pasukan Divisi ke-2 mendarat di Merak,Banten, kedua adalah Resimen ke-230 di Eretan Wetan, dekat Indramayu dan yang ketiga adalah Divisi ke-48 beserta Resimen ke-56 di Kragan. Ketiganya segera menggempur pertahanan tentara Belanda. Setelah merebut Pangkalan Udara Kalijati (sekarang Lanud Suryadarma), Letnan Jenderal Imamura membuat markasnya di sana. Imamura memberikan ultimatum kepada Belanda, bahwa apabila tidak menyerah, maka tentara Jepang akan menghancurkan tentara Belanda.
Maret
Pada Maret 1942, pasukan-pasukan Sekutu di Jawa diberitahukan oleh mata-mata bahwa suatu kekuatan Jepang sejumlah 250.000 sedang mendekati Bandung, sementara kenyataannya kekuatannya hanya sepersepuluh jumlah itu. Informasi yang keliru itu mungkin merupakan bagian dari alasan mengapa Sekutu menyerah di Jawa.
Belanda sesungguhnya memindahkan kaum Komunis yang ditahan di kamp-kamp penjara di Hindia Belanda, sebagian dari mereka sejak 1926, ke penjara-penjara di Australia ketika Jepang tiba.
1 Maret - Pertempuran Selat Sunda: Pasukan invasi Jepang mendarat di Banten.
Pasukan invasi Jepang mendarat di sebelah barat Surabaya.
Serangan udara Jepang atas Medan.
5 Maret - Jepang menduduki Boyolali.
7 Maret - Jepang merebut Cilacap.
7 Maret - Rangoon jatuh ke tangan Jepang.
8 Maret - Jepang menguasai Surabaya ditandai dengan pengibaran bendera Jepang di atas Jembatan Wonokromo.
9 Maret - Gubernur Jenderal Hindia-Belanda Tjarda menyerah tanpa syarat kepada Jepang ditandai dengan penandatanganan dokumen kapitulasi,
Pada 9 Maret 1942, Gubernur Jenderal Jonkheer Tjarda van Starkenborgh Stachouwer bersama Letnan Jenderal Hein ter Poorten, Panglima Tertinggi Tentara India-Belanda datang ke Kalijati dan dimulai perundingan antara Pemerintah Hindia Belanda dengan pihak Tentara Jepang yang dipimpin langsung oleh Letnan Jenderal Imamura. Imamura menyatakan, bahwa Belanda harus menandatangani pernyataan menyerah tanpa syarat. Letnan Jenderal ter Poorten, mewakili Gubernur Jenderal menanda-tangani pernyataan menyerah tanpa syarat. Dengan demikian secara de facto dan de jure, seluruh wilayah bekas Hindia Belanda sejak itu berada di bawah kekuasaan dan administrasi Jepang. Hari itu juga, tanggal 9 Maret Jenderal Hein ter Poorten memerintahkan kepada seluruh tentara Hindia Belanda untuk juga menyerahkan diri kepada balatentara Kekaisaran Jepang.
Para penguasa yang lain, segera melarikan diri. Dr. Hubertus Johannes van Mook, Wakil Gubernur Jenderal untuk Hindia Belanda bagian timur, Dr. Charles Olke van der Plas, Gubernur Jawa Timur, melarikan diri ke Australia. Jenderal Ludolf Hendrik van Oyen, perwira Angkatan Udara Kerajaan Belanda melarikan diri dan meninggalkan isterinya di Bandung. Tentara KNIL yang berjumlah sekitar 20.000 di Jawa yang tidak sempat melarikan diri ke Australia ditangkap dan dipenjarakan oleh tentara Jepang. Sedangkan orang-orang Eropa lain dan juga warganegara Amerika Serikat, diinternir. Banyak juga warga sipil tersebut yang dipulangkan kembali ke Eropa.
Secara resmi Jepang telah menguasai Indonesia sejak tanggal 8 Maret 1942, ketika Panglima Tertinggi Pemerintah Hindia Belanda menyerah tanpa syarat di Kalijati, Subang. Jepang tanpa banyak menemui perlawanan yang berarti berhasil menduduki Indonesia. Bahkan, bangsa Indonesia menyambut kedatangan balatentara Jepang dengan perasaan senang, perasaan gembira dan disambut baik karena akan membebaskan bangsa Indonesia dari belenggu penjajahan bangsa Belanda.
11 Maret - Perlawanan Aceh terlibat dalam pertempuran dengan Belanda yang sedang mengundurkan diri.
12 Maret - Jepang mendarat di Peureulak, Kureng Raya, dan Sabang (Aceh).
12 Maret - Jepang tiba di Medan.
17 Maret - Jepang memasuki Kota Padang Soekarno, yang gagal diungsikan Belanda ke Australia karena kedatangan Jepang, untuk beberapa minggu tinggal di Sumatera Barat.
28 Maret - Pasukan Belanda terakhir di Sumatra menyerah di Kutatjane, di selatan Aceh.
Jepang melarang semua kegiatan politik dan semua organisasi yang ada. Volksraad dihapuskan. Bendera merah-putih-biru dilarang.
Tentara Ke-16 menguasai Jawa dan Madura (markas besar di Batavia/Jakarta); Tentara Ke-25 menguasai Sumatra (markas besar di Singapura. Tanggal 1 Mei 1943 pindah ke Bukittinggi); Armada Ekspedisi Selatan Ke-2 menguasai Indonesia timur (markas besar di Makassar).
April
Pada April 1942, sekitar 200 tentara Sekutu yang telah melarikan diri ke bukit-bukit di Jawa Timur dan terus berperang, ditangkap oleh Jepang di bawah perintah Imamura. Mereka dikumpulkan dan dimasukkan ke kandang-kandang ternak dari bambu, dibawa dengan kereta-kereta api terbuka ke Surabaya, lalu dibawa ke laut dan dilemparkan ke ikan-ikan hiu, sementara masih berada di dalam kandang-kandang bambu itu. Imamura dinyatakan bersalah atas kekejaman ini oleh sebuah peradilan militer Australia setelah perang.
7 April – Tiga orang pegawai Radio (NIROM) Hindia Belanda dihukum mati karena memainkan lagu kebangsaan Belanda pada 18 Maret, setelah menyerahnya Belanda.
7 April - Jepang merebut Ternate.
ABDACOM dibubarkan. Inggris dan Amerika membagi tanggung jawab perang: Inggris akan mencoba untuk merebut kembali Malaya dan Sumatra serta Burma. Sisanya di Pasifik dan Indonesia menjadi tanggung jawab AS (yang bekerja sama dengan Australia).
19 April - Jepang merebut Hollandia (kini Jayapura).
29 April - Jepang membentuk Gerakan 3A.
Mei
9 Mei - Jepang menduduki Lombok.
13 Mei - Jepang menduduki Sumbawa.
16 Mei - Jepang menduduki Sumba.
Juni
17 Juni – Pemerintah Belanda di pengungsian di London membentuk dewan konsultatif untuk urusan-urusan Hindia Belanda.
Juli
Pilihan satu-satunya yang dimiliki Soekarno dan Hatta adalah pura-pura bekerja sama dengan Jepang. Tujuan akhirnya, sudah tentu, bukanlah untuk mendukung Jepang, melainkan untuk mendapatkan kemerdekaan untuk Indonesia. Belakangan, Belanda yang kembali akan mencoba untuk menuduh Soekarno sebagai kolaborator Jepang guna mendapatkan dukungan Inggris dalam menghadapi republik Indonesia yang baru terbentuk.
Sjahrir memimpin gerakan di bawah tanah dari rumah kakak perempuannya di Cipanas, dekat Bogor. Informasi sering kali dan dengan diam-diam dibagikan Soekarno, yang mendapatkannya dari lingkaran dalam Jepang, dan Sjahrir.
Satuan sisa-sisa tentara KNIL dikirim ke Kai, Aru dan Kepulauan Tanimbar.
Jepang mengumpulkan Soekarno, Hatta, dan Sjahrir di Jakarta.
Soekarno, Hatta, Sjahrir bertemu secara rahasia: Soekarno untuk mengumpulkan massa untuk kemerdekaan, Hatta untuk menangani hubungan-hubungan diplomatik, Sjahrir untuk mengkoordinasi kegiatan-kegiatan bawah tanah.
Soekarno menerima tawaran Jepang untuk menjadi pemimpin pemerintah Indonesia, tetapi bertanggung jawab kepada militer Jepang.
30 Juli - Jepang menduduki Kep. Kai dan Aru, setelah sejumlah perlawanan di Kai.
31 Juli - Jepang merebut Kep. Tanimbar sejumlah perlawanan oleh KNIL dan detasemen-detasemen Australia di Saumlaki.
Agustus, September, Oktober
29 Agustus - Jepang mulai memindahkan sejumlah pasukan dari Sumatra dan Jawa ke Kep. Solomon.
September, orang-orang Muslim Indonesia menolak untuk memberi hormat kepada Kaisar Jepang di Tokyo. Peristiwa di Sukamanah, Singaparna Tasikmalaya-Jawa Barat bukti nyata penolakan tersebut. Haji Zaenal Mustafa mengangkat senjata kepada Jepang walaupun kemudian berhasil ditumpas dan dia dihukum mati di Ancol. Sebagai penghormatan, nama Haji Zaenal Mustafa menjadi nama jalan terpenting di Tasikmalaya.
Oktober, Kemajuan militer Jepang di Pasifik terhenti; para komandan Jepang disuruh mengembangkan sentimen-sentimen pro-Jepang di wilayah-wilayah pendudukan.
16 Oktober – Tentara ke-16 Jepang mengirimkan pasukan-pasukan pengawal ke Lombok, Sumba dan Timor.
Pada mulanya, propaganda Jepang kedengaran seperti perbaikan dibandingkan dengan pemerintahan Belanda. Setelah itu, pasukan-pasukan Jepang mulai mencuri makanan dan menangkapi orang untuk dijadikan pekerja paksa, sehingga pandangan bangsa Indonesia terhadap mereka mulai berbalik.
Militer Jepang membuat tiga kesalahan besar terhadap bangsa Indonesia:
kerja paksa: banyak laki-laki Indonesia diambil dari tengah keluarga mereka dan dikirim hingga ke Burma untuk melakukan pekerjaan pembangunan dan banyak pekerjaan berat lainnya dalam kondisi-kondisi yang sangat buruk. Ribuan orang mati atau hilang.
pengambilan paksa: tentara-tentara Jepang dengan paksa mengambil makanan, pakaian dan berbagai pasokan lainnya dari keluarga-keluarga Indonesia, tanpa memberikan ganti rugi. Hal ini menyebabkan kelaparan dan penderitaan semasa perang.
perbudakan paksa terhadap perempuan: banyak perempuan Indonesia yang dijadikan "wanita penghibur" bagi tentara-tentara Jepang.
Selain itu, Jepang menahan banyak warga sipil Belanda di kamp-kamp tahanan dalam kondisi-kondisi yang sangat buruk, dan memperlakukan tahanan perang militer di Indonesia dalam keadaan yang buruk pula.
Namun, kejahatan-kejahatan perang di tempat yang sangat serius pada kenyataannya tidak seburuk dengan apa yang dilakukan di Tiongkok atau Korea pada masa yang sama. Sejumlah komandan, seperti misalnya Jenderal Hitoshi Imamura di Jawa, secara terbuka dikritik di koran-koran Jepang karena terlalu lunak. Bahkan ada sejumlah perwira Jepang yang bersimpati dengan gagasan kemerdekaan Indonesia, dan yang bahkan memberikan dukungan mereka kepada tokoh-tokoh dan organisasi politik Indonesia, hingga kepada Soekarno sendiri.
November, Desember
November, Pemberontakan di Aceh diredam oleh Jepang.
Jenderal Imamura digantikan oleh Jenderal Harada.
7 Desember - Ratu Wilhelmina dari kerajaan Belanda, di pengasingan berpidato menjanjikan perbaikan hubungan kembali dengan jajahan setelah perang selesai.
27 Desember - Jepang membuka kamp interniran pertama untuk perempuan Belanda di Ambarawa.
1943
Januari, Jepang menangkap Amir Sjarifuddin untuk mematahkan gerakan perlawanannya. Sjarifuddin dijatuhi hukuman mati, tetapi Soekarno mengintervensi dan membelanya atas nama pribadi.
9 Februari - Jepang mengirim tambahan pasukan ke Tanimbar, Kepulauan Kai dan Irian Barat.
10 Februari - Gerilyawan Australia ditarik dari Timor Portugis setelah setahun berperang di dalam hutan.
Maret - Rōmusha tiba di Pekanbaru untuk pembangunan jalur kereta api Pekanbaru-Muaro.
9 Maret - Jepang membentuk Putera (Pusat Tenaga Rakyat), sebuah sayap organisasi politik. Soekarno menjadi ketuanya, Hatta dan Ki Hadjar Dewantara salah satu anggotanya.
Jepang membentuk sayap militer lokal, disebut Heiho untuk menjadi unit reguler Jepang. Tentara Heiho dari Indonesia adalah kombinasi antara sukarelawan dan milisi. Tentara Jepang membedakan perlakuan terhadap Heiho dan tentara Jepang.
1 Mei - Markas Tentara Ke-25 di Singapura pindah ke Bukittinggi.
Juli - Jepang menangkap sekitar 1000 pejuang di Kalimantan Selatan
7 Juli - Perdana Menteri Jepang Hideki Tojo menjanjikan pemerintahan otonomi terbatas bagi Indonesia dalam pidatonya di Gambir.
13 Agustus - Amerika melancarkan serangan bom dari Australi terhadap Balikpapan.
Jepang mulai mengambil alih perkebunan gula untuk menguasai produksi gula. Para manajer Eropa dikirim kamp interniran. Di sekitar waktu ini, banyak Gereja Kristen Protestan didirikan oleh orang Indonesia setelah pendeta dan misionaris Belanda dikirim ke kamp interniran Jepang.
September, pemberontakan melawan Jepang berhasil ditumpas di Kalimantan Selatan dan Barat.
8 September - Perintah dari Markas Besar Militer Jepang di Saigon untuk membentuk "Giyugun" (angkatan bersenjata lokal) di sepanjang Asia Tenggara. Pada akhir peperangan, sekitar dua juta orang Indonesia telah direkrut untuk menjadi Giyugun atau menjadi Heiho. Jepang merasa perlu merekrut orang lokal untuk pertahanan, karena tentara Jepang terus ditarik untuk perang dengan Sekutu di Pasifik.
3 Oktober - Jepang membentuk Giyugun di Sumatra dan Jawa. Pasukan di Jawa disebut PETA (Pembela Tanah Air). Banyak tokoh yang tergabung dalam PETA, termasuk Soedirman dan Soeharto. Aktivis kemerdekaan menganggap pelatihan militer tidak begitu mendukung kekuatan Jepang dibanding persiapan untuk kemungkinan kemerdekaan. Pada pertengahan 1945, ada 120.000 pejuang tergabung dalam PETA. Kelompok ini yang kemudian akan membentuk inti Angkatan Bersenjata Indonesia.
24 Oktober - Payung organisasi MIAI berganti nama menjadi Masyumi (Majelis Syurah Muslimin Indonesia).
Jepang mulai melancarkan kerja paksa terhadap penduduk desa (rōmusha), ribuan orang mati dan hilang. Jepang mulai menjarah beras.
Brigade Angkatan Laut Belanda di pengasingan mulai pelatihan pada Camp Lejeune, North Carolina, dengan tujuan akhir merebut kembali Hindia Belanda.
3 November - Hatta berpidato menghimbau orang Indonesia untuk bergabung dengan PETA.
10 November - Soekarno, Hatta, dan Kyai Bagus Hadikusumo berangkat ke Tokyo untuk bertemu dengan Kaisar Jepang. Ini adalah pertama kali Soekarno bepergian ke luar negeri.
Desember - Barisan Hizbullah dibentuk oleh Jepang, sebuah angkatan perang pemuda Muslim yang berhubungan dengan Masyumi.
1944
Januari, Putera digantikan oleh Jawa Hokokai. Soekarno menjadi pemimpinnya.
19 April - Sekutu menjatuhkan bom di Sabang, Aceh.
22 April - Sekutu menguasai Hollandia (sekarang Jayapura).
9 Mei - Komandan Jepang memutuskan meninggalkan Irian Barat.
17 Mei - Serangan udara Sekutu di Surabaya.
21 Mei - Tentara Amerika mendarat di Biak.
4 Juni - Jepang melancarkan serangan balik ke Biak.
Agustus, Barisan Pelopor yang dibentuk oleh sayap pemuda Jawa Hokokai (setelah kemerdekaan berganti nama menjadi Barisan Benteng).
11 Agustus - Serangan udara Sekutu di Palembang.
28 Agustus - Ambon luluh lantak akibat serangan udara Sekutu.
7 September - Jenderal Koiso menjanjikan Indonesia akan merdeka dalam waktu yang tidak lama lagi.
8 September - tentara Amerika berhasil mengusir Jepang dari Biak.
15 September - Sekutu mendarat di Morotai. Otoritas Jepang mulai mengorganisir dewan regional (dengan kekuasaan sebagai penasihat saja).
Oktober, tentara Australia mulai melancarkan serangan bom ke Balikpapan. Jepang mengorganisir sebuah Dewan Penasehat Pusat, serupa dengan Volksraad, namun tanpa kekuasaan legislatif.
November, Gubernur Militer Kumashaki Harada digantikan oleh Shigeichi Yamamoto. Pakubuwono XII menjadi Susuhunan Surakarta.
1945
Januari-April
14 Februari - tentara Peta di Blitar menyerang gudang senjata Jepang.
1 Maret - Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), sebuah komite untuk mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia, diumumkan pembentukannya oleh Jepang. Anggota-anggotanya antara lain Soekarno, Hatta, Wahid Hasyim, dan lain-lain. Pemimpinnya adalah Dr. Radjiman Wedyodiningrat.
April, Laksamana Maeda, pimpinan intelijen Angkatan Laut di Indonesia, mendukung perjalanan pidato keliling Soekarno dan Hatta ke Makassar.
30 April - Tentara Australia dan Belanda mendarat di Tarakan.
Mei
3 Mei - Gerilyawan Aceh menyerang pos Jepang di Pandrah, berhasil membunuh seluruh tentara Jepang.
29 Mei - Diselenggarakan sidang pertama BPUPKI yang berlangsung sampai 1 Juni. Soepomo berpidato tentang integrasi nasional dan melawan individualisme perorangan. Muhammad Yamin mengusulkan bahwa negara baru tersebut juga sekaligus mengklaim Sarawak, Sabah, Malaya, Timor Portugis, dan seluruh wilayah Hindia Belanda sebelum perang. Yamin juga menyarankan bahwa Indonesia baru harus mengabaikan hukum internasional dan mendeklarasikan semua area samudra antara pulau-pulau sebagai perairan teritorial. Kontroversi terus berlanjut di antara peserta sidang BPUPKI mengenai aturan Islam dalam Indonesia yang baru.
Juni
Maeda mendukung perjalanan Soekarno dan Hatta ke Bali dan Banjarmasin untuk berpidato.
1 Juni - Soekarno menjelaskan tentang doktrin "Pancasila" di depan BPUPKI.
10 Juni - Tentara Australia mendarat di Brunei, tentara Belanda mendarat di Sumatera Utara.
22 Juni - Sebuah komisi khusus dipimpin Soekarno dibentuk untuk memecahkan perselisihan atas peran Islam dalam Republik yang baru, dan setuju dengan menghadiahkan bahasa kompromi, yang kemudian dikenal sebagai Piagam Jakarta. Bahasa kompromi ini menyebutkan bahwa hanya yang beragama Islam yang diwajibkan untuk mengikuti Hukum Islam.
24 Juni - Tentara Sekutu mendarat di Halmahera.
Juli
Militer Jepang mengadakan pertemuan di Singapura. Merencanakan pengalihan kekuasaan Indonesia kepada pimpinan pejuang kemerdekaan Indonesia.
1 Juli - Tentara Australia menguasai Balikpapan, pesawat Amerika menjatuhkan bom di Watampone.
8 Juli - Sekolah Tinggi Islam didirikan di Jakarta (sekarang menjadi Universitas Islam Indonesia (UII)) yang berpusat di Yogyakarta seiring perpindahan ibu kota Indonesia ke Yogyakarta saat Agresi Militer Belanda ke-II)
10 Juli-17 Juli - Diselenggarakan sidang kedua BPUPKI untuk membicarakan rancangan undang-undang dasar untuk Indonesia. Hatta melakukan kritik terhadap pernyataan Yamin, dan menyarankan Irian Barat sebaiknya tidak dimasukkan ke dalam Indonesia. Soekarno mendukung Yamin. Haji Agus Salim menyarankan agar rakyat yang berada di bawah bekas kekuasaan Inggris dan Portugis dapat memilih apakan akan bergabung dengan Indonesia atau tidak. Mayoritas anggota memilih bahwa Indonesia harus memasukkan Malaya, Sarawak, Sabah dan Timor Portugis, seluruh wilayah Hindia Belanda sebelum perang.
11 Juli - Amerika melancarkan serangan udara di Sabang.
Periode menjelang Kemerdekaan RI
Pada 6 Agustus 1945, 2 bom atom dijatuhkan ke dua kota di Jepang, Hiroshima dan Nagasaki oleh Amerika Serikat. Ini menyebabkan Jepang menyerah kepada Amerika Serikat dan sekutunya. Momen ini pun dimanfaatkan oleh Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaannya.
7 Agustus - BPUPKI berganti nama menjadi PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia).
Pada 9 Agustus 1945 Soekarno, Hatta dan Radjiman Wedyodiningrat diterbangkan ke Vietnam untuk bertemu Marsekal Terauchi. Mereka dikabarkan bahwa pasukan Jepang sedang menuju kehancuran tetapi Jepang menginginkan kemerdekaan Indonesia pada 24 Agustus.
Sementara itu, di Indonesia, Sutan Syahrir telah mendengar berita lewat radio pada tanggal 10 Agustus 1945, bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu. Para pejuang bawah tanah bersiap-siap memproklamasikan kemerdekaan RI, dan menolak bentuk kemerdekaan yang diberikan sebagai hadiah Jepang. Saat Soekarno, Hatta dan Radjiman kembali ke tanah air pada tanggal 14 Agustus 1945, Syahrir mendesak agar Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan. Namun Soekarno belum yakin bahwa Jepang memang telah menyerah, dan proklamasi kemerdekaan RI saat itu dapat menimbulkan pertumpahan darah yang besar, dan dapat berakibat sangat fatal jika para pejuang Indonesia belum siap.
15 Agustus - Jepang menyerah kepada Sekutu. Tentara dan Angkatan Laut Jepang masih berkuasa di Indonesia karena Jepang telah berjanji akan mengembalikan kekuasaan di Indonesia ke tangan Belanda.
Para pemuda pejuang, termasuk Chaerul Saleh, yang tergabung dalam gerakan bawah tanah kehilangan kesabaran, dan pada dini hari tanggal 16 Agustus 1945 mereka menculik Soekarno dan Hatta, dan membawanya ke Rengasdengklok, yang kemudian terkenal sebagai peristiwa Rengasdengklok. Di sini, mereka kembali meyakinkan Soekarno bahwa Jepang telah menyerah dan para pejuang telah siap untuk melawan Jepang, apa pun risikonya.
Malam harinya, Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta, bertemu dengan Jenderal Moichiro Yamamoto dan bermalam di kediaman Laksamana Muda Maeda Tadashi. Dari komunikasi antara Hatta dan tangan kanan komandan Jepang di Jawa ini, Soekarno dan Hatta menjadi yakin bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu, dan tidak memiliki wewenang lagi untuk memberikan kemerdekaan.
Mengetahui bahwa proklamasi tanpa pertumpahan darah telah tidak mungkin lagi, Soekarno, Hatta dan anggota PPKI lainnya malam itu juga rapat dan menyiapkan teks Proklamasi yang kemudian dibacakan pada pagi hari tanggal 17 Agustus 1945.
Tentara Pembela Tanah Air, kelompok muda radikal, dan rakyat Jakarta mengorganisasi pertahanan di kediaman Soekarno. Selebaran kemudian dibagi-bagikan berisi tentang pengumuman proklamasi kemerdekaan. Adam Malik juga mengirim pesan singkat pengumuman Proklamasi ke luar negeri. Meskipun pendudukan Jepang memiliki aspek negatif, seperti kerja paksa dan penggunaan bahasa Jepang, itu juga memainkan peran penting dalam mempersiapkan jalan bagi kemerdekaan Indonesia. Pada tahun 1945, Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Pasca-Kemerdekaan
18 Agustus - PPKI membentuk sebuah pemerintahan sementara dengan Soekarno sebagai Presiden dan Hatta sebagai Wakil Presiden. Piagam Jakarta yang memasukkan kata "Islam" di dalam sila Pancasila, dihilangkan dari mukadimah konstitusi yang baru.
Republik Indonesia yang baru lahir ini terdiri 8 provinsi: Sumatra, Kalimantan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi, Maluku, dan Sunda Kecil.
Pada 22 Agustus Jepang mengumumkan mereka menyerah di depan umum di Jakarta. Jepang melucuti senjata mereka dan membubarkan PETA Dan Heiho. Banyak anggota kelompok ini yang belum mendengar tentang kemerdekaan.
23 Agustus - Soekarno mengirimkan pesan radio pertama ke seluruh negeri Indonesia. Badan Keamanan Rakyat, angkatan bersenjata Indonesia yang pertama mulai dibentuk dari bekas anggota PETA dan Heiho. Beberapa hari sebelumnya, beberapa batalion PETA telah diberitahu untuk membubarkan diri.
29 Agustus - Rancangan konstitusi bentukan PPKI yang telah diumumkan pada 18 Agustus, ditetapkan sebagai UUD 45. Soekarno dan Hatta secara resmi diangkat menjadi Presiden dan Wakil Presiden. PPKI kemudian berubah nama menjadi KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat). KNIP ini adalah lembaga sementara yang bertugas sampai pemilu dilaksanakan. Pemerintahan Republik Indonesia yang baru, Kabinet Presidensial, mulai bertugas pada 31 Agustus.
Sekutu
Sesuai dengan perjanjian Wina pada tahun 1942, bahwa negara-negara sekutu bersepakat untuk mengembalikan wilayah-wilayah yang kini diduduki Jepang pada pemilik koloninya masing-masing bila Jepang berhasil diusir dari daerah pendudukannya.
Menurut Sekutu sebagai pihak yang memenangkan Perang Dunia II, Lord Mountbatten sebagai Komandan Tertinggi Sekutu di Asia Tenggara adalah orang yang diserahi tanggung jawab kekuasaan atas Sumatra dan Jawa. Tentara Australia diberi tanggung jawab terhadap Kalimantan dan Indonesia bagian Timur.
Pada 23 Agustus 1945 tentara Belanda mendarat di Sabang, Aceh.
15 September 1945, tentara sekutu tiba di Jakarta, ia didampingi Dr Charles van der Plas, wakil Belanda pada Sekutu. Kehadiran tentara sekutu ini, diboncengi NICA (Netherland Indies Civil Administration - pemerintahan sipil Hindia Belanda) yang dipimpin oleh Dr Hubertus J van Mook.
Dampak Pendudukan Jepang Dalam Berbagai Aspek Kehidupan Bangsa Indonesia
Aspek Politik
Kebijakan pertama yang dilakukan Dai Nippon (大日本、だいにっぽん、Jepang Raya) adalah melarang semua rapat dan kegiatan politik. Pada tanggal 20 Maret 1942, dikeluarkan peraturan yang membubarkan semua organisasi politik dan semua bentuk perkumpulan. Pada tanggal 8 September 1942 dikeluarkan UU no. 2 Jepang mengendalikan seluruh organisasi nasional.
Selain itu, Jepang pun melakukan propaganda untuk menarik simpati bangsa Indonesia dengan cara:
Menganggap Jepang sebagai saudara tua bangsa Asia (Hakko Ichiu)
Melancarkan semboyan 3A (Jepang cahaya Asia, Jepang pelindung Asia, Jepang pemimpin Asia)
Melancarkan simpati lewat pendidikan berbentuk beasiswa pelajar.
Menarik simpati umat Islam untuk pergi Haji
Menarik simpati organisasi Islam MIAI.
Melancarkan politik dumping
Mengajak untuk bergabung tokoh-tokoh perjuangan Nasional seperti: Ir. Soekarno, Drs. M. Hatta serta Sutan Syahrir, dengan cara membebaskan tokoh tersebut dari penahanan Belanda.
Selain propaganda, Jepang juga melakukan berbagai tindakan nyata berupa pembentukan badan-badan kerjasama seperti berikut:
Putera (Pusat Tenaga Rakyat) dengan tujuan membujuk kaum Nasionalis sekuler dan intelektual agar menyerahkan tenaga dan pikirannya untuk mengabdi kepada Jepang.
Jawa Hokokai (Himpunan kebaktian Jawa) merupakan organisasi sentral dan terdiri dari berbagai macam profesi (dokter, pendidik, kebaktian wanita pusat dan perusahaan).
Penerapan sistem Autarki (daerah yang harus memenuhi kebutuhan sendiri dan kebutuhan perang). Sistem ini diterapkan di setiap wilayah ekonomi. Contoh Jawa menjadi 17 daerah, Sumatra 3 daerah, dan Meinsefu (daerah yang diperintah Angkatan Laut) 3 daerah.
Setelah penyerahan kekuasaan dari Belanda kepada Jepang di Kalijati maka seluruh daerah Hindia Belanda menjadi 3 daerah pemerintahan militer:
Daerah Jawa dan Madura dikuasai oleh Tentara Ke-16 (第十六軍、だいじゅうろくぐん、Dai Jūroku Gun) yang dijuluki dengan Osamu (治、おさむ) dengan markas di Batavia (Jakarta).
Daerah Sumatra dikuasai oleh Tentara Ke-25 (第二十五軍、だいにじゅうごぐん、Dai Nijūgo Gun) yang dijuluki dengan Tomi (富、とみ) dengan markas di Singapura (tanggal 1 Mei 1943 pindah ke Bukittinggi).
Daerah Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua dikuasai oleh Armada Ekspedisi Selatan Ke-2 (第二南遣艦隊、だいになんけんかんたい、Dai Ni Nanken Kantai) dengan markas di Makassar.
Selain kebijakan politik di atas, pemerintah Militer Jepang juga melakukan perubahan dalam birokrasi pemerintahan, diantaranya adalah pembentukan organisasi pemerintahan di tingkat pusat dengan membentuk Departemen dan pembentukan Cou Sang In/dewan penasehat. Untuk mempermudah pengawasan dibentuk tiga pemerintahan militer yakni:
Pembentukan Angkatan Darat/Gunseibu, membawahi Jawa dan Madura dengan Batavia sebagai pusat dan dikenal dengan tentara ke enam belas dipimpin oleh Hitoshi Imamura.
Pembentukan Angkatan Darat/Rikuyun, yang membawahi Sumatra dengan pusat Bukit Tinggi (Sumatera Barat) yang dikenal dengan tentara ke dua puluh lima dipimpin oleh Jendral Tanabe.
Pembentukan Angkatan Laut/Kaigun, yang membawahi Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Irian dengan pusatnya Ujung Pandang (Makasar) yang dikenal dengan Armada Selatan ke dua dengan nama Minseifu dipimpin Laksamana Maeda.
Untuk kedudukan pemerintahan militer sementara khusus Asia Tenggara berpusat di Dalat/Vietnam.
Aspek Ekonomi dan Sosial
Pada kedua aspek ini, Anda akan menemukan bagaimana praktik eksploitasi ekonomi dan sosial yang dilakukan Jepang terhadap bangsa Indonesia dan Anda bisa membandingkan dampak ekonomi dan sosial dengan dampak politis dan birokrasi. Hal-hal yang diberlakukan dalam sistem pengaturan ekonomi pemerintah Jepang adalah sebagai berikut:
Kegiatan ekonomi diarahkan untuk kepentingan perang maka seluruh potensi sumber daya alam dan bahan mentah digunakan untuk industri yang mendukung mesin perang. Jepang menyita seluruh hasil perkebunan, pabrik, Bank dan perusahaan penting. Banyak lahan pertanian yang terbengkelai akibat titik berat kebijakan difokuskan pada ekonomi dan industri perang. Kondisi tersebut menyebabkan produksi pangan menurun dan kelaparan serta kemiskinan meningkat drastis.
Jepang menerapkan sistem pengawasan ekonomi secara ketat dengan sanksi pelanggaran yang sangat berat. Pengawasan tersebut diterapkan pada penggunaan dan peredaran sisa-sisa persediaan barang. Pengendalian harga untuk mencegah meningkatnya harga barang. Pengawasan perkebunan teh, kopi, karet, tebu dan sekaligus memonopoli penjualannya. Pembatasan teh, kopi dan tembakau, karena tidak langsung berkaitan dengan kebutuhan perang. Monopoli tebu dan gula, pemaksaan menanam pohon jarak dan kapas pada lahan pertanian dan perkebunan merusak tanah.
Menerapkan sistem ekonomi perang dan sistem autarki (memenuhi kebutuhan daerah sendiri dan menunjang kegiatan perang). Konsekuensinya tugas rakyat beserta semua kekayaan dikorbankan untuk kepentingan perang. Hal ini jelas amat menyengsarakan rakyat baik fisik maupun material.
Pada tahun 1944, kondisi politis dan militer Jepang mulai terdesak, sehingga tuntutan akan kebutuhan bahan-bahan perang makin meningkat. Untuk mengatasinya pemerintah Jepang mengadakan kampanye penyerahan bahan pangan dan barang secara besar-besaran melalui Jawa Hokokai dan Nagyo Kumiai (koperasi pertanian), serta instansi resmi pemerintah. Dampak dari kondisi tersebut, rakyat dibebankan menyerahkan bahan makanan 30% untuk pemerintah, 30% untuk lumbung desa dan 40% menjadi hak pemiliknya. Sistem ini menyebabkan kehidupan rakyat semakin sulit, gairah kerja menurun, kekurangan pangan, gizi rendah, penyakit mewabah melanda hampir di setiap desa di pulau Jawa salah satunya: Wonosobo (Jateng) angka kematian 53,7% dan untuk Purworejo (Jateng) angka kematian mencapai 224,7%. Bisa Anda bayangkan bagaimana beratnya penderitaan yang dirasakan bangsa Indonesia pada masa Jepang (bahkan rakyat dipaksa makan makanan hewan seperti keladi gatal, bekicot, umbi-umbian).
Aspek Kehidupan Militer
Pada aspek militer ini, Anda akan memahami bahwa badan-badan militer yang dibuat Jepang semata-mata karena kondisi militer Jepang yang semakin terdesak dalam perang Pasifik.
Memasuki tahun kedua pendudukannya (1943), Jepang semakin intensif mendidik dan melatih pemuda-pemuda Indonesia di bidang militer. Hal ini disebabkan karena situasi di medan pertempuran (Asia – Pasifik) semakin menyulitkan Jepang. Mulai dari pukulan Sekutu pada pertempuran laut di Midway (Juni 1942) dan sekitar Laut Karang (Agustus ’42 – Februari 1943). Kondisi tersebut diperparah dengan jatuhnya Guadalacanal yang merupakan basis kekuatan Jepang di Pasifik (Agustus 1943).
Situasi di atas membuat Jepang melakukan konsolidasi kekuatan dengan menghimpun kekuatan dari kalangan pemuda dan pelajar Indonesia sebagai tenaga potensial yang akan diikutsertakan dalam pertempuran menghadapi Sekutu.
Aspek Budaya
Meskipun masa penjajahan menghadirkan banyak tantangan, itu juga memainkan peran penting dalam pembentukan identitas nasional Indonesia. Perlawanan terhadap penjajahan memupuk semangat nasionalisme, yang akhirnya menjadi pendorong kemerdekaan Indonesia.
Bahasa Indonesia juga berkembang sebagai bahasa nasional, menghubungkan berbagai etnis di seluruh negeri dan mengukuhkan identitas sebagai bangsa yang satu.
Dampak Positif dan Negatif Pendudukan Jepang di Indonesia
Masa Pendudukan Jepang di Indonesia adalah masa yang sangat berpengaruh bagi perkembangan Indonesia, selain itu hampir tidak adanya tantangan yang berarti kepada Belanda sebelumnya. Dalam masanya yang singkat itu, Jepang membawa dampak yang positif dan juga membawa dampak yang negatif bagi bangsa Indonesia pada umumnya. Pada umumnya kebanyakan beranggapan masa pendudukan Jepang adalah masa-masa yang kelam dan penuh penderitaan. Akan tetapi tidak semuanya itu benar, ada beberapa kebijakan pemerintah pendudukan Jepang yang memberikan dampak positif, terutama dalam pembentukan nasionalisme Indonesia dan pelatihan militer bagi pemuda Indonesia.
Dampak Positif Pendudukan Jepang
Tidak banyak yang mengetahui tentang dampak positifnya Jepang menduduki Indonesia. Ada pun dampak positif yang dapat dihadirkan antara lain:
Diperbolehkannya bahasa Indonesia untuk menjadi bahasa komunikasi nasional dan menyebabkan bahasa Indonesia dikukuhkan sebagai bahasa nasional.
Jepang mendukung semangat anti-Belanda, sehingga mau tak mau ikut mendukung semangat nasionalisme Indonesia. Antara lain menolak pengaruh-pengaruh Belanda, misalnya perubahan nama Batavia menjadi Jakarta.
Untuk mendapatkan dukungan rakyat Indonesia, Jepang mendekati pemimpin nasional Indonesia seperti Soekarno dengan harapan agar Soekarno mau membantu Jepang memobilisasi rakyat Indonesia. Pengakuan Jepang ini mengukuhkan posisi para pemimpin nasional Indonesia dan memberikan mereka kesempatan memimpin rakyatnya.
Dalam bidang ekonomi, didirikannya Kumyai yaitu koperasi yang bertujuan untuk kepentingan bersama.
Mendirikan sekolah-sekolah seperti SD 6 tahun, SMP 3 tahun, dan SMA 3 tahun.
Pembentukan strata masyarakat hingga tingkat paling bawah yaitu rukun tetangga (RT) atau Tonarigumi
Diperkenalkan suatu sistem baru bagi pertanian yaitu line system (sistem pengaturan bercocok tanam secara efisien) yang bertujuan untuk meningkatkan produksi pangan.
Dibentuknya BPUPKI dan PPKI untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Dari sini muncullah ide Pancasila.
Jepang membuat program latihan dan mempersenjatai pemuda-pemuda Indonesia demi kepentingan Jepang. Dan oleh para pemuda Indonesia, hal ini dijadikan modal untuk berperang menghadapi Jepang nantinya, serta melawan kembalinya pemerintah kolonial Belanda.
Dalam pendidikan dikenalkannya sistem Nipon-sentris dan diperkenalkannya kegiatan upacara dalam sekolah.
Dampak Negatif Pendudukan Jepang
Selain membawa dampak positif, Jepang juga membawa dampak negatif yang luar biasa antara lain:
Penghapusan semua organisasi politik dan pranata sosial warisan Hindia Belanda yang sebenarnya banyak diantaranya yang bermanfaat bagi kemajuan ilmu pengetahuan, sosial, ekonomi, dan kesejahteraan warga.
Rōmusha, mobilisasi rakyat Indonesia (terutama warga Jawa) untuk kerja paksa dalam kondisi yang tidak manusiawi.
Penghimpunan segala sumber daya seperti sandang, pangan, logam, dan minyak demi kepentingan perang oleh Jepang. Akibatnya, banyak rakyat yang menderita kelaparan.
Krisis ekonomi yang sangat parah karena pencetakan uang pendudukan secara besar-besaran sehingga menyebabkan terjadinya inflasi.
Kebijakan self sufficiency (kawasan mandiri) yang menyebabkan terputusnya hubungan ekonomi antar daerah.
Kebijakan fasis pemerintah militer Jepang yang menyebar polisi khusus dan intelijen di kalangan rakyat sehingga menimbulkan ketakutan. Pemerintah Jepang bebas melanggar hak asasi manusia dengan menginterogasi, menangkap, bahkan menghukum mati siapa saja yang dicurigai atau dituduh sebagai mata-mata atau anti-Jepang tanpa proses pegadilan.
Pembatasan pers sehingga tidak ada pers yang independen, semuanya di bawah pengawasan Jepang.
Terjadinya kekacauan situasi dan kondisi keamanan yang parah seperti maraknya perampokan, pemerkosaan dan lain-lain.
Pelarangan terhadap buku-buku berbahasa Belanda dan Inggris yang menyebabkan pendidikan yang lebih tinggi terasa mustahil.
Banyak guru-guru yang dipekerjakan sebagai pejabat-pejabat pada masa itu yang menyebabkan kemunduran standar pendidikan secara tajam.
Referensi
Pranala luar
Sidang dengan Bung Karno @ YouTube.com
The Heroes of Indonesia @ YouTube.com
Japanese Samurai in Indonesia @ YouTube.com
Daftar pustaka
Pendudukan Jepang di Indonesia
Sejarah Indonesia
Wilayah yang diduduki dalam Perang Dunia II
Pendudukan Jepang | 7,268 |
5801 | https://id.wikipedia.org/wiki/Marmer | Marmer | Marmer atau batu pualam merupakan batuan hasil proses metamorfosa atau malihan dari batu gamping. Pengaruh suhu dan tekanan yang dihasilkan oleh gaya endogen menyebabkan terjadi rekristalisasi pada batuan tersebut membentuk berbagai foliasi mapun non foliasi.
Secara Bahasa kata Marmer berasal dari bahasa yunani yaitu Marmaron dari asal kata marmaros, batu bersinar, batu kristal, mungkin kata kerja marmairo, berkilau atau bersinar. ini juga merupakan dasar untuk kata marmer dalam bahasa inggris marmoreal yang berarti seperti marmer. Akibat rekristalisasi struktur asal batuan membentuk tekstur baru dan keteraturan butir. Marmer Indonesia diperkirakan berumur sekitar 30–60 juta tahun atau berumur Kuarter hingga Tersier. Campuran warna yang berbeda, dapat mempunyai pita-pita warna. Kristal-kristalnya sedang sampai kasar, jika ditetesi asam akan mengeluarkan bunyi mendesis. Tulungagung adalah salah satu penghasil marmer terlama di Indonesia. Saat ini daerah penghasil marmer di Indonesia sudah tersebar luas, antara lain Lampung, Jawa Tengah, Bandung, Sulawesi, Kalimantan, Bangka, dan Kupang, namun marmer terbaik terdapat di Sulawesi Selatan.
Jenis-jenis marmer
Batu marmer yang ditambang dari berbagai negara memiliki ciri khas dan motif yang berbeda-beda. Marmer-marmer tersebut kemudian digolongkan ke dalam beberapa jenis di antarnya:
Carrara. Marmer dari Italia ini berwarna biru abu-abu. Di zaman Romawi Kuno, marmer ini dipergunakan untuk membangun kuil Proserpina, The Pantheon dan lain-lain.
Statuario. Marmer dari daerah Carrara Italia ini kerap dipakai untuk membuat patung ternama dunia. Marmer statuario berwarna putih cerah dengan sedikit corak.
Pentelic. Marmer ini ditambang dari Gunung Pentelicus, Yunani. Marmer Pantelic berwarna putih dengan tekstur berbutir halus.
Kreol. Marmer Kreol ditambang dari Pickens County, Georgia. Batu marmer ini bertekstur kasar dengan warna putih, biru, biru tua, abu-abu dan hitam.
Etowah. Marmer berwarna merah muda ini berasal dari daerah Georgia. Marmer etowah juga memiliki warna yang unik seperti pink, salmon dan rose.
Makrana. Marmer Makrana berasal dari India. Marmer ini terkenal karena dipergunakan untuk membangun Taj Mahal, India.
Breksi. Marmer Breksi memiliki tekstur dan corak yang agak kasar. Batu marmer dari Italia ini berwarna krem.
Cipollino. Marmer Cipollino yang berasal dari Yunani disebut dengan onion stone atau batu bawang. Marmer ini memiliki corak putih dan hijau yang berlapis-lapis dengan guratan warna kehitaman atau abu-abu.
Ruin marble. Marmer Puing atau Ruin marble berasal dari Italia Tengah. Marmer ini memiliki pola gelap dan terang yang kontras. Variasi warna abu-abu, coklat, kemerahan, biru atau hitam akan terlihat seperti lukisan yang rusak.
Shell marble. Shell marble merupakan jenis marmer langka. Marmer yang terbentuk dari fosil ini memiliki warna dasar hitam atau coklat dengan pola motif putih.
Tambang marmer terbesar di dunia
Berikut ini lima tambang marmer terbesar di dunia:
Carrara, Italia. Tambang Carrara berada di sekitar pegunungan Alpen, Italia. Jenis marmer yang dihasilkan di antaranya adalah Carrara, Statuario, Calacatta Gold, Calacatta Borghini, Calacatta Macchia Vecchia, Arabescato Cervaiole dan Arabescato Vagli.
Gunung Pentelicus, Yunani. Tambang ini berada di Yunani tepatnya di sekitar gunung Penteli, Attica, di wilayah Timur Laut Athena.
Vermont, Amerika Serikat. Tambang marmer ini berada di Rutland. Marmer sudah ditemukan di daerah tersebut sejak tahun 1830.
Turki. Tambang ini berada di kawasan sabuk orogenik Alpine Himalaya, Turki. Salah satu jenis marmer yang terkenal dari daerah ini adalah Prokonnesos.
Pinoso, Spanyol. Tambang marmer terbesar di Eropa ini berada di Kota Pinoso, Valencia, Spanyol. Jenis marmer yang dihasilkan berwarna krem klasik dengan undertone berwarna kecoklatan yang disebut Crema Marfil.
Kegunaan
Kegunaan Batu Marmer dapat digunakan di rumah untuk perabotan, komponen komponen bangunan seperti lantai, meja, kamar mandi, jendela.
Selain itu Marmer juga dapat digunakan untuk bahan baku pembuatan Piala, Patung, prasasti, papan nama,vandel dll.
Pranala luar
Informasi Mineral dan Dimensi Batu oleh United States Geological Survey
Batu
Bahan patung
Batuan metamorf | 590 |
5802 | https://id.wikipedia.org/wiki/Camat | Camat | Camat merupakan pemimpin kecamatan sebagai perangkat daerah kabupaten atau kota. Camat berkedudukan sebagai koordinator penyelenggaraan pemerintahan di wilayah kecamatan, berada di bawah, dan bertanggungjawab kepada bupati melalui sekretaris daerah kabupaten atau kota. Camat diangkat oleh bupati atau wali kota atas usul sekretariat daerah kabupaten atau kota terhadap Aparatur Sipil Negara yang memenuhi syarat.
Menurut Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 1998 tentang Kecamatan, camat atau sebutan lain adalah pemimpin, dan koordinator penyelenggaraan pemerintahan di wilayah kerja kecamatan yang dalam pelaksanaan tugasnya memperoleh pelimpahan kewenangan pemerintahan dari Bupati/Wali kota untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah, dan menyelenggarakan tugas umum pemerintahan.
Camat diangkat oleh bupati/wali kota atas usul sekretaris daerah kabupaten/kota dari aparatur sipil negara yang menguasai pengetahuan teknis pemerintahan, dan memenuhi persyaratan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Persyaratan
Persyaratan seseorang untuk diusulkan menjadi camat harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
Aparatur Sipil Negara
Menguasai pengetahuan teknis pemerintahan yang meliputi:
Menguasai bidang ilmu pemerintahan dibuktikan dengan ijazah diploma/sarjana pemerintahan, bila tidak memenuhi kualifikasi ini maka wajib mengikuti pendidikan teknis pemerintahan yang dibuktikan dengan sertifikat.
Pernah bertugas di desa/kelurahan, atau kecamatan paling singkat dua tahun.
Persayaratan lain yang ditentukan sesuai peraturan perundang-undangan.
Tugas Camat
Camat selaku pemimpin kecamatan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada bupati/wali kota melalui sekretaris daerah mempunyai tugas:
menyelenggaraan urusan pemerintahan umum, (atas dasar pelimpahan pelaksanaan dari bupati/wali kota) yang meliputi:
Pembinaan wawasan kebangsaan dan ketahanan nasional dalam rangka memantapkan pengamalan Pancasila, pelaksanaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, pelestarian Bhinneka Tunggal Ika serta pemertahanan dan pemeliharaan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia;
Pembinaan persatuan dan kesatuan bangsa;
Pembinaan kerukunan antarsuku dan intrasuku, umat beragama, ras, dan golongan lainnya guna mewujudkan stabilitas kemanan lokal, regional, dan nasional;
Penanganan konflik sosial sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;
Koordinasi pelaksanaan tugas antarinstansi pemerintahan yang ada di wilayah Daerah provinsi dan Daerah kabupaten/kota untuk menyelesaikan permasalahan yang timbul dengan memperhatikan prinsip demokrasi, hak asasi manusia, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan, potensi serta keanekaragaman Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
Pengembangan kehidupan demokrasi berdasarkan Pancasila; dan
Pelaksanaan semua Urusan Pemerintahan yang bukan merupakan kewenangan Daerah dan tidak dilaksanakan oleh Instansi Vertikal. (Pendanaan dibebankan pada APBN);
Mengoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat (Pendanaan dibebankan pada APBD);
Mengoordinasikan upaya penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban umum (Pendanaan dibebankan pada APBD);
Mengoordinasikan penerapan dan penegakan Perda dan Perkada (Pendanaan dibebankan pada APBD);
Mengoordinasikan pemeliharaan prasarana dan sarana pelayanan umum (Pendanaan dibebankan pada APBD);
Mengoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan yang dilakukan oleh Perangkat Daerah di Kecamatan (Pendanaan dibebankan pada APBD);
Membina dan mengawasi penyelenggaraan kegiatan Desa dan/atau kelurahan (Pendanaan dibebankan pada APBD);
Melaksanakan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah kabupaten/kota yang tidak dilaksanakan oleh unit kerja Perangkat Daerah kabupaten/kota yang ada di Kecamatan (Pendanaan dibebankan pada APBD);
Melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan (Pendanaan dibebankan kepada yang menugasi).
Selain tugas-tugas tersebut, camat melaksanakan sebagian Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah kabupaten/kota setelah mendapatkan pelimpahan sebagian kewenangan bupati/wali kota. Pelimpahan kewenangan bupati/wali kota tersebut dilakukan berdasarkan pemetaan pelayanan publik yang sesuai dengan karakteristik Kecamatan dan/atau kebutuhan masyarakat pada Kecamatan yang bersangkutan. Pelimpahan kewenangan bupati/wali kota sebagaimana dimaksud, ditetapkan dengan keputusan bupati/wali kota berpedoman pada peraturan pemerintah.
Sehubungan dengan peraturan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah yang baru masih belum ada terkait Kecamatan, maka pelaksanaan dari tugas-tugas camat tersebut masih mengacu pada peraturan pelaksanaan yang lama.
Sebagaimana berikut, Camat menyelenggarakan tugas umum pemerintahan yang meliputi:
Mengoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat
Tugas Camat dalam mengoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat meliputi:
Mendorong partisipasi masyarakat untuk ikut serta dalam perencanaan pembangunan lingkup kecamatan dalam forum musyawarah perencanaan pembangunan di desa/kelurahan, dan kecamatan.
Melakukan pembinaan, dan pengawasan terhadap keseluruhan unit kerja baik pemerintah maupun swasta yang mempunyai program kerja, dan kegiatan pemberdayaan masyarakat di wilayah kerja kecamatan.
Melakukan evaluasi terhadap berbagai kegiatan pemberdayaan masyarakat di wilayah kecamatan baik yang dilakukan oleh unit kerja pemerintah maupun swasta.
Melakukan tugas-tugas lain di bidang pemberdayaan masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan; dan
Melaporkan pelaksanaan tugas pemberdayaan masyarakat di wilayah kerja kecamatan kepada bupati/wali kota dengan tembusan kepada satuan kerja perangkat daerah yang membidangi urusan pemberdayaan masyarakat.
Mengoordinasikan upaya penyelenggaraan ketenteraman, dan ketertiban umum
Tugas Camat dalam mengoordinasikan upaya peyelenggaraan ketenteraman, dan ketertiban umum meliputi:
Melakukan koordinasi dengan Kepolisian Republik Indonesia dan/atau Tentara Nasional Indonesia mengenai program, dan kegiatan penyelenggaraan ketenteraman, dan ketertiban umum di wilayah kecamatan.
Melakukan koordinasi dengan pemuka agama yang berada di wilayah kerja kecamatan untuk mewujudkan ketenteraman, dan ketertiban umum masyarakat di wilayah kecamatan.
Melaporkan pelaksanaan pembinaan ketenteraman, dan ketertiban kepada bupati/wali kota.
Mengoordinasikan penerapan, dan penegakan peraturan perundang-undangan
Tugas Camat dalam mengoordinasikan penerapan, dan penegakan peraturan perundang-undangan meliputi:
Melakukan koordinasi dengan satuan kerja perangkat daerah yang tugas, dan fungsinya di bidang penerapan peraturan perundang-undangan.
Melakukan koordinasi dengan satuan kerja perangkat daerah yang tugas, dan fungsinya di bidang penegakan peraturan perundang-undangan dan/atau Kepolisian Negara Republik Indonesia.
Melaporkan pelaksanaan penerapan, dan penegakan peraturan perundang-undangan di wilayah kecamatan kepada bupati/wali kota.
Mengoordinasikan pemeliharaan prasarana, dan fasilitas pelayanan umum
Tugas Camat dalam mengoordinasikan pemeliharaan prasarana, dan fasilitas pelayanan umum meliputi:
Melakukan koordinasi dengan satuan kerja perangkat daerah, dan/atau instansi vertikal yang tugas, dan fungsinya di bidang pemeliharaan prasarana, dan fasilitas pelayanan umum.
Melakukan koordinasi dengan pihak swasta dalam pelaksanaan pemeliharaan prasarana, dan fasilitas pelayanan umum.
Melaporkan pelaksanaan pemeliharaan prasarana, dan fasilitas pelayanan umum di wilayah kecamatan kepada bupati/wali kota.
Mengoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat kecamatan
Tugas Camat dalam mengoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat kecamatan meliputi:
Melakukan koordinasi dengan satuan kerja perangkat daerah, dan instansi vertikal di bidang penyelenggaraan kegiatan pemerintahan.
Melakukan koordinasi, dan sinkronisasi perencanaan dengan satuan kerja perangkat daerah, dan instansi vertikal di bidang penyelenggaraan kegiatan pemerintahan.
Melakukan evaluasi penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat kecamatan.
Melaporkan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat kecamatan kepada bupati/wali kota.
Membina penyelenggaraan pemerintahan desa dan/atau kelurahan
Tugas Camat dalam membina penyelenggaraan pemerintahan desa, dan/atau kelurahan meliputi:
Melakukan pembinaan, dan pengawasan tertib administrasi pemerintahan desa dan/atau kelurahan.
Memberikan bimbingan, supervisi, fasilitasi, dan konsultasi pelaksanaan administrasi desa dan/atau kelurahan.
Melakukan pembinaan, dan pengawasan terhadap kepala desa, dan/atau lurah.
Melakukan pembinaan, dan pengawasan terhadap perangkat desa, dan/atau kelurahan;.
Melakukan evaluasi penyelenggaraan pemerintahan desa, dan/atau kelurahan di tingkat kecamatan.
Melaporkan pelaksanaan pembinaan, dan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan desa, dan/atau kelurahan di tingkat kecamatan kepada bupati/wali kota.
Melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugasnya, dan/atau yang belum dapat dilaksanakan pemerintahan desa atau kelurahan
Tugas Camat dalam melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugasnya, dan/atau yang belum dapat dilaksanakan pemerintahan desa atau kelurahan meliputi:
Melakukan perencanaan kegiatan pelayanan kepada masyarakat di kecamatan;
Melakukan percepatan pencapaian standar pelayanan minimal di wilayahnya.
Melakukan pembinaan, dan pengawasan terhadap pelaksanaan pelayanan kepada masyarakat di kecamatan.
Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan pelayanan kepada masyarakat di wilayah kecamatan.
Melaporkan pelaksanaan kegiatan pelayanan kepada masyarakat di wilayah kecamatan kepada Bupati/Wali kota.
Kewenangan
Camat melaksanakan kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan oleh bupati/wali kota untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah, yang meliputi aspek:
Perizinan
Rekomendasi
Koordinasi
Pembinan
Pengawasan
Fasilitasi
Penetapan
Penyelenggaraan
Kewenangan lain yang dilimpahkan
Pelaksanaan kewenangan camat sebagaimana tersebut mencakup penyelenggaraan urusan pemerintahan pada lingkup kecamatan sesuai peraturan perundang-undangan.
Pelimpahan sebagian wewenang bupati/wali kota kepada Camat sebagaimana dimaksud di atas dilakukan berdasarkan kriteria eksternalitas, dan efisiensi.
Tata kerja
Dalam melaksanakan tugas, dan kewenangannya, Camat mempunyai tata kerja sebagai berikut:
Camat melakukan koordinasi dengan kecamatan disekitarnya.
Camat mengoordinasikan unit kerja di wilayah kerja kecamatan dalam rangka penyelenggaraan kegiatan pemerintahan untuk meningkatkan kinerja kecamatan.
Camat melakukan koordinasi dengan satuan kerja perangkat daerah di lingkungan pemerintah kabupaten/kota dalam rangka penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di kecamatan.
Referensi
Pemimpin
Kepala Wilayah
Kepala Kecamatan
Kepala wilayah administratif Indonesia
Aparatur Sipil Negara | 1,234 |
5806 | https://id.wikipedia.org/wiki/Fotografi | Fotografi | Fotografi (, yang berasal dari kata Yunani yaitu "phos": cahaya dan "graphien": melukis/menulis) adalah proses melukis/menulis dengan menggunakan media cahaya. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu objek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai objek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera. Tanpa cahaya, tidak ada foto yang bisa dibuat.
Prinsip fotografi adalah memfokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga mampu membakar medium penangkap cahaya. Medium yang telah dibakar dengan ukuran luminitas cahaya yang tepat akan menghasilkan bayangan identik dengan cahaya yang memasuki medium pembiasan (selanjutnya disebut lensa).
Untuk menghasilkan intensitas cahaya yang tepat untuk menghasilkan gambar, digunakan bantuan alat ukur berupa lightmeter. Setelah mendapat ukuran pencahayaan yang tepat, seorang fotografer bisa mengatur intensitas cahaya tersebut dengan mengubah kombinasi ISO/ASA (ISO Speed), diafragma (Aperture), dan kecepatan rana (speed). Kombinasi antara ISO, diafragma & speed disebut sebagai pajanan (exposure).
Di era fotografi digital di mana film tidak digunakan, maka kecepatan film yang semula digunakan berkembang menjadi digital ISO.
Fotografi saat ini telah berkembang menjadi sebuah gaya hidup, hal ini dimulai semenjak munculnya era digital dan berkembangnya media sosial.
Sejarah Fotografi
Pada tahun 1614, Angelo Sala menggunakan perak nitrat yang dibakar oleh sinar matahari dengan kertas dibungkus. Ini dikemukakannya pada tulisannya yang berjudul Septem Planetarum terrestrium Spagirica recensio, "Jika serbuk perak nitrat terkena sinar matahari, maka akan berubah menjadi hitam seperti tinta". Penemuan dengan efek sinar matahari ini dianggap kurang berguna oleh ilmuwan lain. Pada tahun 1717, Johann Heinrich Schulze, profesor Jerman yang menggunakan botol berisi perak nitrat dan kapur secara tidak sengaja ada dekat jendela. Campuran ini membuat menjadi gelap dengan sebagian berwarna putih dan membuat garis pada botol. Seorang ahli kimia, Carl Wilhelm Scheele menemukan ammonia larut dalam perak nitrat tetapi bukan partikel gelap. Penemuan ini membuat untuk menstabilkan suatu gambar perak nitrat, ini dianggap sebagai penemuan eksperimen fotografi. Tidak lama kemudian tahun 1800 Thomas Wedgwood menangkap gambar dengan kamera obskura. Sayang Wedgwood terlanjur meninggal pada usia 34 pada tahun 1805. "Boulevard du Temple", daguerreotype dibuat oleh Louis Daguerre dalam tahun 1838 sebagai awal dari foto pertama dengan adanya orang di dalam foto. Pada tahun 1816 Nicéphore Niépce menggunakan kertas yang dibungkus perak nitrat berhasil membuat foto dengan kamera yang kecil.
1822–Joseph Nicéphore Niépce membuat foto Heliografi yang pertama dengan subjek Paus Pius VII, menggunakan proses heliografik. Salah satu foto yang bertahan hingga sekarang dibuat pada tahun 1825.
1826–Joseph Nicéphore Niépce membuat foto pemandangan yang pertama, yang dibuat dengan pajanan selama 8 jam.
1835–William Henry Fox Talbot menemukan proses fotografi yang baru.
1839–Louis Daguerre mematenkan daguerreotype.
1839–William Henry Fox Talbot menemukan proses positif/negatif yang disebut Tabotype.
1839–John Herschel menemukan film negatif dengan larutan Sodium thiosulfate/hyposulfite of soda yang disebut hypo atau fixer.
1851–Frederick Scott Archer memperkenalkan proses koloid.
1854–André Adolphe Eugène Disdéri memperkenalkan rotating camera yang dapat merekam 8 citra berbeda dalam satu film. Setelah hasilnya dicetak di atas kertas albumen, citra tersebut dipotong menjadi 8 bagian terpisah dan direkatkan pada lembaran kartu. Kartu ini menjadi inspirasi penyebutan (fr:carte de visite, bahasa Inggris:visiting card)
1861–Foto berwarna yang pertama diperkenalkan James Clerk Maxwell.
1868–Louis Ducos du Hauron mematenkan metode subtractive color photography.
1871–Richard Maddox menemukan film fotografis dari emulsi gelatin.
1876–F. Hurter & V. C. Driffield memulai evaluasi sistematis pada kepekaan emulsi fotografis yang kemudian dikenal dengan istilah sensitometri.
1878–Eadweard Muybridge membuat sebuah foto high-speed photographic dari seekor kuda yang berlari.
1887–Film Seluloid yang pertama diperkenalkan.
1888–Kodak memasarkan box camera n°1, kamera easy-to-use yang pertama.
1887–Gabriel Lippmann menemukan reproduksi warna pada foto.
1891–Thomas Alva Edison mematenkan kamera kinetoskopis (motion pictures).
1895–Auguste and Louis Lumière menemukan cinématographe.
1898–Kodak memperkenalkan produk kamera folding Pocket Kodak.
1900–Kodak memperkenalkan produk kamera Brownie.
1901–Kodak memperkenalkan 120 film.
1902–Arthur Korn membuat teknologi phototelegraphy;; yang mengubah citra menjadi sinyal yang dapat ditransmisikan melalui kabel. Wire-Photos digunakan luas di daratan Eropa pada tahun 1910 dan transmisi antarbenua dimulai sejak 1922.
1907–Autochrome Lumière merupakan pemasaran proses fotografi berwarna yang pertama.
1912–Vest Pocket Kodak menggunakan 127 film.
1913–Kinemacolor, sebuah sistem "natural color" untuk penayangan komersial, ditemukan.
1914–Kodak memperkenalkan sistem autographic film.
1920s–Yasujiro Niwa menemukan peralatan untuk transmisi phototelegraphic melalui gelombang radio.
1923–Doc Harold Edgerton menemukan xenon flash lamp dan strobe photography.
1925–Leica memperkenalkan format film 35mm pada still photography.
1932–Tayangan berwarna pertama dari Technicolor bertajuk Flowers and Trees dibuat oleh Disney.
1934–Kartrid film 135 diperkenalkan, membuat kamera 35mm mudah digunakan.
1936–IHAGEE membuat Ihagee Kine Exakta 1. Kamera SLR 35mm yang pertama.
1936–Kodachrome mengembangkan multi-layered reversal color film yang pertama.
1937–Agfacolor-Neu mengembangkan reversal color film.
1939–Agfacolor membuat "print" film modern yang pertama dengan materi warna positif/negatif.
1939–View-Master memperkenalkan kamera stereo viewer.
1942–Kodacolor memasarkan "print" film Kodak yang pertama.
1947–Dennis Gabor menemukan holografi.
1947–Harold Edgerton mengembangkan rapatronic camera untuk pemerintah Amerika Serikat.
1948–Kamera Hasselblad mulai dipasarkan.
1948–Edwin H. Land membuat kamera instan yang pertama dengan merk Polaroid.
1952–Era 3-D film dimulai.
1954–Leica M diperkenalkan.
1957–Asahi Pentax memperkenalkan kamera SLR yang pertama.
1957–Citra digital yang pertama dibuat dengan komputer oleh Russell Kirsch di U.S. National Bureau of Standards (sekarang bernama National Institute of Standards and Technology, NIST).
1959–Nikon F diperkenalkan.
1959–AGFA memperkenalkan kamera otomatis yang pertama, Optima.
1963–Kodak memperkenalkan Instamatic.
1964–Kamera Pentax Spotmatic SLR diperkenalkan.
1973–Fairchild Semiconductor memproduksi sensor CCD skala besar yang terdiri dari 100 baris dan 100 kolom.
1975–Bryce Bayer dari Kodak mengembangkan pola mosaic filter Bayer untuk CCD color image sensor.
1986–Ilmuwan Kodak menemukan sensor dengan kapasitas megapiksel yang pertama.
2005–AgfaPhoto menyatakan bangkrut. Produksi film konsumen bermerk Agfa terhenti.
2006–Dalsa membuat sensor CCD dengan kapasitas 111 megapixel, yang terbesar saat itu.
2008–Polaroid mengumumkan penghentian semua produksi produk film instan berkaitan dengan semakin berkembangnya teknologi citra digital.
2009 - Kodak mengumumkan penghentian film Kodachrome.
Klasifikasi
(bahasa Inggris:Aerial photography)
(bahasa Inggris:Analog photography)
(bahasa Inggris:Animated photography)
(bahasa Inggris:Astrophotography, Astronomical photography)
(bahasa Inggris:Black and White photography)
(bahasa Inggris:Candid photography)
(bahasa Inggris:Chemical photography)
(bahasa Inggris:Chronophotography)
(bahasa Inggris:Cloudscape photography)
(bahasa Inggris:Commercial photography) Fotografi komersial
(bahasa Inggris:Democratic photography)
(bahasa Inggris:Digital photography) Fotografi digital
(bahasa Inggris:Documentary photography) Fotografi dokumentasi
(bahasa Inggris:Erotic photography)
(bahasa Inggris:Expressive photography)
(bahasa Inggris:Fashion photography) Fotografi fesyen
(bahasa Inggris:Fine art photography) Fotografi seni
(bahasa Inggris:Flower photography)
(bahasa Inggris:Forensic photography)
(bahasa Inggris:Formal photography)
(bahasa Inggris:Full spectrum photography)
(bahasa Inggris:Glamour photography)
(bahasa Inggris:Heliography) Heliografi
(bahasa Inggris:High dynamic range photography)
(bahasa Inggris:High speed photography)
(bahasa Inggris:Holography) Holografi
(bahasa Inggris:Impact photography)
(bahasa Inggris:Indoor photography)
(bahasa Inggris:Infrared (IR) photography) Fotografi inframerah
(bahasa Inggris:Kirlian photography, Photogram)
(bahasa Inggris:Kite aerial photography, KAP)
(bahasa Inggris:Labor photography)
(bahasa Inggris:Landscape photography)
(bahasa Inggris:Lomography)
(bahasa Inggris:Low light photography)
(bahasa Inggris:Macro photography) Fotografi makro
(bahasa Inggris:Nature photography) Fotografi alam
(bahasa Inggris:Newborn photography) Fotografi Newborn
(bahasa Inggris:Night photography)
(bahasa Inggris:Nude photography)
(bahasa Inggris:Outdoor photography)
(bahasa Inggris:Panning photography)
(bahasa Inggris:Panoramic photography)
(bahasa Inggris:Photojournalism) Fotografi jurnalistik
(bahasa Inggris:Phototelegraphy)
(bahasa Inggris:Pornography)
(bahasa Inggris:Portrait photography)
(bahasa Inggris:Post mortem photography)
(bahasa Inggris:Prime focus photography)
(bahasa Inggris:Rembrandt photography).
(bahasa Inggris:Rephotography)
(bahasa Inggris:Rollout photography)
(bahasa Inggris:Scenic photography)
(bahasa Inggris:Schlieren photography)
(bahasa Inggris:Stacking photography)
(bahasa Inggris:Stellar photography)
(bahasa Inggris:Still photography)
(bahasa Inggris:Stock photography)
(bahasa Inggris:Street photography)
(bahasa Inggris:Strobe photography)
(bahasa Inggris:Studio photography) Fotografi studio
(bahasa Inggris:Subtractive color photography)
(bahasa Inggris:Time lapse photography)
(bahasa Inggris:Travel photography)
(bahasa Inggris:Underwater photography)
(bahasa Inggris:Vernacular photography)
(bahasa Inggris:Wedding photography)
(bahasa Inggris:Wildlife photography) Fotografi satwa
Jenis kamera
(bahasa Inggris:Camera obscura)
(bahasa Inggris:Analog camera) Kamera analog
(bahasa Inggris:Box camera)
(bahasa Inggris:Brownie camera) Kamera Brownie
(bahasa Inggris:Cinématographe)
(bahasa Inggris:Digital camera) Kamera digital
(bahasa Inggris:Folding camera) Kamera folding
(bahasa Inggris:Instant image camera)
(bahasa Inggris:Kinetoscopic camera) Kamera kinetoskopis
(bahasa Inggris:Large format camera) Kamera format besar
(bahasa Inggris:Lomo camera)
(bahasa Inggris:Mammoth camera)
(bahasa Inggris:Medium format camera) Kamera format medium
(bahasa Inggris:Pocket camera) Kamera saku
(bahasa Inggris:Point&Shoot camera)
(bahasa Inggris:Prosumer camera)
(bahasa Inggris:Rapatronic camera)
(bahasa Inggris:Rotating camera)
(bahasa Inggris:Single lens reflex (SLR) camera) Kamera SLR
(bahasa Inggris:Stereo camera)
(bahasa Inggris:Twin lens reflex (TLR) camera)
(bahasa Inggris:View camera)
Pada umumnya, jenis kamera yang ada di pasaran berdasarkan teknik pengambilan gambar terdiri dari dua jenis yaitu kamera SLR dan kamera DSLR. Kedua jenis kamera ini seringkali dianggap sama, padahal banyak perbedaan yang dapat ditemukan dari kedua jenis kamera tersebut.
Dari segi istilah, sebenarnya perbedaan kamera SLR dan DSLR sudah terlihat dari istilah kata yang digunakan. Kalau kamera SLR atau Single Lens Reflex artinya refleks lensa tunggal.Maksudnya disini adalah teknik pengambilan foto pada kamera menggunakan sistem lensa yang berjalur tunggal atau memakai hanya satu lensa saja.
Sedangkan kamera DSLR atau Digital Single Lens Reflex, terdapat penggunaan istilah digital pada kamera DSLR ini.
Berbeda dengan kamera SLR, teknik pengambilan foto pada kamera ini menggunakan pentraprisma dan system yang mampu memfokuskan cahaya dan langsung meneruskannya ke optical viewfinder.
Medium foto
(bahasa Inggris:Calotype)
(bahasa Inggris:Celluloid film)
(bahasa Inggris:Gelatin emulsion photographic film)
(bahasa Inggris:Daguerreotype)
(bahasa Inggris:Talbotype)
Pemimpin dunia dan tokoh lainnya dalam fotografi
Albert Bierstadt Alex Mendur Alfred Eisenstaedt Alfred Stieglitz André Adolphe Eugène Disdéri Angelo Sala Ansel Easton Adams Art Wolfe Arthur Korn Bill Brandt Brett Weston Charles Babbage Charles Mees Charlie Waite David Doubilet Dennis Gabor Dorothea Lange Eadweard Muybridge Edward Bausch Edward Weston Étienne Jules Marey Eugene Smith Erich Salomon Ernest Hoff Ernst Haas Frans Lanting Frans Sumarto Mendur Galen Rowell Gemma Fricius George D. Lepp George Eastman Giambattista della Porta Hannah Hoch Hannibal Goodwin Harold Edgerton Henri Cartier-Bresson Henry J. Newton Humphrey Davy Imogen Cunningham Jez O'Hare John Shaw John Mullin Johann Heinrich Schulse Jonas Ferdinand Gabriel Lippmann Joseph Nicéphore Niépce Kassian Cephas Konrad Zuse Louis Ducos du Hauron Louis-Jacques-Mandé Daguerre Lewis W. Hine Marc Engelhard Max Ernst Raoul Hausmann Redika Yudha Kurniadi Richard Maddox Robert Frank Russell Kirsch Sebastião Salgado Thomas Alva Edison Thomas Moran Thomas Wedgwood Tim Flach Willard Van Dyke William Albert Allard William Henry Fox Talbot Yasujiro Niwa Yevgeny Khaldei
Tokoh Fotografi (Jurnalistik) di Indonesia
Arbain Rambey Frans Mendur Agus Susanto
Alex Mendur
Alexiux Impurung Mendur adalah salah satu fotografi jurnalistik yang berhasil mengabadikan detik-detik proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Pasca proklamasi, Alex mendirikan Press Photo Service (IPPHOS) pada 2 Oktober 1946 yang bertujuan untuk menyediakan foto-foto keadaan Indonesia selama masa perjuangan kemerdekaan. Foto tersebut berguna untuk keperluan kantor berita lokal dan asing.
Bedu Saini
Bedu Saini pernah menjadi fotografi jurnalistik di surat kabar harian Serambi Mekkah (surat kabar asal Aceh). Bedu Saini adalah orang pertama yang mendapatkan penghargaan dari Organisasi Pewarta Foto Indonesia (PFI). Pada ajang tersebut ia dinobatkan sebagai 'Fotografer Sepanjang Masa'.
Tokoh Fotografi (Umum) di Indonesia
Era Analog
Anwar Sanusi
BJ Habibie
Don Hasman
Ed Zoelverdi
Kartono Ryadi
Kassian Cephas
Era Digital
Bunyamin Muhamad Wari
Chaerul Umam
Darwis Triadi
Sigit Pramono
Valens Riyadi
Era Kontemporer
Angki Purbandono
Sambodo
Sandriani Permani
Wimo Ambala Bayang
Lihat pula
Daftar istilah fotografi
Perspektif paksa
Referensi
Seni rupa | 1,736 |
5830 | https://id.wikipedia.org/wiki/Rumpun%20bahasa%20Jermanik | Rumpun bahasa Jermanik | Rumpun bahasa Jermanik adalah kelompok bahasa yang menjadi subrumpun bahasa Indo-Eropa. Kelompok ini penyebarannya sangat luas di seluruh dunia, terutama setelah era penjelajahan bangsa-bangsa Eropa pada abad ke-15 dan ke-16, dilanjutkan dengan politik imperialisme pada abad ke-19. Namun demikian, sebelum era itu pun bahasa-bahasa Jermanik telah menyebar luas di kawasan Eropa Tengah, Utara, dan Barat.
Berbagai bahasa Jermanik modern diperkirakan muncul dari satu bahasa purba bersama (bahasa Proto-Jermanik). Bahasa purba ini diperkirakan dipertuturkan di daerah Skandinavia selatan, di sekitar Denmark atau bagian selatan Norwegia.
Bahasa Inggris adalah bahasa utama dunia yang merupakan anggota kelompok ini. Hampir seluruh penjuru dunia mengenal bahasa ini karena perannya yang utama sebagai bahasa komunikasi antarbangsa. Selain di Britania Raya, bahasa Inggris (dan berbagai dialek serta bahasa kreol turunannya) dituturkan sebagai bahasa ibu di Kanada, Amerika Serikat, Guyana Inggris, Jamaika dan beberapa tempat di Karibia, Afrika Selatan, Australia, Selandia Baru, serta beberapa negara di Oseania. Semua bahasa nasional di Skandinavia, kecuali bahasa Finlandia, adalah bahasa Jermanik. Bahasa Jerman dan bahasa Belanda juga merupakan bahasa Jermanik. Beberapa bahasa lainnya yang tidak menjadi bahasa nasional adalah bahasa Frisia, bahasa Afrikaans (dituturkan di Afrika Selatan), serta bahasa Yiddish (dituturkan di kalangan masyarakat Yahudi Eropa Timur).
Pembagian bahasa-bahasa Jermanik
Kelompok bahasa Jermanik Utara
Barat
Bahasa Faroe
Bahasa Islandia
Timur
Bahasa Norwegia
Bahasa Denmark
Bahasa Swedia
Kelompok bahasa Jermanik Barat
Bahasa-bahasa Jerman
Bahasa Jerman Hilir (bahasa Jerman: Niederdeutsch, bahasa Belanda: Nederduits).
Bahasa Belanda
Bahasa Afrikaans
Bahasa Sachsen Hilir (Plattdeutsch)
Bahasa Jerman Hulu (bahasa Jerman: Hochdeutsch, bahasa Belanda: Hoogduits).
Bahasa Jerman (berbagai dialek, termasuk bahasa Jerman baku atau Hochdeutsch; dialek Alemania kadang-kadang dianggap bahasa tersendiri)
Bahasa Yiddish
Bahasa-bahasa Anglo-Frisia
Bahasa Inggris
Bahasa Skot (bukan bahasa Gaelik Skotlandia maupun bahasa Inggris Skotlandia)
Bahasa Frisia
Kelompok bahasa Jermanik Timur (sudah punah)
Bahasa Gotik (punah pada tahun 1800-an)
Bahasa Gotik Krim
Bahasa Burgundia
Bahasa Vandal
Tabel perbandingan
Dalam tabel ini perbedaan antara bahasa-bahasa Jermanik dijajarkan satu sama lain.
Beberapa kata-kata di bawah ini sudah bergeser artinya secara semantis. Misalkan kata 'sterben' ("meninggal") dalam bahasa Jerman dan 'to starve' dalam bahasa Inggris ("lapar sampai mau mati") yang secara semantis sudah berbeda.
Status saat ini
Bahasa Inggris adalah salah satu bahasa resmi di Belize, Kanada, Kepulauan Falkland, Malta, Selandia Baru, Irlandia, Afrika Selatan, Filipina, Puerto Riko, Guam, dan bekas koloni-koloni Britania di Asia, Afrika, dan Oseania. Bahasa Inggris juga menjadi bahasa de facto di Britania Raya, Amerika Serikat, dan Australia.
Bahasa Jerman menjadi salah satu bahasa resmi di Austria, Belgia, Jerman, Liechtenstein, Luksemburg, dan Swiss, serta memiliki status regional di Italia, Polandia, Namibia, dan Denmark. Meskipun Jerman pernah memiliki beberapa koloni, koloni-koloni tersebut lepas setelah Perang Dunia I dan bahasa Jerman tidak lagi menjadi bahasa resmi di daerah-daerah koloni tersebut. Hanya di Namibia, bahasa Jerman masih diperlukan yang digunakan oleh orang-orang berpendudukan dan dalam perdagangan. Bahasa Jerman masih digunakan sebagai bahasa minoritas oleh masyarakat imigran di Amerika Utara dan Selatan serta Australia. Salah satu dialek bahasa Jerman, Jerman Pennsylvania, masih digunakan oleh penduduk Anabaptist di Pennsylvania, Amerika Serikat.
Bahasa Belanda adalah bahasa resmi di Aruba, Belgia, Curaçao, Belanda, Sint Maarten, dan Suriname. Meskipun Belanda pernah menjajah Indonesia, bahasa Belanda tidak digunakan sebagai bahasa resmi setelah Indonesia merdeka.
Referensi
Bahasa Indo-Eropa | 523 |
5857 | https://id.wikipedia.org/wiki/Haji | Haji | Haji (; "ziarah") adalah ziarah Islam tahunan ke Mekkah, kota suci umat Islam, dan kewajiban wajib bagi umat Islam yang harus dilakukan setidaknya sekali seumur hidup mereka oleh semua orang Muslim dewasa yang secara fisik dan finansial mampu melakukan perjalanan, dan dapat mendukung keluarga mereka selama ketidakhadiran mereka. Ini adalah satu dari lima Rukun Islam, di samping Syahadat, Salat, Zakat, dan Sawm. Haji adalah pertemuan tahunan terbesar orang-orang di dunia. Keadaan yang secara fisik dan finansial mampu melakukan ibadah haji disebut istita'ah, dan seorang Muslim yang memenuhi syarat ini disebut mustati. Haji adalah demonstrasi solidaritas orang-orang Muslim, dan ketundukan mereka kepada Tuhan (Allah). Kata Haji berarti "berniat melakukan perjalanan", yang berkonotasi baik tindakan luar dari perjalanan dan tindakan ke dalam niat.
Ziarah terjadi dari tanggal 8 sampai 12 (atau dalam beberapa kasus ke 13) dari Zulhijjah, bulan terakhir kalender Islam. Karena kalender Islam adalah bulan dan tahun Islam kira-kira sebelas hari lebih pendek daripada kalender Gregorian, tanggal haji Gregorian berubah dari tahun ke tahun. Ihram adalah nama yang diberikan pada keadaan spiritual khusus di mana peziarah mengenakan dua lembar putih kain halus. Dan menjauhkan diri dari tindakan tertentu.
Haji dikaitkan dengan kehidupan nabi Islam Muhammad dari abad ke-7, namun ritual ziarah ke Mekkah dianggap oleh umat Islam untuk meregangkan ribuan tahun sampai Ibrahim. Selama haji, peziarah bergabung dalam prosesi ratusan ribu orang, yang secara bersamaan berkumpul di Mekkah selama minggu haji, dan melakukan serangkaian ritual: setiap orang berjalan berlawanan arah jarum jam tujuh kali di sekitar Ka'bah (berbentuk kubus Bangunan dan arah doa untuk kaum Muslim), berjalan bolak-balik antara bukit-bukit Al-Safa dan Al-Marwah, minuman dari Sumur Zamzam, sampai ke dataran Gunung Arafah untuk berjaga-jaga, menghabiskan satu malam di Dataran Muzdalifah, dan melakukan rajam simbolis iblis dengan melemparkan batu ke tiga pilar. Para peziarah kemudian mencukur kepala mereka, melakukan ritual pengorbanan hewan, dan merayakan festival global tiga hari Idul Adha.
Jamaah haji juga bisa pergi ke Mekkah untuk melakukan ritual di lain waktu sepanjang tahun. Ini kadang disebut "ziarah yang lebih rendah", atau Umrah. Namun, biarpun mereka memilih untuk melakukan umrah, mereka masih diwajibkan untuk melakukan ibadah haji di lain waktu dalam hidup mereka jika mereka memiliki sarana untuk melakukannya, karena Umrah bukan pengganti haji.
Definisi
Secara lughawi, haji berarti menyengaja atau menuju dan mengunjungi. Menurut etimologi bahasa Arab, kata haji mempunyai arti qashd, yakni tujuan, maksud, dan menyengaja. Menurut istilah syara', haji ialah menuju ke Baitullah dan tempat-tempat tertentu untuk melaksanakan amalan-amalan ibadah tertentu pula. Yang dimaksud dengan tempat-tempat tertentu dalam definisi di atas, selain Ka'bah dan Mas'a (tempat sa'i), juga Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Yang dimaksud dengan waktu tertentu ialah bulan-bulan haji yang dimulai dari Syawal sampai sepuluh hari pertama bulan Zulhijah. Adapun amal ibadah tertentu ialah thawaf, sa'i, wukuf, mazbit di Muzdalifah, melontar jumrah, mabit di Mina, dan lain-lain.
Latar belakang
Orang-orang Arab pada zaman jahiliyah telah mengenal ibadah haji ini yang mereka warisi dari nenek moyang terdahulu dengan melakukan perubahan di sana-sini. Akan tetapi, bentuk umum pelaksanaannya masih tetap ada, seperti tawaf, sa'i, wukuf, dan melontar jumrah. Hanya saja, disebutkan bahwa pelaksanaannya tidak sesuai lagi dengan syariat yang sebenarnya. Untuk itu, Islam datang dan memperbaiki segi-segi yang salah dan tetap menjalankan apa-apa yang telah sesuai dengan petunjuk syara' (syariat), sebagaimana yang diatur dalam al-Qur'an dan sunnah rasul. Latar belakang ibadah haji ini juga didasarkan pada ibadah serupa yang dilaksanakan oleh nabi-nabi dalam agama Islam, terutama Ibrahim. Ritual Tawaf didasarkan pada ibadah serupa yang dilaksanakan oleh umat-umat sebelum nabi Ibrahim. Ritual sa'i, yakni berlari antara bukit Shafa dan Marwah (daerah agak tinggi di sekitar Ka'bah yang sudah menjadi satu kesatuan Masjidil Haram, Mekkah), juga didasarkan untuk mengenang ritual istri kedua Ibrahim ketika mencari air untuk anaknya Ismail. Sementara wukuf di Arafah adalah ritual untuk mengenang tempat bertemunya Adam dan Hawa di muka bumi, yaitu asal mula dari kelahiran seluruh umat manusia.
Sejarah
Bangsa Arab sebelum kedatangan Islam adalah pemuja berhala. Ka'bah masih menjadi pusat pemujaan mereka, dan dipenuhi dengan berhala dan gambar Malaikat. Selama musim ziarah tahunan, orang-orang dari dalam dan luar negeri akan mengunjungi Ka'bah.
Pola Haji saat ini didirikan oleh nabi Islam Muhammad yang melakukan reformasi terhadap ziarah pra-Islam orang-orang Arab pagan pada tahun 632 M, namun asal mula Haji adalah atas perintah Tuhan kepada Ibrahim untuk meninggalkan istrinya Hajar (Hagar) dan anaknya Ismail (Ismael) sendirian di padang pasir kuno Mekkah dengan sedikit makanan dan air yang segera berakhir. Mekkah kemudian menjadi tempat yang tidak berpenghuni. Untuk mencari air, Hajar dengan putus asa berlari tujuh kali di antara dua bukit Shofa dan Marwah tapi tidak menemukan satu pun. Kembali dalam keputusasaan ke di Ismail, dia melihat bayi itu menggaruk tanah dengan kakinya dan keluar air mancur di bawahnya. Karena adanya air, suku-suku mulai menetap di Mekkah, Jurhum menjadi suku pertama yang datang. Ketika dewasa, Ismail menikah di suku dan mulai tinggal bersama mereka. Al Quran menyatakan bahwa Ibrahim, bersama dengan anaknya Ismail, membangun fondasi sebuah rumah yang diidentifikasi oleh kebanyakan komentator sebagai Ka'bah. Setelah menempatkan Batu Hitam di sudut timur Ka'bah, Ibrahim menerima sebuah wahyu di mana Allah mengatakan ke Nabi Ibrahim yang sudah berusia lanjut bahwa dia sekarang harus pergi dan mengumumkan ziarah ke umat manusia. Al Quran menyebutkan kejadian ini dalam Surat Al-Baqarah (2) ayat 124-127 dan Al-Hajj (22) ayat 27-30.
Sesaat sebelum wafatnya, Muhammad melakukan ziarah satu-satunya dan terakhir dengan sejumlah besar pengikut, dan mengajarkan mereka ritus haji dan tata krama untuk melakukan hal itu. Di dataran Arafah, dia menyampaikan pidato terkenal - yang dikenal dengan Khotbah perpisahan Nabi Muhammad - ke mereka yang hadir di sana. Sejak saat itu, haji menjadi salah satu dari Lima Rukun Islam.
Selama abad pertengahan, peziarah akan berkumpul di kota-kota besar seperti Basra, Damaskus, dan Kairo untuk pergi ke Mekkah dalam kelompok dan karavan yang terdiri dari puluhan ribu peziarah.
Dalam sejarah haji yang cukup panjang, suku-suku nomaden padang pasir - yang dikenal sebagai Badui - telah menjadi isu keamanan yang agak ketat untuk kafilah haji dan untuk memastikan bahwa para peziarah diberikan perbekalan yang diperlukan. Sekali lagi, sepanjang sejarah, perjalanan ziarah ke Mekkah telah menawari para peziarah dan juga para pedagang profesional kesempatan untuk melakukan berbagai aktivitas perdagangan baik dalam perjalanan maupun di Mekkah, Damaskus, dan Kairo.
Waktu
Tanggal Haji dilaksanakan mengikuti kalender Islam (dikenal dengan kalender Hijriyah atau H), yang didasari penanggalan kalender bulan. Setiap tahun, ritual Haji dilaksanakan dalam periode lima hari, mulai dari tanggal 8 dan berakhir di 12 Zulhijjah, bulan kedua belas sekaligus terakhir kalender Islam. Selama lima hari tersebut, 9 Zulhijjah dikenal sebagai Hari Arafah, dan hari ini dikenal dengan nama hari Haji. Dikarenakan kalender Islam adalah jenis kalender bulan dan tahun Islam berbeda sebelas hari lebih sedikit dibanding tahun Gregorian, tanggal Haji menurut kalender Gregorian berubah dari tahun ke tahun. Para jamaah Haji pun menghitung penanggalan musim Haji sebelas atau sepuluh hari lebih awal dari tanggal Haji dari satu tahun sebelumnya. Hal ini dapat menyebabkan musim Haji jatuh dua kali dalam satu tahun kalender Gregorian, dan terjadi hanya 33 tahun sekali. Fenomena langka tersebut baru-baru ini terjadi di musim Haji 2006. Tabel di bawah ini menunjukkan penanggalan Gregorian untuk musim Haji tahun terkini (tanggal dalam tabel bertepatan dengan 9 Zulhijah tahun Hijriah):
Jenis
Setiap jamaah bebas untuk memilih jenis ibadah haji yang ingin dilaksanakannya; dan Nabi islam Muhammad memberi kebebasan dalam hal itu, sebagaimana terlihat dalam hadis berikut.
Aisyah berkata: Kami berangkat beribadah bersama Rasulullah dalam tahun Hajjatul Wada'. Di antara kami ada yang berihram, untuk Haji dan Umrah dan ada pula yang berihram untuk Haji. Orang yang berihram untuk umrah ber-tahallul ketika telah berada di Baitullah. Sedang orang yang berihram untuk haji jika ia mengumpulkan haji dan umrah. Maka ia tidak melakukan tahallul sampai dengan selesai dari nahar.
Berikut adalah jenis dan pengertian haji yang dimaksud.
Haji ifrad, berarti menyendiri. Pelaksanaan ibadah haji disebut ifrad bila seseorang bermaksud menyendirikan, baik menyendirikan haji maupun menyendirikan umrah. Dalam hal ini, yang didahulukan adalah ibadah haji. Artinya, ketika mengenakan pakaian ihram di miqat-nya, orang tersebut berniat melaksanakan ibadah haji dahulu. Apabila ibadah haji sudah selesai, maka orang tersebut mengenakan ihram kembali untuk melaksanakan umrah.
Haji tamattu', mempunyai arti bersenang-senang atau bersantai-santai dengan melakukan umrah terlebih dahulu di bulan-bulah haji, lain bertahallul. Kemudian mengenakan pakaian ihram lagi untuk melaksanakan ibadah haji, pada tahun yang sama. Tamattu' dapat juga berarti melaksanakan ibadah di dalam bulan-bulan serta di dalam tahun yang sama, tanpa terlebih dahulu pulang ke negeri asal.
Haji qiran, mengandung arti menggabungkan, menyatukan atau menyekaliguskan. Yang dimaksud di sini adalah menyatukan atau menyekaliguskan berihram untuk melaksanakan ibadah haji dan umrah. Haji qiran dilakukan dengan tetap berpakaian ihram sejak miqat makani dan melaksanakan semua rukun dan wajib haji sampai selesai, meskipun mungkin akan memakan waktu lama. Menurut Abu Hanifah, melaksanakan haji qiran, berarti melakukan dua tawaf dan dua sa'i.
Kegiatan
Literatur Fikih menggambarkan cara-cara dalam melaksanakan ritus Haji, dan jamaah utamanya mengikuti kitab panduan dan menaatinya untuk memenuhi seluruh kewajiban Haji dengan sempurna. Dalam melaksanakan ibadah Haji, jamaah tidak hanya mengikuti tata cara Nabi Muhammad, tetapi juga memperingati peristiwa-peristiwa yang berhubungan dengan Ibrahim.
Ihram
Ketika jamaah mencapai niat dalam hati Miqat (batas-batas tertentu tempat atau waktu jamaah berniat melaksanakan Haji), untuk memasuki keadaan yang suci–dikenal dengan Ihram–yang hanya memakai dua lembar kain putih tanpa jahitan untuk laki-laki, dengan satu kain menutup sekitar pinggang mencapai bagian bawah lutut dan kain lain dipakai di bahu kiri mengikat di sisi kanan; mengenakan pakaian biasa untuk wanita dengan memenuhi kondisi pakaian Muslimah Islami dengan tangan dan wajah tidak ditutup; mengambil wudu; merencanakan keinginan (niyah) untuk melaksanakan ibadah Haji dan untuk menjauhkan diri dari hal-hal yang dilarang seperti memotong kuku, mencukur bagian tubuh manapun, melakukan hubungan seksual; menggunakan wangi-wangian, merusak tanaman, membunuh hewan, menutup kepala (untuk laki-laki) atau wajah dan telapak tangan (untuk wanita); melakukan pernikahan; atau mengangkat senjata. Ihram memiliki makna bahwa setiap umat baik yang miskin maupun yang kaya sama di depan Tuhan: tidak ada perbedaan antara keduanya.
Tawaf and sa'i
Ritual Tawaf termasuk berjalan tujuh kali melawan arah jarum jam mengelilingi Ka'bah. Ketika sampai di Masjidil Haram, jamaah melakukan tawaf kedatangan yang juga bagian dari Umrah atau sebagai tawaf selamat datang. Saat tawaf, jamaah juga memasuki Hateem–sebuah wilayah di sisi utara Ka'bah \–di dalam jalan mereka. Setiap putaran dimulai dengan mencium atau menyentuh Batu Hitam (Hajar Aswad). Jika mencium batu tidak memungkinkan karena padatnya jamaah, mereka cukup menyejajarkan diri dengan arah Batu Hitam dengan mencium tangan sendiri ketika tawaf. Makan tidak diperbolehkan namun minum air tetap diizinkan, karena risiko dehidrasi. Laki-laki dianjurkan untuk melakukan tiga putaran pertama dengan cepat dikenal sebagai Ramal, dan diikuti empat putaran lainnya dengan tidak terlalu cepat.
Pelengkap ibadah tawaf adalah salat dua Raka'at di belakang Tempat Ibrahim (Muqam Ibrahim), sebuah tugu dekat Ka'bah di dalam masjid. Walau demikian, dikarenakan padatnya jamaah saat musim Haji, mereka cukup melaksanakan salat di mana saja di dalam masjid. Setelah salat, jamaah juga meminum air dari sumur Zamzam, yang tersedia dalam keran Masjid.
Walaupun secara tradisional ibadah tawaf dilakukan di lantai dasar, tawaf saat ini juga dapat dilakukan di lantai pertama dan atap masjid agar tidak terjadi kepadatan.
Tawaf diikuti oleh sa'i, berjalan atau berlari tujuh kali antara bukit Shofa dan Marwah, berlokasi dekat Ka'bah. Sebelumnya tempat ini berada di tempat terbuka, kini tempat ini tertutup dan masuk ke dalam area Masjidil Haram, dan dapat berhubungan langung dengan terowongan. Jamaah diharuskan berjalan di antara kedua bukit ini, sampai tanda dua tiang hijau sebuah bagian kecil sebagai tanda kapan mereka harus berlari. Jalur ini kini memiliki "jalur ekspres" bagi para penyandang disabilitas atau orang-orang tua. Setelah sa'i, jamaah laki-laki mencukur rambutnya dan wanita memotong beberapa bagian rambut, ini juga sebagai pelengkap ibadah Umrah.
Hari pertama: 8 Zulhijah
Mina
Setelah salat pagi di 8 Zulhijah, jamaah pergi ke Mina di mana mereka menghabiskan waktu untuk melaksanakan salat tengah hari, sore, petang, dan malam. Keesokan paginya setelah salat pagi, mereka meninggalkan Mina menuju Arafat.
Hari kedua: 9 Zulhijah
Tanggal 9 Zulhijah dikenal dengan Hari Arafah, dan tanggal inilah yang dinamakan Hari Haji.
Arafah
Di 9 Zulhijah sebelum siang, jamaah sampai di Arafah, sebuah wilayah datar dan berbatu berlokasi 20 kilometer di timur Mekkah. Hal yang dilakukan di Arafah termasuk berdoa, mengingat dosa masa lalu, melihat kebesaran Tuhan, dan mendengarkan nasihat-nasihat dari para sarjana Islam di dekat Jabal al-Rahmah (Gunung Kasih Sayang), di sanalah Muhammad menyampaikan khotbah terakhirnya. Kegiatan-kegiatan tersebut dilaksanakan sejak siang hingga matahari terbenam, ibadah ini bernama 'berdiri sebelum Tuhan' (wuquf), salah satu ritual paling penting dalam ibadah Haji. Di Masjid Namirah, jamaah melaksanakan sembahyang siang dan sore bersamaan di waktu sore. Seorang jamaah yang tidak melaksanakan wukuf di Arafah tidak akan diterima sebagai ibadah haji, meskipun telah membayar denda.
Muzdalifah
Jamaah haji harus meninggalkan Arafah menuju Muzdalifah setelah sore tanpa salat maghrib (sore) di Arafat. Muzdalifah adalah wilayah antara Arafat dan Mina. Ketika mereka sampai di sana, jamaah melaksanakan salat Maghrib dan Isya dengan disatukan (jama), menghabiskan malam untuk berdoa dan tidur di alas langsung tanpa atap menghadap ke langit, dan mengumpulkan tenaga untuk melaksanakan lempar jumrah di keesokan harinya.
Hari ketiga: 10 Zulhijah
Rami al-Jamarat
Kembali di Mina, jamaah Haji melakukan upacara simbolik melempari Iblis dengan batu (Ramy al-Jamarat) dengan melontarkan tujuh buah batu hanya ke salah satu dari tiga pilar, dikenal sebagai Jamrat al-Aqabah dari matahari terbit hingga terbenam. Dua pilar (jamarah) lainnya tidak diberlakukan ibadah melempar jumrah pada hari tersebut. Ketiga tiang tersebut direpresentasikan sebagai Syetan. Jamaah naik ke Jembatan Jumrah, sebagai tempat melempar jumrah. Dikarenakan alasan keamanan, di 2004 tiang diganti dengan tembok panjang besar, dengan parit penampung kerikil di bawahnya.
Kurban hewan
Setelah melempar jumrah, hewan disembelih sebagai cara untuk memperingati kisah Ibrahim dan Isma'il. Secara tradisional jamaah mengorbankan hewan mereka sendiri-sendiri, atau mengatur penyembelihan. Kini beberapa jamaah Haji cukup membeli voucher kurban di Mekkah sebelum musim Haji berlangsung, yang mengeluarkan seekor hewan untuk dikurbankan dengan menyebut nama Allah pada hari kesepuluh Zulhijah, tanpa dihadiri oleh jamaah Haji pemiliknya. Proses yang modern mempercepat pengemasan daging, yang kemudian dibagikan kepada orang miskin di seluruh dunia. Di waktu yang sama seperti di Mekkah, Muslim juga melaksanakan Kurban, dalam empat hari berturut-turut (10, 11, 12, dan 13 Zulhijjah ) yang dikenal dengan nama Iduladha.
Cukur rambut
Setelah mengorbankan seekor hewan, ritual Haji terpenting lainnya adalah memotong atau menghabiskan rambut kepala (dikenal dengan Halak). Semua jamaah laki-laki mencukur atau menggunduli rambutnya pada hari Iduladha dan jamaah wanita memotong bagian rambutnya.
Tawaf Al-Ifaadah
Pada hari yang sama atau keesokan harinya, jamaah kembali mengunjungi Masjidil Haram di Mekkah untuk tawaf lainnya, dikenal sebagai Tawaf al-Ifadah, sebuah bagian pokok dari Haji. Ini melambangkan jawaban atas ketergesaan kepada Allah dan menunjukkan cinta kepada-Nya, dan diwajibkan sebagai bagian dari Haji. Malam tanggal 10 dihabiskan kembali di Mina.
Hari keempat: 11 Zulhijah
Dimulai di siang hingga matahari terbenam di 11 Zulhijah (dan tanggal setelahnya), jamaah Haji kembali melempar jumrah, kali ini dilemparkan ke dua dari tiga pilar di Mina. Ibadah ini termasuk ke dalam lempar jumrah.
Hari kelima: 12 Zulhijah
Di 12 Zulhijah ritual yang sama seperti yang dilakukan di 11 Zulhijah. Jamaah meninggalkan Mina ke ke Mekkah sebelum matahari terbenam pada tanggal 12 Zulhijah.
Hari terakhir di Mina: 13 Zulhijah
Jika tidak mampu meninggalkan Mina pada tanggal 12, mereka diharuskan kembali melempar jumrah sebelum kembali ke Mekkah.
Tawaf al-Wadaa
Akhirnya, sebelum meninggalkan Mekkah, jamaah melaksanakan tawaf perpisahan yang disebut Tawaf al-Wadaa. 'Wadaa' berarti 'undangan perpisahan'. Jamaah mengelilingi Ka'bah tujuh kali melawan arah jarum jam, dan jika memungkinkan, disunnahkan untuk mencium dan menyentuh Ka'bah.
Mengunjungi Madinah
Walaupun bukan bagian dari ritual Haji, dapat memilih berkunjung ke Madinah dan Masjid Nabawi (Masjid Rasulullah), yang terdapat Makam Nabi Muhammad di dalam Kubah Hijau. Masjid Quba dan Masjid Qiblatain biasanya juga turut dikunjungi.
Lokasi utama
Mekkah
Di kota inilah berdiri pusat ibadah umat Islam sedunia, Ka'bah, yang berada di pusat Masjidil Haram. Dalam ritual haji, Makkah menjadi tempat pembuka dan penutup ibadah ini ketika jamaah diwajibkan melaksanakan niat dan thawaf haji.
Arafah
Kota di sebelah timur Makkah ini juga dikenal sebagai tempat pusatnya haji, yaitu tempat dilaksanakannya wukuf yakni pada tanggal 9 Zulhijah tiap tahunnya. Daerah berbentuk padang luas ini adalah tempat berkumpulnya sekitar dua juta jamaah haji dari seluruh dunia dan selalu meningkat dari tahun ke tahun. Di luar musim haji, daerah ini tidak dipakai.
Muzdalifah
Tempat di dekat Mina dan Arafah, dikenal sebagai tempat jamaah haji melakukan Mabit (Bermalam) dan mengumpulkan bebatuan untuk melaksanakan ibadah jumrah di Mina.
Mina
Tempat berdirinya tugu jumrah, yaitu tempat pelaksanaan kegiatan melontarkan batu ke tugu jumrah sebagai simbolisasi tindakan Nabi Ibrahim ketika mengusir setan. Di masing-masing tempat itu berdiri tugu yang digunakan untuk pelaksanaan: Jumrah Aqabah, Jumrah Ula, dan Jumrah Wustha. Di tempat ini jamaah juga diwajibkan untuk menginap (mabit) satu malam.
Madinah
Madinah adalah kota suci kedua umat Islam. Di tempat inilah panutan umat Islam, Nabi Muhammad dimakamkan di Masjid Nabawi. Tempat ini sebenarnya tidak masuk ke dalam ritual ibadah haji, namun jamaah haji dari seluruh dunia biasanya menyempatkan diri berkunjung ke kota yang letaknya kurang lebih 330 km (450 km melalui transportasi darat) utara Mekkah ini untuk berziarah dan melaksanakan salat di masjidnya Nabi.
Salat Arbain
Haji Arbain ( arba'in, artinya "empat puluh") adalah ibadah haji yang disertai dengan salat fardhu sebanyak 40 kali di Masjid An-Nabawi Madinah tanpa terputus. Ibadah ini sering kali dikerjakan oleh jamaah haji dari Indonesia. Dalam pelaksanaannya, mereka setidak-tidaknya tinggal di Madinah saat haji selama 8 atau 9 hari, dan dengan perhitungan sehari akan salat wajib sebanyak 5 kali dan selama 8 atau 9 hari maka akan tercukupi jumlah 40 kali salat wajib tanpa terputus.
Persiapan dan Fasilitas
Selayaknya keharusan bagi pemerintah Saudi setiap tahunnya untuk pertumbuhan jumlah jamaah Hajj poses sebuah tantangan logistik untuk pemerintah Arab Saudi, yang berwenang, sejak 1950-an, dihabiskan lebih dari $100 miliar untuk menambah sarana dan prasarana Haji. Permasalahan utama seperti perumahan, transportasi, sanitasi, dan layanan kesehatan dibenahi dan dievaluasi besar-besaran oleh pemerintah dengan memeperkenalkan beberapa progran, dengan tujuan agar jamaah haji saat ini menikmati dan fasilitas modern dalam melaksanakan ritual Haji. Pemerintah Arab Saudi kadang kala menaik-turunkan kuota untuk berbagai negara untuk mempertahankan jumlah jamaah agar terkendali, serta menyusun kekuatan petugas keamanan besar-besaran dan kamera CCTV untuk memantau keamanan situasi saat Haji. Beragam program institusi dan pemerintah, seperti Subsidi Haji di India atau Tabung Haji di Malaysia meringankan jamaah dalam biaya perjalanan haji. Untuk Haji 2014, khusus meja informasi Haji di pasang di bandara-bandara di Pakistan untuk membantu jamaah haji.
Transportasi
Secara tradisional, peziarah ke Mekkah kebanyakan mengadakan perjalanan ziarah dengan menaiki unta sebagai transportasi utama. Saat pertengahan abad ke sembilan belas (setelah 1850-an), kapal uap mulai digunakan untuk perjalanan jamaah Haji ke Mekkah, dan jumlah jamaah Haji yang melakukan perjalanan melalui laut pun mulai meningkat. Hal tersebut berlangsung selama beberapa masa, sampai perjalanan udara lahir dan mendominasi; Mesir memperkenalkan jasa penerbangan pertama untuk jamaah Haji di 1937. Saat ini, beberapa perusahaan penerbangan dan biro perjalanan offer Hajj packages, dan menyusun transportasi dan akomodasi untuk jamaah Haji. Bandar Udara Internasional King Abdul Aziz di Jeddah dan Bandar Udara Internasional Pangeran Mohammad bin Abdul Aziz di Madinah menjadi terminal khusus bagi para Jamaah Haji untuk mempermudah pintu masuk kedatangan jamaah Haji. Bandar udara internasional lain di seluruh dunia, sepeeti Indira Gandhi dj New Delhi, Bandar Udara Internasional Rajiv Gandhi di Hyderabad, Jinnah di Karachi dan Soekarno-Hatta di Jakarta juga memiliki terminal khusus atau temporary facilities untuk melayani jamaah dalam keberangkatan maupun kedatangan kembali ke tanah air. Saat Haji, beberapa maskapai menambah jumlah penerbangan untuk memenuhi kebutuhan karena banyaknya jumlah jamaah Haji.
Saat musim Haji berlangsung, jamaah Haji bepergian antara lokasi-lokasi berbeda dengan bus atau berjalan kaki. Pemerintah Saudi mengawasi dengan ketat akses kendaraan yang melewati jalur-jalur padat. Walau bagaimanapun, perjalanan masih tetap dilaksanakan dalam beberapa jam saat kepadatan lalu lintas kendaraan dan pejalan kaki. Di 2010, pemerintah Saudi memulai mengoperasikan sebuah monorel yang mengangkut jamaah ke Arafat, Muzdalifah dan Mina. Jasa ini mampu mengurangi waktu perjalanan "Nafrah" dari Arafat ke Muzdalifah untuk beberapa menit. Jika angkutan ini melebihi kapasitas, penggunaan monorel tidak dibuka untuk jamaah haji dan subyeknya untuk pengawasan ketat oleh pemerintah Saudi. Saat ini, monorel mampu mengangkut hingga 500.000 jamaah haji.
Masalah Berdesakan
Jumlah jamaah haji meningkat secara besar-besaran akhir-akhir ini, yang menyebabkan beberapa kecelakaan dan kematian karena terlalu padat. Kecelakaan pertama di musim Haji masa modern terjadi di 1990, ketika sebuah terowongan runtuh dan merenggut 1,462 nyawa. Setelah kejadian tersebut, beragam teknik pemecah kepadatan jamaah digunakan untuk alasan keamanan. Penyebab desak-desakan besar, beberapa hal dilakukan jamaah Haji agar lebih simbolik. Untuk contohnya, ketertidakwajiban untuk mencium Hajar Aswad. Alternatifnya, jamaah hanya perlu mencium tangannya sendiri kemudian melambaikan tangannya ketika sejajar dengan Hajar Aswad saat melakukan Tawaf. Juga, pilar besar yang digunakan untuk melempar jumrah di ubah menjadi tembok panjang di 2004 dengan parit di bawahnya untuk mewadahi batu-batu. Contoh lain adalah kurban, yang saat ini ditangani rumah pemotongan hewan yang di kelola otoritas Saudi, tanpa jamaah yang hadir di sana.
Untuk Haji di 2016, otoritas Saudi memberikan kalung GPS elektronik.
Walaupun berbagai upaya keamanan dilakukan, berbagai insiden masih terjadi ketika musim Haji. kecelakaan Haji 2015, menyebabkan 769 meninggal dan melukai 934 lainnya, berdasarkan data pemerintah Arab Saudi. Sebuah laporan dari Associated Press menjumlahkan total sedikitnya 1470 korban dari laporan resmi negara lain, membuat kecelakaan tersebut menjadi kecelakaan paling mematikan hingga saat ini. Isu lain muncul di 2013 dan 2014 tentang penyebaran virus MERS karena antrian massa Haji. Menteri Kesehatan Arab Saudi Abdullah Al-Rabia mengatakan bahwa otoritasnya tidak menemukan kasus MERS pada jamaah sejauh ini. Ia juga berkata bahwa, dari sekian banyak kasus MERS, Arab Saudi siap untuk musim Haji 2014.
Kepentingan
Untuk Muslim, Haji berhubungan dengan keagamaan sebagai kepentingan di bidang sosial. Terpisah dari sebuah ketaatan dalam menjalankan kewajiban beragama, Haji terlihat untuk menjadi seseorang yang berspiritual terpuji untuk menyediakan Muslim dengan kesempatan mengintrospeksi diri. Haji disajikan sebagai sebuah pengingat Hari Pengadilan yang dipercayai umat muslim akan terjadi. Literatur Hadits (perkataan Nabi Muhammad) menyabdakan beragam kebaikan seorang jamaah Haji mencapai kesuksesan untuk memenuhi ibadah Haji mereka. Setelah berhasil melaksanakan ibadah Haji, jamaah dapat menambahkan nama depan mereka dengan gelar 'Al-Hajji', dan diadakan dengan rasa hormat dalam masyarakat Muslim. Namun, sarjana Islam berpendapat bahwa Haji dapat berarti komitmen keagamaan seorang Muslim, dan tidak dapat menjadi sebuah peningkatan status sosial mereka. Haji membawa kebersamaan dan menyatukan Muslim dari perbedaan bagian dunia tanpa memperdulikan ras, warna kulit, dan budaya, semua itu melambangkan persamaan.
Sebuah studi 2008 pada pengaruh besar mengikuti ziarah Islam menemukan bahwa komunitas Muslim menjadi lebih positif dan toleran setelah berhaji. Dengan judul Memperkirakan Pengaruh Besar Haji: Agama dan Toleransi dalam Masyarakat Islam Global dan diselenggarakan dengan bantuan Harvard University's John F. Kennedy School of Government, studi mencatat bahwa Haji "meningkatkan keimanan dalam kesamaan harmoni antara grup etnik dan sekte-sekte Islam dan memimpin untuk sikap yang menguntungkan terhadap wanita, termasuk dukungan yang lebih besar untuk pendidikan dan jabatan wanita" dan bahwa "Haji menunjukkan meningkatkan keimanan dalam perdamaian, dan dalam kesamaan dan harmoni adherents perbedaan agama."
Malcolm X, seorang aktivis Amerika saat Civil Rights Movement, menggambarkan atmosfer sosialnya ketika pengalaman haji 1960-an, ia menyatakan:
Aspek Ekonomi
Di 2014, Arab Saudi mengumumkan bahwa mereka mendapatkan $8.5 miliar dari Haji. Sumber pendapatan negara Arab Saudi terbesar setelah minyak dan gas adalah Haji dan negara mengharapkan untuk mengandalkan lebih banyak pada Haji sebagai jumlah tersedianya minyak dan gas untuk kemunduran penjualan.
Tempat Bersejarah
Berikut ini adalah tempat-tempat bersejarah, yang meskipun bukan rukun haji, namum biasa dikunjungi oleh para jemaah haji atau peziarah lainnya:
Jabal Nur dan Gua Hira
Jabal an-Nur terletak kurang lebih 6 km di sebelah utara Masjidil Haram. Di puncaknya terdapat sebuah gua yang dikenal dengan nama Gua Hira. Di gua inilah Nabi Muhammad menerima wahyu yang pertama, yaitu surat Al-'Alaq ayat 1-5.
Jabal Tsur
Jabal Tsur terletak kurang lebih 6 km di sebelah selatan Masjidil Haram. Untuk mencapai Gua Tsur ini memerlukan perjalanan mendaki selama 1.5 jam. Di gunung inilah Nabi Muhammad dan Abu Bakar As-Siddiq bersembunyi dari kepungan orang Quraisy ketika hendak hijrah ke Madinah.
Jabal Rahmah
Yaitu tempat bertemunya Nabi Adam dan Hawa setelah keduanya terpisah saat turun dari surga. Peristiwa pentingnya adalah tempat turunnya wahyu yang terakhir pada Nabi Muhammad, yaitu surat Al-Maidah ayat 3.
Jabal Uhud
Gunung Uhud teretak kurang lebih 5 km dari pusat kota Madinah. Di bukit inilah terjadi perang dahsyat antara kaum muslimin melawan kaum musyrikin Mekkah. Dalam pertempuran tersebut gugur 70 orang syuhada di antaranya Hamzah bin Abdul Muthalib, paman Nabi Muhammad. Kecintaan Rasulullah pada para syuhada Uhud, membuat dia selalu menziarahinya hampir setiap tahun. Untuk itu, Jabal Uhud menjadi salah satu tempat penting untuk diziarahi.
Makam Baqi'
Baqi' adalah tanah kuburan untuk penduduk sejak zaman jahiliyah sampai sekarang. Jamaah haji yang meninggal di Madinah dimakamkan di Baqi', letaknya di sebelah timur dari Masjid Nabawi. Di sinilah makam Utsman bin Affan, para istri nabi, putra dan putrinya, dan para sahabat dimakamkan. Ada banyak perbedaan makam seperti di tanah suci ini dengan makam yang ada di Indonesia, terutama dalam hal peletakan batu nisan.
Masjid Qiblatain
Pada masa permulaan Islam, kaum muslimin melakukan salat dengan menghadap kiblat ke arah Baitul Maqdis di Yerusalem, Palestina. Pada tahun ke-2 H bulan Rajab pada saat Nabi Muhammad melakukan salat Zuhur di masjid ini, tiba-tiba turun wahyu surat Al-Baqarah ayat 144 yang memerintahkan agar kiblat salat diubah ke arah Kabah Masjidil Haram, Mekah. Dengan terjadinya peristiwa tersebut maka akhirnya masjid ini diberi nama Masjid Qiblatain yang berarti masjid berkiblat dua.
Jumlah jamaah per tahun
Terdapat pertumbuhan substansial jumlah jamaah Haji dalam 92 tahun, dan jumlah jamaah Haji luar negeri meningkat kira-kira 2,824 persen, dari 58,584 di 1920 hingga 1,712,962 di 2012. Karena perluasan dan pengembangan di Masjidil Haram, otoritas mengurangi jumlah jamaah Haji tahun 2013. Berikut adalah jumlah jamaah Haji yang sampai di Arab Saudi setiap tahun untuk melaksanakan ibadah Haji.
Rekaman tragedi ibadah haji
Desember 1975: 200 jamaah tewas di dekat kota Mekkah setelah sebuah pipa gas meledak dan membakar sepuluh tenda.
4 Desember 1979: 153 jamaah tewas dan 560 lainnya terluka setelah petugas keamanan Arab Saudi yang dibantu tentara Prancis mencoba membebaskan Masjidil Haram yang disandera sekelompok militan selama dua minggu.
31 Juli 1987: 402 jamaah tewas, 275 di antaranya dari Iran, setelah ribuan jamaah Iran yang melakukan demonstrasi mendapat perlawanan fisik dari keamanan Arab Saudi. Akibat dari insiden itu Arab Saudi memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran, yang akhirnya tidak mengirimkan jamaahnya ke Makkah hingga tahun 1991.
10 Juli 1989: satu jamaah tewas dan 16 terluka akibat penembakan di dalam Masjidil Haram. Akibatnya 16 orang Kuwait yang melakukan penyerangan dihukum tembak mati.
15 Juli 1989: lima jamaah asal Pakistan tewas dan 34 lainnya terluka akibat insiden penembakan oleh sekelompok orang bersenjata di perumahan mereka di Makkah.
2 Juli 1990: 1.426 jamaah tewas kebanyakan dari Asia akibat terperangkap di dalam terowongan Mina.
24 Mei 1994: 270 jamaah tewas akibat saling dorong dan injak di Mina.
7 Mei 1995: tiga jamaah tewas akibat kebakaran di Mina.
15 April 1997: 343 jamaah tewas dan 1.500 lainnya terluka karena kehabisan napas karena terjebak di dalam kebakaran tenda di Mina.
9 April 1998: 118 jamaah tewas karena berdesak–desakkan saat pelaksanaan lontar jumroh.
5 Maret 2001: 35 jamaah tewas serta puluhan lainnya luka – luka karena berdesak – desakan di Jammarat.
11 Februari 2003: 14 jamaah tewas di Jumrotul Mina – enam di antaranya wanita.
1 Februari 2004: Sebanyak 251 jamaah tewas selama pelaksanaan lontar jumrah.
23 Januari 2005: 29 jamaah tewas akibat banjir terburuk dalam 20 tahun terakhir di Madinah.
5 Januari 2006: Sebanyak 76 tewas akibat runtuhnya sebuah penginapan al-Rayahin di jalan Gaza, sekitar 200 meter sebelah barat Masjidil Haram.
12 Januari 2006: Sedikitnya 345 jamaah tewas di Jammarat selama pelaksanaan lontar jumrah. Insiden ini terjadi pada pukul 15.30 waktu setempat usai salat Zuhur, setelah jutaan jamaah saling berdesak–desakkan di pintu masuk sebelah utara lantai dua Jammarat.
11 September 2015: 107 jamaah tewas dan 238 jamaah luka-luka akibat jatuhnya crane yang digunakan dalam proyek perluasan Masjidil Haram saat hujan dan angin kencang.
24 September 2015: lebih dari 700 jamaah tewas dan lebih dari 800 jamaah luka-luka akibat terinjak-injak saat melakukan lempar jumroh di Mina.
Galeri
Lihat pula
Umrah
Sejarah Haji
Rukun Islam
Masjidil Haram
Masjid Nabawi
Mekkah
Madinah
Miqat
Tawaf
Sa'i
Wukuf
Maqam Ibrahim
Hajar Aswad
Hijir Ismail
Arafah
Mina
Shofa dan Marwah
Lempar jumrah
Jembatan jumrah
Masjid Namirah
Jabal an-Nur
Gua Hira
Ibrahim
Isma'il
Catatan
Referensi
Bacaan lanjutan
Khan, Qaisra, "Hajj & 'Umra", in Muhammad in History, Thought, and Culture: An Encyclopedia of the Prophet of God (2 vols.), Edited by C. Fitzpatrick and A. Walker, Santa Barbara, ABC-CLIO, 2014, Vol I, pp. 239–245.
Zainal (2012). Regulasi Haji Indonesia dalam Tinjauan Sejarah . JURIS Vol 2 No 2
Pranala luar
Bahasa Inggris
Hajj & Umrah – Journey of a Lifetime -an e-book
Hajj – The Pilgrimage -Resource on Hajj
Hajj Information Center – Sebuah riset Haji oleh IslamiCity
Mapping Faith: The Pilgrimage to Mecca -CNN interactive feature
Virtual Hajj oleh PBS
The Hajj Goes High Tech -Time magazine photo essay
Sequence of Hajj explained through Google Earth
The Rites of Hajj and Umrah & Islamic Terminology
Istilah Islam
Ziarah
Kata dan frasa Arab
Masjidilharam
Ka'bah | 4,791 |
5858 | https://id.wikipedia.org/wiki/Selat%20solo | Selat solo | Selat solo atau racikan salat adalah sebuah hidangan khas Solo, Jawa Tengah yang mendapat pengaruh dari hidangan Eropa.
Walaupun memiliki nama selat solo — yang mengacu kepada "salad", bagian utamanya berupa daging sapi (umumnya has luar) menjadikan hidangan ini tidak cocok untuk dikatakan sebagai salad, melainkan sebagai sebuah bistik yang disajikan dalam kuah manis encer khas Jawa. Beberapa orang menyebut hidangan ini sebagai sebuah percampuran antara bistik, salad dan sup. Hidangan ini juga sering disebut sebagai Bistik Jawa, walaupun hidangan tersebut mengandung lebih sedikit kuah.
Sejarah
Pada masa kolonial Hindia Belanda, orang-orang Eropa membawa bahan-bahan masakan serta teknik-teknik memasak khas Eropa. Para ningrat dan kaum terdidik diperkenalkan pada makanan Eropa seperti roti, keju dan bistik yang dihargai sebagai sajian-sajian masyarakat kelas atas Hindia Belanda. Pada masa ini pula terjadi adaptasi serta percampuran hidangan Eropa dengan hidangan Jawa, salah satunya adalah penciptaan resep selat solo di Surakarta, yang merupakan ibu kota dari Kasunanan Surakarta. Hidangan ini diyakini merupakan sebuah masakan percampuran berupa bistik khas Eropa dengan selera Jawa. Pengaruh Eropa dapat dilihat dari penggunaan moster atau mayones dan kecap Inggris, sementara selera Jawa yang cenderung manis dapat dirasakan dari penggunaan kecap manis.
Penyajian dan bahan-bahan
Makanan ini terdiri dari daging sapi has luar yang direbus dalam kuah encer yang terbuat dari bawang putih, cuka, kecap manis, kecap Inggris, air serta dibumbui dengan pala dan merica.
Makanan ini kemudian disajikan dengan telur rebus dan sayur-sayuran seperti buncis, kentang, tomat, selada, mentimun, kol atau brokoli dan wortel, serta ditaburi keripik kentang dan ditambahkan sedikit moster atau mayones di sampingnya. Bisa juga merupakan sup daging dan kaldu sapi digepuk, dicampur kripik kentang, irisan onion (bawang bombay), selada, wortel, buncis, telur, pakai salad thousand island/sejenis. Selad solo biasa dihidangkan sebagai makan pembuka. Namun mesti dimakan selagi hangat, sebab jika sudah dingin maka lemak daging sapi akan tampak di permukaan sup.
Galeri
Catatan kaki
Pranala luar
Resep Selat Solo
Video Resep Selat Solo
Hidangan Indonesia
Hidangan Jawa | 321 |
5859 | https://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa%20Jerman | Bahasa Jerman | Bahasa Jerman (Deutsch atau deutsche Sprache) adalah anggota bahasa Jermanik Barat yang dipakai sebagai bahasa pengantar terutama di kawasan Eropa Tengah. Bahasa ini adalah salah satu bahasa yang banyak dituturkan di Eropa dan pernah menjadi bahasa pengantar antarbangsa yang penting hingga awal abad ke-20. Meskipun sekarang menurun kepentingannya, bahasa ini masih luas dipelajari karena banyak literatur klasik dunia yang ditulis menggunakan bahasa ini.
Dalam kontinum variasi bahasa di Eropa Tengah bagian utara, bahasa Jerman adalah semua bahasa yang telah mengalami pergeseran bunyi Jermanik kedua. Dengan demikian, ke dalam lingkup ini masuk berbagai bahasa yang dipakai di Jerman selatan, sehingga bahasa Jerman dikenal pula sebagai bahasa Jerman Hulu.
Variasi
Bahasa Jerman bukanlah bahasa yang tunggal, melainkan bahasa dengan banyak variasi: mulai dari dialek tempatan (lokal, berdasarkan geografi penuturnya), dialek temporal (dikenal paling tidak tiga versi dialek temporal), hingga dialek sosial (berdasarkan kelompok sosial penuturnya). Bahasa Jerman Baku atau Standar, disebut Hochdeutsch ("Jerman Tinggi") atau Standarddeutsch, adalah bahasa yang diajarkan di sekolah dan kursus bahasa serta luas dipakai sebagai bahasa sastra, surat kabar, dan bahasa pengantar di berbagai kantor serta perguruan. Varian ini lahir sebagai usaha pembakuan atas bahasa Jerman Hulu (juga disebut Hochdeutsch, atau sekarang disebut pula Oberdeutsch) oleh Martin Luther pada abad ke-16. Meskipun standar, bahasa Jerman Baku memiliki variasi pelafalan karena pengaruh dialek tempatan.
Dalam kajian/linguistik bahasa Jerman, istilah "dialek" dipakai untuk menyebut variasi tempatan secara tradisional. Bagi mereka yang hanya terbiasa dengan bahasa Jerman Baku, beberapa dialek itu dapat dianggap sebagai bahasa tersendiri karena mereka tidak mampu lagi memahaminya. Variasi penuturan atau kosakata dalam bahasa Jerman (Baku) yang bersifat tempatan disebut sebagai "varian" atau "variasi". Beberapa di antara dialek bahasa Jerman Hulu sendiri sekarang telah punah. Dialek-dialek yang masih hidup hingga sekarang adalah Brandenburgisch, Niederrheinisch, Westfälisch, Ostfälisch,
Nordniedersächsisch, Mecklenburgisch-Vorpommersch, Lausitzisch-Südmärkisch, Ostpommersch, Mittelpommersch, Niederpreußisch, Moselfränkisch, Rheinfränkisch,
Nordhessisch, Mittelhessisch, Osthessisch, Thüringisch, Obersächsisch, Nordobersächsisch, Schlesisch, Hochpreußisch, Schwäbisch, Niederalemannisch,
Mittelalemannisch, Hochalemannisch, Höchstalemannisch, Nordbairisch, Mittelbairisch, Südbairisch dan Ripuarisch. Bahasa Yiddi dianggap sebagai bahasa tersendiri, terpisah dari bahasa Jerman.
Bahasa Jerman baku
Bahasa Jerman Baku (, , atau ) adalah variasi bahasa Jerman yang dijadikan sebagai bahasa baku yang digunakan dalam konteks formal maupun bahasa pemersatu komunikasi antardialek. Bahasa Jerman Baku tidak berkembang secara alami dari dialek tradisional tertentu, melainkan hasil perkembangan dari bahasa kepenulisan.
Struktur ketatabahasaan dan ejaan baku Bahasa Jerman Baku diatur dan dipublikasikan oleh Rat für deutsche Rechtschreibung yang mewakili tata kelola keseluruhan penutur mayoritas dan penutur minoritas di seantero Jerman dan dependensi penutur Bahasa Jerman. Standar baku tersebut dapat tidak dipatuhi secara umum kecuali pada konteks-konteks tertentu seperti situasi formal, institusi pemerintah, dan bahasa pengantar pendidikan. Di samping itu, tidak ada badan atau pembakuan tertentu yang menentukan pengucapan dan pelafalan baku. Akan tetapi, Bühnendeutsch secara de facto disetujui sebagai pelafalan baku yang sering digunakan dalam situasi formal dan materi pembelajaran.
Sistem penulisan
Penyebaran penutur
Di Eropa Timur, bahasa ini merupakan bahasa asing kedua yang sangat luas dikenal. Beberapa daerah di Eropa Timur, zaman dahulu kala banyak dihuni oleh orang Jerman perantauan. Setelah Perang Dunia II sekitar 12-15 juta jiwa orang Jerman diusir dari Eropa Timur.
Di Prancis, bahasa ini dipertuturkan oleh sekitar dua juta jiwa penduduk negara ini, khususnya di daerah Alsace-Lorraine, tetapi tidak memiliki status bahasa resmi.
Di Amerika Serikat, bahasa Jerman dialek Pfalz dipakai oleh orang-orang Amish. Di Patagonia (selatan Argentina) terdapat pula komunitas berbahasa Jerman. Namibia, sebagai satu-satunya bekas koloni Jerman di Afrika, juga menjadi tempat sisa-sisa komunitas berbahasa Jerman di Afrika.
Penulisan
Bahasa Jerman ditulis menggunakan aksara Latin. Sebagai tambahan dari ke-26 huruf yang ada terdapat tiga simbol untuk vokal dengan umlaut (dwititik) : ä, ö dan ü, ditambah Eszett atau “scharfes S” (s tajam): ß. Eszett tidak diakui dan tidak digunakan di Swiss dan Liechtenstein. Penggunaannya digantikan dengan s rangkap, "ss". Apabila dalam penulisan menggunakan alat dan tidak memiliki fitur simbol-simbol untuk huruf tambahan tersebut, ä, ö, dan ü masing-masing dapat ditulis dengan gabungan "ae", "oe", dan "ue", serta untuk ß digantikan dengan "ss" (sebagaimana digunakan di Swiss dan Liechtenstein). Dalam kamus-kamus masa kini entri dengan umlaut diperlakukan sama dengan huruf induknya, sedangkan dalam kamus lama biasanya ia diperlakukan seperti huruf induk yang diikuti dengan "e". Eszett menurut aturan pengejaan yang baru (diperkenalkan sejak 1996 dan berlaku efektif 2006, namun ditolak oleh beberapa surat kabar dan penerbit tertentu) hanya dipakai setelah vokal panjang dan diftong. Pada pengejaan sebelumnya, eszett lebih sering ditemukan dan tidak ada aturan jelas mengenai penggunaannya. Bentuk kapital bagi eszett telah diperkenalkan dan dipakai pada penulisan yang menggunakan huruf kapital sepenuhnya.
Pada masa lalu, bahasa Jerman menggunakan versi khas huruf Latin yang dikenal sebagai tipe huruf fraktur tebal (bold) atau tipe huruf Schwabacher dan disertai dengan bentuk sambung yang bersesuaian (seperti Kurrent dan Sütterlin). Bentuk-bentuk ini jauh berbeda dengan bentuk Latin yang dikenal luas pada masa kini (seperti serif atau sans-serif) dan amat menyulitkan bagi orang yang tidak terlatih. Kaum Nazi bahkan menyarankan penggunaan tipe huruf fraktur dan schwabacher, tetapi kemudian melarangnya pada tahun 1941 karena dianggap berbau Yahudi.
Penggunaan istilah-istilah Jerman dalam bahasa lain
Ada banyak istilah bahasa Jerman yang juga dipakai dalam bahasa-bahasa lain. Dalam bahasa Inggris istilah "Kindergarten" (taman kanak-kanak) berasal dari "Kindergarten". Orang Prancis menggunakan "leitmotiv" yang juga diambil dari bahasa Jerman.
Contoh lain adalah: "butterbrot" (roti mentega) dalam bahasa Rusia, "arubaito" (dari "Arbeit" - pekerjaan) dalam bahasa Jepang, "le waldsterben" (kematian hutan) dalam Bahasa Prancis, "besserwisser" (sok tahu) dalam bahasa Finlandia.
Lihat pula
Daftar Bahasa
Referensi
Pranala luar
Kamus 'Dictionarium' (bahasa Jerman <--> bahasa Indonesia), dengan daftar kata dan kuiz
Situs resmi Rat für deutsche Rechtschreibung (dengan material mengenai aturan pengejaan yang berlaku sejak 2006).
Learn German online
Pelajaran Bahasa Jerman
Kamus elektronik 'Jot' (bahasa Jerman <--> bahasa Indonesia)
Kamus 'Bremis', dengan daftar kata dan kuiz
Bahasa Jermanik
Jerman
Austria
Liechtenstein
Belgia
Swiss | 946 |
5861 | https://id.wikipedia.org/wiki/Jawanisme | Jawanisme | Jawanisme adalah sebuah fenomena atau gejala dalam bahasa Indonesia di mana seorang penutur, biasanya penutur ibu bahasa Jawa terpengaruh oleh bahasa ibunya. Hal ini merupakan bagian dari fenomena campur kode yang terjadi ketika para penutur multilingual menggunakan satu bahasa yang sama atau lebih.
Pengaruh ini meliputi bidang sintaksis dalam bahasa Indonesia.
Beberapa contoh:
"Kamu datêng-ó sini!" untuk "Kamu datanglah kemari!" atau "Kamu dari bahasa Jawa: "Kowé/Awakmu mrénéyå"
"Nanti barangé tak-ambil(é)." untuk "Nanti barangnya kuambil." dari bahasa Jawa: "Mengko barangé tak-jupuk(é)."
"Jalané pelan bangêt." untuk "Jalannya pelan sekali." dari bahasa Jawa: "Mlakuné alon bangêt."
"Itu bukuné adékku!" untuk "Itu buku adik saya!" dari bahasa Jawa: "Iku bukuné adhékku!"
Selain itu masih banyak pengaruh dalam kosakata bahasa Indonesia.
Yang unik dari Jawanisme adalah sedikit sekali orang Jawa (pribumi) yang benar-benar mengalami Jawanisme ini. Yang mengherankan adalah banyak orang-orang Tionghoa (terutama yang hidup di kawasan kota-kota besar di Jawa Tengah dan Jawa Timur seperti; Semarang, Solo, dan Surabaya) yang mengalami gejala Jawanisme ini.
sebagai contoh:
"Rénéyå!": "Kesinilah" atau "Kemarilah" dalam ujaran bahasa Tionghoa-Indonesia menjadi: "Sinió"
"(O)ra biså/Gak isók": "Tidak bisa" menjadi: "(E)ndhak bisa" atau "(E)ndhak isók"
"Iku jarané isih nang njåbå": "Itu kudanya masih di luar", menjadi: "Itu kudané masi(h) di luar"
Fenomena Jawanisme dalam bahasa Inggris
Sebagai kelanjutan fenomena Jawanisme dalam bahasa Indonesia, penutur bahasa Jawa yang belajar bahasa Inggris atau tinggal di komunitas pemakai bahasa Inggris sering kali terdengar menggunakan istilah-istilah bahasa Jawa dalam kalimat bahasa Inggris ketika bercakap-cakap dengan penutur yang berasal dari wilayah yang sama.
Ekspresi-ekspresi yang sering dipakai adalah 'lho', 'lha', 'to', 'kok', 'ki', 'no', dan sebagainya
sebagai contoh:
"Lho, I already bought that book !": "Lho, aku wis tuku buku iku!", yang berarti "Loh, saya ternyata sudah beli buku ini!"
"Kok, buying again ?": "Kok tuku maning?", yang berarti "Mengapa beli lagi?"
"I told you many times to !": "Wis takkandhani ping pirå toh?", yang berarti "Sudah saya beritahu berapa kali, sih!"
"Lha, I didn't know ... how ki ?": "Lha aku yå ora ngerti, piyé (i)ki?", yang berarti "Ya saya tidak mengerti, bagaimana dong?"
"Don't be like that, to....": "Åjå ngónó, toh...", yang berarti "Jangan begitu, dong..."
Lihat pula
Bahasa Peranakan
Bahasa Jawa | 357 |
5873 | https://id.wikipedia.org/wiki/Komando%20Pasukan%20Khusus | Komando Pasukan Khusus | {{Infobox military unit
|unit_name = Komando Pasukan Khusus
|image = Lambang Kopassus.svg
|image_size = 290
|caption = Lambang Kopassus
|start_date = 16 April 1952
|country = Indonesia
|branch =
|command_structure = TNI Angkatan Darat
|type = Pasukan Khusus
|role = *Operasi Khusus Rahasia
Anti Gerilya
Operasi Pengintaian Khusus
Perang Konvensional/Unkonvensional
Operasi Intelijen/Kontra Intelijen
Operasi Pembebasan Sandera
Sabotase
Anti Teror
|size = Rahasia
|commander1 = Mayjen TNI Deddy Suryadi
|commander1_label = Komandan Jenderal
|commander2 = Brigjen TNI Achiruddin
|commander2_label = Wakil Komandan Jenderal
|commander3 = Brigjen TNI Husein Sagaf
|commander3_label = Inspektur
|garrison = Jakarta Timur
|nickname = Pasukan Baret Merah
Hantu Rimba Komando
|motto = Berani, Benar, Berhasil
|colors =
Komando Pasukan Khusus yang biasa disingkat menjadi Kopassus merupakan bagian dari Komando Utama Tempur yang dimiliki oleh TNI Angkatan Darat. Kopassus memiliki kemampuan khusus seperti bergerak cepat di setiap medan, penembak jitu, pengintaian jarak jauh di belakang garis pertahanan musuh, dan anti-teror.
Tugas Kopassus pada ranah Operasi Militer Perang (OMP) di antaranya adalah Direct Action atau serangan langsung, untuk menghancurkan instalasi vital dan logistik musuh, Combat SAR, anti-teror, Advance Combat Intelligence (Operasi Intelijen Khusus).
Selain itu, tugas Kopassus pada kondisi Operasi Militer Selain Perang (OMSP) di antaranya adalah Humanitarian Assistance (bantuan kemanusiaan), AIRSO (Operasi Anti Insurjensi, Separatisme dan Pemberontakan), perbantuan terhadap Kepolisian (sesuai permintaan perbantuan), SAR Khusus serta Pengamanan VVIP.
Prajurit Kopassus dapat mudah dikenali dengan ciri khas baret merah yang disematkan di kepalanya sehingga pasukan ini seringkali dijuluki sebagai "Pasukan Baret Merah". Kopassus memiliki moto "Berani, Benar, Berhasil".
Sejarah
Dalam perjalanan sejarahnya, Kopassus berhasil mengukuhkan keberadaannya sebagai pasukan khusus yang mampu menangani tugas-tugas yang berat.
Beberapa operasi yang dilakukan oleh Kopassus diantaranya adalah operasi penumpasan DI/TII, operasi militer PRRI/Permesta, Operasi Trikora, Operasi Dwikora, penumpasan G30S/PKI, Pepera di Irian Barat, Operasi Seroja di Timor Timur, Operasi Pembebasan Sandera di Bandara Don Muang-Thailand (Woyla), Operasi GPK di Aceh, Operasi Mapenduma, operasi pembebasan awak kapal Indonesia dari perompak Somalia, serta berbagai operasi militer lainnya.
Dikarenakan misi dan tugas operasi yang bersifat rahasia, mayoritas dari kegiatan tugas daripada satuan Kopassus tidak pernah diketahui secara menyeluruh.
Contoh operasi yang pernah dilakukan Kopassus dan tidak diketahui publik seperti penyusupan pengungsi Vietnam di Pulau Galang untuk membantu pengumpulan informasi untuk dikordinasikan dengan pihak Amerika Serikat (CIA), penyusupan perbatasan Malaysia dan Australia dan operasi patroli jarak jauh di perbatasan Papua Nugini.
Kesko TT III/Siliwangi
Pada tanggal 16 April 1952, Kolonel A.E. Kawilarang mendirikan Kesatuan Komando Tentara Territorium III/Siliwangi (Kesko TT). Ide pembentukan kesatuan komando ini berasal dari pengalamannya menumpas gerakan Republik Maluku Selatan (RMS) di Maluku.
Saat itu A.E. Kawilarang bersama Letkol Slamet Rijadi (Brigjen Anumerta) merasa kesulitan menghadapi pasukan komando RMS. A.E. Kawilarang bercita-cita untuk mendirikan pasukan komando yang dapat bergerak tangkas dan cepat.
Untuk membentuk unit komando maka direkrutlah seorang mantan prajurit komando Inggris No.10 (Inter Allied) Commando dan Regiment Speciale Troepen KNIL bernama Idjon Djanbi. Idjon Djanbi adalah mantan kapten KNIL Belanda kelahiran Kanada, yang memiliki nama asli Kapten Rokus Bernardus Visser. Pada tanggal 9 Februari 1953, Kesko TT dialihkan dari Siliwangi dan langsung berada di bawah Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD).
KKAD (Korps Komando Angkatan Darat)
Pada tanggal 18 Maret 1953 Mabes APRI mengambil alih dari komando Siliwangi dan kemudian mengubah namanya menjadi Korps Komando Angkatan Darat (KKAD).
RPKAD (Resimen Para Komando Angkatan Darat)
Tanggal 25 Juli 1955 organisasi KKAD ditingkatkan menjadi Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD), yang tetap dipimpin oleh Mochamad Idjon Djanbi.
Tahun 1959 unsur-unsur tempur dipindahkan ke Cijantung, di timur Jakarta. Dan pada tahun 1959 itu pula Kepanjangan RPKAD diubah menjadi Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD). Saat itu organisasi militer itu telah dipimpin oleh Mayor Kaharuddin Nasution.
Pada saat operasi penumpasan DI/TII, komandan pertama, Mayor Idjon Djanbi terluka, dan akhirnya digantikan oleh Mayor RE Djailani.
Puspassus AD (Pusat Pasukan Khusus Angkatan Darat)
Pada tanggal 12 Desember 1966, RPKAD berubah pula menjadi Pusat Pasukan Khusus Angkatan Darat (Puspassus AD).
Nama Puspassus AD ini hanya bertahan selama lima tahun.
Sebenarnya hingga tahun 1963, Puspassus AD terdiri dari dua batalyon, yaitu batalyon 1 dan batalyon 2, kesemuanya bermarkas di Jakarta. Ketika, batalyon 1 dikerahkan ke Lumbis dan Long Bawan, saat konfrontasi dengan Malaysia, sedangkan batalyon 2 juga mengalami penderitaan juga di Kuching, Malaysia.
Personel nyata Puspassus AD saat itu tak lebih dari 1 Batalyon, hal ini membuat komandan Puspassus AD saat itu, Letnan Kolonel Sarwo Edhie, karena kedekatannya pribadi dengan Panglima Angkatan Darat, Letnan Jenderal Ahmad Yani, meminta penambahan personel dari 2 batalyon Banteng di Jawa Tengah.
Saat menumpas DI/TII di Jawa Tengah, Ahmad Yani membentuk operasi "Gerakan Banteng Negara" (GBN) yang sering disebut Batalyon Banteng Raiders. Ahmad Yani menyanggupi dan memberikan Batalyon 441 "Banteng Raider III", Jatingaleh, Semarang dan Batalyon Lintas Udara 436 "Banteng Raider I", Magelang.
Melalui rekrutmen dan seleksi latihan Raider di Bruno Purworejo dan latihan Komando di Batujajar maka Batalyon 441 "Banteng Raider III" ditahbiskan sebagai Batalyon 3 Puspassus AD (Tri Budhi Maha Sakti) di akhir tahun 1963. Menyusul kemudian Batalyon Lintas Udara 436 "Banteng Raider I", Magelang menjadi Batalyon 2 menggantikan batalyon 2 lama yang kekurangan tenaga di pertengahan 1965.
Perbedaan yang mencolok adalah prajurit Puspassus AD pada Batalyon-1 dan 2 awal di Cijantung diambil dari seleksi anak-anak muda (sipil) sementara pada Batalyon-2 dan 3 seleksi prajurit RPKAD diambil dari prajurit "jadi" yang sudah mempunyai "jam terbang" dan pengalaman dalam operasi - operasi militer.
Sedangkan Batalyon 454 "Banteng Raider II" tetap menjadi batalyon di bawah naungan Kodam Diponegoro. Batalyon ini kelak berpetualang di Jakarta dan terlibat tembak menembak dengan Batalyon 1 Puspassus AD di Hek. (Bekas markas Yon-3 RPKAD kini digunakan sebagai Yon Arhanudse 15, Semarang. Bekas markas Yon-2 RPKAD Magelang yang kini digunakan Rindam IV/Diponegoro. Batalyon-454 berubah menjadi Yonif-401/BR (Banteng Raiders) (kini Yonif Raider 400/Banteng Raider berkedudukan di Srondol, Semarang)).
Kopassandha (Komando Pasukan Sandhi Yudha)
Tanggal 17 Februari 1971, resimen tersebut kemudian diberi nama Komando Pasukan Sandhi Yudha (Kopassandha).
Dalam operasi di Timor Timur pasukan ini memainkan peran sejak awal. Mereka melakukan operasi khusus guna mendorong integrasi Timtim dengan Indonesia. Pada tanggal 7 Desember 1975, pasukan ini merupakan angkatan utama yang pertama ke Dili.
Pasukan ini ditugaskan untuk mengamankan lapangan udara. Sementara Angkatan Laut dan Angkatan Udara mengamankan kota. Semenjak saat itu peran pasukan ini terus berlanjut dan membentuk sebagian dari kekuatan udara yang bergerak (mobile) untuk memburu tokoh Fretilin, Nicolau dos Reis Lobato pada Desember 1978.
Prestasi yang melambungkan nama Kopassandha adalah saat melakukan operasi pembebasan sandera yaitu para awak dan penumpang pesawat DC-9 Woyla Garuda Indonesian Airways yang dibajak oleh lima orang yang mengaku berasal dari kelompok ekstremis Islam "Komando Jihad" yang dipimpin Imran bin Muhammad Zein, 28 Maret 1981.
Pesawat yang tengah menerbangi rute Palembang-Medan itu sempat didaratkan di Penang, Malaysia dan akhirnya mendarat di Bandara Don Mueang, Bangkok. Di bawah pimpinan Letkol Sintong Panjaitan, pasukan Kopassandha mampu membebaskan seluruh sandera dan menembak mati semua pelaku pembajakan.
Korban yang jatuh dari operasi ini adalah Letda Inf Achmad Kirang yang meninggal tertembak pembajak serta pilot Kapten Herman Rante yang juga ditembak oleh pembajak. Imran bin Muhammad Zein ditangkap dalam peristiwa tersebut dan dijatuhi hukuman mati.
Pada tahun 1992 menangkap penerus Lobato, Xanana Gusmao, yang bersembunyi di Dili bersama pendukungnya.
Kopassus (Komando Pasukan Khusus)
Dengan adanya reorganisasi di tubuh ABRI, sejak tanggal 26 Desember 1986, nama Kopassandha berubah menjadi Komando Pasukan Khusus yang lebih terkenal dengan nama Kopassus hingga kini.
ABRI selanjutnya melakukan penataan kembali terhadap grup di kesatuan Kopassus. Sehingga wadah kesatuan dan pendidikan digabungkan menjadi Grup 1, Grup 2, Grup 3/Pusdikpassus, serta Detasemen 81.
Sejak tanggal 25 Juni 1996 Kopasuss melakukan reorganisasi dan pengembangan grup dari tiga Grup menjadi lima Grup.
Grup 1/Para Komando — berlokasi di Serang, Jawa Barat
Grup 2/Parakomando — berlokasi di Kartasura, Jawa Tengah
Grup 3/Pusat Pendidikan Pasukan Khusus — berlokasi di Batujajar, Jawa Barat
Grup 4/Sandhi Yudha — berlokasi di Cijantung, Jakarta Timur
Grup 5/Anti Teror — berlokasi di Cijantung, Jakarta Timur
Detasemen 81, unit anti teroris Kopassus, ditiadakan dan diintegrasikan ke grup-grup tadi.
Sebutan bagi pemimpin Kopassus juga ditingkatkan dari Komandan Kopassus yang berpangkat Brigjen menjadi Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus yang berpangkat Mayjen bersamaan dengan reorganisasi ini.
Struktur Satuan
Perbedaan struktur dengan satuan infanteri lain
Struktur organisasi Kopassus berbeda dengan satuan infanteri pada umumnya. Meski dari segi korps, para anggota Kopassus pada umumnya berasal dari Korps Infanteri, namun sesuai dengan sifatnya yang khusus, maka Kopassus menciptakan strukturnya sendiri, yang berbeda dengan satuan infanteri lainnya.
Kopassus sengaja untuk tidak terikat pada ukuran umum satuan infanteri, hal ini tampak pada satuan mereka yang disebut Grup. Penggunaan istilah Grup bertujuan agar satuan yang dimiliki mereka terhindar dari standar ukuran satuan infanteri pada umumnya (misalnya Brigade).
Dengan satuan ini, Kopassus dapat fleksibel dalam menentukan jumlah personel, bisa lebih banyak dari ukuran brigade (sekitar 5000 personel), atau lebih sedikit.
Lima Grup Kopassus
Secara garis besar satuan dalam Kopassus dibagi dalam lima grup dengan rincian tiga grup tempur, satu satuan khusus, dan satu satuan Diklat yaitu:
Grup 1/Para Komando (Eka Wastu Baladhika) - berlokasi di Serang, Banten
Batalyon 11/Atulo Sena Baladhika bermarkas di Serang, Banten
Batalyon 12/Asabha Sena Baladhika bermarkas di Serang, Banten
Batalyon 13/Thikkaviro Sena Baladhika bermarkas di Serang, Banten
Batalyon 14/Bhadrika Sena Baladika bermarkas di Kemang, Bogor, Bogor
Grup 2/Para Komando (Dwi Dharma Bhirawa Yudha) - berlokasi di Kartasura, Jawa Tengah
Batalyon 21/Buhpala Yudha yang bermarkas di Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah
Batalyon 22/Manggala Yudha yang bermarkas di Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah
Batalyon 23/Dhanuja Yudha bermarkas di Kartasura, Kartasura, Kartasura
Grup 3/Sandhi Yudha (Catur Kottaman Wira Naraca Byuha) - berlokasi di Cijantung, Jakarta Timur
Batalyon 31/Eka Sandhi Yudha Utama bermarkas di Cijantung, Jakarta Timur
Batalyon 32/Apta Sandhi Prayudha Utama bermarkas di Cijantung, Jakarta Timur
Batalyon 33/Wira Sandhi Yudha Sakti bermarkas di Cijantung, Jakarta Timur
Satuan 81/Penanggulangan Teror (Siap Setia Berani) - berlokasi di Cijantung, Jakarta Timur
Batalyon 811/Aksi Khusus bermarkas di Cijantung, Jakarta Timur
Batalyon 812/Bantuan Khusus bermarkas di Cijantung, Jakarta Timur
Detasemen Bantuan Satuan 81 Kopassus bermarkas di Cijantung, Jakarta Timur
Pusat Pendidikan dan Latihan Pasukan Khusus (Tri Yudha Cakti) - berlokasi di Batujajar, Jawa Barat
Sekolah Komando bermarkas di Batujajar, Jawa Barat
Sekolah Para bermarkas di Batujajar, Jawa Barat
Sekolah Sandhi Yudha bermarkas di Batujajar, Jawa Barat
Sekolah Spesialisasi bermarkas di Batujajar, Jawa Barat
Sekolah Raider bermarkas di Cilacap, Jawa Tengah
Sekolah Pertempuran Khusus bermarkas di Batujajar, Jawa Barat
Kecuali Pusdiklatpassus, yang berfungsi sebagai pusat pendidikan, Grup-Grup lain memiliki fungsi operasional (tempur). Dengan demikian struktur Pusdiklatpassus berbeda dengan Grup-Grup lainnya. Masing-masing Grup (kecuali Pusdiklatpassus), dibagi lagi dalam batalyon, misalnya: Yon 11, 12, 13 dan 14 (dari Grup 1), Yon 21, 22 dan 23 (dari Grup 2), serta Yon 31, 32, dan 33 (dari Grup 3).
Jumlah personel
Karena Kopassus merupakan pasukan khusus, maka dalam melaksanakan operasi tempur, jumlah personel yang terlibat relatif sedikit, tidak sebanyak jumlah personel infanteri biasa, dengan kata lain tidak menggunakan ukuran konvensional mulai dari peleton hingga batalyon. Kopassus jarang sekali (mungkin tidak pernah) melakukan operasi dengan melibatkan kekuatan satu batalyon sekaligus.
Istilah di kesatuan
Karena berbeda dengan satuan pada umumnya, satuan di bawah batalyon bukan disebut kompi, tetapi detasemen, unit atau tim. Kopassus jarang melibatkan personel yang banyak dalam suatu operasi. Supaya tidak terikat dengan ukuran baku pada kompi atau peleton, maka Kopassus perlu memiliki sebutan tersendiri bagi satuannya, agar lebih fleksibel.
Pangkat komandan
Komandan Grup berpangkat Kolonel,
Komandan Batalyon berpangkat Letnan Kolonel, atau Mayor
Komandan Detasemen, Tim, Unit, atau Satuan Tugas Khusus, adalah perwira yang pangkatnya disesuaikan dengan beban tugasnya (mulai Letnan Dua sampai Mayor).
Komandan
Saat ini, Kopassus dipimpin oleh seorang Komandan Jenderal (Danjen) yang berpangkat Mayor Jenderal. Saat ini jabatan Danjen diduduki oleh Mayjen TNI Deddy Suryadi
Pendidikan
Pendidikan Komando dilaksanakan di Pusat Pendidikan dan Latihan Pasukan Khusus (Pusdiklatpassus) Batujajar, Bandung, Jawa-Barat dimana seluruh siswa komando harus mengikuti 60 materi pelajaran yang sangat menantang dan berat.
Diantaranya teknik tempur, membaca peta, Pionir, patroli, survival, mendaki gunung serta pendaratan dengan kapal motor & amphibi. Mereka juga dilatih pertempuran jarak dekat, perang kota, teknik gerilya, selam militer dan juga anti-teror.
Pendidikan dan pelatihan Komando berlangsung selama kurang lebih tujuh bulan (28 minggu) yang dibagi menjadi tiga tahap.
Tahap pertama pelaksanaan pendidikan dilakukan selama 18 minggu, tahap kedua semua peserta akan dilepas di hutan dan pegunungan masing-masing dua kali selama 6 minggu, dan tahap selanjutnya tahap ketiga diakhiri dengan 4 minggu tahap rawa laut. Dengan fase sebagai berikut:
Tahap I Pelatihan Dasar / Basis
18 Minggu dengan poin kemampuan individu di Batujajar. Membentuk sikap & kepribadian, mengisi keterampilan teknis, taktik Operasi Komando, Kemampuan individu & dasar pertempuran perkotaan, Pengetahuan pendukung, manajerial lapangan, dan tes kemampuan individu.
Tahap II (Hutan dan Gunung)
6 Minggu dengan penekanan anti-pemberontakan, Perang Hutan, Praktek raid, menembak, navigasi darat, survival, penjejakan dan anti penjejakan di Situ Lembang.
Stabilisasi pengamatan hutan, kemampuan individu di dalam hutan / Teknik dasar pertempuran, kemampuan hutan dalam hubungan kelompok, How To Fine The Figther (HTF) hutan, dan ketahanan patroli pengintaian jarak jauh (LRRP).
Di awali dengan pendakian serbu (panjat tebing) di kawasan tebing Citatah yang memiliki ketinggian 48 meter. Lalu nantinya akan dilanjutkan perang hutan / gerilya baik pemantapan individu maupun kerjasama tim di daerah Situ, Lembang.
Setelah itu dilanjutkan ke latihan survival di hutan. Di tahap ini para siswa komando tidak dibekali logistik dan senjata apapun selama 5 hari. Mereka harus bertahan hidup melewati segala rintangan dan mara bahaya di hutan.
Siswa para komando juga dilatih pengamatan hutan. Menganalisa tiap pergerakan sebagai data yang dapat di analisis. Ini berguna untuk melatih kepekaan dan insting seorang siswa komando di hutan. Bukan hanya individu tetapi juga kerjasama tim antar prajurit juga dipertajam dalam latihan tersebut.
Tahap survival diakhiri dengan long march dengan rintangan dari Lembang ke Cilacap yang berjarak sekitar 500 km. Mereka diperlengkapi dengan ransel yang berbobot sekitar 20 kg, ditambah logistik, senjata, helm dan sepatu boot. Mereka dikondisikan dalam skenario perang menuju ruang emas atau daerah target operasi yang harus direbut dalam waktu 10 hari.
Tahap III (Rawa dan Laut)
4 Minggu dengan taktik operasi Komando yang berat, taktik pertempuran laut di Cilacap dan Nusakambangan. Pengamatan konservasi Rawa Laut, kemampuan patroli, pengetahuan medan rawa dan uji ketahanan terhadap interogasi.
Bagian yang paling berat adalah menyelusup ke daerah target operasi dengan berenang 1 kilometer dari Cilacap ke Nusakambangan.
Tahap pertempuran laut diakhiri dengan sesi serangan fajar yang meliputi pelolosan dan kamp tawanan. Pada sesi tersebut para siswa komando harus lolos dari berbagai rintangan berat tanpa bekal dan peralatan.
Jika tertangkap mereka akan dimasukkan ke dalam kamp tawanan diskenariokan seperti perang sungguhan. Para siswa komando diharuskan tiba di Save House "tempat dituju" sebelum jam 10 malam di pantai Permisan sebagai syarat lulus ujian.
Para siswa komando yang berhasil menyelesaikan pendidikan Komando selama 7 Bulan dengan baik akan dilantik saat upacara penutupan di pantai Permisan dengan memakai kualifikasi brevet komando dan baret komando yang telah di sandang.
Isu dan berita
Nama besar dan citra yang disandang Kopassus sejak didirikannya menyebabkan banyaknya pihak yang menarik-narik Kopassus untuk masuk kedalam kegiatan bernuansa politik.
Kopassus sejak dulu telah menjadi tempat persemaian perwira-perwira muda potensial, yang kelak mengisi pos-pos jabatan pimpinan TNI. Nama-nama seperti L.B. Moerdani, Sintong Panjaitan, Yunus Yosfiah, Agum Gumelar, Hendropriyono, Prabowo Subianto, dan lain-lain, adalah perwira-perwira yang sudah dikenal publik, saat mereka masih berpangkat Kapten atau Mayor, berkat prestasi mereka di lapangan.
Kopassus juga kerap dituding oleh LSM dan media Barat (dan sebagian terbukti, dan penyelesaiannya tidak jelas sampai hari ini) melakukan serangkaian pelanggaran HAM di Aceh, Papua, Timor Timur, dan Jakarta (lihat bagian Kasus penculikan aktivis reformasi).
Masalah HAM inilah yang sempat membuat pasukan khusus Australia Australian Special Air Service Regiment tidak lagi berlatih dengan Kopassus selama beberapa tahun, sebelum kembali diadakan pada saat ini.
Kasus penculikan aktivis reformasi
Pada tahun 1998, nama Kopassus sempat tercoreng berkaitan dengan aktivitas Tim Mawar yang dituding bertanggung jawab terhadap kegiatan penculikan dan penghilangan nyawa beberapa aktivis pro demokrasi.
Nama Kopassus kembali tercoreng setelah Peristiwa Mei 1998, ketika banyak hasil penelitian tim pencari fakta independen menemukan adanya organisasi terstruktur rapi dalam militer yang dengan sengaja dan maksud tertentu menyulut kerusuhan massa di Jakarta dan Surakarta (kedua kota tersebut secara kebetulan adalah daerah basis/markas Kopassus, yaitu Cijantung-Jakarta dan Kandang Menjangan-Surakarta).
Pada 2007 masalah Tim Mawar ini kembali mencuat ke permukaan melihat kenyataan bahwa 11 tentara yang terlibat (6 di antaranya dipecat pada 1999), ternyata tidak jadi dipecat tetapi tetap meniti karier, naik pangkat dan beberapa diketahui memegang posisi-posisi penting seperti Komandan Kodim dengan pangkat kolonel. Panglima TNI menyatakan hanya 1 dari 6 perwira tersebut yang benar-benar dipecat.
Peralatan
Accuracy International AW
AK-47
Benelli M3T
Beretta 92SB / Beretta 92F
Browning Hi-Power
Colt 1911
Colt M4
FN Herstal Five-Seven
FN Herstal MAG
FN Herstal Minimi
FN Herstal P90
Franchi SPAS-12
Glock 19
Heckler & Koch G3
Heckler & Koch G36
Heckler & Koch HK53
Heckler & Koch Mk23
Heckler & Koch MP5
Pindad SS1
Pindad SS2
Pindad SS2-V5C
QBZ-95
Remington 700
SIG Sauer P226 / P228
SIG Sauer SIG 552
Steyr AUG
Uzi
Walther PPK
Kriss S.V
Custom made Fairbairn-Sykes Fighting Knife
Ultimax 100
Referensi
Pranala luar
kopassus.mil.id (website resmi)
TNI-AD: Kopassus
Mabes TNI-AD: Kopassus
Susunan Pejabat Kopassus
Pembahasan mengenai Kopassus dari GlobalSecurity.org
Email: [email protected]
Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat
Pasukan khusus Indonesia | 2,820 |
5890 | https://id.wikipedia.org/wiki/Angkatan%20Bersenjata%20Republik%20Indonesia | Angkatan Bersenjata Republik Indonesia | Angkatan Bersenjata Republik Indonesia, disingkat ABRI, adalah angkatan bersenjata Indonesia dari tahun 1959 hingga 2000 yang berkombinasikan dengan TNI dan Polri. ABRI dipimpin oleh seorang Panglima ABRI (Pangab) yang membawahi empat matra yaitu Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara, dan Angkatan Kepolisian.
2 tahun setelah masa reformasi 1998 MPR telah menetapkan pemisahan tugas antara tentara dan polisi. ketiga angkatan berubah nama menjadi Tentara Nasional Indonesia sedangkan Kepolisian Negara Republik Indonesia berkedudukan dibawah Presiden Republik Indonesia yang bertugas menegakkan keamanan dan ketertiban masyarakat.
Lihat pula
Tentara Nasional Indonesia
Kepolisian Negara Republik Indonesia
Pranala luar
Si vis pacem para bellum: membangun pertahanan negara yang modern dan efektif Oleh Satrio Arism
Tentara Nasional Indonesia
Militer Indonesia | 113 |
5892 | https://id.wikipedia.org/wiki/Mayor%20Jenderal | Mayor Jenderal | Mayor Jenderal adalah pangkat perwira militer di golongan perwira tinggi satu tingkat di atas Brigadir Jenderal dan satu tingkat di bawah Letnan Jenderal. Istilah tersebut diambil dari pangkat Mayor Jenderal. Seorang Mayor Jenderal (MAYJEN) termasuk dalam jajaran perwira tinggi, biasanya satu tingkat di atas Brigadir Jenderal, dan satu tingkat di bawah Letnan Jenderal. Pangkat ini setara dengan Inspektur Jenderal Polisi di Polri
Di beberapa negara yang tidak menggunakan pangkat Mayor Jenderal (sebagian Eropa Timur dan Rusia), maka Lieutenant General merupakan pangkat menengah perwira tinggi (Jenderal Bintang 2) Kolonel Jenderal (Bintang 3), dan Jenderal (Bintang 4).
Mayor Jenderal di TNI
Pangkat Mayor Jenderal digunakan sebagai pangkat perwira tinggi berbintang dua. Digunakan oleh TNI-AD dan Korps Marinir (TNI-AL).
Di TNI-AD, pangkat ini biasanya digunakan dalam jabatan Panglima Kodam, serta jenjang jabatan lainnya yang setara. Sedangkan di Korps Marinir, pangkat ini adalah pangkat tertinggi yang dapat diraih oleh anggota Korps Marinir, kecuali pangkat yang diberikan secara khusus seperti kepada Letnan Jenderal (Mar) Ali Sadikin. Hal ini tidak benar sepenuhnya, karena banyak prajurit Marinir yang juga mencapai pangkat bintang tiga (Letnan Jenderal KKO/Mar.), diantaranya Hartono, Kahpi Suriadiredja, Safzen Noerdin, Alfan Baharuddin), Nono Sampono, Suhartono, Raden Mas Trusono, Bambang Suswantono.
Perwira tinggi berbintang dua di TNI-AL (selain Korps Marinir) digunakan pangkat Laksamana Muda dan di TNI-AU adalah Marsekal Muda.
Pemegang Pangkat Kehormatan
Dalam sejarah TNI Angkatan Darat. banyak Perwira TNI Angkatan Darat yang diberi kehormatan untuk menggunakan pangkat ini (sebagian di antaranya diberikan secara dinas), diantaranya adalah:
Mayor Jenderal TNI (Purn.) Aang Kunaefi
Mayor Jenderal TNI (Purn.) Basuki Rahmat
Mayor Jenderal TNI (Anumerta) Donald Isaac Panjaitan
Mayor Jenderal TNI (Purn.) M. Sarbini
Mayor Jenderal TNI (Purn.) Mardiyanto
Mayor Jenderal (Purn.) Mohammad Yogie Suardi Memet
Mayor Jenderal TNI (Purn.) Satrio
Mayor Jenderal TNI (Purn.) dr. Soemarno Sosroatmodjo
Mayor Jenderal TNI (Anumerta) Sutoyo Siswomiharjo
Pemegang Pangkat Mayor Jenderal di TNI
Mabes TNI
Tingkat Pembantu Pimpinan
Wairjen TNI: Mayjen TNI Ibnu Bintang Setiawan, S.I.P., M.M.
Pa Sahli Tk. III Bid. Komsos Panglima TNI: Mayjen TNI Kukuh Surya Sigit Santoso
Pa Sahli Tk. III Bid. Sosbudkum, HAM, dan Narkoba Panglima TNI: Mayjen TNI Djaka Budhi Utama
Pa Sahli Tk. III Bid. Wassus & LH Panglima TNI: Mayjen TNI Lismer Lumban Siantar
Pa Sahli Tk. III Bid. Ekkudag Panglima TNI: Mayjen TNI Puji Cahyono
Asintel Panglima TNI: Mayjen TNI Sonny Aprianto, S.E., M.M.
Asops Panglima TNI: Mayjen TNI Muhammad Nur Rahmad
Aster Panglima TNI: Mayjen TNI Mochamad Syafei Kasno, S.H., M.H.
Danpaspampres: Mayjen TNI Rafael Granada Baay
Tingkat Balakpus
Wadansesko TNI: Mayjen TNI Prince Meyer Putong
Kapuskes TNI: Mayjen TNI dr. Yenny Purnama
Dankoopsus TNI: Mayjen TNI Joko Purwo Putranto, M.Sc.
Kaskogabwilhan I: Mayjen TNI Rifky Nawawi, S.E., S.I.P.
Mabesad
Tingkat Pembantu Pimpinan
Wairjenad: Mayjen TN Irham Waroihan
Pa Sahli Kasad Tk. III Bid. Polkamnas: Mayjen TNI Joko Purnomo
Pa Sahli Kasad Tk. III Bid. Intekmil & Siber: Mayjen TNI -
Pa Sahli Kasad Tk. III Bid. Hubinter: Mayjen TNI Gunung Iskandar
Pa Sahli Kasad Tk. III Bid. Komsos: Mayjen TNI Djashar Djamil
Pa Sahli Kasad Tk. III Bid. Jahpers: Mayjen TNI M. Zulkifli
Pa Sahli Kasad Tk. III Bid. Banusia: Mayjen TNI Lilik Sudaryani
Pa Sahli Kasad Tk. III Bid. Sosbudkum HAM & Narkoba: Mayjen TNI Candra Wijaya, M.A.
Pa Sahli Kasad Tk. III Bid. Wassus & LH: Mayjen TNI Hendrikus Joko Rianto
Pa Sahli Kasad Tk. III Bid. Ekkudag: Mayjen TNI Sulaiman Agusto
Asrena Kasad: Mayjen TNI Kasuri
Asintel Kasad: Mayjen TNI Jaka Tandang
Asops Kasad: Mayjen TNI Dian Sundiana
Aspers Kasad: Mayjen TNI Agus Prangarso, S.Sos.
Aslog Kasad: Mayjen TNI Hari Arif Wibowo, S.I.P., M.Tr.(Han).
Aster Kasad: Mayjen TNI H. Achmad Daniel Chardin, S.E., M.Si.,
Aslat Kasad: Mayjen TNI Dwi Darmadi, S.Sos.
Tingkat Balakpus
Gubernur Akmil: Mayjen TNI R. Sidharta Wisnu Graha, S.E.
Danseskoad: Mayjen TNI I Ketut Duara
Dansecapaad: Mayjen TNI Henra Hari Sutaryo
Wadanpusterad: Mayjen TNI Herianto Syahputra
Wadanpuspomad: Mayjen TNI Eka Wijaya Permana
Danpuspenerbad: Mayjen TNI Toto Nugroho, S.I.P., M.Si.
Danjen Kopassus: Mayjen TNI Deddy Suryadi
Kapusbekangad: Mayjen TNI Diding Ahmad Kizwini, S.Sos., M.M.
Kapushubad: Mayjen TNI Nurcahyo Utomo, M.P.M.
Kapuskesad: Mayjen TNI Sukirman
Kapuspalad: Mayjen TNI Eko Erwanto
Kapusziad: Mayjen TNI I Nengah Wiraatmadja
Wadanpussenif: Mayjen TNI Toto Nurwanto, S.IP., M.Si.
Danpussenkav: Mayjen TNI Muhammad Zamroni, S.I.P.
Danpussenarmed: Mayjen TNI M. Naudi Nurdika
Danpussenarhanud: Mayjen TNI Johanis Payung
Kodiklatad
Wadankodiklatad: Mayjen TNI Kunto Arief Wibowo, S.I.P.
Ir Kodiklatad: Mayjen TNI Tjaturputra Gunadi Genah, S.Sos., M.M., M.Tr.(Han).
Kostrad
Kaskostrad: Mayjen TNI Muhammad Saleh Mustafa
Ir Kostrad: Mayjen TNI Mochamad Reza Utama
Pangdivif 1/Kostrad: Mayjen TNI Bobby Rinal Makmun, S.I.P.
Pangdivif 2/Kostrad: Mayjen TNI Haryanto, S.I.P., M.Tr.(Han)
Pangdivif 3/Kostrad: Mayjen TNI Choirul Anam, S.E, M.M.
RSPAD Gatot Subroto
Waka RSPAD: Mayjen TNI dr. Lukman Ma'ruf, Sp.Bs., M.Kes., M.H.
Kapok Sahli RSPAD: Mayjen TNI dr. Nyoto Widyo Astoro, Sp.PD-KHOM., Finasim., M.H.
Kakommed RSPAD: Mayjen TNI Purwo Setyanto
Tingkat Kotama
Pangdam IM: Mayjen TNI Novi Helmy Prasetya, S.I.P.
Pangdam I/BB: Mayjen TNI Mochammad Hasan
Pangdam II/Swj: Mayjen TNI Yanuar Adil
Pangdam Jaya: Mayjen TNI Mohamad Hasan, S.H.
Pangdam III/Slw: Mayjen TNI Erwin Djatniko, S.Sos.
Pangdam IV/Dip: Mayjen TNI Widi Prasetijono
Pangdam V/Bwj: Mayjen TNI H. Farid Makruf, M.A.
Pangdam VI/Mlw: Mayjen TNI Tri Budi Utomo, S.E.
Pangdam IX/Udy: Mayjen TNI Harfendi, S.I.P., M.Sc.
Pangdam XII/Tpr: Mayjen TNI Iwan Setiawan
Pangdam XIII/Mdk: Mayjen TNI Legowo W.R. Jatmiko, S.I.P., M.M.
Pangdam XIV/Hsn: Mayjen TNI Totok Imam Santoso, S.I.P., S.Sos. M.Tr. (Han)
Pangdam XVI/Ptm: Mayjen TNI Syafrial, P.S.C., M.Tr.(Han).
Pangdam XVII/Cen: Mayjen TNI Izak Pangemanan, M.Han.
Pangdam XVIII/Kas: Mayjen TNI Ilyas Alamsyah
Luar TNI AD
Kementrian Koordinator Bidang Politik, Hukum & Keamanan Republik Indonesia
Depbid Koorpoldagri Kemenko Polhukam: Mayjen TNI Heri Wiranto, S.E., M.M., M.Tr.(Han).
Staf Ahli Bidang SDM & Teknologi Kemenko Polhukam: Mayjen TNI Burlian Sjafei
Kejaksaan Agung Republik Indonesia
Jaksa Agung Muda Bidang Pidana Militer: Mayjen TNI Dr. Wahyoedho Indrajit, S.H,. M.H
Kementrian Pertahanan Republik Indonesia
Dirjen Strahan Kemhan RI: Mayjen TNI Bambang Trisnohadi
Dirjen Pothan Kemhan RI: Mayjen TNI Mohammad Fadjar, M.PICT
Kabadiklat Kemhan RI: Mayjen TNI Tandyo Budi Revita
Kabainstrahan Kemhan RI: Mayjen TNI Yudi Abrimantyo, S.I.P., M.Sc.
Staf Ahli Bidang Keamanan Kemhan RI: Mayjen TNI Zainul Arifin
Staf Ahli Bidang Politik Kemhan RI: Mayjen TNI Drs. Nugroho Sulistyo Budi, M.M.
Staf Ahli Bidang Sosial Kemhan RI: Mayjen TNI Kartiko Wardani, M.Tr.(Han).
Staf Ahli Bidang Ekonomi Kemhan RI: Mayjen TNI Piek Budyakto
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Indonesia
Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi BNPT: Mayjen TNI Roni Pasaribu
Universitas Pertahanan Republik Indonesia
Warek Bidang Umum dan Keuangan Unhan RI: Mayjen TNI Ramses Limbong
Warek Bidang Kerjasama Kelembagaan Unhan RI: Mayjen TNI Susilo Adi Purwantoro
Direktur Pascasarjana Unhan RI: Mayjen TNI Joni Widjayanto
Dekan Fakultas Manajemen Pertahanan Unhan RI: Mayjen TNI Agus Winarna
Dekan Fakultas Strategi Pertahanan Unhan RI: Mayjen TNI Priyanto
Dekan Fakultas Keamanan Nasional Unhan RI: Mayjen TNI Pujo Widodo
Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Unhan RI: Mayjen TNI Prihati Pujowaskito
Kasatwas Unhan RI: Mayjen TNI Rui Fernando Guedes Palmeiras Duarte
Badan Intelijen Negara
Gubernur STIN BIN: Mayjen TNI Djoko Andoko
Lembaga Ketahanan Nasional
TA Pengajar Bid. Strategi Lemhannas: Mayjen TNI Rano Tilaar
TA Pengajar Bid. Kewaspadaan Lemhannas: Mayjen TNI Rido Hermawan
TA Pengajar Bid. Geostrat & Tannas Lemhannas: Mayjen TNI Urip Wahyudi
TA Pengajar Bid. Ideologi Lemhannas: Mayjen TNI Fulad
TA Pengajar Bid. Geografi Lemhannas: Mayjen TNI Ramses Lumban Tobing
TA Pengkaji Bid. Strategi Lemhannas: Mayjen TNI Benny Octaviar
TA Pengkaji Bid. Kepemimpinan Lemhannas: Mayjen TNI Purbo Prastowo
TA Pengkaji Bid. Geografi Lemhannas: Mayjen TNI Gathut Setyo Utomo
Departemen Taplai Lemhannas: Mayjen TNI Agus Arif Fadila
Dewan Ketahanan Nasional
Depdik Bid. Sistem Nasional Wantannas: Mayjen TNI Syachriyal E. Siregar
Staf Ahli Bid. Ekonomi Wantannas: Mayjen TNI Ivancius Siagian
Staf Ahli Bid. Sosbud Wantannas: Mayjen TNI Tri Yuniarto
Korps Marinir
Komandan Korps Marinir: Mayjen TNI (Mar) Endi Supardi, S.E., M.M., M.Tr.Opsla., CHRMP., CRMP.
Asintel Kasal: Mayjen TNI (Mar) Suaf Yanu Hardani
Aspotmar Kasal: Mayjen TNI (Mar) Markos, S.E.
TA Pengkaji Bidang Kewaspadaan Nasional Lemhanas: Mayjen TNI (Mar) Ipung Purwadi, M.M.
TA Pengkaji Bidang Sumber Kekayaan Alam Lemhannas: Mayjen TNI (Mar) Siswoto
TA Pengkaji Bidang Sistem Manajemen Nasional Lemhannas: Mayjen TNI (Mar) Nana Rukmana, S.E.
Staf Khusus Kasal (Executive Vice President of Security PT KAI): Mayjen TNI (Mar) Endang Taryo, S.E., M.Si., CHRMP.
Staf Khusus Kasal: Mayjen TNI (Mar) Edi Juardi
Lihat pula
Jenderal
Tanda Kepangkatan TNI Angkatan Darat
Tanda Kepangkatan TNI
TNI Angkatan Darat
Jenderal, 2 | 1,372 |
5909 | https://id.wikipedia.org/wiki/Daftar%20frasa%20Latin | Daftar frasa Latin | Daftar di bawah ini adalah peribahasa, pepatah, kiasan dan ungkapan dalam bahasa Latin. Kata-kata atau kalimat-kalimat di bawah ini sering digunakan dan sebagian besar merupakan motto sebuah negara atau daerah.
Kecewa
A
A bene placito
Sesukanya atau Sekehendak hatinya.
Ab hinc
Dari sini atau dari sumber/sebab ini.
Ab imo pectore
Dari lubuk hati yang paling dalam
Ab incunabulis
Sejak dalam ayunan/buaian.
Ab initio
Sejak semula.
Ab origine
Dari asal muasalnya.
Ab ovo usque ad mala
Dari telur sampai apel. Sebuah ungkapan yang digunakan untuk menyatakan jamuan makan yang lengkap, mulai dari hidangan pembuka sampai penutup.
Ab urbe condita
Sejak berdirinya kota (Roma), yang menurut sejarah dimulai pada tanggal 21 April tahun 753 SM. Sering disingkat sebagai AUC untuk menandai Tarikh Romawi. Sejarawan Romawi Titus Livius, menggunakannya sebagai judul buku.
Ab esse ad posse
Dari ada menuju bisa atau Dari keadaan menjadi pengetahuan. Maksudnya ialah dari keberadaan hal, maka seseorang bisa mengetahui kemampuannya.
Absentem laedit, qui cum ebrio litigat
Mereka yang berdebat dengan orang mabuk, mengganggu ketertiban umum.
Absit (malum) omen
Semoga tidak ada pertanda (buruk) .
Abusus non tollit usum
Kemungkinan penyalahgunaan tidak menghalangi manfaat.
Acquiris quodcumque rapis
Engkau mendapatkan apa yang kau jarah
Acta est fabula
Apa yang terjadi adalah sebuah kisah. Ini adalah kata-kata terakhir Kaisar Agustus. Bisa pula berarti Permainan/sandiwara (the play) telah berakhir. (Ing: The play is over)
Acta est fabula, plaudite!
Yang berarti "Sandiwara telah berakhir! Bertepuk tanganlah!"
A Deo rex, a rege lex
Raja oleh Tuhan, Hukum oleh Raja. Sebuah argumen yang mendasari kekuasaan sistem pemerintahan monarki.
Ad astra per aspera
Sampai ke bintang dengan jerih payah. Ini adalah motto negara bagian Kansas, Amerika Serikat.
Ad captandum vulgus
Mengambil perhatian rakyat. Maksudnya ialah seorang politikus yang berjanji muluk-muluk terhadap rakyat.
Adde parvum parvo, manus acervus erit
Tambahkan, sedikit demi sedikit maka nanti akan menjadi tumpukan. Dalam bahasa Indonesia, kalimat ini diterjemahkan sebagai: Sedikit-sedikit lama-lama menjadi bukit.
Ad hoc
Dibentuk atau dimaksudkan untuk satu tujuan khusus saja, atau sesuatu yang diimprovisasi. Contoh: Komisi ad hoc DPRAd hominemTertuju pada pribadi atau karakter seseorang. Contoh penggunaannya "Argumen anggota dewan lebih bersifat ad hominem ketimbang membahas akar permasalahan".
Ad impossibilia nemo teneturTak seorangpun berkewajiban melakukan hal yang mustahil.
Ad infinitumSampai tak terhingga. Maksudnya ialah tiada habis-habisnya.
Ad interimSementara. Contoh penggunaan Hari Sabarno adalah, menteri Menko Polkam ad interim.
Ad Majorem Dei GloriamUntuk Keagungan Allah Yang Lebih Besar. Motto Ordo Serikat Yesus dalam Agama Katolik.
Ad nauseamsampai memuakkan. Maksudnya kalimat ini, adalah mengulang-ulang suatu hal berkali-kali sampai memuakkan.
Aegroto dum anima est, spes estSelama seseorang yang sakit masih memiliki semangat, maka masih ada harapan.
Age quod agisLakukan apa yang (harus) kau lakukan. Maksudnya ialah, lakukanlah sebaik mungkin apa yang dilakukan.
Alii bella gerunt, tu felix Austria nube
Orang lain berperang, tetapi engkau Austria yang beruntung, engkau menikah. Kalimat ini merujuk kepada siasat Austria yang pandai, dan mengkawini semua kerajaan-kerajaan di Eropa lainnya.
A mari usque ad mareDari Laut ke Laut. Kalimat ini adalah motto negara Kanada.
Amicus certus in re incerta cernitur
Seorang kawan sejati dapat dikenali pada saat yang penuh ketidakpastian. Kalimat ini ditulis oleh Cicero
Amor patriae nostra lex
Cinta Tanah Air adalah hukum kita.
Amor vincit omnia
Cinta mengalahkan semuanya.
A posse ad esse non valet consequentia
Penalaran tak berlaku dari sebuah kemungkinan menjadi sebuah kenyataan / keberadaan. Artinya seseorang tak dapat memastikan keberadaan suatu hal berdasarkan kemungkinannya.
A pedibus usque ad caput
Dari kaki sampai kepala.
A posteriori
Secara harafiah berarti dari yang terakhir. Frasa ini digunakan sebagai sinonim untuk metode penalaran Induktif.
A priori
Secara harafiah berarti sejak yang pertama. Frasa ini digunakan sebagai sinonim untuk metode penalaran Deduktif.
Aquila non capit muscasSeekor elang tidak menangkap lalat.
Aquiris quodcumque rapisEngkau mendapatkan apa yang engkau jarah.
Ars est celare artem
Diperlukan sebuah keahlian/seni (yang tinggi) untuk menyembunyikan sebuah keahlian/seni sesungguhnya. Maksudnya karya seni yang sejati tidak memperlihatkan teknik yang digunakan/dimiliki oleh seniman penciptanya.
Ars gratia artisSeni untuk seni. Moto perusahaan film Metro Goldwin Mayer.
Ars longa, vita brevis
Seni itu panjang, sedangkan hidup itu pendek. Ini adalah kalimat terjemahan Horatius dari Hippokrates yang sering dipakai di luar konteks. Yang dimaksud dengan seni di sini ialah ilmu kedokteran di mana seseorang membutuhkan waktu seumur hidup untuk mempelajarinya.
Audaces fortuna iuvat
Nasib baik menolong mereka yang berani. Kutipan dari karya Vergilius, Aeneid 10:284.
Audi, vide, tace, si tu vis vivere
Dengar, lihat dan diamlah jika engkau ingin hidup.
Audi alteram partem
Dengarkan pihak lain. Kalimat ini merupakan sebuah ungkapan dalam bidang hukum demi menjaga keadilan.
Audiatur et altera pars
Dengar semua sisi. Ini adalah sebuah ungkapan yuridis atau hukum.
Aurora musis amica est
Fajar adalah teman para muse, Muse adalah semacam dewi dewa pelindung seni, dari mana kata musik diambil.
B
Beati hispani, quibus vivere bibere estOrang-orang Spanyol yang beruntung, bagi mereka hidup adalah minum-minum. Ejekan untuk aksen orang Spanyol yang mengeja huruf v sebagai b, sehingga kata Latin vivere (hidup) terdengar bibere (minum).
Beati pauperes spirituBerbahagialah mereka yang rendah hati. Kalimat ini diambil dari Kitab Suci Perjanjian Baru Injil Matius 3:5. yang lebih dikenal sebagai Khotbah di atas bukit.
Beatus, qui prodest, quibus potestBerbahagialah ia yang mendapatkan keuntungan dari mereka yang bisa ia pengaruhi.
Bene diagnoscitur, bene curaturSesuatu yang didiagnosa dengan baik, bisa diobati dengan baik pula.
Bene qui latuit bene vixitIa yang tak menarik perhatian orang lain, hidup nyaman.
Bis dat, qui cito datBarangsiapa yang dapat memberikan dengan cepat, ia memberikan dua kali lipat. Dikutip dari ucapan Publius Syrus.
Bis repetita non placentPengulangan dua kali tidak menyenangkan.
Bona diagnosis, bona curatioSebuah diagnosa baik adalah sebuah obat baik.
Bona valetudo melior est quam maximae divitiaeKondisi badan yang sehat lebih berharga daripada kekayaan yang berlimpah-limpah.
Boni pastoris est tondere pecus, non deglubereAdalah tugas seorang gembala yang baik mencukur dombanya, bukan mengulitinya. Kutipan dari karya Suetonius, De Vita Caesarum – Vita Tiberi:32. Dalam buku ini diceritakan bahwa Kaisar Tiberius menasihati para bawahannya agar jangan menarik pajak berlebihan dari rakyat mereka.
C
Carpe diemPetiklah hari (ini). Kalimat lengkapnya adalah: carpe diem, quam minimum credula postero yang artinya ialah: "petiklah hari, dan percayalah sedikit mungkin akan hari esok.". Kutipan dari karya Horatius Carminum I:9:8.
Maksudnya ialah orang dianjurkan untuk hidup dari hari ke hari.
Carpe noctumTangkaplah malam.
Carthago delenda est
Kartago harus dihancurkan. Kalimat yang diucapkan oleh Senator Marcus Cato ini menegaskan bahwa bila Republik Romawi ingin mengukuhkan kekuasaannya di laut Tengah, maka Kartago, ibu kota Funisia, harus dihancurkan. Rencana ini akhirnya terwujud pada tahun 149 SM dalam Perang Ketiga Punik.
Casus belli
Aksi atau insiden yang memicu peperangan.
Ceteris paribus
dengan hal-hal lainnya tetap sama. Dalam ilmu ekonomi, istilah ceteris paribus sering kali digunakan, yaitu sebagai suatu asumsi untuk menyederhanakan beragam formulasi dan deskripsi dari berbagai anggapan ekonomi.
Cibi condimentum est fames
Rasa lapar adalah bumbu setiap hidangan. Maksudnya ialah bagi orang lapar, semua makanan rasanya enak.
Civis romanum sum
Saya adalah seorang warga Romawi. Kutipan dari karya (Cicero), Orationes in Verrum II.5:147
Cogito ergo sum
Aku berpikir maka aku ada. Ungkapan yang diutarakan oleh Descartes, sang filsuf ternama dari Prancis. Maksudnya kalimat ini keberadaan (eksistensi) bisa dibuktikan dengan fakta bahwa seseorang berpikir dan menjadi dasar pemikiran aliran Rasionalisme
Concordia civium murus urbium
Kesatuan warga adalah tembok kota. Maksudnya rasa persatuan antara warga, adalah alat pertahanan yang terbaik untuk dalam mempertahankan sebuah kota.
Consuetudinis vis magna est
Pengaruh sebuah kebiasaan sungguh luar biasa.
Consuetudo altera natura est
Kebiasaan adalah kodrat kedua.
Contraria contrariis curantur
Obat yang menyembuhkan
Contra vim mortis non est medicamen in hortis
Tidak ada obat di kebun yang dapat menanggulangi kekuatan kematian. Maksudnya tak ada obat untuk kematian.
Corruptissima re publica plurimae leges
Semakin korup sebuah republik, semakin banyak undang-undang.
Credo ergo sum
`` aku percaya maka aku ada ``. Ungkapan dari Newberg dan Waldman. Maksudnya aku percaya bahwa anda percaya pada diri sendiri, dunia menjadi milikmu.
Credo quia absurdum
Saya percaya karena mustahil.
Cuius regio, eius religio
Siapa memerintah, agamanya dianut. Hal ini merupakan sebuah hak istimewa raja yang ditetapkan pada Perdamaian Augsburg, 1555.
Cuiusvis hominis est errare
Setiap orang bisa berbuat salah. Kutipan dari karya Cicero, Philippica XII, 5
Cura te ipsum
Urusi dirimu sendiri!
Cura, ut valeas!
Berusahalah agar kau berhasil!
D
Damnant quod non intellegunt
Mereka menyalahkan/mengutuk apa yang mereka tak mengerti.
De gustibus non est disputandum
Tidak ada yang patut diperdebatkan menyangkut selera
De minimis non curat praetor
Praetor tidak mengurusi hal-hal yang sepele/remeh. Praetor adalah pejabat Romawi yang berperan sebagai hakim.
De minimis non curat lex
Hukum tidak mengurusi hal-hal yang sepele/remeh.
De mortuis nihil nisi bene
Tentang yang sudah berpulang/meninggal, tak ada dikatakan kecuali yang baik.
Deliriant isti Romani
Orang-orang Romawi itu memang gila. Kutipan dari kata-kata yang sering diucapkan oleh Obelix dalam serial komik Asterix.
Deo Vindice
(Dengan) Tuhan sebagai Pelindung (Kita). Motto Konfederasi Amerika.
Deorum injuriae Diis curae
Ketidakadilan terhadap dewa-dewa adalah urusan dewa-dewa. Kutipan dari karya Tacitus, Annales I:73
Desinit in piscem mulier formosa superne
Deus vult!
Tuhan menghendakinya!. Sebuah semboyan para ksatria Perang Salib.
Diem perdidi
Saya telah kehilangan satu hari. Kalimat ini diucapkan oleh Kaisar Titus kala ia menyadari bahwa satu hari terlewatkan tanpa kesempatan untuk melakukan hal-hal yang baik/berguna.
Divide et impera
Pecah-belah dan kuasai! Kalimat ini konon dipakai Julius Caesar. Di Indonesia kalimat ini juga digunakan sebagai kalimat yang mengungkapkan politik kaum kolonialis penjajah Belanda.
Docendo discimus
Kita belajar dengan mengajar.
Dominus Illuminatio Mea
Tuhan adalah Cahayaku. Motto dari Universitas Oxford di Inggris yang diambil dari ayat pembuka Mazmur 27
Draco dormiens nunquam titillandus
Jangan pernah mengusik naga yang sedang tidur.
Dulce et decorum est pro patria mori
Adalah hal yang manis dan mulia apabila seseorang gugur demi negerinya. Dikutip dari karya Horatius, Carmina III:2:13
Dum spiro, spero
Selama saya masih bernapas, saya tetap berharap.
Duo cum faciunt idem, non est idem
Apabila dua orang mengerjakan hal yang sama, maka itu tidaklah sama.
Dura lex, sed lex
Hukum memang keras, tetapi itulah hukum.
Dura necessitas
Kebutuhan adalah susah.
E
E fructu arbor cognoscitur
Sebuah pohon bisa dikenali dari buahnya. Kutipan dari Kitab Suci Perjanjian Baru Injil Lukas VI:44
En todo amar y servir
Dalam segalanya mencintai dan mengabdi.
Ecclesia semper reformanda est
Gereja harus selalu tereformasi.
Errare humanum est. Perseverare diabolicum
Berbuat kesalahan adalah suatu hal manusiawi. Mengulangi kesalahan adalah perbuatan iblis.
Et ipsa scientia potestas est
Pengetahuan itu sendiri adalah kekuasaan/kekuatan. Dikutip dari Meditationes Sacræ De Hæresibus karya Francis Bacon
Et nunc reges, intelligite erudimini qui judicatis terram...
Dan sekarang kalian para Raja, yang menjadi hakim di bumi, pahamlah dan terimalah pengajaran... . Kutipan dari Kitab Suci Perjanjian Lama, Mazmur II:10.
Ex astris, Scientia
atau lengkapnya Ex astris, Scientia venit, berarti dari bintang-bintang, datang pengetahuan . Varian dari moto ini digunakan oleh Apollo 13 Ex luna, scientia yang menggambarkan betapa banyaknya pengetahuan yang diperoleh dari penjelajahan manusia ke luar angkasa.
Ex nihilo nihil fit
Tak ada sesuatupun yang muncul dari ketiadaan.
Ex oriente lux
Cahaya datang dari Timur. Maksudnya ialah bahwa kebudayaan dan kebijaksanaan, sopan santun dan sebagainya berasal dari Dunia Timur.
Exegi monumentum aere perennius
Telah kuselesaikan sebuah monumen yang lebih kekal dari perunggu. Kutipan dari karya Horatius Odes, III, ode 30, baris pertama
exempli gratia (e.g.)
Untuk contohnya. Sering salah dimengerti sebagai "yaitu"; untuk hal itu, gunakan id est (i.e.)
Experto credite
Percayalah pada yang telah terbukti.
Extra Ecclesiam Nulla Salus
Di luar Gereja, tidak ada keselamatan.Sebuah dogma Gereja Katolik Roma yang dipertentangkan. Hal ini sudah dibahas panjang lebar pada Konsili Vatikan II.
Ex Ungue Leonem
Dari tajamnya kuku kita mengenal seekor singa.
F
Falsa
Tidak tepat Ini adalah sebuat penjelasan dengan jelas, dari bahasa lati ke bahasa indonesia dengan singkat.
Faber est suae quisque fortunae
Setiap orang adalah penata/perancang nasibnya sendiri Kalimat ini diucapkan oleh Appius Claudius Caecus (340-273 SM), Sensor, Konsul dan Diktator pada era Republik Romawi.
Facilis descensus Avernobegitu mudahnya turun ke dalam Averno . Averno adalah nama sebuah danau belerang di sebelah selatan Itali, dekat laut Tirenia. Karena pekatnya uap belerang yang dihasilkan oleh aktivitas vulkanik, tidak ada unggas yang dapat bertahan hidup di daerah tersebut. Legenda Romawi Kuno menganggap tempat ini sebagai gerbang neraka.
Felix qui potuit rerum cognoscere causas
Berbahagialah, mereka yang dapat mengerti penyebab sesuatu. Kutipan dari karya Kutipan dari karya Vergilius, Georgicon II: 490
Festina lente!
Bergegaslah tetapi perlahan! . Maksudnya lakukan segala sesuatu dengan cepat tetapi dengan cermat. Kalimat ini diucapkan oleh Kaisar Agustus
Fiat justitia pereat mundus
Hendaklah keadilan ditegakkan, walaupun dunia harus binasa. Kalimat ini diucapkan oleh Ferdinand I (1503–1564), Raja Hungaria dan Bohemia dari 1558 sampai dengan 1564, yang diadoptasi dari kalimat yang hampir mirip artinya Fiat justitia ruat coelum di bawah.
Fiat justitia ruat caelumHendaklah keadilan ditegakkan, walaupun langit akan runtuh. . Kalimat ini diucapkan oleh Lucius Calpurnius Piso Caesoninus (43 SM).
Fiat lux
Jadilah Terang. Kutipan dari Kitab Perjanjian Lama, Kejadian I:3
Fide, sed qui, vide,
Percayalah tetapi berhati-hatilah memilih orang yang kau percayaiFluctuat nec mergitur
Terombang-ambing tetapi tak tenggelam. Moto ibu kota Prancis, Paris.
Fortes fortuna iuvatNasib baik membantu para pemberaniForsan et haec olim meminisse iuvabitMungkin suatu waktu nanti akan menjadi sesuatu yang menyenangkan untuk mengingat hal-hal/peristiwa-peristiwa ini. G
Gaudeamus igitur iuvenes dum sumusKarena itu bersukacitalah sewaktu kita masih muda. Kalimat ini merupakan baris pertama dari lagu De Brevitate Vitae Gaudeamus, yang biasanya dinyanyikan pada saat para Guru Besar memasuki ruangan. Menurut sejarahnya, lagu yang diciptakan pada abad pertengahan ini sering dinyanyikan para mahasiswa pada saat minum-minum, yang dicerminkan dari liriknya yang menggambarkan kehidupan mahasiswa yang bebas dan nyaris tanpa beban.
Gloria victiskejayaan pada yang kalah.
Graeca sunt, non legunturTertulis dalam bahasa Yunani, tidak bisa dibaca. Kalimat ini sering digunakan oleh kaum terdidik Romawi untuk menunjukkan keunggulannya, penguasaan bahasa Yunani.
Gutta cavat lapidem non vi, sed saepe cadendo; sic homo fit sapiens bis non, sed saepe legendoBatu berlubang bukan karena kekuatan yang dashyat tetapi akibat tetesan air yang berulangkali; [[Begitu pula manusia menjadi bijak bukan karena satu dua kali tetapi karena kerapkali membaca]]
H
Habent sua fata libelliBuku-buku memiliki nasibnya sendiriHannibal ante portasHanibal (ada) di depan gerbang (kota Roma). Kalimat ini menggambarkan situasi genting yang dihadapi oleh Republik Romawi akibat invasi yang dipimpin Hanibal selama Perang Kedua Punik.
Hic Rhodus, hic saltusInilah Rhodes (pulau di sebelah tenggara laut Aegean, Yunani), di sinilah kamu melompat. Kutipan dari karya Erasmus, Adagia 3:3:28 yang menyadur dari cerita fabel Aesop . Dalam kisah tersebut seorang pembual mengatakan bahwa ia pernah membuat lompatan yang luar biasa di Rhodes dan ada beberapa saksi yang hadir saat itu. Salah satu seorang pendengarnya mengomentari dengan mengatakan kalimat di atas.
Hodie mihi, cras tibiHari ini aku, besok kamu. Kalimat ini biasanya tertulis di batu nisan, untuk mengingatkan mereka yang masih hidup bahwa suatu saat mereka akan mati.
Homines quod volunt creduntManusia mudah mempercayai hal-hal yang memang diinginkannya.
Homo homini lupus estManusia adalah serigala bagi sesama manusia.
Homo proponit, sed Deus disponitManusia berencana, Tuhan yang memutuskanHomo sum, humani nihil a me alienum putoAku adalah seorang manusia, dan aku simpulkan tak ada satupun yang menyangkut manusia asing bagiku. Asing dalam kalimat ini bisa diartikan tidak relevan. Kalimat ini dikutip dari drama karya Terentius, Heautontimoroumenos.
Hypotheses non fingoSaya tidak merekayasa hipotesis-hipotesis. Kutipan dari karya monumental Isaac Newton, Philosophiae Naturalis Principia Mathematica, Scholium Generale alinea V. Kata-kata ini ditulis untuk menanggapi tudingan bahwa dia hanya memberikan rumus matematik dari hukum kinetik tetapi tidak menjelaskan penyebab keberadaan gravitasi.
I
id est (i.e.)
yaitu. Sering salah dimengerti (terutama dalam bahasa Inggris) sebagai "contohnya" (in example); untuk hal itu, gunakan exempli gratia (e.g.)
Ignorantia iuris nocetKetidaktahuan akan hukum mencelakakan. Peribahasa ini dipakai dalam dunia hukum yang menyatakan bahwa ketidaktahuan seseorang akan hukum dan peraturan, tidak dapat dijadikan alasan di pengadilan.
Ignorantia legis non excusatPengabaian hukum tidak dapat dimaafkan/dimaklumi.
Ignoti nulla cupidoTak ada hasrat akan sesuatu yang tidak diketahui. Artinya kebutuhan kita bertambah seiring dengan pengetahuan.
In cauda venenumDi ekor terdapat racun. Artinya taruhlah yang terburuk di terakhir.
In dubio pro reoDalam kesangsian demi tertuduh atau dapat diartikan demi asas praduga tak bersalah.
In hoc signo vincesKau akan menang dengan lambang ini. Menurut hikayat, Semboyan ini diadaptasi oleh Kaisar Konstantin setelah ia melihat penampakan salib di langit sebelum pertempuran melawan Maxentius, tahun 312 M.
In medias resdi tengah perihal. Dalam terminologi kesastraan, ungkapan ini merujuk kepada adalah kisah/penulisan cerita yang bermula langsung di tengah cerita, biasanya langsung ke bagian yang penting dari sebuah cerita
In Medias Res adalah nama sebuah kelompok musik metal progresif dari Convington, Louisiana, Amerika Serikat serta nama album keduanya
In necessariis unitas, in dubiis libertas, in omnibus caritasDalam kegentingan bersatu, dalam keraguan merdeka, dalam segala hal cinta atau Bersatu (unitas) dalam hal-hal penting/utama, bebas (libertas) dalam hal-hal yang tidak utama, dan cinta (caritas) dalam semua hal. Kutipan dari Rupertus Meldenius, seorang teolog Lutheran abad ke-17 dari Jerman, walaupun ada sejumlah sumber yang mengatakan bahwa kalimat ini berasal oleh Santo Augustinus dari Hippo. Kalimat ini sering kali digunakan untuk menekankan kebebasan beragama dan penafsiran teologi.
In vino veritasdi dalam anggur adalah kebenaran. Maksudnya, orang yang mabuk akan mengatakan yang benar.
Inter arma enim silent legesDi antara senjata undang-undang membisu.
Interdum dormitat bonus HomerusKadangkala Homerus yang baik pun mengantuk. Artinya mereka yang terbaik sekalipun kadang melakukan kesalahan.
Ira furor brevis estAmarah adalah kegilaan yang singkatIs fecit, cui prodest.’‘Barangsiapa yang berguna, dia telah berbuatIte Inflammate OmniaPergilah dan kobarkanlah duniaIura novat curia.’‘Undang-undang memperbaharui/menghidupkan kembali gedung Senat. Curia adalah lembaga senat Romawi yang kemudian berubah menjadi lembaga Kepausan.
Iurare in verba magistriBersumpah dengan mengutip kata-kata dari sang guru. Maksudnya membeo.
Ius SanguinisHak berdasarkan darah atau garis keturunan. Contohnya sistem kewarganegaraan di Indonesia yang berdasarkan kewarganegaraan ayah.
Ius SoliHak berdasarkan tanah kelahiran. Contohnya sistem kewarganegaraan di Amerika Serikat
J
Justitia omnibus
Keadilan untuk semua. Motto ibu kota Amerika Serikat, Washington DC.
L
Labor omnia vincit.Kerja/Usaha mengatasi segalanya.
Laborare est orareBekerja adalah berdoa.
M
Major e longinquo reverentiaDilihat dari jarak jauh, semua hal terlihat indah. Kutipan dari karya Tacitus, Annales I:47
Mala herba cito crescitGulma/rumput liar berkembang dengan cepat.
Manus manum lavatTangan yang satu mencuci tangan yang lain.
Mater artium necessitasKebutuhan adalah induk dari pengetahuan.
Maxima debitur puero reverentiaKasih sayang yang berlimpah wajib diberikan kepada anak. Kutipan dari karya Juvenal, Satura XIV:47
Medicus curat, natura sanatTabib/dokter mengobati, Alam menyembuhkan.
Medio tutissimus ibisKau kan berjalan di tempat teraman, di jalan tengah. Artinya ketidakberpihakan adalah yang paling aman. Kutipan dari karya Ovidus, Metamorphoses II:137
Memento moriIngatlah kau akan mati. Semboyan Ordo Katolik Cistercian atau lebih dikenal dengan julukan Trappis.
Mens sana in corpore sanoDalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat. Kutipan buku karya Juvenal, Satura X:356
Mens agitat molemPikiran yang menggerakan massa.
Metri causaDemi meter. Meter adalah irama yang tersusun secara sistematik berdasarkan panjang pendeknya suku-suku kata dalam sebuah puisi. Kadangkala seorang pujangga harus bekerja keras dengan mengubah susunan kata atau mencari padanan kata demi memenuhi kaidah ini.
Morituri te salutantMereka yang akan mati memberi salam padamu. Kalimat ini diucapkan para Gladiator kepada Kaisar sebelum pertarungan dimulai.
Mundus vult decipi, ergo decipiaturDunia lebih suka dikelabui, oleh karena itu kelabuilah (mereka).
N
Natura abhorret vacuumAlam tidak menyukai kehampaan. Kutipan dari karya pujangga Prancis Francois Rabelais, Gargantua I:5
Natura non facit saltumAlam tidak membuat loncatan. Artinya alam berubah secara berangsur-angsur. Kutipan dari karya Charles Darwin, Origin of Spesies Bab VI.
Naturalia non sunt turpiaGula di balas garam.
Navigare necesse est, vivere non est necesseBerlayar itu perlu, hidup tidak perlu.
Ne quid nimisTidak banyak.
Ne sutor supra crepidamJanganlah tukang sepatu di atas sandal.
Nec Hercules contra plures
Bahkan Hercules pun tak sanggup melawan banyak orang.
Nemo me impune lacessitTak Seorangpun Dapat Mengusikku Tanpa Dihukum. Semboyan dari Skotlandia
Nemo saltat sobriusTak ada tarian yang memabukkan.
Neque ignorare medicum oportet quae sit aegri naturaBukanlah seorang dokter jika ia tak tahu tentang penyakit.
Nihil lacrima citius arescitTak ada lebih cepat mengeringkan dibanding air mata. Kutipan dari karya Cicero, De Inventione I:109.
Nil admirariTak ada yang pantas dikagumi.
Nil sine magno labore vita dedit mortalibusTanpa kerja keras, kehidupan tak memberikan apapun kepada manusiaNil sine numiniTak ada yang dapat terjadi tanpa kehendak Ilahi.
Noli turbare circulos meosJangan usik lingkaran-lingkaranku! Kalimat yang diterjemahkan dari kalimat dalam bahasa Yunani Μη μου τους κύκλους τάραττε!! (me mou tous kyklous taratte), sering juga ditulis sebagai Noli tangere circulos meos.
Menurut hikayat kalimat ini diucapkan oleh Archimedes sebelum dibunuh oleh seorang serdadu Romawi pada saat penaklukan Sirakus.
Nomina sunt odiosaNama yang penuh dengan kebencian.
Nomen est omenNama adalah satu pertanda”
Non bis in idem
Hukum perdata. Frasa ini menandakan bahwa tidak seorangpun dapat dua kali mencoba untuk melakukan pelanggaran yang sama, yaitu bahwa ketika suatu pihak dituduh telah sekali diadili oleh pengadilan di resor terakhir, dan baik dihukum atau dibebaskan, ia tidak akan lagi diadili. (Code 9, 2, 9 & 11. Merl. Repert. h.t. Vide art. Jeopardy)
Non cuivis homini contingit adire Corinthum
Tidak banyak orang yang pergi ke Korintus.
Non fui, fui, non sum, non curo
Aku bukan, aku adalah, aku bukan, aku tidak peduli.
Non licet omnibus adire Corinthum
Tidak ada yang bisa pergi ke Korintus.
Non nobis solum nati sumus
Kita tidak dilahirkan untuk diri kita sendiri saja.
Non olet
Tidak berbau.
Non omnia possumus omnes
Tidak semuanya bisa kita lakukan.
Non scholae, sed vitae discimus
Kita belajar bukan untuk sekolah melainkan untuk hidup. Adagium ini berasal dari surat-surat Seneca Muda, Epistulae morales ad Lucilium CVI, 12. Seneca adalah seorang filsuf dan pujangga Romawi yang hidup antara 4 SM - 65 M.
Non ut edam vivo, sed ut vivam edo
Bukan aku hidup untuk makan Tapi aku makan untuk hidup.
Non vestimentum virum ornat, sed vir vestimentum
Bukan pakaian yang memberi arti pada seseorang, akan tetapi dia yang memberi arti pada pakaiannya.
Non vini vi no, sed vi no aquae
Aku berenang bukan berkat anggur, tetapi berkat air.
Nondum amabam, et amare amabam
Aku belum jatuh cinta dan aku senang jatuh cinta.
Nosce te ipsum!
Kenalilah dirimu sendiri. Kalimat ini adalah terjemahan Latin dari kalimat Yunani γνοθι σεαυτον (IPA:gnothi seauton) yang tertulis di gerbang pintu masuk Kuil Apolo, tempat peramal di Delphi, Yunani.
Nulla dies sine linea
Tak ada hari tanpa garis.
Nulla est medicina sine lingua Latina
Tak ada ilmu kedokteran tanpa bahasa Latin.
Nulla poena sine lege
Tak ada hukuman tanpa adanya undang-undang.
Nulla regula sine exceptione
Tak ada aturan yang tidak mengenal perkecualian.
Nulla res tam necessaria est quam medicina
Tak ada hal yang begitu penting melebihi ilmu kedokteran.
Nunc aut numquam
Sekarang atau tidak sama sekali. Terjemahan dari bahasa Inggris Now or never.
Nunc est bibendum
Gula dibalas garam.
O
O fortunatos nimium sua si bona norint, agricolas
Oh petani yang beruntung, andai saja mereka melihat nasib mereka.
O sancta simplicitas!
O sebuah kesederhanaan nan kudus.
Obscuris vera involvens
Kebenaran diselimuti oleh kegelapan.
Oculi plus vident quam oculus
Dua mata menyaksikan lebih banyak daripada satu mata'.
Omne tulit punctum, qui miscuit utile dulciDia telah mendapatkan setiap titik yang telah dicampur yang berguna dan menyenangkan.
Omne vivum ex ovoSemua kehidupan berasal dari telur. Kutipan dari pernyataan Francesco Redi, ahli biologi dari Italia yang menegaskan bahwa kehidupan berasal dari sesuatu yang hidup, bukan dari benda mati.
Omne vivum e vivoSemua kehidupan berasal dari kehidupan. Kutipan dari pernyataan Louis Pasteur, ahli biologi dari Prancis yang menegaskan teori Franscesco Redi di atas.
Omnes homines sibi sanitatem cupiunt, saepe autem omnia, quae valetudini contraria sunt, faciuntSemua orang mengidamkan dirinya sehat/waras, akan tetapi sering kali, mereka yang sehat/waras melakukan sebaliknya.
Omnia mea mecum portoKubawa seluruh milikku bersamaku.
Omnia vincit amorCinta mengalahkan segalanya.
Omnium artium medicina nobilissima estSetiap cabang ilmu kedokteran adalah mulia.
Optimum medicamentum quies estObat yang terbaik adalah ketenangan.
Ora et laboraBerdoalah dan bekerja. Kalimat ini maksudnya ialah supaya seseorang tidak hanya meminta tetapi juga berusaha.
Orare labora estBerdoa adalah kerja/usaha.
P
Pacta sunt servandaPerjanjian wajib dipertahankan.
Pars pro totoSebagian untuk seluruhnya.
Pax melior est quam iustissimum bellumPerdamaian lebih baik ketimbang perang yang beralasan.
Per ardua ad astra.’‘Melewati tantangan menuju bintang. Variasi dari Ad astra per aspera di atas.
Per aspera ad astra
lihat Ad astra per aspera di atas.
per capitaper kepala/orang.
Per fas et nefasMelalui yang benar dan yang salah. Artinya dengan menggunakan apa saja yang diperlukan.
Per scientiam ad salutem aegrotiDengan ilmu pengetahuan untuk kesehatan pasien.
Periculum in moraBahaya (mengintai) dalam sebuah penundaan.
Persona non grataOrang yang tak disukai. Orang-orang yang dipersona non grata-kan biasanya tidak boleh hadir di suatu tempat atau negara. Apabila ia sudah berada di negara tersebut, maka ia harus diusir dan dideportasi.
Plenus venter non studet libenterPerut yang penuh enggan belajar. Artinya kelimpahan materi cenderung membuat orang berhenti mengembangkan diri.
Plures crapula quam gladius perdiditLebih banyak orang binasa akibat minuman keras daripada pedang.
Poeta nascitur, non fitPujangga dilahirkan, bukan diciptakan.
Post cenam non stare sed mille passus meareSetelah makan malam janganlah berdiam diri saja, tetapi berjalanlah sejauh satu mil.
Post hoc non est propter hocSetelah ini bukan berarti karena iniPotius sero quam numquamLebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Terjemahan dari bahasa Inggris Better late than never.
Pro aris et focisUntuk altar dan hati. Artinya demi keluarga. Kutipan dari karya Cicero De Natura Deorum, III:94
Proximus sum egomet mihiAku paling dekat dengan diriku sendiri. Artinya kemurahan hati dimulai di rumah. Kutipan dari drama karya Terentius, Andria IV:1:12
Praesente medico nihil nocetDengan kehadiran tabib/dokter tak ada yang membahayakan.
Praevenire melius est quam praeveniriLebih baik mendahului daripada didahului.
Primum non nocerePertama-tama janganlah menyakitiPrincipiis obstaLawan/Atasi sumbernyaPulvis et umbra sumus
Kita hanyalah debu dan bayangan. Kutipan dari karya Horatius, Carminum IV:7:16.
Q
Quæ communiter possidentur communiter negligunturSesuatu yang dimiliki bersama, biasanya diabaikan.
Qualis rex, talis grexSeperti hal rajanya, demikian pula rakyatnya.
Quem di diligunt, adulescens moriturSeseorang yang disayangi oleh para dewa, mati dalam usia mudaQui bene cantat, bis oratIa yang bernyanyi dengan baik sama dengan berdoa dua kali. Kalimat ini diucapkan oleh Santo Augustinus dari Hippo, uskup dan pujangga gereja.
Qui dormit non peccet/peccatBarang siapa tidur, dia tidak berdosa.
Qui habet aures audiendi audiatBarang siapa yang bertelinga, hendaklah dia mendengar. Kutipan dari Kitab Suci Perjanjian Baru Injil Matius XIII:9
Qui rogat, non erratBarang siapa bertanya, dia tidak akan melakukan kesalahan. Mirip dengan pepatah dalam bahasa Indonesia, Malu bertanya sesat di jalan.
Qui scribit, bis legitBarang siapa menulis, ia membaca dua kaliQui tacet consentitBarang siapa diam, berarti ia setujuQui tacet, consentire videturBarang siapa diam, dianggap menyetujuiQui vult dare parva non debit magna rogare
Seseorang yang hanya ingin memberikan sedikit, tidak pantas meminta banyak.
Quia suam uxorem etiam suspiciore vacare vellet
Quid Saulus inter prophetas?
Quidquid agis, prudenter agas, et respice finem!Apapun yang kau lakukan, lakukanlah dengan bijak dan pertimbangkan hasil akhirnya.
Quidquid discis, tibi discisApapun yang kau katakan, kau mengatakannya pada dirimu sendiri.
Quidquid id est timeo puellas et oscula dantesApapun hal tersebut, saya takut akan para gadis terutama kala mereka memberikan ciuman.
Quidquid latine dictum sit, altum viditur..’‘Semoga apapun yang dikatakan dalam bahasa Latin, dipandang tinggi.
Quieta non movereSesuatu yang diam tidak menggerakkan.
Quis custodiet ipsos custodes?Siapa yang akan menjaga para penjaga. Kutipan dari karya Juvenal, Satura VI:347
Quod licet Iovis, non licet bovis
Quod medicina aliis, aliis est acre venenum
Quod non est in actis, non est in mundo
Quot capita, tot sententiaeBegitu banyak pendapat/opini, sebanyak orang yang adaQuo vadisKe mana engkau pergi? Kutipan dari Kitab Suci Perjanjian Baru, Injil Yohanes 16:5.
Semenjak dahulu, kalimat ini sering kali dipergunakan. Salah satu contoh yang sangat terkenal ialah judul buku dalam bahasa Indonesia: Quo Vadis NU Setelah Kembali ke Khittah 1926, karangan Kacung Marijan (Jakarta:Erlangga) pada tahun 1992.
R
Radix malorum est cupiditasAkar dari kejahatan adalah nafsu.
Reddite ergo quae sunt Caesaris, CaesariBerikan apa yang menjadi milik Kaisar kepada Kaisar. Kutipan dari Kitab Suci Perjanjian Baru, Injil Yohanes 22:21.
Repetitio est mater studiorumPengulangan adalah induk dari seluruh pelajaran.
Requiescat in paceSemoga ia beristirahatlah dalam damai. Seringkali disingkat menjadi RIP dan ditulis di batu nisan seseorang yang beragama Kristen.
Res nullius
Rete non tenditur milvio
Risus abundat in ore stultorumGelak tawa yang berlebihan ada di mulut orang-orang bodoh. Artinya kegembiraan yang berlebihan menandakan kebodohan.
Romani ite domum
Rustica progenies semper villana fuit
S
Saepe morborum gravium exitus incerti suntPemecahan untuk penyakit-penyakit yang gawat sering kali tidak pasti.
Salus aegroti suprema lexKesehatan pasien adalah asas tertinggi.
Salus populi suprema lex estoHendaklah keselamatan rakyat menjadi hukum yang tertinggi. Semboyan dari negara bagian Missouri, Amerika Serikat.
Sapere audeBeranilah menjadi bijak. Kutipan dari karya Horatius, Epistulae II:40
Si decem habeas linguas, mutum esse addecet(Bahkan) jika engkau memiliki sepuluh lidah, sebaiknya engkau tetap diam.
Si quaeris peninsulam amoenam circumspiceJika kau mencari sebuah jazirah yang indah, lihatlah sekelilingmu. Semboyan dari negara bagian Michigan, Amerika Serikat.
Si tacuisses, philosophus mansissesAndaikan kau tetap diam, mungkin kau akan tetap menjadi seorang filsuf.
Si uno adhuc proelio Romanos vincemus, funditus peribimus!.’‘Seandainya kita harus menaklukan orang-orang Romawi dalam sebuah pertempuran semacam ini lagi, kita akan sama sekali binasa . Menurut Plutarch, kalimat ini diucapkan oleh Pyrrhus, Raja Epirus, setelah kemenangannya yang memakan banyak korban.
Si vis amari, amaJika kau ingin dicintai, cintailah!. Kutipan dari karya Publilius Syrus, Sententiae
Si vales, valeoJika kau dalam keadaan baik, demikian pula aku. Kalimat ini sering digunakan dalam surat menyurat.
Si vis pacem, para bellumJika kau mendambakan perdamaian, bersiap-siaplah menghadapi perang. Kalimat ini sebenarnya merupakan penyederhanaan dari kalimat aslinya yang berbunyi, Igitur qui desiderat pacem, praeparet bellum (Oleh karena itu barangsiapa yang menginginkan perdamaian, hendaklah ia bersiap-siap menghadapi perang). Kalimat ini dikutip dari karya seorang ahli strategi militer, Flavius Vegetius Renatus, Epitoma rei militaris buku ketiga.
Si vis pacem, para iustitiamJika kau mengidamkan perdamaian, tegakkan keadilan.
Si Deus pro nobis, quis contra nos?Bila Tuhan beserta kita, siapa yang berani melawan kita?. Kutipan dari Kitab Suci Perjanjian Baru, Surat Rasul Paulus kepada Umat di Roma 8:31
Sic gorgiamus allos subjectatos nunc
Sic semper tyrannis
Sic transit gloria mundiDemikian pula berlalunya kemuliaan dunia. Kalimat ini diucapkan pada saat pentahbisanPaus
Similia similibus curantur
Sine anno (s.a.)Tanpa tahun. Digunakan dalam daftar kepustakaan untuk menunjukkan bahwa tarikh penerbitan dokumen tidak diketahui.
Sine labore non erit panis in oreTanpa usaha tidak akan ada sepotong roti untuk dimakan.
Sol lucet omnibusMatahari menyinari semua orang. Kutipan dari karya Petronius, Satiricon Liber alinea 100.
Soli Deo gloriaKemulian hanya untuk Tuhan.
Stat sua cuique dies
sub verbo; sub voce, (s.v.)Di bawah kata; di bawah judul, Digunakan untuk menunjukkan bahwa kata yang bersangkutan berada dalam penjelasan dari kata tertentu dalam kamus.
Summum ius summa inuria
Sutor, ne ultra crepidam!
T
Tarde venientibus ossaHanya tersisa/ada tulang-belulang untuk mereka yang datang terlambat.
Temet nosceKenalilah dirimu sendiri. Mirip dengan Nosce te ipsum di atas.
Tempora mutantur et nos mutamur in illisWaktu berubah dan kita pun berubah seiring dengannya. Kutipan dari drama karya Edward Forsett, Pedantius babak I adegan 3
Tempus fugitWaktu berlalu. Penggalan dari kalimat aslinya yang berbunyi, Sed fugit interea, fugit inreparabile tempus (Sementara waktu yang tak tergantikan berlalu). Kutipan dari karya Vergilius, Georgicon III:284.
Timeo Danaos et dona ferentesKutakut akan orang-orang Yunani dan hadiah yang mereka bawa. Kalimat ini diucapkan oleh Laocoon, yang khawatir bahwa patung Kuda yang terbuat dari kayu hanyalah sebuah tipu muslihat orang Yunani dalam rangka menaklukan kota mereka, Troya. Dikutip dari karya Vergilius, Aeneid II:49
Tres faciunt collegiumTiga (orang) menjadikan sebuah perkumpulan.
Tunc tua res agitur, paries cum proximus ardet.’‘Hal ini akan menjadi pertimbanganmu, kala dinding yang paling dekat terbakar.
Totum pro parte / Totem pro partePengungkapan keseluruhan objek padahal yang dimaksud hanya sebagian.
Contoh: Thailand menang atas Indonesia dalam pertandingan sepak bola di Jakarta kemarin sore. Di sini disebutkan Thailand dan Indonesia (keseluruhan negara Thailand dan Indonesia, namun yang dimaksudkan adalah tim kesebelasan negara Thailand dan Indonesia)
Lihat pula Pars pro toto
U
Ubi amicia ibi opesDi mana ada kawan di situ ada kekuatan.Ubi bene, ibi patriaDi mana seseorang merasa betah, di sana tanah airnya.Ubi concordia, ibi victoriaDi mana ada keselarasan, di sana ada kemenangan.Ubi dubium, ibi libertasDi mana ada keraguan/pertanyaan, di sana ada kebebasan.Ubi fumus, ibi ignisDi mana ada asap, di sana ada api. Mirip dengan peribahasa Tak ada asap kalau tak ada api.Ubi mel ibi apesDi mana ada madu, di sana ada lebah. Mirip dengan peribahasa Ada gula, ada semut.Ubi societas ibi ius di mana ada masyarakat di situ ada hukumUbi tu Gaius, ibi ego GaiaDi mana ada kau Gaius, di sana ada aku Gaia. Pernyataan ini sering diucapkan dalam upacara perkawinan
Ultra posse nemo obligaturTak seorang pun berkewajiban melampui kemampuannya.
Ulula cum lupis, cum quibus esse cupisMelolonglah bersama serigala-serigala, bersama merekalah yang kau inginkan.
Una salus victis, nullam sperare salutemSatu-satunya harapan akan keselamatan untuk para pecundang, adalah dengan tidak menaruh harapan akan keselamatan. Kutipan dari karya Vergilius, Aeneid II:354
Unum castigabis, centum emendabisSatu kesalahan kau hukum, seratus kesalahan yang harus kau perbaiki.
Usus magister est optimusPengalaman adalah guru yang terbaik.
Ut ameris, amabilis estoRamahlah agar kau dicintai.
Ut desint vires, tamen est laudanda voluntas.’‘Bahkan pada saat kekuasaan tidak ada, kemauanlah yang layak dipuji. Kutipan dari karya Ovidus, Ex Ponto III:4:79
Ut sis nocte levis, sit cena brevis!Bila kau menginginkan tidur malam yang tenang, makan malamlah secukupnya!.
Unus testis nullus testisSatu saksi bukanlah saksi. V
Vae VictisCelakalah orang yang kalah.
Vanitas vanitatum et omnia vanitasKesombongan adalah sia-sia dan semuanya adalah kesia-siaan.
Varium et mutabile semper feminaPerempuan mudah dan selalu berubah-ubah.
Varitatio delectatUbah kesenangan.
Veni, Vidi, ViciAku datang, aku melihat, aku menaklukkan.
Ventis secundis, tene cursum
Verba docent, exempla trahunt
Veritas odium paret
Vestigia terrent
Vincere scis, Hannibal, victoria uti nescis
Victrix causa diis placuit sed victa Catoni
Video meliora proboque deteriora sequor
Vinum et musica laetificant cor
Volenti non fit iniuria
Vox populi, vox deiSuara Rakyat, Suara Tuhan''.
-
frasa | 5,474 |
5911 | https://id.wikipedia.org/wiki/Brigadir%20Jenderal | Brigadir Jenderal | Brigadir Jenderal (sering disingkat Brigjen) adalah pangkat perwira di golongan perwira tinggi yang terendah. Pangkat ini di atas pangkat Kolonel dan di bawah pangkat Mayor Jenderal.
Di beberapa negara bekas Uni Soviet seperti Rusia, Ukraina, Belarus, Georgia, Kazakhstan, serta 2 negara komunis, Vietnam dan Korea Utara, menggunakan pangkat Mayor Jenderal (dengan bintang satu) sebagai pal (bintang empats).
Asal bermula menggunakan Brigadir
Penggunaan pangkat brigadir jenderal dapat dilacak ke asalnya dari militer di Eropa, di mana seorang Brigadir Jenderal (disederhanakan menjadi Brigadir), mengomandoi sebuah Brigade di lapangan. Pangkat ini menyebar ke seluruh dunia pada abad ke-18 oleh Amerika Serikat, serta Kerajaan Britania Raya.
Di banyak angkatan laut, Brigadir Jenderal setaraf dengan pangkat Commodore, walaupun di beberapa negara digunakan pula pangkat Rear Admiral.
Brigadir Jenderal di TNI
Brigadir Jenderal adalah pangkat terendah perwira tinggi di TNI Angkatan Darat, selain itu Brigadir Jenderal dipakai pula oleh Korps Marinir, TNI Angkatan Laut. Penyandang pangkat ini mengenakan tanda pangkat dengan satu bintang. Pangkat ini setara dengan Laksamana Pertama di TNI Angkatan Laut (selain Korps Marinir) dan Marsekal Pertama di TNI Angkatan Udara.
Pemegang Pangkat Brigadir Jenderal di TNI
Mabes TNI
Insoektorat Jenderal Tentara Nasional Indonesia
Irum Irjen TNI: Brigjen TNI Dedy Irwanto
Irlat Irjen TNI: Brigjen TNI Penly T.P. Sinaga
Irlog Irjen TNI: Brigjen TNI Josafath M. Robert Duka
Staf Ahli Panglima TNI
Pa Sahli Tk. II Panglima TNI Bid. Kamteror: Brigjen TNI Hendro Jatmiko H.S.
Pa Sahli Tk. II Panglima TNI Bid. Kamkonf Komunal: Brigjen TNI Edi Nurhabad
Pa Sahli Tk. II Panglima TNI Bid. Komsos: Brigjen TNI Isa Anshori
Pa Sahli Tk. II Panglima TNI Bid. Was Eropa & Amerika: Brigjen TNI Suryo Tridoso Sapto Handono
Pa Sahli Tk. II Panglima TNI Bid. Banusia: Brigjen TNI Nursyamsudin
Pa Sahli Tk. II Panglima TNI Bid. Wassus: Brigjen TNI Deki Santoso Pattinaya
Pa Sahli Tk. II Panglima TNI Bid. Ekku: Brigjen TNI Eko Nursanto
Asisten Panglima TNI
Waasrenum Panglima TNI: Brigjen TNI Berlin Germany
Waaspers Panglima TNI: Brigjen TNI Taufiq Hanafi
Waaskomel Panglima TNI: Brigjen TNI Indra Gumay Fitri
Badan Pelaksana Panglima TNI
Waka Babinkum Panglima TNI: Brigjen TNI Rokhmat
Waka Puspen Panglima TNI: Brigjen TNI Teguh Poedji Rahardjo
Wadan POM Panglima TNI: Brigjen TNI Benyamin
Wadan PMPP Panglima TNI: Brigjen TNI Heru Langlang Buana
Kas Gartap I Jakarta: Brigjen TNI Arkamelvi Karmani
Waka Puspsi Panglima TNI: Brigjen TNI Yuli Marjoko
Waka Pusku Panglima TNI: Brigjen TNI Heri Hermawan
Kapusjarah Panglima TNI: Brigjen TNI Rusmili
Kapusinfolahta Panglima TNI: Brigjen TNI Iwan Sumantri
Kapusjas Permildas Panglima TNI: Brigjen TNI Mahfud
Dansatkomlek Panglima TNI: Brigjen TNI Muhammad Muhson
Kapusdalops Panglima TNI: Brigjen TNI Putra Widiastawa
Kasetum Panglima TNI: Brigjen TNI Edy Rochmatullah
Sekolah Staf Komando Tentara Nasional Indonesia
Ir Sesko TNI: Brigjen TNI Khoirul Hadi
Kakordos Sesko TNI: Brigjen TNI Yotanabey Mulkan
Dirdik Sesko TNI: Brigjen TNI Pramungkas Agus T.
Dirbinjemen Sesko TNI: Brigjen TNI Djonny Indramawan
Dosen Ahli Bidang Strategi Sesko TNI: Brigjen TNI Budi Hariswanto
Akademi Tentara Nasional Indonesia
Dirdik Akademi TNI: Brigjen TNI Dody Mukhtar Taufiq
Komando Doktrin Pendidikan Pelatihan TNI
Ir Kodiklat TNI: Brigjen TNI Djonny Prasetyo
Dirlat Kodiklat TNI: Brigjen TNI Khairul Anwar Mandailing
Dirjian Kodiklat TNI: Brigjen TNI Tarunajaya
Danpusdikma Kodiklat TNI: Brigjen TNI Tomi Kaloko Utomo,M.Sc
Badan Intelijen Strategis TNI
Dir A Bais TNI: Brigjen TNI Joko Suparyoto
Dir C Bais TNI: Brigjen TNI Mirza Patria Jaya
Dir D Bais TNI: Brigjen TNI Suhardi
Dir E Bais TNI: Brigjen TNI Soni Hendayana
Dir H Bais TNI: Brigjen TNI Safta Feryansyah
Kapoksahli Bais TNI: Brigjen TNI G. Taufan Gestoro
Dansatinduk Bais TNI: Brigjen TNI Dedy Nurhadiman
Dansatintel Bais TNI: Brigjen TNI Bosco Haryo Yunanto
Dansatinteltek Bais TNI: Brigjen TNI I Gusti Putu Wirejana
Kadissandi Bais TNI: Brigjen TNI Suparjo
Badan Pembinaan Hukum Tentara Nasional Indonesia
Ir Babinkum TNI: Brigjen TNI Roedhi Soerjono
Kapuslemasmil Banbinkum TNI: Brigjen TNI Agus Wijanarko
Kaotmilti II Jakarta: Brigjen TNI Safrin Rachman
Kaotmilti IV Makassar: Brigjen TNI Surjadi Sjamsir
Pusat Pengkajian Strategis Penelitian dan Pengembangan TNI
Dirlitbang Pusjianstra Litbang TNI: Brigjen TNI E.S. Erlangga
Komando Gabungan Wilayah Pertahanan Tentara Nasional Indonesia
Kogabwilhan I
Asintel Kogabwilhan I: I Wayan Suarjana
Aslog Kogabwilhan I: Brigjen TNI Tarsisius Yoga Pranoto
Kogabwilhan II
Asintel Kogabwilhan II: Brigjen TNI Jimmy Ramoz Manalu
Asops Kogabwilhan II: Brigjen TNI Fadjar Tjahjono
Aspotwil Kogabwilhan II: Brigjen TNI M. Hasyim Lalhakim
Askomlek Kogabwilhan II: Brigjen TNI Tri Haryono
Kogabwilhan III
Asintel Kogabwilhan III: Brigjen TNI M. Nasrullah Nasution
Asops Kogabwilhan III: Brigjen TNI Ari Yulianto
Aspers Kogabwilhan III: Brigjen TNI Robertus Donatus Ndona
Aspotwil Kogabwilhan III: Brigjen TNI Anggara Sitompul
Aslog Kogabwilhan III: Brigjen TNI Handono Tri Nugroho
Askomlek Kogabwilhan III: Brigjen TNI Deddy Irianto
Kementerian Pertahanan Republik Indonesia
Setjen Kemhan
Karo Peg Setjen Kemhan: Brigjen TNI Kosasih
Karo Humas Setjen Kemhan: Brigjen TNI Edwin Adrian Sumantha
Karo Renku Setjen Kemhan: Brigjen TNI Frans Dicky Tamara
Itjen Kemhan
Ir III Itjen Kemhan: Brigjen TNI Rusdi
Ir IV Itjen Kemhan: Brigjen TNI Ade Kurnianto
Ir V Itjen Kemhan: Brigjen TNI Choirul Mustofa
Ditjen Strahan Kemhan
Ses Ditjenstrahan Kemhan: Brigjen TNI Oktaheroe Ramsi
Dirjakstrahan Kemhan: Brigjen TNI Immer Partogi Butarbutar
Dirrah Komhan Kemhan: Brigjen TNI Nofri Rifai
Dirkersinhan Kemhan: Brigjen TNI Steverly C. Parengkuan
Ditjen Renhan Kemhan
Ses Ditjenrenhan Kemhan: Brigjen TNI Rabimin
Dirrenbanghan Kemhan: Brigjen TNI Djoko Wibowo
Dirrenprogar Kemhan: Brigjen TNI IGN Wisnu Wardana
Ditjen Pothan Kemhan
Ses Ditjenpothan Kemhan: Brigjen TNI Heri Pribadi
Dirbelneg Kemhan: Brigjen TNI G. Eko Sunarto
Dirsumdahan Kemhan: Brigjen TNI Agus Isrok Mikroj
Dirvet Kemhan: Brigjen TNI Ayi Lesmana
Ditjen Kuathan Kemhan
Ses Ditjenkuathan Kemhan: Brigjen TNI Jimmy Alexander Adiman
Dirsumdasia Kemhan: Brigjen TNI Hendy Antariksa
Dirmateriil Kemhan: Brigjen TNI Totok Budhi Sugiarto
Dirfasjas Kemhan: Brigjen TNI Andri Tobarsono
Baranahan Kemhan
Ses Baranahan Kemhan: Brigjen TNI Heru Sudarminto
Kapus Kon Kemhan: Brigjen TNI M. Leo Pola Ardiansa
Balitbang Kemhan
Ses Balitbang Kemhan: Brigjen TNI Yan Namora
Kapuslitbang Strahan Kemhan: Brigjen TNI Ignatius Eko Djoko Purwanto
Kapuslitbang Sumdahan Kemhan: Brigjen TNI Slamet Riyadi
Badiklat Kemhan
Kapusdiklat Jemenhan Kemhan: Brigjen TNI Wasono
Kapusdiklat Bahasa Kemhan: Brigjen TNI Imam Santosa
Kapusdiklat Belneg Kemhan: Brigjen TNI Ketut Gede Wetan Pastia
Bainstrahan Kemhan
Kapuslola Kawasan Kemhan: Brigen TNI Sudaryanto
Kapusinfostrahan Kemhan: Brigjen TNI Robi Herbawan
Kapushansiber Kemhan: Brigjen TNI Tri Rana S.
Lembaga Ketahanan Nasional
Kesettamaan Lemhannas
Karo Ren: Brigjen TNI Dani Wardhana
Karo Umum: Brigjen TNI Agus Sadono
Karo Humas: Brigjen TNI Suratno
Kedeputian Pendidikan Lemhannas
Dir Opsdik Lemhannas: Brigjen TNI Raden Djaenudin Selamet
Kedeputian Pengkajian Lemhannas
Dirjian Program Pengembangan Pengkajian: Mohamad Rohadi
Dirjian Ideologi & Politik Lemhannas: Brigjen TNI Aloysius Nugroho Santoso
Widyaiswara Tenaga Ahli Pengkaji Madya Lemhannas
Tenaga Ahli Pengkaji Bid. Hankam Lemhannas: Brigjen TNI -
Tenaga Ahli Pengkaji Bid. Sosbud Lemhannas: Brigjen TNI Makmur Umar
Tenaga Ahli Pengkaji Bid. Tannas Lemhannas: Brigjen TNI Yunianto
Tenaga Ahli Pengkaji Bid. Demografi Lemhannas: Brigjen TNI Franky Jan Hardi Watuseke
Pemegang Pangkat Brigadir Jenderal di TNI AD
Mabes TNI AD
Inspektorat Jenderal Angkatan Darat
Ses Irjenad: Brigjen TNI Mateus Jangkung Widyanto
Irsus Irjenad: Brigjen TNI Muhammad Bakri
Irben Irjenad: Brigjen TNI Kokom
Irlog Irben Irjenad: Brigjen TNI Joko Priyanto
Irren Irben Irjenad: Brigjen TNI Teguh Prayitno
Irrada Irben Irjenad: Brigjen TNI Tigor Ronny M. Simanjuntak
Irum Irjenad: Brigjen TNI Alvis Anwar
Irintel Irum Irjenad: Brigjen TNI Bagus Antonov
Irter Irum Irjenad: Brigjen TNI Eko Susetyo
Irops Irum Irjenad: Brigjen TNI Afianto
Irlat Irum Irjenad: Brigjen TNI Raden Agus Prasetyo Utomo
Irpers Irum Irjenad: Brigjen TNI Dwi Wahyudi
Staf Ahli Kepala Staf Angkatan Darat
Pa Sahli Tk. II Kasad Bid. Poldagri: Brigjen TNI Sudarwo Aris Nurcahyo
Pa Sahli Tk. II Kasad Bid. Kamteror: Brigjen TNI R. Nugraha Gumilar
Pa Sahli Tk. II Kasad Bid. Kamkonf Komunal: Brigjen TNI Erdy Jammy Lumintang
Pa Sahli Tk. II Kasad Bid. Komsos: Brigjen TNI Budi Suharto
Pa Sahli Tk. II Kasad Bid. Intekmil: Brigjen TNI Amrin Ibrahim
Pa Sahli Tk. II Kasad Bid. Siber: Brigjen TNI Junaidi
Pa Sahli Tk. II Kasad Bid. Jahpers: Brigjen TNI Chanlan Adilane
Pa Sahli Tk. II Kasad Bid. Was Aspas: Brigjen TNI Tofik Tofana
Pa Sahli Tk. II Kasad Bid. Was Eropa & Amerika: Brigjen TNI Raflan
Pa Sahli Tk. II Kasad Bid. Was Afrika & Timteng: Brigjen TNI Wahyu Jiantono
Pa Sahli Tk. II Kasad Bid. Banusia: Brigjen TNI Hari Mulyanto
Pa Sahli Tk. II Kasad Bid. Sosbud: Brigjen TNI Juinta Omboh Sembiring
Pa Sahli Tk. II Kasad Bid. Kumham & Narkoba: Brigjen TNI Taufik Budi Santoso
Pa Sahli Tk. II Kasad Bid. Wassus: Brigjen TNI Danang Wiranta
Pa Sahli Tk. II Kasad Bid. LH: Brigjen TNI Hamim Tohari
Pa Sahli Tk. II Kasad Bid. Ekku: Brigjen TNI Udiyanto
Pa Sahli Tk. II Kasad Bid. Indag: Brigjen TNI Tetty Melina Lubis
Asisten Kepala Staf Angkatan Darat
Waasrena Kasad Bid. Ren: Brigje TNI Muhammad Rusli
Waasrena Kasad Bid. Dal: Brigjen TNI Parlindungan Hutagalung
Waasrena Kasad Bid. Jemen & RB: Brigjen TNI Bagus Suryadi Tayo
Waasintel Kasad Bid. Bin Intel: Brigjen TNI Dian Hardiana
Waasintel Kasad Bid. Jemen Intel: Brigjen TNI Antoninho Rangel da Silva
Waasintel Kasad Bid. Inteltek & Hublu: Brigjen TNI Rio Firdianto
Waasops Kasad Bid. Siapsat: Brigjen TNI Gregorius Suharso
Waasops Kasad Bid. Renops: Brigjen TNI Bangun Nawoko
Waasops Kasad Bid. Siapops: Brigjen TNI Irnando Arnold B. Sinaga
Waaspers Kasad Bid. Binpers: Brigjen TNI Rudi Puruwito
Waaspers Kasad Bid. Renpers: Brigjen TNI Arief Cahyono
Waaspers Kasad Bid. Binwatpers: Brigjen TNI Gunawan Wijaya
Waaslog Kasad Bid. Bekpalkes: Brigjen TNI Haripto Seno Budi
Waaslog Kasad Bid. Faskon BMN: Brigjen TNI Mahfud Ghozali
Waaslog Kasad Bid. Renbinminlog: Brigjen TNI Aji Jaya
Waaster Kasad Bid. Tahwil Komsos & Bakti TNI: Brigjen TNI Taufiq Shobri
Waaster Kasad Bid. Wanwil & Kermater: Brigjen TNI Hariyanto
Waaster Kasad Bid. Ren & Puanter: Brigjen TNI Terry Tresna Purnama
Waaslat Kasad Bid. Renlat: Brigjen TNI Washington Simanjuntak
Waaslat Kasad Bid. Lat: Brigjen TNI Zainuddin
Waaslat Kasad Bid. Kermamil: Brigjen TNI Thevi Angandowa Zebua
Komando Strategis Angkatan Darat
Asisten Kas Kostrad
Wair Kostrad: Brigjen TNI Handoko Nurseta
Asren Kostrad: Brigjen TNI Saripudin
Asintel Kostrad: Brigjen TNI Imam Sampurno Setiawan
Asops Kostrad: Brigjen TNI Christian Kurnianto Tehuteru
Aspers Kostrad: Brigjen TNI Mohammad Imam Gogor Agnie Aditya
Aslog Kostrad: Brigjen TNI Anton Yuliantoro
Aster Kostrad: Brigjen TNI Joko Hadi Susilo
Kapoksahli Kostrad: Brigjen TNI Kus Arisena
Kepala Staf Divisi Infanteri Kostrad
Kas Divif 1 Kostrad: Brigjen TNI Novi Rubadi Sugito
Kas Divif 2 Kostrad: Brigjen TNI Primadi Saiful Sulun
Kas Divif 3 Kostrad: Brigjen TNI Fritz Gerald Manusun Tua Pasaribu
Inspektorat Divisi Infanteri Kostrad
Ir Divif 1 Kostrad: Brigjen TNI Agus Firman Yusmono
Ir Divif 2 Kostrad: Brigjen TNI Eventius Teddy Danarto
Ir Divif 3 Kostrad: Brigjen TNI Arnold Aristoteles Paplapna Ritiauw
Komando Utama Pembinaan
Komando doktrin Pendidikan & latihan Angkatan Darat
Wair Kodiklatad: Brigjen TNI Nefra Firdaus
Dirum Kodiklatad: Brigjen TNI Agus Mintarto
Dirdok Kodiklatad: Brigjen TNI Yudi Yulistyanto
Dirdik Kodiklatad: Brigjen TNI Dwi Lagan Safrudin
Dirlat Kodiklatad: Brigjen TNI Hartono
Dirjian Kodiklatad: Brigjen TNI Esy Suharto
Dirren Kodiklatad: Brigjen TNI Firmansyah
Sekolah Staf Komando Angkatan Darat
Wadan Seskoad: Brigjen TNI IGBN Tedjakusuma E.
Ir Seskoad: Brigjen TNI Muhammad Ali
Dirdik Seskoad: Brigjen TNI Achmad Budi Handoyo
Dirlem Seskoad: Brigjen TNI Masduki
Dirjianbang Seskoad: Brigjen TNI Josep Robert Giri
Widyaiswara Bid. Wilhan Seskoad: Brigjen TNI P.R.L. Pangaribuan
Widyaiswara Bid. Metodologi Riset Seskoad: Brigjen TNI Ferry Kistiana Arubinata
Widyaiswara Bid. Strategi & Kawasan Seskoad: Brigjen TNI Ramadi Siregar
Widyaiswara Bid. Tahnas Seskoad: Brigjen TNI Herry Steve S.
Widyaiswara Bid. Juangpim Seskoad: Brigjen TNI Sukandar
Widyaiswara Bid. Jemenranhat Seskoad: Brigjen TNI Fakhrudin
Kakordos Seskoad: Brigjen TNI Rachmat
Dankorsis Seskoad: Brigjen TNI Gausudin Amin Yusuf
Sekolah Calon Perwira Angkatan Darat
Wadan Secapaad: Brigjen TNI Agus Setiawan
Ir Secapaad: Brigjen TNI Aang Gunawan
Dirdik Secapaad: Brigjen TNI Musa David Marolop Hasibuan
Dirjianbang Secapaad: Brigjen TNI Agustinus Purboyo
Dirlem Secapaad: Brigjen TNI Mirza Agus
Danmensis Secapaad: Brigjen TNI Raden Wahyu Sugiarto
Akademi Militer Angkatan Darat
Ir Akmil: Brigjen TNI Dedi Prihatmodjo
Dirdik Akmil: Brigjen TNI I Made Suryawan
Dirum Akmil: Brigjen TNI Trenggono
Dirjian Akmil: Brigjen TNI Tri Saktiyono
Widyaiswara Bid. Jemen Akmil: Brigjen TNI Yos Firmansyah
Widyaiswara Bid. Nik Akmil: Brigjen TNI Unang Sudargo
Widyaiswara Bid. Min Akmil: Brigjen TNI Dwi Sunyata
Danmentar Akmil: Brigjen TNI Dwi Sasongko
Komando Pasukan Khusus Angkatan Darat
Wadanjen Kopassus: Brigjen TNI Achiruddin
Ir Kopassus: Brigjen TNI Husein Sagaf
Badan Pelaksana Pusat Angkatan Darat
Pusat Teritorial Angkatan Darat
Ir Pusterad: Brigjen TNI Dany Budiyanto
Dirter Pusterad: Brigjen TNI Arief Gajah Mada
Dirum Pusterad: Brigjen TNI Rikas Hidayatullah
Dir PIT Pusterad: Brigjen TNI Agus Prasetyo Ari Wibowo
Dirsismed Pusterad: Brigjen TNI Tri Nugraha Hartanta
Dirdiklat Pusterad: Brigjen TNI FX Giyono
Dirlitbang Pusterad: Brigjen TNI Jannie Aldrin Siahaan
Kapoksahli Pusterad: Brigjen TNI Budi Suwanto
Pusat Kesenjataan Infanteri Angkatan Darat
Ir Pussenif: Brigjen TNI Irwan Subekti
Dirum Pussenif: Brigjen TNI Aditya Nindra Pasha
Dirsen Pussenif: Brigjen TNI Windyatno
Danpusdikif Pussenif: Brigjen TNI Indra Heri
Pusat Kesenjataan Kavaleri Angkatan Darat
Wadan Pussenkav: Brigjen TNI Supriyatna
Ir Pussenkav: Brigjen TNI Marsudi Marsono
Dirum Pussenkav: Brigjen TNI Jala Argananto
Dirsen Pussenkav: Brigjen TNI Agus Erwan
Danpusdikkav Pussenkav: Brigjen TNI Tatang Budiman
Pusat Kesenjataan Armed Angkatan Darat
Wadan Pussenarmed: Brigjen TNI Julius Jolly Suawa
Ir Pussenarmed: Brigjen TNI Yudhi Murfi
Dirum Pussenarmed: Brigjen TNI Budi Eko Mulyono
Dirsen Pussenarmed: Brigjen TNI Syaiful Rahman
Danpusdikarmed Pussenarmed: Brigjen TNI Agus Hadi Waluyo
Pusat Kesenjataan Arhanud Angkatan Darat
Wadan Pussenarhanud: Brigjen TNI I Gede Widiyana
Ir Pussenarhanud: Brigjen TNI Elman Nawendro
Dirum Pussenarhanud: Brigjen TNI M. Fachmi Rizal Nasution
Dirsen Pussenarhanud: Brigjen TNI Jama'ah
Danpusdikarhanud Pussenarhanud: Brigjen TNI Raden Edi Setiawan
Pusat Zeni Angkatan Darat
Wadan Pusziad: Brigjen TNI Maryono
Ir Pusziad: Brigjen TNI Ahmad Faisal
Dirum Pusziad: Brigjen TNI Saptono Syiwarudi
Dircab Pusziad: Brigjen TNI Faried Darman Hamid
Pusat Polisi Militer Angkatan Darat
Ir Puspomad: Brigjen TNI Yusri Nuryanto
Dirum Puspomad: Brigjen TNI Bayu Ajiwidodo
Dircab Puspomad: Brigjen TNI Sain Musta'in
Dansatidik Puspomad: Brigjen TNI Muhammad Yusrif Guntur
Pusat Penerbang Angkatan Darat
Wadan Puspenerbad: Brigjen TNI A. Yudi Hartono
Ir Puspenerbad: Brigjen TNI Asyik Rudianto
Dirum Puspenerbad: Brigjen TNI Anak Agung Ngurah Rommy S.
Dircab Puspenerbad: Brigjen TNI Mochamad Masrukin
Pusat Perbekalan Angkutan Angkatan Darat
Wadan Pusbekangad: Brigjen TNI Rommy Tuwaidan
Ir Pusbekangad: Brigjen TNI Gusman Hakim
Dirum Pusbekangad: Brigjen TNI Hery Ismailliya
Dircab Pusbekangad: Brigjen TNI Atjep Mihardja Soma
Pusat Kesehatan Angkatan Darat
Wadan Puskesad: Brigjen TNI Mohammad Arif Hariyanto
Ir Puskesad: Brigjen TNI Kartika Agung K.
Dirum Puskesad: Brigjen TNI Bidik Catur Prasetya
Dircab Puskesad: Brigjen TNI Akhmad Rusli Budi Ansyah
Pusat Peralatan Angkatan Darat
Wadan Puspalad: Brigjen TNI Kuswara Harja
Ir Puspalad: Brigjen TNI Lilik Hendro Wiyono
Dirum Puspalad: Brigjen TNI Mohamad Firman
Dircab Puspalad: Brigjen TNI R.D. Epi Setiadi
Pusat Perhubungan Angkatan Darat
Wadan Pushubad: Brigjen TNI Zakaria
Ir Pushubad: Brigjen TNI I Wayan Sudarsana
Dirum Pushubad: Brigjen TNI I Made Agung Ambara
Dircab Pushubad: Brigjen TNI Harry Isnaeni Rusmanto
Badan Kedinasan Angkatan Darat
Kepala Dinas Angkatan Darat
Danpusintelad: Brigjen TNI Rudy Rachmat Nugraha
Danpussansiad: Brigjen TNI Irroth Sonny Edhie
Dirajenad: Brigjen TNI Faisal Ahmadi
Dirtopad: Brigjen TNI Adik Sugiyanto
Dirkumad: Brigjen TNI Ateng Karsoma
Ka Tua STHM Ditkuad: Brigjen TNI Mokhamad Ali Ridho
Dirkuad: Brigjen TNI Andi Tjarwandi
Kadisjasad: Brigjen TNI Aminuddin
Kadisbintalad: Brigjen TNI Ridwan
Kadispsiad: Brigjen TNI Henny Setiyono
Kadislitbangad: Brigjen TNI Hery Setiyono
Kadisjarahad: Brigjen TNI Sidik
Kadisinfohlatad: Brigjen TNI Nugroho Septijantono
Kadispenad: Brigjen TNI Kristomei Sianturi
Kadislaikad: Brigjen TNI Jamalulael
Kadisadaad: Brigjen TNI Hari Pahlawantoro
Badan Teritorial Angkatan Darat
Kepala Staf Kodam
Kasdam Iskandar Muda: Brigjen TNI Hadi Basuki
Kasdam I Bukit Barisan: Brigjen TNI Refrizal
Kasdam II Sriwijaya: Brigjen TNI Ruslan Effendy
Kasdam Jayakarta: Brigjen TNI Edy Sutrisno
Kasdam III Siliwangi: Brigjen TNI Agus Saepul
Kasdam IV Diponegoro: Brigjen TNI Ujang Darwis
Kasdam V Brawijaya: Brigjen TNI Niko Fahrizal
Kasdam VI Mulawarma:Brigjen TNI Susilo
Kasdam IX Udayana: Brigjen TNI Sachono
Kasdam XII Tanjung Pura: Brigjen TNI Yufti Senjaya
Kasdam XIII Merdeka: Brigjen TNI Mochammad Luthfie Beta
Kasdam XIV Hasanuddin: Brigjen TNI M. Syech Ismed
Kasdam XVI Pattimura:Brigjen TNI Agung Pambudi
Kasdam XVII Cendrawasih: Brigjen TNI Yudha Medy Dharma Zafrul
Kasdam XVIII Kasuari: Brigjen TNI Yusuf Ragainaga
Inspektorat Kodam
Irdam Iskandar Muda: Brigjen TNI Ayi Supriatna
Irdam I Bukit Barisan: Brigjen TNI Boni Christian Pardede
Irdam II Sriwijaya: Brigjen TNI Heru Setio Paripurnawan
Irdam Jayakarta: Brigjen TNI Triadi Murwanto
Irdam III Siliwangi: Brigjen TNI Dadang Arief Abdurahman
Irdam IV Diponegoro: Brigjen TNI Yudi Pranoto
Irdam V Brawijaya: Brigjen TNI Abdul Rahman
Irdam VI Mulawarman: Brigjen TNI Fahrizal Harris
Irdam IX Udayana: Brigjen TNI Tatan Ardianto
Irdam XII Tanjung Pura: Brigjen TNI Donni Hutabarat
Irdam XIII Merdeka: Brigjen TNI Denny Rusano I. Masengi
Irdam XIV Hasanuddin: Brigjen TNI Dwi Endrosasongko
Irdam XVI Pattimura: Brigjen TNI Dadang Rukhiyana
Irdam XVII Cendrawasih: Brigjen TNI Mukhlis
Irdam XVIII Kasuari: Brigjen TNI Ari Estefanus
Kepala Pokok Staf Ahli Kodam
Kapoksahlidam Iskandar Muda: Brigjen TNI Ruly Chandrayadi
Kapoksahlidam I Bukit Barisan: Brigjen TNI David Hatigoran Hutagaol
Kapoksahlidam II Sriwijaya: Brigjen TNI Norman Saito
Kapoksahlidam Jayakarta: Brigjen TNI Amrizar
Kapoksahlidam III Siliwangi: Brigjen TNI Wawan Hermawan
Kapoksahlidam IV Diponegoro: Brigjen TNI Budi Kusworo
Kapoksahlidam V Brawijaya: Brigjen TNI Totok Suhartono
Kapoksahlidam VI Mulawarman: Brigjen TNI Yuswandi
Kapoksahlidam IX Udayana: Brigjen TNI Farouk Pakar
Kapoksahlidam XII Tanjung Pura: Brigjen TNI Iskandar
Kapoksahlidam XIII Merdeka: Brigjen TNI Patar Sahat Panggabean
Kapoksahlidam XIV Hasanuddin: Brigjen TNI Heri Sutrisma
Kapoksahlidam XVI Pattimura: Brigjen TNI Syaepul Mukti Ginanjar
Kapoksahlidam XVII Cendrawasih: Brigjen TNI Achmad Fauzi
Kapoksahlidam XVIII Kasuari: Brigjen TNI Juniras Lumban Toruan
Komandan Resor Militer Kodam
Danrem 031 Wira Bima: Brigjen TNI Dany Rakca Andalasawan
Danrem 032 Wira Braja: Brigjen TNI Rayen Obersyl
Danrem 033 Wira Pratama: Brigjen TNI Jimmy Watuseke
Danrem 041 Garuda Emas: Brigjen TNI Rachmad Zulkarnaen
Danrem 042 Garuda Putih: Brigjen TNI Supriono
Danrem 043 Garuda Hitam: Brigjen TNI Iwan Ma'ruf Zainuddin
Danrem 044 Garuda Dempo: Brigjen TNI Mohammad Tohir
Danrem 045 Garuda Jaya: Brigjen TNI Agustinus Dedy Prasetyo
Danrem 051 Wijayakarta: Brigjen TNI Yustinus Nono Yulianto
Danrem 052 Wijayakrama: Brigjen TNI Putranto Gatot Sri Handoyo
Danrem 061 Surya Kencana: Brigjen TNI Anan Nurakhman
Danrem 064 Maulana Yusuf: Brigjen TNI Tatang Subarna
Danrem 072 Pamungkas: Brigjen TNI Zainul Bahar
Danrem 084 Bhaskara Jaya: Brigjen TNI Yusman Madayun
Danrem 091 Aji Surya Natekusuma: Brigjen TNI Yudhi Prasetiyo
Danrem 092 Maharajalilla: Brigjen TNI Adek Chandra Kurniawan
Danrem 101 Antasari: Brigjen TNI Ari Aryanto
Danrem 102 Panju Panjung: Brigjen TNI Bayu Permana
Danrem 121 Alambhana Wanawai: Brigjen TNI Luqman Arief
Danrem 131 Santiago: Brigjen TNI Wakhyono
Danrem 132 Tadulako: Brigjen TNI Dody Triwinarto
Danrem 133 Nani Wartabone: Brigjen TNI Totok Sulistyono
Danrem 141 Toddopuli: Brigjen TNI Sugeng Hartono
Danrem 142 Taroada Tarogau: Brigjen TNI Deni Rejeki
Danrem 143 Haluoleo: Brigjen TNI Ayub Akbar
Danrem 151 Binaiya: Brigjen TNI Aminton Manurung
Danrem 152 Baabullah: Brigjen TNI Elkines Villando Dewangga Kusumawide
Danrem 161 Wira Sakti: Brigjen TNI Febriel Buyung Sikumbang
Danrem 162 Wira Bhakti: Brigjen TNI Agus Bhakti
Danrem 163 Wira Satya: Brigjen TNI Agus Muchlis Latif
Danrem 172 Praja Wira Yakhti: Brigjen TNI Dedi Hardono
Danrem 173 Praja Vira Braja: Brigjen TNI Franz Yohanes Purba
Danrem 174 Anim Ti Waninggap: Brigjen TNI Agus Widodo
Danrem 181 Praja Vira Tama: Brigjen TNI Totok Sutriono
Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat
Kapoksahli RSPAD: Brigjen TNI dr. Subandono Bambang Indrasto
Ka SPI RSPAD: Brigjen TNI Rusmanto Joko Sambodo
Dirbang Riset RSPAD: Brigjen TNI Amin Ibrizatun
Dirjangmed RSPAD: Brigjen dr. Puji Hartono
Dirjangum RSPAD: Brigjen TNI dr. Muh. Hafid Akbar
Dirprofnakes RSPAD: Brigjen TNI dr. Ismi Purnawan
Dirum RSPAD: Brigjen TNI dr. Jursal Harun
Dirnyakes RSPAD: Brigjen TNI dr. Sugiarto
Dokter Ahli Bid. CVC RSPAD: Brigjen TNI dr. Dewi Puspitorini
Dokter Ahli Bid. Cellcure RSPAD: Brigjen TNI dr. I Made Mahardika
Dokter Ahli Bid. Traumatologi RSPAD: Brigjen TNI dr. Eny Ambarwati
Komite Etik Perumah Sakitan RSPAD: Brigjen TNI dr. Dian Andriani
Komite Hukum Perumah Sakitan RSPAD: Brigjen TNI dr. Sholihul Muhibbi
Lihat pula
Jenderal
Tanda Kepangkatan TNI Angkatan Darat
Tanda Kepangkatan TNI
TNI Angkatan Darat
Jenderal, 1 | 3,257 |
5912 | https://id.wikipedia.org/wiki/Letnan%20jenderal%20%28Indonesia%29 | Letnan jenderal (Indonesia) | Letnan Jenderal (sering disingkat Letjen) adalah pangkat perwira tinggi satu tingkat di bawah Jenderal dan satu tingkat di atas Mayor Jenderal. Istilah letnan jenderal berasal dari Abad pertengahan di mana pangkat Letnan Jenderal merupakan orang kedua yang memegang komando di lapangan tempur, ia berada di bawah Jenderal. Pangkat ini setara dengan Komisaris Jenderal Polisi di Polri.
Letnan Jenderal biasanya adalah pangkat yang berada satu tingkat di bawah Jenderal, dan satu tingkat di atas Mayor Jenderal. Letnan lebih tinggi daripada mayor karena asal mula pangkat Mayor Jenderal berasal dari istilah Sersan Mayor Jenderal; Letnan lebih tinggi daripada Sersan Mayor.
Di beberapa negara Eropa Timur, seperti Rusia, pangkat Letnan Jenderal merupakan pangkat jenderal berbintang dua, sedangkan pangkat jenderal berbintang tiga adalah Kolonel Jenderal.
Letnan Jenderal di TNI
Pangkat Letnan Jenderal digunakan sebagai pangkat perwira tinggi berbintang tiga. Digunakan hanya oleh TNI AD, jabatan yang mensyaratkan pangkat ini di antaranya adalah Panglima Kostrad serta KSAD (Letjen senior).
Perwira tinggi berbintang tiga di TNI AL dinamakan Laksamana Madya (kecuali Korps Marinir tetap memakai sebutan Letnan Jenderal Marinir) dan di TNI AU adalah Marsekal Madya.
Penyandang Pangkat Jenderal Bintang Tiga TNI-AD
TNI Angkatan Darat
Perwira Tinggi Marinir Bintang Tiga
Letjen Kehormatan
Pemberian Letnan Jenderal Kehormatan tak asing dilakukan di Indonesia. Gelar Letjen Kehormatan (HOR) dengan bintang tiga pernah disematkan kepada beberapa purnawiranan TNI yang sempat menjabat sebagai menteri.
Letjen (Kehormatan) Bambang Sugeng (Pada November 1997)
Letjen (Kehormatan) Bambang Utoyo (Pada November 1997)
Catatan
Lihat pula
Jenderal
Tanda Kepangkatan TNI Angkatan Darat
Tanda Kepangkatan TNI
TNI Angkatan Darat
Referensi
Jenderal, 3 | 255 |
5913 | https://id.wikipedia.org/wiki/Wali%20kota | Wali kota | Wali kota adalah kepala daerah kota. Munisipalitas adalah kota yang berada di daerah yang dikepalai oleh seorang kepala daerah yaitu wali kota yang memiliki area di dalam kota. Dari tahun 2005 pemilihan umum untuk menentukan kepala daerah dilakukan dengan cara langsung melalui tahapan pemilihan umum. Untuk menjadi seorang kepala daerah ada 2 cara yang biasa dilakukan yaitu dengan pencalonan oleh partai politik yang telah memiliki anggota legislatif standar yang dipersyaratkan oleh Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia atau diusung oleh beberapa pihak tampa ada campur tangan partai yang disebut independen. Merujuk kepada seorang politikus yang bertindak sebagai pemimpin dari sebuah kota. Sebelum tahun 1999, terdapat kota administratif yang dipimpin oleh wali kota administratif.
Wali Kota di Indonesia
Di Indonesia, Wali Kota ialah Kepala Daerah untuk daerah Kota atau Kota madya. Seorang Wali Kota sejajar dengan Bupati, yakni Kepala Daerah untuk daerah Kabupaten. Sebelum diberlakukannya Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, jabatan Wali Kota me-rujuk kepada dua jenis jabatan, yakni jabatan Wali Kota Madya yang kedudukannya sejajar dengan jabatan Bupati dan bertanggung jawab kepada Gubernur diperuntukkan sebagai kepala daerah perkotaan yang sudah maju dan padat penduduk (biasanya kota besar), Pada dasarnya, Wali Kota memiliki tugas dan wewenang memimpin penyelenggaraan daerah berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama DPRD Kota. Wali kota dipilih dalam satu paket pasangan dengan Wakil Wali Kota melalui Pilkada. Wali kota merupakan jabatan politis, dan bukan Pegawai Negeri Sipil. Ketentuan mengenai kepala daerah dan wakil kepala daerah secara umum diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (“UU 23/2014”) sebagaimana yang telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015.
Keuangan Kepala Daerah
Kedudukan Keuangan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, meliputi;
Gaji dan Tunjangan, Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah diberikan gaji, yang terdiri dari: Gaji pokok, Tunjangan jabatan, dan Tunjangan lainnya. Besarnya gaji pokok Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah. Tunjangan jabatan dan tunjangan lainnya ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku bagi Pejabat Negara, kecuali ditentukan lain dengan peraturan perundang-undangan. Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah tidak dibenarkan menerima penghasilan dan atau fasilitas rangkap dari Negara.
Biaya Sarana dan Prasarana (Rumah Jabatan). Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah disediakan masing-masing sebuah rumah jabatan beserta perlengkapan dan biaya pemeliharaan. Apabila Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah berhenti dari jabatannya, rumah jabatan dan barang-barang perlengkapannya diserahkan kembali secara lengkap dan dalam keadaan baik kepada Pemerintah Daerah tanpa suatu kewajiban dari Pemerintah Daerah.
Sarana Mobilitas (Kendaraan Dinas), Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah disediakan masing-masing sebuah kendaraan dinas. Apabila Kepala Daerah atau Wakil Kepala Daerah berhenti dari jabatannya, kendaraan dinas diserahkan kembali dalam keadaan baik kepada Pemerintah Daerah.
Biaya Operasional, Untuk pelaksanaan tugas-tugas kepada Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah disediakan:
Biaya rumah tangga dipergunakan untuk membiayai kegiatan rumah tangga Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah;
Biaya pembelian inventaris rumah jabatan dipergunakan untuk membeli barang-barang inventaris rumah jabatan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah;
Biaya Pemeliharaan Rumah Jabatan dan barang-barang inventaris dipergunakan untuk pemeliharaan rumah jabatan dan barang-barang inventaris yang dipakai atau dipergunakan oleh Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah;
biaya pemeliharaan kendaraan dinas dipergunakan untuk pemeliharaan kendaraan dinas yang dipakai atau dipergunakan oleh Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah;
biaya pemeliharaan kesehatan dipergunakan untuk pengobatan, perawatan, rehabilitasi, tunjangan cacat dan uang duka bagi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah beserta anggota keluarga;
biaya Perjalanan Dinas dipergunakan untuk membiayai perjalanan dinas dalam rangka pelaksanaan tugas Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah;
biaya Pakaian Dinas dipergunakan untuk pengadaan pakaian dinas Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah berikut atributnya;
biaya penunjang operasional dipergunakan untuk koordinasi, penanggulangan kerawanan sosial masyarakat, pengamanan dan kegiatan khusus lainnya guna mendukung pelaksanaan tugas Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.
Besaran Biaya Operasional Kepala Daerah
Besarnya biaya penunjang operasional Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Propinsi ditetapkan berdasarkan klasifikasi Pendapatan Asli Daerah sebagai berikut:
sampai dengan Rp 15 miliar, paling rendah Rp 150 juta dan paling tinggi sebesar 1,75%;
di atas Rp 15 miliar s/d Rp 50 miliar, paling rendah Rp 262,5 juta dan paling tinggi sebesar 1%;
di atas Rp 50 miliar s/d Rp 100 miliar, paling rendah Rp 500 juta dan paling tinggi sebesar 0,75 %;
di atas Rp 100 miliar s/d Rp 250 miliar, paling rendah Rp 750 juta dan paling tinggi sebesar 0,40 %;
di atas Rp 250 miliar s/d Rp 500 miliar, paling rendah Rp 1 miliar dan paling tinggi sebesar 0,25 %.
di atas Rp 500 miliar, paling rendah Rp 1,25 miliar dan paling tinggi sebesar 0,15%
Besarnya biaya penunjang operasional Kepala Daerah Kabupaten/Kota, ditetapkan berdasarkan klasifikasi Pendapatan Asli Daerah sebagai berikut:
sampai dengan Rp 5 miliar, paling rendah Rp 125 juta dan paling tinggi sebesar 3%;
di atas Rp 5 miliar s/d Rp 10 miliar, paling rendah Rp 150 juta dan paling tinggi sebesar 2 % ;
di atas 10 miliar s/d Rp 20 miliar, paling rendah Rp 200 juta dan paling tinggi sebesar 1,50 %;
di atas Rp 20 miliar s/d Rp 50 miliar, paling rendah Rp 300 juta dan paling tinggi sebesar 0,80%;
di atas Rp 50 miliar s/d Rp 150 miliar, paling rendah Rp 400 juta dan paling tinggi sebesar 0,40 %;
di atas Rp 150 miliar, paling rendah Rp 600 juta dan paling tinggi 0,15 %.
Pengeluaran yang berhubungan dengan pelaksanaan, antara lain;
Biaya sarana dan prasarana (rumah jabatan);
Sarana mobilitas (kendaraan dinas);
Biaya operasional;
dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (“APBD”).
Referensi
Lihat pula
Kabupaten
Kota
Bupati
World Mayor
Wali kota
Kepala wilayah administratif Indonesia
Pejabat politik di Indonesia
Indonesia | 915 |
5924 | https://id.wikipedia.org/wiki/Kepangkatan%20Tentara%20Nasional%20Indonesia | Kepangkatan Tentara Nasional Indonesia | Kepangkatan pada Tentara Nasional Indonesia adalah susunan sebutan dan keselarasan jenjang pangkat militer dalam Tentara Nasional Indonesia yang terdiri dari TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Laut, dan TNI Angkatan Udara mulai dari tingkat yang tertinggi (Perwira), Bintara, hingga yang terendah (Tamtama). Setiap prajurit diberikan pangkat sesuai dengan keabsahan wewenang dan tanggung jawab dalam hierarki keprajuritan.
Jenjang kepangkatan TNI dimulai saat masih bernama Tentara Keamanan Rakyat. Dari saat dibentuk hingga saat ini, jenjang kepangkatan TNI sudah mengalami beberapa kali perubahan nama pangkat dan jenjangnya.
Sejarah
Pengaturan pangkat dimulai sejak TNI masih bernama TKR (Tentara Keamanan Rakyat). Berdasarkan Surat Perintah Kepala Markas Tertinggi TKR (MTTKR) tanggal 5 November 1945 yang ditandatangani oleh Letnan Jenderal Oerip Soemohardjo sebagai Kepala Staf Markas Besar Umum, dikeluarkan sebuah maklumat yang mengatur dan menginstruksikan tentang seragam dan tanda-tanda Tentara Keamanan Rakyat. Karena suasana saat itu masih sangat kekurangan, MTTKR memerintahkan para komandan di Jawa dan Madura untuk memperlengkapi sendiri seragam-seragam untuk para prajurit. Dalam maklumat tersebut diperintahkan bahwa warna seragam tidak diharuskan sama, tetapi tanda pangkat kemiliteran diharuskan sama di seluruh barisan TKR.
Sejak dikeluarkannya maklumat dari Markas Tertinggi TKR hingga keluarnya keputusan KASAD tanggal 21 Mei 1957, tidak ada pangkat Brigadir Jenderal. Saat itu pangkat perwira tinggi bintang satu disebut dengan Djenderal Major.
Pada dekade 1950-an diterbitkan Peraturan Pemerintah yang mengatur pangkat-pangkat militer dalam Angkatan Perang Republik Indonesia. Sejak dikeluarkannya Peraturan Pemerintah pada tahun 1973, tanda kepangkatan untuk ketiga angkatan (TNI-AD, TNI-AU, dan TNI-AL) beserta Polri disetarakan. Namun sejak tahun 2001, Kepolisian Republik Indonesia dipisahkan dari TNI, dan menggunakan tanda kepangkatan tersendiri.
Berdasarkan Surat Keputusan Panglima ABRI Nomor 92/II/85 yang berlaku sejak 1 April 1985, terjadi perubahan yaitu golongan tamtama dibagi menjadi 2 anak golongan, yaitu Tamtama Kepala dan Tamtama.
Pada tanggal 11 Maret 1990, pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah yang salah satu isinya adalah menghapus pangkat Calon Perwira sebagai salah satu pangkat di atas Pembantu Letnan Satu dan pangkat Kopral Kepala dan Prajurit Kepala.
Tanggal 29 September 1997, pemerintah mengeluarkan kembali Peraturan Pemerintah yang menyempurnakan peraturan pemerintah sebelumnya yang dikeluarkan pada tahun tanggal 11 Maret 1990. Pada peraturan pemerintah yang baru ini, ditambahkan pangkat kehormatan perwira tinggi pada masing angkatan yaitu Jenderal Besar untuk Angkatan Darat, Laksamana Besar untuk Angkatan Laut dan Marsekal Besar untuk Angkatan Udara. Pangkat kehormatan ini tidak membawa konsekuensi wewenang dan tanggung jawab dalam hierarki keprajuritan.
Jenjang dan nama pangkat
Jenjang dan tanda pangkat pertama kali diatur dalam Maklumat Kepala Markas Besar Umum TKR Letnan Jenderal Oerip Soemohardjo pada tanggal 5 November 1945 di Yogyakarta. Jenjang kepangkatan Tentara Nasional Indonesia sudah mengalami beberapa kali perubahan.
Periode 1945–1957
Jenjang kepangkatan pada periode ini memiliki keselarasan yang sama dengan setiap angkatan pada tingkat yang sama.
Periode 1957 - 1973
Jenjang kepangkatan pada periode ini memiliki keselarasan yang berbeda dengan setiap angkatan pada tingkat yang sama. Pada periode ini ditambah pangkat baru pada perwira tinggi yaitu Brigadir Jenderal. Kepangkatan pada periode ini dimulai pada tanggal 22 Juni 1957, sejak dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1957.
Periode 1973–1990
Jenjang kepangkatan pada periode ini memiliki keselarasan tingkatan yang sama pada setiap angkatan. Mulai periode ini nama pangkat perwira tinggi pada Angkatan Udara diganti menjadi Marsekal, nama pangkat Komodor dihilangkan Mulai saat ini, di belakang setiap nama pangkat perwira tinggi ditambahkan kata TNI. Nama pangkat untuk Korps Marinir TNI Angkatan Laut mengikuti nama pangkat seperti pada TNI Angkatan Darat, dan ditambahkan dengan kata (Mar). Kepangkatan pada periode ini dimulai pada tanggal 21 Mei 1973, sejak dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1973.
Periode 1990–1997
Mulai periode ini ada penambahan dan pengurangan jenjang pangkat baru pada masing-masing angkatan. Pangkat Calon Perwira dihilangkan. Pangkat yang ditambahkan adalah Kopral Kepala dan Prajurit Kepala. Jenjang pangkat pada periode ini berlaku mulai tanggal 11 Maret 1990 berdasarkan kepada Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1990.
Periode 1997–sekarang
Mulai periode ini ditambahkan pangkat kehormatan di atas perwira tinggi pada setiap angkatan yaitu Jenderal Besar, Laksamana Besar, dan Marsekal Besar. Periode ini mulai berlaku sejak tanggal 29 September 1997 berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1997.
Pangkat kehormatan kemudian ditiadakan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2010.
Tanda pangkat
Tanda pangkat Tentara Keamanan Rakyat
Jenjang dan tanda pangkat yang tercantum adalah yang dipakai pada saat awal pembentukan TKR hingga terbentuknya TNI dan digunakan pada kerah baju. Tanda pangkat ini dipakai untuk barisan TKR khususnya angkatan darat. Untuk TKR laut dan TKR jawatan penerbangan digunakan tanda pangkat yang berbeda.
Tanda pangkat Tentara Nasional Indonesia
Tanda pangkat yang tercantum adalah yang dipakai saat ini sejak diberlakukannya peraturan pemerintah terbaru pada tahun 1997. Tanda pangkat dibagi tiga macam berdasarkan kegunaan pakaian seragam yaitu pakaian dinas upacara (PDU), pakaian dinas harian (PDH) dan pakaian dinas lapangan (PDL). Penempatan tanda pangkat pada pakaian dinas upacara dan pakaian dinas harian untuk jenjang bintara tinggi hingga pangkat kehormatan ditempatkan di pundak kemeja, sedangkan untuk jenjang tamtama dan bintara ditempatkan pada lengan baju. Untuk pakaian dinas lapangan, tanda pangkat ditempatkan pada kerah baju untuk jenjang bintara tinggi hingga perwira, sedangkan untuk bintara hingga tamtama tetap ditempatkan pada lengan baju.
Warna dasar strip pangkat bintara adalah kuning sedangkan warna dasar strip pangkat tamtama adalah merah untuk TNI-AD dan TNI-AU, biru untuk TNI-AL termasuk Korps Marinir. Untuk Korps Marinir nama pangkat mengikuti nama pangkat TNI Angkatan Darat, tetapi tanda pangkat tetap mengikuti tanda pangkat TNI Angkatan Laut.
Lihat pula
Tanda Kepangkatan Polri
Tentara Keamanan Rakyat
Tentara Republik Indonesia
Tentara Nasional Indonesia
Referensi
Pranala luar
Jenjang kepangkatan di situs web resmi Tentara Nasional Indonesia
Gambar-gambar pangkat di situs web resmi TNI Angkatan Udara
Tentara Nasional Indonesia
A | 911 |
5947 | https://id.wikipedia.org/wiki/Tanda%20kepangkatan%20Polri | Tanda kepangkatan Polri | Tanda kepangkatan Kepolisian Republik adalah daftar tanda pangkat dan jenjang kepangkatan yang digunakan oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia. Sejak 1 Januari 2001, Kepolisian Negara Republik Indonesia dipisahkan dari TNI dan menggunakan tanda kepangkatan tersendiri. Perubahan tersebut berdasar pada surat keputusan Kapolri No. Pol: Skep/1259/X/2000, tertanggal 3 Oktober 2000.
Tanda Kepangkatan POLRI
Perwira Polri
Perwira Tinggi
Perwira Tinggi sering juga disingkat menjadi Pati
Perwira Menengah Polri
Perwira Menengah sering juga disingkat menjadi Pamen
Perwira Pertama Polri
Perwira Pertama sering juga disingkat menjadi Pama
Bintara Polri
Bintara Tinggi
Brigadir/Bintara
Tamtama
Tamtama Kepala
Tamtama
Sejarah Tanda Kepangkatan Polri
Kepangkatan Polri (1960-1973)
Perwira Tinggi
Direktur Jenderal Polisi
Inspektur Jenderal Polisi
Direktur Polisi
Perwira Menengah
Komisaris Besar Polisi
Ajun Komisaris Besar Polisi
Komisaris Polisi Tingkat I
Komisaris Polisi Tingkat II
Perwira Pertama
Ajun Komisaris Polisi
Inspektur Polisi tingkat I
Inspektur Polisi tingkat II
Bintara
Brigadir Polisi
Tamtama
Agen Polisi Kepala
Agen Polisi Tingkat Satu
Agen Polisi Tingkat Dua
Kepangkatan Polri (1973-1988)
Perwira Tinggi
Jenderal Polisi
Letnan Jenderal Polisi
Mayor Jenderal Polisi
Brigadir Jenderal Polisi
Perwira Menengah
Kolonel Polisi
Letnan Kolonel Polisi
Mayor Polisi
Perwira Pertama
Kapten Polisi
Letnan Satu Polisi
Letnan Dua
Bintara Tinggi
Pembantu Letnan Satu Polisi
Pembantu Letnan Dua Polisi
Bintara
Sersan Mayor Polisi
Sersan Kepala Polisi
Sersan Satu Polisi
Sersan Dua Polisi
Tamtama Kepala
Kopral Kepala Polisi
Kopral Satu Polisi
Kopral Dua Polisi
Tamtama
Bhayangkara Kepala
Bhayangkara Satu
Bhayangkara Dua
Kepangkatan Polri (1988-2000)
Perwira Tinggi
Jenderal Polisi
Letnan Jenderal Polisi
Mayor Jenderal Polisi
Brigadir Jenderal Polisi
Perwira Menengah
Kolonel Polisi
Letnan Kolonel Polisi
Mayor Polisi
Perwira Pertama
Kapten Polisi
Letnan Satu Polisi
Letnan Dua Polisi
Bintara Tinggi
Pembantu Letnan Satu Polisi
Pembantu Letnan Dua Polisi
Bintara
Sersan Mayor Polisi
Sersan Kepala Polisi
Sersan Satu Polisi
Sersan Dua Polisi
Tamtama Kepala
Kopral Kepala Polisi
Kopral Satu Polisi
Kopral Dua Polisi
Tamtama
Prajurit Kepala Polisi
Prajurit Satu Polisi
Prajurit Dua Polisi
Referensi
Lihat pula
Kepangkatan TNI
Tanda kepangkatan TNI Angkatan Darat
Tanda kepangkatan TNI Angkatan Laut
Tanda kepangkatan TNI Angkatan Udara
Pranala luar
Situs web resmi Kepolisian Negara Republik Indonesia | 336 |
5952 | https://id.wikipedia.org/wiki/Kepolisian%20Negara%20Republik%20Indonesia | Kepolisian Negara Republik Indonesia | Kepolisian Negara Republik Indonesia (disingkat Polri) adalah Lembaga Penegak hukum Nasional dan Kepolisian negara di Indonesia. Yang bertanggung jawab langsung di bawah Presiden Republik Indonesia.Polisi Indonesia pada tanggal 21 Agustus 1945 menyatakan bahwa Kepolisian Indonesia tidak lagi dibawah pemerintahan kekaisaran Jepang yang pada saat itu mayoritas anggota sebagian besar adalah Polisi Istimewa. Kepolisian ini bernama Polisi Republik Indonesia yang terdiri atas polisi istimewa dan polisi umum yang dipersatukan menjadi kepolisian secara nasional pada tanggal 1 Juli 1946 ,lalu berubah nama menjadi Badan Polisi Negara (BPN), Djawatan Polisi Negara (DPN) dan Angkatan Kepolisian Republik Indonesia (AKRI). Polri mempunyai moto Rastra Sewakotama yang artinya Abdi Utama bagi Nusa Bangsa. Polri mengemban tugas-tugas kepolisian negara di seluruh wilayah Indonesia yaitu memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat; menegakkan hukum; dan memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat, penjabaran tugas kepolisian di jelaskan pada pasal 14 Undang-Undang Kepolisian Republik Indonesia
Arti lambang
Lambang dan motto Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) berbunyi Rastra Sewakottama ("राष्ट्र सेवकोत्तम"), yang merupakan dari bahasa Sansekerta yang berarti "Pelayan utama Bangsa". Dalam bahasa Sansekerta, Rastra ("राष्ट्र") berarti "bangsa" atau "rakyat", dan sevakottama ("सेवकोत्तम") berarti "pelayan terbaik", maka disimpulkan bahwa Rastra Sewakottama berarti "pelayan terbaik bangsa/rakyat", dan dipahami sebagai "Polri sebagai pelayan dan abdi utama negara dan bangsa". Sebutan itu adalah Brata pertama dari Tri Brata yang diikrarkan sebagai pedoman hidup Polri sejak 1 Juli 1954.
Sejarah
Sebelum kemerdekaan Indonesia
Masa kolonial Belanda
Pada zaman Kerajaan Majapahit patih Gajah Mada membentuk pasukan pengamanan yang disebut dengan Bhayangkara yang bertugas melindungi raja dan kerajaan..
Pada masa kolonial Belanda, pembentukan pasukan keamanan diawali oleh pembentukan pasukan-pasukan jaga yang diambil dari orang-orang pribumi untuk menjaga aset dan kekayaan orang-orang Eropa di Hindia Belanda pada waktu itu. Pada tahun 1867 sejumlah warga Eropa di Semarang, merekrut 78 orang pribumi untuk menjaga keamanan mereka.
Wewenang operasional kepolisian ada pada residen yang dibantu asisten residen. Rechts politie dipertanggungjawabkan pada procureur general (Jaksa Agung). Pada masa Hindia Belanda terdapat bermacam-macam bentuk kepolisian, seperti veld politie (polisi lapangan), stads politie (polisi kota), cultur politie (polisi pertanian), bestuurs politie (polisi pamong praja), dan lain-lain.
Sejalan dengan administrasi negara waktu itu, pada kepolisian juga diterapkan pembedaan jabatan bagi bangsa Belanda dan pribumi. Pada dasarnya pribumi tidak diperkenankan menjabat hoofd agent (bintara), inspecteur van politie, dan commisaris van politie. Untuk pribumi selama menjadi agen polisi diciptakan jabatan seperti mantri polisi, asisten wedana, dan wedana polisi.
Kepolisian modern Hindia Belanda yang dibentuk antara tahun 1897-1920 adalah merupakan cikal bakal dari terbentuknya Kepolisian Negara Republik Indonesia saat ini.
Pada akhir tahun 1920-an atau permulaan tahun 1930 pendidikan dan jabatan hoofd agent, inspecteur, dan commisaris van politie dibuka untuk putra-putra pejabat Hindia Belanda dari kalangan pribumi.
Masa pendudukan Jepang
Pada masa ini Jepang membagi wilayah kepolisian Indonesia menjadi Kepolisian Jawa dan Madura yang berpusat di Jakarta, Kepolisian Sumatra yang berpusat di Bukittinggi, Kepolisian wilayah Indonesia Timur berpusat di Makassar dan Kepolisian Kalimantan yang berpusat di Bandjarmasin.
Tiap-tiap kantor polisi di daerah meskipun dikepalai oleh seorang pejabat kepolisian bangsa Indonesia, tetapi selalu didampingi oleh pejabat Jepang yang disebut sidookaan yang dalam praktik lebih berkuasa dari kepala polisi. Pada Tahun 1943 , Di indonesia di bentuk Kepolisian bernama Tokubetsu Keisatsutai / Pasukan Polisi Istimewa
Awal kemerdekaan Indonesia
Periode 1945–1950
Tidak lama setelah Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu, pemerintah militer Jepang membubarkan PETA dan Gyu-Gun, sedangkan polisi tetap bertugas, termasuk waktu Soekarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Secara resmi kepolisian menjadi kepolisian Indonesia yang merdeka.
Inspektur Polisi Kelas I Moehammad Jasin, Komandan Polisi di Surabaya, pada tanggal 21 Agustus 1945 memproklamasikan Pasukan Polisi Republik Indonesia sebagai langkah awal yang dilakukan selain mengadakan pembersihan dan pelucutan senjata terhadap tentara Jepang yang kalah perang, juga membangkitkan semangat moral dan patriotik seluruh rakyat maupun satuan-satuan bersenjata yang sedang dilanda depresi dan kekalahan perang yang panjang. Sebelumnya pada tanggal 19 Agustus 1945 dibentuk Badan Kepolisian Negara (BKN) oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Pada tanggal 29 September 1945 Presiden Soekarno melantik Komisaris Jenderal Polisi R.S. Soekanto Tjokrodiatmodjo menjadi Kepala Kepolisian Negara (KKN).
Pada awalnya kepolisian berada dalam lingkungan Kementerian Dalam Negeri dengan nama Djawatan Kepolisian Negara yang hanya bertanggung jawab masalah administrasi, sedangkan masalah operasional bertanggung jawab kepada Jaksa Agung.
Kemudian mulai tanggal 1 Juli 1946 dengan Penetapan Pemerintah tahun 1946 No. 11/S.D. Djawatan Kepolisian Negara yang bertanggung jawab langsung kepada Perdana Menteri. Tanggal 1 Juli inilah yang setiap tahun diperingati sebagai Hari Bhayangkara hingga saat ini.
Sebagai bangsa dan negara yang berjuang mempertahankan kemerdekaan maka Polri di samping bertugas sebagai penegak hukum juga ikut bertempur di seluruh wilayah RI. Polri menyatakan dirinya “combatant” yang tidak tunduk pada Konvensi Jenewa. Polisi Istimewa diganti menjadi Mobile Brigade, sebagai kesatuan khusus untuk perjuangan bersenjata, seperti dikenal dalam pertempuran 10 November di Surabaya, di front Sumatera Utara, Sumatera Barat, penumpasan pemberontakan PKI di Madiun, dan lain-lain.
Pada masa kabinet presidential, pada tanggal 4 Februari 1948 dikeluarkan Tap Pemerintah No. 1 Tahun 1948 yang menetapkan bahwa Polri dipimpin langsung oleh presiden/wakil presiden dalam kedudukan sebagai perdana menteri/wakil perdana menteri.
Pada masa revolusi fisik, Kapolri Komisaris Jenderal Polisi R.S. Soekanto Tjokrodiatmodjo telah mulai menata organisasi kepolisian di seluruh wilayah RI. Pada Pemerintahan Darurat RI (PDRI) yang diketuai Mr. Sjafroeddin Prawiranegara berkedudukan di Sumatra Tengah, Djawatan Kepolisian dipimpin Komisaris Besar Polisi Umar Said (tanggal 22 Desember 1948).
Hasil Konferensi Meja Bundar antara Indonesia dan Belanda dibentuk Republik Indonesia Serikat (RIS), maka R.S. Sukanto diangkat sebagai Kepala Jawatan Kepolisian Negara RIS dan R. Sumanto diangkat sebagai Kepala Kepolisian Negara RI berkedudukan di Yogyakarta.
Dengan Keppres RIS No. 22 tahun 1950 dinyatakan bahwa Djawatan Kepolisian RIS dalam kebijaksanaan politik polisional berada di bawah perdana menteri dengan perantaraan jaksa agung, sedangkan dalam hal administrasi pembinaan, dipertanggung jawabkan pada menteri dalam negeri.
Umur RIS hanya beberapa bulan. Sebelum dibentuk Negara Kesatuan RI pada tanggal 17 Agustus 1950, pada tanggal 7 Juni 1950 dengan Tap Presiden RIS No. 150, organisasi-organisasi kepolisian negara-negara bagian disatukan dalam Djawatan Kepolisian Indonesia. Dalam peleburan tersebut disadari adanya kepolisian negara yang dipimpin secara sentral, baik di bidang kebijaksanaan siasat kepolisian maupun administratif, organisatoris.
Periode 1950–1959
Dengan dibentuknya negara kesatuan pada 17 Agustus 1950 dan diberlakukannya UUDS 1950 yang menganut sistem parlementer, Kepala Kepolisian Negara tetap dijabat Komisaris Jenderal Polisi R.S. Soekanto Tjokrodiatmodjo yang bertanggung jawab kepada perdana menteri/presiden.
Waktu kedudukan Polri kembali ke Jakarta, karena belum ada kantor, digunakan bekas kantor Hoofd van de Dienst der Algemene Politie di Gedung Departemen Dalam Negeri. Kemudian R.S. Soekanto merencanakan kantor sendiri di Jalan Trunojoyo 3, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, dengan sebutan Markas Besar Djawatan Kepolisian Negara RI (DKN) yang menjadi Markas Besar Kepolisian sampai sekarang. Ketika itu menjadi gedung perkantoran termegah setelah Istana Negara.
Sampai periode ini kepolisian berstatus tersendiri antara sipil dan militer yang memiliki organisasi dan peraturan gaji tersendiri. Anggota Polri terorganisir dalam Persatuan Pegawai Polisi Republik Indonesia (P3RI) tidak ikut dalam Korpri, sedangkan bagi istri polisi semenjak zaman revolusi sudah membentuk organisasi yang sampai sekarang dikenal dengan nama Bhayangkari tidak ikut dalam Dharma Wanita ataupun Dharma Pertiwi. Organisasi P3RI dan Bhayangkari ini memiliki ketua dan pengurus secara demokratis dan pernah ikut Pemilu 1955 yang memenangkan kursi di Konstituante dan Parlemen. Waktu itu semua gaji pegawai negeri berada di bawah gaji angkatan perang, namun P3RI memperjuangkan perbaikan gaji dan berhasil melahirkan Peraturan Gaji Polisi (PGPOL) di mana gaji Polri relatif lebih baik dibanding dengan gaji pegawai negeri lainnya (mengacu standar PBB).
Masa Demokrasi Terpimpin
Dengan Dekret Presiden 5 Juli 1959, setelah kegagalan Konstituante, Indonesia kembali ke UUD 1945, namun dalam pelaksanaannya kemudian banyak menyimpang dari UUD 1945. Jabatan Perdana Menteri (Alm. Ir. Juanda) diganti dengan sebutan Menteri Pertama, Polri masih tetap di bawah pada Menteri Pertama sampai keluarnya Keppres No. 153/1959, tertanggal 10 Juli di mana Kepala Kepolisian Negara diberi kedudukan Menteri Negara ex-officio.
Pada tanggal 13 Juli 1959 dengan Keppres No. 154/1959 Kapolri juga menjabat sebagai Menteri Muda Kepolisian dan Menteri Muda Veteran. Pada tanggal 26 Agustus 1959 dengan Surat Edaran Menteri Pertama No. 1/MP/RI/1959, ditetapkan sebutan Kepala Kepolisian Negara diubah menjadi Menteri Muda Kepolisian yang memimpin Departemen Kepolisian (sebagai ganti dari Djawatan Kepolisian Negara).
Waktu Presiden Soekarno menyatakan akan membentuk ABRI yang terdiri dari Angkatan Perang dan Angkatan Kepolisian, Komisaris Jenderal Polisi R.S. Tjokrodiatmodjo menyampaikan keberatannya dengan alasan untuk menjaga profesionalisme kepolisian. Pada tanggal 15 Desember 1959 Komisaris Jenderal Polisi R.S. Soekanto Tjokrodiatmodjo mengundurkan diri setelah menjabat Menteri Muda Kepolisian, sehingga berakhirlah karier Bapak Kepolisian RI tersebut sejak 29 September 1945 hingga 15 Desember 1959.
Berdasarkan Keppres No. 21/1960 sebutan Menteri Muda Kepolisian ditiadakan dan selanjutnya disebut Menteri Kepolisian Negara bersama Angkatan Perang lainnya dan dimasukkan dalam bidang keamanan nasional.
Tanggal 19 Juni 1961, DPR-GR mengesahkan UU Pokok kepolisian No. 13/1961. Dalam UU ini dinyatakan bahwa kedudukan Polri sebagai salah satu unsur ABRI yang sama sederajat dengan TNI AD, AL, dan AU.
Dengan Keppres No. 94/1962, Menteri/KASAK, Menteri/KASAD, Menteri/KASAL, Menteri/KASAU, Menteri/Jaksa Agung, Menteri Urusan Veteran dikoordinasikan oleh Wakil Menteri Pertama bidang pertahanan keamanan. Dengan Keppres No. 134/1962 menteri diganti menjadi Menteri/Kepala Staf Angkatan Kepolisian (Menkasak).
Kemudian Sebutan Menkasak diganti lagi menjadi Menteri/Panglima Angkatan Kepolisian (Menpangak) dan langsung bertanggung jawab kepada presiden sebagai kepala pemerintahan negara. Dengan Keppres No. 290/1964 kedudukan, tugas, dan tanggung jawab Polri ditentukan sebagai berikut:
Alat Negara Penegak Hukum.
Koordinator Polsus.
Ikut serta dalam pertahanan.
Pembinaan Kamtibmas.
Kekaryaan.
Sebagai alat revolusi.
Berdasarkan Keppres No. 155/1965 tanggal 6 Juli 1965, pendidikan AKABRI disamakan bagi Angkatan Perang dan Polri selama satu tahun di Magelang. Sementara pada tahun 1964 dan 1965, pengaruh PKI bertambah besar karena politik NASAKOM Presiden Soekarno, dan PKI mulai menyusupi memengaruhi sebagian anggota ABRI dari keempat angkatan.
Masa Orde Baru
Karena pengalaman yang pahit dari peristiwa G30S/PKI yang mencerminkan tidak adanya integrasi antar unsur-unsur ABRI, maka untuk meningkatkan integrasi ABRI, tahun 1967 dengan SK Presiden No. 132/1967 tanggal 24 Agustus 1967 ditetapkan Pokok-Pokok Organisasi dan Prosedur Bidang Pertahanan dan Keamanan yang menyatakan ABRI merupakan bagian dari organisasi Departemen Hankam meliputi AD, AL, AU, dan AK yang masing-masing dipimpin oleh Panglima Angkatan dan bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas dan kewajibannya kepada Menhankam/Pangab. Jenderal Soeharto sebagai Menhankam/Pangab yang pertama.
Setelah Soeharto dipilih sebagai presiden pada tahun 1968, jabatan Menhankam/Pangab diserahkan kepada Jenderal M. Panggabean. Kemudian ternyata betapa ketatnya integrasi ini yang dampaknya sangat menyulitkan perkembangan Polri yang secara universal memang bukan angkatan perang.
Pada tahun 1969 dengan Keppres No. 52/1969 sebutan Panglima Angkatan Kepolisian diganti kembali sesuai UU No. 13/1961 menjadi Kepala Staf Angkatan Kepolisian Negara RI, namun singkatannya tidak lagi KKN tetapi Kapolri. Pergantian sebutan ini diresmikan pada tanggal 1 Juli 1969.
Pada HUT ABRI tanggal 5 Oktober 1969 sebutan Panglima AD, AL, AU, dan AK diganti menjadi Kepala Staf Angkatan.
Masa reformasi
Sejak bergulirnya reformasi pemerintahan 1998, terjadi banyak perubahan yang cukup besar, ditandai dengan jatuhnya pemerintahan orde baru yang kemudian digantikan oleh pemerintahan reformasi di bawah pimpinan presiden B.J. Habibie di tengah maraknya berbagai tuntutan masyarakat dalam penuntasan reformasi, muncul pada tuntutan agar Polri dikeluarkan dari ABRI dengan harapan Polri menjadi lembaga yang profesional dan mandiri, jauh dari intervensi pihak lain dalam penegakan hukum.
Sejak 5 Oktober 1998, muncul perdebatan di sekitar presiden yang menginginkan pemisahan Polri dan ABRI dalam tubuh Polri sendiri sudah banyak bermunculan aspirasi-aspirasi yang serupa. Isyarat tersebut kemudian direalisasikan oleh Presiden Bacharuddin Jusuf Habibie melalui instruksi Presiden No. 2 tahun 1999 yang menyatakan bahwa Polri dipisahkan dari ABRI.
Upacara pemisahan Polri dari ABRI dilakukan pada tanggal 1 April 1999 di lapangan upacara Mabes ABRI di Cilangkap, Jakarta Timur. Upacara pemisahan tersebut ditandai dengan penyerahan Panji-panji Tribata Polri dari Kepala Staf Umum ABRI Letnan Jenderal TNI Sugiono kepada Sekjen Dephankam Letnan Jenderal TNI Fachrul Razi, kemudian diberikan kepada Kapolri Jenderal Polisi Roesmanhadi.
Maka sejak tanggal 1 April, Polri ditempatkan di bawah Dephankam. Setahun kemudian, keluarlah TAP MPR No. VI/2000 serta Ketetapan MPR nomor VII/MPR/2000 tentang Peran TNI dan peran POLRI, kemandirian Polri berada di bawah Presiden secara langsung dan segera melakukan reformasi birokrasi menuju Polisi yang mandiri, bermanfaat dan professional. Pemisahan ini pun dikuatkan melalui amendemen Undang-Undang Dasar 1945 ke-2 yang dimana Polri bertanggung jawab dalam bidang keamanan dan ketertiban, sedangkan TNI bertanggung jawab dalam bidang pertahanan. Pada tanggal 8 Januari 2002, diundangkanlah UU No. 2 tahun 2002 mengenai Kepolisian Republik Indonesia oleh Presiden Megawati Soekarnoputri.
Isi dari Undang Undang tersebut selain pemisahan tersebut, Kapolri bertanggung jawab langsung pada Presiden dibanding sebelumnya di bawah Panglima ABRI, pengangkatan Kapolri yang harus disetujui Dewan Perwakilan Rakyat, dibentuknya Komisi Kepolisian Nasional untuk membantu Presiden membuat kebijakan dan memilih Kapolri. Kemudian Polri dilarang terlibat dalam politik praktis serta dihilangkan hak pilih dan dipilih, harus tunduk dalam peradilan umum dari sebelumnya melalui peradilan militer. Internal kepolisian sendiri pun memulai reformasi internal dengan dilakukan demiliterisasi Kepolisian dengan menghilangkan corak militer dari Polri, perubahan paradigma angkatan perang menjadi institusi penegak hukum dan keamanan yang profesional, penerapan paradigma Hak Asasi Manusia, penarikan Fraksi ABRI (termasuk Polri) dari DPR, perubahan doktrin, pelatihan dan tanda kepangkatan Polri yang sebelumnya sama dengan TNI, dan lainnya. Reorganisasi Polri pasca reformasi diatur dalam Perpres No. 52 tahun 2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kepolisian Republik Indonesia.
Selain Kepolisian, pada masa Reformasi juga banyak dibentuk lembaga baru yang bertugas untuk penegakan hukum dan pembuatan kebijakan keamanan seperti Komisi Pemberantasan Korupsi (2002), Badan Narkotika Nasional (2009), Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (2010), Badan Keamanan Laut (2014). Perwira aktif Polri dapat menjabat dalam lembaga ini, baik menjadi penyidik, pejabat struktural sampai pimpinan. Lembaga-lembaga ini nantinya berkoordinasi dengan Polri sesuai tugas dan tanggung jawabnya.
Selain dari paradigma dan organisasi, sampai saat ini polisi pun berbenah perlahan-lahan mendisiplinkan dan meningkatkan integritas anggotanya. Mengingat pada masa reformasi tidak sedikit anggota Kepolisian yang terungkap ke publik melanggar kode etik profesi bahkan terjerat hukum seperti korupsi, suap, rekening gendut, narkoba, dll. Selain kasus hukum, saling serang antara anggota Polri dan TNI dilapangan dan ketegangan antar lembaga penegak hukum masih mewarnai perjalanan reformasi Kepolisan.
Tugas dan wewenang
Tugas pokok Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah:
memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat;
menegakkan hukum; dan
memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat.
Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Kepolisian Negara Republik Indonesia bertugas:
melaksanakan pengaturan, penjagaan, pengawalan, dan patroli terhadap kegiatan masyarakat dan pemerintah sesuai kebutuhan;
menyelenggarakan segala kegiatan dalam menjamin keamanan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas di jalan;
membina masyarakat untuk meningkatkan partisipasi masyarakat, kesadaran hukum masyarakat serta ketaatan warga masyarakat terhadap hukum dan peraturan perundang-undangan;
turut serta dalam pembinaan hukum nasional;
memelihara ketertiban dan menjamin keamanan umum;
melakukan koordinasi, pengawasan, dan pembinaan teknis terhadap kepolisian khusus, penyidik pegawai negeri sipil, dan bentuk-bentuk pengamanan swakarsa;
melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap semua tindak pidana sesuai dengan hukum acara pidana dan peraturan perundang-undangan lainnya;
menyelenggarakan identifikasi kepolisian, kedokteran kepolisian, laboratorium forensik dan psikologi kepolisian untuk kepentingan tugas kepolisian;
melindungi keselamatan jiwa raga, harta benda, masyarakat, dan lingkungan hidup dari gangguan ketertiban dan/atau bencana termasuk memberikan bantuan dan pertolongan dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia;
melayani kepentingan warga masyarakat untuk sementara sebelum ditangani oleh instansi dan/atau pihak yang berwenang;
memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan kepentingannya dalam lingkup tugas kepolisian; serta
melaksanakan tugas lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Dalam rangka menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud Kepolisian Negara Republik Indonesia secara umum berwenang:
menerima laporan dan/atau pengaduan;
membantu menyelesaikan perselisihan warga masyarakat yang dapat mengganggu ketertiban umum;
mencegah dan menanggulangi tumbuhnya penyakit masyarakat;
mengawasi aliran yang dapat menimbulkan perpecahan atau mengancam persatuan dan kesatuan bangsa;
mengeluarkan peraturan kepolisian dalam lingkup kewenangan administratif kepolisian;
melaksanakan pemeriksaan khusus sebagai bagian dari tindakan kepolisian dalam rangka pencegahan;
melakukan tindakan pertama di tempat kejadian;
mengambil sidik jari dan identitas lainnya serta memotret seseorang;
mencari keterangan dan barang bukti;
menyelenggarakan Pusat Informasi Kriminal Nasional;
mengeluarkan surat izin dan/atau surat keterangan yang diperlukan dalam rangka pelayanan masyarakat;
memberikan bantuan pengamanan dalam sidang dan pelaksanaan putusan pengadilan, kegiatan instansi lain, serta kegiatan masyarakat;
menerima dan menyimpan barang temuan untuk sementara waktu.
Kepolisian Negara Republik Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-undangan lainnya berwenang:
memberikan izin dan mengawasi kegiatan keramaian umum dan kegiatan masyarakat lainnya;
menyelenggarakan registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor;
memberikan surat izin mengemudi kendaraan bermotor;
menerima pemberitahuan tentang kegiatan politik;
memberikan izin dan melakukan pengawasan senjata api, bahan peledak, dan senjata tajam;
memberikan izin operasional dan melakukan pengawasan terhadap badan usaha di bidang jasa pengamanan;
memberikan petunjuk, mendidik, dan melatih aparat kepolisian khusus dan petugas pengamanan swakarsa dalam bidang teknis kepolisian;
melakukan kerja sama dengan kepolisian negara lain dalam menyidik dan memberantas kejahatan internasional;
melakukan pengawasan fungsional kepolisian terhadap orang asing yang berada di wilayah Indonesia dengan koordinasi instansi terkait;
mewakili pemerintah Republik Indonesia dalam organisasi kepolisian internasional;
melaksanakan kewenangan lain yang termasuk dalam lingkup tugas kepolisian.
Organisasi
Polri disusun secara berjenjang dari tingkat pusat sampai ke kewilayahan. Polri tingkat pusat disebut Markas Besar Polisi Negara Republik Indonesia (Mabes Polri); sedang Polri tingkat kewilayahan disebut Kepolisian Republik Indonesia Daerah (Polda) di tingkat provinsi, Kepolisian Republik Indonesia Resor (Polres) di tingkat kabupaten/kota, dan Kepolisian Republik Indonesia Sektor (Polsek) di wilayah kecamatan.
Markas besar
Unsur pimpinan
Unsur pimpinan Mabes Polri adalah Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri). Kapolri adalah Pimpinan Polri yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. Kapolri berpangkat Jenderal Polisi. Pada 27 Januari 2021, Jenderal Polisi Drs. Listyo Sigit Prabowo, M.Si. resmi menjadi Kapolri baru menggantikan Jenderal Polisi Drs. Idham Azis, M.Si.. Kapolri dibantu oleh seorang Wakil Kepala Polri berpangkat Komisaris Jenderal Polisi. Wakapolri saat ini dijabat oleh Komisaris Jenderal Polisi Drs. Agus Andrianto, S.H., M.H..
Unsur pengawas dan pelaksana pimpinan
Unsur pengawas dan Pelaksana pimpinan terdiri dari:
Inspektorat Pengawasan Umum (Itwasum), bertugas membantu Kapolri dalam penyelenggaraan pengawasan dan pemeriksaan umum dan perbendaharaan dalam lingkungan Polri termasuk satuan-satuan organsiasi non struktural yang berada di bawah pengendalian Kapolri. Saat ini dipimpin oleh Komisaris Jenderal Polisi Drs. H. Ahmad Dofiri, M.Si
Staf Kapolri Bidang Operasi (As Ops), bertugas membantu Kapolri dalam penyelenggaraan fungsi manajemen bidang operasional dalam lingkungan Polri termasuk koordinasi dan kerjasama eksternal serta pemberdayaan masyarakat dan unsur-unsur pembantu Polri lainnya. Asops saat ini dipegang oleh Inspektur Jenderal Polisi Verdianto Iskandar Bitticaca, M.H.
Staf Kapolri Bidang Perencanaan Umum dan Anggaran (Asrena), bertugas membantu Kapolri dalam penyelenggaraan fungsi perencanaan umum dan pengembangan, termasuk pengembangan sistem organisasi dan manajemen serta penelitian dan pengembangan dalam lingkungan Polri. Saat ini dijabat oleh Inspektur Jenderal Polisi Wahyu Hadiningrat, S.I.K., M.H.
Staf Kapolri Bidang Sumber Daya Manusia (AS SDM), bertugas membantu Kapolri dalam penyelenggaraan fungsi manajemen bidang sumber daya manusia termasuk upaya perawatan dan peningkatan kesejahteraan personel dalam lingkungan Polri. Saat ini dijabat oleh Inspektur Jenderal Polisi Prof. Dr. Dedi Prasetyo, M.Si.
Staf Kapolri Bidang Logistik (Aslog), bertugas membantu Kapolri dalam penyelenggaraan fungsi logistik dalam lingkungan Polri. Aslog dijabat oleh Inspektur Jenderal Polisi Raden Prabowo Argo Yuwono, S.I.K., M.Si.
Divisi Profesi dan Pengamanan (Div Propam), adalah unsur pelaksana staf khusus bidang pertanggungjawaban profesi dan pengamanan internal. Kadiv Propam saat ini ialah Inspektur Jenderal Polisi Drs. Syahar Diantono, M.Si.
Divisi Hukum (Div Kum) adalah unsur pengawas dan pembantu pimpinan di bidang hukum pada tingkat Mabes Polri yang berada di bawah Kapolri, dengan pimpinan Inspektur Jenderal Polisi Viktor Theodorus Sihombing, S.I.K., M.Si.
Divisi Hubungan Masyarakat (Div Humas) adalah unsur pengawas dan pembantu pimpinan di bidang hubungan masyarakat pada tingkat Mabes Polri yang berada di bawah Kapolri, dengan pimpinan Inspektur Jenderal Polisi Sandi Nugroho, S.I.K., S.H., M.Hum
Divisi Hubungan Internasional (Div Hubinter), adalah unsur pembantu pimpinan bidang hubungan internasional yang ada di bawah Kapolri. Bagian ini membawahi National Crime Bureau Interpol (NCB Interpol), untuk menangani kejahatan internasional. Dengan pimpinan Inspektur Jenderal Polisi Krishna Murti, S.I.K., M.Si.
Divisi Teknologi, Informasi, dan Komunikasi (Div TIK), adalah unsur pembantu pimpinan di bidang informatika yang meliputi teknologi informasi dan komunikasi elektronika. Dipimpin oleh Inspektur Jenderal Polisi Slamet Uliandi, S.I.K.
Staf Ahli Kapolri, bertugas memberikan telaahan mengenai masalah tertentu sesuai bidang keahliannya. Koordinator Staf Ahli Kapolri adalah Inspektur Jenderal Polisi Risyapudin Nursin, S.I.K.
Staf Pribadi Pimpinan (Spripim) adalah unsur pelayanan yang bertugas membantu Kapolri/Wakapolri dalam melaksanakan tugas kedinasan dan tugas khusus dari Kapolri/Wakapolri. Dipimpin oleh Komisaris Besar Polisi Dedy Murti Haryadi, S.I.K., M.Si.
Sekretariat Umum (Setum) adalah unsur pelayanan yang bertugas menyelenggarakan pembinaan fungsi kesekretariatan atau administrasi umum baik yang bersifat umum dan terpusat di lingkungan Mabes Polri. Dipimpin oleh Komisaris Besar Polisi Drs. Mochammad Seno Putro.
Pelayanan Markas (Yanma) adalah unsur pelayanan yang bertugas menyelenggarakan fungsi pembinaan dan pelayanan umum dan urusan dalam di lingkungan Mabes Polri, khususnya menyangkut fasilitas Markas. Dipimpin oleh Komisaris Besar Polisi Yudhi Sulistianto Wahid, S.I.K.
Unsur Pelaksana Tugas Utama
Unsur pelaksana tugas Utama terdiri dari:
Badan Intelijen dan Keamanan (Baintelkam), bertugas membina dan menyelenggarakan fungsi intelijen dalam bidang keamanan bagi kepentingan pelaksanaan tugas operasional dan manajemen Polri maupun guna mendukung pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan dalam rangka mewujudkan keamanan dalam negeri. Kabaintelkam saat ini dijabat oleh Komisaris Jenderal Polisi Drs. Suntana, M.Si.
Badan Reserse Kriminal (Bareskrim), bertugas membina dan menyelenggarakan fungsi penyelidikan dan penyidikan tindak pidana, termasuk fungsi identifikasi dan fungsi laboratorium forensik, dalam rangka penegakan hukum. Dipimpin oleh seorang Komisaris Jenderal Polisi. Kabareskrim saat ini dijabat oleh Komisaris Jenderal Polisi Drs. Wahyu Widada, M.Phil.
Badan Pemeliharaan Keamanan (Baharkam), bertugas membina dan menyelenggarakan fungsi pembinaan keamanan yang mencakup pemeliharaan dan upaya peningkatan kondisi keamanan dan ketertiban masyarakat dalam rangka mewujudkan keamanan dalam negeri. Kabaharkam saat ini dijabat oleh Komisaris Jenderal Polisi Dr. H. Muhammad Fadil Imran, M.Si.
Korps Brigade Mobil (Korbrimob), bertugas menyelenggarakan fungsi pembinaan keamanan khususnya yang berkenaan dengan penanganan gangguan keamanan yang berintensitas tinggi (separatisme,terorisme,pemakaran,Anarkisme) dalam rangka penegakan keamanan dalam negeri. Korps ini dipimpin oleh seorang Komisaris Jenderal Polisi. Dankorbrimob saat ini dijabat oleh Komisaris Jenderal Polisi Drs. Anang Revandoko, M.I.Kom.
Korps Lalu Lintas (Korlantas), bertugas membina dan menyelenggarakan fungsi lalu lintas yang meliputi pendidikan masyarakat, penegakan hukum, pengkajian masalah lalu lintas, registrasi, dan identifikasi pengemudi dan kendaraan bermotor, serta mengadakan patroli jalan raya. Kakorlantas saat ini dijabat oleh Inspektur Jenderal Polisi Drs. Firman Santyabudi, M.Si.
Detasemen Khusus 88 Anti Teror Polri (Densus 88 AT), bertugas menyelenggarakan fungsi intelijen, pencegahan, investigasi, penindakan, dan bantuan operasional dalam rangka penyelidikan dan penyidikan tindak pidana terorisme. Kadensus 88 AT saat ini dijabat oleh Inspektur Jenderal Polisi Martinus Hukom, S.I.K., M.Si.
Unsur pendukung
Unsur pendukung, terdiri dari:
Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Lemdiklat Polri), bertugas merencanakan, mengembangkan, dan menyelenggarakan fungsi pendidikan pembentukan dan pengembangan berdasarkan jenis pendidikan Polri meliputi pendidikan profesi, manajerial, akademis, dan vokasi. Kalemdiklat Polri saat ini adalah Komisaris Jenderal Polisi Drs. Purwadi Arianto, M.Si. Lemdiklat Polri membawahi:
Sekolah Staf dan Pimpinan Kepolisian (Sespimpol), adalah unsur pelaksana pendidikan dan staf khusus yang berkenaan dengan pengembangan manajemen Polri. Terdiri dari Sespimma (dahulu Selapa), Sespimmen (dahulu Sespim) dan Sespimti (dahulu Sespati). Kasespimpol saat ini dijabat oleh Inspektur Jenderal Polisi Prof. Dr. Chryshnanda Dwilaksana, M.Si.
Akademi Kepolisian (Akpol), adalah unsur pelaksana pendidikan pembentukan Perwira Polri. Gubernur Akpol dipegang oleh Inspektur Jenderal Polisi Krisno Halomoan Siregar, S.I.K., M.H.
Sekolah Inspektur Polisi Sumber Sarjana (SIPSS), adalah unsur pelaksana pendidikan pembentukan Calon Perwira Polri bagi para lulusan Perguruan Tinggi Negeri/Swasta.
Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK), adalah unsur pelaksana pendidikan dan staf khusus yang berkenaan dengan pendidikan tinggi dan pengembangan ilmu dan teknologi kepolisian. Ketua STIK dipegang oleh Inspektur Jenderal Polisi Dr. Nico Afinta, S.I.K., S.H., M.H.
Sekolah Pembentukan Perwira (Setukpa), adalah unsur pelaksana pendidikan pembentukan Calon Perwira Polri bagi Bintara Polri. Kepala Setukpa dipegang oleh Brigadir Jenderal Polisi Mardiaz Kusin Dwihananto, S.I.K., M.Hum.
Pendidikan dan Pelatihan Khusus Kejahatan Transnasional (Diklatsus Jatrans) adalah unsur pelaksana utama di bawah Lemdiklat Polri yang bertugas menyelenggarakan kerja sama, pendidikan dan pelatihan pemberantasan kejahatan transnasional bagi para penegak hukum. Diklatsusjatrans dipimpin oleh Kadiklatsusjatrans yang saat ini dijabat oleh Brigadir Jenderal Polisi Aby Nursetyanto, S.H., S.I.K.
Pendidikan dan Pelatihan Reserse (Diklat Reserse) adalah unsur pelaksana utama di bawah Lemdiklat Polri yang merupakan pusat pendidikan dan pelatihan bidang penyidikan. Diklat Reserse dipimpin oleh Kadiklat Reserse yang saat ini dijabat oleh Brigadir Jenderal Polisi Agus Nugroho, S.I.K., S.H., M.H.
Pusat Pendidikan (Pusdik)/Sekolah terdiri dari:
Pusdik Intelijen (Pusdikintel)
Pusdik Lalulintas (Pusdiklantas)
Pusdik Tugas Umum (Pusdikgasum)
Pusdik Brigade Mobil (Pusdikbrimob)
Pusdik Kepolisian Perairan (Pusdikpolair)
Pusdik Administrasi (Pusdikmin)
Pusdik Pembinaan Masyarakat (Pusdikbinmas)
Sekolah Bahasa (Sebasa)
Sekolah Polisi Wanita (Sepolwan)
Sekolah Polisi Negara (SPN)
Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Pusdokkes) Polri adalah unsur pendukung di bidang kedokteran kepolisian dan kesehatan kepolisian pada tingkat Mabes Polri yang berada di bawah Kapolri yang dipimpin oleh Inspektur Jenderal Polisi dr. Asep Hendradiana, Sp.AN., KIC., M.Kes., termasuk didalamnya adalah Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat I Raden Said Sukanto yang dipimpin oleh Brigadir Jenderal Polisi dr. Hariyanto, Sp.PD.
Pusat Keuangan (Puskeu) Polri adalah unsur pendukung di bidang pembinaan keuangan pada tingkat Mabes Polri yang berada dibawah Kapolri yang dipimpin oleh Brigadir Jenderal Polisi Lukas Akbar Abriari, S.I.K., M.H.
Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Polri adalah unsur pendukung di bidang penelitian, pengkajian dan pengembangan pada tingkat Mabes Polri yang berada di bawah Kapolri yang dipimpin oleh Brigadir Jenderal Polisi Drs. Iswyoto Agoeng Lesmana Doeta, M.Si.
Pusat Sejarah (Pusjarah Polri) adalah unsur pendukung di bidang sejarah, museum, dan perpustakaan Polri pada tingkat Mabes Polri yang berada di bawah Kapolri yang dipimpin oleh Brigadir Jenderal Polisi Hari Nugroho, S.I.K.
Kepolisian Daerah
Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah (Polda) merupakan satuan pelaksana utama Kewilayahan yang berada di bawah Kapolri. Polda bertugas menyelenggarakan tugas Polri pada tingkat kewilayahan. Polda dipimpin oleh Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah (Kapolda), yang bertanggung jawab kepada Kapolri. Kapolda dibantu oleh Wakil Kapolda (Wakapolda).
Polda membawahi Kepolisian Negara Republik Indonesia Resort (Polres). Ada dua tipe Polda, yakni Tipe A-K, dan Tipe A Polda Tipe A-K saat ini hanya terdapat 1 Polda, yaitu Polda Metro Jaya. Polda Tipe A-K dan Tipe A dipimpin seorang perwira tinggi berpangkat Inspektur Jenderal Polisi.
Setiap Polda menjaga keamanan sebuah provinsi.
Polres, membawahi Kepolisian Negara Republik Indonesia Sektor. Untuk kota - kota besar, Polres dinamai Kepolisian Resor Metro (Polres Metro – wilayah hukum Polda Metro Jaya) serta Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes), untuk tipe urban dinamai Kepolisian Resor Kota (Polresta), dan untuk tipe rural bernama Kepolisian Resor (Polres). Polres memiliki satuan tugas kepolisian yang lengkap, layaknya Polda, dan dipimpin oleh seorang Komisaris Besar Polisi (untuk Polrestabes dan Polresta) atau Ajun Komisaris Besar Polisi (untuk Polres)
Setiap Polres menjaga keamanan sebuah kota atau kabupaten.
Polsek maupun Polsekta dipimpin oleh seorang Ajun Komisaris Besar Polisi (khusus untuk Polda Metro Jaya) atau Komisaris Polisi (untuk tipe urban), serta Ajun Komisaris Polisi (tipe rural). Di sejumlah daerah sebuah Polsek dapat dipimpin oleh Inspektur Polisi Satu atau Inspektur Polisi Dua.
Setiap Polsek menjaga keamanan sebuah kecamatan.
Setiap Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah (Polda) memiliki sejumlah Direktorat dalam menangani tugas melayani dan melindungi, yaitu:
Direktorat Reserse Kriminal
Subdit Keamanan Negara (Kamneg)
Subdit Harta Benda Bangunan Tanah (Hardabangtah)
Subdit Kriminal Umum (umum)
Subdit Kejahatan dengan Kekerasan (Jatanras)
Subdit Reserse Mobile (Resmob)
Subdit Remaja Anak dan Wanita (PPA)
Unit Inafis (Indonesia Automatic Finger Print Identification System) / Identifikasi TKP (Tempat Kejadian Perkara)
Direktorat Reserse Kriminal Khusus
Subdit Tindak Pidana Industri Perdagangan dan Investasi
Subdit Tindak Pidana Perbankan
Subdit Tindak Pidana Korupsi
Subdit Tindak Pidana Tertentu
Subdit Tindak Pidana Siber
Direktorat Reserse Narkoba
Subdit Narkotika
Subdit Psikotropika
Direktorat Intelijen dan Keamanan
Direktorat Lalu Lintas
Subdit Pendidikan dan Rekayasa (Dikyasa)
Subdit Registrasi dan Identifikasi (Regident)
Subdit Penegakan Hukum (Gakkum)
Subdit Keamanan dan Keselamatan (Kamsel)
Subdit Patroli Pengawalan (Patwal)
Subdit Patroli Jalan Raya (PJR)
Direktorat Pembinaan Masyarakat (Bimmas, dulu Bina Mitra)
Bagian Pembinaan Operasional
Subdit Pembinaan Ketertiban Sosial (Subditbintibsos)
Subdit Pembinaan Satpam/Polsus (Satpam/Polsus)
Subdit Pembinaan Perpolisian Masyarakat (Subditbinpolmas)
Subdit Bhabinkamtibmas
Direktorat Samapta
Bagian Pembinaan Operasional
Subdit Gasum (Penugasan Umum)
Subdit Dalmas (Pengendalian Massa)
Direktorat Pengamanan Objek Vital (Pamobvit)
Bagian Pembinaan Operasional
Subdit Kawasan Tertentu (Waster)
Subdit Pariwisata
Subdit VIP
Subdit Audit
Direktorat Kepolisian Perairan dan Udara (Polairud)
Direktorat Tahanan dan Barang Bukti (Tahti)
Biro Operasional
Bag Kerma (Kerjasama)
Bag Dalops (Pengendalian Operasional)
Bag Binops (Pembinaan Operasional)
Biro SDM
Bag Binkar (Pembinaan Karir)
Bag Dalpers (Pengendalian Personel)
Bag Watpers (Perawatan Personel)
Bag Psi (Psikologi)
Biro Rena (Perencanaan Umum dan Anggaran)
Bag Strajemen
Bag Progar
Bag RBP
Bag Renprogar
Biro Logistik
Bag Ada (Pengadaan)
Bag Faskon (Fasilitas dan Konstruksi)
Bag Bekum (Perbekalan Umum)
Bag Pal (Peralatan)
Bag Infolog (Informasi Logistik)
Bidang Keuangan
Subbid BIA dan APK (Pembiayaan dan Akuntansi Pelaporan Keuangan)
Subbid Dalverif (Pengendalian dan Verifikasi)
Bidang Profesi dan Pengamanan (Propam)
Subbid Wabprof (Pertanggungjawaban Profesi)
Subbid Paminal (Pengamanan Internal)
Subbid Provos
Bidang Hukum
Subbid Bankum (Bantuan Hukum)
Subbid Sunluhkum (Penyusunan dan Penyuluhan Hukum)
Bidang Hubungan Masyarakat
Subbid Penmas (Penerangan Masyarakat)
Subbid PID (Pengelolaan Informasi dan Dokumentasi)
Subbid Multimedia
Bidang Kedokteran Kesehatan
Subbid Dokpol (Kedokteran Kepolisian)
Subbid Kespol (Kesehatan Kepolisian)
Bidang Teknologi Infomasi Polisi
Subbid Tekinfo (Teknologi Informasi)
Subbid Tekkom (Teknologi Komunikasi)
Struktur wilayah
Pembagian wilayah Polisi Republik Indonesia pada dasarnya didasarkan dan disesuaikan atas wilayah administrasi pemerintahan sipil. Komando pusat berada di Markas Besar Polri (Mabes) di Jakarta. Pada umumnya, struktur komando Polri dari pusat ke daerah adalah:
Pusat
Markas Besar Polisi Republik Indonesia (Mabes Polri)
Tingkat provinsi
Polisi Daerah (Polda)
Tingkat kabupaten/kota
Polisi Resor Metro (Polres Metro – Khusus di Wilayah Hukum Polda Metro Jaya)
Polisi Resor Kota Besar (Polrestabes)
Polisi Resor Kota (Polresta)
Polisi Resor (Polres)
Tingkat kecamatan/distrik
Polisi Sektor Kota (Polsekta)
Polisi Sektor (Polsek)
Wilayah hukum dari Polisi Wilayah (Polwil) adalah kawasan yang pada masa kolonial merupakan keresidenan. Karena wilayah seperti ini umumnya hanya ada di Pulau Jawa, maka di luar Jawa tidak dikenal adanya satuan berupa Polwil kecuali untuk wilayah perkotaan seperti ibu kota provinsi seperti misalnya Polwiltabes Makassar di Sulawesi Selatan.
Mulai awal tahun 2010 seluruh Kepolisian Wilayah (Polwil) di Pulau Jawa sudah dihapus.
Di beberapa daerah terpencil, ada pula pos-pos polisi yang merupakan perpanjangan tangan dari Kepolisian Sektor, yang dinamakan Kepolisian Sub-sektor.
Alutsista
Masa mendatang
Dalam negeri, Polisi Republik Indonesia juga menghadapi banyak tantangan yang semakin kompleks seperti pemberantasan narkoba, korupsi dan pencucian uang, terorisme, cybercrime, perdagangan orang, kelompok-kelompok radikal dan intoleran. Kejahatan-kejahatan tersebut sudah bersifat transnasional dan memiliki jaringan global.
Dalam perkembangan paling akhir dalam kepolisian yang semakin modern dan global, Polri bukan hanya mengurusi keamanan dan ketertiban di dalam negeri, akan tetapi juga terlibat dalam masalah-masalah keamanan dan ketertiban regional maupun antarabangsa, sebagaimana yang ditempuh oleh kebijakan PBB yang telah meminta pasukan-pasukan polisi, termasuk Indonesia, untuk ikut aktif dalam berbagai operasi kepolisian, misalnya di Namibia (Afrika Selatan) dan Kamboja (Asia). Begitu juga dengan mengirimkan Pasukan Penjaga Perdamaian PBB yaitu Satuan Tugas Unit Polisi Berseragam / Formed Police Unit (FPU) ke misi UNAMID di Sudan dan MINUSCA di Afrika Tengah.
Dalam budaya populer
Film
Arie Hanggara (1985) - diangkat dari kisah nyata kematian seorang anak berumur 8 tahun oleh ibu tirinya, dibintangi oleh Deddy Mizwar
Singa Lodaya (1978) - Singa Lodaya, sebuah film laga yang berlatar sejarah berdurasi 1,5 jam. Disutradarai Yudhi DH dan Soeparmin film Singa Lodaya dirilis pada tahun 1978. Sederet aktor dan aktris seperti Ami Jaya, S Naryo Hadi, WD Mochtar, Pipiet Sandra dan Soeyoedi Ananta Yudha ikut membintangi film ini. Film Singa Lodaya menceritakan tentang kisah pasukan Mobrig (Mobile Brigade) yang berjuang untuk kemerdekaan melawan penjajah Belanda dan penumpasan pemberontakan PKI Muso di Madiun 1948.
Menumpas Teroris (1986) - dibintangi oleh Barry Prima dan El Manik
The Raid (2011) - dibintangi oleh Iko Uwais, Joe Taslim, dan Donny Alamsyah
Java Heat (2013) - dibintangi oleh Kellan Lutz, Ario Bayu, T. Wifnu Wikana, dan Mickey Rourke
Sang Prawira
22 Menit (2018) - dibintangi oleh Ario Bayu
Sayap Sayap Patah (2022) - dibintangi oleh Ariel Tatum dan Nicholas Saputra
EAGLE IN ACTION (2023)-Pemeran Utama Polri Dan Brimob Polri
Televisi
86 (2014 hingga sekarang) - terinspirasi oleh acara televisi AS Cops, ditayangkan di NET TV
The Police - ditayangkan di Trans 7 setiap hari pada pukul 11 malam WIB
Cleansing Kalijodo (2016) - dibintangi oleh Ario Bayu yang memerankan Kapolres Penjaringan Kapten Krishna Murti, dan Fauzi Baadila yang memerankan Daeng Aziz dalam saluran TV Australia Crime + Investigation
Lihat pula
Tanda kepangkatan Polri
Tanda Pangkat PNS Polri
Badan Reserse Kriminal
Korps Brigade Mobile
Detasemen Khusus 88 AT
Detasemen Tempur 23 Brimob Polri
Korps Lalu Lintas
Badan Pemeliharaan Keamanan
Badan Intelijen Dan Keamanan
Divisi Profesi Pengamanan
Lemhanas
Sespimti
Referensi
Sumber
Djamin, Awaloedin dan Ambar Wulan, G. 2016. Jenderal Polisi R.S. Soekanto Tjokrodiatmodjo. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara
Pranala luar
Situs web resmi Kepolisian Negara Republik Indonesia
IPW Lembaga nirlaba Pengawas kinerja Polri
Sekolah Inspektur Polisi Sumber Sarjana (SIPSS)
Pegawai negeri
Penegak hukum | 5,285 |
5953 | https://id.wikipedia.org/wiki/Bob%20Hasan | Bob Hasan | Mohammad "Bob" Hasan (), adalah seorang pengusaha Indonesia, yang pernah menjabat sebagai Menteri Perindustrian dan Perdagangan Indonesia pada tahun 1998 dan kemudian dipenjara karena korupsi. Dia adalah salah satu kroni dari etnis Tionghoa-Indonesia paling terkemuka dari presiden Indonesia Soeharto yang lama menjabat dan dijuluki "raja hutan" karena bisnis kehutanannya. Hasan menjabat sebagai Ketua Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) sejak September 1984 sampai kematiannya. Bob Hasan sejak kecil diasuh sebagai anak oleh Jenderal Gatot Subroto.
Namanya mencuat karena berbisnis dalam industri kayu. Bob Hasan juga menjabat sebagai Honorary Life Council Member International Associations of Athletic Federation. Ia adalah pendiri media Gatra. Ia pernah diberi penghargaan prestisius Kalpataru pada tahun 1997.
Kehidupan awal
Lahir dengan nama The Kiang Seng di Semarang, Jawa Tengah, pada Februari 1931 dari seorang pedagang tembakau Tionghoa, Hasan menjadi anak angkat Gatot Soebroto, seorang jenderal TNI Angkatan Darat, yang saat itu memimpin Kolonel Soeharto pada tahun 1950-an.
Karier bisnis
Setelah Soeharto menggantikan Gatot Subroto sebagai Panglima Divisi Diponegoro Angkatan Darat, Hasan bekerja dengan Soeharto untuk mengembangkan berbagai bisnis sampingan, yang dikendalikan oleh militer, yang memberikan banyak dana untuk Divisi tersebut serta pendapatan tambahan bagi para perwira.
Setelah Soeharto mengambil alih kursi kepresidenan pada tahun 1966, ia memprakarsai perluasan besar-besaran penebangan komersial Indonesia, terutama di pulau-pulau di luar Jawa. Pada tahun 1970-an, Hasan menjabat sebagai "mitra" Indonesia yang dibutuhkan untuk perusahaan asing yang ingin memanen kayu di Indonesia, terutama bekerja dengan perusahaan Amerika Serikat, Georgia Pacific, dan juga mendirikan sejumlah usaha patungan antara dia dan perusahaan milik pemerintah. Pada tahun 1981 pemerintah melarang ekspor kayu yang tidak digiling, yang menyebabkan banyak perusahaan asing menjual kegiatan mereka di Indonesia kepada pemilik dalam negeri yang tertarik untuk mendirikan operasi pengolahan; Hasan, yang sudah menjadi pemegang saham utama dalam operasi Georgia Pacific di Indonesia, menjadi pemilik tunggal ketika perusahaan tersebut meninggalkan Indonesia pada tahun 1983. Berawal dari perkayuan, ia mengembangkan bisnisnya ke bidang keuangan, asuransi, otomotif, dan industri lainnya, terutama melalui perusahaan induk Kalimanis miliknya. Grup Kalimanis milik Hasan dilaporkan menguasai lebih dari 2 juta hektar (7.700 mil persegi) konsesi utama di Kalimantan.
Hasan juga Ketua Asosiasi Panel Kayu Indonesia (Apkindo). Di bawah Hasan, Apkindo diberikan kendali penuh atas harga kayu lapis, pemasaran, dan ekspor. Apkindo membantu Indonesia memperoleh sekitar tiga perempat dari pasar ekspor kayu lapis dunia pada awal 1990-an, kadang-kadang menggunakan teknik yang digambarkan oleh pengamat sebagai "harga predator". Hasan secara pribadi mendapatkan keuntungan dari kepemimpinannya baik dengan mendukung bisnis yang dimilikinya maupun melalui pengendalian biaya yang dibayarkan kepada organisasi oleh anggota lain. Ketenarannya dalam industri kayu lapis membuatnya dijuluki "raja hutan".
Hasan menjalankan PT Nusantara Ampera Bakti (Nusamba) yang 80% sahamnya dimiliki oleh yayasan yang dikendalikan oleh Suharto.
Hasan menjadi mediator dalam perselisihan bisnis antara enam anak Soeharto, setelah kematian istri Soeharto pada tahun 1996. Dia mengatur kesepakatan untuk menyelesaikan perselisihan pemegang saham seputar deposit emas Busang yang ditemukan oleh Bre-X Minerals di Kalimantan sebelum penemuan emas itu terungkap sebagai tipuan.
Menteri perindustrian dan perdagangan
Suharto menunjuk Hasan sebagai Menteri Perindustrian dan Perdagangan pada 14 Maret 1998, menjadikannya satu-satunya keturunan Tionghoa yang bergabung dengan salah satu kabinet Suharto. Pengangkatannya dipandang sebagai bukti bahwa Soeharto tidak serius melakukan perubahan fiskal yang substansial untuk mengatasi krisis keuangan Asia yang dimulai pada pertengahan 1997. Akibat persyaratan Dana Moneter Internasional (IMF) selama krisis, Apkindo ditutup pada tahun 1998. Hasan kehilangan jabatan kabinetnya ketika Suharto mundur pada 21 Mei 1998 menyusul protes dan kerusuhan massal.
Hukuman korupsi dan penjara
Hasan sering menjadi subyek tuduhan korupsi karena urusan bisnisnya dan kendali sebagian besar industri Indonesia. Setelah Suharto lengser pada tahun 1998, serangkaian putusan pengadilan menemukan bukti kejahatan. Hasan didenda 50 miliar rupiah sebagai akibat dari gugatan yang diajukan oleh beberapa organisasi pemuda, menuduh dia telah memerintahkan pembakaran hutan di Sumatra. Pada Februari 2001, ia dihukum karena menyebabkan kerugian sebesar 244 juta dolar AS kepada pemerintah Indonesia melalui proyek pemetaan hutan yang curang di Jawa pada awal 1990-an. Dia dipenjarakan di Lembaga Pemasyarakatan Cipinang dan kemudian di Lembaga Pemasyarakatan Pulau Nusa Kambangan yang sulit diakses di lepas pantai selatan-tengah Jawa, sampai pembebasan bersyaratnya pada Februari 2004. Hasan adalah orang pertama dan di antara rekan-rekan Soeharto yang dihukum karena penipuan dan korupsi.
Hasan adalah anggota Komite Olimpiade Internasional (IOC) dari tahun 1994 hingga 2004, ketika IOC mengeluarkannya karena tuduhan korupsi. IOC dikritik oleh pemerintah Indonesia pada tahun 2000 karena menyatakan bahwa Hasan harus diizinkan untuk menghadiri Olimpiade 2000 di Sydney, Australia, meskipun dia ditahan pada saat itu.
Wafat
Pada 31 Maret 2020, Hasan meninggal dunia pada usia 89 tahun akibat kanker paru-paru di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat.
Referensi
Pranala luar
Pengusaha Indonesia
Wirausahawan kayu Indonesia
Tionghoa-Indonesia
Muslim Tionghoa
Tokoh dari Semarang
Tokoh yang berpindah agama ke Islam
Koruptor Indonesia
Politikus Indonesia
Tokoh Orde Baru
Menteri Indonesia
Menteri Perindustrian Indonesia | 783 |
5989 | https://id.wikipedia.org/wiki/Dewa | Dewa | Dewa (maskulin) dan Dewi (feminin) adalah entitas supranatural yang menguasai unsur-unsur alam atau aspek-aspek tertentu dalam kehidupan manusia. Mereka disembah, dianggap suci dan keramat, serta dihormati oleh manusia. Mereka yang berjenis kelamin pria disebut "Dewa", sedangkan "Dewi" adalah sebutan untuk yang berjenis kelamin wanita.
Dewa er d'jie memiliki bermacam-macam wujud, biasanya berwujud manusia atau hewan. Mereka hidup abadi dan memiliki kepribadian masing-masing. Mereka memiliki emosi dan kecerdasan seperti layaknya manusia. Beberapa fenomena alam seperti petir, hujan, banjir, badai, dan sebagainya, termasuk keajaiban dihubungkan dengan mereka sebagai pengatur alam. Mereka dapat pula memberi hukuman kepada makhluk yang lebih rendah darinya. Beberapa dewa tidak memiliki kemahakuasaan penuh sehingga mereka disembah dengan sederhana.
Etimologi
Kata "dewa" dalam bahasa Indonesia berasal dari kata dewa atau daiwa (bahasa Sanskerta), yang berasal dari kata diw (bahasa India-Iran), yang berasal dari kata deiwos atau deywos (bahasa Proto-India-Eropa), yang merupakan turunan dari kata diw atau dyew yang bermakna "langit, surga, cahaya, atau bersinar". Kata dewa dalam bahasa Inggris (deity) berasal dari deité (bahasa Prancis Pertengahan), yang berasal dari deus (bahasa Latin), yang berasal dari devos atau deiuos (bahasa Latin Lama), yang berasal dari deiwos (bahasa Proto-Italia), yang pada akhirnya memiliki akar serupa dengan kata "dewa" dalam bahasa Indonesia, yaitu kata diw atau dyew dalam bahasa Proto-India-Eropa. Kata dewa sama sekali tidak ada hubungannya dengan kata devil (iblis, setan).
Istilah dewa diidentikkan sebagai makhluk suci yang berkuasa terhadap alam semesta. Meskipun pada aliran politeisme menyebut adanya banyak tuhan, tetapi dalam bahasa Indonesia, istilah yang dipakai adalah "dewa" (contoh: dewa Zeus, bukan tuhan Zeus). Biasanya istilah dewa dipakai sebagai kata sandang untuk menyebut penguasa alam semesta yang jamak, bisa dibayangkan dan dilukiskan secara nyata, sedangkan istilah tuhan dipakai untuk penguasa alam semesta yang maha tunggal dan abstrak, tidak bisa dilukiskan, tidak bisa dibayangkan.
Hubungan dengan manusia
Para dewa dipercaya sebagai makhluk yang tak tampak dan tak dapat dijangkau. Mereka hidup di tempat-tempat suci atau tempat-tempat yang jauh dari jangkauan manusia, seperti surga, neraka, di atas langit, di bawah Bumi, di lautan yang dalam, di atas puncak gunung tinggi, di hutan belantara, tetapi dapat berhubungan dengan manusia karena manifestasi atau kekuatan supranaturalnya. Dalam beberapa agama monoteistik, Tuhan dianggap tinggal di surga namun karena kemahakuasaannya Dia juga ada di mana-mana sehingga dapat berhubungan dengan makhluq-Nya kapanpun dan di mana pun, tetapi secara kasatmata. Dalam pandangan umat beragama (monoteistik, politeistik, panteistik) sesungguhnya Tuhan ada di mana-mana, tetapi untuk memuliakannya Dia disebutkan tinggal di surga.
Dalam politeisme, para dewa digambarkan sebagai makhluk yang memiliki emosi dan wujud seperti manusia, sangat berkuasa, dan antara manusia dan para dewa ada perbedaan yang sangat menonjol. Para Dewa tinggal di surga sedangkan manusia tinggal di bumi. Karena para dewa tinggal di surga, maka para dewa memiliki kekuasaan dan kesaktian untuk mengatur, menghukum atau memberkati umat manusia. Sementara para dewa berkuasa, maka manusia memujanya dan memberikan persembahan agar dibantu dan diberkati oleh kemahakuasaan-Nya.
Dewa yang tunggal
Dalam agama yang menganut paham monoteisme, dewa hanya satu dan sebutan tuhan adalah sebutan yang umum dan layak. tuhan merupakan sesuatu yang supranatural, menguasai alam semesta, maha kuasa, tidak dapat dibayangkan dan tidak bisa dilukiskan. Agama monoteisme enggan untuk mengakui adanya dewa-dewa karena dianggap sebagai tuhan tersendiri.
Dalam agama Hindu dan Buddha, meskipun meyakini satu tuhan, tetapi ada makhluk yang disebut dewa yang diyakini di bawah derajat tuhan. Dalam filsafat Hindu, para dewa tunduk pada sesuatu yang mahakuasa, yang mahaesa, dan yang menciptakan mereka yang disebut Brahman (sebutan Tuhan dalam agama Hindu). Dalam agama Buddha, para dewa bukanlah makhluk sempurna dan memiliki wewenang untuk mengatur umat manusia. Para dewa tunduk pada hukum mistik yang mengikat diri mereka pada karma dan samsara.
Dalam hal ini, tuhan adalah sesuatu yang agung dan mulia, tidak bisa disamakan dengan dewa dan tidak ada yang sederajat dengannya. Meskipun ada agama yang meyakini banyak dewa (seperti Hindu dan Buddha) namun jika memiliki konsep Ketuhanan yang Maha Esa, para dewa dianggap sebagai makhluk suci atau malaikat dan tidak sederajat dengan tuhan.
Pandangan
Agama Hindu
Dalam tradisi agama Hindu umumnya, para dewa (atau "deva", "daiwa") adalah manifestasi dari Tuhan Yang Maha Esa (Brahman). Para dewa merupakan pengatur kehidupan dan perantara tuhan dalam berhubungan dengan umatnya. Dewa-dewi tersebut seperti: Brahma, Wisnu, Siwa, Agni, Baruna, Aswin, Kubera, Indra, Ganesa, Yama, Saraswati, Laksmi, Surya, dan lain-lain.
Karena ditemukan konsep ketuhanan yang maha esa, dewa-dewi dalam agama Hindu bukan tuhan tersendiri. Dewa-dewi dalam agama Hindu hidup abadi, memiliki kesaktian dan menjadi perantara tuhan ketika memberikan berkah kepada umatnya. Musuh para dewa adalah para asura. Menurut agama Hindu, para dewa tinggal di suatu tempat yang disebut Swargaloka atau Swarga, suatu tempat di alam semesta yang sangat indah, sering disamakan dengan surga. Penguasa di sana ialah Indra, yang bergelar raja surga, atau pemimpin para dewa.
Agama Buddha
Dalam agama Buddha, Dewa adalah salah satu makhluk yang tidak setara dengan manusia, memiliki kesaktian, hidup panjang, tetapi tidak abadi. Agama Buddha mengenal banyak dewa, tetapi mereka bukan tuhan, mereka tidak sempurna dan tidak maha kuasa. Mereka (para dewa) adalah makhluk yang sedang dalam usaha mencari kesempurnaan hidup. Alam dewa sering juga disebut sebagai surga.
Para Dewa masih terikat pada karma dan samsara. Alam dewa dalam Agama Buddha dibagi menjadi 6 yaitu:
Catummaharajika Bhumi - Alam Empat Raja Dewa. Di alam ini rata- rata usia para dewa adalah 9.600.000 tahun.
Tavatimsa Bhumi - Alam surga 33 dewa. Di alam ini rata- rata usia para dewa adalah 4 kali usia rata- rata dewa alam Catummaharajika.
Tusita Bhumi - Alam kenikmatan. Biasanya para Bodhisattva yang hampir sempurna paramitanya hidup di alam ini sebelum terlahir menjadi manusia dan menjai Samma Sambuddha. Di alam ini rata- rata usia para dewa adalah 4 kali usia rata- rata dewa alam Tavatimsa.
Nimmanarati Bhumi' - Alam surga para dewa yang menikmati kesenangan istana yang diciptakan. Dewi Mahamaya, ibu Siddharta Gautama, setelah meninggal dunia, terlahir di alam ini. Di alam ini rata- rata usia para dewa adalah 4 kali usia rata- rata dewa alam Tusita.
Paranimmita-Vasavatti Bhumi - Alam surga para dewa yang menikmati ciptaan para dewa lain. Di alam ini rata- rata usia para dewa adalah 4 kali usia rata- rata dewa alam Nimmanarati''.
Mesir Kuno
Menurut catatan sejarah, bangsa Mesir Kuno menyembah banyak Dewa dan belum menemukan paham Ketuhanan Yang Maha Esa. Menurut kepercayaan Mesir Kuno, para Dewa merupakan makhluk-makhluk yang lebih berkuasa daripada umat manusia dan mengatur aspek-aspek kehidupan umat manusia. Mereka memberkati manusia, melindungi manusia, menghukum manusia, dan mencabut ajal manusia. Dewa-Dewi dalam kepercayaan bangsa Mesir Kuno merupakan penguasa setiap bagian dan unsur alam. Para Dewa merupakan Tuhan tersendiri sesuai dengan kemahakuasaan yang dimilikinya. Para Dewa yang menentukan nasib setiap orang.
Bangsa Mesir Kuno sangat memuliakan Dewa mereka.Tempat memuja para Dewa dan sesuatu yang berkaitan dengan para Dewa (seperti kitab, pusaka, dan kutukan) sangat dikeramatkan. Konon makam-makam para Raja dan kuil-kuil Mesir dilindungi Dewa dan mengandung suatu kutukan bagi orang yang berniat jahat. Pada zaman Mesir Kuno, Dewa yang banyak dipuja dan dianggap sebagai Dewa tertinggi adalah Dewa matahari, Ra (Amon-Ra). Ia merupakan Dewa yang banyak disembah di daratan Mesir. Kuil Abu Simbel didirikan untuk memujanya. Setelah itu, Dewa yang banyak dipuja adalah Osiris, Dewa kehidupan alam, penguasa akhirat. Selain itu, juga ada Anubis, Dewa kegelapan
Mitologi Yunani
Menurut mitologi Yunani, para Dewa adalah makhluk yang lahir seperti manusia, tetapi memiliki kemahakuasaan untuk mengatur kehidupan manusia. Mereka mengatur aspek-aspek dalam kehidupan manusia. Mereka tidak pernah sakit dan hidup abadi. Setiap Dewa memiliki kemahakuasaan tersendiri sesuai dengan kepribadiannya.
Nenek moyang para Dewa adalah Khaos. Para Titan adalah anak Gaia, keturunan Khaos. Para Titan (mitologi) melahirkan Dewa-Dewi Yunani, seperti Zeus putera Kronos, yang selanjutnya Zeus melempar para Titan (mitologi) dan akhirnya ia bersama para Dewa yang lain menjadi makhluk yang berkuasa dan mengatur kehidupan manusia.
Menurut mitologi Yunani, para Dewa tidak tinggal di surga, tetapi tinggal di Gunung Olimpus. Di sana mereka berkumpul dan dipimpin oleh Zeus, raja para Dewa. Sebelum kedatangan agama Kristiani, penduduk Yunani menyembah para Dewa. Mereka membuatkan kuil khusus untuk masing-masing Dewa. Dewa-Dewi yang dipuja tersebut, misalnya: Zeus, Hera, Ares, Poseidon, Afrodit, Demeter, Apollo, Artemis, Hermes, Athena, Hefaistos, Hades, Helios, dan lain-lain.
Mitologi Romawi
Mitologi Romawi hampir sama dengan mitologi Yunani, hanya saja nama dewanya menggunakan nama-nama Romawi. Zeus disebut Jupiter, Hera disebut Juno, Ares disebut Mars, Poseidon disebut Neptunus, Afrodit disebut Venus, Demeter disebut Keres, Apollo disebut Cupid, Artemis disebut Diana, Hermes disebut Merkurius, Athena disebut Minerva, Hefaistos disebut Vulkan, Hades disebut Pluto, Helios disebut Sol, Saturnus, Uranus, Fortuna, dan lain-lain.
Mitologi Nordik
Dalam mitologi Nordik, para Dewa merupakan makhluk yang mahakuasa, seperti manusia namun hidup abadi. Mereka bersaudara, beristri dan memiliki anak. Para Dewa dibagi menjadi dua golongan, Æsir dan Vanir. Æsir adalah Dewa-Dewi langit, sedangkan Vanir adalah Dewa-Dewi bumi. Æsir tinggal di Asgard sedangkan Vanir tinggal di Vanaheimr.
Menurut mitologi Nordik, para Dewa tidak terkena penyakit dan tidak terkena dampak dari usia tua. Para Dewa hidup abadi meskipun dapat terbunuh dalam pertempuran. Para Dewa menjaga keabadiannya dengan memakan buah apel dari Iðunn, Dewi kesuburan dan kemudaan. Para Dewa mampu bertahan hidup sampai Ragnarok tiba.
Lihat pula
Dewa (Hindu), ajaran agama Hindu mengenai Dewa
Dewata
Bhatara
Æsir
Vanir
12 Dewa Olympus
Mitologi
Tuhan
Agama
Politeisme | 1,505 |
6001 | https://id.wikipedia.org/wiki/Siti%20Hardijanti%20Rukmana | Siti Hardijanti Rukmana | Siti Hardijanti Hastuti Soeharto (), atau biasa dikenal dengan nama panggilannya Tutut Soeharto, adalah Menteri Sosial Republik Indonesia pada Kabinet Pembangunan VII sejak 14 Maret 1998 hingga 21 Mei 1998. Sebelumnya, ia pernah menjabat sebagai Anggota MPR RI Fraksi Golkar sejak 1 Oktober 1992 hingga 14 Maret 1998. Tutut merupakan putri dari mantan Presiden Republik Indonesia ke-2 Soeharto.
Keluarga
Ia menikah dengan salah satu pendiri Bimantara Citra dan mantan komisaris RCTI, Indra Rukmana dan dikaruniai empat orang anak, yaitu Dandy Nugroho Hendro Maryanto (Dandy), Danty Indriastuti Purnamasari (Danty), Danny Bimo Hendro Utomo (Danny), dan Danvy Sekartaji Indri Haryanti Rukmana (Sekar).
Karier
Pada era 80-an, ia pernah mempelopori terbentuknya Kirab Remaja yang bertujuan untuk memupuk rasa cinta tanah air di kalangan remaja dan memperkenalkan suatu organisasi berbasis agama seperti Rohani Islam atau ROHIS sebagai wadah organisasi yang mencetak generasi beriman. Selain itu, Mbak Tutut juga pernah menjabat sebagai Menteri Sosial pada Kabinet Pembangunan VII yang merupakan kabinet pemerintahan Soeharto yang terakhir. Ia juga menjadi calon presiden dan juru kampanye Partai Karya Peduli Bangsa yang turut serta dalam Pemilu 2004. Partai ini didukung oleh mantan pejabat-pejabat Orde Baru yang dikenal sangat dekat dengan Soeharto, seperti Jenderal (Purn.) R. Hartono.
Tutut menjabat Pelaksana tugas Ibu Negara Indonesia pada 28 April 1996, kematian Siti Hartinah / ibunya meninggal serangan jantung sampai Soeharto / ayahnya berhenti menjabat pada 21 Mei 1998 digantikan oleh Hasri Ainun Besari Istri Presiden B. J. Habibie.
Di samping sebagai politisi, Mbak Tutut juga dikenal sebagai pengusaha dan menjadi ketua maupun pelindung berbagai organisasi.
Kasus
Pada tahun 2010, Tutut menggugat atas kepemilikan saham MNCTV seiring dengan pengalihan stasiun televisi TPI ke MNCTV. Tutut menggugat PT Berkah Karya Bersama (BKB) dan PT Sarana Rekatama Dinamika (SRD), dua anak usaha Media Nusantara Citra senilai Rp 3,4 triliun. MNC dituding telah mengambil alih kepemilikan saham Mbak Tutut di PT Cipta Televisi Pendidikan Indonesia yang dimiliki secara sepihak. Namun 23 Agustus 2010 Mbak Tutut kalah di pengadilan atas TUN dicabut.
Tanggal 20 Oktober 2010 Mbak Tutut kembali mengancam pidana kelompok MNC atas perubahan nama MNCTV. Alhasil pada 14 April 2011 Mbak Tutut memenangkan gugatan di PN Jakarta Pusat terhadap kelompok MNC atas perubahan nama MNCTV menjadi TPI.
Kepemilikan perusahaan
TPI, mengudara pertama kali pada tahun 1991 dan berubah nama menjadi MNCTV pada tanggal 20 Oktober 2010
Tabloid Wanita Indonesia, terbit pertama kali pada tahun 1989
Radio 103.4 DFM, mengudara pertama kali pada akhir dasawarsa 1980an dengan nama "Terminal Musik Indonesia" (TMI)
Riwayat Jabatan
Direktur Utama TPI (1991-1998)
Anggota MPR RI (1992-1998)
Pelaksana tugas Ibu Negara Indonesia (1996-1998)
Menteri Sosial, Kabinet Pembangunan VII (1998)
Riwayat Organisasi
Ketua Koordinator Bidang (Korbid) Pemberdayaan Wanita DPP Partai Golkar (1992-1997)
Penghargaan
Bintang Mahaputera Pratama (11 Agustus 1997)
Diskografi
Festival Lagu Populer Indonesia 1988
Perjanalan Panjang - Connie Constantia
Dilema - Vina Panduwinata
Lihat pula
Tommy Soeharto
Lulu Tobing
Titiek Soeharto
Indra Rukmana
Referensi
Wirausahawan media massa Indonesia
Wirausahawan Jawa
Politikus wanita Indonesia
Politikus Partai Golongan Karya
Politikus Partai Berkarya
Sosialita Indonesia
Tokoh Angkatan 66
Tokoh Orde Baru
Anggota DPR RI 1992–1997
Anggota DPR RI 1997–1999
Menteri Sosial Indonesia
Penerima Bintang Mahaputera Pratama
Tokoh Jawa
Tokoh dari Surakarta
Soeharto | 518 |
6004 | https://id.wikipedia.org/wiki/Maya | Maya | Semu atau tidak nyata
Dalam optik dikenal benda maya dan bayangan maya
Dalam komputer terdapat realitas maya.
Suku Maya, suku di benua Amerika Selatan.
Bahasa Maya, bahasa yang dituturkan suku tersebut.
Peradaban Maya, peradaban yang dibangun suku tersebut.
maya is may name. Indonesian is my favorite country to become a good for study to be potret seorang putri seharusnya berbahasa dengan akhlak dan budi pekerti yang luhur dari suatu pemersatu bahasa bangsa budaya pesan utusan semesta pada ketetapan yang telah nyata dan budi pekerti yang luhur dari suatu pemersatu bahasa bangsa budaya pesan utusan semesta pada ketetapan yang telah nyata ini gesit handoko hatta yang di sore senja kala itu di dunia maya's. Bantulah rasaku Menemukanmu di sore senja kala itu di dunia maya's dan budi pekerti yang luhur dari suatu pemersatu bahasa bangsa budaya pesan utusan semesta pada ketetapan yang telah nyata ini gesit handoko hatta. Bantulah rasaku Menemukanmu yang luhur dari suatu pemersatu bahasa bangsa budaya pesan utusan semesta pada ketetapan yang telah nyata ini gesit handoko hatta. Bantulah rasaku Menemukanmu wanita yang telah nyata ini gesit handoko hatta. Maya Tidur dan budi pekerti yang luhur dari suatu pemersatu bahasa bangsa budaya pesan utusan semesta ir.Bantulah rasaku menemukanmu di sore senja kala itu di dunia maya's dan budi inilah yang membuat maya sengsara di sore senja kala itu di dunia maya's yang telah nyata ini gesit handoko hatta . Maya baru sholat nda. Bantulah rasaku menemukanmu [email protected] inilah aku fatah gagah ruh didasari di dunia maya's. Can i back to the body language yang telah nyata ini gesit handoko hatta yang di sore senja kala itu di dunia Maya's nda. May i back to the body language yang telah nyata ini gesit handoko hatta? Menjauh Sebentar dan budi pekerti yang luhur dari suatu pemersatu bahasa bangsa budaya pesan utusan semesta pada ketetapan yang telah nyata ini gesit handoko hatta yang di dunia maya's. AKU alfatihah di dunia maya's dan budi inilah yang membuat maya sengsara. Temukanlah aku fatah gagah ruh didasari di dunia maya's yang telah nyata ini gesit handoko hatta. Bantulah Rasaku dan budi pekerti yang luhur dari suatu pemersatu bahasa bangsa budaya pesan utusan semesta pada ketetapan yang telah nyata ini gesit handoko hatta . Akulah fatah yasin yang telah nyata ini gesit handoko hatta. Iam potret seorang putri seharusnya berbahasa dengan akhlak dan budi pekerti yang luhur dari suatu pemersatu bahasa bangsa budaya pesan utusan semesta pada ketetapan. Suara dewandaruh ku telah nyata ini gesit handoko hatta. Hai inilah aku fatah gagah ruh didasari di dunia maya's. Ori dan time for me to be good for study to be potret seorang putri seharusnya berbahasa with my indonesien kultur be potret seorang putri seharusnya berbahasa dengan akhlak dan budi pekerti yang luhur dari suatu pemersatu bahasa bangsa budaya pesan utusan semesta pada ketetapan yang telah nyata ini gesit handoko hatta. Bantulah maya berbahasa dengan akhlak dan budi pekerti yang luhur dari suatu pemersatu bahasa bangsa budaya pesan utusan semesta pada ketetapan yang telah nyata sebagaimana kisah poetri indonesia seharusnya yakni potret seorang putri seharusnya berbahasa dengan akhlak dan budi pekerti yang luhur dari suatu pemersatu bahasa bangsa budaya yakni tutur bahasa dan tindak tunduk aku fatah gagah ruh didasari di dunia maya's . Perisai di dunia maya's yang telah nyata ini gesit handoko hatta. Salam di dunia maya's . Temukan daunnya yang telah nyata ini gesit handoko hatta. Penulis buku berjudul loose leaf. Bantulah rasaku Menemukanmu. Hai inilah aku fatah maya.
Nama orang
Mahamaya, Mayadewi, atau Ratu Maya; ibu Pangeran Siddharta Gautama
Ira Maya Sopha
Luna Maya
Maya Soetoro-Ng
Maya Rumantir
Maya KDI
Maya Yoshida, pemain sepak bola Jepang
Lihat pula
Istimewa:Indeksawalan/Maya | 606 |
6015 | https://id.wikipedia.org/wiki/Kerak%20telor | Kerak telor | Kerak telur adalah makanan asli daerah Jakarta (Betawi), dengan bahan-bahan beras ketan putih, telur ayam atau bebek, ebi (udang kering yang diasinkan) yang disangrai kering ditambah bawang merah goreng, lalu diberi bumbu yang dihaluskan berupa kelapa sangrai, cabai merah, kencur, jahe, kunyit,sereh halus, merica butiran, garam dan gula pasir. Kerak telor dapat ditemukan pada hari biasa. Anda bisa menemukan kerak telor di sekitar Kota Tua, Jakarta Barat. Menurut sejarah, Kerak Telor sudah ada dari zaman kolonial Belanda, kerak telor diciptakan oleh masyarakat Betawi secara tak sengaja Pada tahun 1920-an.Makanan ini cukup digemari oleh banyak sekali masyarakat Betawi.
Lihat pula
Masakan Betawi
Resep masakan
Referensi
Pranala luar
Wawancara dengan penjual kerak telor
Hidangan Betawi
Makanan ringan Indonesia | 116 |
6017 | https://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa%20Turki | Bahasa Turki | Bahasa Turki merupakan bahasa resmi Negara Republik Turki dan Republik Turki Siprus Utara. Penutur bahasa ini tersebar di Eropa Tenggara dan Asia Barat. Bahasa Turki tergolong rumpun bahasa Turkik paling barat, dan dengan jumlah penutur terbanyak jika dibandingkan dengan bahasa-bahasa Turki lainnya.
Asal mula
Bahasa Turki pada mulanya berasal dari Asia Tengah di mana kelompok yang disebut kelompok Oguz berpindah hingga ke semenanjung Anatolia, Asia Kecil. Bahasa cabang Oguz ini lambat laun berubah. Kelompok Oguz ini menyebar mulai Anatolia hingga Selat Bosporus. Kelompok yang membawa bahasa ini adalah kelompok Seljuk pada abad ke-10. Semenjak Islam mulai dianut masyarakat Turki, bahasa Turki di wilayah Anatolia mulai menyerap berbagai kosakata dari bahasa Arab dan bahasa Persia. Bahasa Turki kemudian pada abad 15 mencapai puncak kejayaannya pada masa Kesultanan Utsmaniyah. Pada masa Utsmaniyah ini, bahasa Turki ditulis dalam Huruf Arab. Akan tetapi, semenjak tahun 1928, Mustafa Kemal Atatürk, yang dikenal sebagai bapak Turki Sekuler berusaha membaratkan Turki dan mengganti semua ejaan bahasa Turki menjadi abjad Latin.
Klasifikasi bahasa
Bahasa Turki merupakan anggota cabang dari Bahasa-bahasa Turki, yang meliputi bahasa Turki Gagauz dan bahasa Turki Khorasani. Tergolong subkelompok Turki Selatan, yang tergolong dalam kelompok bahasa Altai.
Daerah sebaran tutur
Bahasa Turki dituturkan di Turki dan 35 negara lainnya. Bahasa ini dituturkan di Bulgaria sebanyak 1 juta jiwa, Yunani sebanyak 100 ribu jiwa, Republik Turki Siprus Utara sebanyak 18% penduduk Siprus, Makedonia sebanyak 86.591 jiwa, Rumania di kawasan Dobruja dan Uzbekistan, bahasa ini juga disebut sebagai Utsmaniyah.
Status resmi
Bahasa Turki menjadi bahasa resmi di Turki dan Republik Turki Siprus Utara. Selain itu, bahasa ini juga diajarkan di sekolah-sekolah komunitas Turki di Bulgaria, Yunani, Makedonia dan Rumania.
Dialek dan Huruf
Bahasa Turki terbagi atas beberapa dialek, seperti dialek Danubia yang dituturkan di wilayah Balkan, Gaziantep, Sanliurfa, Edirne, Razgrad, Dinler, Rumelia, Karamanli dan Eskisehir.
Dalam bahasa Turki terdapat 29 huruf alfabet dengan 8 huruf vocal yang disebut dengan ünlüler dan 21 huruf konsonan yang disebut dengan ünsüzler.
Huruf dalam bahasa Turki juga di bedakan menjadi dua bagian yaitu kalın atau disebut dengan huruf tebal dan ince yang di sebut dengan huruf tipis. Huruf tebal atau kalın terdiri atas 4 huruf dan huruf yang tipis atau ince juga terdiri atas 4 huruf.
Sistem penulisan
Pada masa Kesultanan Utsmaniyah, bahasa Turki ditulis serupa dengan Huruf Arab, tetapi sejak tahun 1928, bahasa Turki ditulis dalam Huruf Latin yang dimodifikasi.
Kosakata
Dahulu, pada zaman Kesultanan Utsmaniyah, bahasa Turki kaya dengan kosakata bahasa Arab yang jumlahnya 80%. Ketika berkuasa, Mustafa Kemal Atatürk mendirikan Lembaga Bahasa yang tugasnya ialah mengembangkan kosakata Turki atau Altai bahasa Turki sebagai revitalisasi bahasa ini. Kini kosakata Arab tinggal 30% saja.
Contoh kata
Sangat banyak - Bol bol
Hotel - Otel
0 - sıfır
1 - bir
2 - iki
3 - üç
4 - dört
5 - beş
6 - altı
7 - yedi
8 - sekiz
9 - dokuz
10 - on
Saya, Aku - Ben
Bunga opium/ganja - Haşhaş
Wawancara - Görüşme
Yahudi - Yahudi
Yayasan - Vakıf
Biawak - Varan
Baik- İyi
Kaca depan mobil - Ön cam
Profesi - İş
Kecil - Küçük
Besar - Büyük
Halo, Hai - Merhaba, Selam
Apa kabar? - Nasılsın?
Selamat pagi - Günaydın
Selamat siang - Tünaydın
Selamat sore - İyi akşamlar
Selamat malam - İyi geceler
Oke, lumayan - İyi, fena değil
Cantik - Güzel
Apa Anda tidak apa-apa?: İyi misin?
Terima kasih: Teşekkürler, Teşekkür ederim
Bahasa Indonesia: Endonezce
Orang Indonesia: Endonezyalı
Bahasa Turki: Türkçe
Orang Turki: Türk/Türkiyeli
Apakah Anda bisa berbicara dalam bahasa Indonesia?: Endonezce konuşabiliyor musun(-uz)?
Lihat pula
Bahasa
Bahasa Turki Ottoman
Bahasa
Rujukan
Pranala luar
Wikibooks - Belajar Bahasa Turki
Bahasa Turkik
Turki
Siprus | 602 |
6024 | https://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa%20Arab | Bahasa Arab | Bahasa Arab (; , al-lugah al-‘Arabīyah; sering disingkat sebagai ‘Arabī) adalah salah satu bahasa Semit Tengah, yang termasuk dalam rumpun bahasa Semit dan berkerabat dengan bahasa Ibrani dan bahasa-bahasa Neo-Arami. Bahasa Arab memiliki lebih banyak penutur daripada bahasa-bahasa lainnya dalam rumpun bahasa Semit. Ia dituturkan oleh lebih dari 280 juta orang sebagai bahasa pertama, yang mana sebagian besar tinggal di Timur Tengah dan Afrika Utara. Bahasa ini adalah bahasa resmi dari 25 negara, dan merupakan bahasa peribadatan dalam agama Islam karena merupakan bahasa yang dipakai oleh Alquran dan merupakan satu-satunya bahasa yang disebut di dalam Alquran. Berdasarkan penyebaran geografisnya, bahasa Arab percakapan memiliki banyak variasi (dialek), beberapa dialeknya bahkan tidak dapat saling mengerti satu sama lain. Bahasa Arab Modern telah diklasifikasikan sebagai satu makrobahasa dengan 27 subbahasa dalam ISO 639-3. Bahasa Arab Baku (kadang-kadang disebut Bahasa Arab Sastra) diajarkan secara luas di sekolah dan universitas, serta digunakan di tempat kerja, pemerintahan, dan media massa.
Bahasa Arab Baku berasal dari Bahasa Arab Klasik, satu-satunya anggota rumpun bahasa Arabia Utara Kuno yang saat ini masih digunakan, sebagaimana terlihat dalam prasasti peninggalan Arab pra-Islam yang berasal dari abad ke-4. Bahasa Arab Klasik juga telah menjadi bahasa kesusastraan dan bahasa peribadatan Islam sejak lebih kurang abad ke-6. Abjad Arab ditulis dari kanan ke kiri.
Bahasa Arab telah memberi banyak kosakata kepada bahasa lain dari dunia Islam, sama seperti peranan Latin kepada kebanyakan bahasa Eropa. Semasa Abad Pertengahan bahasa Arab juga merupakan alat utama budaya, terutamanya dalam sains, matematika, dan filsafat, yang menyebabkan banyak bahasa Eropa turut meminjam banyak kosakata dari bahasa Arab.
Klasifikasi
Bahasa Arab biasanya diklasifikasikan sebagai salah satu bahasa Semit Tengah. Para ahli linguistik masih berbeda pandangan mengenai klasifikasi terbaik terhadap percabangan bahasa Semit. Rumpun bahasa Semit berubah secara signifikan antara masa Proto-Semit dengan kemunculan rumpun bahasa Semit Tengah, terutama dalam tata bahasa. Inovasi pada rumpun bahasa Semit Tengah—semuanya terawat dalam bahasa Arab—termasuk:
konversi formasi statif berkonjugasi sufiks (jalas-) menjadi kala lampau;
konversi formasi bentuk lampau berkonjugasi prefiks (yajlis-) menjadi kala sekarang;
eliminasi bentuk-bentuk modal/aspek berkonjugasi prefiks lainnya (misal, kala sekarang yang dibentuk dengan mendobelkan akar tengah, kala perfek yang dibentuk dengan menyisipkan setelah konsonan akar pertama, dan mungkin kasus jusif yang dibentuk dengan pergeseran penekanan) demi moda-moda baru yang dibentuk dengan akhiran yang dilekatkan ke bentuk konjugasi prefiks (misal, -u untuk indikatif, -a untuk subjungtif, tanpa akhiran untuk jusif, -an atau -anna untuk energetik);
perkembangan pasif internal.
Ada beberapa fitur yang juga dimiliki oleh bahasa Arab Klassik, variasi-variasi bahasa Arab modern, dan juga prasasti-prasasti Safa dan Hisma yang belum dibuktikan keberadaannya di varietas bahasa Semit Tengah lainnya, termasuk bahasa Dadan dan Tayma di Hijaz utara. Fitur-fitur ini adalah bukti satu keturunan dari satu leluhur yang diperkirakan, yaitu bahasa Proto-Arab. Fitur-fitur berikut ini bisa dikonstruksikan ulang untuk bahasa Proto-Arab:
partikel negatif * ; * hingga di bahasa Arab Klasik;
pelaku pasif
preposisi dan adverbia , , , ,
subjungtif pada -
demonstratif
peningkatan alomorf - dari akhiran feminin
pelengkap dan subordinator
penggunaan - untuk memperkenalkan klausa modal
kata ganti benda independen pada
jejak tanwin
Di lain pihak, beberapa varietas bahasa Arab lebih dekat ke bahasa Semit lain dan masih memiliki fitur-fitur yang tidak ditemukan dalam bahasa Arab Klasik, mengindikasikan bahwa varietas ini tidak mungkin berkembang dari bahasa Arab Klasik. Dengan begitu, bahasa Arab daerah tidak lahir dari bahasa Arab Klasik: bahasa Arab Klasik adalah bahasa saudari alih-alih bahasa pendahulunya..
Kosa kata
Kata serapan
Sumber terpenting penyerapan ke bahasa Arab (pra-Islam) berasal dari bahasa (Semit) terkait, yaitu bahasa Aram, yang dulunya merupakan bahasa komunikasi utama antarbangsa di seluruh Timur Dekat dan Timur Tengah kuno, dan bahasa Etiopia. Sebagai tambahan, banyak istilah budaya, religius, dan politik telah memasuki bahasa Arab dari rumpun bahasa Iran, terutama Persia Pertengahan, Partia, dan Persia (Klasik), serta Yunani Helenistik (kīmiyāʼ berasal dari bahasa Yunani khymia, yang berarti pencairan logam; alembic (penyuling) from ambix (piala), almanac (iklim) from almenichiakon (kalender)). Beberapa peminjaman oleh bahasa Arab dari rumpun bahasa Semit atau Persia yaitu, sebagaimana dalam buku De Prémare yang telah dikutip:
Gambaran umum komprehensif untuk pengaruh bahasa lain terhadap bahasa Arab ada di Lucas & Manfredi (2020).
Pengaruh Arab pada bahasa lain
Seperti pada bahasa Eropa lain, banyak kata Inggris diserap dari bahasa Arab, pada umumnya melalui bahasa Eropa lainnya, terutama dari Spanyol dan Italia, diantaranya adalah kosakata yang digunakan sehari-hari seperti "gula" (سكر sukkar), "kapas" (قطن ) atau "majalah" (مخزن makhzen). Kata-kata lain yang sangat terkenal misalnya "aljabar", "alkohol" dan "zenith".
Pengaruh Arab paling mendalam pada negara-negara yang dikuasai oleh islam. Arab adalah sumber kosakata utama untuk bahasa yang berbagai seperti bahasa Berber, Kurdi, Persia, Swahili, Urdu, Hindi, Turki, Melayu, dan Indonesia, baik juga seperti bahasa lain di negara di mana bahasa ini adalah dituturkan. Contohnya perkataan Arab untuk buku /kita:b/ digunakan dalam semua bahasa di atas, kecuali pada bahasa Melayu dan Indonesia (secara spesifik yang dimaksudkan adalah "buku agama").
Istilah pinjaman dari terminologi agama seperti Berber taẓallit sembahyang "shalat", istilah akademik seperti Uighur mentiq "logika", kata hubung seperti Urdu lekin "tetapi". Kebanyakan varian Bahasa Berber (seperti Kabyle), bersama dengan Swahili, meminjam beberapa bilangan dari Bahasa Arab. Kebanyakan istilah agama yang digunakan oleh Muslim seluruh dunia adalah merupakan pinjaman langsung dari bahasa Arab, seperti صلاة sholat untuk ibadah dan imam untuk pemimpin salat.
Dalam bahasa yang tidak berhubungan langsung dengan Dunia Arab, banyak kosakata bahasa Arab yang diserap melalui bahasa lain yang berhubungan dengan bahasa Arab; contohnya, banyak kata dalam bahasa Urdu dan bahasa Turki yang diserap dari bahasa Persia berasal dari bahasa Arab, dan banyak kosakata dalam bahasa Bahasa Hausa yang diserap dari bahasa Arab melalui Bahasa Kanuri.
Huruf-huruf dalam bahasa Arab
Sistem ortografi bahasa 'Arab memakai sistem abjad. Sistem abjad yaitu sistem tulisan yang huruf-hurufnya melambangkan bunyi konsonan sedangkan bunyi vokal dilambangkan dengan harakat.
Huruf Hijaiah terdiri dari 29 huruf abjad: 26 berupa konsonan murni dan 3 berupa konsonan semivokal yaitu huruf "Alif", "Waw" dan "Ya'". Bunyi vokal tidak dilambangkan dengan abjad tetapi dengan harakat. ada 3 harokat dalam bahasa 'Arab: "Fathah" melambangkan bunyi "a" (dan pada beberapa abjad: bunyi "o"), "Kasrah" melambangkan bunyi "i", dan "Dammah" melambangkan bunyi "u".
Dialek
"Arab Umum" atau "Al-'Arabiyyah Al-'Ammiyah" (العربية العامية) adalah bahasa Arab yang dipakai dalam percakapan sehari-hari di dunia Arab, dan amat berbeda dengan Bahasa Arab tulisan. Perbedaan dialek paling utama ialah antara Afrika Utara (Arab Magrib) dan bagian Timur Tengah (Hijaz). Faktor yang menyebabkan perbedaan dialek bahasa Arab ialah pengaruh substrat (bahasa yang digunakan sebelum bahasa Arab datang). Seperti misalnya pada kata maujud (artinya "ada"), di Irak disebut aku, di Palestina fih, dan di Magribi disebut kayən.
Daftar dialek utama di Arab adalah sebagai berikut:
Dialek Mesir مصري : Dipakai oleh sekitar 76 juta rakyat Mesir.
Dialek Magribi مغربي : Dipakai oleh sekitar 20 juta rakyat Afrika Utara.
Dialek Levantin شامي : Disebut juga Dialek Syam. Dipakai di Suriah, Palestina, Lebanon dan Gereja Maronit Siprus.
Dialek Irak عراقي : Mempunyai perbedaan khusus, yaitu perbedaan dialek di utara dan selatan Irak.
Dialek Arab Timur بحريني : Dipakai di Oman, di Arab Saudi dan di Irak bagian Barat.
Dialek Teluk خليجي : Dipakai di daerah Teluk, yaitu di Qatar, Uni Emirat Arab dan Arab Saudi.
Sementara beberapa dialek lainnya adalah:
Hassānīya حساني : Dipakai di Mauritania dan Sahara Barat.
Dialek Sudan سوداني : Dipakai di Sudan dan Chad.
Dialek Hijazi حجازي : Dipakai di daerah barat dan utara Arab Saudi dan timur Yordania.
Dialek Najd نجدي : Dipakai di Najd, Arab Saudi.
Dialek Yamani يمني : Dipakai di Yaman.
Dialek Andalus أندلسي : Dipakai di Andalus sampai abad ke-17.
Dialek Sisilia صقلي : Dipakai di Sisilia.
Dialek Indonesia إندونيسي : Dipakai di Indonesia oleh keturunan Arab dan kaum santri.
Fonologi
Vokal
Bahasa Arab memiliki tiga abjad vokal, yaitu: a [ɛ̈],i [ɪ], u [ʊ]. Selain itu bahasa Arab juga memiliki dua diftong.
Konsonan
Berikut ini penjelasan tentang konsonan dalam Bahasa Arab:
1.[ʤ] kadang disebut [ɡ] di Mesir dan Yaman Selatan. Di daerah Afrika Utara dan di Syam diucapkan menjadi [ʒ].
/l/ diucapkan [lˁ] hanya dalam kata Allah
/ʕ/ biasanya sebagai akhiran fonetik
Bahasa Arab juga memiliki penekanan, yang disebut tasydid. Penekanan tasydid hanya terjadi di konsonan. Sementara itu, penekanan pada huruf vokal juga terjadi, disebut harakat panjang. Seperti misalnya pada kata KAA-tib (penulis), terjadi penekanan pada huruf vokal, yaitu pemanjangan harakat. Lalu, contoh lainnya yaitu, ma-JAL-LA (majalah), terjadi penekanan pada huruf "La" di mana la merupakan konsonan, dan mendapat penekanan tasydid yakni konsonan L ganda.
Tata bahasa
Kata benda dalam bahasa Arab dibagi tiga macam yaitu nominatif, akusatif, dan genitif. Bahasa Arab memiliki dua jenis kelamin, yaitu muanats (perempuan) dan Mudzakar (lelaki). Kata kerja dalam Bahasa Arab memiliki tiga waktu (zaman), yaitu lampau (madhi), sekarang (haal), dan masa depan (mustaqbal).
Kata kerja dalam bahasa Arab dibagi menjadi empat, yaitu:
Fi'il Madhi;
Fi'il Mudhari;
Fi'il Amr;
Fi'il Nahi.
Masing-masing kata kerja dibagi lagi sesuai dengan pelakunya, jumlah dan jenis kelamin. Sementara itu, kata sifat atau adjektiva dalam bahasa Arab dibagi sesuai dengan bentuknya, setiap bentuk terbagi lagi sesuai jumlah dan jenis kelamin. Kata ganti dalam bahasa Arab terbagi menjadi tiga, kata ganti orang ketiga (ghaib), orang kedua (mukhatab) dan orang pertama (mutakallim).
Kosakata bahasa Arab dibagi dalam tiga kelompok, Ism (kata benda), Fi'l (kata kerja), dan Harf (partikel fungsional). Bahasa Arab termasuk bahasa infleksional. Struktur kalimatnya berupa konstruksi topik-komentar atau dikenal juga sebagai Mubtada dan Khobar. Ada dua macam frasa dalam bahasa Arab, yaitu Jumlatu-l-ismiyyah (frasa nominal) dan Jumlatu-l-fi'liyyah (frasa aktif).
Ada dua macam gender pada Ism dan Fi'l yaitu Mudzakkar (maskulin) dan Muannats (feminin). Tiga macam bilangan untuk Ism dan Fi'l yaitu Mufrad (tunggal), Mutsanna (dwi), dan Jama (jamak). Bilangan jamak terbagi tiga kategori, yaitu Jama' Mudzakkar Salim (jamak biasa maskulin), Jama' Mu-annats Salim (jamak biasa feminin) dan Jama' Taksir (jamak tak beraturan). Khusus untuk Ism ada dua macam artikel, yaitu Ma'ruf (definit/tertentu) dan Nakirah (nondefinit).
Ism ada tiga tingkat peran kasus gramatikal, yaitu nominatif, akusatif, dan genitif. Ism nominatif berperan sebagai subjek kalimat, Ism akusatif berperan sebagai objek (langsung atau tidak langsung), Ism genitif berperan sebagai objek preposisional atau pemilik.
Contohnya pada kata Rojul (pria) dan Madinat (kota) dalam tabel dibawah ini:
Bentuk kata kerja
Cara membentuk Jumlatu-l-ismiyyah
Frasa Kata benda biasa
Seluruh anggota dalam frasa harus sesuai kasus, gender, nomor, dan artikelnya:
Rojulun Hasanun– (pria tampan), Ar-rojulu l-hasanu (pria tampan itu) yang berarti frasa ini nominatif. Maka, berfungsi sebagai subjek kalimat.
Rojulan Hasanan– (pria tampan), Ar-rojula l-hasana (pria tampan itu) yang berarti frasa ini akusatif. Maka, berfungsi sebagai objek.
Rojulaan Hasanān– (dua pria tampan), ar-rojulaan l-hasanaa (dua pria tampan itu) yang berarti frasa ini nominatif.
Madiinatin salāmin– (kota yang aman), al-madinati s-salami (kota yang aman itu) yang berarti frasa ini genitif. Maka, berfungsi sebagai objek preposisi.Contoh penggunaan: ar-Rajulu l-hasanu yamsyiy fiy l-madinati s-salami– ← perhatikan kasus subjek dan kasus objek preposisi(pria tampan itu berjalan di kota yang aman itu)
Ro'aytu ar-rojula l-hasana– ← perhatikan kasus objek(ku melihat pria tampan itu)
Marortu bi ar-rojuli l-hasani– ← perhatikan kasus objek preposisi(ku berpapasan dengan pria tampan itu)
Frasa kepemilikan
Dalam hal frasa kepemilikan, maka Ism yang dimiliki disebut terlebih dahulu daripada Ism pemiliknya. Ism pemilik pasti dalam kasus genitif.Contoh: bintu Ahmadi ← nominatif.()
binta Ahmadi ← akusatif.()
binti Ahmadi ← genitif.()Contoh penggunaan: Dzahabat bintu Ahmadi ila-l-madrosati— ← perhatikan bintu (putri) dalam kasus nominatif, sedangkan pemilik tetap genitif.(putri Ahmad pergi ke sekolah)
Ro'aytu binta Ahmadi— ← perhatikan binta (putri) dalam kasus akusatif(ku melihat putri Ahmad)
Marortu bi binti Ahmad—''' ← perhatikan binti (putri) dalam kasus genitif(ku berpapasan dengan putri Ahmad)Ism genitif bisa bertumpukan dengan nama yang dibentuk dari frasa kepemilikan.
'abdu-llahi ibnu Abiy Bakrin—Abdullah nominatif, Allah pemilik ('abdu), Abu Bakar dalam kasus genitif sebagai pemilik Abdullah.Fi'l (kata kerja) hanya ada 3 bentuk dilihat dari segi waktu, fil madhi (kata kerja bentuk lampau), fi'l mudhari (kata kerja bentuk sekarang, dan akan datang) dan fi'l amr (kata kerja bentuk perintah), masing-masing fi'l ini mempunyai tanda-tanda yang bisa dijadikan sebagai alat untuk mengidentifikasi setiap bentuk fi'l.
Fi'l madhi tandanya adalah:
Bisa menerima ta' fa'il, contohnya: Bisa menerima ta' ta'nits, contohnya:Fi'l mudhari tandanya adalah:
Bisa dimasuki oleh huruf siin dan saufa, contohnya:Bisa dimasuki oleh huruf-huruf jazm seperti lam dan laa nahiyah (untuk melarang), contohnya:Adapun fi'l amr, tandanya adalah:
Bisa menerima nun taukiid, contohnya:Bisa menerima ya' mukhatabah, contohnya:Tamyiz
Pengertian Tamyiz
Tamyiz merupakan sebuah kata yang dibaca mansub yang berfungsi menjelaskan isim yang samar pada sebuah kalimat. Contohnya:
Jenis-jenis Tamyiz
Ada dua jenis tamyiz dalam kaidah bahasa Arab. Penjelasannya adalah sebagai berikut.
1. Tamyiz Mufrad
Tamyiz mufrad adalah jenis tamyiz yang berfungsi untuk menjelaskan sebuah kata, bukan satu kalimat.
Biasanya, tamyiz jenis ini menjelaskan makna yang masih samar dari kata-kata besaran seperti:
a. Takaran (tamyiz mikyaalaat)
b. Timbangan (tamyiz mawaazinaat)
c. Jarak (tamyiz misaahaat)
d. Bilangan (tamyiz a’-daadan).
Mumaiyyiz untuk kata ini disebut mumayyiz malfud (mumayyiz dari kalimat yang berisi mumayyiz dan tamyiz-nya). Contohnya adalah sebagai berikut.
Mikyaalat
اِشْتَرَيْتُ لِتْرًا رُزًّ
Istaraytu litran ruzan.
Aku membeli satu liter beras.
Mawaazinaat
اِشْتَرَيْتُ رِطْلًا رُزًّا
Isytaraytu rathlan ruzan.
Saya telah membeli setengah kilo padi.
Misaahat
بَاعَنِي التَاجِرُ مِتْرًا حَرِيْرً
Baa’ani attaajiru mitran hariiran.
Penjual menjual semeter kain sutera.
A’daadan
فِي الحَقْلِ عِشْرُوْنَ غَنَمًا
Fii alhaqli ‘isyruuna ghanman.
Di ladang terdapat dua puluh kambing.
2. Tamyiz Nisbah (Jumlah)
Tamyiz ini bersifat membedakan suatu kalimat dengan kalimat lain. Fungsinya adalah untuk menjelaskan kaitan fi’il (kata kerja) dengan fa’il (pelaku) dan mubtada’ (pelaku) dengan khobar (perilaku pelaku).
Ada dua jenis tamyiz nisbah berdasarkan bisa atau tidaknya Ia dipindahkan.
1. Tamyiz Nisbah Muhawwal (Malhud)
Tamyiz yang satu ini dapat dipindah posisinya. Ia bisa berubah dari fa’il (pelaku), maf’ul bih (objek), atau mubtada’ (suatu kata yang berada di awal kalimat, bisa kata tanya / istifham atau pelaku) atau sebaliknya.
Contohnya dapat dilihat dalam tabel berikut.Maf’ul bihMubtada'2. Tamyiz Nisbah Ghairu Muhawwal
Dikatakan bahwa tamyiz ini jarang terjadi dan sifatnya lebih ke perkataan lisan seperti امتلا الاءناءماء (imtalaa alinaa’u maa’a) yang berarti “Wadah telah penuh, airnya”.
Jika posisi kata ‘ma’a’ diganti ke depan maknanya akan aneh. Misalkan “Air wadah telah penuh”, “Wadah air telah penuh” (malah mengubah pelaku dari air menjadi wadah air). Makna “Wadah telah penuh, airnya” lebih dipahami dan masuk akal.
Sistem penulisan
Abjad Arab yang kadang-kadang disebut huruf hijaiah, berasal dari aksara Aramaik (dari bahasa Syria dan Nabatea), di mana abjad Aram terlihat kemiripannya dengan abjad Koptik dan Yunani. Terlihat perbedaan penulisan antara Magribi dan Timur Tengah. Di antaranya adalah penulisan huruf qaf dan fa. Di Magribi, huruf qaf dan fa dituliskan dengan memiliki titik di bawah dan satu titik di atasnya.
Kaligrafi
Setelah perubahan dan penetapan pada Abjad Arab oleh Khalil bin Ahmad al-Farahidi pada tahun 786, banyak macam tulisan yang dibentuk yang dikenal dengan nama kaligrafi. Kaligrafi Arab ini berfungsi sebagai cara penulisan di Alquran dan juga sebagai dekorasi. Biasanya dipakai juga dalam penulisan hadis dan peribahasa Arab.
Penerjemahan lafal
Penerjemahan bahasa Arab ke abjad Latin biasanya memakai standar yang berbeda, di antaranya: metode untuk menggambarkan bahasa Arab ke abjad Latin secara tepat dan efisien. Beberapa metode ilmiah dalam
penerjemahan lafal Bahasa Arab memperbolehkan pembaca untuk melafalkan Bahasa Arab secara tepat dengan menyesuaikannya dengan Abjad Arab. Militer Amerika Serikat telah membuat sistem yang berkaitan dengan penerjemahan lafal berbahasa Arab, yaitu Standard Arabic Technical Transliteration System[en] (Sistem Alih Aksara Teknis Bahasa Arab Standar).''
Lembaga bahasa
Akademi Bahasa Arab telah berdiri di beberapa negara berbahasa resmi Arab. Lembaga Bahasa Arab yang paling aktif di antaranya di Damaskus, Kairo, dan Rabat. Lembaga ini bertugas mengatur pengembangan bahasa, menerjemahkan kata baru, dan membuat entri kata baru bahasa Arab di kamus. Lembaga juga menerbitkan manuskrip tua dan bersejarah dalam bahasa Arab dan itu semua menunjukkan bahwa bahasa Arab begitu sulit hingga negara sejenis Amerika saja mengalami kesulitan mempelajarinya.
Peranan
Bahasa Arab merupakan bahasa yang dianggap suci bagi masyarakat muslim di seluruh dunia karena menjadi bahasa dalam penyampaian wahyu oleh Nabi Muhammad. Penutur bahasa Arab mencakup skala internasional dan lokal khususnya di benua Asia dan Afrika. Bahasa Arab digunakan dalam percakapan sehari-hari dan bahasa utama dalam ritual keagamaan. Pada abad pertengahan, bahasa Arab dijadikan sebagai bahasa ilmu, pengetahuan, budaya, dan pemikiran di bidang filsafat, kedokteran, dan agama. Bahasa Arab juga pernah dipakai oleh penduduk Babilonia, Kasdim, dan Bangsa Het.
Bahasa Arab di Indonesia
Bahasa Arab di Indonesia sering dipergunakan untuk kegiatan keagamaan, pengajian, dan pendidikan. Bahasa Arab juga digunakan saat umat Muslim beribadah, utamanya salat.
Sekiranya, sebanyak 1.495 perbendaharaan kata bahasa Arab diserap dalam bahasa Indonesia.
Kamus Bahasa Arab Melayu Sunda
Lihat pula
WikiBook: Arabic
Daftar bahasa
Alih aksara Arab-Latin
Abjad Arab
Kesusastraan Arab
Tulisan Jawi
Kaligrafi
Catatan
Referensi
Catatan kaki
Daftar pustaka
Rumpun bahasa Semit
Bahasa di Arab Saudi
Bahasa di Mesir
Bahasa di Uni Emirat Arab
Bahasa di Afganistan
Bahasa di Aljazair
Bahasa di Chad
Bahasa di Iran
Bahasa di Mauritania
Bahasa di Niger
Bahasa di Pakistan
Bahasa di Tunisia
Bahasa di Yaman
Bahasa di Palestina
Bahasa di Suriah
Bahasa di Lebanon
Bahasa berpola predikat–subjek–objek
Bahasa yang mempunyai aksara tersendiri | 2,773 |
6029 | https://id.wikipedia.org/wiki/Siti%20Hartinah | Siti Hartinah | Raden Ayu Hj. Siti Hartinah (), atau lebih dikenal dengan Ibu Tien Soeharto, adalah istri Presiden Indonesia kedua, Jenderal Besar Purnawirawan Soeharto.
Siti Hartinah merupakan anak kedua pasangan KPH Soemoharjomo dan Raden Ayu Hatmanti Hatmohoedojo. Ia merupakan canggah Mangkunagara III dari garis ibu. Tien menikah dengan Soeharto pada tanggal 26 Desember 1947 di Surakarta.
Ibu Tien Soeharto dianugerahi gelar pahlawan nasional Indonesia tak lama setelah kematiannya.
Masa kecil dan pendidikan
Tien lahir pada tanggal 23 Agustus 1923 dengan nama Fatimah Siti Hartinah. Waktu kecil, hidupnya berpindah-pindah mengikuti penempatan tugas bapaknya sebagai pamong praja, mulai dari Klaten ke Jumapolo, lalu ke Matesih, Solo, dan Kerjo. Ia juga sempat diadopsi oleh teman bapaknya, Abdul Rachman, tetapi karena sakit-sakitan, dikembalikan ke keluarga asal.
Terkait pendidikan, Tien mengaku hanya mengikuti Sekolah Dasar Dua Tahun (Ongko Loro), tetapi sebenarnya masih mengikuti HIS Siswo hingga tahun 1933. Sambil sekolah, ia ikut les membatik dan mengetik. Saat tentara Jepang datang, ia ikut serta dalam Barisan Pemuda Putri di bawah Fujinkai. Setelah kemerdekaan, Barisan Pemuda Putri ini menjadi Laskar Putri Indonesia, di mana ia menjadi salah satu pelopornya. Ia ikut serta membantu perang kemerdekaan di dapur umum dan palang merah, yang menjadi alasan pengangkatannya sebagai pahlawan nasional pada 1996.
Peran dalam karier Soeharto
Soeharto adalah pribadi yang sangat mempercayai keyakinan diri dan masukan keluarganya. Karena itu posisi Siti Hartinah sangat menentukan dalam beberapa keputusan penting. Antara lain saat Soeharto memutuskan terus menjadi tentara saat ia merasa mengalami badai fitnah pada tahun 1950-an. Soeharto nyaris berhenti dan ingin menjadi petani atau sopir taksi pada saat itu. Ia memberikan saran,
<blockquote>“Saya dulu diambil istri oleh seorang prajurit dan bukan oleh supir taksi. Seorang prajurit harus dapat mengatasi setiap persoalan dengan kepala dingin walaupun hatinya panas,”.</blockquote>
Siti Hartinah juga berpengaruh dalam pelarangan poligami bagi pejabat di Indonesia. Sebagai penggerak Kongres Wanita Indonesia, ia mendesak perlunya larangan poligami yang akhirnya keluar dalam wujud Peraturan Pemerintah Nomor 10 tahun 1983 yang tegas melarang PNS untuk berpoligami dan juga UU Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
Soeharto sendiri menegaskan kesetiaan kepadanya
"Hanya ada satu Nyonya Soeharto dan tidak ada lagi yang lainnya. Jika ada, akan timbul pemberontakan yang terbuka di dalam rumah tangga Soeharto"
Ia juga mempengaruhi rencana sukses Soeharto pada akhir tahun 1990-an, dengan menyarankan petinggi Golkar agar tidak lagi mencalonkan suaminya. Walaupun saran ini akhirnya terlambat dilakukan. Siti Hartinah meninggal pada tahun 1996 dan Soeharto kembali dicalonkan
Meski demikian ada peninggalan dan gagasannya yang terwujud untuk bangsa, sebagai contoh Taman Mini Indonesia Indah, Taman Buah Mekarsari, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, RSAB Harapan Kita, dan lainnya.
https://m.jpnn.com/amp/news/sejarawan-museum-harusnya-layak-jadi-lokasi-swafoto-dan-instagramable
Meninggal dunia
Berawal saat Siti Hartinah terbangun akibat sakit jantung yang menimpanya, lalu ia dilarikan ke RSPAD Gatot Subroto, Jakarta. Siti Hartinah meninggal dunia pada Minggu, 28 April 1996, jam 05.10 WIB yang bertepatan dengan peringatan Hari Raya Idul Adha 1416 Hijriyah.
Keesokan harinya tepat pada 29 April 1996, sekitar pukul 14.30 WIB, Siti Hartinah dimakamkan di Astana Giri Bangun, Jawa Tengah. Upacara pemakaman tersebut dipimpin oleh inspektur upacara yaitu Ketua DPR/MPR saat itu, Wahono dan Komandan upacara Kolonel Inf Getson Manurung, Komandan Brigade Ifanteri 6 Kostrad saat itu.
Sedangkan sebelumnya saat pelepasan almarhumah, bertindak sebagai inspektur upacara, Letjen TNI (Purn) Achmad Tahir dan Komandan Upacara Kolonel Inf Sriyanto Muntasram, Komandan Grup 2 Kopassus Kartasura.
Penghargaan
Tanda Kehormatan
Dalam Negeri
Bintang Republik Indonesia Adipradana (10 Maret 1973)
Bintang Gerilya (3 Maret 1987)
Bintang Budaya Parama Dharma (17 Juni 1992)
Luar Negeri
Brunei:
Darjah Kerabat Laila Utama Yang Amat Dihormati (DK) (1988)
Kamboja:
Grand Cross of the Royal Order of Sowathara (1968)
Malaysia:
Darjah Utama Seri Mahkota Negara (DMN) (1988)
Filipina:
Grand Collar of the Order of the Golden Heart (GCGH) (1968)
Thailand:
Dame Grand Cross of the Most Illustrious Order of Chula Chom Klao (DGC) (1970)
Austria:
Grand Star (Groß-Stern) of the Decoration of Honour for Services to the Republic of Austria (1973)
Belanda:
Dame Grand Cross of the Order of the Crown (1970)
Kekaisaran Etiopia:
Grand Cordon of the Order of the Queen of Sheba (1968)
Jepang:
Grand Cordon of the Order of the Precious Crown (1968)
Jerman:
Grand Cross Special Class (Sonderstufe des Großkreuzes)'' of the Order of Merit of the Federal Republic of Germany
Kuwait:
First Class of the Order of Kuwait (1977)
Korea Selatan:
Grand Order of Mugunghwa (1981)
Mesir:
Supreme Class of the Order of the Virtues (Nishan al-Kamal) (1977)
:
Grand Cross of the National Order of Merit (Ordre national du Mérite)
Rumania:
The First Class of the Orders of Tudor Vladimirescu (1982)
:
Dame Grand Cross of the Order of Isabella the Catholic (gcYC) (1980)
:
Member 1st Class of the Order of the Umayyads (1977)
:
Grand Cordon with Collar of the Order of the Liberator (1988)
:
Grand Cordon of the Supreme Order of the Renaissance (1986)
:
Yugoslav Star with Sash of the Order of the Yugoslav Star (1975)
Referensi
Pranala luar
Biografi di SoehartoReview.com
Biografi di TokohIndonesia.com
Pahlawan nasional Indonesia
Pasangan Presiden Indonesia
Soeharto
Tokoh Jawa
Tokoh Jawa Tengah
Tokoh dari Surakarta
Tokoh Orde Baru
Tokoh Angkatan 45
Penerima Bintang Republik Indonesia Adipradana
Penerima Bintang Gerilya
Kematian akibat penyakit jantung
Penerima Bintang Budaya Parama Dharma | 850 |
6030 | https://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa%20Tamil | Bahasa Tamil | Bahasa Tamil (Tamil: தமிழ்) adalah salah satu bahasa dalam rumpun bahasa Dravida. Jumlah penuturnya sekitar 50 juta penutur di Tamil Nadu. Penutur bahasa Tamil juga banyak ditemukan di Srilanka (wilayah Jaffna dan Trincomalee), Malaysia, Singapura, Myanmar, Indonesia (terutama wilayah Sumatera Utara), Afrika Selatan, Fiji, dan Mauritius.
Di samping itu, karena daerah Tamil Nadu telah menjadi pusat perlintasan dagang yang utama dari masa ke masa, maka daerah ini juga melakukan kontak dengan berbagai bangsa, yang dapat terlihat dari banyaknya kemiripan kosakata beberapa bahasa dengan Tamil. Kosakata rice dan sandalwood dalam bahasa Inggris, meski dikatakan berasal dari bahasa Yunani, tetapi pada kenyataannya dua kata itu justru pinjaman dari bahasa Tamil.
Sistem penulisan
Bahasa Tamil pada mulanya menggunakan sistem penulisan Brahmi, grantha dan vaTTezuttu. Namun dari mana sebenarnya huruf Tamil itu berakar, masih menjadi perdebatan. Sebagian besar berpendapat bahwa huruf Tamil berasal dari huruf Brahmi, akan tetapi pandangan ini pun tidak sepenuhnya mendapat pembenaran di kalangan ahli bahasa setempat. Berdasarkan fakta, yakni dengan melihat huruf Tolkaappiyam dari abad ke-3 SM, cukup jelas bahwa bahasa Tamil mempunyai sistem penulisannya sendiri. Bahkan huruf Brahmi selatan sendiri dikatakan merupakan sempalan dari huruf vaTTezuttu.
Bahasa Tamil mempunyai 12 huruf hidup (vokal), 18 huruf mati (konsonan), 216 gabungan vokal-konsonan, dan 1 aaydham, sehingga total mencapai 247 huruf.
Tata bahasa Tamil
Bahasa Tamil ditinjau dari sisi ketatabahasaannya terbagi menjadi lima bagian, yakni:
Ezuthu (Tamil: எழுத்து) (Huruf)
Sol (Tamil: சொல்) (Kata)
Porul (Tamil: பொருள்) (Makna)
Yaappu (Tamil: யாப்பு) (struktur puitis), dan
aNi (Tamil: அணி) (tata puitis)
Buku tata bahasa Tamil yang pertama ditulis dalam huruf Aghatiyam, tetapi karena sumber dari huruf ini tidak tersedia, maka yang diakui adalah buku tatabahasa berhuruf Tolkappiyam.
Kemudian dari susunan kata, terdapat empat jenis, yaitu: uriccol atau kata dasar yang dipakai dalam karya sastra kuno dan tidak lagi dipakai; kemudian tiNai yang dibagi menjadi uyartiNai (kata benda yang mengacu pada perorangan, mencakup manusia, dewa dan setan) dan akRiNai (untuk benda mati dan binatang kategori rendah dan netral). Sedang untuk kelompok binatang yang sederajat dengan manusia digolongkan ke dalam jenis uyortiNai. Kemudian untuk menyatakan jumlah untuk jenis kelamin netral disebut sebagai Palar paal. AkRiNai dikelompokkan lagi menjadi onRan paal (kata tunggal untuk kelompok impersonal), dan palvin paal (jamak untuk kelompok impersonal).
Gerakan Pemurnian Bahasa Tamil
Gerakan Pemurnian Bahasa Tamil atau Tanit-Tamil Lyakkam, muncul karena pada masa-masa silam banyak cendekiawan yang terdidik dalam bahasa Sanskerta berupaya mempengaruhi bahasa Tamil, melalui penggunaan kosakata Sanskerta secara bebas. Mereka berpendapat bahwa dengan memadukan kedua bahasa ini akan memperindah bahasa Tamil itu sendiri. Para cendekiawan ini menyebutnya sebagai manippravala dan berusaha memopulerkan penggunaan bahasa tersebut di masyarakat. Namun para cendekiawan Sanskerta penganut Jainisme dan Vaishnava yang berupaya melakukannya gagal karena bahasa Tamil sendiri sebenarnya sangat kaya kosakata dan penuh kiasan-kiasan yang tidak dijumpai dalam bahasa Dravida manapun.
Akan tetapi para cendekiawan tersebut menolak mengakui kekayaan bahasa Tamil ini, meski mereka orang Tamil. Upaya-upaya terus dilakukan untuk meminggirkan peran bahasa Tamil dengan berbagai cara seperti mengklaim sejumlah karya sastra dan ritual serta huruf Tamil berakar dari bahasa Sanskerta, tetapi usaha mereka kemudian terhenti ketika para cendekia seperti V.K. Curiyanaraayana Sastiar dan Maraimalaiyatikal memfokuskan diri pada perhatian masyarakat atas kesusasteraan bahasa Tamil.
Dua cendekiawan tersebut dalam karya-karya awalnya memasukkan unsur bahasa Sanskerta didalamnya, tetapi setelah para Sanskritis menyatakan bahwa Tamil tidak akan hidup tanpa adanya bahasa Sanskerta, maka keduanya mulai menulis dengan bahasa Tamil tanpa mengambil sedikitpun kata-kata bahasa Sanskerta. MaTaimalaiyaTikal kemudian mengkristalkan sikap tersebut kedalam satu gerakan pada tahun 1916 yang disebut Tanit-Tamil Lyakkam atau gerakan pemurnian bahasa Tamil. Sikap ini kemudian popular di kalangan cendekiawan Tamil, dan pihak-pihak yang merasa pentingnya bahasa Tamil yang murni.
Hingga sekarang, masih terjadi pertentangan antara kalangan yang pro-penggunaan Tamil murni dengan yang kontra, walau bentuknya berbeda.
Dialek
Bahasa Tamil seiring dengan makin majunya perkembangan transportasi kini semakin kabur perbedaan dialeknya. Kecuali dengan bahasa Tamil Srilanka yang mengandung banyak perbedaan. Di samping itu, kalangan Muslim Tamil cenderung banyak menyisipkan kata-kata yang berakar dari bahasa Arab dan Urdu. Bahkan kelompok muslim di distrik yang berbatasan dengan Andhra Pradesh banyak yang mulai menggunakan bahasa Urdu sebagai bahasa sehari-hari. Sedangkan penganut Kristen banyak menyisipkan kosakata bahasa Inggris dalam berbahasa sehari-hari.
Contoh
Vanakkam (Tamil: வணக்கம்) = Halo!
N’ee eppadi irukkiRay? (Tamil: நீ எப்படி இருகிறாய் ?) = Apa kabar?
N’aan n’allapadiyaaka irukkiREn (Tamil: நான் நல்லபடியாக இருக்கிறேன்) = Baik-baik
N’andRi (Tamil: நன்றி) = Terima kasih
Un peyar enna? (Tamil: உன் பெயர் என்ன?) = Siapa namamu?
Ennudaiya peyar… (Tamil: என்னுடையப் பெயர்...). = Nama saya…..
SenRu varukiREn (Tamil: சென்று வருகிறேன்) = Sampai jumpa.
Bahasa Tamil di Indonesia
Bahasa Tamil di Indonesia kira-kira dipertuturkan oleh 50,000 jiwa etnis Tamil di Indonesia. Penuturnya tersebar di Aceh, Sumatera Utara, DKI Jakarta, dan Jawa Timur.
Lihat pula
Bahasa Tamil Kuno
Kata serapan dari bahasa Tamil Kuno dalam bahasa Ibrani Alkitabiah
Kata serapan dari bahasa Tamil Kuno dalam bahasa Yunani Kuno
Referensi
Pranala luar
Tamil | 796 |
6034 | https://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa%20Sanskerta | Bahasa Sanskerta | mulut terangga
Bahasa Sanskerta (ejaan tidak baku: Sansekerta, Sangsekerta, Sanskrit, aksara Dewanagari: संस्कृतम्, saṃskṛtam) adalah bahasa kuno Asia Selatan yang merupakan cabang Indo-Arya dari rumpun bahasa Indo-Eropa. Bahasa ini berkembang di Asia Selatan setelah moyangnya mengalami difusi trans-budaya di wilayah barat laut Asia Selatan pada Zaman Perunggu. Bahasa Sanskerta adalah bahasa suci umat Hindu, Buddha, dan Jain. Bahasa ini merupakan basantara Asia Selatan pada zaman kuno dan pertengahan, dan menjadi bahasa agama, kebudayaan, dan politik yang tersebar di sejumlah wilayah di Asia Tenggara, dan Tengah. Bahasa ini memberikan banyak pengaruh bahasa di Asia Selatan, Tenggara, dan Timur, khususnya melalui kosakata yang dipelajari.
Bahasa Sanskerta masih mempertahankan ciri-ciri bahasa Indo-Arya kuno. Bentuk arkaisnya adalah bahasa Weda yang ditemukan dalam Regweda, kumpulan 1.028 himne yang disusun oleh masyarakat suku Indo-Arya yang bermigrasi di wilayah yang kini Afganistan hingga Pakistan dan kemudian India Utara. Bahasa Weda ini berakulturasi dengan bahasa kuno yang telah ada di anak benua India, menyerap kosakata yang berkaitan dengan nama-nama hewan dan tumbuhan; dan tambahannya, rumpun bahasa Dravida kuno memengaruhi fonologi dan sintaksis Sanskerta. "Sanskerta" dapat juga merujuk pada bahasa Sanskerta klasik yang tata bahasanya dibakukan pada pertengahan milenium pertama SM secara sangat lengkap, yang termuat dalam kitab Aṣṭādhyāyī ("Delapan Bab") karya Pāṇini. Pujangga dan dramawan besar Kalidasa menulis menggunakan bahasa Sanskerta klasik, dan dasar-dasar aritmetika klasik pertama kalinya dideskripsikan dalam bahasa Sanskerta klasik. Dua wiracarita besar Mahabharata dan Ramayana, disusun menggunakan gaya bahasa cerita lisan yang digunakan di India Utara antara 400 SM dan 300 SM, dan kira-kira sezaman dengan bahasa Sanskerta klasik. Pada abad-abad berikutnya bahasa Sanskerta mulai terikat tradisi, berhenti dipelajari sebagai bahasa ibu, dan akhirnya berhenti berkembang sebagai bahasa yang hidup.
Nyanyian Regweda sangat mirip dengan puisi arkais berbahasa Iran dan Yunani, Gathas dalam bahasa Avesta dan Illiad karya Homeros. Karena Regweda mengalir dari mulut ke mulut dengan cara rajin menghafal, dan dianggap sebagai sebuah teks tunggal tanpa varian apa pun, Regweda melestarikan morfologi dan sintaksis yang mendorong rekonstruksi moyang dari bahasa tersebut, bahasa Proto-Indo-Eropa. Bahasa Sanskerta tidak memiliki sistem tulisan yang spesifik: sekitar peralihan milenium pertama Masehi, bahasa ini ditulis dalam aksara-aksara berumpun Brahmi dan saat ini menggunakan aksara Dewanagari.
Status, fungsi, dan penempatan bahasa Sanskerta sebagai warisan sejarah dan budaya India diakui dalam bahasa resmi di Jadwal Kedelapan dari Konstitusi India. Namun, di luar kebangkitannya, tidak ada masyarakat yang mengakui bahasa ini sebagai bahasa ibu di India. Pada sensus terakhir di India, sekitar ribuan warga negara India mengakui bahasa Sanskerta sebagai bahasa ibu mereka, dan angka itu dianggap menandakan harapan penyelarasan dengan prestise berbahasa. Bahasa Sanskerta diajarkan di gurukula sejak zaman kuno; dan kini diajarkan pada sekolah menengah pertama. Sekolah modern bahasa Sanskerta tertua adalah Sampurnanand Sanskrit Vishwavidyalaya, didirikan pada 1791 pada masa pemerintahan Perusahaan Hindia Timur Britania. Bahasa Sanskerta menjadi bahasa liturgi bagi umat Hindu dan Buddha, digunakan untuk membacakan nyanyian dan mantra.
Etimologi dan penamaan
Dalam bahasa Sanskerta ajektiva verbal adalah kata majemuk yang tersusun dari sam (berbudaya, bagus, baik, sempurna) dan krta- (tersusun). Maksudnya adalah suatu bahasa yang "tersusun dengan baik, murni, sempurna, suci, dan berbudaya". Menurut Biderman, kesempurnaan yang dimaksud dari etimologi tersebut cenderung memiliki kualitas tonal bukannya semantik. Tradisi lisan dianggap berharga di India Kuno, dan resi-resinya menyusun alfabet, struktur kata, dan tata bahasanya menjadi "sebuah kumpulan suara, semacam cetakan musikal yang bernilai luhur", sebagaimana yang disebut Biderman, sebagai sebuah bahasa yang disebut Sanskerta. Dari akhir periode Weda, sebagaimana yang disebut Annette Wilke dan Oliver Moebus, landasan resonansi dan musikalnya membangun "literatur linguistik, filosofis, dan religius dengan jumlah yang sangat besar" di India. Suara-suara itu divisualisiasikan "meliputi seluruh ciptaan", representasi lain dari dunia itu sendiri; sebuah "magna misterius" dari pemikiran Hindu. Pencarian kesempurnaan dalam pemikiran dan tujuan kebebasan berada di antara dimensi suara sakral, benang merah itu merangkai semua ide dan inspirasi menjadi apa yang diyakini masyarakat India kuno sebagai bahasa yang sempurna, sehingga terciptalah "epistema fonosentris" bahasa Sanskerta.
Bahasa ini dianggap sebagai lawan dari bahasa-bahasa rakyat (). Kata prakrta secara literal berarti "asli, alami, normal, tak berseni", menurut Franklin Southworth. Keterkaitan antara bahasa Prakerta dan Sanskerta ditemukan dalam naskah India berangka milenium pertama Masehi. Patañjali mengakui bahasa Prakerta sebagai bahasa pertama, yang secara naluriah diadopsi oleh anak-anak yang berujung pada masalah interpretasi dan kesalahpahaman. Pemurnian struktur bahasa Sanskerta menghapus ketidaksempurnaan itu. Tatabahasawan Sanskerta awal Daṇḍin menyatakan, sebagai contoh, banyak kata bahasa Prakerta berasal dari Sanskerta, tetapi memunculkan "kehilangan suara" dan penyalahgunaan makna yang merupakan hasil dari "pengabaian tata bahasa". Daṇḍin mengakui ada kata-kata dan struktur membingungkan dari bahasa Prakerta yang lepas dari bahasa Sanskerta. Pandangan ini tampak pada gaya penulisan Bharata Muni yang mengarang naskah Natyasastra. Namisādhu, salah satu cendekiawan Jaina, mengakui adanya perbedaan tersebut, tetapi tidak setuju kalau bahasa Prakerta adalah hasil penyalahgunaan makna dari Sanskerta. Namisādhu menyatakan bahwa bahasa Prakerta bersifat pūrvam (alamiah) bagi anak-anak, dan Sanskerta adalah penyempurnaan bahasa Prakerta melalui sebuah "pemurnian tata bahasa".
Sejarah
Asal usul dan perkembangan
Bahasa Sanskerta termasuk dalam rumpun bahasa Indo-Eropa. Bahasa ini menjadi salah satu dari tiga bahasa Indo-Eropa tertua yang didokumentasikan serta lahir dari suatu bahasa purba yang direkonstruksi yaitu bahasa Proto-Indo-Eropa:
Bahasa Weda ( 1500–500 SM).
Bahasa Yunani Mikenai ( 1450 SM) dan Yunani Kuno ( 750–400 SM).
Bahasa Het ( 1750–1200 SM).
Bahasa Indo-Eropa lainnya yang berhubungan dengan Sanskerta antara lain bahasa Latin arkais dan klasik ( 600 SM–100 M, Italia zaman kuno), bahasa Gotik (bahasa Jermanik arkais, 350 SM), bahasa Norse Kuno ( 200 SM ke atas), bahasa Avesta Kuno ( akhir milenium ke-2 SM), dan bahasa Avesta Muda ( 900 SM). Bahasa kuno terdekat dengan bahasa Weda adalah rumpun Nuristan yang ditemukan di wilayah Hindu Kush, timur laut Afganistan dan barat laut Himalaya, serta bahasa Avesta dan Persia Kuno yang punah — keduanya berumpun Iran. Bahasa Sanskerta adalah kelompok bahasa satem Indo-Eropa.
Sejumlah sarjana zaman kolonial yang menguasai bahasa Latin dan Yunani terkejut dengan kemiripan bahasa-bahasa klasik Eropa dengan Sanskerta, baik dari kosakata dan tata bahasanya. Dalam The Oxford Introduction to Proto-Indo-European and the Proto-Indo-European World, Mallory dan Adams menjelaskan kemiripan tersebut dalam beberapa contoh berikut:
{|
|-
! Inggris !! Latin !! Yunani !! Sanskerta
|-
| mother|| māter|| mētēr|| mātár-
|-
| father|| pater|| pater|| pitár-
|-
| brother|| frāter|| phreter|| bhrātar-
|-
| sister|| soror|| eor|| svásar-
|-
| son|| fīlius|| huius|| sūnú-
|-
| daughter|| fīlia|| thugátēr|| duhitár-
|-
| cow|| bōs|| bous|| gáu-
|-
| house|| domus|| do|| dām-
|}
Kedekatan kosakata tersebut menunjukkan adanya sebuah akar kata, serta kaitan historis antara sejumlah bahasa-bahasa kuno besar di dunia.
Teori migrasi Indo-Arya menjelaskan bagaimana bahasa Sanskerta dan bahasa Indo-Eropa lainnya saling berkaitan serta menyatakan bahwa penutur asli bahasa yang kelak menjadi Sanskerta tiba di Asia Selatan dari asalnya, kemungkinan barat laut wilayah Indus pada awal milenium ke-2 SM. Bukti sejarah yang ada dalam teori tersebut adalah kedekatan antara bahasa Indo-Iran dengan rumpun bahasa Baltik dan Slavik, pertukaran dengan kosakata non-Indo-Eropa seperti rumpun bahasa Ural, dan kosakata Indo-Eropa yang berkaitan dengan flora-fauna.
Masa prasejarah rumpun bahasa Indo-Arya sebagai moyang bahasa Sanskerta tidak jelas dan hipotesisnya diajukan dalam batas yang cukup luas. Menurut Thomas Burrow, dengan menghubungkannya dengan bahasa rumpun Indo Eropa, asal usul bahasa tersebut mungkin bermula dari Eropa Tengah atau Timur, dan rumpun Indo-Iran muncul dari Rusia Tengah. Cabang rumpun bahasa Indo-Iran, Indo-Arya dan Iran, berpisah. Bahasa Sanskerta adalah cabang Indo-Arya yang berpindah menuju Iran timur, kemudian mengarah ke Asia Selatan pada paruh pertama milenium ke-2 SM. Begitu permulaan India Kuno, bahasa Indo-Arya mengalami perubahan lingustik dan terciptalah bahasa Weda.
Bahasa Weda
Bentuk praklasik bahasa Sanskerta adalah bahasa Weda. Naskah tertulis paling awal yang menggunakan bahasa Sanskerta adalah salah satu dari kitab suci umat Hindu yang empat, Regweda, ditulis pada pertengahan hingga akhir abad ke-2 SM. Tak ada catatan tertulis dari masa-masa awal yang dilestarikan, bahkan jika ada, sejumlah sarjana percaya bahwa Regweda turun-temurun secara lisan: teks tersebut adalah teks upacara keagamaan, dengan ekspresi fonetis yang pasti dan pelestariannya menjadi bagian dari tradisi.
Regweda adalah kumpulan kitab suci yang dibuat oleh banyak pengarang secara terpisah di wilayah India kuno. Penulis-penulisnya berada pada generasi yang berbeda-beda: Mandala 2 hingga 7 adalah yang tertua, sedangkan mandala 1 dan 10 adalah yang termuda. Namun bahasa Weda dalam kitab-kitab Rigveda "hampir tidak menyajikan keragaman dialektika", menurut Louis Renou — seorang Indolog yang dikenal karena penelitiannya tentang sastra Sanskerta dan khususnya Rigveda. Menurut Renou, ini menunjukkan bahwa bahasa Weda memiliki "pola linguistik yang teratur" pada paruh kedua milenium ke-2 SM. Setelah Regweda, Weda lainnya yang bertahan adalah Samaweda, Yajurweda, dan Atharwaweda, bersama naskah-naskah lain seperti Brahmana, Aranyaka, dan Upanisad. Dokumen Weda merefleksikan dialek bahasa Sanskerta pada sejumlah wilayah barat laut, utara, dan timur anak benua India.
Bahasa Weda adalah bahasa lisan sekaligus tertulis pada zaman India Kuno. Menurut Michael Witzel, bahasa Weda adalah bahasa lisan suku seminomaden Arya yang kelak bertempat tinggal di satu tempat dan tetap memelihara kebiasaan sehari-hari mereka seperti beternak sapi, bertani terbatas, dan menjalankan gerobak yang disebut grama. Bahasa Weda atau varian Indo-Eropa terdekatnya diakui di seluruh wilayah India Kuno yang dibuktikan dengan "Traktat Mitanni" antara bangsa Het dan Mitanni, dipahat pada batu, di suatu wilayah yang kini menjadi Suriah dan Turki. Bagian dari traktat tersebut seperti nama-nama pangeran Mitanni dan istilah teknis yang berhubungan dengan perkudaan, dengan alasan yang tak dipahami, ditulis dalam bentuk awal bahasa Weda. Traktat ini juga memuat Dewa Baruna, Mitra, Indra, dan Nasatya yang ditemukan dalam lapisan awal literatur Weda.
Bahasa Weda yang ada dalam Regweda lebih arkais daripada Weda-Weda lainnya, dan dalam banyak hal, gaya bahasa Regweda diketahui lebih mirip dengan salah satu kitab umat Majusi Gathas dan juga Iliad dan Odisseia karya Homeros. Menurut Stephanie W. Jamison dan Joel P. Brereton — Indolog yang dikenal karena penerjemahan Regweda — literatur Weda "telah jelas diwariskan" dari struktur sosial zaman Indo-Iran dan Indo-Eropa seperti peranan penyair dan pendeta, ekonomi patronasi, kemiripan frasa, dan sejumlah metrum puisi. Meski ada kemiripan, menurut Jamison dan Brereton, ada perbedaan antara sastra Weda, Avesta Kuno, dan Yunani Mikenai. Misalnya, tak seperti penggunaan majas simile dalam Regweda, teks Gathas tak memiliki simile, dan jarang digunakan pada versi bahasa yang kemudian. Bahasa Yunani Homeros, seperti Sanskerta Regweda, banyak menggunakan simile, tetapi secara struktural sangat berbeda.
Bahasa Sanskerta Klasik
Bentuk bahasa Weda kurang homogen, dan kemudian berevolusi menjadi bahasa yang lebih terstruktur dan homogen, yang disebut bahasa Sanskerta Klasik pada pertengahan milenium pertama SM. Menurut Richard Gombrich—Indolog dan sarjana bahasa Sanskerta, Pāli, dan studi agama Buddha—bahasa Weda yang arkais dalam Regweda sudah berevolusi pada periode Weda, seperti dibuktikan dalam karya sastra Weda berikutnya. Bahasa dalam Upanisad Hindu awal dan karya sastra Weda berikutnya menggunakan bahasa Sanskerta Klasik, sedangkan bahasa Weda yang arkais pada zaman Buddha menjadi tak bisa dipahami oleh semua orang kecuali para Resi, menurut Gombrich.
Orang yang dikredit berjasa dalam formalisasi bahasa Sanskerta adalah , juga Mahabhasya karya Patanjali serta komentar Katyayana yang mendahului karya Patanjali. Panini menyusun kitab ("Delapan Bab Tata Bahasa Sanskerta"). Masa hidupnya sering diperdebatkan, tetapi umumnya disepakati bahwa karyanya dibuat antara abad ke-6 hingga ke-4 SM.
bukanlah karya pertama yang mendeskripsikan tata bahasa Sanskerta, tetapi merupakan karya paling awal yang masih bisa dilestarikan secara utuh. Pāṇini mengutip sepuluh orang resi terkait aspek tata bahasa dan fonologi Sanskerta sebelumnya, serta varian penggunaan bahasa Sanskerta di wilayah India yang berbeda. Ia mengutip sepuluh orang resi yaitu Apisali, Kasyapa, Gargya, Galawa, Cakrawarmana, Bharadwaja, Sakatayana, Sakalya, Senaka, dan Sphotayana. menjadi peletak dasar salah satu Wedangga, Wyakarana, . Dalam , bahasa dipandang dengan cara yang tidak sejalan dengan tatabahasawan Yunani atau Latin. Tata bahasa Pāṇini, menurut Renou dan Filliozat, mendefinisikan ekspresi linguistik dan klasika yang menjadi acuan dari bahasa Sanskerta. Pāṇini menggunakan metabahasa teknis, seperti sintaksis, morfologi, dan leksikon. Metabahasa ini terorganisasi menurut deret aturan-meta, beberapa di antaranya dijelaskan langsung, sedangkan lainnya dapat disimpulkan sendiri.
Teori komprehensif dan ilmiah tata bahasa Pāṇini kelak menjadi awal permulaan bahasa Sanskerta Klasik. Risalahnya yang sistematis mengilhami dan menjadikan bahasa Sanskerta sebagai bahasa utama dalam pembelajaraan dan sastra India selama dua milenium. Tak jelas apakah Pāṇini menulisnya sendiri, atau memberikan penjelasannya kepada murid-muridnya secara turun temurun. Sejumlah sarjana menyetujui bahwa ia sudah mengenal penulisan, berdasarkan rujukan kata lipi ("aksara") atau lipikara ("penulis") pada subbab 3.2 Aṣṭādhyāyī.
Bahasa Sanskerta Klasik yang diformalkan oleh Pāṇini, menurut Renou, "bukan bahasa yang dimiskinkan", melainkan "bahasa yang diatur dan ditata dengan mengabaikan arkaisme dan alternatif formal yang tidak perlu". Bentuk klasik Sanskerta menyederhanakan hukum sandhi tetapi tetap mempertahankan ciri-ciri bahasa Weda, serta menambahkan ketelitian dan fleksibilitas, sehingga memiliki ruang yang cukup untuk mengekspresikan pikiran serta "mampu menjawab tuntutan literatur yang beragam di masa mendatang", menurut Renou. Pāṇini juga membuat "aturan pilihan" di luar kerangka kerja bahasa Weda bahulam, untuk menghargai kebebasan dan kreativitas sehingga para penulis yang berada di wilayah geografis atau waktu yang berbeda dapat bebas mengekspresikan fakta dan pandangannya sendiri.
Perbedaan fonetika bahasa Weda dan Sanskerta Klasik dapat diabaikan, bila dibandingkan dengan perubahan yang terjadi pada masa pra-Weda antara bahasa Indo-Arya dan bahasa Weda. Yang membuat bahasa Weda dan Sanskerta klasik berbeda adalah tata bahasa dan kategori gramatikal yang diperluas, serta perbedaan aksen, semantik, dan sintaksis. Ada juga perbedaan bagaimana akhir dari kata benda dan kata kerja, serta juga hukum sandhi, baik internal maupun eksternal. Banyak sekali kata dalam bahasa Weda tidak ditemukan dalam literatur bahasa Weda akhir atau Sanskerta Klasik, sedangkan ada kata Sanskerta Klasik yang maknanya berbeda dan baru jika dibandingkan dengan literatur bahasa Weda.
Arthur Macdonell adalah salah satu sarjana zaman kolonial yang telah merangkum sejumlah perbedaan bahasa Weda dan Sanskerta Klasik. Publikasi berbahasa Prancis kary Louis Renou tahun 1956, berisi pembahasan yang lebih rinci terkait kemiripan, perbedaan, dan evolusi bahasa Weda pada periode Weda dengan bahasa Sanskerta Klasik beserta pandangan pribadinya. Karyanya kemudian diterjemahkan ke bahasa Inggris oleh Jagbans Balbir.
Bahasa Sanskerta dan Prakerta
Kata Saṃskṛta sebagai sebuah bahasa, ditemukan dalam ayat 5.28.17–19 kitab Ramayana. Di luar bahasa Sanskerta yang tertulis dan dipelajari, sejumlah bahasa rakyat (Prakerta) muncul. Bahasa Sanskerta hadir bersama Prakerta pada zaman India kuno. Bahasa Prakerta memiliki akar bahasa Sanskerta yang disebut Apabhramsa, artinya "bahasa yang mengabaikan tata bahasa". Weda memiliki kata-kata yang ekuivalensi fonetiknya tidak ditemukan dalam bahasa Indo-Eropa lain tetapi ditemukan dalam bahasa Prakerta, yang menandai mulainya interaksi berbagi kata dan gagasan pada sejarah awal India. Semenjak pemikiran bangsa India terdiversifikasi dan ajaran awal Hindu mengalami tantangan, khususnya lahirnya agama Buddha dan Jain, bahasa Prakerta seperti Pali yang dipertuturkan umat Buddha Theravāda dan Ardhamagadhi yang dipertuturkan umat Jain bersaing dengan bahasa Sanskerta pada zaman kuno. Namun, menurut Paul Dundas, sarjana Jaina, bahasa-bahasa Prakerta kuno "dikira-kira memiliki hubungan yang dekat dengan Sanskerta, sama seperti halnya bahasa Italia pertengahan dengan Latin." Tradisi India mengakui bahwa Buddha dan Mahawira memilih bahasa Prakerta sehingga siapa pun dapat memahaminya. Namun, sarjana seperti Dundas mempertanyakan hipotesis ini. Mereka mengaku tidak ada bukti dan bahkan jika ada buktinya pada awal masa itu, orang-orang sulit mempelajari bahasa Prakerta kuno seperti Ardhamagadhi kecuali para biksu atau rahib.
Sarjana era kolonial mempertanyakan apakah Sanskerta itu bahasa lisan, atau hanya bahasa sastra. Salah satu aliran menyebut bahwa Sanskerta tak pernah sebagai bahasa lisan, sedangkan yang lain dan kebanyakan sarjana India justru tidak setuju. Mereka yang menegaskan Sanskerta adalah bahasa daerah menyatakan bahwa bahasa ini dahulu adalah bahasa lisan yang dilestarikan dalam naskah-naskah tertulis Sanskerta di India kuno. Selain itu, bukti tekstual karya Yaksa, Panini, dan Patanajali menyatakan bahwa bahasa Sanskerta Klasik pada masa itu adalah bahasa yang dituturkan oleh orang terpelajar dan berbudaya. Sejumlah sutras menguraikan bentuk-bentuk bahasa Sanskerta lisan dan tertulis. Biksu pelancong abad ke-7 Xuanzang menulis dalam memoarnya bahwa perdebatan filosofis resmi di India adalah bahasa Sanskerta, bukan bahasa daerah di wilayah itu.Pakar linguistik Madhav Deshpande menyatakan bahwa bahasa Sanskerta adalah bahasa lisan sehari-hari pada pertengahan milenium pertama SM yang berdampingan dengan bahasa Sanskerta sastra yang lebih formal dan tertata. Menurut Deshpande, dibenarkan bahwa bahasa modern juga memiliki bahasa sehari-hari dan dialek yang dipertuturkan dan dipahami, bersama dengan bentuk tertulis yang "tertata, lengkap, dan akurat dari segi tata bahasa". Tradisi India, menurut Moriz Winternitz, adalah belajar dan menggunakan bermacam-macam bahasa sejak zaman dahulu. Bahasa Sanskerta adalah bahasa kaum terpelajar dan terpandang, tetapi juga bahasa yang harus dipahami dalam lingkungan sosial yang lebih luas karena wiracarita yang populer seperti Ramayana, Mahabharata, Bhagawatapurana, Pancatantra, dan teks lainnya juga ditulis dalam bahasa Sanskerta. Bahasa Sanskerta dengan tata bahasanya yang ada, menjadi bahasa kaum terpelajar India, dan yang lainnya berkomunikasi dengan bahasa sehari-hari yang dapat saja mengabaikan tata bahasa. Bahasa Sanskerta sebagai bahasa yang terpelajar, hadir bersama bahasa daerah Prakerta. Seni drama berbahasa Sanskerta juga mengindikasikan bahasa itu berdampingan dengan Prakerta. Benares, Paithan, Pune, dan Kanchipuram adalah pusat studi dan debat publik bahasa Sanskerta hingga awal mula kolonialisme di India.
Menurut Étienne Lamotte, Indolog dan sarjana ilmu agama Buddha, bahasa Sanskerta menjadi dominan sebagai bahasa resmi tertulis karena presisi komunikasinya. Menurut Lamotte, bahasa ini adalah instrumen yang cukup ideal untuk menampilkan gagasan serta pengetahuan sehingga menjadi tersebar dan berpengaruh. Bahasa Sanskerta dianggap sebagai sarana gagasan yang berkebudayaan, artistik, dan mendalam. Pollock tidak setuju Lamotte, tetapi yakin bahwa pengaruh bahasa Sanskerta bertumbuh menjadi sebuah "kosmopolis" yang mencakup seluruh wilayah Asia Selatan dan sebagian besar Asia Tenggara. Kosmopolis tersebut berkembang pesat di luar India antara 300 dan 1300 M.
Pengaruh rumpun Dravida
Reinöhl menyebut rumpun bahasa Dravida tidak hanya menyerap kosakata Sanskerta, tetapi juga memengaruhi bahasa Sanskerta berkaitan strukturnya, "misalnya asal usul fonologi retrofleks Indo-Arya, dikaitkan dengan pengaruh rumpun bahasa Dravida". Hock et al. mengutip George Hart yang menyatakan bahwa ada pengaruh bahasa Tamil Kuno dalam bahasa Sanskerta. Hart membandingkan bahasa Tamil Kuno dan Sanskerta Klasik dan menyimpulkan bahwa ada bahasa Prakerta yang diturunkan dari kedua-duanya – "baik Tamil dan Sanskerta mendapatkan kaidah, metrum, dan teknik yang dibagi rata dari satu sumber, serta jelas tidak ada yang langsung diserap dari bahasa lainnya."
Reinöhl menyatakan bahwa ada keterkaitan secara simetris antara bahasa berumpun Dravida seperti bahasa Kannada atau Tamil dengan bahasa Indo-Arya seperti Bengali atau Hindi, dibandingkan dengan bahasa Persia atau Inggris terhadap bahasa berumpun non-Indo-Arya. Dikutip dari Reinöhl – "Kalimat dalam bahasa rumpun Dravida seperti Tamil atau Kannada dapat diubah menjadi bahasa Bengali atau Hindi dengan mengganti kosakata Bengali atau Hindi yang ekuivalen dengan kata dan bentuk Dravida, tanpa mengubah urutan kata, tetapi hal yang sama tidak bisa digunakan untuk mengubah kalimat bahasa Persia atau Inggris menjadi bahasa non-Indo-Arya".
Shulman menyebutkan, "Bentuk kata kerja nonfinit Dravida (disebut juga vinaiyeccam dalam bahasa Tamil) memengaruhi kata kerja nonfinit Sanskerta (aslinya berasal dari bentuk infleksi kata benda perbuatan dalam Weda). Kasus yang sangat menonjol dari pengaruh bahasa Dravida dalam bahasa Sanskerta hanyalah satu dari banyaknya asimilasi sintaktis, tak terkecuali repertoar yang besar dari aspek dan modalitas morfologis yang, jika diamati teliti, dapat ditemukan di mana saja dalam bahasa Sanskerta klasik dan pascaklasik".
Distribusi geografis
Kehadiran bahasa Sanskerta secara historis telah terbukti dalam lingkup geografi yang luas di Asia Selatan. Prasasti dan karya-karya sastra menunjukkan bahwa bahasa Sanskerta telah digunakan di Asia Tenggara dan Tengah pada milenium pertama SM, melalui para brahmana, peziarah, dan pedagang.
Asia Selatan merupakan daerah yang kaya akan manuskrip dan prasasti berbahasa Sanskerta pada zaman kuno hingga sebelum abad ke-18. Di luar wilayah India Kuno, manuskrip dan prasasti berbahasa Sanskerta telah ditemukan di Tiongkok (terutama di Tibet), Myanmar, Indonesia, Kamboja, Laos, Vietnam, Thailand, dan Malaysia. Prasati dan manuskrip Sanskerta, maupun pecahan-pecahannya, termasuk sejumlah teks tertulis berbahasa Sanskerta tertua yang diketahui, telah ditemukan di gurun-gurun kering dan pegunungan seperti di Nepal, Tibet, Afganistan, Mongolia, Uzbekistan, Turkmenistan, Tajikistan, dan Kazakhstan. Sejumlah teks berbahasa Sanskerta juga ditemukan di kuil-kuil Jepang dan Korea.
Status resmi
Di India, bahasa Sanskerta diakui sebagai 22 bahasa resmi yang ada dalam Jadwal Kedelapan Konstitusi India. Pada 2010, Uttarakhand menjadi negara bagian India pertama yang menetapkan bahasa Sanskerta sebagai bahasa resmi kedua. Selanjutnya sejak 2019, Himachal Pradesh menjadi negara bagian kedua yang menetapkan bahasa tersebut sebagai bahasa resmi kedua.
Penelitian oleh bangsa Eropa
Penelitian bahasa Sanskerta oleh bangsa Eropa dimulai oleh Heinrich Roth (1620–1668) dan Johann Ernst Hanxleden (1681–1731), dan dilanjutkan dengan proposal rumpun bahasa Indo-Eropa oleh Sir William Jones. Hal ini memainkan peranan penting pada perkembangan ilmu perbandingan bahasa di Dunia Barat.
Sir William Jones, pada kesempatan berceramah kepada Asiatick Society of Bengal di Calcutta, 2 Februari 1786, berkata:
Memang ilmu linguistik (bersama dengan fonologi, dsb.) pertama kali muncul di antara para tata bahasawan India kuno yang berusaha menetapkan hukum-hukum bahasa Sanskerta. Ilmu linguistik modern banyak berhutang kepada mereka dan saat ini banyak istilah-istilah kunci seperti bahuvrihi dan suarabakti diambil dari bahasa Sanskerta.
Beberapa ciri-ciri
Kasus
Salah satu ciri-ciri utama bahasa Sanskerta ialah adanya kasus dalam bahasa ini, yang berjumlah 8. Dalam bahasa Latin yang masih serumpun hanya ada 5 kasus. Selain itu ada tiga jenis kelamin dalam bahasa Sanskerta, maskulin, feminin dan netral dan tiga modus jumlah, singular, dualis dan jamak:
kasus nominatif
kasus vokatif
kasus akusatif
kasus instrumentalis
kasus datif
kasus ablatif
kasus genetif
kasus lokatif
Di bawah ini disajikan sebuah contoh semua kasus sebuah kata maskulin singular deva (Dewa, Tuhan atau Raja).
Singular:
nom. devas arti: "Dewa"
vok. (he) deva arti: "Wahai Dewa"
ak. devam arti: "ke Dewa" dsb.
inst. devena arti: "dengan Dewa" dsb.
dat. devāya arti: "kepada Dewa"
ab. devāt arti: "dari Dewa"
gen. devasya arti: "milik Dewa"
lok. deve arti: "di Dewa"
Dualis:
nva devau
ida devābhyām
gl devayos
Jamak:
nv devās
a devān
i devais
da devebhyas
g devānām
l deveṣu
Lalu di bawah ini disajikan dalam bentuk tabel.
Skema dasar tasrifan (deklensi) sufiks untuk kata-kata benda dan sifat
Skema dasar tasrifan bahasa Sanskerta untuk kata-kata benda dan sifat disajikan di bawah ini. Skema ini berlaku untuk sebagian besar kata-kata.
Pokok-a
Pokok-a () mencakup kelas akhiran kata benda yang terbesar. Biasanya kata-kata yang berakhir dengan -a pendek berkelamin maskulin atau netral. Kata-kata benda yang berakhirkan -a panjang () hampir selalu feminin. Kelas ini sangatlah besar karena juga mencakup akhiran -o dari bahasa proto-Indo-Eropa.
Pokok -i dan -u
Pokok vokal panjang
Hukum sandhi
Selain itu dalam bahasa Sanskerta didapatkan apa yang disebut hukum sandhi, sebuah fenomena fonetik di mana dua bunyi berbeda yang berdekatan bisa berasimilasi.
Pembentukan kata majemuk
Kata-kata majemuk dalam bahasa Sanskerta sangat banyak digunakan, terutama menyangkut kata-kata benda. Kata-kata ini bisa menjadi sangat panjang (lebih dari 10 kata). Nominal majemuk terjadi dengan beberapa bentuk, tetapi secara morfologis mereka sejatinya sama. Setiap kata benda (atau kata sifat) terdapat dalam bentuk akarnya (bentuk lemah), dengan unsur terakhir saja yang ditasrifkan sesuai kasusnya. Beberapa contoh kata benda atau nominal majemuk termasuk kategori-kategori yang diperikan di bawah ini.
Avyayibhāva
Tatpuruṣa
Karmadhāraya
Dvigu
Dvandva
Bahuvrīhi
Bahasa Sanskerta di Indonesia
Bahasa Sanskerta telah lama hadir di Nusantara sejak ribuan tahun lalu, bahkan banyak nama orang Indonesia yang menggunakan nama-nama India atau Hindu (Sanskerta), meskipun tidak berarti bahwa mereka beragama Hindu. Ini karena pengaruh budaya India yang datang ke Nusantara sejak ribuan tahun yang lalu selama pengindiaan kerajaan-kerajaan Asia Tenggara (Hindu-Buddha), dan sejak itu, budaya India ini dilihat sebagai bagian dari budaya Indonesia, terutama dalam budaya Jawa, Bali, dan beberapa bagian dari Nusantara lainya. Dengan demikian, budaya Hindu atau India yang terkait di Indonesia hadir tidak hanya sebagai bagian dari agama, tetapi juga budaya. Akibatnya, adalah umum untuk menemukan orang-orang Indonesia muslim atau Kristen dengan nama-nama yang bernuansa India atau Sanskerta. Tidak seperti nama-nama yang berasal dari bahasa Sanskerta dalam bahasa Thai dan Khmer, pengucapan nama-nama Sanskerta dalam bahasa Jawa atau Indonesia mirip dengan pelafalan India asli, kecuali bahwa "v" diubah menjadi "w", contoh: "Vishnu" di India berubah menjadi "Wisnu" jika di Indonesia.
Di kawasan Nusantara khususnya di Indonesia, Bahasa Sanskerta sangat berpengaruh penting dan sangat memiliki peran tinggi di dalam perbahasaan di Indonesia. Bahasa Sanskerta yang masuk ke Indonesia sejak ribuan tahun lalu (masa kerajaan Hindu-Buddha) datang dari India ke Indonesia melalui para kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha pada masa kuno ribuan tahun yang lalu di bumi Nusantara. Sangat banyak kata-kata dalam Bahasa Indonesia yang diserap dari Bahasa Sanskerta, contohnya dari kata "bahasa" भाषा (bhāṣa) itu sendiri berasal dari bahasa sanskerta berarti: "logat bicara". Bahkan, banyak nama-nama lembaga, istilah, moto, dan semboyan di pemerintahan Indonesia menggunakan bahasa Sanskerta, seperti pangkat jenderal di Angkatan Laut Indonesia (TNI AL), menggunakan kata "Laksamana" (dari tokoh Ramayana yang merupakan adik dari Rama). "Penghargaan Adipura" yang merupakan penghargaan yang diberikan kepada kota-kota di seluruh Indonesia dari pemerintah pusat untuk kebersihan dan pengelolaan lingkungan juga menggunakan bahasa Sanskerta yaitu dari kata Adi (yang berarti "panutan") dan Pura (yang berarti "kota), menjadikan arti: "Kota Panutan" atau "kota yang layak menjadi contoh". Ada juga banyak moto lembaga-lembaga Indonesia yang menggunakan bahasa Sanskerta, seperti moto Akademi Militer Indonesia yang berbunyi "Adhitakarya Mahatvavirya Nagarabhakti" (अधिकाऱ्या महत्व विर्य नगरभक्ति), dan beberapa istilah-istilah lain dalam TNI juga menggunakan bahasa Sanskerta, contoh: "Adhi Makayasa", "Chandradimuka", "Tri Dharma Eka Karma", dll.
Bahasa Sanskerta dalam beberapa aksara
Kalimat Semoga Batara Siwa meraksa para penggemar bahasa Dewata. (Kalidasa) dalam bahasa Sanskerta menggunakan beberapa aksara turunan Brahmi.
Lihat pula
Bahasa Weda
Romanisasi bahasa Sanskerta
Kata-kata serapan dari bahasa Sanskerta dalam bahasa Melayu dan bahasa Indonesia Modern
Daftar kata serapan dari bahasa Sanskerta dalam bahasa Indonesia
Daftar nama yang mengandung unsur Sanskerta
Catatan kaki
Referensi
Daftar pustaka
Daftar pustaka
Jan Gonda. 1952. Sanskrit in Indonesia, New Delhi: International Academy of Indian Culture.
Jan Gonda. 1963. Kurze Elementar-Grammatik der Sanskrit-Sprache, Leiden: E.J. Brill
Jan Gonda. 1966. A Concise Elementary Grammar of the Sanskrit Language, Tuscaloosa and London. Translated from the German by Gordon B. Ford Jr.
Haryati Soebadio. 1983. Tata Bahasa Sanskerta Ringkas. Jakarta: Djambatan.
Bahasa Indo-Arya
Bahasa yang muncul sejak milenium ke-2 SM
Bahasa berpola subjek–objek–predikat
Bahasa yang dituliskan dalam aksara Dewanagari
Bahasa di India
Bahasa yang diakui oleh Sahitya Akademi | 4,201 |
Subsets and Splits
No community queries yet
The top public SQL queries from the community will appear here once available.