Dataset Viewer
anchor
stringlengths 87
6.34k
| positive
stringlengths 87
4.81k
| negative
stringlengths 99
4.5k
|
---|---|---|
Judul: Purifikasi Protein Rekombinan Human Interferon α-2a dengan Kromatografi Afinitas dan Filtrasi Gel.
Abstrak: Protein hIFNα-2a memiliki kemampuan sebagai antivirus, antikanker, dan imunomodulator, namun waktu paruhnya dalam tubuh rendah akibat bobot molekulnya yang kecil. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa bobot molekul hIFNα-2a dapat ditingkatkan melalui fusi dengan human serum albumin (HSA). Penelitian terkait optimasi purifikasi protein fusi dan non fusi ini belum dilakukan. Penelitian ini bertujuan menentukan teknik purifikasi yang menghasilkan protein paling murni dan menentukan titik isoelektrik protein. Protein diproduksi dalam methylotropic yeast Pichia pastoris. Protein fusi dan non fusi dipurifikasi menggunakan dua teknik, yaitu kromatografi afinitas dan kromatografi filtrasi gel. Hasil Dot Blot mengkonfirmasi validitas protein. Kromatografi afinitas menghasilkan protein yang lebih murni. Oleh karena itu, yield protein fusi dan non fusi fraksi kromatografi afinitas lebih rendah dibandingkan kromatografi filtrasi gel. Yield protein non fusi sebesar 13.6 mg/L, sedangkan protein fusi sebesar 0.8 mg/L. Titik isoelektrik protein non fusi sebesar 6, sedangkan protein fusi sebesar 6.5.
Keyword: human interferon α-2a, kromatografi afinitas, kromatografi filtrasi gel, purifikasi
|
Judul: Stabilitas Protein Rekombinan Interferon Alfa-2b Manusia Pada Pichia Pastoris.
Abstrak: Protein rekombinan interferon alfa-2b manusia (rhIFNα-2b) merupakan protein terapeutik yang diaplikasikan untuk penanganan hepatitis dan kanker. Pengembangan bentuk sediaan rhIFNα-2b yang stabil tetap menjadi tantangan. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari stabilitas rhIFNα-2b pada tiga parameter, yaitu suhu, pH dan kondisi lama penyimpanan. Overproduksi rhIFNα-2b dilakukan menggunakan sistem ekspresi Pichia pastoris (P. pastoris) yang ditumbuhkan pada media Buffered Methanol Complex (BMMY) pada suhu 30 °C selama 48 jam dan 2% metanol sebagai induser. MinimateTM tangensial flow filtration system dengan molecular weight cut off (MWCO) 5 kDa digunakan pada proses filtrasi protein. Protein yang telah difiltrasi kemudian dipurifikasi dengan AKTA purifier 10 system menggunakan kolom His-trap. Kuantifikasi protein menggunakan bicinchoninic acid assay menunjukkan bahwa yield rhIFNα-2b hasil purifikasi sebesar 10.92 mg/L (OD600 = 2.3). Karakterisasi bobot molekul menggunakan analisis Sodium Dodecyl Sulphate-Polyacrylamide Gel Electrophoresis (SDS-PAGE) dan Western Blot menunjukkan bahwa protein tersebut merupakan rhIFNα-2b dengan bobot molekul sekitar 24 kDa. Karakterisasi identitas protein berbasis spektrometri massa Matrix Assisted Laser Desorption Ionization-Time Of Flight/ Time Of Flight (MALDI-TOF/ TOF) menginformasikan bahwa protein tersebut teridentifikasi sebagai hIFNα-2b dengan urutan asam amino yang mewakili 22% dari sekuen secara keseluruhan. Analisis SDS-PAGE non reducing dan software Image J menunjukkan bahwa peningkatan suhu, kondisi pH asam dan basa serta kondisi lama penyimpanan telah memacu terjadinya aggregasi dan degradasi rhIFNα-2b. Uji 3-[4.5-dimethyltiazol-2il]-2.5-diphenylltetrazolium bromide (MTT) menunjukkan bahwa aggregasi dan degradasi menurunkan aktivitas antiproliferasi rhIFNα-2b terhadap sel MCF-7. Kondisi kenaikan suhu, pH asam dan basa serta lama penyimpanan dapat mempengaruhi stabilitas rhIFNα-2b. Kondisi stabil rhIFNα-2b dicapai pada suhu 4 °C, pH 7 selama 2 hari waktu inkubasi. Data tersebut dapat digunakan untuk mengembangkan formulasi rhIFNα-2b sebagai protein terapeutik.
Keyword: rhIFNα-2b, Pichia pastoris, stabilitas, aggregasi, degradasi
|
Judul: Lansekap Sejarah: Cagar Budaya Condet, di DKI Jakarta
Abstrak: Kuliah Kerja Nyata (KKK) dilaksanakan dari tanggal 3 Pebruari 1986 sampai 3 April 1986 d i Kawasan Cagar Budaya Condet, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur. Program yang dilaksanakan, meliputi program mum dan khusus. Tujuan Program umum mencakup kepentingan tiga unsur yang terlibat, yaitu perguruan tinggi, mahasiswa dan masyarakat. Satu diantaranya adalah menghasilkan sarjana sebagai penerus pembangunan yang menghayati permasalahan yang kompleks, yang dihadapi masyarakat dalam pembangunan dan belajar menanggulangi permasalahan tersebut secara pragmatis dan inter disipliner.
Keyword:
|
Judul: Analisis Mata Pencaharian Alternatif Nelayan Pancing di Kepulauan Seribu
Abstrak: Nelayan pancing di Kepulauan Seribu menggunakan lima jenis pancing yaitu pancing tongkol, pancing tenggiri, pancing ulur, pancing tonda, dan pancing parabola. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan unit penangkapan pancing dan menentukan pendapatan nelayan dari kegiatan penangkapan dan mata pencaharian alternatif yang dilakukan nelayan pancing di Kepulauan Seribu. Hasil analisis unit penangkapan ikan menunjukan bahwa nelayan menggunakan lima jenis pancing hal ini disesuaikan dengan hasil tangkapan. Ada enam mata pencaharian alternatif yang dilakukan nelayan pancing di Kepulauan Seribu. Mata pencaharian tersebut adalah usaha budidaya kerapu, usaha penangkapan udang pengko (udang ronggeng), penyewaan kapal, usaha warung, tukang bangunan, dan usaha perbaikan mesin kapal. Berdasarkan hasil analisis usaha diperoleh rata-rata pendapatan nelayan dari kegiatan usaha penangkapan pancing sebesar Rp2.684.677,- per bulan. Kegiatan mata pencaharian alternatif yang dilakukan meningkatkan pendapatan nelayan sebesar 20,90% per bulan. Hasil analisis usaha menunjukan usaha penangkapan pancing dan mata pencaharian alternatif memiliki nilai revenue-cost ratio >1. Hal ini menunjukan bahwa semua usaha yang dilakukan oleh nelayan mendatangkan keuntungan dan layak untuk dikembangkan. Kegiatan mata pencaharian alternatif harus dikembangkan lebih lanjut untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan
Keyword: Seribu Archipelago, alternative livelihood, line-fishers
|
Judul: Analisis pendapatan usaha penangkapan ikan di Pulau Pramuka, Pulau Panggang, Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, DKI Jakarta
Abstrak: Indonesia merupakan negara yang sebagian besar terdii dari perairan. Hasil perkinan adalah salah satu hasil kekayaan aIam potensial yang dimiiiki Indonesia dengan sumberdaya perairan yang dimilikinya, karena selain meningkatkan devisa negara juga dapat memenuhi kebutuhan protein hewani 0 sehingga a h meninglcatkan kualitas sumkrdaya manusia. Oleh karena itu, peran Oserta seMor perikanan terbadap pembangunan ekonorni lokal maupun nasional $ tentu tidak dapat diragukan lagi. Perkembangan produksi perikitnan budidaya di Indonesia untuk setiap tahunnya mengalami kenaikan. Laju pertumbuhan 3 perikanan di Indonesia sebesar 2,68 gersen pada periode tahun 2003 - 2006. ' Kontribusi peningkatan perikanan di Indonesia h y a k didominasi oleh perikanan $ budidaya. Adapun klju pnblmbuhan perikwan budidaya di Indonesia adalah 13,27 persen per tahun pada periode tahun 2003-2006.
Keyword:
|
Judul: Karakterisasi Gen Penyandi alfa-Amilase dan B-Xilosidase dari Bacillus thermoleovorans IT-08 di Escherichia coli
Abstrak: A 8-kb xylanolytic DNA sequence from thermophilic bacteria, Bacillus thermoleovorans IT-08, has been cloned into Escherichia coli.
Keyword:
|
Judul: Studi tentang hubungan daerah penangkapan ikan tuna (Thunnus sp.) di perairan selatan Bali - NTB dengan suhu permukaan laut satelit NOAA-AVHRR
Abstrak: Kegiatan inventarisasi dan monitoring sumberdaya ikan tuna yang terkandung di wilayah perairan Indonesia Timur tidak dapat hanya dilakukan dengan cara-cara konvensional yang cenderung memerlukan biaya operasi cukup besar, waktu observasi cukup lama dan risiko yang cukup tinggi. Oleh sebab itu untuk mengatasi masalah-masalah tersebut diperlukan teknologi penginderaan jauh yang menggunakan wahana satelit sebagai komponen utamanya. Satelit yang biasa digunakan dalam kegiatan monitoring kondisi perairan laut adalah satelit NOAA-AVHRR. Satelit ini mampu merekam data yang dapat diolah menjadi suatu informasi mengenai nilai dan distribusi Suhu Permukaan Laut serta fenomena-fenomena oseanografis (upwelling, thermal front dan pola arus permukaan) yang dapat dijadikan sebagai parameter dalam penentuan daerah penangkapan ikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyediakan informasi mengenai nilai dan distribusi SPL secara multitemporal di perairan selatan Bali Nusa Tenggara Barat. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 1998-Pebruari 1999. Pengolahan data satelit dilakukan di laboratorium Penginderaan Jauh Bidang Matra Laut PUSFATJA, LAPAN dan pengambilan data lapangan dilaksanakan pada pertengahan bulan November Desember 1998 di PT. Perikanan Samodra Besar Benoa, Bali. Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi satu unit perangkat keras komputer dan beberapa perangkat lunak yang berupa program Idrisi v.4.1, Idrisi for windows, SPL11, Vectosur, ERDAS Imagine 7.4, Surfer v.6.04, Photo Styler, Paint dan Power Point. Bahan yang digunakan meliputi data primer (citra satelit NOAA-AVHRR bulan April- Agustus 1994-1997 dan bulan Oktober 1995) dan data sekunder (nilal hook rate ikan tuna di perairan selatan Bali-NTB dan peta wilayah NTB). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analitis-deskriptif yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang lebih mendalam mengenai Suhu Permukaan Laut (SPL) dan fenomena-fenomena oseanografis yang dikaitkan dengan data hasil tangkapan (berupa nilai hook rate)....
Keyword:
|
Judul: Pemanfaatan data suhu permukaan laut (SPL) dari citra satelit NOAA/AVHRR untuk menentukan daerah dan musim penangkapan ikan tuna mata besar (Thunnus obesus) di perairan selatan Jawa-Sumbawa
Abstrak: Perairan Selatan Jawa - Sumbawa merupakan daerah yang potensial sebagai daerah penangkapan ikan. Suhu Permukaan Laut (SPL) merupakan salah satu parameter oseanografi fisik yang dapat digunakan untuk memprediksi lokasi kelompok ikan dan satelit NOAA dengan sensor AVHRR dapat digunakan untuk menghasilkan peta SPL, yang selanjutnya digunakan untuk mengidentifikasi fenomena fenomena oseanografi seperti upwelling, front, arus laut, dan aktifitas biologinya. Dari penelitian ini diharapkan akan diperoleh gambaran distribusi SPL di Perairan Selatan Jawa Sumbawa dengan menggunakan data citra Satelit NOAA/AVHRR, serta menggambarkan daerah dan musim penangkapan ikan tuna mata besar (Thunnus obesus) berdasarkan nilai Hook Rate (HR). Penelitian ini dilakukan bulan Juni September bertempat di Laboratorium Penginderaan Jauh Fakultas Perikanan dan limu Kelautan IPB Bogor. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah citra satelit NOAA/AVHRR bulan Januari sampai dengan November tahun 1998 dari LAPAN, dan data hasil tangkapan tuna bulan Januari sampai dengan November tahun 1998 di perairan Selatan Jawa Sumbawa pada posisi geografis 10°LS-16°LS, 105°BT-1170BT dari PT. Perikanan Samodera Besar Benoa - Bali, dan peta Lingkungan Laut Nasional skala 1: 500.000 untuk wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Bali.
Keyword:
|
Judul: Pelabelan Super Edge Magic Graceful pada Graf Petersen 𝑃��(𝑛��, 1) dan 𝑃�� (𝑛��, 𝑛��−1 2 ).
Abstrak: Pelabelan edge magic graceful pada suatu graf dengan banyaknya simpul ������ dan banyaknya sisi ������ adalah fungsi bijektif dari himpunan simpul digabung himpunan sisi yang dipasangkan ke himpunan bilangan bulat terurut dimulai dari 1 sampai ������ + ������, sedemikian sehingga untuk semua sisi, nilai mutlak dari penjumlahan label verteks yang saling adjacent dikurangi dengan label dari sisi yang incident dengan verteks tersebut akan sama dengan ������, ������ adalah konstanta magic. Pelabelan edge magic graceful yang memasangkan himpunan simpul ke himpunan bilangan bulat terurut {1,2, … , ������} disebut pelabelan super. Dalam karya ilmiah ini, ditunjukkan bahwa graf Petersen ������(������, 1) dan ������ (������, ������−1 2 ) keduanya memiliki pelabelan super edge magic graceful.
Keyword: graf Petersen, pelabelan super edge magic graceful
|
Judul: Efektivitas Implementasi Amdal dalam Pencegahan Pencemaran Sungai di DAS Ciliwung Segmen Kota Bogor
Abstrak: Pembangunan dapat diartikan sebagai seperangkat usaha yang terencana dan terarah dalam menghasilkan suatu hasil yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan dan meningkatkan kesejahteraan hidup manusia. Pembangunan yang dilakukan perlu disertai dengan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup agar dapat melestarikan fungsi lingkungan dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan. Salah satu instrumen pencegahan pencemaran da/atau kerusakan lingkungan hidup adalah Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal). Untuk dapat mengkaji efektivitas implementasi Amdal dalam pencegahan pencemaran sungai di DAS Ciliwung segmen Kota Bogor dilakukan penelitian yang bertujuan untuk : 1) menganalisis status mutu air sungai di DAS Ciliwung pada segmen Kota Bogor; 2) menganalisis kualitas dokumen Amdal di Kota Bogor; dan 3) menganalisis efektivitas implementasi Amdal di Kota Bogor dalam pencegahan pencemaran sungai di DAS Ciliwung pada segmen Kota Bogor. Penelitian dilakukan di wilayah sungai yang terlingkup dalam Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung pada segmen Kota Bogor pada bulan Mei hingga September 2018. Metode analisis yang dilakukan untuk menentukan status mutu air Sungai Ciliwung menggunakan metode indeks pencemaran. Metode analisis yang digunakan untuk analisis mutu dokumen Amdal difokuskan pada uji konsistensi, uji keharusan, uji relevansi dan analisis kriteria kelayakan lingkungan dengan pembobotan. Kemudian untuk melakukan analisis terhadap efektifitas implementasi Amdal menggunakan Analitycal Hierarchy Process (AHP) dengan bantuan perangkat lunak expert choice. Status mutu air sungai di DAS Ciliwung berada pada tingkatan tercemar ringan-sedang. Mutu dokumen Amdal yang paling baik adalah kegiatan pembangunan apartemen dan pembangunan pusat perdagangan, kuliner dan rekreasi dengan skor masing-masing sebesar 83. Analisis kelayakan lingkungan menunjukan 2 dari 5 dokumen tidak layak dilihat dari pembahasan tolok ukur kelayakan lingkungan. Implementasi Amdal dalam pencegahan pencemaran sungai di DAS Ciliwung Segmen Kota Bogor belum efektif. Hal tersebut ditandai dengan adanya pencemaran meskipun masih berada pada tingkatan tercemar ringan-sedang. Adanya pencemaran tersebut juga disebabkan oleh adanya kegiatan-kegiatan yang tidak terlingkup dalam Amdal, artinya memiliki kriteria yang tidak wajib Amdal atau bahkan kegiatan yang tidak memiliki dokumen lingkungan. Prioritas alternatif terbaik dalam mencapai efektivitas pelaksanaan Amdal dalam pencegahan pencemaran sungai di DAS Ciliwung di segmen Kota Bogor adalah komitmen untuk melaksanakan RKL-RPL untuk kegiatan Amdal wajib (0,35), didukung oleh peran pemerintah sebagai pelaku utama (0,44) dalam kebijakan peraturan pelaksana (0,32).
Keyword: efektivitas Amdal, indeks pencemaran, kualitas air
|
Judul: Kajian beban pencemaran dan daya tampung pencemaran sungai Ciliwung di Segmen kota Bogor
Abstrak: Perkembangan kependudukan di DAS Ciliwung Segmen Kota Bogor mendorong peningkatan kebutuhan hidup sehingga bermunculan berbagai macam industri dan peternakan. Sungai Ciliwung sebagai ekosistem terbuka menerima beban pencemaran melalui saluran-saluran air dari berbagai sumber pencemar seperti limbah rumah tangga, industri, peternakan dan pertanian. Disamping itu, pemanfaatan air sungai Ciliwung oleh masyarakat juga menyebabkan penurunan kualitas dan mutu air sungai. Untuk itu perlu dilakukan inventarisasi dan pemetaan industri-industri serta peternakan dengan menggunakan SIG sebagai dasar upaya pengendalian pencemaran Sungai Ciliwung secara keseluruhan. Penelitian ini dilakukan di wilayah DAS Ciliwung segmen Kota Bogor. Pengambilan data sekunder pada Februari - Maret 2010, sedangkan data primer ke lapangan dilaksanakan pada bulan Oktober - November 2010. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi sumber-sumber pencemar di DAS Ciliwung Segmen Kota Bogor, mengevaluasi perkembangan kondisi mutu air Sungai Ciliwung dari hulu ke hilir di segmen Kota Bogor, menghitung besar beban pencemaran setiap sumber-sumber pencemar, menghitung besar daya tampung beban pencemaran. Metode yang digunakan untuk data sekunder adalah inventarisasi data dari beberapa sumber/instansi meliputi: data kualitas air, debit sungai, data kependudukan, dan peta tutupan lahan kota bogor, sedangkan untuk data primer adalah observasi lansung ke industri-industri dan peternakan serta wawancara masyarakat mengenai persepsi dan perilaku mereka terhadap sumberdaya air Sungai Ciliwung.
Keyword:
|
Judul: Penentuan Nilai Eigen dan Vektor Eigen dari Matriks Tridiagonal 2-Toeplitz dengan Pendekatan Polinomial Chebyshev
Abstrak: The eigenvalues and eigenvectors of a matrix can be determined by finding its characteristic polynomials. The characteristic polynomials of a tridiagonal 2-Toeplitz matrix is shown to be closely connected to polynomials which satisfy the Chebyshev recurrence relationship. If the order of the matrix is odd, then the eigenvalues are found explicitly in terms of the Chebyshev zeros and the eigenvectors are found in terms of the polynomials satisfying the recurrence relationship. For even ordered matrices, the situation is more complicated. The problem in these cases is that although the Chebyshev recurrence formula is still applied, its initial values are not generating Chebyshev polynomials
Keyword:
|
Judul: Inventarisasi Informasi untuk Mendukung Budidaya dan Pemanfaatan Pohon Kayu Putih (Melaleuca cajuputi Powell) di Indonesia
Abstrak: Kayu putih (Melaleuca cajuputi Powell) merupakan salah satu jenis pohon yang memiliki banyak manfaat terutama pada olahan minyak atsiri. Minyak atsiri diperoleh dengan cara disuling daunnnya. Penelitian terkait pohon kayu putih telah banyak dilakukan, tetapi belum terdata dengan baik, sehingga tidak diketahui aspek apa yang telah diteliti secara lengkap dan aspek apa yang kurang. Penilitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi jumlah dan sebaran aspek penelitian terkait pohon kayu putih di Indonesia dan menganalisis kecukupan informasi tentang pohon kayu putih untuk mendukung pengembangan hutan tanaman kayu putih di Indonesia. Berdasarkan hasil inventarisasi penelitian tentang pohon kayu putih di Indonesia, terdapat total 73 publikasi. Hasil tersebut dibagi kedalam 8 aspek, yaitu perbenihan, persemaian, penanaman, pemeliharaan, pemuliaan, pemanenan, manfaat dan produksi. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penelitian-penelitian terkait pohon kayu putih belum mencakup 8 aspek yang dikaji dan belum memenuhi kebutuhan untuk pengembangan hutan tanaman kayu putih di Indonesia., Kayu putih (Melaleuca cajuputi Powell) is one type of tree that has many benefits, especially in the producing of essential oils. Essential oils are obtained by distilling the leaves. There have been many studies related to kayu putih trees, but they have not been well recorded, so it is not known what aspects have been studied in full and which aspects are lacking. This study aims to obtain information on the number and distribution of research aspects related to kayu putih trees in Indonesia and to analyze the adequacy of information about kayu putih trees to support the development of kayu putih plantations in Indonesia. Based on the results of an inventory of research on kayu putih trees in Indonesia, there are a total of 73 publications. The results are divided into 8 aspects, namely seeding, nursery, planting, maintenance, breeding, harvesting, benefits, and production. From the results of this study, it can be concluded that studies related to kayu putih trees have/have not covered the 8 aspects studied and have not fulfilled the need for the development of kayu putih plantations in Indonesia.
Keyword: Aspect, Kayu putih, Kayu putih oil, aspect, kayu putih, kayu putih oil
|
Judul: Studi Pengusahaan Minyak Kayu Putih (Cajuput Oil) di PMKP Jatimunggul, KPH Indramayu Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten
Abstrak: Hutan merupakan sumber daya alam yang mempunyai manfaat dalam segi ekologi, sosial-budaya, maupun manfaat ekonomi. HUtan menghasilkan produk berupa kayu dan non kayu. Pemanfaatam hutan dengan mengeksploitasi kayu secara berlebihan mengakibatkan degradasi hutan yang berakibat terjadinya berbagai bencana alam seperti banjir dan tanah longsor. Namun demikian, hutan harus tetap bermanfaat dalam segi ekonomi. Untuk dapat memanfaatkan hutan tanpa merusaknya, hasil hutan non kayu harus dimanfaatkan secara maksimal. Kayu putih merupakan salah satu tanaman kehutanan yang menghasilkan produk berupa miyak yang didapat dari proses penyulingan daun. Dengan memanfaatkan daun (non kayu), diharapakan hutan dapat lebih terpelihara kelestariannya. Perum Perhutani sebagai perusahaan pengelola hutan harus dapat memanfatkan hutan secara maksimal dengan tetap menjaga kelestariannya. Dengan menanam kayu putih, Perum Perhutani berusaha menggali manfaat ekonomi hutan tanpa banyak mengeksploitasi kayunya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses produksi minyak kayu putih, serta kualitas yang dihasilkan yang mempengaruhi permintaan pasar. Selain itu, penelitian ini juga bermaksud mengetahui peran Perum Perhutani, pabrik minyak kayu putih (PMKP) Jatimunggul dan KPH Indramayu pada khususnya dalam memasarkan minyak kayu putih baik untuk kepentingan dalam negeri mauapun ekspor. Kondisi sosial-ekonomi dan kontribusi Perum Perhutani terhadap masyarakat sekitar pabrik minyak kayu putih dan sekitar hutan kayu putih juga dijadikan objek dalam penelitian ini.
Keyword:
|
Judul: Grup dan Homomorfisma Grup pada Rubik Revenge
Abstrak: Rubik cube is a kind of puzzle game. A player must arrange rubik sides, which have been disordered, back to the position where every side has the same colour. This paper does not focus on the settlement solution, but instead on proving the existence of a group homomorphism between rubik movement group and S96 symmetric permutation group in rubik revenge. Firstly, it has been proved that rubik movement set is a group. Then, it also has been proved that the M set, which contains numeric labels of 1 until 96 in cubinos sides, is S96 symmetric permutation group.
Keyword:
|
Judul: Aplikasi Bahan Humat, Pupuk Silika dan Abu Sabut Kelapa sebagai Bahan Amelioran Tanah Sawah
Abstrak: Upaya peningkatan produksi padi dengan intensifikasi lahan menyebabkan unsur hara terangkut melalui panen secara terus-menerus. Petani padi di Kepulauan Nias, Sumatera Utara pada umumnya melakukan pemupukan nitrogen, fosfor dan kalium tanpa penambahan bahan organik dan pupuk silika. Padahal kehilangan bahan organik dan silika melalui panen cukup tinggi. Sebagian besar lahan sawah diindikasikan berkadar bahan organik rendah. Kehilangan silika melalui panen padi antara 150 hingga 300 kg/ha. Dengan demikian perlu dilakukan pemupukan berimbang supaya tanah tetap sehat. Penambahan bahan silika diberikan dalam bentuk pupuk SipadiHS sedangkan penambahan bahan organik dapat diberikan dalam bentuk bahan humat. Selain itu, Kepulauan Nias sangat banyak menghasilkan sabut kelapa yang merupakan limbah dari pembuatan minyak kelapa. Sabut kelapa dapat diolah menjadi abu sabut kelapa yang mengandung kalium cukup tinggi, untuk dapat dimanfaatkan sebagai bahan alternatif untuk substitusi pupuk kalium. Pemberian kombinasi bahan humat, pupuk silika dan abu sabut kelapa diharapkan berpengaruh positif memperbaiki sifat-sifat kimia tanah serta peningkatan pertumbuhan tanaman padi. Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap yaitu percobaan di rumah kaca dan analasis tanah dan tanaman di Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah IPB. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Mei 2016 sampai bulan April 2017. Rancangan percobaan yang digunakan pada percobaan ini adalah rancangan acak lengkap faktor tunggal. Perlakuan yang diberikan merupakan kombinasi antara bahan humat, pupuk silika dan abu sabut kelapa yang disubstitusi KCl pada dosis yang bervariasi. Adapun dosis bahan humat setara 0 dan 15 l/ha; dosis pupuk silika 0 dan 0.85 ton/ha dan dosis abu sabut kelapa yang mengandung K2O 31% sebesar 0, 0.32 dan 0.66 ton/ha disubstitusi dengan KCl 0, 0.08 dan 0.16 ton/ha. Hasil penelitian menunjukkan pemberian bahan amelioran meningkatkan pH, Ca dapat dipertukarkan, Na dapat dipertukarkan, K dapat dipertukarkan, Kapasitas Tukar Kation dan Kejenuhan Basa. Perlakuan terbaik adalah perlakuan H1S1A2 (bahan humat 15 l/ha, silika 0.85 ton/ha dan abu sabut kelapa 0.66 ton/ha) yang meningkatkan pH, Ca dapat dipertukarkan, Na dapat dipertukarkan, K dapat dipertukarkan, Kapasitas Tukar Kation dan Kejenuhan Basa sedangkan silika tersedia dan C-organik cenderung meningkat. Selain berpengaruh pada sifat kimia tanah, kombinasi bahan amelioran tersebut juga berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman padi yaitu meningkatkan tinggi tanaman dan jumlah daun.
Keyword: abu sabut kelapa, bahan humat, padi, pupuk silika
|
Judul: Pengaruh Kombinasi Pupuk Daun Silika dan Pupuk NPK terhadap Pertumbuhan dan Produksi Padi Sawah
Abstrak: Beras merupakan makanan pokok bagi mayoritas penduduk Indonesia. Namun, kemampuan Indonesia dalam menyediakan beras bagi penduduknya belum memadai. Salah satu cara untuk mengimbangi peningkatan kebutuhan beras adalah dengan meningkatkan produktivitas lahan yang dikenal sebagai intensifikasi. Intensifikasi pertanian diarahkan pada perbaikan seluruh sistem pertanian salah satunya segi kesuburan tanah. Kebutuhan hara padi tidak hanya unsur makro dan mikro esensial tetapi juga unsur yang menguntungkan seperti Silikon (Si). Kurangnya Si tersedia dalam tanah sawah diduga merupakan salah satu penyebab stagnasi produksi padi di Jawa dan daerah lainnya di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pupuk daun silika dan pupuk NPK terhadap pertumbuhan dan produksi, serta serapan Si pada padi sawah. Hasil penelitian menunjukkan pupuk daun silika secara tunggal nyata meningkatkan jumlah anakan, dan meningkatkan bobot GKP, kadar P jerami dan serapan Si walaupun secara statistik tidak nyata. Namun, pupuk daun silika berpotensi menurunkan kadar K jerami yang diduga karena kandungan Na pada pupuk daun Si menekan serapan K. Perlakuan pupuk NPK secara tunggal nyata meningkatkan tinggi tanaman, jumlah anakan, jumlah malai, GKP, kadar P dan K jerami, serta serapan Si. Interaksi kedua perlakuan nyata meningkatkan tinggi tanaman, jumlah anakan, dan jumlah malai.
Keyword: intensifikasi, jerami, silikon
|
Judul: Penentuan Nilai Eigen dan Vektor Eigen dari Matriks Tridiagonal 2-Toeplitz dengan Pendekatan Polinomial Chebyshev
Abstrak: The eigenvalues and eigenvectors of a matrix can be determined by finding its characteristic polynomials. The characteristic polynomials of a tridiagonal 2-Toeplitz matrix is shown to be closely connected to polynomials which satisfy the Chebyshev recurrence relationship. If the order of the matrix is odd, then the eigenvalues are found explicitly in terms of the Chebyshev zeros and the eigenvectors are found in terms of the polynomials satisfying the recurrence relationship. For even ordered matrices, the situation is more complicated. The problem in these cases is that although the Chebyshev recurrence formula is still applied, its initial values are not generating Chebyshev polynomials
Keyword:
|
Judul: Reaktivitas Lisin dalam Bentuk Asam Amino Bebas dan Protein dalam Reaksi Maillard
Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari reaktivitas lisin dalam bentuk asam amino bebas dan protein dalam reaksi Maillard berdasarkan perbandingan komponen volatil yang dihasilkan. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil pemodelan reaksi Maillard dari kondisi yang terjadi pada bahan pangan. N-a-acetyl-L-lysine digunakan untuk mewakili lisin dalam bentuk protein. Dari struktrur kimianya, senyawa ini memiliki guguS a-amino yang diblok oleh guguS asetil serta memiliki guguS £-amino bebas sehingga dianggap dapat mewakili lisin yang terikat dalam ikatan peptida. Untuk mewakili lisin dalam bentuk asam amino, dipilih L-Iysine monohydrochloride, sedangkan D-xylose dipilih sebagai gula pereduksi. Penelitian perbandingan reaktivitas lis in ini dilakukan pada dua kondisi. yaitu berdasarkan jumlah mol bahan lisin yang sama dan berdasarkan jumlah mol amino yang sama.
Keyword:
|
Judul: Pengaruh rasio reaktan dan kondisi reaksi maillard antara silosa dan sistein terhadap aroma yang dihasilkan
Abstrak: Tujuan penelitian ini yaitu mempelajari pengaruh rasio silosa dan sistein, serta kondisi suhu dan pH terhadap aroma yang dihasilkan dalam rangka membuat flavor daging sapi panggang. Pada penelitian pendahuluan dilakukan pembuatan ekstrak daging panggang, daging goreng, dan daging rebus yang digunakan sebagai aroma standar, juga dilakukan pembuatan flavor daging berdasarkan sistem model/paten yang dilakukan pada suhu 121°C, 30 menit. Sedangkan penelitian lanjutan bertujuan untuk melihat pengaruh suhu dan pH terhadap aroma sistem model silosa dan sistein serta analisis dengan kromatograf gas (GC). Pada penelitian pendahuluan, sistem model silosa dan sistein pada rasio 1:1, 2:1, 3:1, 4:1, 5:1 terutama menghasilkan aroma daging, disamping bau telur rebus, bawang mentah, dan rempah. Sehingga sistem model ini dikembangkan lebih lanjut agar dihasilkan aroma daging sapi panggang dengan memvariasikan suhu dan pH medium reaksi. Suhu yang dipilih adalah 100°C, 121°C dan 140°C, sedangkan buffer fosfat 0,2 M yang divariasikan yaitu pH 4, pH 5, pH 5,6, pH 6, dan pH 7. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu dan pH sangat mempengaruhi aroma yang terbentuk. Semakin tinggi pH maka bau bawang mentah semakin berkurang atau hilang, dan bau daging panggang menjadi dominan (khususnya pada suhu tinggi), dan muncul bau gosong. Sedangkan pengaruh suhu pada berbagai pH mengakibatkan pembentukan aroma daging panggang semakin dominan dengan tingginya suhu. Rasio reaktan terutama mempengaruhi intensitas bau yang terbentuk terutama aroma daging panggang dan bawang mentah. Pengaruh rasio reaktan pada berbagai kondisi reaksi menunjukkan bahwa semakin tinggi rasio silosa dibanding sistein maka aroma daging panggang semakin berkurang intensitasnya dan bau sulfur semakin berkurang atau hilang, sebaliknya bau bawang mentah semakin kuat intensitasnya. Aroma daging panggang yang umumnya disukai adalah pada rasio silosa dan sistein 1:1. Oleh karena itu dili- hat perbedaan profil GC akibat pengaruh kondisi reaksi pada rasio tersebut. Profil GC dari sistem model silosa dan sistein dengan rasio 1:1 pada berbagai kondisi reaksi memperlihatkan pola hampir sama, walaupun ada perbedaan jenis komponen yang terbentuk karena pengaruh kondisi reaksi, perbedaannya yaitu terutama pada suhu 140°C dimenit-menit awal kromato- gram terbentuk komponen yang lebih banyak.
Keyword:
|
Judul: Kura-kura air tawar (Ordo testudinata) di kawasan cagar alam Gunung Tukung Gede dan rawa danau Kabupaten Serang, Propinsi Banten
Abstrak: AD FARAJALLAH dan TARUNI SRI PRAWASTI. Kura-kura air tawar (Ordo Testudinata) yang menyebar di Indonesia terdiri dari empat famili, yaitu Emydidae, Trionychidae, Chelidae dan Carettochelidae. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan kura-kura air tawar (Ordo Testudinata) di Kawasan Gunung Tukung Gede dan Rawa Danau Kabupaten Serang, Propinsi Banten. Penelitian dilakukan mulai September 2000 sampai Februari 2001. Kegiatan penelitian ini dibagi menjadi 3 bagian, yaitu penangkapan kura-kura (dengan cara berburu dan memancing), identifikasi kura-kura menggunakan kunci identifikasi dari Ernst & Barbour. Analisis ekologi dilakukan di habitat kura-kura air tawar yang ditemukan. Panjang total sungai yang ditelusuri di Kawasan Cagar Alam Gunung Tukung Gede dan Rawa Danau adalah 51,35 km. Kura-kura air tawar yang berhasil ditangkap selama periode pengamatan sebanyak 9 ekor diidentifikasi sebagai 3 spesies, yaitu Cuora amboinensis, Cyclemys dentata (Famili Emydidae) dan Amyda cartilaginea (Famili Trionychidae). Cuora amboinensis ditemukan sebanyak 5 ekor, Cyclemys dentata 3 ekor dan Amyda cartilaginea sebanyak 1 ekor. Kura-kura air tawar dapat ditemukan di sungai, kolam, pematang sawah dan rawa., Indonesian fresh water turtles could be classified into four families, that are Emydidae. Trionychidae, Chelidae and Carettochelidae. This research was conducted to study fresh water turtles in Mount Tukung Gede and Rawa Danau Nature Reserves (Serang, Banten Province). The animals were caught during September 2000 -February 2001 by means of hunting and fishing. The key identification of Ernst & Barbour was used to identify the specimen. Furthermore, ecological analysis was done in the surrounding area where the specimen were found. The total length of rivers in Mount Tukung Gede and Rawa Danau Nature Reserves is 51.35 km. Nine individuals of fresh water turtle that was found could be identified as 3 species : Cuora amboinensis (5 individuals) and Cyclemys dentata (3 individuals) (Famili Emydidae), and Amyda cartilaginea (1 individual) (Famili Trionychidae). The fresh water turtles could be found in rivers, ponds, rice field and swamps.
Keyword:
|
Judul: Kajian Sensitivitas Parameter Algoritme Pada Metode Rotation Forest
Abstrak: Rotation forest merupakan metode klasifikasi baru untuk membangun metode pohon gabungan (classifier ensembles) dengan menggunakan pohon keputusan yang saling bebas. Proses pembeda dalam rotation forest adalah penerapan analisis komponen utama untuk merotasi peubah asal menjadi peubah baru yang saling bebas. Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa rotation forest lebih akurat dalam melakukan dugaan klasifikasi dibandingkan metode bagging dan random forest. Penentuan parameter algoritme, yakni ukuran banyaknya pohon keputusan yang digunakan dalam metode gabungan (l) dan banyaknya pemisah gugus peubah asal (k) memegang peranan penting dalam menentukan keberhasilan dan keakuratan dugaan klasifikasi. Penelitian ini menggunakan data dengan peubah respon terdiri dari 2 kategori/kelas. Hasil penelitian adalah: (1) Tidak didapatkan nilai k spesifik untuk tiap kategori data yang dapat memaksimumkan nilai keakuratan klasifikasi nilai, nilai k = (p-1) cenderung menghasilkan keakuratan klasifikasi yang lebih rendah dibandingkan nilai k = {1, 2, 3, p/3}. (2) Metode gabungan rotation forest efektif digunakan untuk melakukan pengklasifikasian data dengan hanya menggunakan sedikit pohon keputusan yakni 10 sampai 20 pohon. (3) Terdapat hubungan negatif antara nilai keakuratan klasifikasi dengan proporsi keragaman kumulatif data, yakni semakin tinggi nilai proporsi keragaman kumulatif suatu data cenderung menurunkan nilai keakuratan klasifikasi, atau sebaliknya.
Keyword: analisis komponen utama, metode pohon gabungan, rotation forest
|
Judul: Kajian empirik kinerja metode klasifikasi biner Rotation Forest pada data tidak seimbang
Abstrak: Pemodelan klasifikasi biner dengan metode pohon gabungan rotation forest merupakan salah satu solusi untuk klasifikasi yang lebih akurat yang dapat dikembangkan. Penelitian ini mengukur kinerja metode klasifikasi biner rotation forest secara empirik pada data tidak seimbang, menggunakan data penumpang pada peristiwa tenggelamnya kapal Titanic tahun 1912. Metode ini bekerja cukup baik jika kelas dari variabel respons seimbang. Metode ini juga masih cukup baik ketika Imbalanced Ratio (IR) kurang dari 5.67 atau proporsi kelas minoritas lebih besar dari 15%. Pada kasus data dengan proporsi kelas positif atau minoritas 5%, rotation forest gagal menghasilkan kinerja klasifikasi yang lebih baik dibandingkan dengan random forest.
Keyword: binary classification, ensemble tree, imbalanced data, rotation forest
|
Judul: Case Study of Gallbladder Mucocele and Treatment Used In Small Animals
Abstrak: Gallbladder mucocele (GM) is defined as distention of the gallbladder caused by an inappropriate accumulation or deposition of high concentrations of bile. The purpose of this case study is to study GM conditions in small animals and to report the clinical sign and characteristics of GM through the sonogram interpretation and blood chemistry test evaluation, and studies related to the therapy given and other treatments recommended. A 14-year-old Toy Poodle dog has been diagnosed with severe GM and cholecystitis. No pain signs were shown during the physical examination as asymptomatic is a common characteristic in the early stage of biliary related diseases. In this study Abdominal ultrasonography interpretation and blood chemistry evaluation was conducted in 2021-2022 and analyzed as a secondary data source. Ultrasonography results showed presence of hyperechoic, immobile deposits in gallbladder accompanied by wall thickening and enlarged in size, followed by a significant increase in the enzyme alkaline phosphatase (ALP). This study has summarized mainly the diagnosis and treatments of GM in small animals and suitable alternatives treatments were recommended to encounter the GM conditions in small animals. The effectiveness of combined therapy shows the positive impact on the patient, the condition of GM has been under control.
Keyword: ultrasound, gallbladder, biliary sludge, abdominal ultrasonography
|
Judul: Economic Analysis of Benefit Value of Coral Reef Ecosystem in Ternate Island North Maluku Province
Abstrak: Artisanal fishermen are people whose economic activities depend on natural resource especially coral reef ecosystem. In Ternate Island there are 729 fishermen household. Who are running some economic activities, including destructive fishing practices . The aim of this research is to estimate the benefit value of coral reef in Ternate Island using Effect on Production (EoP) approach. This approach mainly applies to estimate the difference in value of productive output before and after the impact of activity. The results of this research show that the actual economic values of coral reef in Ternate Island based on cross section data is Rp 21.027.933.840,00, while produce an estimation of present value of the benefit is Rp 384.542.778,79. Furthermore, the present value of residual rent is as of estimated to be Rp 239.081.334,38. Based on the time series appproach, it is estimated that a loss of benefit after 10 years has been occurred. Therefore foregone benefit value of coral reef in 10 years is Rp 5.097.140.400,00 or Rp 2.842.800.000,00 per hectare.
Keyword:
|
Judul: Economic valuation of coral reefs in the Seribu Islands marine protected area
Abstrak: Seribu Islands National Park (TNKpS) is a Marine Protected Area (MPA) which protects a number of the ecosystem such as coral reef, mangrove, seagrass and so on. Coral reefs is one of the most important ecosystems in this area which provides various benefits such as goods and services. These benefits are of high value and critical importance to the local economies in Seribu islands. These value were frequently overlooked or underappreciated by the local communities. In other words, the coral reefs ecosystem true value is still undervalued by the local communities. As a consequence the degradation and many other environmental damages were occurred. Economic valuation is an instrument that can be used to assess how much the communities appreciate goods and services from the ecosystem by giving 'price tag' and compared with its ecosystem true value. The main purpose of this research was to-assess coral reef's economic value which consist of use value and non use value. The use values derived from fisheries and tourism, meanwhile the non use values were derived from enviromental protection value and option value. The economic values were assessed using several approaches, namely change in productivity method, market prices, CVM, and Von Neumann-Morgenstern (option price). The results of the study showed that use value of tourism and fishery was 106.49 billion rupiah, and non-use value, included environmental protection value and option value, was 316.85 billion rupiah. Hence, the total economic value was 423.34 billion rupiah for total area 4,397.06 hectare or 96.28 million rupiah per hectare per year. However, the estimation for long-term (50 years) economic value in terms of Present Value (PV) to the local population will be much higher than the existing value. The estimated value will be of 5,162.23 billion rupiah on average or 1.18 billion rupiah per hectare. To secure these values, There are several policies can be implemented, such as increasing public awareness, rentcapture mechanism, institutional mechanism, 'localized economic scale' policy, and knowledge-based economic strenghtening.
Keyword:
|
Judul: Parvovirus Pada Anjing
Abstrak: Penyakit ini menyerang anjing dari semua umur dan dari semua jenis anjing, ssrta bersifat sangat msnular dan sukar untuk diobati. Gejala yang menonjol dari penyakit ini adalah muntah dan diars, dimena muntahan msngandung busa dan diarsnya bsrdarah atau bercampur lendir. Dalam msndiagnosa penyakit ini harus hati-hati karena gejaIa-geja1anya tidak spesifik dan mirip dengan penyakit- psnyakit yang disebabkah oleh agen 1ainnya.
Keyword:
|
Judul: Keefektifan Iradiasi Gamma [60Co] untuk Perlakuan Fitosanitari Hama Kutu putih Exallomochlus hispidus (Morrison) (Hemiptera: Pseudococcidae) pada Buah Manggis (Garcinia mangostana L.).
Abstrak: Buah manggis merupakan salah satu primadona ekspor buah-buahan Indonesia. Sayangnya, beberapa spesies kutu putih sering ditemukan pada buah manggis di antaranya adalah Exallomochlus hispidus (Morrison), Pseudococcus cryptus Hempel, Dysmicoccus lepelleyi Betrem, dan D. neobrevipes Beardsley. Kerugian ekonomi buah manggis disebabkan oleh infestasi kutu putih disertai sekresi embun madu yang dihasilkannya yang dapat menyebabkan penurunan nilai penampilan buah. Embun madu ini merupakan media tumbuh embun jelaga yang menyebabkan permukaan buah menjadi berwarna hitam. Teknik pengendalian kutu putih yang umum dilakukan adalah perlakuan fumigasi menggunakan metil bromida. Saat ini, senyawa metil bromida dikurangi penggunaannya karena mengakibatkan kerusakan lapisan ozon. Perlakuan fitosanitari menggunakan iradiasi gamma dengan sumber cobalt [60Co] menjadi pilihan pengendalian yang dianggap lebih aman terhadap lingkungan. Konvensi Internasional Perlindungan Tanaman (The International Plant Protection Convention), telah mengizinkan penggunaan iradiasi pengion sebagai perlakuan fitosanitari komoditas ekspor, hal ini telah dilakukan di beberapa negara. Informasi mengenai hama kutu putih pada buah manggis dan perlakuan fitosanitari hama kutu putih dengan iradiasi gamma belum banyak dilaporkan di Indonesia, dengan demikian penelitian dilakukan bertujuan untuk (1) mengamati keanekaragaman, kelimpahan populasi, dan dominasi kutu putih pada buah manggis di tiga kabupaten sentra produksi manggis di Jawa Barat yaitu Bogor, Sukabumi dan Purwakarta; (2) mempelajari biologi kutu putih E. hispidus pada buah manggis, sirsak, jambu biji dan kaboca; (3) menentukan dosis lethal minimum iradiasi gamma terhadap nimfa dan kutu putih dewasa dan mempelajari pengaruh dosis sublethal iradiasi gamma terhadap pertumbuhan, perkembangan, dan reproduksi kutu putih; (4) mempelajari implikasi iradiasi gamma terhadap kualitas buah manggis serta kisaran dosis minimum (D min) dan maksimum (D maks) iradiasi gamma terhadap keamanan kualitas manggis ekspor. Pengambilan contoh buah manggis dilakukan di tiga sentra produksi manggis Jawa Barat yaitu Desa Karacak Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Desa Hegarmanah Kecamatan Cicantayan, Kabupaten Sukabumi dan Desa Babakan, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Purwakarta. Pengamatan biologi dilakukan pada kutu kutu putih yang dipelihara pada buah manggis, kaboca, sirsak dan jambu biji. Parameter yang diamati adalah periode perkembangan nimfa dan reproduksi dan jumlah nimfa yang diproduksi. Uji efikasi iradiasi gamma terhadap mortalitas nimfa instar 1, 2, 3 dan dewasa E. hispidus dilakukan pada dosis 75- 2000 Gy, sedangkan uji dosis subletal terhadap kelangsungan hidup E. hispidus pada dosis 50-400 Gy. Iradiasi dilakukan di Iradiator Irpasena PAIR BATAN Jakarta. Mortalitas kutu putih diamati sampai 15 hari, sedangkan kelangsungan hidupnya diamati hingga mati. v Iradiasi manggis dilakukan pada buah manggis pada index kematangan 2, 3, dan 4. Susut bobot, kekerasan, warna kulit buah dan kelopak buah manggis diamati. Padatan terlarut total (PTT), asam tertitrasi total (ATT), dan vitamin C yang terkandung di dalam daging buah dianalisis. Pengukuran dosis radiasi (dosimetri) dilakukan terhadap manggis dalam kemasan kardus berukuran 1 kg dan 10 kg. Pengukuran radiasi dilakukan terhadap dosis minimum (D min), maksimum (D maks) dan faktor keseragaman dosis. Hasil penelitian menunjukkan keanekaragaman kutu putih pada buah manggis ditemukan berturut turut tertinggi di wilayah Bogor (8 spesies), Purwakarta (7 spesies) dan terendah di Sukabumi (6 spesies). Spesies kutu putih yang dominan ditemukan adalah E. hispidus dan P. cryptus di Bogor, D. lepelleyi dan E. hispidus di Purwakarta, dan D. lepelleyi, P. minor, dan P. cryptus di
Keyword: dosis, fitosanitari, hama karantina, kualitas buah, reproduksi
|
Judul: Keefektifan Iradiasi Sinar Gamma Terhadap Bactrocera Carambolae (Drew & Hancock) In Vitro Dan In Vivo
Abstrak: Jambu biji (Psidium guajava L.) merupakan komoditas hortikultura yang memiliki nilai ekonomis penting dalam pasar lokal maupun ekspor. Dalam rangka akselerasi ekspor, Indonesia harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh World Trade Organization-Sanitary and Phytosanitary (WTO-SPS). Salah satu OPT pada komoditas jambu biji adalah Bactrocera carambolae (Drew & Hancock). Salah satu upaya membebaskan komoditas ekspor dari OPT melalui tindakan perlakuan karantina berupa iradiasi sinar gamma [60Co]. Penelitian ini bertujuan menentukan dosis lethal dan dosis efektif iradiasi sinar gamma [60Co] untuk mengeradikasi lalat buah B. carambolae, serta mengamati implikasi terhadap keloloshidupannya. Penelitian ini dilakukan di di Laboratorium Phytosanitary, Pusat Aplikasi Isotop Radiasi-Badan Tenaga Nuklir Nasional (PAIR-Batan), Jakarta pada bulan Agustus sampai dengan Desember 2014. Pelaksanaan penelitian meliputi metode pengujian in vitro dan in vivo, masing-masing diaplikasikan terhadap telur dan larva instar 3 B. carambolae hasil perbanyakan laboratorium. Sebelas dosis perlakuan iradiasi diaplikasikan berturut-turut: 0, 30, 50, 75, 100, 125, 150, 175, 200, 300, 450, dan 600 Gy. Tingkat mortalitas 99% (LD99) ditentukan melalui program probit, dan kemampuan keloloshidupan larva, pupa, dan imago dibedakan melalui uji Tukey pada taraf 5%. Hasil perlakuan menunjukkan bahwa dosis lethal iradiasi efektif pada tingkat (LD99) berhasil mengeradikasi telur dan larva instar 3 berturut-turut sebesar 2225 dan 2343 Gy in vitro, serta 3165 dan 3177 Gy in vivo. Hampir seluruh larva perlakuan yang lolos hidup berhasil berkembang menjadi pupa, namun hanya dosis iradiasi terendah, yaitu 30 Gy saja yang dapat berkembang menjadi imago.
Keyword: Bactrocera carambolae, eradikasi, iradiasi, LD99
|
Judul: Implementasi Framework Vue Js pada Front-end Sistem Patriot Pangan Berbasis Web.
Abstrak: Seiring dengan meningkatnya kebutuhan informasi, penggunaan web juga menjadi semakin populer hingga saat ini. Teknologi web terbaru yang sedang populer saat ini adalah Vue Js. Hal ini dikarenakan Vue Js memiliki keunggulan diantara framework javascript lainnya dalam hal kecepatan, penggunaan memori, dan kesederhanaan dalam penulisan kode sehingga banyak pengembang yang lebih memilih Vue Js dibandingkan dengan framework lainnya. Vue Js akan diimplementasikan pada front-end sistem Patriot Pangan berbasis web yang saat ini masih berupa mockup. Patriot Pangan merupakan sistem peringatan dini kerawanan pangan sekaligus sarana crowdfunding untuk campaign kerawanan pangan. Implementasi Vue Js pada front-end sistem dilakukan menggunakan metode scrum dengan lima kali sprint. Dalam penelitian ini implementasi Vue Js front-end sistem bagian web admin berhasil dilakukan dengan menerapkan fitur-fitur yang tersedia pada Vue Js dan semua fungsi telah berhasil diimplementasikan diantaranya input data keluarga rawan pangan, assign keluarga rawan pangan dengan patriot, tambah campaign kerawanan pangan, dan lain-lain.
Keyword: front-end, scrum, Vue Js, web
|
Judul: Esterifikasi Sorbitol dengan Asam Stearat Menggunakan Lipase dari Bacillus licheniformis ATCC12759
Abstrak: Ester sorbitan monostearat adalah salah satu surfaktan nonionik yang dapat diproduksi melalui esterifikasi sorbitol dengan asam stearat. Reaksi esterifikasi biasanya menggunakan katalis kimia yang kurang selektif substrat dan membutuhkan energi tinggi. Oleh karena itu, lipase mikrobial dari Bacillus licheniformis berpotensi dikembangkan sebagai alternatif katalis. Penelitian ini bertujuan menggunakan lipase dari B. licheniformis ATCC12759 sebagai biokatalis untuk produksi sorbitan monostearat. Lipase B. licheniformis ATCC12759 diisolasi dengan presipitasi ammonium sulfat dan menunjukkan aktivitas sebesar 7.03 U/mg. Akan tetapi, reaksi esterifikasi sorbitol dengan asam stearat tidak berhasil dikatalisis oleh lipase ini. Hal tersebut ditunjukkan dari hasil analisis dengan spektrofotometer FTIR dan GC-MS.
Keyword: Bacillus licheniformis, esterifikasi, lipase, sorbitan monostearat
|
Judul: Kinetika produksi biosurfaktan oleh Bacillus subtilis ATCC 21332 pada sistem kultivasi dua fasa
Abstrak: Biosurfaktan mernpakan senyawa yang merniliki aktivitas permukaan, bersifat biodegradable, mempunyai tipe lebih bervariasi, non toksik dan dapal diaplikasikan secara luas pada berbagai industri. Tipe biosurfaktan rnikrobial bervariasi tergantung rnikroorganisme penghasilnya. Diantara banyak biosurfaktan, lipopetida mernpakan senyawa yang penting karena merniliki aktivitas permukaan yang tinggi, rnisalnya smfaktin yaitu senyawa lipopeptida yang diproduksi oleh Bacillus subtilis. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari kinetika produksi biosurfaktan pada sistem kultivasi dua fasa menggunakan Bacillus subtilis ATCC 21332. Penelitian diawali dengan penentuan waktu transfer inokulum Bacillus subtilis ATCC 21332 dari propagasi ke produksi dan penentuan perbandingan konsentrasi polimer terbaik. Se! ditumbuhkan pada labu erlemeyer 250 ml pada suhu 30°C, pH awal 7 dan kecepatan agitasi 200 rpm dalam media garam mineral. Setelah diketahui waktu transfer yang tepat yaitu nilai kekernhannya (OD), nilai ini dijadikan sebagai acuan setiap kultivasi. Penentuan konsentrasi polimer dilakukan pada suhu, pH, kecepatan agitasi dan media yang sama dengan tahapan propagasi dengan memperbandingkan tiga konsentrasi polimer dekstran: PEG yaitu (2 :10,9 )%, (5: 9,7) % dan (8,1 : 8,1) %. dst ...
Keyword:
|
Judul: Kajian permasalahan ruang terbuka hijau di daerah pinggiran kota (Urban Fringe) Jakarta (Studi kasus kecamatan Jagakarsa dan Kecamatan Cipayung)
Abstrak: Rencana Tata Ruang (RUTR) Jakarta tahun 1985-2005 telah menyertakan Kecamatan Jagakarsa dan Cipayung sebagai salah satu ruang terbuka hijau (RTH) di pinggir kota (Urban Fringe), yang sebagian arealnya masih berupa lahan pertanian milik masyarakat. Lahan pertanian ini mempunyai peranan yang sama dengan hutan kota dan taman kota. Ternyata mempertahankan keberadaan RTH, terutama pengembangan lahan pertanian mengalami berbagai masalah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) perubahan kebijakan pemerintah daerah mengenai RTH di wilayah JAВОТАВЕК, (2) persepsi pemilik lahan pertanian mengenai RTH dan (3) faktor yang menyebabkan alihfungsi lahan pertanian. Perubahan tataguna lahan di Kecamatan Jagakarsa dari penggunaan pertanian ke non pertanian terutama untuk pemukiman disebabkan oleh urbanisasi, dimana selama tahun 1985-1995 terjadi peningkatan jumlah penduduk 8,5%. Di Kecamatan Cipayung selain urbanisasi, luas sawah berku- rang 245 ha selama tahun 1994-1996 sebagian besar oleh proyek pembangunan. Perubahan ini disebabkan adanya perubahan kebijakan. Dalam Rencana Tata Ruang JABOTABEK 1975-1979 dan RUTR Jakarta 1965-1985 pemukiman ke wilayah Selatan untuk pengembangan mengantisipasi urbanisasi, sedangkan pada RUTR Jakarta 1985-2005 wilayah Selatan menjadi daerah penyangga lingkungan. Tidak adanya rencana detil/teknis tata ruang menyebabkan peruntukan lahan pertanian sebagai RTH tidak jelas. Luas rata-rata kepemilikan lahan pertanian responden di Kecamatan Jagakarsa 0,27 ha, dengan luas terkecil 0,02 ha dan terbesar 0,80 ha. Luas rata-rata lahan responden Kecamatan Cipayung 0,19 ha, dengan lahan terkecil 0,05 ha dan terbesar 1,5 ha. ...
Keyword:
|
Judul: Dominasi Lembaga Kredit dalam Pasar Modal di Wilayah Pedesaan (Studi Kasus Pada Lembaga Kredit BRI Unit, BKK dan LEmbaga Non Formal Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri Jawa Tengah)
Abstrak: Untuk me~ngkatkan ketersediaan sumberdaya modal di pedesaan dan mengembangkan kegiatan ekonomi yang lebih maju, pemerintah baik pemerintah pusat maupun daerah menetapkan kebijaksanaan untuk mendirikan lembaga keuangan (perbankan) di pedesaan antara lain adalah BRI Unit (Bank Rakyat Indonesia Unit), BKK (Badan Kredit Kecamatan) dan BPR (Bank Perkreditan Rakyat). Di wilayah pedesaan, terutama di tempat yang terisolir seperti wilayah upland lahan kering, mudah timbul pasar modal keuangan yang dimonopoli (spatial monipoly) dan didominasi oleh pelepas uang dengan suku bunga yang tinggi.
Keyword:
|
Judul: Analisa perkembangan Lembaga Keuangan Pedesaan : (Studi kasus di BKPD Panawangan dan Kawali Kabupaten Ciamis serta BKK Majenang dan Karang Pucung, Kabupaten Cilacap)
Abstrak: Kehadiran lembaga keuangan formal di pedesaan sangat dibutuhkan karena perekonomian desa sudah semakin bervariasi. Kelembagaan formal ini diharapkan menjadi salah satu lembaga pemacu pembangunan desa. Oleh karena itu lembaga ini dikembangkan untuk menyatu dengan ekonomi regional. Lembaga keuangan yang dibahas adalah Bank Karya Produksi Desa di Kecamatan Panawangan dan Kawali, Kabupaten Ciamis serta Bank Kredit Kecamatan Majenang dan Karang Pucung, Kabupaten Cilacap. Sesuai dengan fungsinya sebagai lembaga antara, menyalurkan dan memobilisir dana maka akan dilihat keefektifan dan keefisienan dalam melaksanakan kedua fungsi tersebut. Serta juga ditelaah apakah kondisi ekonomi regional serta faktor-faktor luar lembaga lainnya mempengaruhi keragaan dalam menjalankan fungsinya. Telaahan ...
Keyword:
|
Judul: Extraction of alginic acid from seaweed Sargassum polycystum by ultrasonic method
Abstrak: Asam alginat diproduksi dengan melakukan ekstraksi alga coklat (phaeophytes). Proses ekstraksi alginat dilakukan dengan metode asam dan kalsium. Ekstraksi asam alginat memerlukan waktu 2 jam pada metode konvensional, sehingga dilakukan modifikasi metode ekstraksi menggunakan ultrasonik. Penelitian bertujuan menentukan pengaruh perbedaan lama waktu ekstraksi dengan metode ultrasonikasi terhadap karakteristik asam alginat yang dihasilkan dari rumput laut Sargassum polycystum. Perlakuan lama ekstraksi menggunakan ultrasonik yaitu 30, 60 dan 90 menit, berpengaruh nyata terhadap nilai rendemen, viskositas, titik jendal, titik leleh, dan derajat putih. Karakteristik asam alginat terpilih yaitu perlakuan lama ekstraksi dengan ultrasonik selama 90 menit memiliki nilai rendemen 14,61%, kadar air 10,17%, kadar abu 8,84%, derajat keasaman 2,40, viskositas 38,23 cP, titik jendal 19,63 ℃, titik leleh 28,76 ℃ dan nilai derajat putih 61,80%. Karakteristik asam alginat yang dihasilkan telah memenuhi standar asam alginat yang telah ditetapkan oleh Food and Agricultural Organization kecuali parameter rendemen dan kadar abu. Kata kunci: asam alginat, Sargassum polycystum, ultrasonik
Keyword: alginic acid, Sargassum polycystum, ultrasonic
|
Judul: Analisis Risiko pad Aktivitas Proses Penanganan Kerang Simping
Abstrak: Cold storage merupakan tempat yang biasa digunakan untuk penyimpanan barang sementara, terutama barang yang mudah busuk dan akan digunakan dalam jangka panjang. Pemanfaatan sistem refrigerasi pada cold storage menjadikan ruangan di area cold storage memiliki suhu yang rendah. Paparan suhu dingin yang dirasakan oleh para pekerja setiap hari, lama kelamaan akan mengakibatkan perubahan fisiologi, respon. kejiwaan, serta reaksi pelaku. Kondisi ini disebut dengan efek cold stress. Pekerja yang merasakan efek cold stress dapat meningkatkan potensi kecelakaan kerja. Sehingga, perlu adanya analisis risiko untuk dapat meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sumber bahaya dan risiko kecelakaan kerja yang terjadi di area cold storage. Metode yang digunakan adalah studi kasus dengan objek penelitian aktivitas proses penanganan kerang simping. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi langsung dan wawancara, kemudian dianalisis dengan metode HTA (Hierarchy Task Analysis), IBPR (Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko), dan Analisis deskriptif. Hasil penelitian ini berupa informasi mengenai sumber bahaya dan nilai risiko kecelakaan kerja pada aktivitas proses penanganan kerang simping dalam bentuk bagan HTA dan juga Tabel IBPR. Berdasarkan data tersebut didapatkanlah persebaran tingkat risiko dan cara pengendalian potensi bahaya yang terjadi pada aktivitas proses penanganan kerang simping.
Keyword: cold storage, hazard identification and risk assessment, hierarchy task analysis, occupational safety, scallop
|
Judul: Keselamatan Kerja Tenaga Bongkar Hasil Tangkapan di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Sibolga.
Abstrak: Keselamatan kerja adalah program penting yang sangat diperlukan di dunia kerja. Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah program untuk melindungi karyawan, lingkungan dan masyarakat sekitar bahaya kecelakaan di lingkungan kerja dan kondisi yang dapat mengubah kesehatan karyawan di tempat kerja. Program keselamatan kerja bertujuan agar pekerja dapat memahami risiko dan konsekuensi dalam bekerja serta memiliki pengetahuan dalam pengendalian kecelakaan kerja sehingga dapat melaksanakan pekerjaan dengan lancar dan nyaman. Faktor keselamatan kerja merupakan hal yang penting karena sangat terkait dengan pemahaman risiko kerja dan kinerja tenaga kerja, sehingga untuk meningkatkan kompetensi kerja terkhususnya di Pelabuhan Perikanan Nusantara di Sibolga. Kompetensi kerja yang dimiliki oleh pekerja di Pelabuhan Perikanan Nusantara memiliki penilaian tersendiri yang berkaitan dengan keselamatan kerja. Pelabuhan Perikanan Nusantara Sibolga sudah melaksanakan standar sertifikasi ISO (International Organization for Standardization), yaitu ISO 9001; mengenai keselamatan dan kesehatan kerja kepada seluruh karyawan dan pekerja yang terkait dalam operasi pelabuhan tersebut. Pekerja bongkar harus memiliki keterampilan dalam bekerja untuk memaksimalkan layanan bongkar hasil tangkapan dan meminimalisir kesalahan dalam bekerja (Human Error) yang merupakan salah satu bagian penting dalam aktivitas pelabuhan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan nilai intensitas, potensi risiko dan rekomendasi upaya pengendalian pada aktivitas bongkar di Pelabuhan Perikanan Nusantara Sibolga dengan pekerja bongkar sebagai objek penelitian. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2017 – Januari 2018 di Pelabuhan Perikanan Nusantara Sibolga. Metode penelitian ini menggunakan analisis FSA (Formal Safety Assessment) untuk mengkaji sistem keselamatan kerja pada aktivitas bongkar ikan hasil tangkapan di PPN Sibolga. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan mengambil data primer dan sekunder secara langsung, untuk mencari informasi tentang tingkat bahaya dan risiko yang terjadi selama kegiatan. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan metode observasi dan deskriptif. Metode observasi dan deskriptif pada penelitian ini digunakan untuk menggambarkan aktivitas bongkar ikan hasil tangkapan yang dilakukan oleh tim bongkar. Untuk mengidentifikasi potensi risiko yang terjadi pada aktivitas bongkar, analisis yang digunakan adalah HTA (Hierarchical Task Analysis), Work Intensity dan untuk menentukan tingkat peluang risiko kecelakaan kerja dilakukan dengan menggunakan analisis HRA (Human Reliability Assessment). Potensi risiko terbagi dalam 5 kategori, yaitu kelelahan, terluka, cidera ringan, cidera berat dan fatal. Dalam penelitian ini, terdapat 7 tahap kegiatan bongkar yang dilakukan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Sibolga. Pengoperasian layanan bongkar dilakukan dengan total aktivitas sebanyak 31 aktivitas. Tingkat peluang risiko dilihat berdasarkan besaran nilai HEP (Human Error Probability) pada seluruh aktivitas bongkar. Dari seluruh aktivitas, potensi 3 risiko kelelahan terbesar memiliki nilai total HEP 0.3281, terluka sebesar 0.3083, cidera ringan sebesar 0.3730, cidera berat sebesar 0.6099. Untuk meminimalisir potensi risiko dilakukan dengan cara upaya pengendalian yang akan dijelaskan dalam bentuk deskriptif berdasarkan kategori OHSAS (2007). Pengendalian risiko dilakukan untuk menekan risiko/potensi risiko seminimal mungkin dengan cara meningkatkan sistem keselamatan, prosedur pemakaian alat perlindungan diri dan cara kerja yang aman pada tiap aktivitasnya.
Keyword: PPN Sibolga, FSA, HEP, Aktivitas bongkar, keselamatan kerja.
|
Judul: Pelabelan Super Edge Magic Graceful pada Graf Petersen 𝑃��(𝑛��, 1) dan 𝑃�� (𝑛��, 𝑛��−1 2 ).
Abstrak: Pelabelan edge magic graceful pada suatu graf dengan banyaknya simpul ������ dan banyaknya sisi ������ adalah fungsi bijektif dari himpunan simpul digabung himpunan sisi yang dipasangkan ke himpunan bilangan bulat terurut dimulai dari 1 sampai ������ + ������, sedemikian sehingga untuk semua sisi, nilai mutlak dari penjumlahan label verteks yang saling adjacent dikurangi dengan label dari sisi yang incident dengan verteks tersebut akan sama dengan ������, ������ adalah konstanta magic. Pelabelan edge magic graceful yang memasangkan himpunan simpul ke himpunan bilangan bulat terurut {1,2, … , ������} disebut pelabelan super. Dalam karya ilmiah ini, ditunjukkan bahwa graf Petersen ������(������, 1) dan ������ (������, ������−1 2 ) keduanya memiliki pelabelan super edge magic graceful.
Keyword: graf Petersen, pelabelan super edge magic graceful
|
Judul: Gambaran Histopatologi Jantung Tikus (Rattus norvegicus) Setelah Diinjeksi Nanopartikel Magnetik (Fe3O4) Berlapis Kitosan
Abstrak: Banyak nanopartikel yang digunakan dalam bidang biomedis salah satunya sebagai agen penghantaran obat ke organ tertarget (drug targeting). Penggunaan nanopartikel yang banyak dikaji adalah nanopartikel magnetik (Fe3O4). Tujuan penelitian ini adalah mengetahui distribusi nanopartikel magnetik berlapis kitosan di dalam jantung dan perubahan histopatologi jantung yang diakibatkan oleh adanya nanopartikel magnetik. Sampel organ yang digunakan adalah jantung berasal dari tikus yang telah diinjeksi nanopartikel magnetik berlapis kitosan secara intravena setelah 28 hari. Sampel organ dibuat preparat histologi dengan pewarnaan Hematoksilin-Eosin (HE) dan Prussian Blue. Penggunaan nanopartikel magnetik berlapis kitosan menunjukan tidak ada perubahan patologi terhadap jantung. Berdasarkan pewarnaan H&E, organ jantung tidak mengalami kerusakan dan sel otot jantung masih dalam keadaan normal. Penyebaran besi di dalam organ dideteksi menggunakan pewarnaan Prussian Blue dan dinilai menggunakan skoring kemudian diuji menggunakan statistika nonparametrik (Uji Mann- Whitney). Endapan besi di dalam jantung yang diberi perlakuan nanopartikel magnetik berlapis kitosan lebih banyak dibandingkan dengan kontrol (p < 0.05; berbeda nyata). Penyebaran ion besi lebih banyak di daerah yang dekat dengan pembuluh darah (radius < 100 μm). Berdasarkan penelitian ini, nanopartikel magnetik (Fe3O4) berlapis kitosan tidak bersifat toksik, tidak menimbulkan kerusakan pada jantung, dan dapat digunakan sebagai pengantar obat ke organ tertarget.
Keyword: nanopartikel magnetik (Fe3O4), histopatologi, jantung, kitosan
|
Judul: Gambaran Histopatologi Hati Tikus (Rattus norvegicus) Setelah Pemberian Nanopartikel Magnetik (Fe3O4) Berlapis Kitosan.
Abstrak: Studi morfologi mengenai kemajuan nanopartikel magnetik sangat terbatas. Dewasa ini nanopartikel magnetik telah digunakan sebagai material penghantar obat, agent kontras, dan aplikasi diagnostik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh nanopartikel magnetik berlapis kitosan terhadap struktur hati tikus putih (Rattus norvegicus) dan penyebaran ion besi nanopartikel pada hati. Sebanyak 3 ekor tikus perlakuan diberi injeksi nanopartikel magnetik berlapis kitosan dengan dosis 1 mL/kgBB. Pengamatan mikroskopis dilakukan pada preparat hati yang diwarnai Hematoksilin Eosin dan Prussian Blue. Data dianalisis secara deskriptif serta kualitatif. Gambaran mikroskopis hati pada tikus perlakuan nanopartikel magnetik tidak menunjukan lesio yang signifikan. Hati pada tikus yang diberikan perlakuan hanya menunjukkan gambaran mikrovakuola lemak pada daerah hepatosit. Mikrovakuola lemak pada gambaran mikroskopis adalah normal karena dapat berhubungan dengan metabolisme lemak pada hati. Distribusi ion besi pada vena porta perlakuan dan vena porta kontrol menunjukkan perbedaan yang nyata dengan uji Mann-Whitney (P < 0,05), sementara distribusi partikel besi pada daerah vena sentralis perlakuan dengan vena sentralis kontrol tidak menunjukkan perbedaan yang nyata (P > 0,05). Distribusi partikel besi nanopartikel lebih banyak ditemukan di daerah vena porta dibandingkan pada daerah vena sentralis (P < 0,05) pada hati tikus yang diberikan perlakuan nanopartikel magnetik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan nanopartikel magnetik Fe3O4 dengan dosis 1 mL/kgBB tidak menyebabkan lesio yang signifikan pada hati dan tidak menimbulkan toksisitas. Nanopartikel dengan dosis 1 mL/kgBB dapat digunakan sebagai agen kontras, drug delievery, serta partikel dalam aplikasi biomedis lainnya.
Keyword: nanopartikel magnetik Fe3O4, ion besi, vena porta, vena sentralis, hati
|
Judul: The Construction of Greedy SVP LLL Algorithm
Abstrak: A lattice is a set of all integer linear combination of a set of linearly independent vectors in ℝ𝑛���. The independent vectors are called bases of lattice. Any lattice can be generated from many bases, and these bases have the same cardinality. In the lattice, the most fundamental and renowned problem is the Shortest Vector Problem (SVP). SVP is a tracking problem of the shortest nonzero vector in a lattice with equivalent bases. In two dimensions, SVP problem has resolved exactly by Gauss’ algorithm. When the lattice dimension is higher than two, A.K. Lenstra, H.W. Lenstra and L. Lovasz gave a LLL algorithm to compute approximation of nonzero shortest vector in the lattice. Reduced bases solution obtained from LLL algorithm still be an approximation and has polynomial running time of arbitrary dimension which large enough. In 1994, Schnoor and Euchner modified this LLL algorithm as a new variant which later was named deep insertion LLL algorithm. This algorithm is a modified version of the LLL algorithm to the terms of the exchange step to improve the accuracy of output of LLL reduced bases and applying it to the subset sum problem. The purpose of this research are: (1) Reconstruct the LLL algorithm and deep insertion LLL algorithm using a geometric approach. (2) Construct a greedy SVP LLL algorithm. (3) Implement the three algorithms in a symbolic programming language, and evaluate them experimentally. A bases ℬ=[𝐛���1,𝐛���2,…,𝐛���𝑛���] in ℝ𝑚��� is called reduced LLL with parameter 𝛿��� if satisfies: (a) |𝜇���𝑗���𝑖���|≤12, for every integer 𝑖���,𝑗��� with 1≤𝑖���<𝑗���<𝑛���. (b)𝛿���‖𝜋���𝑗���(𝐛���𝑗���)‖2≤‖𝜋���𝑗���(𝐛���𝑗���+1)‖2, for 𝑗���=1,2,…,𝑛���−1,where 𝛿��� is a reduced parameter of real numbers with 14<𝛿���<1. The first requirement is the reduced basis 𝛿��� must “nearly orthogonal” and in its computation case, this requirement can be reached out by using the Gram-Schmidt’s orthogonalization. While the second requirement is called exchange step, or used to called as Lovasz condition. By using both of these requirements, then they establish the LLL algorithm. Then, Schnoor and Euchner modify the LLL algorithm based on the requirements of the exchange step called the deep insertion LLL algorithm, where the exchange step is based on the comparison of the projected vector in orthogonal complement [𝐛���1,𝐛���2,…,𝐛���𝑘���−1]⊥ after j-th reduction. To construct greedy SVP LLL algorithm, the requirements of the exchange step is based on purely by comparing norm of lattice 𝐛���𝑗��� with norm lattice 𝐛���𝑖��� for 𝑖���=1,2,3…,𝑗���−1. The process of insertion reduced vector after the exchange step also has done greedily. Then, we calculate the number of arithmetic operation in greedy SVP LLL algorithm for further analysis. The result of our exprimentation for three algorithms on the certain matrix size shows that the running time of the three algorithms increases propotional to the size of the matrix. The result also shows that by using 𝛿���=34 for the LLL algorithm and the deep insertion LLL algorithm, and the greedy SVP LLL algorithm which is a new variant made by using no parameter of 𝛿���, outperform of the other of two previous algorithm in terms of speed with the same output.
Keyword: LLL algorithm, LLL deep insertion algorithm, greedy SVP LLL algorithm
|
Judul: Ekstraksi Germ Gandum sebagai Konsentrat Protein untuk Fortifikasi Protein Tepung Lokal
Abstrak: Germ gandum memiliki kandungan protein yang tinggi, sehingga potensial untuk jadikan produk fortifikan protein berupa konsentrat untuk meningkatkan kualitas protein tepung lokal. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh faktor pH (A) dan waktu ekstraksi (B) dalam menghasilkan konsentrat protein dari germ gandum dan terhadap karakteristik sifat fisikokimia konsentrat protein yang dihasilkan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial serta mengidentifikasi kandungan asam amino konsentrat protein germ gandum. Tahapan penelitian ini meliputi karakterisasi germ gandum, proses isolasi protein, dan karakterisasi konsentrat protein germ gandum. Ekstraksi dilakukan dalam keadaan basa dengan perlakuan pH pada 8.5-10.5 dengan waktu ekstraksi selama 2.5 jam-3.5 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rendemen tertinggi konsentrat protein germ gandum diperoleh pada kondisi pH 9.5 dan waktu 3.5 jam. Namun rendemen tertinggi tidak berbanding lurus dengan tingginya kadar protein yang terekstrak. Kondisi pH 10.5 dan waktu ekstraksi 3.5 jam memiliki kadar protein tertinggi. Berdasarkan hasil karakterisasi konsentrat protein germ gandum, diketahui bahwa semakin tinggi pH dan waktu ekstraksi meningkatkan kadar protein dan aktivitas emulsi. Asam amino esensial tertinggi yang terkandung dalam konsentrat protein germ gandum yaitu arginin dan asam amino non esensial tertinggi yaitu asam glutamat. Berdasarkan metode CPI, perlakuan terbaik diperoleh pada kombinasi perlakuan dengan pH 9.5 dan waktu 3.5 jam.
Keyword: ekstraksi, fortifikasi, konsentrat protein, germ gandum
|
Judul: Mempelajari, Pemanfaatan tepung germ gandum dalam pembuatan roti manis
Abstrak: Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mempelajari pemanfaatan tepung germ gandum sebagai bahan substitusi tepung terigu dalam pembuatan roti manis. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk menentukan formula yang tepat dalam pembuatan produk roti manis yang disubstitusi tepung germ gandum, menentukan mutu fisik produk roti manis yang dihasilkan, menentukan mutu kimia dan mutu protein (daya cerna protein) produk roti manis yang dihasilkan, menentukan mutu organoleptik produk roti manis yang dihasilkan serta menganalisis pengaruh tingkat substitusi tepung germ gandum terhadap mutu fisik, mutu kimia dan mutu protein serta mutu organoleptik produk roti manis yang dihasilkan. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pengolahan Pangan, Laboratorium Kimia Gizi dan Laboratorium Percobaan Makanan, Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini berlangsung mulai bulan Agustus sampai November 2002. Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap, yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian lanjutan. Penelitian pendahuluan meliputi pembuatan tepung germ gandum dan menghitung rendemennya serta analisis mutu kimia (analisis proksimat) dan daya cerna protein dari tepung germ gandum, penentuan formula dan tingkat substitusi tepung germ gandum terhadap tepung terigu dalam pembuatan roti manis. Pada penelitian lanjutan dilakukan analisis mutu fisik, analisis mutu kimia dan uji organoleptik (uji hedonik) terhadap produk roti manis yang dihasilkan. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua kali ulangan. Taraf perlakuan yang diuji adalah substitusi tepung germ gandum terhadap tepung terigu. Tingkat substitusi yang diberikan adalah sebesar 0%, 5%, 10%, 15% dan 20%. Data hasil analisis mutu fisik dan mutu kimia dianalisis secara statistik dengan sidik ragam dan dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan jika terdapat pengaruh yang nyata. Parameter yang digunakan dalam uji organoleptik adalah warna, aroma, rasa, tekstur dan penampakan pori-pori roti. Data hasil uji organoleptik dianalisis secara deskriptif berdasarkan modus tingkat kesukaan panelis dan persentase penerimaan panelis. Data tersebut juga dianalisis secara statistik dengan uji Friedman untuk mengetahui pengaruh tingkat substitusi tepung germ gandum terhadap tingkat kesukaan panelis. Jika berpengaruh secara nyata maka dilanjutkan dengan uji lanjut Multiple Comparison Test.
Keyword: tepung germ gandum
|
Judul: Penyebaran beberapa jenis cetacean subordo odontoceti di perairan laut Sawu bagian Timur, Nusa Tenggara Timur
Abstrak: Cetacean yang ditemukan di perairan Laut Sewu pada Tanggal 27-28 Desember 2005 terdiri atas 8 spesies dan 1669 ind dengan total 76 sighting. Panjang total transek adalah 400,22 km meliputi 400,22 km daerah pengamatan.
Keyword:
|
Judul: Pertumbuhan dan perkembangan itik mandalung
Abstrak: Penelitian dilakukan di Laboratorium Pemuliaan dan Genetik Ternak, Ilmu Produksi Ternak Daging dan Kerja serta Laboratorium Produksi Ternak Unggas, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor selama 12 minggu, dimulai awal bu- lan Juli sampai akhir bulan September 1989. Tujuannya ada- lah untuk memproduksi ternak silangan (kawinan) secara ma- sal di pedesaan dan mengamati performansnya, dipelihara secara semi intensif. Materi digunakan mandalung sebanyak 60 ekor terdiri atas 30 jantan dan 30 betina. Setiap minggu sekali ditimbang satu persatu untuk mengetahui pertambahan bobot badannya. Setiap minggu juga dipotong dua ekor yaitu jantan dan betina untuk ditimbang irisan-irisan karkas komersialnya dan bagian-bagian saluran pencernaan baik ditimbang bobotnya juga diukur panjangnya. Menghitung laju pertumbuhan dengan rumus W = We untuk pertumbuhan awal. Bobot dewasa dan pertumbuhan diperlambat dicari dengan rumus W t = A-Be Secara kuantitatif data irisan-irisan karkas dan bagian-bagian saluran pencernaan dianalisis dengan menggunakan fungsi pertum- buhan model Y = ax, untuk memudahkan perhitungan. Fungsi pertumbuhan tersebut diubah menjadi persamaan regresi linier sederhana dalam bentuk log Y = log a + b log X. Dengan meningkatnya umur ternak ada peningkatan bobot badan. Rataan bobot badan mandalung baik jantan maupun betina ada diantara tetuanya. Pada entog jantan dan beti- na titik infleksi terjadi pada minggu ke-lima dengan bobot badan jantan 792 gram dan betina 591 gram. Itik jantan pada minggu ke-delapan (534.7 gram), betina minggu ketujuh (192.1 gram). Mandalung jantan minggu ke-enam (835.8 gram) dan betina pada minggu keima (422.8 gram).. Pertumbuhan irisan-irisan karkas komersial dan alat tubuh bagian luar terhadap bobot tubuh kosong baik pada jantan, betina maupun gabungannya, persentase pertumbuhan kepala dan kaki mempunyai nilai b < 1.0, persentase leher, punggung, lumbal, paha atas dan paha bawah konstan (b=1.0) persentase dada dan sayap bertambah (b >1.0). Pertumbuhan bobot total saluran pencernaan dan bagian- bagiannya relatif terhadap bobot tubuh kosong baik pada jantan, betina maupun gabungannya mempunyai nilai b < 1.0 atau masak dini….
Keyword:
|
Judul: Pertumbuhan dan perkembangan bulu itik mandalung II jantan dan betina
Abstrak: Guna mengetahui pertumbuhan bulu dan sejauh mana itik mandalung II ini memproduksi bulunya, sebanyak 33 ekor itik Mandalung II yang terdiri dari 20 ekor jantan dan 13 ekor betina digunakan dalam penelitian ini. Pertumbuhan bulu ekor, punggung, dada, sayap dan bulu sayap primer serta bulu sayap sekunder diamatı berdasar bobot badan dan dikelompokkan berdasar jenis kelamin. Analisis statistik fungsi pertumbuhan menggunakan metoda Yax, sedangkan analisis data untuk mengetahui pengaruh jenis kelamin dilakukan dengan prosedur untuk rancangan peragam (Covariance). Hasil pengamatan menunjukkan bahwa jenis kelamin tidak nyata berpengaruh terhadap pertumbuhan bulu kecuali pada bulu sayap dan bulu sayap sekunder yang sangat nyata berbeda (P<0.01). Berdasar konstanta intersep (a) kecepatan pertumbuhan bulu punggung dan dada nyata pengaruhnya (P<0.05) antara jantan dan betina. Persentase bulu pada umumnya tidak nyata perubahannya sampai meningkat dengan bertambahnya bobot badan. Kecepatan pertumbuhan bulu bersamaan sampai dengan lebih besar dibanding bobot tubuh. Waktu perkembangan masak sedang sampai masak lambat. Potensi pertumbuhan bulu sedang sampai tinggi. Urutan pertumbuhan bulu pada jantan dimulai dari bagian dada (b=0.8631) terus ke ekor (1.2775), punggung (1.6655), seluruh bagian tubuh (1.7124)dan sayap (2.6388). Bagian sayap dimulai dari sayap sekunder (2.2219) dan kemudian sayap primer (3.3192). Sedangkan pada betina dimulai dari bagian punggung (0.9528), terus ke dada (1.2302), ekor (1.4581), seluruh bagian tubuh (1.9795) dan dilanjutkan ke bagian sayap (4.4457), kemudian sekunder sayap (3.9003) dan sayap primer (5.5114)…
Keyword:
|
Judul: Pelabelan Super Edge Magic pada Graf Cycle dan Graf Wheel
Abstrak: This manuscript proves that cycle graph and wheel graph have a super edge magic labeling. Super edge magic labeling on a graph is labeling that has an edge magic labeling with a set of vertices were mapped in to {1,2,… ,𝑝} and a set of edges were mapped in to {𝑝+1,𝑝+2,… ,𝑝+𝑞}, in which 𝑝 is order and 𝑞 is size on the graph. There are one lemma and two theorems to be discussed. The lemma is used to prove the two theorems. The first theorem proves that cycle graph 𝐶𝑛 is super edge magic if and only if 𝑛 is odd. The second theorem proves that wheel graph 𝑊𝑛 of order 𝑛 is not super edge magic. Moreover 𝑊𝑛 is not edge magic if 𝑛≡0 mod
Keyword:
|
Judul: Analisa fakto-faktor teknis produksi studi kasus Unit penangkapan Mini Purse di Pelabuhan Ratu
Abstrak: Pada umumnya operasi penangkapan purse seine hanya berdasarkan penga- laman saja, sedangkan pemanfaatan sumberdaya melalui efisiensi penggunaan fak- tor-faktor teknis produksi belum banyak digunakan. Sehubungan dengan hal itu. sebagai langkah awal perlu dilakukan penelitian mengenai faktor-faktor teknis pro- duksi yang berpengaruh pada unit penangkapan mini purse seine di Pelabuhan Ratu. Penelitian ini dilakukan pada bulan April sampai Mei 1992, di Pelabuhan Ratu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keadaan umum perikanan mini purse seine dan mengetahui faktor-faktor teknis produksi yang mempenga- ruhi proses produksi dari mini purse seine. Penelitian ini merupakan suatu studi kasus, pengumpulan data dilakukan dengan mengikuti secara langsung operasi penangkapan ikan dan wawancara dengan nelayan, pemilik kapal serta instansi terkait. Data hasil penelitian kemudian diolah dengan analisa regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persamaan regresi linear berganda dari unit penangkapan mini purse seine di Pelabuhan Ratu adalah:...
Keyword:
|
Judul: Beberapa faktor yang mempengaruhi lama setting unit penangkapan ikan Purse seine Mini di Desa Dadap, Kecamatan Juntinyuat, Indramayu
Abstrak: Tujuan penelitian ini, untuk mengetahui keadaan umum perikanan mini purse seine di daerah penelitian dan melakukan kajian teknis terhadap aspek yang mempengaruhi lama setting. Penelitian berlangsung di Desa Dadap, Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu. Pengambilan data di lapang berlangsung dari bulan September hingga bulan Oktober 1992. Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder, sedangkan sampel perahu yang diambil berjumlah 26 dari jumlah total 31 buah perahu purse seine di Desa Dadap. Data yang diperoleh seperti; waktu setting, GT perahu, HP mesin, panjang jaring dan jumlah awak perahu disebut sebagai variabel teknis (Xi) sedangkan lama setting sebagai variabel tak bebas (Y), kemudian diolah dengan menggunakan paket program komputer micro stat, Lotus dan Harvard Grafik, selanjutnya hasil olahan tersebut dibahas. Sedangkan pendekatan masalah menggunakan pendekatan regresi linier sederhana dan regresi linier berganda…dst
Keyword:
|
Judul: Differential Leukocytes in Mice (Mus muscullus) after Amyloid Beta Aβ40 and Aβ42 Immunization as a Marker of Alzheimer’s Disease.
Abstrak: Alzheimer merupakan penyakit neurodegeneratif yang bersifat irreversibel dan progresif yang terkait dengan perubahan sel-sel saraf, sehingga menyebabkan kematian sel otak dan terjadinya demensia. Pengamatan terhadap diferensial leukosit dapat membantu dalam mendiagnosa penyakit ini dengan tepat. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran diferensial leukosit pada mencit terhadap respon imunisasi amyloid beta Aβ40 dan Aβ42. Penelitian ini menggunakan 22 ekor mencit (Mus muscullus) Balb/c jantan dan betina dengan berat badan 20-35 gr. Mencit dibagi menjadi tiga kelompok yaitu, kelompok mencit kontrol, kelompok mencit vaksinasi antigen amyloid Aβ40 dan kelompok mencit vaksinasi antigen amyloid beta Aβ42. Sampel darah dimabil melalui vena coccygea sebanyak 0,5 ml setiap mencit. Sampel darah diambil pada hari ke-0, 14 dan 24 setelah diimunisasi. Hasil menunjukkan kelompok mencit yang diimunisasi amyloid beta 40 (Aβ40) dan amyloid beta 42 (Aβ42) menyebabkan peningkatan jumlah limfosit dan neutrofil yang signifikan, sedangkan kelompok mencit kontrol tidak menunjukkan perubahan leukosit yang signifikan. Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa pemberian imunisasi antigen amyloid beta Aβ40 dan Aβ42 pada mencit tidak memengaruhi jumlah basofil, eosinofil, neutrofil batang serta monosit., Alzheimer's is an irreversible and progressive neurodegenerative disease associated with changes in nerve cells, leading to brain cell death and dementia. Observation of differential leukocytes can help in diagnosing the disease precisely. This study aims to find out the differential picture of leukocytes in mice against amyloid beta Aβ40 and Aβ42 immunization responses. This study used 22 mice (Mus muscullus) Balb / c male and female with a weight of 20-35 grams. Mice were divided into three groups, namely, the control mice group, the Aβ40 amyloid antigen vaccination mice group and the Aβ42 amyloid beta antigen vaccination mice group. Blood samples are taken through the coccygea vein as much as 0.5 ml per mice. Blood samples are taken on days 0, 14 and 24 after immunization. Results showed the mice group immunized amyloid beta 40 (Aβ40) and amyloid beta 42 (Aβ42) caused a significant increase in lymphocyte and neutrophil counts, while the control mice group showed no significant leukocyte changes. Based on the observations, it can be concluded that immunization of amyloid beta Aβ40 and Aβ42 antigens on mice does not affect the number of basophils, eosinophils, bar neutrophils and monocytes.
Keyword: Alzheimer, Diferensial leukosit, Amyloid beta, Mencit, Alzheimer's, differential leukocytes, amyloid beta, mice
|
Judul: Analisis sistem pemasaran ayam ras pedaging produk sunan kudus farm di Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor
Abstrak: Research aims are: 1) to know the pattern of marketing channel broiler chicken, 2) to know the market structure, conduct, and performance and the marketing functions of each marketing institute, 3) to analyze the marketing cost and marketing margin of each marketing channel, and 4) to know the most efficient of marketing channel based on marketing margin and producer's share. The research was conducted on July until August 2005 using primary and secondary data Taking over respondent of the marketing channels by snowball sampling m&od. Data were analyzed by qualitative and quantitative descriptive analysis.
Keyword:
|
Judul: Analisis Pemasaran Ayam Ras Pedaging (Broiler) di Kecamatan Gunung Sindur Kabupaten Bogor
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi saluran pemasaran, fungsifungsi pemasaran yang dilakukan oleh lembaga pemasaran, dan menganalisis efisiensi pemasaran ayam ras pedaging pada ketiga pola usahaternak di Kecamatan Gunung Sindur melalui marjin pemasaran, farmer’s share serta rasio keuntungan dan biaya pemasaran. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan secara tertuju (purposive) dengan pertimbangan bahwa Kecamatan Gunung Sindur merupakan salah satu daerah terbesar dalam memproduksi ayam ras pedaging di Kabupaten Bogor. Pengambilan responden peternak maupun lembaga pemasaran dilakukan dengan menggunakan metode snowball sampling. Lokasi untuk lembaga pemasaran ditelusuri sesuai dengan saluran pemasaran yang terbentuk tetapi masih dalam wilayah Jabodetabek. Hasil penelitian menunjukan terdapat lima saluran pemasaran ayam ras pedaging di Kecamatan Gunung Sindur. Saluran pemasaran satu: Peternak -> Perusahaan Inti -> Pedagang Pengecer -> Konsumen. Saluran pemasaran satu terdapat pada ketiga pola usahaternak ayam ras pedaging baik peternak plasma, peternak semi plasma, maupun peternak mandiri. Saluran pemasaran dua: Peternak Mandiri -> Pedagang Pengumpul -> Pedagang Pengecer ->Konsumen. Saluran pemasaran tiga: Peternak Mandiri -> Pedagang Pengumpul -> Konsumen Antara -> Konsumen. Saluran pemasaran empat: Peternak Mandiri -> Pedagang Pengecer -> Konsumen. Saluran pemasaran dua, saluran pemasaran tiga dan saluran pemasaran empat terdapat pada peternak mandiri. Saluran pemasaran lima: Peternak -> Konsumen Antara -> Konsumen. Saluran pemasaran lima terdapat pada saluran pemasaran dua peternak semi plasma dan saluran pemasaran lima peternak mandiri. Lembaga pemasaran yang terlibat dalam memasarkan ayam ras pedaging ada tiga, yaitu perusahaan inti, pedagang pengumpul, dan pedagang pengecer. Fungsi pemasaran perusahaan inti meliputi fungsi penjualan, penyimpanan, informasi pasar, penanggungan resiko, dan pembiayaan. Pedagang pengumpul berperan pada saluran dua dan saluran tiga pada peternak mandiri. Fungsi pemasaran pedagang pengumpul pada saluran dua meliputi fungsi pembelian, penjualan, pengangkutan, penyimpanan, penanggungan resiko, grading dan pembiayaan. Sedangkan pada saluran tiga tidak melakukan fungsi penyimpanan akan tetapi melakukan fungsi pemrosesan. Fungsi pemasaran pedagang pengecer meliputi fungsi pembelian, penjualan, pengangkutan, pemrosesan, penanggungan resiko, grading dan pembiayaan. Analisis efisiensi pemasaran dilihat dari segi marjin pemasaran, farmer’s share, dan rasio keuntungan dan biaya pemasaran. Marjin pemasaran saluran satu peternak plasma adalah Rp 5,739/kg. Marjin pemasaran saluran satu peternak semi plasma adalah Rp 7,192/kg. Marjin pemasaran saluran satu peternak mandiri adalah Rp 6,857/kg. Marjin pemasaran saluran dua peternak mandiri adalah Rp 7,876/kg. Marjin pemasaran saluran tiga peternak mandiri adalah Rp 1,700/kg. Marjin pemasaran saluran empat peternak mandiri adalah Rp 4,524/kg. Berdasarkan marjin pemasaran, saluran pemasaran yang paling efisien adalah saluran pemasaran tiga peternak mandiri. Dari ketiga pola usahaternak pada saluran pemasaran satu yang paling efisien pada peternak plasma. Farmer’s share saluran satu peternak plasma adalah 74.5 %. Farmer’s share saluran satu peternak semi plasma adalah 68.1 %. Farmer’s share saluran dua peternak semi plasma adalah 100 %. Farmer’s share saluran satu peternak mandiri adalah 69.5 %. Farmer’s share saluran dua peternak mandiri adalah 67.6 %. Farmer’s share saluran tiga peternak mandiri adalah 92.3 %. Farmer’s share saluran empat peternak mandiri adalah 78.7 %. Farmer’s share saluran lima peternak mandiri adalah 100 %. Berdasarkan farmer’s share, saluran pemasaran yang paling efisien adalah saluran pemasaran dua pada peternak semi plasma dan saluran pemasaran lima pada peternak mandiri. Hal ini
Keyword: Ayam Ras Pedaging, Peternak Plasma, Peternak Semi Plasma, Peternak Mandiri, Saluran Pemasaran, Efisiensi Pemasaran
|
Judul: Hamiltonian formulation for linear waves motion in two layers fluid
Abstrak: The surface wave could be considered as a wave that separates two fluids, namely water and air. Based on this assumption, it is introduced the interfacial wave, a wave between two layers of fluid with different density. The formulation of interfacial waves motion begins with deriving the base equation of irrotational ideal fluid. Furthermore, according to irrotational fluid assumption, the base equation can be stated in velocity potential. In this derivation, the fluids domain is assumed to be restricted by rigid lid boundary conditions, both at the upper and lower limit. Therefore, the interfacial waves motion can be explained in a hamiltonian formulation. In the hamiltonian formulation, total energy is defined as the sum of kinetic and potential energy. The hamiltonian system is obtained from reduction of kinetic energy by using the Dirichlet Neumann Operator. The resulted kinetic energy equation is nonlinear. Therefore, this form is linearized by first part of the Taylor expansion. This linearization gives a dispersion relation of linear wave. Based on this dispersion relation, the phase speed of the linear wave depends on the density ratio of the two layers fluid.
Keyword:
|
Judul: Pemurnian biosurfaktan hasil transesterifikasi enzimatik minyak sawit dan sorbitol menggunakan kromatografi kolom
Abstrak: Indonesia merupakan negara produsen minyak kelapa sawit kedua setelah Malaysia. Namun, ekspor minyak kelapa sawit Indonesia sebagian besar masih dalam bentuk minyak kelapa sawit mentah. Dilihat dari jumlah produksi CPO yang tinggi maka produk ini memberikan peluang bagi Indonesia untuk memperoleh nilai tambah bagi produksi CPO. Salah satu produk yang dapat memberikan nilai tambah bagi CPO adalah dengan melalui reaksi transesterifikasi minyak kelapa sawit dengan sorbitol dalam media piridin menggunakan katalis lipase yang menghasilkan monoester (biosurfaktan) Zat pelarut mempunyai peranan penting dalam elusi yang dapat menentukan baik buruknya pemisahan. Karena itu dalam penelitian ini ingin dike tahui adanya pengaruh pelarut terhadap pemisahannya dengan melihat kemampuan monoester untuk menurunkan tegangan permukaan, tegangan antar muka dan stabilitas emulsi. Penelitian ini bertujuan untuk memurnikan biosurfaktar hasil transesterifikasi enzimatik minyak kelapa sawit dengan sorbitol menggunakan kromatografi kolom, sehingga akan diketahui kondisi yang dapat menghasilkan pemisahan monoester yang terbaik. Identifikasi produk dilakukan dengan TLC (Thin Layer Chromatography), yang sebelumnya dilakukan pemisahan menggunakan kromatografi kolom dengan perbandingan eluen (kloroform metanol) yang berbeda dan dihasilkan produk berupa sorbitan monopalmitat, sorbitan monooleat, sorbitan monostearat dan sorbitan monolaurat (dibedakan atas nilai Rf). Hasil purifikasi setelah dilakukan pemisahan menggunakan kromatografi kolom terlihat bahwa tiap-tiap monoester terpisah dengan tingkat pemisahan yang berbeda pada perbandingan pelarut yang berbeda. Pada perbandingan kloroform metanol (60 2), (604) dan (60 8), monoester-monoester yang dihasilkan mempunyai empat jenis nilai Rf yang berbeda, perbedaan ini menunjukkan sorbitan monoester yang berbeda, perbandingan (60 6) menghasilkan tiga jenis nilai 3f yang berbeda yang berarti sorbitan monoester yang dihasilkan ada tiga dan perbandingan (60: 10) hanya menghasilkan dua jenis monoester yang ditunjukkan dengan nilai Rf yang berbeda hanya dua, sedangkan monoester-monoester terpisah lebih baik pada perbandingan kloroform metanol (60:6) dilihat secara visualisasi melalui TLC (Thin Layer Chromatography). Pengumpulan fraksi-fraksi yang sama pada pengumpulan I lebih banyak mengandung sorbitan monooleat, pengumpulan II lebih banyak mengandung sorbitan monopalmitat dan pengumpulan III mengandurg keempat sorbitan monoester dengan perbandingan yang sama, hanya saja sorbitan monopalmitat yang dikandung lebih sedikit. Masing-masing fraksi mempunyai efektifitas yang sama dalam menurunkan tegangan permukaan dan tegangan antar muka...
Keyword:
|
Judul: Transesterifikasi enzimatik minyak sawit dengan sorbitol menggunakan lipase dari candida cylindracea untuk memproduksi biosurfaktan
Abstrak: Indonesia merupakan negara pengekspor minyak kelapa sawit setelah Malaysia. Namun ternyata, ekspor minyak sawit Indonesia sebagian besar masih berbentuk minyak sawit kasar (Crude Palm Oil). Salah satu alternatif untuk meningkatkan nilai tambah minyak kelapa sawit adalah membuat produk baru dengan basis minyak kelapa sawit. Hal ini dilakukan dengan cara mereaksikan (transesterifikasi) antara minyak kelapa sawit dengan sorbitol secara enzimatik untuk menghasilkan monoester. Monoester inilah yang memiliki sifat sebagai surfaktan. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan monoester melalui proses transesterifikasi antara minyak kelapa sawit dengan sorbitol dengan melakukan purifikasi terhadap produk menggunakan kolom kromatografi dan identifikasi terhadap produk menggunakan Thin Layer Chromatography (TLC). Selain itu, peneltion ini juga dilakukan untuk mendapatkan suhu transesterifikasi dan konsentrasi lipase terbaik untuk menghasilkan biosurfaktan. Penelitian ini dilakukan dengan tahapan reaksi transesterifikasi, purifikasi produk, identifikasi produk dan pengujian sifat produk yang dihasilkan sebagai biosurfaktan. Sifat biosurfaktan vang diuji adalah kemampuannya menurunkan tegangan permukaan, tegangan antar muka dan mempertahankan kestabilan emulsi. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap faktorial dengan dua faktor dan dua kali ulangan. Faktor pertama adalah suhu transesterifikasi terdiri dari tiga taraf, yaitu 40°C, 35°C dan 25°C. Faktor kedua adalah konsentrasi lipase dari Candida cylindracea yang terdiri dari dua taraf, yaitu 200 mg/ml dan 20 mg/ml. Hasil analisis TLC menunjukkan bahwa senyawa yang terbentuk melalui proses transesterifikasi minyak kelapa sawit dengan sorbitol merupakan sorbitan monopalmitat, sorbitan monooleat, sorbitan monostearat dan sorbitan monolaurat (terlihat dari nilai Rf). Terbentuknya sorbitan monopalmitat dan sorbitan monooleat ada pada tiap-tiap produk yang dihasilkan dari kombinasi perlakuan yang berbeda-beda. Adapun sorbitan monostearat hanya ada pada produk yang mendapat kombinasi perlakuan 40°C-20 mg/ml, sementara sorbitan monolaurat hanya ada pada produk yang dihasilkan melalui kombinasi perlakuan 40°C-200 mg/ml. Surfaktan-surfaktan standar yang dipakai dalam penelitian ini adalah sorbitan monopalmitat, sorbitan monooleat, sorbitan monostearat dan sorbitan monolaurat. ...
Keyword:
|
Judul: Python Program to Calculate Life Insurance Premium Using Gompertz and Makeham Law of Mortality
Abstrak: Python adalah bahasa pemrograman yang dapat digunakan untuk berbagai hal. Bidang aktuaria memanfaatkan Python untuk mengolah data. Penelitian ini bertujuan menghasilkan program untuk menghitung premi asuransi jiwa. Asuransi jiwa adalah asuransi yang bertujuan memproteksi tertanggung dari risiko kematian yang mungkin terjadi di masa depan. Besar biaya yang harus dibayarkan agar tertanggung tetap diproteksi dari risiko tersebut disebut premi. Besar premi tidak dapat ditentukan secara pasti karena merupakan sebuah peubah acak, tetapi dapat diduga dengan mengasumsikan waktu kematian seorang tertanggung menyebar dengan sebaran tertentu. Pada penelitian kali ini, waktu terjadinya kematian seorang individu akan diasumsikan menyebar De Moivre, Gompertz, dan Makeham. Parameter-parameter dari sebaran-sebaran tersedia tersebut diduga dengan metode maximum likelihood dan iterasi Newton-Raphson, kemudian dilakukan uji Kolmogorov-Smirnov untuk menentukan sebaran-sebaran yang baik. Selanjutnya nilai dugaan parameter-parameter dari sebaran terpilih digunakan sebagai dasar dalam penyusunan program Python untuk menghitung premi asuransi jiwa dengan prinsip kesetaraan., Python is a high-level, general-purpose programming language. Actuarial fields use it for processing data. The purpose of this research is to create a program to calculate life insurance premiums. Life insurance is an insurance that protects insured from death risk. Premium is a payment that insured must pay to insurer to stay protected from said risk. The amount of premium is uncertain due to time of death is a random variable. Regardless, premium can be estimated by assuming insured’s time of death is a specific distribution. In this research, a person’s time of death is assumed to follow De Moivre, Gompertz, and Makeham distribution. Maximum likelihood estimation method and Newton-Raphson iteration are used to estimate and to find the numerical solution of the parameters to each distribution. Kolmogorov-Smirnov test is used to determine if the distribution used is a good fit. Estimated parameters and distributions will be incorporated into the Python program where the balance principal is used to calculate premium.
Keyword: Gompertz, Makeham, maximum likelihood estimation, premium, Python
|
Judul: Curahan kerja, penyerapan tenaga kerja, pendapattan dan pengeluaran rumah tangga pengusaha industri kecil tempe dan tahu di dua Desa Kotamadya Bandar Lampung
Abstrak: Sebagai sektor yang bersifat informal, sektor industri kecil menjadi salah satu altematif dalam mencari lapangan kerja, karena sesuai dengan karakteristik yang dimilikinya yaitu bahwa aktifitas ekonomi tidak hanya didasarkan pada kesem·patan berinvestasi, tetapi lebih didasarkan pada dorongan untuk menciptakan kesempatan kerja bagi diri sendiri. Selain modal yang digunakan tidak terlalu besar, juga tidak banyak membutuhkan persyaratan seperti pendidikan dan ketrampilan tertentu seperti halnya di sektor fonnal. Sehingga dalam jangka pendek kehadiran sektor ini dapat membantu mengurangi angka pengangguran yang selama ini semakin meningkat, salah satunya adalah industri kecil tempe dan tahu. Keberadaan pengusaha di sektor industri kecil ini tidak terlepas dari pola kegiatan dan peranan mereka dalam mencurahkan waktu untuk bekerja, bagaimana mereka menggunakan penyerapan tenaga kerja baik yang berasal dari dalam maupun dari luar keluarga, mengalokasikan pendapatan yang diperoleh dan juga mengalokasikan pengeluaran rumahtangga mereka. Berdasarkan uraian tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah: (1) mengetahui karakteristik rumahtangga dan pola curahan kerja, penyerapan tenaga kerja, pendapatan dan pengeluaran rumahtangga pengusaha tempe dan tahu dan (2) menganalisa faktor-faktor yang rnempengaruhi dan keterkaitan curahan kerja, penyerapan tenaga kerja, pendapatan dan pengeluaran rumahtangga pengusaha tempe dan tahu.
Keyword:
|
Judul: Aktivitas ekonomi rumahtangga pengusaha dan pekerja industri kecil tahu di Kelurahan Kuningan Barat, Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan
Abstrak: Sebagai sektor yang hanya membutuhkan modal kecil dan teknologi yang sederhana, industri kecil menempati posisi strategis dalarn kebijaksanaan nasional. Karakteristiknya yang lebih banyak menggunakan tenaga kerja dibandingkan modal, telah menempatkan industri kecil sebagai salah satu strategi perluasan kesempatan kerja. Selain berfungsi sebagai penyerap tenaga kerja, industri kecil memiliki peranan strategis, yaitu jumlah dan potensi yang besar dan terdapat dalam setiap sektor ekonomi dan memiliki kemampuan memanfaatkan bahan baku lokal untuk menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan serta menghasilkan barang ekspor.
Keyword:
|
Judul: Stronglyus vulgaris Pada Kuda
Abstrak: Strongylus vulgaris disebut juga red-worm, palisade worm atau blood-worm, bersifat kosmopolit. Bangsa kuda, termasuk zebra, keledai dan bagal merupakan induk semang definitif. Cacing dewasa memilih caecum dan colon sebagai habitat. Larva dapat bermigrasi ke dalam pembuluh darah dan sebagai tempat predileksi utama adalah A. mesenterica cranialis. Bentuk tubuh gilig atau silinder panjang. Cacing jan tan berukuran 14 16 mm, sedangkan yang betina 20 - 24 mm dengan diameter rata-rata 1,4 mm. Di pinggir anterior rongga mulut cacing dewasa terdapat bentukan cuticular seperti daun yang disebut corona radiata atau daun mahkota, terdiri dari daun mahkota luar dan daun mahkota dalam. Rongga mulut dilengkapi dengan kapsul bukal yang berkembang sangat baik, 2 buah gigi dorsal dan sebuah gutter dorsal. Di bagian posterior cacing jantan terdapat bursa copu latrix yang terbagi atas 2 lobus lateral dan sebuah lobus dorsal. Masing-masing lobus ditopang oleh rusuk-rusuk bur sa yang merupakan modifikasi papil-papil caudal. Siklus hidup S. vulgaris terbagi kedalam 2 fase, yai- tu fase pre-parasitik dan fase parasitik. Fase pre-parasi tik terjadi di alam bebas, dimulai dari telur di faeces/ pasture, berkembang menjadi L-1, L-2 dan L-3 (larva infek- tif). Perkembangan di alam membutuhkan beberapa persyarat an lingkungan, yaitu suhu (10 35°C), kelembaban (minimal - 14%) dan oksigen. Larva infektif masuk ke dalam tubuh in- duk semang definitif dengan menumpang pada rumput atau air minum. Untuk memperbesar kemungkinan terjadinya infeksi, L-3 memiliki sifat geografi negatif dan fototropik positif. Fase prasitik dimulai setelah L-3 tertelan masuk ke dalam saluran pencernaan, penetrasi ke lapisan submucosa intestinal, berubah menjadi L-4, penetrasi sampai ke lumen arteri submucosa intestinal, melawan aliran darah sehingga sampai di arteri caecal dan colon dan terus ke A. mesente- rica cranialis. Di tempat predileksi ini L-4 tinggal sela ma 3 bulan, berubah menjadi L-5 dan kembali ke lumen cae cum atau colon melalui aliran darah untuk menjadi cacing dewasa. Masa prepatem adalah 35 minggu…dst
Keyword:
|
Judul: Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Penerbitan dan Percetakan di Bursa Efek Indonesia
Abstrak: Saat ini masyarakat lebih menggunakan situs online untuk mendapatkan informasi. Hal itu menyebabkan jumlah masyarakat yang membaca majalah atau surat kabar cenderung menurun. Oleh karena itu dilakukan penelitian analisis keuangan terhadap perusahaan penerbitan dan percetakan di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2013 dengan tujuan mengetahui kondisi keuangan, kinerja keuangan dan peramalan. Penelitian ini menggunakan rasio keuangan untuk mengetahui kinerja keuangan. Selanjutnya menggunakan analisis Tren pada aplikasi minitab untuk memprediksi kinerja keuangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laporan keuangan dan kinerja keuangan mengalami kenaikan walaupun laporan laba rugi dan rasio profitabilitas mengalami penurunan pada tahun 2013. Peramalan selama 2014-2019 menunjukkan bahwa beberapa rasio likuiditas dan rasio profitabilitas akan mengalami kenaikan sementara itu indikator pada rasio solvabilitas dan rasio aktivitas mengalami penurunan.
Keyword: financial performance, publishing, printing
|
Judul: Analisis Perkembangan Kinerja Keuangan pada PT. Lentera Abadi Periode 2007-2011
Abstrak: PT. Lentera Abadi is a company specializing in the publishing sector. The presence of e-book technology make this company has many competitors, thus causing the need for good financial performance in this company. To that end, the goal of this research is to determine the development of the financial performance of PT. Lentera Abadi 2007-2011 period using ratio analysis, Du Pont analysis, trend analysis, and common size statements analysis as well as to identify the factors that affect the company’s financial performance. Based on the ratio analysis and analysis of Du Pont, development financial performance on this company tend to increase every year, while based on the trend analysis of the company net profit condition would continue to decline until 2014. The results of analysis showed that the percentage per component in the period 2007-2011 for the company are more invested funds in short term investment. For internal and external factors that affect the company’s financial performance is accounts receivable as well as cooperation with other companies and sales person performance.
Keyword: Trend, Rasio, Kinerja Keuangan, Du Pont, Common Size Statement
|
Judul: Revisi Marga Maotia Wedd. (Urticacae) di Malesia
Abstrak: A taxonomic revision of genus Maozrtia in Malesia has been done. At present revision, 6 species are recognized namely M. ambigua, M. diversifolia, M. lanceolata, M. platistigma, M puya, and M. setosa. M ambigua is divided into 7 varieties, which one of the variety (i.e. var. tomentosa) n ew to science and another (i.e. var. grandifolia) is a new combination based on M. grandifolia. Two new varieties w i t h M. diversivolia (namely var. novoguinesis and var. suniatrana) are proposed. M. gracilis is recognized here as a synonim 0f M. lanceolata.
Keyword:
|
Judul: Analisis Perekonomian dan Potensi Wilayah Pasca Pemekaran Kabupaten Kutai
Abstrak: Sejak otonomi daerah diberlakukan, proses pemekaran terjadi begitu pesat dan cenderung tidak terkendali. Pemekaran wilayah dirasakan dapat mempercepat pembangunan melalui peningkatan kualitas dan kemudahan memperoleh pelayanan bagi masyarakat. Meskipun demikian, pemekaran wilayah terkadang merupakan ambisi sejumlah kelompok untuk memperoleh konsesi sumber daya atau cerminan kekecewaan atas hasil pembangunan sebelumnya. Pemekaran daerah yang tujuannya untuk memperpendek rentang kendali dan terlebih untuk meningkatkan kesejahteraan dan pelayanan masyarakat, pada kenyataannya hanya menjadi komoditi politik elite lokal untuk memperebutkan kekuasaan. Sehingga subtansi pemekaran tidak menyentuh pada inti dan hakikat pemekaran itu sendiri, melainkan hanya menghadirkan raja-raja kecil di tingkat lokal. Sering kali pemekaran lebih dimotivasi oleh obsesi daerah mengejar kucuran dana dari pusat yang pada akhirnya merangsang korupsi.
Keyword:
|
Judul: Analisis pembangunan ekonomi wilayah dan tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja hasil pembangunan pasca pemekaran daerah di kota Banjar, Jawa Barat
Abstrak: Pemberlakuan Undang-undang No 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah telah memberikan kesempatan kepada suatu daerah untuk mengatur dan mengurus urusannya sendiri (otonomi daerah). Kesempatan ini digunakan oleh daerah-daerah di Indonesia untuk melakukan pembentukan daerah yang berupa penggabungan, pemekaran, maupun penghapusan daerah. Upaya pembentukan daerah tersebut adalah untuk meningkatkan pelayanan publik yang tujuan utamanya meningkatkan kesejahteraan rakyat, pemberdayaan masyarakat, serta mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya alam agar lebih dinikmati masyarakat di daerah tersebut.
Keyword:
|
Judul: Durability of Specific Immunoglobulin (Ig) Y Againts Influenza and Covid-19 in Sunscreen
Abstrak: The benefit of specific immunoglobulin Y (Ig Y) as an active ingredient in personal care products such as sunscreen has not been properly studied. Our study aims to evaluate the reliability of specific IgY against influenza and the COVID-19 virus in a sample sunscreen product. Specific IgY influenza and COVID-19 viruses were inserted in the sample sunscreen at two concentrations of 0.1% and 0.25%. Three treatments were observed: control (C) sunscreen without IgY, treatment 1 (T1) sunscreen with 0.1% IgY, and treatment 2 (T2) sunscreen with 0.25% IgY. Organoleptic observations were carried out to monitor changes in aroma, color, and texture, and sunscreen sampling was done every week for 6 weeks. The durability of IgY was evaluated using an enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA) and a neutralization assay. Organoleptic observation from weeks 1 to 6 showed consistency in its aroma, color, and texture. Enzyme-linked immunosorbent assay and neutralization assay (NA) results of the T1 and T2 groups showed negative results except for sample T1 at week 5, which showed a positive result in the Influenza A ELISA. Based on the results, it seems that IgY concentrations of 0.1% or 0.25% were not optimal. However, this negative result might be due to low concentration of the IgY and the presence of beeswax, which inhibits IgY and causes it to dissolve in distilled water, thus preventing it from being detected in the assay.
Keyword: Immunoglobulin Y, Sunscreen, Influenza, COVID-19, Biological Activity
|
Judul: Pembuatan dan Karakterisasi Produk Sereal Instan Berbahan Dasar Sorgum (Sorghum bicolor) Sosoh.
Abstrak: Sorgum (Sorghum bicolor) memiliki potensi untuk digunakan sebagai pangan alternatif sumber karbohidrat dalam upaya mewujudkan program diversifikasi pangan nasional. Permasalahan yang dihadapi untuk dapat menjadikan sorgum sebagai pangan alternatif adalah belum banyak tersedianya produk olahan sorgum, serta belum terbiasanya masyarakat Indonesia mengonsumsi sorgum. Penelitian ini bertujuan mengolah biji sorgum sosoh menjadi sereal instan yang bersifat ready-to-eat, kemudian mengkarakterisasinya. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan dua faktor yaitu penyangraian (80⁰C selama 10 menit dan 15 menit), dan pengukusan (selama 30, 40, dan 50 menit). Bahan baku yang digunakan adalah sorgum varietas Samurai 1 yang telah disosoh. Pada taraf nyata 0,05 lama waktu penyangraian berpengaruh nyata terhadap kadar total tanin, kapasitas antioksidan, dan warna produk sereal instan sorgum sosoh yang dihasilkan. Semakin lama waktu penyangraian, nilai kadar tanin dan kapasitas antioksidan produk sereal instan sorgum sosoh semakin menurun, sedangkan warnanya semakin tidak coklat. Pada taraf nyata yang sama, lama waktu pengukusan berpengaruh nyata terhadap kapasitas penyerapan air, kadar pati resisten, dan warna produk sereal instan sorgum sosoh yang dihasilkan. Semakin lama waktu pengukusan, kapasitas penyerapan air sereal instan sorgum sosoh semakin meningkat, kadar pati resistennya semakin menurun, tingkat kecerahan produk semakin menurun dan warnanya semakin coklat. Hasil uji rating hedonik menunjukkan bahwa produk sereal instan sorgum sosoh dengan penyangraian 80⁰C selama 15 menit dan pengukusan selama 50 menit memiliki tingkat penerimaan konsumen terbaik diantara produk sereal instan sorgum sosoh lainnya dengan nilai penerimaan secara overall sebesar 4,03 (skala 1-7). Tingkat penerimaan produk sereal instan sorgum sosoh terbaik masih belum setara dengan sereal oat instan komersial yang memiliki nilai penerimaan secara overall sebesar 5,78. Produk terbaik memiliki komposisi kadar abu 0,38±0,03% (bk), kadar protein 6,48±0,87% (bk), kadar lemak 0,7±0,24% (bk), kadar karbohidrat 92,44±1,14% (bk), serta kadar total serat pangan 8,29±0,69% (bk). Kadar serat pangan yang cukup tinggi menunjukkan bahwa produk sereal instan sorgum sosoh juga berpotensi untuk dijadikan pangan fungsional tinggi serat.
Keyword: sorgum sosoh, sereal instan, penyangraian, pengukusan
|
Judul: Pengaruh Lama Penyangraian Dan Pengukusan Terhadap Karakteristik Mutu Sereal Instan Sorgum (Sorghum Bicolor L. Moench) Tidak Disosoh
Abstrak: Selama ini, sorgum di Indonesia banyak dimanfaatkan sebagai pakan ternak dan kurang dikonsumsi oleh masyarakat. Padahal sorgum memiliki nilai gizi yang tidak kalah dengan beras. Permasalahan yang dihadapi saat ini adalah keterbatasan dalam pengolahan sorgum dan kurangnya informasi tentang potensi sorgum. Oleh karena itu, perlu dikembangkan metode pengolahan sorgum yang dapat menghasilkan produk yang dapat diterima secara organoleptik tetapi juga tetap memberikan manfaat positif terhadap kesehatan. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan pengaruh penyangraian dan pengukusan terhadap karakteristik mutu sereal instan sorgum (Sorghum bicolor L. Moench) tidak disosoh. Penelitian dilakukan dalam dua tahap yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Penelitian pendahuluan dilakukan untuk mengetahui urutan proses yang tepat dan kisaran kondisi proses. Penelitian utama dilakukan untuk mengetahui pengaruh kondisi penyangraian dan pengukusan terhadap karakteristik produk akhir. Penyangraian dilakukan pada suhu 85 oC selama 10 dan 15 menit. Pengukusan dilakukan dengan tiga lama pengukusan yaitu 30, 40, dan 50 menit. Analisis produk akhir yang dilakukan yaitu uji proksimat, kadar serat pangan, kadar pati resisten, aktivitas antioksidan, kadar tanin, uji fisik, uji mikroba, dan uji organoleptik. Hasil penelitian pendahuluan menunjukkan urutan proses yang terbaik yaitu penyangraian, pengukusan, pemipihan, dan pengeringan. Berdasarkan uji organoleptik, kombinasi lama penyangraian selama 15 menit dan lama pengukusan selama 50 menit terpilih sebagai kombinasi terbaik. Proses penyangraian dan pengukusan memberikan pengaruh yang nyata terhadap karakteristik mutu warna pada produk pada taraf signifikansi 0.05. Namun, proses penyangraian dan pengukusan tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap kapasitas penyerapan air, kadar tanin, kadar pati resisten dan aktivitas antioksidan produk pada taraf signifikansi 0.05.
Keyword: sorgum, sereal instan, tanin, antioksidan, pati resisten
|
Judul: Approximation of the Median of Poisson Distribution Using the Relation of Poisson-Gamma Distribution
Abstrak: A major drawback of median is that median cannot usually be defined in closed form, even in the cases where their distribution functions are known. This study gives an approximation of the closed form for the median of the Poisson distribution by using the relation of Poisson-Gamma distribution. The approximation uses elementary techniques based on the monotonicity of certain sequences involving tail probabilities of the Poisson distribution and the Central Limit Theorem. Furthermore, a closed form expression for the mean absolute deviation | | is also studied. The median is relevant because of the fact that it minimizes the mean absolute deviation of a Poisson random variable ( by considering median as central tendency.
Keyword:
|
Judul: Analisis Keberlanjutan Budidaya Rumput Laut di Kecamatan Pasikolaga Kabupaten Muna Provinsi Sulawesi Tenggara
Abstrak: Produksi rumput laut tertinggi di Sulawesi Tenggara berada di Kabupaten Muna dengan lokasi sentra budidaya berada di Kecamatan Pasikolaga, yang terbagi dari empat desa dengan teknik budidaya secara kontinu dan musiman. Budidaya kontinu berada di Desa Kolese dan Desa Mata Indaha sedangkan budidaya musiman berada di Desa Lambelu dan Desa Tampunabale. Kendala dan hambatan yang dialami pembudidaya di Kecamatan Pasikolaga hingga hasil produksi rumput laut fluktuatif, seperti keterbatasan modal, sulitnya pemasaran hasil panen, serangan penyakit dan hama, konflik perebutan lahan budidaya, keterbatasan sarana penampungan hasil panen, kurangnya dukungan swasta dan pemerintah daerah dalam menyediakan sarana koperasi mikro hingga menengah, kurangnya penyuluhan pencegahan hama dan penyakit dan pola musim budidaya, dan tidak tersedia aturan main kelembagaan kelompok budidaya, desa, kecamatan hingga kabupaten yang mengatur batasan budidaya. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) menganalisis persepsi pembudidaya terhadap aktivitas budidaya rumput laut, menggunakan pengukuran skala likert sebanyak 86 pembudidaya, (2) mengestimasi pendapatan pembudidaya rumput laut, menggunakan analisis deskriptif kualitatif sebanyak 86 pembudidaya, (3) menganalisis keberlanjutan budidaya rumput laut, menggunakan Rapid Appraisal for Fisheries (RAPFISH) dengan teknik analisis Multi Dimensional Scaling (MDS), sampel yang digunakan 11 kelompok budidaya, (4) merumuskan strategi alternatif kebijakan dalam mendorong keberlanjutan budidaya rumput laut, menggunakan Multi Criteria Decision Analysis (MCDA) dengan teknik analisis Preference Ranking Organization Method for Enrichment Evaluation (PROMETHEE), sumber data Dinas Perikanan Kabupaten Muna dan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Muna. Studi ini menunjukkan empat hasil utama. Pertama, persepsi pembudidaya dari aktivitas budidaya menggunakan pengukuran skor 2,794-3,632 kategori skor yang dihasilkan termasuk kedalam kategori persepsi setuju (2,903). Adapun aspek positif setuju dari dampak yang dirasakan pembudidaya seperti aspek ekonomi, keberadaan budidaya rumput laut menjadi sumber pendapatan pembudidaya. Aspek sosial, hubungan baik antara sesama budidaya (tidak terjadinya konflik). Aspek lingkungan, lahan budidaya sangat subur dan mampu menghasilkan rumput laut yang berkualitas dan memiliki nilai jual yang tinggi, karena habitat laut masih terlihat seperti penyu dan jenis ikan terumbu karang di lokasi budidaya. Kedua, usaha budidaya rumput laut di Kecamatan Pasikolaga tergolong dua kategori, yaitu budidaya musiman dan budidaya kontinu yang dimana penghasilan dari dua kategori budidaya tersebut berbeda, disebabkan proses budidaya kontinu selama satu tahun dan budidaya musiman pada saat bulan November hingga Mei sehingga pendapatan hasil usaha per bulan berbeda, tetapi rata-rata pendapatan dua musim tersebut masih di atas Upah Minimum Regional (UMR) Kabupaten Muna Rp 2.710.595 sehingga pembudidaya di Kecamatan Pasikolaga dapat dikatakan masuk kategori kesejahteraan ekonomi dilihat dari pendapatan hasil usaha budidaya rumput laut. Ketiga, penelitian tujuan ketiga analisis status keberlanjutan budidaya rumput laut menggunakan lima dimensi yang terbagi dari 39 atribut. Status keberlanjutan dimensi ekonomi cukup berkelanjutan dengan indeks skor 52,47, atribut yang berpengaruh sensitif adalah skala pemasaran hasil usaha budidaya rumput laut. Dimensi ekologi kurang berkelanjutan dengan indeks skor 45,76, atribut berpengaruh sensitif kesuburan lokasi budidaya. Dimensi sosial budaya kurang berkelanjutan dengan indeks skor 49,36, atribut berpengaruh sensitif konflik perebutan lahan budidaya. Dimensi teknologi kurang berkelanjutan dengan indeks skor 25,13, atribut berpengaruh sensitif keinginan menggunakan teknologi pengeringan dan pengolahan. Dimensi kelembagaan tidak berkelanjutan dengan indeks skor 17,67, atribut berpengaruh sensitif peran kelompok budidaya. Median status keberlanjutan budidaya rumput laut sebesar 37,51 artinya kegiatan budidaya rumput
Keyword: economy, environment, RAPFISH, PROMETHEE, social
|
Judul: Analisis Rantai Nilai dan Kelembagaan dalam Pengembangan Budidaya Rumput Laut (Studi Kasus Budidaya Rumput Laut di Kecamatan Ujung Bulu, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan).
Abstrak: Harga rumput laut yang terus berfluktuasi menyebabkan nilai produksi rumput laut menjadi tidak menentu sehingga mendorong ketidakpastian pendapatan bagi seluruh pelaku usaha budidaya rumput laut di Kab. Bulukumba. Tingginya perbedaan harga di tingkat pembudidaya dan eksportir menunjukkan adanya margin pemasaran dan masih lemahnya kelembagaan dalam pengembangan usaha rumput laut. Selain itu, masih banyak pembudidaya rumput laut yang belum menerapkan standar budidaya yang tepat. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk: 1)menganalisis struktur dan aktivitas dalam rantai nilai rumput laut di Kec. Ujung Bulu, Kab. Bulukumba; 2) mengestimasi nilai tambah dalam rantai nilai rumput laut di Kec. Ujung Bulu, Kab. Bulukumba; 3) menganalisis kelembagaan yang terbentuk dalam rantai nilai dan pengembangan rumput laut di Kec. Ujung Bulu, Kab. Bulukumba; dan 4) merumuskan strategi yang tepat dalam pengembangan rumput laut di Kec. Ujung Bulu, Kab. Bulukumba. Metode yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: Analisis Rantai Nilai, Analisis Nilai Tambah, Analisis Stakeholder dan Aturan Main, serta Analisis Strategi Pengembangan menggunakan Matriks IFE-EFE, Matriks IE-SWOT dan QSPM. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa masih terdapat kesalahan pada aktivitas dalam rantai nilai rumput laut khususnya pada penggunaan input bibit dan penanganan pasca panen yang mempengaruhi kuantitas, kualitas dan nilai tambah rumput laut. Keberadaan kelompok pembudidaya belum berjalan efektif sehingga tujuan kelompok pembudidaya belum dapat dicapai, khususnya dalam peningkatan kualitas rumput laut dan posisi tawar pembudidaya. Nilai tambah yang diperoleh pembudidaya rumput laut sebesar Rp1,600.243/kg, untuk pengumpul kecil dan pengumpul besar sebesar Rp1,966.428/kg dan Rp1,990.278/kg, dan nilai tambah di tingkat pedagang sebesar Rp2,401.667/kg. Strategi pengembangan usaha rumput laut di Kab. Bulukumba adalah melakukan kerjasama dengan tenaga ahli dalam pelatihan penanganan pasca panen serta aspek pasar, mengoptimalkan fungsi kelompok pembudidaya, serta menyediakan fasilitas permodalan dan meningkatkan akses permodalan.
Keyword: kelompok pembudidaya, nilai tambah, rantai nilai, rumput laut, stakeholder, SWOT
|
Judul: Pelabelan Super Edge Magic pada Graf Cycle dan Graf Wheel
Abstrak: This manuscript proves that cycle graph and wheel graph have a super edge magic labeling. Super edge magic labeling on a graph is labeling that has an edge magic labeling with a set of vertices were mapped in to {1,2,… ,𝑝} and a set of edges were mapped in to {𝑝+1,𝑝+2,… ,𝑝+𝑞}, in which 𝑝 is order and 𝑞 is size on the graph. There are one lemma and two theorems to be discussed. The lemma is used to prove the two theorems. The first theorem proves that cycle graph 𝐶𝑛 is super edge magic if and only if 𝑛 is odd. The second theorem proves that wheel graph 𝑊𝑛 of order 𝑛 is not super edge magic. Moreover 𝑊𝑛 is not edge magic if 𝑛≡0 mod
Keyword:
|
Judul: Performa Produksi Ayam Broiler Periode Finisher pada Kandang Tertutup (Closed House) Dua Lantai
Abstrak: Ayam broiler menunjukkan performa produksi yang optimal karena memiliki keunggulan genetik, pakan, lingkungan kandang, dan manajemen pemeliharaan yang mempunyai peran besar dalam menentukan performa produksi ayam broiler. Penelitian ini bertujuan mengkaji performa produksi ayam broiler periode finisher dengan kondisi lingkungan mikro dan kualitas udara di dalam kandang pada lantai 1 dan lantai 2. Data diolah menggunakan uji t untuk mengkaji perbedaan performa produksi ayam broiler dan data rataan kondisi lingkungan mikro serta kualitas udara di dalam kandang pada lantai 1 dan 2. Hasil penelitian menujukkan konsumsi pakan kumulatif, bobot badan, pertambahan bobot badan, konversi pakan, dan persentase mortalitas ayam broiler periode finisher pada umur 3 dan 4 minggu di lantai 2 lebih baik dibandingkan di lantai 1. Performa produksi pada lantai 1 dan lantai 2 sama dengan indeks perfoma yang sangat baik serta didukung dengan kondisi lingkungan mikro dan kualitas udara di dalam kandang yaitu suhu udara, kelembapan, kecepatan aliran udara, kadar O2, CO, serta CO2 yang sesuai standar.
Keyword: ayam broiler, kualitas udara, lingkungan mikro, performa
|
Judul: Performa produksi ayam broiler pada kandang
tertutup dua lantai periode starter
Abstrak: Faktor yang harus diperhatikan dalam pemeliharaan ayam broiler salah satunya kandang karena berpengaruh terhadap pencapaian produktivitas ayam. Penelitian ini bertujuan mengkaji performa produksi ayam broiler periode starter dengan kondisi lingkungan mikro dan kualitas udara di dalam kandang pada lantai 1 dan lantai 2. Prosedur penelitian terdiri atas pengukuran lingkungan di dalam kandang dan perhitungan performa produksi. Data yang diperoleh pada penelitian dianalisis menggunakan uji t pada performa ayam dan analisis deskriptif pada kondisi lingkungan mikro dan kualitas udara dalam kandang. Hasil penelitian ini performa produksi (konsumsi pakan, bobot badan, dan pertambahan bobot badan) ayam broiler fase starter (umur 1-21 hari) yang dipelihara di lantai dua lebih baik. Kondisi lingkungan mikro (suhu udara, kelembapan, dan kecepatan angin) dan kualitas udara dalam kandang (kadar O2, CO, dan CO2) pada lantai satu dan lantai dua sesuai dengan standar pertumbuhan ayam broiler. Pemeliharaan broiler pada kandang closed house berlantai dua dengan kondisi lingkungan mikro baik dapat menghasilkan performa pertumbuhan broiler fase starter yang baik.
Keyword: air quality, broiler, multilevel cage, performance
|
Judul: Revisi Marga Maotia Wedd. (Urticacae) di Malesia
Abstrak: A taxonomic revision of genus Maozrtia in Malesia has been done. At present revision, 6 species are recognized namely M. ambigua, M. diversifolia, M. lanceolata, M. platistigma, M puya, and M. setosa. M ambigua is divided into 7 varieties, which one of the variety (i.e. var. tomentosa) n ew to science and another (i.e. var. grandifolia) is a new combination based on M. grandifolia. Two new varieties w i t h M. diversivolia (namely var. novoguinesis and var. suniatrana) are proposed. M. gracilis is recognized here as a synonim 0f M. lanceolata.
Keyword:
|
Judul: Sintesis Mono-diasilgliserol (MDAG) dari Stearin Minyak Sawit Degan Metode Gliseroisis Skala Laboratorium
Abstrak: Mono dan diasilgliserol (MDAG) merupakan emulsifier dengan status Generally Recognized as Safe (GRAS) yang paling banyak penggunaannya dalam industri pangan dan jumlahnya sekitar 75% dari penggunaan emulsifier. Metode paling murah untuk memproduksi MDAG adalah sintesis dengan proses gliserolisis. Proses sintesis MDAG pada penelitian ini dilakukan menggunakan bahan baku stearin minyak sawit melalui reaksi gliserolisis kimia pada suhu tinggi. Tujuan penelitian ini adalah menentukan kondisi optimum proses sintesis MDAG dari stearin minyak sawit dengan menggunakan metode gliserolisis pada skala laboratorium dan melakukan karakterisasi fisiokimia produk MDAG yang telah dihasilkan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan perlakuan berupa konsentrasi substrat yang digunakan (stearin:gliserol) 1:1.5 dan 1:2.3, dengan penambahan katalis NaOH 0.5% pada kondisi suhu reaksi 180 ℃ dan waktu reaksi 180 menit dengan melakukan sampling setiap 30 menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sintesis MDAG dengan bahan baku stearin dengan rasio mol (stearin:gliserol) 1:2.3 menghasilkan produk dengan presentase fraksi MAG yang lebih tinggi (46.33%) dari pada rasio mol (stearin:gliserol) 1:1.5 (40.23%). Proses sintesis yang paling baik adalah proses sintesis dengan rasio mol (stearin:gliserol) 1:2.3 dengan waktu sintesis selama 90 menit. Pada kondisi ini diperoleh produk MDAG dengan presentase fraksi asilgliserol total MAG, DAG, dan TAG berturut turut sebesar 50.33±0.95%, 28.13±0.63%, dan 4.49±2.08%. Produk akhir yang dihasilkan memiliki karakteristik nilai ALB 1.64±0.00%, kadar air 0.55±0.02%, bilangan iod sebesar 34.56±0.01 g/100 g, dan slip melting point 49.5-50 oC dengan warna visual kuning kecoklatan.
Keyword: emulsifier, glycerolisis, MDAG, stearin
|
Judul: Sintesis Mono-Diasilgliserol (MDAG) dari Campuran Olein dan Stearin Minyak Sawit dengan Metode Gliserolisis Skala Laboratorium
Abstrak: Mono-diasilgliserol (MDAG) merupakan salah satu bentuk produk turunan minyak yang paling luas penggunaannya sebagai emulsifier di industri pangan yaitu sekitar 70% dari penggunaan emulsifier dengan status Generally Recognized as Safe (GRAS). MDAG dapat diproduksi melalui metode gliserolisis dengan memanfaatkan berbagai macam jenis minyak sebagai bahan bakunya termasuk minyak yang berasal dari turunan kelapa sawit melalui berbagai macam penelitian yang telah banyak dilakukan. Namun, penelitian mengenai studi sintesis dan karakteristik fisikokimia MDAG yang diperoleh dari bahan baku campuran campuran olein dan stearin minyak sawit dengan perbandingan 85:15 persen belum pernah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kondisi reaksi yang sesuai untuk sintesis MDAG dari campuran olein dan stearin minyak sawit dengan perbandingan 85:15 persen dan analisis karakteristik fisikokimia produk MDAG. Perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini berupa konsentrasi substrat (campuran olein dan stearin minyak sawit: gliserol) 1:1.5 dan 1:2.3 dengan penambahan katalis NaOH 0.5% pada kondisi suhu reaksi 180 °C selama 180 menit dengan melakukan sampling setiap 30 menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sintesis MDAG dapat dilakukan dengan menggunakan metode gliserolisis dengan campuran olein dan stearin minyak sawit dan gliserol sebagai substrat pada rasio mol (campuran olein dan stearin minyak sawit:gliserol) 1:2.3 dan penambahan NaOH 0.5% sebagai katalis pada kondisi suhu reaksi 180 ℃ selama 90 menit menghasilkan produk dengan kandungan MAG 46.93%, DAG 28.29% dan TAG 5.08%. Hasil analisis karakteristik fisikokimia menunjukkan produk MDAG memiliki kadar air sebesar 0.71%, kadar asam lemak bebas 1.48%, bilangan iod 46.74 g/100 g minyak dan slip melting point 43
Keyword: blends of olein dan stearin palm oil, emulsifier, glycerolysis, monodiacylglycerol
|
Judul: Keberadaan Burung Kowak Malam Kelabu (Nycticorax nycticorax Linnaeus, 1758) di Kampus IPB Darmaga.
Abstrak: IPB Darmaga, exactly around the LSI lake is one place of black-crowned night-heron. The bird is nocturnal and rest during the day. The purpose of this study was to determine the presence of black-crowned night-heron (Nycticorax nycticorax Linn.) at LSI which includes the population, behavior and habitat use, and disturbance these birds in IPB Darmaga. The method used is concentration count for the population in morning and evening, population structure, behavior or activity of using habitat, and disturbance for black-crowned night-heron. The average number of birds population that coming (in the morning) is 185 individuals and going (in the evening) is 209 individuals. The value of the t test for morning and evening observations is showed significantly different. Population structure of black-crowned night-heronis consisting 116 individuals of adult and 80 individuals of juvenile. The bird behavior that most often done is silence or resting on the rubber trees (Hevea brasiliensis) and pinetrees (Pinus merkusii). Habitat of black-crowned night-heronwas disturbed by human activity, but birds can adapt to many activities in the vicinity.
Keyword: behavior, black-crowned night-heron, disturbance, population
|
Judul: Karakterisasi Erapan Fosfor Pada Tanah Berkapur Dari Nusa Tenggara Timur, Jawa Timur, Dan Jawa Barat
Abstrak: Ketersediaaan Fosfor (P) Dalam Tanah Sangat Dipengaruhi Nilai Ph. Tanah Berkapur (Calcareous Soil) Memiliki Ph Netral Sampai Alkalis Dan Erapan P Lebih Dipengaruhi Oleh Ion Ca, Mg, Dan Caco3. Walapun Demikian Pada Tanah Berkapur Diindikasikan Keberadaan Oksida/Hidrusoksida Fe Dan Al. Hal Ini Ditandai Dengan Warna Merah Pada Matriks Tanah Di Beberapa Tempat Yang Berbahan Induk Batu Kapur. Diduga Oksida/Hidrusoksida Fe Dan Al Juga Berpengaruh Terhadap Erapan P Pada Tanah Berkapur. Maka Dari Itu Perlu Dipelajari Lebih Lanjut Hubungan Sifat Fisiko-Kimia Tanah Dengan Erapan P Pada Tanah Berkapur. Tujuan Dari Penelitian Ini Adalah Mengarakterisasi Sifat Fisiko-Kimia Pada Tanah Berkapur Dan Mengarakterisasi Pola Erapan P Dengan Mengevaluasi Korelasi Antara Sifat Fisikokimia Tanah Dengan Parameter Persamaan Langmuir Dan Freundlich. Contoh Tanah Berkapur Diambil Dari Nusa Tenggara Timur (Ntt), Jawa Timur, Dan Jawa Barat. Sifat Fisiko-Kimia Tanah Berkapur Tersebut Bervariasi. Hal Ini Dapat Diketahui Dari Nilai Standar Deviasi Data Hasil Analisis Tanah. Secara Umum Nilai Ph Tanah Netral, Dengan Ca-Dd Sangat Tinggi Mendominasi Kompleks Pertukaran, Dan P-Tersedia Berstatus Sedang Sampai Sangat Rendah. Persamaan Langmuir Dan Freundlich Dapat Dengan Baik Menyimulasikan Pola Erapan P. Nilai Erapan Maksimum (B-Langmuir) Adalah 1.43 – 2.5 X 103 Mg P Kg-1 (Rata-Rata 1.95 X 103 Mg P Kg-1), Sedangkan Energi Ikatan (K-Langmuir) Adalah 0.67 – 2.35 L Mg-1 (Rata-Rata 1.28 L Mg-1). P-Requirement (P Yang Dierap Pada 0.2 Mg L-1) Adalah 277 – 526 Mg P Kg-1 (Rata-Rata 374 Mg P Kg-1). Nilai Kapasitas Erapan (K-Freundlich) Adalah 0.78 – 1.28 X 103 L Kg-1 (Rata-Rata 0.96 X 103 L Kg-1), Sedangkan Konstanta N (N-Freundlich) Adalah 1.29 – 1.92 (Rata-Rata 1.58). Erapan Maksimum Langmuir Berkorelasi Dengan Ca-Dd Dan Caco3, Sedangkan Kapasitas Erapan Freundlich Memiliki Nilai Korelasi Tertinggi Dengan Ca-Dd. Kandungan Oksida/Hidrusoksida Fe Dan Al Dalam Tanah Berkorelasi Dengan Energi Ikatan Langmuir Dan Konstanta N Freundlich. Oleh Karena Itu Erapan Maksimum P Pada Tanah Berkapur Ditentukan Oleh Kandungan Ca-Dd Dan Caco3, Sedangkan Energi Ikatan Ditentukan Oleh Oksida/Hidrusoksida Fe Dan Al.
Keyword: Kalsium Dapat Dipertukarkan, Kalsium Karbonat, Oksida/Hidrusoksida Fe Dan Al, Persamaan Freundlich
|
Judul: Karakteristik Erapan Fosfor Tanah Sawah di Jawa Barat pada Ketinggian 0–100 Meter di Atas Permukaan Laut
Abstrak: Pembentukan, perkembangan, dan pelapukan tanah dipengaruhi oleh faktor-faktor bahan induk, organisme, topografi, iklim, dan waktu. Topografi terbagi dalam dua bagian yaitu kemiringan lereng dan beda tinggi relatif (elevasi). Lahan sawah merupakan suatu tipe penggunaan lahan yang pengelolaannya memerlukan genangan air. Proses penggenangan dan pengeringan menyebabkan perubahan sifat kimia tanah sawah yang dapat mempengaruhi ketersediaan fosfor bagi tanaman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik erapan fosfor pada tanah sawah di Jawa Barat pada ketinggian 0 – 100 meter di atas permukaan laut. Analisis erapan fosfor dilakukan dengan metode Fox dan Kamprath (1970). Data erapan P diperoleh dengan menjenuhkan tanah dengan 30 mL larutan 0.002 mol L-1CaCl2 yang mengandung larutan seri P dengan berbagai konsentrasi (0-240 mg/L) dalam bentuk KH2PO4 selama enam hari pada suhu kamar yang kemudian ditetapkan dengan menggunakan UV-VIS Spectrophotometer dengan panjang gelombang 660 nm, kemudian dianalisis dengan menggunakan persamaan Langmuir. Tanah yang digunakan dalam penelitian terdiri dari 24 contoh tanah yang diambil pada 24 lokasi di Jawa Barat. Lokasi pengambilan contoh tanah berasal dari 9 Kabupaten di Jawa Barat, yaitu Kabupaten Indramayu, Kabupaten Subang, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Karawang, Kabupaten Pangandaran, Kabupaten Garut, dan Kabupaten Bekasi. Hasil menunjukkan bahwa tanah sawah pada ketinggian 0 – 100 m dpl di Jawa Barat memiliki sifat dan karakteristik yang berbeda. Contoh tanah sawah pada penelitian ini memiliki pH yang tergolong sangat masam hingga agak masam. Tekstur dari contoh tanah sawah ini adalah pasir berlempung hingga klei. Pada tapak pertama erapan P pada tanah sawah dengan ketinngian 0 – 100 m dpl memiliki nilai yang berkisar antara 158,73 mg kg-1 hingga 1428,57 mg kg-1 dan energi ikatan berkisar 0.01 L mg-1 hingga 15,67 L mg-1, sedangkan pada tapak kedua erapan P memiliki nilai yang berkisar antara 238,10 mg kg-1 hingga 3333,33 mg kg-1 dan energi ikatan berkisar 0.01 L mg-1 hingga 0.32 L mg-1. Nilai koefisien determinasi (R2) antara 0.90 hingga 0.98 hal tersebut memiliki arti bahwa data dapat digambarkan dengan baik oleh persamaan Langmuir.
Keyword: elevasi, erapan, fosfor, langmuir, sawah
|
Judul: Penerapan Algoritme Genetika dalam Sistem Permainan Tebak Angka
Abstrak: The number guessing game is a modified game of mastermind created by Mordecai Meirowitz in 1970. The goal of the game is to guess a hidden sequence of numbers stored by others (human or computer) based on values obtained at each guess iteration. In this study, the game is applied into the system by using genetic algorithms, a method that has been successfully utilized to implement the mastermind game on the computer and get an effective solution for the game. Genetic algorithms work through a process of natural selection or commonly known as the evolutionary process, which will continue running until the system finds the optimal 4-digit series of numbers. The system is designed in order to guess those hidden numbers with minimal iterations using c++ programming language. The output of the program shows that the performance is determined by the first guess iteration.
Keyword:
|
Judul: Pertumbuhan Semai Empat Jenis Tanaman HTI pada Tanah Padat
Abstrak: Tanah padat berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan semai. Dalam penelitian ini dipelajari pengaruh berbagai tingkat kepadatan tanah (0,9; 1,1; 1,2; 1,3; dan 1,4 g/cm3) terhadap pertumbuhan ekasia (Acacia auriculiformis). mahoni (Swietenia macrophy//a), karet (Hevea braziliensis) dan eukaliptus (Eucalyptus urophy/Ia). Tanah padat dibuat dengan simulasi proctor test. kemudian empat jenis semai yang telah dikecambahkan ditanam pada media padat untuk diamati respon pertumbuhannya. Pengamatan tinggi dilalwkan setiap minggu, sedangkan pengamatan kedalaman penetrasi akar, berat kering tanur (BKT) dan nisbah pucuk akar (NPA) semai dilakukan pad a bulan kelima. Selanjutnya, pengaruh perlakuan kepadatan tanah dan jenis semai terhadap masing-masing parameter diuji dengan menggunakan uji Duncan.
Keyword:
|
Judul: Pertumbuhan Empat Jenis Tanaman Hutan (Acacia mangium Willd., Alstonia scholaris (L.) R Br, Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen dan Pinus merkusii Jungh et Dc Vricse) Pada Tanah Padat
Abstrak: Pada Hutan Tanaman Industri (HTI) kegiatan pemanenan kayu menggunakan sistem tebang habis dengan peralatan mekanis dan permudaan buatan. Penggunaan alat mekanis dalam pemanenanan kayu ini mempunyai dampak negatif pada petak tebang, diantaranya yaitu pemadatan tanah.
Keyword:
|
Judul: Case Study of Gallbladder Mucocele and Treatment Used In Small Animals
Abstrak: Gallbladder mucocele (GM) is defined as distention of the gallbladder caused by an inappropriate accumulation or deposition of high concentrations of bile. The purpose of this case study is to study GM conditions in small animals and to report the clinical sign and characteristics of GM through the sonogram interpretation and blood chemistry test evaluation, and studies related to the therapy given and other treatments recommended. A 14-year-old Toy Poodle dog has been diagnosed with severe GM and cholecystitis. No pain signs were shown during the physical examination as asymptomatic is a common characteristic in the early stage of biliary related diseases. In this study Abdominal ultrasonography interpretation and blood chemistry evaluation was conducted in 2021-2022 and analyzed as a secondary data source. Ultrasonography results showed presence of hyperechoic, immobile deposits in gallbladder accompanied by wall thickening and enlarged in size, followed by a significant increase in the enzyme alkaline phosphatase (ALP). This study has summarized mainly the diagnosis and treatments of GM in small animals and suitable alternatives treatments were recommended to encounter the GM conditions in small animals. The effectiveness of combined therapy shows the positive impact on the patient, the condition of GM has been under control.
Keyword: ultrasound, gallbladder, biliary sludge, abdominal ultrasonography
|
Judul: Kemungkinan pengembangan balok susun tipe pipa sebagai kayu konstruksi
Abstrak: Peneltian ini bertujuan untuk mempelajari sifat meka- nisbalok susun tipe pipa untuk digunakan sebagai kayu kon- struksi/struktural. Di samping itu juga untuk mempelajari pengaruh penggabungan kayu kasau dengan kayu lapis atau pa- pan partikel sebagai komponen penyusun terhadap keteguhan 1entur mekanis balok susun tipe pipa. Kayu kasau dipakai se- bagad sayap (flange) atas dan bawah, kayu lapis atau papan partikel sebagai badan (web) bagian kanan dan kiri balok su- sun tipe pipa atau balok pipa. Sebagai alat pengikat kompo- nen penyusun tersebut dipergunakan paku, perekat dan gabung- an paku-perekat. Kekuatan balok susun tipe pipa diduga dari hasil pengujian keteguhan lentur (modulus of elasticity, MOE) dan keteguhan patah (modulus of rupture = MOR). Data yang diperoleh diolah dengan metoda Rancangan Acak Faktorial dengan pengaruh tetap dan dilanjutkan dengan uji Jarak berganda Duncan. Untuk mencari hubungan antara pembe- banan dengan lendutan (defleksi) serta hubungan antara kete- guhan lentur dengan keteguhan patah, dipergunakan analisis regresi linier sederhana...dst
Keyword: Building construction
|
Judul: Mempelajari Sifat Mekanik Balok Majemuk Tipe Pipa dari kayu Perdagangan Umum dengan Sambungan Paku
Abstrak: Untuk meningkatkan daya-guna kayu sebagai bahan konstruksi maka dikembangkan teknik industri kayu seperti kayu l a p i s , papan partikel dan kayu majemuk. Maksud dan tujuan penelitian i n i adalah untuk mengetahui pengaruh penggabungan kayu dengan kayu lapis terhadap s i f a t mekanik dari balok majemulc tipe pipa, yang penggabungannya digunakan paku. Diharapkan dari hasil penelitian i n i dapat memberikan manfaat dalam rangka membuka jalan untulc memanfaatkan kayu sebagai bahan konstruksi dengan lebih meningkatkan dan rasional. Diharapkan juga dari penelitian i n i , sebagai dasar penelitian selanjutnya untuk dikembangkan ke arah penelitian Standarisasi konstruksi bangunan pertanian
Keyword:
|
Judul: Profil Eritrosit Anjing yang Terinfeksi Kronis Babesia sp.
Abstrak: Babesiosis is an important disease in dogs caused by Babesia sp, that it was caused anemia. The purpose of this research was to obtain the profile of dogs erythrocyte which chronic infected of Babesia sp. This research used thirteen hound dogs from the K-9 Unit of Direktorat Polisi Satwa, Kelapa Dua, Depok regardless of breed, age, and sex. The blood samples as much as 3 ml were taken through Cephalic vein. Blood smears were made for the parasitemia percentage calculation. The count of erythrocytes, hemoglobin concentration, and percentages of hematocrit were analyzed by cell counter-blood analyzer Hemavet®. The results showed that the percentages of parasitemia, erythrocytes count, hemoglobin concentration, and value of hematocrit were (0.53±0.35)%, (5.38±0.44)x106/μl, (13.19±1.43) g/dl, and (36.62±3.45)% respectively. The conclusions showed that the parasitemia percentages were mild infection (1%). The erythrocytes count, hemoglobin concentration, and the value of hematocrit were in the low normal range.
Keyword:
|
Judul: The Potential of NanB Sialidase from Pasteurella multocida Bacteria in Inhibiting Replication of Avian Influenza Virus H9N2 In Ovo
Abstrak: Virus avian influenza (VAI) subtipe H9N2 mengancam industri unggas dan kesehatan masyarakat karena berpotensi zoonotik. Antiviral berbasis sialidase dikembangkan sebagai upaya pencegahan dan pengobatan infeksi virus seperti VAI yang memerlukan sialic acid pada point of entry ke dalam sel. Penelitian ini bertujuan menganalisis potensi NanB sialidase asal Pasteurella multocida dalam menghambat infeksi virus avian influenza subtype H9N2 (VAI-H9N2) secara in ovo. Strain A/Layer/Indonesia/WestJava-04/17 dan NanB sialidase yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari PT. Medika Satwa Laboratoris. Virus diidentifikasi ulang dengan quantitative real-time polymerase chain reaction (qRT-PCR) dan ditentukan titer virusnya embryo infectious dose (EID)50. Toksisitas NanB sialidase diuji terhadap beberapa dosis secara in ovo. Uji tantang virus dilakukan untuk menentukan aktivitas antiviral NanB Sialidase, menggunakan telur ayam berembrio (TAB) dengan tiga perlakuan yaitu: pemberian sebelum, saat, dan setelah ditantang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa titer virus adalah 108,83 EID50/ml. Dosis efektif dan tidak toksis NanB sialidase dalam menghambat infeksi virus pada TAB yaitu dosis 0,129 U/ml. Kelompok pemberian sialidase setelah tantang menunjukkan aktivitas antiviral NanB sialidase yang paling efektif. Studi ini menunjukkan potensi NanB sialidase asal Pasteurella multocida sebagai antiviral VAI dengan pendekatan terapeutik., Avian influenza virus (AIV) subtype H9N2 threatens the poultry industry and public health due to its zoonotic potential. Antivirals based on sialidase have been developed as a prevention and treatment measure for viral infections such as AIV, which require sialic acid at the point of entry into cells. This study aims to analyze NanB sialidase of Pasteurella multocida ability to inhibit avian influenza virus subtype H9N2 (AIV-H9N2) infection in ovo. The strain A/Layer/Indonesia/WestJava-04/17 and NanB sialidase used in this study were belong to PT. Medika Satwa Laboratoris. The virus was re-identified using quantitative real-time polymerase chain reaction (qRT-PCR) and embryo infectious dose (EID)50 was determined. NanB sialidase toxicity was tested at several doses in ovo. Virus challenge test was conducted to determine antiviral activity of NanB sialidase, using embryonated chicken eggs (ECE), with three treatments: before, during, and after challenge. The results showed that the virus titer is 108,83 EID50/ml. Effective and non-toxic dose of NanB sialidase to virus infection in ECE was 0,129 U/ml. The group given sialidase after challenge showed the most effective antiviral activity of NanB sialidase. This study demonstrates potential of NanB sialidase from Pasteurella multocida as an antiviral for AIV with a therapeutic approach.
Keyword: Antiviral, In ovo, NanB sialidase, Pasteurella multocida, VAI-H9N2
|
Judul: Characteristics of Avian Influenza H9N2 Hemagglutinin Gene After Inhibition of Infection by Sialidase from Pasteurella multocida In Ovo
Abstrak: Pencegahan dan pengobatan virus pada saluran pernapasan telah banyak digunakan, salah satuya adalah sialidase. Sialidase asal bakteri Pasteurella multocida telah terbukti efektif menekan infeksi virus H9N2. Namun, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terkait efek yang akan terjadi pada virus apabila terus diberikan sialidase. Pada proses interaksi virus dan inang, virus dapat melarikan diri dengan merubah susunan asam amino pada gen hemaglutinin. Protein HA1 merupakan situs utama yang mengalami antigenic drift karena besarnya jumlah epitop. Penelitian ini bertujuan menganalisis karakteristik molekuler gen hemaglutinin avian influenza H9N2 pasca penghambatan oleh sialidase asal bakteri Pasteurella multocida. Penelitian ini menggunakan isolat dengan nama A/Layer/Indonesia/WestJava-04/2017. Konfirmasi virus dilakukan menggunakan reverse transcription polymerase chain reaction. Setelah itu, dilakukan pasase sebanyak lima kali pada kelompok placebo dan kelompok sialidase. Gen hemaglutinin disekuensing menggunakan metode sanger dan dianalisis pada receptor binding pocket, homologi, dan filogenetik. Hasil penelitian ini menunjukan seluruh kelompok tidak mengalami perubahan pada gen HA setelah lima pasase. Perbandingan homologi menunjukan 100% serupa dengan virus awal. Pohon filogenik menunjukan ada keterkaitan pada isolat A/muscovy_duck /Vietnam/LBM719/2014 dan A/chicken/Henan/LY-36/2013., The prevention and treatment of viruses in the respiratory tract have been widely used, including sialidase. Sialidase from the bacterium Pasteurella multocida has been shown to be effective in suppressing H9N2 virus infection. However, further research is needed regarding the effect that will occur on the virus if sialidase is continued. During the interaction between the virus and the host, the virus can escape by changing the amino acid sequence in the hemagglutinin gene. The HA1 protein is the main site that experiences antigenic drift due to a large number of epitopes. This study aims to analyze the molecular characteristics of the avian influenza H9N2 hemagglutinin gene after inhibition by sialidase from the bacterium Pasteurella multocida. This study used isolates with the name A/Layer/Indonesia/WestJava-04/2017. Virus confirmation was performed using reverse transcription polymerase chain reaction. After that, five passages were performed in the placebo and sialidase groups. The hemagglutinin gene was sequenced using the Sanger method and analyzed for receptor binding pocket, homology, and phylogenetics. The results of this study showed that all groups did not experience changes in the hemagglutinin gene after five passages. Homology comparisons show 100% similarity to the original virus. The phylogenic tree shows that there is a relationship between A/muscovy_duck/Vietnam/LBM719/2014 and A/chicken/Henan/LY-36/2013 isolates.
Keyword: H9N2, mutation, pasteurella multocida, sialidase
|
Judul: Kruskal Coordinates in 4+1 Dimensional Schwarzschild Spacetime Geometry
Abstrak: Koordinat Kruskal adalah hasil ekstensi maksimal dari koordinatSchwarzschild yang menimbulkan interpretasi baru tentang keberadaan wormhole. Secara teori, wormhole adalah struktur yang menghubungkan dua titik berbeda dalam ruangwaktu. Namun, ukuran wormhole terlalu kecil untuk dapat dilalui dan tidak stabil sehingga mudah runtuh. Penelitian ini bertujuan mendapatkan solusi koordinat Kruskal untuk geometri Scwarzschild pada dimensi yang lebih tinggi yang dapat berguna untuk menganalisis kestabilan wormhole. Penelitian ini dilakukan melalui penambahan dimensi ruang dari 3+1 dimensi menjadi 4+1 dimensi untuk mendapatkan geometri Schwarzschild, koordinat Eddington-Finkelstein, dan koordinat Kruskal dengan memanfaatkan gerak radial foton. Hasil akhirnya, solusi geometri ruangwaktu Schwarzschild dalam koordinat Kruskal dapat dibentuk dan diilustrasikan dalam diagram Kruskal. Diagram tersebut menunjukan sebuah black hole, white hole, dan dua alam semesta yang dihubungkan oleh wormhole., The Kruskal coordinates are the maximal extension of the Schwarzschild coordinates which give rise to new interpretations of the existence of wormholes. In theory, a wormhole is a structure that connects two different points in spacetime. However, the size of the wormhole is too small to pass through and is unstable so that it collapses easily. This study aims to obtain Kruskal coordinate solutions for the Scwarzschild geometry in higher dimensions which can be useful for analyzing wormhole stability. This research was carried out by adding space from 3+1 dimensions to 4+1 dimensions to obtain Schwarzschild geometry, Eddington Finkelstein coordinates, and Kruskal coordinates by utilizing the radial motion of photons. The final result, the solution of the Schwarzschild spacetime geometry in Kruskal coordinates can be formed and illustrated in a Kruskal diagram. The diagram shows a black hole, a white hole, and the two universes connected by a wormhole.
Keyword: Schwarzschild geometry, Eddington-Finkelstein coordinates, Kruskal coordinates, radial motion of photons, wormhole
|
Judul: Analisis kualitas air sumur sekitar wilayah tempat pembuangan akhir sampah (studi kasus di TPA Galuga Cibungbulang Bogor)
Abstrak: Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Galuga berbatasan langsung dengan areal pemukiman masyarakat, dengan luas areal 9,6 Ha. TPA ini menampung sampah Kota Bogor mencapai 2.208 m3 per hari. Komposisi sampah terdiri dari sekitar 75 % sampah organik dan sisanya sampah anorganik dengan kondisi tercampur atau belum ada pemilahan dari sumber timbulan sampah. Pengelolaan TPA dilakukan dengan sistem landfill terkontrol dan pengomposan. Sistem ini menghasilkan air buangan yang disebut lindi (leachate) yang kemudian dibuang melalui saluran terbuka ke sungai. Hal ini memudahkan penyebaran lindi oleh air hujan sehingga mengakibatkan pencemaran air tanah dan air sumur di sekitarnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status kualitas air sumur gali milik penduduk yang tinggal di sekitar TPA sampah Galuga dengan melihat Indeks Kualitas Air (IKA) sumur sebagai pengaruh pengelolaan TPA.
Keyword:
|
Judul: Kualitas air di saluran pembuangan TPA Galuga Cibungbulang Bogor
Abstrak: Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Galuga berada di Desa Galuga, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor. TPA Galuga menghasilkan limbah yang kemudian dialirkan menuju sungai Cianten. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi beberapa parameter kualitas air disekitar saluran pembuangan TPA Galuga. Contoh air limbah diambil dari 4 lokasi dengan interval jarak 400 - 500 m dan 2 contoh air sumur diambil dari sumur di desa Cisasak yang berjarak ±700 m dari TPA Galuga. Pengambilan contoh dilakukan selama tiga hari berturut-turut pada kondisi tidak terjadi hujan. Parameter yang dianalisis adalah suhu, pH, fosfat (PO4), nitrat (NO3), timbal (Pb), dan BOD (Biological Oxygen Demand). Analisis data dilakukan secara deskriptif dengan membandingkan data pengamatan dengan peraturan pemerintah (Peraturan No.82 Tahun 2001 dan Direktorat penyelidikan masalah air, Departemen Pekerjaan Umum RI ). Hasil penelitian menunjukan air limbah yang bersumber dari TPA Galuga pada saat penelitian tergolong belum aman dibuang ke sungai Cianten. Konsentrasi timbal dan nitrat pada air sumur penduduk sekitar TPA Galuga tergolong tinggi dan berada diatas ambang baku mutu air minum.
Keyword: Air limbah, Air Sumur, Kualitas Air, TPA Galuga
|
Judul: Development of Face Recognition Model using Bi-2DPCA and Support Vector Machine
Abstrak: The human face is always used in the application of access control systems, identity authentication systems, surveillance systems and security systems. Some researh on face recognition has been proposed with a variety of methods, such as Eigen Faces, Fisher’s Linear Discriminant, Bayesian Networks, Neural Networks,Hidden Markov Model, and so on. But all the above mentioned methods have limitations, such as dealing with the size of the image and lighting and learning time are too long. In a study to obtain an alternative method for face recognition, Le TH and Bui L (2011) conducted research model of face recognition with Two- DimensionalPrincipal Component Analysis (2DPCA) and Support Vector Machine (SVM) using AT&T face image data. The results of these studies that the accuracy of face recognition use 2DPCA and SVM was 97.3% and PCA-SVM was 95.2%. Then in 2010, Bi-2DPCA uses as alternative method of face recognition performed by Yang J et al. (2010). In a study comparing methods of Bi-2DPCA, 2DPCA and PCA. The conclusion that the use of Bi-2DPCA generating and computational accuracy was better than 2DPCA and PCA Based on research conducted by Le TH and Bui L (2011) and Yang J et al. (2010), conducted research for the development of models of face recognition using dimension reduction technique Bi-2DPCA and Support Vector Machine (SVM) as pattern recognition. 1DPCA and 2DPCA dimension reduction technique are used as comparison measure dimensions and computing time than using Bi-2DPCA technique. To help SVM in recognizing human faces, SVM use linear, polynomial and radial basis function (RBF) kernel function. When using RBF kernel, used for the RBF kernel, the parameter for sigma is 2-15 up to 23 and the value of C starting from 2-5 up to 214 which have been used in a study conducted by Le TH and Bui L (2011). Facial image data used are taken from the ORL Face Database AT&T Laboratory, which contain 40 faces, each face with 10 images, and total of image 400 pieces. Validation is done by Leave-One-Out (LOO) cross validation, so that for each pair of extraction and classifier method is 10 trials. One against all method used to help SVM in classifying the ORL face data consists of 40 classes, to reduce the computational time. From the results of tests on 36 models of face recognition , Bi-2DPCA85% with the help of a linear kernel generates the highest level of face recognition accuracy of 94.25 %, and the lowest accuracy rate of 24.50 % was obtained with 1DPCA-kernel polynomial ordo 3 . While the lowest computational time of 15.34 seconds when component is used by 85 % computation time and a maximum of 252.68 seconds when component is 95 %. There are several things that could be concluded that: pattern accuracy on each kernel feature extraction are the same. This means that there is no relationship between the feature extraction used by the kernel to the SVM. The second is, in this study SVM cannot classify large dimension data. From the results of tests on 36 models of face recognition, Bi2DPCA85% with the help
Keyword: Face Recognition, Principle Component Analysis, Kernel, Support Vector Machine, Leave-one Out Cross Validation
|
Judul: Literature Review on Poultry Transportation: Impact of Various Stress and Efforts to Prevent Them
Abstrak: Transportasi unggas di negara berkembang umumnya belum memperoleh perhatian khusus di masyarakat, sedangkan proses transportasi unggas sebelum pemotongan menjadi salah satu faktor penentu yang berpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas hasil akhir ternak. Studi pustaka ini bertujuan mengkaji berbagai dampak cekaman selama proses transportasi unggas dan upaya pencegahannya. Metode yang digunakan adalah studi pustaka dengan teknik penulisan narative review. Cekaman selama proses transportasi unggas dapat disebabkan oleh manajemen yang kurang tepat oleh peternak baik sebelum, sesaat, dan sesudah tranportasi, mikroklimat lingkungan di luar zona nyaman unggas dan sarana prasarana yang tidak mendukung. Dampak yang dapat terjadi akibatnya adalah penurunan kualitas berupa memar, patah tulang, PSE, dan DFD serta kuantitas hasil akhir unggas berupa penyusutan bobot juga kematian. Dampak lain yang dapat terjadi yaitu meningkatnya kadar MDA pada jaringan tubuh unggas. Senyawa MDA merupakan salah satu biomarker terjadinya stres oksidatif pada sel. Upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalkan cekaman selama proses transportasi dapat melalui pendekatan secara genetika, manipulasi lingkungan, dan suplementasi., Poultry transportation in developing countries generally has not received special attention in the community, whereas the process of transportation of poultry before slaughter is one of the determining factors that affect the quality and quantity of the final livestock. This literature study aims to examine the various effects of stress during the poultry transportation process and efforts to prevent them. The method used is literature study with a narrative review writing technique. Stress during the poultry transportation process can be caused by improper management by farmers before, during and after transportation, the microclimate environment outside the poultry comfort zone and unsupportive infrastructure. The impact that can occur as a result is a decrease in quality in the form of bruises, fractures, PSE and DFD as well as the quantity of the final product of poultry in the form of weight loss and mortality. Another impact that can occur is the increase in MDA levels in poultry body tissue. MDA compound is one of the biomarkers of oxidative stress in cells. Efforts that can be made to minimize stress during the transportation process can be through genetic approaches, environmental manipulation, and supplementation.
Keyword: Malondialdehyde, Oxidative Stress, Poultry Transportation, Reactive Oxygen Species
|
Judul: impact of transportation to broiler chicken (Gallus domesticus) physiology responses
Abstrak: Kegiatan transportasi akan menimbulkan stres pada ayam yang akan menimbulkan dampak negatif dengan turunnya bobot badan dan mortalitas yang akan mempengaruhi pendapatan. Tingkat stres yang dirasakan ayam dipengaruhi oleh kondisi lingkungan mikro selama transportasi. Stres pada ayam dapat diidentifikasi dari suhu tubuh yang tinggi, peningkatan denyut jantung, dan frekuensi pernapasan yang disebut sebagai respon fisiologis pada ayam. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh transportasi terhadap respon fisiologis ayam. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola Faktorial A(2) × B(2). Faktor A perlakuan ditransportasikan dan tidak ditransportasikan. Faktor B waktu pengamatan sebelum dan sesudah Faktor A. Hasil penelitian menunjukkan ada interaksi antara perlakuan A dan B pada pengamatan frekuensi pernapasan dan suhu rektal. Pada pengamatan denyut jantung dan bobot badan tidak ada interaksi antara perlakuan A dan B. Adanya pengaruh suhu relatif yang rendah karena aliran udara saat dilakukan proses transportasi dimalam hari sehingga peningkatan respon fisiologis pada perlakuan ditransportasikan lebih rendah dibandingkan pada perlakuan tidak ditransportasikan., Transportation activities will cause stress on chickens and will harm decreased body weight and mortality that will affect income. The level of stress felt by chickens is influenced by microenvironmental conditions during transportation. Stress in chickens can be identified by high body temperature, increased heart rate, the respiratory rate which is called a physiological response in chickens. This study was conducted to determine the effect of transportation on the physiological response of chickens. This study used a Completely Randomized Design (CRD) with factorial pattern A(2) × B(2). Factor A treatment was transported and not transported. Factor B was observed before and after Factor A. The results showed that there was an interaction between treatments A and B on the observation of respiratory frequency and rectal temperature. In the observation of heart rate and body weight, there was no interaction between treatments A and B. There was a relatively low effect of temperature due-airflow flow during the transportation process at night at the increase in physiological response in the transported treatment was lower than in the non-transported treatment.
Keyword: ayam broiler, transportasi, stres, respon fisiologis, broiler chicken, transportation, stress, physiology response
|
Judul: Pelabelan Total Even Vertex Magic pada Graf Matahari dan Disjoint Union dari Graf Cycles
Abstrak: simpul adalah pelabelan total vertex magic dengan memasangkan himpunan simpul ke himpunan bilangan bulat genap {2,4,6, … , 2���������}. Karya ilmiah ini menunjukkan syarat cukup dari graf matahari ���������������������������( ���������) memiliki pelabelan total even vertex magic adalah ��������� ≥ 3, dan menunjukkan syarat cukup dan syarat perlu pada disjoint union dari graf cycles ��������������������������� memiliki pelabelan total even vertex magic adalah ��������� dan ��������� bilangan bulat ganjil.
Keyword: disjoint union dari graf cycles, even vertex magic, graf matahari, graf matahari, pelabelan total
|
Judul: Studi tentang Perikanan Udang Karang (Spiny Lobster, Panulirus spp) di Daerah Pameungpeuk Kabupaten Garut, Jawa Barat
Abstrak: Berdasarkan evaluasi terakhir yang dilakukan pada tahun 1991, diperoleh data bahwa potensi lestari sumber daya ikan yang menjadi milik bangsa Indonesia adalah sebesar 6,6 juta ton/tahun yang terdiri dari 4,24 juta ton di laut wilayah dan 2,332 juta ton di Zone Ekonomi Eksklusif Indonesia (Anonim, 1995). Tujuan studi ini adalah : (1) Untuk mengetahui perikanan udang karang di Daerah Pameungpeuk Kabupaten Garut Jawa Barat (2) Untuk mempelajari aspek Biologi udang karang . Manfaat Studi ini adalah untuk : (1) Mengetahui permasalahan dan kendala yang dihadapi dalam usaha perikanan udang karang, (2) Adanya peningkatan usaha perikanan udang karang di Indonesia khususnya di lokasi penelitian.
Keyword:
|
Judul: Analisis musim penangkapan dan studi aspek biologi udang karang (Pallulirus Spp.) di perairan Pangandaran, Ciamis Jawabarat
Abstrak: Dewasa ini udang karang (Panulirus spp.) atau spiny lobster merupakan salah satu komoditas perikanan penting yang merniliki nilai ekspor tinggi di Indonesia. Sumberdaya hayati tersebut turut berperan penting dalam pembangunan dan menambah devisa negara. Dalam melestarikan sumberdaya yang memungkinkan usaha pemanfaatannya, untuk itu diperIukan infomlasi yang mendukung dalam pegelolaan dan pemanfaatan sumberdaya udang karang. Salah satu wilayah perairan Selatan Pulau Jawa yang merniliki potensi udang karang adalah perairan Pangandaran. Selama kurun waktu tahun 1991-1999 hanya sekitar 2 % dari produksi perikanan laut wilayah Pangandaran, namun nilai produksinya mencapai 18 %. Dengan dernikian sumberdaya udang karang di Pangandaran dapat berperan dalam mendorong pertumbuhan ekonorni daerah.
Keyword:
|
Judul: Analysis of NaTFSA Electrolytes on Sodium Ion Batteries Using the DC-DFTB-MD Method
Abstrak: Pelarut air digunakan dalam sistem elektrolit NaTFSA pada baterai ion natrium karena sifatnya yang relatif aman. Namun, menghasilkan tegangan yang cukup rendah sehingga memiliki keterbatasan dalam pengaplikasiannya. Untuk mengatasi hal tersebut dikembangkan elektrolit berkonsentrasi tinggi. Pada penelitian ini, pengaruh konsentrasi elektrolit NaTFSA terhadap sifat struktur, dinamika, dan elektronik dianalisis menggunakan metode dinamika molekul pada level mekanika kuantum. Analisis mikroskopik struktur dan dinamika elektrolit NaTFSA menunjukkan bahwa seiring kenaikan konsentrasi, koefisien difusi air menurun sedangkan konduktivitas elektrolit cenderung meningkat sebanding dengan mobilitas ion-ion., The aqueous solvent is used in the NaTFSA electrolyte system in sodium ion batteries because it is relatively safer. However, the voltage window of the sodium ion battery is narrower than that of the lithium ion battery, thus it still limits its practical implementation. To overcome this problem, a high concentration of electrolyte was developed. In this present work, the salt concentration effect on structural, dynamic and electronic properties were analyzed using molecular dynamics methods at the quantum mechanical level. Microscopic analysis of the structural and dynamical properties of the NaTFSA electrolyte showed that as the concentration increased, the water diffusion coefficient decreased while the electrolyte conductivity tended to increase.
Keyword: Conductivity, DC-DFTB, Diffusion constants, NaTFSA electrolytes, Sodium ion batteries
|
Judul: Pemanfaatan Sumberdaya Ikan Menggunakan Mini Purse Seine Di Ppp Lempasing, Provinsi Lampung
Abstrak: Salah satu sentra kegiatan perikanan tangkap di Kota Bandar Lampung adalah PPP (Pangkalan Pendaratan Pantai) Lempasing. Alat tangkap yang digunakan di PPP Lempasing bervariasi, mulai dari skala besar sampai skala kecil sehingga hasil tangkapan bervariasi. Salah satu alat tangkap yang banyak dioperasikan nelayan PPP Lempasing adalah mini purse seine. Mini purse seine dioperasikan dengan menggunakan alat bantu cahaya. Jenis teknologi yang diterapkan tergolong modern namun jangkauan operasi masih terkonsentrasi di perairan pantai karena nelayan membatasi diri untuk beroperasi dengan sistem one-day trip dari basis perikanan terdekat. Kegiatan perikanan mini purse seine di Perairan Teluk Lampung dan PPP Lempasing belum berjalan sesuai dengan kondisi perairan di sekitarnya, terutama untuk mewujudkan usaha perikanan tangkap yang bertanggung jawab. Penelitian ini dilakukan di Perairan Teluk Lampung dan PPP (Pangkalan Pendaratan Pantai) Lempasing, Lampung. Penelitian ini bertujuan untuk : 1) mengetahui status pemanfaatan sumberdaya ikan, 2) mengetahui kelayakan teknis, biologi, ekonomi, dan sosial perikanan, 3) mengetahui kelayakan pengembangan usaha perikanan dengan menggunakan mini purse seine di PPP Lempasing. Beberapa metode analisis digunakan pada penelitian ini, untuk mengetahui status pemanfaatan sumberdaya ikan digunakan analisis surplus produksi seperti fishing power indeks (FPI), catch per unit effort (CPUE) dan, maximum sustainable yield (MSY), untuk mengetahui kelayakan teknis, biologi, ekonomi, dan sosial perikanan digunakan metode analisis skoring. Kelayakan usaha dilakukan untuk mengkaji keuntungan (profitability) atau kerugian dari suatu usaha, analisis yang digunakan yaitu: analisis keuntungan (, Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), dan Payback Period (PP). Hasil penelitian menunjukkan tangkapan mini purse seine di PPP Lempasing mengalami penurunan dari tahun 2010-2014 untuk kapal mini purse seine < 5 GT, 6-10 GT, 11-15 GT, dan pola penurunan produksi perikanan yang tinggi terjadi pada kapal mini purse seine < 5 GT. Hasil analisis dari skala prioritas dari penilaian teknis, biologi, ekonomi, dan sosial didapat bahwa kapal mini purse seine dengan ukuran 6-10 GT layak untuk kegiatan penangkapan ikan. Hasil yang didapat dari analisis kelayakan usaha adalah kapal mini purse seine ukuran 6-10 GT dan kapal mini purse seine ukuran 11-15 GT layak untuk dikembangkan, karena secara ekonomi layak dan memiliki nilai NPV > 0, Net B/C > 1, IRR > tingkat suku bunga yang berlaku, serta payback period kurang dari delapan tahun. Jenis ikan pelagis kecil yang dominan tertangkap adalah ikan selar (Selaroides sp.), ikan kembung (Rastrelliger sp.), dan ikan kwee (Carangoides chrysophrys).
Keyword: Hasil Tangkapan, Lempasing, Mini purse seine
|
Judul: Keragaan Unit Penangkapan Mini Purse Seine di PPP Lempasing, Bandar Lampung
Abstrak: PPP Lempasing merupakan salah satu pelabuhan yang berada di perairan Teluk Lampung. Purse seine merupakan alat tangkap yang menghasilkan tangkapan terbesar di PPP Lempasing. Volume produksi hasil tangkapan mengalami penurunan setiap tahunnya (2007-2013). Hal ini diduga karena sumber daya ikan yang semakin menurun. Pengkajian keragaan unit penangkapan mini purse seine di PPP Lempasing dilakukan untuk mengetahui keoptimalan usaha penangkapannya. Penelitian ini menggunakan metode survei melalui pendekatan deskriptif. Kapal mini purse seine yang digunakan di PPP Lempasing berukuran 3-23 GT dengan panjang alat tangkap 200-450 m dan beroperasi di perairan Teluk Lampung dengan jumlah ABK sebanyak 12-20 orang. Komposisi hasil tangkapan mini purse seine tergolong fluktuatif dengan hasil tangkapan dominan di tahun 2013 yaitu ikan kembung (15,50%), tongkol (8,71%) dan cumi-cumi (8,34%). Trend produktivitas alat tangkap ini mengalami penurunan sebesar 63,0 kg/trip setiap tahunnya. Berdasarkan analisis finansial diperoleh nilai NPV≥0, net B/C≥1 dan IRR≥20% sehingga usaha perikanan mini purse seine di PPP Lempasing layak untuk dikembangkan.
Keyword: analisis finansial, Lempasing, mini purse seine, produktivitas
|
Judul: Masalah residu kuadratik
Abstrak: Masalah residu kuadratik memuat pertanyaan apakah a adalah residu kuadratik modulo n atau bukan jika diberikan nlebih dari 3 integer ganjil dan a2x suatu integr. Jika ada solusi yang memenuhi X kuadrat = a(mod n), maka a adalah residu kuadratik modulo n. Hal yang sama juga berlaku untuk sebaliknya.
Keyword:
|
Judul: Tingkat Kepuasan Dan Loyalitas Konsumen Restoran Dbc Coklat & Spageti, Bogor
Abstrak: Gaya hidup dengan aktivitas yang padat membuat seseorang lebih memilih untuk makan di restoran ketimbang di rumah. Terlebih lagi, makan di luar rumah juga dilakukan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sosialnya. Restoran DBC Coklat dan Spageti menawarkan produk dan jasa untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Selain makanan dan minuman, restoran ini juga menawarkan nuansa Gothic kepada konsumennya,namun beberapa tahun terakhir omset yang didapatkan oleh restoran ini masih berfluktuatif dan seringkali belum mencapai target omset restoran. Penelitian ini bertujuan menganalisis kepuasan dan loyalitas konsumen Restoran DBC Coklat & Spageti. Metode pengambilan sampel menggunakan metode convenience sampling dengan jumlah sampel 100 responden. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif, Importance Performance Analysis (IPA), Costumer Satisfaction Index (CSI), dan piramida loyalitas konsumen. Tingkat kepuasan konsumen berada pada kriteria puas (65,46%). Nuansa gothic yang ditawarkan telah menciptakan kepuasan konsumen, ditunjukan pada atribut mengenai keunikan restoran yaitu dekorasi ruangan dan tampilan penyajian makanan telah memenuhi harapan konsumen. Tingkat loyaltias konsumen Restoran DBC Coklat & Spageti mayoritas berada pada tingkat Switcher buyer (43%).
Keyword: indeks, kriteria, nuansa gothic
|
Judul: Analisis Sikap dan Kepuasan Kosumen Restoran Death by Chocolate and Spaghetti, Kota Bogor.
Abstrak: Semakin berkembangnya jumlah restoran di Kota Bogor terutama untuk restoran internasional, menimbulkan tingkat persaingan yang cukup tinggi pada usaha restoran. Selain itu, banyaknya restoran yang menyajikan berbagai jenis makanan menunjukkan semakin banyaknya alternatif restoran yang dapat dipilih oleh masyarakat. Restoran yang dipilih tidak hanya dijadikan tempat makan saja, tetapi juga sebagai tempat berkumpul bersama keluarga dan tempat istirahat. Untuk sebagian besar golongan masyarakat, restoran juga dipilih berdasarkan kualitas produk, harga, kualitas pelayanan, faktor emosi dan kemudahan untuk mendapatkan produk restoran tersebut. Restoran Death by Chocolate and Spaghetti merupakan salah satu restoran internasional yang berlokasi di Jl. Ceremai No. 22 Bogor. Menurut Bruce Schneier dan Karen Cooper (2006), restoran internasional adalah restoran yang menyajikan beragam menu khas dari berbagai negara. Sedangkan menurut Dinas Informasi dan Kebudayaan Kota Bogor, restoran internasional adalah restoran yang menyajikan menu yang secara umum dikonsumsi masyarakat dunia. Salah satu keunggulan yang dimiliki oleh Restoran Death by Chocolate and Spaghetti adalah produknya yang bernama Death by Chocolate (DBC). Salah satu ancaman persaingan bagi Restoran Death by Chocolate and Spaghetti yaitu berasal dari Restoran Waroeng Coklat. Restoran tersebut juga menampilkan menu utama coklat dan berlokasi di daerah yang dekat dengan lokasi Restoran Death by Chocolate and Spaghetti. Oleh karena itu untuk tetap mempertahankan pelanggan dan memenangkan persaingan, maka restoran ini harus dapat memberikan kepuasan kepada konsumennya. Penelitian ini dilakukan di lokasi Death by Chocolate and Spaghetti di Jl. Ceremai No. 22 Bogor. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada bulan Januari-Februari 2009. Jenis data dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara dan kuesioner kepada responden yang bertujuan untuk mengetahui perilaku konsumen terhadap produk. Data sekunder diperoleh dari berbagai sumber literatur yang terkait dengan topik penelitian, seperti skripsi, text book, laporan penelitian, selain itu data diperoleh dari Badan Pusat Statistik, internet, Perpustakaan IPB dan Dinas Pariwisata Kota Bogor. Dalam penelitian ini, terdapat tiga hal yang menjadi tujuan. Tujuan pertama adalah mengkaji proses keputusan pembelian konsumen dalam mengkonsumsi menu makanan yang ditawarkan oleh Restoran Death by Chocolate and Spaghetti. Tujuan yang kedua adalah menganalisis penilaian sikap konsumen terhadap Restoran Death by Chocolate and Spaghetti. Tujuan yang terakhir adalah menganalisis kepuasan konsumen Restoran Death by Chocolate and Spaghetti. Untuk mengetahui karakteristik konsumen restoran Death by Chocolate and Spaghetti dan proses pengambilan keputusan pembelian konsumen akan digunakan tabulasi deskriptif, yaitu membuat tabel dan mengelompokkan jawaban kemudian dipersentasekan. Persentase jawaban yang paling besar merupakan jawaban yang dominan. Sikap konsumen dapat diketahui dengan menggunakan analisis sikap Fishbein. Sedangkan kepuasan konsumen dapat diukur dengan menggunakan Customer Satisfaction Index. Konsumen restoran Death by Chocolate and Spaghetti memiliki karakteristik umum, yaitu sebagian besar berjenis kelamin wanita, belum menikah, berusia 21-40 tahun dengan pendidikan terakhir Sarjana (S1-S3), memiliki pekerjaan sebagai pegawai swasta dan memiliki pengeluaran untuk konsumsi per bulan sebesar Rp. 1.000.001,- sampai Rp. 2.500.000,-. Proses pengambilan keputusan terdiri dari lima tahapan. Tahap pertama yang dilakukan adalah tahap pengenalan kebutuhan yang meliputi intensitas responden untuk makan di luar, alasan/motivasi, manfaat yang diperoleh. Tahap yang kedua yaitu tahap pencarian informasi yang dapat dinilai dari sumber informasi, bentuk promosi dan pengaruh promosi. Tahap
Keyword:
|
Judul: Hamiltonian formulation for linear waves motion in two layers fluid
Abstrak: The surface wave could be considered as a wave that separates two fluids, namely water and air. Based on this assumption, it is introduced the interfacial wave, a wave between two layers of fluid with different density. The formulation of interfacial waves motion begins with deriving the base equation of irrotational ideal fluid. Furthermore, according to irrotational fluid assumption, the base equation can be stated in velocity potential. In this derivation, the fluids domain is assumed to be restricted by rigid lid boundary conditions, both at the upper and lower limit. Therefore, the interfacial waves motion can be explained in a hamiltonian formulation. In the hamiltonian formulation, total energy is defined as the sum of kinetic and potential energy. The hamiltonian system is obtained from reduction of kinetic energy by using the Dirichlet Neumann Operator. The resulted kinetic energy equation is nonlinear. Therefore, this form is linearized by first part of the Taylor expansion. This linearization gives a dispersion relation of linear wave. Based on this dispersion relation, the phase speed of the linear wave depends on the density ratio of the two layers fluid.
Keyword:
|
Judul: Respon Berbagai Varietas Jagung Terhadap Pemupukan N Melalui Daun Pada Budidaya Jenuh Air di Lahan Pasang Surut
Abstrak: Salah satu alternatif untuk meningkatkan produksi jagung nasional adalah memanfaatkan lahan pasang surut. Kandungan pirit yang tinggi dan kondisi pH yang cenderung masam menyebabkan lahan pasang surut tergolong sebagai lahan marjinal. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produktivitas tanaman jagung pada lahan pasang surut adalah dengan memanfaatkan varietas yang toleran tahan terhadap kondisi cekaman dan pemupukan yang tepat. Penelitian ini bertujuan mengetahui respon pertumbuhan dari berbagai varietas jagung terhadap pemupukan N melalui daun pada budidaya jenuh air. Penelitian dilaksanakan di Desa Karyabakti, Kecamatan Rantau Rasau, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Provinsi Jambi dari bulan April sampai Agustus 2019. Tipe lahan pasang surut yang digunakan adalah tipe B. Penelitian dilakukan dengan menggunakan rancangan split plot dengan main plot pemupukan N dan sub plot berupa varietas jagung. Faktor main plot adalah dosis pemupukan urea melalui daun yaitu: 0 g urea L-1, 10 g urea L-1, 20 g urea L-1 dan 30 g urea L-1. Faktor sub plot terdiri dari empat taraf varietas jagung yaitu: Sukmaraga, Pioneer-27, Bima-20 dan Bisma. Percobaan ini diulang sebanyak 3 kali. Pemupukan urea melalui daun dengan konsentrasi 20 g L- 1 secara umum memberikan hasil terbaik pada parameter tinggi tanaman, jumlah daun, dan diameter batang, sedangkan untuk komponen hasil seperti diameter tongkol, bobot tongkol dengan kelobot, bobot tongkol tanpa kelobot, bobot biji, dan produktivitas tertinggi dihasilkan pada perlakuan pemupukan 30 g L-1. Keempat varietas yang digunakan menunjukkan hasil yang relatif sama untuk parameter pertumbuhan jagung. Varietas Pioneer 27 memberikan hasil terbaik pada komponen hasil bobot 100 biji, bobot biji dan produktivitas.
Keyword: BJA, pasang surut, pemupukan daun
|
Judul: Respon Fisiologi, Pertumbuhan dan Hasil Beberapa Varietas Jagung Terhadap Tipe Budidaya dan Genangan Sesaat di Lahan Pasang Surut.
Abstrak: Jagung merupakan salah satu tanaman pangan yang penting di Indonesia. Peningkatan produktivtas jagung bisa didapatkan melalui ekstensifikasi, contohnya penggunaan lahan pasang surut. Penggunaan budidaya konvesional masih belum sesuai digunakan di lahan tersebut. Budidaya Jenuh Air adalah suatu teknologi pemberian irigasi terus-menerus di saluran dan dapat mencegah oksidasi pirit dan genangan, serta meningkatkan produktivitas jagung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon fisiologi, pertumbuhan dan hasil beberapa varietas yang tahan terhadap kondisi genangan sesaat, budidaya jenuh air, dan budidaya kering di lahan pasang surut serta mendapatkan varietas terbaik untuk dibudidayakan di lahan pasang surut. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai September 2018 di Desa Karyabakti, Kecamatan Rantau Rasau, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Provinsi Jambi. Percobaan 1 menggunakan rancangan split plot dengan rancangan lingkungan acak kelompok dan 3 ulangan. Petak utama merupakan kondisi genangan, terdiri dari 2 taraf yaitu budidaya jenuh air (BJA) hingga panen, dan genangan sesaat. Anak petak merupakan varietas yang terdiri dari 4 taraf yaitu Sukmaraga, Bisma, Pioneer 27 dan Bima 20. Anak petak berukuran 2 m x 2 m dan dikelilingi oleh saluran air dengan lebar 30 cm dan kedalaman 50 cm. Percobaan 2 menggunakan rancangan petak tersarang dengan rancangan lingkungan acak kelompok dan 3 ulangan. Petak utama adalah tipe budidaya yang terdiri dari budidaya jenuh air (BJA) dan budidaya kering (BK). Anak petak adalah varietas yang terdiri dari varietas Sukmaraga, Bisma, Pioneer 27 dan Bima 20. Anak petak berukuran 4 m x 3 m pada BJA dan BK. BJA dikelilingi oleh saluran air dengan lebar 30 cm dan kedalaman 50 cm sedangkan budidaya kering dilakukan tanpa saluran air. Pengamatan penelitian ini terdiri dari respon pertumbuhan yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, luas daun, indeks luas daun, volume akar, panjang akar, bobot kering daun, bobot kering batang, bobot kering akar, dan total bobot kering. Respon fisiologi terdiri dari kehijauan daun, kerapatan stomata, laju pertumbuhan tanaman (LPT), dan laju asimilasi bersih (LAB). Respon hasil terdiri dari umur berbunga jantan dan betina, panjang tongkol, diameter tongkol, bobot tongkol, jumlah baris biji, jumlah biji per baris, jumlah biji per tongkol, bobot 100 biji, bobot biji kering per tongkol, produktivitas, dan indeks sensitivitas. Hasil percobaan pertama menunjukan terdapatnya perbedaan respon antar kondisi genangan dan antar varietas. Pertumbuhan dan hasil tanaman jagung pada BJA lebih baik dibandingkan pada kondisi genangan sesaat. LPT didapatkan paling tinggi pada perlakuan BJA sedangkan LAB 6 – 8 MST pada perlakuan genangan sesaat. Varietas Pioneer 27 memiliki nilai LPT yang paling tinggi pada 4 – 6 MST dan Bima 20 memiliki nilai LPT yang paling tinggi pada 6 – 8 MST. Pengaruh perlakuan varietas Pioneer 27 memiliki nilai yang paling tinggi pada respon peubah komponen hasil. Pengaruh terbaik pada peubah produktivitas didapatkan pada kombinasi BJA dan Pioneer 27 yang menghasilkan produktivitas 9.33 ton ha-1. Kombinasi genangan sesaat dan Bima 20 menghasilkan produktivitas terendah dengan nilai 5.27 ton ha-1. Varietas Pioneer 27 dan Bima 20 termasuk ke dalam varietas peka terhadap genangan sesaat, sedangkan varietas Sukmaraga dan Bisma merupakan varietas toleran sedang terhadap genangan sesaat. Hasil percobaan kedua menunjukan terdapat perbedaan respon antar tipe budidaya dan antar varietas.
Keyword: budidaya jenuh air, budidaya kering, genangan, pasang surut, produktivitas
|
Judul: Algorithm Construction of HLI Hash Function
Abstrak: Cryptography is a study of mathematical techniques related to aspects of information security regarding on confidentiality, data integrity, entity authentication, and data origin authentication. Data integrity is a service, which is associated with the conversion of data carried out by unauthorized parties. To maintain data integrity, one can use hash functions. An hash function is a computationally efficient function to map an arbitrary length bitstring to a fixed length bitstring called as hash value. The use of hash function in maintaining the information integrity and authentication is in digital signatures, virus protection, and software distribution. Illustration of the hash function in the integrity and authentication of information that is emailed as follow. The sender sends the information and hash value to the recipient. If the hash value of the information is equal to the hash value that is sent by the sender, then information has not been changed. Otherwise the information has been changed. An hash function has two properties, one way and collision resistance. An hash function is called one way if it is computationally infeasible to find any input such that when given any hash value . Meanwhile an hash function is called collision resistant if it is computationally infeasible to find any two inputs where such that . The purpose of this study is to construct a HLI hash function algorithm, to analyze the speed and security of the hash functions as a results of construction. Furthermore, it is to compare it with SWIFFT. Hash function is constructed based on the result of algebraic operations on modular polynomial ringwith . Modular polynomial ring noted as is a set of all polynomials of degree at most with coefficients in . can be represented as a set of integer vector of modulo in dimension . So, it is simple to implement in a computer. In vector operations, is lattice . Furthermore, alattice that is defined from certain polynomial ring is called ideal lattice. HLI hash function is consists of addition and multiplication algorithm in the ring. Addition algorithm consists of sumation operations of modulo and multiplication consists of multiplication operations of modulo . Generally, algorithm of HLI hash function consists of multiplication operations of modulo and addition operations of modulo . However, if the input is binary number then multiplication algorithm only consists of multiplication operation of modulo , so algorithm of HLI hash function consists of multiplication operations of modulo and addtion operations of modulo . An hash function is secured if it has two properties, i.e., one way and collision resistance. HLI hash function hash is one way, it is following the proof of Micciancio. It is has collision resistant because of polynomial is irreducible over and monic. Moreover, it is proved that for every unit vector , the vector is small vector. If the input of hash function is a binary number then HLI hash function only involves addition operations of modulo . So the time that used almost same with SWIFFT. The excellence of HLI hash function is the key size smaller than SWIFFT. This effect on
Keyword: hash function, modular polynomial ring, lattice
|
Judul: Kemungkinan pelaksanaan inseminasi buatan pada kerbau di sumba barat nusa tenggara timur
Abstrak: Perkawinan yang lepas dari pengawasan manusia dan ti- dak cukup tersedianya pejantan di Sumba Barat menyebabkan terjadinya penurunan mutu ternak kerbau. Tujuan peneliti- an ini adalah untuk mempelajari hubungan peternak dengan ternaknya dalam berbagai aspek, terutama yang berperan da- lam pelaksanaan Inseminasi Buatan (IB) dan menelaah kesi- apan dan kesediaan peternak untuk menerima teknologi IB. Penelitian ini dilakukan di Sumba Barat, NTT selama satu bulan dengan menggunakan metoda survai. Peternak di Desa Rajak, Kecamatan Walakaka dan Desa Malinjak, Kecama- tan Katikutana diambil sebagai sampel dengan jumlah masing- masing 10 orang dan 30 orang. Kerbau merupakan ternak yang terbanyak dipelihara oleh peternak di Sumba Barat dan populasi terpadat di NTT. Kerbau berperan sebagai penghasil daging, kerja sawah, adat istiadat, perekonomian dan penentu status sosial pe- ternak. Sistem perkandangan terbuka dan hewan sepanjang malam di kandangkan sedangkan siang hari digembalakan. Perawatan hewan sangat diperhatikan. ...
Keyword:
|
Judul: Kemungkinan pelaksanaan IB sebagai sarana pengembangan ternak kerbau di Tana Toraja
Abstrak: Tulisan ini merupakan upaya pendekatan ke arah pelaksanaan Inseminasi Buatan di Tana Toraja. Mengingat potensi daerah, ternak serta adat istiadatnya sangat memungkinkan pengembangan ternak kerbau dengan Inseminasi Buatan. Dalam usaha pengumpulan data, telah dilakukan survei sederhana di Tana Toraja selama seminggu yakni dari tanggal 1 sampai 8 Agustus 1983. Survei ini berupa pengisian angket dan wawancara langsung dengan peternak dilakukan di empat kecamatan yaitu Kecamatan Mengkendek, Sanggalangi, Rantepao dan Makale, karena populasi ternaknya cukup padat dan mudah dijangkau. Untuk melengkapi data di atas juga dilakukan pengisian angket dan wawancara langsung dengan Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Dati II Tana Toraja. Dari hasil survei ini menunjukkan bahwa petani ter- nak telah mendengar dan memahami Inseminasi Buatan baik dari radio, pamong desa maupun dari dinas setempat. Penulis juga mendapatkan respon peternak (100%) yang tinggi terhadap pelaksanaan IB. ...
Keyword:
|
Judul: Pelabelan Super Edge Magic Graceful pada Graf Petersen 𝑃��(𝑛��, 1) dan 𝑃�� (𝑛��, 𝑛��−1 2 ).
Abstrak: Pelabelan edge magic graceful pada suatu graf dengan banyaknya simpul ������ dan banyaknya sisi ������ adalah fungsi bijektif dari himpunan simpul digabung himpunan sisi yang dipasangkan ke himpunan bilangan bulat terurut dimulai dari 1 sampai ������ + ������, sedemikian sehingga untuk semua sisi, nilai mutlak dari penjumlahan label verteks yang saling adjacent dikurangi dengan label dari sisi yang incident dengan verteks tersebut akan sama dengan ������, ������ adalah konstanta magic. Pelabelan edge magic graceful yang memasangkan himpunan simpul ke himpunan bilangan bulat terurut {1,2, … , ������} disebut pelabelan super. Dalam karya ilmiah ini, ditunjukkan bahwa graf Petersen ������(������, 1) dan ������ (������, ������−1 2 ) keduanya memiliki pelabelan super edge magic graceful.
Keyword: graf Petersen, pelabelan super edge magic graceful
|
End of preview. Expand
in Data Studio
null
- Downloads last month
- 14