anchor
stringlengths
87
6.34k
positive
stringlengths
87
4.81k
negative
stringlengths
99
4.5k
Judul: Purifikasi Protein Rekombinan Human Interferon α-2a dengan Kromatografi Afinitas dan Filtrasi Gel. Abstrak: Protein hIFNα-2a memiliki kemampuan sebagai antivirus, antikanker, dan imunomodulator, namun waktu paruhnya dalam tubuh rendah akibat bobot molekulnya yang kecil. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa bobot molekul hIFNα-2a dapat ditingkatkan melalui fusi dengan human serum albumin (HSA). Penelitian terkait optimasi purifikasi protein fusi dan non fusi ini belum dilakukan. Penelitian ini bertujuan menentukan teknik purifikasi yang menghasilkan protein paling murni dan menentukan titik isoelektrik protein. Protein diproduksi dalam methylotropic yeast Pichia pastoris. Protein fusi dan non fusi dipurifikasi menggunakan dua teknik, yaitu kromatografi afinitas dan kromatografi filtrasi gel. Hasil Dot Blot mengkonfirmasi validitas protein. Kromatografi afinitas menghasilkan protein yang lebih murni. Oleh karena itu, yield protein fusi dan non fusi fraksi kromatografi afinitas lebih rendah dibandingkan kromatografi filtrasi gel. Yield protein non fusi sebesar 13.6 mg/L, sedangkan protein fusi sebesar 0.8 mg/L. Titik isoelektrik protein non fusi sebesar 6, sedangkan protein fusi sebesar 6.5. Keyword: human interferon α-2a, kromatografi afinitas, kromatografi filtrasi gel, purifikasi
Judul: Stabilitas Protein Rekombinan Interferon Alfa-2b Manusia Pada Pichia Pastoris. Abstrak: Protein rekombinan interferon alfa-2b manusia (rhIFNα-2b) merupakan protein terapeutik yang diaplikasikan untuk penanganan hepatitis dan kanker. Pengembangan bentuk sediaan rhIFNα-2b yang stabil tetap menjadi tantangan. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari stabilitas rhIFNα-2b pada tiga parameter, yaitu suhu, pH dan kondisi lama penyimpanan. Overproduksi rhIFNα-2b dilakukan menggunakan sistem ekspresi Pichia pastoris (P. pastoris) yang ditumbuhkan pada media Buffered Methanol Complex (BMMY) pada suhu 30 °C selama 48 jam dan 2% metanol sebagai induser. MinimateTM tangensial flow filtration system dengan molecular weight cut off (MWCO) 5 kDa digunakan pada proses filtrasi protein. Protein yang telah difiltrasi kemudian dipurifikasi dengan AKTA purifier 10 system menggunakan kolom His-trap. Kuantifikasi protein menggunakan bicinchoninic acid assay menunjukkan bahwa yield rhIFNα-2b hasil purifikasi sebesar 10.92 mg/L (OD600 = 2.3). Karakterisasi bobot molekul menggunakan analisis Sodium Dodecyl Sulphate-Polyacrylamide Gel Electrophoresis (SDS-PAGE) dan Western Blot menunjukkan bahwa protein tersebut merupakan rhIFNα-2b dengan bobot molekul sekitar 24 kDa. Karakterisasi identitas protein berbasis spektrometri massa Matrix Assisted Laser Desorption Ionization-Time Of Flight/ Time Of Flight (MALDI-TOF/ TOF) menginformasikan bahwa protein tersebut teridentifikasi sebagai hIFNα-2b dengan urutan asam amino yang mewakili 22% dari sekuen secara keseluruhan. Analisis SDS-PAGE non reducing dan software Image J menunjukkan bahwa peningkatan suhu, kondisi pH asam dan basa serta kondisi lama penyimpanan telah memacu terjadinya aggregasi dan degradasi rhIFNα-2b. Uji 3-[4.5-dimethyltiazol-2il]-2.5-diphenylltetrazolium bromide (MTT) menunjukkan bahwa aggregasi dan degradasi menurunkan aktivitas antiproliferasi rhIFNα-2b terhadap sel MCF-7. Kondisi kenaikan suhu, pH asam dan basa serta lama penyimpanan dapat mempengaruhi stabilitas rhIFNα-2b. Kondisi stabil rhIFNα-2b dicapai pada suhu 4 °C, pH 7 selama 2 hari waktu inkubasi. Data tersebut dapat digunakan untuk mengembangkan formulasi rhIFNα-2b sebagai protein terapeutik. Keyword: rhIFNα-2b, Pichia pastoris, stabilitas, aggregasi, degradasi
Judul: Lansekap Sejarah: Cagar Budaya Condet, di DKI Jakarta Abstrak: Kuliah Kerja Nyata (KKK) dilaksanakan dari tanggal 3 Pebruari 1986 sampai 3 April 1986 d i Kawasan Cagar Budaya Condet, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur. Program yang dilaksanakan, meliputi program mum dan khusus. Tujuan Program umum mencakup kepentingan tiga unsur yang terlibat, yaitu perguruan tinggi, mahasiswa dan masyarakat. Satu diantaranya adalah menghasilkan sarjana sebagai penerus pembangunan yang menghayati permasalahan yang kompleks, yang dihadapi masyarakat dalam pembangunan dan belajar menanggulangi permasalahan tersebut secara pragmatis dan inter disipliner. Keyword:
Judul: Analisis Mata Pencaharian Alternatif Nelayan Pancing di Kepulauan Seribu Abstrak: Nelayan pancing di Kepulauan Seribu menggunakan lima jenis pancing yaitu pancing tongkol, pancing tenggiri, pancing ulur, pancing tonda, dan pancing parabola. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan unit penangkapan pancing dan menentukan pendapatan nelayan dari kegiatan penangkapan dan mata pencaharian alternatif yang dilakukan nelayan pancing di Kepulauan Seribu. Hasil analisis unit penangkapan ikan menunjukan bahwa nelayan menggunakan lima jenis pancing hal ini disesuaikan dengan hasil tangkapan. Ada enam mata pencaharian alternatif yang dilakukan nelayan pancing di Kepulauan Seribu. Mata pencaharian tersebut adalah usaha budidaya kerapu, usaha penangkapan udang pengko (udang ronggeng), penyewaan kapal, usaha warung, tukang bangunan, dan usaha perbaikan mesin kapal. Berdasarkan hasil analisis usaha diperoleh rata-rata pendapatan nelayan dari kegiatan usaha penangkapan pancing sebesar Rp2.684.677,- per bulan. Kegiatan mata pencaharian alternatif yang dilakukan meningkatkan pendapatan nelayan sebesar 20,90% per bulan. Hasil analisis usaha menunjukan usaha penangkapan pancing dan mata pencaharian alternatif memiliki nilai revenue-cost ratio >1. Hal ini menunjukan bahwa semua usaha yang dilakukan oleh nelayan mendatangkan keuntungan dan layak untuk dikembangkan. Kegiatan mata pencaharian alternatif harus dikembangkan lebih lanjut untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan Keyword: Seribu Archipelago, alternative livelihood, line-fishers
Judul: Analisis pendapatan usaha penangkapan ikan di Pulau Pramuka, Pulau Panggang, Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, DKI Jakarta Abstrak: Indonesia merupakan negara yang sebagian besar terdii dari perairan. Hasil perkinan adalah salah satu hasil kekayaan aIam potensial yang dimiiiki Indonesia dengan sumberdaya perairan yang dimilikinya, karena selain meningkatkan devisa negara juga dapat memenuhi kebutuhan protein hewani 0 sehingga a h meninglcatkan kualitas sumkrdaya manusia. Oleh karena itu, peran Oserta seMor perikanan terbadap pembangunan ekonorni lokal maupun nasional $ tentu tidak dapat diragukan lagi. Perkembangan produksi perikitnan budidaya di Indonesia untuk setiap tahunnya mengalami kenaikan. Laju pertumbuhan 3 perikanan di Indonesia sebesar 2,68 gersen pada periode tahun 2003 - 2006. ' Kontribusi peningkatan perikanan di Indonesia h y a k didominasi oleh perikanan $ budidaya. Adapun klju pnblmbuhan perikwan budidaya di Indonesia adalah 13,27 persen per tahun pada periode tahun 2003-2006. Keyword:
Judul: Karakterisasi Gen Penyandi alfa-Amilase dan B-Xilosidase dari Bacillus thermoleovorans IT-08 di Escherichia coli Abstrak: A 8-kb xylanolytic DNA sequence from thermophilic bacteria, Bacillus thermoleovorans IT-08, has been cloned into Escherichia coli. Keyword:
Judul: Studi tentang hubungan daerah penangkapan ikan tuna (Thunnus sp.) di perairan selatan Bali - NTB dengan suhu permukaan laut satelit NOAA-AVHRR Abstrak: Kegiatan inventarisasi dan monitoring sumberdaya ikan tuna yang terkandung di wilayah perairan Indonesia Timur tidak dapat hanya dilakukan dengan cara-cara konvensional yang cenderung memerlukan biaya operasi cukup besar, waktu observasi cukup lama dan risiko yang cukup tinggi. Oleh sebab itu untuk mengatasi masalah-masalah tersebut diperlukan teknologi penginderaan jauh yang menggunakan wahana satelit sebagai komponen utamanya. Satelit yang biasa digunakan dalam kegiatan monitoring kondisi perairan laut adalah satelit NOAA-AVHRR. Satelit ini mampu merekam data yang dapat diolah menjadi suatu informasi mengenai nilai dan distribusi Suhu Permukaan Laut serta fenomena-fenomena oseanografis (upwelling, thermal front dan pola arus permukaan) yang dapat dijadikan sebagai parameter dalam penentuan daerah penangkapan ikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyediakan informasi mengenai nilai dan distribusi SPL secara multitemporal di perairan selatan Bali Nusa Tenggara Barat. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 1998-Pebruari 1999. Pengolahan data satelit dilakukan di laboratorium Penginderaan Jauh Bidang Matra Laut PUSFATJA, LAPAN dan pengambilan data lapangan dilaksanakan pada pertengahan bulan November Desember 1998 di PT. Perikanan Samodra Besar Benoa, Bali. Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi satu unit perangkat keras komputer dan beberapa perangkat lunak yang berupa program Idrisi v.4.1, Idrisi for windows, SPL11, Vectosur, ERDAS Imagine 7.4, Surfer v.6.04, Photo Styler, Paint dan Power Point. Bahan yang digunakan meliputi data primer (citra satelit NOAA-AVHRR bulan April- Agustus 1994-1997 dan bulan Oktober 1995) dan data sekunder (nilal hook rate ikan tuna di perairan selatan Bali-NTB dan peta wilayah NTB). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analitis-deskriptif yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang lebih mendalam mengenai Suhu Permukaan Laut (SPL) dan fenomena-fenomena oseanografis yang dikaitkan dengan data hasil tangkapan (berupa nilai hook rate).... Keyword:
Judul: Pemanfaatan data suhu permukaan laut (SPL) dari citra satelit NOAA/AVHRR untuk menentukan daerah dan musim penangkapan ikan tuna mata besar (Thunnus obesus) di perairan selatan Jawa-Sumbawa Abstrak: Perairan Selatan Jawa - Sumbawa merupakan daerah yang potensial sebagai daerah penangkapan ikan. Suhu Permukaan Laut (SPL) merupakan salah satu parameter oseanografi fisik yang dapat digunakan untuk memprediksi lokasi kelompok ikan dan satelit NOAA dengan sensor AVHRR dapat digunakan untuk menghasilkan peta SPL, yang selanjutnya digunakan untuk mengidentifikasi fenomena fenomena oseanografi seperti upwelling, front, arus laut, dan aktifitas biologinya. Dari penelitian ini diharapkan akan diperoleh gambaran distribusi SPL di Perairan Selatan Jawa Sumbawa dengan menggunakan data citra Satelit NOAA/AVHRR, serta menggambarkan daerah dan musim penangkapan ikan tuna mata besar (Thunnus obesus) berdasarkan nilai Hook Rate (HR). Penelitian ini dilakukan bulan Juni September bertempat di Laboratorium Penginderaan Jauh Fakultas Perikanan dan limu Kelautan IPB Bogor. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah citra satelit NOAA/AVHRR bulan Januari sampai dengan November tahun 1998 dari LAPAN, dan data hasil tangkapan tuna bulan Januari sampai dengan November tahun 1998 di perairan Selatan Jawa Sumbawa pada posisi geografis 10°LS-16°LS, 105°BT-1170BT dari PT. Perikanan Samodera Besar Benoa - Bali, dan peta Lingkungan Laut Nasional skala 1: 500.000 untuk wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Bali. Keyword:
Judul: Pelabelan Super Edge Magic Graceful pada Graf Petersen 𝑃��(𝑛��, 1) dan 𝑃�� (𝑛��, 𝑛��−1 2 ). Abstrak: Pelabelan edge magic graceful pada suatu graf dengan banyaknya simpul ������ dan banyaknya sisi ������ adalah fungsi bijektif dari himpunan simpul digabung himpunan sisi yang dipasangkan ke himpunan bilangan bulat terurut dimulai dari 1 sampai ������ + ������, sedemikian sehingga untuk semua sisi, nilai mutlak dari penjumlahan label verteks yang saling adjacent dikurangi dengan label dari sisi yang incident dengan verteks tersebut akan sama dengan ������, ������ adalah konstanta magic. Pelabelan edge magic graceful yang memasangkan himpunan simpul ke himpunan bilangan bulat terurut {1,2, … , ������} disebut pelabelan super. Dalam karya ilmiah ini, ditunjukkan bahwa graf Petersen ������(������, 1) dan ������ (������, ������−1 2 ) keduanya memiliki pelabelan super edge magic graceful. Keyword: graf Petersen, pelabelan super edge magic graceful
Judul: Efektivitas Implementasi Amdal dalam Pencegahan Pencemaran Sungai di DAS Ciliwung Segmen Kota Bogor Abstrak: Pembangunan dapat diartikan sebagai seperangkat usaha yang terencana dan terarah dalam menghasilkan suatu hasil yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan dan meningkatkan kesejahteraan hidup manusia. Pembangunan yang dilakukan perlu disertai dengan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup agar dapat melestarikan fungsi lingkungan dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan. Salah satu instrumen pencegahan pencemaran da/atau kerusakan lingkungan hidup adalah Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal). Untuk dapat mengkaji efektivitas implementasi Amdal dalam pencegahan pencemaran sungai di DAS Ciliwung segmen Kota Bogor dilakukan penelitian yang bertujuan untuk : 1) menganalisis status mutu air sungai di DAS Ciliwung pada segmen Kota Bogor; 2) menganalisis kualitas dokumen Amdal di Kota Bogor; dan 3) menganalisis efektivitas implementasi Amdal di Kota Bogor dalam pencegahan pencemaran sungai di DAS Ciliwung pada segmen Kota Bogor. Penelitian dilakukan di wilayah sungai yang terlingkup dalam Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung pada segmen Kota Bogor pada bulan Mei hingga September 2018. Metode analisis yang dilakukan untuk menentukan status mutu air Sungai Ciliwung menggunakan metode indeks pencemaran. Metode analisis yang digunakan untuk analisis mutu dokumen Amdal difokuskan pada uji konsistensi, uji keharusan, uji relevansi dan analisis kriteria kelayakan lingkungan dengan pembobotan. Kemudian untuk melakukan analisis terhadap efektifitas implementasi Amdal menggunakan Analitycal Hierarchy Process (AHP) dengan bantuan perangkat lunak expert choice. Status mutu air sungai di DAS Ciliwung berada pada tingkatan tercemar ringan-sedang. Mutu dokumen Amdal yang paling baik adalah kegiatan pembangunan apartemen dan pembangunan pusat perdagangan, kuliner dan rekreasi dengan skor masing-masing sebesar 83. Analisis kelayakan lingkungan menunjukan 2 dari 5 dokumen tidak layak dilihat dari pembahasan tolok ukur kelayakan lingkungan. Implementasi Amdal dalam pencegahan pencemaran sungai di DAS Ciliwung Segmen Kota Bogor belum efektif. Hal tersebut ditandai dengan adanya pencemaran meskipun masih berada pada tingkatan tercemar ringan-sedang. Adanya pencemaran tersebut juga disebabkan oleh adanya kegiatan-kegiatan yang tidak terlingkup dalam Amdal, artinya memiliki kriteria yang tidak wajib Amdal atau bahkan kegiatan yang tidak memiliki dokumen lingkungan. Prioritas alternatif terbaik dalam mencapai efektivitas pelaksanaan Amdal dalam pencegahan pencemaran sungai di DAS Ciliwung di segmen Kota Bogor adalah komitmen untuk melaksanakan RKL-RPL untuk kegiatan Amdal wajib (0,35), didukung oleh peran pemerintah sebagai pelaku utama (0,44) dalam kebijakan peraturan pelaksana (0,32). Keyword: efektivitas Amdal, indeks pencemaran, kualitas air
Judul: Kajian beban pencemaran dan daya tampung pencemaran sungai Ciliwung di Segmen kota Bogor Abstrak: Perkembangan kependudukan di DAS Ciliwung Segmen Kota Bogor mendorong peningkatan kebutuhan hidup sehingga bermunculan berbagai macam industri dan peternakan. Sungai Ciliwung sebagai ekosistem terbuka menerima beban pencemaran melalui saluran-saluran air dari berbagai sumber pencemar seperti limbah rumah tangga, industri, peternakan dan pertanian. Disamping itu, pemanfaatan air sungai Ciliwung oleh masyarakat juga menyebabkan penurunan kualitas dan mutu air sungai. Untuk itu perlu dilakukan inventarisasi dan pemetaan industri-industri serta peternakan dengan menggunakan SIG sebagai dasar upaya pengendalian pencemaran Sungai Ciliwung secara keseluruhan. Penelitian ini dilakukan di wilayah DAS Ciliwung segmen Kota Bogor. Pengambilan data sekunder pada Februari - Maret 2010, sedangkan data primer ke lapangan dilaksanakan pada bulan Oktober - November 2010. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi sumber-sumber pencemar di DAS Ciliwung Segmen Kota Bogor, mengevaluasi perkembangan kondisi mutu air Sungai Ciliwung dari hulu ke hilir di segmen Kota Bogor, menghitung besar beban pencemaran setiap sumber-sumber pencemar, menghitung besar daya tampung beban pencemaran. Metode yang digunakan untuk data sekunder adalah inventarisasi data dari beberapa sumber/instansi meliputi: data kualitas air, debit sungai, data kependudukan, dan peta tutupan lahan kota bogor, sedangkan untuk data primer adalah observasi lansung ke industri-industri dan peternakan serta wawancara masyarakat mengenai persepsi dan perilaku mereka terhadap sumberdaya air Sungai Ciliwung. Keyword:
Judul: Penentuan Nilai Eigen dan Vektor Eigen dari Matriks Tridiagonal 2-Toeplitz dengan Pendekatan Polinomial Chebyshev Abstrak: The eigenvalues and eigenvectors of a matrix can be determined by finding its characteristic polynomials. The characteristic polynomials of a tridiagonal 2-Toeplitz matrix is shown to be closely connected to polynomials which satisfy the Chebyshev recurrence relationship. If the order of the matrix is odd, then the eigenvalues are found explicitly in terms of the Chebyshev zeros and the eigenvectors are found in terms of the polynomials satisfying the recurrence relationship. For even ordered matrices, the situation is more complicated. The problem in these cases is that although the Chebyshev recurrence formula is still applied, its initial values are not generating Chebyshev polynomials Keyword:
Judul: Inventarisasi Informasi untuk Mendukung Budidaya dan Pemanfaatan Pohon Kayu Putih (Melaleuca cajuputi Powell) di Indonesia Abstrak: Kayu putih (Melaleuca cajuputi Powell) merupakan salah satu jenis pohon yang memiliki banyak manfaat terutama pada olahan minyak atsiri. Minyak atsiri diperoleh dengan cara disuling daunnnya. Penelitian terkait pohon kayu putih telah banyak dilakukan, tetapi belum terdata dengan baik, sehingga tidak diketahui aspek apa yang telah diteliti secara lengkap dan aspek apa yang kurang. Penilitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi jumlah dan sebaran aspek penelitian terkait pohon kayu putih di Indonesia dan menganalisis kecukupan informasi tentang pohon kayu putih untuk mendukung pengembangan hutan tanaman kayu putih di Indonesia. Berdasarkan hasil inventarisasi penelitian tentang pohon kayu putih di Indonesia, terdapat total 73 publikasi. Hasil tersebut dibagi kedalam 8 aspek, yaitu perbenihan, persemaian, penanaman, pemeliharaan, pemuliaan, pemanenan, manfaat dan produksi. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penelitian-penelitian terkait pohon kayu putih belum mencakup 8 aspek yang dikaji dan belum memenuhi kebutuhan untuk pengembangan hutan tanaman kayu putih di Indonesia., Kayu putih (Melaleuca cajuputi Powell) is one type of tree that has many benefits, especially in the producing of essential oils. Essential oils are obtained by distilling the leaves. There have been many studies related to kayu putih trees, but they have not been well recorded, so it is not known what aspects have been studied in full and which aspects are lacking. This study aims to obtain information on the number and distribution of research aspects related to kayu putih trees in Indonesia and to analyze the adequacy of information about kayu putih trees to support the development of kayu putih plantations in Indonesia. Based on the results of an inventory of research on kayu putih trees in Indonesia, there are a total of 73 publications. The results are divided into 8 aspects, namely seeding, nursery, planting, maintenance, breeding, harvesting, benefits, and production. From the results of this study, it can be concluded that studies related to kayu putih trees have/have not covered the 8 aspects studied and have not fulfilled the need for the development of kayu putih plantations in Indonesia. Keyword: Aspect, Kayu putih, Kayu putih oil, aspect, kayu putih, kayu putih oil
Judul: Studi Pengusahaan Minyak Kayu Putih (Cajuput Oil) di PMKP Jatimunggul, KPH Indramayu Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten Abstrak: Hutan merupakan sumber daya alam yang mempunyai manfaat dalam segi ekologi, sosial-budaya, maupun manfaat ekonomi. HUtan menghasilkan produk berupa kayu dan non kayu. Pemanfaatam hutan dengan mengeksploitasi kayu secara berlebihan mengakibatkan degradasi hutan yang berakibat terjadinya berbagai bencana alam seperti banjir dan tanah longsor. Namun demikian, hutan harus tetap bermanfaat dalam segi ekonomi. Untuk dapat memanfaatkan hutan tanpa merusaknya, hasil hutan non kayu harus dimanfaatkan secara maksimal. Kayu putih merupakan salah satu tanaman kehutanan yang menghasilkan produk berupa miyak yang didapat dari proses penyulingan daun. Dengan memanfaatkan daun (non kayu), diharapakan hutan dapat lebih terpelihara kelestariannya. Perum Perhutani sebagai perusahaan pengelola hutan harus dapat memanfatkan hutan secara maksimal dengan tetap menjaga kelestariannya. Dengan menanam kayu putih, Perum Perhutani berusaha menggali manfaat ekonomi hutan tanpa banyak mengeksploitasi kayunya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses produksi minyak kayu putih, serta kualitas yang dihasilkan yang mempengaruhi permintaan pasar. Selain itu, penelitian ini juga bermaksud mengetahui peran Perum Perhutani, pabrik minyak kayu putih (PMKP) Jatimunggul dan KPH Indramayu pada khususnya dalam memasarkan minyak kayu putih baik untuk kepentingan dalam negeri mauapun ekspor. Kondisi sosial-ekonomi dan kontribusi Perum Perhutani terhadap masyarakat sekitar pabrik minyak kayu putih dan sekitar hutan kayu putih juga dijadikan objek dalam penelitian ini. Keyword:
Judul: Grup dan Homomorfisma Grup pada Rubik Revenge Abstrak: Rubik cube is a kind of puzzle game. A player must arrange rubik sides, which have been disordered, back to the position where every side has the same colour. This paper does not focus on the settlement solution, but instead on proving the existence of a group homomorphism between rubik movement group and S96 symmetric permutation group in rubik revenge. Firstly, it has been proved that rubik movement set is a group. Then, it also has been proved that the M set, which contains numeric labels of 1 until 96 in cubinos sides, is S96 symmetric permutation group. Keyword:
Judul: Aplikasi Bahan Humat, Pupuk Silika dan Abu Sabut Kelapa sebagai Bahan Amelioran Tanah Sawah Abstrak: Upaya peningkatan produksi padi dengan intensifikasi lahan menyebabkan unsur hara terangkut melalui panen secara terus-menerus. Petani padi di Kepulauan Nias, Sumatera Utara pada umumnya melakukan pemupukan nitrogen, fosfor dan kalium tanpa penambahan bahan organik dan pupuk silika. Padahal kehilangan bahan organik dan silika melalui panen cukup tinggi. Sebagian besar lahan sawah diindikasikan berkadar bahan organik rendah. Kehilangan silika melalui panen padi antara 150 hingga 300 kg/ha. Dengan demikian perlu dilakukan pemupukan berimbang supaya tanah tetap sehat. Penambahan bahan silika diberikan dalam bentuk pupuk SipadiHS sedangkan penambahan bahan organik dapat diberikan dalam bentuk bahan humat. Selain itu, Kepulauan Nias sangat banyak menghasilkan sabut kelapa yang merupakan limbah dari pembuatan minyak kelapa. Sabut kelapa dapat diolah menjadi abu sabut kelapa yang mengandung kalium cukup tinggi, untuk dapat dimanfaatkan sebagai bahan alternatif untuk substitusi pupuk kalium. Pemberian kombinasi bahan humat, pupuk silika dan abu sabut kelapa diharapkan berpengaruh positif memperbaiki sifat-sifat kimia tanah serta peningkatan pertumbuhan tanaman padi. Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap yaitu percobaan di rumah kaca dan analasis tanah dan tanaman di Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah IPB. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Mei 2016 sampai bulan April 2017. Rancangan percobaan yang digunakan pada percobaan ini adalah rancangan acak lengkap faktor tunggal. Perlakuan yang diberikan merupakan kombinasi antara bahan humat, pupuk silika dan abu sabut kelapa yang disubstitusi KCl pada dosis yang bervariasi. Adapun dosis bahan humat setara 0 dan 15 l/ha; dosis pupuk silika 0 dan 0.85 ton/ha dan dosis abu sabut kelapa yang mengandung K2O 31% sebesar 0, 0.32 dan 0.66 ton/ha disubstitusi dengan KCl 0, 0.08 dan 0.16 ton/ha. Hasil penelitian menunjukkan pemberian bahan amelioran meningkatkan pH, Ca dapat dipertukarkan, Na dapat dipertukarkan, K dapat dipertukarkan, Kapasitas Tukar Kation dan Kejenuhan Basa. Perlakuan terbaik adalah perlakuan H1S1A2 (bahan humat 15 l/ha, silika 0.85 ton/ha dan abu sabut kelapa 0.66 ton/ha) yang meningkatkan pH, Ca dapat dipertukarkan, Na dapat dipertukarkan, K dapat dipertukarkan, Kapasitas Tukar Kation dan Kejenuhan Basa sedangkan silika tersedia dan C-organik cenderung meningkat. Selain berpengaruh pada sifat kimia tanah, kombinasi bahan amelioran tersebut juga berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman padi yaitu meningkatkan tinggi tanaman dan jumlah daun. Keyword: abu sabut kelapa, bahan humat, padi, pupuk silika
Judul: Pengaruh Kombinasi Pupuk Daun Silika dan Pupuk NPK terhadap Pertumbuhan dan Produksi Padi Sawah Abstrak: Beras merupakan makanan pokok bagi mayoritas penduduk Indonesia. Namun, kemampuan Indonesia dalam menyediakan beras bagi penduduknya belum memadai. Salah satu cara untuk mengimbangi peningkatan kebutuhan beras adalah dengan meningkatkan produktivitas lahan yang dikenal sebagai intensifikasi. Intensifikasi pertanian diarahkan pada perbaikan seluruh sistem pertanian salah satunya segi kesuburan tanah. Kebutuhan hara padi tidak hanya unsur makro dan mikro esensial tetapi juga unsur yang menguntungkan seperti Silikon (Si). Kurangnya Si tersedia dalam tanah sawah diduga merupakan salah satu penyebab stagnasi produksi padi di Jawa dan daerah lainnya di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pupuk daun silika dan pupuk NPK terhadap pertumbuhan dan produksi, serta serapan Si pada padi sawah. Hasil penelitian menunjukkan pupuk daun silika secara tunggal nyata meningkatkan jumlah anakan, dan meningkatkan bobot GKP, kadar P jerami dan serapan Si walaupun secara statistik tidak nyata. Namun, pupuk daun silika berpotensi menurunkan kadar K jerami yang diduga karena kandungan Na pada pupuk daun Si menekan serapan K. Perlakuan pupuk NPK secara tunggal nyata meningkatkan tinggi tanaman, jumlah anakan, jumlah malai, GKP, kadar P dan K jerami, serta serapan Si. Interaksi kedua perlakuan nyata meningkatkan tinggi tanaman, jumlah anakan, dan jumlah malai. Keyword: intensifikasi, jerami, silikon
Judul: Penentuan Nilai Eigen dan Vektor Eigen dari Matriks Tridiagonal 2-Toeplitz dengan Pendekatan Polinomial Chebyshev Abstrak: The eigenvalues and eigenvectors of a matrix can be determined by finding its characteristic polynomials. The characteristic polynomials of a tridiagonal 2-Toeplitz matrix is shown to be closely connected to polynomials which satisfy the Chebyshev recurrence relationship. If the order of the matrix is odd, then the eigenvalues are found explicitly in terms of the Chebyshev zeros and the eigenvectors are found in terms of the polynomials satisfying the recurrence relationship. For even ordered matrices, the situation is more complicated. The problem in these cases is that although the Chebyshev recurrence formula is still applied, its initial values are not generating Chebyshev polynomials Keyword:
Judul: Reaktivitas Lisin dalam Bentuk Asam Amino Bebas dan Protein dalam Reaksi Maillard Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari reaktivitas lisin dalam bentuk asam amino bebas dan protein dalam reaksi Maillard berdasarkan perbandingan komponen volatil yang dihasilkan. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil pemodelan reaksi Maillard dari kondisi yang terjadi pada bahan pangan. N-a-acetyl-L-lysine digunakan untuk mewakili lisin dalam bentuk protein. Dari struktrur kimianya, senyawa ini memiliki guguS a-amino yang diblok oleh guguS asetil serta memiliki guguS £-amino bebas sehingga dianggap dapat mewakili lisin yang terikat dalam ikatan peptida. Untuk mewakili lisin dalam bentuk asam amino, dipilih L-Iysine monohydrochloride, sedangkan D-xylose dipilih sebagai gula pereduksi. Penelitian perbandingan reaktivitas lis in ini dilakukan pada dua kondisi. yaitu berdasarkan jumlah mol bahan lisin yang sama dan berdasarkan jumlah mol amino yang sama. Keyword:
Judul: Pengaruh rasio reaktan dan kondisi reaksi maillard antara silosa dan sistein terhadap aroma yang dihasilkan Abstrak: Tujuan penelitian ini yaitu mempelajari pengaruh rasio silosa dan sistein, serta kondisi suhu dan pH terhadap aroma yang dihasilkan dalam rangka membuat flavor daging sapi panggang. Pada penelitian pendahuluan dilakukan pembuatan ekstrak daging panggang, daging goreng, dan daging rebus yang digunakan sebagai aroma standar, juga dilakukan pembuatan flavor daging berdasarkan sistem model/paten yang dilakukan pada suhu 121°C, 30 menit. Sedangkan penelitian lanjutan bertujuan untuk melihat pengaruh suhu dan pH terhadap aroma sistem model silosa dan sistein serta analisis dengan kromatograf gas (GC). Pada penelitian pendahuluan, sistem model silosa dan sistein pada rasio 1:1, 2:1, 3:1, 4:1, 5:1 terutama menghasilkan aroma daging, disamping bau telur rebus, bawang mentah, dan rempah. Sehingga sistem model ini dikembangkan lebih lanjut agar dihasilkan aroma daging sapi panggang dengan memvariasikan suhu dan pH medium reaksi. Suhu yang dipilih adalah 100°C, 121°C dan 140°C, sedangkan buffer fosfat 0,2 M yang divariasikan yaitu pH 4, pH 5, pH 5,6, pH 6, dan pH 7. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu dan pH sangat mempengaruhi aroma yang terbentuk. Semakin tinggi pH maka bau bawang mentah semakin berkurang atau hilang, dan bau daging panggang menjadi dominan (khususnya pada suhu tinggi), dan muncul bau gosong. Sedangkan pengaruh suhu pada berbagai pH mengakibatkan pembentukan aroma daging panggang semakin dominan dengan tingginya suhu. Rasio reaktan terutama mempengaruhi intensitas bau yang terbentuk terutama aroma daging panggang dan bawang mentah. Pengaruh rasio reaktan pada berbagai kondisi reaksi menunjukkan bahwa semakin tinggi rasio silosa dibanding sistein maka aroma daging panggang semakin berkurang intensitasnya dan bau sulfur semakin berkurang atau hilang, sebaliknya bau bawang mentah semakin kuat intensitasnya. Aroma daging panggang yang umumnya disukai adalah pada rasio silosa dan sistein 1:1. Oleh karena itu dili- hat perbedaan profil GC akibat pengaruh kondisi reaksi pada rasio tersebut. Profil GC dari sistem model silosa dan sistein dengan rasio 1:1 pada berbagai kondisi reaksi memperlihatkan pola hampir sama, walaupun ada perbedaan jenis komponen yang terbentuk karena pengaruh kondisi reaksi, perbedaannya yaitu terutama pada suhu 140°C dimenit-menit awal kromato- gram terbentuk komponen yang lebih banyak. Keyword:
Judul: Kura-kura air tawar (Ordo testudinata) di kawasan cagar alam Gunung Tukung Gede dan rawa danau Kabupaten Serang, Propinsi Banten Abstrak: AD FARAJALLAH dan TARUNI SRI PRAWASTI. Kura-kura air tawar (Ordo Testudinata) yang menyebar di Indonesia terdiri dari empat famili, yaitu Emydidae, Trionychidae, Chelidae dan Carettochelidae. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan kura-kura air tawar (Ordo Testudinata) di Kawasan Gunung Tukung Gede dan Rawa Danau Kabupaten Serang, Propinsi Banten. Penelitian dilakukan mulai September 2000 sampai Februari 2001. Kegiatan penelitian ini dibagi menjadi 3 bagian, yaitu penangkapan kura-kura (dengan cara berburu dan memancing), identifikasi kura-kura menggunakan kunci identifikasi dari Ernst & Barbour. Analisis ekologi dilakukan di habitat kura-kura air tawar yang ditemukan. Panjang total sungai yang ditelusuri di Kawasan Cagar Alam Gunung Tukung Gede dan Rawa Danau adalah 51,35 km. Kura-kura air tawar yang berhasil ditangkap selama periode pengamatan sebanyak 9 ekor diidentifikasi sebagai 3 spesies, yaitu Cuora amboinensis, Cyclemys dentata (Famili Emydidae) dan Amyda cartilaginea (Famili Trionychidae). Cuora amboinensis ditemukan sebanyak 5 ekor, Cyclemys dentata 3 ekor dan Amyda cartilaginea sebanyak 1 ekor. Kura-kura air tawar dapat ditemukan di sungai, kolam, pematang sawah dan rawa., Indonesian fresh water turtles could be classified into four families, that are Emydidae. Trionychidae, Chelidae and Carettochelidae. This research was conducted to study fresh water turtles in Mount Tukung Gede and Rawa Danau Nature Reserves (Serang, Banten Province). The animals were caught during September 2000 -February 2001 by means of hunting and fishing. The key identification of Ernst & Barbour was used to identify the specimen. Furthermore, ecological analysis was done in the surrounding area where the specimen were found. The total length of rivers in Mount Tukung Gede and Rawa Danau Nature Reserves is 51.35 km. Nine individuals of fresh water turtle that was found could be identified as 3 species : Cuora amboinensis (5 individuals) and Cyclemys dentata (3 individuals) (Famili Emydidae), and Amyda cartilaginea (1 individual) (Famili Trionychidae). The fresh water turtles could be found in rivers, ponds, rice field and swamps. Keyword:
Judul: Kajian Sensitivitas Parameter Algoritme Pada Metode Rotation Forest Abstrak: Rotation forest merupakan metode klasifikasi baru untuk membangun metode pohon gabungan (classifier ensembles) dengan menggunakan pohon keputusan yang saling bebas. Proses pembeda dalam rotation forest adalah penerapan analisis komponen utama untuk merotasi peubah asal menjadi peubah baru yang saling bebas. Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa rotation forest lebih akurat dalam melakukan dugaan klasifikasi dibandingkan metode bagging dan random forest. Penentuan parameter algoritme, yakni ukuran banyaknya pohon keputusan yang digunakan dalam metode gabungan (l) dan banyaknya pemisah gugus peubah asal (k) memegang peranan penting dalam menentukan keberhasilan dan keakuratan dugaan klasifikasi. Penelitian ini menggunakan data dengan peubah respon terdiri dari 2 kategori/kelas. Hasil penelitian adalah: (1) Tidak didapatkan nilai k spesifik untuk tiap kategori data yang dapat memaksimumkan nilai keakuratan klasifikasi nilai, nilai k = (p-1) cenderung menghasilkan keakuratan klasifikasi yang lebih rendah dibandingkan nilai k = {1, 2, 3, p/3}. (2) Metode gabungan rotation forest efektif digunakan untuk melakukan pengklasifikasian data dengan hanya menggunakan sedikit pohon keputusan yakni 10 sampai 20 pohon. (3) Terdapat hubungan negatif antara nilai keakuratan klasifikasi dengan proporsi keragaman kumulatif data, yakni semakin tinggi nilai proporsi keragaman kumulatif suatu data cenderung menurunkan nilai keakuratan klasifikasi, atau sebaliknya. Keyword: analisis komponen utama, metode pohon gabungan, rotation forest
Judul: Kajian empirik kinerja metode klasifikasi biner Rotation Forest pada data tidak seimbang Abstrak: Pemodelan klasifikasi biner dengan metode pohon gabungan rotation forest merupakan salah satu solusi untuk klasifikasi yang lebih akurat yang dapat dikembangkan. Penelitian ini mengukur kinerja metode klasifikasi biner rotation forest secara empirik pada data tidak seimbang, menggunakan data penumpang pada peristiwa tenggelamnya kapal Titanic tahun 1912. Metode ini bekerja cukup baik jika kelas dari variabel respons seimbang. Metode ini juga masih cukup baik ketika Imbalanced Ratio (IR) kurang dari 5.67 atau proporsi kelas minoritas lebih besar dari 15%. Pada kasus data dengan proporsi kelas positif atau minoritas 5%, rotation forest gagal menghasilkan kinerja klasifikasi yang lebih baik dibandingkan dengan random forest. Keyword: binary classification, ensemble tree, imbalanced data, rotation forest
Judul: Case Study of Gallbladder Mucocele and Treatment Used In Small Animals Abstrak: Gallbladder mucocele (GM) is defined as distention of the gallbladder caused by an inappropriate accumulation or deposition of high concentrations of bile. The purpose of this case study is to study GM conditions in small animals and to report the clinical sign and characteristics of GM through the sonogram interpretation and blood chemistry test evaluation, and studies related to the therapy given and other treatments recommended. A 14-year-old Toy Poodle dog has been diagnosed with severe GM and cholecystitis. No pain signs were shown during the physical examination as asymptomatic is a common characteristic in the early stage of biliary related diseases. In this study Abdominal ultrasonography interpretation and blood chemistry evaluation was conducted in 2021-2022 and analyzed as a secondary data source. Ultrasonography results showed presence of hyperechoic, immobile deposits in gallbladder accompanied by wall thickening and enlarged in size, followed by a significant increase in the enzyme alkaline phosphatase (ALP). This study has summarized mainly the diagnosis and treatments of GM in small animals and suitable alternatives treatments were recommended to encounter the GM conditions in small animals. The effectiveness of combined therapy shows the positive impact on the patient, the condition of GM has been under control. Keyword: ultrasound, gallbladder, biliary sludge, abdominal ultrasonography
Judul: Economic Analysis of Benefit Value of Coral Reef Ecosystem in Ternate Island North Maluku Province Abstrak: Artisanal fishermen are people whose economic activities depend on natural resource especially coral reef ecosystem. In Ternate Island there are 729 fishermen household. Who are running some economic activities, including destructive fishing practices . The aim of this research is to estimate the benefit value of coral reef in Ternate Island using Effect on Production (EoP) approach. This approach mainly applies to estimate the difference in value of productive output before and after the impact of activity. The results of this research show that the actual economic values of coral reef in Ternate Island based on cross section data is Rp 21.027.933.840,00, while produce an estimation of present value of the benefit is Rp 384.542.778,79. Furthermore, the present value of residual rent is as of estimated to be Rp 239.081.334,38. Based on the time series appproach, it is estimated that a loss of benefit after 10 years has been occurred. Therefore foregone benefit value of coral reef in 10 years is Rp 5.097.140.400,00 or Rp 2.842.800.000,00 per hectare. Keyword:
Judul: Economic valuation of coral reefs in the Seribu Islands marine protected area Abstrak: Seribu Islands National Park (TNKpS) is a Marine Protected Area (MPA) which protects a number of the ecosystem such as coral reef, mangrove, seagrass and so on. Coral reefs is one of the most important ecosystems in this area which provides various benefits such as goods and services. These benefits are of high value and critical importance to the local economies in Seribu islands. These value were frequently overlooked or underappreciated by the local communities. In other words, the coral reefs ecosystem true value is still undervalued by the local communities. As a consequence the degradation and many other environmental damages were occurred. Economic valuation is an instrument that can be used to assess how much the communities appreciate goods and services from the ecosystem by giving 'price tag' and compared with its ecosystem true value. The main purpose of this research was to-assess coral reef's economic value which consist of use value and non use value. The use values derived from fisheries and tourism, meanwhile the non use values were derived from enviromental protection value and option value. The economic values were assessed using several approaches, namely change in productivity method, market prices, CVM, and Von Neumann-Morgenstern (option price). The results of the study showed that use value of tourism and fishery was 106.49 billion rupiah, and non-use value, included environmental protection value and option value, was 316.85 billion rupiah. Hence, the total economic value was 423.34 billion rupiah for total area 4,397.06 hectare or 96.28 million rupiah per hectare per year. However, the estimation for long-term (50 years) economic value in terms of Present Value (PV) to the local population will be much higher than the existing value. The estimated value will be of 5,162.23 billion rupiah on average or 1.18 billion rupiah per hectare. To secure these values, There are several policies can be implemented, such as increasing public awareness, rentcapture mechanism, institutional mechanism, 'localized economic scale' policy, and knowledge-based economic strenghtening. Keyword:
Judul: Parvovirus Pada Anjing Abstrak: Penyakit ini menyerang anjing dari semua umur dan dari semua jenis anjing, ssrta bersifat sangat msnular dan sukar untuk diobati. Gejala yang menonjol dari penyakit ini adalah muntah dan diars, dimena muntahan msngandung busa dan diarsnya bsrdarah atau bercampur lendir. Dalam msndiagnosa penyakit ini harus hati-hati karena gejaIa-geja1anya tidak spesifik dan mirip dengan penyakit- psnyakit yang disebabkah oleh agen 1ainnya. Keyword:
Judul: Keefektifan Iradiasi Gamma [60Co] untuk Perlakuan Fitosanitari Hama Kutu putih Exallomochlus hispidus (Morrison) (Hemiptera: Pseudococcidae) pada Buah Manggis (Garcinia mangostana L.). Abstrak: Buah manggis merupakan salah satu primadona ekspor buah-buahan Indonesia. Sayangnya, beberapa spesies kutu putih sering ditemukan pada buah manggis di antaranya adalah Exallomochlus hispidus (Morrison), Pseudococcus cryptus Hempel, Dysmicoccus lepelleyi Betrem, dan D. neobrevipes Beardsley. Kerugian ekonomi buah manggis disebabkan oleh infestasi kutu putih disertai sekresi embun madu yang dihasilkannya yang dapat menyebabkan penurunan nilai penampilan buah. Embun madu ini merupakan media tumbuh embun jelaga yang menyebabkan permukaan buah menjadi berwarna hitam. Teknik pengendalian kutu putih yang umum dilakukan adalah perlakuan fumigasi menggunakan metil bromida. Saat ini, senyawa metil bromida dikurangi penggunaannya karena mengakibatkan kerusakan lapisan ozon. Perlakuan fitosanitari menggunakan iradiasi gamma dengan sumber cobalt [60Co] menjadi pilihan pengendalian yang dianggap lebih aman terhadap lingkungan. Konvensi Internasional Perlindungan Tanaman (The International Plant Protection Convention), telah mengizinkan penggunaan iradiasi pengion sebagai perlakuan fitosanitari komoditas ekspor, hal ini telah dilakukan di beberapa negara. Informasi mengenai hama kutu putih pada buah manggis dan perlakuan fitosanitari hama kutu putih dengan iradiasi gamma belum banyak dilaporkan di Indonesia, dengan demikian penelitian dilakukan bertujuan untuk (1) mengamati keanekaragaman, kelimpahan populasi, dan dominasi kutu putih pada buah manggis di tiga kabupaten sentra produksi manggis di Jawa Barat yaitu Bogor, Sukabumi dan Purwakarta; (2) mempelajari biologi kutu putih E. hispidus pada buah manggis, sirsak, jambu biji dan kaboca; (3) menentukan dosis lethal minimum iradiasi gamma terhadap nimfa dan kutu putih dewasa dan mempelajari pengaruh dosis sublethal iradiasi gamma terhadap pertumbuhan, perkembangan, dan reproduksi kutu putih; (4) mempelajari implikasi iradiasi gamma terhadap kualitas buah manggis serta kisaran dosis minimum (D min) dan maksimum (D maks) iradiasi gamma terhadap keamanan kualitas manggis ekspor. Pengambilan contoh buah manggis dilakukan di tiga sentra produksi manggis Jawa Barat yaitu Desa Karacak Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Desa Hegarmanah Kecamatan Cicantayan, Kabupaten Sukabumi dan Desa Babakan, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Purwakarta. Pengamatan biologi dilakukan pada kutu kutu putih yang dipelihara pada buah manggis, kaboca, sirsak dan jambu biji. Parameter yang diamati adalah periode perkembangan nimfa dan reproduksi dan jumlah nimfa yang diproduksi. Uji efikasi iradiasi gamma terhadap mortalitas nimfa instar 1, 2, 3 dan dewasa E. hispidus dilakukan pada dosis 75- 2000 Gy, sedangkan uji dosis subletal terhadap kelangsungan hidup E. hispidus pada dosis 50-400 Gy. Iradiasi dilakukan di Iradiator Irpasena PAIR BATAN Jakarta. Mortalitas kutu putih diamati sampai 15 hari, sedangkan kelangsungan hidupnya diamati hingga mati. v Iradiasi manggis dilakukan pada buah manggis pada index kematangan 2, 3, dan 4. Susut bobot, kekerasan, warna kulit buah dan kelopak buah manggis diamati. Padatan terlarut total (PTT), asam tertitrasi total (ATT), dan vitamin C yang terkandung di dalam daging buah dianalisis. Pengukuran dosis radiasi (dosimetri) dilakukan terhadap manggis dalam kemasan kardus berukuran 1 kg dan 10 kg. Pengukuran radiasi dilakukan terhadap dosis minimum (D min), maksimum (D maks) dan faktor keseragaman dosis. Hasil penelitian menunjukkan keanekaragaman kutu putih pada buah manggis ditemukan berturut turut tertinggi di wilayah Bogor (8 spesies), Purwakarta (7 spesies) dan terendah di Sukabumi (6 spesies). Spesies kutu putih yang dominan ditemukan adalah E. hispidus dan P. cryptus di Bogor, D. lepelleyi dan E. hispidus di Purwakarta, dan D. lepelleyi, P. minor, dan P. cryptus di Keyword: dosis, fitosanitari, hama karantina, kualitas buah, reproduksi
Judul: Keefektifan Iradiasi Sinar Gamma Terhadap Bactrocera Carambolae (Drew & Hancock) In Vitro Dan In Vivo Abstrak: Jambu biji (Psidium guajava L.) merupakan komoditas hortikultura yang memiliki nilai ekonomis penting dalam pasar lokal maupun ekspor. Dalam rangka akselerasi ekspor, Indonesia harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh World Trade Organization-Sanitary and Phytosanitary (WTO-SPS). Salah satu OPT pada komoditas jambu biji adalah Bactrocera carambolae (Drew & Hancock). Salah satu upaya membebaskan komoditas ekspor dari OPT melalui tindakan perlakuan karantina berupa iradiasi sinar gamma [60Co]. Penelitian ini bertujuan menentukan dosis lethal dan dosis efektif iradiasi sinar gamma [60Co] untuk mengeradikasi lalat buah B. carambolae, serta mengamati implikasi terhadap keloloshidupannya. Penelitian ini dilakukan di di Laboratorium Phytosanitary, Pusat Aplikasi Isotop Radiasi-Badan Tenaga Nuklir Nasional (PAIR-Batan), Jakarta pada bulan Agustus sampai dengan Desember 2014. Pelaksanaan penelitian meliputi metode pengujian in vitro dan in vivo, masing-masing diaplikasikan terhadap telur dan larva instar 3 B. carambolae hasil perbanyakan laboratorium. Sebelas dosis perlakuan iradiasi diaplikasikan berturut-turut: 0, 30, 50, 75, 100, 125, 150, 175, 200, 300, 450, dan 600 Gy. Tingkat mortalitas 99% (LD99) ditentukan melalui program probit, dan kemampuan keloloshidupan larva, pupa, dan imago dibedakan melalui uji Tukey pada taraf 5%. Hasil perlakuan menunjukkan bahwa dosis lethal iradiasi efektif pada tingkat (LD99) berhasil mengeradikasi telur dan larva instar 3 berturut-turut sebesar 2225 dan 2343 Gy in vitro, serta 3165 dan 3177 Gy in vivo. Hampir seluruh larva perlakuan yang lolos hidup berhasil berkembang menjadi pupa, namun hanya dosis iradiasi terendah, yaitu 30 Gy saja yang dapat berkembang menjadi imago. Keyword: Bactrocera carambolae, eradikasi, iradiasi, LD99
Judul: Implementasi Framework Vue Js pada Front-end Sistem Patriot Pangan Berbasis Web. Abstrak: Seiring dengan meningkatnya kebutuhan informasi, penggunaan web juga menjadi semakin populer hingga saat ini. Teknologi web terbaru yang sedang populer saat ini adalah Vue Js. Hal ini dikarenakan Vue Js memiliki keunggulan diantara framework javascript lainnya dalam hal kecepatan, penggunaan memori, dan kesederhanaan dalam penulisan kode sehingga banyak pengembang yang lebih memilih Vue Js dibandingkan dengan framework lainnya. Vue Js akan diimplementasikan pada front-end sistem Patriot Pangan berbasis web yang saat ini masih berupa mockup. Patriot Pangan merupakan sistem peringatan dini kerawanan pangan sekaligus sarana crowdfunding untuk campaign kerawanan pangan. Implementasi Vue Js pada front-end sistem dilakukan menggunakan metode scrum dengan lima kali sprint. Dalam penelitian ini implementasi Vue Js front-end sistem bagian web admin berhasil dilakukan dengan menerapkan fitur-fitur yang tersedia pada Vue Js dan semua fungsi telah berhasil diimplementasikan diantaranya input data keluarga rawan pangan, assign keluarga rawan pangan dengan patriot, tambah campaign kerawanan pangan, dan lain-lain. Keyword: front-end, scrum, Vue Js, web
Judul: Esterifikasi Sorbitol dengan Asam Stearat Menggunakan Lipase dari Bacillus licheniformis ATCC12759 Abstrak: Ester sorbitan monostearat adalah salah satu surfaktan nonionik yang dapat diproduksi melalui esterifikasi sorbitol dengan asam stearat. Reaksi esterifikasi biasanya menggunakan katalis kimia yang kurang selektif substrat dan membutuhkan energi tinggi. Oleh karena itu, lipase mikrobial dari Bacillus licheniformis berpotensi dikembangkan sebagai alternatif katalis. Penelitian ini bertujuan menggunakan lipase dari B. licheniformis ATCC12759 sebagai biokatalis untuk produksi sorbitan monostearat. Lipase B. licheniformis ATCC12759 diisolasi dengan presipitasi ammonium sulfat dan menunjukkan aktivitas sebesar 7.03 U/mg. Akan tetapi, reaksi esterifikasi sorbitol dengan asam stearat tidak berhasil dikatalisis oleh lipase ini. Hal tersebut ditunjukkan dari hasil analisis dengan spektrofotometer FTIR dan GC-MS. Keyword: Bacillus licheniformis, esterifikasi, lipase, sorbitan monostearat
Judul: Kinetika produksi biosurfaktan oleh Bacillus subtilis ATCC 21332 pada sistem kultivasi dua fasa Abstrak: Biosurfaktan mernpakan senyawa yang merniliki aktivitas permukaan, bersifat biodegradable, mempunyai tipe lebih bervariasi, non toksik dan dapal diaplikasikan secara luas pada berbagai industri. Tipe biosurfaktan rnikrobial bervariasi tergantung rnikroorganisme penghasilnya. Diantara banyak biosurfaktan, lipopetida mernpakan senyawa yang penting karena merniliki aktivitas permukaan yang tinggi, rnisalnya smfaktin yaitu senyawa lipopeptida yang diproduksi oleh Bacillus subtilis. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari kinetika produksi biosurfaktan pada sistem kultivasi dua fasa menggunakan Bacillus subtilis ATCC 21332. Penelitian diawali dengan penentuan waktu transfer inokulum Bacillus subtilis ATCC 21332 dari propagasi ke produksi dan penentuan perbandingan konsentrasi polimer terbaik. Se! ditumbuhkan pada labu erlemeyer 250 ml pada suhu 30°C, pH awal 7 dan kecepatan agitasi 200 rpm dalam media garam mineral. Setelah diketahui waktu transfer yang tepat yaitu nilai kekernhannya (OD), nilai ini dijadikan sebagai acuan setiap kultivasi. Penentuan konsentrasi polimer dilakukan pada suhu, pH, kecepatan agitasi dan media yang sama dengan tahapan propagasi dengan memperbandingkan tiga konsentrasi polimer dekstran: PEG yaitu (2 :10,9 )%, (5: 9,7) % dan (8,1 : 8,1) %. dst ... Keyword:
Judul: Kajian permasalahan ruang terbuka hijau di daerah pinggiran kota (Urban Fringe) Jakarta (Studi kasus kecamatan Jagakarsa dan Kecamatan Cipayung) Abstrak: Rencana Tata Ruang (RUTR) Jakarta tahun 1985-2005 telah menyertakan Kecamatan Jagakarsa dan Cipayung sebagai salah satu ruang terbuka hijau (RTH) di pinggir kota (Urban Fringe), yang sebagian arealnya masih berupa lahan pertanian milik masyarakat. Lahan pertanian ini mempunyai peranan yang sama dengan hutan kota dan taman kota. Ternyata mempertahankan keberadaan RTH, terutama pengembangan lahan pertanian mengalami berbagai masalah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) perubahan kebijakan pemerintah daerah mengenai RTH di wilayah JAВОТАВЕК, (2) persepsi pemilik lahan pertanian mengenai RTH dan (3) faktor yang menyebabkan alihfungsi lahan pertanian. Perubahan tataguna lahan di Kecamatan Jagakarsa dari penggunaan pertanian ke non pertanian terutama untuk pemukiman disebabkan oleh urbanisasi, dimana selama tahun 1985-1995 terjadi peningkatan jumlah penduduk 8,5%. Di Kecamatan Cipayung selain urbanisasi, luas sawah berku- rang 245 ha selama tahun 1994-1996 sebagian besar oleh proyek pembangunan. Perubahan ini disebabkan adanya perubahan kebijakan. Dalam Rencana Tata Ruang JABOTABEK 1975-1979 dan RUTR Jakarta 1965-1985 pemukiman ke wilayah Selatan untuk pengembangan mengantisipasi urbanisasi, sedangkan pada RUTR Jakarta 1985-2005 wilayah Selatan menjadi daerah penyangga lingkungan. Tidak adanya rencana detil/teknis tata ruang menyebabkan peruntukan lahan pertanian sebagai RTH tidak jelas. Luas rata-rata kepemilikan lahan pertanian responden di Kecamatan Jagakarsa 0,27 ha, dengan luas terkecil 0,02 ha dan terbesar 0,80 ha. Luas rata-rata lahan responden Kecamatan Cipayung 0,19 ha, dengan lahan terkecil 0,05 ha dan terbesar 1,5 ha. ... Keyword:
Judul: Dominasi Lembaga Kredit dalam Pasar Modal di Wilayah Pedesaan (Studi Kasus Pada Lembaga Kredit BRI Unit, BKK dan LEmbaga Non Formal Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri Jawa Tengah) Abstrak: Untuk me~ngkatkan ketersediaan sumberdaya modal di pedesaan dan mengembangkan kegiatan ekonomi yang lebih maju, pemerintah baik pemerintah pusat maupun daerah menetapkan kebijaksanaan untuk mendirikan lembaga keuangan (perbankan) di pedesaan antara lain adalah BRI Unit (Bank Rakyat Indonesia Unit), BKK (Badan Kredit Kecamatan) dan BPR (Bank Perkreditan Rakyat). Di wilayah pedesaan, terutama di tempat yang terisolir seperti wilayah upland lahan kering, mudah timbul pasar modal keuangan yang dimonopoli (spatial monipoly) dan didominasi oleh pelepas uang dengan suku bunga yang tinggi. Keyword:
Judul: Analisa perkembangan Lembaga Keuangan Pedesaan : (Studi kasus di BKPD Panawangan dan Kawali Kabupaten Ciamis serta BKK Majenang dan Karang Pucung, Kabupaten Cilacap) Abstrak: Kehadiran lembaga keuangan formal di pedesaan sangat dibutuhkan karena perekonomian desa sudah semakin bervariasi. Kelembagaan formal ini diharapkan menjadi salah satu lembaga pemacu pembangunan desa. Oleh karena itu lembaga ini dikembangkan untuk menyatu dengan ekonomi regional. Lembaga keuangan yang dibahas adalah Bank Karya Produksi Desa di Kecamatan Panawangan dan Kawali, Kabupaten Ciamis serta Bank Kredit Kecamatan Majenang dan Karang Pucung, Kabupaten Cilacap. Sesuai dengan fungsinya sebagai lembaga antara, menyalurkan dan memobilisir dana maka akan dilihat keefektifan dan keefisienan dalam melaksanakan kedua fungsi tersebut. Serta juga ditelaah apakah kondisi ekonomi regional serta faktor-faktor luar lembaga lainnya mempengaruhi keragaan dalam menjalankan fungsinya. Telaahan ... Keyword:
Judul: Extraction of alginic acid from seaweed Sargassum polycystum by ultrasonic method Abstrak: Asam alginat diproduksi dengan melakukan ekstraksi alga coklat (phaeophytes). Proses ekstraksi alginat dilakukan dengan metode asam dan kalsium. Ekstraksi asam alginat memerlukan waktu 2 jam pada metode konvensional, sehingga dilakukan modifikasi metode ekstraksi menggunakan ultrasonik. Penelitian bertujuan menentukan pengaruh perbedaan lama waktu ekstraksi dengan metode ultrasonikasi terhadap karakteristik asam alginat yang dihasilkan dari rumput laut Sargassum polycystum. Perlakuan lama ekstraksi menggunakan ultrasonik yaitu 30, 60 dan 90 menit, berpengaruh nyata terhadap nilai rendemen, viskositas, titik jendal, titik leleh, dan derajat putih. Karakteristik asam alginat terpilih yaitu perlakuan lama ekstraksi dengan ultrasonik selama 90 menit memiliki nilai rendemen 14,61%, kadar air 10,17%, kadar abu 8,84%, derajat keasaman 2,40, viskositas 38,23 cP, titik jendal 19,63 ℃, titik leleh 28,76 ℃ dan nilai derajat putih 61,80%. Karakteristik asam alginat yang dihasilkan telah memenuhi standar asam alginat yang telah ditetapkan oleh Food and Agricultural Organization kecuali parameter rendemen dan kadar abu. Kata kunci: asam alginat, Sargassum polycystum, ultrasonik Keyword: alginic acid, Sargassum polycystum, ultrasonic
Judul: Analisis Risiko pad Aktivitas Proses Penanganan Kerang Simping Abstrak: Cold storage merupakan tempat yang biasa digunakan untuk penyimpanan barang sementara, terutama barang yang mudah busuk dan akan digunakan dalam jangka panjang. Pemanfaatan sistem refrigerasi pada cold storage menjadikan ruangan di area cold storage memiliki suhu yang rendah. Paparan suhu dingin yang dirasakan oleh para pekerja setiap hari, lama kelamaan akan mengakibatkan perubahan fisiologi, respon. kejiwaan, serta reaksi pelaku. Kondisi ini disebut dengan efek cold stress. Pekerja yang merasakan efek cold stress dapat meningkatkan potensi kecelakaan kerja. Sehingga, perlu adanya analisis risiko untuk dapat meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sumber bahaya dan risiko kecelakaan kerja yang terjadi di area cold storage. Metode yang digunakan adalah studi kasus dengan objek penelitian aktivitas proses penanganan kerang simping. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi langsung dan wawancara, kemudian dianalisis dengan metode HTA (Hierarchy Task Analysis), IBPR (Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko), dan Analisis deskriptif. Hasil penelitian ini berupa informasi mengenai sumber bahaya dan nilai risiko kecelakaan kerja pada aktivitas proses penanganan kerang simping dalam bentuk bagan HTA dan juga Tabel IBPR. Berdasarkan data tersebut didapatkanlah persebaran tingkat risiko dan cara pengendalian potensi bahaya yang terjadi pada aktivitas proses penanganan kerang simping. Keyword: cold storage, hazard identification and risk assessment, hierarchy task analysis, occupational safety, scallop
Judul: Keselamatan Kerja Tenaga Bongkar Hasil Tangkapan di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Sibolga. Abstrak: Keselamatan kerja adalah program penting yang sangat diperlukan di dunia kerja. Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah program untuk melindungi karyawan, lingkungan dan masyarakat sekitar bahaya kecelakaan di lingkungan kerja dan kondisi yang dapat mengubah kesehatan karyawan di tempat kerja. Program keselamatan kerja bertujuan agar pekerja dapat memahami risiko dan konsekuensi dalam bekerja serta memiliki pengetahuan dalam pengendalian kecelakaan kerja sehingga dapat melaksanakan pekerjaan dengan lancar dan nyaman. Faktor keselamatan kerja merupakan hal yang penting karena sangat terkait dengan pemahaman risiko kerja dan kinerja tenaga kerja, sehingga untuk meningkatkan kompetensi kerja terkhususnya di Pelabuhan Perikanan Nusantara di Sibolga. Kompetensi kerja yang dimiliki oleh pekerja di Pelabuhan Perikanan Nusantara memiliki penilaian tersendiri yang berkaitan dengan keselamatan kerja. Pelabuhan Perikanan Nusantara Sibolga sudah melaksanakan standar sertifikasi ISO (International Organization for Standardization), yaitu ISO 9001; mengenai keselamatan dan kesehatan kerja kepada seluruh karyawan dan pekerja yang terkait dalam operasi pelabuhan tersebut. Pekerja bongkar harus memiliki keterampilan dalam bekerja untuk memaksimalkan layanan bongkar hasil tangkapan dan meminimalisir kesalahan dalam bekerja (Human Error) yang merupakan salah satu bagian penting dalam aktivitas pelabuhan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan nilai intensitas, potensi risiko dan rekomendasi upaya pengendalian pada aktivitas bongkar di Pelabuhan Perikanan Nusantara Sibolga dengan pekerja bongkar sebagai objek penelitian. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2017 – Januari 2018 di Pelabuhan Perikanan Nusantara Sibolga. Metode penelitian ini menggunakan analisis FSA (Formal Safety Assessment) untuk mengkaji sistem keselamatan kerja pada aktivitas bongkar ikan hasil tangkapan di PPN Sibolga. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan mengambil data primer dan sekunder secara langsung, untuk mencari informasi tentang tingkat bahaya dan risiko yang terjadi selama kegiatan. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan metode observasi dan deskriptif. Metode observasi dan deskriptif pada penelitian ini digunakan untuk menggambarkan aktivitas bongkar ikan hasil tangkapan yang dilakukan oleh tim bongkar. Untuk mengidentifikasi potensi risiko yang terjadi pada aktivitas bongkar, analisis yang digunakan adalah HTA (Hierarchical Task Analysis), Work Intensity dan untuk menentukan tingkat peluang risiko kecelakaan kerja dilakukan dengan menggunakan analisis HRA (Human Reliability Assessment). Potensi risiko terbagi dalam 5 kategori, yaitu kelelahan, terluka, cidera ringan, cidera berat dan fatal. Dalam penelitian ini, terdapat 7 tahap kegiatan bongkar yang dilakukan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Sibolga. Pengoperasian layanan bongkar dilakukan dengan total aktivitas sebanyak 31 aktivitas. Tingkat peluang risiko dilihat berdasarkan besaran nilai HEP (Human Error Probability) pada seluruh aktivitas bongkar. Dari seluruh aktivitas, potensi 3 risiko kelelahan terbesar memiliki nilai total HEP 0.3281, terluka sebesar 0.3083, cidera ringan sebesar 0.3730, cidera berat sebesar 0.6099. Untuk meminimalisir potensi risiko dilakukan dengan cara upaya pengendalian yang akan dijelaskan dalam bentuk deskriptif berdasarkan kategori OHSAS (2007). Pengendalian risiko dilakukan untuk menekan risiko/potensi risiko seminimal mungkin dengan cara meningkatkan sistem keselamatan, prosedur pemakaian alat perlindungan diri dan cara kerja yang aman pada tiap aktivitasnya. Keyword: PPN Sibolga, FSA, HEP, Aktivitas bongkar, keselamatan kerja.
Judul: Pelabelan Super Edge Magic Graceful pada Graf Petersen 𝑃��(𝑛��, 1) dan 𝑃�� (𝑛��, 𝑛��−1 2 ). Abstrak: Pelabelan edge magic graceful pada suatu graf dengan banyaknya simpul ������ dan banyaknya sisi ������ adalah fungsi bijektif dari himpunan simpul digabung himpunan sisi yang dipasangkan ke himpunan bilangan bulat terurut dimulai dari 1 sampai ������ + ������, sedemikian sehingga untuk semua sisi, nilai mutlak dari penjumlahan label verteks yang saling adjacent dikurangi dengan label dari sisi yang incident dengan verteks tersebut akan sama dengan ������, ������ adalah konstanta magic. Pelabelan edge magic graceful yang memasangkan himpunan simpul ke himpunan bilangan bulat terurut {1,2, … , ������} disebut pelabelan super. Dalam karya ilmiah ini, ditunjukkan bahwa graf Petersen ������(������, 1) dan ������ (������, ������−1 2 ) keduanya memiliki pelabelan super edge magic graceful. Keyword: graf Petersen, pelabelan super edge magic graceful
Judul: Gambaran Histopatologi Jantung Tikus (Rattus norvegicus) Setelah Diinjeksi Nanopartikel Magnetik (Fe3O4) Berlapis Kitosan Abstrak: Banyak nanopartikel yang digunakan dalam bidang biomedis salah satunya sebagai agen penghantaran obat ke organ tertarget (drug targeting). Penggunaan nanopartikel yang banyak dikaji adalah nanopartikel magnetik (Fe3O4). Tujuan penelitian ini adalah mengetahui distribusi nanopartikel magnetik berlapis kitosan di dalam jantung dan perubahan histopatologi jantung yang diakibatkan oleh adanya nanopartikel magnetik. Sampel organ yang digunakan adalah jantung berasal dari tikus yang telah diinjeksi nanopartikel magnetik berlapis kitosan secara intravena setelah 28 hari. Sampel organ dibuat preparat histologi dengan pewarnaan Hematoksilin-Eosin (HE) dan Prussian Blue. Penggunaan nanopartikel magnetik berlapis kitosan menunjukan tidak ada perubahan patologi terhadap jantung. Berdasarkan pewarnaan H&E, organ jantung tidak mengalami kerusakan dan sel otot jantung masih dalam keadaan normal. Penyebaran besi di dalam organ dideteksi menggunakan pewarnaan Prussian Blue dan dinilai menggunakan skoring kemudian diuji menggunakan statistika nonparametrik (Uji Mann- Whitney). Endapan besi di dalam jantung yang diberi perlakuan nanopartikel magnetik berlapis kitosan lebih banyak dibandingkan dengan kontrol (p < 0.05; berbeda nyata). Penyebaran ion besi lebih banyak di daerah yang dekat dengan pembuluh darah (radius < 100 μm). Berdasarkan penelitian ini, nanopartikel magnetik (Fe3O4) berlapis kitosan tidak bersifat toksik, tidak menimbulkan kerusakan pada jantung, dan dapat digunakan sebagai pengantar obat ke organ tertarget. Keyword: nanopartikel magnetik (Fe3O4), histopatologi, jantung, kitosan
Judul: Gambaran Histopatologi Hati Tikus (Rattus norvegicus) Setelah Pemberian Nanopartikel Magnetik (Fe3O4) Berlapis Kitosan. Abstrak: Studi morfologi mengenai kemajuan nanopartikel magnetik sangat terbatas. Dewasa ini nanopartikel magnetik telah digunakan sebagai material penghantar obat, agent kontras, dan aplikasi diagnostik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh nanopartikel magnetik berlapis kitosan terhadap struktur hati tikus putih (Rattus norvegicus) dan penyebaran ion besi nanopartikel pada hati. Sebanyak 3 ekor tikus perlakuan diberi injeksi nanopartikel magnetik berlapis kitosan dengan dosis 1 mL/kgBB. Pengamatan mikroskopis dilakukan pada preparat hati yang diwarnai Hematoksilin Eosin dan Prussian Blue. Data dianalisis secara deskriptif serta kualitatif. Gambaran mikroskopis hati pada tikus perlakuan nanopartikel magnetik tidak menunjukan lesio yang signifikan. Hati pada tikus yang diberikan perlakuan hanya menunjukkan gambaran mikrovakuola lemak pada daerah hepatosit. Mikrovakuola lemak pada gambaran mikroskopis adalah normal karena dapat berhubungan dengan metabolisme lemak pada hati. Distribusi ion besi pada vena porta perlakuan dan vena porta kontrol menunjukkan perbedaan yang nyata dengan uji Mann-Whitney (P < 0,05), sementara distribusi partikel besi pada daerah vena sentralis perlakuan dengan vena sentralis kontrol tidak menunjukkan perbedaan yang nyata (P > 0,05). Distribusi partikel besi nanopartikel lebih banyak ditemukan di daerah vena porta dibandingkan pada daerah vena sentralis (P < 0,05) pada hati tikus yang diberikan perlakuan nanopartikel magnetik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan nanopartikel magnetik Fe3O4 dengan dosis 1 mL/kgBB tidak menyebabkan lesio yang signifikan pada hati dan tidak menimbulkan toksisitas. Nanopartikel dengan dosis 1 mL/kgBB dapat digunakan sebagai agen kontras, drug delievery, serta partikel dalam aplikasi biomedis lainnya. Keyword: nanopartikel magnetik Fe3O4, ion besi, vena porta, vena sentralis, hati
Judul: The Construction of Greedy SVP LLL Algorithm Abstrak: A lattice is a set of all integer linear combination of a set of linearly independent vectors in ℝ𝑛���. The independent vectors are called bases of lattice. Any lattice can be generated from many bases, and these bases have the same cardinality. In the lattice, the most fundamental and renowned problem is the Shortest Vector Problem (SVP). SVP is a tracking problem of the shortest nonzero vector in a lattice with equivalent bases. In two dimensions, SVP problem has resolved exactly by Gauss’ algorithm. When the lattice dimension is higher than two, A.K. Lenstra, H.W. Lenstra and L. Lovasz gave a LLL algorithm to compute approximation of nonzero shortest vector in the lattice. Reduced bases solution obtained from LLL algorithm still be an approximation and has polynomial running time of arbitrary dimension which large enough. In 1994, Schnoor and Euchner modified this LLL algorithm as a new variant which later was named deep insertion LLL algorithm. This algorithm is a modified version of the LLL algorithm to the terms of the exchange step to improve the accuracy of output of LLL reduced bases and applying it to the subset sum problem. The purpose of this research are: (1) Reconstruct the LLL algorithm and deep insertion LLL algorithm using a geometric approach. (2) Construct a greedy SVP LLL algorithm. (3) Implement the three algorithms in a symbolic programming language, and evaluate them experimentally. A bases ℬ=[𝐛���1,𝐛���2,…,𝐛���𝑛���] in ℝ𝑚��� is called reduced LLL with parameter 𝛿��� if satisfies: (a) |𝜇���𝑗���𝑖���|≤12, for every integer 𝑖���,𝑗��� with 1≤𝑖���<𝑗���<𝑛���. (b)𝛿���‖𝜋���𝑗���(𝐛���𝑗���)‖2≤‖𝜋���𝑗���(𝐛���𝑗���+1)‖2, for 𝑗���=1,2,…,𝑛���−1,where 𝛿��� is a reduced parameter of real numbers with 14<𝛿���<1. The first requirement is the reduced basis 𝛿��� must “nearly orthogonal” and in its computation case, this requirement can be reached out by using the Gram-Schmidt’s orthogonalization. While the second requirement is called exchange step, or used to called as Lovasz condition. By using both of these requirements, then they establish the LLL algorithm. Then, Schnoor and Euchner modify the LLL algorithm based on the requirements of the exchange step called the deep insertion LLL algorithm, where the exchange step is based on the comparison of the projected vector in orthogonal complement [𝐛���1,𝐛���2,…,𝐛���𝑘���−1]⊥ after j-th reduction. To construct greedy SVP LLL algorithm, the requirements of the exchange step is based on purely by comparing norm of lattice 𝐛���𝑗��� with norm lattice 𝐛���𝑖��� for 𝑖���=1,2,3…,𝑗���−1. The process of insertion reduced vector after the exchange step also has done greedily. Then, we calculate the number of arithmetic operation in greedy SVP LLL algorithm for further analysis. The result of our exprimentation for three algorithms on the certain matrix size shows that the running time of the three algorithms increases propotional to the size of the matrix. The result also shows that by using 𝛿���=34 for the LLL algorithm and the deep insertion LLL algorithm, and the greedy SVP LLL algorithm which is a new variant made by using no parameter of 𝛿���, outperform of the other of two previous algorithm in terms of speed with the same output. Keyword: LLL algorithm, LLL deep insertion algorithm, greedy SVP LLL algorithm
Judul: Ekstraksi Germ Gandum sebagai Konsentrat Protein untuk Fortifikasi Protein Tepung Lokal Abstrak: Germ gandum memiliki kandungan protein yang tinggi, sehingga potensial untuk jadikan produk fortifikan protein berupa konsentrat untuk meningkatkan kualitas protein tepung lokal. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh faktor pH (A) dan waktu ekstraksi (B) dalam menghasilkan konsentrat protein dari germ gandum dan terhadap karakteristik sifat fisikokimia konsentrat protein yang dihasilkan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial serta mengidentifikasi kandungan asam amino konsentrat protein germ gandum. Tahapan penelitian ini meliputi karakterisasi germ gandum, proses isolasi protein, dan karakterisasi konsentrat protein germ gandum. Ekstraksi dilakukan dalam keadaan basa dengan perlakuan pH pada 8.5-10.5 dengan waktu ekstraksi selama 2.5 jam-3.5 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rendemen tertinggi konsentrat protein germ gandum diperoleh pada kondisi pH 9.5 dan waktu 3.5 jam. Namun rendemen tertinggi tidak berbanding lurus dengan tingginya kadar protein yang terekstrak. Kondisi pH 10.5 dan waktu ekstraksi 3.5 jam memiliki kadar protein tertinggi. Berdasarkan hasil karakterisasi konsentrat protein germ gandum, diketahui bahwa semakin tinggi pH dan waktu ekstraksi meningkatkan kadar protein dan aktivitas emulsi. Asam amino esensial tertinggi yang terkandung dalam konsentrat protein germ gandum yaitu arginin dan asam amino non esensial tertinggi yaitu asam glutamat. Berdasarkan metode CPI, perlakuan terbaik diperoleh pada kombinasi perlakuan dengan pH 9.5 dan waktu 3.5 jam. Keyword: ekstraksi, fortifikasi, konsentrat protein, germ gandum
Judul: Mempelajari, Pemanfaatan tepung germ gandum dalam pembuatan roti manis Abstrak: Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mempelajari pemanfaatan tepung germ gandum sebagai bahan substitusi tepung terigu dalam pembuatan roti manis. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk menentukan formula yang tepat dalam pembuatan produk roti manis yang disubstitusi tepung germ gandum, menentukan mutu fisik produk roti manis yang dihasilkan, menentukan mutu kimia dan mutu protein (daya cerna protein) produk roti manis yang dihasilkan, menentukan mutu organoleptik produk roti manis yang dihasilkan serta menganalisis pengaruh tingkat substitusi tepung germ gandum terhadap mutu fisik, mutu kimia dan mutu protein serta mutu organoleptik produk roti manis yang dihasilkan. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pengolahan Pangan, Laboratorium Kimia Gizi dan Laboratorium Percobaan Makanan, Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini berlangsung mulai bulan Agustus sampai November 2002. Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap, yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian lanjutan. Penelitian pendahuluan meliputi pembuatan tepung germ gandum dan menghitung rendemennya serta analisis mutu kimia (analisis proksimat) dan daya cerna protein dari tepung germ gandum, penentuan formula dan tingkat substitusi tepung germ gandum terhadap tepung terigu dalam pembuatan roti manis. Pada penelitian lanjutan dilakukan analisis mutu fisik, analisis mutu kimia dan uji organoleptik (uji hedonik) terhadap produk roti manis yang dihasilkan. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua kali ulangan. Taraf perlakuan yang diuji adalah substitusi tepung germ gandum terhadap tepung terigu. Tingkat substitusi yang diberikan adalah sebesar 0%, 5%, 10%, 15% dan 20%. Data hasil analisis mutu fisik dan mutu kimia dianalisis secara statistik dengan sidik ragam dan dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan jika terdapat pengaruh yang nyata. Parameter yang digunakan dalam uji organoleptik adalah warna, aroma, rasa, tekstur dan penampakan pori-pori roti. Data hasil uji organoleptik dianalisis secara deskriptif berdasarkan modus tingkat kesukaan panelis dan persentase penerimaan panelis. Data tersebut juga dianalisis secara statistik dengan uji Friedman untuk mengetahui pengaruh tingkat substitusi tepung germ gandum terhadap tingkat kesukaan panelis. Jika berpengaruh secara nyata maka dilanjutkan dengan uji lanjut Multiple Comparison Test. Keyword: tepung germ gandum
Judul: Penyebaran beberapa jenis cetacean subordo odontoceti di perairan laut Sawu bagian Timur, Nusa Tenggara Timur Abstrak: Cetacean yang ditemukan di perairan Laut Sewu pada Tanggal 27-28 Desember 2005 terdiri atas 8 spesies dan 1669 ind dengan total 76 sighting. Panjang total transek adalah 400,22 km meliputi 400,22 km daerah pengamatan. Keyword:
Judul: Pertumbuhan dan perkembangan itik mandalung Abstrak: Penelitian dilakukan di Laboratorium Pemuliaan dan Genetik Ternak, Ilmu Produksi Ternak Daging dan Kerja serta Laboratorium Produksi Ternak Unggas, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor selama 12 minggu, dimulai awal bu- lan Juli sampai akhir bulan September 1989. Tujuannya ada- lah untuk memproduksi ternak silangan (kawinan) secara ma- sal di pedesaan dan mengamati performansnya, dipelihara secara semi intensif. Materi digunakan mandalung sebanyak 60 ekor terdiri atas 30 jantan dan 30 betina. Setiap minggu sekali ditimbang satu persatu untuk mengetahui pertambahan bobot badannya. Setiap minggu juga dipotong dua ekor yaitu jantan dan betina untuk ditimbang irisan-irisan karkas komersialnya dan bagian-bagian saluran pencernaan baik ditimbang bobotnya juga diukur panjangnya. Menghitung laju pertumbuhan dengan rumus W = We untuk pertumbuhan awal. Bobot dewasa dan pertumbuhan diperlambat dicari dengan rumus W t = A-Be Secara kuantitatif data irisan-irisan karkas dan bagian-bagian saluran pencernaan dianalisis dengan menggunakan fungsi pertum- buhan model Y = ax, untuk memudahkan perhitungan. Fungsi pertumbuhan tersebut diubah menjadi persamaan regresi linier sederhana dalam bentuk log Y = log a + b log X. Dengan meningkatnya umur ternak ada peningkatan bobot badan. Rataan bobot badan mandalung baik jantan maupun betina ada diantara tetuanya. Pada entog jantan dan beti- na titik infleksi terjadi pada minggu ke-lima dengan bobot badan jantan 792 gram dan betina 591 gram. Itik jantan pada minggu ke-delapan (534.7 gram), betina minggu ketujuh (192.1 gram). Mandalung jantan minggu ke-enam (835.8 gram) dan betina pada minggu keima (422.8 gram).. Pertumbuhan irisan-irisan karkas komersial dan alat tubuh bagian luar terhadap bobot tubuh kosong baik pada jantan, betina maupun gabungannya, persentase pertumbuhan kepala dan kaki mempunyai nilai b < 1.0, persentase leher, punggung, lumbal, paha atas dan paha bawah konstan (b=1.0) persentase dada dan sayap bertambah (b >1.0). Pertumbuhan bobot total saluran pencernaan dan bagian- bagiannya relatif terhadap bobot tubuh kosong baik pada jantan, betina maupun gabungannya mempunyai nilai b < 1.0 atau masak dini…. Keyword:
Judul: Pertumbuhan dan perkembangan bulu itik mandalung II jantan dan betina Abstrak: Guna mengetahui pertumbuhan bulu dan sejauh mana itik mandalung II ini memproduksi bulunya, sebanyak 33 ekor itik Mandalung II yang terdiri dari 20 ekor jantan dan 13 ekor betina digunakan dalam penelitian ini. Pertumbuhan bulu ekor, punggung, dada, sayap dan bulu sayap primer serta bulu sayap sekunder diamatı berdasar bobot badan dan dikelompokkan berdasar jenis kelamin. Analisis statistik fungsi pertumbuhan menggunakan metoda Yax, sedangkan analisis data untuk mengetahui pengaruh jenis kelamin dilakukan dengan prosedur untuk rancangan peragam (Covariance). Hasil pengamatan menunjukkan bahwa jenis kelamin tidak nyata berpengaruh terhadap pertumbuhan bulu kecuali pada bulu sayap dan bulu sayap sekunder yang sangat nyata berbeda (P<0.01). Berdasar konstanta intersep (a) kecepatan pertumbuhan bulu punggung dan dada nyata pengaruhnya (P<0.05) antara jantan dan betina. Persentase bulu pada umumnya tidak nyata perubahannya sampai meningkat dengan bertambahnya bobot badan. Kecepatan pertumbuhan bulu bersamaan sampai dengan lebih besar dibanding bobot tubuh. Waktu perkembangan masak sedang sampai masak lambat. Potensi pertumbuhan bulu sedang sampai tinggi. Urutan pertumbuhan bulu pada jantan dimulai dari bagian dada (b=0.8631) terus ke ekor (1.2775), punggung (1.6655), seluruh bagian tubuh (1.7124)dan sayap (2.6388). Bagian sayap dimulai dari sayap sekunder (2.2219) dan kemudian sayap primer (3.3192). Sedangkan pada betina dimulai dari bagian punggung (0.9528), terus ke dada (1.2302), ekor (1.4581), seluruh bagian tubuh (1.9795) dan dilanjutkan ke bagian sayap (4.4457), kemudian sekunder sayap (3.9003) dan sayap primer (5.5114)… Keyword:
Judul: Pelabelan Super Edge Magic pada Graf Cycle dan Graf Wheel Abstrak: This manuscript proves that cycle graph and wheel graph have a super edge magic labeling. Super edge magic labeling on a graph is labeling that has an edge magic labeling with a set of vertices were mapped in to {1,2,… ,𝑝} and a set of edges were mapped in to {𝑝+1,𝑝+2,… ,𝑝+𝑞}, in which 𝑝 is order and 𝑞 is size on the graph. There are one lemma and two theorems to be discussed. The lemma is used to prove the two theorems. The first theorem proves that cycle graph 𝐶𝑛 is super edge magic if and only if 𝑛 is odd. The second theorem proves that wheel graph 𝑊𝑛 of order 𝑛 is not super edge magic. Moreover 𝑊𝑛 is not edge magic if 𝑛≡0 mod Keyword:
Judul: Analisa fakto-faktor teknis produksi studi kasus Unit penangkapan Mini Purse di Pelabuhan Ratu Abstrak: Pada umumnya operasi penangkapan purse seine hanya berdasarkan penga- laman saja, sedangkan pemanfaatan sumberdaya melalui efisiensi penggunaan fak- tor-faktor teknis produksi belum banyak digunakan. Sehubungan dengan hal itu. sebagai langkah awal perlu dilakukan penelitian mengenai faktor-faktor teknis pro- duksi yang berpengaruh pada unit penangkapan mini purse seine di Pelabuhan Ratu. Penelitian ini dilakukan pada bulan April sampai Mei 1992, di Pelabuhan Ratu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keadaan umum perikanan mini purse seine dan mengetahui faktor-faktor teknis produksi yang mempenga- ruhi proses produksi dari mini purse seine. Penelitian ini merupakan suatu studi kasus, pengumpulan data dilakukan dengan mengikuti secara langsung operasi penangkapan ikan dan wawancara dengan nelayan, pemilik kapal serta instansi terkait. Data hasil penelitian kemudian diolah dengan analisa regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persamaan regresi linear berganda dari unit penangkapan mini purse seine di Pelabuhan Ratu adalah:... Keyword:
Judul: Beberapa faktor yang mempengaruhi lama setting unit penangkapan ikan Purse seine Mini di Desa Dadap, Kecamatan Juntinyuat, Indramayu Abstrak: Tujuan penelitian ini, untuk mengetahui keadaan umum perikanan mini purse seine di daerah penelitian dan melakukan kajian teknis terhadap aspek yang mempengaruhi lama setting. Penelitian berlangsung di Desa Dadap, Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu. Pengambilan data di lapang berlangsung dari bulan September hingga bulan Oktober 1992. Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder, sedangkan sampel perahu yang diambil berjumlah 26 dari jumlah total 31 buah perahu purse seine di Desa Dadap. Data yang diperoleh seperti; waktu setting, GT perahu, HP mesin, panjang jaring dan jumlah awak perahu disebut sebagai variabel teknis (Xi) sedangkan lama setting sebagai variabel tak bebas (Y), kemudian diolah dengan menggunakan paket program komputer micro stat, Lotus dan Harvard Grafik, selanjutnya hasil olahan tersebut dibahas. Sedangkan pendekatan masalah menggunakan pendekatan regresi linier sederhana dan regresi linier berganda…dst Keyword:
Judul: Differential Leukocytes in Mice (Mus muscullus) after Amyloid Beta Aβ40 and Aβ42 Immunization as a Marker of Alzheimer’s Disease. Abstrak: Alzheimer merupakan penyakit neurodegeneratif yang bersifat irreversibel dan progresif yang terkait dengan perubahan sel-sel saraf, sehingga menyebabkan kematian sel otak dan terjadinya demensia. Pengamatan terhadap diferensial leukosit dapat membantu dalam mendiagnosa penyakit ini dengan tepat. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran diferensial leukosit pada mencit terhadap respon imunisasi amyloid beta Aβ40 dan Aβ42. Penelitian ini menggunakan 22 ekor mencit (Mus muscullus) Balb/c jantan dan betina dengan berat badan 20-35 gr. Mencit dibagi menjadi tiga kelompok yaitu, kelompok mencit kontrol, kelompok mencit vaksinasi antigen amyloid Aβ40 dan kelompok mencit vaksinasi antigen amyloid beta Aβ42. Sampel darah dimabil melalui vena coccygea sebanyak 0,5 ml setiap mencit. Sampel darah diambil pada hari ke-0, 14 dan 24 setelah diimunisasi. Hasil menunjukkan kelompok mencit yang diimunisasi amyloid beta 40 (Aβ40) dan amyloid beta 42 (Aβ42) menyebabkan peningkatan jumlah limfosit dan neutrofil yang signifikan, sedangkan kelompok mencit kontrol tidak menunjukkan perubahan leukosit yang signifikan. Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa pemberian imunisasi antigen amyloid beta Aβ40 dan Aβ42 pada mencit tidak memengaruhi jumlah basofil, eosinofil, neutrofil batang serta monosit., Alzheimer's is an irreversible and progressive neurodegenerative disease associated with changes in nerve cells, leading to brain cell death and dementia. Observation of differential leukocytes can help in diagnosing the disease precisely. This study aims to find out the differential picture of leukocytes in mice against amyloid beta Aβ40 and Aβ42 immunization responses. This study used 22 mice (Mus muscullus) Balb / c male and female with a weight of 20-35 grams. Mice were divided into three groups, namely, the control mice group, the Aβ40 amyloid antigen vaccination mice group and the Aβ42 amyloid beta antigen vaccination mice group. Blood samples are taken through the coccygea vein as much as 0.5 ml per mice. Blood samples are taken on days 0, 14 and 24 after immunization. Results showed the mice group immunized amyloid beta 40 (Aβ40) and amyloid beta 42 (Aβ42) caused a significant increase in lymphocyte and neutrophil counts, while the control mice group showed no significant leukocyte changes. Based on the observations, it can be concluded that immunization of amyloid beta Aβ40 and Aβ42 antigens on mice does not affect the number of basophils, eosinophils, bar neutrophils and monocytes. Keyword: Alzheimer, Diferensial leukosit, Amyloid beta, Mencit, Alzheimer's, differential leukocytes, amyloid beta, mice
Judul: Analisis sistem pemasaran ayam ras pedaging produk sunan kudus farm di Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor Abstrak: Research aims are: 1) to know the pattern of marketing channel broiler chicken, 2) to know the market structure, conduct, and performance and the marketing functions of each marketing institute, 3) to analyze the marketing cost and marketing margin of each marketing channel, and 4) to know the most efficient of marketing channel based on marketing margin and producer's share. The research was conducted on July until August 2005 using primary and secondary data Taking over respondent of the marketing channels by snowball sampling m&od. Data were analyzed by qualitative and quantitative descriptive analysis. Keyword:
Judul: Analisis Pemasaran Ayam Ras Pedaging (Broiler) di Kecamatan Gunung Sindur Kabupaten Bogor Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi saluran pemasaran, fungsifungsi pemasaran yang dilakukan oleh lembaga pemasaran, dan menganalisis efisiensi pemasaran ayam ras pedaging pada ketiga pola usahaternak di Kecamatan Gunung Sindur melalui marjin pemasaran, farmer’s share serta rasio keuntungan dan biaya pemasaran. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan secara tertuju (purposive) dengan pertimbangan bahwa Kecamatan Gunung Sindur merupakan salah satu daerah terbesar dalam memproduksi ayam ras pedaging di Kabupaten Bogor. Pengambilan responden peternak maupun lembaga pemasaran dilakukan dengan menggunakan metode snowball sampling. Lokasi untuk lembaga pemasaran ditelusuri sesuai dengan saluran pemasaran yang terbentuk tetapi masih dalam wilayah Jabodetabek. Hasil penelitian menunjukan terdapat lima saluran pemasaran ayam ras pedaging di Kecamatan Gunung Sindur. Saluran pemasaran satu: Peternak -> Perusahaan Inti -> Pedagang Pengecer -> Konsumen. Saluran pemasaran satu terdapat pada ketiga pola usahaternak ayam ras pedaging baik peternak plasma, peternak semi plasma, maupun peternak mandiri. Saluran pemasaran dua: Peternak Mandiri -> Pedagang Pengumpul -> Pedagang Pengecer ->Konsumen. Saluran pemasaran tiga: Peternak Mandiri -> Pedagang Pengumpul -> Konsumen Antara -> Konsumen. Saluran pemasaran empat: Peternak Mandiri -> Pedagang Pengecer -> Konsumen. Saluran pemasaran dua, saluran pemasaran tiga dan saluran pemasaran empat terdapat pada peternak mandiri. Saluran pemasaran lima: Peternak -> Konsumen Antara -> Konsumen. Saluran pemasaran lima terdapat pada saluran pemasaran dua peternak semi plasma dan saluran pemasaran lima peternak mandiri. Lembaga pemasaran yang terlibat dalam memasarkan ayam ras pedaging ada tiga, yaitu perusahaan inti, pedagang pengumpul, dan pedagang pengecer. Fungsi pemasaran perusahaan inti meliputi fungsi penjualan, penyimpanan, informasi pasar, penanggungan resiko, dan pembiayaan. Pedagang pengumpul berperan pada saluran dua dan saluran tiga pada peternak mandiri. Fungsi pemasaran pedagang pengumpul pada saluran dua meliputi fungsi pembelian, penjualan, pengangkutan, penyimpanan, penanggungan resiko, grading dan pembiayaan. Sedangkan pada saluran tiga tidak melakukan fungsi penyimpanan akan tetapi melakukan fungsi pemrosesan. Fungsi pemasaran pedagang pengecer meliputi fungsi pembelian, penjualan, pengangkutan, pemrosesan, penanggungan resiko, grading dan pembiayaan. Analisis efisiensi pemasaran dilihat dari segi marjin pemasaran, farmer’s share, dan rasio keuntungan dan biaya pemasaran. Marjin pemasaran saluran satu peternak plasma adalah Rp 5,739/kg. Marjin pemasaran saluran satu peternak semi plasma adalah Rp 7,192/kg. Marjin pemasaran saluran satu peternak mandiri adalah Rp 6,857/kg. Marjin pemasaran saluran dua peternak mandiri adalah Rp 7,876/kg. Marjin pemasaran saluran tiga peternak mandiri adalah Rp 1,700/kg. Marjin pemasaran saluran empat peternak mandiri adalah Rp 4,524/kg. Berdasarkan marjin pemasaran, saluran pemasaran yang paling efisien adalah saluran pemasaran tiga peternak mandiri. Dari ketiga pola usahaternak pada saluran pemasaran satu yang paling efisien pada peternak plasma. Farmer’s share saluran satu peternak plasma adalah 74.5 %. Farmer’s share saluran satu peternak semi plasma adalah 68.1 %. Farmer’s share saluran dua peternak semi plasma adalah 100 %. Farmer’s share saluran satu peternak mandiri adalah 69.5 %. Farmer’s share saluran dua peternak mandiri adalah 67.6 %. Farmer’s share saluran tiga peternak mandiri adalah 92.3 %. Farmer’s share saluran empat peternak mandiri adalah 78.7 %. Farmer’s share saluran lima peternak mandiri adalah 100 %. Berdasarkan farmer’s share, saluran pemasaran yang paling efisien adalah saluran pemasaran dua pada peternak semi plasma dan saluran pemasaran lima pada peternak mandiri. Hal ini Keyword: Ayam Ras Pedaging, Peternak Plasma, Peternak Semi Plasma, Peternak Mandiri, Saluran Pemasaran, Efisiensi Pemasaran
Judul: Hamiltonian formulation for linear waves motion in two layers fluid Abstrak: The surface wave could be considered as a wave that separates two fluids, namely water and air. Based on this assumption, it is introduced the interfacial wave, a wave between two layers of fluid with different density. The formulation of interfacial waves motion begins with deriving the base equation of irrotational ideal fluid. Furthermore, according to irrotational fluid assumption, the base equation can be stated in velocity potential. In this derivation, the fluids domain is assumed to be restricted by rigid lid boundary conditions, both at the upper and lower limit. Therefore, the interfacial waves motion can be explained in a hamiltonian formulation. In the hamiltonian formulation, total energy is defined as the sum of kinetic and potential energy. The hamiltonian system is obtained from reduction of kinetic energy by using the Dirichlet Neumann Operator. The resulted kinetic energy equation is nonlinear. Therefore, this form is linearized by first part of the Taylor expansion. This linearization gives a dispersion relation of linear wave. Based on this dispersion relation, the phase speed of the linear wave depends on the density ratio of the two layers fluid. Keyword:
Judul: Pemurnian biosurfaktan hasil transesterifikasi enzimatik minyak sawit dan sorbitol menggunakan kromatografi kolom Abstrak: Indonesia merupakan negara produsen minyak kelapa sawit kedua setelah Malaysia. Namun, ekspor minyak kelapa sawit Indonesia sebagian besar masih dalam bentuk minyak kelapa sawit mentah. Dilihat dari jumlah produksi CPO yang tinggi maka produk ini memberikan peluang bagi Indonesia untuk memperoleh nilai tambah bagi produksi CPO. Salah satu produk yang dapat memberikan nilai tambah bagi CPO adalah dengan melalui reaksi transesterifikasi minyak kelapa sawit dengan sorbitol dalam media piridin menggunakan katalis lipase yang menghasilkan monoester (biosurfaktan) Zat pelarut mempunyai peranan penting dalam elusi yang dapat menentukan baik buruknya pemisahan. Karena itu dalam penelitian ini ingin dike tahui adanya pengaruh pelarut terhadap pemisahannya dengan melihat kemampuan monoester untuk menurunkan tegangan permukaan, tegangan antar muka dan stabilitas emulsi. Penelitian ini bertujuan untuk memurnikan biosurfaktar hasil transesterifikasi enzimatik minyak kelapa sawit dengan sorbitol menggunakan kromatografi kolom, sehingga akan diketahui kondisi yang dapat menghasilkan pemisahan monoester yang terbaik. Identifikasi produk dilakukan dengan TLC (Thin Layer Chromatography), yang sebelumnya dilakukan pemisahan menggunakan kromatografi kolom dengan perbandingan eluen (kloroform metanol) yang berbeda dan dihasilkan produk berupa sorbitan monopalmitat, sorbitan monooleat, sorbitan monostearat dan sorbitan monolaurat (dibedakan atas nilai Rf). Hasil purifikasi setelah dilakukan pemisahan menggunakan kromatografi kolom terlihat bahwa tiap-tiap monoester terpisah dengan tingkat pemisahan yang berbeda pada perbandingan pelarut yang berbeda. Pada perbandingan kloroform metanol (60 2), (604) dan (60 8), monoester-monoester yang dihasilkan mempunyai empat jenis nilai Rf yang berbeda, perbedaan ini menunjukkan sorbitan monoester yang berbeda, perbandingan (60 6) menghasilkan tiga jenis nilai 3f yang berbeda yang berarti sorbitan monoester yang dihasilkan ada tiga dan perbandingan (60: 10) hanya menghasilkan dua jenis monoester yang ditunjukkan dengan nilai Rf yang berbeda hanya dua, sedangkan monoester-monoester terpisah lebih baik pada perbandingan kloroform metanol (60:6) dilihat secara visualisasi melalui TLC (Thin Layer Chromatography). Pengumpulan fraksi-fraksi yang sama pada pengumpulan I lebih banyak mengandung sorbitan monooleat, pengumpulan II lebih banyak mengandung sorbitan monopalmitat dan pengumpulan III mengandurg keempat sorbitan monoester dengan perbandingan yang sama, hanya saja sorbitan monopalmitat yang dikandung lebih sedikit. Masing-masing fraksi mempunyai efektifitas yang sama dalam menurunkan tegangan permukaan dan tegangan antar muka... Keyword:
Judul: Transesterifikasi enzimatik minyak sawit dengan sorbitol menggunakan lipase dari candida cylindracea untuk memproduksi biosurfaktan Abstrak: Indonesia merupakan negara pengekspor minyak kelapa sawit setelah Malaysia. Namun ternyata, ekspor minyak sawit Indonesia sebagian besar masih berbentuk minyak sawit kasar (Crude Palm Oil). Salah satu alternatif untuk meningkatkan nilai tambah minyak kelapa sawit adalah membuat produk baru dengan basis minyak kelapa sawit. Hal ini dilakukan dengan cara mereaksikan (transesterifikasi) antara minyak kelapa sawit dengan sorbitol secara enzimatik untuk menghasilkan monoester. Monoester inilah yang memiliki sifat sebagai surfaktan. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan monoester melalui proses transesterifikasi antara minyak kelapa sawit dengan sorbitol dengan melakukan purifikasi terhadap produk menggunakan kolom kromatografi dan identifikasi terhadap produk menggunakan Thin Layer Chromatography (TLC). Selain itu, peneltion ini juga dilakukan untuk mendapatkan suhu transesterifikasi dan konsentrasi lipase terbaik untuk menghasilkan biosurfaktan. Penelitian ini dilakukan dengan tahapan reaksi transesterifikasi, purifikasi produk, identifikasi produk dan pengujian sifat produk yang dihasilkan sebagai biosurfaktan. Sifat biosurfaktan vang diuji adalah kemampuannya menurunkan tegangan permukaan, tegangan antar muka dan mempertahankan kestabilan emulsi. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap faktorial dengan dua faktor dan dua kali ulangan. Faktor pertama adalah suhu transesterifikasi terdiri dari tiga taraf, yaitu 40°C, 35°C dan 25°C. Faktor kedua adalah konsentrasi lipase dari Candida cylindracea yang terdiri dari dua taraf, yaitu 200 mg/ml dan 20 mg/ml. Hasil analisis TLC menunjukkan bahwa senyawa yang terbentuk melalui proses transesterifikasi minyak kelapa sawit dengan sorbitol merupakan sorbitan monopalmitat, sorbitan monooleat, sorbitan monostearat dan sorbitan monolaurat (terlihat dari nilai Rf). Terbentuknya sorbitan monopalmitat dan sorbitan monooleat ada pada tiap-tiap produk yang dihasilkan dari kombinasi perlakuan yang berbeda-beda. Adapun sorbitan monostearat hanya ada pada produk yang mendapat kombinasi perlakuan 40°C-20 mg/ml, sementara sorbitan monolaurat hanya ada pada produk yang dihasilkan melalui kombinasi perlakuan 40°C-200 mg/ml. Surfaktan-surfaktan standar yang dipakai dalam penelitian ini adalah sorbitan monopalmitat, sorbitan monooleat, sorbitan monostearat dan sorbitan monolaurat. ... Keyword:
Judul: Python Program to Calculate Life Insurance Premium Using Gompertz and Makeham Law of Mortality Abstrak: Python adalah bahasa pemrograman yang dapat digunakan untuk berbagai hal. Bidang aktuaria memanfaatkan Python untuk mengolah data. Penelitian ini bertujuan menghasilkan program untuk menghitung premi asuransi jiwa. Asuransi jiwa adalah asuransi yang bertujuan memproteksi tertanggung dari risiko kematian yang mungkin terjadi di masa depan. Besar biaya yang harus dibayarkan agar tertanggung tetap diproteksi dari risiko tersebut disebut premi. Besar premi tidak dapat ditentukan secara pasti karena merupakan sebuah peubah acak, tetapi dapat diduga dengan mengasumsikan waktu kematian seorang tertanggung menyebar dengan sebaran tertentu. Pada penelitian kali ini, waktu terjadinya kematian seorang individu akan diasumsikan menyebar De Moivre, Gompertz, dan Makeham. Parameter-parameter dari sebaran-sebaran tersedia tersebut diduga dengan metode maximum likelihood dan iterasi Newton-Raphson, kemudian dilakukan uji Kolmogorov-Smirnov untuk menentukan sebaran-sebaran yang baik. Selanjutnya nilai dugaan parameter-parameter dari sebaran terpilih digunakan sebagai dasar dalam penyusunan program Python untuk menghitung premi asuransi jiwa dengan prinsip kesetaraan., Python is a high-level, general-purpose programming language. Actuarial fields use it for processing data. The purpose of this research is to create a program to calculate life insurance premiums. Life insurance is an insurance that protects insured from death risk. Premium is a payment that insured must pay to insurer to stay protected from said risk. The amount of premium is uncertain due to time of death is a random variable. Regardless, premium can be estimated by assuming insured’s time of death is a specific distribution. In this research, a person’s time of death is assumed to follow De Moivre, Gompertz, and Makeham distribution. Maximum likelihood estimation method and Newton-Raphson iteration are used to estimate and to find the numerical solution of the parameters to each distribution. Kolmogorov-Smirnov test is used to determine if the distribution used is a good fit. Estimated parameters and distributions will be incorporated into the Python program where the balance principal is used to calculate premium. Keyword: Gompertz, Makeham, maximum likelihood estimation, premium, Python
Judul: Curahan kerja, penyerapan tenaga kerja, pendapattan dan pengeluaran rumah tangga pengusaha industri kecil tempe dan tahu di dua Desa Kotamadya Bandar Lampung Abstrak: Sebagai sektor yang bersifat informal, sektor industri kecil menjadi salah satu altematif dalam mencari lapangan kerja, karena sesuai dengan karakteristik yang dimilikinya yaitu bahwa aktifitas ekonomi tidak hanya didasarkan pada kesem·patan berinvestasi, tetapi lebih didasarkan pada dorongan untuk menciptakan kesempatan kerja bagi diri sendiri. Selain modal yang digunakan tidak terlalu besar, juga tidak banyak membutuhkan persyaratan seperti pendidikan dan ketrampilan tertentu seperti halnya di sektor fonnal. Sehingga dalam jangka pendek kehadiran sektor ini dapat membantu mengurangi angka pengangguran yang selama ini semakin meningkat, salah satunya adalah industri kecil tempe dan tahu. Keberadaan pengusaha di sektor industri kecil ini tidak terlepas dari pola kegiatan dan peranan mereka dalam mencurahkan waktu untuk bekerja, bagaimana mereka menggunakan penyerapan tenaga kerja baik yang berasal dari dalam maupun dari luar keluarga, mengalokasikan pendapatan yang diperoleh dan juga mengalokasikan pengeluaran rumahtangga mereka. Berdasarkan uraian tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah: (1) mengetahui karakteristik rumahtangga dan pola curahan kerja, penyerapan tenaga kerja, pendapatan dan pengeluaran rumahtangga pengusaha tempe dan tahu dan (2) menganalisa faktor-faktor yang rnempengaruhi dan keterkaitan curahan kerja, penyerapan tenaga kerja, pendapatan dan pengeluaran rumahtangga pengusaha tempe dan tahu. Keyword:
Judul: Aktivitas ekonomi rumahtangga pengusaha dan pekerja industri kecil tahu di Kelurahan Kuningan Barat, Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan Abstrak: Sebagai sektor yang hanya membutuhkan modal kecil dan teknologi yang sederhana, industri kecil menempati posisi strategis dalarn kebijaksanaan nasional. Karakteristiknya yang lebih banyak menggunakan tenaga kerja dibandingkan modal, telah menempatkan industri kecil sebagai salah satu strategi perluasan kesempatan kerja. Selain berfungsi sebagai penyerap tenaga kerja, industri kecil memiliki peranan strategis, yaitu jumlah dan potensi yang besar dan terdapat dalam setiap sektor ekonomi dan memiliki kemampuan memanfaatkan bahan baku lokal untuk menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan serta menghasilkan barang ekspor. Keyword:
Judul: Stronglyus vulgaris Pada Kuda Abstrak: Strongylus vulgaris disebut juga red-worm, palisade worm atau blood-worm, bersifat kosmopolit. Bangsa kuda, termasuk zebra, keledai dan bagal merupakan induk semang definitif. Cacing dewasa memilih caecum dan colon sebagai habitat. Larva dapat bermigrasi ke dalam pembuluh darah dan sebagai tempat predileksi utama adalah A. mesenterica cranialis. Bentuk tubuh gilig atau silinder panjang. Cacing jan tan berukuran 14 16 mm, sedangkan yang betina 20 - 24 mm dengan diameter rata-rata 1,4 mm. Di pinggir anterior rongga mulut cacing dewasa terdapat bentukan cuticular seperti daun yang disebut corona radiata atau daun mahkota, terdiri dari daun mahkota luar dan daun mahkota dalam. Rongga mulut dilengkapi dengan kapsul bukal yang berkembang sangat baik, 2 buah gigi dorsal dan sebuah gutter dorsal. Di bagian posterior cacing jantan terdapat bursa copu latrix yang terbagi atas 2 lobus lateral dan sebuah lobus dorsal. Masing-masing lobus ditopang oleh rusuk-rusuk bur sa yang merupakan modifikasi papil-papil caudal. Siklus hidup S. vulgaris terbagi kedalam 2 fase, yai- tu fase pre-parasitik dan fase parasitik. Fase pre-parasi tik terjadi di alam bebas, dimulai dari telur di faeces/ pasture, berkembang menjadi L-1, L-2 dan L-3 (larva infek- tif). Perkembangan di alam membutuhkan beberapa persyarat an lingkungan, yaitu suhu (10 35°C), kelembaban (minimal - 14%) dan oksigen. Larva infektif masuk ke dalam tubuh in- duk semang definitif dengan menumpang pada rumput atau air minum. Untuk memperbesar kemungkinan terjadinya infeksi, L-3 memiliki sifat geografi negatif dan fototropik positif. Fase prasitik dimulai setelah L-3 tertelan masuk ke dalam saluran pencernaan, penetrasi ke lapisan submucosa intestinal, berubah menjadi L-4, penetrasi sampai ke lumen arteri submucosa intestinal, melawan aliran darah sehingga sampai di arteri caecal dan colon dan terus ke A. mesente- rica cranialis. Di tempat predileksi ini L-4 tinggal sela ma 3 bulan, berubah menjadi L-5 dan kembali ke lumen cae cum atau colon melalui aliran darah untuk menjadi cacing dewasa. Masa prepatem adalah 35 minggu…dst Keyword:
Judul: Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Penerbitan dan Percetakan di Bursa Efek Indonesia Abstrak: Saat ini masyarakat lebih menggunakan situs online untuk mendapatkan informasi. Hal itu menyebabkan jumlah masyarakat yang membaca majalah atau surat kabar cenderung menurun. Oleh karena itu dilakukan penelitian analisis keuangan terhadap perusahaan penerbitan dan percetakan di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2013 dengan tujuan mengetahui kondisi keuangan, kinerja keuangan dan peramalan. Penelitian ini menggunakan rasio keuangan untuk mengetahui kinerja keuangan. Selanjutnya menggunakan analisis Tren pada aplikasi minitab untuk memprediksi kinerja keuangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laporan keuangan dan kinerja keuangan mengalami kenaikan walaupun laporan laba rugi dan rasio profitabilitas mengalami penurunan pada tahun 2013. Peramalan selama 2014-2019 menunjukkan bahwa beberapa rasio likuiditas dan rasio profitabilitas akan mengalami kenaikan sementara itu indikator pada rasio solvabilitas dan rasio aktivitas mengalami penurunan. Keyword: financial performance, publishing, printing
Judul: Analisis Perkembangan Kinerja Keuangan pada PT. Lentera Abadi Periode 2007-2011 Abstrak: PT. Lentera Abadi is a company specializing in the publishing sector. The presence of e-book technology make this company has many competitors, thus causing the need for good financial performance in this company. To that end, the goal of this research is to determine the development of the financial performance of PT. Lentera Abadi 2007-2011 period using ratio analysis, Du Pont analysis, trend analysis, and common size statements analysis as well as to identify the factors that affect the company’s financial performance. Based on the ratio analysis and analysis of Du Pont, development financial performance on this company tend to increase every year, while based on the trend analysis of the company net profit condition would continue to decline until 2014. The results of analysis showed that the percentage per component in the period 2007-2011 for the company are more invested funds in short term investment. For internal and external factors that affect the company’s financial performance is accounts receivable as well as cooperation with other companies and sales person performance. Keyword: Trend, Rasio, Kinerja Keuangan, Du Pont, Common Size Statement
Judul: Revisi Marga Maotia Wedd. (Urticacae) di Malesia Abstrak: A taxonomic revision of genus Maozrtia in Malesia has been done. At present revision, 6 species are recognized namely M. ambigua, M. diversifolia, M. lanceolata, M. platistigma, M puya, and M. setosa. M ambigua is divided into 7 varieties, which one of the variety (i.e. var. tomentosa) n ew to science and another (i.e. var. grandifolia) is a new combination based on M. grandifolia. Two new varieties w i t h M. diversivolia (namely var. novoguinesis and var. suniatrana) are proposed. M. gracilis is recognized here as a synonim 0f M. lanceolata. Keyword:
Judul: Analisis Perekonomian dan Potensi Wilayah Pasca Pemekaran Kabupaten Kutai Abstrak: Sejak otonomi daerah diberlakukan, proses pemekaran terjadi begitu pesat dan cenderung tidak terkendali. Pemekaran wilayah dirasakan dapat mempercepat pembangunan melalui peningkatan kualitas dan kemudahan memperoleh pelayanan bagi masyarakat. Meskipun demikian, pemekaran wilayah terkadang merupakan ambisi sejumlah kelompok untuk memperoleh konsesi sumber daya atau cerminan kekecewaan atas hasil pembangunan sebelumnya. Pemekaran daerah yang tujuannya untuk memperpendek rentang kendali dan terlebih untuk meningkatkan kesejahteraan dan pelayanan masyarakat, pada kenyataannya hanya menjadi komoditi politik elite lokal untuk memperebutkan kekuasaan. Sehingga subtansi pemekaran tidak menyentuh pada inti dan hakikat pemekaran itu sendiri, melainkan hanya menghadirkan raja-raja kecil di tingkat lokal. Sering kali pemekaran lebih dimotivasi oleh obsesi daerah mengejar kucuran dana dari pusat yang pada akhirnya merangsang korupsi. Keyword:
Judul: Analisis pembangunan ekonomi wilayah dan tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja hasil pembangunan pasca pemekaran daerah di kota Banjar, Jawa Barat Abstrak: Pemberlakuan Undang-undang No 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah telah memberikan kesempatan kepada suatu daerah untuk mengatur dan mengurus urusannya sendiri (otonomi daerah). Kesempatan ini digunakan oleh daerah-daerah di Indonesia untuk melakukan pembentukan daerah yang berupa penggabungan, pemekaran, maupun penghapusan daerah. Upaya pembentukan daerah tersebut adalah untuk meningkatkan pelayanan publik yang tujuan utamanya meningkatkan kesejahteraan rakyat, pemberdayaan masyarakat, serta mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya alam agar lebih dinikmati masyarakat di daerah tersebut. Keyword:
Judul: Durability of Specific Immunoglobulin (Ig) Y Againts Influenza and Covid-19 in Sunscreen Abstrak: The benefit of specific immunoglobulin Y (Ig Y) as an active ingredient in personal care products such as sunscreen has not been properly studied. Our study aims to evaluate the reliability of specific IgY against influenza and the COVID-19 virus in a sample sunscreen product. Specific IgY influenza and COVID-19 viruses were inserted in the sample sunscreen at two concentrations of 0.1% and 0.25%. Three treatments were observed: control (C) sunscreen without IgY, treatment 1 (T1) sunscreen with 0.1% IgY, and treatment 2 (T2) sunscreen with 0.25% IgY. Organoleptic observations were carried out to monitor changes in aroma, color, and texture, and sunscreen sampling was done every week for 6 weeks. The durability of IgY was evaluated using an enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA) and a neutralization assay. Organoleptic observation from weeks 1 to 6 showed consistency in its aroma, color, and texture. Enzyme-linked immunosorbent assay and neutralization assay (NA) results of the T1 and T2 groups showed negative results except for sample T1 at week 5, which showed a positive result in the Influenza A ELISA. Based on the results, it seems that IgY concentrations of 0.1% or 0.25% were not optimal. However, this negative result might be due to low concentration of the IgY and the presence of beeswax, which inhibits IgY and causes it to dissolve in distilled water, thus preventing it from being detected in the assay. Keyword: Immunoglobulin Y, Sunscreen, Influenza, COVID-19, Biological Activity
Judul: Pembuatan dan Karakterisasi Produk Sereal Instan Berbahan Dasar Sorgum (Sorghum bicolor) Sosoh. Abstrak: Sorgum (Sorghum bicolor) memiliki potensi untuk digunakan sebagai pangan alternatif sumber karbohidrat dalam upaya mewujudkan program diversifikasi pangan nasional. Permasalahan yang dihadapi untuk dapat menjadikan sorgum sebagai pangan alternatif adalah belum banyak tersedianya produk olahan sorgum, serta belum terbiasanya masyarakat Indonesia mengonsumsi sorgum. Penelitian ini bertujuan mengolah biji sorgum sosoh menjadi sereal instan yang bersifat ready-to-eat, kemudian mengkarakterisasinya. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan dua faktor yaitu penyangraian (80⁰C selama 10 menit dan 15 menit), dan pengukusan (selama 30, 40, dan 50 menit). Bahan baku yang digunakan adalah sorgum varietas Samurai 1 yang telah disosoh. Pada taraf nyata 0,05 lama waktu penyangraian berpengaruh nyata terhadap kadar total tanin, kapasitas antioksidan, dan warna produk sereal instan sorgum sosoh yang dihasilkan. Semakin lama waktu penyangraian, nilai kadar tanin dan kapasitas antioksidan produk sereal instan sorgum sosoh semakin menurun, sedangkan warnanya semakin tidak coklat. Pada taraf nyata yang sama, lama waktu pengukusan berpengaruh nyata terhadap kapasitas penyerapan air, kadar pati resisten, dan warna produk sereal instan sorgum sosoh yang dihasilkan. Semakin lama waktu pengukusan, kapasitas penyerapan air sereal instan sorgum sosoh semakin meningkat, kadar pati resistennya semakin menurun, tingkat kecerahan produk semakin menurun dan warnanya semakin coklat. Hasil uji rating hedonik menunjukkan bahwa produk sereal instan sorgum sosoh dengan penyangraian 80⁰C selama 15 menit dan pengukusan selama 50 menit memiliki tingkat penerimaan konsumen terbaik diantara produk sereal instan sorgum sosoh lainnya dengan nilai penerimaan secara overall sebesar 4,03 (skala 1-7). Tingkat penerimaan produk sereal instan sorgum sosoh terbaik masih belum setara dengan sereal oat instan komersial yang memiliki nilai penerimaan secara overall sebesar 5,78. Produk terbaik memiliki komposisi kadar abu 0,38±0,03% (bk), kadar protein 6,48±0,87% (bk), kadar lemak 0,7±0,24% (bk), kadar karbohidrat 92,44±1,14% (bk), serta kadar total serat pangan 8,29±0,69% (bk). Kadar serat pangan yang cukup tinggi menunjukkan bahwa produk sereal instan sorgum sosoh juga berpotensi untuk dijadikan pangan fungsional tinggi serat. Keyword: sorgum sosoh, sereal instan, penyangraian, pengukusan
Judul: Pengaruh Lama Penyangraian Dan Pengukusan Terhadap Karakteristik Mutu Sereal Instan Sorgum (Sorghum Bicolor L. Moench) Tidak Disosoh Abstrak: Selama ini, sorgum di Indonesia banyak dimanfaatkan sebagai pakan ternak dan kurang dikonsumsi oleh masyarakat. Padahal sorgum memiliki nilai gizi yang tidak kalah dengan beras. Permasalahan yang dihadapi saat ini adalah keterbatasan dalam pengolahan sorgum dan kurangnya informasi tentang potensi sorgum. Oleh karena itu, perlu dikembangkan metode pengolahan sorgum yang dapat menghasilkan produk yang dapat diterima secara organoleptik tetapi juga tetap memberikan manfaat positif terhadap kesehatan. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan pengaruh penyangraian dan pengukusan terhadap karakteristik mutu sereal instan sorgum (Sorghum bicolor L. Moench) tidak disosoh. Penelitian dilakukan dalam dua tahap yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Penelitian pendahuluan dilakukan untuk mengetahui urutan proses yang tepat dan kisaran kondisi proses. Penelitian utama dilakukan untuk mengetahui pengaruh kondisi penyangraian dan pengukusan terhadap karakteristik produk akhir. Penyangraian dilakukan pada suhu 85 oC selama 10 dan 15 menit. Pengukusan dilakukan dengan tiga lama pengukusan yaitu 30, 40, dan 50 menit. Analisis produk akhir yang dilakukan yaitu uji proksimat, kadar serat pangan, kadar pati resisten, aktivitas antioksidan, kadar tanin, uji fisik, uji mikroba, dan uji organoleptik. Hasil penelitian pendahuluan menunjukkan urutan proses yang terbaik yaitu penyangraian, pengukusan, pemipihan, dan pengeringan. Berdasarkan uji organoleptik, kombinasi lama penyangraian selama 15 menit dan lama pengukusan selama 50 menit terpilih sebagai kombinasi terbaik. Proses penyangraian dan pengukusan memberikan pengaruh yang nyata terhadap karakteristik mutu warna pada produk pada taraf signifikansi 0.05. Namun, proses penyangraian dan pengukusan tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap kapasitas penyerapan air, kadar tanin, kadar pati resisten dan aktivitas antioksidan produk pada taraf signifikansi 0.05. Keyword: sorgum, sereal instan, tanin, antioksidan, pati resisten
Judul: Approximation of the Median of Poisson Distribution Using the Relation of Poisson-Gamma Distribution Abstrak: A major drawback of median is that median cannot usually be defined in closed form, even in the cases where their distribution functions are known. This study gives an approximation of the closed form for the median of the Poisson distribution by using the relation of Poisson-Gamma distribution. The approximation uses elementary techniques based on the monotonicity of certain sequences involving tail probabilities of the Poisson distribution and the Central Limit Theorem. Furthermore, a closed form expression for the mean absolute deviation 􀜧|􀜰􀰒 􀵆 􀜯􀝁􀝀􁈺􀜰􀰒􁈻| is also studied. The median is relevant because of the fact that it minimizes the mean absolute deviation of a Poisson random variable (􀜰􀰒􁈻 by considering median as central tendency. Keyword:
Judul: Analisis Keberlanjutan Budidaya Rumput Laut di Kecamatan Pasikolaga Kabupaten Muna Provinsi Sulawesi Tenggara Abstrak: Produksi rumput laut tertinggi di Sulawesi Tenggara berada di Kabupaten Muna dengan lokasi sentra budidaya berada di Kecamatan Pasikolaga, yang terbagi dari empat desa dengan teknik budidaya secara kontinu dan musiman. Budidaya kontinu berada di Desa Kolese dan Desa Mata Indaha sedangkan budidaya musiman berada di Desa Lambelu dan Desa Tampunabale. Kendala dan hambatan yang dialami pembudidaya di Kecamatan Pasikolaga hingga hasil produksi rumput laut fluktuatif, seperti keterbatasan modal, sulitnya pemasaran hasil panen, serangan penyakit dan hama, konflik perebutan lahan budidaya, keterbatasan sarana penampungan hasil panen, kurangnya dukungan swasta dan pemerintah daerah dalam menyediakan sarana koperasi mikro hingga menengah, kurangnya penyuluhan pencegahan hama dan penyakit dan pola musim budidaya, dan tidak tersedia aturan main kelembagaan kelompok budidaya, desa, kecamatan hingga kabupaten yang mengatur batasan budidaya. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) menganalisis persepsi pembudidaya terhadap aktivitas budidaya rumput laut, menggunakan pengukuran skala likert sebanyak 86 pembudidaya, (2) mengestimasi pendapatan pembudidaya rumput laut, menggunakan analisis deskriptif kualitatif sebanyak 86 pembudidaya, (3) menganalisis keberlanjutan budidaya rumput laut, menggunakan Rapid Appraisal for Fisheries (RAPFISH) dengan teknik analisis Multi Dimensional Scaling (MDS), sampel yang digunakan 11 kelompok budidaya, (4) merumuskan strategi alternatif kebijakan dalam mendorong keberlanjutan budidaya rumput laut, menggunakan Multi Criteria Decision Analysis (MCDA) dengan teknik analisis Preference Ranking Organization Method for Enrichment Evaluation (PROMETHEE), sumber data Dinas Perikanan Kabupaten Muna dan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Muna. Studi ini menunjukkan empat hasil utama. Pertama, persepsi pembudidaya dari aktivitas budidaya menggunakan pengukuran skor 2,794-3,632 kategori skor yang dihasilkan termasuk kedalam kategori persepsi setuju (2,903). Adapun aspek positif setuju dari dampak yang dirasakan pembudidaya seperti aspek ekonomi, keberadaan budidaya rumput laut menjadi sumber pendapatan pembudidaya. Aspek sosial, hubungan baik antara sesama budidaya (tidak terjadinya konflik). Aspek lingkungan, lahan budidaya sangat subur dan mampu menghasilkan rumput laut yang berkualitas dan memiliki nilai jual yang tinggi, karena habitat laut masih terlihat seperti penyu dan jenis ikan terumbu karang di lokasi budidaya. Kedua, usaha budidaya rumput laut di Kecamatan Pasikolaga tergolong dua kategori, yaitu budidaya musiman dan budidaya kontinu yang dimana penghasilan dari dua kategori budidaya tersebut berbeda, disebabkan proses budidaya kontinu selama satu tahun dan budidaya musiman pada saat bulan November hingga Mei sehingga pendapatan hasil usaha per bulan berbeda, tetapi rata-rata pendapatan dua musim tersebut masih di atas Upah Minimum Regional (UMR) Kabupaten Muna Rp 2.710.595 sehingga pembudidaya di Kecamatan Pasikolaga dapat dikatakan masuk kategori kesejahteraan ekonomi dilihat dari pendapatan hasil usaha budidaya rumput laut. Ketiga, penelitian tujuan ketiga analisis status keberlanjutan budidaya rumput laut menggunakan lima dimensi yang terbagi dari 39 atribut. Status keberlanjutan dimensi ekonomi cukup berkelanjutan dengan indeks skor 52,47, atribut yang berpengaruh sensitif adalah skala pemasaran hasil usaha budidaya rumput laut. Dimensi ekologi kurang berkelanjutan dengan indeks skor 45,76, atribut berpengaruh sensitif kesuburan lokasi budidaya. Dimensi sosial budaya kurang berkelanjutan dengan indeks skor 49,36, atribut berpengaruh sensitif konflik perebutan lahan budidaya. Dimensi teknologi kurang berkelanjutan dengan indeks skor 25,13, atribut berpengaruh sensitif keinginan menggunakan teknologi pengeringan dan pengolahan. Dimensi kelembagaan tidak berkelanjutan dengan indeks skor 17,67, atribut berpengaruh sensitif peran kelompok budidaya. Median status keberlanjutan budidaya rumput laut sebesar 37,51 artinya kegiatan budidaya rumput Keyword: economy, environment, RAPFISH, PROMETHEE, social
Judul: Analisis Rantai Nilai dan Kelembagaan dalam Pengembangan Budidaya Rumput Laut (Studi Kasus Budidaya Rumput Laut di Kecamatan Ujung Bulu, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan). Abstrak: Harga rumput laut yang terus berfluktuasi menyebabkan nilai produksi rumput laut menjadi tidak menentu sehingga mendorong ketidakpastian pendapatan bagi seluruh pelaku usaha budidaya rumput laut di Kab. Bulukumba. Tingginya perbedaan harga di tingkat pembudidaya dan eksportir menunjukkan adanya margin pemasaran dan masih lemahnya kelembagaan dalam pengembangan usaha rumput laut. Selain itu, masih banyak pembudidaya rumput laut yang belum menerapkan standar budidaya yang tepat. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk: 1)menganalisis struktur dan aktivitas dalam rantai nilai rumput laut di Kec. Ujung Bulu, Kab. Bulukumba; 2) mengestimasi nilai tambah dalam rantai nilai rumput laut di Kec. Ujung Bulu, Kab. Bulukumba; 3) menganalisis kelembagaan yang terbentuk dalam rantai nilai dan pengembangan rumput laut di Kec. Ujung Bulu, Kab. Bulukumba; dan 4) merumuskan strategi yang tepat dalam pengembangan rumput laut di Kec. Ujung Bulu, Kab. Bulukumba. Metode yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: Analisis Rantai Nilai, Analisis Nilai Tambah, Analisis Stakeholder dan Aturan Main, serta Analisis Strategi Pengembangan menggunakan Matriks IFE-EFE, Matriks IE-SWOT dan QSPM. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa masih terdapat kesalahan pada aktivitas dalam rantai nilai rumput laut khususnya pada penggunaan input bibit dan penanganan pasca panen yang mempengaruhi kuantitas, kualitas dan nilai tambah rumput laut. Keberadaan kelompok pembudidaya belum berjalan efektif sehingga tujuan kelompok pembudidaya belum dapat dicapai, khususnya dalam peningkatan kualitas rumput laut dan posisi tawar pembudidaya. Nilai tambah yang diperoleh pembudidaya rumput laut sebesar Rp1,600.243/kg, untuk pengumpul kecil dan pengumpul besar sebesar Rp1,966.428/kg dan Rp1,990.278/kg, dan nilai tambah di tingkat pedagang sebesar Rp2,401.667/kg. Strategi pengembangan usaha rumput laut di Kab. Bulukumba adalah melakukan kerjasama dengan tenaga ahli dalam pelatihan penanganan pasca panen serta aspek pasar, mengoptimalkan fungsi kelompok pembudidaya, serta menyediakan fasilitas permodalan dan meningkatkan akses permodalan. Keyword: kelompok pembudidaya, nilai tambah, rantai nilai, rumput laut, stakeholder, SWOT
Judul: Pelabelan Super Edge Magic pada Graf Cycle dan Graf Wheel Abstrak: This manuscript proves that cycle graph and wheel graph have a super edge magic labeling. Super edge magic labeling on a graph is labeling that has an edge magic labeling with a set of vertices were mapped in to {1,2,… ,𝑝} and a set of edges were mapped in to {𝑝+1,𝑝+2,… ,𝑝+𝑞}, in which 𝑝 is order and 𝑞 is size on the graph. There are one lemma and two theorems to be discussed. The lemma is used to prove the two theorems. The first theorem proves that cycle graph 𝐶𝑛 is super edge magic if and only if 𝑛 is odd. The second theorem proves that wheel graph 𝑊𝑛 of order 𝑛 is not super edge magic. Moreover 𝑊𝑛 is not edge magic if 𝑛≡0 mod Keyword:
Judul: Performa Produksi Ayam Broiler Periode Finisher pada Kandang Tertutup (Closed House) Dua Lantai Abstrak: Ayam broiler menunjukkan performa produksi yang optimal karena memiliki keunggulan genetik, pakan, lingkungan kandang, dan manajemen pemeliharaan yang mempunyai peran besar dalam menentukan performa produksi ayam broiler. Penelitian ini bertujuan mengkaji performa produksi ayam broiler periode finisher dengan kondisi lingkungan mikro dan kualitas udara di dalam kandang pada lantai 1 dan lantai 2. Data diolah menggunakan uji t untuk mengkaji perbedaan performa produksi ayam broiler dan data rataan kondisi lingkungan mikro serta kualitas udara di dalam kandang pada lantai 1 dan 2. Hasil penelitian menujukkan konsumsi pakan kumulatif, bobot badan, pertambahan bobot badan, konversi pakan, dan persentase mortalitas ayam broiler periode finisher pada umur 3 dan 4 minggu di lantai 2 lebih baik dibandingkan di lantai 1. Performa produksi pada lantai 1 dan lantai 2 sama dengan indeks perfoma yang sangat baik serta didukung dengan kondisi lingkungan mikro dan kualitas udara di dalam kandang yaitu suhu udara, kelembapan, kecepatan aliran udara, kadar O2, CO, serta CO2 yang sesuai standar. Keyword: ayam broiler, kualitas udara, lingkungan mikro, performa
Judul: Performa produksi ayam broiler pada kandang tertutup dua lantai periode starter Abstrak: Faktor yang harus diperhatikan dalam pemeliharaan ayam broiler salah satunya kandang karena berpengaruh terhadap pencapaian produktivitas ayam. Penelitian ini bertujuan mengkaji performa produksi ayam broiler periode starter dengan kondisi lingkungan mikro dan kualitas udara di dalam kandang pada lantai 1 dan lantai 2. Prosedur penelitian terdiri atas pengukuran lingkungan di dalam kandang dan perhitungan performa produksi. Data yang diperoleh pada penelitian dianalisis menggunakan uji t pada performa ayam dan analisis deskriptif pada kondisi lingkungan mikro dan kualitas udara dalam kandang. Hasil penelitian ini performa produksi (konsumsi pakan, bobot badan, dan pertambahan bobot badan) ayam broiler fase starter (umur 1-21 hari) yang dipelihara di lantai dua lebih baik. Kondisi lingkungan mikro (suhu udara, kelembapan, dan kecepatan angin) dan kualitas udara dalam kandang (kadar O2, CO, dan CO2) pada lantai satu dan lantai dua sesuai dengan standar pertumbuhan ayam broiler. Pemeliharaan broiler pada kandang closed house berlantai dua dengan kondisi lingkungan mikro baik dapat menghasilkan performa pertumbuhan broiler fase starter yang baik. Keyword: air quality, broiler, multilevel cage, performance
Judul: Revisi Marga Maotia Wedd. (Urticacae) di Malesia Abstrak: A taxonomic revision of genus Maozrtia in Malesia has been done. At present revision, 6 species are recognized namely M. ambigua, M. diversifolia, M. lanceolata, M. platistigma, M puya, and M. setosa. M ambigua is divided into 7 varieties, which one of the variety (i.e. var. tomentosa) n ew to science and another (i.e. var. grandifolia) is a new combination based on M. grandifolia. Two new varieties w i t h M. diversivolia (namely var. novoguinesis and var. suniatrana) are proposed. M. gracilis is recognized here as a synonim 0f M. lanceolata. Keyword:
Judul: Sintesis Mono-diasilgliserol (MDAG) dari Stearin Minyak Sawit Degan Metode Gliseroisis Skala Laboratorium Abstrak: Mono dan diasilgliserol (MDAG) merupakan emulsifier dengan status Generally Recognized as Safe (GRAS) yang paling banyak penggunaannya dalam industri pangan dan jumlahnya sekitar 75% dari penggunaan emulsifier. Metode paling murah untuk memproduksi MDAG adalah sintesis dengan proses gliserolisis. Proses sintesis MDAG pada penelitian ini dilakukan menggunakan bahan baku stearin minyak sawit melalui reaksi gliserolisis kimia pada suhu tinggi. Tujuan penelitian ini adalah menentukan kondisi optimum proses sintesis MDAG dari stearin minyak sawit dengan menggunakan metode gliserolisis pada skala laboratorium dan melakukan karakterisasi fisiokimia produk MDAG yang telah dihasilkan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan perlakuan berupa konsentrasi substrat yang digunakan (stearin:gliserol) 1:1.5 dan 1:2.3, dengan penambahan katalis NaOH 0.5% pada kondisi suhu reaksi 180 ℃ dan waktu reaksi 180 menit dengan melakukan sampling setiap 30 menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sintesis MDAG dengan bahan baku stearin dengan rasio mol (stearin:gliserol) 1:2.3 menghasilkan produk dengan presentase fraksi MAG yang lebih tinggi (46.33%) dari pada rasio mol (stearin:gliserol) 1:1.5 (40.23%). Proses sintesis yang paling baik adalah proses sintesis dengan rasio mol (stearin:gliserol) 1:2.3 dengan waktu sintesis selama 90 menit. Pada kondisi ini diperoleh produk MDAG dengan presentase fraksi asilgliserol total MAG, DAG, dan TAG berturut turut sebesar 50.33±0.95%, 28.13±0.63%, dan 4.49±2.08%. Produk akhir yang dihasilkan memiliki karakteristik nilai ALB 1.64±0.00%, kadar air 0.55±0.02%, bilangan iod sebesar 34.56±0.01 g/100 g, dan slip melting point 49.5-50 oC dengan warna visual kuning kecoklatan. Keyword: emulsifier, glycerolisis, MDAG, stearin
Judul: Sintesis Mono-Diasilgliserol (MDAG) dari Campuran Olein dan Stearin Minyak Sawit dengan Metode Gliserolisis Skala Laboratorium Abstrak: Mono-diasilgliserol (MDAG) merupakan salah satu bentuk produk turunan minyak yang paling luas penggunaannya sebagai emulsifier di industri pangan yaitu sekitar 70% dari penggunaan emulsifier dengan status Generally Recognized as Safe (GRAS). MDAG dapat diproduksi melalui metode gliserolisis dengan memanfaatkan berbagai macam jenis minyak sebagai bahan bakunya termasuk minyak yang berasal dari turunan kelapa sawit melalui berbagai macam penelitian yang telah banyak dilakukan. Namun, penelitian mengenai studi sintesis dan karakteristik fisikokimia MDAG yang diperoleh dari bahan baku campuran campuran olein dan stearin minyak sawit dengan perbandingan 85:15 persen belum pernah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kondisi reaksi yang sesuai untuk sintesis MDAG dari campuran olein dan stearin minyak sawit dengan perbandingan 85:15 persen dan analisis karakteristik fisikokimia produk MDAG. Perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini berupa konsentrasi substrat (campuran olein dan stearin minyak sawit: gliserol) 1:1.5 dan 1:2.3 dengan penambahan katalis NaOH 0.5% pada kondisi suhu reaksi 180 °C selama 180 menit dengan melakukan sampling setiap 30 menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sintesis MDAG dapat dilakukan dengan menggunakan metode gliserolisis dengan campuran olein dan stearin minyak sawit dan gliserol sebagai substrat pada rasio mol (campuran olein dan stearin minyak sawit:gliserol) 1:2.3 dan penambahan NaOH 0.5% sebagai katalis pada kondisi suhu reaksi 180 ℃ selama 90 menit menghasilkan produk dengan kandungan MAG 46.93%, DAG 28.29% dan TAG 5.08%. Hasil analisis karakteristik fisikokimia menunjukkan produk MDAG memiliki kadar air sebesar 0.71%, kadar asam lemak bebas 1.48%, bilangan iod 46.74 g/100 g minyak dan slip melting point 43 Keyword: blends of olein dan stearin palm oil, emulsifier, glycerolysis, monodiacylglycerol
Judul: Keberadaan Burung Kowak Malam Kelabu (Nycticorax nycticorax Linnaeus, 1758) di Kampus IPB Darmaga. Abstrak: IPB Darmaga, exactly around the LSI lake is one place of black-crowned night-heron. The bird is nocturnal and rest during the day. The purpose of this study was to determine the presence of black-crowned night-heron (Nycticorax nycticorax Linn.) at LSI which includes the population, behavior and habitat use, and disturbance these birds in IPB Darmaga. The method used is concentration count for the population in morning and evening, population structure, behavior or activity of using habitat, and disturbance for black-crowned night-heron. The average number of birds population that coming (in the morning) is 185 individuals and going (in the evening) is 209 individuals. The value of the t test for morning and evening observations is showed significantly different. Population structure of black-crowned night-heronis consisting 116 individuals of adult and 80 individuals of juvenile. The bird behavior that most often done is silence or resting on the rubber trees (Hevea brasiliensis) and pinetrees (Pinus merkusii). Habitat of black-crowned night-heronwas disturbed by human activity, but birds can adapt to many activities in the vicinity. Keyword: behavior, black-crowned night-heron, disturbance, population
Judul: Karakterisasi Erapan Fosfor Pada Tanah Berkapur Dari Nusa Tenggara Timur, Jawa Timur, Dan Jawa Barat Abstrak: Ketersediaaan Fosfor (P) Dalam Tanah Sangat Dipengaruhi Nilai Ph. Tanah Berkapur (Calcareous Soil) Memiliki Ph Netral Sampai Alkalis Dan Erapan P Lebih Dipengaruhi Oleh Ion Ca, Mg, Dan Caco3. Walapun Demikian Pada Tanah Berkapur Diindikasikan Keberadaan Oksida/Hidrusoksida Fe Dan Al. Hal Ini Ditandai Dengan Warna Merah Pada Matriks Tanah Di Beberapa Tempat Yang Berbahan Induk Batu Kapur. Diduga Oksida/Hidrusoksida Fe Dan Al Juga Berpengaruh Terhadap Erapan P Pada Tanah Berkapur. Maka Dari Itu Perlu Dipelajari Lebih Lanjut Hubungan Sifat Fisiko-Kimia Tanah Dengan Erapan P Pada Tanah Berkapur. Tujuan Dari Penelitian Ini Adalah Mengarakterisasi Sifat Fisiko-Kimia Pada Tanah Berkapur Dan Mengarakterisasi Pola Erapan P Dengan Mengevaluasi Korelasi Antara Sifat Fisikokimia Tanah Dengan Parameter Persamaan Langmuir Dan Freundlich. Contoh Tanah Berkapur Diambil Dari Nusa Tenggara Timur (Ntt), Jawa Timur, Dan Jawa Barat. Sifat Fisiko-Kimia Tanah Berkapur Tersebut Bervariasi. Hal Ini Dapat Diketahui Dari Nilai Standar Deviasi Data Hasil Analisis Tanah. Secara Umum Nilai Ph Tanah Netral, Dengan Ca-Dd Sangat Tinggi Mendominasi Kompleks Pertukaran, Dan P-Tersedia Berstatus Sedang Sampai Sangat Rendah. Persamaan Langmuir Dan Freundlich Dapat Dengan Baik Menyimulasikan Pola Erapan P. Nilai Erapan Maksimum (B-Langmuir) Adalah 1.43 – 2.5 X 103 Mg P Kg-1 (Rata-Rata 1.95 X 103 Mg P Kg-1), Sedangkan Energi Ikatan (K-Langmuir) Adalah 0.67 – 2.35 L Mg-1 (Rata-Rata 1.28 L Mg-1). P-Requirement (P Yang Dierap Pada 0.2 Mg L-1) Adalah 277 – 526 Mg P Kg-1 (Rata-Rata 374 Mg P Kg-1). Nilai Kapasitas Erapan (K-Freundlich) Adalah 0.78 – 1.28 X 103 L Kg-1 (Rata-Rata 0.96 X 103 L Kg-1), Sedangkan Konstanta N (N-Freundlich) Adalah 1.29 – 1.92 (Rata-Rata 1.58). Erapan Maksimum Langmuir Berkorelasi Dengan Ca-Dd Dan Caco3, Sedangkan Kapasitas Erapan Freundlich Memiliki Nilai Korelasi Tertinggi Dengan Ca-Dd. Kandungan Oksida/Hidrusoksida Fe Dan Al Dalam Tanah Berkorelasi Dengan Energi Ikatan Langmuir Dan Konstanta N Freundlich. Oleh Karena Itu Erapan Maksimum P Pada Tanah Berkapur Ditentukan Oleh Kandungan Ca-Dd Dan Caco3, Sedangkan Energi Ikatan Ditentukan Oleh Oksida/Hidrusoksida Fe Dan Al. Keyword: Kalsium Dapat Dipertukarkan, Kalsium Karbonat, Oksida/Hidrusoksida Fe Dan Al, Persamaan Freundlich
Judul: Karakteristik Erapan Fosfor Tanah Sawah di Jawa Barat pada Ketinggian 0–100 Meter di Atas Permukaan Laut Abstrak: Pembentukan, perkembangan, dan pelapukan tanah dipengaruhi oleh faktor-faktor bahan induk, organisme, topografi, iklim, dan waktu. Topografi terbagi dalam dua bagian yaitu kemiringan lereng dan beda tinggi relatif (elevasi). Lahan sawah merupakan suatu tipe penggunaan lahan yang pengelolaannya memerlukan genangan air. Proses penggenangan dan pengeringan menyebabkan perubahan sifat kimia tanah sawah yang dapat mempengaruhi ketersediaan fosfor bagi tanaman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik erapan fosfor pada tanah sawah di Jawa Barat pada ketinggian 0 – 100 meter di atas permukaan laut. Analisis erapan fosfor dilakukan dengan metode Fox dan Kamprath (1970). Data erapan P diperoleh dengan menjenuhkan tanah dengan 30 mL larutan 0.002 mol L-1CaCl2 yang mengandung larutan seri P dengan berbagai konsentrasi (0-240 mg/L) dalam bentuk KH2PO4 selama enam hari pada suhu kamar yang kemudian ditetapkan dengan menggunakan UV-VIS Spectrophotometer dengan panjang gelombang 660 nm, kemudian dianalisis dengan menggunakan persamaan Langmuir. Tanah yang digunakan dalam penelitian terdiri dari 24 contoh tanah yang diambil pada 24 lokasi di Jawa Barat. Lokasi pengambilan contoh tanah berasal dari 9 Kabupaten di Jawa Barat, yaitu Kabupaten Indramayu, Kabupaten Subang, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Karawang, Kabupaten Pangandaran, Kabupaten Garut, dan Kabupaten Bekasi. Hasil menunjukkan bahwa tanah sawah pada ketinggian 0 – 100 m dpl di Jawa Barat memiliki sifat dan karakteristik yang berbeda. Contoh tanah sawah pada penelitian ini memiliki pH yang tergolong sangat masam hingga agak masam. Tekstur dari contoh tanah sawah ini adalah pasir berlempung hingga klei. Pada tapak pertama erapan P pada tanah sawah dengan ketinngian 0 – 100 m dpl memiliki nilai yang berkisar antara 158,73 mg kg-1 hingga 1428,57 mg kg-1 dan energi ikatan berkisar 0.01 L mg-1 hingga 15,67 L mg-1, sedangkan pada tapak kedua erapan P memiliki nilai yang berkisar antara 238,10 mg kg-1 hingga 3333,33 mg kg-1 dan energi ikatan berkisar 0.01 L mg-1 hingga 0.32 L mg-1. Nilai koefisien determinasi (R2) antara 0.90 hingga 0.98 hal tersebut memiliki arti bahwa data dapat digambarkan dengan baik oleh persamaan Langmuir. Keyword: elevasi, erapan, fosfor, langmuir, sawah
Judul: Penerapan Algoritme Genetika dalam Sistem Permainan Tebak Angka Abstrak: The number guessing game is a modified game of mastermind created by Mordecai Meirowitz in 1970. The goal of the game is to guess a hidden sequence of numbers stored by others (human or computer) based on values obtained at each guess iteration. In this study, the game is applied into the system by using genetic algorithms, a method that has been successfully utilized to implement the mastermind game on the computer and get an effective solution for the game. Genetic algorithms work through a process of natural selection or commonly known as the evolutionary process, which will continue running until the system finds the optimal 4-digit series of numbers. The system is designed in order to guess those hidden numbers with minimal iterations using c++ programming language. The output of the program shows that the performance is determined by the first guess iteration. Keyword:
Judul: Pertumbuhan Semai Empat Jenis Tanaman HTI pada Tanah Padat Abstrak: Tanah padat berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan semai. Dalam penelitian ini dipelajari pengaruh berbagai tingkat kepadatan tanah (0,9; 1,1; 1,2; 1,3; dan 1,4 g/cm3) terhadap pertumbuhan ekasia (Acacia auriculiformis). mahoni (Swietenia macrophy//a), karet (Hevea braziliensis) dan eukaliptus (Eucalyptus urophy/Ia). Tanah padat dibuat dengan simulasi proctor test. kemudian empat jenis semai yang telah dikecambahkan ditanam pada media padat untuk diamati respon pertumbuhannya. Pengamatan tinggi dilalwkan setiap minggu, sedangkan pengamatan kedalaman penetrasi akar, berat kering tanur (BKT) dan nisbah pucuk akar (NPA) semai dilakukan pad a bulan kelima. Selanjutnya, pengaruh perlakuan kepadatan tanah dan jenis semai terhadap masing-masing parameter diuji dengan menggunakan uji Duncan. Keyword:
Judul: Pertumbuhan Empat Jenis Tanaman Hutan (Acacia mangium Willd., Alstonia scholaris (L.) R Br, Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen dan Pinus merkusii Jungh et Dc Vricse) Pada Tanah Padat Abstrak: Pada Hutan Tanaman Industri (HTI) kegiatan pemanenan kayu menggunakan sistem tebang habis dengan peralatan mekanis dan permudaan buatan. Penggunaan alat mekanis dalam pemanenanan kayu ini mempunyai dampak negatif pada petak tebang, diantaranya yaitu pemadatan tanah. Keyword:
Judul: Case Study of Gallbladder Mucocele and Treatment Used In Small Animals Abstrak: Gallbladder mucocele (GM) is defined as distention of the gallbladder caused by an inappropriate accumulation or deposition of high concentrations of bile. The purpose of this case study is to study GM conditions in small animals and to report the clinical sign and characteristics of GM through the sonogram interpretation and blood chemistry test evaluation, and studies related to the therapy given and other treatments recommended. A 14-year-old Toy Poodle dog has been diagnosed with severe GM and cholecystitis. No pain signs were shown during the physical examination as asymptomatic is a common characteristic in the early stage of biliary related diseases. In this study Abdominal ultrasonography interpretation and blood chemistry evaluation was conducted in 2021-2022 and analyzed as a secondary data source. Ultrasonography results showed presence of hyperechoic, immobile deposits in gallbladder accompanied by wall thickening and enlarged in size, followed by a significant increase in the enzyme alkaline phosphatase (ALP). This study has summarized mainly the diagnosis and treatments of GM in small animals and suitable alternatives treatments were recommended to encounter the GM conditions in small animals. The effectiveness of combined therapy shows the positive impact on the patient, the condition of GM has been under control. Keyword: ultrasound, gallbladder, biliary sludge, abdominal ultrasonography
Judul: Kemungkinan pengembangan balok susun tipe pipa sebagai kayu konstruksi Abstrak: Peneltian ini bertujuan untuk mempelajari sifat meka- nisbalok susun tipe pipa untuk digunakan sebagai kayu kon- struksi/struktural. Di samping itu juga untuk mempelajari pengaruh penggabungan kayu kasau dengan kayu lapis atau pa- pan partikel sebagai komponen penyusun terhadap keteguhan 1entur mekanis balok susun tipe pipa. Kayu kasau dipakai se- bagad sayap (flange) atas dan bawah, kayu lapis atau papan partikel sebagai badan (web) bagian kanan dan kiri balok su- sun tipe pipa atau balok pipa. Sebagai alat pengikat kompo- nen penyusun tersebut dipergunakan paku, perekat dan gabung- an paku-perekat. Kekuatan balok susun tipe pipa diduga dari hasil pengujian keteguhan lentur (modulus of elasticity, MOE) dan keteguhan patah (modulus of rupture = MOR). Data yang diperoleh diolah dengan metoda Rancangan Acak Faktorial dengan pengaruh tetap dan dilanjutkan dengan uji Jarak berganda Duncan. Untuk mencari hubungan antara pembe- banan dengan lendutan (defleksi) serta hubungan antara kete- guhan lentur dengan keteguhan patah, dipergunakan analisis regresi linier sederhana...dst Keyword: Building construction
Judul: Mempelajari Sifat Mekanik Balok Majemuk Tipe Pipa dari kayu Perdagangan Umum dengan Sambungan Paku Abstrak: Untuk meningkatkan daya-guna kayu sebagai bahan konstruksi maka dikembangkan teknik industri kayu seperti kayu l a p i s , papan partikel dan kayu majemuk. Maksud dan tujuan penelitian i n i adalah untuk mengetahui pengaruh penggabungan kayu dengan kayu lapis terhadap s i f a t mekanik dari balok majemulc tipe pipa, yang penggabungannya digunakan paku. Diharapkan dari hasil penelitian i n i dapat memberikan manfaat dalam rangka membuka jalan untulc memanfaatkan kayu sebagai bahan konstruksi dengan lebih meningkatkan dan rasional. Diharapkan juga dari penelitian i n i , sebagai dasar penelitian selanjutnya untuk dikembangkan ke arah penelitian Standarisasi konstruksi bangunan pertanian Keyword:
Judul: Profil Eritrosit Anjing yang Terinfeksi Kronis Babesia sp. Abstrak: Babesiosis is an important disease in dogs caused by Babesia sp, that it was caused anemia. The purpose of this research was to obtain the profile of dogs erythrocyte which chronic infected of Babesia sp. This research used thirteen hound dogs from the K-9 Unit of Direktorat Polisi Satwa, Kelapa Dua, Depok regardless of breed, age, and sex. The blood samples as much as 3 ml were taken through Cephalic vein. Blood smears were made for the parasitemia percentage calculation. The count of erythrocytes, hemoglobin concentration, and percentages of hematocrit were analyzed by cell counter-blood analyzer Hemavet®. The results showed that the percentages of parasitemia, erythrocytes count, hemoglobin concentration, and value of hematocrit were (0.53±0.35)%, (5.38±0.44)x106/μl, (13.19±1.43) g/dl, and (36.62±3.45)% respectively. The conclusions showed that the parasitemia percentages were mild infection (1%). The erythrocytes count, hemoglobin concentration, and the value of hematocrit were in the low normal range. Keyword:
Judul: The Potential of NanB Sialidase from Pasteurella multocida Bacteria in Inhibiting Replication of Avian Influenza Virus H9N2 In Ovo Abstrak: Virus avian influenza (VAI) subtipe H9N2 mengancam industri unggas dan kesehatan masyarakat karena berpotensi zoonotik. Antiviral berbasis sialidase dikembangkan sebagai upaya pencegahan dan pengobatan infeksi virus seperti VAI yang memerlukan sialic acid pada point of entry ke dalam sel. Penelitian ini bertujuan menganalisis potensi NanB sialidase asal Pasteurella multocida dalam menghambat infeksi virus avian influenza subtype H9N2 (VAI-H9N2) secara in ovo. Strain A/Layer/Indonesia/WestJava-04/17 dan NanB sialidase yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari PT. Medika Satwa Laboratoris. Virus diidentifikasi ulang dengan quantitative real-time polymerase chain reaction (qRT-PCR) dan ditentukan titer virusnya embryo infectious dose (EID)50. Toksisitas NanB sialidase diuji terhadap beberapa dosis secara in ovo. Uji tantang virus dilakukan untuk menentukan aktivitas antiviral NanB Sialidase, menggunakan telur ayam berembrio (TAB) dengan tiga perlakuan yaitu: pemberian sebelum, saat, dan setelah ditantang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa titer virus adalah 108,83 EID50/ml. Dosis efektif dan tidak toksis NanB sialidase dalam menghambat infeksi virus pada TAB yaitu dosis 0,129 U/ml. Kelompok pemberian sialidase setelah tantang menunjukkan aktivitas antiviral NanB sialidase yang paling efektif. Studi ini menunjukkan potensi NanB sialidase asal Pasteurella multocida sebagai antiviral VAI dengan pendekatan terapeutik., Avian influenza virus (AIV) subtype H9N2 threatens the poultry industry and public health due to its zoonotic potential. Antivirals based on sialidase have been developed as a prevention and treatment measure for viral infections such as AIV, which require sialic acid at the point of entry into cells. This study aims to analyze NanB sialidase of Pasteurella multocida ability to inhibit avian influenza virus subtype H9N2 (AIV-H9N2) infection in ovo. The strain A/Layer/Indonesia/WestJava-04/17 and NanB sialidase used in this study were belong to PT. Medika Satwa Laboratoris. The virus was re-identified using quantitative real-time polymerase chain reaction (qRT-PCR) and embryo infectious dose (EID)50 was determined. NanB sialidase toxicity was tested at several doses in ovo. Virus challenge test was conducted to determine antiviral activity of NanB sialidase, using embryonated chicken eggs (ECE), with three treatments: before, during, and after challenge. The results showed that the virus titer is 108,83 EID50/ml. Effective and non-toxic dose of NanB sialidase to virus infection in ECE was 0,129 U/ml. The group given sialidase after challenge showed the most effective antiviral activity of NanB sialidase. This study demonstrates potential of NanB sialidase from Pasteurella multocida as an antiviral for AIV with a therapeutic approach. Keyword: Antiviral, In ovo, NanB sialidase, Pasteurella multocida, VAI-H9N2
Judul: Characteristics of Avian Influenza H9N2 Hemagglutinin Gene After Inhibition of Infection by Sialidase from Pasteurella multocida In Ovo Abstrak: Pencegahan dan pengobatan virus pada saluran pernapasan telah banyak digunakan, salah satuya adalah sialidase. Sialidase asal bakteri Pasteurella multocida telah terbukti efektif menekan infeksi virus H9N2. Namun, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terkait efek yang akan terjadi pada virus apabila terus diberikan sialidase. Pada proses interaksi virus dan inang, virus dapat melarikan diri dengan merubah susunan asam amino pada gen hemaglutinin. Protein HA1 merupakan situs utama yang mengalami antigenic drift karena besarnya jumlah epitop. Penelitian ini bertujuan menganalisis karakteristik molekuler gen hemaglutinin avian influenza H9N2 pasca penghambatan oleh sialidase asal bakteri Pasteurella multocida. Penelitian ini menggunakan isolat dengan nama A/Layer/Indonesia/WestJava-04/2017. Konfirmasi virus dilakukan menggunakan reverse transcription polymerase chain reaction. Setelah itu, dilakukan pasase sebanyak lima kali pada kelompok placebo dan kelompok sialidase. Gen hemaglutinin disekuensing menggunakan metode sanger dan dianalisis pada receptor binding pocket, homologi, dan filogenetik. Hasil penelitian ini menunjukan seluruh kelompok tidak mengalami perubahan pada gen HA setelah lima pasase. Perbandingan homologi menunjukan 100% serupa dengan virus awal. Pohon filogenik menunjukan ada keterkaitan pada isolat A/muscovy_duck /Vietnam/LBM719/2014 dan A/chicken/Henan/LY-36/2013., The prevention and treatment of viruses in the respiratory tract have been widely used, including sialidase. Sialidase from the bacterium Pasteurella multocida has been shown to be effective in suppressing H9N2 virus infection. However, further research is needed regarding the effect that will occur on the virus if sialidase is continued. During the interaction between the virus and the host, the virus can escape by changing the amino acid sequence in the hemagglutinin gene. The HA1 protein is the main site that experiences antigenic drift due to a large number of epitopes. This study aims to analyze the molecular characteristics of the avian influenza H9N2 hemagglutinin gene after inhibition by sialidase from the bacterium Pasteurella multocida. This study used isolates with the name A/Layer/Indonesia/WestJava-04/2017. Virus confirmation was performed using reverse transcription polymerase chain reaction. After that, five passages were performed in the placebo and sialidase groups. The hemagglutinin gene was sequenced using the Sanger method and analyzed for receptor binding pocket, homology, and phylogenetics. The results of this study showed that all groups did not experience changes in the hemagglutinin gene after five passages. Homology comparisons show 100% similarity to the original virus. The phylogenic tree shows that there is a relationship between A/muscovy_duck/Vietnam/LBM719/2014 and A/chicken/Henan/LY-36/2013 isolates. Keyword: H9N2, mutation, pasteurella multocida, sialidase
Judul: Kruskal Coordinates in 4+1 Dimensional Schwarzschild Spacetime Geometry Abstrak: Koordinat Kruskal adalah hasil ekstensi maksimal dari koordinatSchwarzschild yang menimbulkan interpretasi baru tentang keberadaan wormhole. Secara teori, wormhole adalah struktur yang menghubungkan dua titik berbeda dalam ruangwaktu. Namun, ukuran wormhole terlalu kecil untuk dapat dilalui dan tidak stabil sehingga mudah runtuh. Penelitian ini bertujuan mendapatkan solusi koordinat Kruskal untuk geometri Scwarzschild pada dimensi yang lebih tinggi yang dapat berguna untuk menganalisis kestabilan wormhole. Penelitian ini dilakukan melalui penambahan dimensi ruang dari 3+1 dimensi menjadi 4+1 dimensi untuk mendapatkan geometri Schwarzschild, koordinat Eddington-Finkelstein, dan koordinat Kruskal dengan memanfaatkan gerak radial foton. Hasil akhirnya, solusi geometri ruangwaktu Schwarzschild dalam koordinat Kruskal dapat dibentuk dan diilustrasikan dalam diagram Kruskal. Diagram tersebut menunjukan sebuah black hole, white hole, dan dua alam semesta yang dihubungkan oleh wormhole., The Kruskal coordinates are the maximal extension of the Schwarzschild coordinates which give rise to new interpretations of the existence of wormholes. In theory, a wormhole is a structure that connects two different points in spacetime. However, the size of the wormhole is too small to pass through and is unstable so that it collapses easily. This study aims to obtain Kruskal coordinate solutions for the Scwarzschild geometry in higher dimensions which can be useful for analyzing wormhole stability. This research was carried out by adding space from 3+1 dimensions to 4+1 dimensions to obtain Schwarzschild geometry, Eddington Finkelstein coordinates, and Kruskal coordinates by utilizing the radial motion of photons. The final result, the solution of the Schwarzschild spacetime geometry in Kruskal coordinates can be formed and illustrated in a Kruskal diagram. The diagram shows a black hole, a white hole, and the two universes connected by a wormhole. Keyword: Schwarzschild geometry, Eddington-Finkelstein coordinates, Kruskal coordinates, radial motion of photons, wormhole
Judul: Analisis kualitas air sumur sekitar wilayah tempat pembuangan akhir sampah (studi kasus di TPA Galuga Cibungbulang Bogor) Abstrak: Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Galuga berbatasan langsung dengan areal pemukiman masyarakat, dengan luas areal 9,6 Ha. TPA ini menampung sampah Kota Bogor mencapai 2.208 m3 per hari. Komposisi sampah terdiri dari sekitar 75 % sampah organik dan sisanya sampah anorganik dengan kondisi tercampur atau belum ada pemilahan dari sumber timbulan sampah. Pengelolaan TPA dilakukan dengan sistem landfill terkontrol dan pengomposan. Sistem ini menghasilkan air buangan yang disebut lindi (leachate) yang kemudian dibuang melalui saluran terbuka ke sungai. Hal ini memudahkan penyebaran lindi oleh air hujan sehingga mengakibatkan pencemaran air tanah dan air sumur di sekitarnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status kualitas air sumur gali milik penduduk yang tinggal di sekitar TPA sampah Galuga dengan melihat Indeks Kualitas Air (IKA) sumur sebagai pengaruh pengelolaan TPA. Keyword:
Judul: Kualitas air di saluran pembuangan TPA Galuga Cibungbulang Bogor Abstrak: Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Galuga berada di Desa Galuga, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor. TPA Galuga menghasilkan limbah yang kemudian dialirkan menuju sungai Cianten. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi beberapa parameter kualitas air disekitar saluran pembuangan TPA Galuga. Contoh air limbah diambil dari 4 lokasi dengan interval jarak 400 - 500 m dan 2 contoh air sumur diambil dari sumur di desa Cisasak yang berjarak ±700 m dari TPA Galuga. Pengambilan contoh dilakukan selama tiga hari berturut-turut pada kondisi tidak terjadi hujan. Parameter yang dianalisis adalah suhu, pH, fosfat (PO4), nitrat (NO3), timbal (Pb), dan BOD (Biological Oxygen Demand). Analisis data dilakukan secara deskriptif dengan membandingkan data pengamatan dengan peraturan pemerintah (Peraturan No.82 Tahun 2001 dan Direktorat penyelidikan masalah air, Departemen Pekerjaan Umum RI ). Hasil penelitian menunjukan air limbah yang bersumber dari TPA Galuga pada saat penelitian tergolong belum aman dibuang ke sungai Cianten. Konsentrasi timbal dan nitrat pada air sumur penduduk sekitar TPA Galuga tergolong tinggi dan berada diatas ambang baku mutu air minum. Keyword: Air limbah, Air Sumur, Kualitas Air, TPA Galuga
Judul: Development of Face Recognition Model using Bi-2DPCA and Support Vector Machine Abstrak: The human face is always used in the application of access control systems, identity authentication systems, surveillance systems and security systems. Some researh on face recognition has been proposed with a variety of methods, such as Eigen Faces, Fisher’s Linear Discriminant, Bayesian Networks, Neural Networks,Hidden Markov Model, and so on. But all the above mentioned methods have limitations, such as dealing with the size of the image and lighting and learning time are too long. In a study to obtain an alternative method for face recognition, Le TH and Bui L (2011) conducted research model of face recognition with Two- DimensionalPrincipal Component Analysis (2DPCA) and Support Vector Machine (SVM) using AT&T face image data. The results of these studies that the accuracy of face recognition use 2DPCA and SVM was 97.3% and PCA-SVM was 95.2%. Then in 2010, Bi-2DPCA uses as alternative method of face recognition performed by Yang J et al. (2010). In a study comparing methods of Bi-2DPCA, 2DPCA and PCA. The conclusion that the use of Bi-2DPCA generating and computational accuracy was better than 2DPCA and PCA Based on research conducted by Le TH and Bui L (2011) and Yang J et al. (2010), conducted research for the development of models of face recognition using dimension reduction technique Bi-2DPCA and Support Vector Machine (SVM) as pattern recognition. 1DPCA and 2DPCA dimension reduction technique are used as comparison measure dimensions and computing time than using Bi-2DPCA technique. To help SVM in recognizing human faces, SVM use linear, polynomial and radial basis function (RBF) kernel function. When using RBF kernel, used for the RBF kernel, the parameter for sigma is 2-15 up to 23 and the value of C starting from 2-5 up to 214 which have been used in a study conducted by Le TH and Bui L (2011). Facial image data used are taken from the ORL Face Database AT&T Laboratory, which contain 40 faces, each face with 10 images, and total of image 400 pieces. Validation is done by Leave-One-Out (LOO) cross validation, so that for each pair of extraction and classifier method is 10 trials. One against all method used to help SVM in classifying the ORL face data consists of 40 classes, to reduce the computational time. From the results of tests on 36 models of face recognition , Bi-2DPCA85% with the help of a linear kernel generates the highest level of face recognition accuracy of 94.25 %, and the lowest accuracy rate of 24.50 % was obtained with 1DPCA-kernel polynomial ordo 3 . While the lowest computational time of 15.34 seconds when component is used by 85 % computation time and a maximum of 252.68 seconds when component is 95 %. There are several things that could be concluded that: pattern accuracy on each kernel feature extraction are the same. This means that there is no relationship between the feature extraction used by the kernel to the SVM. The second is, in this study SVM cannot classify large dimension data. From the results of tests on 36 models of face recognition, Bi2DPCA85% with the help Keyword: Face Recognition, Principle Component Analysis, Kernel, Support Vector Machine, Leave-one Out Cross Validation
Judul: Literature Review on Poultry Transportation: Impact of Various Stress and Efforts to Prevent Them Abstrak: Transportasi unggas di negara berkembang umumnya belum memperoleh perhatian khusus di masyarakat, sedangkan proses transportasi unggas sebelum pemotongan menjadi salah satu faktor penentu yang berpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas hasil akhir ternak. Studi pustaka ini bertujuan mengkaji berbagai dampak cekaman selama proses transportasi unggas dan upaya pencegahannya. Metode yang digunakan adalah studi pustaka dengan teknik penulisan narative review. Cekaman selama proses transportasi unggas dapat disebabkan oleh manajemen yang kurang tepat oleh peternak baik sebelum, sesaat, dan sesudah tranportasi, mikroklimat lingkungan di luar zona nyaman unggas dan sarana prasarana yang tidak mendukung. Dampak yang dapat terjadi akibatnya adalah penurunan kualitas berupa memar, patah tulang, PSE, dan DFD serta kuantitas hasil akhir unggas berupa penyusutan bobot juga kematian. Dampak lain yang dapat terjadi yaitu meningkatnya kadar MDA pada jaringan tubuh unggas. Senyawa MDA merupakan salah satu biomarker terjadinya stres oksidatif pada sel. Upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalkan cekaman selama proses transportasi dapat melalui pendekatan secara genetika, manipulasi lingkungan, dan suplementasi., Poultry transportation in developing countries generally has not received special attention in the community, whereas the process of transportation of poultry before slaughter is one of the determining factors that affect the quality and quantity of the final livestock. This literature study aims to examine the various effects of stress during the poultry transportation process and efforts to prevent them. The method used is literature study with a narrative review writing technique. Stress during the poultry transportation process can be caused by improper management by farmers before, during and after transportation, the microclimate environment outside the poultry comfort zone and unsupportive infrastructure. The impact that can occur as a result is a decrease in quality in the form of bruises, fractures, PSE and DFD as well as the quantity of the final product of poultry in the form of weight loss and mortality. Another impact that can occur is the increase in MDA levels in poultry body tissue. MDA compound is one of the biomarkers of oxidative stress in cells. Efforts that can be made to minimize stress during the transportation process can be through genetic approaches, environmental manipulation, and supplementation. Keyword: Malondialdehyde, Oxidative Stress, Poultry Transportation, Reactive Oxygen Species
Judul: impact of transportation to broiler chicken (Gallus domesticus) physiology responses Abstrak: Kegiatan transportasi akan menimbulkan stres pada ayam yang akan menimbulkan dampak negatif dengan turunnya bobot badan dan mortalitas yang akan mempengaruhi pendapatan. Tingkat stres yang dirasakan ayam dipengaruhi oleh kondisi lingkungan mikro selama transportasi. Stres pada ayam dapat diidentifikasi dari suhu tubuh yang tinggi, peningkatan denyut jantung, dan frekuensi pernapasan yang disebut sebagai respon fisiologis pada ayam. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh transportasi terhadap respon fisiologis ayam. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola Faktorial A(2) × B(2). Faktor A perlakuan ditransportasikan dan tidak ditransportasikan. Faktor B waktu pengamatan sebelum dan sesudah Faktor A. Hasil penelitian menunjukkan ada interaksi antara perlakuan A dan B pada pengamatan frekuensi pernapasan dan suhu rektal. Pada pengamatan denyut jantung dan bobot badan tidak ada interaksi antara perlakuan A dan B. Adanya pengaruh suhu relatif yang rendah karena aliran udara saat dilakukan proses transportasi dimalam hari sehingga peningkatan respon fisiologis pada perlakuan ditransportasikan lebih rendah dibandingkan pada perlakuan tidak ditransportasikan., Transportation activities will cause stress on chickens and will harm decreased body weight and mortality that will affect income. The level of stress felt by chickens is influenced by microenvironmental conditions during transportation. Stress in chickens can be identified by high body temperature, increased heart rate, the respiratory rate which is called a physiological response in chickens. This study was conducted to determine the effect of transportation on the physiological response of chickens. This study used a Completely Randomized Design (CRD) with factorial pattern A(2) × B(2). Factor A treatment was transported and not transported. Factor B was observed before and after Factor A. The results showed that there was an interaction between treatments A and B on the observation of respiratory frequency and rectal temperature. In the observation of heart rate and body weight, there was no interaction between treatments A and B. There was a relatively low effect of temperature due-airflow flow during the transportation process at night at the increase in physiological response in the transported treatment was lower than in the non-transported treatment. Keyword: ayam broiler, transportasi, stres, respon fisiologis, broiler chicken, transportation, stress, physiology response
Judul: Pelabelan Total Even Vertex Magic pada Graf Matahari dan Disjoint Union dari Graf Cycles Abstrak: simpul adalah pelabelan total vertex magic dengan memasangkan himpunan simpul ke himpunan bilangan bulat genap {2,4,6, … , 2���������}. Karya ilmiah ini menunjukkan syarat cukup dari graf matahari ���������������������������( ���������) memiliki pelabelan total even vertex magic adalah ��������� ≥ 3, dan menunjukkan syarat cukup dan syarat perlu pada disjoint union dari graf cycles ��������������������������� memiliki pelabelan total even vertex magic adalah ��������� dan ��������� bilangan bulat ganjil. Keyword: disjoint union dari graf cycles, even vertex magic, graf matahari, graf matahari, pelabelan total
Judul: Studi tentang Perikanan Udang Karang (Spiny Lobster, Panulirus spp) di Daerah Pameungpeuk Kabupaten Garut, Jawa Barat Abstrak: Berdasarkan evaluasi terakhir yang dilakukan pada tahun 1991, diperoleh data bahwa potensi lestari sumber daya ikan yang menjadi milik bangsa Indonesia adalah sebesar 6,6 juta ton/tahun yang terdiri dari 4,24 juta ton di laut wilayah dan 2,332 juta ton di Zone Ekonomi Eksklusif Indonesia (Anonim, 1995). Tujuan studi ini adalah : (1) Untuk mengetahui perikanan udang karang di Daerah Pameungpeuk Kabupaten Garut Jawa Barat (2) Untuk mempelajari aspek Biologi udang karang . Manfaat Studi ini adalah untuk : (1) Mengetahui permasalahan dan kendala yang dihadapi dalam usaha perikanan udang karang, (2) Adanya peningkatan usaha perikanan udang karang di Indonesia khususnya di lokasi penelitian. Keyword:
Judul: Analisis musim penangkapan dan studi aspek biologi udang karang (Pallulirus Spp.) di perairan Pangandaran, Ciamis Jawabarat Abstrak: Dewasa ini udang karang (Panulirus spp.) atau spiny lobster merupakan salah satu komoditas perikanan penting yang merniliki nilai ekspor tinggi di Indonesia. Sumberdaya hayati tersebut turut berperan penting dalam pembangunan dan menambah devisa negara. Dalam melestarikan sumberdaya yang memungkinkan usaha pemanfaatannya, untuk itu diperIukan infomlasi yang mendukung dalam pegelolaan dan pemanfaatan sumberdaya udang karang. Salah satu wilayah perairan Selatan Pulau Jawa yang merniliki potensi udang karang adalah perairan Pangandaran. Selama kurun waktu tahun 1991-1999 hanya sekitar 2 % dari produksi perikanan laut wilayah Pangandaran, namun nilai produksinya mencapai 18 %. Dengan dernikian sumberdaya udang karang di Pangandaran dapat berperan dalam mendorong pertumbuhan ekonorni daerah. Keyword:
Judul: Analysis of NaTFSA Electrolytes on Sodium Ion Batteries Using the DC-DFTB-MD Method Abstrak: Pelarut air digunakan dalam sistem elektrolit NaTFSA pada baterai ion natrium karena sifatnya yang relatif aman. Namun, menghasilkan tegangan yang cukup rendah sehingga memiliki keterbatasan dalam pengaplikasiannya. Untuk mengatasi hal tersebut dikembangkan elektrolit berkonsentrasi tinggi. Pada penelitian ini, pengaruh konsentrasi elektrolit NaTFSA terhadap sifat struktur, dinamika, dan elektronik dianalisis menggunakan metode dinamika molekul pada level mekanika kuantum. Analisis mikroskopik struktur dan dinamika elektrolit NaTFSA menunjukkan bahwa seiring kenaikan konsentrasi, koefisien difusi air menurun sedangkan konduktivitas elektrolit cenderung meningkat sebanding dengan mobilitas ion-ion., The aqueous solvent is used in the NaTFSA electrolyte system in sodium ion batteries because it is relatively safer. However, the voltage window of the sodium ion battery is narrower than that of the lithium ion battery, thus it still limits its practical implementation. To overcome this problem, a high concentration of electrolyte was developed. In this present work, the salt concentration effect on structural, dynamic and electronic properties were analyzed using molecular dynamics methods at the quantum mechanical level. Microscopic analysis of the structural and dynamical properties of the NaTFSA electrolyte showed that as the concentration increased, the water diffusion coefficient decreased while the electrolyte conductivity tended to increase. Keyword: Conductivity, DC-DFTB, Diffusion constants, NaTFSA electrolytes, Sodium ion batteries
Judul: Pemanfaatan Sumberdaya Ikan Menggunakan Mini Purse Seine Di Ppp Lempasing, Provinsi Lampung Abstrak: Salah satu sentra kegiatan perikanan tangkap di Kota Bandar Lampung adalah PPP (Pangkalan Pendaratan Pantai) Lempasing. Alat tangkap yang digunakan di PPP Lempasing bervariasi, mulai dari skala besar sampai skala kecil sehingga hasil tangkapan bervariasi. Salah satu alat tangkap yang banyak dioperasikan nelayan PPP Lempasing adalah mini purse seine. Mini purse seine dioperasikan dengan menggunakan alat bantu cahaya. Jenis teknologi yang diterapkan tergolong modern namun jangkauan operasi masih terkonsentrasi di perairan pantai karena nelayan membatasi diri untuk beroperasi dengan sistem one-day trip dari basis perikanan terdekat. Kegiatan perikanan mini purse seine di Perairan Teluk Lampung dan PPP Lempasing belum berjalan sesuai dengan kondisi perairan di sekitarnya, terutama untuk mewujudkan usaha perikanan tangkap yang bertanggung jawab. Penelitian ini dilakukan di Perairan Teluk Lampung dan PPP (Pangkalan Pendaratan Pantai) Lempasing, Lampung. Penelitian ini bertujuan untuk : 1) mengetahui status pemanfaatan sumberdaya ikan, 2) mengetahui kelayakan teknis, biologi, ekonomi, dan sosial perikanan, 3) mengetahui kelayakan pengembangan usaha perikanan dengan menggunakan mini purse seine di PPP Lempasing. Beberapa metode analisis digunakan pada penelitian ini, untuk mengetahui status pemanfaatan sumberdaya ikan digunakan analisis surplus produksi seperti fishing power indeks (FPI), catch per unit effort (CPUE) dan, maximum sustainable yield (MSY), untuk mengetahui kelayakan teknis, biologi, ekonomi, dan sosial perikanan digunakan metode analisis skoring. Kelayakan usaha dilakukan untuk mengkaji keuntungan (profitability) atau kerugian dari suatu usaha, analisis yang digunakan yaitu: analisis keuntungan (, Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), dan Payback Period (PP). Hasil penelitian menunjukkan tangkapan mini purse seine di PPP Lempasing mengalami penurunan dari tahun 2010-2014 untuk kapal mini purse seine < 5 GT, 6-10 GT, 11-15 GT, dan pola penurunan produksi perikanan yang tinggi terjadi pada kapal mini purse seine < 5 GT. Hasil analisis dari skala prioritas dari penilaian teknis, biologi, ekonomi, dan sosial didapat bahwa kapal mini purse seine dengan ukuran 6-10 GT layak untuk kegiatan penangkapan ikan. Hasil yang didapat dari analisis kelayakan usaha adalah kapal mini purse seine ukuran 6-10 GT dan kapal mini purse seine ukuran 11-15 GT layak untuk dikembangkan, karena secara ekonomi layak dan memiliki nilai NPV > 0, Net B/C > 1, IRR > tingkat suku bunga yang berlaku, serta payback period kurang dari delapan tahun. Jenis ikan pelagis kecil yang dominan tertangkap adalah ikan selar (Selaroides sp.), ikan kembung (Rastrelliger sp.), dan ikan kwee (Carangoides chrysophrys). Keyword: Hasil Tangkapan, Lempasing, Mini purse seine
Judul: Keragaan Unit Penangkapan Mini Purse Seine di PPP Lempasing, Bandar Lampung Abstrak: PPP Lempasing merupakan salah satu pelabuhan yang berada di perairan Teluk Lampung. Purse seine merupakan alat tangkap yang menghasilkan tangkapan terbesar di PPP Lempasing. Volume produksi hasil tangkapan mengalami penurunan setiap tahunnya (2007-2013). Hal ini diduga karena sumber daya ikan yang semakin menurun. Pengkajian keragaan unit penangkapan mini purse seine di PPP Lempasing dilakukan untuk mengetahui keoptimalan usaha penangkapannya. Penelitian ini menggunakan metode survei melalui pendekatan deskriptif. Kapal mini purse seine yang digunakan di PPP Lempasing berukuran 3-23 GT dengan panjang alat tangkap 200-450 m dan beroperasi di perairan Teluk Lampung dengan jumlah ABK sebanyak 12-20 orang. Komposisi hasil tangkapan mini purse seine tergolong fluktuatif dengan hasil tangkapan dominan di tahun 2013 yaitu ikan kembung (15,50%), tongkol (8,71%) dan cumi-cumi (8,34%). Trend produktivitas alat tangkap ini mengalami penurunan sebesar 63,0 kg/trip setiap tahunnya. Berdasarkan analisis finansial diperoleh nilai NPV≥0, net B/C≥1 dan IRR≥20% sehingga usaha perikanan mini purse seine di PPP Lempasing layak untuk dikembangkan. Keyword: analisis finansial, Lempasing, mini purse seine, produktivitas
Judul: Masalah residu kuadratik Abstrak: Masalah residu kuadratik memuat pertanyaan apakah a adalah residu kuadratik modulo n atau bukan jika diberikan nlebih dari 3 integer ganjil dan a2x suatu integr. Jika ada solusi yang memenuhi X kuadrat = a(mod n), maka a adalah residu kuadratik modulo n. Hal yang sama juga berlaku untuk sebaliknya. Keyword:
Judul: Tingkat Kepuasan Dan Loyalitas Konsumen Restoran Dbc Coklat & Spageti, Bogor Abstrak: Gaya hidup dengan aktivitas yang padat membuat seseorang lebih memilih untuk makan di restoran ketimbang di rumah. Terlebih lagi, makan di luar rumah juga dilakukan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sosialnya. Restoran DBC Coklat dan Spageti menawarkan produk dan jasa untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Selain makanan dan minuman, restoran ini juga menawarkan nuansa Gothic kepada konsumennya,namun beberapa tahun terakhir omset yang didapatkan oleh restoran ini masih berfluktuatif dan seringkali belum mencapai target omset restoran. Penelitian ini bertujuan menganalisis kepuasan dan loyalitas konsumen Restoran DBC Coklat & Spageti. Metode pengambilan sampel menggunakan metode convenience sampling dengan jumlah sampel 100 responden. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif, Importance Performance Analysis (IPA), Costumer Satisfaction Index (CSI), dan piramida loyalitas konsumen. Tingkat kepuasan konsumen berada pada kriteria puas (65,46%). Nuansa gothic yang ditawarkan telah menciptakan kepuasan konsumen, ditunjukan pada atribut mengenai keunikan restoran yaitu dekorasi ruangan dan tampilan penyajian makanan telah memenuhi harapan konsumen. Tingkat loyaltias konsumen Restoran DBC Coklat & Spageti mayoritas berada pada tingkat Switcher buyer (43%). Keyword: indeks, kriteria, nuansa gothic
Judul: Analisis Sikap dan Kepuasan Kosumen Restoran Death by Chocolate and Spaghetti, Kota Bogor. Abstrak: Semakin berkembangnya jumlah restoran di Kota Bogor terutama untuk restoran internasional, menimbulkan tingkat persaingan yang cukup tinggi pada usaha restoran. Selain itu, banyaknya restoran yang menyajikan berbagai jenis makanan menunjukkan semakin banyaknya alternatif restoran yang dapat dipilih oleh masyarakat. Restoran yang dipilih tidak hanya dijadikan tempat makan saja, tetapi juga sebagai tempat berkumpul bersama keluarga dan tempat istirahat. Untuk sebagian besar golongan masyarakat, restoran juga dipilih berdasarkan kualitas produk, harga, kualitas pelayanan, faktor emosi dan kemudahan untuk mendapatkan produk restoran tersebut. Restoran Death by Chocolate and Spaghetti merupakan salah satu restoran internasional yang berlokasi di Jl. Ceremai No. 22 Bogor. Menurut Bruce Schneier dan Karen Cooper (2006), restoran internasional adalah restoran yang menyajikan beragam menu khas dari berbagai negara. Sedangkan menurut Dinas Informasi dan Kebudayaan Kota Bogor, restoran internasional adalah restoran yang menyajikan menu yang secara umum dikonsumsi masyarakat dunia. Salah satu keunggulan yang dimiliki oleh Restoran Death by Chocolate and Spaghetti adalah produknya yang bernama Death by Chocolate (DBC). Salah satu ancaman persaingan bagi Restoran Death by Chocolate and Spaghetti yaitu berasal dari Restoran Waroeng Coklat. Restoran tersebut juga menampilkan menu utama coklat dan berlokasi di daerah yang dekat dengan lokasi Restoran Death by Chocolate and Spaghetti. Oleh karena itu untuk tetap mempertahankan pelanggan dan memenangkan persaingan, maka restoran ini harus dapat memberikan kepuasan kepada konsumennya. Penelitian ini dilakukan di lokasi Death by Chocolate and Spaghetti di Jl. Ceremai No. 22 Bogor. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada bulan Januari-Februari 2009. Jenis data dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara dan kuesioner kepada responden yang bertujuan untuk mengetahui perilaku konsumen terhadap produk. Data sekunder diperoleh dari berbagai sumber literatur yang terkait dengan topik penelitian, seperti skripsi, text book, laporan penelitian, selain itu data diperoleh dari Badan Pusat Statistik, internet, Perpustakaan IPB dan Dinas Pariwisata Kota Bogor. Dalam penelitian ini, terdapat tiga hal yang menjadi tujuan. Tujuan pertama adalah mengkaji proses keputusan pembelian konsumen dalam mengkonsumsi menu makanan yang ditawarkan oleh Restoran Death by Chocolate and Spaghetti. Tujuan yang kedua adalah menganalisis penilaian sikap konsumen terhadap Restoran Death by Chocolate and Spaghetti. Tujuan yang terakhir adalah menganalisis kepuasan konsumen Restoran Death by Chocolate and Spaghetti. Untuk mengetahui karakteristik konsumen restoran Death by Chocolate and Spaghetti dan proses pengambilan keputusan pembelian konsumen akan digunakan tabulasi deskriptif, yaitu membuat tabel dan mengelompokkan jawaban kemudian dipersentasekan. Persentase jawaban yang paling besar merupakan jawaban yang dominan. Sikap konsumen dapat diketahui dengan menggunakan analisis sikap Fishbein. Sedangkan kepuasan konsumen dapat diukur dengan menggunakan Customer Satisfaction Index. Konsumen restoran Death by Chocolate and Spaghetti memiliki karakteristik umum, yaitu sebagian besar berjenis kelamin wanita, belum menikah, berusia 21-40 tahun dengan pendidikan terakhir Sarjana (S1-S3), memiliki pekerjaan sebagai pegawai swasta dan memiliki pengeluaran untuk konsumsi per bulan sebesar Rp. 1.000.001,- sampai Rp. 2.500.000,-. Proses pengambilan keputusan terdiri dari lima tahapan. Tahap pertama yang dilakukan adalah tahap pengenalan kebutuhan yang meliputi intensitas responden untuk makan di luar, alasan/motivasi, manfaat yang diperoleh. Tahap yang kedua yaitu tahap pencarian informasi yang dapat dinilai dari sumber informasi, bentuk promosi dan pengaruh promosi. Tahap Keyword:
Judul: Hamiltonian formulation for linear waves motion in two layers fluid Abstrak: The surface wave could be considered as a wave that separates two fluids, namely water and air. Based on this assumption, it is introduced the interfacial wave, a wave between two layers of fluid with different density. The formulation of interfacial waves motion begins with deriving the base equation of irrotational ideal fluid. Furthermore, according to irrotational fluid assumption, the base equation can be stated in velocity potential. In this derivation, the fluids domain is assumed to be restricted by rigid lid boundary conditions, both at the upper and lower limit. Therefore, the interfacial waves motion can be explained in a hamiltonian formulation. In the hamiltonian formulation, total energy is defined as the sum of kinetic and potential energy. The hamiltonian system is obtained from reduction of kinetic energy by using the Dirichlet Neumann Operator. The resulted kinetic energy equation is nonlinear. Therefore, this form is linearized by first part of the Taylor expansion. This linearization gives a dispersion relation of linear wave. Based on this dispersion relation, the phase speed of the linear wave depends on the density ratio of the two layers fluid. Keyword:
Judul: Respon Berbagai Varietas Jagung Terhadap Pemupukan N Melalui Daun Pada Budidaya Jenuh Air di Lahan Pasang Surut Abstrak: Salah satu alternatif untuk meningkatkan produksi jagung nasional adalah memanfaatkan lahan pasang surut. Kandungan pirit yang tinggi dan kondisi pH yang cenderung masam menyebabkan lahan pasang surut tergolong sebagai lahan marjinal. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produktivitas tanaman jagung pada lahan pasang surut adalah dengan memanfaatkan varietas yang toleran tahan terhadap kondisi cekaman dan pemupukan yang tepat. Penelitian ini bertujuan mengetahui respon pertumbuhan dari berbagai varietas jagung terhadap pemupukan N melalui daun pada budidaya jenuh air. Penelitian dilaksanakan di Desa Karyabakti, Kecamatan Rantau Rasau, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Provinsi Jambi dari bulan April sampai Agustus 2019. Tipe lahan pasang surut yang digunakan adalah tipe B. Penelitian dilakukan dengan menggunakan rancangan split plot dengan main plot pemupukan N dan sub plot berupa varietas jagung. Faktor main plot adalah dosis pemupukan urea melalui daun yaitu: 0 g urea L-1, 10 g urea L-1, 20 g urea L-1 dan 30 g urea L-1. Faktor sub plot terdiri dari empat taraf varietas jagung yaitu: Sukmaraga, Pioneer-27, Bima-20 dan Bisma. Percobaan ini diulang sebanyak 3 kali. Pemupukan urea melalui daun dengan konsentrasi 20 g L- 1 secara umum memberikan hasil terbaik pada parameter tinggi tanaman, jumlah daun, dan diameter batang, sedangkan untuk komponen hasil seperti diameter tongkol, bobot tongkol dengan kelobot, bobot tongkol tanpa kelobot, bobot biji, dan produktivitas tertinggi dihasilkan pada perlakuan pemupukan 30 g L-1. Keempat varietas yang digunakan menunjukkan hasil yang relatif sama untuk parameter pertumbuhan jagung. Varietas Pioneer 27 memberikan hasil terbaik pada komponen hasil bobot 100 biji, bobot biji dan produktivitas. Keyword: BJA, pasang surut, pemupukan daun
Judul: Respon Fisiologi, Pertumbuhan dan Hasil Beberapa Varietas Jagung Terhadap Tipe Budidaya dan Genangan Sesaat di Lahan Pasang Surut. Abstrak: Jagung merupakan salah satu tanaman pangan yang penting di Indonesia. Peningkatan produktivtas jagung bisa didapatkan melalui ekstensifikasi, contohnya penggunaan lahan pasang surut. Penggunaan budidaya konvesional masih belum sesuai digunakan di lahan tersebut. Budidaya Jenuh Air adalah suatu teknologi pemberian irigasi terus-menerus di saluran dan dapat mencegah oksidasi pirit dan genangan, serta meningkatkan produktivitas jagung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon fisiologi, pertumbuhan dan hasil beberapa varietas yang tahan terhadap kondisi genangan sesaat, budidaya jenuh air, dan budidaya kering di lahan pasang surut serta mendapatkan varietas terbaik untuk dibudidayakan di lahan pasang surut. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai September 2018 di Desa Karyabakti, Kecamatan Rantau Rasau, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Provinsi Jambi. Percobaan 1 menggunakan rancangan split plot dengan rancangan lingkungan acak kelompok dan 3 ulangan. Petak utama merupakan kondisi genangan, terdiri dari 2 taraf yaitu budidaya jenuh air (BJA) hingga panen, dan genangan sesaat. Anak petak merupakan varietas yang terdiri dari 4 taraf yaitu Sukmaraga, Bisma, Pioneer 27 dan Bima 20. Anak petak berukuran 2 m x 2 m dan dikelilingi oleh saluran air dengan lebar 30 cm dan kedalaman 50 cm. Percobaan 2 menggunakan rancangan petak tersarang dengan rancangan lingkungan acak kelompok dan 3 ulangan. Petak utama adalah tipe budidaya yang terdiri dari budidaya jenuh air (BJA) dan budidaya kering (BK). Anak petak adalah varietas yang terdiri dari varietas Sukmaraga, Bisma, Pioneer 27 dan Bima 20. Anak petak berukuran 4 m x 3 m pada BJA dan BK. BJA dikelilingi oleh saluran air dengan lebar 30 cm dan kedalaman 50 cm sedangkan budidaya kering dilakukan tanpa saluran air. Pengamatan penelitian ini terdiri dari respon pertumbuhan yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, luas daun, indeks luas daun, volume akar, panjang akar, bobot kering daun, bobot kering batang, bobot kering akar, dan total bobot kering. Respon fisiologi terdiri dari kehijauan daun, kerapatan stomata, laju pertumbuhan tanaman (LPT), dan laju asimilasi bersih (LAB). Respon hasil terdiri dari umur berbunga jantan dan betina, panjang tongkol, diameter tongkol, bobot tongkol, jumlah baris biji, jumlah biji per baris, jumlah biji per tongkol, bobot 100 biji, bobot biji kering per tongkol, produktivitas, dan indeks sensitivitas. Hasil percobaan pertama menunjukan terdapatnya perbedaan respon antar kondisi genangan dan antar varietas. Pertumbuhan dan hasil tanaman jagung pada BJA lebih baik dibandingkan pada kondisi genangan sesaat. LPT didapatkan paling tinggi pada perlakuan BJA sedangkan LAB 6 – 8 MST pada perlakuan genangan sesaat. Varietas Pioneer 27 memiliki nilai LPT yang paling tinggi pada 4 – 6 MST dan Bima 20 memiliki nilai LPT yang paling tinggi pada 6 – 8 MST. Pengaruh perlakuan varietas Pioneer 27 memiliki nilai yang paling tinggi pada respon peubah komponen hasil. Pengaruh terbaik pada peubah produktivitas didapatkan pada kombinasi BJA dan Pioneer 27 yang menghasilkan produktivitas 9.33 ton ha-1. Kombinasi genangan sesaat dan Bima 20 menghasilkan produktivitas terendah dengan nilai 5.27 ton ha-1. Varietas Pioneer 27 dan Bima 20 termasuk ke dalam varietas peka terhadap genangan sesaat, sedangkan varietas Sukmaraga dan Bisma merupakan varietas toleran sedang terhadap genangan sesaat. Hasil percobaan kedua menunjukan terdapat perbedaan respon antar tipe budidaya dan antar varietas. Keyword: budidaya jenuh air, budidaya kering, genangan, pasang surut, produktivitas
Judul: Algorithm Construction of HLI Hash Function Abstrak: Cryptography is a study of mathematical techniques related to aspects of information security regarding on confidentiality, data integrity, entity authentication, and data origin authentication. Data integrity is a service, which is associated with the conversion of data carried out by unauthorized parties. To maintain data integrity, one can use hash functions. An hash function is a computationally efficient function to map an arbitrary length bitstring to a fixed length bitstring called as hash value. The use of hash function in maintaining the information integrity and authentication is in digital signatures, virus protection, and software distribution. Illustration of the hash function in the integrity and authentication of information that is emailed as follow. The sender sends the information and hash value to the recipient. If the hash value of the information is equal to the hash value that is sent by the sender, then information has not been changed. Otherwise the information has been changed. An hash function has two properties, one way and collision resistance. An hash function is called one way if it is computationally infeasible to find any input such that when given any hash value . Meanwhile an hash function is called collision resistant if it is computationally infeasible to find any two inputs where such that . The purpose of this study is to construct a HLI hash function algorithm, to analyze the speed and security of the hash functions as a results of construction. Furthermore, it is to compare it with SWIFFT. Hash function is constructed based on the result of algebraic operations on modular polynomial ringwith . Modular polynomial ring noted as is a set of all polynomials of degree at most with coefficients in . can be represented as a set of integer vector of modulo in dimension . So, it is simple to implement in a computer. In vector operations, is lattice . Furthermore, alattice that is defined from certain polynomial ring is called ideal lattice. HLI hash function is consists of addition and multiplication algorithm in the ring. Addition algorithm consists of sumation operations of modulo and multiplication consists of multiplication operations of modulo . Generally, algorithm of HLI hash function consists of multiplication operations of modulo and addition operations of modulo . However, if the input is binary number then multiplication algorithm only consists of multiplication operation of modulo , so algorithm of HLI hash function consists of multiplication operations of modulo and addtion operations of modulo . An hash function is secured if it has two properties, i.e., one way and collision resistance. HLI hash function hash is one way, it is following the proof of Micciancio. It is has collision resistant because of polynomial is irreducible over and monic. Moreover, it is proved that for every unit vector , the vector is small vector. If the input of hash function is a binary number then HLI hash function only involves addition operations of modulo . So the time that used almost same with SWIFFT. The excellence of HLI hash function is the key size smaller than SWIFFT. This effect on Keyword: hash function, modular polynomial ring, lattice
Judul: Kemungkinan pelaksanaan inseminasi buatan pada kerbau di sumba barat nusa tenggara timur Abstrak: Perkawinan yang lepas dari pengawasan manusia dan ti- dak cukup tersedianya pejantan di Sumba Barat menyebabkan terjadinya penurunan mutu ternak kerbau. Tujuan peneliti- an ini adalah untuk mempelajari hubungan peternak dengan ternaknya dalam berbagai aspek, terutama yang berperan da- lam pelaksanaan Inseminasi Buatan (IB) dan menelaah kesi- apan dan kesediaan peternak untuk menerima teknologi IB. Penelitian ini dilakukan di Sumba Barat, NTT selama satu bulan dengan menggunakan metoda survai. Peternak di Desa Rajak, Kecamatan Walakaka dan Desa Malinjak, Kecama- tan Katikutana diambil sebagai sampel dengan jumlah masing- masing 10 orang dan 30 orang. Kerbau merupakan ternak yang terbanyak dipelihara oleh peternak di Sumba Barat dan populasi terpadat di NTT. Kerbau berperan sebagai penghasil daging, kerja sawah, adat istiadat, perekonomian dan penentu status sosial pe- ternak. Sistem perkandangan terbuka dan hewan sepanjang malam di kandangkan sedangkan siang hari digembalakan. Perawatan hewan sangat diperhatikan. ... Keyword:
Judul: Kemungkinan pelaksanaan IB sebagai sarana pengembangan ternak kerbau di Tana Toraja Abstrak: Tulisan ini merupakan upaya pendekatan ke arah pelaksanaan Inseminasi Buatan di Tana Toraja. Mengingat potensi daerah, ternak serta adat istiadatnya sangat memungkinkan pengembangan ternak kerbau dengan Inseminasi Buatan. Dalam usaha pengumpulan data, telah dilakukan survei sederhana di Tana Toraja selama seminggu yakni dari tanggal 1 sampai 8 Agustus 1983. Survei ini berupa pengisian angket dan wawancara langsung dengan peternak dilakukan di empat kecamatan yaitu Kecamatan Mengkendek, Sanggalangi, Rantepao dan Makale, karena populasi ternaknya cukup padat dan mudah dijangkau. Untuk melengkapi data di atas juga dilakukan pengisian angket dan wawancara langsung dengan Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Dati II Tana Toraja. Dari hasil survei ini menunjukkan bahwa petani ter- nak telah mendengar dan memahami Inseminasi Buatan baik dari radio, pamong desa maupun dari dinas setempat. Penulis juga mendapatkan respon peternak (100%) yang tinggi terhadap pelaksanaan IB. ... Keyword:
Judul: Pelabelan Super Edge Magic Graceful pada Graf Petersen 𝑃��(𝑛��, 1) dan 𝑃�� (𝑛��, 𝑛��−1 2 ). Abstrak: Pelabelan edge magic graceful pada suatu graf dengan banyaknya simpul ������ dan banyaknya sisi ������ adalah fungsi bijektif dari himpunan simpul digabung himpunan sisi yang dipasangkan ke himpunan bilangan bulat terurut dimulai dari 1 sampai ������ + ������, sedemikian sehingga untuk semua sisi, nilai mutlak dari penjumlahan label verteks yang saling adjacent dikurangi dengan label dari sisi yang incident dengan verteks tersebut akan sama dengan ������, ������ adalah konstanta magic. Pelabelan edge magic graceful yang memasangkan himpunan simpul ke himpunan bilangan bulat terurut {1,2, … , ������} disebut pelabelan super. Dalam karya ilmiah ini, ditunjukkan bahwa graf Petersen ������(������, 1) dan ������ (������, ������−1 2 ) keduanya memiliki pelabelan super edge magic graceful. Keyword: graf Petersen, pelabelan super edge magic graceful
Judul: Pengaruh aplikasi senyawa phoxim CCF terhadap sifat fisis dan ketahanan kayu lapis dari serangan rayap tanah coptotermes sp. Abstrak: Perkembangan industri kayu lapis di Indonesia selama tahun 1984-1994 meningkat rata-rata sekitar 2.63% per tahun, dengan peningkatan kapasitas produksi rata-rata 8.80% per tahun. Pada tahun 1994 industri kayu lapis di Indonesia berjumlah 123 perusahaan dengan kapasitas produksi sebesar 12.389.000 m³ (Apkindo. 1995). Sebagian besar (80-85%) bahan baku kayu lapis tersebut termasuk kedalam kelompok kayu kelas awet rendah, sementara itu keragaman organisme perusak kayu di Indonesia cukup tinggi dengan kondisi lingkungan yang sangat sesuai bagi perkembangan organisme tersebut. Oleh karena itu upaya pengawetan pada kayu lapis perlu mendapat perhatian. Suatu penelitian telah diilakukan untuk mengetahui pengaruh aplikasi bahan pengawet Phoxim dan CCF pada perekat phenol formaldehid terhadap sifat fisis kayu lapis dan ketahanannya terhadap rayap tanah Coptotermes sp. Bahan pengawet Phoxim dan CCF yang digunakan pada contoh uji kayu lapis berukuran 2 x 2 cm dibuat dengan metode [pencampuran perekat dengan bahan pengawet (glue mixing methode). Retensi bahan pengawet Phoxim pada masing- masing contoh uji kayu lapis adalah 0.01 kg/m³, 0.02 kg/m³, 0.03 kg/m³, 0.04 kg/m³ dan 0.05 kg/m³, sedangkan retensi bahan pengawet CCF adalah 0.75 kg/m², 1.5 kg/m², 3 kg/m³, 4.5 kg/m³ dan 6 kg/m³. Uji efikasi bahan pengawet dilakukan dengan metode "modified wood block test", dengan tiga kali ulangan. Respon yang diukur adalah mortalitas rayap dengan persentase kehilangan berat contoh uji. Sifat fisis contoh uji kayu lapis (kadar air, kerapatan dan penegembangan tebal) juga ditelaah berdasarkan standar SNI 01-2704-1992. Keyword: kayu lapis
Judul: Pengujian Efikasi Bifenthrin Sebagai Bahan Pengawet Kayu Lapis Terhadap Serangan Rayap Tanah Coptotermes curvignathus Holmgren di Lapangan Abstrak: Kayu lapis bagi masyarakat Indonesia sudah sangat dikenal dan banyak dimanfaatkan dalam berbagai keperluan. Pemakaian kayu lapis sebagai bahan bangunan dan aksesorisnya seperti daun pintu, jendela, perlcngkapan interior rurnah tangga banyak dijumpai pad a bangunan rumah di Indonesia. Namun penggunaan kayu lapis sebagai bahan bangunan mengalami an cam an yang cukup serius oIeh serangan organisme perusak kayu karena sebagian besar produk kayu lapis di Indonesia menggunakan kayu dengan kelas awet rendah. Sementara itu rayap tanah merupakan salah saru organismc perusak yang menimbulkan kerugian cukup besar bagi manllsia. Oi Amerika Serikat sekitar 80 % bangunan diserang oleh rayap tanah dan biaya yang dikeluarkan tiap tahunnya untuk mengendalikan serangga tersebut mencapai US $ 1,5 milyar (Robertson dan Su, 1995 dalam Husni, 1999). Sementara itu di Australia kerugian akibat serangan rayap ditaksir mencapai US $ 6 juta tiap tahun, sedangkan di Hawai mencapai US $ 1 juta tiap tahun. Menurut Rahmawati (1996) kerugian akibat serangan rayap pada bangunan gedung di Indonesia pada tahun 2000 diperkirakan mellcapai Rp. 2,4 triliun. Perkiraan kerugian yang ditimbulkan oleh serangan rayap sangat besar bila dibandingkan dengan upaya pengawetan yang dapat meningkatkan umur pakai (service live) dad prod uk kayu. Oleh karena itu pengawetan kayu Japis dengan tujuan untuk meningkatkan umur pakai kayu Japis dengan sifat fisis - mekanis sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) rnerupakan salah satu upaya untuk menghadapi tantangan tersebut. Sebuah pellelitian telah dilakukan untuk mengetahui keampuhan senyawa bifenthrin sebagai bahan pengawet kayu lapis terhadap serangan rayap tanah Coptotermes curvignalhus Holmgren di lapangan. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi masukan bagi upaya pengembangan teknologi pengawetan kayu lapis dan dapat diandalkan dalam mencegah serangan rayap tallah terhadap kayu lapis dengan syarat tidak mempengaruhi sifat fisis - mekanis kayu lapis yang telah diawetkan. Kayu lapis dibuat lima lapis dari lembaran fink kayu pinus dengan tebal core 3 mm, tebal face, back dan cross band 1,5 !TIm. Senyawa bifenthrin dengan dosis 0 g.ailm3 (sebagai kontrol), 5 g.ailrn3 , 1 0 g.ailm3 , 20g.ai/m3 , 30 g.ailm3 dan 40 g.ai/m3 , dicampurkan dalam perekat campuran yang menggunakan base urea formaldehida. Perekat dilaburkan sebanyak 300 glm' kemudian di kempa dingin selama II menit dan kempa panas dengan suhu 140 'c dan tekanan 1000 kPa selama 10 men it. Pengujian sifat fisis - mekanis kayu lapis dilakukan sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI-O 1-2074-1990). Sedangkan pengujian efikasi bah an pengawet dilakukan dengan metode yang dikembangkan oleh Forest Product Laboraty, USDA (1967). HasH penelitian menunjukkan bahwa penambahan senyawa bifenthrin sebagai bahan pengawet kayu lapis yang dicampurkan dengan perekat (glueline treatmetnt) memiliki nilai keteguhan rekat, modulus elastisitas (MOE), keteguhan lentur (MOR), keteguhan tekan dan kadar air yang sesuai dengan persyaratan SNI, baik untuk kayu lapis penggunaan umum maupun untuk kayu lapis struktural. Sidik ragam terhadap perlakuan menunjukkan bahwa pemberian senyawa bifenthrin tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap keteguhan rekat kayu lapis, kadar air, kerapatan, stabililsasi dimensi kayu lapis, modulus elastisitas (MOE), keteguhan lentUf (MOR) dan keteguhan tekan kayu lapis. Pengamatan efikasi dilapangan menunjukkan bahwa contoh uji kontrol seluruhnya diserang oleh rayap sampai akhir periode pegumpanan dengan ciri khas seluruh bagian kayu yang diumpan terbungkus oleh tanah. Bagian Keyword:
Judul: Courses Scheduling Problem at Junior High School with Integer Linear Programming. Abstrak: The course scheduling at junior high school is an important task. The purpose of course scheduling is to allocate courses according to their classification and to satisfy teachers preferences on teaching and other constraints. In this paper, the preferences and constraints are accommodated by means of coefficients as weights attached into courses as well as teachers. The problem is formulated as a minimization problem. The preferences and constraints with smaller weights framework indicate more preffered time periods, and vice versa. The scheduling problem in this paper is modeled in term of integer linear programming (ILP) and Lingo 8.0 is used to solve the problem. The result of the research is a fully defined schedule for “Masa Depan” junior high school. Keyword:
Judul: Karakterisik Fenotip Morfometrik dan Genotip RAPD (Random Amplified Polymorphic DNA) Ikan Betok Anabas testudineus (Bloch, 1792) Abstrak: The identification of phenotype and genotype is needed for mapping the population structure geographically of a fish species in the waters territory. The purpose of this research was to analyze the genetic variability based on the morphometric phenotype characteristics and RAPD genotypes of climbing perch fish population of Kalimantan, Java and Sumatera. Characterization of phenotypes were conducted using a method of morphometric truss and typing of genotype by using three primers of RAPD (OPA-07, OPA-02, and OPC 05). The polymorphism level and heterozygosity of climbing perch fish population of Kalimantan was higher than the population of Java and Sumatera, wich reached 39,29% and 0,16. The genetic distance between climbing perch fish population of Kalimantan, Java and Sumatera ranged from 0,17 to 0,39. The population of Kalimantan showed the similarity of morphometric truss with Sumatera population about 49,97%, while with the population of Java was 24,96%. Keyword:
Judul: The relationship among three populations of climbing perch fish (Anabas testudineus) based on analysis of Random Amplified Polymorphic DNA (RAPD) and morphometric characters. Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi hubungan 3 populasi ikan betok (Anabas testudineus) yang berasal dari Jawa, Sumatera, dan Kalimantan dengan metode RAPD (Random Amplified Polymorphic DNA) dan karakter morfometrik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat heterozigositas populasi ikan betok berkisar antara 0,088-0,109, sedangkan polimorfisme genetik populasi ikan betok Kalimantan merupakan yang tertinggi (25,93%) dibandingkan dengan populasi dari Sumatera (22,22%) dan Jawa (18,52%). Hubungan kekerabatan ketiga populasi menunjukkan jarak genetik antara populasi ikan betok Jawa dan Sumatera (0,279) lebih dekat dibandingkan dengan Kalimantan terhadap Jawa (0,398) dan Sumatera (0,551). Berdasarkan analisis dendrogram UPGMA mengelompokkan populasi Jawa dan Sumatera terpisah dari populasi Kalimantan. Dalam hal ini, 3 karakter morfometrik menunjukkan perbedaan populasi dan 18 karakter kemiripan, serta terdapat indeks kemiripan antara Sumatera dan Jawa sebesar 10% Keyword:
Judul: Pelabelan Super Edge Magic pada Graf Cycle dan Graf Wheel Abstrak: This manuscript proves that cycle graph and wheel graph have a super edge magic labeling. Super edge magic labeling on a graph is labeling that has an edge magic labeling with a set of vertices were mapped in to {1,2,… ,𝑝} and a set of edges were mapped in to {𝑝+1,𝑝+2,… ,𝑝+𝑞}, in which 𝑝 is order and 𝑞 is size on the graph. There are one lemma and two theorems to be discussed. The lemma is used to prove the two theorems. The first theorem proves that cycle graph 𝐶𝑛 is super edge magic if and only if 𝑛 is odd. The second theorem proves that wheel graph 𝑊𝑛 of order 𝑛 is not super edge magic. Moreover 𝑊𝑛 is not edge magic if 𝑛≡0 mod Keyword:
Judul: Optimalisasi pemanfaatan gaangan karet (Hevea brasilliensis Muell.Arg.) TBM3 dan TBM4 dengan beberapa varietas kedelai (Glycine max (L.) Merr.)sebagai tanaman sela Abstrak: Percobaan ini bertujuan untuk mendapatkan varietas kedelai yang dapat memberikan hasil fisik dengan keuntungan yang optimum sebagai tanaman sela dan memberikan pengaruh paling baik terhadap pertumbuhan tanaman karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) TBM-3 dan TBM-4. Percobaan dilaksanakan dari bulan Mei sampai dengan bulan November 1998 di Perkebunan Citarik, PTP Nusantara VIII, Pelabuhan Ratu, Jawa Barat dengan ketinggian tempat 100-200 m di atas permukaan laut. Tanaman karet yang digunakan adalah klon PR 300 berumur 3 tahun (TBM-3) dan 4 tahun (TBM-4) berjarak tanam 6 m x 3.3 m. Rancangan yang digunakan dalam percobaan ini adalah Rancangan Petak Terbagi dengan pengaturan perlakuan secara faktorial. Dua faktor yang diteliti yaitu umur tanaman karet yang terdiri atas TBM-3 (T₁) dan TBM-4 (T2) di tempatkan sebagai petak utama. Faktor kedua empat varietas kedelai yang terdiri atas varietas Pangrango (V₁), varietas Wilis (V2), varietas Malabar (V3) dan varietas Kerinci (V.) ditempatkan sebagai anak petak. Dengan demikian terdapat 8 kombinasi perlakuan masing-masing terdiri atas 3 ulangan, sehingga seluruhnya terdapat 24 satuan percobaan. Peubah yang diamati meliputi pertambahan lilit batang tanaman karet, intensitas radiasi surya yang diteruskan pada pukul 09.00, 12.00 dan 14.00 di sekitar tanaman karet, produksi yang dihasilkan oleh keempat varietas kedelai dan pendapatan usahatani. Hasil percobaan menunjukkan umur tanaman karet berpengaruh terhadap pertambahan lilit batang pada 2 BSP dan intensitas radiasi surya pukul 09.00 pada 4 BSP, 5 BSP dan 7 BSP, pukul 12.00 pada 4 BSP dan 6 BSP serta pukul 14.00 pada 4 BSP. Varietas kedelai berpengaruh terhadap produksi kedelai, tetapi tidak berpengaruh terhadap pertambahan lilit batang tanaman karet. Varietas Wilis (V2) menghasilkan produksi nyata lebih tinggi daripada ketiga varietas lainnya. Interaksi umur tanaman karet dengan varietas kedelai berpengaruh terhadap berat polong basah, berat biji kering total, berat biji bernas dan persentase biji bernas kedelai…dst Keyword:
Judul: Pertumbuhan dan Hasil Beberapa Varietas Kedelai (Glycine max.L) yang Ditanam di Gawangan Karet TBM-3 pada Dua Sistem Pengolahan Tanah Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan dan hasil beberapa varietas kedelai (Glycine max.L) yang ditanam di gawangan karet TBM-3 pada dua sistem pengolahan tanah. Pelaksanaannya berlokasi di Kebun Citarik, PTPN VIII, Pelabuhan Ratu, Sukabumi, yang dimulai pada bulan Maret hingga Juni 1998. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Petak Terbagi (RPT) yang terdiri atas dua faktor yaitu : (1) Pengolahan tanah (T) sebagai petak utama dengan dua taraf, Tl = Pengolahan tanah 1 kali cangkul, T2 = Pengolahan tanah sempurna (2 kali cangkul dan diratakan), (2) Varietas kedelai (V) sebagai anak petak dengan empat varietas, VI = Wilis, V2 = Kerinci, V3 = Malabar, V4 = Pangrango. Pada penelitian ini lahan dibagi menjadi tiga kali sehingga terdapat 24 satuan percobaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor pengolahan tanah dan interaksi antara pengolahan tanah dengan varietas tidak menunjukkan pengaruh terhadap semua peubah yang diamati. Sedangkan untuk faktor varietas menunjukkan pengaruh yang sangat nyata dan nyata terhadap semua peubah kecuali tinggi tanaman 3 dan 5 MST, jumlah cabang dan jumlah polong hampa. Varietas Kerinci dari hasil penelitian ini menunjukkan pertumbuhan dan hasil yang terbaik di antara varietas lain yang dicobakan (Wilis, Malabar, Pangrango) dan sebaliknya untuk varietas Malabar. Urutan produksi dari. yang terbesar di lokasi .peneitian ini adalah varietas Kerinci (1.493 ton/hal, Wilis (1.453 ton/hal, Pangrango (1.187 ton/hal dan Malabar (0.765 ton/ha). Keyword:
Judul: Approximation of the Median of Poisson Distribution Using the Relation of Poisson-Gamma Distribution Abstrak: A major drawback of median is that median cannot usually be defined in closed form, even in the cases where their distribution functions are known. This study gives an approximation of the closed form for the median of the Poisson distribution by using the relation of Poisson-Gamma distribution. The approximation uses elementary techniques based on the monotonicity of certain sequences involving tail probabilities of the Poisson distribution and the Central Limit Theorem. Furthermore, a closed form expression for the mean absolute deviation 􀜧|􀜰􀰒 􀵆 􀜯􀝁􀝀􁈺􀜰􀰒􁈻| is also studied. The median is relevant because of the fact that it minimizes the mean absolute deviation of a Poisson random variable (􀜰􀰒􁈻 by considering median as central tendency. Keyword:
Judul: Volatilomics of Pan Cooked Patties Made from Beef, Pork, and Their Mixture Abstrak: The demand for halal food is rising as Indonesia's Muslim population becomes more conscious of whether a food product is halal. In Indonesia, the most common meat used for patties is beef, which is more expensive than the other types of meat. As the main ingredient for patties is ground beef, it will be easier to adulterate with non-halal meat (pork) than foods that use whole meat as an ingredient. High beef costs contribute to adulteration of patty with pork. This study aimed to investigate the volatile characteristics of beef patties (100:0), pork patties (0:100), and their mixtures (75:25, 50:50, and 25:75), with and without additional seasonings (salt, pepper, and garlic), using SPME-GC-MS. Volatilome analysis was conducted to determine whether adding pork and seasoning affected the volatile organic metabolites (VOMs) of beef patties. Additional pork and seasonings in patties would change the volatile characteristics of the patty samples. Potential volatile marker compounds such as dimethyl disulfide (beef patties), naphthalene (mixed patties), and hexanal (pork patties) for the seasoned sample were determined. For unseasoned samples, the potential markers detected were 3,7,11-trimethyl-1- dodecanol, hexadecane, and nonanal for beef patty; naphthalene, octanal, and heptanal for mix patty; and hexanal, (E)- 2-octenal, (E)-2-heptenal, and 2-pentyl furan for pork patty. These results show that the meat ratio and seasonings changed the volatile characteristics of seasoned and unseasoned patties made from beef, pork, and their mixture. The lowest percentage of mixed meat that could be recognized as having changes in volatile characteristics was 25%. Keyword: Volatile, Patty, Beef, Pork, Seasoning
Judul: Physicochemical Characterization of Patties Made from Beef, Pork, and Their Mixture Abstrak: There is an increase of average consumption per capita a week of beef and buffalo meat in Indonesia by 66.67% in 2019 compared with 2009. The needs of halal meat is increasing alongside with the increase of muslim population in Indonesia. The issue raised in this proposal is described as the need of physicochemical characterization of halal and non-halal patties as preliminary assessment for product halal determination. The objective of this study is to investigate the physicochemical characterization of beef patty, pork patty, and the mixture of both meats with different percentages as preliminary assessment for product halal determination. Patty samples are made by using the 5 different minced combinations; (100%:0), (75%:25%), (50%:50%), (25%:75%), and (0:100%). All patties are divided into 2 different categories; seasoned and unseasoned. The physicochemical characteristics tested are texture, color, water holding capacity, and cooking loss. The proximate analysis such as protein, lipid, ash, water content, and carbohydrate was also done. The higher the beef content; the darker, more vivid, and redder the sample color. The texture profile of samples containing more beef was determined to have higher hardness, cohesiveness, and chewiness compared to samples containing more pork. The higher the beef content in the sample, the higher the ash, moisture, total fat, protein, and carbohydrate content in the sample. Samples that contain more beef than pork have higher WHC and cooking loss. The unseasoned sample generally has higher lightness and vividness, and the hue is more inclined to yellow than the seasoned sample. Seasoned samples had higher ash content, moisture content, and WHC, but lower total fat and protein content, hardness, cohesiveness, chewiness, and cooking loss. So overall, it can be concluded that seasoning can affect the physicochemical of a patty and patty made from beef, pork, and mixture can be distinguished using physicochemical analysis. Keyword: pork, beef, patty, physicochemical, seasoned
Judul: Determinan dan Invers Matriks Circulant dengan Entri Jacobstha-Lucas Number. Abstrak: Matriks circulant adalah matriks segi yang diperoleh dengan menggeser baris pertama kearah kanan sebanyak satu langkah secara berurutan, sehingga entri dari matriks circulant dapat diketahui dengan melihat baris pertama dari matriks tersebut. Salah satu sifat yang dimiliki matriks circulant adalah inversnya juga berupa circulant. Entri-entri dari matriks circulant dapat diisi dengan berbagai entri, salah satunya adalah bilangan-bilangan yang membentuk suatu barisan bilangan. Barisan bilangan adalah bilangan-bilangan terurut yang memenuhi formula atau persyaratan tertentu. Salah satu barisan bilangan adalah Jacobsthal-Lucas number. Pada karya ilmiah ini akan ditentukan determinan dan invers matriks circulant dengan entri Jacobsthal-Lucas number menggunakan persyaratan yang membuat bilanganbilangan tersebut menjadi suatu barisan. Keyword: determinan, invers, matriks circulant, entri Jacobsthal-Lucas Number
Judul: Karakteristik Chip dan Tingkat Emisi Pemotongan Medium Density Fiberboard Menggunakan Berbagai Helix Pisau High Speed Steel. Abstrak: Pengerjaan kayu menghasilkan emisi dan serpihan chip yang berbahaya. Pemilihan pisau penting untuk mengontrol emisi dan serpihan chip yang berlebihan. Emisi dan serpihan chip saat pemotongan berpengaruh terhadap kesehatan pekerja dan hasil pemotongan. Penelitian ini bertujuan melihat pengaruh sudut helix terhadap emisi dan karakteristik chip yang dihasilkan pada MDF. Kayu dipotong menggunakan mesin CNC dan pisau dengan helix (0°, 15°, 30°, 45°, 60°, 75°), laju pengumpanan (500, 1000, 1500, 2000 mm min-1) dan kecepatan pemutaran pisau (10.000, 20.000 rpm). Hasil penelitian menunjukkan semakin besar helix, kecepatan pisau dan laju pengumpanan rendah, kadar VOCs yang dihasilkan semakin tinggi. Uji kebisingan menunjukkan helix rendah, laju pengumpanan tinggi serta kecepatan pemutaran pisau tinggi menghasilkan kebisingan yang tinggi. Helix dan kecepatan pemutaran pisau yang rendah menghasilkan sudut aliran chip yang rendah, sedangkan laju pengumpanan tinggi membuat aliran chip menyebar. Pengujian formasi chip menunjukkan bahwa helix tinggi menghasilkan banyak flow chip dan helix rendah menghasilkan granule. Penggunaan helix, kecepatan pemutaran tinggi dan laju pengumpanan yang rendah menghasilkan berat total chip yang besar. Keausan mata pisau paling tinggi terjadi pada helix 0°., Working with wood produces harmful emissions and chips distribution. Cutting selection is important to control the emissions and excessive chip distribution. Emissions and chips during cutting affect worker health and cutting results. This study aimed to investigate the effect of the helix angle on the emission and chip characteristics produced during MDF milling. MDF was cut using a CNC machine and helical router bit (0°, 15°, 30°, 45°, 60°, 75°), feed rate (500, 1000, 1500, 2000 mm min-1) and spindle rotation speed (10,000, 20,000 rpm). The results showed that the larger the helix, the lower the blade speed and the feed rate, the higher the VOCs content produced. The noise test showed that low helix, high feed rate and high spindle rotation speed resulted in higher noise. Lower helix angle and spindle rotation speed resulted in a low chip flow angle, whereas high feed speed made the chip flow spread out. Testing on chip formation showed that high helix angle tended to produce flow-chips and the lower helix angle produced granules. The use high helix angle, high spindle speed and lower feed speed produced higher weight of the chips. The highest cutting edge wear of the router bit occurred at helix 0°. Keyword: CNC router, noise, router bits, helix angle, VOCs
Judul: Emissions of Volatile Organic Compounds and Chips in Acetylated Pine Wood Cutting Using High-Speed Steel Helix Abstrak: Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui pengaruh sudut heliks pisau terhadap emisi dan karakteristik chip yang dihasilkan selama pemotongan kayu pinus terasetilasi. Proses pemotongan kayu menggunakan mesin Computer Numerical Control (CNC) dengan berbagai sudut heliks (0°, 15°, 30°, 45°, 60°, 75°), laju pengumpanan (500, 1000, 1500, dan 2000 mm/mnt), dan laju putaran bilah (10000 dan 20000 rpm) dengan proses pengerjaan down-milling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keausan mata pisau paling tinggi pada sudut heliks 0° dan paling rendah pada sudut heliks 75°. Hasil tingkat kebisingan menunjukkan bahwa laju pengumpanan dan putaran bilah yang tinggi menghasilkan kebisingan yang tinggi, sedangkan sudut mata heliks yang tinggi menghasilkan kebisingan yang rendah. Hasil kadar Volatile Organic Compounds (VOCs) yang didapatkan bahwa semakin besar sudut heliks dan laju putaran bilah maka kadar VOCs semakin tinggi, sedangkan laju pengumpanan yang tinggi menghasilkan kadar VOCs yang rendah. Tingkat dominasi tipe chip granule memiliki hubungan yang berbanding lurus dengan kadar VOCs yang dihasilkan. Laju pengumpanan yang rendah, laju putaran bilah yang tinggi, dan sudut heliks yang tinggi menghasilkan aliran chip yang rapih. Keyword: CNC milling, cutting emissions, helix angle, noise, VOCs
Judul: Lizard (Mabuya multifasciata) Behavior in Captivity Abstrak: The Mabuya multifasciata lizard are known as common lizard and spread out widely in Indonesian archipelago. Traditionally, this lizard is used as skin medicine for human, protein source, raw material for leather industry and reared as a pet. To increase lizard population and to prevent lizard from extinction, it is important to breed the lizard in captivity. Therefore, their behavior in captivity was conducted. Keyword:
Judul: Subtitution of Soybean Meal With Defatted Black Soldier Larvae Meal in Starter Concentrate on Performance of Lamb Abstrak: Penelitian ini bertujuan substitusi bungkil kedelai dengan defatted Black Soldier Fly larvae meal pada konsentrat starter terhadap performa domba fase pertumbuhan. Penelitian ini menggunakan 10 ekor anak domba fase pertumbuhan umur 5 bulan dengan bobot badan 13,95±3,07 kg dan ditempatkan pada kandang individu. Domba dibagi menjadi 2 perlakuan yaitu P1 = konsentrat starter mengandung 22% bungkil kedelai + hijauan, P2 = konsentrat starter mengandung (11% bungkil kedelai + 10% defatted BSF larvae meal) + hijauan. Parameter yang diukur dalam penelitian ini adalah konsumsi nutrien (konsumsi bahan kering, konsumsi protein kasar, konsumsi lemak kasar, konsumsi serat kasar, konsumsi bahan ekstrak tanpa nitrogen dan konsumsi total digestible nutrient), pertambahan bobot badan harian, efisiensi pakan dan income over feed cost. Data dianalisis menggunakan Uji-T (Independent Sample T-Test). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan defatted BSF larvae meal tidak berpengaruh nyata terhadap konsumsi nutrien, pertambahan bobot badan harian, efisiensi pakan dan income over feed cost (IOFC)., This research aimed to determine the substitution of soybean meal with defatted Black Soldier Fly larvae meal in starter concentrate on performance of lamb in growth phase. A total of 10 growing lambs were used in this study (5 months, 13.95±3.07 kg). The lambs were divided into 2 treatments, name up P1 = starter concentrate containing 22% soybean meal + forage, P2 = starter concentrate containing 11% soybean meal + 10% defatted BSF larvae meal + forage. The parameters measured were nutrient intake (dry matter intake, crude protein intake, crude fat intake, crude fiber intake, nitrogen free extract intake and total digestible nutrient intake), average daily gain, feed efficiency, and income over feed cost. The data were analyzed using Independent Sample T-Test. The results showed that the substitution of soybean meal with defatted Black Soldier Fly (BSF) larvae meal did not significantly affect (P>0,05) nutrient intake, average daily gain, feed efficiency and income over feed cost (IOFC). Keyword: defatted Black Soldier Fly larvae meal, feed intake, growing lambs, performance
Judul: Substitution of Soybean Meal with Defatted Black Soldier Fly (BSF) Larvae Meal in Starter Concentrate on Rumen Fermentation of Lambs Abstrak: Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi pengaruh substitusi sebagian bungkil kedelai dengan defatted Black Soldier Fly (BSF) larvae meal terhadap fermentasi rumen (in vivo) domba masa pertumbuhan. Penelitian menggunakan 10 ekor domba lokal (berat badan rata-rata 13,95 ± 3,07 kg) yang dibagi rata menjadi 2 perlakuan pakan, yaitu: P1 = konsentrat starter (22% bungkil kedelai) dan P2 = konsentrat starter (11% bungkil kedelai + 10% defatted BSF larvae meal. Peubah yang diukur adalah pH rumen, konsentrasi VFA total, VFA parsial, NH3, gas metan, populasi protozoa rumen dan bakteri rumen. Data dianalisis menggunakan Independent Sample T-test. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 10% defatted BSF larvae meal dalam konsentrat starter cenderung meningkatkan (P=0,07) proporsi butirat, namun tidak mempengaruhi (P>0,05) pH rumen, populasi bakteri total dan protozoa, konsentrasi NH3, gas metan dan VFA total. Penggunaan 10% defatted BSF larvae meal untuk mensubstitusi 50% bungkil kedelai di dalam konsentrat starter tidak berpengaruh negatif terhadap fermentasi rumen (in vivo) domba masa pertumbuhan., The aim of this study was to evaluate the effect of partial substitution of soybean meal with defatted Black Soldier Fly (BSF) larvae meal on the rumen fermentation (in vivo) of growing lambs. This experiment used 10 local growing lambs (average body weight of 13.95 ± 3.07 kg) which are equally allocated into 2 dietary treatments, namely: P1 = starter concentrate (22% soybean meal) and P2 = starter concentrate (11% soybean meal + 10% defatted BSF larvae meal). The variables measured were rumen pH, total VFA concentration, partial VFA, NH3, methane, population of rumen protozoa and bacteria. Data were analyzed using an Independent Sample T-test. The result showed that 10% defatted BSF larvae meal in starter concentrate tended to increase (P=0.07) the proportion of butyrate, while it did not affect (P>0.05) rumen pH, population of bacteria total and protozoa, concentration NH3, methane, and total VFA. It can be concluded that 10% defatted BSF larvae meal to substitute 50% of SBM in starter concentrate did not negatively affect rumen fermentation (in vivo) of growing lambs. Keyword: black soldier fly, rumen fermentability, starter concentrate
Judul: Karakteristik Tripel Pithagoras Dari Sudut Pandang Hiperbolik Abstrak: Misalkan (a, b, c) merupakan tripel pithagoras (TP), jika dipilih x = cia dan y = bla maka diperoleh titik (x, y) pada cabang kanan hiperbola satuan x2+y2 = 1. Dengan demikian sembarang TP dipandang berperan dalam menentukan titik-titik rasional dari Hiperbola satuan yang disebut sudut pandang hiperbolik. Keyword:
Judul: Habitat Suitability Mapping of Aren (Arenga pinnata Merr.) in Central Bangka Regency, Bangka Belitung Islands Province Abstrak: Aren (Arenga pinnata Merr.) merupakan salah satu spesies tumbuhan yang berasal dari famili Arecaceae. Salah satu daerah yang memiliki sebaran aren yaitu Kabupaten Bangka Tengah. Penelitian bertujuan mengidentifikasi sebaran spasial aren, kesesuaian habitat, faktor yang memengaruhi distribusi aren, dan strategi pengembangan aren di Kabupaten Bangka Tengah. Data kehadiran aren didapatkan melalui survey dengan stratified sampling. Data titik kehadiran aren dan variabel lingkungan diolah dalam software Maximum Entropy untuk menghasilkan model dan nilai kesesuaian habitat aren. Aren banyak ditemukan pada area dengan kriteria ketinggian 0-50 mdpl, kemiringan lereng 0-8%, nilai NDVI antara 0,42-1, nilai NDMI >1, jarak dari sungai 0-500 m, jenis tanah kambisol oksik, podsolik kromik, dan menyebar di tutupan lahan perkebunan. Model kesesuaian habitat yang diperoleh bersifat baik (AUC = 0,902) dengan pembagian kelas yaitu tidak sesuai (0 ha), kurang sesuai (127.971 ha), cukup sesuai (50.363 ha), sesuai (24.678 ha) dan sangat sesuai (4.7867 ha). Jenis tanah, ketinggian, dan curah hujan menjadi faktor yang berpengaruh dalam kesesuaian habitat aren. Strategi pengembangan budidaya dapat dilakukan menggunakan sistem agroforestri., Aren (Arenga pinnata Merr.) is one of the plant species from the Arecaceae family. One of the regions that have sugar palm distribution is Central Bangka Regency. The study aimed to identify the spatial distribution of sugar palm, habitat suitability, factors affecting sugar palm distribution, and sugar palm development strategies in Central Bangka Regency. Data on sugar palm presence was obtained through a survey with stratified sampling. Data of sugar palm presence points and environmental variables were processed in Maximum Entropy software to produce models and values of habitat suitability of sugar palm. Aren are found in areas with altitude criteria of 0-50 mdpl, slope of 0-8%, NDVI value between 0.42-1, NDMI value >1, distance from river 0-500 m, soil type of oxic cambisol, chromic podsolik, and spread in plantation land cover. The habitat suitability model obtained is good (AUC = 0.902) with class divisions of unsuitable (0 ha), less suitable (127,971 ha), moderately suitable (50,363 ha), suitable (24,678 ha) and very suitable (4,787 ha). Soil type, altitude, and rainfall are factors that influence the suitability of sugar palm habitat. Cultivation development strategy can be done using agroforestry system. Keyword: aren, habitat, kesesuaian
Judul: Spatial Modeling for Habitat Suitability of Aren (Arenga pinnata (Wurmb) Merr.) in Gunung Halimun Salak National Park Abstrak: Aren (Arenga pinnata (Wurmb) Merr.) merupakan salah satu spesies tumbuhan dari famili Arecaceae yang bermanfaat dan memiliki nilai ekonomi. Salah satu lokasi sebaran alami aren adalah Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS). Tujuan penelitian adalah menduga potensi populasi, sebaran spasial dan kesesuaian habitat aren di Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Focus Group Discussion (FGD), wawancara, dan observasi lapang. Analisis pemodelan spasial kesesuaian habitat aren di TNGHS dengan Principal Component Analysis (PCA) menggunakan lima variabel yaitu ketinggian, kemirinan lereng, NDVI, NDMI, dan jarak dari sungai. Kerapatan aren di kawasan TNGHS sebesar 8 individu pohon/ha. Berdasarkan sebaran spasial, aren banyak ditemukan pada area dengan kriteria ketinggian 500-830 mdpl, kemiringan lereng >40%, nilai NDVI antara 0,32 – 0,42, nilai NDMI >1, dan jarak dari sungai ≤200. Sebesar 55,63% kawasan TNGHS merupakan area dengan kesesuaian tinggi bagi habitat aren., Aren (Arenga pinnata (Wurmb) Merr.) is a species from the Arecaceae family that is useful and has economic value. One of natural distribution locations of aren is Gunung Halimun Salak National Park (GHSNP). The purpose of the research was to estimate the potency population, spatial distribution and suitability of aren habitat model in the GHSNP. The methods used in this research are Focus Group Discussion (FGD), interview, and field observations. Spatial modeling analysis for habitat suitability of aren in GHSNP with Principal Component Analysis (PCA) using five variables, namely elevation, slope, NDVI, NDMI, and distance from the river. The density of aren in the GHSNP area is 8 individual trees/ha. Based on spatial distribution, aren are mostly found in areas with criteria for an altitude of 500-830 mdpl, slope >40%, NDVI value between 0.32 – 0.42, NDMI value >1, and distance from the river ≤200 m. By 55.63% of the GHSNP area is an area with high suitability for aren habitat. Keyword: aren, habitat suitability, potency, Principal Component Analysis
Judul: Inducible and constitutive synthesis of penicillinase by staphylococcus aureus Abstrak: When tested quantitatively for the production of penicillinase, eighteen of one hundred and twenty-two naturally occurring penicillin-resistant staphylococci were classified as constitutive or microconstitutive. Fourteen of the constitutive strains were not typable, the other four were lysed by group III phage. The inducible and constitutive strains of Staphylococcus aureus were resistant to concentrations of mercuric chloride that inhibited strains sensitive to penicillin. Transfer of the penicillinase determinant by transduction from a microconstitutive strain to a sensitive strain resulted in recombinants that produced inducible penicillinase. Keyword: Staphylococcus aureus, Staphylococcal penicillinase, Bacteriophage
Judul: Perilaku pemanfaatan saluran komunikasi dalam penerapan teknologi PHT dikalangan petani Kabupaten Sukabumi Abstrak: Konsep PHT merupakan inovasi baru yang memerlukan upaya untuk memasyarakatkannya di kalangan petani. Pada awalnya pemasyarakatan PHT di kalangan petani dilakukan melalui jalur penyuluhan pertanian yang di tingkat lapangan dikoordinasikan di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP). Melalui Program Nasional PHT, maka dimulailah pemasyarakatan PHT melalui kegiatan Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT). Keyword: Communication, saluran komunikasi, teknologi PHT
Judul: Persepsi dan Pemilihan Petani terhadap Saluran Komunikasi Penyuluhan Mengenai Informasi Pengelolaan Usahatani Padi (Kasus Petani Kabupaten Serang) Abstrak: Upaya pencapaian tujuan pembangunan pertanian terutama di bidang pangan dilakukan salah satunya melalui pengembangan inovasi pertanian. Salah satu upaya penyampaian inovasi adalah melalui penyuluhan dengan menggunakan teknik komunikasi penyuluhan dan pemanfaatan saluran komunikasi penyuluhan. Penyampaian informasi inovasi dapat dilakukan secara langsung ataupun melalui media komunikasi. Pemilihan saluran komunikasi yang membawa informasi inovasi berkaitan dengan persepsi petani tentang saluran komunikasi. Adapun persepsi yang dibangun petani biasanya berkaitan pula dengan karakteristik petani penerima informasi. Informasi-informasi aktual berupa inovasi usahatani padi yang semakin berkembang perlu sampai pada petani. Informasi-informasi tersebut berupa sistem pengelolaan usahatani, mencakup teknik pengolahan lahan, penanaman, pemupukan, pengairan, pemeliharaan, pemanenan, permodalan dan pemasaran. Keyword:
Judul: Differential Leukocytes in Mice (Mus muscullus) after Amyloid Beta Aβ40 and Aβ42 Immunization as a Marker of Alzheimer’s Disease. Abstrak: Alzheimer merupakan penyakit neurodegeneratif yang bersifat irreversibel dan progresif yang terkait dengan perubahan sel-sel saraf, sehingga menyebabkan kematian sel otak dan terjadinya demensia. Pengamatan terhadap diferensial leukosit dapat membantu dalam mendiagnosa penyakit ini dengan tepat. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran diferensial leukosit pada mencit terhadap respon imunisasi amyloid beta Aβ40 dan Aβ42. Penelitian ini menggunakan 22 ekor mencit (Mus muscullus) Balb/c jantan dan betina dengan berat badan 20-35 gr. Mencit dibagi menjadi tiga kelompok yaitu, kelompok mencit kontrol, kelompok mencit vaksinasi antigen amyloid Aβ40 dan kelompok mencit vaksinasi antigen amyloid beta Aβ42. Sampel darah dimabil melalui vena coccygea sebanyak 0,5 ml setiap mencit. Sampel darah diambil pada hari ke-0, 14 dan 24 setelah diimunisasi. Hasil menunjukkan kelompok mencit yang diimunisasi amyloid beta 40 (Aβ40) dan amyloid beta 42 (Aβ42) menyebabkan peningkatan jumlah limfosit dan neutrofil yang signifikan, sedangkan kelompok mencit kontrol tidak menunjukkan perubahan leukosit yang signifikan. Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa pemberian imunisasi antigen amyloid beta Aβ40 dan Aβ42 pada mencit tidak memengaruhi jumlah basofil, eosinofil, neutrofil batang serta monosit., Alzheimer's is an irreversible and progressive neurodegenerative disease associated with changes in nerve cells, leading to brain cell death and dementia. Observation of differential leukocytes can help in diagnosing the disease precisely. This study aims to find out the differential picture of leukocytes in mice against amyloid beta Aβ40 and Aβ42 immunization responses. This study used 22 mice (Mus muscullus) Balb / c male and female with a weight of 20-35 grams. Mice were divided into three groups, namely, the control mice group, the Aβ40 amyloid antigen vaccination mice group and the Aβ42 amyloid beta antigen vaccination mice group. Blood samples are taken through the coccygea vein as much as 0.5 ml per mice. Blood samples are taken on days 0, 14 and 24 after immunization. Results showed the mice group immunized amyloid beta 40 (Aβ40) and amyloid beta 42 (Aβ42) caused a significant increase in lymphocyte and neutrophil counts, while the control mice group showed no significant leukocyte changes. Based on the observations, it can be concluded that immunization of amyloid beta Aβ40 and Aβ42 antigens on mice does not affect the number of basophils, eosinophils, bar neutrophils and monocytes. Keyword: Alzheimer, Diferensial leukosit, Amyloid beta, Mencit, Alzheimer's, differential leukocytes, amyloid beta, mice
Judul: Faktor-Faktor yang Memengaruhi Volume Perdagangan Sukuk Negara Ritel SR-009 Di Indonesia Abstrak: Peningkatan anggaran pengeluaran pemerintah menyebabkan defisit APBN. Salah satu kebijakan pemerintah adalah dengan menerbitkan sukuk ritel. Sukuk negara ritel SR-009 merupakan seri sukuk ritel dengan total penjualan dibawah target indikatif pemerintah (undersubscribe) pada pasar primer. Sementara itu, investor sukuk negara ritel SR-009 mencapai 29 838 tertinggi ketiga dengan yield paling rendah. Investor yang tinggi mencerminkan volume perdagangan sukuk negara ritel SR-009 besar di pasar sekunder. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang memengaruhi volume perdagangan sukuk negara ritel SR-009, respon volume perdagangan sukuk terhadap variabel yield dan makroekonomi, dan kontribusi variabel independen dalam memengaruhi keragaman volume perdagangan sukuk ritel SR-009. Berdasarkan hasil estimasi VECM variabel yang berpengaruh signifikan secara negatif dalam jangka panjang adalah Inflasi. Sedangkan variabel yang berpengaruh positif secara signifikan adalah yield sukuk negara ritel SR-009, BI rate, dan nilai tukar. Variabel yang berpengaruh positif secara signifikan dalam jangka pendek adalah inflasi. Keyword: Sukuk ritel, volume perdagangan, VAR/VECM
Judul: Faktor-Faktor yang Memengaruhi Tingkat Volume Perdagangan Sukuk Ritel SR-008 Di Indonesia Tahun 2016-2019 Abstrak: Sukuk ritel SR-008 yang diterbitkan tahun 2016 merupakan sukuk dengan performa terbaik karena berhasil menghimpun jumlah investor terbesar dari 10 seri sukuk yaitu sejumlah 48 444 orang. Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi volume perdagangan Sukuk Ritel SR-008 dan respon volume perdagangan sukuk terhadap guncangan variabel ekonomi. Metode yang digunakan adalah VAR/VECM. Variabel yang digunakan terdiri dari harga dan yield sukuk ritel SR-008, tingkat bagi hasil deposito mudharabah, tingkat suku bunga deposito bank umum, BI Rate, inflasi, dan Gross Domestic Product (GDP). Periode yang digunakan adalah dari bulan Maret tahun 2016 sampai bulan April tahun 2019. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel tingkat suku bunga deposito bank umum dan yield berpengaruh positif terhadap volume perdagangan. Sedangkan variabel inflasi, harga suku, tingkat bagi hasil deposito mudharabah, BI Rate dan GDP berpengaruh negatif terhadap volume perdagangan sukuk ritel. Keyword: Sukuk Ritel, Volume Perdagangan, VECM, SR-008
Judul: Embryonic Development of Attacus atlas L. (Lepidoptera: Saturniidae) Abstrak: Attacus atlas was one of wild silkworm species that has been developed in Indonesia as an alternative silk source to domestic silkworm Bombyx mori. A. atlas was spread in tropical and subtropical rain forest and can be found almost in entire Indonesian islands. It has complete metamorphosis stage, including egg (embryo), larvae, pupa, and imago (adult). Embryogenesis was an important stage to know the physiology characteristic of insect such as diapauses. The research aimed to know the embryogenesis of A. atlas. The observation of embryonic development was done in two ways, observation within the eggshell and without the eggshell. The embryogenesis in A. atlas was done in seven days. Morphological observation on A. atlas embryo can be divided as pre-organogenesis and organogenesis stage. Pre-organogenesis stage occurred in first to fourth day after oviposition. Organogenesis stage can be observed in fifth to seventh day after oviposition. In the fifth day, body segmentation was completed. In the sixth day, cephal section and patterning of appendages was completed. Besides, the pigmentation of cephal also occurred in sixth day. In the seventh day, the pigmentation of entire body was completed and embryo was ready to hatch. In the eight day after oviposition embryo was hatching by cracking the eggshell. Keyword:
Judul: Persepsi Remaja Pedesaan Terhada Tayangan Berita Kriminalitas di Televisi (Studi Kasus: Desa Sukarame, Kecamatan Pacet, Kabupaten Bandung, Propinsi Jawa Barat) Abstrak: Pesatnya: perkembangan teknologi komunikasi, membawa pengaruh yang cukup besar terhadap setiap aspek kehidupan. Teknologi komunikasi tersebut terwujud mela1ui media massa yang disebut televisi (mampu menembus ruang dan waktu, sehingga dapat diterima oleb jutaan pemirsa dalam waktu yang bersamaan). Pengaruh negatifkemajuan teknologi, khususnya televisi, kurang menjadi perhatian disebabkan Production House (rumah produksi) lebih menekankan tersedianya alteruatif infonnasi dan hiburan bagi konsumennya. Keyword:
Judul: Persepsi remaja terhadap unsur kekerasan dalam sinetron di televisi: studi kasus Remaja Karang Taruna "ANTASARI" di Komplek Perumahan Taman Cimanggu, Kelurahan Kedung Waringin, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor Abstrak: Banyaknya stasiun televisi swasta yang hadir di Indonesia menyebabkan persaingan di antara stasiun televisi semakin tinggi, sehingga mereka berusaha mengikuti selera pasar dengan menyajikan acara yang menarik dan berlomba-lomba untuk mendapatkan rating yang tinggi. Tingginya rating pada suatu acara tertentu dapat meningkatkan laba yang diperoleh. Salah satu caranya ialah dengan menayangkan sinema elektronik, atau yang lebih dikenal dengan istilah sinetron, yang sangat digemari oleh berbagai macam lapisan masyarakat pada umumnya, dengan berbagai macam isi cerita. Jumlah sinetron dengan rating yang tinggi menimbulkan kekhawatiran banyak pihak mengenai dampak yang akan dialami oleh remaja, karena di dalam sinetron banyak terkandung muatan negatif dan sering menampilkan adegan-adegan anti-sosial. Sinetron menyebabkan makna sekolah bagi remaja bukan lagi tempat untuk belajar, melainkan tempat untuk pacaran, mengembangkan intrik dan berkelahi. Hal ini dikarenakan hampir semua sinetron menampilkan adegan tersebut. Karena itu, apabila sinetron-sinetron semacam ini dibiarkan menampilkan gambaran tentang sekolah atau kampus yang demikian, sangat potensial membentuk persepsi di benak remaja bahwa sekolah menjadi tempat kegiatan remaja yang tidak produktif, bahkan cenderung negatif. Keyword:
Judul: Antirheumatoid Potency of Biflavonoid Active Compounds from Araucaria Genus by In Silico Docking to Proteasome 20S Abstrak: Rheumatoid arthritis (RA) merupakan penyakit rematik yang menyerang sistem persendian akibat inflamasi. Obat RA yang umum digunakan hanya menghambat satu jalur inflamasi. Senyawa isoginkgetin dari kelompok biflavonoid mampu menghambat beberapa jalur inflamasi melalui proteasom 20S. Struktur proteasom PDB ID 5LE5 dan 5LF7 digunakan untuk mengeksplorasi situs aktif baru yang mungkin ditambati ligan dan mengidentifikasi keserupaan situs ikat ligan terbaik. Kandidat obat RA ditapis dengan variasi struktur 23 ligan biflavonoid dari genus Araucaria menggunakan Autodock Vina. Ligan oknaflavon (U23) memiliki potensi penghambatan tertinggi untuk kedua reseptor. Selain itu, kelompok amentoflavon dengan subtituen metil di posisi 7 dan 7′′ juga menunjukkan potensi penghambatan tertinggi. Keberadaan variasi struktur dan muatan tidak nyata memengaruhi skor Vina (ΔG). Ligan terbaik U23 menempati situs aktif yang berbeda di kedua target. Pada struktur 5LE5, biflavonoid cenderung berinteraksi dengan rantai L (subunit β1), dan juga menempati situs aktif rantai K (subunit β5) struktur 5LF7., Rheumatoid arthritis (RA) is rheumatism that attacks the joints through inflammation. Commonly used RA drugs only inhibit one pathway. Isoginkgetin, a biflavonoid, can inhibit several inflammatory pathways via the 20S proteasome. The PDB IDs 5LE5 and 5LF7 of proteasome structures were used to explore possible new active sites and identify binding site similarity among the best ligands. Autodock Vina was employed to screen RA drug candidates from structure variations of 23 biflavonoid ligands of the Araucaria genus. Ochnaflavone (U23) showed the highest inhibition potential on both receptors. Moreover, the amentoflavone group with methyl substituents at 7 and 7′′ positions also showed the highest inhibitory potential. The presence of structure and charge variations did not significantly affect the Vina scores (ΔG). U23 occupied different active sites on both targets. In the 5LE5 structure, biflavonoids interacted with the L chain (β1 subunit) and occupied the active site of the K chain (β5 subunit) of the 5LF7 structure. Keyword: biflavonoid, binding site similarity, molecular docking, proteasome, rheumatoid arthritis
Judul: Farm Profitability and Resource Use in Rubber and Oil Palm Smallholders of Batang Hari, Jambi, Indonesia. Abstrak: Fenomena perubahan penggunaan lahan semakin menjadi perhatian karena selalu dikaitkan dengan kegiatan penebangan hutan. Karet dan kelapa sawit adalah beberapa tanaman utama yang bertanggung jawab atas perubahan ini. Komoditas ini adalah komoditas yang sangat berkembang di Indonesia. Namun, peningkatan kebutuhan lahan untuk produksi karet dan kelapa sawit yang mengarah pada ekstensifikasi pertanian menjadi salah satu alasan perubahan penggunaan lahan. Provinsi Jambi merupakan salah satu sentra produksi karet dan kelapa sawit di Indonesia. Berdasarkan produksi, Kabupaten Batanghari menjadi salah satu sentra produksi karet dan kelapa sawit. Kelangkaan lahan di Jambi menyebabkan petani kecil karet dan kelapa sawit harus menggunakan lahan yang tidak produktif atau bersaing satu sama lain untuk mendapatkan lebih banyak lahan. Insentif moneter merupakan faktor yang dapat mempengaruhi arah perubahan penggunaan lahan. Oleh karena itu, dalam untuk mengetahui arah perubahan penggunaan lahan di masa depan, diperlukan analisis profitabilitas karet dan kelapa sawit pada petani kecil. Selain itu, faktor-faktor yang menentukan produksi karet dan kelapa sawit di Batanghari juga perlu dianalisis. Melalui peningkatan produksi, petani dapat meningkatkan keuntungan dari usahatani mereka. Berdasarkan perumusan masalah, tujuan penelitian ini antara lain (1) menganalisis karakteristik usahatani serta petani karet dan kelapa sawit di Batanghari, Jambi, (2) menghitung dan membandingkan laba yang dihasilkan dari usahatani karet dan kelapa sawit (3) menganalisis faktor penentu produksi karet dan kelapa sawit. Perbandingan karakteristik petani dianalisis secara deskriptif. Penjelasan profitabilitas usahatani karet dan kelapa sawit dihitung dengan Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR) dan Gross Benefit Ratio (gross B/C). Analisis faktor-faktor yang menentukan produksi karet dan kelapa sawit dilakukan dengan menggunakan fungsi double log. Metode OLS juga digunakan untuk membangun jenis fungsi ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik usahatani karet dan kelapa sawit seperti area produksi dan usia perkebunan tidak berbeda nyata sementara semua karakteristik petani karet dan kelapa sawit seperti usia petani, pendidikan petani dan jumlah anggota keluarga yang terlibat dalam usahatani secara signifikan berbeda. Para petani kelapa sawit lebih tua dari petani karet. Dalam hal pendidikan, petani kelapa sawit juga menghabiskan lebih banyak waktu untuk pendidikan formal daripada petani karet. Dalam usahatani karet, anggota keluarga yang terlibat dalam usahatani yang lebih banyak dibandingkan dengan anggota keluarga yang terlibat dalam usahatani kelapa sawit. Sebenarnya, sebagian besar masyarakat di Jambi beretnis Melayu, namun data menunjukkan bahwa sebagian besar petani kedua komoditas bertenis Jawa. Kondisi ini juga dapat dilihat dari data petani di Batanghari dimana 66 persen petani karet merupakan non-imigran, sedangkan 90 persen petani kelapa sawit merupakan imigran. Beberapa program transmigrasi juga menyediakan fasilitas pertanian. Hal ini menyebabkan petani kelapa sawit lebih banyak memiliki sertifikat kepemilikan lahan dibandingkan dengan petani karet. Dari sisi input, usahatani karet memerlukan lebih banyak urea dibandingan dengan NPK, sedangkan usahatani kelapa sawit menggunakan lebih banyak NPK dari pada Urea. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan nutrisi yang dibutuhkan oleh pohon karet dan kelapa sawit. Biaya tenaga kerja adalah biaya variabel terbesar dalam budidaya karet dan kelapa sawit. Dilihat dari jumlah rata-rata per tahun, biaya tenaga kerja usahatani karet lebih tinggi dibandingkan dengan biaya tenaga kerja usahatani kelapa sawit. Berdasarkan analisis keuangan seperti NPV, IRR dan gross B/C, usahatani kelapa sawit lebih menguntungkan Keyword: karet, kelapa sawit, keuntungan, petani rakyat
Judul: Economic and Risk Analysis of Plant Conversion of Rubber to Oil Palm Plantation in Pemayung District Batang Hari Regency Jambi Abstrak: Rubber is a strategic commodity in almost all of regencies in the province of Jambi and has become a part of culture of Jambi community. For a plant that has become a superior commodity and has been rooted in the community, the government of Jambi province continues expanding and maintaining Rubber cultivation area. However, lately many companies and rubber farmers in Jambi Province converted their rubber crop into oil palm crop as it is considered more profitable economically. The Background of the decline of the interest of the farmers to the rubber crop is caused by the fluctuating prices and low productivity of the rubber, a large amount of rubber plants that are old, damaged and unproductive, the usage of non superior clone seedlings as well as the conditions of the rubber plantation that resembles forest. These conditions encouraged farmers to convert the rubber into oil palm plantation. Objectives of this research are: (1) to estimate the conversion rate from rubber into oil palm; (2) to evaluate whether economic benefits of oil palm is greater than that of rubber; (3) to identify some factors affecting farmers in converting their commodity; (4) to analyze the risks faced by farmers in implementing such conversion; and (5) to analyze the optimal combination of land use between rubber and oil palm based on portfolio risk theory. The research was conducted in the District Pemayung, Batang Hari Regency, Province of Jambi. The selection of the study site is purposively. The research was conducted in December 2012 to March 2013. The data used is the time series and cross section data. The type of data used in this study is primary data obtained through interviews using a questionnaire with rubber farmers and oil palm farmers who initially were rubber farmers. It is also used secondary data obtained from Batang Hari Regency Plantation Office, District Pemayung, Bappeda Batang Hari Regency, Office of Agriculture and Plantation Extension, and BPS. Research results showed the rate of conversion of rubber land in the District Pemayung Batang Hari regency, during period of 2003 to 2011, rubber plant conversion was quite high, achieving about 2,214 hectares (ha). However, there were also a program of new rubber plantation development amounting 1,903 ha in the same period. The net rubber land conversion was only 311 ha in the period of 2003 to 2011.This became evident that there has been a conversion of smallholder rubber in 2003-2011 in District of Pemayung Batang Hari. Based on feasibility analysis, including NPV, IRR, and Net B/C for rubber and oil palm during the period of 25 years, the value of NPV, IRR, and Net B/C oil palm plantation are significantly higher than those of rubber i.e., Rp 52.478.251, 19%, and 2,59 compared to Rp 105.982.309, 29%, and 4,48. Respectively these confirmed our hypothesis that oil palm is financially more beneficial than rubber. The factors that significantly affect land conversion is farmers time allocation, rubber plants damaged condition, rubber pests, and trial and error factors. Risk analysis indicated that the risk of monoculture rubber plantation is larger than that of monoculture Keyword: rubber, oil palm, plant conversion, risk, portofolio risk
Judul: Pelabelan Super Edge Magic pada Graf Cycle dan Graf Wheel Abstrak: This manuscript proves that cycle graph and wheel graph have a super edge magic labeling. Super edge magic labeling on a graph is labeling that has an edge magic labeling with a set of vertices were mapped in to {1,2,… ,𝑝} and a set of edges were mapped in to {𝑝+1,𝑝+2,… ,𝑝+𝑞}, in which 𝑝 is order and 𝑞 is size on the graph. There are one lemma and two theorems to be discussed. The lemma is used to prove the two theorems. The first theorem proves that cycle graph 𝐶𝑛 is super edge magic if and only if 𝑛 is odd. The second theorem proves that wheel graph 𝑊𝑛 of order 𝑛 is not super edge magic. Moreover 𝑊𝑛 is not edge magic if 𝑛≡0 mod Keyword:
Judul: Desain Taman Lingkungan Berdasarkan Ketentuan Program Pengembangan Kota Hijau, di Kelurahan Randugunting, Kota Tegal Abstrak: Kota Tegal adalah kota yang sedang melakukan percepatan pembangunan karena lokasinya yang strategis. Salah satu prioritas pembangunannya adalah pengembangan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Menurut Undang-Undang nomor 26 Tahun 2007 tentang penataan ruang secara tegas mengamanatkan 30% dari wilayah kota harus berwujud RTH. Namun saat ini RTH di Kota Tegal hanya sebesar 14,34%. Oleh karena itu dalam rangka meningkatkan kuantitas ruang terbuka hijau menuju angka 30%, pemerintah Kota Tegal mengikuti Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH). Salah satu kelurahan yang sangat membutuhkan dilakukan penambahan RTH adalah Kelurahan Randugunting. Penelitian ini berlokasi di Kelurahan Randugunting, Kota Tegal, Jawa Tengah. Waktu penelitian berlangsung dari bulan Oktober 2014 sampai dengan bulan Juli 2016. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi dan menganalisis kesesuaian tapak dalam rangka meningkatkan jumlah RTH di Kota Tegal, menyusun konsep perancangan taman lingkungan yang sesuai dengan ketentuan taman Kota Hijau, dan membuat desain taman lingkungan di Kelurahan Randugunting, Kecamatan Tegal Selatan, yang sesuai dengan ketentuan taman Kota Hijau. Metode penelitian ini menggunakan metode Simonds (2006) yaitu inventarisasi, analisis, sintesis, perencanaan, dan desain. Konsep dasar taman berdasarkan 8 atribut kota hijau yaitu: (1) Green Planning and Design; (2) Green Open Space; (3) Green Energy; (4) Green Water; (5) Green Waste; (6) Green Building; (7) Green Transportation; dan (8) Green Community. Konsep desain menggunakan transformasi bentuk teko gerabah khas Tegal. Output dari penelitian ini berupa block plan, site plan, gambar perspektif, gambar potongan, detail perencanaan, dan detail konstruksi. Keyword: Desain taman kota hijau, Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH), taman lingkungan, konsep green design
Judul: Desain Taman Lingkungan di Jalan Artowijoyo Rawa Buntu Serpong Kota Tangerang Selatan Abstrak: Taman lingkungan merupakan ruang terbuka publik bagi masyarakat di lingkungan permukiman. Taman lingkungan memiliki peran penting sebagai media untuk beraktifitas di ruang terbuka bagi masyarakat yang berada di sekitarnya. Taman lingkungan merupakan sebuah altenatif untuk memperbaiki kualitas lingkungan seiring dengan naiknya laju pembangunan kota. Kota Tangerang Selatan merupakan kota yang sedang berkembang pada sektor pembangunan. Kualitas lingkungan yang baik dihasilkan dari strategi penataan ruang yang baik, sehingga perlu dilakukan perimbangan antara banyaknya bangunan dan taman. Menurut Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Tangerang Selatan, daerah yang harus terdapat Ruang Terbuka Hijau salah satunya adalah Kecamatan Rawa Buntu. Pemilihan lokasi taman berdasarkan luasan taman, sehingga taman kencana loka yang dipilih untuk di desain. Proses desain dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu: 1) Tahap pengumpulan data, 2) Tahap analisis dan sintesis, 3) Konsep, dan 4) Desain. Konsep yang digunakan dalam taman lingkungan ini adalah taman pustaka. Konsep pustaka dipilih selain untuk meningkatkan misi Kota Tangerang Selatan dalam meningkatkan minat membaca di kalangan masyarakat juga untuk meningkatkan interaksi antar masyarakat di sekitar. Setelah dilakukan proses desain, dihasilkan 3 model pilihan desain dan satu diantaranya menjadi sebuah siteplan yang digunakan sebagai gambar acuan dalam proses pembuatan gambar kerja. Siteplan dilengkapi dengan gambar potongan tampak, perspektif dan detail desain. Keyword: Desain Lanskap, Ruang Terbuka Hijau, Taman Lingkungan
Judul: Karakteristik Emulsifier dari otak sapi yang diekstrak dengan menggunakan pelarut yangberbeda Abstrak: Brain is an animal by-product which has the highest phospholipids a ~cdho lesterol content. Phospholipids in brain consist of a polar head (phosphate acid) and nonpolar tail (lipid). Therefore, phospholipids can be used as an emulsifier in emulsion products such as cosmetics and pharmaceutical. Keyword:
Judul: The Association of Food Consumption and Antenatal Care to the Maternal Nutritional Status and Infant Weight and Lenght in Bogor Municipality Abstrak: The objectives of the study were to analyze the association between food consumption and antenatal care practices to the maternal nutrtional status and infant weight and length. The cross-sectional study was done in Bogor Municipality, samples were 45 pregnant women in Bogor Municipality. The results showed that a total of 53.3 to 88.9% of pregnant women have poor levels (< 70% RDA) of nutrient consumption, especially of the energy, protein, iron, and vitamin A. Besides that, about 77.8% pregnant women have a low diversity of food consumption. Personal antenatal care was applied among 67% of women such as specific exercise or taking a certain food. Meanwhile, about 95.6% of pregnant women attended the Puskesmas or Posyandu for taking minimum of standard health care. It was found that about 22,2% of pregnant mother having CAC < 23,5 cm was suffer chronic energy malnutrion, prevalence of anemia (Hb < 110 g/L) was 22.2%, and iron deficiency was 37.8% (ferritin < 20 μg/L). The logistic regression analysis showed that socioeconomic characteristics and maternal characteristics have a positive associated on food consumption and health examination, variables which associated with food consumtion is family income (OR = 0,01; 95% CI: 0,00-0,72) and maternal education (OR = 5,49; 95% CI: 1,13-26,71). In other hands, food consumption and antenatal care have a positive associated on maternal nutrition, but no variables significantly associated with the maternal nutritional status (p > 0.05). The results of logistic regression also showed that fodd consumption and antenatal care have a positive associated on birth weight and length, but no variables significantly associated with the birth weight and lenght (p > 0.05). Keyword:
Judul: Hubungan antara Kebiasaan Makan, Antenatal Care, dan Status Gizi Ibu Hamil dengan Berat dan Panjang Badan Bayi Lahir Abstrak: Masa kehamilan merupakan tahap awal dari 1000 HPK, dimana masa ini dapat mempengaruhi status kesehatan di periode selanjutnya. Keberhasilan kehamilan dapat diketahui dengan indikator berat dan panjang lahir. Tujuan penelitian adalah menganalisis hubungan antara kebiasaan makan, pemeriksaan kesehatan, dan status gizi ibu hamil dengan berat dan panjang badan bayi lahir di Desa Gobang, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor. Desain penelitian adalah cross-sectional study dengan jumlah subjek 32 orang ibu yang memiliki bayi berusia maksimal 3 bulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 9.4% subjek yang memiliki bayi BBLR (<2500 g) dan 21.9% subjek yang memiliki bayi dengan panjang lahir rendah (<48 cm). Terdapat hubungan yang signifikan antara berat lahir dengan LLA, kunjungan ANC pertama kali, konsumsi TTD, kebiasaan makan makanan pokok, buah, cemilan, dan susu (p<0.05), serta frekuensi ANC, konsumsi TTD, dan kebiasaan makan protein hewani dengan panjang lahir (p<0.05). Keyword: ANC, BBLR, ibu hamil, riwayat kehamilan, stunting
Judul: Hamiltonian formulation for linear waves motion in two layers fluid Abstrak: The surface wave could be considered as a wave that separates two fluids, namely water and air. Based on this assumption, it is introduced the interfacial wave, a wave between two layers of fluid with different density. The formulation of interfacial waves motion begins with deriving the base equation of irrotational ideal fluid. Furthermore, according to irrotational fluid assumption, the base equation can be stated in velocity potential. In this derivation, the fluids domain is assumed to be restricted by rigid lid boundary conditions, both at the upper and lower limit. Therefore, the interfacial waves motion can be explained in a hamiltonian formulation. In the hamiltonian formulation, total energy is defined as the sum of kinetic and potential energy. The hamiltonian system is obtained from reduction of kinetic energy by using the Dirichlet Neumann Operator. The resulted kinetic energy equation is nonlinear. Therefore, this form is linearized by first part of the Taylor expansion. This linearization gives a dispersion relation of linear wave. Based on this dispersion relation, the phase speed of the linear wave depends on the density ratio of the two layers fluid. Keyword:
Judul: Efisiensi dan Dampak Ojek Online Terhadap Kesempatan Kerja dan Kesejahteraan Abstrak: Keberadaan Transportation Network Companies (TNC) ojek online di Kota Bogor menimbulkan kontroversi dari berbagai kalangan masyarakat. TNC ojek online tersebut menjadi pesaing bagi ojek konvensional dan alat transportasi umum lainnya. Di satu pihak keberadaan ojek online dapat memberikan kenyamanan bagi konsumen dan di pihak lain menjadi ancaman bagi jenis transportasi konvensional. Disamping itu tingkat pengangguran di kota Bogor masih relatif tinggi dan cenderung berfluktuasi. Dengan demikian tujuan utama dari penelitian ini adalah menganalisis tingkat efisiensi ojek online dalam transportasi umum, dampak keberadaan ojek online terhadap perluasan kesempatan kerja, dan kesejahteraan pengemudi ojek online. Penelitian dilakukan dengan metode survei sehingga data utama yang digunakan merupakan data primer yang dikumpulkan melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner terhadap pengemudi ojek online. Metode analisis yang digunakan mencakup analisis waktu dan biaya perjalanan, analisis elastisitas tenaga kerja dan analisis pendapatan. Hasil analisis menunjukkan bahwa dibandingkan dengan angkutan kota (Angkot), ojek online merupakan alat transportasi yang lebih efisien dalam hal waktu perjalanan, namun sebaliknya untuk biaya transportasi. Keberadaan TNC ojek online mampu membuka kesempatan kerja di sektor transportasi tersebut, namun dampaknya terhadap pengurangan pengangguran masih harus dipelajari lebih lanjut mengingat sebagian besar pengemudi ojek online sebelumnya sudah memiliki pekerjaan. Dalam hal dampaknya terhadap kesejateraan pengemudi ojek online, keberadaan ojek online secara umum mampu meningkatkan pendapatan pengemudi ojek online. Namun demikian, jika ditinjau lebih detail menurut TNC, keberadaan ojek online tidak selalu memberikan dampak positif terhadap kesejahteraan pengemudi ojek online, keberadaan ojek online hanya memberikan pengaruh positif terhadap pendapatan pengemudi TNC Grab dan Gojek dan sebaliknya terhadap pendapatan pengemudi TNC Uber. Keyword: Kesempatan Kerja, Ojek Online, Pendapatan, Pengemudi, Kota Bogor
Judul: Analisis Perbandingan Kepuasan Konsumen terhadap Kualitas Pelayanan Jasa Tranportasi OjekOnline di Kota Bogor. Abstrak: Perkembangan teknologi yang sangat pesat membuat pengguna internet meningkat, sehingga mengundang hadirnya transportasi online.Go-Jek dan Grab merupakan usaha jasa transportasi ojek online yang sedang berkembang pesat saat ini.Sebagai salah satu jasa transportasi online yang terpercaya, Go-Jek dan Grab harus memiliki strategi pemasaran yang efektif dan inovatif untuk mendapatkan dan mempertahankan konsumennya.Tujuan penelitian ini adalah (1) mengidentifikasi karakteristik konsumen, (2) menganalisis tingkat kepentingan dan kepuasan konsumen dan (3) menyusun implikasi manajerial untuk rekomendasi perusahaan.Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, Importance Performance Analysis (IPA), Analisis kesenjangan, Customer Satisfaction Index (CSI) dan Uji t. Hasil dari Customer Satisfaction Index menunjukkan bahwa tingkatkepuasan konsumen Go-Jek sebesar 85.36 % dan Grab sebesar 84.40 % yang mengindikasikan konsumen sudah merasa sangat puas. Kesenjangan tertinggi Go-jek dan Grab adalah atribut harga da fasilitas.Pada hasil Importance Performance Analysis dan Uji tterdapat beberapa variabel kualitas pelayanan jasa transportasi ojek online pada kuadran I yang memiliki pengaruh dalam kepuasan konsumen (reliability dan responsiveness)yang harus diperbaiki pada perusahaan tersebut agar dapat meningkatkan kualitas pelayanan jasa serta kepuasan kosumen. Keyword: CSI, IPA, kualitas pelayanan, kepuasan konsumen, transportasi online
Judul: Infeksi Cacing Jantung Dirofilaria Immitis, Railliet & Henry, 1911 Pada Anjing Abstrak: Cacing Dirofilaria immitis dewasa yang tinggal dalm ventrikel kanan jantung anjing, sering kali menimbulkan gejala klinis yang cukup berat. Cacing Tersebut menghasilkan mikrofilaria yang selanjutnya berkembang menjadi larva infektif dalam saluran malphigi induk semang entara, yaitu nyamuk dari genus Culex, Aedes dan Anopheles. Keyword:
Judul: Mempelajari pengaruh penambahan penstabil, dan aktivitas antibakteri minuman kasei kacang merah(Phaseola vulgaris L.) bervitamin B12 Abstrak: Pembuatan produk fermentasi asam laktat (minuman kasei) kacang merah mengandung vitamin B12 telah dilakukan sebelumnya dan mengalami masalah stabilitas produk. Penelitian ini bertujuan untuk memilih penstabil yang baik untuk menstabilkan produk dan untuk mengetahui aktivitas antibakteri produk terhadap bakteri patogen. Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap yaitu tahap pertama untuk mencari penstabil yang sesuai dan tahap kedua dilakukan pembuatan produk pada skala 10 liter. Penambahan penstabil dilakukan diawal proses untuk mencegah terjadinya sineresis (pemisahan antara air dengan koagulum). Dari tiga jenis penstabil masing-masing terdiri dari dua konsentrasi yang berbeda, dipilih CMC 0.75% dengan pertimbangan bahwa penstabil ini dapat menstabilkan produk tetapi produk tidak mengental, didukung dengan penerimaan panelis terhadap produk dengan penstabil CMC 0.75 %. Produk ini mempunyai viskositas 136 cP, sedangkan kontrol 68 cP dan yakult komersial 85 cP. Pada proses penggandaan skala, hal-hal yang penting diperhatikan adalah jumlah bahan baku, jumlah kultur starter, kondisi-kondisi yang harus dijaga keaseptisannya. Masalah yang dihadapi adalah kesulitan melarutkan skim dan CMC. Untuk mengurangi kesulitan tersebut dengan melarutkan bahan bahan tersebut dalam sejumlah kecil sari kacang merah, setelah lebih homogen digabungkan dengan sari kacang merah lainnya yang akan dipasteurisasi. Agar tidak terbentuk kerak pada dinding dan dasar barch pasteurizer selama pemanasan perlu dilakukan pengadukan terus menerus. Produk yang dihasilkan setelah fermentasi selama dua hari, ditambah larutan gula 23 "Brix (1:1). Vitamin B12 pada produk dengan penambahan gula adalah sebesar 0.31 µg/100 g, sedangkan pada produk tanpa gula 0.24 µg/100 g. ... Keyword:
Judul: Mempelajari Penggunaan Kultur Campuran Bakteri Asam Laktat dan Propionibacterium freudenreichii terhadap Mutu dan Sifat Anti Bakteri Produk Minuman Fermentasi Kacang Merah (Phaseolus vulgaris L.) Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan kultur campuran bakteri asam laktat terhadap mutu dan sifat anti bakteri produk minuman fermentasi dari kacang merah dengan penambahan P. freudenreichii sebagai penghasil vitamin B-12. Penggunaan kultur campuran ini diharapkan dapat menghasilkan produk minurnan yang mempunyai sifat anti bakteri dan mutu organoleptik yang baik. Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap, yaitu penelitian pendahuluan untuk menentukan kombinasi kultur campuran bakteri asam laktat yang terbaik dan penelitian utama yang terdiri dari pembuatan produk dan penyimpanan produk. Pada penelitian pendahuluan, penentuan kombinasi kultur campuran terbaik dilakukan berdasarkan uji organoleptik (hedonik) dengan parameter rasa, aroma, warna dan penerimaan umum. Keyword:
Judul: Land Cover / Use, Spatial Patterns, and Regional Development in the Border Area of Bogor Regency and City Abstrak: Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) merupakan arahan kebijakan dan strategi pemanfaatan ruang wilayah yang dijadikan acuan oleh Pemerintah Pusat maupun Daerah. RTRW Kabupaten Bogor ditetapkan melalui Peraturan Daerah (Perda) No 11 Tahun 2016, sedangkan RTRW Kota Bogor ditetapkan melalui Perda No 8 Tahun 2011. Ketidakselarasan sering terjadi antara pemanfaatan ruang (tutupan/penggunaan lahan) dengan perencanaan tata ruang (pola ruang), selain itu ada dinamika ketidakselarasan antara pemanfaatan ruang dan perencanaan tata ruang di kedua wilayah yang berbatasan langsung. Untuk melihat ketidakselarasan di perbatasan tersebut dilihat dari keselarasan penggunaan lahan sejenis terhadap pola ruangnya. Secara kebijakan memang tidak ada larangan, karena berlaku pada wilayah administrasi yang berbeda namun dapat menginformasikan kecenderungan kebijakan pemerintah daerah maupun dinamika ruang di kedua wilayah. Objek dan lokus penelitian ini adalah tutupan/penggunaan lahan sejenis pada desa/kelurahan di perbatasan kedua wilayah. Kabupaten dan Kota Bogor merupakan wilayah dengan jumlah total penduduk mencapai 6 juta jiwa. Hal ini menyebabkan pemanfaatan lahan untuk permukiman semakin dibutuhkan serta adanya kecenderungan alih fungsi lahan pertanian menjadi kawasan permukiman (lahan terbangun). Bertambahnya penduduk merupakan salah satu penyebabnya. Tujuan penelitian ini adalah 1). Mengidentifikasi tutupan/penggunaan lahan dan perubahannya di daerah perbatasan Kabupaten dan Kota Bogor tahun 2010-2020, 2). Menganalisis tutupan/penggunaan lahan sejenis serta keselarasannya dengan pola ruang RTRW dan 3). Menganalisis perkembangan wilayah dan mendeskripsikan keselarasan tata ruang dan penggunaan lahan dengan perkembangan desa. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis tabulasi matriks logis, sistem informasi geografi (SIG) dan skalogram. Berdasarkan hasil analisis, terdapat perubahan luas tutupan/penggunaan lahan dan ketidakselarasan tutupan/penggunaan lahan sejenis dengan rencana pola ruang Kabupaten dan Kota Bogor. Hasil interpretasi tutupan/penggunaan lahan desa-desa di perbatasan (62 desa) menunjukkan bahwa permukiman memiliki luas dominan di sepanjang perbatasan dan luasnya meningkat dari 3.987 ha (26%) tahun 2010 menjadi 6.184 ha (40%) tahun 2020. Total luas tutupan/penggunaan lahan sejenis di perbatasan seluas 1.560 ha tahun 2010 dan 2.981 ha tahun 2020. Tutupan/penggunaan lahan sejenis yang paling luas adalah permukiman yaitu masing-masing seluas 621 ha (40%) tahun 2010 dan 2.152 ha (72%) tahun 2020. Ketidakselarasan tutupan/penggunaan lahan sejenis dengan pola ruang Kabupaten Bogor dan pola ruang Kota Bogor sebesar 18%. Perkembangan wilayah (desa) di daerah perbatasan menunjukkan bahwa desa dengan angka perbandingan dengan predikat IPD bertambah sebanyak 55%, predikat IPD berkurang sebanyak 39%, dan predikat IPD tetap sebanyak 6% dari jumlah luas wilayah perbatasan. Hasil keselarasan tutupan/penggunaan lahan dengan perkembangan wilayah menghasilkan 9 kombinasi yang mendeskripsikan perkembangan desa terhadap keselarasan penggunaan lahan dengan pola ruangnya. Penggunaan lahan sejenis berdasarkan pola ruang di dominasi lahan yang selaras dengan perbandingan IPD yang bertambah sebanyak 49%., The Spatial Planning (RTRW) is a policy direction and strategy for the use of regional space which is used as a reference by both the Central and Regional Governments. The RTRW of Bogor Regency is stipulated through Regional Regulation (Perda) No 11/2016, while the RTRW for Bogor City is stipulated through Perda No. 8 of 2011. Un-conformity often occur between spatial use (land cover/use) and spatial planning (spatial patterns). There is also a dynamic un-conformity between spatial use and spatial planning in the two areas that are directly adjacent. To see the un-conformity at Keyword: conformity; similar land use; border; spatial plan
Judul: Arahan Pemanfaatan Ruang Berbasis Mitigasi Bencana Banjir di Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur Abstrak: Kejadian banjir di Kecamatan Jatinegara terjadi hampir setiap tahun dengan berbagai penyebab. Sistem Informasi Geografis (SIG) dapat mengidentifikasi kerentanan banjir di suatu wilayah berdasarkan faktor-faktor penyebab banjir menggunakan pemodelan kartografi. Identifikasi kerawanan banjir dengan SIG akan mempermudah dalam menentukan mitigasinya. Tujuan penelitian ini adalah memberikan arahan pemanfaatan ruang berbasis mitigasi bencana banjir di Kecamatan Jatinegara. Proses identifikasi dilakukan dengan analisis superimpose dan analisis deskriptif kualitatif. Arahan pemanfaatan ruang didasarkan pada peta kerawanan banjir dan mitigasi kerawanan banjir di Kecamatan Jatinegara. Faktor yang mempengaruhi kerawanan banjir di Kecamatan Jatinegara adalah curah hujan, kemiringan lereng, ketinggian lahan, jenis tanah, drainase, penggunaan lahan, dan buffer sungai. Berdasarkan peta kerawanan banjir Kecamatan Jatinegara yang telah dibuat, tingkat kerawanan banjir terdiri dari kerawanan sedang (96,12%) dan kerawanan tinggi (3,88%). Arahan pemanfaatan ruang yang diberikan didasarkan pada mitigasi struktural (pembuatan biopori, sumur resapan, tanggul, pembuatan dan perbaikan saluran mikro, serta pembangunan tunnel terpadu) dan mitigasi non struktural (pembangunan rumah vertikal, penerapan rumah panggung, serta normalisasi sungai). Keyword: Mitigasi Banjir, Pemanfaatan Ruang, Kerawanan Banjir
Judul: Pemetaan Daerah Rawan Banjir Berbasis Sistem Informasi Geografis pada Kecamatan Ciputat Timur Kota Tangerang Abstrak: Banjir merupakan salah satu permasalahan utama di Indonesia. Salah satu upaya untuk meminimalkan dampak negatif banjir adalah dengan menyediakan peta daerah rawan banjir. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh beberapa parameter kerawanan banjir terhadap peluang kejadian banjir, memetakan daerah rawan banjir, dan mengidentifikasi daerah risiko banjir di Kecamatan Ciputat Timur. Metode yang digunakan dalam analisis kerawanan banjir adalah metode skoring dan pembobotan dengan bantuan sistem informasi geografis (SIG). Parameter kerawanan banjir yang digunakan yaitu curah hujan, kemiringan lereng, ketinggian lahan, penggunaan lahan, jenis tanah, dan buffer sungai. Hasil penelitian menunjukkan wilayah Kecamatan Ciputat Timur didominasi kelas kerawanan banjir kategori sedang seluas 1.047,33 ha (66,22%). Kelas kerawanan banjir kategori tinggi dan sangat tinggi terdapat di Kelurahan Cireundeu dengan luas secara berturut-turut 20,95 ha dan 2,93 ha. Tingkat risiko banjir di Kecamatan Ciputat Timur sebagian besar masuk kategori sedang seluas 903,89 ha (57,15%). Kelas risiko banjir kategori tinggi terluas yaitu Kelurahan Cireundeu dengan luas 13,02 ha., Flooding is one of the main problems in Indonesia. One of the efforts to minimize the negative impact of flooding is to provide a map of flood-prone areas. This research aims to analyze the effect of several flood vulnerability parameters on the chance of flood occurrence, map flood-prone areas, and identify flood risk areas in Ciputat Timur Sub-district. The method used in flood vulnerability analysis is scoring and weighting method with the help of geographic information system (GIS). The flood vulnerability parameters used are rainfall, slope, land elevation, land use, soil type, and river buffer. The results show that the Ciputat Timur Sub-district area is dominated by the medium category flood vulnerability class covering an area of 1.047,33 ha (66,22%). The high and very high flood vulnerability classes are found in Cireundeu Village with an area of 20,95 ha and 2,93 ha, respectively. The level of flood risk in Ciputat Timur Sub-district is mostly in the medium category with an area of 903,89 ha (57,15%). The largest flood risk class in the high category is Cireundeu Urban Village with an area of 13,02 ha. Keyword: kerawanan, Pemetaan, risiko, flood, mapping, risk, banjir, sig, gis, vulnerability
Judul: Potensi antioksidan daun mahkota dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl.) Abstrak: Aktivitas antioksidasi ekstrak daun muda dan daun tua mahkota dewa telah dianalisis secara in vitro dan dibandingkan dengan aktivitas ekstrak daging buah mahkota dewa dan senyawa a-tokoferol. Daun dan daging buah mahkota dewa diekstraksi menggunakan etanol 70% secara refluks. Aktivitas antioksidasi ditentukan dengan cara mengoksidasi substrat asam linoleat dalam udara pada suhu 40 derajat celcius selama 7 hari dengan atau tanpa ekstrak. Keyword:
Judul: Analisis Keragaman Genetik Protein Darah Itik Cihateup, Itik Alabio dan Persilangannya dengan Menggunakan Polyacrylamide Gel Electrophoresis (PAGE) Abstrak: Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang sangat kaya di antaranya keanekaragaman hayati ternak, termasuk itik. Itik merupakan unggas air yang tergolong dalam ordo Anseriformes, family Anatidae, genus Anas dan termasuk spesies Anas javanica (Chaves dan Lasmini, 1978). Itik merupakan unggas air yang cukup dikenal masyarakat dan sangat popular dibandingkan unggas air lainnya seperti entok dan angsa. Itik sudah begitu akrab di kalangan masyarakat dan banyak dipelihara, unggas ini sering disebut itik lokal atau itik rakyat. Itik lokal yang ada sekarang diturunkan dari Mallard berkepala hijau (Anas plathyrhynchos planthyrhynchos) (Haase dan Donham, 1984). Itik lokal yang sudah dikenal oleh masyarakat di antaranya itik Cihateup dan itik Alabio, Pada umumnya itik lokal produktivitasnya lebih rendah dibandingkan dengan itik. ras. Upaya perbaikan produktivitas itik lokal dapat dilakukan melalui perbaikan mutu genetik maupun non genetik. Sehubungan dengan perbaikan mutu genetik, maka perlu diketahui keragaman dan jarak genetiknya. Salah satu indikator yang digunakan untuk menentukan tingkat keragaman genetik adalah protein darah. Penelitian ini menganalisis keragaman genetik protein darah itik Cihateup, itik Alabio dan. persilangannya karena informasi tentang keragaman genetik protein darah pada itik lokal belum banyak dilakukan. Salah satu cara analisis protein darah dapat menggunakan Polyacrylamide Gel Electrophoresis (PAGE). Penelitian ini menggunakan PAGE karena lebih mudah, sederhana dan ekonomis. Jarak genetik dihitung berdasarkan hasil analisis keragaman genetik. Jarak genetik mencerminkan hubungan kekerabatannya. Sampel yang digunakan sebanyak 50 sampel yang terdiri dari 5 sampel darah itik Alabio, 20 sampel darah itik Cihateup, 10 sampel darah persilangan itik Alabio dan Cihateup dan 15 sampel darah persilangan itik Cihateup dan Alabio. Identifikasi keragaman protein darah dilakukan dengan menggunakan metode Polyacrylamide Gel Electrophoresis (PAGE). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada lokus transferin ditemukan satu genotipe yaitu AA (1,00) yang menghasilkan alel A (1,00). Lokus post trasnferin-1 ditemukan tiga genotipe yaitu AA (0,05), BB (0,93) dan CC (0,02) yang menghasilkan tiga alel yaitu alel A (0,05), alel B (0,93) dan alel C (0,02). Lokus post transferin-2 ditemukan satu genotipe yaitu AA (1,00) yang menghasilkan alel A (1,00). Berdasarkan perhitungan keseimbangan Hardy-Weinberg, itik Alabio dan itik Cihateup pada lokus post transferin-1. post transferin-2 dan transferin tidak dapat dihitung atau tidak didefinisikan karena derajat bebas z adalah nol. Persilangan itik Alabio dan itik Cihateup untuk lokus post transferin-2 dan transferin tidak dapat dihitung atau tidak didefinisikan karena derajat bebas zadalah nol, sedangkan lokus post transferin-1 didapatkan nilai adalah 11.16. Hasil dari perhitungan pada persilangan itik Cihateup dan Alabio pada lokus post transferin-2 dan transferin tidak dapat dihitung atau tidak didefinisikan karena derajat bebas xadalah nol, sedangkan lokus post transferin-1 didapatkan nilai y adalah 8,73. Lokus transferin dan post transferin-2 pada itik Alabio, Cihateup, persilangan itik Alabio dan Cihateup serta persilangan itik Cihateup dan Alabio bersifat monomorfik. Lokus post transferin-/ pada itik Alabio, Cihateup, persilangan itik Alabio dan Cihateup serta persilangan itik Cihateup dan Alabio bersifat polimorfik. Nilai heterozigositas tertinggi pada populasi persilangan itik Alabio dan Cihateup. Itik Alabio dan itik Cihateup memiliki hubungan kekerabatan terdekat berdasarkan hasil perhitungan jarak genetik. Hubungan kekerabatan terjauh adalah antara itik Alabio dan itik Cihateup dengan persilangan itik Alabio dan Cihateup. Keyword: Local duck, PAGE, Blood protein, Heterozygosity, Polymorphism
Judul: Analisis Keragaman Genetik Protein Darah Itik Pegagan, Alabio dan Mojosari dengan Menggunakan Metode Polyacrylamide Gel Electrophoresis (PAGE) Abstrak: Itik merupakan unggas air yang cukup dikenal masyarakat dan sangat popular dibandingkan unggas air lainnya seperti entog dan angsa. Nenek moyangnya berasal dari Amerika Utara merupakan itik liar (Anas moscha) atau Wild mallard Sampel itik yang digunakan sebanyak 30 sampel yang terdiri dari 10 sampel itik Pegagan, 10 sampel itik Alabio dan 10 sampel itik Mojosari. Identifikasi keragaman genetik protein darah dilakukan menggunakan pendekatan Polyacrylamide Gel Electrophoresis (PAGE) yang diwarnai dengan Coomassie Brilliant Blue (CBB). Data dianalisis dengan menggunakan pendekatan frekuensi genotipe, frekuensi alel, keseimbangan Hardy-Weinberg, heterozigositas, jarak genetik dan pohon filogenik. .Keunggulan ini menjadi potensi ekonomi yang bagus dibandingkan unggas lainnya. Rendahnya produktivitas, kurangnya informasi serta belum adanya pengembangan dan perbaikan mutu genetik menyebabkan pengembangan potensi itik belum optimal. Pendekatan karakterisasi dan potensi genetik perlu dilakukan untuk mempopulerkan dan meningkatkan manfaat itik agar dapat dijadikan sebagai pedoman dalam upaya pembudidayaannya.Sehubungan dengan perbaikan mutu genetik, maka perlu diketahui keragaman genetik dari itik. Identifikasi keragaman genetik dalam suatu populasi digunakan untuk mengetahui dan melestarikan bangsa-bangsa dalam populasi. Salah satu indikator yang menentukan tingkat keragaman genetik adalah protein darah. Penelitian ini bertujuanuntuk mempelajari keragaman genetik protein darah pada lokus Alb, PAlb, Tf, PTf-1 dan PTf-2 pada itik Pegagan, Mojosari dan Alabio dan untuk mengetahui jarak genetik dari ketiga itik tersebut. Keyword:
Judul: Peranana sektor pariwisata terhadap perekonomian Indonesia : suatu pendekatan sistem neraca sosial ekonomi (SNSE) Abstrak: Sektor pariwisata (tourism), sebagai sektor yang berbasis jasa merupakan salah satu sektor yang potensi bagi pembangunan nasional karena mampu mendatangkan devisa bagi negara. Sektor pariwisata memiliki multiplier effect yang sangat berperan bagi perekonomian. Keyword:
Judul: Mapping Characteristics of Various Modified Starch as Thickener to Physical Quality and Sensory of Salad Dressing Abstrak: Salad dressing merupakan produk emulsi dengan penggunaan kuning telur sebagai emulsifier dan pati sebagai pengental. Perbedaan penggunaan jenis pati sebagai pengental dapat memengaruhi karakteristik fisik maupun sensori produk akhir. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh penggunaan pati sebagai pengental terhadap karakteristik fisik dan sensori produk salad dressing. Proses analisis pati dilakukan dengan empat analisis yaitu kualitas granula pati, analisis amilograf, analisis kelarutan pati, dan analisis daya serap pati terhadap air. Produk akhir salad dressing dengan penggunaan jenis pati termodifikasi yang berbeda akan dievaluasi berdasarkan parameter viskositas, pH, granula pati, analisis ukuran partikel, analisis kesearagaman minyak, analisis stabilitas emulsi dan analisis sensori menggunakan hedonic rating. Terakhir dilakukan pemetaan karakteristik pati terhadap karakteristik fisik dan sensori salad dressing. Penggunaan pati termodifikasi berpengaruh nyata terhadap viskositas salad dressing, ukuran diameter partikel, granula pati, keseragaman partikel minyak, dan stabilitas emulsi. Namun, penggunaan pati termodifikasi tidak berpengaruh nyata terhadap pH salad dressing. Hasil pemetaan dengan Principal Component Analysis (PCA), didapatkan sampel terkelompok menjadi empat, pati termodifikasi 2 dan 3 memiliki karakteristik yang sama dengan kontribusi parameter yang paling dominan adalah kelarutan. Berdasarkan analisis Orthogonal Projection to the Least Square (OPLS), atribut rasa dan aroma merupakan parameter yang paling berkontribusi dalam penentuan skor overall salad dressing. Kata kunci: Emulsi, bahan pengental, pati termodifikasi, principal component analysis, salad dressing. Keyword: Emulsion, modified starch, principal component analysis, thickening agent, salad dressing.
Judul: Pengaruh Berbagai Jenis Minyak terhadap Kualitas Fisik dan Sensori Salad Dressing Abstrak: Salad dressing merupakan produk emulsi minyak dalam air (o/w) yang memiliki komposisi minyak setidaknya 20%. Minyak merupakan senyawa non polar yang terbentuk oleh triacylglycerol (TAG) dengan komposisi asam lemak jenuh atau tidak jenuh. Perbedaan komposisi asam lemak yang terkandung dalam minyak nabati dapat mempengaruhi kualitas fisik dan sensori salad dressing. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh berbagai jenis minyak terhadap kualitas fisik dan sensori salad dressing. Minyak yang digunakan adalah minyak kedelai, minyak kanola, minyak kelapa sawit, minyak jagung, dan minyak biji bunga matahari. Analisis fisikokimia minyak dilakukan untuk mengetahui kualitas minyak bahan baku yang digunakan, kemudian dilakukan analisis terhadap karakter fisik dan sensori salad dressing. Data yang didapatkan dilakukan pemetaan dengan metode principal component analysis (PCA) dan orthogonal projection to the least square analysis (OPLS). Hasil pemetaan PCA menunjukkan sampel terkelompok jadi tiga. Salad dressing dengan minyak kedelai, minyak jagung, dan minyak biji bunga matahari menunjukkan kemiripan dengan parameter kunci komposisi MUFA, warna, tekstur, rasa, dan aroma. Sedangkan penggunaan bahan baku minyak kanola, dan minyak kelapa sawit berbeda secara nyata. Hasil pemetaan OPLS menunjukkan bahwa atribut rasa berkontribusi paling besar dalam penentuan skor overall pada produk salad dressing. Keyword: Emulsion, fatty acid, mapping, salad dressing, vegetable oil
Judul: Penangkaran Badak Ditinjau dari Segi Penyakit Abstrak: Perhaps, the Javan Rhino (Rhmocerossondaicus) is the most endangered species among large animals in the world. Only two population of ~t are known in the world: one in Indonesia and another in l'ietnam. None exists in the zoos. The Javan Rh~no'sc aptivityis an alternative conse~vatione ffort to ensure their existence In the world. But it is imperative to give a correct immobilization, stable preparation such as in the natural forest. and also disease monitoring. Medication and preventive medicine for the Javan Rhino are vely important. Some diseases which have been encountered in the zoos are a.0.: helminthiasis. endocarditls, coliform d~arrheah. epat~tsb iliari. abscesses and slun lacerations can result in septicaemia. The sources of diseases In captivity can be some kinds of foods and water, animal keepers, equipment, contaminated place, rats and mice, birds and insects. Keyword:
Judul: Flexural behaviour of bamboo truss structure using bolts and fibers joint Abstrak: Bambu merupakan bahan alternatif sebagai pengganti kayu yang berpotensial untuk dikembangkan sebagai konstruksi. Bambu memiliki sifat fisis dan mekanis yang sama seperti kayu. Namun, bentuk bambu yang silindris berongga dan berbuku menyebabkan masalah saat penyambungan. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji perilaku lentur kuda-kuda bambu Andong dan Tali menggunakan sambungan baut dan ijuk pada tiga tipe kuda-kuda. Penggunaan Stucture Analysis Program (SAP) dilakukan untuk melihat dan membandingkan perilaku lentur kuda-kuda melalui program komputer dengan perilaku aktual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kerusakan yang secara umum terjadi pada rangka kuda-kuda sambungan baut dan tali ijuk adalah pecah, retak pada bagian titik buhul, tali kendur bahkan putus akibat adanya pergeseran elemen batang, rusaknya plat sambung dan baut geser. Struktur kuda-kuda bambu Andong sambungan baut mampu menahan beban besar dibandingkan dengan tali ijuk. Tipe kuda-kuda memiliki pengaruh terhadap kemampuan menahan beban, ketiga tipe kuda-kuda yang digunakan memiliki stabilitas yang baik dalam menahan beban. Terjadi perbedaan perilaku lentur berdasarkan nilai defleksi antara pengujian aktual dibandingkan SAP., Bamboo is an alternative material that potentially can be developed as construction. It’s caused bamboo has physical and mechanical properties are similar to wood. However, hollow and nodes were closed to be problems in jointing system. The aims of this research was assess the flexural behaviour of bamboo truss structure using bolts and fibers joint. Use of Stucture Analysis Program (SAP) was conducted to over view and compare the flexural behaviour of the trussess through a computer program and actual behavior testing. The results showed that generally the damage occurs using bolts joint were checks, shake, splits on connected plate, while the damage on fibers joints were checks, shake, slack and break of fibers. The structure of truss bamboo Andong using bolts join have the capable to hold great loads cells than fibers joint. Type of trusses have an influence on load bearing capability, all type of trusses has high stability to hold loads better. The difference of flexural behaviour has occurred between SAP and actual testing based on deflection. Keyword: Bambu, perilaku lentur, sambungan, SAP
Judul: Kajian Optimasi Sambungan Pasak Bambu Laminasi pada Struktur Laminated Veneer Lumber (Lvl) Abstrak: Kekuatan pada struktur bangunan merupakan hal yang tidak bisa diabaikan dalam perancangan suatu konstruksi. Simpul atau sambungan dalam struktur merupakan titik kritis yang mempengaruhi kekuatan. Sambungan pada umumnya menggunakan konektor paku atau baut, yang tentunya mempunyai kelebihan serta kekurangan. Fakta memperlihatkan bahwa bangunan kuno dengan konstruksi kayu yang menggunakan pasak sebagai konektor masih berdiri kokoh meski telah berusia puluhan tahun. Besi dan baja merupakan hasil tambang yang tidak terbarukan sehingga pasak berbahan hayati yang terbarukan dapat digunakan sebagai pilihan. Kayu keras dengan mutu tinggi keberadaannya semakin menurun sehingga dimungkinkan dicari alternatif bahan yang dapat menggantikan kayu sebagai bahan baku pasak. Beberapa jenis bambu mempunyai potensi sebagai pengganti kayu, meskipun tidak dipungkiri bambu mempunyai banyak kelemahan. Beberapa hasil penelitian menunjukkan adanya jenis bambu yang mempunyai potensi sebagai komponen bahan bangunan. Bambu Betung dan Sembilang dapat digunakan sebagai bahan baku konstruksi karena kekuatan cukup tinggi dan kuat tariknya dapat dipersaingkan dengan baja. Keyword:
Judul: Perbedaan Antara Lymphoid Leukose (LL) dan Penyakit Marek (PM) ditinjau dari Sudut Kausa, Patogenesa, Perubahan Pasca Mati dan Histopatologik Abstrak: ZL adalah salah satu penyakit Leukosis/Sarcoma group yang paling sering ditemukan dan merupakan satu-satunya bentuk leukosis ekstra vaskuler unggas yang bisa dipindabkan, PM didefinisikan sebagai penyakit prolif erasi limfoid pada unggas. EL dan PM sulit dibedakan karena manifestasi penyautnya hampir serupa. Keyword:
Judul: Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Teknologi Pertanian di Pedesaan Tapanuli Utara (studi Kasus Dua Desa di Kecamatan Lintong Nihuta) Abstrak: Praktek lapangan ini merupakan suatu studi kasus di Desa Tapian Nauli Utera tian Desa Tapian Nauli Seratan, Kecamatan Lintong Nihuta, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara. Tujuan praktek lapangan ini adalah untuk mengidentifikasikan faktor-faktor yang mempengsruhi penggunaan pupuk buatan dan pestisida oleh petani. Praktek lapangan berlangsung sejak akhir Oktober sampai akhir Desember 1990. Responden di ambil secara acak sederhana sebanyak 30 orang, masing-masing 15 orang dari tiap desa. Keyword:
Judul: Penggunaan dan penyebaran teknologi baru dalam usahatani padi sawah di Sumatera Barat Abstrak: Tujuan penelitlan untuk melihat sejauh mana teknologi baru berupa bibit unggul, pupuk buatan dan pestisida telah menyebar dan digunakan oleh petani padi sawah di pedesaan. Faktor-faktor apa saja yang menentukan perilaku petani didalam menggunakan teknologi baru berupa bibit unggul, pupuk dan pestisida. Jika diketahui penyebaran dan penggunaan teknologi baru dimaksud, implikasinya dapat memberikan informasi kepada pembuat kebljakan didalam usaha-usaha introdusir teknologi baru. Untuk melihat peri laku petani tersebut digunakan indikator tingkat penggunaan teknologi. Penelitian ini di lakukan di Sumatera Barat dengan mengambil 4 desa contoh dan masing-masing desa contoh diambil 30 orang petani. Keempat desa contch ditentukan dari 2 kabupaten dengan melihat potensi dan produksi usaha tani padi sawah, disamping itu pemilihannya berdasarkan jauh dekatnya dari pusat Informasi (kota Padang). Pernelitian tersebut dengan menggunakan metoda Multi Stage Sistematic Random Sampling. Data yang terkumpul diolah di pusat Komputer Biro Pusat Statistlk Jakarta dengan analisa Jejak (path analyse) dan tabel aris. Dengan membuat program kausalnya, diuji dengan F test pada level α= 0.10, variable yang significant merupakan variabel yang akan dimasukkan dalam program selanjutnya untuk mendapatkan path coetflcient. Karena masing-masing teknologl baru tidak sama direkomendasikan penggunaannya, maka pengolahannya terpaksa secara terpisah; sedangkan karena perbedaan topografi, Jarak dari informasi masing-masing desa diolah tersendiri disamping secara total tanpa dan dengan melihatkan pengaruh masing-masing desa juga dianalisa. Keyword: Oryza;, Agriculture;, Cereals;, Bogor Agricultural University;
Judul: Analysis of M/M/1 Queue System with Continuous Service Abstrak: Sistem antrean M/M/1 dengan pelayanan kontinu adalah sistem antrean di mana waktu pengiriman dan layanan secara independen dan menyebar secara eksponensial dengan satu server, sehingga server melayani pelanggan saat pelanggan berada di dalam sistem. Untuk mencapai karakteristik tersebut, diasumsikan di dalam sistem tersebut ada dua jenis pelanggan, yaitu pelanggan nyata dan pelanggan imajiner. dst..., The M/M/1 queueing system with continuous service is a queuing system where delivery and service times are independent and exponentially distributed with one server, so that the server serves the customer while the customer is in the system. To achieve the mentioned characteristics, it is assumed in the system there are two types of customers, namely real customers and imaginary customers. dst... Keyword: expected value, exponentially, probability density function, queue
Judul: Potensi Penurunan Simpanan Biomassa dan Karbon Akibat Kegiatan Penebangan dan Penyaradan Abstrak: The use of forest which does not correspond well to sufficient preserving management tends to cause damage due tofelling and skidding activities. Therefore, the research is aimed to calculating the potential of biomass and carbon stock decrease as the impact of felling and skidding activities, by making ten 100 m x 100 m (1 ha) plots. The calculation of the potential of biomass and carbon stock decrease employed an allometric equation, formulated as B = 0.2792 D2.53Tbc-0.332and C = 0.1503 D2.57Tbc-0.357 (Wulansih 2012). The biomass and carbon supply prior to harvest is 159.91 ton/ha and 91.21 ton C/ha. The decrease of biomass emergent in 7 tree/ha appeared to be 46.57 ton/ha, tantamount to 29.30%. It then kept stock for biomass in the forest remain in the number of 112.34 ton/ha or respectively 70.70% as opposed to the preliminary biomass. Meanwhile, the decrease of carbon supply in regard to 7 tree/ha resulted in 27.41 ton C/ha, or equivalent as 29.90%. Eventually, there was only 63.79 ton C/ha or, in percentage, 70.10% carbon stock in the forest remaining. Keyword: Bogor Agricultural University (IPB), Skidding, Felling, Carbon, Biomass
Judul: Kerusakan tegakan tinggal dan potensi karbon tersimpan akibat pemanenan kayu di IUPHHK-HA PT. Indexim Utama, Kalimantan Tengah Abstrak: Pemanenan kayu di hutan alam dapat mengakibatkan kerusakan pada tegakan tinggal. Kematian pada pohon-pohon yang mengalami kerusakan berat dapat meningkatkan nekromassa di dalam hutan. Semakin banyak tegakan tinggal yang mati, nekromassa hutan akan semakin besar sehingga simpanan biomassa tegakan akan berkurang dan menurunkan simpanan karbon pada tegakan hutan. Besarnya kerusakan tegakan tinggal akibat pemanenan perlu diketahui karena berpengaruh terhadap kelestarian ekosistem hutan alam dan secara ekologis dapat menurunkan simpanan karbon pada vegetasi hutan alam. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis tingkat kerusakan tegakan tinggal setelah penebangan dan penyaradan, menganalisis faktor yang mempengaruhi besarnya kerusakan tegakan tinggal akibat penebangan, menganalisis keterbukaan areal akibat penyaradan dan menganalisis Karbon tersimpan pada tegakan tinggal yang rusak akibat penebangan dan penyaradan. Penelitian dilakukan di PT. Indexim Utama, Kalimantan Tengah dengan mengukur kerusakan pohon setelah penebangan dan penyaradan pada 10 plot contoh, masing-masing seluas 1 ha, selanjutnya mengelompokkan berdasarkan bentuk dan tingkat kerusakan. Regresi linier berganda digunakan Untuk menganalisa faktor yang mempengaruhi besarnya kerusakan tegakan tunggal. Nekromassa dan karbon diperoleh dengan analisis laboratorium dari Sampel yang diambil pada setiap jenis pohon yang rusak akibat penebangan dan Penyaradan. Nekromassa dihitung menggunakan pendekatan volume dan simpanan karbon adalah besarnya nekromassa tiap jenis dikalikan dengan persen karbon tiap jenis. Keyword: Wood harvesting, Residual stand damage, Carbon storage, Felling and skidding
Judul: Gambaran darah ikan mas Cyprinus carpio yang terinfeksi koi herpes virus Abstrak: Iak memiliki sistem pertahanan tubuh untuk melawan berbagai macam penyakit. Pertahanan tubuh ikan terbagi 2 sistem yaitu pertahanan non-spesifik yang terdiri atas kulit, sisik, lendir dan darah dan pertahanan spesifik yaitu antibodi. Darah adalah cairan tubuh, yang berfungsi mengangkut oksigen, makanan dan hormon ke seluruh jaringan agar semua sel dapat berjalan sesuai fungsinya. Keyword:
Judul: Using feedstuffs as coating materials for microencapsulated sardines fish oil and it’s application on laying hens diet Abstrak: Mikroenkapsulasi terhadap minyak ikan bertujuan untuk melindungi minyak ikan dari oksidasi dan mengubahnya ke dalam bentuk tepung serta memudahkan dalam pengangkutan dan penanganan. Beberapa bahan pakan seperti dedak gandum, dedak padi, jagung giling, corn gluten meal, bungkil kedele serta tepung daging dan tulang dapat digunakan sebagai bahan penyalut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pengaruh penggunaan bahan pakan sebagai bahan penyalut dalam mikroenkapsulasi dengan berbagai imbangan kandungan karbohidrat dan protein dalam bahan penyalut (3 : 1, 2 : 1, 1 ; 1, 1 : 2 dan 1 : 3) dan untuk memanfatkan mikrokapsul minyak ikan tersebut dalam ransum ayam petelur. Karakteristik mikrokapsul dievaluasi berdasarkan persentase minyak terkapsul, minyak tidak terkapsul dan efisiensi enkapsulasi. Imbangan karbohidrat dan protein dalam bahan penyalut mempengaruhi (P<0.01) minyak terkapsul dan efisiensi enkapsulasi dari mikrokapsul minyak ikan dengan pengering semprot dan pengering drum. Penambahan mikrokapsul minyak ikan ke dalam ransum ayam petelur tidak nyata mempengaruhi performa produksi dan kualitas telur akan tetapi meningkatkan (P<0.01) asam lemak ω-3 kuning telur serta menurunkan (P<0.01) kolesterol serum dan kuning telur. Keyword: Feedstuffs, Coating materials, microencapsulated, Fish oil, Laying hens
Judul: Studi Mikroenkapsulasi Minyak Ikan Hasil Samping Pengalengan Ikan Tuna (Tuna Precook Oil) Abstrak: Asam lemak omega-3 merupakan asam lemak esensial yang banyak terdapat pada ikan laut dan hasil laut lainnya. Tuna precook oil yang dihasilkan dari limbah cair industri pengalengan ikan luna merupakan salah satu sumber asam lemak omega-3 yang masih terbatas pemanfaatannya. Hal ini disebabkan karena baunya amis dan stabililasnya rendah. Mikroenkapsulasi merupakan altematif untuk mencegah bau amis dan meningkatkan stabililas serta menghasilkan minyak ikan dalam bentuk tepung. Aplikasi a5am lemak omega-3 dalam bentuk tepung akan lebih mudah dan lebih luas. Keyword:
Judul: Grup dan Homomorfisma Grup pada Rubik Revenge Abstrak: Rubik cube is a kind of puzzle game. A player must arrange rubik sides, which have been disordered, back to the position where every side has the same colour. This paper does not focus on the settlement solution, but instead on proving the existence of a group homomorphism between rubik movement group and S96 symmetric permutation group in rubik revenge. Firstly, it has been proved that rubik movement set is a group. Then, it also has been proved that the M set, which contains numeric labels of 1 until 96 in cubinos sides, is S96 symmetric permutation group. Keyword:
Judul: Karakteristik Aus dan Kebisingan Mata Pisau Tungsten Carbide Terlapisi Bahan Pengeras dalam Proses Pemotongan Kayu Komposit. Abstrak: Jenis bahan mata pisau yang digunakan di industri perkayuan yaitu High speed steel (HSS) dan Tungsten Carbide (TC). Ketahanan terhadap aus yang rendah dari bahan pisau TC pada pemotongan papan komposit membutuhkan adanya upaya pengembangan dan inovasi mata pisau dengan pelapisan bahan pengeras pada permukaan mata pisau (surface coating). Penelitian ini bertujuan untuk menentukan daya tahan aus dan tingkat kebisingan dari pisau jenis TC dengan bahan pengeras Titanium Aluminium Nitride (TiAlN), TiAlN/Titanium Silicon Nitride (TiSiN), dan TiAlN/Titanium Boron Oxide Nitride (TiBON). Tingkat keausan dihitung berdasarkan edge recession dan delaminasi pada sisi clearance dan tingkat kebisingan pada proses pemotongan diukur menggunakan aplikasi sound meter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pisau dengan pelapis TiAlN/TiBON memiliki daya tahan aus yang tertinggi dengan tingkat kebisingan yang rendah pada pemotongan Oriented Strand Board (OSB), papan impregnasi, Wood Plastic Composite (WPC), dan asbes. Aus terjadi karena adanya bahan abrasif yang terkandung dalam bahan komposit. Ketahanan mata pisau terhadap aus dipengaruhi oleh kekuatan ikatan antara bahan pengeras dan substrat TC. Semakin tinggi delaminasi maka jumlah aus yang terjadi pada mata pisau tersebut semakin tinggi. Keyword: abrasi, bahan pelapis, delaminasi, edge recession, kebisingan
Judul: Karakteristik Aus Mata Pisau Tungsten Carbide Terlapisi Bahan Pengeras dan Kekasaran Permukaan pada Kayu Solid dan Komposit Abstrak: Kayu yang mengandung silika tinggi dan produk komposit saat ini sudah diaplikasikan untuk tujuan kontruksi bangunan dan dekoratif. Dalam industri pengolahan kayu tersebut, aus mata pisau menjadi faktor penting terkait dengan produktivitas, kualitas, dan biaya produksi. Salah satu inovasi teknologi dalam meningkatkan daya tahan aus mata pisau adalah surface coating. Penelitian ini bertujuan menentukan karakteristik aus mata pisau dengan bahan pelapis Titanium Nitride (TiN), Titanium Aluminum Nitride (TiAlN), dan Aluminum Chromium Nitride (AlCrN) serta pengukuran kekasaran permukaan pada hasil pemotongan kayu mersawa dan Laminated Particle Board (LPB). Tingkat keausan dihitung berdasarkan edge recession dan delaminasi pada sisi clearance serta tingkat kekasaran setelah proses pemotongan diukur menggunakan mesin surface roughness tester mitutoyo tipe SJ-210. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pisau dengan pelapis AlCrN memiliki daya tahan aus yang tertinggi dengan tingkat kekasaran permukaan yang rendah pada pemotongan kayu mersawa dan LPB. Aus terjadi karena adanya kandungan silika pada kayu mersawa dan bahan abrasif yang terkandung dalam bahan komposit. Semakin tinggi delaminasi yang terjadi maka jumlah aus yang dihasilkan selama proses pemotongan semakin tinggi. Keyword: bahan pelapis, delaminasi, edge recession, kekasaran permukaan, silika
Judul: Perbandingan gambaran histologi ginjal anjing selama preservasi dengan larutan ringer laktat dan larutan NaCl fisiologi Abstrak: Hasil penelitian menunjukkan bahwa gambaran histologi mulai berubah pada waktu preservasi 6 jam untuk larutan NaCl fisiologi dingin sedangkan untuk larutan Ringer laktat dingin perubahan mulai nampak pada waktu preservasi 9 jam. Pada waktu preservasi 9 jam hampir semua gambaran menunjukkan perubahan kecuali untuk histologi glomerulus belum terlihat adanya nekrosa, demikian juga halnya dengan membran dasar sel tubulus belum menunjukkan adanya kerusakan. Dua yang terakhir ini baru menunjukkan perubahan histologi pada waktu preservasi 12 jam kecuali untuk larutan Ringer laktat, nekrosa sel glomerulus baru nampak pada waktu preservasi 24 jam. Dari pengamatan di atas secara umum dapat dikemukakan bahwa arutan Ringer laktat dingin lebih unggul dibanding dengan larutan NaCl fisiologi dingin...dst Keyword: Animal histology, Dogs, Kidneys
Judul: Competitiveness of Indonesian Cocoa Beans and Processed Cocoa Products in the International Market Abstrak: Kakao memberikan kontribusi pendapatan nasional ketiga tertinggi setelah karet dan kelapa sawit. Sebagian besar kakao Indonesia diekspor dalam bentuk biji. Namun, setelah adanya kebijakan bea keluar terhadap biji kakao terjadi perubahan struktur ekspor yang semula didominasi biji bergeser menjadi produk olahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi perkembangan dan struktur ekspor kakao setelah adanya kebijakan bea keluar dan menganalisis daya saing biji kakao Indonesia dan beberapa produk olahannya. Metode yang digunakan adalah indeks Revealed Comparative Advantage (RCA), Indeks Spesialisasi Perdagangan (ISP), dan Export Product Dynamics (EPD). Hasil penelitian menunjukkan bahwa daya saing biji kakao Indonesia setelah adanya kebijakan bea keluar diukur dengan metode RCA mengalami penurunan signifikan bahkan pada tahun 2016 sampai 2018 nilai RCA biji kakao Indonesia kurang dari satu yang artinya biji kakao Indonesia tidak memiliki keunggulan komparatif. Sedangkan daya saing produk olahan kakao Indonesia kecuali coklat mengalami peningkatan, nilai RCA pasta kakao, lemak kakao, dan bubuk kakao menunjukkan ketiga produk tersebut memiliki keunggulan komparatif., Cocoa provides the third highest contribution to national income after rubber and palm oil. Most of Indonesia's cocoa is exported in the form of beans. However, after the export tax policy for cocoa beans, there was a change in the export structure, which was originally dominated by cocoa beans, shifted to processed products. This study aims to evaluate the development and structure of cocoa exports after the export tax policy and to analyze the competitiveness of Indonesian cocoa beans and some of their processed products. The methods used are Revealed Comparative Advantage (RCA), Trade Specialization Index (ISP), and Export Product Dynamics (EPD). The results showed that the competitiveness of Indonesian cocoa beans after the export tax policy measured by the RCA method decreased significantly, even 2016 to 2018 the RCA value of Indonesian cocoa beans was less than one, meaning that Indonesian’s cocoa beans did not have a comparative advantage. While the competitiveness of processed Indonesian cocoa products except chocolate has increased, the RCA value of cocoa paste, cocoa butter, and cocoa powder shows that these three products have a comparative advantage. Keyword: Cocoa Beans, Cocoa Processed Products, Exports, RCA
Judul: Analisis Daya Saing Kakao Olahan Indonesia di Negara Tujuan Ekspor Utama Abstrak: Indonesia merupakan salah satu negara produsen kakao terbesar di dunia sehingga memiliki potensi yang baik dalam meningkatkan ekspor kakao olahan. Penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis keunggulan komparatif kakao olahan Indonesia di negara tujuan ekspor utama, (2) menganalisis keunggulan kompetitif kakao olahan Indonesia di negara tujuan ekspor utama, dan (3) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor kakao olahan Indonesia di negara tujuan ekspor utama. Metode analisis yang digunakan adalah Revealed Comparative Advantage (RCA), Export Product Dynamic (EPD), Acceleration Ratio (AR), dan Gravity Model. Analisis RCA menunjukkan bahwa kakao olahan Indonesia berdaya saing kuat di negara tujuan ekspor utama. Analisis EPD menunjukkan bahwa posisi pasar ekspor kakao olahan Indonesia berada pada posisi Rising Star dan Lost Opportunity. Analisis AR menunjukkan bahwa Indonesia mampu merebut pasar kakao olahan di negara tujuan ekspor utama. Faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor lemak kakao adalah GDP riil per kapita negara tujuan, GDP riil per kapita Indonesia, nilai tukar riil negara tujuan terhadap dollar AS, sedangkan untuk bubuk kakao adalah GDP riil per kapita negara tujuan, GDP riil per kapita Indonesia, nilai tukar riil negara tujuan terhadap dollar AS, dan jarak ekonomi., Indonesia is one of the biggest cocoa producers in the world so it has a great potential to increase processed cocoa export. This research aims to: (1) analyze the comparative advantage of Indonesian processed cocoa in the main export destination countries, (2) analyze the competitive advantage of Indonesian processed cocoa in the main export destination countries, and (3) analyze the factors that affect the export of Indonesian processed cocoa in the main export destination countries. The analytical methods are Revealed Comparative Advantage (RCA), Export Product Dynamic (EPD), Acceleration Ratio (AR), and Gravity Model. RCA analysis showed that Indonesian processed cocoa has strong competitiveness in the destination countries. EPD analysis showed that the market position of the Indonesian processed cocoa export is either Rising Star or Lost Opportunity. AR analysis showed that Indonesia has able to seize the export market for all processed cocoa in all destination countries. Variables that affect the export of cocoa butter are the real GDP per capita of the destination countries, the real GDP per capita of Indonesia, the real exchange rate, while for cocoa powder are the real GDP per capita of the destination countries, the real GDP per capita of Indonesia, the real exchange rate, and the economic distance. Keyword: Acceleration Ratio (AR), export duty, Export Product Dynamic (EPD), Gravity Model, Revealed Comparative Advantage (RCA)
Judul: Approximation of the Median of Poisson Distribution Using the Relation of Poisson-Gamma Distribution Abstrak: A major drawback of median is that median cannot usually be defined in closed form, even in the cases where their distribution functions are known. This study gives an approximation of the closed form for the median of the Poisson distribution by using the relation of Poisson-Gamma distribution. The approximation uses elementary techniques based on the monotonicity of certain sequences involving tail probabilities of the Poisson distribution and the Central Limit Theorem. Furthermore, a closed form expression for the mean absolute deviation 􀜧|􀜰􀰒 􀵆 􀜯􀝁􀝀􁈺􀜰􀰒􁈻| is also studied. The median is relevant because of the fact that it minimizes the mean absolute deviation of a Poisson random variable (􀜰􀰒􁈻 by considering median as central tendency. Keyword:
Judul: Keragaan Pengendalian Persediaan Dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Bahan Baku Pada Industri Keeil Manisan Pala (Kasus di Desa Dramaga Keeamatan Dramaga Kabupaten Bogor) Abstrak: Salah satu industri keeil yang turut memberikan sum bang an dalam menyediakan lapangan kerja dan pendapatan bagi masyarakat disekitarnya adalah industri kecil manisan pala di Desa Dramaga. Kegiatan dari industri ini menghasilkan prod uk berupa manisan pala yang dapat dijadikan makanan ringan dan memberikan nilai jual dengan memanfaatkan ketersediaan bahan baku pala yang banyak terdapat di daerah Kabupaten Bogor. Keadaan dari kegiatan pembuatan manisan pala seeara tidak langsung mampu memberikan kontribusi positif terhadap perkembangan ekonomi sosial masyarakat disekitarnya. Pengadaan bahan baku pala untuk proses produksi pada industri kecil manisan pala merupakan suatu hal yang penting untuk dilakukan. Pengendalian bahan baku pala seeara ekonomis akan meminimalkan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh usaha kecil man is an pala tersebut. Terjadinya kelebihan dan kekurangan jumlah persediaan bahan baku pala akan mempengaruhi terhadap keuntungan yang akan diterima. Oleh sebab itu, perlu dilakukan suatu penelitian mengenai keragaan pengendalian bahan baku pala pada industri keeil manisan pala seeara ekonomis dan faktoHaktor yang mempengaruhi penggunaan bah an baku pala. Penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis sistem pengendalian bahan baku pala melalui penentuan besarnya pesanan, frekuensi pembelian, titik pemesanan kembali dan total biaya persediaan pad a industri kecil manisan pala seeara ekonomis. (2) menganalisis hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan bahan baku pala pada industri kecil manisan pal a di Desa Dramaga. Penelitian dilakukan di Desa Dramaga Keeamatan Dramaga Kabupaten Bogor. Pengumpulan data dilakukan pada bulan November - Desember 2003 dengan obyek yang diteliti adalah bahan baku pala dan industri keeil manisan pala yang mengolah bahan baku pala sampai menghasilkan produk berupa manisan pala. Metode yang digunakan untuk populasi adalah metode sensus. Jumlah populasi yang terdapat dalam industri kecil manisan pal a ada 12 unit usaha manisan pala. Metode analisis data yang digunakan adalah metode pengendalian persediaan bahan baku secara ekonomis dan analisis regresi linier berganda melalui Backward elimination untuk melihat tingkat keeratan hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan bahan baku pada industri kecil manisan pala. Berdasarkan hasil.perhitungan pengendalian persediaan bahan baku pala melalui metode pemesanan ekonomis (EOQ), pengadaan bahan baku pal a pad a industri kecil manisan pala belum dilakukan dengan efisien. Hasil dari pengamatan dilapangan menunjukkan bahwa jumlah pemesanan bah an baku pala per order yang ditentukan pad a industri kecil manisan pala masih dalam jumlah yang kecil dim ana jumlah bahan baku pala yang dipesan berkisar antara 83 kilogram per order sampai 600 kilogram per order. Jika dibandingkan dari hasil perhitungan melalui metode EOQ pad a masing-masing unit usaha kecil manisan pala menunjukkan bahwa jumlah pemesanan bahan baku pala yang ekonomis berkisar antara 250 kilogram per order sampai 857,52 kilogram per order. Jumlah pemesanan yang ekonomis melalui metode EOQ dapat memperkecil frekuensi pembelian bahan baku pala pad a tingkat yang paling optimal dibandingkan dengan tingkat frekuensi pemesanan yang dilakukan pada industri kecil manisan pala. Hasil dari pengolahan data menunjukkan bahwa frekuensi pemesanan bahan baku yang nyata dilakukan pad a industri kecil manisan pala masih tinggi dim ana jumlah frekuensi pemesanan bah an baku yang dilakukan berkisar antara empat kali order sampai duabelas kali order dalam satu bulan. Jika dibandingkan dengan jumlah dari hasil perhitungan melalui metode EOQ yang Keyword:
Judul: Analisis keragaan pemasaran manisan buah pala di desa Dramaga kecamatan Dramaga kabupaten Bogor Abstrak: Desa Dramaga merupakan salah satu sentra produksi manisan pala terbesar di Bogor. Kapasitas produksi yang dihasilkan oleh industri kecil ini per bulannya mencapai 60.000 kg dengan nilai Rp 900.000.000 per bulan. Hal ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber pendapatan bagi daerah Bogor. Namun ironis, produk lokal ini belum tergarap secara maksimal oleh pemerintah daerah kabupaten Bogor terutama dalam pemasaran manisan pala sebagai ciri khas daerah Bogor. Selama ini pengrajin sering mengalami kendala dalam pemasaran manisan pala ini. Selain itu terjadi persaingan harga yang cukup ketat sesama pengrajin, kurang mampunya dalam membaca peluang pasar serta persaingan dengan komoditi lain yakni buah-buahan dimana hal ini akan berpengaruh terhadap perubahan selera konsumen. Keyword:
Judul: Infeksi Cacing Jantung Dirofilaria Immitis, Railliet & Henry, 1911 Pada Anjing Abstrak: Cacing Dirofilaria immitis dewasa yang tinggal dalm ventrikel kanan jantung anjing, sering kali menimbulkan gejala klinis yang cukup berat. Cacing Tersebut menghasilkan mikrofilaria yang selanjutnya berkembang menjadi larva infektif dalam saluran malphigi induk semang entara, yaitu nyamuk dari genus Culex, Aedes dan Anopheles. Keyword:
Judul: Respon Kultivar Padi Gogo Lokal Kalimantan terhadap Beberapa Dosis Pemupukan Abstrak: Penelitian ini bertujuan melihat respon kultivar padi gogo lokal Kalimantan terhadap beberapa dosis pemupukan. Penelitian dimulai bulan Desember 2016 hingga Mei 2017 di Kebun Percobaan IPB Sawah Baru, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Dramaga, Bogor, Jawa Barat. Penelitian menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) faktorial dengan dua faktor yaitu kultivar dan dosis pupuk. Faktor kultivar terdiri atas 7 kultivar yaitu: V1 (Mayas), V2 (Abung), V3 (Timur), V4 (Samarinda), V5 (Jatiluhur), V6 (INPAGO 10), dan V7 (IPB 8 G), sedangkan faktor dosis pupuk, terdiri atas 4 taraf yaitu, D1 (0% dosis anjuran), D2 (50% dosis anjuran), D3 (100% dosis anjuran), dan D4 (150% dosis anjuran), yang mana dosis anjuranya adalah 200 kg Urea, 100 kg KCl, dan 100 kg SP36. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis pupuk berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan, yaitu pada tinggi tanaman, skala warna daun, persen gabah hampa, bobot 1000 butir, indeks panen, dan dugaan hasil. Kultivar padi gogo memberikan pengaruh sangat nyata pada seluruh variabel pertumbuhan dan hasil tanaman padi gogo. Dosis pupuk D2 (50 %) menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata dengan dosis pupuk D3 (100%) dan D4 (150%) pada variabel pertumbuhan vegetatif, komponen produksi, indeks panen, dan dugaan hasil. Kultivar lokal padi gogo V1 (Mayas) dan V3 (Timur) menunjukkan nilai komponen hasil yang paling baik dibandingkan dengan V2 (Abung) dan V4 (Samarinda). Hasil produksi gabah kultivar lokal masih lebih rendah dibandingkan dengan hasil produksi kultivar pembanding. Kultivar V5 (Jatiluhur) dan V7 (IPB 8G) memiliki hasil yang paling tinggi di antara semua kultivar yang diuji. Keyword: dosis, gogo, kultivar, pertumbuhan, produktivitas
Judul: Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Kultivar Padi Lokal Kalimantan. Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan produksi beberapa kultivar padi lokal Kalimantan. Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2015 hingga Mei 2016 di Kebun Percobaan Sawah Baru, Institut Pertanian Bogor. Rancangan yang digunakan adalah rancangan kelompok lengkap teracak satu faktor yaitu kultivar dengan 3 ulangan. Padi lokal yang digunakan dalam penelitian ini adalah kultivar Abung, Mayas, Samarindah, dan Timur dengan kultivar pembanding yaitu Jatiluhur dan IPB 8G. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan kultivar berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan produksi padi. Kultivar yang memiliki produktivitas tertinggi dan persentase gabah hampa per malai per rumpun terendah diantara kultivar lokal Kalimantan adalah Samarindah. Keyword: komponen hasil, padi gogo, produktivitas
Judul: Algorithm construction of HLI hash function Abstrak: Cryptography is a study of mathematical techniques related to aspects of information security regarding on confidentiality, data integrity, entity authentication, and data origin authentication. Data integrity is a service, which is associated with the conversion of data carried out by unauthorized parties. To maintain data integrity, one can use hash functions. An hash function is a computationally efficient function to map an arbitrary length bitstring to a fixed length bitstring called as hash value. The use of hash function in maintaining the information integrity and authentication is in digital signatures, virus protection, and software distribution. Illustration of the hash function in the integrity and authentication of information that is emailed as follow. The sender sends the information and hash value to the recipient. If the hash value of the information is equal to the hash value that is sent by the sender, then information has not been changed. Otherwise the information has been changed. An hash function has two properties, one way and collision resistance. An hash function is called one way if it is computationally infeasible to find any input such that when given any hash value . Meanwhile an hash function is called collision resistant if it is computationally infeasible to find any two inputs where such that . The purpose of this study is to construct a HLI hash function algorithm, to analyze the speed and security of the hash functions as a results of construction. Furthermore, it is to compare it with SWIFFT. Hash function is constructed based on the result of algebraic operations on modular polynomial ringwith . Modular polynomial ring noted as is a set of all polynomials of degree at most with coefficients in . can be represented as a set of integer vector of modulo in dimension . So, it is simple to implement in a computer. In vector operations, is lattice . Furthermore, alattice that is defined from certain polynomial ring is called ideal lattice. HLI hash function is consists of addition and multiplication algorithm in the ring. Addition algorithm consists of sumation operations of modulo and multiplication consists of multiplication operations of modulo . Generally, algorithm of HLI hash function consists of multiplication operations of modulo and addition operations of modulo . However, if the input is binary number then multiplication algorithm only consists of multiplication operation of modulo , so algorithm of HLI hash function consists of multiplication operations of modulo and addtion operations of modulo . An hash function is secured if it has two properties, i.e., one way and collision resistance. HLI hash function hash is one way, it is following the proof of Micciancio. It is has collision resistant because of polynomial is irreducible over and monic. Moreover, it is proved that for every unit vector , the vector is small vector. If the input of hash function is a binary number then HLI hash function only involves addition operations of modulo . So the time that used almost same with SWIFFT. The excellence of HLI hash function is the key size smaller than SWIFFT. This effect on Keyword: hash function, modular polynomial ring, lattice
Judul: Pengembangan Produk Margarin Reduced Kalori dengan Penambahan Lilin Lebah (Apis Dorsata). Abstrak: Tingginya konsumsi makanan berlemak menjadi salah satu penyebab peningkatan kasus penyakit tidak menular. Salah satu sumber lemak yang banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia adalah margarin. Penelitian ini memiliki tujuan utama untuk mengembangkan produk margarin dengan penambahan lilin lebah untuk memenuhi preferensi konsumen dan memenuhi peraturan klaim reduced kalori. Formula margarin reduced kalori dibuat dengan tiga jenis minyak nabati, yaitu minyak kelapa sawit, kelapa, dan kedelai serta dengan penambahan lilin lebah 25% dan 35%. Formula terpilih adalah margarin dengan minyak kedelai dan lilin lebah sebanyak 25%, dengan daya terima 83%. Formula terpilih margarin reduced kalori memiliki titik leleh sebesar 54.1°C dan stabilitas emulsi sebesar 100%. Kadar air, kadar garam, kadar asam lemak bebas, kadar lemak tercerna margarin formula terpilih berturut-turut sebesar 18.58%, 16.05%, 0.25%, 53.53%. Margarin modifikasi memiliki kandungan energi, lemak total, lemak jenuh, dan natrium berturut-turut 35%, 33%, 73%, 24% lebih rendah dibanding margarin komersial. Margarin modifikasi formula terpilih memenuhi syarat klaim reduced kalori dan fewer fat. Keyword: margarin, lilin lebah, Apis dorsata, reduced kalori, fewer fat
Judul: Penurunan Titik Leleh Lilin Lebah pada Pembuatan "Shortening" dan Margarin Rendah Kalori Abstrak: Pada saat ini banyak dilakukan pembuatan produk berkalOli rendah dengan cara mengganti lemak dengan bahan yang nilai kalorilkadar lemaknya rendah. Salah satu contoh bahan tersebut adalah Jilin lebah (bee wax). Pada peneJitian terdahulu (Ismiami,] 996) telah dilakukan pembuatan "shortening" dan margarin rendah kalori menggunakan campuran dari IiIin lebah, karena IiIin lebah tersebut diduga tidak mengandung kalori. Keyword:
Judul: Grup dan Homomorfisma Grup pada Rubik Revenge Abstrak: Rubik cube is a kind of puzzle game. A player must arrange rubik sides, which have been disordered, back to the position where every side has the same colour. This paper does not focus on the settlement solution, but instead on proving the existence of a group homomorphism between rubik movement group and S96 symmetric permutation group in rubik revenge. Firstly, it has been proved that rubik movement set is a group. Then, it also has been proved that the M set, which contains numeric labels of 1 until 96 in cubinos sides, is S96 symmetric permutation group. Keyword:
Judul: Sifat Fisik, Kimia dan Biologis Ransum Mengandung Indigofera zollingeriana yang Diberi Enzim NSP Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi pegaruh pemberian ransum yang mengandung Indigofera zollingeriana dengan penambahan enzim NSP pada pakan ayam broiler terhadap nilai Energi Metabolis (EM) serta mengetahui sifat fisik dan kimia pakan yang diberikan. Ternak yang digunakan adalah ayam broiler yang berumur 5 minggu sebanyak 20 ekor. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Dua puluh ekor ternak dibagi ke dalam 3 perlakuan dan 5 ulangan. Setiap ulangan terdiri dari 1 ekor ayam. Perlakuan yang diberikan pada penelitian ini adalah R0 = Ransum mengandung 20% bungkil kedelai, R1 = Ransum mengandung 8% bungkil kedelai dan tepung pucuk Indigofera zollingeriana 19.10%; R2 = Ransum R1+Enzim NSP. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Analysis of Variance (ANOVA) dan uji lanjut Duncan menggunakan program SPSS. Hasil pengukuran kerapatan tumpukan, kerapatan pemadatan tumpukan, konsumsi, energi metabolis dan retensi nitrogen pada ransum R1 dan R2 menunjukan bahwa ransum R0 nyata (p<0.05) lebih tinggi dibandingkan ransum R1 dan R2. Penambahan Indigofera zollingeriana pada ransum dapat menurunkan nilai sifat fisik (kerapatan tumpukan serta kerapatan pemadatan tumpukan), kimia (protein kasar) dan biologis (energi metabolis serta retensi nitrogen). Penambahan enzim NSP pada ransum dapat meningkatkan nilai biologis (energi metabolis serta retensi nitrogen). Keyword: energi metabolis, enzim NSP, Indigofera zollingeriana, sifat fisik
Judul: Sifat Fisik, Kimia dan Biologis Ransum Mengandung Indigofera zollingeriana Yang Diberi Enzim Protease Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan tepung pucuk daun I. zollingeriana dan enzim protease terhadap sifat fisik dan energi metabolisme ayam broiler finisher. Penelitian ini menggunakan 20 ekor ayam broiler. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak lengkap dengan tiga taraf perlakuan dan lima ulangan. Perlakuan sebagai berikut. R0 = Ransum mengandung bungkil kedelai 20%, R1 = Ransum mengandung tepung pucuk daun I. zollingeria 19.10% dan 8% bungkil kedelai, R2 = Ransum R1 + enzim protease. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan prosedur analisis ragam (Analysis of Variance / ANOVA) dengan uji F dan dilanjutkan uji lanjut Duncan dengan menggunakan program SPSS 21. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan tepung pucuk I. zollingeriana meningkatkan serat kasar dalam ransum, ransum R1 dan R2 tidak berbeda nyata terhadap kerapatan tumpukan, kerapatan pemadatan tumpukan, dan energi metabolis, tetapi berbeda nyata (p<0.05) terhadap kerapatan tumpukan, kerapatan pemadatan tumpukan, dan energi metabolis pada ransum R0. Penggunaan enzim protease meningkatkan energi metabolis. Keyword: biologis, ransum, sifat fisik
Judul: Hamiltonian formulation for linear waves motion in two layers fluid Abstrak: The surface wave could be considered as a wave that separates two fluids, namely water and air. Based on this assumption, it is introduced the interfacial wave, a wave between two layers of fluid with different density. The formulation of interfacial waves motion begins with deriving the base equation of irrotational ideal fluid. Furthermore, according to irrotational fluid assumption, the base equation can be stated in velocity potential. In this derivation, the fluids domain is assumed to be restricted by rigid lid boundary conditions, both at the upper and lower limit. Therefore, the interfacial waves motion can be explained in a hamiltonian formulation. In the hamiltonian formulation, total energy is defined as the sum of kinetic and potential energy. The hamiltonian system is obtained from reduction of kinetic energy by using the Dirichlet Neumann Operator. The resulted kinetic energy equation is nonlinear. Therefore, this form is linearized by first part of the Taylor expansion. This linearization gives a dispersion relation of linear wave. Based on this dispersion relation, the phase speed of the linear wave depends on the density ratio of the two layers fluid. Keyword:
Judul: Tanggap Padi Japonica (Varietas Akitakomachi dan Koshihikari) serta Padi Indica (Varietas Ciherang) terhadap Aplikasi Giberelin (GA3). Abstrak: Padi digolongkan menjadi tiga sub spesies yaitu padi Japonica, Indica, dan Javanica. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari tanggap padi Japonica dan Indica terhadap aplikasi zat pengatur tumbuh giberelin (GA3). Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Sawah Baru IPB, Dramaga, Bogor dari bulan Desember 2016 hingga Mei 2017. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan split plot yang terdiri dari dua faktor yaitu konsentrasi giberelin sebagai petak utama dan varietas sebagai anak petak. Perlakuan konsentrasi giberelin terdiri dari konsentrasi 0; 2,5; 5; 7,5; dan 10 ppm. Perlakuan varietas terdiri dari varietas Akitakomachi, Koshihikari, dan Ciherang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanggap antara padi Japonica dan Indica terhadap aplikasi giberelin berbeda. Aplikasi giberelin pada varietas Akitakomachi dan Koshihikari dapat meningkatkan panjang malai dan jumlah anakan produktif, sedangkan aplikasi giberelin pada varietas Ciherang hanya dapat meningkatkan jumlah anakan produktif. Aplikasi 10 ppm giberelin dapat meningkatkan panjang malai, jumlah anakan produktif, dan jumlah gabah malai-1. Keyword: Bunting, Giberelin (GA3), Konsentrasi, Primordia, ZPT
Judul: Tanggap Padi Varietas Koshihikari (Japonica), Akitakomachi (Japonica), dan Ciherang (Indica) terhadap Aplikasi Pupuk Silika. Abstrak: Penelitian ini bertujuan mempelajari tanggap varietas padi Koshihikari (Japonica), Akitakomachi (Japonica), dan Ciherang (Indica) terhadap aplikasi pupuk silika. Penelitian dilaksanakan di kebun Percobaan Sawah Baru IPB Dramaga, Bogor pada bulan Desember 2016 hingga Mei 2017. Penelitian menggunakan rancangan split plot dua faktor dengan pupuk silika sebagai petak utama dan varietas sebagai anak petak. Perlakuan silika terdiri atas tanpa pupuk silika (0), silika padat dengan dosis 1.000 kg ha-1, dan silika cair dengan dosis 1 l ha-1. Perlakuan varietas terdiri atas Koshihikari, Akitakomachi, dan Ciherang. Padi Japonica (Koshihikari dan Akitakomachi) dan Indica (Ciherang) memiliki perbedaan dari peubah tinggi tanaman, jumlah anakan, panjang daun, lebar daun, sudut daun, panjang gabah, lebar gabah, biomassa tanaman, jumlah gabah per malai, persentase gabah isi (%), persentase gabah hampa (%), hasil gabah per tanaman dan hasil gabah per hektar. Aplikasi pupuk silika cair (1 l ha-1) dapat meningkatkan volume akar padi Japonica maupun Indica. Aplikasi pupuk silika cair pada padi Japonica (Akitakomachi) dapat meningkatkan panjang malai dan menurunkan sudut daun kedua sedangkan pada padi Indica (Ciherang) hanya dapat meningkatkan panjang malai. Aplikasi pupuk silika padat (1.000 kg ha-1) dan silika cair (1 l ha-1) dapat meningkatkan bobot basah dan kering tajuk, panjang malai serta jumlah gabah per malai, namun belum dapat meningkatkan hasil gabah per tanaman. Keyword: biomassa, Indica, Japonica, silika
Judul: Gambaran darah anjing sebelum dan sesudah pengambilan limpa Abstrak: Limpa di dalam tubuh memlilki beberapa fungsl yang cukup penting, tetapi limpa bukan sebagai alat vital untuk kehidupannya. Pada beberapa keJadian serlng dltemul adanya kelainan 1 limpa akibat trauma, abses, tumor, nekrosa limpa dan pada beberapa penyakit sepertl epistasis, Immune Mediated Trombositopenia, splenomegali, maka Jalan yang dapat ditempuh dalam memberi pengobatan adalah dengan JaIan mengeluarkan limpanya. Keyword:
Judul: Institutional Investor Decisions in Crisis (Case: KBMI-4 bank) Abstrak: The Covid-19 pandemic had a significant impact on the profitability and volatility of banking issuers' stock prices on the Indonesia Stock Exchange (BEI), particularly in 2020 and 2021. Using 720 observational data from institutional investors of Indonesia's four largest banks (known as KBMI-4), this research examines institutional investors' responses during the pandemic by focusing on their stock investment portfolios and taking into account relevant macroeconomic indicators, financial fundamentals, and stock performance that may influence their decision-making process. This study analyzes the behavior of KBMI-4 institutional investors with growth investing, value investing, and GARP investment styles, based on locations in Indonesia, Asia, and Non-Asia, in three observation phases: pre-pandemic (January 2019 to February 2020), pandemic (March 2020 to June 2021), and recovery (July 2021 to June 2022). Kruskal-Wallis test, Dunnett's Multiple Comparison Test, and panel data regression modeling were utilized. Only investors with high investment values (>IDR1,5 billion) exhibited investment dynamics, with investment values increasing from pre-pandemic levels. Concerning the investment style variants and investor location base, which are considered proxies for herding behavior and home bias, it was determined that they had no impact on the investment decisions of KBMI 4 bank institutional investors. Compared to the pre-pandemic, only non-Asian investors exhibited significant differences in investment value. This growth is attributable to this group's high investment potential. Based on KSEI data, of the total 7.49 million investors in the Indonesian capital market as of December 31 2021, only less than 1.0% came from countries outside Asia. Panel data modeling: Inflation rate, Loan at Risk (LAR) ratio, LAR coverage, Return on Equity (ROE), and loan growth (LON) have a statistically significant impact on the stock investments made by institutional investors in KBMI-4 banks. This identifies asset quality and profitability as two crucial considerations for investors during the pandemic-induced crisis. In addition, the model revealed six other variables had a significant relationship, but their coefficients did not match the direction of the relationship predicted by the hypothesis. These variables were the BI-7DRRR, Covid-19 cases, PPOP growth, Loan to Deposit Ratio (LDR), CASA ratio, and Price to Earnings Growth (PEG). In the context of optimizing institutional investor investment, these seven variables can strengthen the previous conclusion that, in the midst of a pandemic, investors are focusing on indicators that can provide an indication of the end of the pandemic and the enhancement of the fundamental performance of KBMI-4 bank. The findings of this study strengthen the behavioral finance reference in the context of institutional investors, who are less susceptible to behavioral biases and have distinct rationales compared to individual investors in general., Pandemi Covid-19 memberikan dampak signifikan bagi emiten perbankan berupa menurunnya profitabilitas serta volatilitas harga sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) khususnya di tahun 2020 dan 2021. Menggunakan 720 data amatan dari investor institusi empat bank terbesar di Indonesia (KBMI-4), penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan bagaimana pandemi direspon investor institusi dalam bentuk perubahan portofolio investasi sahamnya dan menganalisis indikator-indikator terkait ekonomi makro, kinerja keuangan, dan kinerja saham yang dapat mempengaruhi proses pengambilan keputusan. Untuk memenuhi tujuan tersebut, penelitian ini menganalisis perilaku investor institusi bank Keyword: behavioral finance, covid-19, determinant factors, institutional investors, stock investment
Judul: The Effect of Financial Ratios on Capital Gains in the Four Largest Banks on the IHSG During the COVID-19 Period Abstrak: Pandemi COVID-19 telah memengaruhi kinerja perdagangan saham di Indonesia, salah satu sektor yang paling terdampak yaitu perbankan. Indikator keuangan memiliki peran penting untuk memberikan gambaran mengenai kondisi dan kesehatan pasar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh rasio keuangan dan perbedaan pengaruh rasio keuangan terhadap Capital Gains perbankan empat terbesar di IHSG pada masa pandemi COVID-19. Pengumpulan data dilakukan melalui website perusahaan dan Bursa Efek Indonesia (BEI). Hasil dari penelitian ini yaitu Earning Per Share memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Capital Gain, sedangkan Capital Adequacy Ratio berpengaruh positif signifikan dan Return On Equity berpengaruh negatif signifikan terhadap Capital Gain. Kemudian EPS, ROE, dan CAR pada perbankan memiliki perbedaan signifikan dan Capital Gain perbankan tidak memiliki perbedaan signifikan. Lebih lanjut, saat membandingkan antar bank, terdapat perbedaan signifikan dalam EPS, CAR, dan ROE antara BCA dan BNI, serta antara BNI dan BRI, The COVID-19 pandemic has had a notable impact on the stock trading performance in Indonesia, particularly in the banking sector. Financial indicators play a crucial role in providing insights into the market and companies' financial health. This research aims to examine the influence of financial ratios and the differential effects of these ratios on the capital gains of the four largest banks listed in the IHSG index during the COVID-19 pandemic. Data for this study were collected from the companies' websites and the Indonesia Stock Exchange (IDX). The findings of this study indicate that Earnings Per Share have a positive but statistically insignificant effect on Capital Gain. On the other hand, the Capital Adequacy Ratio exhibits a significant positive effect, whereas Return On Equity demonstrates a significant negative effect on Capital Gain. Moreover, significant differences exist in EPS, CAR, and ROE between BCA and BNI, as well as between BNI and BRI, highlighting dissimilarities in these indicators among the banks Keyword: Banking, Capital Gain, Financial Ratio
Judul: Karakteristik selai campuran rumput laut (Gracilaria sp.) dan jambu biji (Psidium guajava L.) Abstrak: Selai adalah makanan semi basah yang dibuat dari bubur buah-buahan dan gula, dengan atau tanpa penambahan bahan makanan serta memiliki konsistensi gel atau semi gel. Selai campuran rumput laut dan jambu biji merupakan selai yang terbuat dari jambu biji dan rumput laut jenis Gracilaria p. dengan komposisi yang berbeda. Keyword:
Judul: Persepsi Konsumen Terhadap Ikan Laut Segar dan Produk Olahannya (Studi Kasus di Kotamadya Jakarta Timur) Abstrak: Sebesar 80% kebutuhan protein hewani masyarakat dipenuhi melalui pengkonsumsian komoditas unggas. Akan tetapi, penyakit flu burung yang melanda Indonesia beberapa bulan yang lalu menimbulkan kecenderungan pada sejumlah masyarakat untuk mencari alternatif sumber protein hewani lainnya. Ikan merupakan bahan pangan hewani yang mengandung protein yang berkualitas tinggi dan tersusun dari asam-asam amino yang diperlukan untuk pertumbuhan tubuh. Selain itu, protein ikan sangat mudah dicerna dan diabsorpsi oleh jaringan tubuh dibandingkan dengan protein dari bahan pangan hewani lainnya. Kandungan asam amino essensial, as am lemak tak jenuh, dan vitamin pada ikan laut lebih tinggi dibandingkan dengan ikan darat. Oleh karena tingginya kandungan gizi ikan laut tersebut, perlu dilakukan upaya peningkatan konsumsi ikan laut pada masyarakat. Peningkatan kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi ikan laut perlu diiringi dengan peningkatan pengetahuan masyarakat tentang manfaat ikan laut bagi kesehatan. Pengetahuan konsumen akan mempengaruhi keputusan pembelian (konsumsi). Pengetahuan subjektif adalah persepsi konsumen mengenai apa dan berapa banyak yang dia ketahui mengenai kelas produk. Berdasarkan uraian tersebut, dapat diketahui bahwa pengetahuan berhubungan dengan pembentukan persepsi konsumen yang kemudian akan mempengaruhi keputusan pembelian atau konsumsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran umum konsumen di Kotamadya Jakarta Timur, hubungan antara karakteristik konsumen dengan persepsinya terhadap ikan laut segar dan produk olahannya, serta hubungan antara faktor eksternal konsumen dengan persepsinya terhadap ikan laut segar dan produk olahannya. Persepsi konsumen yang diteliti berkaitan dengan kandungan gizi, bau, rasa, cara pengolahan, kemudahan memperoleh, kondisi kesegaran, harga, dan produk ikan laut yang paling baik dikonsumsi. Karakteristik konsumen yang diteliti adalah usia, jenis pekerjaan, tingkat pengeluaran, dan tingkat pendidikan. Sedangkan, faktor eksternal konsumen yang diteliti adalah pengkonsumsian ikan laut, kepercayaan terhadap mitos, serta sumber informasi. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang pokok. Sebelum dilakukan pengumpulan data, terlebih dahulu dilakukan uji validitas (bertanya langsung kepada responden) dan uji reliabilitas (test-retest) terhadap kuesioner penelitian. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah ibu rumah tangga di Kotamadya Jakarta Timur. Jumlah minimal sampel dihitung dengan menggunakan rumus Slovin dan pengambilan sam pel dilakukan secara simple random sampling. Data yang diperoleh pada penelitian ini terlebih dahulu disajikan dalam bentuk tabel frekuensi, kemudian dianalisis secara statistik, yaitu menggunakan tabel silang (crosslabs), metode korelasi Spearman, korelasi Lambda, dan uji Kruskal-Wallis. Keyword:
Judul: Persepsi konsumen terhadap ikan laut segar dan produk olahannya : studi kasus di Kotamadya Jakarta Timur Abstrak: Sebesar 80% kebutuhan protein hewani masyarakat dipenuhi melalui pengkonsumsian komoditas unggas. Akan tetapi, penyakit flu burung yang melanda Indonesia beberapa bulan yang lalu menimbulkan kecenderungan pada sejumlah masyarakat untuk mencari alternatif sumber protein hewani lainnya. Ikan merupakan bahan pangan hewani yang mengandung protein yang berkualitas tinggi dan tersusun dari asam-asam amino yang diperlukan untuk pertumbuhan tubuh. Selain itu, protein ikan sangat mudah dicerna dan diabsorpsi oleh jaringan tubuh dibandingkan dengan protein dari bahan pangan hewani lainnya. Kandungan asam amino essensial, asam lemak tak jenuh, dan vitamin pada ikan laut lebih tinggi dibandingkan dengan ikan darat. Oleh karena tingginya kandungan gizi ikan laut tersebut, perlu dilakukan upaya peningkatan konsumsi ikan laut pada masyarakat. Peningkatan kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi ikan laut perlu diiringi dengan peningkatan pengetahuan masyarakat tentang manfaat ikan laut bagi kesehatan. Pengetahuan konsumen akan mempengaruhi keputusan pembelian (konsumsi). Pengetahuan subjektif adalah persepsi konsumen mengenai apa dan berapa banyak yang dia ketahui mengenai kelas produk. Berdasarkan uraian tersebut, dapat diketahui bahwa pengetahuan berhubungan dengan pembentukan persepsi konsumen yang kemudian akan mempengaruhi keputusan pembelian atau konsumsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran umum konsumen di Kotamadya Jakarta Timur, hubungan antara karakteristik konsumen dengan persepsinya terhadap ikan laut segar dan produk olahannya, serta hubungan antara faktor eksternal konsumen dengan persepsinya terhadap ikan laut segar dan produk olahannya. Persepsi konsumen yang diteliti berkaitan dengan kandungan gizi, bau, rasa, cara pengolahan, kemudahan memperoleh, kondisi kesegaran, harga, dan produk ikan laut yang paling baik dikonsumsi. Karakteristik konsumen yang diteliti adalah usia, jenis pekerjaan, tingkat pengeluaran, dan tingkat pendidikan. Sedangkan, faktor eksternal konsumen yang diteliti adalah pengkonsumsian ikan laut, kepercayaan terhadap mitos, serta sumber informasi... Keyword:
Judul: The Construction of Greedy SVP LLL Algorithm Abstrak: A lattice is a set of all integer linear combination of a set of linearly independent vectors in ℝ𝑛���. The independent vectors are called bases of lattice. Any lattice can be generated from many bases, and these bases have the same cardinality. In the lattice, the most fundamental and renowned problem is the Shortest Vector Problem (SVP). SVP is a tracking problem of the shortest nonzero vector in a lattice with equivalent bases. In two dimensions, SVP problem has resolved exactly by Gauss’ algorithm. When the lattice dimension is higher than two, A.K. Lenstra, H.W. Lenstra and L. Lovasz gave a LLL algorithm to compute approximation of nonzero shortest vector in the lattice. Reduced bases solution obtained from LLL algorithm still be an approximation and has polynomial running time of arbitrary dimension which large enough. In 1994, Schnoor and Euchner modified this LLL algorithm as a new variant which later was named deep insertion LLL algorithm. This algorithm is a modified version of the LLL algorithm to the terms of the exchange step to improve the accuracy of output of LLL reduced bases and applying it to the subset sum problem. The purpose of this research are: (1) Reconstruct the LLL algorithm and deep insertion LLL algorithm using a geometric approach. (2) Construct a greedy SVP LLL algorithm. (3) Implement the three algorithms in a symbolic programming language, and evaluate them experimentally. A bases ℬ=[𝐛���1,𝐛���2,…,𝐛���𝑛���] in ℝ𝑚��� is called reduced LLL with parameter 𝛿��� if satisfies: (a) |𝜇���𝑗���𝑖���|≤12, for every integer 𝑖���,𝑗��� with 1≤𝑖���<𝑗���<𝑛���. (b)𝛿���‖𝜋���𝑗���(𝐛���𝑗���)‖2≤‖𝜋���𝑗���(𝐛���𝑗���+1)‖2, for 𝑗���=1,2,…,𝑛���−1,where 𝛿��� is a reduced parameter of real numbers with 14<𝛿���<1. The first requirement is the reduced basis 𝛿��� must “nearly orthogonal” and in its computation case, this requirement can be reached out by using the Gram-Schmidt’s orthogonalization. While the second requirement is called exchange step, or used to called as Lovasz condition. By using both of these requirements, then they establish the LLL algorithm. Then, Schnoor and Euchner modify the LLL algorithm based on the requirements of the exchange step called the deep insertion LLL algorithm, where the exchange step is based on the comparison of the projected vector in orthogonal complement [𝐛���1,𝐛���2,…,𝐛���𝑘���−1]⊥ after j-th reduction. To construct greedy SVP LLL algorithm, the requirements of the exchange step is based on purely by comparing norm of lattice 𝐛���𝑗��� with norm lattice 𝐛���𝑖��� for 𝑖���=1,2,3…,𝑗���−1. The process of insertion reduced vector after the exchange step also has done greedily. Then, we calculate the number of arithmetic operation in greedy SVP LLL algorithm for further analysis. The result of our exprimentation for three algorithms on the certain matrix size shows that the running time of the three algorithms increases propotional to the size of the matrix. The result also shows that by using 𝛿���=34 for the LLL algorithm and the deep insertion LLL algorithm, and the greedy SVP LLL algorithm which is a new variant made by using no parameter of 𝛿���, outperform of the other of two previous algorithm in terms of speed with the same output. Keyword: LLL algorithm, LLL deep insertion algorithm, greedy SVP LLL algorithm
Judul: Respons Ayam Jantan Petelur Strain "Harco" Terhadap Berbagai Kombinasi Ransum Starter Broiler Dan Layer Abstrak: Penelitian ini dilakukan di Laberatorium Ilmu Ternak Unggas, Jurusan Ilmu Produksi Ternak, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor, selama delapan minggu dari tanggal 11 Mei sampai dengan tanggal 6 Juli 1987. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh berbagai ransum komersial terhadap berat badan, berat kar- kas, persentase berat karkas dan lemak abdominal serta bagian-bagian giblet ayam jantan petelur strain Harco. Pada penelitian ini digunakan 250 ekor anak ayam jan- tan petelur dari strain Harco. Ayam-ayam tersebut dipelihara di dalam box yang berlantai kawat dengan ukuran 100 cm x 100 cm x 60 cm. Jumlah box yang digunakan sebanyak 25 bu- ah. Semua box ditempatkan secara acak pada ruangan kandang berlantai semen yang berukuran 16 x 6.5 meter. Tinggi box dari lantai kandang adalah 40 cm. Setiap box diisi dengan 10 ekor ayam. Perlakuan yang diberikan adalah ransum komersial untuk anak ayam pedaging dan anak ayam petelur serta kombinasinya. Ransum tersebut merupakan produksi PT Subur Gold Coin, dan dibeli dari Poultry Shop "Subur" Bogor. Untuk memperoleh data yang diperlukan, maka pada akhir penelitian dilakukan pemotongan terhadap hewan percobaan de- ngan mengambil sampel sebanyak tiga ekor per box (30 %). Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (Completely Randomized Design) dengan lima perlakuan dan lima ulangan. Untuk melihat pengaruh perla- kuan dilakukan analisis sidik ragam, sedangkan untuk melihat perbedaan antar perlakuan dilakukan uji jarak Duncan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian ran- sum percobaan memperlihatkan pengaruh yang sangat nyata (P0.01) terhadap berat badan, berat karkas kosong dan berat karkas siap masak. Rataan berat badan ayam jantan petelur Harco yang mendapatkan ransum R1 (100 % BS), R2 (75% BS + 25% LS), R3 (50 % BS + 50% LS), R4 (25% BS + 75% LS) dan R5 (100% LS) masing-masing sebesar 1000.3, 942.0, 920.7, 906.3 dan 874.7 g. Rataan berat karkas ko- song berturut-turut sebesar 808.8, 758.0, 744.9, 726.3 dan 699.1 g. Sedangkan rataan berat karkas siap masak masing- masing adalah 760.2, 709.6, 701.6, 679.7 dan 659.8 g…dst Keyword:
Judul: Respons Empat "Strain" Ayam Broiler Terhadap Dua Jenis Ransum Komersial Abstrak: Fenelitian ini dilakukan mulai tanggal 22 April sampai tanggal 10 Juni 1986 bertempat di Laboratorium Ilmu Ternak Unggas, Jurusan Ilmu Produksi Ternak, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Untuk mencapai produksi yang optimum dari suatu usaha peternakan ayam broiler sebagian besar ditentukan oleh kualitas ransum yang diberikan dan adanya kesesuaian antara jenis strain yang digunakan dengan ransum yang dipakai. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui performans empat strain ayam broiler yang diberi dua macam ransum komersial. Pada penelitian ini digunakan 240 ekor ayam broiler umur sehari, yang terdiri dari empat strain yakni strain Hybro (H), Arbor Acres (AA), Hubbard (Hb) dan Tegel (Tg). Ransum komersial yang digunakan dan PT Charoen Pokphand (P). keluaran PT Cargill Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan acak lengkap pola faktorial 2 x 4 dengan tiga ulangan. Untuk melihat perbedaan antara rataan masing-masing perlakuan, dilakukan uji jarak Duncan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh perlakuan ransum, strain maupun interaksi antara ransum dan strain tidak menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap pertambahan berat badan, konsumsi ransum dan berat badan akhir serta tingkat kematian dan abnormalitas. Perlakuan ransum memberikan pengaruh yang nyata (P<0.05) terhadap konversi ransum. Ransum Pokphand lebin baik dari ransum Cargill untuk ke empat strain yang dico- cobakan, masing-masing 2.04 dan 2.17. Akan tetapi strain dan interaksi antara ransum dan strain tidak berpengaruh nyata. Keyword:
Judul: Revisi Marga Maotia Wedd. (Urticacae) di Malesia Abstrak: A taxonomic revision of genus Maozrtia in Malesia has been done. At present revision, 6 species are recognized namely M. ambigua, M. diversifolia, M. lanceolata, M. platistigma, M puya, and M. setosa. M ambigua is divided into 7 varieties, which one of the variety (i.e. var. tomentosa) n ew to science and another (i.e. var. grandifolia) is a new combination based on M. grandifolia. Two new varieties w i t h M. diversivolia (namely var. novoguinesis and var. suniatrana) are proposed. M. gracilis is recognized here as a synonim 0f M. lanceolata. Keyword:
Judul: Uji Daya Hasil Genotipe Kentang (Solanum tuberosum L.) IPB di Kabupaten Cianjur Jawa Barat. Abstrak: Salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan produksi kentang nasional, adalah melakukan pengembangan varietas baru berdaya hasil tinggi dan berkualitas sebagai bibit bermutu. Uji daya hasil merupakan salah satu tahapan dalam kegiatan perakitan varietas baru untuk mengetahui kestabilan hasil dan kemampuan adaptasi dari suatu genotipe terhadap lingkungan tumbuhnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi daya hasil beberapa genotipe kentang IPB di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Pasir Sarongge, Cianjur, Jawa Barat pada bulan Februari hingga Mei 2018. Penelitian ini menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) satu faktor dengan tiga ulangan. Faktor yang diamati berupa genotipe dengan sepuluh taraf percobaan. Bahan tanam yang digunakan adalah enam genotipe kentang IPB, yaitu PKHT-02, PKHT-03, PKHT-04, PKHT-06, PKHT-10, PKHT-12 dan empat varietas pembanding, yaitu Granola, Atlantik, Medians, Intan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa genotipe PKHT-10 memiliki kualitas umbi yang cocok untuk kentang industri dan memiliki produktivitas lebih tinggi dari varietas Atlantik. Genotipe lain yang memiliki produktivitas tidak berbeda dengan Granola yaitu, PKHT-02, PKHT-03, PKHT-04, dan PKHT-06. Genotipe yang memiliki hasil lebih tinggi dan tidak berbeda dengan varietas pembanding diharapkan berpotensi sebagai alternatif dan dapat dikembangkan sebagai varietas kentang baru. Keyword: genotipe, produktivitas, uji daya hasil
Judul: Uji Daya Hasil dan Karakterisasi Genotipe Kentang (Solanum tuberosum L.) IPB di Daerah Garut, Jawa Barat. Abstrak: Kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan komoditas hortikultura yang sangat diminati masyarakat, namun produksi dan produktivitas nasionalnya masih rendah karena kurangnya penyediaan benih bermutu. Uji daya hasil pendahuluan merupakan salah satu tahapan dalam pemuliaan tanaman untuk menghasilkan varietas unggul baru yang berproduksi tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji daya hasil dan karakterisasi beberapa genotipe kentang koleksi IPB di daerah Garut, Jawa Barat. Penelitian dilakukan pada Mei-September 2019 di Desa Cikajang, Garut, Jawa Barat. Penelitian menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) satu faktor yaitu genotipe, dengan tiga kali ulangan. Genotipe yang digunakan berjumlah 11 taraf yaitu genotipe Smile, UT, 7/8, MKS, MP, 10/20 1, Pink, SH, AR, BM dan varietas Granola sebagai kontrol. Data yang menunjukkan ada pengaruh nyata lalu dianalisis dengan metode selang berganda Duncan pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa genotipe Smile dan 10/20 1 memiliki produktivitas yang sama atau lebih tinggi dibandingkan Granola. Selain itu, pertumbuhan organ-organ tanaman genotipe Smile dan 10/20 1 juga lebih baik daripada genotipe lainnya. Padatan total terlarut tertinggi terdapat pada genotipe UT. Umur panen tercepat terdapat pada genotipe MP. Genotipe-genotipe yang diujikan memiliki keragaan visual yang beragam baik dalam daun, batang, bunga, dan umbinya. . Keyword: keragaan, klon, panen, produktivitas
Judul: Light Microscope Study of ConnectiveTissue in The Spleen of Common Rousette Bat (Rousettus amplexicaudatus) Abstrak: The spleen is the largest lymphoid organ. As a secondary lymphoid organ, in addition to its immune function, the spleen also has functions as blood filtration, storage, and hematopoiesis. The spleen has different morphologies between species that support different physiological functions, one of which is the difference in the structure of the capsule and trabeculae. Capsule and trabeculae of the spleen generally consist of connective tissue and smooth muscle. The thickness of smooth muscle composed together with connective tissue in the capsule and trabecula determines the function of the spleen that is divided spleen into three storage, defense, and intermediate. Bats are the reservoir of various zoonotic diseases. Bats are thought to have unique immune systems compared to other mammals but the characteristics of its immune organs such as the spleen have never been studied before. This study was conducted to examine the characteristics of capsulae and trabecula of the Common Rousette (Rousettus amplexicaudatus). Keyword:
Judul: Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Status Gizi Pelajar Puteri Sekolah Lanjutan Pertama Negeri 23 Banjarmasin, Propinsi Kalimantan Selatan Abstrak: Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi pelajar puteri SLTP Negeri 23 Banajrmasin, Propinsi Kalimantan Selatan. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk : 1) mengetahui karakteristik sosial ekonomi (pendapatan keluarga, pendidikan ibu, jumlah anggota keluarga) dan pengetahuan gizi pelajar puteri. 2) mengidentifikasi kebiasaan makan (frekuensi makan, susunan hidangan,makanan jajanan dan makanan pantangan) pelajar puteri. 3) mengidentifikasi status gizi pelajar puteri. 4) mengidentifikasi konsumsi energi, protein. lemak dan karbohidrat. 5) menganalisis hubungan pendidikan ibu,jumlah anggota keluarga, pendapatan perkapita dan pengetabuan gizi pelajar puteri dengan konsumsi energi dan zat gizi. 6) menganalisis hubungan kosumsi energi, protein, lemak, karbohidrat dengan status gizi pelajar puteri. Keyword:
Judul: Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Siswa SMAN I Jatisari Karawang Jawa Barat Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi siswa SMAN 1 Jatisari Karawang. Hasil uji korelasi spearman dan pearson menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan (p>0.05) antara uang saku, besar keluarga, pendidikan orangtua, pekerjaan orangtua, pengetahuan gizi, sikap gizi dengan tingkat kecukupan energi dan zat gizi. Hasil uji korelasi spearman menunjukkan terdapat hubungan (p<0.05) antara konsumsi buah dengan tingkat kecukupan Fe, terdapat hubungan (P<0.05) antara tingkat kecukupan Fe dan vitamin A dengan status gizi. Sementara itu, tidak terdapat hubungan yang signifikan (P>0.05) antara pendapatan orangtua, frekuensi makan, konsumsi sayur, konsumsi buah, dan frekuensi jajan dengan tingkat kecukupan energi dan zat gizi. Tidak terdapat hubungan (P>0.05) antara tingkat kecukupan (energi, protein, lemak, karbohidrat, kalsium, dan vitamin C), pengetahuan gizi, sikap gizi, frekuensi makan, konsumsi sayur, frekuensi jajan, aktivitas fisik dengan status gizi. Keyword: status gizi
Judul: Implementasi aritmetika Optimal Extension Field (OEF) menggunakan bahasa pemrograman C Abstrak: Cryptography is the science to keep the message secure. Cryptography involves encryption and decryption of messages. Nowadays, the minimum key size for public key cryptography to reach the minimum security is claimed to be 1024 bit (RSA). With somekind of algorithm, the desktop computer that has 32 bit machine architecture could compute a number with that size easily, but not with the smaller machine that has only 8 bit or 16 bit architecture like handphones and smart cards. Those small machines need more time or maybe unable to compute a number with that size. Elliptic Curve Cryptography (ECC) is the solution of this problem. ECC has a great advantage. It can give a high security level of cryptography with smaller key size. As an example, ECC key with the size of 160 bit is claimed to be at the same level of security as compared to the conventional RSA key with 1024 bit of size. ECC implements a different kind of arithmetic field than that of the usual cryptosystem. Keyword:
Judul: Pertumbuhan Bibit Gmelina arborea Roxb. pada media bekas tambang silika dengan penambahan pupuk kandang kambing dan arang tempurung kelapa Abstrak: Penambangan silika yang dilakukan secara terbuka dapat menyebabkan kerusakan lingkungan, seperti pencemaran air, tanah dan udara. Upaya untuk mengatasi kerusakan lingkungan tersebut dengan cara melakukan pengelolaan dan revegetasi lahan pasca tambang. Pengelolaan lahan dapat dilakuan, salah satunya dengan penambahan pupuk kandang kambing dan arang tempurung kelapa. Jenis tanaman yang dapat tumbuh pada lahan pasca tambang adalah gmelina (Gmelina arborea Roxb.). Penelitian ini bertujuan untuk menguji pemberian pupuk kandang kambing dan arang tempurung kelapa terhadap pertumbuhan bibit gmelina pada media bekas tambang silika. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) faktorial dengan dua faktor, yaitu pupuk kandang kambing dan arang tempurung kelapa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi penambahan pupuk kandang kambing dan arang tempurung kelapa berpengaruh nyata terhadap semua parameter yang diamati. Interaksi pupuk kandang kambing dan arang tempurung kelapa mampu memberikan pertumbuhan yang baik terhadap bibit gmelina pada media bekas tambang silika. Kombinasi dosis penambahan yang terbaik terhadap pertumbuhan tinggi bibit gmelina pada media bekas tambang silika, yaitu perlakuan A4B2 (penambahan 100 g pupuk kandang, 900 g tanah tambang, dan 40 g arang tempurung kelapa) dengan persentase peningkatan sebesar 175.86%. Keyword: Coconut shell charcoal, Gmelina arborea, goat manure, land mines silica
Judul: Pertumbuhan Semai Gmelina (Gmelina arborea Roxb.) pada Media Bekas Tambang Silika dengan Penambahan Pupuk Kandang Kambing dan Arang Kayu Abstrak: Kegiatan penambangan yang umum dilakukan yaitu dengan cara pembukaan hutan, pengikisan lapisan-lapisan tanah, pengerukan, dan penimbunan. Kegiatan pertambangan akan menurunkan tingkat kesuburan tanah. Menambah kandungan unsur hara dapat dilakukan dengan pupuk kandang kambing dan arang kayu. Penelitian ini bertujuan menguji pengaruh pemberian arang kayu dan pupuk kandang kambing terhadap pertumbuhan semai gmelina (Gmelina arbore Roxb.) pada media bekas tambang silika. Rancangan percobaan yag digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) faktorial. Parameter yang diamati dalam penelitian ini yaitu tinggi, diameter, dan biomassa. Pengamatan yang dilakukan selama 12 minggu menunjukkan bahwa pemberian arang kayu secara tunggal tidak berpengaruh nyata terhadap semua parameter pada selang kepercayaan 95%. Pemberian pupuk kandang kambing secara tunggal dan interaksi dengan arang kayu berpengaruh pada semua parameter yang diamati. Kombinasi dosis penambahan terbaik bagi pertumbuhan semai gmelina pada media bekas tambang silika, yaitu kombinasi 100 g pupuk kandang kambing dan 40 g arang kayu. Keyword: wood charcoal, G. arborea, fertilizer of goat manure
Judul: Implementasi Penyelesaian Persamaan Burgers dengan Metode Beda Hingga dalam Bahasa Pemrograman Julia Abstrak: Persamaan Burgers merupakan salah satu persamaan diferensial parsial yang digunakan untuk memodelkan beberapa kejadian yang berkaitan dengan fluida. Karya ilmiah ini membahas tentang penyelesaian persamaan Burgers dengan metode beda hingga. Dalam karya ilmiah ini, telah diketahui beberapa parameter bagi persamaan Burgers dan digunakan beberapa kasus partisi dalam metode beda hingga. Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat diketahui bahwa semakin banyak partisi yang digunakan maka hasil numerik yang didapatkan akan semakin mendekati hasil eksaknya. Pada karya ilmiah ini, perhitungan secara numerik dilakukan dengan bantuan bahasa pemrograman Julia., Burgers equation is one of the partial differential equations used to modelling several events related to fluids. This study discusses solving burgers equations with the finite difference method. Several parameters have been known for the Burgers equation and several cases of partitions are used in finite difference methods. Based on the result obtained, it can be seen that the more partitions used, the numerical result obtained will be closer to the exact result. In this study, calculations are numerically carried out with the help of Julia programming language. Keyword: Julia, metode beda hingga, persamaan diferensial parsial, persamaan Burgers, Burgers equation, finite difference method, partial differential equation
Judul: Sifat Fisis dan Sifat Mekanis Oriented Strand Board Bambu Andong dari Berbagai Face-To-Core Rasio Dan Modifikasi Steam Abstrak: Oriented Strand Board (OSB) merupakan papan komposit struktural yang terbuat dari strand yang tipis dan direkatkan dengan perekat tahan air yang thermosetting dan dikempa panas. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh F/C ratio strand terhadap sifat fisis dan mekanis OSB bambu andong (Gigantochloa pseudoaruninacea (Steud.) Widjaja) yang telah diberi perlakuan steam dengan menggunakan perekat fenol formaldehida (PF) pada kadar perekat 8%. Kombinasi rasio lapisan OSB yang diberikan 15/70/15; 20/60/20; 25/50/25; 30/40/30 dengan menggunakan strand yang telah diberikan modifikasi steam. Hasil pengujian yang dilakukan kombinasi 15/70/15 dengan perlakuan steam memiliki nilai MOE dan MOR sejajar yang paling tinggi, sedangkan MOE dan MOR tegak lurus yang paling tinggi pada kombinasi 30/40/30. Kombinasi rasio dengan lapisan permukaan lebih tebal akan meningkatkan MOE dan MOR sejajar namun berbanding terbalik dengan MOE dan MOR tegak lurus. Keyword: OSB, face-to-core ratio, steam, sejajar, tegak lurus
Judul: Sifat Fisis dan Mekanis Oriented Strand Board Bambu Kombinasi Betung dan Andong pada Berbagai Shelling Ratio Abstrak: Bambu merupakan hasil hutan bukan kayu yang memiliki prospek yang baik untuk bahan baku struktural. Diameter bambu yang kecil menyebabkan pemanfaatan bambu terbatas. Konversi bambu menjadi produk oriented strand board (OSB) adalah salah satu upaya mengatasi kelemahan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sifat fisis dan mekanis OSB bambu kombinasi pada berbagai shelling ratio. Bahan yang digunakan adalah jenis bambu betung (Dendrocalamus asper) dan andong (Gigantochloa pseudoarundinacea). Strand bambu betung dan andong diberi perlakuan steam pada suhu 126 ºC 1.4 kg.cm-2 selama 1 jam lalu dibilas dengan larutan NaOH 1%. Papan OSB bambu dibuat dengan ukuran (30×30×0.9) cm³ dan kerapatan target 0.7 g.cm-3. Perekat fenol formaldehida (Viskositas=2.15 P) dengan kadar 8% digunakan dalam penelitian ini. Tiga lapisan OSB dibuat dengan shelling ratio 15/70/15, 20/60/20, 25/50/25, 30/40/30 dengan bambu andong di bagian inti dan betung di bagian permukaan. Pengujian sifat fisis dan mekanis mengacu pada standar JIS A 5908-2003. Hasil penelitian menunjukkan bahwa shelling ratio dapat meningkatkan stabilitas dimensi dan kekuatan lentur, tetapi cenderung menurunkan nilai keteguhan rekat internal. Dengan kata lain, semakin banyak penggunaan bambu andong pada bagian inti dapat meningkatkan nilai keteguhan rekat internal. Papan OSB dengan shelling ratio 25/50/25 merupakan OSB terbaik kerena parameter sifat fisis dan mekanis sudah memenuhi standar CSA O437.0 (Mutu O-1). Keyword: bambu, oriented strand board, shelling ratio, sifat fisis dan mekanis
Judul: Gambaran darah anjing sebelum dan sesudah pengambilan limpa Abstrak: Limpa di dalam tubuh memlilki beberapa fungsl yang cukup penting, tetapi limpa bukan sebagai alat vital untuk kehidupannya. Pada beberapa keJadian serlng dltemul adanya kelainan 1 limpa akibat trauma, abses, tumor, nekrosa limpa dan pada beberapa penyakit sepertl epistasis, Immune Mediated Trombositopenia, splenomegali, maka Jalan yang dapat ditempuh dalam memberi pengobatan adalah dengan JaIan mengeluarkan limpanya. Keyword:
Judul: Belawan putih (Tristaniopsis whiteana): antibacterial compounds and their distribution in Peat and Heath Forests Central Kalimantan Abstrak: Biodiversity of peat forest ecosystem is highly potential. Among these potentials is the use of forest plants as medicines. One of medicinal plants found in the peat swamp forest ecosystem is from genus Tristaniopsis, for example belawan putih (Tristaniopsis whiteana). Several studies have reported the potential of this plant as an antibacterial drug. In this report, bioactive antibacterial compounds of belawan putih leaves extract and mapping the distribution of the plant in peat and heath forests, Central Kalimantan, were studied. The sample was extracted gradually using four different solvents based on polarity (n-hexane, chloroform, ethyl acetate, and methanol). The chloroform extract showed the most active in inhibiting Escherichia coli and Staphylococcus epidermidis. Isolation and purification of the chloroform extract gave 2 pure compounds, compound 1 and 2, having the same minimum inhibitor concentration (MIC) value against E. coli were 128 μg/mL. MIC values of compound 1 and 2 against S. epidermidis were 128 and > 128 μg/mL, respectively. Based on structure elucidation using nuclear magnetic resonance proton (1H-NMR), compound 1 was estimated to have aromatic, alkoxy, methine, methylene, and methyl groups. Structure elucidation using ultraviolet and infrared spectrophotometers, 1H-NMR, 13C-NMR, DEPT, HMBC, and HMQC, compound 2 was found be betulinic acid. This is the first report of the occurrence of this compound in belawan putih and genus Tristaniopsis. One potential of belawan putih commonly used by people around forest areas is the use as medicines. Therefore, it is necessary to protect this species from the threat of extinction. One of the survey criteria in determining priority to protect the species is to find the distribution pattern of the species population. Ecological parameters of belawan putih in heath and peat forest Bawan, Central Kalimantan, was observed and measured on 6 plot in each forest by purposive sampling method. The plot was circle with radius of 10 m, so the 6 plot have area of 0.5 hectares. Based on Morissita method, the distribution pattern of belawan putih in heath and peat forest was clumped type. Keyword: antibacterial, Central Kalimantan, heath forest, peat forest, Tristaniopsis whiteana
Judul: Komposisi Vegetasi dan Potensi Tumbuhan Obat di Hutan Kerangas Kabupaten Belitung Timur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Abstrak: Heath forest on East Belitung is thought to have a diversity of plant species that can be used for medications. However, the information about it has not been revealed yet. Therefore, research about composition of vegetation and potential medicinal plants in the heath forest is necessary. This research was conducted in the primay heath forest (Rimba), secondary heath forest (Bebak) and particular heath forest (Padang) at East Belitung on July to Agustus 2011. The collected data includes species of plants (local name and scientific name), species of plants used medicine and part of plants that is used for medicine. Methods that is used to collect the data is the analysis of vegetation and interview method. Analysis vegetation was done by using combination of line and compartment method. The number of lines in each forest type are 10 with each line size is 10 m × 100 m and the distance between the lines is 50 m. The research results 224 species of plants in the heath forest obtained from different habitus and growth rates. Species with the highest value of importance on seedling, bush/shrub, herbaceous, liana, rattan and pandan is the samak (Syzygium lepidocarpa) amounted to 20.2% in the primary heath forest, pulas (Guioa pleuropteris) amounted to 12.57% in the secondary heath forest and kucai padang (Fimbristylis sp.) amounted to 51.14% in the particular heath forest. Species with the highest value of important on sapling is betor belulang (Calophyllum lanigerum) amounted to 17.27% in the primary heath forest, kiras (Garcinia hombroniana) amounted to 21.50% in the secondary heath forest and sekuncong (Leptospermum flavescens) amounted to 88.46% in the particular heath forest. Species with the highest value of important on tree is seru (Schima wallichii) amounted to 53.36% in primary heath forest, seru (Schima wallichii) amounted to 103% in secondary heath forest and sekuncong (Leptospermum flavescens) amounted to 180.2% in the particular heath forest. The number of medicinal plant species are identified based on knowledge of local communities as much as 101 species. Plant family which were most widely utilized is Myrtaceae. Tree is the most common habitus of medicinal plant to be used. The part of plants which is widely used is root and the most numerous group of diseases cured with medicinal plant is diseases of body resilience system (fever). Composition of vegetation in heath forest is potential as a germ plasm reserve of medicinal plants in Indonesia. Heath forest resources conservation can support sustainability of species and benefits to community around the forest. Keyword:
Judul: Grup dan Homomorfisma Grup pada Rubik Revenge Abstrak: Rubik cube is a kind of puzzle game. A player must arrange rubik sides, which have been disordered, back to the position where every side has the same colour. This paper does not focus on the settlement solution, but instead on proving the existence of a group homomorphism between rubik movement group and S96 symmetric permutation group in rubik revenge. Firstly, it has been proved that rubik movement set is a group. Then, it also has been proved that the M set, which contains numeric labels of 1 until 96 in cubinos sides, is S96 symmetric permutation group. Keyword:
Judul: Stok dan Neraca Karbon Komunitas Lamun di Pulau Barranglompo Makassar Abstrak: Salah satu ekosistem yang penting di Kepulauan Spermonde Sulawesi Selatan adalah padang lamun yang berperan secara ekologis maupun ekonomis. Beberapa tahun terakhir peran padang lamun sebagai salah satu penyerap dan penyimpan karbon di perairan laut mulai didiskusikan. Sebelumnya perhatian hanya tertuju pada peran vegetasi darat sebagai penyerap dan penyimpan karbon. Sebagai salah satu bentuk perhatian pakar terhadap peran vegetasi pantai, termasuk lamun sebagai penyerap dan penyimpan karbon, telah diperkenalkan konsep blue carbon pada tahun 2009. Hasil penyerapan karbon pada proses fotosintesis disimpan sebagai stok karbon, atau dialirkan ke beberapa kompartemen, seperti sedimen, herbivora dan ekosistem lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji potensi stok karbon komunitas lamun dan aliran karbon dari stok di atas substrat ke beberapa kompartemen, yaitu herbivora melalui aktifitas grazing dan produktivitas serasah, baik yang melayang maupun tenggelam. Penelitian dilakukan dari bulan Desember 2010 sampai Bulan November 2011 di Pulau Barranglompo Makassar. Stok karbon didapatkan melalui konversi dari biomassa dengan menggunakan hasil analisis konsentrasi karbon jaringan lamun. Produktivitas daun dan rhizoma didapatkan dengan menggunakan metode penandaan dan volumetrik, sementara untuk produktivitas serasah menggunakan metode kurungan. Laju grazing diestimasi dari hasil perkalian antara daya grazing individual bulu babi yang dilakukan di akuarium dengan kepadatan bulu babi di lapangan. Sementara laju grazing herbivora lain dilakukan secara in situ dengan melihat pengurangan biomassa tegakan lamun yang dibiarkan selama 24 jam. Total produktivitas lamun sebesar 0.780 gC/m2/hari, dengan kisaran 0.206-1.528 gC/m2/hari. Produktivitas rhizoma jauh lebih rendah dibanding produktivitas daun, yaitu rata-rata 0.026 gC/m2/hari dengan kisaran 0.0127-0.0502 gC/m2/hari. Ditemukan tiga jenis lamun yang mempunyai kontribusi besar terhadap produktivitas lamun yaitu E. acoroides, T. hemprichii dan C. rotundata. Pulau Barranglompo mempunyai luas lamun sebesar 643 367 m2 (64.3 ha) atau lebih dari tiga kali luas pulaunya (20.64 ha), dengan potensi stok karbon rata-rata sebesar 73.86 ton. Stok karbon tersebar di sisi selatan, barat dan utara, sementara stok karbon di sisi timur relatif sempit. Stok karbon di bawah substrat berperan besar terhadap penyimpanan karbon yang mencapai rata-rata 76.3% atau lebih dari 2/3 dari total stok karbon. Dua jenis lamun yang berkontribusi besar terhadap stok karbon yaitu jenis E. acoroides dan T. hemprichii, keduanya berkontribusi lebih dari 90% dari total stok karbon, atau masing-masing 52.06 ton (70.3%) oleh E. acoroides dan 17.86 ton (24.1%) oleh T. hemprichii. Total produksi serasah mencapai 0.1830-1.3077 gCm2/hari, yang terdiri dari serasah tenggelam 0.1309-0.8664 gCm2/hari, sementara serasah yang melayang sebesar 0.0517-0.5443 gCm2/hari. Fluktuasi produksi serasah sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik lingkungan seperti gelombang, arus dan keterbukaan terhadap sinar matahari pada periode tertentu. Jenis lamun E. acoroides dan T. hemprichii berkontribusi besar terhadap produksi serasah. Total grazing herbivora berkisar 0.045-0.103 gCm2/hari. Grazing bulu babi berkisar 0.0036-0.0237 gCm2/hari, relatif kecil dibanding grazing herbivora lain 0.0159-0.2365 gCm2/hari. Jenis bulu babi yang berkontribusi besar terhadap bujet karbon ke herbivora adalah D. setosum karena kepadatan yang tinggi dan T. gratilla karena daya grazing yang tinggi. Secara keseluruhan neraca karbon yang keluar dari stok di atas substrat mencapai 61.7 gC/m2/hari. Karbon terbesar melalui serasah yaitu lebih dari 88% dari total neraca karbon, terdiri dari serasah yang melayang hampir 27% dan serasah yang tenggelam sekitar 62%. Karbon melalui jalur herbivora Keyword: Barranglompo, seagrass, carbon stock
Judul: Estimation of Carbon Stock in Seagrass Sediments on Sintok Island, Menjangan Besar Island, and Bengkoang, Karimunjawa Abstrak: Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji stok karbon yang tersimpan pada sedimen lamun di Pulau Sintok, Menjangan Besar, dan Bengkoang, Kepulauan Karimunjawa. Pengamatan dilakukan di ekosistem lamun untuk mendapatkan nilai kerapatan, penutupan dan jenis lamun. Pengambilan sempel sedimen dilakukan dengan metode coring bertujuan untuk mengetahui nilai stok karbon yang dihitung menggunakan metode Loss on Ignition, kemudian dikombinasikan dengan nilai kerapatan dan tutupan lamun untuk mengetahui pengaruh terhadap nilai stok karbon pada keseluruhan area padang lamun. Terdapat enam spesies lamun yang ditemukan di lokasi pengamatan, yaitu spesies Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, Cymodocea rotundata, Cymodocea serrulata, Halodule uninervis, Halophilla ovalis. Berdasarkan analisis stok karbon diketahui bahwa stok karbon pada sedimen lamun di Pulau Sintok sebesar 0,64 g C/cm2, Pulau Menjangan Besar sebesar 0,65 g C/cm2 dan Pulau Bengkoang 0,58 g C/cm2. Perbedaan nilai stok karbon dipengaruhi beberapa faktor seperti nilai kerapatan dan tutupan lamun dan keberadaan ekosistem lain di sektiar lokasi pengamatan, This research was conducted to assess carbon stock stored in seagrass sediments on the islands of Sintok, Menjangan Besar, and Bengkoang, Karimunjawa Island. Sampling and observation were held in the seagrass ecosystem to obtain density values, cover and types of seagrass. Sediment sampling was carried out using the coring method in order to obtain carbon stock data. The carbon stock was calculated by the Loss On Ignition (LOI) method, then combined with the density and persen cover value to determine the correlation to the carbon stock value in the entire seagrass meadow area. There were six species of seagrass found at the observation site, consist of Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, Cymodocea rotundata, Cymodocea serrulata, Halodule uninervis, Halophilla ovalis. Based on carbon stock analysis, it is known that the carbon stock in seagrass sediments in Sintok Island is 0,64 g C/cm2, Menjangan Besar Island is 0,65 g C/cm2 and Bengkoang Island is 0,58 g C/cm2. The difference in the value of carbon stocks at the location of data collection is caused by several factors such as density and persen cover values, then the presence of other ecosystems around the location Keyword: Carbon stock, Seagrass cover, Seagrass density, Seagrass species, Sediment
Judul: Implementasi aritmetika Optimal Extension Field (OEF) menggunakan bahasa pemrograman C Abstrak: Cryptography is the science to keep the message secure. Cryptography involves encryption and decryption of messages. Nowadays, the minimum key size for public key cryptography to reach the minimum security is claimed to be 1024 bit (RSA). With somekind of algorithm, the desktop computer that has 32 bit machine architecture could compute a number with that size easily, but not with the smaller machine that has only 8 bit or 16 bit architecture like handphones and smart cards. Those small machines need more time or maybe unable to compute a number with that size. Elliptic Curve Cryptography (ECC) is the solution of this problem. ECC has a great advantage. It can give a high security level of cryptography with smaller key size. As an example, ECC key with the size of 160 bit is claimed to be at the same level of security as compared to the conventional RSA key with 1024 bit of size. ECC implements a different kind of arithmetic field than that of the usual cryptosystem. Keyword:
Judul: Kecernaan Tepung Daun Tarum (Indigofera zollingeriana) dengan Penambahan Berbagai Dosis Enzim pada Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas kecernaan ikan nila (Oreochromis niloticus) terhadap bahan baku tepung daun tarum (Indigofera zollingeriana) yang ditambahkan Enzim NSP+® dengan berbagai dosis. Penelitian menggunakan 4 perlakuan dengan masing-masing 3 ulangan yaitu penambahan Enzim NSP+® pada tepung daun tarum sebanyak 0, 0.2, 0.4, dan 0.6 g.kg-1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan Enzim NSP+® sebanyak 0.6 g.kg-1 menghasilkan kandungan NDF dan ADF yang paling rendah yaitu sebesar 23.89 % dan 18.18%. Selain itu, penambahan dosis Enzim NSP+® 0.6 g.kg-1 menghasilkan kecernaan pakan, kecernaan bahan baku pakan, kecernaan protein, kecernaan lemak, dan kecernaan energi tertinggi yaitu masing-masing sebesar 46.51±0.73%, 37.13±2.43%, 76.88±0.23%, 59.62±3.70%, dan 60.77±0.94% (P<0.05). Penambahan Enzim NSP+® sebesar 0.6 g.kg-1 pada tepung daun tarum (Indigofera zollingeriana) efektif dalam meningkatkan nilai kecernaan ikan nila (Oreochromis niloticus). Keyword: Daun tarum, enzim NSP+®, kecernaan
Judul: Efektivitas Penggunaan Indigofera zollingeriana sebagai Sumber Protein Nabati dalam Pakan terhadap Kinerja Pertumbuhan Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas tingkat penggunaan Indigofera zollingeriana dalam pakan terhadap kinerja produksi ikan nila (Oreochromis niloticus). Ikan nila dengan bobot awal rata-rata 6,21±0,07 gram dipelihara selama 40 hari dalam akuarium berukuran 50x40x35 cm3 yang diisi air sebanyak 40 liter. Ikan uji diberi lima jenis pakan perlakuan yang mengandung Indigofera zollingeriana sebagai sumber protein nabati dengan persentase protein masing-masing sebesar 0%, 10%, 20%, 30%, dan 40%. Pemberian pakan dilakukan secara at satiation sebanyak tiga kali sehari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa parameter peningkatan nilai laju pertumbuhan harian, efisiensi pakan, dan retensi lemak tertinggi ditunjukkan oleh pakan kontrol dan pakan yang mengandung Indigofera zollingeriana dengan presentase protein sebesar 10%. Kelangsungan hidup dan retensi protein dari setiap perlakuan tidak berbeda nyata (P>0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pemakaian protein Indigofera zollingeriana hingga 10% sebagai sumber protein nabati efektif untuk pertumbuhan ikan nila. Keyword: Indigofera zollingeriana, Oreochromis niloticus, pertumbuhan, protein
Judul: Surakarta: Perkembangan Kota Ditinjau Dari Perubahan Kondisi Sosial Pada Bekas Ibukota Kerajaan Di Jawa. Abstrak: Suatu lanskap tidaklah terbentuk begitu saja namun memiliki sejarah perkembangannya sendiri. Pengaruh peristiwa alam dan intervensi manusia pada lanskap dan lingkungannya akan menimbulkan suatu bentukan yang khas pada wajah lanskapnya yang akan terlihat berbeda antara satu tempat dengan tempat yang lain. Lanskap yang dibangun manusia dalam suatu periode sejarah dapat merefleksikan kebudayaan, ekonomi dan "political nature" suatu masyarakat yang dengan mempelajarinya dapat lebih memahami manusia yang ada sekarang serta bagaimana mereka mengekspresikan dirinya dalam pembangunan lanskapnya (Carpenter ef.al., 1975). Dengan kata lain sejarah adalah suatu proses yang menyertai terbentuknya suatu lanskap, termasuk diantaranya lanskap suatu kota. Keyword:
Judul: (Studi Kasus Di Desa Tangkil, Desa Nanggerang, Dan Desa Cimacan) Abstrak: Daerah penyangga adalah wilayah yang berada di luar kawasan suaka alam, baik sebagai kawasan hutan lain, tanah negara bebas maupun tanah yang dibebani hak yang diperlukan dan mampu menjaga keutuhan kawasan suaka alam (Undang Undang No 5, 1990). Daerah penyangga ini berfungsi untuk memberikan lapisan perlindungan tambahan bagi Taman Nasional dan sekaligus bermanfaat sebagai sumber pendapatan bagi masyarakat di sekitarnya. Saat ini pengelolaan daerah penyangga belum memperhatikan kedua fungsi tersebut secara optimal. Hal ini pun berlaku pada daerah penyangga Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGP). Keyword:
Judul: Ketersediaan Tenaga Kerja Sektor Pertanian Di Daerah Penyangga Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (Studi Kasus Di Desa Bojong Murni. Desa Sukagalih, Desa Cihanyawar, Desa Sukamulya Dan Desa Ciputri) Abstrak: Daerah penyangga Taman Nasional Ououng Gede Pangrango (TNOP) meliputi areal seluas 423,36 km2 dengan jumlah penduduk sebesar 360.117 jiwa atau rata~rata kepadatan penduduknya adalah 850 jiwalkm2 (Anonim, 1995). Dilihat dari kondisi sosial ekonominya, penduduk yang bertempat tinggal dekat dengan batas TNOP umurnnya mempunyai tingkat pendapatan yang relatif masih rendah ditambah dengan tingkat pendidikan dan apresiasi terhadap keberadaan TNGP yang rendah pula. Hal tersebut menyebabkan tetjadinya gangguan manusia terhadap kawasan TNGP berupa perambahan laban hutan (sekitar 32,14 ha), kebakaran hutan (sekitar 100 m2 pada satu titik api) dan pencurian potensi hutan, seperti: pengambilan kayu bakar, pengambilan pabon pakis dan pencurian rotan (Sensudi, 2000). Berbagai upaya di1akukan untuk mengurangi gangguan langsung terhadap taman nasional, salah satunya dengan menetapkan suatu daerah penyangga Daerab penyangga mempunyai fungsi untuk menjaga kawasan taman nasional dari segala bentuk tekanan dan gangguan yang berasal dari luar atau dari dalam kawasan yang dapat mengakibatkan perubahan keutuhan dan atau perubahan fungsi kawasan (Peraturan Pemerintah RI No. 68 tabun 1998 pasa156 ayat I). Daerah penyangga yang mampu menyediakan sumberdaya alam untuk kebutuhan masyarakat . setempat akan melindungi kawasan taman nasional dari ekploitasi oleh masyarakat di sekitarnya dan selanjutnya akan dapat meningkatkan perekonomian wilayah tersebut (Mahalia, 2000). Untuk menjelaskan perekonomian wilayah di daerah penyangga TNGP dalam peneiitian ini menggunakan pendekatan Teori Basis Ekonomi (Bendavid, 1974). Keyword:
Judul: Effectiveness of Microwave Oven against B. cereus to Reach Food Safety Objective in Cook-chill Foods Abstrak: Cook-chill foods are meal that being cooked and then chilled quickly until further consumption. Usually before being consumed, the foods are reheated by the consumers to improve the organoleptic property and also to destroy bacteria. One of the things that need to be considered is that cook-chill foods that are originated from grains like rice or wheat are vulnerable to be contaminated by pathogen, especially Bacillus cereus. Another problem is that on the packaging of specific cook-chill food that being investigated, there is only instruction manual on how to reheat the food with 1800 W microwave oven. Microwave oven that is being used in household level is usually lower than 1000 W, so there is a possibility under-cooking may happen because there is no standardization on how to heat food with microwave on household level. The research was conducted in five steps, which were; (1) investigation of standard plate count and B. cereus count on two cook-chill foods (spaghetti bolognaise and black pepper chicken rice), (2) challenge test on those cook-chill foods to evaluate the growth of B. cereus on cook-chill food on 15oC, (3) challenge test to evaluate inactivation of vegetative cells and spores of B. cereus by microwave oven (850 watt and 410 watt), (4) to evaluate if FSO of those cook-chill foods could be achieved based on data gathered in the previous results, and (5) to study the effect of microwave oven and moist heat against leakages of nucleic acids and proteins of B. cereus. The results of this research were that microwave oven with 850 watt power could still reach food safety objective (FSO) when cook-chill foods were being reheated for the recommended time on the packagings (45 seconds for spaghetti bolognaise and 2 minutes for black pepper chicken rice), however when using 410 watt microwave oven, FSO could not be achieved. The mechanism of which why microwave oven could destroy vegetative cell and spores of B. cereus was also investigated. The result was that heat treatment using microwave oven differed when compared to moist heat since heat treatment using microwave oven caused leakages of nucleic acid and protein content of the vegetative cells and spores of B. cereusin much larger effect than moist heat. Keyword: cook-chill foods, Bacillus cereus, microwave, rice, spaghetti, food safety objective
Judul: Anlisis Dampak Penambahan Pasir Laut Terhadap Perikanan Rajungan Di Kecamatan Tirtayasa Kabupaten Serang Abstrak: Pemerintah Daerah Kabupaten Serang telah memberikan perijinan penambangan pasir laut kepada PT. Jet Star yang telah melakukan penambangan pasir laut di Kecamatan Tirtayasa sejak September tahun 2003 sampai dengan tahun 2005. Penambangan pasir laut telah berdampak pada perikanan tangkap khususnya rajungan. Rajungan (Portunus pelagicus) termasuk krustasea demersal dengan habitat pasir. Penelitian ini bertujuan menganilisis dampak penambangan pasir laut terhadap perikanan rajungan. Uji T digunakan untuk membandingkan produksi rajungan sebelum dan setelah adanya penambangan pasir laut. Analisis regresi digunakan untuk mengetahui hubungan antara produksi pasir laut dengan produksi rajungan. Aspek ekonomi dinilai dengan valuasi ekonomi melalui metode perubahan surplus produsen. Keyword:
Judul: Analisis Bioekonomi untuk Pemanfaatan Sumberdaya Rajungan (Portunus pelagicus) di Teluk Banten, Kabupaten Serang, Provinsi Banten Abstrak: Rajungan merupakan salah satu sumberdaya hayati ekonomis penting. Nilai ekspor rajungan pada tahun 2007 menempati urutan ketiga setelah udang dan tuna yaitu 21.510 ton dengan nilai 170 juta dolar AS. Pada tahun 2011 nilai ekspor rajungan meningkat menjadi 23.661 ton yang mencapai nilai 250 juta dolar AS. Kebutuhan ekspor rajungan di Indonesia banyak mengandalkan hasil tangkapan nelayan di laut salah satunya dari Teluk Banten yang merupakan salah satu lokasi penangkapan rajungan. Nelayan yang melakukan penangkapan rajungan di Teluk Banten mendaratkan hasil tangkapannya di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Karangantu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model surplus produksi yang sesuai dengan karakteristik rajungan di Teluk Banten. Selanjutnya, model yang sesuai dianalisis secara bioekonomi melalui rezim pengelolaan MSY, MEY, dan Open access agar dapat diketahui usulan upaya pengelolaan untuk pemanfaatan sumberdaya rajungan di Teluk Banten secara berkelanjutan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei hingga Juni 2012 yang meliputi: observasi lapang, wawancara, dan pengumpulan data sekuder dari Dinas PPN Karangantu. Lokasi penelitian di PPN Karangantu yang terletak di bagian selatan Teluk Banten. Keyword:
Judul: Pelabelan Super Edge Magic pada Graf Cycle dan Graf Wheel Abstrak: This manuscript proves that cycle graph and wheel graph have a super edge magic labeling. Super edge magic labeling on a graph is labeling that has an edge magic labeling with a set of vertices were mapped in to {1,2,… ,𝑝} and a set of edges were mapped in to {𝑝+1,𝑝+2,… ,𝑝+𝑞}, in which 𝑝 is order and 𝑞 is size on the graph. There are one lemma and two theorems to be discussed. The lemma is used to prove the two theorems. The first theorem proves that cycle graph 𝐶𝑛 is super edge magic if and only if 𝑛 is odd. The second theorem proves that wheel graph 𝑊𝑛 of order 𝑛 is not super edge magic. Moreover 𝑊𝑛 is not edge magic if 𝑛≡0 mod Keyword:
Judul: Strategi Pelabuhan Tanjung Priok sebagai International Hub Port : Studi Banding dengan Pelabuhan Singapura Abstrak: Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta merupakan pelabuhan utama nasional dan internasional yang menjadi pintu gerbang konektivitas ekonomi nasional dan internasional yang berfungsi sebagai tulang punggung pembangunan nasional, dengan total volume angkutan barang 60 % dari dan ke Indonesia. Pelabuhan Tanjung Priok juga memiliki posisi yang begitu penting dalam sistem transportasi dan logistik nasional sehingga menuntut Pelabuhan Tanjung Priok secara berkesinambungan harus mampu memfasilitasi aktifitas perekonomian dan perdagangan Indonesia, dan pada akhirnya diharapkan Pelabuhan Tanjung Priok dapat mendorong sektor perdagangan dan industri nasional guna menghadapi perdagangan bebas internasional. Sehingga diharapkan Pelabuhan Tanjung Priok dapat menjadi international hub port dengan melakukan studi banding dengan Pelabuhan Singapura lalu membuat perumusan mengenai kriteria international hub port. Namun berbagai kendala ditemukan untuk menjadikan Pelabuhan Tanjung Priok sebagai international hub port. Kendala-kendala tersebut antara lain ketertinggalan dalam hal infrastruktur dan suprastruktur juga kinerja operasional pelabuhan masih jauh jika dibandingkan dengan Pelabuhan Singapura. Pelabuhan Tanjung Priok dalam hal ini kurang diminati oleh main line operator (operator utama) dari operator kapal-kapal yang berukuran besar (mother vessel) untuk aktifitas bongkar muat dan transhipment. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui permasalahan-permasalahan utama Pelabuhan Tanjung Priok terkait kondisi infrastruktur, suprastruktur dan sumber daya manusia sehubungan dengan pengembangan Pelabuhan Tanjung Priok. Selain itu juga untuk mengetahui hasil perbandingan kinerja operasional yang merupakan bagian dari port performance indicators (PPI) antara Pelabuhan Tanjung Priok dengan Pelabuhan Singapura agar dapat mengetahui kemungkinan kesiapan Pelabuhan Tanjung Priok sebagai international hub port dan menentukan strategi pengembangan Pelabuhan Tanjung Priok menjadi international hub port. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli-Desember 2013, bertempat di Pelabuhan Tanjung Priok dan Pelabuhan Singapura. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dan kuantitatif komparatif antara Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta dengan Pelabuhan Singapura di masing-masing terminal peti kemasnya. Pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan cara observasi langsung di lokasi penelitian untuk mendapatkan data yang dibutuhkan. Selain itu pengumpulan data dilakukan melalui pengumpulan data primer dan sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara survey, dengan tujuan untuk meneliti lokasi secara langsung. Survey dilakukan dengan teknik wawancara atau kuesioner. Wawancara dan penyebaran kuesioner pada orang terpilih yaitu responden yang terkait langsung dengan kegiatan pelabuhan baik itu mengenai permasalahan dan pengembangan kawasan Pelabuhan Tanjung Priok. Hasil penelitian menujukkan terdapat masalah terhadap kondisi infrastruktur Pelabuhan Tanjung Priok antara lain alur pelayaran Pelabuhan Tanjung Priok yang memiliki kedalaman yang dangkal yaitu 10-14 meter dan sering terjadi sedimentasi setiap saat. Kedalaman kolam Pelabuhan Tanjung Priok variatif tiap terminal peti kemasnya dan memiliki kedalaman kolam yang dangkal dan terjadi sedimentasi. Panjang dermaga relatif pendek untuk masing-masing dermaga antara 591 – 1500 meter. Hal ini menyebabkan kapal-kapal ukuran mother vessel tidak bisa masuk ke pelabuhan. Masalah yang ditemukan pada kondisi suprastruktur pelabuhan masih terbatasnya fasilitas gudang sehingga pembongkaran barang cenderung truck losing. Selain itu banyak pengusaha yang menjadikan pelabuhan sebagai gudang sementara sebagai tempat penyimpanan barang karena tidak memiliki warehouse. Selain itu nilai port performance indicators Pelabuhan Tanjung Priok lebih tinggi dari Pelabuhan Singapura sehingga pelayanan kapal menjadi lebih lama. Namun demikian saat ini pemerintah sedang melakukan pembangunan di Pelabuhan Tanjung Priok yang diharapkan dapat lebih banyak melayani kapal yang akan melakukan bongkar Keyword: Hub Port, International Hub Port, Port Performance Indicators Pelabuhan Tanjung Priok, Pelabuhan Singapura
Judul: Strategi Pelabuhan Tanjung Priok sebagai International Hub Port : Studi Banding dengan Pelabuhan Singapura Abstrak: Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta merupakan pelabuhan utama nasional dan internasional yang menjadi pintu gerbang konektivitas ekonomi nasional dan internasional yang berfungsi sebagai tulang punggung pembangunan nasional, dengan total volume angkutan barang 60 % dari dan ke Indonesia. Pelabuhan Tanjung Priok juga memiliki posisi yang begitu penting dalam sistem transportasi dan logistik nasional sehingga menuntut Pelabuhan Tanjung Priok secara berkesinambungan harus mampu memfasilitasi aktifitas perekonomian dan perdagangan Indonesia, dan pada akhirnya diharapkan Pelabuhan Tanjung Priok dapat mendorong sektor perdagangan dan industri nasional guna menghadapi perdagangan bebas internasional. Sehingga diharapkan Pelabuhan Tanjung Priok dapat menjadi international hub port dengan melakukan studi banding dengan Pelabuhan Singapura lalu membuat perumusan mengenai kriteria international hub port. Namun berbagai kendala ditemukan untuk menjadikan Pelabuhan Tanjung Priok sebagai international hub port. Kendala-kendala tersebut antara lain ketertinggalan dalam hal infrastruktur dan suprastruktur juga kinerja operasional pelabuhan masih jauh jika dibandingkan dengan Pelabuhan Singapura. Pelabuhan Tanjung Priok dalam hal ini kurang diminati oleh main line operator (operator utama) dari operator kapal-kapal yang berukuran besar (mother vessel) untuk aktifitas bongkar muat dan transhipment. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui permasalahan-permasalahan utama Pelabuhan Tanjung Priok terkait kondisi infrastruktur, suprastruktur dan sumber daya manusia sehubungan dengan pengembangan Pelabuhan Tanjung Priok. Selain itu juga untuk mengetahui hasil perbandingan kinerja operasional yang merupakan bagian dari port performance indicators (PPI) antara Pelabuhan Tanjung Priok dengan Pelabuhan Singapura agar dapat mengetahui kemungkinan kesiapan Pelabuhan Tanjung Priok sebagai international hub port dan menentukan strategi pengembangan Pelabuhan Tanjung Priok menjadi international hub port. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli-Desember 2013, bertempat di Pelabuhan Tanjung Priok dan Pelabuhan Singapura. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dan kuantitatif komparatif antara Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta dengan Pelabuhan Singapura di masing-masing terminal peti kemasnya. Pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan cara observasi langsung di lokasi penelitian untuk mendapatkan data yang dibutuhkan. Selain itu pengumpulan data dilakukan melalui pengumpulan data primer dan sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara survey, dengan tujuan untuk meneliti lokasi secara langsung. Survey dilakukan dengan teknik wawancara atau kuesioner. Wawancara dan penyebaran kuesioner pada orang terpilih yaitu responden yang terkait langsung dengan kegiatan pelabuhan baik itu mengenai permasalahan dan pengembangan kawasan Pelabuhan Tanjung Priok. Hasil penelitian menujukkan terdapat masalah terhadap kondisi infrastruktur Pelabuhan Tanjung Priok antara lain alur pelayaran Pelabuhan Tanjung Priok yang memiliki kedalaman yang dangkal yaitu 10-14 meter dan sering terjadi sedimentasi setiap saat. Kedalaman kolam Pelabuhan Tanjung Priok variatif tiap terminal peti kemasnya dan memiliki kedalaman kolam yang dangkal dan terjadi sedimentasi. Panjang dermaga relatif pendek untuk masing-masing dermaga antara 591 – 1500 meter. Hal ini menyebabkan kapal-kapal ukuran mother vessel tidak bisa masuk ke pelabuhan. Masalah yang ditemukan pada kondisi suprastruktur pelabuhan masih terbatasnya fasilitas gudang sehingga pembongkaran barang cenderung truck losing. Selain itu banyak pengusaha yang menjadikan pelabuhan sebagai gudang sementara sebagai tempat penyimpanan barang karena tidak memiliki warehouse. Selain itu nilai port performance indicators Pelabuhan Tanjung Priok lebih tinggi dari Pelabuhan Singapura sehingga pelayanan kapal menjadi lebih lama. Namun demikian saat ini pemerintah sedang melakukan pembangunan di Pelabuhan Tanjung Priok yang diharapkan dapat lebih banyak melayani kapal yang akan melakukan bongkar Keyword: Hub Port, International Hub Port, Port Performance Indicators Pelabuhan Tanjung Priok, Pelabuhan Singapura.
Judul: Therapeutic Drugs Used Myxomatous Mitral Valve Degeneration (MMVD) in Dogs at Gasing Veterinary Hospital in Selangor, Abstrak: Myxomatous mitral valve degeneration (MMVD) is a chronic degenerative disease in which the cardiac valves, mainly the mitral valve, undergo leaflet thickening or prolapse due to aging process or genetic factor. There are five stages of MMVD in dogs, namely stage A, stage B1, stage B2, stage C, and finally stage D. Clinical symptoms of MMVD can be seen from stage C onwards, where congestive heart failure signs are obvious. The study aims to obtain and analyze secondary data of the therapeutic drugs used in the treatment of MMVD at Gasing Veterinary Hospital in the year 2021. The highest percentage of drugs used were ACE inhibitors and positive inotropes both at 33%. Diuretics were the second most administered drug at 26%. Other therapeutic drugs which were administered in smaller proportions include bronchodilators at 5%, antiplatelet at 2%, and calcium channel blocker at 1%. It was concluded that the types of drugs that were administered in MMVD cases comprised of ACE inhibitors, positive inotropes, diuretics, bronchodilators, antiplatelet, and calcium channel blocker., Myxomatous mitral valve degeneration (MMVD) adalah suatu penyakit degeneratif kronik pada katup jantung yang ditandai dengan penebalan atau prolaps katup karena proses penuaan atau faktor genetik, terutama terjadi pada katup mitral. Terdapat lima stadium MMVD pada anjing, yaitu stadium A, stadium B1, stadium B2, stadium C, dan terakhir stadium D. Gejala klinis MMVD dapat dilihat dari stadium C dan seterusnya, ditandai dengan adanya gagal jantung kongestif yang terlihat jelas. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan dan menganalisis data sekunder obat terapeutik yang digunakan dalam pengobatan MMVD di Rumah Sakit Hewan Gasing tahun 2021. Persentase obat tertinggi yang digunakan berupa ACE inhibitor dan inotrop positif dengan persentase keduanya sebesar 33%. Diuretik adalah obat kedua yang paling banyak diberikan dengan persentase sebesar 26%. Obat terapeutik lain yang diberikan dalam proporsi yang lebih kecil diantaranya bronkodilator 5%, antiplatelet 2%, dan antagonis kalsium 1%. Secara kesimpulan, jenis obat yang diberikan pada kasus MMVD terdiri dari ACE inhibitor, inotrop positif, diuretik, bronkodilator, antiplatelet, dan antagonis kalsium. Keyword: drug, canine, MMVD, therapeutic, treatment
Judul: Pengembangan Membran Selulosa Asetat Menggunakan Natrium Dodesil Sulfat Abstrak: Development of membrane technology is waste treatment unit is growing rapidly and widely used in separation process. Membrane technology is chosen because the process is simple, low energy use, nondestructive, and do not generate new waste, thus classified as a green good technology. The production of membrane was started by preparing polymeric mixture solution of cellulose acetate (CA) and sodium dodecyl sulfate (SDS) in acetone. Composition of CA was 15% w/v and composition of SDS were varied from 0; 0.05; 0.01; to 0.125% w/v. The solution was stirred by ultrasonic for 3 hours and casted on the glass plate surface then immersed in warm water at 60 oC. The membranes were characterized by their rejection index. Rejection index was applied to detergent solution with concentration of 1600 ppm. When compared with values below the critical micelle concentration (CMC), the best average value of rejection index was resulted at the initiation of CMC, with SDS concentration of 0.125%. At that concentration, a quite high average values was obtained for the rejection index (77%). While, at the SDS concentration below CMC, 0.05% and 0.01%, the average index rejection values were 17% and 37%, repectively. The best CMC value was reached at the initiation (0.125%). Keyword:
Judul: Pervaporasi Metanol Menggunakan Membran Selulosa Asetat/Polivinil Pirolidon dan Natrium Dosesil Sulfat Abstrak: Pervaporation membrane is one of alternative methods to purify methanol. Performance of the pervaporation is affected by its characteristics. Phase inversion technique was used for preparing the membrane. The membrane was prepared by mixing polymeric solution of cellulose acetate (CA) and sodium dodecyl sulfate (SDS) as template in acetone solution. Composition of CA was 17% w/v and composition of SDS were varied 0; 0.5; 1; 1.5; dan 2% w/v. The solution was stirred by ultrasonic for 10 and 20 hours and it was casted on the glass plate surface and then submerged it into water of 60 oC. The membrane was coated by polyvinyl pyrrolidon. The performance of pervaporation was evaluated through permeation flux and separation factor and then was calculated for its pervaporation separation index (PSI) value. In this research, permeation flux and separation factor were contradicted results, but PSI was proportional to the separation factor. High permeation flux and separation factor are desired in the performance of pervaporation. The results showed that methanol concentration from pervaporation product by CA membrane with SDS 2% b/v in 20 hours stirring by ultrasonic was 79% from feed solution of 60%. Therefore, this membrane is applicable for methanol pervaporation, but it still needs some improvements. Keyword:
Judul: World Journal of Zoology Abstrak: A study on daily pattern of male western lowland gorilla (Gorilla gorilla gorilla, Savage & Wyman 1847) had been done at Schmutzer Primate Center, Taman Margasatwa Ragunan Jakarta, Indonesia. The aim of the study was to observe the daily activity pattern of adult male gorilla group without any female in captivity in order to obtain a condition of preparing incoming female gorillas leading to successfull conservation program. Keyword:
Judul: Penapisan Ekstrak Daun Famili Zingiberaceae Sebagai Inhibitor Tirosinase Dan Antioksidan Abstrak: Penapisan atas daun Zingiberaceae telah dilakukan sebagai inhibitor tirosinase dan antioksidan. Kadar total antosianin, klorofil, karotenoid, tanin, dan flavonoid ditentukan menggunakan metode spektroskopi. Metode penapisan antioksidan menggunakan 1,1-difenil-2-pikril hidrazil (DPPH) dan penapisan inhibitor tirosinase menggunakan substrat L-tirosina (monofenolase) dan L-DOPA (difenolase). Ekstrak metanol daun temulawak (Curcuma xanthorrhiza) lebih aktif sebagai antioksidan daripada ekstrak lainnya dengan nilai IC50 281.85 mg/L dan hubungannya dengan kadar tanin ialah 22.76%. Ekstrak etil asetat dari daun bangle hantu (Zingiber purpureum) memiliki aktivitas inhibisi monofenolase 82.86% dan hubungannya dengan kadar karotenoid ialah 52.02%. Ekstrak etil asetat daun temu putih (Curcuma zedoaria) memiliki aktivitas inhibisi difenolase 90.20% dan hubungannya dengan kadar flavonoid ialah 39%. Jadi, dari 10 daun spesies Zingiberaceae, temulawak lebih berpotensi sebagai antioksidan, sementara bangle hantu dan temu putih lebih berpotensi sebagai inhibitor tirosinase. Keyword: antioksidan, inhibitor tirosinase, penapisan, Zingiberaceae
Judul: Skrining Potensi Daun Zingiberaceae Sebagai Antiaging. Abstrak: Zingiberaceae adalah salah satu famili tumbuhan yang telah banyak dimanfaatkan sebagai antikanker, antiinflamasi, maupun antiaging. Bagian daunnya belum di manfaatkan secara maksimal, sehingga menarik dilakukan skrining potensi antiaging pada daun tersebut.Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan zat antiaging pada daun Zingiberaceae. Sebanyak 10 jenis daun Zingiberaceae diekstraksi dengan 2 metode yaitu maserasi dan distilasi uap.Maserasi dilakukan menggunakan tiga jenis pelarut n-heksana, etil asetat dan metanol. Distilasi uap digunakan untuk mendapatkan minyak atsiri. Seluruh ekstrak ditentukan potensi antiagingnya melalui aktivitas antiglikasi dan antioksidan. Aktivitas antiglikasi ditentukan dengan metode flourimetri, sedangkan aktivitas antioksidan dengan penangkap radikal ABTS. Hasil skrining menunjukkan bahwa ekstrak Zingiber officinale merupakan ekstrak yang memiliki aktivitas antiglikasi terbaik. Ekstrak metanol Zingiber officinale memiliki nilai IC50 203.86μg/mL dan diikuti oleh minyak atsiri Zingiber officinale sebesar 207.95μg/mL. Adapun Aktivitas tertinggi pada uji aktivitas antioksidan oleh Curcuma longa sebesar 18.04% AEAC. Ekstrak metanol Zingiber officinale diisolasi lebih lanjut menggunakan kromatografi kolom dan menghasilkan fraksi n-heksana : etil asetat (3:7) yang memiliki aktivitas yang terbaik. Minyak atsiri dari Zingiber officinale diidentifikasi menggunakan kromatografi gas spektrofotometer massa dan menghasilkan 33 komponen-komponen dengan kariofilena sebagai komponen yang dominan (32.76 %) dan memiliki aktifitas antiglikasi dengan nilai IC50 sebesar 23.22 μg/mL. Keyword: antiglikasi, antioksidan, Zingiberaceae, Zingiber officinale
Judul: The Construction of Greedy SVP LLL Algorithm Abstrak: A lattice is a set of all integer linear combination of a set of linearly independent vectors in ℝ𝑛���. The independent vectors are called bases of lattice. Any lattice can be generated from many bases, and these bases have the same cardinality. In the lattice, the most fundamental and renowned problem is the Shortest Vector Problem (SVP). SVP is a tracking problem of the shortest nonzero vector in a lattice with equivalent bases. In two dimensions, SVP problem has resolved exactly by Gauss’ algorithm. When the lattice dimension is higher than two, A.K. Lenstra, H.W. Lenstra and L. Lovasz gave a LLL algorithm to compute approximation of nonzero shortest vector in the lattice. Reduced bases solution obtained from LLL algorithm still be an approximation and has polynomial running time of arbitrary dimension which large enough. In 1994, Schnoor and Euchner modified this LLL algorithm as a new variant which later was named deep insertion LLL algorithm. This algorithm is a modified version of the LLL algorithm to the terms of the exchange step to improve the accuracy of output of LLL reduced bases and applying it to the subset sum problem. The purpose of this research are: (1) Reconstruct the LLL algorithm and deep insertion LLL algorithm using a geometric approach. (2) Construct a greedy SVP LLL algorithm. (3) Implement the three algorithms in a symbolic programming language, and evaluate them experimentally. A bases ℬ=[𝐛���1,𝐛���2,…,𝐛���𝑛���] in ℝ𝑚��� is called reduced LLL with parameter 𝛿��� if satisfies: (a) |𝜇���𝑗���𝑖���|≤12, for every integer 𝑖���,𝑗��� with 1≤𝑖���<𝑗���<𝑛���. (b)𝛿���‖𝜋���𝑗���(𝐛���𝑗���)‖2≤‖𝜋���𝑗���(𝐛���𝑗���+1)‖2, for 𝑗���=1,2,…,𝑛���−1,where 𝛿��� is a reduced parameter of real numbers with 14<𝛿���<1. The first requirement is the reduced basis 𝛿��� must “nearly orthogonal” and in its computation case, this requirement can be reached out by using the Gram-Schmidt’s orthogonalization. While the second requirement is called exchange step, or used to called as Lovasz condition. By using both of these requirements, then they establish the LLL algorithm. Then, Schnoor and Euchner modify the LLL algorithm based on the requirements of the exchange step called the deep insertion LLL algorithm, where the exchange step is based on the comparison of the projected vector in orthogonal complement [𝐛���1,𝐛���2,…,𝐛���𝑘���−1]⊥ after j-th reduction. To construct greedy SVP LLL algorithm, the requirements of the exchange step is based on purely by comparing norm of lattice 𝐛���𝑗��� with norm lattice 𝐛���𝑖��� for 𝑖���=1,2,3…,𝑗���−1. The process of insertion reduced vector after the exchange step also has done greedily. Then, we calculate the number of arithmetic operation in greedy SVP LLL algorithm for further analysis. The result of our exprimentation for three algorithms on the certain matrix size shows that the running time of the three algorithms increases propotional to the size of the matrix. The result also shows that by using 𝛿���=34 for the LLL algorithm and the deep insertion LLL algorithm, and the greedy SVP LLL algorithm which is a new variant made by using no parameter of 𝛿���, outperform of the other of two previous algorithm in terms of speed with the same output. Keyword: LLL algorithm, LLL deep insertion algorithm, greedy SVP LLL algorithm
Judul: Penggunaan lumpur sawit kering dalam ransum sapi perah laktasi Abstrak: Percobaan In Vitro dilakukan di Laboratorium Ruminologi Jurusan Ilmu Nutrisi & Makanan Ternak, Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Terdapat 6 perlakuan dalam percobaan yaitu: 4 macam konsentrat yang mengandung 0, 10, 20 dan 30% POS dan 2 bahan makanan yaitu dedak padi dan lumpur sawit (POS). Metode yang digunakan dalam percobaan ini adalah Metode Tilley dan Terry (1966). Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui kecernaan bahan kering (KCBK) dan kecernaan bahan organik (KCBO) dari masing- masing bahan percobaan. Data KCBK dan KCBO yang didapat dianalisis dengan Rancangan Acak Kelompok …dst Keyword: Dairy cattle, Cattle feeding, Palm kernel cake, Palm press fiber, Palm oil sludge
Judul: Pemanfaatan Limbah Batang Kelapa Sawit sebagai Pakan Sapi Perah Laktasi Secara in vitro. Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan limbah batang kelapa sawit sebagai pakan sapi perah laktasi secara in vitro. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 4 perlakuan dan 3 kelompok. Perlakuan yang digunakan terdiri dari P0 (ransum kontrol), P1 (ransum kontrol dengan penambahan 12.5% tepung batang kelapa sawit), P2 (ransum kontrol dengan penambahan 25% tepung batang kelapa sawit), P3 (ransum dengan hijauan dan konsentrat komersial). Parameter yang diukur dalam penelitian ini adalah derajat keasaman (pH) dalam rumen, koefisien cerna bahan kering, koefisien cerna bahan organik, konsentrasi NH3, serta konsentrasi VFA total. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan limbah batang kelapa sawit 25% kedalam ransum meningkatkan dengan nyata 10.47% KCBK, 10.91% KCBO, 41.73% konsentrasi NH3, dan 4.96% konsentrasi VFA total yang diukur (P<0.05), kecuali derajat keasaman (pH) di dalam rumen. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa limbah batang kelapa sawit dapat digunakan sampai 25% didalam ransum sapi perah laktasi Keyword: fermentasi, in vitro, kecernaan, limbah batang kelapa sawit
Judul: Pelabelan Super Edge Magic pada Graf Cycle dan Graf Wheel Abstrak: This manuscript proves that cycle graph and wheel graph have a super edge magic labeling. Super edge magic labeling on a graph is labeling that has an edge magic labeling with a set of vertices were mapped in to {1,2,… ,𝑝} and a set of edges were mapped in to {𝑝+1,𝑝+2,… ,𝑝+𝑞}, in which 𝑝 is order and 𝑞 is size on the graph. There are one lemma and two theorems to be discussed. The lemma is used to prove the two theorems. The first theorem proves that cycle graph 𝐶𝑛 is super edge magic if and only if 𝑛 is odd. The second theorem proves that wheel graph 𝑊𝑛 of order 𝑛 is not super edge magic. Moreover 𝑊𝑛 is not edge magic if 𝑛≡0 mod Keyword:
Judul: Analisis Ekuitas Merek Margarin Konsumsi Pada Tingkat Rumah Tangga Studi Kasus Merek SIMAS Di Kota Bogor Abstrak: Merek yang memiliki ekuitas merek yang kuat dapat dipastikan merek tersebut dapat memperoleh, merebut dan mempertahankan pangsa pasarnya di persaingan. Membangun ekuitas merek yang kuat salah satunya dapat dilakukan dengan cara membangun persepsi konsumen mengenai merek tersebut yang didasari bahwa kondisi persaingan pemasaran saat ini bukan merupakan persaingan antar produk saja namun sudah merupakan persaingan antar merek yang melibatkan persepsi konsumen. Industri makanan khususnya industri margarin memiliki peluang untuk terus tumbuh dan berkembang sejalan dengan meningkatnya kebutuhan penggunaan margarin di Indonesia. Kebutuhan margarin terus meningkat dari 166.446 ton pada tahun 1997 menjadi 266.476 ton pada tahun 2003 dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 10,1 persen per tahun yang dinilai tinggi bila dibandingkan dengan pertumbuhan produksi rata-rata margarin yang hanya sebesar 5,68 persen. Sektor rumah tangga adalah sektor yang menyumbangkan sekitar 79,36 persen dari seluruh total permintaan margarin pada tahun 2002. Potensi pasar yang besar tersebut telah membuat persaingan antar perusahaan yang mengambil target pasar pada sektor ini semakin ketat. Persaingan diperkirakan akan terus meningkat dikarenakan proyeksi permintaan margarin untuk tahun-tahun ke depan akan meningkat pula karena adanya peningkatan pendapatan per kapita penduduk Indonesia untuk tahun-tahun ke depan. Simas merupakan merek margarin andalan PT Intiboga Sejahtera yang telah mampu meraih sukses ke puncak atas persaingan dengan merek-merek margarin lainnya yang perlu untuk melakukan kajian riset ekuitas merek seiring dengan meningkatnya persaingan agar merek tersebut dapat bersaing di pasar. Tujuan dari penelitian ekuitas merek (brand equity) Simas di Kota Bogor ini adalah 1).menganalisis besarnya pengaruh masing-masing elemen penyusun ekuitas merek terhadap nilai ekuitas merek (brand equity value) Simas 2). menganalisis besarnya nilai ekuitas merek (brand equity value) Simas dibandingkan dengan pesaing utama 3). merumuskan alternatif strategi bauran pemasaran Simas, berdasarkan hasil analisis nilai ekuitas merek (brand equity value) yang telah diketahui…dst Keyword:
Judul: Analisis ekuitas merek margarin konsumsi pada tingkat rumah tangga : studi kasus merek SIMAS di Kota Bogor Abstrak: Merek yang memiliki ekuitas merek yang kuat dapat dipastikan merek tersebut dapat memperoleh, merebut dan mempertahankan pangsa pasarnya di persaingan. Membangun ekuitas merek yang kuat salah satunya dapat dilakukan dengan cara membangun persepsi konsumen mengenai merek tersebut yang didasari bahwa kondisi persaingan pemasaran saat ini bukan merupakan persaingan antar produk saja namun sudah merupakan persaingan antar merek yang melibatkan persepsi konsumen. Industri makanan khususnya industri margarin memiliki peluang untuk terus tumbuh dan berkembang sejalan dengan meningkatnya kebutuhan penggunaan margarin di Indonesia. Kebutuhan margarin terus meningkat dari 166.446 ton pada tahun 1997 menjadi 266.476 ton pada tahun 2003 dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 10,1 persen per tahun yang dinilai tinggi bila dibandingkan dengan pertumbuhan produksi rata-rata margarin yang hanya sebesar 5,68 persen... Keyword:
Judul: The Construction of Greedy SVP LLL Algorithm Abstrak: A lattice is a set of all integer linear combination of a set of linearly independent vectors in ℝ𝑛���. The independent vectors are called bases of lattice. Any lattice can be generated from many bases, and these bases have the same cardinality. In the lattice, the most fundamental and renowned problem is the Shortest Vector Problem (SVP). SVP is a tracking problem of the shortest nonzero vector in a lattice with equivalent bases. In two dimensions, SVP problem has resolved exactly by Gauss’ algorithm. When the lattice dimension is higher than two, A.K. Lenstra, H.W. Lenstra and L. Lovasz gave a LLL algorithm to compute approximation of nonzero shortest vector in the lattice. Reduced bases solution obtained from LLL algorithm still be an approximation and has polynomial running time of arbitrary dimension which large enough. In 1994, Schnoor and Euchner modified this LLL algorithm as a new variant which later was named deep insertion LLL algorithm. This algorithm is a modified version of the LLL algorithm to the terms of the exchange step to improve the accuracy of output of LLL reduced bases and applying it to the subset sum problem. The purpose of this research are: (1) Reconstruct the LLL algorithm and deep insertion LLL algorithm using a geometric approach. (2) Construct a greedy SVP LLL algorithm. (3) Implement the three algorithms in a symbolic programming language, and evaluate them experimentally. A bases ℬ=[𝐛���1,𝐛���2,…,𝐛���𝑛���] in ℝ𝑚��� is called reduced LLL with parameter 𝛿��� if satisfies: (a) |𝜇���𝑗���𝑖���|≤12, for every integer 𝑖���,𝑗��� with 1≤𝑖���<𝑗���<𝑛���. (b)𝛿���‖𝜋���𝑗���(𝐛���𝑗���)‖2≤‖𝜋���𝑗���(𝐛���𝑗���+1)‖2, for 𝑗���=1,2,…,𝑛���−1,where 𝛿��� is a reduced parameter of real numbers with 14<𝛿���<1. The first requirement is the reduced basis 𝛿��� must “nearly orthogonal” and in its computation case, this requirement can be reached out by using the Gram-Schmidt’s orthogonalization. While the second requirement is called exchange step, or used to called as Lovasz condition. By using both of these requirements, then they establish the LLL algorithm. Then, Schnoor and Euchner modify the LLL algorithm based on the requirements of the exchange step called the deep insertion LLL algorithm, where the exchange step is based on the comparison of the projected vector in orthogonal complement [𝐛���1,𝐛���2,…,𝐛���𝑘���−1]⊥ after j-th reduction. To construct greedy SVP LLL algorithm, the requirements of the exchange step is based on purely by comparing norm of lattice 𝐛���𝑗��� with norm lattice 𝐛���𝑖��� for 𝑖���=1,2,3…,𝑗���−1. The process of insertion reduced vector after the exchange step also has done greedily. Then, we calculate the number of arithmetic operation in greedy SVP LLL algorithm for further analysis. The result of our exprimentation for three algorithms on the certain matrix size shows that the running time of the three algorithms increases propotional to the size of the matrix. The result also shows that by using 𝛿���=34 for the LLL algorithm and the deep insertion LLL algorithm, and the greedy SVP LLL algorithm which is a new variant made by using no parameter of 𝛿���, outperform of the other of two previous algorithm in terms of speed with the same output. Keyword: LLL algorithm, LLL deep insertion algorithm, greedy SVP LLL algorithm
Judul: Model matematis perubahan kualitas air sungai di daerah aliran sungai (DAS) Cisadane Abstrak: Air merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi manusia maupun makhluk hidup lainnya. Berbagai sumber air yang ada di muka bumi telah membentuk suatu sistem interaksi yang erat dengan makhluk hidup di dalamnya. Hubungan ketergantungan di dalam ekosistem bumi akhirnya menempatkan air sebagai bagian yang tak terpisahkan dari setiap komponen makhluk hidup. Salah satu sumber air yang memiliki peranan penting bagi masyarakat Wilayah Bogor dan Tangerang adalah Daerah Aliran Sungai (DAS) Cisadane. Namun, seiring dengan perjalanan waktu kualitas air DAS Cisadane telah mengalami penurunan. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu model matematis perubahan kualitas air DAS Cisadane untuk memperkirakan nilai kualitas air DAS pada setiap ruas DAS dari segmen hulu sampai hilir. Metode penelitian yang digunakan dengan mengindentifikasi karakteristik parameter kualitas air yang terdiri dari BOD, COD, dan Fecal coli pada beberapa titik sebagai representatif segmen hulu, tengah, dan hilir dari tahun 2003-2006 dengan menggunakan perbandingan baku mutu air berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 dan memperkirakan pola penyebaran BOD, COD, Fecal coli dari analisa kualitas air dengan menggunakan persamaan regresi. Keyword: Pencemaran air, Analisa regresi
Judul: Model Perubahan Kualitas Air Sungai di Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung Abstrak: Sumber air di bumi merupakan jumlah persediaan air yang ada di bumi yang bersumber dari air samudera sebesar 97,2 %, pecahan es dan gletser sebesar 2,14%, air tanah sebesar 0,16%, air permukaan sebesar 0,009%, lapisan air sebesar 0,005% dan atmosfer sebesar 0,001%. Sungai Ciliwung merupakan salah satu sungai yang mengalir pada kota-kota yang memiliki pertumbuhan penduduk dan industri yang tinggi, telah mengalami penurunan fungsi yang cukup besar, jika diperhatikan dari kualitas air sungai dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu model perubahan kualitas air sungai yang terdiri dari BOD, COD dan Fecal coli dengan adanya kelas kualitas air. Model perubahan parameter kualitas air dapat digunakan untuk memprakirakan nilai kualitas air setiap segmen dari hulu sampai hilir dengan adanya baku mutu air di Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung. Metode penelitian yang digunakan dengan mengidentifikasi karakteristik parameter kualitas air yang terdiri dari BOD, COD dan Fecal coli setiap segmen DAS Ciliwung dengan menggunakan baku mutu air menurut Peraturan Pemerintah No.82 tahun 2001 dan memprakirakan pola penyebaran BOD, COD dan Fecal coli dari analisa kualitas air dengan menggunakan persamaan regresi. Keyword:
Judul: Lizard (Mabuya multifasciata) Behavior in Captivity Abstrak: The Mabuya multifasciata lizard are known as common lizard and spread out widely in Indonesian archipelago. Traditionally, this lizard is used as skin medicine for human, protein source, raw material for leather industry and reared as a pet. To increase lizard population and to prevent lizard from extinction, it is important to breed the lizard in captivity. Therefore, their behavior in captivity was conducted. Keyword:
Judul: Reverse Transcription Loop-Mediated Isothermal Amplification Primer Design for SARS-CoV-2 Detection Applications Abstrak: Reverse transcription loop-mediated isothermal amplification (RT-LAMP) merupakan metode deteksi baru yang dapat menangani pelacakan kasus Covid-19 secara cepat, sederhana, murah, dan akurat. Tujuan penelitian ini adalah mendesain primer RT-LAMP menggunakan sekuen genom SARS-CoV-2 yang berasal dari Indonesia dan beberapa negara lain yang mewakili lima benua di dunia, serta mewakili lima variant of concern. Metode yang digunakan adalah preparasi sekuen, uji homologi, identifikasi daerah target, desain primer, identifikasi primer, dan uji spesifitas primer secara in silico. Hasil penelitian diperoleh set primer T1_9 dengan urutan basa F3: CACTGAGACTCATTGATGCTATG, B3: CCAACCGTCTCTAAGAAACTCT, F2: GTTCACATCTGATTTGGCTACT, F1c: GAAGTCAACTGAACAACACCACCT, B2: CCTTCCTTAAACTTCTCTTCAAGC, B1c: GTGGCTAACTAACATCTTTGGCACT, LB: TGAAAAACTCAAACCCGTCCTTG memenuhi parameter ideal dan memiliki spesifitas terbaik sehingga dapat digunakan untuk uji lanjutan secara in vitro menggunakan metode RT-LAMP. Keyword:
Judul: Peningkatan Performansi Metode Phenol Red RT-LAMP Colorimetry Untuk Deteksi Virus SARS-CoV-2 Berkapasitas Buffer Tinggi Abstrak: RT-LAMP Kolorimetri merupakan metode diagnostik yang telah menarik banyak perhatian peneliti karena kecepatan, kesederhanaan, dan sensitivitasnya dibandingkan dengan metode diagnosis penyakit lainnya. Namun, meskipun memiliki banyak kelebihan, uji RT-LAMP kolorimetri masih memiliki kekurangan, terutama untuk kit yang menggunakan indikator fenol merah. Kerugian ini berasal dari sampel input yang mengandung tingkat buffer yang tinggi, yang tidak menyebabkan terjadinya perubahan warna dan menghasilkan hasil analisis yang bersifat negatif palsu. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan dan mengoptimasi uji kolorimetri RT-LAMP pada sampel dengan kapasitas buffer yang tinggi. Berdasarkan hasil penelitian, suhu 69 C selama 50 menit dengan penambahan post-treatment berupa pemanasan pada suhu 80 C selama 10 menit merupakan kondisi optimum untuk reaksi RT-LAMP kolorimetri dengan indikator fenol merah pada sampel SARS-CoV-2 berkapasitas buffer tinggi. Kondisi ini terbukti efektif dalam mengubah warna hasil dari merah (negatif) menjadi kuning untuk sampel yang positif. Penelitian ini juga berhasil mengklasifikasikan hasil analisis berdasarkan tingkat paparan virus SARS-CoV-2 yang diwakili dengan nilai cycle threshold (Ct) real-time PCR dan dikorelasikan terhadap nilai optical density (OD) spektrofotometer pada panjang gelombang 415 nm dengan nilai korelasi -0,9084. Pada hasil klasifikasi, warna kuning menunjukkan nilai Ct di bawah 20, warna kuning-orange menunjukkan nilai Ct antara 20 dan 30, warna orange menunjukkan nilai Ct antara 30 dan 40, dan warna merah menunjukkan nilai Ct lebih dari 40 (negatif). Secara keseluruhan, penelitian ini berhasil mengoptimalkan dan mengembangkan reaksi RT-LAMP kolorimetri fenol merah pada sampel SARS-CoV-2 dengan kapasitas buffer tinggi. Keyword: Kolorimetri, Buffer Tinggi, Optimasi, Fenol Merah, RT-LAMP, SARS-CoV-2
Judul: Economic participation of the muruts at karamatoi resettlement scheme, Sabah, Malaysia Abstrak: The objectives of this study were to: (1) analyse the distribution of economic benefits derived by the project participante; (2) understand the influence of participants' social backgrounds on their economic participation and (3) study the relationships between economic participation and the sectors of economic activities generated by the project. The study was conducted in 1984 after five years of project implementation. A random sample of 75 household heads were chosen from the total of 120 settler families actively involved in the resettlement programme. The results indicate that the Muruts are economic- ally benefiting from the project with an average monthly household income of M$367.63 and a Gini coefficient of 0.295. They spend about 47.23 percent of their income on food and drink, while the other portion allocated IPB University to savings and purchase of other goods. Savings are in the form of cash and durable items...dst Keyword: Social forestry, Resettlement
Judul: Analisis Kekuatan Tekan Tegak Lurus Serat Permukaan Panel Cross Laminated Timber Kayu Manii (Maesopsis Eminii Engl.). Abstrak: Cross Laminated Timber (CLT) merupakan panel yang dihasilkan dari perekatan lamina-lamina yang disusun secara bersilangan satu dengan yang lainnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan pengaruh orientasi sudut lamina terhadap kekuatan tekan tegak lurus serat cross laminated timber kayu Manii (Maesopsis eminii Engl). Pengujian yang dilakukan meliputi pengujian sifat fisik (kadar air, kerapatan, pengembangan penyusutan, dan delaminasi) dan sifat mekanis (keteguhan rekat dan kekuatan tekan). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sifat fisik berpengaruh terhadap kekuatan tekan. Hasil penelitian kekuatan tekan serat menunjukkan berdasarkan posisi pembebanan maka posisi plat beban di pinggir menghasilkan kekuatan tekan yang lebih rendah dibandingkan posisi plat ditengah. Hasil kekuatan tekan menginformasikan bahwa tipe pembebanan P+ (plat beban diletakkan ditengah tegak lurus permukaan) memiliki nilai kekuatan tertinggi. Keyword: cross laminated timber, kekuatan tekan tegak lurus serat, kayu manii, orientasi sudut
Judul: Kajian Sifat Fisis dan Mekanis Panel Cross Laminated Timber Kayu Manii (Maesopsis eminii Engl.) Menggunakan Perekat Isosianat Abstrak: Cross Laminated Timber (CLT) adalah produk rekayasa kayu yang disusun bersilangan antar lamina biasanya direkat dengan perekat atau paku. Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan sifat fisis dan mekanis panel CLT Kayu Manii (Maesopsis eminii Engl.) lapisan 2 dan 4 yang dibuat dengan orientasi sudut 45⁰ dan 90⁰ terhadap serat lapisan permukaan. Panel CLT dibuat dengan ketebalan 15 cm sebanyak lima lapis dari papan yang berukuran 3 cm x 13 cm x 200 cm. Perekat yang digunakan adalah perekat isosianat dengan berat labur 280 g/m². Pengujian yang dilakukan meliputi pengujian sifat fisis (kadar air, kerapatan, kembang susut, dan delaminasi) dan sifat mekanis (keteguhan rekat dan uji dinding geser). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sifat fisis dan orientasi sudut lamina penyusun sangat berpengaruh dalam uji dinding geser. Hasil uji dinding geser menginformasikan bahwa kekakuan dinding geser panel CLT 90⁰ dua kali lebih besar dibandingkan CLT 45⁰ namun berbanding terbalik pada kekuatannya, dimana panel CLT 45⁰ lebih kuat dibandingkan CLT 90⁰. Keyword: Cross Laminated Timber, Kayu Manii, perekat isosianat, orientasi sudut
Judul: Penyakit Infectious Bovine Rhinotracheitis Infectious Pustular Vulvovaginitis Pada Sapi Abstrak: Penyakit Infectious Bovine Rhinotracheitis - Infectious Pustular Vulvovaginitis adalah penyakit menular pada sapi selain juga dapat menyerang kerbau, babi, kambing, rusa, antilope dan wild beest. agen penyebabnya adalah virus famili Hervesviridae type 1, mempunyai simetri icosahadral, berinti DNA dan berserabut ganda (double stranded) serta mempunyai nucleocaspid. Keyword:
Judul: Intersepsi radiasi matahari, pertumbuhan dan produksi tanaman soba (Buchwheat-Fagopyrum esculentum Moench.) Abstrak: Peningkatan jumlah penduduk diikuti oleh peningkatan kebutuhan bahan pangan berkarbohidrat terutama tepung. Impor biji gandum Indonesia bulan Januari sampai bulan Juli 1998 mencapai 1.9 juta ton. Untuk itu perlu tanaman alternatif sebagai penghasil tepung. Soba merupakan salah satu tanaman bahan baku tepung untuk membuat pancake, sup, bubur dan mie serta pernah dibudidayakan di Indonesia, waktu tanamnya singkat, produksi dan proteinnya tinggi serta sisa jeraminya dapat digunakan sebagai alas kandang ternak. Usaha untuk membudidayakan tanaman soba perlu pengkajian terhadap faktor iklim terutama radiasi matahari yang merupakan sumber energi untuk pertumbuhan dan produksi melalui proses fotosintesis. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara populasi dan waktu tanam terhadap intersepsi radiasi matahari pada pertumbuhan dan produksi tanaman soba serta untuk mengetahui kapasitas fotosintesis tanaman soba. Penelitian dilakukan di Inlitbio Pacet Cianjur dengan ketinggian 1150 m dpl pada 107° BT dan 6°44' LS, pada bulan Juni sampai September 1999. Percobaan dilakukan dengan rancangan split plot, setiap perlakuan dilakukan dengan dua kali ulangan. Perlakuan yang digunakan adalah jumlah populasi tanaman (P) dimana P, (200 tanaman/m²), P₂ (100) tanaman/m³), P, (50 tanaman/m²), serta waktu tanam (W) dimana W, (bulan Juni - bulan Agustus 1999) dan W₂ (bulan Juli - bulan September 1999). Pengukuran dilakukan terhadap komponen agronomis, radiasi matahari serta kapasitas fotosintesis dengan menggunakan portable IRGA. Persentase intersepsi semakin meningkat dengan bertambahnya ILD sampai ILD mencapai maksimum, kemudian menurun menjelang panen. Intersepsi radiasi maksimum pada P, sedangkan intersepsi radiasi minimum pada P, Persentase transmisi radiasi matahari semakin menurun dengan meningkatnya ILD dan meningkat lagi menjelang panen. Transmisi radiasi matahari maksimum pada P, sedangkan transmisi radiasi matahari minimum pada P. Adanya perlakuan jumlah populasi dan waktu tanam yang berbeda menyebabkan perbedaan yang nyata terhadap intersepsi radiasi matahari, transmisi radiasi matahari, ILD tiap 1000 butir maksimum terdapat pada P, yaitu sebesar 31.5 g dan bobot biji minimum pada P, yaitu dan produksi berat kering tanaman. Hasil panen biji tiap meter persegi maksimum diperoleh pada P, W sebesar 407.5 g m¹ sedangkan hasil minimum terdapat pada P3W, yaitu sebesar 161.6 g m. Bobot biji sebesar 28.6 g. Pada tanaman soba kapasitas maksimum fotosintesis yang terukur adalah 21,78 µmol CO₂ m² s pada PAR 1650 µmol m's" sedangkan kapasitas respirasi yang terukur adalah -2.45 µmol CO₂ m² s'yaitu saat tidak ada radiasi matahari. Keyword: radiation
Judul: Pengaruh Intersepsi Radiasi Matahari Terhadap Pertumbuhan, Perkembangan dan Produksi Tanaman Soba (Fagopyrlltn esculentutn Moench) di Ciawi – Bogor Abstrak: Jumlah penduduk Indonesia terus meningkat sehingga kebutuhan pangan semakin besar, sebaliknya luas lahan persawahan semakin berknrang. Disatu sisi potensi penyediaan lahan kering masih cukup luas untuk menghasilkan tanaman alternatif selain padi. Buckwheat (soba) merupakan salah satu tanaman pengbasil bahan pangan selain beras dengan waktu tanam Iebih singkat, produksi ton hal panen" cukup tinggi dengan kandungan gizi cukup baik. Untuk pembudidayaan serta pengembangan wilayah tanaman di Indonesia perlu pengkajian berbagai aspek diantarannya kesesuaian terbadap cuaca dan iklim. Pengkajian kesesuaian cuaca salah satunya adalah kesesuaian terhadap intersepsi radiasi matahari khususnya terhadap perlumbuhan, perkembangan dau produksi tanamau soba perlu dilaknkan. Penelitian ini dilakukan di Balai Penataran dan Latihan Perlanian (BPLP) Ciawi-Bogor yang terletak pada lintang 106°51' BT dan 06° 38'LS dengan ketinggian ± 415 m dpl, pada bulan agustus-November 2000. Keyword:
Judul: Pelabelan Super Edge Magic pada Graf Cycle dan Graf Wheel Abstrak: This manuscript proves that cycle graph and wheel graph have a super edge magic labeling. Super edge magic labeling on a graph is labeling that has an edge magic labeling with a set of vertices were mapped in to {1,2,… ,𝑝} and a set of edges were mapped in to {𝑝+1,𝑝+2,… ,𝑝+𝑞}, in which 𝑝 is order and 𝑞 is size on the graph. There are one lemma and two theorems to be discussed. The lemma is used to prove the two theorems. The first theorem proves that cycle graph 𝐶𝑛 is super edge magic if and only if 𝑛 is odd. The second theorem proves that wheel graph 𝑊𝑛 of order 𝑛 is not super edge magic. Moreover 𝑊𝑛 is not edge magic if 𝑛≡0 mod Keyword:
Judul: Pembangunan Fuzzy Classifier untuk Data Potensi Desa 2003 Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk membuat suatu aplikasi data mining menggunakan fuzzy classifier. Konsep himpunan fuzzy dipilih karena lebih baik dalam menangani data numerik dan dapat ”memperhalus” batasan yang tegas. Aplikasi ini diterapkan pada data potensi desa di Indonesia tahun 2003. Data potensi desa 2003 memiliki 750 atribut dan 65536 record. Untuk kebutuhan penelitian diambil 5 atribut numerik (jumlah keluarga prasejahtera sejahtera 1, jumlah pengangguran, jumlah keluarga pengguna listrik PLN, jumlah bangunan permanen, dan jumlah murid SD yang drop-out) dan 10500 record data (7500 record untuk data training dan 3000 data untuk data tes). Aplikasi yang dibuat dapat dimanfaatkan untuk menentukan nilai dan kelas atribut yang belum diketahui berdasarkan aturan-aturan yang ditemukan. Ada beberapa proses yang harus dilakukan antara lain merubah data ke dalam himpunan fuzzy, membangkitkan aturan fuzzy, memprediksi nilai dan kelas data target, mengevaluasi performa akurasi dan rms, terakhir menyajikan informasi dalam bentuk grafik dan tabel. Setelah dicobakan dari berbagai data training dan data tes yang ada, didapatkan informasi sebagai berikut: Semakin banyak data training yang digunakan, maka jumlah aturan yang terbentuk semakin besar dengan kenaikan terbesar terjadi pada selang 1000 sampai 1500 data training. Semakin banyak antecedent yang ingin dibuat maka jumlah aturan yang terbentuk semakin sedikit. Semakin banyak data training yang digunakan, maka waktu untuk membangkitkan aturan juga semakin besar dengan kenaikannya secara linier. Banyaknya data training yang ada tidak berpengaruh signifikan dengan nilai akurasi dan rmse, yang mempengaruhi adalah nilai bobot dari masing-masing aturan. Persentase akurasi terbesar (80%) didapatkan jika atribut targetnya C3 (jumlah keluarga pengguna listrik PLN) dengan jumlah data training sebanyak 1000 data. Persentase terkecil (13%) didapatkan jika atribut targetnya C5 (Jumlah murid SD yang DO) untuk setiap jumlah data training yang ada. Evaluasi akurasi dan rmse akan mendapatkan hasil yang baik jika atribut yang dijadikan kelas target berasal dari atribut C3 (jumlah keluarga pengguna listrik PLN) atau C4 (jumlah bangunan permanen) dan digunakan sebagai model yang terbaik untuk memprediksi nilai dan kelas suatu data. Keyword:
Judul: Pengembangan aplikasi data mining menggunakan fuzzy association rules Abstrak: Banyaknya kegiatan yang dilakukan secara terkomputerisasi menyebabkan penyimpanan data menjadi semakin mudah. Namun data yang dibiarkan menumpuk tanpa dianalisis lebih dalam mengakibatkan data tersebut tidak mempunyai nilai guna lebih di masa mendatang. Persoalan tersebut merupakan salah satu persoalan yang dapat diatasi oleh data mining. Data mining merupakan proses ekstraksi informasi atau pola dalam basis data yang berukuran besar. Salah satu teknik dalam data mining yaitu association rule mining berguna untuk menyingkap keterkaitan antara suatu item data dengan item data lainnya yang digambarkan dengan aturan-aturan asosiasi. Konsep fuzzy yang diterapkan dalam association rule mining dapat lebih baik dalam menangani nilai numerik, karena himpunan fuzzy ”memperhalus” batasan yang tegas. Terlebih lagi dengan konsep fuzzy, aturan asosiasi yang ditemukan dapat lebih dipahami oleh manusia. Pada penelitian ini dikembangkan suatu aplikasi data mining yang dapat menemukan aturan-aturan asosiasi pada data Potensi Desa (PODES) 2003 di pulau Jawa. Proses data mining dalam aplikasi yang dikembangkan pada penelitian ini menggunakan algoritma Fuzzy Quantitative Association Rules Mining yang secara garis besar dibagi menjadi tiga bagian, yaitu transformasi dari basis data awal ke dalam bentuk himpunan fuzzy menggunakan algoritma Fuzzy C-Means (FCM), pembentukan frequent itemset, dan pembentukan aturan asosiasi. Setelah dicobakan berbagai kombinasi nilai minimum fuzzy support (minsup) dan minimum fuzzy confidence (minconf) didapatkan bahwa sebagian besar aturan asosiasi memiliki nilai fuzzy confidence yang tinggi karena nilai fuzzy support gabungan antecedent dengan consequent-nya juga tinggi. Parameter yang paling mempengaruhi jumlah aturan asosiasi yang dihasilkan adalah nilai minsup. Dengan menggunakan kombinasi yang tertinggi dari seluruh kombinasi yang dicobakan dalam menemukan aturan asosiasi, yaitu nilai minsup sebesar 90% dan minconf 90%, dihasilkan 16 aturan asosiasi. Setelah dievaluasi menggunakan nilai lift 1.04 didapatkan 2 aturan asosiasi mengenai keterkaitan antara jumlah keluarga pengguna listrik PLN dan jumlah bangunan permanen. Di lain pihak, jika dievaluasi menggunakan nilai mincorr 0.8, didapatkan 5 aturan asosiasi mengenai keterkaitan antara jumlah pengangguran, jumlah murid SD yang DO, jumlah keluarga pengguna listrik PLN, dan jumlah bangunan permanen. Keyword:
Judul: Macam-macam avian adenovirus pada ayam dan penyakit inclusion body hepatitis Abstrak: Avian Adenovirus pada ayam dibagi menjadi beberapa kelompok serotype. Tipton adalah salah satu serotype dari Avian Adenovirus dan menyebabkan penyakit Inclusion Body Hepatitis (IBH) pada ayam. Inclusion Body Hepatitis pertama kali ditemukan pada tahun 1963 di Amerika Serikat dan di Indonesia untuk pertama kalinya ditemukan di BPT Ciawi pada tahun 1978. Penyakit ini pada umumnya menyerang ayam pada umur muda dan kebanyakan terjadi pada ayam broiler. Masa inkubasi singkat, dapat menular secara vertikal maupun horizontal dan ditandai dengan adanya perubahan patologik hati serta adanya inclusion body di dalam inti sel hati. Keyword:
Judul: Analisis aktivitas siklodekstrin glukanotransferasi dan sintesis polifenol-@ glikosida secara enzimatik Abstrak: Senyawa polifenol-a-glikosida telah dimanfaatkan sebagai agen yang efektif pada proses-proses biologi. Sintesis senyawa polifenol-a-glikosida dengan menggunakan enzim siklodekstrin glukano- transferase (CGTase) belum diteliti secara eksploratif. Polifenol-a-glikosida dapat disintesis oleh CGTase dengan menggunakan akseptor senyawa polifenol. Dalam penelitian ini dilakukan analisis terhadap aktivitas CGTase lima biakan yang disolasi dari kacang kedelai steril yang difermentasi secara alami dengan jerami padi yang masih segar, yaitu JI₂, JII, JIMI₂, JIII, dan JIII,, dan sintesis polifenol-a-glikosida. Pengujian aktivitas CGTase menggunakan metode Masataka et al. (1993), sintesis dan pemisahan produk transfer dengan menggunakan metode Sulistyo et al. (1994). Pengujian gula total pada tiap fraksi hasil elusi dengan kolom arang aktif dianalisis dengan menggunakan metode Dubois (1956). Kelima biakan yang diisolasi dari jerami yang mengandung kacang kedelai menunjukkan aktivitas CGTase, tetapi hanya isolat JI₂, JII, dan III, yang menunjukkan aktivitas transfer pada akseptor hidrokinon, resolsinol dan piroketekol. Hasil identifikasi sampai tingkat spesies menunjukkan bahwa isolat JI, adalah Bacillus subtilis dan isolat JII, adalah Bacillus megaterium, sedangkan isolat JII, hanya teridentifikasi sampai tingkat genus yaitu Bacillus. Hasil pemisahan dengan kolom arang aktif, menunjukkan bahwa produk transfer terelusi ke luar pada etanol 10%. Produk transfer yang dibentuk dari 2.5 gr pati dan 1gr hidrokinon sebesar 0.74 mg (0.03%). Produk transfer yang diinginkan belum murni, karena masih tercampur beberapa senyawa turunan anilin lainnya dengan berat molekul yang lebih kecil. Oleh karena itu fraksi yang mengandung produk transfer masih perlu dimurnikan lebih lanjut. Keyword: Siklodekstrin
Judul: Bioproses enzimatik dan uji aktivitas senyawa polifenol glukosida sebagai senyawa antimelanogenesis Abstrak: Melanogenesis adalah proses kelainan pada pembentukan warna kulit akibat bertambah atau berkurangnya pigmen melanin. Aktivitas enzim tirosinase berperan dalam pembentukan melanin pada kulit. Senyawaan fenol dapat menghambat aktivitas enzim tirosinase atau berperan sebagai inhibitor sehingga akan menekan melanogenesis. Senyawaan fenol bukan senyawa stabil terhadap pengaruh oksidasi dan cahaya. Dalam penelitian ini dipelajari sintesis senyawa polifenol glukosida secara enzimatik dari Bacillus polimyxa yang diisolasi dari makanan fermentasi dan dihasilkan enzim CGT-ase (siklodekstrin glukano transferase) secara ekstraselular serta dipelajari pengaruh polifenol glukosida sebagai inhibitor terhadap penghambatan aktivitas enzim tirosinase. Senyawa polifenol glukosida dapat disintesis melalui reaksi transglukosilasi yaitu memindahkan unit glukosa ke akseptor yang mempunyai gugus OH oleh enzim CGT-ase. Sintesis polifenol glukosida secara enzimatik mempunyai kelebihan dibandingkan sintesis secara kimiawi, diantaranya yaitu biaya produksi yang rendah, metodenya mudah dan sederhana serta ramah lingkungan. Produk transfer polifenol glukosida disintesis dari substrat pati terlarut 5% w/v, akseptor resorsinol 3% w/v, bufer fosfat 0.05 M PH 7 sebanyak 50 ml dan ekstrak kasar enzim CGT-ase 50 ml, serta diinkubasi pada suhu 45°C selama 24 jam. Kemudian penambahan enzim amiloglukosidase 0,005% akan mengkonversi polifenol oligosakarida menjadi polifenol monosakarida. Untuk mendapatkan produk yang murni dilakukan pemisahan pada kromatrografi kolom ODS dengan pelarut polar yaitu asam format 0,1% dan metanol bertingkat (25, 50, 75, dan 100%). Produk murni terpisah pada pelarut metanol (25% & 50%) dengan melakukan pemisahan sampai tiga kali, dan diperoleh dua produk yaitu polifenol biosida dan polifenol monosida. Konsentrasi kedua produk polifenol glukosida diperoleh sebesar 95,96 mM dengan rendemen sebesar 4,5%. Pada konsentrasi 5 mM senyawa polifenol glukosida sintesis enzimatik, serta arbutin dan resorsinol bebas sebagai pembanding mempunyai kemampuan sebagai inhibitor dalam menghambat aktivitas enzim tirosinase dari jamur sehingga akan menekan melanogenesis. Hambatan polifenol glukosida diperoleh sebesar (77,78%), arbutin (70%), dan resorsinol (89,66%). Bertambah besarnya konsentrasi inhibitor tersebut maka kemampuan untuk menghambat enzim semakin tinggi. Meskipun resorsinol mempunyai aktivitas inhibitor yang lebih kuat tetapi mempunyai kekurangan yaitu mudah teroksidasi secara cepat sehingga akan menimbulkan efek samping terhadap kulit manusia, sedangkan pada arbutin dan polifenol glukosida mempunyai kestabilan terhadap pengaruh oksidasi maupun cahaya. Keyword: Enzim tirosinase, Polifenol glukosida
Judul: Hamiltonian formulation for linear waves motion in two layers fluid Abstrak: The surface wave could be considered as a wave that separates two fluids, namely water and air. Based on this assumption, it is introduced the interfacial wave, a wave between two layers of fluid with different density. The formulation of interfacial waves motion begins with deriving the base equation of irrotational ideal fluid. Furthermore, according to irrotational fluid assumption, the base equation can be stated in velocity potential. In this derivation, the fluids domain is assumed to be restricted by rigid lid boundary conditions, both at the upper and lower limit. Therefore, the interfacial waves motion can be explained in a hamiltonian formulation. In the hamiltonian formulation, total energy is defined as the sum of kinetic and potential energy. The hamiltonian system is obtained from reduction of kinetic energy by using the Dirichlet Neumann Operator. The resulted kinetic energy equation is nonlinear. Therefore, this form is linearized by first part of the Taylor expansion. This linearization gives a dispersion relation of linear wave. Based on this dispersion relation, the phase speed of the linear wave depends on the density ratio of the two layers fluid. Keyword:
Judul: Analisis Pendapatan dan Efisiensi Teknis Usahatani Lahan Kering Berlereng yang Berkelanjutan di DAS Citarum Hulu (Kasus: Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung). Abstrak: Lahan merupakan sumberdaya alam yang paling penting dalam memproduksi bahan pangan, namun seiring dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk dunia, daya dukung lahan terutama lahan kering untuk memproduksi bahan pangan semakin menurun. Lahan kering terutama di daerah aliran sungai (DAS) bagian hulu umumnya menghadapi masalah kerusakan lingkungan yang semakin parah sehingga menurunkan produktivitas lahan, meningkatkan erosi dan sedimentasi, serta memacu meluasnya banjir pada musim hujan. Demikian juga dengan DAS Citarum Hulu, permasalahan di DAS Citarum Hulu disebabkan oleh berkurangnya fungsi lindung (hutan dan non hutan), berkembangnya permukiman tanpa perencanaan yang baik dan usahatani sayuran yang tidak sesuai dengan kaidah konservasi. Pola usahatani sayuran di lahan kering berlereng di DAS Citarum Hulu tetapi tidak menerapkan kaidah konservasi telah menyebabkan tingginya runoff, erosi, degradasi lahan, pencemaran dan sedimentasi Sungai Citarum serta Waduk Saguling bahkan masuk ke jaringan prasarana air. Runoff (limpasan permukaan) dan erosi tanah seringkali tidak hanya memberikan gejala dan konsekuensi utama pada lahan (eksternalitas on-site) akibat kesalahan dalam pengelolaan tetapi juga berkontribusi terhadap dampak negatif bagi wilayah hilir (eksternalitas off-site) seperti banjir, polusi, kerusakan sungai dan waduk (Bruijnzeel 2004). Erosi tanah merupakan masalah yang sangat penting karena dampak yang ditimbulkannya sangat besar. Erosi tanah bukan hanya masalah pertanian tetapi terkait juga dengan isu lingkungan, sosial dan ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengestimasi tingkat pendapatan petani lahan kering berlereng di Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung yang menerapkan konservasi dan tidak menerapkan konservasi, (2) mengestimasi nilai efisiensi teknis usahatani lahan kering berlereng di Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung yang menerapkan konservasi dan tidak menerapkan konservasi, (3) mengestimasi nilai eksternalitas on-site yang ditimbulkan oleh usahatani lahan kering berlereng yang tidak menerapkan konservasi di Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung, (4) mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi keputusan petani lahan kering berlereng di Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung dalam menerapkan atau tidak menerapkan konservasi. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung. Teknik penentuan sampel menggunakan metode purposive sampling yaitu sampel diambil secara sengaja dari kelompok populasi petani yang menerapkan konservasi dan yang tidak menerapkan konservasi dengan kemiringan lahan usahatani > 45%. Dari masing-masing kelompok diambil 60 orang responden sehingga total responden sebanyak 120 orang. Alat analisis yang digunakan meliputi analisis pendapatan, analisis imbangan penerimaan dan biaya (R/C ratio), analisis fungsi produksi stochastic frontier, analisis efisiensi teknis, change in productivity dan analisis regresi logistik ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan rata-rata usahatani adalah Rp 185.503.292 (konservasi) dan Rp 27.119.731 (nonkonservasi). Nilai R/C ratio rata-rata usahatani adalah 2,08 (konservasi) dan 1,23 (nonkonservasi). Efisiensi teknis rata-rata usahatani adalah 0,48 (konservasi) dan 0,90 (nonkonservasi). Estimasi nilai eksternalitas on-site akibat usahatani nonkonservasi dalam periode satu tahun adalah Rp 158.383.560/Ha. Variabel-variabel yang berpengaruh nyata terhadap keputusan petani dalam menerapkan usahatani konservasi di lahan kering berlereng di Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung adalah pendidikan, status kepemilikan lahan, pengetahuan tentang erosi dan pendapatan usahatani. Keyword: efisiensi teknis, eksternalitas, erosi, konservasi, stochastic frontier
Judul: Analisis pendapatan dan efisiensi teknis usahatani padi lahan kering dengan pendekatan stochastic frontier : di Desa Tanggeung, Kecamatan Tanggeung, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat Abstrak: Meningkatnya angka pertumbuhan penduduk Indonesia merupakan salah satu tantangan berat yang dihadapi oleh sektor pertanian. Jumlah penduduk yang semakin meningkat ini memiliki efek berbanding lurus dengan permintaan terhadap konsumsi pangan, salah satunya pada peningkatan permintaan padi. Pada tahun 2003, total produksi padi nasional mencapai 51.49 juta ton, dimana 95 persen diantaranya berasal dari lahan beririgasi (irrigatted land) dengan hasil rata-rata sebesar 4.69 ton/ha dan 5 persen dihasilkan dari lahan-lahan kering dengan rata-rata produksi 2.47 ton/ha (Badan Pusat Statistik, 2004). Lahan pertanian terdiri dari sawah beririgasi (irrigated land) sebesar 26.63 persen, tadah hujan (rainfed) sebesar 7.58 persen dan lahan kering dataran tinggi (upland) mencapai 66 persen dari total potensi lahan pertanian di Indonesia. Dari data ini terlihat bahwa Indonesia memiliki potensi dalam pengembangan pertanian di lahan kering dataran tinggi (Syaukat, 2004). Propinsi Jawa Barat sebagai salah satu sentra produksi padi di Indonesia memiliki potensi luas lahan sawah yang cukup luas dengan kualitas yang bagus, selain itu, Jawa Barat memiliki potensi sumberdaya upland yang cukup besar, yakni 32 persen dari total luas area pertanian. Kabupaten Cianjur merupakan salah satu kabupaten dengan potensi sumberdaya upland terluas di Jawa Barat. Pada tahun 2003 luas lahan kering yang ditanami padi di Kabupaten Cianjur menurun sebesar 25 persen, berdasarkan gambaran ini perlu dilihat keragaan usahatani lahan kering, tingkat pendapatan dan efisiensinya. Modal dan tenaga kerja merupakan faktor yang mempengaruhi produksi secara langsung. Karakteristik petani lahan kering adalah rendahnya modal yang dimiliki sehingga pruduktivitas usahataninya rendah karena kebutuhan input-input yang dibutuhkan usahatani padi tersebut tidak dapat dipenuhi. Selain itu petani juga menganggap usahataninya sebagai usaha sampingan sehingga pengelolaannnya menjadi tidak optimal. ... Keyword:
Judul: Performa kecoa madagaskar (Gromphadorhina portentosa) pada tipe tempat sembunyi yang berbeda Abstrak: Madagascar cockroaches come from Madagascar Island in the southest of Africa Beach. This cockroaches is a giant cockroaches in the world and as big as a giant beetle that called as "giant cockroaches". Madagascar cockroaches is a giant cockroaches and have a different character with another cockroaches, that is big size and types that it make it looks like beetle, fizz, doesn't bite, doesn't have wings and outdorless so that these cockroaches harmless for human and can be keep as pets that quite popular all over the world because of it's unique. Keyword:
Judul: Penggunaan Daya Hantar Listrik (DHL) Sebagai Indikator Isoosmotik Media Terhadap Respons Fisiologis, Kinerja Pertumbuhan, dan Sintasan Benih Ikan Mas Cyprinus carpio Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan indikator daya hantar listrik tubuh dan media dalam menentukan media yang mendekati isoosmotik bagi tubuh ikan mas, serta melihat pengaruhnya terhadap respons fisiologis, kinerja pertumbuhan, dan sintasan. Penelitian pertama berupa penentuan media yang mendekati isoosmotik, melalui pengukuran daya hantar listrik media dan tubuh ikan. Selanjutnya pemeliharaan benih ikan mas berukuran 9,34 ± 0,14 cm selama 10 hari pada salinitas 3 ppt (media mendekati isoosmotik yang berkisar antara 3,423,68 ppt berdasarkan penelitian pertama), 6 ppt, dan 9 ppt serta kontrol (0 ppt), dengan dua ulangan. Frekuensi pemberian pakan selama permeliharaan adalah 3 kali sehari dengan Feeding Rate 3%. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan 3 ppt memiliki gradien DHL dan kadar glukosa paling rendah, kinerja pertumbuhan dan jumlah konsumsi pakan tertinggi, dengan sintasan di atas 90%. Berdasarkan hematologi terlihat perlakuan 3 ppt menunjukkan kondisi sel darah merah, sel darah putih, dan hemoglobin yang normal. Keyword: Conductivity, Salinity, Blood glucose, Growth, Survival rate
Judul: Penggunaan daya hantar listrik (DHL) sebagai indikator isoosmotik untuk kinerja produksi benih ikan nila Oreochromis niloticus Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan parameter daya hantar listrik tubuh dan media dalam menentukan media mendekati isoosmotik bagi tubuh benih ikan nila, serta melihat pengaruhnya terhadap kinerja produksi benih ikan nila. Penelitian ini terdiri atas dua tahap. Pertama adalah penentuan media yang mendekati isoosmotik, melalui pengukuran daya hantar listrik media dan tubuh ikan. Pada tahap pengukuran daya hantar listrik diperoleh media yang mendekati isoosmotik pada berbagai ukuran ikan sebesar 5,09-4,29 ppt. Pada tahap berikutnya dilakukan pemeliharaan benih ikan nila berukuran 7-8 cm selama 10 hari pada salinitas 0 ppt, 4 ppt, dan 6 ppt, sebagai pembuktian. Masing-masing perlakuan diberi dua ulangan dengan menggunakan rancangan acak lengkap. Pakan diberikan dengan frekuensi pemberian 3 kali sehari. Pada tahap ini diperoleh perlakuan 4 ppt yang menunjukkan kinerja pertumbuhan (pertumbuhan panjang mutlak, pertumbuhan bobot harian, dan laju pertumbuhan bobot harian) yang terbaik dengan sintasan diatas 95%. Kondisi kualitas air selama pemeliharaan masih berada pada kisaran yang dapat ditoleransi oleh ikan. Keyword: Conductivity, Salinity, Isoosmotic, Growth, Survival rate
Judul: Grup dan Homomorfisma Grup pada Rubik Revenge Abstrak: Rubik cube is a kind of puzzle game. A player must arrange rubik sides, which have been disordered, back to the position where every side has the same colour. This paper does not focus on the settlement solution, but instead on proving the existence of a group homomorphism between rubik movement group and S96 symmetric permutation group in rubik revenge. Firstly, it has been proved that rubik movement set is a group. Then, it also has been proved that the M set, which contains numeric labels of 1 until 96 in cubinos sides, is S96 symmetric permutation group. Keyword:
Judul: Desain Sistem Penggunaan Kombinasi Bahan Bakar (Solar - LPG) dan Pengukuran Kinerjanya untuk Motor Bakar Diesel Abstrak: Liquid Petroleum Gas (LPG) merupakan salah satu bahan bakar gas yang dapat digunakan sebagai bahan bakar pada motor diesel dengan cara mengkombinasikannya dengan bahan bakar solar. Penelitian ini bertujuan untuk mendesain sistem penggunaan kombinasi bahan bakar (solar - LPG) dari variasi pembukaan katup pada regulator, serta menganalisis kelayakan penggunaan kombinasi solar – LPG sebagai bahan bakar motor diesel dengan perbandingan harga antara hanya menggunakan solar dengan kombinasi solar – LPG. Hasil penelitian menyatakan bahwa penggunaan bahan bakar LPG berdasar bukaan katup pada regulator dapat dilakukan mulai pada bukaan 20%, 25%, 30%, 35%, hingga 40%. Pengujian konsumsi bahan bakar menggunakan LPG dapat menghemat bahan bakar solar sebesar 0.7 liter/jam (tanpa beban) dan 1.14 liter/jam (menggunakan beban). Kecepatan motor yang dihasilkanpun meningkat hingga 300 rpm. Hasil dari kontur simulasi CFD menunjukan percampuran LPG yang paling baik dan merata terjadi pada bukaan 30% dengan hasil rata-rata campuran 0.064. Dari sisi ekonomi penggunaan kombinasi bahan bakar (solar – LPG) tidak direkomendasikan pada daerah yang dekat dengan area SPBU dikarenakan lebih mahal. Namun, penggunaan kombinasi bahan bakar ini sangat direkomendasikan pada remote areas di Indonesia yang menghasilkan total biaya konsumsi bahan bakar yang lebih murah. Keyword: CFD, LPG, kombinasi bahan bakar, motor diesel, solar
Judul: Rancang Bangun Elemen Pemanas Bahan Bakar Minyak Kelapa Untuk Motor Bakar Diesel Dengan Memanfaatkan Panas Gas Buang Abstrak: Motor bakar Diesel adalah sumber tenaga penggerak yang banyak digunakan di bidang pertanian. Penggunaan motor bakar ini mencakup kegiatan mulai dari pra panen hingga pasca panen. Dalam pengoperasiannya, panas yang dihasilkan oleh proses pembakaran bahan bakar tidak seluruhnya dapat digunakan untuk kerja efektif. Hanya sekitar sepertiga dari hasil pembakaran yang dimanfaatkan untuk melakukan kerja, sedangkan sisanya terbuang dalam sistem pendinginan dan terbawa oleh gas buang. Pemanfaatan energi panas yang terbuang, dapat dilakukan dengan menampung energi panas yang dikeluarkan melalui saluran pendingin ataupun melalui gas buang. Minyak kelapa merupakan salah satu komoditas pertanian yang dapat digunakan sebagai pengganti bahan bakar solar karena beberapa sifatnya memenuhi standar bahan bakar motor Diesel. Namun nilai viskositas minyak kelapa lebih tinggi dari solar, sehingga perlu dilakukan pemanasan terhadap minyak kelapa agar viskositasnya dapat mendekati viskositas solar. Penelitian ini bertujuan untuk merancang elemen pemanas yang dapat memanaskan bahan bakar minyak kelapa untuk menurunkan nilai viskositasnya agar dapat mendekati nilai viskositas solar dan untuk mengetahui karakteristik hasil penyemprotan dari bahan bakar minyak kelapa yang telah dipanaskan. Untuk mencapai tujuan tersebut, telah dirancang dan dibuat dua buah elemen pemanas yang memanfaatkan energi panas dari gas buang sebagai sumber panasnya. Dari hasil pengukuran viskositas, diketahui bahwa nilai viskositas minyak kelapa pada suhu 70°C sebesar 5.30 Cst. Nilai viskositas ini masih berbeda jauh dari nilai viskositas solar pada suhu ruangan, yaitu sebesar 3.30 Cst. Berdasarkan hasil ekstrapolasi dari data viskositas minyak kelapa, maka ditetapkan suhu pemanasan optimum untuk memanaskan minyak kelapa agar viskositasnya dapat mendekati nilai viskositas solar adalah 90°C. Pada elemen pemanas I, dengan kecepatan putaran mesin 1600, 1800, dan 2000 rpm suhu keluaran minyak kelapa adalah 61.4°C, 73.8°C, dan 76.8°C, sedangkan untuk minyak sawit adalah 59.4°C, 67.7°C, dan 84.4°C. Pada elemen pemanas II, dengan kecepatan putaran mesin 1600, 1800, dan 2000 rpm suhu keluaran minyak kelapa adalah 79.9°C, 89.3°C, dan 98.3°C, sedangkan untuk minyak sawit adalah 75.7°C, 83.1°C, dan 92.4°C. Pada uji karakteristik penyemprotan bahan bakar, diameter dan sudut penyemprotan solar pada jarak 30 cm adalah 100 mm dan 18.9°. Diameter dan sudut penyemprotan minyak kelapa tanpa pemanasan sebesar 57.5 mm dan 11.0°. Untuk minyak kelapa dengan pemanasan 90°C sebesar 79.2 mm dan 15.0°. Sedangkan diameter dan sudut penyemprotan minyak sawit tanpa pemanasan sebesar 54.3 mm dan 10.3°. Untuk minyak sawit dengan pemanasan 90°C sebesar 78.8 mm dan 15.0°. Hasil pengujian motor bakar dan pengukuran suhu elemen pemanas menunjukkan bahwa minyak kelapa pada suhu 90°C dapat digunakan sebagai bahan bakar motor bakar Diesel. Suhu keluaran minyak kelapa pada kedua elemen pemanas memenuhi target pencapaian suhu untuk kecepatan putaran mesin 2000 rpm yaitu 90°C. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai potensi penggunaan minyak kelapa sebagai bahan bakar motor bakar Diesel, perlu dilakukan penelitian yang berkaitan dengan pengaruh penggunaan bahan bakar minyak kelapa yang telah dipanaskan terhadap kinerja motor bakar Diesel. Keyword:
Judul: Analisis habitat owa jawa (hylobates moloch audebert, 1798) di Cibiuk (Gn. Cilimus) dan Reuma Jengkol (Gn. Jago Besar), Taman Nasional Ujung Kulon) Abstrak: Salah satu fauna yang terdapat di Indonesia dan merupakan primata endemik di Jawa Barat adalah Owa Jawa (Hylobates Moloch Audebert, 1798). Owa Jawa telah ditetapkan sebagai salah satu satwa yang dilindungi sejak tahun 1931 berdasarkan Ordonasi Perlindungan Binatang-binatang Liar 1931 Nomor 134, yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kolonial belanda (Dit. PPA, 1978). Keyword:
Judul: Design of a Decision Support System for Planning the Live Cattle Transport via Land Modes in Indonesia Abstrak: Indonesia merupakan negara kepulauan terbentang luas dari Sabang hingga Merauke. Pulau Jawa merupakan pusat dari segala macam aktivitas, termasuk aktivitas dalam perdagangan. Tingkat konsumsi daging sapi di Jabodetabek dan Jawa Barat sangat tinggi. Daging sapi banyak diproduksi di Jawa Timur dan luar pulau Jawa, memerlukan sebuah transportasi untuk dapat mencapai konsumen di Jawa Barat. Dalam memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat di Jawa Barat dan Jabodetabek, diperlukan sebuah armada pengangkutan yang efektif dalam membawa ternak di Indonesia. Pengangkutan ternak yang saat ini dilakukan oleh pelaku bisnis dinilai kurang efektif. Hal ini mengakibatkan penurunan performa ternak, yang tercermin dari peningkatan tingkat stres dan penurunan bobot saat perjalanan, dengan penurunan maksimal mencapai 27% berdasarkan hasil observasi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan sistem pengelolaan transportasi yang dapat diandalkan, serta menyediakan pendukung keputusan yang meningkatkan aspek perencanaan, pengorganisasian, pengawasan, dan implementasinya dengan lebih terarah. Metodologi pendekatan SPK direncanakan menggunakan Framework e-Transport Operations, yang melibatkan lima tahap utama: 1) pengambilan data dan pencarian fakta-fakta di lapangan; 2) analisis data berorientasi model; 3) Integration model; 4) visualisasi dan; 5) evaluasi. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan wawancara untuk membentuk data set yang sesuai dengan kebutuhan. Teknik Artificial Intelligence, dan Data Mining dilakukan untuk mendapatkan model dasar pengambilan keputusan. Perancangan sistem digunakan untuk mengembangkan model pengambilan keputusan yang optimal. Kegiatan dilaksanakan dengan tiga tahap yaitu: tahap pratransportasi, tahap saat ditransportasikan, dan saat sampai di tujuan. Keberhasilan model dan desain ditunjukkan dalam hasil umpan balik dengan 35 pemangku kepentingan, rata-rata responden memberikan tanggapan setuju/ positif pada 7 aspek penting yaitu: 1) Antarmuka Pengguna; 2) Fungsionalitas dan Navigasi; 3) Kemudahan Penggunaan; 4) Fasilitas Pengawasan; 5) Kriteria Keputusan; 6) Sistem Eksternal; 7) Aspek Legal dan Regulasi. Pengembangan desain dan model. ini memberikan kontribusi pada perbaikan praktik transportasi ternak di Indonesia, memberikan kemudahan dalam penghitungan bobot hewan, mengurangi dampak stres hewan pada saat perjalanan, menciptakan lingkungan yang lebih baik untuk kesejahteraan hewan, memberikan efisiensi operasional, dan memperkuat keberlanjutan rantai pasok sapi di Indonesia. Keyword: association rule, animal welfare, decision support system, livestock transportation management, modern agriculture
Judul: Studi transportasi laut produk perkebunan untuk mendukung pengembangan agroindustri di kawasan Timur Indonesia Abstrak: Daging merupakan bahan makanan yang dapat diolah menjadi berbagai bentuk makanan yang lezat dan menarik serta sebagai sumber asam amino esensial, mineral, vitamin, lemak dan air. Industri pengolahan daging sapi merupakan salah satu bentuk diversifikasi komoditi hasil-hasil peternakan yang dapat dikategorikan dalam agroindustri. Untuk memudahkan dalam pengembangan dan pemilihan agroindustri berbasis daging sapi yang tepat maka diperlukan suatu sistem yang dapat mendukung kegiatan agroindustri daging berbasis sapi. Pengembangan sistem penunjang keputusan merupakan salah satu metode yang dapat dikembangkan sebagai pendekatan ilmiah dari berbagai alternatif keputusan. Sistem penunjang keputusan yang dikembangkan akan membantu para pengambil keputusan dalam proses pengambilan keputusan mengenai investasi agroindustri berbasis daging sapi. Tujuan penelitian ini adalah merancang model Sistem Penunjang Keputusan Investasi Agroindustri Berbasis Daging sapi di Kabupaten Boyolali Jawa Tengah, memberikan alternatif keputusan investasi produk agroindustri berbasis daging sapi yang paling potensial dan tepat, memberikan rekomendasi strategi dan alternatif pengembangan agroindustri berbasis daging sapi kepada Pemda Kabupaten Boyolali. Sitem Penunjang Keputusan Investasi Agroindustri Berbasis Daging Sapi dirancang dan dikembangkan dalam suatu paket program komputer yang diberi nama BEDSS 1.01 (Beef Based Industry Decision Support System 1.01). Paket program BEDSS 1.01 terdiri dari 4 bagian utama yaitu: Sistem Pengolahan Terpusat, Sistem Manajemen Basis Data, Sistem Manajemen Dialog dan Sistem Manajemen Basis Model. Model Pemilihan Produk Unggulan merupakan model yang digunakan untuk menentukan produk olahan daging sapi yang paling tepat dan potensial untuk diinvestasikan dan dikembangkan. Hasil perhitungan dengan menggunakan metode Keyword: Agroindustri, Transportasi laut, Pengembangan industri
Judul: Sintesis Nanorod Seng Oksida (ZnO) dengan Metode Sonokimia Abstrak: Gelombang ultrasonik telah digunakan untuk membantu sintesis ZnO. ZnO terbentuk dari campuran ZnAc dan NaOH. ZnO disintesis dengan variasi konsentrasi ZnAc 0.5 M ( ZnO 1:1 ) dan 1.5 M ( ZnO 3:1 ) yang dicampurkan dengan NaOH konsentrasi 0.5 M. Sampel yang diporoleh dikarakterisasi dengan XRD dan SEM. Karakterisasi difraksi sinar-X menunjukkan bahwa struktur kristal ZnO yang dihasilkan merupakan heksagonal dengan pertumbuhan yang dominan pada orientasi bidang nonpolar a dengan indeks hkl 101. Kristalinitas dan kemurnian kristal ZnO 1:1 lebih baik dibandingkan ZnO 3:1 ditunjukan dengan intensitas puncak difraksi sinar-X yang lebih tinggi, sempit dan tajam. Untuk ukuran kristalit ZnO 1:1 mempunyai rata-rata ukuran kristalit 30.57 ± 4.31 nm sedangkan ZnO 3:1 mempunyai ukuran rata-rata 20.25 ± 7.12 nm. Dari ukuran kristal yang terbentuk partikel ZnO termasuk nanokristal. ZnO 1:1 terbentuk batang-batang nano (nanorods) sedangkan pada ZnO 3:1 tidak terbentuk batang-batang nano (nanorods). Untuk ukuran morfologi, ZnO 1:1 mempunyai rata-rata ukuran butiran kristal 230 nm dan lebih besar dibandingkan ukuran ZnO 3:1 yang mempunyai rata-rata ukuran butiran kristal 50 nm. Keyword: nanorot, sintesis, sonokimia, ZnO
Judul: Majalah Ilmu Faal Indonesia - The Indonesian Journal of Physiology Abstrak: The alleration of neutrofil/lymphocyte ration was and indicator to evaluate individual response environment changes. Five Java Owa an Sari Park at Bandung (2 male and 2 females) and Ragunan Park at Jakarta (1 female) were used as object in this study. Blood collected once in 4 days with 10 mg/Kg B.W ketamin injection before. Keyword:
Judul: Jumlah leukosit, differensiasi leukosit, dan indeks stress Luak Jawa (Paradoxurus hermaphroditus) Abstrak: Common palm civets (Paradoxurus hermaphroditus) have the potential to be the best coffee producing animals in Indonesia. Therefore, their health status is very important. Health status of common palm civets can be observed through of their white blood value. This study was aimed to discribe the leukocyte count, it’s differentiation, and stress index of 8 Java common palm civets, 4 males and females. The experiment had done at laboratory of Physiology, department Anatomy, Physiology, and Pharmacology, Faculty of Veterinary Medicine, Bogor Agricultural University during 7 weeks, sampling was done at weeks 1st, 5th, 6th, and 7th, then sample were analyzed for their leukocytes, their differentiation, and their stress index. The average leukocyte count of male and females common palm civets was (3.33±0.86)x103/mm3 and (2.83±0.70)x103/mm3, neutrophil amount of male and female Java common palm civets was (1.01±0.47)x103/mm3 and (0.68±0.30)x103/mm3, basophil did not find at leukocyte differentiation of common palm civets, eosinophil amount of male and female Java common palm civets was (0.16±0.18)x103/mm3 and (0.04±0.05)x103/mm3, lymphocyte amount of male and female Java common palm civets was (2.06±0.42)x103/mm3 and (2.05±0.59)x103/mm3, monocyte amount of male and female Java common palm civets was (0.09±0.06)x103/mm3 and (0.06±0.06)x103/mm3, and stress index was (0.49±0.18) and (0.37±0.22). Generally leukocyte count of male Java common palm civet have higher value than it’s female. The mean of leukocyte count of Java common palm civets was under average leukocyte count of Thailand common palm civets. Keyword: Leukocyte, Differentiation of leukocyte, Stress index, Paradoxurus hermaphroditus
Judul: Designing a Marketing Communication Strategy for Dried Breadcrumbs Products at PT LeGitt Boga Mandiri Abstrak: PT LeGitt Boga Mandiri merupakan perusahaan maklon yang beroperasi secara B2B (Business to Business) dan kini berencana untuk meluncurkan produk dried breadcrumbs dan menjualnya pada segmen pasar B2C (Business to Consumer), sehingga diperlukan strategi komunikasi pemasaran yang efektif untuk memperkenalkan produk dried breadcrumbs kepada calon konsumen untuk meningkatkan kesadaran merek dan mendorong minat serta pembelian. Berdasarkan analisis pemilihan jenis saluran komunikasi pemasaran menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP), didapatkan media komunikasi pemasaran terbaik yaitu media sosial. Media sosial yang dijadikan objek penelitian ini yaitu Instagram. Komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan melalui Instagram dinilai masih belum optimal. Oleh karena itu, dilakukan identifikasi gap pada implementasi media sosial Instagram sebagai platform komunikasi pemasaran dengan pendekatan benchmarking. Hasilnya berupa rancangan rekomendasi perbaikan media sosial Instagram PT LeGitt Boga Mandiri. Keyword: Analytical Hierarchy Process (AHP), Instagram, Marketing communications, benchmarking
Judul: Penggunaan pakan hijauan lengkap (PHL) fermentasi pada sapi perah fase laktasi di peternakan sapi perah Kampung Cibedug, Lembang Abstrak: Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi pemberian pakan hijauan lengkap (PHL) fermentasi terhadap konsumsi pakan, kecernaan bahan kering dan kecernaan bahan organik in vivo dari pakan hijauan lengkap (PHL), produksi susu, kualitas susu, serta efisiensi ransum. Penelitian menggunakan sapi perah FH fase laktasi sebanyak 15 ekor untuk pengukuran produksi susu, dan 10 ekor sapi perah FH untuk pengukuran kualitas susu yang dikelompokkan menjadi 2 kelompok dengan perbedaan jenis pakan yang diberikan. Metode pengambilan sampel yang digunakan ialah purposive sampling dengan tujuan sapi yang digunakan dari peternakan yang sudah ditentukan. Data dianalisis dengan uji-t untuk melihat perbedaan produksi susu dan kualitas susu yang berasal dari sapi kontrol (P1) dan perlakuan pakan hijauan lengkap fermentasi (P2). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian pakan P1 dan P2 tidak berbeda signifikan (P>0,05) terhadap konsumsi pakan, produksi susu, dan kualitas susu.Nilai kecernaan bahan kering dan kecernaan bahan organik in vivo sudah mencapai standar. Kedua perlakuan juga menghasilkan nilai ekonomi yang tidak berbeda signifkan (P>0,05) dan nilai efisiensi teknis yang berbeda signfikan (P<0,05), The aim of this study was to evaluate the use of fermented complete feed on feed consumption, and calculation of dry matter and organic matter digestibility in vivo, milk production, milk quality and ration efficiency. This research used 15 FH dairy cows in the lactation phase for measuring milk production and 10 FH dairy cows for measuring milk quality, which were grouped into 2 groups with different types of feed given. This research uses a purposive sampling methode. Data were analyzed using a t-test to observe differences in milk production and quality between the control group (P1) and the fermented complete feed (P2). The results showed that the provision of P1 and P2 feeds did not significantly differ (P>0,05) in terms of feed consumption, milk production, and milk quality. The provision of fermented complete feed did not affect consumption, production, and milk quality. The values for in vivo dry matter digestibility and organic matter digestibility met the standards. Both treatments also resulted in economic values that were not significantly different (P>0,05) and technical efficiency values that were significantly different (P<0,05) Keyword: Kualitas Susu, Produksi Susu, kcbk, kcbo, pakan hijauan lengkap
Judul: Efek Pemberian Hijauan Fermentasi (Hi-fer+) dan Konsentrat Standar terhadap Produksi dan Kualitas Susu Sapi Perah Friesian Holstein Abstrak: Hijauan fermentasi (Hi-fer+) adalah contoh penyediaan hijauan yang difermentasi menggunakan komplemen pakan (KP) dan molasses. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pemberian Hi-fer+ dan konsentrat standar (PK 17.10%; TDN 71.05%) terhadap produksi dan kualitas susu sapi perah. Rancangan acak kelompok digunakan dalam penelitian ini (3 perlakuan; 4 ulangan); perlakuan terdiri atas: P0=hijauan peternak (rumput gajah/jerami padi) + konsentrat lokal, P1=hijauan peternak (rumput gajah/jerami padi) + konsentrat standar, P2=hijauan fermentasi (Hi-fer+) + konsentrat standar. Data dianalisis dengan sidik ragam (ANOVA) dan uji ortogonal kontras. Perlakuan tidak mempengaruhi produksi dan kualitas susu (lemak, protein, laktosa, SNF, total solid dan densitas), pertambahan bobot badan, efisiensi penggunaan pakan dan persistensi laktasi. Pemberian Hi-fer+ dan konsentrat standar mampu meningkatkan kadar lemak susu sebesar 36.5%, mempengaruhi body condition score (BCS) (P<0.05), memperbaiki total plate count (TPC), meningkatkan konsumsi bahan segar hijauan dan memberikan income over feed cost yang lebih besar bagi peternak. Keyword: Hi-fer+, konsentrat standar, kualitas susu, produksi susu
Judul: Construction of Strongly Optimal Binary Linear Code with Minimum Distance 9 and 11 Abstrak: A binary linear code of length n over q F is a subspace of n q F . A code has three parameters that attached to it, namely length, dimension, and minimum distance. A code with length n, dimension k and minimum distance d is often called [n, k, d ]-code. Usually, when two parameters are given, then we want to find a code that has the best value for the last parameter. Based on Gilbert- Varshamov bound, if a [n, k, d ]-code exists and can not be expanded, we call it a strongly optimal code. In this paper, we construct strongly optimal code with minimum distance 9 and 11. In constructing the code, we created a theorem and algorithm based on Gilbert-Varshamov bound before we implement the algorithm to MAPLE programming language. Because of computational limitations, the program can only construct up to k = 10 for d = 9 and k = 12 for d = 11. Keyword:
Judul: Kajian Produksi Serbuk Inokulum untuk Degradasi Senyawa Hidrokarbon Minyak Bumi Abstrak: Pencemaran senyawa hidrokarbon semakin meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan terhadap minyak bumi. Pencemaran yang terjadi diakibatkan penanganan yang kurang baik selama kegiatan produksi maupun eksplorasi bahkan juga pada saat distribusi. Salah satu alternatif penanganan pencemaran ini adalah bioremediasi dengan bantuan mikroorganisme. Kotoran hewan mengandung berbagai macam jenis mikroorganisme yang dapat mendegradasi senyawa hidrokarbon. Salah satunya adalah dari kotoran kuda. Keyword:
Judul: Pengaruh Mikroorganisrne dari Kotoran Kuda dan Surfaktan pada Tanah Terkontaminasi Minyak Diesel Abstrak: Kotoran kuda merupakan sumber mikroorganisme lokal yang dapat dimanfaatkan dalam penanganan limbah senyawa hidrokarbon. Melalui proses yang sederhana, mikroorganisme pendegradasi alami yang hidup di dalam kotoran , tersebut dapat diadaptasikan pada lingkungan yang tercemar untuk selanjutnya digunakan pada penerapan bioremediasi. Kotoran kuda juga kaya akan nutrien (terutama N, P dan K) yang mampu mendukung proses degradasi oleh mikroorganisme. Keyword:
Judul: The Construction of Greedy SVP LLL Algorithm Abstrak: A lattice is a set of all integer linear combination of a set of linearly independent vectors in ℝ𝑛���. The independent vectors are called bases of lattice. Any lattice can be generated from many bases, and these bases have the same cardinality. In the lattice, the most fundamental and renowned problem is the Shortest Vector Problem (SVP). SVP is a tracking problem of the shortest nonzero vector in a lattice with equivalent bases. In two dimensions, SVP problem has resolved exactly by Gauss’ algorithm. When the lattice dimension is higher than two, A.K. Lenstra, H.W. Lenstra and L. Lovasz gave a LLL algorithm to compute approximation of nonzero shortest vector in the lattice. Reduced bases solution obtained from LLL algorithm still be an approximation and has polynomial running time of arbitrary dimension which large enough. In 1994, Schnoor and Euchner modified this LLL algorithm as a new variant which later was named deep insertion LLL algorithm. This algorithm is a modified version of the LLL algorithm to the terms of the exchange step to improve the accuracy of output of LLL reduced bases and applying it to the subset sum problem. The purpose of this research are: (1) Reconstruct the LLL algorithm and deep insertion LLL algorithm using a geometric approach. (2) Construct a greedy SVP LLL algorithm. (3) Implement the three algorithms in a symbolic programming language, and evaluate them experimentally. A bases ℬ=[𝐛���1,𝐛���2,…,𝐛���𝑛���] in ℝ𝑚��� is called reduced LLL with parameter 𝛿��� if satisfies: (a) |𝜇���𝑗���𝑖���|≤12, for every integer 𝑖���,𝑗��� with 1≤𝑖���<𝑗���<𝑛���. (b)𝛿���‖𝜋���𝑗���(𝐛���𝑗���)‖2≤‖𝜋���𝑗���(𝐛���𝑗���+1)‖2, for 𝑗���=1,2,…,𝑛���−1,where 𝛿��� is a reduced parameter of real numbers with 14<𝛿���<1. The first requirement is the reduced basis 𝛿��� must “nearly orthogonal” and in its computation case, this requirement can be reached out by using the Gram-Schmidt’s orthogonalization. While the second requirement is called exchange step, or used to called as Lovasz condition. By using both of these requirements, then they establish the LLL algorithm. Then, Schnoor and Euchner modify the LLL algorithm based on the requirements of the exchange step called the deep insertion LLL algorithm, where the exchange step is based on the comparison of the projected vector in orthogonal complement [𝐛���1,𝐛���2,…,𝐛���𝑘���−1]⊥ after j-th reduction. To construct greedy SVP LLL algorithm, the requirements of the exchange step is based on purely by comparing norm of lattice 𝐛���𝑗��� with norm lattice 𝐛���𝑖��� for 𝑖���=1,2,3…,𝑗���−1. The process of insertion reduced vector after the exchange step also has done greedily. Then, we calculate the number of arithmetic operation in greedy SVP LLL algorithm for further analysis. The result of our exprimentation for three algorithms on the certain matrix size shows that the running time of the three algorithms increases propotional to the size of the matrix. The result also shows that by using 𝛿���=34 for the LLL algorithm and the deep insertion LLL algorithm, and the greedy SVP LLL algorithm which is a new variant made by using no parameter of 𝛿���, outperform of the other of two previous algorithm in terms of speed with the same output. Keyword: LLL algorithm, LLL deep insertion algorithm, greedy SVP LLL algorithm
Judul: Penapisan Awal Komponen Bioaktif dari Kerang Darah (Anadara granosa) sebagai Senyawa Antibakteri. Dibawah bimbingan: Abstrak: Produksi kerang darah Indonesia tahun 2003 sebesar 47.505 ton dan tahun 2004 mencapai 64.498 ton. Masyarakat pesisir Malaysia dan Thailand telah memanfaatkan kerang darah sebagai obat tradisional untuk mengatasi penyakit kolera, hepatitis A dan disenteri. Pemanfaatan kerang darah sebagai obat tradisional menunjukkan adanya dugaan kerang darah memiliki komponen aktif. Tujuan penelitian ini adalah mengekstrak komponen aktif pada kerang darah dengan tiga jenis pelarut yaitu heksana, etil asetat dan metanol, menguji ekstrak sebagai senyawa antibakteri, mengamati zona hambat yang dihasilkan pada penyimpanan suhu 10oC dan 30oC selama tujuh hari serta analisis fitokimia terhadap ekstrak yang menunjukkan aktivitas antibakteri paling baik. Penelitian ini terdiri dari beberapa tahap, yaitu analisis proksimat kerang darah, ekstraksi senyawa aktif dari kerang darah, uji aktivitas antibakteri dari ekstrak yang dihasilkan terhadap bakteri E. coli dan S. aureus dengan konsentrasi ekstrak 2%, 3,5%, 5% dan 6,5% serta analisis fitokimia terhadap ekstrak yang memiliki aktivitas antibakteri paling baik. Penelitian ini menunjukkan hasil analisis proksimat kerang darah mempunyai kadar air 81,82%, kadar abu 2%, kadar protein 11,84%, kadar lemak 0,6% dan kadar karbohidrat 3,75%. Ekstrak kerang darah dengan pelarut heksana adalah 3,00±1,40 mg, dengan pelarut etil asetat adalah 107,50±3,50 mg dan dengan pelarut metanol adalah 995,50±0,70 mg. Hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak kerang darah dengan pelarut etil asetat mampu menghasilkan zona hambat pada S. aureus untuk konsentrasi 2%, 3,5%, 5% dan 6,5% masing-masing 3 mm, 4 mm, 6 mm dan 7 mm, serta menghambat E. coli dengan zona hambat masingmasing konsentrasi 1 mm, 2 mm, 3 mm dan 4 mm. Ekstrak kerang darah dengan pelarut metanol tidak menunjukkan penghambatan pada konsentrasi 2% dan 3,5%, tetapi pada konsentrasi 5% dan 6,5% menghasilkan zona hambat sebesar 0,5 mm dan 1 mm pada E. coli dan S. aureus. Kemampuan penghambatan ekstrak kerang darah dari pelarut etil asetat yang lebih baik daripada pelarut metanol berarti senyawa antibakteri yang terdapat pada kerang darah bersifat semi polar karena larut dalam pelarut etil asetat. Hasil pengamatan diameter zona hambat selama tujuh hari pada suhu 10oC dan suhu 30oC menunjukkan bahwa pada suhu 10oC E. coli mulai tumbuh pada hari keempat pengamatan dan S. aureus mulai tumbuh pada hari ketiga pengamatan. Pada suhu 30oC E. coli mulai tumbuh kembali pada hari ketiga pengamatan dan S. aureus mulai tumbuh pada hari kedua pengamatan. Kemampuan E. coli dan S. aureus untuk tumbuh kembali selama pengamatan berarti ekstrak kerang dari pelarut etil asetat mengalami penurunan aktivitas penghambatan dengan semakin lamanya kontak ekstrak dengan bakteri uji. Analisis fitokimia terhadap ekstrak etil asetat kerang darah menunjukkan hasil bahwa ekstrak kerang darah dengan pelarut etil asetat mengandung senyawa alkaloid dan steroid tetapi tidak mengandung senyawa flavonoid. Keyword:
Judul: Penapisan Awal Senyawa Antibakteri dari Ekstrak Kerang Hijau (Perna viridis) Abstrak: Kerang hijau memiliki suatu komponen bioaktif yang berperan sangat penting. Komponen bioaktif ini merupakan salah satu hasil dari metabolit sekunder. Diduga salah satu aktifitas biologis dari komponen bioaktif yang dihasilkan oleh kerang hijau ini adalah sebagai senyawa antibakteri. Senyawa antibakteri adalah senyawa kimia yang dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengekstrak komponen aktif dari kerang hijau (Perna viridis) melalui metode ekstraksi bertingkat dengan pelarut non polar, semi polar dan polar. Mengetahui aktivitas antibakteri dari kerang hijau yang diuji dengan menggunakan dua bakteri uji yaitu bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli, serta mengetahui golongan senyawa kimia yang terdapat pada ekstrak kerang hijau dengan menggunakan analisis fitokimia. Penelitian ini terdiri dari 2 tahap yaitu penelitian tahap satu yang meliputi analisis proksimat, ekstraksi senyawa bioaktif, uji pendahuluan aktivitas antibakteri pada konsentrasi ekstrak kerang hijau 5 % dan uji aktifitas antibakteri serta penelitian tahap kedua yang meliputi uji kandungan fitokimia. Pada proses ekstraksi senyawa bioaktif metode yang digunakan adalah metode ekstraksi bertingkat (Quinn 1988 dalam Jamaluddin 2005) dengan menggunakan 3 macam pelarut yang berbeda yaitu heksana (non polar), etil asetat (semi polar) dan metanol (polar). Keyword:
Judul: The Construction of Greedy SVP LLL Algorithm Abstrak: A lattice is a set of all integer linear combination of a set of linearly independent vectors in ℝ𝑛���. The independent vectors are called bases of lattice. Any lattice can be generated from many bases, and these bases have the same cardinality. In the lattice, the most fundamental and renowned problem is the Shortest Vector Problem (SVP). SVP is a tracking problem of the shortest nonzero vector in a lattice with equivalent bases. In two dimensions, SVP problem has resolved exactly by Gauss’ algorithm. When the lattice dimension is higher than two, A.K. Lenstra, H.W. Lenstra and L. Lovasz gave a LLL algorithm to compute approximation of nonzero shortest vector in the lattice. Reduced bases solution obtained from LLL algorithm still be an approximation and has polynomial running time of arbitrary dimension which large enough. In 1994, Schnoor and Euchner modified this LLL algorithm as a new variant which later was named deep insertion LLL algorithm. This algorithm is a modified version of the LLL algorithm to the terms of the exchange step to improve the accuracy of output of LLL reduced bases and applying it to the subset sum problem. The purpose of this research are: (1) Reconstruct the LLL algorithm and deep insertion LLL algorithm using a geometric approach. (2) Construct a greedy SVP LLL algorithm. (3) Implement the three algorithms in a symbolic programming language, and evaluate them experimentally. A bases ℬ=[𝐛���1,𝐛���2,…,𝐛���𝑛���] in ℝ𝑚��� is called reduced LLL with parameter 𝛿��� if satisfies: (a) |𝜇���𝑗���𝑖���|≤12, for every integer 𝑖���,𝑗��� with 1≤𝑖���<𝑗���<𝑛���. (b)𝛿���‖𝜋���𝑗���(𝐛���𝑗���)‖2≤‖𝜋���𝑗���(𝐛���𝑗���+1)‖2, for 𝑗���=1,2,…,𝑛���−1,where 𝛿��� is a reduced parameter of real numbers with 14<𝛿���<1. The first requirement is the reduced basis 𝛿��� must “nearly orthogonal” and in its computation case, this requirement can be reached out by using the Gram-Schmidt’s orthogonalization. While the second requirement is called exchange step, or used to called as Lovasz condition. By using both of these requirements, then they establish the LLL algorithm. Then, Schnoor and Euchner modify the LLL algorithm based on the requirements of the exchange step called the deep insertion LLL algorithm, where the exchange step is based on the comparison of the projected vector in orthogonal complement [𝐛���1,𝐛���2,…,𝐛���𝑘���−1]⊥ after j-th reduction. To construct greedy SVP LLL algorithm, the requirements of the exchange step is based on purely by comparing norm of lattice 𝐛���𝑗��� with norm lattice 𝐛���𝑖��� for 𝑖���=1,2,3…,𝑗���−1. The process of insertion reduced vector after the exchange step also has done greedily. Then, we calculate the number of arithmetic operation in greedy SVP LLL algorithm for further analysis. The result of our exprimentation for three algorithms on the certain matrix size shows that the running time of the three algorithms increases propotional to the size of the matrix. The result also shows that by using 𝛿���=34 for the LLL algorithm and the deep insertion LLL algorithm, and the greedy SVP LLL algorithm which is a new variant made by using no parameter of 𝛿���, outperform of the other of two previous algorithm in terms of speed with the same output. Keyword: LLL algorithm, LLL deep insertion algorithm, greedy SVP LLL algorithm
Judul: Pemanfaatan karaginan setengah murni sebagai bahan pengikatdan pengisi pada pakan udang air tawar bentuk pelet Abstrak: Ekstrak rumput laut jenis alga merah (Rhodophyceae) menghasilkan polisakarida yang disebut karaginan. Salah satu jenis alga merah penghasil karaginan yang banyak tersebar di perairan Indonesia adalah Eucheuma. Industri karaginan di Indonesia sebagian besar hanya menghasilkan karaginan setengah murni (semi refine carrageenan). Pada pembuatan pakan ikan, karaginan berperan untuk menyatukan komponen yang satu dengan yang lain sehingga tidak mudah rapuh dan tetap stabil di dalam air. Stabilitas pakan ikan selama jangka waktu tertentu, khususnya pakan udang akan sangat membantu terjaminnya keberadaan pakan secara tetap di dalam air. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan kombinasi karaginan jenis kappa dan iota terhadap stabilitas pelet yang meliputi dispersi padatan, densitas, kecepatan tenggelam, kandungan gizinya sebelum dan setelah diuji stabilitas serta kadar air selama penyimpanan. Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat pakan udang bentuk pelet adalah tepung ikan, tepung kedele, mineral, dedak gandum, tepung terigu dan karaginan setengah murni jenis kappa dan iota. Penentuan persentase masing-masing bahan dilakukan secara trial and error berdasarkan acuan batasan-batasan formula pakan udang. Penelitian dilakukan dua tahap yaitu tahap pendahuluan dan tahap utama. Pada penelitian pendahuluan ditetapkan 3 kombinasi antara kappa dan iota masing- masing sebagai berikut: pelet A dengan kandungan kappa sebesar 0,25 bagian dan jota 0,75 bagian dari 1% karaginan, pelet B dengan kappa dan iota 0,5 bagian dari ... Keyword:
Judul: Studi penggunaan berbagai jenis dan konsentrasi bahan pengikat terhadap stabilitas pelet udang yang dihasilkan Abstrak: Udang memiliki sifat cara makan yang unik, yaitu makanan diraba, lalu diambil dan dikunyah sedikit demi sedikit. Me- ngingat sifatnya ini, maka makanan harus dapat bertahan cukup lama dalam air. Untuk memperlambat proses hancurnya zat ma- kanan di dalam air perlu adanya bahan pengikat dalam makanan buatan tersebut. penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh penggunaan berbagai jenis dan konsentrasi bahan pe- ngikat terhadap stabilitas pelet udang yang dihasilkan, ter- utama stabilitas ketahanannya di dalam air karena sifat ini erat kaitannya dengan efektifitas penggunaan makanan buatan tersebut. penelitian ini dilaksanakan dengan perlakuan (A) Jenis bahan pengikat (Mitra Binder, karboksimetil selulosa, gluten. gandum, rumput laut) dan (B) Konsentrasi bahan pengikat (x, 2x, 3x persen). parameter yang diamati meliputi observasi visual, stabilitas pelet, kekerasan pelet, kadar air, kadar protein, kadar lemak, kadar abu dan kadar serat kasar. Ran- cangan percobaan yang digunakan, kecuali untuk observasi vi- sual, adalah Rancangan Acak Kelompok Faktorial dengan empat kali ulangan. ... Keyword:
Judul: A Development of Spatial Skyline Query Based on Surrounding Environment for Data Streaming Using Apache- Spark Abstrak: Previous studies of spatial skyline queries based on the surrounding environment posed a challenge in handling skyline searches that supported mobile users. This study introduces a method which allows users to search for spatial objects dynamically. Online streaming data services are currently available to support user movements. With this condition, streaming data requires a longer execution time in processing. This work examines the effectiveness and efficiency of the Apache-Spark framework in developing spatial skyline queries based on the surrounding environment algorithm for data streaming. Further implementation of this algorithm on mobile devices can provide better location access for users. Comparative analysis of processing time was carried by comparing single processing, parallel distributed computing, and cluster computing algorithms with various measurement evaluation parameters. Result of the test on "number of types in surrounding environment" parameter shows that the execution time of parallel and cluster computing is faster than single computing, 63.694 and 72.772 times faster, respectively. Test on the "raw data size" parameter indicates that parallel computing execution time is 46.553 times faster than single computing, while cluster computing is 74.187 times faster than single computing. In the "main facility search radius" parameter, cluster computing is 45.224 times faster than single computing, and parallel computing is 77.022 times faster than single computing. Lastly, the "number grid" parameter indicates that the execution time for both parallel and cluster computing is faster than single computing, 157.944 and 276.251 times faster, respectively. Keyword: apache-spark, cluster computing, data streaming, parallel computing, skyline query, spatial data
Judul: Toksisitas Akut Ekstrak Daun Sirsak Ratu (Annona muricata) dan Sirsak Hutan (Annona glabra) sebagai Potensi Antikanker Abstrak: Soursop plants has been known to have pharmacological activities such as anticancer. Soursop species that are widely found in Indonesia are soursop (Annona muricata) and pond apple (A. glabra). This study has determined the toxicity properties of leaf extracts of these species to brine shrimps larvae and zebra fish embryos. Overall, the pond apple extract showed higher toxicity then the soursop. The best LC50 values were obtained from hexane extract of pond apple leaves, namely 197 μg/mL to brine shrimps larvae and 326 μg/mL to zebra fish embryo. These values indicate a significant correlation as anticancer compounds. This extract of pond apple resulted 8 spots in separation by using thin layer chromatography. 1H-NMR measurement towards these 2 well-separated spot did not show acetogenin component, as previously reported as the anticancer components in soursop plants. Further fractionation of the extract is needed to ensure the structure of the anticancer active component it contained. Keyword:
Judul: Pencirian Ekstrak Aktif Sitotoksik dari Daun Sirsak Gundul (Annona glabra) Indonesia Abstrak: Pond apple (Annona glabra) is a member of Annonaceae. It has been reported that plants from Annonaceae family contains alkaloid, flavonoid, and acetogenin having good anticancer potency. The objectives of this research were to fractionate A. glabra leaves assisted with brine-shrimp lethality test (BSLT), to characterize the active extract, and to identify the phytochemical constituents. Fractionation of 95% ethanol extract using liquid-liquid extraction gave 7 fractions, namely yellow, orange, and dark water, chloroform, residue, hexane, and methanol fractions. Based on the BSLT results, chloroform fraction showed the highest activity with LC50 of 98 ppm. Phytochemical test of the most active fraction showed alkaloid, flavonoid, steroid, triterpenoid, and tanin components. Subsequent fractionation of the chloroform fraction by using hexane-CH2Cl2-methanol (90:40:5) eluent produced 16 spots. The infrared spectrum of the best separated spot was analyzed and showed functional groups with -OH, aromatic C=C, C-H sp2, and C-H sp3 bonds. Keyword:
Judul: Implementasi Penyelesaian Persamaan Burgers dengan Metode Beda Hingga dalam Bahasa Pemrograman Julia Abstrak: Persamaan Burgers merupakan salah satu persamaan diferensial parsial yang digunakan untuk memodelkan beberapa kejadian yang berkaitan dengan fluida. Karya ilmiah ini membahas tentang penyelesaian persamaan Burgers dengan metode beda hingga. Dalam karya ilmiah ini, telah diketahui beberapa parameter bagi persamaan Burgers dan digunakan beberapa kasus partisi dalam metode beda hingga. Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat diketahui bahwa semakin banyak partisi yang digunakan maka hasil numerik yang didapatkan akan semakin mendekati hasil eksaknya. Pada karya ilmiah ini, perhitungan secara numerik dilakukan dengan bantuan bahasa pemrograman Julia., Burgers equation is one of the partial differential equations used to modelling several events related to fluids. This study discusses solving burgers equations with the finite difference method. Several parameters have been known for the Burgers equation and several cases of partitions are used in finite difference methods. Based on the result obtained, it can be seen that the more partitions used, the numerical result obtained will be closer to the exact result. In this study, calculations are numerically carried out with the help of Julia programming language. Keyword: Julia, metode beda hingga, persamaan diferensial parsial, persamaan Burgers, Burgers equation, finite difference method, partial differential equation
Judul: Analisis Dampak Alokasi Dana Desa Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Bogor. Abstrak: Kinerja perekonomian suatu daerah dapat dilihat dari nilai Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) atau pertumbuhan ekonominya. Pertumbuhan ekonomi daerah tersebut memiliki peran penting dalam penciptaan kesejahteraan, peningkatan taraf hidup dan tersedianya lapangan kerja. Alokasi Dana Desa (ADD) adalah sebagai bantuan dana stimulan atau dana perangsang untuk mendorong dan membiayai program pemerintah desa yang ditunjang dengan partisipasi swadaya masyarakat dalam melaksanakan kegiatan pemerintahan, pembangunan dan pemberdayaan masyarakat. Meskipun ADD dalam kurun waktu lima tahun ini cenderung meningkat dan sangat tajam di tahun 2015-2016, namun tingkat pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bogor cenderung stagnan. Dengan demikian tujuan utama dari penelitian ini adalah menganalisis dampak ADD terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Bogor. Metode analisis yang digunakan adalah model ekonometrika data panel yang mencakup 39 kecamatan dan data runut waktu tahun 2013 hingga 2016. Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel yang berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi secara signifikan adalah ADD dan jumlah angkatan kerja. Keyword: ADD, pertumbuhan ekonomi, alokasi dana desa, indeks pembangunan manusia, data panel
Judul: Analisis Dampak Alokasi Dana Desa Terhadap Kemiskinan di Kabupaten Bogor. Abstrak: Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan desa menuju tercapainya otonomi desa yang mampu mengoptimalkan potensi masyarakat desa maka pemerintah menyalurkan Alokasi Dana Desa (ADD). Salah satu tujuan utama penyaluran ADD adalah untuk menanggulangi kemiskinan. Namun demikian, meskipun ADD dalam kurun waktu 2013 hingga 2016 cenderung meningkat, kemiskinan di Kabupaten Bogor cenderung berfluktuatif, peningkatan ADD yang relatif besar di tahun 2015-2016 tidak secara drastis menurunkan tingkat kemiskinan. Dengan demikian, tujuan penelitian ini adalah mengkaji sistem pendistribusian ADD serta kondisi kemiskinan dan sosial ekonomi lainnya secara spasial dan menganalisis dampak ADD terhadap kemiskinan di Kabupaten Bogor. Metode analisis yang digunakan untuk menjawab tujuan penelitian tersebut adalah analisis deskriptif dan model ekonometrik data panel. Hasil studi menunjukkan pendistribusian ADD didasarkan pada jumlah penduduk, tingkat kemiskinan, luas wilayah dan lokasi wilayah sehingga penyaluran ADD di Bogor Barat relatif tinggi. Kemiskinan terkonsentrasi di Bogor Barat. Secara umum nilai PDRB sektor industri dan perdagangan cenderung meningkat, sementara nilai IPM cendurung menurun. Hasil analisis ekonometrik menunjukkan bahwa ADD per kapita, IPM, PDRB sektor industri berpengaruh signifikan dan negatif terhadap kemiskinan. Keyword: ADD, data panel, kemiskinan, pembangunan desa
Judul: Infeksi leucocytozoon Smithi (Laveran dan Lucet, 1905) pada kalkun Abstrak: Leucocytozoon smithi adalah parasit darah yang menyebabkan leucocytozoonosis pada kalkun, dan termasuk dalam genus Leucocytozoon yang perkembangan skizogoninya terja- di dalam sel-sel endotel dan sel-sel parenkhim hati, jan- tung, ginjal dan organ-organ lain dari unggas. Genus ini menghasilkan skizon yang besar. Gametogoninya terjadi di dalam sel-sel darah dan sel yang terinfeksi dapat berubah bentuk dan mengambil bentuk kumparan. Parasit ini tidak menghasilkan pigmen dan ditularkan oleh lalat penghisap darah dari genus Simulium. Infeksi kalkun terjadi pada saat sporozoit masuk ke dalam peredaran darah dan selanjutnya masuk ke dalam sel- sel parenkhim hati. Siklus hidupnya mirip dengan siklus hidup L. simondi seperti yang diuraikan di bawah ini. Skizogoni yang terjadi di dalam hati menghasilkan skizon hepatik. Skizon hepatik dewasa menghasilkan merozoit dan sinsitia. Merozoit dari skizon hepatik memasuki eritroblas dan eritrosit dan membentuk gametosit bulat, sedangkan sinsitianya dapat masuk ke dalam sel-sel RES dan kemudian membentuk megaloskizon. Megaloskizon dewasa menghasilkan merozoit yang kemudian masuk ke dalam limfosit dan leukosit lain membentuk gametosit memanjang. Gametositgametosit ini akan menjadi makrogametosit dan mikrogametosit. Perkembangan parasit dalam tubuh vektor (Simulium), segera dimulai setelah vektor menghisap darah kalkun yang mengandung gametosit ini. Dalam tubuh vektor ini akan ter- jadi pembuahan makrogamet oleh mikrogamet (tahap gametogoni). Dari pembuahan ini dihasilkan zigot yang bergerak (ookinet). Ookinet akan masuk dinding usus vektor untuk memulai tahap sporogoni yang menghasilkan sporozoit. Sporozoit ini akan menuju ke kelenjar ludah dan dari sini dapat dipindahkan lagi ke tubuh kalkun pada saat vektor menghisap darah. Vektor untuk L. smithi adalah S. occidentale, S. nigroparvum, S. slossonae, S. nigritarse. L. smithi berbahaya, terutama bagi kalkun-kalkun muda. Mortalitasnya dapat mencapai 90 persen. Gejala klinis yang ditimbulkannya antara lain anorexia, lemas dan cenderung untuk duduk, kekurusan dan kelemahan, sesak nafas dan in- koordinasi dan terjungkal terlihat pada stadium akhir dan selanjutnya kalkun mengalami coma kemudian mati…dst Keyword: